DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. i
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. ii
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. iii
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Ukuran luas kantor kontraktor dan los kerja serta tempat simpan bahan bakar,
diserahkan kepada kontraktor dan ukuran untuk Direksi Keet/Kantor Pengawas
harus ada fasilitas untuk ruang rapat, ruang Pengawas dan ruang toilet serta alat-
alat bantu komunikasi (telepon) dan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan
dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak
mengganggu kelancaran;
b. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil, harus dibuatkan kotak
simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur dengan lainnya;
c. Bangunan tersebut merupakan sewa ruangan dengan luas minimal 20 m2 yang
diberi pintu dan jendela yang cukup dan penerangan listrik dan air;
d. Kontraktor tidak diperkenankan:
1. Menyimpan alat-alat, bahan bangunan di luar pagar proyek, walaupun untuk
sementara;
2. Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan karena tidak
memenuhi syarat dan harus segera mengeluarkan bahan-bahan tersebut dari
proyek, agar kebersihan, keteraturan dan ketertiban tetap terjaga sepanjang
pelaksanaan pekerjaan.
e. Kontraktor di haruskan menyediakan fasilitas sewa untuk kantor Konsultan
Pengawas yang terdiri dari Ruang kerja dengan kebutuhan:
1. Meja kerja dan kursi 6 set;
2. Meja rapat dan kursi untuk 20 kursi;
3. AC split 1,5 pk jumlah sesuai dengan luas ruang yang tersedia;
4. Sambungan telepon atau pembayaran pulsa telepon selama masa pelaksanaan
dan pemeliharaan proyek.
a. Air untuk bekerja harus disediakan kontraktor dengan air PAM yang
dikoordinasikan dengan UI , air harus bersih dan bebas dari lumpur, minyak dan
bahan kimia lainnya, dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium;
b. Reservoir/bak air untuk kerja berukuran minimum 4 m3 dan senantiasa terisi
penuh atau sesuai kebutuhan dan atas persetujuan Pengawas;
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 1-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan dengan daya sekurang-
kurangnya 5000 WATT. Penggunaan diesel untuk pembangunan sementara atas
persetujuan direksi lapangan;
d. Penyediaan sarana MCK untuk pekerja agar tidak menyatu dengan toilet kantor,
direksi dan kontraktor.
Untuk tempat tinggal sementara pekerja, harus ditempatkan diluar area UI.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 1-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga
jenuh;
d. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air;
e. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata
tebal ½ batu yang luasnya maksimal 12 m2 harus ditambahkan kolom dan balok
penguat praktis, dari tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm, jarak antara
kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter;
f. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali
tidak diperkenankan;
g. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan
lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas/Pengawas dan atau Pemberi
Tugas;
h. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih;
i. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester).
Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester).
B. Pengamanan
1. Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan;
2. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Pemborong.
B. Pengamanan
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan
untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pemborong.
d. Finishing : Polished
e. Kekuatan lentur : 500 kg/cm2.
f. Mutu : Tingkat I (satu)
g. Ukuran/jenis dan pemakaian : 1. Lantai 600 x 600 mm
2. Plint 100 x 600 mm
h. Dipasang sebagai finishing lantai pada seluruh detail yang ditunjukkan/disebutkan
dalam gambar.
i. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
j. Bahan pengisi : Grout/pengisi semen berwarna
k. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC : 3 pasir ditambah bahan
perekat/grouting
1. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus
sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, NI-
19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
2. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir
harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
3. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan
perekat dilengkapi sertifikat produk dari
pabrik sebagai bukti penggunaan produk
tersebut pada pelaksanaan dilapangan.
gambar serta petunjuk Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus
yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya;
f. Keramik dipasang rata sejajar dengan tembok non-keramik diatasnya, tidak lebih
timbul, serta terdapat pemisah berupa tali air 5mmx5mm sepanjang sisi keramik
yang bersinggungan dengan dinding non-keramik;
g. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya;
h. Pemotongan unit-unit homogenous harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan;
i. Homogenous yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
b. Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik harus dipasang rata (water pass) pada
permukaan, tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat/tidak
bernoda;
c. Dinding keramik harus terpasang rata (water pass) dengan dinding bata diatasnya,
tidak lebih timbul ataupun tenggelam, dan terdapat tali air 5mm yang memisahkan
kedua dinding tersebut;
d. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah yang
terpasang kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan Surat Penyerahan Material.
d. Aplikasi :
1. Perataan adukan dilakukan secara manual dengan jidar panjang sebagaimana
umumnya;
2. Tebal adukan yang di anjurkan adalah ± 20 mm.
e. Pada permukaan lantai yang akan discreed harus dibuat kasar;
f. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik
dari jenisnya dan disetujui Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas;
g. Material yang dikirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat;
h. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan,
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik;
i. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas
dan atau Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan
persyaratan tanpa biaya tambahan;
j. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan;
k. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan atau
Pemberi Tugas. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat
tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan;
l. Tebal screed sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar;
m. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/Pemakai.
4. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah yang
terpasang kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan Surat Penyerahan Material.
g. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Konsultan/Pengawas/Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya;
h. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan key block
dan pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan;
i. Areal Pemasangan Paving Block harus dipadatkan dengan plate vibrator ukuran
plate 0.3 – 0.5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2 ton. Pemadatan
dilakukan 3 kali sebelum siar-siar disi pasir, setelah itu dipadatkan dan dan
diratakan beberapa kali dengan roller 3 ton;
j. Area Paving Block tidak Boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan
terkunci.
b. Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dan
lain-lain;
c. Permukaan Plesteran atau permukaan kanstin Harus Rata, lurus, Pertemuan
Antar satu dengan yang lainnya harus pas tanpa ada pergeseran profilan. Bagian-
bagian tertentu misal sudut pertemuan dsb, harus dibuat sesuai ukuran yang
diperlukan dengan mutu yang sama.
B. Standard Penerimaan:
1. Pekerjaan water proofing sudah dapat diterima apabila hasil test water
proofing 100% tidak terjadi kebocoran;
2. Pemborong harus memberikan sertifikat jaminan atas semua pekerjaan
terhadap kemungkinan bocor dan cacat lainnya akibat kegagalan/tidak
berfungsinya bahan; termasuk di dalamnya jaminan mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi/diakibatkannya.
Semua bahan-bahan cat harus diperoleh dari agen resmi yang telah disetujui, yang jika
dikehendaki dapat memberikan seluk beluk keterangan mengenai bahan tersebut dan
prosesnya.
Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan instruksi
pabriknya. Juga plamir dan cat dasarnya harus dikeluarkan oleh pabrik yang sama
untuk masing-masing lapisan pemakaian. Kaleng yang diisi cat harus diaduk benar-
benar sebelum dituangkan ke ketel dan dipulaskan menurut aturan dari pabriknya.
Jangan sekali-kali mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain ke dalam
cat, jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh pabrik cat tersebut. Kontraktor harus
dapat membuktikan bahwa bahan yang dipakai adalah asli, tidak palsu, dengan
menunjukkan surat jaminan dari pabrik, sesuai volume pekerjaan yang disupply.
Semua warna harus setujui oleh Arsitek dan Pemilik. Kontraktor harus memasukkan
biaya untuk mengadakan contoh warna-warna untuk disetujui dalam penawaran.
B. Cat Utama
Decorcryl Premium Acrylic Emulsion Paint adalah cat tembok interior yang
terbuat dari bahan acrylic emulsion dengan kandungan Volatile Organic
Compound/VOC yang sangat rendah, dikombinasikan dengan pigmen warna
pilihan.
Decorcryl Premium Ecrylic Emulsion Paint dapat diaplikasikan pada ruangan yang
sedang digunakan tanpa adanya gangguan polusi udara yang timbul dibandingkan
dengan menggunakan car konvensional pada umumnya.
1. Data Teknis Produk
Tipe : Acrylic emulsion
Warna : Seperti terlihat di color card
Tampilan akhir : Matt
Kadar kepadatan dalam volume : 36%
Berat jenis : 1.40 gr/cc
Daya sebar teoritis : 12.0 m2 /liter (30 micron)
Kecepatan kering : Tergantung pada suhu dan kelembaban
Kering permukaan = 1 Jam (300 C)
Kemasan : 2.5 L, 20 L
Masa simpan : 1 Tahun jika tersimpan dalam keadaan
sejuk dan kering serta kemasan tidak
dalam keadaan terbuka (jangan
disimpan dibawah titik beku).
