( SPEKTEK )
PAKET PEKERJAAN :
PEMELIHARAAN BERKALA
SUNGAI DI KAB. KUPANG
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Sebelum kegiatan fisik dimulai Penyedia Jasa harus :
4. Ketepatan dan ketelitian uitzet yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
pengesahan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. Untuk itu sesudah pekerjaan uitzet
selesai, Penyedia Jasa harus meminta Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk melakukan
pengecekan dan mengesahkannya.
PASAL 3
DAERAH KERJA, DIREKSI KEET/ BARAK KERJA,GUDANG
1. Penyedia Jasa wajib mempersiapkan tempat kerja dan daerah kerja agar lahan kerja siap
digunakan.
2. Penyedia Jasa sebelum mulai kegiatan fisik harus membuat atau menyewa tempat untuk
barak dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Keet dengan ukuran sesuai dengan BQ dengan
ketentuan :
a. Ruang kerja berukuran 3 x 4 m dengan kondisi sebagaimana Direksi Keet.
b. Gudang berukuran secukupnya dengan ketentuan :
- Konstruksi dan dinding kayu yang baik
- Lantai beton tak bertulang / Mutu Bo tebal 5 cm
- Memenuhi syarat untuk menyimpan PC dan bahan-bahan pabrikan lainnya.
c. Barak berukuran secukupnya untuk dapat menampung tenaga kerja yang diperlukan
dan cukup sehat untuk dihuni.
3. Penyedia Jasa harus menjamin Direksi Keet dan Kelengkapannya dipersiapkan dan
diadakan sedemikian rupa dapat berfungsi dengan baik
PASAL 4
JALAN KERJA
1. Jalan yang dipergunakan untuk kegiatan pelaksanaan harus disiapkan oleh Penyedia Jasa
sendiri, dengan lebar dan kondisi jalan kerja harus memenuhi syarat untuk lalu lintas
kendaraan roda 4 atau lalu lintas kerja dengan aman.
2. Pihak Penyedia Jasa wajib memelihara dan memperbaiki jalan masuk atau jalan desa,
gorong-gorong jembatan desa yang rusak akibat lalu lintas kegiatan pekerjaan.
PASAL 5
PAPAN NAMA PEKERJAAN
1. Penyedia Jasa harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0.90 m x 1.80 m, sebanyak 1
(satu) buah, dengan bentuk standar yang dipasang di tepi jalan masuk pekerjaan atau
sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
2. Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan dimulai.
PASAL 6
UITZET, PROFIL DAN BOUWPLANK
1. Uitzet :
a. Uitzet harus dilakukan dengan menggunakan pesawat ukur.
b. Duga ketinggian (peil) diambil dari titik ikat yang telah ditetapkan Proyek.
c. Profil bangunan dibuat sesuai dengan rencana bentuk konstruksi dan terpasang kokoh.
d. Bouwplank dipasang dengan peil yang diambil dari titik ikat pada bouwplank harus
ditegaskan posisi as dan angka peilnya.
2. Profil dan Bouwplank :
a. Bouwplank bila diperlukan dibuat dengan konstruksi kayu dan papan jenis Kayu
Meranti
b. Tiang bouwplank untuk tinggi maksimal 2 m harus terbuat dari balok Kayu Meranti
sekurang-kurangnya dengan ukuran 5/7 cm, terpasang kokoh dan tidak berubah
selama masa konstruksi.
c. Papan bouwplank sekurang-kurangnya memiliki ukuran 2/20 cm, bahan Kayu
Meranti, diserut pada sisi yang digunakan dan dilengkapi dengan notasi as serta angka
duga tinggi peil yang ditulis dengan cat warna merah.
PASAL 7
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Penyedia Jasa wajib menjamin kesehatan dan keselamatan kerja bagi para pekerja dan
lingkungan sekitarnya dengan melakukan langkah-langkah antisipatif.
2. Di Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Keet Penyedia Jasa harus menyediakan obat-obatan
untuk memberi pertolongan pertama/darurat bila ada pekerja yang sakit.
