PAKET PEKERJAAN
(1)
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN MANUAL OP BANGUNAN PENGENDALI SEDIMAN
DI KAB. BONE DAN SINJAI
1. LATAR BELAKANG
Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terangkut oleh aliran dari bagian hulu. Upaya untuk
mengurangi sedimentasi yaitu dengan membangun bangunan pengendali sedimen dengan sistem sabo dam yang
bertujuan untuk mereduksi volume sedimentasi yang masuk dari sungai. Faktor yang mempengaruhi adalah volume
sedimentasi setiap tahun, laju sedimentasi, penetapan titik lokasi sabo dam, kondisi aliran, usia guna waduk dan tata
guna lahan di wilayah daerah aliran sungai
Bangunan BPS yang di bangun dan dikelolah BBWS Pompengan Jeneberang jumlahnya tidak sedikit, agar BPS
tersebut dapat bermanfaat dan dapat berfungsi dengan baik maka perlu diopersaikan sesuai dengan peruntukannya
dan harus senantiasa dipelihara, sebelum pelaksanaan pengoperasian dan pemelihraraan perlu di buat sebagaimana
prosedur, cara dan biaya yang dibutuhkannya, perencanaan tersebut harus didukung dengan data bangunan yang di
OP kan. Kegiatan OP BPS harus benar-benar sesuai data kondisi actual dilapangan
3. SASARAN
Sasaran pekerjaan ini adalah untuk meningkatkan kinerja Bangunan Pengendali Sedimen dan mengembalikan fungsi
semula Bangunan Pengendali Sedimen Agar bisa dioptimalkan
4. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan adalah Kabupaten Bone dan Sinjai
5. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran 2021 senilai Rp. 400.000.000,- melalui DIPA
pada Satker Operasi & Pemeliharaan SDA Pompengan Jeneberang.
7. STANDAR TEKNIS
Kriteria perencanaan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan, Kementerian Pekerjaan Umum.
Norma, Standar, Pedoman, dan Manual.
Pedoman, kriteria dan standar lainnya berdasarkan pertimbangan penyesuaian terhadap kondisi di lapangan,
kemudahan pemeliharaan serta biaya yang paling menguntungkan, dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
(2)
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
− SNI 03-1724-1989 : Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di
Sungai
− SNI 03-2414-1991 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
− SNI 03-2415-1991 : Metode Perhitungan Debit Banjir
− SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan
Pelampung Permukaan
− SNI 03-2830-1992 : Metode Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai dengan Cara Pias
Berdasarkan Rumus Manning
− SNI 03-6738-2002 : Metode Perhitungan Debit Andal Air Sungai dengan Analisis
Lengkung Kekerapan
− AB-K/RT-RE/TC/003/98 : Tata Cara Curvei dan Pengkajian Hidrologi Air Permukaan
Pedoman Teknis :
− Pd T-06-2004-A : Tentang Peramalan Debit Aliran Sungai
− Pd T-02-2005-A : Analisis Daya Dukung Tanah Pondasi Dangkal pada Bangunan Air
− Pd T-04-2005-A : Perencanaan Jeti Tipe Rubble Mound untuk Penanggulangan
Pentupuan Muara Sungai oleh Sedimen
− Pd T-07-2004-A : Perbaikan Muara Sungai dengan Jeti
− Pd T-10-2004-A : Pengukuran dan Pemetaan Teristris Sungai
− Pd T-11-2004-A : Pemeliharaan Bangunan Persungaian
− Pd T-15-2004-A : Perencanaan Hidraulik, O&P Bang. Penangkap Pasir Tipe PUSAIR
− Pd T-18-2004-A : Pembuatan Peta Bahaya Akibat Aliran Debris
− Pd T-22-2004-A : Pengisian Kekosongan Data Hujan dengan Metode Korelasi
Distandarisasi Nonlinier Bertingkat
− Pd T-23-2004-A : Peramalan Banjir dan Peringatan Dini
8. STUDI-STUDI TERDAHULU
Penyusunan Manual OP Bangunan Pengendali Sedimen Tahun 2015
Penyusunan Manual OP Bangunan Pengendali Sedimen Tahun 2016
Penyusunan Manual OP Bangunan Pengendali Sedimen di Kab. Luwu Utara Tahun 2020
9. REFERENSI HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air;