2. Aplikasi
Pengencer : Air bersih
Jumlah pengencer dalam volume : 20%
Cara aplikasi : Kuas, roll, spray atau airless spray
Ketebalan lapisan cat basah : 80 micron atau 3.2 mil
Ketebalan lapisan cat kering : 30 micron atau 1.2 mil
Ketebalan lapisan cat kering yang
direkomendasikan : 60 micron (2 x 30 micron)
2. Lapisan Dasar
Décor Alkali Resisting Primer AR – 300, 1 lapis (1 x 20 micron tanpa
pengenceran)
3. Lapisan Akhir
Sesuai kebutuhan di eksterior atau interior.
b. Persiapan Pelaksanaan Cat Utama
1. Persiapan Permukaan
Permukaan substrat yang akan dicat harus kering dan bersih serta bebas dari
jamur, lumut, debu, minyak atau kotoran-kotoran lainnya. Gunakan
Fungicidal Wash untuk membersihkan permukaan yang berlumut dan
berjamur.
2. Lapisan Dasar
a) Dinding plesteran/dinding beton
Décor Alkali Resisitng Primer AR – 300 (Waterbased), 1 lapis (1 x 20
micron, tanpa pengenceran) atau gunakan Décor Alkali Resisting Primer
AS – 310 (Solvent based), 1 lapis (1 x 20 micron, tanpa pengenceran)
untuk permukaan dengan kadar alkali yang sangat tinggi.
b) Dinding dan Plafon Gypsum
Décor Wall Sealer DWS – 320 (Waterbased), 1 lapis (1 x 15 micron tanpa
pengenceran)
3. Lapisan Akhir
Decorcryl Premium Acrylic Emulsion Paint, 2-3 lapis (2-3 x 30 micron,
encerkan dengan air bersih 10 – 20% sesuai kebutuhan aplikasi).
Apabila pada permukaan dinding yang telah dicat terkena noda/kotoran, maka
harus segera dibersihkan. Apabila pengecatan dilakukan pada bidang yang salah,
maka harus di cat ulang sesuai dengan arahan di gambar rencana.
b. Pengamanan
Kontraktor harus menjaga pekerjaan Besi/baja yang sudah selesai dilaksanakan
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran
pada tembok/dinding.
1. Permukaan batu alam yang akan di cat harus kering dan bersih serta bebas
dari jamur, lumut, debu, minyak atau kotoran lainnya.
2. Aduk Sicosol Solvent Based tanpa pengenceran hingga rata. Aplikasikan
dengan kuas secara merata hingga jenuh pada seluruh permukaan batu alam,
biarkan kering.
3. Lapiskan sekali lagi Sicosol Solvent Based, biarkan kering.
Meliputi penyediaan bahan-bahan kusen, daun jendela, jalusi aluminium, kaca dan
seluruh bahan yang diperlukan termasuk hardwarenya, persiapan/pembersihan
lantai/dinding yang akan dipasang kusen aluminium, penyetelan, serta pemasangan
kusen/pintu/jendela aluminium dan kaca beserta hardwarenya sehingga terpasang
rapi dan memenuhi persyaratan yang diharapkan.
Bahan-bahan tersebut harus sesuai dengan gambar rencana, baik yang tergambar
maupun yang tidak tergambar namun merupakan bahan yang disyaratkan untuk
pekerjaan kusen pintu dan jendela tersebut.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 5-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 5-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
i. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15m3/hari dan terhadap tekanan air
15kg/m2 yang harus disertai hasil tes;
j. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan;
k. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit,
jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam
tiap unit didapatkan warna yang sama;
l. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil
yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran
sebagai berikut:
1. Untuk tinggi dan lebar 1 mm.;
2. Untuk diagonal 2 mm.
m. Accessories : Dekkson
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 5-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
j. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi;
k. Toleransi pemasangan kusen aluminium dan stainless steel di satu sisi dinding
adalah 10 - 25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout;
l. Khusus untuk pekerjaan jendela terbuka/swing aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
(pelubangan dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus
waterpass;
m. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door;
n. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara;
o. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 5-4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan
tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dan atau
Pemberi Tugas. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi
tanggung jawab Pemborong.
b. Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kusen yang
sudah terpasang;
2. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab
Pemborong, sampai hasil pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II);
3. Bahan-bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan
pada persyaratan bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik).
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 5-5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
5.5.2 Bahan-Bahan
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian hardware akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan;
b. Standar kualitas produksi dari Dekkson;
c. Engsel pintu dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun pintu
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engselnya. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu. Tiap engsel dapat memikul minimal 40 kg beban;
d. Seluruh rangkaian kunci-kunci harus dapat menggunakan satu sistem Masterkey.
Biaya untuk Masterkey harus sudah termasuk dalam penawaran;
e. Kontraktor harus membuat daftar perlengkapan pintu dan jendela untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas;
f. Penggunaan perlengkapan pintu (engsel, kunci, doors closer, door stopper, dan
sebagainya) disesuaikan dengan jenis/tipe pintunya serta lokasi ruangnya;
g. Sebagai pedoman penggunaan perlengkapan pintu dapat dilihat pada Daftar
Perlengkapan (Hardware Schedule) berdasarkan tipe pintu dan jendela pada
gambar arsitektur. Kontraktor harus mengajukan daftar perlengkapan pintu dan
jendela dan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/ Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 5-6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
e. Handle dan penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai
atau sesuai dengan gambar arsitektur;
f. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) didalam pintu;
g. Setelah door closer terpasang, Kontraktor harus mengadakan penyetelan
sehingga pintu dapat menutup dan membuka dengan baik dan sempurna
(Kontraktor juga harus mengajarkan cara penyetelan kepada Pemberi Tugas;
h. Pemasangan floor hinges pada pintu harus disesuaikan dengan ketentuan dari
pabrik pembuatnya;
i. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus;
j. Tanda pengenal anak kunci pintu harus dipasang sesuai dengan pintunya;
k. Semua perlengkapan pintu dan aksesoris yang telah ditentukan harus terpasang
dengan baik, rapih, lurus dan kuat, serta dapat berfungsi dengan sempurna.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. 5-7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. iv
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ARS. v
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN ME
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. i
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. ii
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1.1 UMUM
1.1.1 Penjelasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi:
a. Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara
sempurna;
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi
dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat;
c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub
kontraktor instalatir yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya,
serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan
memegang pas instalatir kelas tertinggi (C) yang masih berlaku untuk tahun
terakhir yang berjalan;
d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum
Instalasi Listrik di Indonesia (PUIL) edisi terakhir tahun 2011 dan Peraturan PLN
(SPLN)" sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat
dan standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN);
e. Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai
wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila
sewaktu-waktu diperlukan. MK/Pengawas dapat meminta pergantian pengawas
atau personil kontraktor apabila dianggap tidak mampu.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari
keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar
shop drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.
Shop drawing yang harus diajukan adalah:
a. Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain;
b. Layout kabel distribusi dan lain-lain;
c. Detail-detail pemasangan lampu;
d. Rencana instalasi penerangan, stop kontak setiap lantai;
e. Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana/MK (pengawas).
Shop drawing dimasukkan untuk diperiksa/disetujui perencana/MK paling lambat 14
(empat belas) hari kerja terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
1.1.7 Contoh
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukkan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1.1.10 Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus
melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem.
Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/
cacat/salah harus diganti/dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh pengkabelan,
instalasi "keur" Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperoleh persetujuan
PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban
Pemborong.
1.1.13 Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala
biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.
1.2.1.1 Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
PUIL/LMK. Semua kabel/wiring harus baru dan harus jelas ditandai mengenai
ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan
penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk
pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type:
a. Untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah NYM, semua instalasi
penerangan dan stop kontak menggunakan system 3 core dimana core yang
ketiga merupakan jaringan pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam
panel.
b. Untuk kabel distribusi menggunakan kabel NYFGbY atau NYY.
Semua kabel harus berada di dalam conduit PVC Super High Impact yang disesuaikan
dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel rack dan harus diklem.
Digunakan Flexible Conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan
instalasi ke masing-masing Fixture Lampu.
1.2.1.2 "Splice"/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan dan penyambungan pada kabel/feeder
utama dan instalasi kecuali:
a. Feeder utama hanya pada panel dan harus diproteksi dengan breaker;
b. Instalasi penerangan dan stop kontak hanya pada kotak/junction box dan tidak
diperkenankan adanya sambungan kabel dalam konduit.
Sambungan pada kabel harus dibuat kuat secara mekanis dan harus teguh secara
elektris dengan cara-cara "solderless connector". Jenis kabel tegangan, jenis
"compression atau soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan
pada konduktor-konduktor dengan baik, demikian sehingga semua konduktor
tersambung tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi
dengan porselein atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1.2.2.1 Sakelar-Sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/250 V, sakelar
pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada
tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan
lain oleh MK/Pengawas.
Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring (standar).
Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.
1.2.3.1 Umum
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari
bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan
baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture minimum 0,7 mm.
Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan
dipasang kepada Perencana untuk disetujui.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1.2.3.3 Lampu-Lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type
edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak boleh
dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent
haruslah dari jenis cool white atau sesuai perencanaan.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor
daya harus dilengkapi dengan kapacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya "microfarad"
(µf) dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang
dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.