3. Penginapan untuk pekerja harus layak dan memenuhi syarat kesehatan.
PASAL 8
MENINGGALKAN TEMPAT / DAERAH KERJA
1. Direksi keet selama masa pemeliharaan menjadi tanggungan Penyedia Jasa untuk
menjaganya.
2. Sebelum meninggalkan lokasi dimaksud, Penyedia Jasa harus mengembalikan kondisi lahan
seperti semula yaitu jalan kerja harus sudah dibenahi, bekas-bekas bongkaran diangkut
keluar lokasi kegiatan dan lain sebagainya.
PASAL 9
PASANGAN BRONJONG
Bronjong Pabrikasi.
a. Bronjong Bergalvanis Tebal Dengan No.SNI.03-0090-1999.
b. Karakteristik Bronjong Pabrikasi sebagai berikut :
Gambar.
Kawat Anyaman
Diameter Toleransi Berat Lapisan Seng Jumlah
Puntiran
2,7 mm ± 4,0 % Minimum260 28 Kali
gr/m²
Kawat Sisi
Diameter Toleransi Berat Lapisan Seng Jumlah
Puntiran
3,4 mm ± 4,0 % Minimum275 26 Kali
gr/m²
Kawat Ikat
Diameter Toleransi Berat Lapisan Seng Jumlah
Puntiran
2,0 mm ± 4,0 % Minimum240 38 Kali
gr/m²
Kuat Tarik Minimum :41 kgf/mm
Ukuran Anyaman ǿ 2,7mm : 80 x 100 mm dengan lilitan ganda.
Diaphragma Setiap 1 (satu) meter panjang.
Ukuran Kotak (Panjang, Lebar, Tinggi) Toleransi ± 5,0 %
c. Anyaman: Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam
dengan tiga lilitan yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas
dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan.
Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong
sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus
sama kuatnya seperti pada badan anyaman.
d. Kotak bronjong haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan
dimensi yang disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga
dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.
PASAL 10
RENCANA KERJA
2. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian, termasuk kuncipada
tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong.Landasanharus
dipasang sesuai dengan ketentuan.Seluruh permukaan yang disiapkanharus disetujui
oleh Direksi Pekerjaansebelum penempatan pasangan batu kosongatau bronjong.
2) Penempatan Bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh
bentukserta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir
penarikkecil sebelumpengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan
antarakeranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri.Setiap segi enam
harusmenerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka
bronjongantara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan.Paling sedikit 15 cm
kawatpengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan
kedalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatanmaksimumdan
rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisisetengah dari
tingginya, duakawat berlebihan agar terjadi penurunan(settlement).Sisi luar batu
yang berhadapan dengan kawat harus mempunyaipermukaan yang rata dan
bertumpu pada anyaman.
c) Batu-batu untuk bronjong harus sesuai dengan ukuran tidak kurang dari 15
cm dan tidak lebih dari 30 cm. Batu yang dipakai dipilih berbentuk bulat.
d). Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarikatau
ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan verticalharus
dibuat berselang seling.
3) Pengendalian Mutu
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan
denganmengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telahditerimaharus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan di atas
4) Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari
bronjongatau pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi
yangdigunakan untukmenghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing –
masingkeranjang bronjong ataupasangan batu kosong seperti yang diuraikandalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
PASAL 11
PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuranketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain,yang mungkin
akandiperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atauberhubungan dengan
ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepadaDireksi lebih dahulu, sebelum
memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.Yangdimaksud dengan “ketinggian tanah”
dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah”sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai.Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas
hanyalah material yang akan digaliyang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan
produktifitas hasil galian.
2. Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupatanahpada
umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.Seluruh galian
dikerjakansesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yangditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambarkerja atau sesuai dengan yang diarahkan /
ditunjukkan oleh Direksi.