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
d. Peraturan Menteri PUPR Nomor 21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
e. Keputusan Menteri PUPR Nomor : 897/KPTS/M/2017 Tentang Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada
Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen
Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri
g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011
(3)
2. Data Bangunan Sungai
Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengukuran pada fisik bangunan untuk memperoleh data
teknis bangunan.Pengukuran dilakukan untuk setiap bangunan menggunakan alat Global Position
System (GPS) dan roll meter. Adapun bagian fisik bangunan yang diukur adalah :
Nomenklatur Bangunan
Penentuan Koordinat Global Bangunan
Diisi dengan posisi lintang (utara/selatan) dan posisi bujur (timur) dengan mencantumkan bacaan pada
alat GPS untuk angka derajat,menit dan detik. Penentuan titik ini yaitu titik 1 merupakan titik awal dari
ruas bangunan yang panjang dan menerus (revetment, beronjong, dll) untuk bangunan yang
berjajarmerupakan titik pangkal bangunan dan titik 2 merupakan titik akhir dari ruas bangunan yang
diukur untuk yang berjajar ini merupakan titik ujung bangunan.
Identifikasi Obyek yang Dilindungi
Fungsi bangunan secara umum untuk mengamankan sungai dan obyek (atau beberapa obyek) yang
ada di belakangnya.
Data Fisik Bangunan ( Data Teknis )
1. Panjang Bangunan
Panjang bangunan diukur sesuai alinemen bangunan.Untuk bangunan yang, panjang bangunan
merupakan panjang ruas yang diidentifikasi titik 1 (awal) ke titik 2 (akhir).
Untuk bangunan yang berjajar (groin, dll) panjang bangunan diukur menurut alinemen bangunan
dari pangkal (titik 1) hingga ke ujungnya (titik 2). Jarak diukur secara optis dan dilengkapi
pengukuran langsung menggunakan roll meter.
2. Elevasi Puncak Bangunan
Elevasi puncak bangunan diukur pada bagian puncak yang mendatar dari bangunan terhadap
BM acuan terdekat sesuai dengan dokumen inventarisasi.Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan waterpass. Perubahan pada nilai elevasi puncak digunakan sebagai indikasi
adanya perubahan pada bangunan.
3. Lebar Puncak Bangunan
Lebar puncak bangunan merupakan lebar bagian mendatar/rata pada bagian tertinggi dari
bangunan pengaman.Lebar puncak bangunan diukur untuk bagian utama maupun bagian lain
yang memiliki profil berbeda.Pengukuran lebar dilakukan secara optis dan dibantu dengan
pengukuran langsung menggunakan Roll Meter.
4. Lebar Dasar Bangunan
Lebar dasar bangunan merupakan lebar rata-rata bagian dasar bangunan pengaman yang
bersinggungan dengan tanah dasar.Lebar dasar bangunan diukur untuk bagian utama maupun
bagian lain yang memiliki profil yang berbeda.
5. Kemiringan Badan Luar dan Badan Dalam
Kemiringan badan diukur menggunakan perbandingan antara bagian vertikal terhadap bagian
horisontal. Untuk setiap 1 meter arah vertikal maka ke arah horisontal akan terbentuk jarak
tertentu dengan kemiringan badan yang ada, sehingga dengan badan yang landai, angka bagian
horisontal akan semakin besar.
Yang dimaksud dengan “luar” (badan luar) adalah bagian badan yang menghadap ke laut,
sedangkan “dalam” (badan dalam) adalah bagian badan yang menghadap ke darat.
Hasil pengukuran fisik bangunan digambarkan dalam bentuk sketsa bangunan.Sketsa dibuat
dengan lengkap dengan ukuran dan keterangan yang diperlukan dengan selengkap
mungkin.Sketsa juga memuat titik-titik pengambilan foto dan arah bidik foto sesuai dengan nomor
identifikasinya.
6. Jenis Struktur dan Material
Penentuan jenis struktur bangunan yang sesuai dengan bangunan dan jenis material
berdasarkan pengamatan di lapangan.