1.2.4.1 Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau dibuat
dari bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board"
mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel board,
yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau menurut
kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu
penuh/padat.
Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-
cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta
tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian
sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel
board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus
disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem master key.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-8
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
mm. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat.
Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-
plat penutup (metal clad) harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk
mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-
bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2011/LMK/VDE untuk
peralatan yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol transfer
yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel
yang tersembunyi.
1.2.4.4 Busbar/Rel
Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak
dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang
yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 2011.
Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik
ke rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan
disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperature 75°C.
Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 phase, 4
kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral
yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus pentanahan yang telanjang diklem
dengan kuat pada frame dan panel dilengkapi klem untuk pentanahan. Dari panel
peralatan perlu diketanahkan dengan maximum tahanan pentanahan sebesar 2
ohm.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-9
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, baik dalam segi proteksi,
isolasi pengaman, cara operasi, pemasangan dan lain-lain.
Untuk motor-motor dengan rating:
a. Sampai dengan 2 kVA - 1 phasa/3 phasa
b. 2 kVA keatas - 3 phasa
Kecuali ditentukan lain oleh manufakturer.
Starting
Untuk motor-motor dengan rating:
a. Sampai dengan 4 kVA, starting langsung.
b. Diatas 4 kVA, dengan star delta starter.
Semua peralatan bantu/tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di dalam
lingkup pekerjaan Pemborong.
1.4.1 Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus
memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35°C,
temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70°C dan
temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih 250°C.
1.4.2 Konstruksi
Kabel harus terdiri atas:
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-10
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin;
b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar
netral;
c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa;
d. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas;
e. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY);
f. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
Penampang kabel yang digunakan adalah :
Dia. 6 mm² Dia. 10 mm² Dia. 16 mm² Dia. 25 mm²
Dia. 50 mm² Dia. 70 mm² Dia. 95 mm² Dia. 240 mm²
1.4.3 Penandaan/Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah:
Phasa : merah netral : biru
kuning
hitam
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-11
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-12
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-13
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-14
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal:
a. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut;
b. Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila
kontak dengan jenis metal lainnya.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 1-15
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
A. Kondisi Operasi
1. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan digunakan harus dapat
dipergunakan secara normal pada temperatur sekeliling tidak kurang dari 45
derajat celsius, dengan kelembaban tidak lebih dari 80 persen;
2. Setiap bagian dari peralatan kontrol harus diperlengkapi dengan alat pencegah
gangguan interferensi gelombang radio dan tegangan kejut.
B. Sangkar
1. Rangka Sangkar Elevator
a) Dimensi dan kapasitas sangkar hendaknya tidak kurang dari ketentuan
dalam daftar Peralatan;
b) Konstruksi sangkar hendaknya sedemikian rupa sehingga mampu
mempergunakan untuk operasi pada kecepatan nominal tidak kurang dari
ketentuan dalam Daftar Peralatan;
c) Sangkar elevator hendaknya dapat memberikan pelayanan pada lantai-
lantai yang ditentukan dalam Daftar Peralatan dimana arah pembukaan
pintu dapat dilihat dalam gambar;
d) Rangka sangkar harus terbuat dari profil baja yang diproses anti karat;
e) Pada rangka ini terdapat paling sedikit 4 buah sling type guide shoes,
dimana dua buah terletak pada bagian bawah kereta tetap di guide rail;
f) Untuk semua elevator yang terletak dibagian guide shoes yang dipakai
adalah type roller;
g) Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumasan sendiri (self
lubrication), untuk mencegah cepatnya keausan.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Lantai Sangkar
a) Lantai sangkar hendaknya terbuat dari bahan plat baja yang diproses anti
karat, dilapisi dengan karpet anti api dan sangkar tersebut mampu
menahan beban yang sesuai dengan kapasitasnya;
b) Pada permukaan bagian atas Lantai Sangkar hendaknya ditempatkan
lapisan sesuai ketentuan dalam Daftar Peralatan. Type, motif dan warna
lapisan ini akan ditentukan didalam Klarifikasi Penawaran;
c) Pada bagian bawah dari lantai sangkar, hendaknya ditempatkan peredam
getaran, peredam suara, bel tanda kedatangan sangkar dan beberapa alat
pengaman operasi seperti yang diuraikan dalam ketentuan ini.
3. Dinding sangkar
a) Untuk lift penumpang, dinding terbuat dari Steel sheet painted;
b) Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah
dipasang atau dilepas sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan;
c) Pada bagian luar dari dinding sangkar, hendaknya ditempatkan suatu
lapisan peredam suara;
d) Pada bagian bawah dinding sangkar, hendaknya ditempatkan suatu lapisan
sesuai ketentuan dalam daftar peralatan setinggi 10 cm untuk menahan
gesekan yang mungkin terjadi selama pemakaian sangkar.
4. Langit-langit Sangkar Elevator
a) Atap sangkar hendaknya terbuat dari bahan pelat baja setebal 2 mm atau
lebih diproses anti karat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu
menahan beban yang mungkin timbul selama operasi;
b) Pada atap sangkar hendaknya disediakan pintu darurat tidak kurang dari
sebesar 50 cm x 50 cm untuk keperluan pengosongan sangkar dalam
keadaan darurat. Pintu darurat ini hendaknya hanya dapat dibuka dari
bagian atas sangkar dan dilengkapi dengan alat pengaman;
c) Pada bagian atas dari atap sangkar, hendaknya ditempatkan lapisan
peredam suara dan peralatan pengaman operasi seperti yang disyaratkan
dalam ketentuan ini;
d) Bagian bawah dari atap sangkar hendaknya dilapisi dengan cat bakar warna
putih;
e) Lampu penerangan didalam sangkar, hendaknya mampu memberikan kuat
penerangan rata-rata 250 lux bila diukur pada lantai sangkar dimana semua
perlengkapan sangkar saat itu telah terpasang.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
m) Khusus untuk bangunan yang mempunyai jumlah lantai lebih dari 8 lantai,
maka pada panel operasi sangkar hendaknya disediakan tombol pengatur
program pelayanan lantai. Hal ini akan memungkinkan sangkar tidak
memberikan pelayanan ke satu/beberapa lantai tertentu;
n) Pelayanan ke lantai tersebut hanya dapat dilakukan apabila pemakai
memberikan kode yang sesuai;
o) Tempat alat operasi khusus hendaknya memiliki beberapa kegunaan,
antara lain:
- Mengoperasikan alat sirkulasi udara;
- Menyalakan lampu penerangan dalam sangkar;
- Menghentikan motor penggerak;
- Beberapa kegunaan khusus lainnya.
p) Tombol operasi yang dimaksud hendaknya terdiri atas kontak type Micro
Movement yang dilengkapi dengan lampu indikator. Lampu indikator akan
menyala, apabila perintah pada tombol setelah diterima di Panel Kontrol
Elevator.
C. Data Peralatan di Shaft dan Tiap Lantai
1. Magnetic landing Device
Untuk menghentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan
toleransi maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang bersangkutan.
2. Landing Door
Mempunyai tipe, jenis dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya:
a) Dilengkapi dengan wide jamb terbuat dari steel sheet painted;
b) Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock
secara elektris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis
dengan weight closer;
c) Apabila ditentukan dalam daftar peralatan bahwa rangka pintu lantai
dilengkapi transom, maka bagian tersebut hendaknya terbuat dari bahan
plat baja setebal 2 mm atau lebih yang diproses anti karat dan dilapis
dengan bahan sesuai dengan Lampiran Daftar Peralatan Pekerjaan
Elevator;
d) Pintu lantai hendaknya diberikan perlengkapan untuk menutup pintu
secara otomatis. Semua perlengkapan pintu lantai harus ditempatkan
didalam lift shaft dan diberikan penutup atau pelindung;
e) Pada bagian samping dari pintu lantai pada dinding, hendaknya
ditempatkan panel operasi lantai yang berisikan:
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-8
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-9
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Konstruksi dari alat ini harus cukup kuat untuk dapat menahan semua
beban yang mungkin timbul.
8. Compensating
a) Kabel penghantar penghubung sangkar dengan Panel Kontrol Elevator dan
peralatan lainnya, hendaknya terdiri atas beberapa inti sesuai dengan
kebutuhan yang diuraikan dalam ketentuan ini;
b) Kabel ini harus mempunyai bagian penguat, sehingga tidak mudah berubah
karakteristiknya;
c) Apabila ternyata diperlukan adanya penghubung antara bagian bawah
Sangkar dan Pengimbang berat, maka penghubung tersebut hendaknya
berupa kawat baja;
d) Dalam hal ini diisyaratkan pula adanya pemegang kawat baja yang
ditempatkan pada lift pit yang dilengkapi dengan alat pengaman operasi
seperti yang diisyaratkan dalam ketentuan ini;
e) Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.
