Anda di halaman 1dari 129

I.

LINGKUP PEKERJAAN
1.1. KETERANGAN UMUM
1. Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Kantor Dinas PUPR, secara umum meliputi pekerjaan standar
maupun non standar.
2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan
sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa
pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup finishing lantai 1s.d 3;
a. Pekerjaan Persiapan;
b. Pekerjaan Struktur;
c. Pekerjaan Arsitektur;
d. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Plumbing dan Elektronika.
e. Pekerjaan lain yang terkait dengan penyelesaian pekerjaan tersebut diatas.

1.2. SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang
yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara
pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,
pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk
pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh
cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua
bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, sebelum
elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktorsudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam
hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksilainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan
pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak
berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

1.3. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN


a. Kontraktor berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktorselambat-
lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan pekerjaan. Penyelesaian dimaksud ini
telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktorbelum menyelesaikan
pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktorharus dapat menyajikan jadual
pelaksanaan sementara minimal untuk2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
d. Selamarencana jadual pelaksanaan belum disusun, Kontraktorharus melaksanakan
pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat
pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
II. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
2.1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah di Kantor Dinas PUPR Provinsi Riau Kota Pekanbaru. Lokasi proyek
akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan.
Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi struktur
dan atap gedung tersebut.
b. Kekurangtelitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.

2.2. AIR DAN DAYA


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu:
 Air kerja untuk mencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan,bersih,
bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan
sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan
lain para pekerja. Kualitas airtersebut harus cukup terjamin aman untuk kesehatan.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri untuk peralatan
dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan
sistem listrik harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan
menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan.
Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatanpara
pekerja.

2.3. SALURAN PEMBUANGAN


Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.

2.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
a. Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan , sesuai yang diperlukan sebagai diatur dalam
Kontrak. Kontraktor harus menyediakan untuk pekerja sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai.
b. Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi.
c. Dengan seijin Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
2.5. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)
1. Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang
disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran Disesuaikan dengan kondisi site±24 m2
b. Konstruksi : rangka kayu ex Meranti, lantai plesteran, dinding double plywood, dicat,
atap asbes gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : - 2 buah meja kerja ukuran 1/2 biro dan 4 buah kursi.
- 1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm, dan 6 Buah
kursi
- 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
- 1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm
2. Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor beserta
peralatannya.
3. Dengan seijin Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet
yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.

2.5 PAGAR SEMENTARA


1. Kontraktor harus memasang pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi
yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat.
b. Tinggi pagar minimum 1,8 m
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk
lancarnya pekerjaan
d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman
secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan
bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar
bangunan.
2. Dengan seijin Pejabat Pembuat Komitmen Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang
sudah ada dengan melakukan perbaikan-perbaikan terlebih dahulu.

3.5 PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipasang
dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat.
Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di
halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
4.5 PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan
harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindar
bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman
proyek.

5.5 PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas III) ukuran minimum 3/20 cm yang
utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm
dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada
bagian atasnya
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.

6.5 SIRKULASI KENDARAAN PROYEK


Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan.
Pemborong harus berhati-hati sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya.
Bilamana terjadi kerusakan, Pemborong berkewajiban untuk memperbaiki/ mengganti.

7.5 CUACA
Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengijinkan yang mengakibatkan
penurunan mutu suatu pekerjaan.

8.5 PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Lingkup pekerjaannya adalah pekerjaan administrasi/dokumentasi, biaya keamanan/jaga
malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan
pada masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa :
a. Laporan Harian, Mingguan mengenai kemajuan dan segala sesuatunya yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut yang dalam kontrak harus di siapkan oleh penyedia jasa.
b. Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika diminta
oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat
diserahkan.
c. Dokumen Foto :
Kontraktor diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai sampai
pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan
lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaksanaan pembangunan serta disusun secara rapih
dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik dan Pengelola Teknis.

Syarat-syarat foto dokumentasi :

 Tiap Unit pekerjaan diambil dari empat arah,


 Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

1.3.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank sebagaimana ditentukan dalam dokumen ini
akan meliputi :
1. Pengukuran dengan menggunakan alat
2. Pemasangan Bouwplank

1.3.2. Metode Pelaksanaan

1.3.2.1. Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali


lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas batas tanah dengan alat-alat yang sudah
ditera kebenarannya. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Perencana
untuk dimintakan keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut
hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolite yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan. Penyedia Jasa harus menyediakan Theodolith/waterpass
beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencanaan
selama pelaksanaan. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara
azas Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Konsultan Perencana.
1.3.2.2. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Penyedia
Jasa.Penyedia Jasa harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
letak/kedudukan bangunan terhadap titik patok/pedoman yang telah ditentukan,
siku bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak lurus bangunan harus
ditentukan dengan memakai alat waterpass instrument/ theodolith. Hal tersebut
dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan hasil
yang baik dan siku. Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notasi-
notasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out). Dan bila terjadi
penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dan gambar Lay
Out, Penyedia Jasa harus melapor pada Konsultan Perencana/Konsultan
Perencana.
1.3.2.3. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
1.3.2.4. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
1.3.2.5. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian yang
diberikan Konsultan Perencana secara tertulis, serta bertanggung jawab atas
ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta
pengadaan peralatan, tenaga kerja yag diperlukan. Bilamana suatu waktu dalam
proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal
tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa serta wajib memperbaiki
kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Direksi. Pengecekan pengukuran atau lainnya
oleh Konsultan Perencana atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab
Penyedia Jasa menjadi berkurang.

1.3.3. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank
adalah 1 (satu) hari kerja

1.2.4. Peralatan yang Dibutuhkan


Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah meteran dan waterpass/ theodolit

1.2.5. Syarat Bahan/ Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan harus dalam kondisi baik karena ke akuratan pekerjaan ini sangat
menentukan pada bentuk dan posisi bangunan

1.2.6. Hasil Produk


Hasil pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja dan
seluruh sampah/ kotoran yang diakibatkan selama proses pekerjaan ditumpuk atau dibuang
sesuai arahan dari konsultan pengawas

1.2.7. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi
pada Pekerjaan Konstruksi
BAB III
PEKERJAAN TANAH
3.1 PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
3.1.1. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatanperalatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
 Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub struktur,
seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas.
 Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika ada), terutama
untuk galian yang membahayakan bangunan eksisting dan pekerja.

1.1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan


 Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peilpeil yang
tercantum dalam gambar.
 Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain
yang masih digunakan, maka Pemborong harus secepatnya memberitahukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas, atau kepada Penguasa/intansi yang berwenang.
Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut.
 Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa setiap pekerjaan yang berlangsung tersebut tidak terganggu.
 Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,maka Pemborong
harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang sama
untuk daerah yang besangkutan. Misalnya untuk daerah pondasi batu kali,
pengisian/pengurugan kelebihan galian harus dilakukan dengan pondasi batu kali.
 Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan
ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal mengenai “
Pekerjaan Urugan & Pemadatan “. Pekerjaan Pengisian/Pengurugan kembali ini hanya
boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaaan dan mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
 Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpass. Pemadatan dilakukan secara berlapis-
lapis dengan tebal setiap lapisan 20 cm lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian
sesuai dengan spesifikasi pemadatan.
 Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu
pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau
pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air lumpur pada dasar galian.
 Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara
atau lereng yang kuat, agar tidak membahayakan bangunan lain dan pekerja.
 Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
 Pemborong harus membuatkan sparing – sparing pekerjaan lain yang berada didalam
pekerjaan tersebut.

3.1.3. Jadwal Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengukuran dan pemasangan
bouwplank adalah 4 (empat) hari kerja

3.1.4. Peralatan yang Dibutuhkan


Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah peralatan standar seperti yang
tercantum dalam BAB I Penjelasan Umum

3.1.5. Hasil Produk


Hasil pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja dan
seluruh sampah/ kotoran yang diakibatkan selama proses pekerjaan ditumpuk atau
dibuang sesuai arah konsultan pengawas

3.1.6 Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan


Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi

3.2 PEKERJAAN URUGAN PASIR BAWAH PONDASI


3.2.1 Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna
Pekerjaan ini meliputi:
- Urugan pasir bawah pondasi dan
- Pemadatan urugan tersebut

3.2.2. Persyaratan Bahan


Pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak
mengandung bahan kimia yang dapat merusak bahan bangunan lainnya

3.2.3. Syarat-syarat/ Metode Pelaksanaan


Lapisan urugan pasir haris disiram dengan air sehingga menjadi padat dan
dipadatkan sampai terbentuk lapisan pasir padat tebal 5-10cm

3.2.4. Jadwal Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan urugan pasir bawah pondasi
adalah 1 (satu) hari kerja

3.2.5. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah peralatan standar seperti
yang tercantum dalam BAB I Penjelasan Umum

3.2.6. Hasil Produk


Hasil pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja dan seluruh sampah/ kotoran yang diakibatkan selama proses pekerjaan
ditumpuk atau dibuang sesuai arah konsultan pengawas

3.2.7. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan


Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi

3.3. PEKERJAAN COR LANTAI KERJA 1:3:5

Lantai kerja adalah adukan sebelum Pondasi beton di atas urugan pasir dengan
ketebalan 3 -5 cm. Bahan adukan lantai kerja ini adalah semen, pasir, dan split
dengan perbandingan 1 : 3 : 5. Satuan perhitungan pekerjaan lantai kerja ini
adalah m3

3.3.1. Lingkup Pekerjaan


Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna

3.3.2. Metode Pelaksanaan

 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau
B-0.
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan
dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan cara
melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya

3.3.3. Jadwal Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan urugan pasir bawah pondasi
adalah 2 (dua) hari kerja

3.3.4. Peralatan dan material yang Dibutuhkan

Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.

Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass,
cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

3.3.5. Hasil Produk


Hasil pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja dan seluruh sampah/ kotoran yang diakibatkan selama proses pekerjaan
ditumpuk atau dibuang sesuai arah konsultan pengawas

3.3.6. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan


Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi

3.4. PEKERJAAN PONDASI K-200


3.4.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi penyediaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
b. Pekerjaan pondasi beton ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN.


a. Pasal 0301 Bekisting Beton
b. Pasal 0201 Pekerjaan Tanah untuk Lahan Bangunan
c. Pasal 0302 Beton Bertulang

3.4.2. Standar yang Digunakan


Standard Indonesia
 PUBI : Peraturan Umum Bangunan Indonesia 1982 (NI-3) SK.SNI-1991.
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8)
 PBN : Peraturan Bangunan Nasional 1978.

ASTM, USA
C 33 - Concrete Aggregates.
C 150 - Portland Cement.

ACI, USA
211 - Recommended Practice for selecting proportions for Normal and Heavy
Weight Concrete.
212 - Guide for use of Admixtures in Concrete

3.4.3. Contoh yang Harus Disediakan


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
material : koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai
sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site.
3. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui di Bangsal Konsultan Pengawas.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kemasan aslinya yang
masih bersegel dan berlebel pabriknya.
4. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
5. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek
ini, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
6. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan

3.4.4. Pengujian Mutu Kerja


Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan kepada
Konsultan Pengawas "Certificate Test" besi beton, PC dari produsen/pabrik.
Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas
secepatnya.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

3.4.5. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


Pondasi beton yang telah terpasang dihindarkan dari jamahan orang/benturan
benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
Pondasi beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaannya.

3.4.6. Bahan/ Produk


Beton yang digunakan : mutu fc’ = 20 MPa, atau seperti yang tertera pada
gambar.
Baja tulangan yang digunakan : mutu TP30 dia. =< 12 mm atau dan TD40 dia. >
13 mm seperti ditentukan pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
Tanah urugan harus dipadatkan sampai mencapai 80 % dari kepadatan
maksimum menurut standard AASHTO T.180-74 atau ASTM D 1557-70.
Air untuk campuran beton harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak-
minyak, asam, zat nabati/organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi
pengikatan awal atau kekuatan beton. Pada umumnya air yang memenuhi
persyaratan untuk air minum dapat dipakai.
Semen yang dipergunakan dari satu merk saja. Kekuatan tes kubus semen
minimal 350 kg per cm persegi.
Agregat : halus dan kasar untuk beton harus bersih, keras, kuat, awet dan
bebas dari lumpur atau lempung dan unsur-unsur asing lainnya.
Zat Tambah ('admixture') tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan
tertulis dari Perencana.
Bahan bekisting : kayu, logam,Multiplex atau lainnya yang disetujui yang mana
tidak memberikan hasil yang kurang baik pada permukaan beton

3.4.7. Metoda Pelaksanaan

METODA KONSTRUKSI PONDASI.


Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk
pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penulangan pondasi 2. Pekerjaan bekisting
3. Pengecoran
1. Pekerjaan Penulangan a) Perakitan tulangan Untuk pondasi setempat ini
perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi
dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan : Mengukur panjang
untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran pondasi
setempat. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan
pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran b)
Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka
untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan
untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini
juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan: Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan
diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass. Rakitan
tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan
tidak menjadi karat. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil,
maka dapat langsung melakukan pengecoran.
2. Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di
dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan bekisting: Diasumsikan
yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok
spesi). Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu
membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi
persaratan tertentu. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan
bentuk beton yang akan di cor. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan
ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat
waterpass. Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan disambung
dengan klem / penguat / penjepit Paku diantara papan secara berselang-
seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak. 4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir,
kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-
bahan pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa
dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah
syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting
dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
3. Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom. 5. Tahap pelaksanaan dan
pengendalian pekerjaan pengecoran a) Pekerjaan persaipan Pekerjaan
persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan material yang
akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah yang tidak
terlau jauh dengan tempat galian pondasi/tempat yang akan dicor b) Cara
pengadukan Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai
mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan kedalam
sebuah tabung mollen/mixer dengan urutan: pertama memasukan pasir,
kedua memasukan kerikil/split, ketiga memasukan semen dan biarkan
tercampur kering dahulu sesuai dengan perbandingan volume. c) Cara
pengecoran Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering
kemudian tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material
tersebut berubah dalam bentuk pasta, setelah menjadi pasta tuangkan
sedikit demi sedikit kedalam galian pondasi yang sudah diletakan tulangan
dan setelah pasta masuk kedalam galian pondasi pasta tersebut yang
diratakan dengan sendok spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk
pondasi d) Cara pelaksanaan Setelah semua material bahan pengecoran
benar-benar tercampur seluruhnya mulai dari pasir, kerikil/split serta semen
dan air sebagai bahan pengikat, maka cara pelaksanaan pengecoran pondasi
setempat

3.4.8. Jadwal Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 7 (tujuh) hari kerja

3.4.9. Peralatan yang Dibutuhkan


Peralatan yang dibutuhkan ini pekerjaan ini antara lain:
 Mesin pembengkok besi ( bar bender)
 Alat pemotong besi
 Mesin Pengaduk Beton (molen)

3.4.10. Hasil Produk


Hasil pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja dan seluruh sampah/ kotoran yang diakibatkan selama proses pekerjaan
ditumpuk atau dibuang sesuai arahandari konsultan pengawas atau PPK

3.4.11. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan


Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi

BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR/ BETON
4.1 PEKERJAAN SLOOF BETON K-200
4.1.1. Ruang Lingkup
a. Pekerjaan meliputi penyediaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
b. Pekerjaan sloof beton ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
c. Jenis/ ukuran sloof beton dalam gambar adalah ukuran 25 cm x 30 cm dan

PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN.


a. Pasal 0301 Bekisting Beton
b. Pasal 0201 Pekerjaan Tanah untuk Lahan Bangunan
c. Pasal 0302 Beton Bertulang

4.1.2. Standar yang Digunakan


Standard Indonesia
 PUBI : Peraturan Umum Bangunan Indonesia 1982 (NI-3) SK.SNI-1991.
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8)
 PBN : Peraturan Bangunan Nasional 1978.

ASTM, USA
C 33 - Concrete Aggregates.
C 150 - Portland Cement.

ACI, USA
211 - Recommended Practice for selecting proportions for Normal and Heavy
Weight Concrete.
212 - Guide for use of Admixtures in Concrete

4.1.3. Contoh yang Harus Disediakan


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
material : koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai
sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site.
3. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui di Bangsal Konsultan Pengawas.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kemasan aslinya yang
masih bersegel dan berlebel pabriknya.
4. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
5. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek
ini, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
6. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan
4.1.4. Pengujian Mutu Kerja
Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan kepada
Konsultan Pengawas "Certificate Test" besi beton, PC dari produsen/pabrik.
Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas
secepatnya.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

4.1.5. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


Sloof beton yang telah terpasang dihindarkan dari jamahan orang/benturan
benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
Pondasi beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaannya.

4.1.6. Bahan/ Produk


Beton yang digunakan : mutu fc’ = 20 MPa, atau seperti yang tertera pada
gambar.
Baja tulangan yang digunakan : mutu TP30 dia. =< 12 mm atau dan TD40 dia. >
13 mm seperti ditentukan pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
Tanah urugan harus dipadatkan sampai mencapai 80 % dari kepadatan
maksimum menurut standard AASHTO T.180-74 atau ASTM D 1557-70.
Air untuk campuran beton harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak-
minyak, asam, zat nabati/organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi
pengikatan awal atau kekuatan beton. Pada umumnya air yang memenuhi
persyaratan untuk air minum dapat dipakai.
Semen yang dipergunakan dari satu merk saja. Kekuatan tes kubus semen
minimal 350 kg per cm persegi.
Agregat : halus dan kasar untuk beton harus bersih, keras, kuat, awet dan
bebas dari lumpur atau lempung dan unsur-unsur asing lainnya.
Zat Tambah ('admixture') tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan
tertulis dari Perencana.
Bahan bekisting : kayu, logam,Multiplex atau lainnya yang disetujui yang mana
tidak memberikan hasil yang kurang baik pada permukaan beton

4.1.7. Metoda Pelaksanaan

METODA KONSTRUKSI
Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk
pekerjaan Sloof yaitu: 1. Penulangan sloof2. Pekerjaan bekisting 3. Pengecoran
1. Pekerjaan Penulangan a) Perakitan tulangan Untuk sloof ini perakitan
tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah
dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan sloof dapat berjalan
lebih cepat. Cara perakitan tulangan : Mengukur panjang untuk masing-
masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran sloof. Mendesign
bentuk atau dimensi dari tulangan sloof, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada sloof tersebut. Merakit satu per satu
bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan
tidak terlepas Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada
lampiran b) Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan sloof maka
untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan
untuk sloof setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman sloof ini juga tidak
terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass. Rakitan tulangan
ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara
tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali/ beton disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan
tidak menjadi karat. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil,
maka dapat langsung melakukan pengecoran.
2. Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di
dalamnya atau diatasnya. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak
melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan
bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu. Papan cetakan disusun
secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. Papan cetakan
dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass. Papan cetakan tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit Paku diantara
papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton
dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai
membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan
beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu
3. Setelah melakukan pengecoran, maka sloof tersebut dibiarkan mengering .
Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran a) Pekerjaan
persaipan Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-
bahan material yang akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di
daerah yang tidak terlau jauh dengan tempat galian sloof/tempat yang akan
dicor b) Cara pengadukan Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan material dimasukan
kedalam sebuah tabung mollen/mixer dengan urutan: pertama memasukan
pasir, kedua memasukan kerikil/split, ketiga memasukan semen dan biarkan
tercampur kering dahulu sesuai dengan perbandingan volume. c) Cara
pengecoran Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering
kemudian tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material
tersebut berubah dalam bentuk pasta, setelah menjadi pasta tuangkan
sedikit demi sedikit kedalam sloof yang sudah diletakan tulangan dan setelah
pasta masuk kedalam galian pondasi pasta tersebut yang diratakan dengan
sendok spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi d) Cara
pelaksanaan Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar
tercampur seluruhnya mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air
sebagai bahan pengikat, maka cara pelaksanaan pengecoran pondasi
setempat

4.1.8. Jadwal Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 7 (tujuh) hari kerja

4.1.9. Peralatan yang Dibutuhkan


Peralatan yang dibutuhkan ini pekerjaan ini antara lain:
 Mesin pembengkok besi ( bar bender)
 Alat pemotong besi
 Mesin Pengaduk Beton (molen)

4.1.10. Hasil Produk


Hasil pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja dan seluruh sampah/ kotoran yang diakibatkan selama proses pekerjaan
ditumpuk atau dibuang sesuai arahandari konsultan pengawas atau PPK

4.1.11. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan


Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi

4.2 PEKERJAAN KOLOM BETON K-200


4.2.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, upah dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan beton/beton
bertulang yang terdapat dalam gambar rencana.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian
dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.
4. Jenis/ ukuran kolom dalam gambar adalah ukuran 40 cm x 40 cm

4.2.2. Standar yang Digunakan


Standard Indonesia
 PUBI : Peraturan Umum Bangunan Indonesia 1982 (NI-3) SK.SNI-1991.
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8)
 PBN : Peraturan Bangunan Nasional 1978.

ASTM, USA
C 33 - Concrete Aggregates.
C 150 - Portland Cement.

ACI, USA
211 - Recommended Practice for selecting proportions for Normal and Heavy
Weight Concrete.
212 - Guide for use of Admixtures in Concrete

4.2.3. Metoda Pelaksanaan


a. Tahap Pemasangan Bekisting Kolom
Penetapan posisi as kolom dengan alat ukur.
- Pembuatan tanda untuk sepatu kolom sesuai dengan ukuran kolom yang
direncanakan dengan menarik benang yang dibasahi dengan cat dan kemudian
ditarik dari ujung-ujung kolom. Dilakukan pengontrolan kelurusan atas posisi
kolom-kolom lain.
- Pemasangan sepatu kolom.
- Memasang dan melengkapi tulangan kolom, termasuk memasang beton decking
pada sisi-sisi luar tulangan.
- Pasang panel Cetakan/Bekisting yang telah dilapisi minyak. Pasang penutup pada
bagian sudut pertemuan panel untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran.
- Pasang klem kolom sesuai rencana.
- Stel posisi Cetakan/Bekisting agar vertikal dan ditopang kuat (sebaiknya digunakan
thedolile).
- Bersihkan kotoran maupun sisa-sisa potongan kawat, kayu, atau lainnya yang ada
di dalam Cetakan/Bekisting (melalui cleanout hole).
- Cor beton sampai dengan ketinggian yang direncanakan (+ 2,5 cm di atas elevasi
dasar balok).
- Setelah beton cukup umur maka Cetakan/Bekisting dapat dilepas.

b. Tahap Pengecoran Kolom

Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan


selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua kolom
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran
dimulai dari kolom 1 dan dilanjut ke kolom berikutnya.

Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate dan
dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix) dengan K 250

Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton,


air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan
beton ditolak.
 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan
gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan
beban.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
 Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate dengan
dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.
 Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali
kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi dengan
memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom
4.2.4. Jadwal Pelaksanaan
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecoran kolom adalah 21
(Dua puluh satu) hari kerja

4.2.5. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam
hari

4.2.6. Hasil Produk


Hasil pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja dan seluruh sampah/ kotoran yang diakibatkan selama proses pekerjaan
ditumpuk atau dibuang sesuai arah konsultan pengawas

4.2.7 Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

4.3 PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK PRAKTIS BETON K-200


4.3.1. Ruang Lingkup

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna

b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk
pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting atau acuan, dan semua pekerjaan beton
yang bukan struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar ataupun yang tidak
ditunjukkan dalam gambar.

4.3.2. Standar

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :


a. Peraturan-peraturan arau standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971, NI – 2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, 1961, NI – 5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI – 8
e. Peraturan Pemebangunan Pemerintah Daerah Setempat
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborng Pekerjaan Umum (AV) No.
9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan
Perencana atau Konsultan Pengawas
h. Standar Normalisasi Jerman (DIN)
i. American Society for Testing and Material (ASTM)
j. American Concrete Instirute (ACI)

4.3.3. Bahan dan Produksi


Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek dan
atas persetujuan Perencana atau Konsultan Pengawas dan darus memenuhi NI
– 8. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak dibenarkan
untuk digunakan. Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaman, bebas dari air dengan lantai terangkat
dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Koral Beton atau Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan atau
penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga
dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat.

d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat
merusakbeton dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu
Perencana atau Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

e. Besi Beton
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak atau lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi
persyaratan NI – 2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan
untuk memeriksa mutu beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.

f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh


material, misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari
Perencana atau Konsultan Pengawas.

g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas,


akan diapakai sebagai standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima
material yang di kirim oleh Kontraktor ke site.
4.3.4. Syarat Pengiriman dan Penyimpanan bahan

a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak atau kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabrik.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

4.3.5. Metoda pelaksanaan


Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam SK.SNI-1991 sebagai berikut :
Concrete Toping, curb, Island, Wheel Stoper, Raise Floor, : fc’ – 20 MPa
kolom praktis, balok lintel dan lainnya

Pembesian
a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokan, sambungan
kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan SK.SNI-
1991.
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SK.SNI-1991.

d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Perencana atau Konsultan pengawas.

Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Perencan atau Konsultan Pengawas.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10
cm.

Pengecoran Beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Perencana atau Konsultan
pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral atau split yang dapat memperlemah
konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana atau Konsultan Pengawas.
e. Jumlah semen minimum 325 kg per m3. Khusus pada atap, luifel, pada daerah kamar
mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut demikian menjadi 360
kg/m3 beton. Untuk beton atap, WC faktor maksimum 0,50 dengan catatan tidak boleh
lebih rendah daripada mutu beton karakteristik yang disyaratkan.

Pekerjaan Acuan atau Bekisting


a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
atau yang diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
c. Acuan harus rapat (todak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji). Potongan kayu, tanah atau Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral atau split, pasir dan
semen Portland) kepada Perencana atau Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman,
sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.

f. Kawat pengikat besi beton atau rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 4 mm. Kawat pengikat besi beton atau
rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan SK.SNI-1991.
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah penegcoran.

Pekerjaan Pembongkaran Acuan atau Bekisting


Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Perencana atau
Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Perencana atau Konsultan
Pengawas.

Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


a. Beton yang telah dicor di hindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.

b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak


mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih.

4.3.6. Jadwal Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecoran kolom adalah 14 (empat
belas) hari kerja

4.3.7. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari

4.3.8. Hasil Produk


Hasil pekerjaan dilapangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja dan
seluruh sampah/ kotoran yang diakibatkan selama proses pekerjaan ditumpuk atau
dibuang sesuai arah konsultan pengawas

4.3.9 Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi
BAB V
PEKERJAAN ARSITEKTUR
5.1 PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
5.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
 Pasangan batu bata
 Adukan
 Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom pagar, dinding dengan
bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
 Dinding partisi
Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
STANDAR / RUJUKAN

1. American Society for Testing and Materials (ASTM)


2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3. Standar Nasional Indonesia (SNI)

5.1.2. PROSEDUR UMUM


1. Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata dan disusun
½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan.
Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama
pabrik serta merek dagangnya.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
5.1.3. BAHAN - BAHAN
1. Batu Bata.
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah
setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm yang dibakar dengan baik,
warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa
cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu
daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya
ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kualitas bata harus sesuai
dengan pasal 81 dari A.V. 1941. Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu
kepada Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh
bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera
diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25 kg/cm2, sesuai
ketentuan SNI 15-2094-2000.

2. Adukan dan Plesteran.


Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk tasram.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik atau produk daerah
setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras, bukan
langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan
kembali.
Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.
3. Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata
ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan.
4. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis dan
ringbalk.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah 1 pc
: 2 pasir : 3 kerikil.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik
lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran.
Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
5. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.

5.1.4. METODE PELAKSANAAN


Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-
masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
1. Sloof, kolom praktis dan ringbalk.
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 12 x 20 cm, kolom praktis 12
x 12, ringbalk dan balok lantai 12 x 12 cm dan Kolom praktis dan ringbalk diplester
sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 12 cm.. Bekisting terbuat dari kayu
terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas
papan baik.

Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga
tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami
proses pengerasan.
2. Pasangan dinding bata.
Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata :


1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan
lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup
terjamin.
2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton praktis
(kolom, dan ring balk)
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang
benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak
lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok
lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga
kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen
harus diisi dengan aduk
3. Perawatan dan Perlindungan.
Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari setelah
didirikan.
Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu – waktu hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding
atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.
4. Plesteran dan Pengacian.
Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis

5.1.5. JADWAL PELAKSANAAN


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 30 (tiga puluh) hari kerja

5.1.6. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah gerobak dorong, scafolding,selang
air dan benang

5.1.7. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah pasangan batu bata terpasang rapih dan tegak lurus

5.1.8. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Terjatuh saat mendorong gerobak Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Terjatuh dari Scafolding
mengakibatkan luka ringan/ berat Memasang Jenis Rambu dan 3. Masker 3. Body Hearness
semboyan K3-L
3 Tertusuk benda tajam 4. Sarung Tangan
mengakibatkan luka ringan

5.2. PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN


5.2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

5.2.2. STANDAR / RUJUKAN


American Society for Testing and Materials (ASTM)
American Concrete Institute (ACI)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
Standar Nasional Indonesia (SNI)
American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)

5.2.3. PROSEDUR UMUM


1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada PENGAWAS untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
2. Pengiriam dan Penyimpanan.
Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata lain
daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai, dan
bebas dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak
berhamburan.

5.2.4. BAHAN - BAHAN


1. Adukan dan Plesteran Dibuat di Tempat.
Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-1995, .
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran
lain yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang
halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan menambah daya
lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, .
Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen,
tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata dalam
keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam
jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama.
2. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya
semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO
T26 dan / atau disetujui Konsultan PENGAWAS.

5.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.
Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan kedap air
150 mm di bawah permukaan tanah sampai 500 mm di atas lantai, tergambar atau tidak
tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat
– tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran selain
tersebut di atas.
Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan terhadap
air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik
pembuat.
2.Pencampuran.
Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur
yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian ditambahkan
sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1 sampai
2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak
diijinkan digunakan.
Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput sesuai petunjuk dan
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

3.Persiapan dan Pembersihan Permukaan.


Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di
bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua
minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air
hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.

4.Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi –
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan –
kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan dilapis
dengan bahan lain.
 Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan
siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.

Plesteran Permukaan Beton.


 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan
sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak
lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
5. Ketebalan Adukan dan Plesteran.
Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
6.Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag yang retak dan
setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang – kurangnya
dua kali setiap harinya.
7.Pemeriksaan dan Pengujian.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat mengambil
contoh pada bag yang telah diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara
yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
5.2.6. Jadwal Pelaksanaan
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 30 (tiga puluh) hari kerja

5.2.7. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah gerobak dorong, scaffolding,
selang air dan benang

5.2.8. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah plesteran terpasang rapih, siku dan tegak lurus

5.2.9. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi
ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG
No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Terjatuh saat mendorong gerobak Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Terjatuh dari Scafolding
mengakibatkan luka ringan/ berat Memasang Jenis Rambu dan 3. Masker 3. Body Hearness
semboyan K3-L
3 Tertusuk benda tajam 4. Sarung Tangan
mengakibatkan luka ringan

5.3. PEKERJAAN MARMERPENUTUP DINDING/ KOLOM


5.3.1. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan batu marmer pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

5.3.2. Standar Rujukan


1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982);
2. Standar Nasional Indonesia (SNI);
3. SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris;
4. Australian Standard (AS);
5. British Standard (BS);
6. American National Standard Institute (ANSI).

5.3.3. Bahan-bahan

a. Umum
 Ubin harus dari kualitas yang baik/KW 1 dan bersertifikat yang memenuhi
ketentuan SNI;
 Marmer yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
b. Adukan
 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat yaitu Laticrete 335 dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari
pabrik pembuat;
 Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis;
 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, harus memenuhi ketentuan AS
2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103
(khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall ..
c. Adukan Pengisian Celah
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang
diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lemkra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured
Ceramic Grout, ASA Coloured Grout.

5.3.4. Metode Pelaksanaan

a. Persiapan
 Pekerjaan pemasangan batu marmer baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai;
 Pemasangan marmer harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah
pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

b. Pemasangan
 Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan
kering, padat, rat dan bersih;
 Adukan untuk pasangan ubin dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air
harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja;
 Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 5 pasir;
 Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja;
 Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang
sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja;
 Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap
lurus dan rat;
 Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti;
 Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik;
 Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling
tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain;
 Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan;
 Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada
satu sisi, bila tidak terhindarkan;
 Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin;
 Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas;
 Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar;
 Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih;
 Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri
dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene
atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
atau sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas;
 Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
c. Pembersihan dan Perlindungan
 Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak
ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan
misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa
merusak permukaan ubin.

5.3.5. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 10 (sepuluh) hari kerja

5.3.6. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah Alat Potong Keramik dan Gerinda

5.3.7. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah keramik terpasang rapih, tegak lurus ,tidak bergelombang
dan tidak ada adukan yang kosong didalam keramik

5.3.8. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Terjatuh saat mendorong gerobak Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Terjatuh dari Scafolding Memasang Jenis Rambu dan
mengakibatkan luka ringan/ berat semboyan K3-L 3. Masker 3. Body Hearness

3 Terkena mesin gerinda 4. Sarung Tangan


mengakibatkan luka ringan/ berat
5. Safety Glasses
4 Mata terkena percikan api saat
memotong keramik dengan gerinda 6. Earplug
mengakibatkan luka ringan

5.4. PEKERJAAN RAILING TANGGA

5.4.1. Ruang Lingkup


 Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan railing, seperti yang
tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
 Pekerjaan ini mencakup antara lain:
Railing : fasilitas penyandang cacat dan tangga utama.

5.4.2. Standar Rujukan


1. American Society for Testing and Materials (ASTM);
2. American Welding Society (AWS);
3. American Institute of Steel Construction (AISC);
4. American National Standard Institute (ANSI);
5. Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung

5.4.3. Bahan - Bahan


 Pipa railing untuk tangga darurat menggunakan pipa BSP  2” di cat duco;
 Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-
36 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang
dipasangkan dan yang paling cocok untuk maksud yang bersangkutan;
 Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan,
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.

5.4.4. Metode Pelaksanaan


 Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas
untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan
penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini;
 Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka;
 Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai
las listrik. Tenaga kerja yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan
berpengalaman;
 Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan
lain-lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang
diikatnya;
 Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus
dibor dan di-punch;
 Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh
tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus
terbungkus crome/stainles steel kecuali disebutkan lain;
 Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain;
 Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.

5.4.5. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 10 (sepuluh) hari kerja

5.4.6. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah peralatan las listrik, gerinda dan
alat penggosok untuk merapihkan sambungan las

5.4.7. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah raling terpasang kuat (kokoh) rapih dan lurus

5.4.8. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Terkena mesin gerinda Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Mata terkena percikan api saat Memasang Jenis Rambu dan
memotong pipa dengan gerinda semboyan K3-L 3. Masker 3. Pelidung wajah
mengakibatkan luka ringan
4. Sarung Tangan
3 Mata terkena percikan api saat Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan
mengelas pipa dengan las listrik sudah terpasang sebelum pekerjaan 5. Safety Glasses
mengakibatkan luka ringan dimulai
6. Earplug

5.5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


5.5.1. Ruang Lingkup
1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
gambar dan ukuran dari arsitek.
2. Bagian ini meliputi : Pintu-pintu panel besi untuk ruang panel, pintu ruangan dan pintu
tipe Fire Door sesuai dengan gambar dari arsitek.

5.5.2. Bahan-bahan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

1. Alumunium
a) Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis
alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M,
dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized
minimal 16 mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam
warna sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian;
b) Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek YKK, atau Alexindo dengan ukuran 3” x 1
¾” dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis
profil yang nanti disetujui;
c) kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
2. Alat Pengencang dan Aksesori
a) Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi elektronik antara alat
pengencang dan komponen yang dikencangkan;
b) Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm;
c) Penahan udara dari bahan vinyl;
d) Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.
3. Kaca dan Neoprene/Gasket
a) Kaca untuk pintu dan jendela alumunium harus memenuhi ketentuan;
b) Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan
alumunium harus memenuhi ketentuan;
c) Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219;
d) Bahan : EPDM
e) Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
4. Perlengkapan pintu dan jendela
Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.

5. Sealant Dinding (Tembok)


a) Bahan : Single komponen
b) Type : Silicone Sealant
6. Screw
a) Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain-lain
b) Bahan : Stainless Steel (SUS)
7. Joint Sealer
a) Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat guna
menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air
dan suara;
b) Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
c) Bahan : Butyl Rubber

5.5.3. Standar Rujukan


1. Standar Nasional Indonesia (SNI)
 SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.
2. British Standard (BS)
 BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
 BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
 BS 5368 (Part 3) – Structural Performance
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
 ASTM B221M-91 – Specification for Alumunium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire
Shapes and Tubes.
 ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain Wall
 ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall
 ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall
4. American Architectural Manufactures Association (AAMA)
 AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium
5. Japanese Industrial Standard (JIS)

5.5.4. Deskripsi Sistem


1. Kriteria Perencanaan
 Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian alumunium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin
yang disyaratkan.
 Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan
atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.
2. Pergerakan Karena Temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara
maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang
tidak merekat dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung
pergerakan ini.

3. Persyaratan Struktur
 Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm
 Beban Hidup : Pada bagian–bagian yang menerima hidup terutama pada waktu
perawatan, seperti: meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan
angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi
kerusakan.
4. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m’ unit panjang
penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.

5. Kebocoran Air
ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan sampai
tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4
L/m2/minimal.

5.5.4. Deskripsi Sistem


1. Kriteria Perencanaan
 Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian alumunium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin
yang disyaratkan.
 Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria
perencanaan.

2. Pergerakan Karena Temperatur


Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara
maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang
tidak merekat dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung
pergerakan ini.

3. Persyaratan Struktur
 Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm
 Beban Hidup : Pada bagian–bagian yang menerima hidup terutama pada waktu
perawatan, seperti: meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan
angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi
kerusakan.
4. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m’ unit
panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.

5. Kebocoran Air
ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan sampai
tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4
L/m2/minimal.

5.5.5. Prosedur Umum


1. Contoh Bahan dan Data Teknis
a) Contoh Konsultan Pengawa atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian
dan sertifikat dari pabrik pembuatnya.Data-data ini harus meliputi pengujian
untuk :
 Ketebalan lapisan
 Keseragaman warna
b) profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe alumunium ekstrusi,
pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui sebelum pengadaan bahan kelokasi pekerjaan;
c) Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laburatorium yang ditunjuk Berat
 Karat
 Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-masing
tipe
 Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam
 Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2
2. Spesifikasi Teknis
Sesuai gambar kerja.

3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor


4. Gambar Detail Pelaksanaan
a) Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan
rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan,
harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan;
b) Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan;
c) Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir
penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan
pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja.
5. Pengiriman dan Penyimpanan
a) Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan
Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat;
b) Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus
ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi
terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan;
c) Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran, cat dan lainnya.
6. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu,
jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode
selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.

5.5.6. Metode Pelaksanaan


1. Fabrikasi
a) Pekerjaan pabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
GambarDetail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Konsultan
Pengawas;
b) Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan
ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
2. Pemasangan
a) Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan Pengawas sebagai acuan
dan contoh untuk pemasangan berikutnya;
b) Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila
suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus
diterimanya;
c) Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan;
d) Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi
dengan angkur pada jarak setiap 500mm;
e) Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik;
f) Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi
dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakan komposisi alumunium;
g) Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian
alumunium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik,
seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya;
h) Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain;
i) Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi;
j) Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi dengan Gasket atau
sealant;
k) Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan;
l) Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan;
m) Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela alumunium, boleh dibawa
kelapangan/halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai
tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela;
n) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun;
o) Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan;
p) Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan;
q) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar;
r) Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealant”;
s) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air;
t) Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan “Lacquer Film”;
u) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.

5.5.7. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 14 (empat belas) hari kerja

5.5.8. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah mesin bor dan gun sealant
benang

5.5.9. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah pasangan kusen dan daun pintu dan jendela terpasang
rapih, lurus, seluruh system bekerja dengan baik dan mudah dioperasikan

5.5.10. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Tertusuk mata bor Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Mata terkena debu/ kotoran saat Memasang Jenis Rambu dan
proses ngeboran semboyan K3-L 3. Masker
mengakibatkan luka ringan
4. Sarung Tangan
Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan
sudah terpasang sebelum pekerjaan 5. Safety Glasses
dimulai
6. Earplug

5.6. PEKERJAAN KACA


5.6.1. Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.6.2. STANDAR/RUJUKAN

Standar Nasional Indonesia (SNI).


5.6.3. PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat
diuji kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

2. Pengiriman dan Penyimpanan


 Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan
datateknisnya;
 Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung
sehinggaterhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak
diinginkan.
5.6.4. BAHAN-BAHAN
 Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan
Asahimas;
 Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

5.6.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Umum
 Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca;
 Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas;
 Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik;
 Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.
2. Pemasangan Kaca
a) Sela dan Toleransi PemotonganSela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan
berikut :
 Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm;
 Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm;
 Kedalaman celah minimal 16 mm;
 Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5 mm;
 Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang
digunakan.
b) Persiapan Permukaan
 Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan
bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat
bergerak dengan baik;
 Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai;
 Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk
pabrik;
 Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan
lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
c) Neoprene/Gasket dan Seal
 Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Neoprene/Gasket yang sesuai;
 Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun pintu dan
jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.
d) Penggantian dan Pembersihan
 Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan
bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun;
 Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

5.6.6. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 7 (tujuh) hari kerja

5.6.7. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah Kop Kaca dan gun sealant

5.6.8. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah kaca terpasang rapih, bersih dan tegak lurus

5.6.9. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Terinjak pecahan kaca Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Tertimpa kaca saat proses pemasangan Memasang Jenis Rambu dan
mengakibatkan luka ringan semboyan K3-L 3. Masker

Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Sarung Tangan


sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai 5. Safety Glasses

5.7. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


5.7.1 Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan
atau Spesifikasi Teknis.

5.7.2. STANDAR/RUJUKAN
 SNI (Standar Nasional Indonesia);
 ASTM (American Standard Testing Materials);
 JIS (Japanese International Standard).
5.7.3. PROSEDUR UMUM
1. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum
dibawa kelokasi proyek.

2. Pengiriman dan Penyimpanan


Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan asli
dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas
dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya. Semua alat
harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.