7. Foto Bangunan
Foto bangunan yang diambil harus menunjukkan bentuk, kelengkapan material bangunan, dan
kerusakan yang teridentifikasi.Foto disusun dan diberi nomor sesuai nomor pada sketsa. Perlu
diperhatikan bahwa titik pengambilan foto selanjutnya pada pemantauan akan dilakukan dari titik
yang sama.
b. Pengumpulan Data Sekunder. Adapun data sekunder yang dibutuhkan yakni :
1. Daftar bangunan-bangunan sungai.
2. Dokumen pembangunan (Asbuilt Drawing).
3. Data curah hujan dan Data Debit di Sungai yang ada di Lokasi tersebut.
3. Inventarisasi dan Identifikasi Bangunan
4. Metode Pelaksanaan yang digunakan pada bangunan pengendali sedimen
(4)
5. Pembuatan Pedoman Manual OP Bangunan Pengendali Sedimen
( Berdasarkan Kondisi di lapangan )
6. Gambar Asbult Drawing Kondisi bangunan saat ini
Kualifikasi
No. Posisi
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Tenaga Ahli
1 Ketua Tim Ahli Minimal Sarjana Teknik Mempunyai sertifikat Keahlian SDA Berpengalaman sebagai Ketua
SDA Sipil/Pengairan, Lulusan Muda Tim dan pengalaman minimal
universitas/perguruan Diutamakan yang telah mengikuti 5 (lima) tahun untuk Ahli Muda
tinggi negeri atau pelatihan tenaga ahli konsultansi dalam bidang Sumber Daya Air
swasta yang telah bidang ke-PU-an dan diterbitkan oleh dilengkapi referensi kerja dari
terakreditasi. Asosiasi Profesi yang telah pengguna Jasa sesuai di bidang
terakreditasi oleh Lembaga yang keahliannya
berwenang.
2 Ahli Operasi & Minimal Sarjana Teknik Mempunyai sertifikat ahli Muda di Berpengalaman profesional
Pemeliharaan Sipil/Pengairan, Lulusan bidang SDA. minimal 3 (tiga) tahun untuk Ahli
universitas/perguruan Diutamakan yang telah mengikuti Muda dalam bidang analisis/
tinggi negeri atau pelatihan tenaga ahli konsultansi kajian operasi dan pemeliharaan
swasta yang telah bidang ke-PU-an dan diterbitkan oleh prasarana keairan dan/atau
terakreditasi. Asosiasi Profesi yang telah penyusunan pedoman operasi
terakreditasi oleh Lembaga yang dan pemeliharaan prasarana
berwenang. SDA.dilengkapi referensi kerja
dari pengguna Jasa sesuai di
bidang keahliannya
3 Ahli Hidrologi Minimal Sarjana Teknik Mempunyai sertifikat Keahlian SDA Berpengalaman profesional
/Hidrolika Sipil/Pengairan , Muda minimal 3 (tiga) tahun dalam
Lulusan Diutamakan yang telah mengikuti analisis hidrologi dan hidrolika
(5)
Kualifikasi
No. Posisi
Pendidikan Keahlian Pengalaman
universitas/perguruan pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang pengairan dan
tinggi negeri atau bidang ke-PU-an dan diterbitkan oleh pelaksanaan pekerjaan Survey,
swasta yang telah Asosiasi Profesi yang telah Investigasi dilengkapi referensi
terakreditasi. terakreditasi oleh Lembaga yang kerja dari pengguna Jasa sesuai
berwenang. di bidang keahliannya
4 Ahli Minimal Sarjana Teknik Mempunyai sertifikat Keahlian K3 Berpengalaman profesional
Keselamatan Sipil/Pengairan , Muda minimal 3 (tiga) tahun dilengkapi
dan Kesehatan Lulusan Diutamakan yang telah mengikuti referensi kerja dari pengguna
Kerja ( K 3 ) universitas/perguruan pelatihan tenaga ahli konsultansi Jasa sesuai di bidang
tinggi negeri atau bidang ke-PU-an dan diterbitkan oleh keahliannya
swasta yang telah Asosiasi Profesi yang telah
terakreditasi terakreditasi oleh Lembaga yang
berwenang.