D. Penggerak
1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak-balik 3 phase
380 V dengan toleransi 10% Frekuensi 50 Hz;
2. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame dan ditempatkan di
ruang mesin elevator dan duduk diatas dinding shaft lift;
3. Antara base frame dan pondasi beton, harus ditempatkan bantalan karet
sebagai peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari
karet tersebut tidak boleh lebih dari 3 mm;
4. Sistem penggerak sangkar hendaknya dilengkapi dengan tali baja tidak kurang
dari 4 jalur, dimana masing-masing tali baja berdiameter tidak kurang dari 10
mm, sedemikian rupa sehingga perbandingan gerak roda penggeraknya adalah
2:1;
5. Jumlah dan dimensi tali baja yang dimaksud dalam ketentuan ini harus
memiliki faktor keamanan tidak kurang dari 14;
6. Pemborong hendaknya menyertakan data kekuatan tali baja tersebut didalam
Gambar Kerja;
7. Panel kontrol elevator beserta seluruh perlengkapannya harus mampu
menghentikan sangkar pada lantai tujuan dengan toleransi perbedaan tinggi
lantai tidak lebih dari 5 mm;
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-10
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-11
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Hall Controller (HC), System processor (SP), dan Traffic Analizer (TA), dimana
signal-signal antara car controller harus bersifat serial dan menggunakan kabel
serat optic fibre untuk memperbaiki data transmisi sehingga lift akan
memberikan suatu operasi yang optimal dalam mereduksi waiting time dan
konsumsi energi.
F. Perlengkapan Pengaturan Operasi Elevator
1. Full Load Control
Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pembatas pengisian beban
sampai dengan 95% kapasitas nominalnya, dimana pada saat itu Panel Kontrol
Elevator harus memberikan tanda berupa nyala lampu pada Panel Operasi
sangkar.
Dengan demikian maka sangkar tidak dapat diberikan tambahan beban dan
panggilan dari Panel Operasi Lantai tidak dilayani lebih lanjut sebelum ada
pengurangan beban didalam sangkar.
Alat deteksi beban di lantai sangkar hendaknya tipe Elektro-Maknetis/
Transducer.
2. Over Load Control
Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman beban penuh,
dimana Panel Kontrol Elevator harus memberikan tanda berupa bel elektronik
di Panel Operasi Sangkar dan mencegah bergeraknya sangkar.
Alat deteksi beban di lantai sangkar hendaknya tipe Elektro-Maknetis/
Transducer.
3. No Load Control
Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman beban kosong,
dimana bila pada saat itu masih tercatat adanya perintah dari panel operasi
sangkar, maka panel kontrol elevator harus membatalkan semua perintah
tersebut.
Alat deteksi beban di lantai sangkar hendaknya tipe elektro-Maknetis/
Transducer.
4. Anti Nuissance Control
Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman terhadap
banyaknya perintah pada panel operasi sangkar dibandingkan terhadap jumlah
penumpang dalam sangkar.
Apabila hal ini terjadi, maka Panel Kontrol Elevator harus membatalkan.
Alat deteksi beban di lantai sangkar hendaknya tipe Elektro-Maknetis/
Transducer.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-12
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
5. Attendant Control
Operasi dari Elevator secara keseluruhan harus di lengkapi dengan sistem
pengaturan keadaan khusus, dimana Elevator dapat dipergunakan tanpa
memberikan pelayanan terhadap perintah Panel Operasi Lantai dan Lepas dari
sistem operasinya.
6. Fireman Control
Operasi dari elevator secara keseluruhan harus di lengkapi dengan sistem
pengaturan keadaan khusus kebakaran Panel Control Elevator akan
membatalkan semua Perintah baik pada panel operasi Sangkar maupun Panel
Operasi Lantai dan membawa sangkar kembali ke lantai terendah. Setelah itu
elevator akan berhenti dengan pintu terbuka dan hanya dapat di pergerakkan
kembali untuk keperluan Pemadam kebakaran oleh petugas yang berwenang.
Operasi ini hanya akan bekerja apabila indikasi kebakaran telah diterima di
Panel Kontrol Elevator dari Panel Kontrol tanda Bahaya Kebakaran dan atau
dari saklar khusus (Fireman Switch) di lantai terendah.
7. Automatic Resque Device
Operasi dari elevator secara keseluruhan harus dilengkapi dengan catu daya
darurat dari Sumber Daya Arus Searah, sehingga pada saat penggangguan
pelayanan sumber daya utama, Saklar Elevator tetap dapat di berhentikan
pada lantai terdekat dengan posisi pintu terbuka secara bergantian.
Jenis battery yang dapat digunakan tipe NICAD merk Chloride marathon/Alcad
atau Saft.
8. Restriction Floor Service
Khusus untuk elevator yang melayani lantai lebih dari 8 lantai, sistem operasi
setiap Elevator harus dilengkapi dengan kemungkinan pembatasan pelayanan
lantai. Pembatasan pelayanan dan pembatalan pembatasan pelayanan
hendaknya dilakukan dengan Saklar Kunci atau tombol kode.
G. Sistem Pengamanan Operasi Elevator
1. Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman kecepatan lebih
berupa Speed Governor, dimana bila terjadi kelebihan kecepatan operasi
Sangkar melebihi batas 110% dari nilai nominalnya maka akan terjadi
pengereman pada Guide Rail dan motor penggeraknya secara otomatis;
2. Operasi dari pintu sangkar dan pintu lantai hendaknya dilengkapi dengan
pengaman berupa safety shoes pada setiap sisinya. Apabila operasi pintu
terhambat maka pintu akan terbuka kembali secara otomatis. Selain itu
pengaman operasi serupa tetapi mempergunakan sistim jalur cahaya (photo -
cell) tetap harus disediakan;
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-13
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3. Operasi dari pintu sangkar dan pintu lantai hendaknya dilengkapi dengan suatu
pengaman pencegahan operasi mesin penggerak bila ternyata pintu tidak
rapat dan atau dibuka secara manual dengan kunci khusus yang telah
disediakan;
4. Perjalanan sangkar hendaknya diberikan pembatas berupa Travel Limit Switch
yang ditempatkan pada batas 10 CM di bawah level lantai terendah dan 10 cm
di atas level teratas;
Apabila ternyata pengaman ini bekerja, maka pengereman poros motor
penggerak akan terjadi dan motor penggerak di cegah untuk bekerja;
5. Apabila di dalam operasi sangkar ternyata terjadi hentakan pada buffer, maka
pengereman poros motor penggerak akan terjadi dan motor penggerak di
cegah untuk bekerja;
6. Apabila selama operasi sangkar, ternyata terjadi suatu ketegangan yang tidak
merata pada setiap kawat baja penggantung sangkar, maka motor penggerak
harus dicegah beroperasi;
7. Apabila beban didalam sangkar telah melebihi dari kapasitas nominalnya,
maka mesin penggerak harus dicegah untuk bekerja;
8. Apabila ketegangan kawat baja penghubung sangkar dan pengimbang berat
selama operasinya tidak sama besar dan atau kurang dari yang ditentukan
pabrik pembuat, maka motor penggerak harus di cegah untuk beroperasi;
9. Pengaman terhadap tidak adanya penumpang, berupa transducer yang
diletakkan di bawah kereta elevator apabila pengaman ini bekerja, maka panel
kontrol akan mencegah mesin penggerak bekerja mematikan lampu
penerangan dan exhaust fan. Apabila ada penumpang masuk maka secara
otomatis lampu penerangan dan exhaust fan akan menyala kembali;
10. Pengaman terhadap kelebihan waktu perjalanan yang disebabkan karena
berhentinya kereta pada suatu lantai dimana beban kereta telah melebihi 85%
kapasitas pengaman ini berupa transducer yang di letakkan di bawah lantai
kereta;
11. Pengaman terhadap gempa (Earthquake device & sensor). Dimana bila terjadi
gempa suatu sensor yang dipasang di ruang lift akan mencatat kekuatan
gempa. Bila melebihi 3 skala richter maka lift akan berhenti dilantai terdekat,
pintu membuka dan tidak dapat di operasikan lagi sampai keadaaan normal
kembali.
Earthquake device ini di tawarkan sebagai optional.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-14
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
12. False call cancelling auto, dimana bila penumpang setelah masuk car secara
iseng menekan tombol lantai lainnya, dan pada lantai yang dituju dia keluar,
maka bila tidak ada penumpang lainnya didalam car maka secara otomatis
floor call yang diminta akan di cancel;
13. Auxilliary car operating panel, merupakan tambahan sub car operating panel
yang fungsinya sama dengan main car operating panel. Sub car operating panel
ini terdapat pada sisi sebelah kiri dari main car operating panel.;
14. Anti Burglar switch, merupakan emergency return switch yang di pasang di
ruang monitoring.Dengan switch ini car lift dapat diatur beroperasi ke lantai
tertentu karena adanya kebakaran atau lainnya, biasanya lantai dasar (main
entrance lobby).