3. Galian tanahbiasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari
tanah,pasir dan kerikil.Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan
ke Direksiuntukditinjau.Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton
tanpa diperiksaterlebih dahulu oleh Direksi.seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-
jawabPenyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahanpelaksanaan
harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.Apabila pada saat pelaksanaan penggalian
terdapat batu-batu besar dengandiameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat
disingkirkan dengan alatExcavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam
pembayaranitem Galian Batu atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.
4. Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meterkubik
dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuaiditunjukan dalam garis-
garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaranuntuk galian tanah biasa dibuat dalam
meter kubik untuk item dalam BoQ.Selama proses penggalian tanah agar secara langsung
dipisahkan dan ditumpukpada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa
dipakai untuktimbunan dan material yang tidak layak.
5. Material yang layak selanjutnya akandipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan
kembali, sedangkan materialyang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi
atau kesuatutempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi
jaringan.Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan materialyang
bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnyadengan lokasi
yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebarpada bagian yang akan
ditimbun.Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan
untukpenggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan
bahayalongsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil
apabiladianggap perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan
terhadappemindahan material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara
yangdisetujui Direksi sejauh ± 1 km.
6. Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerahpersawahan,
agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian ataualternatif lain berupa galian
secara manual.Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan
dilaksanakansesuai pasal ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan tingkatan
dandimensi yang ditunjukan dalam gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi.
Selamadalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk merubah
kemiringan(slope) atau dimensi dari penggalian dari yang ditentukan. Setiap penambahan
ataupengurangan dari volume pekerjaan galian tanah sebagai akibat dari
perubahanperubahantersebut akan diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan
Direksi.Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang
adadibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan
yangdisebabkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk
hancurnyamaterial dibawah batas penggalian yang diperlukan, harus diperbaiki atas
biayaPenyedia Jasa.
7. Galian yang melebihi dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja maupun akibatkelalaian
Penyedia Jasa tidak akan diperhitungkan dalam pembayaran. Penyedia Jasaharus mengisi
kembali dengan material yang sesuai dan dilaksanakan atas biayaPenyedia Jasa.
PASAL 12
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH
1. Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupankembali
di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahanDireksi. Kualitas
dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasukbahan organik atau
bahan lain yang tidak diijinkan.
2. Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian sebagaibahan
untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.Tidak diizinkan adanya semak, akar,
rumput atau material tidak memenuhi syarat lainyang akan dipakai sebagai bahan timbunan.
Kelayakan dari setiap bagian pondasiuntuk penempatan material timbunan dan semua
material yang digunakan dalamkonstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik.
3. Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untukmenentukan
efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang tersediauntuk pekerjaan
timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untukmengkonfirmasi efektifitas dari
metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis danukuran dari alat pemadat, jumlah
lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan,efek getaran terhadap kadar air dan aspek
lain dari pemadatan. Pekerjaan ini termasukpenempatan/penghamparan dari material dari
borrow area, galian dan stockpiledengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah untuk
pemadatan denganperalatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan yang
berbeda. Hasilpercobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam segala hal
kewajibannyauntuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam
kontrakApabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan
dikemudianhari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih
dahulu. Bilahasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk tanggul pada bangunan
yangpermanen,percobaan tersebut akan dianggap sebagai suatu bagian pekerjaan
dalampenyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan tersebut gagal dan
tidakmemenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan Direksi, maka Penyedia Jasaharus
membongkar kembali pekerjaan permanen yang didasarkan pada percobaanyang gagal
tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada pembayaran terpisah ataspercobaan tanah yang
dilaksanakan di tempat lain.Penyedia Jasa akan memberikan informasi kepada Direksi paling
tidak 30 (tigapuluh)hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment).
4. Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment)
adalahsebagaiberikut :
• Kepadatan Lapangan (field density)
• Permeability lapangan (field permeability)
• Berat Jenis (specific gravity)
• Kadar Air (water content)
• Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
• Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
• Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
5. Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan
(trialembankment).Semua biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah termasuk
ujipemadatan, penghamparan, dan berikut pembongkaran material serta berkaitandengan
pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah sudah termasuk dalamharga satuan yang
dapat diterapkan untuk pekerjaan timbunan dalam BoQ.