Tenaga Pendukung
1 Administrasi Minimal Sarjana Muda - pengalaman kerja profesional
(D3) minimal 2 Tahun di bidangnya.
2 Surveyor Minimal Sarjana Muda Mempunyai Sertifikat Keterampilan pengalaman kerja profesional
(D3) Teknik Sipil / Kerja (SKT) yang diterbitkan oleh minimal 2 Tahun di bidangnya.
Teknik Geodesi/Teknik Asosiasi Profesi yang telah
Pengairan terakreditasi oleh Lembaga yang
berwenang.
2 CAD Minimal Sarjana Muda Mempunyai Sertifikat Keterampilan pengalaman kerja profesional
(D3) Teknik Sipil / Kerja (SKT) yang diterbitkan oleh minimal 2 Tahun di bidangnya.
Arsitek/ Teknik Asosiasi Profesi yang telah
Pengairan terakreditasi oleh Lembaga yang
berwenang.
2. Ahli Operasi dan Pemeliharaan, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melakukan analisa/kajian terhadap operasi dan pemeliharaan prasarana
b. Bekerja sama dengan Tenaga Ahli Lainnya dalam melaksanakan Pekerjaan Sampai Selesai
c. Menyusun Laporan
4. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K 3 ), memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi seputar syarat-syarat pelaksanaan K3
b. Menjaga jalannya pelaksanaan peraturan K3 sesuai bidang yang ditekuninya
(6)
c. Mengontrol keadaan lingkungan kerja, menganalisis sifat pekerjaan, dan mengawasi proses jalannya pekerjaan
d. Membuat laporan terkait pelaksanaan tugas K3
e.
Tabel 03 Kebutuhan Non Personil
13.1 Laporan
13.1.1 Program Mutu
Konsultan diwajibkan untuk menerapkan penjaminan Mutu dan pengendalian mutu sesuai Surat Edaran Mennteri
PUPR Nomor 15/SE/M/2019. Konsultan berkewajiban untuk mempresentasikan dan menyerahkan Program Mutu
sebagai penjaminan mutu dan pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan pada rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak, kemudian dibahas dan disetujui PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA I Satker Operasi dan Pemeliharaan
SDA Pompengan Jeneberang.
Program Mutu diselesaikan sebelum pembuatan laporan pendahuluan dan diserahkan dalam bentuk buku
sebanyak 5 (lima) Buku.
(7)
Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh.
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.
Jadual kegiatan penyedia jasa.
Aturan, pedoman dan standar manual yang digunakan.
Konsep laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan. Konsep Laporan
Pendahuluan dibuat sebanyak 15 (lima belas ) buku laporan untuk didiskusikan. Hasil perbaikan setelah diskusi
Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan untuk diserahkan
13.1.9 Gambar A3
Gambar menggunakan kertas foto dengan ukuran A3 berisikan gambar bangunan kondisi terkini
(8)
13.1.10 Video Dokumentasi
Video Dokumentasi berisikan lokasi pekerjaan dan dengan keterangan kondisi terkini BPS
16. LAIN-LAIN
16.1 Peralatan Dan Fasilitas Yang Harus Disediakan Oleh Konsultan
Konsultan harus menyediakan perangkat keras maupun perangkat lunak seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas Pekerjaan (BOQ) dan memelihara setiap fasilitas serta peralatan maupun pemakaian bahan yang
diperlukan, berikut peralatan dan fasilitas yang disediakan. Hal ini perlu karena untuk kelancaran dan
kesempurnaan pekerjaan yang akan datang.
Hal-hal lain yang tidak disebutkan dalam KAK ini perlu dilaksanakan sesuai dengan SIN/SK-SNI yang berkaitan
serta berpedoman pada persyaratan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan persyaratan
teknis yang umum berlaku di Indonesia saat ini, namun dalam pelaksanaannya diperlukan fleksibilitas yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Penanggungjawab Kegiatan
PPK Operasi dan PemeliharaanSDA I
(9)
Lampiran :
(10)