H. Panel Kontrol Elevator
1. Panel kontrol ini adalah dari jenis free standing close type dengan lubang
ventilasi secukupnya;
2. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimum 38 derajat celsius dan RH 80%;
3. Panel kontrol akan diletakkan diatas suatu pondasi yang akan disediakan oleh
kontraktor lift dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya dapat dilayani
dari depan;
4. Box panel harus terbuat dari plat baja setebal 2 mm minimum dengan rangka
penguat dan di cat anti karat dan fire proof;
5. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland;
6. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interfrensi dengan
gelombang pemancar yang ada;
7. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL;
8. Box panel harus dibuat dari plat baja anti kebakaran (fire proof) yang
digalvanisasi (galvanized sheet steel) tebal minimum 2 mm dengan rangka
besi.
Seluruh bagian panel harus di "meni" terlebih dahulu sebelum dilapisi duco
dari jenis Epoxy B, baru dilakukan Zinchromate Primer Coat.
Finishing paint untuk semua panel harus dari cat jenis Marine Paint warna abu-
abu.
Zinchromate power coat dan finishing pain harus dari merk ICI.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-15
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-16
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Digunakan untuk instalasi kabel kontrol dan kabel feeder ke panel kontrol lift
kebakaran.
Kabel jenis ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Standard:
- Fire resistant Test : BS, IEC, AS
- Fire retardance Test : IEC
- Flame retardane Test : IEC
- Smoke Emission Test : IEC
- Halogen Content sebagai berikut :
Voltage Rating : 0,6/ 1 Kv;
Cable Types:Low Smoke Free of Halogen (LSFH) - Conductor
material : Coper solid or standard;
Conductor Class:2 or 5. -Conductor Protected:Class Mica Flame
Carrier;
Primary Insulation:Rador 125 and sheath;
Melting Point of Copper at 3 hours:1080 derajat Celsius;
Max. Radius Bending:12 d.
3. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Untuk kabel-kabel instalasi daya dari LVMDP dipergunakan jenis NYY.
4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan dari Direksi Pengawas terlebih dahulu;
5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2;
6. Pemasangan instalasi flexible MICC cable harus dilakukan dalam metal conduit.
J. Instalasi Listrik
1. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih sesuai
dengan catu daya setempat;
2. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang dapat
bekerja secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari 0,8 atau
Pemborong wajib menambahkan kapasitor;
3. Semua kabel daya maupun kabel kontrol hendaknya dilindungi dengan
mempergunakan saluran kabel khusus yang terbuat dari bahan aluminium
atau baja yang diproses Analozed atau galvanis;
4. Pemborong hendaknya menyediakan lampu penerangan untuk keperluan
pemeliharaan. Lampu tersebut harus ditempatkan dibagian bawah lift shaft,
Pit elevator, dan pada bagian atas sangkar, masing-masing lampu penerangan
harus dilengkapi dengan saklar dan pelindung;
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-17
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-18
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-19
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2.4 PRODUK
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 2-20
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.2.1 Peraturan-Peraturan/Persyaratan
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan tata
cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan Peraturan-
Peraturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia, seperti sebagai
berikut:
a. Pemborong pekerjaan ini harus mempunyai SIPP wilayah setempat sesuai dengan
klasifikasi yang diisyaratkan dan surat ijin/pass dari PAM dan Dinas Pemadam
Kebakaran setempat;
b. Syarat-syarat pelaksanaan yang tidak tercantum dalam RKS ini, hendaknya
mengikuti persyaratan dalam Pedoman Plambing Indonesia 1979, Pedoman
Pemasangan sistem hydrant dan sprinkler dari Dep. Pekerjaan Umum dan dari
Dinas Pemadam Kebakaran. AVE, UL/FM, NFPA & FOC;
c. Seluruh pengurusan ijin seperti, sertifikat dari keselamatan kerja dan sebagainya,
merupakan tangung jawab pihak pemborong;
d. Cara-cara pemasangan & penggunaan peralatan utama maupun pembantu harus
sesuai dengan persyaratan Pabrik Pembuat Peralatan tersebut;
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
e. Gambar Kerja yang diminta oleh Konsultan MK harus dipenuhi segera agar
pekerjaan tidak terhambat, dan sebelum dilaksanakan, harus ada persetujuan dari
Konsultan MK;
f. Jaminan Peralatan Utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari Pabrik
Pembuat;
g. Suplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab
Pemborong Pekerjaan ini;
h. Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan
P.U.I.L. dan persyaratan pekerjaan instalasi listrik;
i. Semua pekerjaan Sipil (pondasi, thrust block; bak kontrol dan lain-lain) yang harus
dibuat oleh pemborong pekerjaan ini, harus mengikuti spesifikasi pekerjaan sipil
(pasangan bata, beton dan sebagainya);
j. Pemborong Sistem Instalasi harus dilengkapi dengan buku petunjuk operasi dan
pemeliharaan sebanyak 5 set;
k. Gambar-gambar Rencana dan Spesifikasi (Persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya;
l. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan maka spesifikasi yang lebih
mengikat;
m. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek;
n. Mengadakan Ijin-Ijin dari Instansi terkait tentang penggunaan pencegahan/
pemadam kebakaran antara lain dari Depnaker, Dinas Kebakaran DKI dan lain-lain.
Selama pelaksanaan, Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Persyaratan umum
pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Persyaratan dalam Pasal Pekerjaan
Plumbing dimuka.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari
Peraturan-Peraturan dan Syarat-Syarat di atas.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
B. Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem
1. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau
angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran. Penggantung/ penumpu/klem-klem harus dengan bahan besi tuang,
mampu menahan 5 x berat pipa berisi air;
2. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan
harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi
transmisi vibrasi sampai batas minimal. Jarak maximum penggantung untuk
pipa adalah:
Diameter s/d 1 1/2" berjarak 2,5 m
1 1/2 keatas berjarak 1,5 m
3. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi
bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton
atau ramset dan Fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan
sedemikian rupa sehinga tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/
menyebabkan turunnya pipa yang terpasang;
4. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak
lebih dari 3 m'.;
5. Penggantung atau penumpu pipa/klem-klem setaraf Flamco;
6. Alat-Alat Bantu:
a) Gate Valve (Stop Valve)
- Valve sampai ukuran diameter 2" adalah type gate valve bronze body,
end screw, non rising stem, clas 300 merk: Nibco, Crane, Key Stone,
Techno, NBC, Pati, Yoshitake;
- Valve diameter 2 1/2" sampai dengan 4" adalah Butterfly Valve; Body:
Cast Iron, End Connection: Lug Type, Stem: 316, Stainless steel, Seat :
Buns N or EPDM, Actuator, Valve diameter dari 5" keatas adalah Gear
Operation bertekanan kerja 300 psi;
- Valve dari class 300, merek Nibco, Crane, Techno, Key Stone, NBC, Pati,
Yoshitake;
- Setiap gate valve dilengkapi dengan penunjuk besaran bukaan katup.
b) Check Valve
- Check Valve diameter mulai dari 2" kebawah adalah type bronze body,
and screw calss 300;
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
- Check Valve diameter 2 1/2 keatas adalah type water dual plate, body:
cast, plate: stainless steel 316 seal: EPDM, Trim and Sring, stainless
steel 316;
- Valve dari class 300, merk Nibco, Crane, Key Stone, Techno, NBC, Pati,
Yoshitake atau setara.
c) Strainer
- Strainer diameter dari 2" kebawah adalah type bronze body, end
screwed. Strainer basket adalah stainless steel screen. Strainer adalah
screwed cap;
- Strainer diameter mulai dari 2 1/2" keatas adalah cast iron body, end
flanged;
- Strainer dari class 300, merk Nibco, Crane, Key Stone, Techno, NBC,
Pati, Yoshitake atau setara.
d) Sambungan Flexible Pipe
- Flanged end dari malleable iron;
- Caver Customer: Neoprene, Tube Class Timer: Neoprene tekanan;
- Tekanan kerja 300 psi dan cocok untuk temperatur dan tekanan dari
system;
- Merk: Proco, Kuraflex atau setara.
e) Safety Valve dari bahan body FC 20 (Cast Iron), valve dise & seat: SC 513
(stainless steel), spring: spring steel connection: flange class 20 Kg/Cm2.