3. Ketidaksesuaian
Konsultan Pengawas berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.7.4. BAHAN-BAHAN
1. Umum
 Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik,
buatan pabrik yang dikenal dan disetujui;
 Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan
lebih dari 70%;
 Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan
harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
2. Alat Penggantung dan Pengunci
a) Rangka Bagian Dalam
a. Umum
1. Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu kaca dan pintu KM/WC)
harus sama dengan merek ONASIS, DECKSON atau WILKA dengan sistem Master
Key model U handle.
2. Semua kunci harus terdiri dari :
 Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless steel atau kuningan
dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga) buah anak kunci;
 Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang terbuat dari bahan
nikel stainless steel hair line;
 Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng
dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi,
kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah
malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan
dilengkapi strike plate.
b. Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC
 Kunci pintu KM/WC harus sesuai dengan merek ONASIS, DEKKSON atau WILKA,
dan terdiri dari :
 Selot pengunci diatas pelat dibagian sisi dalam pintu, dengan indikator
merah/biru di bagian sisi luar pintu;
 Hendel bentuk gagang di atas pelat;
 Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk selot
pengunci dan hendel, face plate dan strike plate.
b) Engsel
 Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe ayun
dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing
berukuran 102mm x 76mm x 3mm, seperti tipe SELL 0007 buatan ONASIS,
DECKSON atau WILKA;
 Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua
daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran
dan berat jendela. Produk ONASIS, DECKSON atau WILKA. Engsel tipe kupu-
kupu dengan Ball Bearing untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x
2mm, produk ONASIS, DECKSON atau WILKA.
c) Hak Angin
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk ONASIS,
DECKSON atau WILKA.

d) Pengunci Jendela
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis
spring knip produk ONASIS, DECKSON atau WILKA.

e) Grendel Tanam/ Flush Bolt


Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk ONASIS,
DECKSON atau WILKA.

f) Gembok
Gembok produk ONASIS, DECKSON atau WILKA dalam warna solid brass untuk
pintu-pintu [pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.

g) Penahan Pintu (Door Stop)


Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus dari tipe
pemasangan dilantai produk ONASIS, DECKSON atau WILKA.

h) Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan handle
buka produk ONASIS, DECKSON atau WILKA.

i) Warna/Lapisan
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel
hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.

j) Perlengkapan Lain
Door closer : eks Dorma, Dekksonatau Cisa

Gasket

Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :

 Airtight - PEMKO S2/S3


 Fireproof - PEMKO S88
 Smokeproof - PEMKO S88
 Soundproof - PEMKO 320 AN
 Weatherproof - PEMKO S2/S3
k) Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :

 Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2


 Untuk lantai marmer - Modrtz 7053

5.7.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Umum
a) Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya;
b) Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada
tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya;
c) Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah
engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus
dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan
friction stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki
pagangan;
d) Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
e) Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder,
hendel/pelat, kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder;
f) Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan
bingkai bawah pemegang pintu kaca.
2. Pemasangan Pintu
a) Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai;
b) Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan
engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang
engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut;
c) Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat
penutup muka dan pelat kunci;
d) Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot
tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
3. Pemasangan Jendela
a) Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja;
b) Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan
friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya;
c) Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela
harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.

5.7.6. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 7 (tujuh) hari kerja

5.7.7. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah mesin bor

5.7.8. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah seluruh unit dapat bekerja dengan baik dan mudah
dioperasikan dan rapih dalam pemasangan

5.7.9. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Tertusuk mata bor Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
Memasang Jenis Rambu dan
semboyan K3-L 3. Masker

Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Sarung Tangan


sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai 5. Safety Glasses

6. Earplug

5.8. PEKERJAAN PENUTUP DAN PENGISI CELAH


5.8.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan penutup dan pengisi celah
termasuk diantaranya, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
 Celah antara kusen pintu/jendela dengan dinding;
 Celah antara dinding dengan kolom bangunan;
 Celah antara peralatan dengan dinding, lantai atau langit-langit;
 Celah antara langit-langit dan dinding;
 Dan celah-celah lainnya yang memerlukannya, seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis terkait.
5.8.2. STANDAR / RUJUKAN
 American Society for Testing and Materials (ASTM)
5.8.3. PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengadaan bahan ke
lokasi proyek.
2. Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baru, utuh/masih disegel,
bermerek jelas dan harus disimpan di tempat yang kering, bersih dan aman, dan
dilindungi dari kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi udara.

5.8.4. BAHAN - BAHAN


1. Tipe Umum
Bahan penutup dan pengisi celah untuk bagian – bagian bangunan yang sifatnya non –
struktural harus merupakan produk yang dibuat dari bahan silikon, yang sesuai
untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat diaplikasikan pada
berbagai jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795 Silicone Building Sealant, GE
Silglaze N 10, IKA Glazing Netral.

2. Tipe Struktural
Bahan penutup dan pengisi celah untuk bagian-bagian bangunan yang sifatnya struktural
harus merupakan produk yang dibuat dari bahan silikon dengan formula khusus
sehingga mampu menahan beban struktural seperti angin, dapat diaplikasikan pada
berbagai jenis bahan, seperti GE Ulgraglaze 4400.
3. Tipe Akrilik
Bahan penutup dan pengisi celah untuk bagian – bagian bangunan yang akan dicat harus
dari tipe akrilik yang dapat dicat setelah 2 jam pengeringan, tahan terhadap air,
jamur dan lumur, memiliki daya rekat yang baik pada segala jenis bahan, seperti IKA
Glazing Acrylic atau yang disetujui Konsultan Pengawas.

5.8.5PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Persiapan
 Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus
bebas dari debu, air, minyak dan segala kotoran;
 Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan
bahan pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.
2. Desain Pertemuan
Desain pertemuan pada lokasi bahan penutup celah akan ditempatkan tidak lebih lebar
dari 12,7 mm dan tidak lebih sempit dari 4 mm, dengan kedalaman tidak lebih besar
dari 6,4 mm dan tidak lebih kecil dari 4 mm.
3. Cara Pengaplikasian
 Batang penyangga dari bahan polyethylene closed cell foam dipasang pada dasar
celah/tempat yang akan diberi bahan penutup atau pengisi celah untuk
mendapatkan kedalaman celah yang tepat;
 Daerah di sekitar tempat yang akan diberi bahan penutup celah harus dilindungi
dengan lembaran pelindung. Lembaran pelindung ini tidak boleh menyentuh bagian
permukaan yang akan diberi bahan penutup celah. Lembaran pelindung harus
segera dibuka setelah bahan penutup celah selesai diaplikasikan;
 Pelapis dasar harus diaplikasikan terlebih dahulu pada permukaan yang berpori,
agar bahan penutup dan pengisi celah dapat melekat dengan baik;
 Bahan penutup celah harus diaplikasikan secara menerus (tidak terputus-putus);
 Lembaran pelindung harus segera dibuka setelah bahan penutup celah selesai
diaplikasikan;
 Bahan penutup celah yang baru saja terpasang tidak boleh diganggu paling sedikit
selama 48 (empat puluh delapan) jam.

4. Lapisan Pelindung
 Penumpu talang datar yang dibuat dari bahan baja harus diberi lapisan cat dasar
anti karat dan cat akhir dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna;
 Bahan cat dan cara pengecatan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
5. Lapisan Kedap Air
Talang datar dari beton harus diberi lapisan kedap air. Cara pemasangannya lapisan
kedap air harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuat lapisan kedap air. Bahan lapisan kedap air harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.

5.8.6. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 7 (tujuh) hari kerja

5.8.7. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah scaffolding, body harness dan
gun sealant

5.8.8. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah sealant terpasang rapih, lurus tidak bergelombang
5.8.9. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Terjatuh saat pemasangan sealant Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
Memasang Jenis Rambu dan
semboyan K3-L 3. Masker 3. Body harness

Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Sarung Tangan


sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai 5. Safety Glasses

5.9. PEKERJAAN PAS. PENUTUP ATAP

5.10.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan penutup atap ini adalah penyediaan


tenagakerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang berhubungan
denganpekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna.

2. Melaksanakan pekerjaan penutup atap hingga diperoleh hasil yang baik


dan memuaskan.

3. Pekerjaan pemasangan penutup atap ini sesuai dengan yang dinyatakan /


ditunjukkandalam detail gambar.

4. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini : Pekerjaan konstruksi


atap,pekerjaan kerangka baja untuk penutup atap, pekerjaan talang, pekerjaan
lisplang,pekerjaan M/E dll.

5.10.2. PERSYARATAN BAHAN


Material Penutup Atap :
- Bahan Atap Baja Kiranadengan kadar pelapis karat Zinaclume AZ 100 (100
gram/m2) yang dibentuk dengan cetakan pabrik, ukuran dan segala kelengkapan
peralatan fasteners, capping, flashing, dan lain-lain disesuaikan ketentuan pabrik,
dengan warna yang ditetepkan Perancana.

- Properti Mekanikal Baja (Steel Mechanical Properties)nya harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :
 Bahan Baja Mutu Tinggi G-550, harus dibuktikan dengan sertifikat pabrik (Mill
Certificate).
 Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa.

- Dengan komposisi sebagai berikut :

 Aluminium (Al) : 55%


 Zinc : 43,5%
 Silicon : 1,5%
 Ketebalan Pelapisan : minimum 100 gr/m².kedua sisi (atas dan bawah)
 Kelas : AZ 100

- Profil Material yang akan digunakan terdiri dari :


 Lebar Efektif gelombang : 696mm
 Tinggi gelombang : 24mm (+/- 1mm)
 Sistem pengait : screw
 Ketebalan Standar : 0.35 BMT (Base Metal Thickness)

- Material Pendukung yang digunakan adalah :


 Baut (Screw), berfungsi sebagai Alat Penyambung antar elemen rangka atap
baja ringan. Baut (Screw) yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi disini
adalah Baut Menakik Sendiri (Self Drilling Screw) dengan spesifikasi sebagai
berikut :
o Kelas Ketahanan Korosi : Class 3 atau Class 4
 Sekrup Baja harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh fabrikan setara dengan
Sekrup galvanized ring logam dan karet.kelas 3 / 4 12-14x50 SGHRW untuk atap
dan 12-14x20 HRW untuk dinding
 Untuk Flashing menggunakan Sekrup galvanized kelas 3 / 4 dengan 10-16x16
HRW ring logam dan karet.

5.10.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Kontraktor / Aplikator wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material
baja ringan yang akan digunakan guna menjamin bahwa material yang digunakan
adalah material sesuai dengan spesifikasi yang telah Perencana tentukan.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaannya Kontraktor / Aplikator diwajibkan untuk meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola
layout / penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

c. Kontraktor / Aplikator diwajibkan membuat Shop Drawing sesuai ukuran / bentuk /


metoda kerja yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.

d. Semua Detail dan Konektor Penutup Atap Metal harus dipasang sesuai dengan gambar
Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas.

e. Sebelum melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor / Aplikator diharuskan


menyampaikan contoh material / bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan
persetujuan.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahan-
tambahan bahan sehubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi beban dan
tanggung jawab Kontraktor / Aplikator.

5.10.4. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 5 (lima) hari kerja

5.10.5. Peralatan yang Dibutuhkan


Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah palu rivet, tali tambang, mesin
gerinda, mesin bor dan scaffolding.

5.10.6. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah penutup atap terpasang kuat, rapih dan tidak bocor

5.10.7. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 Terkena mesin gerinda Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Mata terkena percikan api saat Memasang Jenis Rambu dan
memotong baja dengan gerinda semboyan K3-L 3. Masker
mengakibatkan luka ringan
4. Sarung Tangan
3 Terjatuh dari Scafolding Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan
mengakibatkan luka ringan/ berat sudah terpasang sebelum pekerjaan 5. Safety Glasses
dimulai
6. Earplug

7. Body Harness

5.11. PEKERJAAN PAS. PENUTUP LANTAI


5.11.1. Ruang Lingkup
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini. Ubin keramik berglasur
atau ditentukan lain dalam gambar merek Sierra Tiles.
5.11.2. Standar Rujukan
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3. SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
4. Australian Standard (AS)
5. British Standard (BS)
6. American National Standard Institute (ANSI).

5.11.3. PROSEDUR UMUM


1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan
 Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke
lokasi proyek;
 Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set;
 Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang
belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.

5.11.4. BAHAN-BAHAN
1. Umum
 Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI;
 Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
2. Ubin Keramik Berglasur
Ubin keramik berglasur tipe dan merek sesuai gambar kerja, terdiri dari beberapa jenis
seperti tersebut berikut :

 Granit tile (Polished) merk Niro Granit ukuran 800mmx800mm dan 600mm x
1200mm
 Granit tile (matt/ structured) ukuran 600mm x 1200mm untuk tempat-tempat lain
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3. Adukan
 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat;
 Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis;
 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356,
ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus
daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall.
4. Adukan Pengisian Celah
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang
diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured
Ceramic Grout, ASA Coloured Grout.

5.11.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Persiapan
 Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai;
 Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah
pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

2. Pemasangan
 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air
harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja;
 Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja;
 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja;
 Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap
lurus dan rat;
 Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti;
 Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik;
 Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain;
 Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan;
 Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada
satu sisi, bila tidak terhindarkan;
 Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin;
 Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas;
 Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar;
 Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih;
 Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri
dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene
atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
atau sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas;
 Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3. Pembersihan dan Perlindungan
 Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan
misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa
merusak permukaan ubin.

5.11.6. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan lantai ini adalah 14 (empat
belas) hari kerja

5.11.7. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah raskam khusus pasang keramik,
alat potong keramik dan mesin gerinda

5.11.8. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah pasangan keramik rata, lurus, kokoh dan tidak ada pengisi
yang kosong

5.11.9. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terkena mata gerinda Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Mata terkena debu/ kotoran/ percikan Memasang Jenis Rambu dan
api saat proses gerinda semboyan K3-L 3. Masker
mengakibatkan luka ringan
Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Sarung Tangan
sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai 5. Safety Glasses

6. Earplug

5.12. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM


5.12.3. Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan panel gypsummerek Jayaboard,
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
5.12.4. Standar Rujukan

 American Society for Testing and Materials (ASTM)


5.12.5. Prosedur Umum
 Contoh Bahan dan Data Teknis
a) Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan, data teknis dan detail pemasangan pekerjaan ini kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui;
b) Bahan-bahan di sini diidentifikasikan dengan nama suatu produk/ merek. Bahan-
bahan dengan merek lain yang dikenal dan dapat digunakan selama bahan pengganti
tersebut memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama dengan produk yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Pengiriman dan Penyimpanan
a) Semua panel kalsium silikat harus disimpan di atas lantai kering yang rata, dan
harus ditutup dengan papan pelindung yang bertulis yang berasal dari pabrik pembuat
panel;
b) Tumpukan panel harus ditutup dengan terpal yang longgar agar udara dapat
bersirkulasi dengan bebas di sekitar tumpukan;

 Ketidaksesuaian
a) Konsultan Pengawas berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak
sesuai ketentuan yang disyaratkan atau tidak sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis
ini;
b) Semua biaya yang ditimbulkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan ini
menjadi beban Kontraktor;
c) Penolakan dapat disebabkan antara lain kesalahan Kontraktor dalam
pemasangan bahan yang tidak sesuai, atau pengaplikasian yang tidak sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.

5.12.6. BAHAN-BAHAN
 Panel Gypsum
Panel gypsum harus dibuat dari bahan baku semen dan tepung pasir alam yang
diperkuat dengan serat sekaligus sebagai penulangan, dan dengan proses
pengeringan autoclave, dan memiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut :

a. Tidak mengandung asbes;


b. Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut;
c. Tahan air;
d. Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api;
e. Tidak mudah lapuk dan membusuk;
f. Mudah dipotong, dipaku atau disekrup;
g. Tahan rayap dan binatang kecil lainnya;
h. Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan dempul atau meni
seperti Kalsiboard produksi Eternit Gresik.
Ketebalan dan ukuran harus sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.

 Perlengkapan Pemasangan
Rangka

Rangka metal berupa produk jadi (prefabrikasi) untuk pemasangan panel pada langit
– langit, eksterior dan tempat-tempat lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja. Harus dibuat dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti
Zincalume atau Galvalum, dengan bentuk dan ukuran yang sesuai untuk pemasangan
panel kalsium silikat, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayaboard, BRS, sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat panel.

 Alat Pengencang
a. Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa sekrup jenis self-
embeded-head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis electro-
plating;
b. Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki kepala lebar
dan berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak berkarat.

 Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)


Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas (fibreglass) yang kuat dan
memiliki perekat, sesuai dengan Join Tape Kalsiboard.

 Kompon
Kompon untuk pemasangan panel kalsium silikat harus didesain khusus sehingga
dapat digunakan untuk sistem sambungan tertutup (flush joint system), penutup
kepala sekrup atau paku.

 Bahan Penutup dan Pengisi Celah


Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan celah antara panel
semen berserat harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

 Pengecatan
Pengecatan untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

5.12.7. PELAKSANAAN PEKERJAAN

 Umum
Panel kalsium silikat digunakan untuk pemasangan interior maupun eksterior pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Panel kalsium silikat harus
diolah dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

 Persiapan
Panel kalsium silikat memiliki permukaan yang halus yang membutuhkan persiapan
minimal sebelum penyelesaian. Panel kalsium silikat harus dipotong dengan alat
pemotong yang direkomendasikan pabrik pembuat panel sehingga akan dihasilkan
potongan yang rata dan licin.

Pengebor elektris dapat digunakan untuk melubangi panel untuk penempatan


peralatan, seperti armatur lampu, kisi-kisi udara dan lainnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

 Pengencangan
a) Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat panel kalsium silikat;
b) Penempatan paku atau sekrup harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat
panel. Paku atau sekrup harus terbenam sampai rata dengan permukaan panel.
Kepala paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon agar diperoleh
permukaan panel yang halus.
 Sambungan
a) Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka / bercelah ataupun berbentuk
garis, harus diisi dengan bahan penutup dan pengisi yang bersifat lentur dan tahan
cuaca seperti direkomendasikan pabrik pembuat panel, atau sesuai ketentuan;
b) Bahan pengisi sambungan harus diaplikasikan di atas batang penumpu yang
memiliki ukuran yang sesuai, seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuatan
bahan pengisi;
c) Agar diperoleh permukaan yang halus dan menerus tanpa sambungan, sambungan
harus ditutup dengan sistem sambungan tertutup yang direkomendasikan pabrik
pembuat panel.
 Aplikasi
Untuk aplikasi langit-langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai berikut :

a. Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di lokasi
pekerjaan;
b. Panel dipasang pada rangka metal atau rangka kayu yang sudah diberi bahan
pengawet, dengan alat pengencang dalam ukuran yang sesuai rekomendasi pabrik
pembuatnya;
c. Sambungan antara panel harus ditutup/ diisi dengan pita penyambung dan kompon
penutup sesuai rekomendasi pabrik pembuat panel.
 Penyelesaian
a. Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus diamplas ringan
dengan amplas halus dan setiap debu harus disingkirkan dari permukaan dengan
kain kasar yang bersih. Butir-butir lepas yang menempel pada permukaan harus
dihilangkan dengan pengikis besi;
b. Panel kemudian dilapisi dengan 2 (dua) lapis cat emulsi;
c. Warna-warna cat harus sesuai Skema Warna yang akan ditentukan kemudian.
5.12.8. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 10 (sepuluh) hari kerja

5.12.9. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah scaffolding, paku tembak angin,
mesin bor

5.12.10. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah plafond terpasang rapih, kokoh dan tegak lurus
5.12.11. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terjatuh dari scafolding/ ketinggian Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Mata terkena debu/ kotoran/ percikan Memasang Jenis Rambu dan
debu saat proses pekerjaan semboyan K3-L 3. Masker 3. Body harness
mengakibatkan luka ringan
Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Sarung Tangan
sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai 5. Safety Glasses

6. Earplug

5.13. PEKERJAAN PENGECATAN


5.13.1. KETERANGAN
Bahan penutup dinding menggunakan Cat Interior dan Eksterior Merk. Jotun atau Dulux.

5.13.2. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pengecatan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.

5.13.3. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar
spesifikasi dari pabrik.

Contoh–contoh :
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.

 Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan;
b. Cat yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam produk saja;
c. Pelaksanaan pengecatan dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta
mempercepat pengecatan dengan hasil pengecatan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya;
d. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan;
e. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang;
f. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun terhadap sinar
matahari dari pabrik pembuatnya berupa Sertifikat Jaminan sesuai dengan volume
yang dibutuhkan.
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan
memakaibahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang
dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah
semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-
permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.

5.13.4. LINGKUP PEKERJAAN


a) Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini;
b) Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

5.13.5. PROSEDUR UMUM


a) Data Teknis dan Kartu Warna
 Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas;
 Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.
b) Contoh dan Pengujian
 Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtumkan identitas cat yang ada
didalamnya, serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30
(tiga puluh) hari;
 Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1
liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan
yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna
untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili;
 Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas
2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm
untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh
lagi disimpan Konsultan Pengawas guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di
masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah
dikerjakan;
 Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

5.13.6. BAHAN-BAHAN
a) Umum
 Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat;
 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan digunakan;
 Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai
harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Dulux atau Jotun;
 Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan skedule
finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding. Bahan yang digunakan adalah
produk Jotun.
b) Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:

a) Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat;
b) Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak;
c) Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak;
d) Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
c) Undercoat
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.

d) Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:

a) Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel kalsium
silikat;
b) Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan gipsum dan
panel kalsium silikat;
c) High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior pelesteran
dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
5.13.7. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a) Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan
1. Umum
a) Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai;
b) Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut;
c) Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan
dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun
rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC;
d) Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh
diatas permukaan cat yang baru dan basah.

2. Permukaan Pelesteran dan Beton


a) Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan
pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan
ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata
dengan pelesteran sekelilingnya;
b) Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,
minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan;
c) Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi
secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal
ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
3. Permukaan Gipsum
a) Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai;
b) Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan
dalam Spesifikasi Teknis;
c) Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.
4. Permukaan Barang Besi/Baja
a. Besi/Baja Baru
a) Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya
harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprtan
pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2;
b) Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan
zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih;
c) Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang
besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel
a) Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang
sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek, dari spesifikasi
teknis ini;
b) Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus
dilindungi terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara
segera merawat permukaan karat yang terdeteksi;
c) Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan
debu, kotoran, minyak, gemuk;
d) Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan
sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali
(touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai
mencapai ketebalan yang disyaratkan.

c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani


Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk
maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan permukaan dari
kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat
dasar.

b) Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat
harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan,
secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan
bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang
sudah disiapkan di atas.

c) Pelaksanaan Pengecatan
1. Umum
a) Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan cat,
penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur;
b) Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama;
c) Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang sama
dengan permukaan-permukaan di sekitarnya;
d) Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar
terlebih dahulu.
2. Proses Pengecatan
a) Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan
cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud;
b) Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering),
sesuai ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer;

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat


Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer;

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.

3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan Dasar
Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer;

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality


gloss finish.

4) Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate
primer.

Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high


quality gloss finish.

c) Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan ketentuan
dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.

3. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran


a) Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya;
b) Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam konsistensinya
selama pengecatan;
c) Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati
petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat;
d) Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).
4. Metode Pengecatan
a) Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol;
b) Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol;
c) Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan;
d) Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan dan
lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
5. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

5.13.8. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 15 (Lima belas) hari kerja

5.13.9. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah scaffolding, kuas roll cat dan
kuas standar

5.13.10. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah warna cat harus merata/ sama dan rapih

5.13.11. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terjatuh dari scafolding/ ketinggian Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Mata terkena percikan cat Memasang Jenis Rambu dan
mengakibatkan luka ringan semboyan K3-L 3. Masker 3. Body harness

Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Safety Glasses


sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai

5.14. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSIT PANEL


5.14.1. Ruang Lingkup
Pekejaan ini meliputi pengadaan teenaga kerja, bahan bahan dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pemasangan panel alumunium composite seperti yang
ditunjukan pada gambar rencana.

5.14.2. Pengendalian Pekerjaan

Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standart
spesifikasi dari pabrik.

Bahan-bahan yang harus memenuhi standart antara lain :

a. AA : The Alumunium Asseociation;


b. AAMA : Architectural Alumunium Manufactures Association;
c. ASTM : American Standart fo testing Materials.

5.14.3. Komponen
Hot Dip Galvanized Steel I Hollow Alumunium 400 x 400 mm, c.a finished untuk
instalasi frame;
Full frame with stiffener alumunium 1,2mm;
Sealant dan Gasket;
- Untuk pekerjaan luar;
- Warna akan ditentukan kemudian bewrdasarkan color chart.
- Lokasi sealant :
 Antara panel alumunium dengan panel alumunium eks MARKS;
 Antara panel alumunium dengan kaca

5.14.4. Bahan-bahan
1. Bahan :
Bahan : Alumunium Composit

Tebal : 4 mm

Berat : 5-6 kg/m2

Bending Strength : 45 – 60 kg/4mm

Heat Deformation : 200 derajat celcius

Sound Insulation : 24 – 39 dB

Finished : Flourocarbon factory finished.

Warna : Disesuaikan (Lihat Brosur )

Alumunium skin thicknees : 0,5mm

Alumunium Alloy : 5005

Coating type : PVDF

2. Bahan composit tidak mengandung racun / non toxic;


3. Bahan composit harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian;
4. Bahan yang digunakan dari produksi Seven, Reynobond, Seven Reynobond Alpolic
dengan PVDF0,5 Alloy 5005 SELF CLEANING.
5. Contoh-contoh;
Kontraktor pelaksana diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada
direksi lapangan untuk mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

5.14.5. Pelaksanaan
1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan refrensi pekerjaan pekerjaan yang pernah
ditangani/dikerjakan kepada direksi lapangan untuk mendapat persetujuan;
2. Alumunium Composit yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam produk saja;
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang
akurat, teliti dan tepat pada posisinya;
4. Rangka rangka pemegang harus disiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat pada
posisinya;
5. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah celah antara panel dengan
bahancaulking dan sealant hingga rapat, dan tidak bocor sesuai dengan rencana;
6. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal hal yang dapat
menimbulkan kerusakan, bila hal ini terjadi, kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan;
7. Hasil pemasangan pekerjaan Alumunium Composit Panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang;
8. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun dari PPG
Factory terhadap warna dan kualitas alumunium berupa Sertifikat Jaminan sesuai
dengan volume yang dibutuhkan.

5.14.6. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 14 (empat belas) hari kerja

5.14.7. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini mesin bor, scaffolding, gun sealant dan
mesin gerinda

5.14.8. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah pasangan ACP + sealant harus kokoh, lurus dan rapih

5.14.9. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi
ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG
No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terjatuh dari scafolding/ ketinggian Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Mata terkena percikan api/ debu saat Memasang Jenis Rambu dan
proses pengeboran atau pemotongan semboyan K3-L 3. Masker 3. Body harness
mengakibatkan luka ringan
Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Safety Glasses
3 terkena mata bor atau gerinda sudah terpasang sebelum pekerjaan
mengakibatkan luka ringan/ berat dimulai 5. Ear plug

5.15. PEKERJAAN INTERIOR


5.15.1. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pekerjaan Interior adalah pekerjaan Meja Resepsionis dan Backdrop .

5.15.2. Persyaratan Umum


Batasan Lingkup Kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat
custommade furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.

5.15.3. Produk

5.15.3.1. Bahan / Material


1. Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah
sebagai berikut :
a.Bahan utama 1 : Plywood veneer dan kayu padat.
b. Bahan utama 2 : Plywood dan MDF untuk finishing dengan HPL merek TACO.
c. Bahan pengikat & perekat.
d. Bahan finishing 1 : Melamic .
e. Bahan finishing 2 : High Pressure Laminate ( HPL ) merk TACO .
f. Bahan finishing 3 : pelapis kain/kulit (upholstery).
g.Bahan pelengkap/Hardware.
2. Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan
spesifikasi.
3. Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan /
material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternatif tersebut harus
memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan
Perencana.

5.15.4. Syarat Pelaksanaan


5.15.4.1. Plywood Veneer dan Kayu Padat
1 Persyaratan : Jenis plywood veneer yang dipakai adalah plywood nyatoh dan plywood
mega sungkai atau sesuai yang tercantum dalam gambar desain.
2 Kayu padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis dengan plywood veneer yang
dipakai dalam satu barang/item tersebut.
3 Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran
kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
4 Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai
standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
5 Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi
syarat NI-5 (PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban kayu yang dijinkan,
baik kayu padat maupun kayu lapis tidak boleh melebihi 12% WMC. Khusus untuk
kayu Kamper atau kayu Kapur tidak diperkenankan melebihi 10% WMC.
6 Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan kayu dekoratif,
baik yang bersifat “veneer matching”, “cross veneer inlay”, ataupun “banding”, harus
sesuai dengan desain dan pola yang tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan
contoh warna pada Material color board. Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya
sehingga menghasilkan permukaan dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan
menghasilkan daerah-daerah pertemuan yang rapi.
7 Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam
ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara
langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun
sesudah terpasang

5.15.4.2. Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja


1 Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur, paku,
sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi,
tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar kuat
dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.
2 Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari
logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga
tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
3 Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi
kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat
dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda
terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi “clear / transparent
finish”).
5.15.4.3. Bahan Finishing 1 - Melamic
1. Persyaratan
Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai dengan skema warna dan
material yang dikeluarkan oleh Perencana dengan syarat intensitas warna sama
antara masing-masing bagian bidang permukaan kayu/plywood. Contoh warna
melamic, harus diajukan terlebih dulu oleh kontraktor, untuk disetujui Konsultan
Pengawas/MK dan Perencana.
2. Lapisan Akhir
seluruh kayu/plywood bagian top harus diberi lapisan akhir dengan jenis
polyurethane, atau sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar rencana
3. Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk semua
permukaan yang terlihat bila pintu dan laci dibuka dan ditutup.
4. Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai berikut :
- Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0
- Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray gun.
- Digosok dengan amplas duco
- Diberi bahan pewarna (wood stain) dengan teknik spray gun sesuai dengan
warna yang ditentukan Perencana. Bahan pewarna : IMPRA atau NIPPON
PAINT.
- Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer : IMPRA, NIPPON PAINT
atau sejenis
- Digosok dengan amplas ducco
- Melamic coating dengan spray gun, ICI atau NIPPON PAINT.

5.15.4.4. Bahan Finishing 2 – HPL


1. Persyaratan :
High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex TACO motif kayu dan warna
solid atau Setara, warna sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan
oleh Perencana.
2. Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan
profil post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm.
3. Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di
bengkel / work-shop Kontraktor.
4. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain
5. Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
6. Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging
berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau
sesuai petunjuk gambar rencana/desain

5.15.5. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 14 (empat belas) hari kerja

5.15.6. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini mesin bor dan mesin potong/ gerinda,

5.15.7. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah seluruh bagian HPL terutama pada bagian sudut harus
terpasang lurus dan rapih
5.15.8. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terkena mata gerinda Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Mata terkena debu/ kotoran/ percikan Memasang Jenis Rambu dan
api saat proses gerinda semboyan K3-L 3. Masker
mengakibatkan luka ringan
Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Sarung Tangan
3 Terkena mata bor sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai 5. Safety Glasses

6. Earplug

BAB VI
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

6.1. PEKERJAAN AIR BERSIH


6.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan Sistem Penyediaan Penampungan Air bersih secara
lengkap sehingga sistem dapat bekerja secara baik.
b. Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan Distribusi air bersih dari pompa di ruang
mesin sampai ke titik-titik distribusi air bersih sesuai dengan gambar perencanaan.
c. Pipa PVC AW dan Fitting PVC menggunakan pipa merek Rucika
d. Pengadaan dan Pemasangan Ground Water Tank (FRP) lengkap dengan peralatan
bantunya.
e. Pengadaan serta pemasangan Pompa-pompa air bersih, Pressure tank / Diafragma
tank, beserta Instalasi pemipaan dan segala instrumen pendukungnya.
f. Pompa Submersible dan Transfer pump menggunakan pompa merek Grunfos
g. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan utama, terdiri dari Pompa Air Bersih,
Pressure Tank /Diafragma Tank dan peralatan lainnya.
Pengadaan dan pemasangan Panel Daya, Panel Kontrol beserta pengkabelannya
6.1.2. Ketentuan Umum
a. Pompa harus dipilih dengan kapasitas dan tinggi tekan air seperti yang ditentukan pada
pasal berikutnya.
b. Pompa yang hendak dipasang/ditawarkan harus merupakan pompa yang akan bekerja
pada efisiensi tertingginya dan pada daerah kerja impeller yang stabil.
c. Efisiensi pada kondisi operasi tidak boleh kurang dari 60 %.
d. Impeller harus disesuaikan dengan kebutuhan akan kerja seperti yang ditentukan
tanpa harus melakukan pengurangan diameter impeller dari apa yang telah diberikan
oleh pabrik pembuat.
e. Motor Horse-power (nameplate HP) rating harus dipilih sesuai dengan kebutuhan Motor
Horse-power bila pompa bekerja dengan ukuran impeller maksimum (full size impeller)
agar motor tidak menjadi 'overloading'.
f. Motor, pompa dan baseplate harus 'shop aligned' oleh pabrik/agen pemasaran pompa
tersebut di Indonesia, sehingga tidak perlu melakukan penyejajaran (aligning) kembali
pada saat dipasang; apabila hal ini belum dilakukan oleh pabrik/agen pemasaran maka
Kontraktor harus melakukan penyejajaran kembali di tapak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

g. Spesifikasi Teknis
- Jenis : Horizontal Submersible pump merek Grundfos,
Pompa transfer merek Grunfos
- Stage : Multi Stages,
- Kapasitas : sesuai gambar skedul,
- Discharge head : sesuai gambar skedul,
- Konstruksi : cast iron / Stainless steel casing, Bronze/Stainless steel
impeller, 1500 rpm, 220V, 1 phase, 50Hz, direct coupled,
balans secara statik dan dinamik, cast iron bed plate.
- Kondisi : seal harus baik, sesedikit mungkin kebocoran,
beroperasi pada daerah stabil.
- Kelengkapan : Sistem pompa harus dilengkapi dengan Panel kontrol
start-stop.
- Seal harus sesuai dengan ketentuan berikut,
 Untuk shut-off head kurang dari 10 kG/cM2 boleh menggunakan 'stuffing-
box with gland packing seal'
 Untuk shut-off head 10 kG/cM2 atau lebih harus menggunakan 'mechanical
seal'
h. Casing,
Harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan minimum sebesar 1.5 kali
'shut-off head', dengan sambungan sisi hisap dan tekan dari jenis flange standard.

i. Coupling And Baseplate,


 Harus dari jenis kopel langsung dengan 'flexible coupling' yang sesuai untuk torsi
dan HP dari motor penggerak dan dilengkapi dengan pelindung (coupling guard).
 Pompa dan motor harus didudukkan di atas pelat landasan (baseplate) dengan
konstruksi pabrik dari bahan baja shell atau besi tuang dengan dudukan peredam
getar untuk setiap alat.
 Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara pompa dan
motor serta dilengkapi dengan pasak untuk mematikan posisi pompa.

j. Kelengkapan,
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada sisi tekan, katup
penutup dan 'flexible connection' pada sisi hisap maupun sisi tekannya dan
dilengkapi strainer pada sisi hisap pompa.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure gage) dengan
katup isolasi, dipasang sesuai dengan gambar.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk penampungan
drain dari casing dan seal, yang dialirkan melalui saluran pada baseplate, menuju
ke saluran air hujan terdekat.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup poros, flange
dengan mur baut pengikat, baut untuk pondasi dan kelengkapan lainnya.

k. Penyesuaian Impeller,
 Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal sistem pemipaan untuk
mendapatkan besar kebutuhan tinggi tekan aktual.
 Dalam hal ini, pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan impeller/sudu-
sudu yang utuh dan motor penggerak yang mampu untuk menjalankan pompa
dengan kondisi full-size impeller tanpa terjadi 'overloading'.
 Sesudah 'test-run', Kontraktor harus menghitung aliran pada setiap sistem dan
dengan seijin PENGAWAS/MK dapat melakukan pemotongan impelleruntuk
penyesuaian dengan kondisi pembebanan sesuai dengan kurva pompa.

l. Pressure Reducing Valve,


 Harus terdiri dari kelengkapan dan mengikuti ketentuan sebagai berikut,
- Pilot valve fitting,
- Strainer, pilot reducer dan coloum control valve,
- Maximum pressure reducing ratio 10 : 1,
- Body dan case dari cast-iron,
- Disc dan diagram dari Synthetic Rubber,
- End connection dari Flange,
 Tekanan sisi masuk dan tekanan sisi keluar yang diperlukan harus sesuai dengan
yang tercantum pada gambar.
 Harus dilengkapi peralatan untuk bypass.
 Pressure Reducing Valve harus bekerja berdasarkan efek dinamika fluida, pada
saat tidak terjadi aliran, tekanan didi keluar harus nol dan pada saat terjadi aliran
Pressure Reducing Valve harus bekerja berdasarkan pengaturan tekanan sisi
masuk dan sisi keluar.

m. Water Level Controller


 Jenis : Floatless, electrode water level controller, Teg.Op. 24DC,
 Lokasi : Ground Reservoir,

n. Ground Reservoir
 Terbuat dari konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP)
 Lantai dasar ground Reservoar dibuat dengan kemiringan 3% ke salah satu
sisi untuk pengurasan.
 Dilengkapi dengan Electric Water Level Control yang dihubungkan dengan
pompa Transfer air bersih dan panel kontrol.
 Ground Reservoar dilengkapi juga dengan peralatan untuk pemasangan dan
pengangkatan (pengambilan) pompa kuras.
 Outlet pipa pada Ground Reservoar harus rapi, kuat dan menjamin tidak terjadi
kebocoran.

o. Panel Kontrol Start-Stop Dan Monitor


 Kontruksi Panel
o Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 2 mM, rangka
plat baja kontruksi las dicat meni tahan karat dan cat finish (cat bakar) warna
abu-abu.
o Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu dengan
lainnya harus dibuat rapi sehingga tidak terdapat tonjolan-tonjolan bekas las.
o Panel dilengkapi dengan pintu luar, pintu dalam, kunci dan handle sehingga
aman tetapi mudah pemeliharaan.
o Komponen-komponen panel harus semerk.
o Motor motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus dilengkapi
dengan 'wye-delta starting unit'.
o Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin mesin yang telah memiliki built-
in starting device.
o Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan diperkuat
sehingga tahan oleh gangguan mekanis.
o Kabel yang digunakan dari jenis NYAF dan harus mempunyai kemampuan
hantar arus setingkat lebih besar dari rating pengaman rangkaian dimana
kabel digunakan.
o Pemasangan kabel instalasi harus menggunakan sepatu kabel.
o Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic contactor timer
switch, disconnecting switch dan lain lain harus mempunyai rating setingkat
lebih tinggi dari rating pengaman rangkaian komponen-komponen tersebut.
o Untuk pemasangan kabel instalasi di dalam panel harus disediakan terminal
penyambungan yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat
dalam arti kata pada bagian panel dimana kabel instalasi tersebut masuk dan
keluar dari terminal penyambungan.
o Pada setiap komponen panel, sepatu kabel, kabel instalasi serta terminal
penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/sign plates mengenai nama
terminal/peralatan yang diatur instalasi listriknya. Label itu harus terbuat dari
plat alumunium atau sesuai standard DIN 4070.

a. Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk :


- Menjalankan dan mematikan pompa.
- Mengatur pengoperasian sistem pompa distribusi air bersih secara
bergantian.
- Pengaturan seperti tersebut di atas harus dapat dilakukan baik secara
otomatis ataupun secara manual.
- Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui saklar pilih (selector
switch).
- Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring diagram
yang dilengkapi dengan indicator lamp), sehingga dari panel kontrol tersebut
dapat dimonitor operasi sistem pompa distribusi air bersih.
- Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air di dalam ground
reservoir telah mencapai level yang paling rendah.
b. Operasi start-stop sistem Pompa Distribusi Air Bersih secara manual dilakukan
dengan menggunakan push-button normally open dan normally close.
c. Operasi otomatis dilakukan dengan menggunakan sensor tekanan (pressure
switch) yang dipasang pada pressure tank dan pressure switch yang
dipasang di dalam pipa instalasi air bersih, sehingga bila tekanan menurun
pada nilai tertentu (nilai setting pressure switch yang paling kecil), maka salah
satu pompa akan beroperasi; sebaliknya bila tekanan telah mencapai harga
tertentu (nilai setting yang besar), maka pompa yang sedang beroperasi
akan berhenti.
d. Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut di atas akan terus
berlangsung selama persediaan air di dalam ground reservoir berada pada
batas-batas maximum level, sedangkan apabila level air di dalam ground
reservoir telah mencapai batas-batas minimum level, maka pompa akan
berhenti secara otomatis. Pengaturan tersebut dilakukan dengan
menggunakan alat pengatur 'water level control unit' yang dilengkapi dengan
elektroda.
e. Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan di atas harus dapat dimonitor
pada panel kontrol secara visual berupa diagram instalasi yang dilengkapi
dengan lampu indikator.
 Panel Kontrol Start-stop Transfer Pump.

6.1.3. Persyaratan pelaksanaan


 Pemipaan
o Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum
pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam buku
Pedoman Plambing Indonesia dan Standart Nasional Indonesia.
o Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada DIREKSI
PENGAWAS/Menejemen Konstruksi untuk diperiksa dan disetujui, selambat-
lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan.
o Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah
katup/flange pembuangan (drain valve/flange) dan pipa naik/turun harus
benar-benar tegak.
o Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan
kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/riser.
o Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow,
standard elbow, bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan.
o Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan
aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang disyaratkan
pada buku ini.
o Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat pengumpul
kotoran yang tertutup (capped dirt pocket).
o Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai ketelitian
yang sewajarnya untuk pengukuran.
o Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya, dengan
dop/blind flange untuk pipa baja dan copper, pemanasan press untuk pipa
PVC.
o Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara
kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama, agar kotoran-
kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa dapat terbuang sama
sekali.
o Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu,
dan yang lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu

 Desinfeksi
o Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat
berfungsi dengan baik, dan sebelum penyerahan pertama.
o Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan Chlorine ke dalam sistem dengan
cara injeksi.
o Dosis Chlorine adalah 50 ppm.
o Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar Chlor tidak melebihi 0,2 ppm.

 Pengujian Instalasi Pemipaan


o Pengujian dilakukan untuk menguji hasil pekerjaan penyambungan pipa-pipa
serta kondisi dari pipa-pipa yang telah dipasang.
o Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan selesai dikerjakan dan
siap untuk dilakukan pengujian.
o Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hidrostatik pada sistem
pemipaan, tekanan yang diberikan adalah 1,5 kali tekanan kerja, minimum 10
kg/cM2.
o Pengujian dilakukan selama 8 jam, tanpa terjadinya penurunan tekanan.
o Apabila terjadi penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari sebab -
sebabnya dan melakukan penggantian bila keadaan meng-haruskan.
o Perbaikan yang sifatnya sementara tidak diizinkan.

6.1.4. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 14 (empat belas) hari kerja

6.1.5. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah pipa terpasang kokoh, rapihdan berfungsi sesuai dengan
yang tertera dalam gambar
6.1.6. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terjatuh dari scafolding/ ketinggian Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
Memasang Jenis Rambu dan
semboyan K3-L 3. Safety Glasses 3. Body harness

Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan


sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai

6.2. PEKERJAAN AIR KOTOR

6.2.1. Lingkup Pekerjaan


 Pemasangan Sistem Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures sampai dengan Tangki
Bio Septik di Site.
 Tangki Bio Septik yang digunakan adalah merek DOS
 Pipa PVC dan fitting PVC yang digunakan adalah merek Rucika

6.2.2. Persyaratan Bahan dan Peralatan


 Pipa dan Fitting
o Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem
pemipaan ini harus dari jenis PVC dan berasal dari merk Rucika serta
mengikuti SII 1246-85 dan SII 1448-85.
o Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa
bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu meng- gunakan fitting standard
yang diproduksi oleh pabrik lain yang ditentukan olah pabrik pembuat pipa
tersebut.
o Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari
berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan
(mock up) antara pipa dengan pipa dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan
kepada DIREKSI PENGAWAS/Menejemen Konstruksi dan mendapat
persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta memberikan
jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut.
o Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuanm cara
pemasangan seperti yang dicantumkan pada tabel 'Persyaratan Teknis ME'.

 Sambungan
o Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 mm atau lebih kecil mengguna-
kan perekat solvent cement.
o Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan
sambungan dengan rubber-ring bell and spigot.

6.2.3. Persyaratan Pelaksanaan


 Pemipaan
o Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk.
o Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
o Fitting harus dari jenis "injection moulded" sedangkan "Welded fitting" sama
sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
o Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean out.
o Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cM di atas muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
o Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
o Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cM di
atas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
o Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada
pipa air kotor.
o Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan
betonan lantai maupun dinding.
o Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam
gambar tersebut.
o Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah masuknya gas
yang berbau kedalam ruangan.
o Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet,
sistem permipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran
dari bahan stainless steel untuk mencegah penyumbatan di dalam pipa.
o Pada jalur perpipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out
di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu shaft).
o Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara
pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu 'Persyaratan
Teknis ME'.