6. Timbunan tanah kembali dari hasil galian.
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galianadalah kegiatan
penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakangbangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secaraspesifikasi teknis bahan
tersebut dapat dipertangung jawabkan.Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan
boleh dilakukan setelahumur bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi.Pelaksanaan harus
dilakukansecara hati-hati dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh
Direksi.Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan hamper
sesuaidengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksimaka
Penyedia Jasa wajib menggunakan tanah hasil galian untuk penimbunantanah isian. Bila
material tanah hasil galian bangunan tidak cukup maka Kotraktordibolehkan menggunakan
material timbunan dari luar (borrow area) atas ijinDireksi.
PASAL 13
BETON
UMUM
1) Uraian
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pekerjaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar lokasi pekerjaan beton tetap kering.
c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar kerja dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d) Syarat dari SNI diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang
dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini
yang harus dipakai.
Detail pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan serta sesuai dengan
Spesifikasi ini.
3) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sesuai yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini.
4) Standar Rujukan
AASHTO :
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
c) Penyedia Jasa harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh
pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data tersebut
tersedia.
Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang tahan
cuaca dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan
ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan
kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.
Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar,
dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin. Kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran tanpa persetujuan direksi pekerjaan
BAHAN
1) Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif)
yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh
digunakan.
2) Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organik. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air
yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau
minum.
4) Sifat-sifat Agregat
a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih,
keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau
berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
dari kerikil dan pasir sungai.
b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya
yang diberikan dalam Tabel 3.2.2 bila contoh-contoh diambil dan diuji
sesuai dengan prosedur SNI (AASHTO) yang berhubungan.
1) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dalam SNI dan sesuai dengan batas-batas yang
diberikan dalam spesifikasi ini.
2) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang
diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan
peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.
Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan
sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam tabel 3.3.1 di bawah.
4) Penyesuaian Campuran
b) Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau
disetujui, maka harus dilakukan job mix formula (JMF) sesuai dengan
hasil dari pengujian (Laboratorium) sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
5) Penakaran Agregat
PELAKSANAAN PENGECORAN
2) Acuan
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari
adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
3) Pengecoran
b) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak
dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu yang telah
ditentukan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time)
semen yang digunakan,kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk
memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh
Direksi.
f) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat
dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton
harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket,
dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh
selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi
harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum
pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop Bottom Buckret harus mengalirkan campuran
beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
g) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
PENGERJAAN AKHIR
1) Pembongkaran Acuan
a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan struktur yang sejenis sebelum 30 jam setelah pengecoran
beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.
b) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan
permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu
paling sedikit 9 jam dan tergantung pada keadaan cuaca.
c) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal
yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah
bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
1) Cara Pengukuran
a) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh
pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya
yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa
(conduit) atau lubang sulingan (weephole).
d) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton struktur atau beton tidak bertulang. Bilamana beton dengan mutu
(kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi
untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya
harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
3) Dasar Pembayaran
PASAL 14
PASANGAN BATU
Umum
1) Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam
Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari
Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian,
penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan
sesuai dengan Spesifikasi ini.
Bahan
1) Batu
a) Batu yang digunakan harus bersih, keras, tahan lama, bersih dari
campuran besi dan pasir serta mendapat persetujuan Direksi. Batu
tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
2) Pasir
Kualitas pasir yang dipakai untuk pasangan batu harus sama dengan yang
disyaratkan. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
3) Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Porltland Cemet dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau standar lain yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Tipe
semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan
oleh Direksi.
4) Air
Air yang dipakai harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi. Air yang dipakai
untuk membuat adukan haruslah memenuhi bersih dan tidak mengandung
bahan organic yang akan mempengaruhi kualitas beton atau mortar. Dari
spesifikasi ini, air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk
menghasilkan adukan yang baik. Pada waktu pemakaian, air harus terhindar
dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam jumlah berapa saja yang dapat :
5) Drainase Porous
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan bilaman disyaratkan
d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan.