Merk: Fushiman, Desbordes, Yoshitake atau setara.
f) Automatic Air Release Valve:
- Bahan : body cast iron
- Tim : sytefic rubber phaspor bronze
- Float : polypropyline
- Conection : screwed
- Tek. kerja : 20 Kg/Cm2
- Merk : Fushiman, Desbordes, Yoshitake atau setara
g) Pressure Reducing Valve (PRV) adalah untuk mengatur tekanan pada instalasi
sprinkler dan hydrant dengan tekanan kerja seri 300 PSI, Merek Fushiman,
Yoshitake atau setaraf;
h) Pressure gauge/manometer yang dipakai dengan alat penunjuk air raksa.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-8
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
10. Pengujian.
a) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan
tekanan hydrostatik sebesar 1 1/2 x tekanan kerja atau minimal 20 Kg/Cm²
selama 4 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan;
b) Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor;
c) Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan dan Pemberi
Tugas atau pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu;
d) Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah
(untuk pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plesteran/dinding dan
sebelum langit-langit didaerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum
fixture terpasang;
e) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik;
f) Peralatan dan biaya pengujian disediakan dan ditanggung oleh Kontraktor.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-9
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 3-10
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 4-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
e. Pengadaan dan pemasangan lapisan tahan karat dan goni untuk pipa yang ditanam
dalam tanah.
f. Pengadaan balok-balok yang diperlukan untuk pemasangan pipa-pipa dan
peralatannya.
g. Pengadaan shop drawing (gambar-kerja) untuk pelaksanaan dan koreksi-koreksi
RKS bila ada.
h. Membuat time schedule, network planning; kurva “S” dan lain-lain yang
diperlukan.
i. Membuat as built drawing Buku petunjuk operasi dan pemeliharaan dalam bahasa
Indonesia rangkap 5 (lima).
j. Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada konsultan atau pihak lain yang ditunjuk.
k. Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka kontraktor bertanggung jawab
penuh atas kerugian-kerugian yang terjadi.
4.2.1 Peraturan-Peraturan/Persyaratan
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia. Selama
pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati.
Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam
pasal pekerjaan plumbing dimuka.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mngetahui akan isi dan maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 4-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 4-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pipa PVC 20 - 40 1
50 1,2
65 - 125 1,5
150 2
4. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi
bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton
atau ramset dan Fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan
sedemikian rupa sehinga tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/
menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
5. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan klem dan dibaut dengan jarak tidak
lebih dari 3 m.
d. Pipa-pipa dalam tanah.
1. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang
tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh
panjang pipa terletak tertumpu dengan baik.
Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air hujan tidak boleh diletakkan pada
lubang-lubang yang sama dengan kemiringan + 1,0%.
2. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan/pelataran parkir
dengan kedalaman minimal 80 cm, diukur dari pipa bagian atas sampai
permukaan tanah. Dasar galian harus diuruk dahulu dengan pasir padat
minimal 10 cm dan bagian atas 20 cm.
Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir,
maka pipa pada bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton
tulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak
tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula.
Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut goni sebelum ditanam.
e. Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 4-4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pipa tegak yang menuju ke-fixtures dan pipa vent harus dimasukkan dalam
tembok/lantai, kontraktor harus membuat alur -alur atau lubang yang diperlukan
pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
Setelah pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak
kelihatan dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan
finish yang rapih sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.
f. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/plesteran
dan langit-langit dilaksanakan.
2. Pembobokan plesteran/salut dinding dan pembobokan langit-langit yang
sudah terpasang harus dihindarkan.
3. Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur
bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur
yang bersangkutan.
4. Persilangan antara air bersih dan air hujan harus dihindarkan.
g. Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan.
1. Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau
fixtures harus ditutup dengan cap/dop atau plug, sehingga tidak
memungkinkan masuknya kotoran atau lainnya yang tidak diinginkan.
2. Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan
fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan
menyumbat.
3. Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan
kerusakan-kerusakan.
h. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system sesuai dengan
diameter, pipa kemiringan menuju kearah pembuangan adalah 1,0%.
Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak dibolehkan
menggunakan kawat; rantai; perforated strip dan lain-lain. Pada setiap jarak
maximum 24 m atau untuk setiap deletasi dipasang flexible pipe/joint.
i. Sleve-sleve.
1. Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau balok)
harus dibuat sleve, sebelum beton-beton dicor.
2. Sleve dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan sleve
harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 4-5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 4-6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. 4-7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. iii
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
No Material Merk
1 AC Split Wall Mounted Daikin, Panasonic, Mitsubishi
2 Kabel NYM, NYY Jembo, Supreme, Tranka, Kabelindo
3 Isolasi Pipa Kemflex, Armaflex, Insuflex
No Material Merk
1 Pipa PVC AW, PVC D Wavin/Rucika, Pralon, Vinilon
2 Pipa PPR Polytherm, Genova, STP Toro
3 Valves Toyo, Kitz, Fivalco, Riser
No Material Merk
1 Peralatan Utama (Lift) Mitsubishi
2 Panel Maker sesuai dengan produk yang
ditawarkan Ex Factory
3 Komponen Panel Schneider, ABB
4 Kontaktor & Relay Telemecanique, ABB
Alat ukur/Metering Schneider, ABB
5 Kabel-kabel Jembo, Supreme, Tranka, Kabelindo
6 Flexible MICC Cable Pyrotec FRMI 110°C
7 Hip Conduit BOSS
8 Metal Conduit BOSS
9 Exhaust Fan KDK
No Material Merk
1 Black Steel Pipe Sch. 40 BAKRIE & BROTHERS
2 Penumpu pipa By Stucture
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia ME. iv
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. i
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. ii
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
BAB 1. PENDAHULUAN
a. Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah untuk pelaksanaan pekerjaan Lift
Gedung Ruang Kuliah Bersama (RKB) II atau Gedung S Fakultas Teknik Universitas
Indonesia (FTUI).
b. Pekerjaan ini dilakukan untuk menyediakan fasilitas tambahan Gedung S FTUI
berupa lift yang memiliki kapasitas 20 (dua puluh) orang selain lift eksisting yang
sudah ada.
Lingkup pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan Lift Gedung S FTUI terdiri dari:
a. Pekerjaan persiapan;
b. Pekerjaan galian dan timbunan;
c. Pekerjaan struktur bawah yang berupa pondasi, dinding pit lift, dan tie beam;
d. Pekerjaan struktur atas yang berupa kolom, balok, dan pelat lantai;
e. Pekerjaan lain-lain.
Lokasi dan uraian pekerjaan tersebut sebagaimana tertuang dalam gambar rencana
pekerjaan dan bill of quantity (BOQ) terlampir.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 1-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan Lift Gedung S FTUI harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Kualifikasi tenaga kerja kualifikasi tenaga kerja sebagaimana tertuang dalam
dokumen penawaran dan telah menjadi kontrak pekerjaan;
b. Jumlah kebutuhan tenaga kerja di lapangan pada saat pelaksanaan pekerjaan
harus sesuai dengan jumlah tenaga kerja sebagaimana tertuang dalam
dokumen penawaran dan telah menjadi kontrak pekerjaan;
c. Kontraktor harus menyerahkan nama-nama dan nomor-nomor telepon para
personil inti yang dapat dihubungi setiap saat oleh direksi pekerjaan.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan Lift Gedung S FTUI adalah sebagai
berikut:
No. Nama Peralatan QTY (unit)
1. Alat Ukur (Theodolite & Waterpass) 2
2. Beton Ready mix Truck 1
3. Concrete Pump 1
4. Bar Cutting Machine 1
5. Bar Bendding Machine 1
6. Mobil Pick Up 1
7. Excavator Long Arm 1
8. Dump Truck (DT) 1
9. Crane 1
10. Alat Las Listrik 2
11. Stemper 1
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 1-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Ukuran luas kantor kontraktor dan los kerja serta tempat simpan bahan bakar,
diserahkan kepada kontraktor dan ukuran luas untuk Direksi Keet/Kantor
Pengawas harus ada fasilitas untuk ruang rapat, ruang pengawas dan ruang toilet
serta alat-alat bantu komunikasi (telepon) dan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan tempat yang tersedia
sehingga tidak mengganggu kelancaran;
b. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil, harus dibuatkan kotak
simpan dipagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur dengan lainnya;
c. Bangunan tersebut merupakan container yang diberi pintu dan jendela yang
cukup dan penerangan listrik dan pengamanan;
d. Kontraktor tidak diperkenankan:
1. Menyimpan alat-alat, bahan bangunan di luar pagar proyek, walaupun
untuk sementara;
2. Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan karena tidak
memenuhi syarat dan harus segera mengeluarkan bahan-bahan tersebut
dari proyek, agar kebersihan, keteraturan dan ketertiban tetap terjaga
sepanjang pelaksanaan pekerjaan.
e. Kontraktor di haruskan menyediakan fasilitas sewa untuk kantor Konsultan MK
yang terdiri dari Ruang kerja dengan kebutuhan:
1. Meja kerja (biro) dan kursi 2 set;
2. Meja kerja dan kursi 6 set;
3. Meja rapat dan kursi untuk 20 kursi;
4. AC split 1,5 pk jumlah sesuai dengan luas ruang yang tersedia;
5. HT (handy talkie) 2 buah;
6. Sambungan telepon atau pembayaran pulsa telepon selama masa
pelaksanaan dan pemeliharaan proyek.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 2-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Air untuk bekerja harus disediakan kontraktor dengan membuat sumur pompa
di tapak proyek atau air PAM, air harus bersih dan bebas dari lumpur, minyak dan
bahan kimia lainnya, dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium;
b. Reservoir/bak air untuk kerja berukuran minimum 4 m3 dan senantiasa terisi
penuh atau sesuai kebutuhan dan atas persetujuan MK;
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan dengan daya sekurang-
kurangnya 1.500 watt. Penggunaan diesel untuk pembangunan sementara atas
persetujuan direksi lapangan;
d. Penyediaan sarana MCK untuk pekerja agar tidak menyatu dengan toilet kantor,
direksi dan kontraktor.