 Pengujian Sistem
o Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup.
o Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi.
o Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan muka-
air setelah lewat 6 (enam) jam.

6.2.4. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 14 (empat belas) hari kerja

6.2.5. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah pipa terpasang kokoh, rapihdan berfungsi sesuai dengan
yang tertera dalam gambar
6.2.6. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terjatuh dari scafolding/ ketinggian Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
Memasang Jenis Rambu dan
semboyan K3-L 3. Safety Glasses 3. Body harness

Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan


sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai

6.3. PEKERJAAN ROOF DRAIN


6.3.1. Pekerjaan Talang Air Hujan
 Persyaratan Bahan dan Peralatan Bantu
o Bahan pipa talang,
Jenis : pipa PVC,merek Rucika
Kelas : 10 kG/cM2 atau S 12.5,

o Roof drain,
Jenis : Aluminium cor,
Konstruksi : Sesuai gambar,
Merek : Antasan

6.3.2. Persyaratan Pelaksanaan


 Pemipaan,
o Pipa tegak,
o Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja.
o Jarak maksimum antara klem adalah 300 cM atau pada setiap jarak sejauh
jarak lantai ke lantai.
 Pipa datar,
- Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti penggantung pada
pipa air bersih.
- Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut ini,
I. diam. 50 mM atau lebih kecil, setiap 200 Cm
II. diam. 65mM atau lebih besar, setiap 300 cM dengan kemiringan minimum
sebesar 1 persen.
 Pipa yang ditanam dalam tanah,
- Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa datar harus
diberi dudukan dari blok beton.
- Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai ke bak titik
sambung dengan saluran drainase tapak dengan kemiringan minimum 0.5
persen.

6.3.3. Sambungan,
 Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 50 mM meng- gunakan
solvent cement.
 Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 50 mM menggunakan
sambungan rubber-ring.
6.3.4. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 2 (dua) hari kerja

6.3.5. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah roofdrain terpasang kokoh, rapihdan berfunsi sesuai dengan
yang tertera dalam gambar

6.3.6. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terjatuh dari scafolding/ ketinggian Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
Memasang Jenis Rambu dan
semboyan K3-L 3. Safety Glasses 3. Body harness

Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan


sudah terpasang sebelum pekerjaan
dimulai

6.4. PEKERJAAN SISTEM PENGOLAHAN AIR KOTOR


6.4.1 Lingkup Pekerjaan
a. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi
bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan-bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian Instalasi Sistem Pengolahan Air Kotor
(Sewage Treatment Plant). Sistem yang digunakan adalah Sistem Tangki Bio Septic
merek DOS
2. Pekerjaan penyediaan bahan dan pemasangan instalasi daya listrik untuk
peralatan-peralatan treatment plant.
3. Pekerjaan lain yang masih termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan
Persyaratan Teknis dan Gambar Perencanaan.
4. Peralatan Bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja
system, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di
dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
5. Penyelesaian segala perijinan ke instansi yang berwenang untuk penyambungan /
pembuangan ke saluran kota.
6. Testing dan Commisioning dari sistem yang dikerjakan sehingga berfungsi dengan
baik dan sempurna sesuai perencanaan.

6.4.2. Persyaratan Teknis Umum


1. Waktu pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan
disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan/mengikuti jadwal bangunan.

2. Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
bebas dari cacat defective material, improver material dan menjamin terhadap
kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.

Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti.

Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi


tanggungan Kontraktor.

3. Gambar-gambar dan Spesifikasi


Gambar-gambar dan spesifikasi ini harus merupakan suatu kesatuan. Apabila ada
sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat
bekerja dengan baik, dan tidak dinyatakan dalam gambar perencanaan atau
spesifikasi. Maka Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya
tambahan.

4. Gambar Perencanaan
Walaupun didalam gambar perencanaan atau spesifikasi tidak tercantum semua
pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixtures secara terperinci, tetapi bagian-
bagian tersebut merupakan suatu kelengkapan sistem, maka kewajiban
Kontraktor untuk memasang hal tersebut agar sistem beroperasi dengan baik dan
sempurna.

5. Gambar-gambar Kerja
Gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan (site),
termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.

6. Gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat gambar instalasi (Shop Drawing) sebanyak 3 (tiga)
rangkap untuk disetujui oleh Direksi Lapangan, dan harus menyerahkan Gambar
Pelaksanaan (as built drawing) yang meliputi denah, instalasi yang terpasang,
detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi diatas/sebanyak 5
rangkap cetakan dan 1 kalkir. Pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang
umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.

7. Contoh-contoh Barang
Kontraktor waijb mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan termasuk brosur-brosur dari alat-alat
tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, sebelum alat-alat
tersebut dipasang. Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan
tidak baik/tidak bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka Kontraktor harus
mengganti bahan-bahan tersebut sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi.
8. Tenaga Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga-tenaga ahli dalam
bidangnya (skilled labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang baik dan rapi.
Kontraktor wajib mempunyai Surat Sertifikat keahlian Pelaksana pekerjaan.

9. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan Kontraktor lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, elektrikal, interior
dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan. Kesalahan pemasangan akibat tiadanya
kerjasama menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

10. I z i n
Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana termasuk biayanya. Semua
pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh
Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.

11. Koordinasi
a. Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang dilakukan oleh pihak lain maka
Kontraktor Pelaksana harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-
gambar pekerjaan ini bilamana ada pihak yang melaksanakannya.
b. Semua pekerjaan pembuatan dudukan untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran gambar-gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada pihak lain yang memerlukannya
c. Apabila semua penarikan kabel-kabel listrik sampai ke panel peralatan dilakukan
oleh pihak lain. Kontraktor wajib memberikan data-data dan gambar-gambar
yang diperlukan kepada pihak lain yang mengerjakannya
d. Semua penarikan pemipaan yang dilakukan oleh pihak lain dan tidak tercantum
dalam gambar dan spesifikasi, maka Kontraktor harus berkoordinasi dan
memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lain
yang mengerjakan.

12. Penolakan Instalasi


a. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang akan
dipergunakannya kepada Direksi Lapangan atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuan tertulis. Dengan mencantumkan secara lengkap merek,
type, spesifikasi dari semua contoh bahan yang akan diajukan.
b. Kontraktor harus membuat jadwal/schedulle waktu yang terperinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi Lapangan, atau pihak yang ditunjuk
untuk mendapatkan persetujuannya.
13. Jaminan dan Pemeliharaan
a. Kontraktor harus memberikan pemeliharaan selama setahun untuk peralatan
dan 6 (enam) bulan untuk instalasi semenjak serah terima pekerjaan yang
pertama, kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.
b. Kontraktor wajib mengganti setiap bagian pekerjaannya yang ternyata cacat
atau rusak selama jangka waktu pemeliharaan setelah proyek ini
diserahterimakan untuk pertama kalinya, kecuali dinyatakan lain secara
tersendiri.
c. Kontraktor wajib mengganti setiap kelompok barang-barang atau sistem yang
tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi akibat dari kesalahan pabrik atau
pengerjaan yang salah selama masa pemeliharaan setelah proyek ini
diserahterimakan untuk pertama kali.

14. Petunjuk Operasional


i. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Kontraktor harus menyerahkan
gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan
dari peralatan-peralatan yang terpasang. Data-data tersebut haruslah
diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set copy dan 1 (satu) set kalkir.
ii. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction
Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Trouble Shooting
Instruction dan Brosur-Brosur.
iii. Kontraktor harus memberikan surat garansi atas peralatan-peralatan utama
kepada Pemberi Tugas.

6.4.3. KEWAJIBAN REKANAN

1. Calon kontraktor harus memasukkan ke dalam dokumen penawaran kelengkapan-


kelengkapan sebagai berikut :

a. Usulan Pekerjaan Sistem yang ditawarkan


b. Skematik Proses, Skematik Sistem, dan Denah Bangunan Pengolah.
c. Harus melengkapi hasil perhitungan kembali pengolahan limbah sehingga diperoleh
hasil yang disyaratkan termasuk ukuran banknya
d. Lingkup Pekerjaan yang masuk dalam penawaran
e. Perincian Harga
f. Lingkup Garansi / Jaminan
g. Daftar Proyek yang pernah dikerjakan yang menggunakan sistem seperti yang
ditawarkan.
h. Company Profile
2. Segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu,
Kontraktor harus sudah memasukkan Shop Drawing Bangunan Pengolahan yang
diperlukan sehingga dapat segera disiapkan oleh Kontraktor Sipil.

6.5. PEKERJAAN PEMBUATAN DEEP WELL (SUMUR DALAM)


6.5.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan dan lain – lain.
Pengiriman personil, material dan peralatan di site, pemasangan, pengujian atau
pengetesan (Comissioning) dan pemeliharaan seluruh pekerjaan Deep Well seperti
disyaratkan dalam :
a) Spesifikasi Teknis
b) Gambar Perencanan
c) Bill Of Quantity
Pada dasarnya spesifikasi, gambar perencanaan dan Bill of Quantity merupakan satu
kesatuan dan bersifatr saling melengkapi. Apabila terdapat hal–hal yang termuat di
dalam spesifikasi teknis, namun ada pada gambar perencanaan atau ada pada bill of
quantity maka spesifikasi teknis harus mengikuti gambar perencanaan demikian pula
sebaliknya sehingga diperoleh suatu perencanaan yang sempurna.

d) Berita Acara ( Aanwijzing )


e) Addendum
Dalam pekerjaan ini termasuk pula pekerjaan – pekerjaan lsin ysng berhubungan
dengan pekerjaan Deep Well yang tidak mungkin disebutkan secara terinci,
tetapi dianggap perlu untuk kesemournaan fungsi dan opeasi Deep Well.

f) Klarifikasi Teknis

6.5.2. Persyaratan Pekerjaan

a. Spesifikasi teknis
Spesifikasi Teknis di bawah ini dimaksudkan untuk memberi keterangan kepada
Kontraktor mengenai gambaran secara umum bahan untuk menghasilkan sumur bor
dengan kapasitas seperti yang dikehendaki.

b. Personil dan Alat Bor


Kontraktor harus menyediakan :

- Perlengkapan alat bor yang lengkap dan memadai untuk keperluan pemboran
sampai dengan kedalaman antara 100 – 200 meter dengan syarat kapasitas debit air 200
liter/menit.
- Tenaga – tenaga yang cakap serta berpengalaman untuk menggunakan alat bor
dalam penawaran harus dilampiri Surat Keterangan Pengalaman kerjja. Atau Surat
Keahlian Personil

c. Surat Ijin
Kontraktor ditunjuk harus mempunyai Surat Ijin Pengeboran dan harus meminta ijin
untuk melaksanakan pengeboran, pengujian dan pemakaian sumur dari Instansi yang
berwenang (Geologi Bandung)
d. Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankam dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh dan seluruh biaya perijinan menjadi tanggungan jawab
Konktraktor.

6.5.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Di dalam penawaran Kontraktor harus sudah termasuk pemindahan, pengangkutan dan
pengembalian alat bor dari lapangan ke gudang Kontraktor. Hal ini juga termasuk
pekerjaan pembersihan lapangan setelah pekerjaan selesai.
2. Kontraktor melakukan pekerjaan pengeboran pada tempat yang telah ditunjuk oleh
pemberi tugas. Kedalaman sumur adalah antara 100 s/d 200 meter dan diameter dari
lubang bor harus sesuai dengan dokumen lelang. Sumur bor harus vertical,
pennyimpangan terhadap vertikal yang diizinkan maksimum 20 mm per 100 meter
diukur dari titik pusat lubang sumur bor dan dichek setelah chasing selesai dipasang.
3. Kontraktor harus melakukan Electric Loging untuk mengetahui Susunan kedalaman
lapisan tanah / batu serta kedalaman lapisan Pembawa air ( aquifar ).

6.5.4. Kemampuan Operasi


Kemampuan operasi dari pompa Deep Well bekerja secara parallel yang disesuaikan dengan
water level control pada ground Reservoir.

Kemampuan pompa Deep Well :

Kapasitas : 37 Lt / menit

Head : minimal 20 meter (sesuai kedalaman

penempatan Pompa yang didapat)

Operating voltage : 220 V / 1 Phase / 50 HZ

Power Consumption : 1 KW s/d 2,5 KW

Putaran : 2500 rpm

6.5.5. Spesifikasi Teknis Material Dan Peralatan


a) Larutan Bor ( Drilling Fluids )

Untuk mencegah runtuhnya dinding lubang Bor selama proses pemboran,

maka Kontraktor harus memakai Lumpur pemboran. Untuk pengukuran

Viscositas dari Lumpur pemboran, pemborong harus menyediakan alat

Pengukur yang diperlukan.

Pemilihan Lumpur pemboran yang sesuai dan kontrolnya menjadi

Tanggung jawab Kontraktor.

b) Pipa Casing
Semua pipa casing dan accessoriesnya disediakan oleh pemborong, dan dalam keadaan
baru. Bahannya harus dari baja dan harus memenuhi standar ASTM atau API yang lazim
digunakan untuk pipa casing dari material lain harus disetujui oleh pemberi tugas.
Sambungan pipa casing harus dilakukan seperti :

# Pengelasan dengan las listrik yang memenuhi standar seperti

American Welding Society.

# Dengan sambungan ulir (Thread and Coupled Joints)

Lubang bor harus mempunyai diameter dalam 6” dan jumlah panjang antara 100 meter
s / d 200 meter. Pipa naik dengan diameter 2” dan panjangnya disesuaikan dengan
kebutuhan.

c) Pembungkus Semen ( Cemen Grout )


Pembungkus semen dibuat dengan campuran 1 zak semen kurang lebih 25 liter air untuk
mengurangi penyusutan dapat ditambahkan bentonite ( maksimum 2 % dari berat
semen ) atau semen lainnya.

d) Saringan / Screen
Saringan 0 – 4 “ type continous slot stainless steel buatan Johnson. Screen yang disetujui
Konsultan Pengawas / Direksi Lapangan. Jumlah lubang harus lebih dari 10 % luas
dinding.

e) Pompa Deep Well ( Sumur Dalam )


Kapasitas : 37 Lt / mn

Head : minimal 20 meter

Operating Voltage : 220 / 1 phase 50 Hz

Power Consumtion : 1 KW s/d 5 KW

Putaran : 2500 rpm

Dilengkapi dengan level kontrol, proteksi overload dan lain – lain. Pompa Deep Well
disarankan buatan Grundfos atau Torishima.

6.5.6. Cara Pemasangan


 Catatan Pengeboran
Selama pengeboran harus dibuat catatan pelaksanaan pekerjaan danpengumpulan
contoh – contoh lapisan tanah dan lapisan bebatuan yang dibor. Catatan mengenai
waktu pengeboran harus selalu disimpan di lokasi pengeboran yang sewaktu – waktu
dapat diperiksa oleh Konsultan Pengawas / Direksi. Pemborong harus juga
menyerahkan suatu well Log yang dibuiat secara teliti yang akan dikombinasikan
dengan hasil electric llogging. Dilengkapi dengan foto pelaksanaan yang mencakup
situasi lokasi setiap sumur sebelum, selama dan setelah selesai dikerjakan.

 Pemasangan Pipa Casing, Pipa Naik dan Pipa Saringan


Kontraktor harus melakukan pemasangan pipa tesebut diatas sesuai dengan cara
umum yang bisa dilakukan dalam pembuatan sumur dalam pemberi tugas berhak untuk
menentukan lain dari cara pemasangan pipa tersebutapabila dipandang perlu
berdasarkan pertimbangan teknis
 Perletakan Kerikil ( Gravel Packing )
a) Ruang antara lubang bor dan pipa saringan dengan kerikil seperti terlihat pada
gambar dokumen. Cara pengisian kerikil kedalam llubang bor harus dengan pipa
pengantar.
b) Pembayaran untuk pengisian kerikil kedalam lubang sumur bor dilakukan sesuai
dengan kubikasi kerikil yang diisikan dengan harga satuan didalam kontrak
 Sub–Surface Geophysical Methode Test
Sub–Surface Geophysical Methode Test dimaksudkan untuk mengetahui secara tepat
perubahan susunan bebatuan, sifat relatif prositas dan permeabilitas concentration
dan lain-lain. Hasil dari pengukuran ini digambarkan dalam profil atau penampang
kolom.
 Vertical Electric Logging
Dimaksudkan untuk mengukur spontanitas potential dan sifat relatif lahan jenis dari
susunan batuan yang selanjutnya dipakai control dari hasil pengamatan saringan
screen tepat pada lapisan aquifer berpotensi. Pekerjaan ini dilakukan setelah
kedalaman pengeboran tercapai sesuai dengan kontrak dan sebelum pemasangan
casing. Hasil evaluasi dari vertical electric logging ini agar segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas / Direksi untuk didiskusikan mengenai letak tebal dan jumlah
total dari saringan yang akan dipasang.

 Gamma Rays
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pipa casing dan saringan terpasang semua sesuai
dengan persyaratan teknis.
6.5.7. Penyelesaian Sumur (Well Development)
Penyelesaiam sumur dimaksudkan untuk menghilangkan :
1) Kotoran dan Lumpur yang masuk kedalam lapisan equifer pada waktu pengeboran.
2) Lumpur bor / drilling mould
3) Pasir halus yang kesemuanya dimaksudkan agar dapat diperoleh kapasitas maximal dari
sumur bor.

6.5.8. Pemeliharaan dan Pembersihan lapangan


Pemeliharaan dan pembersihan Lapangan
1) Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memelihara keadaan lapangan sehingga
tidak terjadi kerusakan yang nerugikan. Alat – alat dan barang – barang yang akan
digunakan dalam pekerjaan harus dijaga oleh Kontraktor dengan baik karena kerusakan,
kehilangan barang tersebut akan memperlambat pekerjaan.
2) Setelah pengetesan sumur selesai maka Kontraktor harus membersihkan benda – benda
yang tertinggal di dalam sumur dengan cara yang biasa dilakukan dalam pekerjaan
pembuatan sumur dalam ( bailing atau Sand Pumping ).
3) Pada waktu ditinggalkan maka oleh Kontraktor harus diusahakan agar lapangan dalam
keadaan bersih.
4) Letak pompa untuk sumur sedemikian supa sehingga didapat hasil maximal dari sumur
seperti yang ditentukan oleh pemberi tugas.

6.5.9. Penutup Sumur


Penutup sumur adalah penyesuaian seperti pada gambar dokumen, ini dapat dilakukan
setelah pumping test atau sebelum pumping test.

6.5.10. Cara Pengetesan

 Sumur
Sumur yang telah disempurnakan akan diuji hasilnya dengan cara seperti persyaratan di
bawah ini :
1) Kontraktor harus menggunakan pompa submersible dengan kapasitas minimum 200 lt /
mn. Pompa ini digunakan khusus untuk pengetesan saja bukan merupakan pompa yang
akan dipasang. Banyaknya air yang akan dipompakan dari sumur akan diukur dengan
alat ukur yang disediakan oleh Kontraktor. Demikian pula muka air didalam sumur harus
selalu diukur secara teliti. Letak pompa untuk sumur sedemikian supa sehingga didapat
hasil maximal dari sumur, seperti yang ditentukan oleh pemberi tugas. Pompa uji terdiri
step draw down test dan Time Recovery Test. Pemberi Tugas akan menentukan lamanya
pemompaan uji sampai tercapai hasil yang memuaskan.
2) Banyaknya air yang dipompakan dari sumur diukur dengan alat ukur yang disediakan
oleh Kontraktor. Demikian pula level muka air didalam sumur harus diukur secra teliti
dan dicatat.

 Step Draw Test


1) Kapasitas pemompaan 150 lt / mn, tegantung dari kapasitas Maximum test yang
dicapai.
2) Proses pengukuran
3) Segera setelah tahap pertama pemompaan uji selesi dilakukan maka kapasitas
pemompaan prosedur pengukuran sama dengan tahap pertama pemompaan
berikutnya dan prosedur pengukuran sama dengan tahap pertama tersebut. Prosedur
ini harus diikuti sampai tahap terakhir selesai. Apabila pompa mengalami kerusakan
waktu pegetesan sedang berlangsung maka diperlukan waktu secukupnya dimana
water level cukup pulih kembali kemudian test diulang
 Time Draw Down Test
1) Kapasitas pemompaan 150 lt / mn, tergantung dari kapasitas maximum test yang
dapat dicapai.
2) Lamanya pengetesan 2 x 24 jam.
3) Proses pengukuran
Mengukur air statis didalam sumur. Pemompaan ini lamanya 3 x 24 jam untuk waktu
2 jam pertama agar diikuti cara pengukuran seperti step down test tersebut diatas
dan kemudian pengukuran muka didalam sumur dilakukan tiap selang 30 menit. Pada
waktu pemompaan dimulai dan waktu dilakukan pengukuran muka air harus dicatat
dengan benar.

 Time Recovery Test


Segera setelah time draw test selesai pemompaan tetap berhenti maka time recovery test
dilakukan selama 15 menit pertama pegukuran terhadap kenaikan muka air didalam
sumur bor dilakukan tiap selang 1 menit selama 2 jam. Selanjutnya pengukuran muka
air sama atau hampir seperti sebelum dimulainya time draw down test.

 Test Kualitas Air


Air dan pemompaan deep well harus memenuhi persyaratan untuk air minum untuk
pengetesan ini contoh air diambil dan dibawa Kontraktor bersama Konsultan
Pengawas / Direksi ke lab PDAM yang terdekat semua biaya tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.

 CatatanTest
Setelah selesai pengetesan sumur, Kontraktor harus menyerahkan catatan test kepada
pemberi tugas termasuk semua copy catatan harian pelaksanaan pekerjaan.