2) Pemasangan Batu
3) Penempatan Adukan
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui
harus tidak diukur atau dibayar.
2) Dasar Pembayaran
PASAL 16
LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN
1. Penyedia Jasa wajib menyediakan 2 (dua) buah buku besar yang digunakan untuk :
a. Mencatat semua instruksi / catatan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang diberikan
oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Direksi Teknis Lapangan kegiatan pelaksanaan
pekerjaan yang selanjutnya disebut “Buku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan”.
b. Buku untuk mencatat tamu/ Owner /wakil owner yang datang ke lokasi pekerjaan
selama masa pelaksanaan yang selanjutnya disebut “Buku Tamu”.
c. Kedua buku tersebut harus ditandatangani bersama-sama oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Teknis Lapangan Lapangan. Pada serah terima pekerjaan selesai/penyerahan
pertama kalinya. Buku-buku tersebut harus diserahkan kepada Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.
2. Penyedia Jasa harus membuat Laporan Harian. Laporan Harian dibuat/diisi setiap hari
untuk mencatat hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja bekerja pada hari itu serta tenaga personalia dari
Penyedia Jasa sendiri.
b. Catatan bahan meliputi : bahan yang datang, bahan yang ditolak dan bahan yang
digunakan untuk pelaksanaan perkerjaan, baik jenis maupun jumlahnya.
c. Jenis kegiatan bagian konstruksi yang dilaksanakan pada hari tersebut dan besarnya
kuantitas pekerjaan yang diselesaikannya.
d. Hasil fisik pekerjaan yang dicapai.
e. Jumlah alat baik yang dioperasikan dan lamanya operasi alat yang bersangkutan.
f. Keadaan cuaca (hujan, banjir, ramalan pasang surut dan lain-lain).
g. Hambatan/kendala yang ada
3. Pencatatan Buku Harian dilakukan oleh Penyedia Jasa dan diperiksa/diketahui
kebenarannya oleh Direksi Teknis Lapangan Pekerjaan/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
4. Disamping membuat Laporan Harian, Penyedia Jasa wajib membuat laporan mingguan dan
laporan bulanan dalam rangkap 4 (empat) yaitu untuk :
- 1 (satu) berkas untuk Pejabat Pembuat Komitmen
- 1 (satu) berkas untuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang bersangkutan.
- 1 (satu) berkas untuk arsip Penyedia Jasa.
- 1 (satu) berkas untuk Direksi Teknis Lapangan.
Laporan dimaksud didasarkan pada Buku Harian Pelaksana. Laporan Mingguan dan
Laporan Bulanan harus ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan. Laporan Bulanan yang dilampiri Laporan Mingguan diserahkan selambat-
lambatnya pada tanggal 5 bulan berikutnya.
5. Kemajuan dan kegiatan pelaksanaan pekerjaan harus didokumentasikan dengan foto, slide
dan video kaset sekurang-kurangnya :
- Kemajuan fisik 0%.
- Kemajuan fisik 50%.
- Kemajuan fisik 100%.
- Setelah masa pemeliharaan berakhir/penyerahan kedua.
Setiap pengambilan foto dibidik dari 3 arah dengan titik pengambilan yang tetap. Foto
tersebut dicetak dengan ukuran 3R dalam rangkap 5 dan ditata dalam satu album.
6. Disamping foto-foto kemajuan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib mengambil foto pada
keadaan tertentu misalnya gelombang besar yang mengakibatkan kerusakan bangunan,
perubahan galian yang sudah peil, dan lain sebagainya.
7. Setiap pengambilan foto dokumentasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,
harus dipasang papan nama pekerjaan dengan format yang telah ditetapkan, data
lapangan, tanggal dan prestasi fisik yang saat itu telah dicapai.
8. Pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan foto ukuran 20R
sebanyak 8 (delapan) rangkap.