Pagar pembatas proyek didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak proyek
setinggi + 2 m dari bahan seng gelombang dan dicat rapi. Pagar harus berdiri kokoh.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 2-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
b. Peralatan K3 berguna untuk persediaan jika ada yang sakit atau kecelakaan kecil
di dalam hari-hari proyek berjalan.
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 2-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.1 UMUM
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua
teknik dan kondisi penempatan dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh
”pengawas yang ditunjuk”. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan
membiayai Test Laboratorium.
g. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah:
1. Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini;
2. Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting;
3. Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan
beton;
4. Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian;
5. Landasan beton untuk peralatan M/E.
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan
spesifikasi berikut ini:
a. PBI – 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia – 1971.
b. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.
c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. ACI – 304 ACI 304, IR-79, Preplaced Aggregate Concrete for
Structural and Mass Concrete, Part 2.
ACI 304, 2R-71, Placing Concrete by Pumping
Methods, Part 2.
ACI 304, 304-71, High Density Concrete:
Measuring, Mixing, Transportation and Placing
Part 2.
e. ASTM – C94 Standard Specification for Ready-Mixed
Concrete.
f. ASTM – C33 Standard Specification for Concrete Aggregats
g. ACI – 318 Building Code Requirement for Reinforced
Concrete.
h. ACI – 301 Specification for Structural Concrete of Building
i. ACI – 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.1.3 Penyerahan-Penyerahan
a. Umum
Test bahan: sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan
untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan
kestandard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk
membuat campuran yang diperlukan.
b. Semen: berat jenis semen
c. Agregat
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan
kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar,
modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/Campuran Beton
1. Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan design mix masing-
masing untuk umur 3, 7, 14, 21, dan 28 hari yang didasarkan pada minimum
20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut
dapat disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”. Hasil uji yang disetujui
tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 6 minggu sebelum
pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu beton pun harus sesuai dengan
mutu standard SNI 03-2847-2002, beton K-300. pekerjaan tidak boleh
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.2 BAHAN-BAHAN/PRODUK
3.2.1 Semen
a. Mutu Semen
1. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
spesifikasi Bahan Bangunan bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-
0013-82, Type-1 atau Ni-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras
hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis
secara tegas oleh pihak ”pengawas ang ditunjuk”.
2. Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland
dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII
0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk
semen hidraulis campuran.
3. Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai
dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu.
b. Penyimpanan Semen
1. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut
urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan
sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh
dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus
dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca,
dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan
pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan.
2. Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3. Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
4. Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2.5%.
5. ”Kontraktor” harus hanya memakai satu merk dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. ”Kontraktor” tidak boleh mengganti
merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan
persetujuan tertulis dari ”pengawas yang ditunjuk”.
3.2.2 Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton” dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka
harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (pasir)
1. Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari: butir-butir tajam,
keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
2. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti
yang ditentukan di pasal 3.5 dari NI-2. PBI’71.
3. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%,
maka agregat halus dicuci . Sesuai PBI’71 bab 3.3 atau SII 0051-82.
4. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm, maka harus
minimum 2% berat; sisa diatas ayakan 2 mm, harus minimum 10% berat;
sisa di atas ayakan 0.25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.
5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.
6. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
b. Agregat kasar (kerikil dan batu pecah)
1. Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan
besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI’71 Bab 3.4.
2. Mutu koral: butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-8
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.2.3 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. untuk
mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus
diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh ”pengawas yang ditunjuk”.
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.2R-64 segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh ”pengawas
yang ditunjuk”. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh
dipakai.
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm x 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut:
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-9
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Pondasi tapak, dinding pit lift, kolom pedestal, dan tie beam menggunakan
mutu beton K-300.
b. Pelat lantai menggunakan mutu beton K-300.
3.3.1 Umum
a. Kecuali disetujui oleh ”pengawas yang ditunjuk”, semua beton haruslah beton
ready-mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui ”pengawas yang
ditunjuk”, dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya
harus memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI Committe 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed.
Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil
pengujian yang diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan
Bagi “pengawas yang ditunjuk” diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah
dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus
diperiksa oleh ”pengawas yang ditunjuk” sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaikan kondisi yang terusak oleh waktu dan perlengkapan/
penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan perbaikan
memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan, adukan
beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh ”pengawas yang ditunjuk”.
Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua penyerahan disetujui
oleh “pengawas yang ditunjuk”.
e. Adukan beton dan kekuatan
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperika teratur oleh kedua pihak,
kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah
kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan
laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur beton Ready-Mix
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-10
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-11
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Persiapan
1. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahkan kepada
“pengawas yang ditunjuk” untuk disetujui sebelum memulai kegiatan
pembetonan.
2. Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot
dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran semua cetakan, tulangan
beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau dicor harus telah diperiksa
dan disetujui oleh ”pengawas yang ditunjuk”.
3. Pemotongan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada ”pengawas yang
ditunjuk” setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton dicor. Kelebihan air
pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain
harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam
dari pengaduk serta perlengkapan pengangkutan.
4. Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung
disekeliling struktur dapat efektif dan menerus di cor.
5. Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
6. Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun digalian manapun, kecuali bila
galian tertentu telah bebas dari air dan lumpur.
7. Penulangan harus sudah terjamin dan diperika serta disetujui. Logam-
logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat, besi dan
pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta
pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton
baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama,
masukkan pantek baja dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
8. Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan
menjaga pelaksanaan beton.
9. Penutup beton.
10. Bila tidak sebutkan lain, tebal penutup harus sesuai dengan persyaratan SNI
03-2847-2002.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-12
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-13
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-14
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6 dan
ACI 301-72/75.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang kontan dalam jangka waktu yang diperlukan
untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-15
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti
yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum.
Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu akhiri
lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak
mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini. Buat kesempatan
untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk mengadakan pengaliran
dari aliran.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-16
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Beton untuk tangki air, dinding penahan tanah untuk ruang di bawah tanah,
lubang halian (pit) dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air
harus dibuat kedap air, antara lain dengan menambahkan bahan additive yang
sesuai dan atas persetujuan ”pengawas yang ditunjuk”. Penggunaan bahan
additive tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik membuat serta adanya
jaminan bahwa bahan additive tersebut tidak akan mempengaruhi kekuatan
maupun ketahanan beton apabila digunakan sesuai petunjuk.
b. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan ”pengawas yang ditunjuk” dalam
hal cara pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran dan
perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-sifat kedap
air pada bagian pekerjaan itu.
c. Nilai slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin
pengecoran dan pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
d. Apabila kontraktor bermaksud menggunakan sistim lain seperti membrane
sheet, maka harus dari jenis non-wover polyester dan disetujui oleh Engineer.
e. Kontraktor bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat
kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan kedap air tersebut
adalah menjadi tanggung jawab ”Kontraktor”.
f. Kontraktor harus memberikan jaminan sedikitnya untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun terhadap sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak
selesainya masa pelaksanaan pekerjaan. Jaminan terhadap sifat kedap air
meliputi bahannya maupun hasil pekerjaannya.
g. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lainnya selama jangka
waktu tersebut dalam butir f. Kontraktor atas biaya sendiri harus segera
memperbaiki bagian yang mengalami kerusakan tersebut sampai permukaan
akhir termasuk juga memperbaiki peralatan-peralatan seperti peralatan listrik,
pengaturan udara (AC) dan instalasi lainnya yang mengalami kerusakan akibat
pengaruh tesebut di atas.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-17
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
f. Atau yang menurut pendapat “pengawas yang ditunjuk” pada suatu pekerjaan
akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun
dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar
dan diganti dengan yang baru, kecuali “pengawas yang ditunjuk” atau
konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang
ditimbulkan tersebut. Untuk itu kontraktor harus mengajukan usulan-usulan
perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan
tersebut itu dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari perluasan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai
dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari “pengawas
yang ditunjuk”. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan memuaskan.
i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton
dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian
haus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
j. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi
“pengawas yang ditunjuk”.
k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, “pengawas yang ditunjuk” harus diberitahu
secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh
“pengawas yang ditunjuk”. Pengisian/injeksi dengan iar semen harus diadakan
dengan poerincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
a. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es
sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan
yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah
campuran air.
b. Selama pengecoran dan pemeliharaan.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-18
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1. Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari
beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
2. Dalam cuaca panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun
membasahi permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran dan
pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari kerugian/kehilangan
bahan terhadap panas matahari atau angin yang berlebihan.