 Pembuangan Air
Selama pengetesan sumur, Kontraktor harus membuang air kedalam saluran air buangan
terdekat atau ke tempat lain yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah agar air buangan tidak akan
merusak banguna dan lain – lain. Pembuangan air diusahakan agar tidak masuk
kedalam sumur bor langsung atau t.idak langsung.

6.5.11. Penyerahan, Pemeliharaan, Jaminan Dan Pendidikan


Pada saat penyerahan untuk pertama kali Kontraktor harus menyerahkan :

O Gambar jadi sebanyak 3 set dan dalam bentuk micro film 1 set

O Katalog Spare Part

O Buku Petunjuk Operasi dalam bahasa Indonesia

Data-data tersebut harus diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 set dan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi 2 set, bila gambar dan data belum lengkap diserahkan maka pekerjaan
Kontraktor belum bisa dipresentasikan 100%. Kontraktor harus memberikan pendidikan
teori dan praktek mengenai operasi secara Cuma-Cuma sampai cakap menjalankan
tugasnya. Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih dahulu
kepada pengeiola proyek. Segala biaya selama pendidikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
 Service dan Garansi
1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi termasuk penyediaan suku cadang. Segala biaya penggantian
perawatan selama masa garansi merupakan tanggung jawab Kontraktor.

2) Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply dan juga


terhadap system minimal selama satu tahun sesudah serah terima kedua.

3) Pemilik dibebaskan segala bentuk pembayaran atas segala kerusakan selama 1


tahun sesudah serah terima kedua.

4) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk tetap dapat melakukan garansi


dengan mempefiitungkan kedalam harga satuan sebagai resiko keterlambatan
dalam menyelesaikan pembangunan.

5) Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang yang
tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis, akibat kesalahan pabrik atau
pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) had
setelah proyek ini diserah terimakan untuk pertama kali.

6) Kontraktor wajib menempatkan 2 orang pada setiap hari kerja untuk


mengoperaqsikan merawat peralatan Plambing dan mendatangkan satu orang
supervisor sekali seminggu untuk memeriksa selama masa pemeliharaan.

7) Kontraktor harus memberikan sevice secara Cuma-Cuma untuk seluruh system


Plambing 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah terimakan
pertama kali dan garansi satu tahun setelah serah terima kedua.

 Perijinan
1) Semua izin syarat yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini
harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungahn dan biaya Kontraktor, seperti

- Izin pemboran sumur dalam (Deep Well)/SIP

- Izin dari pemerintah daerah setempat

- Izin dari Direktorat geologi Bandung

- Izin pengambilan air

2) Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan


serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperiukan untuk
ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal
tersebut diatas.

3) Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi yang


diperoleh mengenai instalasi kepada Konsultan Pengawas/Direksi sebelum
penyerahan kedua dilakukan.

4) Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan


Pengawas/Direksi sertiap akan memulai suatu tahap pekerjaan de3mikian pula
bila akann melksanakan diluar jam kerja.

5) Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak


pemerintah setempat badan yang bervvenang terhadap instalasi yang
dikerjakan. Dalam hai ini semua biaya yang dikeiuarkan sehubungan dengan
permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor.

6) Penyetelan seluruh system agar lengkap dan berfungsi dengan baik sesuai
dengan persyaratan dan gambar kerja.

7) Pengadaan pemasanagn seluruh instalasi plambing sesuai dengan persyaratan


dokumen spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

8) Semua pengadaan pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi plambing


harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifukasi
teknis.

9) Pengetesan harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi, segala biauya


yang diperlukan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sistem pengujian dan
schedulenya harus disampaikan secara tertulis dalam selambat-lambatnya satu
bulan setelah menerima SPK.

6.5.12. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 10 (sepuluh) hari kerja.

6.6 PEKERJAAN INSTALASI TATA UDARA

6.6.1 Sistem Instalasi Tata Udara

6.1. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM TATA UDARA

6.1.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti
untuk semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi tata
udara. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.

6.1.2. Publikasi code dan Standard


Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi maupun peralatan. Untuk Publikasi, Code atau Standard yang belum ada di
Indonesia, Pemborong wajib mengikuti Standard codes atau Publikasi International yang
berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
- SMACNA – 85; ASHRAE - Guide and Data Book
- NFPA - 90A; ARI; AMCA; CTI; Dan lain- lain standard yang berlaku untuk bagian-
bagian peralatan yang belum tercantum diatas.

6.1.3. Kondisi Perancangan


1. Kondisi udara luar
Temperatur 35 ° C ; Relative Humidity 65 %
2. Kondisi dalam ruangan yang di
kondisikan
Temperatur 20 ° C ± 2 ° C; Relative Humidity 55 % ± 5 % RH

3. Noise Criteria
Ruang Rapat 30 - 40 NC; Ruang Kerja 35 - 45 NC

6.1.4. Perlindungan Kebakaran.


Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap api dalam
jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya celah-celah
antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang sesuai
untuk tujuan tersebut.

6.1.5. Instalasi
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan
cara-cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan
pabrik dari peralatan ataupun alat- alat bantu tersebut.
2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian- bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan. Berat
peralatan diartikan berat dalam operasinya.
3. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas
atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam
operasinya.

6.1.6. Penetrasi Atap


semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus dilengkapi dengan
pinggiran beton
( curb ) sekeliling bagian – bagian instalasi tersebut sehingga konstruksinya betul –
betul kedap air.
6.1.7. Pencapaian Peralatan Untuk Service.
Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus
mudah untuk bisa diamati, di service dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga accessories duct seperti damper, filter dll. Untuk itu kontraktor dalam
pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan dan accessories tsb,
sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.
Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum ditunjukkan
pada gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan dan accessories
yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang
tepat. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan,
maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan
denganletakperalatan
accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan Direksi untuk
disetujui.

6.1.8. Perlindungan Peralatan, Bahan.


Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi peralatan-
peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang
bila diperkirakan bisa rusak,
cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu,
pasir, lembab)
Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan diajust kembali untuk
membuktikan bahwa
peralatan dan bahan beroperasi dengn baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena
tidak dilakukanperlindungan yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak
bisa diterima (serah terima belum
100%).

6.1.9. Anti Karat


a. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat ( semacam penggantung, dudukan, landasan, flens dan lain
sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan selanjutnya cat
finish dengan warna yang ditentukan
b. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated
c. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih
dari bebaslas- lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.

6.1.10. Sleeve, peralatan yang tertanam didinding.


Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau
menembus concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang.
Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tsb harus
dikonsultasikan dengan Direksi dan disertai gambar detail.
Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan
clereance 20
mm jika duct atau pipa berisolasi, clereance tetap dibutuhkan 20 mm antara isolasi dan
sleeve menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm diatas atap lantai.

6.1.11. Penomoran, Nama Peralatan/Accessories


Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama peralatan dan
nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan
atau data sheet atau sabagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada
peralatan atau accessories yang belum mempunyai kode nama dan nomor,
kontraktor wajib mengusulkan kepada Direksi dan semua ini sudah harus tercantum dalam
as built drawing.

6.2. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DAN INSTALASI.

6.2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi Tata
Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk
semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang
lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan. Lingkup
pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

6.2.2. Pengadaan dan Pemasangan


1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata udara (air
conditioning).
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian peralatan ventilasi
mekanikal (Mechanical ventilation ) seperti : Centrifugal fan, Axial fan, Propeller fan, Filter,
Attenuator dll.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi
ducting lengkap dengan fire damper, volume control damper, spliter damper, back drap
damper ( non return
4. damper ) supply air diffuser/register/grille/slot/integrated, return air grille, access panel,
5. filter, gauge, Isolasi panas/suara dll.
6. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi
pemipaan air pengembunan ( drainage ) sampai kesaluran air terdekat lengkap dengan fitting,
isolasi panas dll.
7. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol sistem Indoor
Unit dan Outdoor
Unit dan kontrol komponen seperti katup, damper, sensor, thermostat ruangan,
humidistat dll.
8. Pengadaan , pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock sistim instalasi tata
udara dan ventilasi dengan sistim fire alarm yang ada.
9. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi instalasi ini
seperti kabel dan panel tata udara.
10. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat instalasi ini seperti
tercantum dalam dokumen ini.
11. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh pekerjaan instalasi
ini.
12. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara – cara menjalankan
dan memelihara instalasi ini.
13. Menyerahkan gembar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara serta data
teknis lengkap
peralatan instalasi yang terpasang.
14. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
15. Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan yang terpasang.
16. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini beserta
addendumnya.

6.3. VAC SYSTEM VRV

Jenis AC adalah VRV system, air cooled type, memakai inverter, terdiri dari satu outdoor unit
dengan sejumlah indoor unit , dimana setiap indoor unit mempunya kemampuan untuk
mendinginkan ruangan secara independent. Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas
design dan sampai ke 64 unit indoor bisa tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan
dikontrol secara independent Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter, dan system
bisa beroperasi pada minimum koneksi beban pendinginan 2.2 Kw dan mempunyai
kemampuan untuk merubah putaran motor compressor sesuai dengan beban pendinginan.

Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor


sebagai berikut :
• Ceiling Mounted Cassette Type (Double Flow)
• Ceiling Mounted Cassette Type (Multi Flow)
• Ceiling Mounted Cassette Corner Type
• Slim Ceiling Mounted Duct Type
• Ceiling Mounted Built-In Type
• Ceiling Mounted Duct Type
• Ceiling Suspended Type
• Wall Mounted Type
• Floor Standing Type
• Concealed Floor Standing Type
• Ceiling Suspended Cassette Type (Connection Unit Series)

Nilai COP system pada beban 50% harus = 4.0* atau lebih
tinggi
- Pada saat temperature outdoor 35 C dan suhu indoor 27 C DB/19
C WB
System yang ditawarkan harus bisa melakukan automatic test operation system, Untuk
melakukan pengecekan system secara otomatis yang meliputi pengecekan : control wirings,
shutoff valves, sensors dan refrigerant volume.

6.3.1. CONDENSING UNIT


System ini harus bisa
terkoneksi dengan pipa
refrigerant harus bisa
sepanjang 540 ft
dengan beda
ketinggian
276 ft tanpa oil trap
Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor unit harus
terisi R410A
dari pabrik, instalasi harus sesuai dengan standard BS EN378: 2999
bagian 1 – 4.
Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi
dengan Baked
Enamel.
• Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dan tetap bisa beroperasi jika
1 compressor rusak
• Outdoor dengan ukuran 5 HP dan 8 HP memiliki 1 kompressor
SCROLL
• Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 1 HP
sampai 10 HP.
• Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB(A) pada saat operasi normal,
terukur 1 meter secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoor harusnya
model modular dan bisa dipasang secara berderet di setiap sisinya

Compressor
Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi dengan inverter
control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan
cooling load yang dibutuhkan. Magnet Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk
menambah torsi compressor Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara
otomatis compressor inverter dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap
kali operasi, System ini haruslah dipasang dipabrik.

Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis ke Fin
alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2 sampai 3 micron

Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid Valve dan komponen lain untuk
keperluan safety

Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC, dengan
kemampuan maximum static pressure = 78 Ps
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan noise
lebih rendah
pada saat malam hari baik secara otomatis maupun dengan
manual setting

Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure switch,
control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors for compressor
dan fan motors, over current protection for the inverter and anti-recycling timers.
Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit, unit
harus dilengkapi
dengan Sub cooling. Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam
sejak startup dan seterusnya setiap 6 jam operasi.

6.3.2. PRESSURE TESTING

Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke outdoor unit, Sebelum


pembungkusan pipa dengan insulasi dan sebelum VRV system dinyalakan, Pekerjaan
pemipaan harus di test tekanan dengan memakai dry nitrogen sesuai table di bawah ini dan
dicek ulang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi :

Step1 Pressurize to 10.3 Bar 3 minutes or longer Allows discovery of


(149 Psi) major leaks
Step2 Pressurize to 21.5 Bar 5 minutes or longer
(312 Psi)
Step3 Pressurize to 38 Bar Approx 24 HOURS Allows discovery of
(551 Psi) minimum minor leaks
Outdoor unit haruslah dipasangkan ke pemipaan system dengan memakai torque wrench
dengan torsi pemasangan yang sesuai dengan table dibawah ini.
System pemipaan kemudian harus divacuumed sampai 0.2 torr (-755mmHg) Dan ditahan
pada kondisi ini
selama 1 jam minimal sampai pada 4 jam tergantung dari panjang pipa dengan memakai 2
stage Vacuum
Pump. Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit disambungkan pada
koneksi listrik.
Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan standard dari pabrik dan
ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa actual yang terpasang dengan merefer ke
installation manual dari pabrik.
Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan dibawah
pengawasan dari
perwakilan pabrik. Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disupply oleh kontraktor
pemasang dan diawasi oleh perwakilan dari pabrik Pressure test harus dilakukan oleh
kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik Proses vacuum system pemipaan
harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik.
6.3.3. PIPE MATERIAL
Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe sesuai dengan
standard JIS H300
- C1220T. Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi dengan insulasi yang
sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak terjadi kondensasi Seluruh koneksi shut off
valve di dalam outdoor unit haruslah di brazed untuk mencegah kebocoran refrigerant.
Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi system haruslah dipakai. Dry Nitrogen (OFN) harus
dialirkan kedalam system pemipaan selama dilakukan brazing sehingga tidak terbentuk karbon
didalam pipa yang nantinya bisa merusak compressor.
Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah type close cell XLPE dengan fire rated
Class “O”
dengan ketebalan minimal 10 mm untuk Suction lines dan 10 mm untuk Liquid lines dan mesti
dilindungi dengan penutup pada bagian yang terexpose dengan sinar matahari, lebih disukai
insulation yang 1 merk dengan pipa refrigerant yang disupply. Pekerjaan brazing harus
dilakukan oleh kontraktor pemasang dengan diawasi oleh perwakilan dari pabrik.

6.3.4. FAN COIL UNITS


Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada didalam BQ sesuai
dengan design conditionTerdiri dari komponen dasar : Fan, Evaporator koil dan electronic
proportional expansion valve. Electronic proportional expansion valve harus bisa mengontrol
aliran refrigerant kedalam unit indoor sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan oleh
ruangan. Control response harus memakai tipe Proportional Integral Derivative (PID). Fan
haruslah direct drive centrifugal. Dengan tegangan operasi 220 – 240 volt AC , 1 phase dan 50 Hz.
Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure external yang sesuai dengan spesifikasi
di gambar dan di BQ
Filter udara untuk type Ducted haruslah disupply oleh kontraktor pemasang. Filter
udara untuk
model ductless harus disupply dari
pabrik
Koil evaporator haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang dipasangkan ke
alumunium fin secara mekanis.
Fasilitas Auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling haruslah standard
dari pabrik
Pipa 25 mm yang terinsulasi haruslah dipasangkan sebagai pipa drain dari setiap indoor unit
menuju ke daerah pembuangan air drain.
6.3.5. CONTROL
Sistem control harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75mm
- 1.25mm tipe PVC non screened CY
flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit. Sistem control
juga harus dilengkapi dengan automatic address setting function yang
merupakan standard
Remote control untuk indoor unit haruslah bisa melakukan fungsi : on/off switching, fan
speed selector,
thermostat setting dan merupakan tipe liquid crystal display yang menampilkan temperature
setting, operational mode, malfunction code and filter cleaning timing. Juga bisa menampilkan
malfunction code untuk keperluan maintenance
Kontraktor pemasang haruslah sudah pernah mengikuti training pemasangan yang
dilakukan oleh
perwakilan pabrik dan mendapatkan sertifikat tanda keberhasilan dalam training
yang diikutinya

6.3.6. EQUIPMENT COMPLIANT WITH RoHS DIRECTIVE


Material yand dipakai untuk membuat unit outdoor dan indoor haruslah memenuhi the
RoHS Directive
(Restriction of Harzardous Substances) pada komponen electrical dan
electronicnya.

6.3.7. EQUIPMENT MAINTENANCE & WARRANTY


Supplier harus memberikan garansi 12 months warranty unit (tidak termasuk consumable
materials seperti: Refrigerant, Oil, air filter, fuses) and labour dari tanggal startup atau 18
months setelah unit dikapalkan dari pabrik terhitung yang mana yang lebih dahulu
3 kali warranty visit harus dilakukan selama masa warranty untuk memeriksa kondisi
unit (tidak
termasuk pekerjaan pembersihan), Laporan tertulis harus diberikan kepada pemilik paling
lambat 1 minggu setelah setiap visit dilakukan
Kontraktor pemasang harus memberikan garansi pemasangan selama 12 bulan terhitung dari
tanggal hand over
6.3.8. BUILDING CENTRALIZED CONTROL SYSTEM – (Optional)
Sebuah Screen Touch operated system centralized controller dengan merk yang sama dengan unit
AC haruslah mempunyai fungsi sebagai berikut:
• Monitoring operasional dari system AC
• Start/Stop untuk semua indoor unit
• Kontrol setting: temperature, operation
• mode, fan speed dari seluruh indoor unit
• 1 tahun schedule dari operational system
• Bisa menggunakan fire alarm signal untuk mematikan seluruh AC

6.3.9. CALL CENTER


Supplier AC haruslah memiliki sebuah call center yang beroperasi selama 24 hours sehari, 7 hari
seminggu dan
365 hari setahun untuk mensupport pelayanan purna jual dan memberikan jaminan
sepenuhnya kepada kontraktor pemasang

6.3.10 MERK YANG DISETUJUI


a. AC VRV = Fujitsu
b. Insulation : Armaflex
d. Refrigerant : Honeywell

6.3.11. KONTRAKTOR PEMASANG


Haruslah sudah berpengalaman dalam melakukan pemasangan AC VRV minimal selama 5
tahun dengan melakukan minimal 10 proyek dengan hasil yang memuaskan.
Kontraktor dapat memperlihatkan proyek – proyek yang sudah menggunakan VRV atau siap
melakukan survey
ke proyek – proyek tersebut bisa dilakukan jika
diperlukan

6.4. FAN

6.4.1. Lingkup Pekerjaan


Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

6.4.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan
(performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana
"Daftar Peralatan" ataupun data sheet bila dilampirkan.
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti
sebagai contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.
• Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10 E 12 watt
pada octave band mid freq. 60 - 4000 hz.
• Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya, dan dalam batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise
levelnya tinggi harus
diberi tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan biaya sehingga
sound
pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dba dari jarak 3
m.
• Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch
dan pilot lamp.
• Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus
diberi kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.

6.4.3. Spesifikasi Teknis

Axial Fan
Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch dan harus digerakan
langsung. Material fan :
- casing - mild steel hot dipped galvanized
- impeller - alluminium die- cast
- shaft - carbon steel
- pelumasan - grease ball bearing

Bisa dilakukan speed kontrol motor fan.


Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F.
Untuk fan diameter 500 ke atas, Casing fan harus dilengkapi dengan acces panel.
Fan lengkap dengan counter flens untuk peyambungan ke ducting.
Dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet
suction tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar atau data sheet).

Propeller Fan (wall atau ceiling fan)


Fan dari tipe propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila dinyatakan ceiling fan
dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar atau data sheet.
Fan harus digerakan langsung.
Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic shutter
dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau data sheet)
Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari
alluminium die cast.

Inl- line centrifugal Fan


• Blade fan harus dirancang aerodinamis, bacward curve dari plate
allumunium dan digerakan langsung
• Casing terbuat dari heavy gauge (1,4 mm minimum) mild steel lengkap dengan
flange di kedua sisinya untuk menyambung ke ducting dan dicat akhir dengan epoxy
powder.
• Fan harus statis dan dinamis balance dari pabriknya.
• Motor harus tahan beroperasi sampai temperatur 40 C dan 95 % RH.
• Fan harus dilengkapi dengan speed kontrol.

6.5. FILTER / SARINGAN UDARA

6.5.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan Filter/saringan udara yang
masuk/inlet ke
Fan, Indoor Unit dan Fan Coil Unit seperti yang ditunjukkan dalam
spesifikasi teknik ini.

6.5.2. U m u m
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi

6.5.3. Spesifikasi Teknis


a. Pre filter untuk Indoor Unit, fresh air fan harus dari bahan tipe metallic, harus fire resistance
dan washable tebal 50 mm dengan effisiensi 30-35 % dan arrestance 94-96 % dalam keadaan low
velocity (ASHARAE teest std. 52-76).
b. Filter harus dipasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame. Tidak
dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya ukuran filter.
c. Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap type dan
7 effisiensinya.
d. Tahanan aliran udara mula-mula pada kecepatan 1,52 m/s (300 fpm) tidak boleh lebih
dari 20 Pa (0,08” WG) dan tahanan udara pada akhirnya maksimum 125 Pa (0,5” WG). Filter
harus dapat dioperasikan pada kecepatan aliran udara sampai 500 fpm tanpa mengalami
kerusakan. Semua filter harus underwriter laboratory class 1 atau setara. Instalasi filter harus
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Acces harus disediakan untuk tujuan inspeksi atau
pembersihan.

6.6. PEREDAM GETARAN

6.6.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran
(Vibration Isolation/ Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor Unit, Out
Door Unit, Split System Unit, Fan dan kalau dirasa perlu juga untuk duct dll.

6.6.2. Spesifikasi Teknis


Alat peredam getaran (Vibration Isolator) ini harus dapat meredam getaran mesin dengan
effisiensi 90 %. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mesin/unit
yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang haruslah sesuai dengan
persyaratan/ rekomendasi pabrik pembuat
alat/mesin. Peredam getaran dapat berupa Neoprene Pad, Neoprene Mounts, Spring
Isolators, Restrain
Isolators, Pipe Hanger dll.

6.7. PEKERJAAN DUCTING

6.7.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan (termasuk fabrikasi)
duct lengkap dengan isolasi/tanpa isolasi, spliter damper, volume damper, diffuser, grilles,
register,dan attenuator berikut alat-alat bantu yang menunjang pekerjaan tersebut
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

6.7.2. Publikasi, standard yang digunakan.


• ASHRAE, the Guide and Data Book
• SMACNA (Sheet Metal and Air ConditioningContractors National Association)
• Carrier Air Conditioning Hand Book.