PASAL 17
PEKERJAAN YANG TIDAK LANCAR
1. Apabila pekerjaan yang tidak lancar yaitu tidak sesuai dengan rencana kerja, terlalu lambat
atau terhenti sama sekali, maka Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pekerjaan akan
memberikan peringatan-peringatan/teguran-teguran secara tertulis kepada Penyedia Jasa.
2. Apabila Penyedia Jasa ternyata dengan sengaja tidak mengindahkan peringatan-peringatan
21.1. di atas dan telah cukup diberi peringatan dan teguran-teguran tertulis 3 kali
berturut-turut, maka Pejabat Pembuat Komitmen berhak melakukan pemutusan kontrak
secara sepihak.
PASAL 18
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
1. Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan oleh Penyedia Jasa atas perintah
tertulis Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Pekerjaan tambah yang dilakukan oleh Penyedia Jasa diluar ketentuan ayat 22.1. ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Volume perkerjaan akan diperhitungkan sebagai pengurangan dalam hal terdiri atas :
a. Atas instruksi tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen, mengingat pertimbangan
teknis/konstruksi, bagian pekerjaan/jenis pekerjaan tidak perlu dikerjakan.
b. Dijumpai kondisi lapangan yang menyebabkan/diperlukan penyesuaian/ perubahan
konstruksi sehingga menimbulkan pengurangan volume pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Volume pekerjaan akan diperhitungkan sebagai penambahan dalam hal :
a. Atas instruksi Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis, mengingat pertimbangan
teknis/kontruksi dipandang perlu dilaksanakan suatu tambahan pekerjaan.
b. Dijumpai kondisi lapangan yang memerlukan penyesuaian/perubahan konstruksi dan
jika dilaksanakan akan menimbulkan penambahan biaya.
5. Terhadap hal tersebut diatas akan diperhitungkan sebagai biaya kurang/tambah setelah
ada persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen dan perhitungan biayanya
didasarkan pada harga satuan yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya Negosiasi
yang ada.
6. Dalam hal di dalam Rencana Anggaran Biaya tidak tercantum harga satuannya, akan
dihitung berdasarkan harga bahan dan upah yang terlampir pada surat penawaran dan
dihitung dengan analisa pekerjaan sesuai yang berlaku (analisa BOW)
PASAL 19
ALAT DAN PERALATAN KERJA PENYEDIA JASA
1. Penyedia Jasa wajib menyediakan sendiri semua jenis alat peralatan maupun perlengkapan
kerja yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
2. Alat peralatan dimaksud harus dalam keadaan siap pakai, kerusakan yang terjadi selama
pelaksanaan agar segera diperbaiki atau dicarikan gantinya.
3. Untuk pekerjaan ini Penyedia Jasa wajib menyediakan peralatan antara lain :
- Alat angkat dan alat angkut secukupnya.
- Peralatan langsir bahan.
- Genset untuk lampu penerangan.
- Alat pemadat tanah/pasir (Stamper).
- Pompa air.
- Alat pemadat beton (Vibrator).
Biaya angkutan, pengadaan maupun biaya operasional semua peralatan menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.
4. Penyedia Jasa wajib menyediakan tambahan peralatan jika peralatan yang ada dinilai tidak
mencukupi.
Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sendiri.
PASAL 20
PENUTUP
1. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dengan baik serta sesuai dengan Rencana Kerja dan
syarat-syarat. Pekerjaan yang tidak rapi dan tidak baik harus diperbaiki sampai diperoleh
hasil yang memenuhi syarat.
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas di dalam Rencana Kerja dan
syarat-syarat, akan dijelaskan lebih lanjut oleh Konsultan/Direksi Teknik Lapangan.
3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengurus izin-izin sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan ini.
4. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membersihkan seluruh halaman atau lokasi pekerjaan dari
sisa-sisa bahan dan kotoran lain sekitar bangunan agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
5. Pekerjaan yang belum tercantum dalam bestek gambar akan dituangkan dalam Berita Acara
Penjelasan (Aanwijzing).