3. Kelebihan perubahan suhu
Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang
seragam di dalam beton, tidak lebih dari 30C dalam setiap jamnya.
4. Perlindungan bahan-bahan
Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang
seragam didalam beton, tidak lebih dari 30C dalam setiap jamnya.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-19
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-20
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.3.13 Umum
3.3.14 Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-21
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.IR-70, ACI 207.2R-13 dan ACI
207.3R-79.
b. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda dari
perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta
pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada
“pengawas yang ditunjuk” untuk mendapatkan persetujuan.
c. Bahan-bahan
1. Semen.
2. Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang
tahan terhadap sulfat.
3. Agregat.
4. Ukuran maksimum dari agregat kasar harus serpti telah diperinci
sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti
ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak
bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh “pengawas
yang ditunjuk”.
5. Bahan tambahan (admixture) Pozzolanic.
6. Bahan tambahan (admixture) Pozzolanic harus seperti diuraikan pada ASTM
C 618 (Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for
Use as a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete).
7. Bahan tambahan untuk permukaan (surface-active agent).
8. bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi spesifikasi khusus.
Kecuali yang tercantum dalam catatan. Suatu retarder type air entraining
dan bahan ‘pereduce” air (water reducing agent) atau harus digunakan
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-22
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-23
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Selama masa pemeliharaan beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekain,
tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran
yang berlebihan.
3.3.17 Umum
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-24
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Apabila mutu benda uji berdasarkan hasil percobaan kekuatan silinder ternyata
lebih rendah dari yang diisyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-
percobaan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Hammer Test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79.
Apabila hasi dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang diisyaratkan,
maka harus dilakukan percobaan tahap berikut dibawah ini;
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-77. Apabila hasil dari
percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang diisyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini;
3. Loading test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-
318-89. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah
dari yang diisyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.
Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification
for Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang
dapat dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai adalah yang
terhebat/terkeras.
3.3.19 Lain-Lain
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-25
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.4 PEMBESIAN
a. Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus
disertai surat keterangan percobaan dari pabrik;
b. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji tarik, dan 1 benda untuk
uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh
baja tulangan akan ditentukan oleh ”pengawas yang ditunjuk”;
c. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong
atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh ”pengawas yang ditunjuk” dan
minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai
adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor;
d. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan;
e. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak;
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-26
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.4.2 Bahan-bahan/Produk
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu U-39, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan
polos mutu U-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-
gambar struktur. Tulangan dengan diameter 12 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2. Tulangan dengan diameter >12 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 3900 kg/cm2.
b. Penunjang/Dudukan tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanam, atau batan kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs). Bolstern,
kursi, spacersn dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar;
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi;
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata;
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hat-
digalvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
c. Kawat pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
”pengawas yang ditunjuk”. Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-27
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.5.1 Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi
tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.
b. Pemilihan/Seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan SNI 03-2847-2002 koordinasi
dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-28
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
b) Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : + 12
mm;
c) Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : + 12 mm;
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-29
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-30
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 3-31
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 4-1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Tenaga kerja untuk work shop pekerjaan ini harus telah terdidik dan
mempunyai pengalaman banyak dalam pekerjaan baja untuk bangunan dan
mempunyai skill yang tinggi;
b. Jumlah pekerjaan/tukang-tukang/montir yang cukup banyak sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya;
c. Work shop harus dipimpin oleh seorang yang ahli atau pelaksana yang
mempunyai pengalaman luas, dapat memimpin group-group tukang dan
membuat shet-shet, maal-maal dan lain-lain yang diperlukan, dapat membaca
gambar dan membuat gambar-gambar kerja atau gambar-gambar detail, untuk
pedoman tuikang dalam membuat komponen-komponen dari konstruksi baja.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 4-2
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Bahan-bahan yang dipakai untuk konstruksi baja dalam pekerjaan ini adalah
dengan mutu:
a. Semua kolom dan perkuasan balok, pelat-pelat simpul, gording-gording, ikatan
angin, gantungan talang, penerangan atas/jendela, pintu-pintu rel-relnya
dipakai baja dengan mutu BJ 41 atau yang ekuivalen dengan itu;
b. Penutup atap penutup bubungan, lispank samping, talang dasar dari panduk
BRC, beserta perlengkapan-perlengkapannya serta komponen-komponennya;
c. Talang-talang curah dari pipa Galvanized Iron Pipa (GIP);
d. Besi-besi beton lantai, beton pondasi, poer, slope kolom dan lain-lain, dengan
besi mutu U.24 untuk diameter , 8 mm dan U.39 untuk diameter > 8 mm;
e. Kontraktor harus secara jelas memeberi informasi kepada pembri tugas, dari
pabrik-pabrik mana bahan-bahan tesebut diprodusir, spesifikasinya dan
keterangan-keterangan lainnya;
f. Jika terdapat keragu-raguan mengenai mutunya kontraktor harus
membuktikannya dengan pengetesan-pengetesan pada laboratorium yang
ditunjuk dengan beban biaya kontraktor;
g. Dimensi-dimensi dan ukuran-ukuran harus tepat sesuai dengan yang diminta
dalam gambar rencana;
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 4-3
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
h. Semua baja-baja tersebut di atas harus dalam keadaan baru, bukan bekas pakai
di tempat lain atau barang yang sudah lama tesimpan di tempat lain tanpa
perawatan yang baik sehingga sudah menunjukkan gejala-gejala rusak atau
cacat-cacat fisik.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 4-4
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
d. Pemotongan pelat-pelat dengan menggunakan mesin las atau zat asam tidak
diperkenankan;
e. Pemotongan harus rapih dengan membentuk garis lurus atau yang sesuai
dengan gambar rencana;
f. Setelah selesai dipotong, maka bidan-bidang bekas potongan harus digerinda
supaya rapi.
a. Jika didalam gambar rencana terdapat pekerjaan pengelasan atau karena teknis
lapangan harus dilakukan pekerjaan pengelasan, maka pekerjaan pengelasan
ini harus mentaati peraturan-peraturan las yang berlaku di Indonesia;
b. Bidang-bidang sambungan yang akan dilas harus dibersihkan dari segala
kotoran dan karat-karat dan harus kering;
c. Pengelasan harus dilakukan dengan mesin las yang seimbang kemampuannya
dengan ketebalan profil atau pelat yang akan dilas;
d. Peneglasan dengan karbit, tanpa izin dari Pemberi Tugas atau Pengawas
pekerjaan tidak diperkenankan;
e. Kawat-kawat las harus dari mutu yang baik;
f. Pengelasan harus dengan las penuh dengan jalur-jalur yang lurus dan rapi
dengan ketebalan yang sesuai peraturan-peraturan;
g. Bagian-bagian yang akan dilas harus dijepit atau dikunci pada saat pengelasan
supaya tidak berubah bentuknya;
h. Jalur-jalur las harus rapi, lurus tidak boleh ada tanda-tanda retak-retak atau
pecah-pecah;
i. Pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang telah
berpengalaman banyak dengan mempunyai sertifikat pengelasan;
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 4-5
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Besar ukuran moer baut sesuai dalam gambar rencana kecuali jika ada
perubahan-perubahan akan diberitahukan tertulis;
b. Moer dan baut harus dari baja keras tahan karat, ulirnya harus rapi, tajam,
kepala baut maupun moernya harus berbentuk segi enam;
c. Sebelum digunakan, kontraktor harus menunjukkan beberapa contoh mor baut
kepada Pemberi Tugas untuk dipilih dan disetujui;
d. Penggunaan baut-baut dan moer yang bersepuh seng tidak diperkenankan;
e. Pemasangan moer dan baut harus menggunakan ring-ring;
f. Pengontrolan terhadap kekencangan moer baut harus menggunakan kunci pas
moment.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 4-6
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Penutup bubungan bahan sama dengan penutup atap yaitu dari aluminium;
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 4-7
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Angkur yang digunakan adalah M12 yang berjumlah 6 (enam) buah untuk satu
titik. Setiap satu lantai terdapat 2 (dua) titik pengangkuran dari lantai 2 (dua)
sampai dengan lantai 7 (tujuh);
b. Angkur yang digunakan adalah angkur HILTI tipe HIT-RE 500 V3;
c. Lokasi pengeboran terdapat pada balkon eksisting (balok dan pelat eksisting);
d. Pemasangan angkur angkur harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan
oleh vendor angkur, yaitu Hilti Indonesia.
Jasa Konsultan Perencanaan DED Lift Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia STR. 4-8