6.7.3. U m u m
a. Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti pekerjaan
duct, fitting, damper, support dan lain-lain komponen/ accessories yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi ini.
b. Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencanaadalah gambar dasar yang
menunjukkan route dan ukuran ducting. Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau
potongan-potongan yang diperlukan dan mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Konsultan
sebelum dilaksanakan.
c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih dan penampang
laluan udara. Jika diperlukan internal lining untuk ukuran duct tersebut, berarti penampang
harus diperbesar sesuai ketebalan lining.
d. Bahan duct dari pipa PVC.

6.7.4. Konstruksi Duct.


• Bahan isolasi = Polyurethane dilapis sandwich dengan
= alumunium foil yang dicoating lapisan anti
• Ketebalan panel 20 mm
• Ketebalan alumunium = 75 mikron, 80 micron setelah coating
• Density dari = 52 ± 2 Kg/m3
bakteri
= 200 N/mm2
polyurethane
• Konduktivitas panas = 0,021 W/m.°C
Tahanan tekanan
• Ketahanan api = B1 (terbakar tapi tidak merambatkan api)
• Koefisien gesek = 0,0135
• Berat = 1,4 Kg/m2
• Suhu optimal = -50 – +80 °C
•penggunaan
Kelembaban = 0 – 100 %
• Tekanan max. dalam = 2000 Pa
duct
• Air flow max. = 12 m/s
6.7.5. Instalasi Ducting
1. Ducting panel tebal 20 mm, density: 52 Kg/ M3
2. Instalasi :
• Sambungan antar ducting menggunakan PVC invisible flange
• Sambungan antar ducting dengan grille menggunakan PVC invisible flange
• Sambungan antar ducting dengan volume damper menggunakan profil “F”section bar
aluminium
• Sambungan antar ducting dengan FCU menggunakan profil chair section bar
aluminium dan terpal
3. Noise yang timbul dalam ducting tergantung pada desain serta ukuran dalam ducting.
Untuk kondisi
tertentu yang memerlukan isolasi suara dengan pemakaian isolasi dalam.
4. Alat kerja :
Cutting : Pemotongan materian TD lembaran menggunakan 4 buah macam
pisau: Left jack plane, Right jack plane, Straight jack plane, V jack plane.
Bending : Pembentukan elbow & branch menggunakan alat khusus
yaitu manual bending tool
5. Gluing : Penyambungan antar bagian TD duct dan pemasangan invisible flange
menggunakan lem khusus dengan ditambahkan aluminium tape untuk Vapour Barrier
dan kerapihan
6. Sealant : Sealant diberikan pada setiap sudut bagian dalam ducting untuk
menambahkan kemampuan menahan kebocoran
7. Support / hanger : besi siku 30x30x3 (galvanized) dan As Drat putih Ø8mm
(galvanized)

Bentangan Bahan hanger / suport Jarak


< 0,6 m besi siku 30x30x3 dan As Drat putih maksimum
4
0,6 m-1m Ø8mm
besi siku 30x30x3 dan As Drat putih 2
Ø8mm
8. Reinforcement : Reinforcement (penguat) ducting tambahan akan diberikan sesuai dengan
ukuran ducting dan tekanan udara dalam ducting. Penguat menggunakan profil Sharped disk
aluminium dan reinforcement bar aluminium.
9. Run Test : akan dilakukan beberapa test, antara lain:
• Leaking test : test kebocoran dengan menggunakan lampu dari dalam ducting
kemudian diamati dari luar apakah ada cahaya yang tembus, apabila tidak ada cahaya maka
ducting ok
• Noise test : test kebisingan suara (DB meter disiapkan pihak kontraktor)
• Vibration test : test vibrasi yang ditimbulkan oleh getaran FCU (by others)
• Pemeriksaan kekuatan support
10. Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure
didalam duct sampai 2” WG (500 pa) dengan kecepatan maksimum 2.000 Fpm (10 m/s)
11. Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan hal-hal
yang harus dipenuhi diluar standard tersebut
12. Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur dan dikunci pada
kedudukannya
13. Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 0
14. Lubang pengetesan. Pada main supply dan return duct harus dibuat lobang pengetesan
untuk mengukur temperatur, kelembaban serta static dan velocity pressure. Setelah selesai
ditutup kembali dengan plastik probe yang diisolasi
15. Penguatan duct, semua duct yang berukuran lebih besar 500 mm permukaannya
harus dibuat cross
broken ( patah silang )
16. Penggantung duct, cara penggantungan duct harus sedemikian rupa sehingga praktis
tidak terjadi lendutan-lendutan getaran-getaran dan deformasi
17. Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail, semua elboww harus dari type
full radius elbouw, jari—jari (R t) sama dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana harus
menggunakan short radius elbouw ( R t lebih kecil dari lebar duct ) harus memakai turning vanes.
18. Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma atas dasar
(RT)/(RH).
Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide vanes double thickness, sesuai gambar detail.
Untuk mengikat konstruksi penggantung ke beton dipergunakan ramset / dynabolt
19. Sambungan flexible, pemborong harus memasang sambungan flexible connection
dari bahan double sheet glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih, fire resistant ke duct yang masuk
keluar dari fan atau AHU/FCU
20. Panjang flexible connection tak lebih dari 2 m, dan tidak menimbulkan kebocoran
padasambungan, cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa, sehingga
tidak menyebabkan pengecilan luas penampang
21. Alumunium Flexible Round Duct, alumunium flexible round duct dari type 2
lapis alumunium laminate incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm
jenis fire resistance.

6.8. GRILLE, REGISTER & DIFFUSER


a) Pada setiap main duct harus disiapkan volume damper untuk pengaturan udara
b) Diffuser, grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium anodized profile.
Pemasangan diffuser/ grille ke plafond harus memakai rubber sponge tebal 6 mm.
c) Untuk diffuser yang supply udaranya berasal dari VAV, maka type diffuser harus khusus
untuk pemakain dengan VAV.
d) Warna untuk diffuser, grille dan register di anodized dengan warna akan ditentukan
kemudian oleh Arsitek / Direksi.
e) Supply register harus mempunyai vertical dan horizontal blade yang dapat diatur
defleksinya
dan memakai volume damper.
f) Grille sama seperti supply register dalam konsstruksinya, tanpa memakai
volume damper.
g) Damper dari diffuser adalah galvanized iron sheet BJLS 80 type : “Opposed blade
damper”.
Finishing : di cat hitam
h) Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara, serta dapat
dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.
i) Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari diffuser / grille / register.
j) Slot diffuser dari tipe 1,2, atau 3 slot, material adalah alumunium anodized dengan
warna yang akan ditentukan oleh arsitek.
Slot harus mempunyai pengarah aliran ( deflector ) yang baik dalam konstruksinya
sehingga
fungsi deflector betul-betul membentuk pola aliran yang memenuhi standartnya dan
tidak berubah posisi karena aliran udara. Bila slot diffuser adalah menerus (continous) maka
sambungan antara harus memakai alignment strip.

6.9. PLENUM
a) Pleneum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material sesuai dengan
ketentuan yang tersebut terdahulu.
b) Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3 dan kalau perlu
memakai bracing pada sisi yang paling panjang.

6.10. PEKERJAAN PEMIPAAN

6.10.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, acessories dengan isolasi atau
tanpa isolasi
sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
6.10.2. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum adalah
gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib menyesuaikan
dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail
atau potongan- potongan yang diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pihak Pemberi
Tugas dan MK sebelum dilaksanakan.
6.10.3. M a t e r i a l
1. Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.
2. Pipa Refrigerant : Pipa Tembaga (Copper) ASTM B280
type L/M
6.10.4. Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain
untuk Split System.
1. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system AC, (refrigerant dan
drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat bantu).
2. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu dan
kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
3. Kontraktor sudah harus memperhitungkan adanya perbedaan tinggi antara
Kondensing dan
Evaporator terhadap adanya panjang pipa yang melebihi dari standard.
4. Sambungan pipa jenis "hard drawn tubing” harus disambung dengan perantaraan
wrought copper fitting atau non porbus brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak
dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogrn kering ke dalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
5. Solder lunak "tintead 50-50" tidak boleh dipergunakan, solder tintead 95-5" dapat
dipergunakan
kecuali pada pipa discharge gas panas.
6. Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya
yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa "precharged refrigerant lines" yang disediakan
oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan pabrik.
7. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah melentur dan
meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
8. Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan "Ashrae Guide Book"
dan atau persyaratan pabrik.
9. Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare
menurut ARI
standard 720 dengan unit short shank flare.
10. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum masuk ke
thermostatic expansion valve.

6.11. ALAT – ALAT BANTU.


Thermometer
• Dipasang seperti ditunjukkna dalam gambar.
• Thermometer yang dipasang cocok untuk batas-batas temperatus yang
diperlukan dari media ini.
• Mempunyai dua bacaan dalam F dan C
• Type thermometer adalah Industrial type dengan posisi sudut pembacaan yang
dapat dirubahrubah kedudukannya.
• Sumur dari thermometer harus betul-betul tercelup kedalam media yang diukur terutama
8 bila ada isolasi pipa.
• Thermometer harus dikalibrasi dulu sebelum dipasang.

6.12. PEKERJAAN LISTRIK/ KONTROL

6.12.1. Lingkup Pekerjaan.


Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/ kontrol ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol
seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar rencana/ diagram yang melengkapi dokumen ini.
6.12.2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur- jalur kabel dan perletakan
panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan
route, lokasi panel dan perletakan instrument kontrol. Pemborong AC harus menyiapkan kabel
control dari thermostat menuju Outdoor Unit dan Indoor. Unit dan melakukan penyambungan
kabel power dari panel ke Outdoor/Indoor Unit. Pemborong wajib menyesuaikan dengan
keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur- jalur instalasi lainnya berikut detail-
detail yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Pemborong wajib mengikuti
peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Lembaga
Masalah Ketenagaan (LMK) Dinas Pemadam
Kebakaran
Lembaga Pengujian Bahan
Dinas Keselamatan Kerja
Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya

6.13. PEKERJAAN MOTOR LISTRIK


6.13.1. Spesifikasi Teknis
1. Peralatan Listrik
Motor Listrik
Motor untuk FCU (IU) :
- Jenis induction motor, (motor satu permanent split capacitor packaged
dengan dengan thermal overload FCU) protector.
- 1 ph/220 V/50 Hz
- 3 tingkat kecepatan
- Insulation class E
Motor Fan : Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung
kapasitas fan.

Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor minimum 0,8.
Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor tsb. diatas). Motor-motor yang
digunakan disini harus sudah memenuhi standard NEMA (Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman),
dan JIS (Jepang).

Panel Starter
- Star Delta Starter : Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas.
- Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP.
- Panelstarter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green,red,white), voltmeter serta
ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase,plat nama untuk peralatan yang dilayani
serta push button ON, OFF dan disconneting switch bila memakai remote starstop.

2. Peralatan Kontrol
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-108

a. Temperatur Controller (TC)


- Fungsi control : PI
- Temp.set point scale : ° C pada range ° C to 32 ° C
- Supply voltage/ current : 16 V DC/10 mA
- Ambient temp/RH : max. 50 ° C 90 % RH
- Control output (Output voltage ) : 2 - 10 V
- Control input : 0-16 V DC/max. 0,1 mA Input
voltage/current

b. Temperatur Sensor (TS)


- Temperatur detector dari type thermistar.
- max. temp. 100 ° C.

Catatan : Temperatur Controller (TC) dan Temperatur Sensor (TS) atau


gabungan dari TC dan TS (Thermostat) adalah dari merek yang sama dan dari jenis
yang sesuai untuk kebutuhannya.

3. Wiring
• Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit JIS
standard
• Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC
yang bersangkutan
• Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurang-
kurangnya
sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung kemudian dilindungi
dengan batu pelindung sebelum diurug kembali
• Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya galian
kabel dan tanda arah kabel
• Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus
dilindungi
dengan pipa galvanis kelas medium
• Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan
• Jari- jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel
• Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen"
harus kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan
timah pateri lalu dipres hydraulic
• Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan
• Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit
• Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diklem
rapi ke dinding memakai klem pipa
• Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung
dan wire rod yang diramset ke beton
• Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo.
Semua panel star delta dilengkapi dengan :
Pilot lamp - red, green, white.
Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase witch. Voltmeter
-untuk 3 ph dengan selector phase switch Disconnecting switch untuk
remote star stop.
Pilot lamp. -R-S-T
• Centralized Remote Star Stop Remote star stop untuk peralatan-peralatan yang
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-109

ditunjukkan pada panel diagram ditempatkan diruang control.Panel remote harus


dilengkapi untuk masing- masing Peralatan dengan pilot lamp ( red, green, white )dan
plat nama masing-masing Peralatan dll. Sesuai dengan detail drawing.

6.14. PEKERJAAN LAIN-LAIN

6.14.1. P o n d a s i
1. Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin mesin Condensing Unit Unit )
tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong AC
2. Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi
masing-masing peralatan
sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Direksi untuk diperiksa dan
disetujui
3. Pondasi peralatan- peralatan lainnyaharus mengikuti petunjuk-petunjuk/ pedoman
pabrik pembuat peralatan- peralatan tersebut
4. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam
getaran(vibration) eliminators)untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan getaran
yang ditimbulkan oleh mesin- mesin.
5. Pemborong ACharus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana,ataugambar kerja yang disetujui) semua dudukan(support) ataupenggantung
(hanger) untuk mesin- mesin, alat- alat, pipa yang diperlukan
6. Untuk menyesuaikan dengan kondisi- kondisi setempat,dudukan-dudukan atau
penggantung- penggantung
tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil, batang (rod) atau strip sesuai dengan
gambar rencana atau kerja yang disetujui. Semua dudukan harus mempunyai pelat-pelat
(flanges) yang cukup dan dibuat pada lantai
7. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harus
berkonsultasi dengan
Direksi dan Pemborong Sipil
8. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan
dudukan atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi
cukup merata sehingga tidak menimbulkan tegangan- tegangan yang tidak wajar
9. Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) kedalam
ruangan- ruangan yang dihuni
10. Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang
ditunjuk
11. Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi- modifikasi yang perlu untuk
memenuhi syarat tersebut.

6.15. TESTING ADJUSTING DAN Balancing

6.15.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh
sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran- besaran pengukuran
yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-gambar rencana sehingga sistem betul-
betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan rencana.

6.15.2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal harus
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-110

mengikuti standard/ atau petunjuk yang berlaku secara umum


seperti tandard NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan- peralatan
ukur yang memenuhi untuk
pelaksanaan TAB
tsb.

6.15.3. Peralatan Ukur.


Minimal peralatan ukur sperti dibawah ini harus dimiliki oleh kontraktor ybs.
antara lain :
1. Pengukuran laju aliran udara
- Pitot tube dengan inclined manometer Anemometer
-danHood untuk mengukur udara didiffuser.
sejenisnya.
2. Pengukuran temperatur udara
- Sling psychrometric
- Thermometer
3. Pengukuran putaran (rpm)
- Tachometer atau sejenisnya
4. Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Ampermeter / ampertang
5. Pengukuran tekanan - Barometer / pressure gauge
6. Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam setting/ dar
peralatan
merubah balancing. kedudukan i
6.15.4. Pelaksanaan TAB
1. Sacara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistim dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besaran- besaran pengukuran yang sesuai atau mendekati
besaran besaran yang ditentukan dalam rencana.
2. Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap besaran-
besaran yang ditentukan
dalam design, juga diwajibkan melaksanakan pengukuran terhadap
besaran- besaran yang tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat
diperlukan dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data
data yang diperlukan bagi pihak maintenance dan operation
3. Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran- pengukuran terhadap besaran-
besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan
dalam suatu laporan yang bentuknya (formnya) sudah disetujui oleh pengawas
4. Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-
betul sudah berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini
5. Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas,
dimana hasil- hasil
pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh pengawas tsb dan
dalam laporannya ikut menanda tangani
6. Sebelum melaksanakan TAB, Kontrator harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedure
pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan, dan
prosedure ini agar dibicarakan dengan pihak Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya
7. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu bentuk
formulir yang berisi
item- item yang akan dilakukan untuk masing-masing system yang akan
dilakukan pengetesan.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-111

6.15.5. Balancing System Distribusi Udara.


Prosedure Testing and
Adjusting.
1. Test dan sesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan design.
2. Test dan catat motor full load amper.
3. Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan
cfm dan fan sesuai design.
4. Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
5. Test dan sesuaikan cfm atau l/s untuk sirkulasi udara.
6. Test dan sesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing- masing FCU/ FAN.
7. Test dan catat temp. d b dan w b dari udara masuk dan keluar dari coil.
8. Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang utama
9. Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone
10. Test dan sesuaikan masing-masing diffuser/grille terhadap kapasitas dalam batas % yang
dibolehkan.
11. Indentifikasi ukuran, type, masing-masing diffuser dan lakukan recheck terhadap
performance dari jenis diffuser.

6.6. PEKERJAAN LISTRIK


Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-112

6.6.1 UMUM

6.6.1.1 Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua persyaratan
yang ada seperti :

a. Peraturan-peraturanCiptaKarya,DepartemenPekerjaanUmum
b. SNI-04-0227-1994tentangTeganganStandar.
c. SNI-04-0255-2000tentangPersyaratanUmumInstalasi (PUIL) Listrik.
d. SNI-03-7015-2004tentangSistemProteksiPetirpadaBangunan.
e. SNI-03-6197-2000tentangKonversiEnergiSistemPencahayaan.

Disamping itu pelaksana pekerjaan Elektrikal ini harus dilakukan oleh pelaksana yang
terdaftar di PLN dan mempunyai Surat Ijin Kerja (SIKA) dari PLN.

6.6.1.2. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
dalam :

a. Spesifikasi
b. Gambar Rencana dan
c. Berita Acara Aanwijzing

6.6.1.3. Sumber daya listrik diambil dari Main Distribusion Panel ( MDP) dan Panel
Emergensy, yang ada di plant room.

6.6.1.4. Fasilitas Instalasi Listrik tersebut digunakan untuk :

a. Penerangan untuk di dalam gedung.


b. Penerangan untuk diluar gedung (parkir, teras dll)
c. Stop kontak biasa dan tenaga.
d. Peralatan-peralatan lain.

6.6.1.5. Persyaratan Kontraktor Listrik.

a. Harus mempunyai SIKA - PLN golongan C yang masih berlaku.


b. Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Direksi lapangan.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-113

6.6.1.6. Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing), dan rencana
kerja sebelum melaksanakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
Pengawas/ Pemberi Tugas/ Perencana. Gambar serta rencana kerja ini tersedia di
ruang Kontraktor dan mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh Pemberi Tugas, Konsultan/
Pengawas.

6.6.1.7. Setelah pekerjaan selesai Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar instalasi yang
telah direvisi dan disahkan oleh PLN dalam rangkap 4 (empat), dilampiri surat tanda
keluar dari PLN yang menyatakan bahwa pemasangan instalasi tersebut telah
memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan.

6.6.1.8. Kontraktor harus dapat menjamin bahwa spare part/ perlengkapan –


perlengkapanlainnya mudah di dapat.

6.6.1.9. Semua Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 (tiga) core dan core
yang ketiga merupakan jaringan pentahanan disatukan kepanel listrik.

6.6.1.10. Semua Panel listrik harus diberi pentahanan dengan kawat BC yang ukurannya sesuai
gambar.

6.6.1.11. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi perlindungan
anti karat.

6.6.1.12. Sistem Tegangan Listrik menggunakan tegangan listrik 380 Volt/ 3 Phase/ 50 Hz dan
220 Volt/ 1 Phase/ 50 Hz.

6.6.1.13. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil
perbaikan.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-114

6.6.1.14. Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup dan harus
sesuai dengan spesifikasi.

6.6.1.15. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum. Kontraktor
boleh memilih kapisitas yang lebih besar dari yang diminta, dengan syarat.

a. Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.


b. Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
c. Tidak meminta pertambahan ruang.
d. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
e. Tidak menurunkan mutu.

6.6.1.16. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat surat
Perintah Kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada Direksi pelaksanaan apa yang diperlu
dirubah atau diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat
ditempatkan dan bekerja dengan semestinya.

Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran,


meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.

Apabila ada perbedaaan antara pengukuran di lapangan dengan gambar, ajukan data-
data kepada Direksi Pelaksana.

6.6.1.17. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan
atau detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan
dari Direksi Pelaksana.

6.6.1.18. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi
dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.

6.6.1.19. Semua bahan Instalasi dan peralatan sebelum dibeli,dipesan, masuk site atau dipasang
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pelaksana.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-115

6.6.1.20. Kontraktor harus dapat menjaga keadaan site tempat bekerjanya selalu bersih selama
pemasangan instalasi, semua sisa bahan dan sampah harus diangkut dari site. Pada
akhir penyelesaian, kontraktor harus memeriksa keseluruhan pekerjaan dan harus
dalam keadaan rapi, bersih, dan siap digunakan.

6.6.2. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengetasan dari semua
peralatan instalasi/ material yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan
dan pemasangan yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap
diperlukan agar dapat diperoleh sistem instalasi listik yang baik dan aman. Di mana
setelah diuji, dicoba dan ditest dengan teliti siap untuk dipakai.
Adapun pekerjaan tersebut antara lain :
Melaksankan instalasi penerangan dan stop kontak untuk semua ruangan dan lain-lain
sesuai dengan gambar rencana.

Tabel Spesifikasi material yang digunakan

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1 Panel Manufacturer Lokal


2 Breaker MG
3 Kabel Listrik Supreme
4 Pipa Konduit Clipsal
5 Armature Lampu Philips
6 Stop Kontak, Saklar Clipsal
7 Push Button & Pilot Lamp Telemecanique
8 Control Relay National
9 Control Fuse MG
10 Contactor, Star Delta starter, DOL Telemecanique
11 Exhaust Fa n Panasonic
12 Kipas Angin Panasonic
13 Air Terminal (EF) Thomas
14 Conductor Lokal SNI
15 Pipa Galvanis Spindo

Memasang semua panel-panel listrik.

Memasang pentanahan dan instalasinya serta lainnya yang sesuai dengan gambar
rencana.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-116

Pengadaan dan pemasangan titik nyala lampu TL (2x36 W), lampu pijar 60W, Lampu
Baret, dan lampu Downlight.

Penyerahan Surat jaminan Instalasi dari Instalatur ( sub Pelaksanaan) beserta gambar
instalasi yang terpasang dalam rangkap 6 (enam), dengan 1 (satu) asli dan 5 (lima) copy.

Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan.Penambahan daya listrik.

6.6.3. Gambar-gambar.

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pengerjaan listrik dimana


didalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik serta persyaratan tertentu lainnya
yang wajib dipenuhi. Untuk pengerjaan dan pemasangan harus disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Sedangkan gambar-gambar arsitektur , struktur drainase dan kontrak
lainnya harus menjadi referensi koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
6.6.4. Koordinasi Pekerjaan

Untuk kelacaran pekerjaan, maka Pelaksana harus mengkoordinasikan atau


menyesuaikan pelaksanaan pekerjaan dengan petunjuk perencana sebelum pekerjaan
dimulai.

6.6.5. Daftar Bahan

Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pelaksana menerima
pemberitahuan untuk memulai pekerjaan, pelaksana harus menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan.

Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) dan didalamnya tercantum nama dan alamat
manufacturer / pabrik pembuatannya, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu
oleh Direksi/Pengawas.

Daftar bahan diajukan dengan brosur-brosur peralatan yang lengkap yang


mencantumkan nama dan alamat dari pembuatannya untuk diajukan kepada Pemberi
Tugas.

Persetujuan akan diberikan atas dasar data-data tersebut dan bahan yang akan
digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan dan harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan bersegel.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-117

6.6.6. Pelaksanaan Pekerjaan

Bahan yang akan digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan harus dalam
keadaan baru. Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli atau mendapat
latihan khusus, instalatur yang mendapat pengesahan atau sertifikat dari PLN setempat.
Pelaksana harus memiliki Surat Izin Kerja (SIKA) dan Pass dari PLN yang masih berlaku.

6.6.7. Peralatan Yang Disebut Dengan Merk Penggantinya

Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture dan lain-lain yang disebutkan serta


diisyaratkan ini, harus disediakan oleh Pelaksana sesuai dengan peralatan yang disebut
dengan nama merk tersebut diatas. Penggantian merk harus dengan persetujuan
Pemberi Tugas.

6.6.8. Perlindungan Pemilik

Atas kegunaan bahan, material, sistem, sertifikat, lisensi dan lain-lain 1oleh Pelaksana
pemberi Tugas dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan juridis lainnya.

6.6.9. Pengecatan

Untuk perlengkapan yang sudah “finished” atau dicat dipabrik, maka pengecatan
tambahan dilapangan tidak diperlukan lagi, namun apabila ada permukaan yang lecet
atau cacat harus dicat kembali untuk memperoleh permukaan yang sama dan rata.
6.6.10. Percobaan

Pelaksana harus melakukan uji coba seperti yang diisyaratkan disini dan menunjukkan
cara kerja dari segenap sistem yang dipasang dan harus disaksikan oleh
Perencana/Pemberi Tugas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
uji coba tersebut merupakan tanggung jawab Pelaksana.

6.6.11. Contoh

Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk


meminta persetujuan Pemberi Tugas/ Perencana dan semua biaya berkenaan dengan
penyerahan contoh-contoh ini menjadi tanggung jawab Pelaksana.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-118

6.6.12. Garansi

Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama 120 (seratus dua
puluh hari), semua bahan, material, perlengkapan dan pekerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti serta diperbaiki oleh Pelaksana tanpa Biaya Tambahan.

6.6.13. Buku Petunjuk dan Training

Pelaksana harus memberikan buku petunjuk operasi (manual book) mengenai


operasional dan pemeliharaan serta instruksi lisan atas semua peralatan / instalasi
listrik yang dipasang.

Manual book (buku petunjuk operasi) seperti tersebut dalam ayat 1 harus diserahkan
pada Pemberi Tugas sebelum penyerahan Pertama Pekerjaan. Buku petunjuk ini harus
dilengkapi dengan petunjuk yang mendetail untuk pemeliharaan dan operasi dari
perlengkapan serta sistem dan meliputi segala informasi yang perlu untuk memulai dan
menjalankan sistem

6.6.14. Training

Pelaksana harus menyediakan wakil-wakil dari pabrik pembuat yang ahli dan berlatih
untuk memberikan training yang mendetail kepada personil yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas untuk menjalankan serta memelihara perlengkapan-perlengkapan itu. Pemberi
training harus diatur menurut jadwal Pemberi Tugas / wakilnya dan dilakukan dalam
jam kerja biasa.

6.6.15. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.

1. Kabel NYM untuk saklar dan stop kontak dimasukkan dalam pipa PVC diameter 5/8’
dan dipasang inbouw pada dinding/kolom. Kabel yang digunakan NYM dimana
dimensinya mengacu pada gambar kerja dan besaran-besaran listrik yang ada.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-119

2. Semua kabel harus dipasang lurus atau sejajar dan jari-jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syarat-syarat pabrik pembuatnya.
3. Kabel-kabel feeder harus diklem dengan klem khusus atau dengan besi siku yang
dicat anti karat.
4. Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dengan saklar melalui dinding
bata memakai pipa PVC. Diameter pipa yang digunakan disesuaikan dengan kabel
yang dipakai.
5. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (three ways
atau two ways). Tutup terminal box tersebut harus dapat dilepas dan dipasang
kembali dengan mudah dengan memakai sekrup.
6. Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan harus diklem pada
plat dak sehingga mempermudah perawatan.
7. Kabel-kabel yang dipasang di dalam dak beton, kolom beton, dinding beton harus
menggunakan pipa PVC.
8. Hantaran-hantarannya yang tidak ditarik diatas langit-langit seperti pemasangan
pada kolom beton, maka pipa-pipa sudah harus dipersiapkan sebelum pengecoran
beton dilakukan, termasuk kotak-kotak saklar dan lain sebagainya.
9. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak harus didalam dos yang
disetujui oleh Perencanaan las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
10. Kotak-kotak sambung sedapat mungkin ditempatkan pada tempat-tempat yang
mudah dicapai pada saat diperlukan pelaksanaan perbaikan atau pergantian kabel
dikemudian hari.
11. Tidak diperkenan mempergunakan potongan-potongan kabel secara sambung-
menyambung kecuali pada tempat-tempat tertentu seperti percabangan dari
suatu rangkaian.
12. Semua sambungan kabel harus dilaksanakan dengan klem baut dan terlindung
didalam kotak sambungan, untuk menghindari gangguan yang dapat terjadi akibat
sentuhan-sentuhan.
13. Pada ujung hantaran-hantaran yang akan disambung pada titik penerangan atau
yang akan dihubungkan langsung dengan alat listrik harus dilengkapi dengan kotak-
kotak sambungan ujung yang mempunyai klem baut seperti terminal box, ceiling
rose box dan lain sebagainya.
14. Semua sambungan harus terikat kuat untuk menjamin kotak yang sempurna.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-120

15. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
16. Setiap kabel daya pada ujungnya diberi isolasi berwarna untuk mengindetifikasi
phasenya sesuai dengan PUIL.
17. Pada raute kabel setiap 25 meter dan setiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
18. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan kabel ditengan
jalan kecuali pada tempat penyambungan.

6.6.16. Kabel Dalam Tanah

1. Kabel Bertegangan rendah NYY / NYFGbY harus ditanam minimal sedalam 50 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah
diberi pasir dan ditanam minimal sedalam 50 cm.
3. Untuk yang melintasi dibawah jalan harus ditanam sedalam 90 cm, dengan
perlindungan pipa GIP yang diameternya disesuaikan dengan jumlah kabel.
Demikian pula untuk kabel instalasi yang harus dipasang didalam tanah tidak
melintasi jalan sedalam 50 cm dengan perlindungan pipa GIP.
4. Kabel-kabel yang ditarik didalam selokan, kabel harus saling terpisah dan selokan
kabel ini harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa-pipa gas, air dan lain-
lainnya.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang didalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel seperti : Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir setebal 7,5 cm sebelum kabel diletakkan, kemudian kabel ditutup
dengan pasir sesuai dengan gambar kerja dan dipadatkan, diatasnya diberi bata dan
ditutup dengan tanah urug.

6.6.17. Penyambungan Kabel Penerangan NYM dan Stop Kontak.

1. Semua penyambungan kabel dilakukan dalam kotak penyambungan yang khusus,


Pelaksana harus memberikan brosur mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik, sebelum memasangnya.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-121

2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna atau fase masing-masing, dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan setelah penyambungan
dilakukan.
3. Penyambungan digunakan Junction Box, Connector listrik dengan pegas ulur atau
digunakan Tab Connector dengan pegas ulur. Semua sambungan-sambungan
tersebut dilakukan dalam Junction Box atau Durados.
6.6.18. Built Insert, Sleeve

1. Pelaksana harus menyediakan semua “insert”, “sleeve” dan lain peralatan yang
dibutuhkan yang dipendam dalam beton/tembok atau pekerjaan pemasangan lain
pada tempat-tempat yang perlu.
2. Semua kabel/penghantar tidak boleh ditanam langsung dalam tembok atau beton,
untuk kebel-kabel tersebut harus didalam conduit pipa PVC kelas AW.
3. Semua kabel type NYY/NYFGbY tidak boleh ditanam secara langsung dalam
tembok, apabila melintas dalam tembok harus dilindungi dengan pipa PVC kelas
AW dengan ukuran diameter yang lebih besar.

6.6.19. Kabel Yang Digunakan

1. Kabel yang digunakan untuk tegangan rendah 1 kV atau 6 kV (600 Volt) harus menggunakan
buatan dari satu merk produksi dari :
a. SUPREME
dengan jenis ukuran kabel sesuai dengan rencana.

2. Penyambungan/pencabangan kabel NYM harus dilakukan sebagai berikut :


 Warna kabel harus sama
 Ukuran kabel harus sama
 Menggunakan terminal dengan pegas ulir berisolasi
 Percabangan hanya diizinkan didalam kotak out let, kotak penyambungan, geer box,
durados/panel.
Sambungan harus dibuat secara kuat, rapi dan aman.

3. Warna kabel atau isolasi kabel harus standar yaitu :


 Fase R warna isolasi MERAH
 Fase S warna isolasi KUNING
 Fase T warna isolasi HITAM
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-122

 Netral warna isolasi BIRU


 Pentanahan warna isolasi HIJAU bergaris KUNING

6.6.20. Pemasangan Stop Kontak dan Saklar

1. Pemasangan stop kontak/receptacles dipasang inbouw (didalam dinding/kolom)


dengan tinggi pemasangan 20 cm dari permukaan lantai.
2. Pemasangan saklar, dipasang inbouw, tinggi pemasangan dari lantai setinggi 150 cm.
Pengkawatan untuk saklar, stop kontak ditanam dalam tembok/kolom dengan pipa
PVC diameter 5/8.
3. Material instalasi, saklar, stop kontak dan plug yang digunakan dari merk Nasional
Type Modul Standar.
4. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (flush
mounting).
5. Flush box (inbouw dos) untuk tempat saklar stop kontak dinding dipakai dari jenis
bahan plastik. Pada ruangan-ruangan yang basah/lembab harus dari jenis kedap air
(water dicht/WD).
6. Penempatan/posisi stop kontak, saklar dan panel pengaman dilaksanakan sesuai
seperti yang tertera dalam gambar-gambar bersangkutan dan dipasang tertanam.
Pelaksanaan pada saat memulai pekerjaan. Pemasangan pipa-pipa harus
memperhatikan posisi penempatan stop kontak, saklar atau panel pengaman seperti
tidak berada dibelakang pintu dan lain sebagainya.
7. Stop kontak dan fitting harus mempunyai nominal arus/rating 6 A - 500 Volt dan 15
A - 500 Volt untuk pemasangan sampai dengan 1500 VA. Khusus untuk stop kontak
AC dan kapasitasnya disesuaikan dan didalamnya berisi lengkap : sekering (fuse),
saklar, lampu indikator arde (pentanahan).
8. Pada tempat-tempat yang selalu lembab atau basah, seperti dalam kamar mandi
atau dapur maka harus dipakai alat-alat yang kedap air.

6.6.21. Pemasangan Lampu-lampu (Lighting Fixtures)


Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-123

1. Untuk ruangan yang memakai plafond, lampu harus dipasang inbouw pada plafond
dengan type lampu TBS. Untuk ruangan-ruangan tanpa plafond, lampu dipasang
outbouw menempel pada dak beton.
2. Untuk ruang-ruang yang mempunyai kondisi lembab, lampu harus dipasang dengan
type Water Dicht (memakai areal).
3. Untuk lampu Down Light, lampu dipasang inbouw ( rata dengan plafond ).
4. Stop kontak biasa dan daya yang dapat digunakan dari jenis inbouw dan harus
ditanahkan.
5. Pelaksanaan harus mengajukan contoh dari semua lighting fixtures, saklar, stop
kontak, kabel-kabel dan lain-lain untuk disetujui oleh Perencana/Pemberi Tugas.
6. Konstruksi fixtures pada umumnya harus memberikan effesinsi penerangan maksimal,
rapi, kuat dan mudah pelaksanaanya dalam hal pengantian lampu, pembersihan dan
pemeliharaan selanjutnya.

6.6.22. Material, Peralatan, Bahan dan Pelaksanaan Listrik

6.6.23.1.Armature Lampu dan Komponen

a. Armature TL
 House : plat baja 0,7 mm pembuatan harus dengan mesin, peralatan
lampu built in.
 Reflector : bahan plat baja 0,7 mm.
 Semua komponen listrik berada didalam (built in).
Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar mudah
dapat di buka / dilepas untuk perbaikan / penggantian komponen yang berada
didalamnya.

Rumahan dan reflector harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada
waktu memerlukan perbaikan. Seluruh pada reflector harus dilapisi dengan cat
dasar, serta diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara (cat
bakar) dengan proses anti karat seluruh armature. Armature : buatan armature
Belanda, Philips dengan persetujuan Pemberi Tugas/Perencana.

b. Armature TL LED 2 x 18 W lengkap dengan Louvre Alluminium


 Armature lampu sesuai dengan Gambar Perencana
 Bahan kotak lampu dari steel tebal 0,7 mm
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-124

 Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar


 Baut expose dengan kepala khusus
 Type Outbouw
c. Armature baret
 Lampu ini menggunakan jenis lampu LED Petak 18 W.
 Lampu ini dipasang pada body dengan cara sekrup atau dengan cara lain yang
disetujui oleh Pemberi Tugas/Perencana.
 Type rumah dan lampu ini tahan air dan sesuai dengan pasangan luar.
 Tebal gelas minimum 4 mm.
 Bentuk segi empat sama sisi dengan panjang sisinya 250 mm, tebal 160 mm.
f. Lampu LED
 Jenis lampu adalah LED, dengan daya output sesuai dengan gambar kerja.
 Tegangan menimal 220 Volt.

6.6.23.2. Panel-panel

Berfungsi untuk menerima daya listrik dari Main Distribution Panel (MDP). Main breaker
menggunakan MCB dan pengaman sesuai dengan gambar rencana.

a. Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan


penempatan yang cukup secara electris dan fisik.
b. Pasangan panel komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan
mudah tanpa pintu terkunci.
c. Panel-panel utama harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi
semuanya harus dimenie dan diduko 2 (dua) kali, dan harus dicat dengan cat
bakar, warna finishing yang dapat dipakai grey blue (abu-abu). Panel-panel
harus dapat dilayani dari depan pintu dari panel-panel tersebut diatas harus
dilengkapi dengan kunci tanam.
d. Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-
perbaikan. Penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat mudah dilaksanakan tanpa menunggu komponen-komponen lainnya.
e. Seluruh elemen-elemen komponen-komponen untuk semua panel harus
buatan siemens, Merlin Gerin (GM) yang telah disetujui Pemberi
Tugas/Perencana.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-125

f. Komponen-komponen yang dipakai adalah jenis miniatur circuit breaker


(MCB).
g. Tiap-tiap panel harus di buatkan Busnar untuk Grounded, tahanan
pentanahan tidak boleh melebihi dari nilai 5 ohm, diukur setelah minimal
tidak hujan setelah 3 hari.
h. Setiap panel harus mempunyai busbar cooper yang terdiri dari busbar Phasa
R - S - T. Satu busbar netral dan satu lagi busbar untuk Grounding. Besarnya
busbar harus diperhitungkan, untuk besar arus yang akan mengalir dalam
busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih besar dari 63 derajat
celcius dan direncanakan atas dasar temperatur 40 derajat celcius. Setiap
busbar cooper harus diberi warna sesuai dengan peraturan PLN. Lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran dari jenis tahan
terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. Merk panel : Siemens, Merlin
Gerin dan setujui oleh Pemberi Tugas/Perencana.
i. Setiap instalasi terpasang harus dimergertest.
6.6.23.3. Pipa dan Fitting

a. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dilaksanakan dalam pipa


dan fitting-fitting dari jenis light inpact conduit UPVC, Ega, Gilflex, Clipsal atau
Double II untuk dalam bangunan. Untuk dihalaman parkir juga menggunakan
pipa yang sama, sedangkan pipa yang menyeberangi jalan harus dilapisi
dengan pipa Galvanis merk PPI atau Bakrie klas medium.
b. Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya dua tingkat pipa
instalasi dari merk : PPI atau Bakrie.
c. Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan flexilble
jenis PVC Merk : Ega, Gilflex, Clipsal atau Double H.
d. Semua teknik pelaksanaannya itu yaitu : percabangan, pembelokkan dan
sebagainya harus mengunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu : Socket, Elbow,
T-doos, Terminal, Isolasiban, klem besi dan lain-lain
6.6.23.4. Alat Bantu Intalasi

a. Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan.


b. Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
6.6.23.5. Grounding
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-126

a. Semua panel, lighting fixtures, stop kontak dan bagian-bagian metal yang
berhubungan dengan instalasi harus digrounding.
b. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat lanjang (BCC = bare Cooper Conductor)
atau kawat yang berisolasi yang diberi warna kuning strip hijau.
c. besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal yang berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (Incoming Feeder).
d. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus maksimum 5 ohm, diukur
setelah tidak hujan selama 3 hari.
e. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum
berdiameter 0,5 “, diujung pipa tersebut dipasang Copper Rod sepanjang 0,5 m.
Elektoda pentanahan yang dipantek dalam tanah sedalam permukaan titik muka air.

6.6.24. Pengujian (Testing)

6.6.24.1. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh hasil yang
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila
diperlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh Direksi
Pelaksanaan untuk diuji ke laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor.

6.6.24.2. Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian
tertutup sehingga hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.

6.6.24.3. Setiap satu lantai selesai dipasang harus dilakukan pengujian.

6.6.24.4. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji tegangan
dan tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai
spesifikasi yang diisyaratkan.

6.6.24.5. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.

6.6.24.6. Semua penyambungan harus diperiksa, tersambung dengan mantap dan tidak terjadi
kesalahan sambung atau polaritas. Pemeriksaan sambungan harus dengan
menggunakan Meger.

6.6.24.7. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.

6.6.24.8. Pengujian harus bersama Direksi Pelaksana dan dibuat laporan tertulis.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-127

6.6.25. Penyerahan Pemeliharaan dan Jaminan.

6.6.25.1 Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran


sebagai berikut :

a. Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik sebanyak 4 (empat) set.


b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik ( Keur ).
c. Menyerahkan hasil pengetesan.
6.6.25.2. Setelah penyerahan tahap 1, Kontraktor wajib melaksanakan masa pemeliharaan
secara cuma-cuma selama 120 hari kalender, bahwa seluruh instalasi dan peralatan
tetap dalam keadaan baik dan bekerja sempurna. Kerusakan karena kesalahan
pemasangan atau peralatan harus diperbaiki, bila perlu diganti baru.

6.6.25.3. Setelah penyerahan tahap 1, kontraktor wajib melakukan masa jaminan selama 180
hari kalender atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna,
kecuali untuk bola lampu.

6.6.26. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 30 (tiga puluh) hari kerja

6.6.27. Peralatan yang Digunakan


Alat pendeteksi arus listrik, scafolding, mesin bor, mesin gerinda, ELCB Tester dan
grounding tester

6.6.28. Hasil Produk


Hasil yang diharapkan adalah seluruh pekerjaan listrik terpasang rapih , aman dan
kuat sesuai dengan yang tertera dalam gambar

6.6.29. Uraian identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi
pada Pekerjaan Konstruksi

ALAT PELINDUNG DIRI ALAT PELINDUNG KERJA YANG


No IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RESIKO
YANG DIPERLUKAN DIBUTUHKAN
1 terjatuh dari scafolding/ ketinggian Pastikan seluruh pekerja sudah 1. Safety Helmet 1. Rambu dan Semboyan K3-L
mengakibatkan luka ringan/ berat menggunakan APD sebelum bekerja
2. Safety shoes 2. Kotak P3K
2 Tersengat arus listrik saat bekerja Memasang Jenis Rambu dan
mengakibatkan luka ringan/ berat semboyan K3-L 3. Safety Glasses 3. Body harness

3 Mata terkena debu/ kotoran/ percikan Pastikan seluruh APK yang dibutuhkan 4. Earplug 4. Caution tape
debu saat proses pekerjaan sudah terpasang sebelum pekerjaan
mengakibatkan luka ringan dimulai
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-128

BAB VII
PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu
dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut
pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan,
maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
Spesifikasi Umum, Administrasi danTeknis Halaman: I-129

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya,
maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk
mendapatkan kepastian.

Pekanbaru , Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai