Anda di halaman 1dari 35

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan :
REHABILITASI DAN OPTIMALISASI
SALURAN TARUM BARAT
DI KOTA BEKASI

General Contractor

PT. Bachtiar Marpa Prima

METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN

Nama Penawar : PT. Bachtiar Marpa Prima


Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Dan Optimalisasi Saluran Tarum Barat Di Kota
Bekasi
Tahun Anggaran : 2019

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam dokumen
lelang dan uraian yang diberikan saat penjelasan pada tanggal 28 Januari 2019 yang telah
didokumentasikan dalam bentuk BeritaAcara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode
Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi didalam
mengikuti Pekerjaan Rehabilitasi Dan Optimalisasi Saluran Tarum Barat Di Kota Bekasi.

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar
uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan-pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga
dapat dilihat keterkaitan dari masing-masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi
yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan
memperkecil gangguan terhadap lalu lintas.

I.3 Lokasi Pekerjaan dan Ruang Lingkup Pekerjaan


Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Kota Bekasi Propinsi Jawa Barat, merupakan pekerjaan
kontruksi Rehabilitasi Saluran lnduk Tarum Barat yang akan dilaksanakan dari Bangunan Tarum
Barat (BT.b) 43b dilokasi Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur pada koordinat
6"15'39.77"5; 107" 1'7.80"T hingga BT.b 45a dilokasi Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur
pada koordinat 6"15'12.53"5; 106"59'54.22"T. Saluran Tarum Barat adalah Saluran lnduk pada
Daerah lrigasi (Dl)Jatiluhur yang membentang sepanjang 68,3 km dari lokasi Bendung Curug
(Kabupaten Karawang) Hingga Sungai Ciliwung (Kota Jakarta Timur). Panjang lokasi Pekerjaan yang
dimaksud adalah 2,5 km antara BT.b 43b hingga BT.b 45a.

METODE PELAKSANAAN
Dengan ruang lingkup Pekerjaan Rehabilitasi Dan Optimalisasi Saluran Tarum Barat Di Kota
Bekasi, Kami akan melaksanakan pekerjaan Rehabilitasi dan Optimalisasi Saluran Tarum Barat di
Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat dalam waktu 7 Bulan / 210 Hari Kalender semenjak penandatanganan
Kontrak Pekerjaan. Dimana scope pekerjaan yang harus dikerjakan oleh penyedia jasa antara lain :

1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Penyelenggaraan Keamanan Dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan
Konstruksi
3. Pekerjaan Peninggian Capping Pile Sta. 51+825 - Sta. 53+364 Bekasi Timur - Kota
Bekasi
4. Pekerjaan Normalisasi BT.b 43b - BT.b 45

II. METODE PELAKSANAAN


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan
tata carapelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang
disusun berdasarkan dokumen lelang, gambar teknis, dan spesifikasi. Penjelasan ini akan meliputi :

a. Program Mobilisasi
Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan
penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT. Bachtiar Marpa Prima didalam masa
mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi :
1. Lokasi dan Lahan untuk Direksi Keet, Gudang Bahan dan Los Pekerja
Dalam melaksanakan Pekerjaan Rehabilitasi Dan Optimalisasi Saluran Tarum Barat Di
Kota Bekasi, PT. Bachtiar Marpa Prima membuat Direksi Keet yang terletak di lokasi
pekerjaan. Pada lokasi Direksi Keet, Gudang Bahan dan Los Pekerja ini telah tersedia fasilitas dan
peralatan sebagai berikut :
a. Listrik
b. Air Kerja
Kebutuhan peralatan dan tenaga sesuai dengan rencana pelaksanaan kerja. Pelaksanaan kerja ini
mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknis dan atas persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas.

METODE PELAKSANAAN
2. Daftar Mobilisasi Personil
Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :
TENAGA AHLI :
1. Project Manager
2. Site Engineer
3. Quality Control
4. Pelaksana
5. Pelaksana
6. Ahli Geodesi
7. Kepala Drafter
8. Ahli K3

Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksankan pekerjaan paket
proyek ini,akan terdiri dari :
1. Mandor
2. Kepala Tukang
3. Tukang
4. Pekerja

Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur
Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak
diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan
disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana Kerja/Schedule.

3. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan utamapada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan
pekerjaan.

NAMA ALAT
1. Peralatan Utama :
a. Long Arm Excavator 168 HP; 0,6 M3 : 1,00 Unit
b. Standart Excavator 140 HP ; 0,8 M3 : 2,00 Unit
c. Dump Truck 110 HP ; 3-5 M3 : 5,00 Unit
d. Vibrator Concrete 5 HP : 4,00 Unit
e. Bar Bender 300 Kg/jam ; Ø 25 mm : 5,00 Unit
f. Jack Hammer 5 HP, air Compresoor : 4,00 Unit
g. Genset 100 KVA : 2,00 Unit
h. Air Compressor 300 HP : 4,00 Unit
i. Ponton : 1,00 Unit

4. Pengukuran Lapangan, Shop Drawing dan As Built Drawing


Dalam periode mobilisasi ini, PT. Bachtiar Marpa Prima akan melakukan pengukuran
berdasarkan data titik dasar dan titik tetap ( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya
diikuti dengan pemasangan BenchMark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran
situasi detail dan staking out. Hasil dariPengukuran ini akan disajikan dalam bentuk gamb ar sesuai
skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasiteknis, yang akan menghasilkan gambar kerja
(shop drawings )berupa gambar situasi, potongan memanjangdan usulan potongan melintang
(profil desain). Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Konsultan Pengawas /
Direksi. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan dilapangan (Site Execution). As Built Drawing dibuat berdasarkan bentuk fisik bangunan
yang telah terlaksana.

Kebutuhan peralatan dan tenaga sesuai dengan rencana pelaksanaan kerja. Pelaksanaan kerja ini
mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknis dan atas persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas.

METODE PELAKSANAAN
5. Pembuatan Laporan dan Dokumentasi
a. Pembuatan laporan progress fisik dilapangan akan dituangkan dalam bentuk Laporan Harian,
Mingguan dan Laporan Bulanan dilengkapi dengan foto dokumentasi (mulai dari 0%, 25%,
50%, 75% dan 100%) yang diambil pada titik yang tetap.
b. Membuat laporan kualitas pekerjaan (yang berisi bukti kualitas, Kunjungan Pabrik atau
pengujian material)
c. Membuat laporan kuantitas pekerjaan (yang berisi pengukuran kuantita s pekerjaan,
DO (Deliveri Order)
d. Laporan dikumpulkan dalam bentuk Hardcopy dan Softcopy (minimal 5 copian) dengan biaya
termasuk dalam biaya overhead pekerjaan

Kebutuhan peralatan dan tenaga sesuai dengan rencana pelaksanaan kerja. Pelaksanaan kerja ini
mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknis dan atas persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas.

6. Pembuatan dan Pemasangan Nama Proyek


Pembuatan papan nama proyek dengan ukuran standar yaitu 80 cm x 120 cm yang memuat data-
data proyek yang ditentukan oleh direksi.

B. PEKERJAAN PENYELENGGARAAN KEAMANAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA


KESELAMATAN KONSTRUKSI
Kami akan melaksanakan mobilisasi tenaga, peralatan dan bahan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan semua pekerjaan sesuai dengan kualifikasi, spesifikasi
dan kualitas yang disyaratkan guna mendapatkan mutu pekerjaan penyelenggaraan
keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan kontruksi yang baik.
Kami akan membuat Rencana Keamanan, Kesehatan dan Keselarnatan Kerja (RK3)
dengan sebaik-baiknya.
Kami akan melaksanakan RK3 termasuk didalamnya dengan bertanggung jawab atas:
1. Penyiapan RK3K
Pembuatan Manual, Prosedur, lnstruksi kerja, ljin kerja, Forrnulir, mengidentifikasi
setiap resiko K3 serta membuat rencana penanggulangannya juga rnembuat laporan
pelaksanaan K3 yang dilaporkan secara berkala kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan Manajemen Konstruksi serta Pengawas Pekerjaan dan Direksi
Pekerjaan.
2. Sosialisasi dan Prornosi K3
Melakukan lncuksi K3, Pengarahan K3 (Safety talk, Toolbox meeting) dan lain-lain.
3. Alat Pelindung Kerja
Membuat dan memasang Pagar Pengarnan pada lokasi pelaksanaan pekerjaan dan
Pembatas area.
4. Alat Pelindung Diri
Semua pekerja wajib mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) serta menyedlakan APD
bagi tamu yang berkunjung ke lokasi pekerjaan.
5. Asuransi dan Perijinan
Membayar BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja; (BERDASARKAN
KEPMENAKER NOMOR : KEP-196/MEN/1999, untuk Tenaga harian Proyek
6. Personil K3
Menyediakan Ahli K3, Petugas K3 dan Ass Petugas K3/ Safety Man/ Pengatur Lalu
Lintas (Flagman) yang bertugas pada lokasi pekerjaan
7. Fasilitas Sarana Kesehatan
Menyediakan Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban,
dan lain-lain)
8. Rambu-Rambu

METODE PELAKSANAAN
Menyediakan dan rnemasang Rambu petunjuk, Rambu Larangan, Rambu
Peringatan, Rambu Kewajiban, Rambu lnformasi, Rambu Pekerjaan Sementara,
Tongkat Pengatur lalu lintas, dan Kerucut lalulintas dilokasi Pekerjaan dan yang sedang
dilakukan pekeriaan yang disertai dengan Tim K3 nya.
9. Lain-Lain Terkait Pengendalian Resiko K3

C. PEKERJAAN PENINGGIAN CAPPING PILE STA. 51+825 - STA. 53+364 BEKASI


TIMUR - KOTA BEKASI

1. Pembongkaran Beton Dengan Jack Hammer


Lingkup pekerjaan adalah melakukan pembobokan betcn pada eksisting capping beam pada
lokasl BT.b 43 b STA. 51+82.5-STA. 53+364 sepanjang ± 1.571 meter pada sisi kanan dan
kiri saluran.

Material/Alat yang dipergunakan


Pembongkaran beton dengan jack hammer dilakukan secara mekanis dengan
menggunakan alat Jack Hammer yang di tenagai tekanan udara dari Compresor ud ara.

Pelaksanaan
a. Pemberian tanda atau marking yang akan dibobok pada eksisting capping beam.
b. Pembobokan dilakukan pada bagian yang sudah dikasih tanda atau marking.
c. Pembobokan tidak boleh merusak struktur dan tidak boleh ada pola retakan pada bagian
beton yang tidak dibobok.
d. Tetap menjaga kelurusan dan dilarang membengkokan tulangan dan selalu membersihkan
tulangan eksisting dari sisa bobokan.

2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian 1 Kg dengan besi polos dan ulir adalah pekerjaan yang
meliputi pengadaan besi tulangan, menyirnpan material besi sebelum dilakukan
pabrikasi, memotong besi dan membentuk besi sesuai dengan gambar pembesian yang
terdapat pada gambar, merangkai menggabungkan besi tulangan menggunakan kawat
beton, rnelakukan uji kuat tarik dll hingga approving RFI dan Opnam dari Konsultan
Supervisi/ MK dan Pengawas Pekerjaan.

Material
Besi Beton
Setiap jenis besl beton yang dihasilkan oleh pabrik baja yang terkenal dapat dipakai.
Besi beton yang digunakan pad a pekerjaan Rehabilitasi dan Optimalisasl Saluran Tarum
Barat di Kota Bekasi adalah Besi beton produksi dalam negeri dengan st andar SNI (Standar
Nasional Indonesia) sesuai dengan SNI 07-2052-2002.
a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat : Bahan tersebut
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan :
- Peraturan Beton Indonesia.
- Bebas dari kotoran- kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak -
retak, mengelupas, luka dan sebagainya ).
-

- Mempunyai penampang yang sama rata.


- Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.

b. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan perencana/Supervisi.

METODE PELAKSANAAN
c. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) atau de ngan
persetujuan Supervisi untuk pekerjaan konstruksi. Produksi yang digunakan setara
Krakatau Steel.
d. Kontraktor bilamana diminta,harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang
akan dipakai,sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Supervisi. Batang percobaan
diambil dibawah kesaksian Supervisi , jumlah test besi beton dengan interval setiap 1
truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi beton
juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Supervisi. Semua biaya-
biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
e. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar - gambar atau mendapat
persetujuan Supervisi. Untuk hal itu sebelumnya kontraktor harus membuat
gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada
Supervisi untuk mendapat persetujuannya. Hubungan antara besi beton satu dengan
yang lainnya harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser
selama pengecoran beton dan bebas dari lantai kerja atau papan acuan. Sebelum
beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, ku lit giling
atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang
tepat. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang
semacam itu, harus mendapat persetujuan perencana/Supervisi.
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi
tertulis dari Supervisi, dalam waktu 2 x 24 jam.

Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum satu mm yang
telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

Pelaksanaan
Sebelum mendatangkan besi beton, seluruh daftar ukuran dan dafter bengkokan besi beton
harus disiapkan oleh penyedia jasa dan diminta persetujuan kepada Direksi, tidak ada bahan
yang boleh didatangkan atau dikerjakan sebelum daftar besi beton disetujui oleh Dlreksi.
Besi yang digunakan sebagai tulangan hendaknya menuruti persyaratan. Besi tersebut
harus bersih, bebas dari karat, kotoran, bahan bahan lemas, gemuk, minyak, cat,
lumpur, bahan aduk ataupun bahan lain yang menempel. Besi tulangan harus disimpan
clitempat yang terlindung, ditumpuk agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tldak
berkarat atau
rusak karena cuaca.

Pembengkokan dan pemotongan


Besi tulangan harus dipotong menggunakan Bar cutter dengan kemampuan hingga
tulangan diameter 25 mm, dibengkokan tau diluruskan sec:ara hati hati
dengan menggunakan alat barbending de igan kernarnpuan membengkok tulangan
hingga diameter 25 mm. Terutama pada besl tulangan dengan sifat yang getas (hard grade)
tidak diperbolehkan untuk pembengkokar kedua kalinya. Pemanasan besi tidak dijinkan,
Bila radius pembengkokan tidak disebutkan nyata pada gambar rencana, maka pembengkokan
besi tulangan harus paling sedikit 4 kali diameter dari batang yang bersangkutan ( untuk
tulangan yang biasa ) atau 6 kali diameter tulangan yang bersangkutan ( untuk besi-besi
dengan sifat getas ).

Penempatan
Besi tulangan harus cerrnat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana, diikat antara
sesamanya atau pada acuan dengan kawat beton (bendrat) , atau cara cara lain yang
memenuhi keinginan Direksi. Bagaimanapun tulangan tidak boleh didudukan pada bahan
metal atau tulangan duduk langsung pada acuan yang rnenvebabkan bagian besi nanti
langsung berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak boleh duduk pada kayu atau
partikel koral / agregat. Sebelum dimulai pengecoran maka Direksi harus diberitahu den

METODE PELAKSANAAN
diberikan waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan penempatan besl-besi
tulangan.

Penyambungan
Sebaiknya tulangan tidak disarnbung pada seluruh panjang yang dibutuhkannvs.
Sambungan vang dilakukan harus sesuai dengan dan pada ternpat yang tertera pada
gambar rencana, kecuali atas ijin dan pengawasan Direksi Sambungan tidak dibolehkan
pada tempat tempat dengan tegangan rnaksimurn dan sedapat mungkin diselang seling
sehingga sambungan tidak semuanya I sebagian besarterjadi disuatu tempat. Bila ruangan
memungkinkan, pada sambungan dimana batang batang saling melalui ( over laping )
diganjal dengan potongan potongan tulangan agar tidak saling rnenempel, dan kemudian
harus diikat kuat minimum di dua l:empat tiap sarnbungan. Panjang sarnbungan harus
seperti yang diterapkan pada gambar rencana. Bila ditentukan dalam gambar rencana
maka panjang sambungan over laping diambil 40 kali diameter besi U 24 dan 30 kali untuk
besi U 32 dan besi beton harus diuji tarik, tekan dan berat oleh Badan bersetifikat SNI .
Penyambungan besi beton dengan pengelasan tidak dibenarkan kecuali telah ditentukan pada
gambar rencana atau ada perintah tertulis dari Direksi. Cara pengelasan mengikuti ketentuan
dari " Pekerjaan Baja Struktur ".

3. Pekerjaan Bekisting
Lingkup Pekerjaan adalah
a. Pemasangan 1 m2 Bekisting Ekspose dengan Multiflex 18 mm (pemakaian 1).
b. Pemasangan 1 m2 Bekisting Ekspose dengan Multiflex l.8 mm (pemakaian 2).

Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan.

Material dan Persyaratannya


1. Bekisting Beton Ekspose
 Plywood dengan tebal 18 mm dengan lapisan polyresin
 Kayu Kaso 5/ 7
 Paku 5-7 cm
 Minyak bekistlng
2. Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
3. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
4. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
5. Bekisting harus lurus untuk menjamin kualitas pembetonan yang baik, rapih dan lurus .

Pelaksanaan
Pemasangan Bekisting
Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan
ukuran-
ukuran ini sudah sesual dengan gambar.
Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing). sesuai dengan design dan
standard yang telah ditentukan; sehingga b'sa dipastikan akan menghasilkan beton
yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan dimensi.
Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk
mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deforrnasi bentuk beton. Hubungan-
hubungan ini harus diusahakan seminimal rnungkin.
Semua tanah yang rnengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak
diperllhatkan pada gambar harus rnendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi.
Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer strips)
pada sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal) dari beton.

METODE PELAKSANAAN
Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
a. Deviasi garis vertikal dan horisontal:
- 4 mm, pads jarak 3000 mm.
- 8 mm, pada jarak 6000 mm.
-16 mm, pacla jarak 12000 mm, atau lebih.

b. Deviasi pada pernotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat 4 mm.

Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasl pabrik.
Aplikasi harus clilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur dan
bahan- bahan tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara
aplikasinya tidak
boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.
Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak ter kena bahan pelepas
acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepas
acuan
tidak boleh dipakai, sisi, dalam bekisting harus dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini
harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.
Sediakan bukaan sementara pada betan dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeksi.
Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinan air pembersih keluar
dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan
merekat rapat, rata dengan permukaan dalarn bekisting, sehingga samb ungannya tidak akan
tarnpak pada perrnukaan beton ekspose.

Kontrol Kualitas
Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang
diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai
dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.
Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah dibersihkan,
guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekisting yang telah
dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-
bukaan sernentara yang diperlukan.
Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi
Lapangan.
Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang
bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air,
menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa
pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih
yang disediakan.
Buka bekisting secara kontinyu dan sasuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak
terjadi beban kejut (shock load) atau ketidakseimbangan beban yang terjadi pada struktur.
Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang
dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.

Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan
dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak
dengan beton tidak mengalami kerusakan.

Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur yang telah


dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksl sehingga pekerjaan-
pekerjaan konstruksi di lantai-lantai di atasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang
bekisting hanya bisa dllakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28
day compressive strength) yang dlperlukan.
Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan {curing) beton, tidak boleh dibongkar
sebelurn dinyatakan matang oleh Direksi.

METODE PELAKSANAAN
4. Pekerjaan Beton
Lingkup Pekerjaan adalah
a. Beton menggunakan Ready Mixed K-225, concrete vibrator dan pompa beton 1 m' dan
Additif Beton 1 m’
b. Beton menggunakan Ready Mixed K-225, concrete vibrator dan Additif Beton 1 m'

Material :
a. Semen
 Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan Semen
tonasa. Dengan persyaratan sebagai berikut :
- Peraturan Semen Portland Indonesia ( NI.8-1972 ).
- Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971 ).
- Mempunyai sertifikat Uji ( test sertificate ).
- Mendapat Persetujuan Perencana / Supervisi.

 Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang
sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
disegel dan tidak pecah.
 Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam sak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan di
gudang yang cukup ventilasinya serta diletakkan tidak kena air. Tempat penyimpanan
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak, setiap
pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
 Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui
test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling
lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

b. Agregat
 Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956).
- Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971 ).
- Tidak Mudah Hancur (tetap keras) , tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran -
kotoran lainnya.
 Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudelaff dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat
sebagai berikut
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19mm lebih dari 24 %.
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %.
- Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai ukuran
lebih besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Supervisi.
 Gradasi dari aggregat - aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan
semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
 Supervisi dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kwalitas
dari aggregat - aggregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Supervisi
setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
 Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut disupply, maka
Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Supervisi.

METODE PELAKSANAAN
 Harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

c. Air
 Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan - pekerjaan di lapangan
adalah air bersih, tidak berwarna,tidak mengandung bahan- bahan kimia (asam alkali)
tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak
atau lemak. Memenuhi syarat- syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2-1971) dan diuji
oleh Laboratorium
 Yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung/ pihak Kontraktor.
 Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

d. Admixture.
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan
maupun untuk maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture. Jenis dan jumlah bahan
admixture yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Supervisi/Perencana.

e. Mutu Beton.
 Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI - 1971 NI.2.
Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang ditentukan dalam
gambar rencana.
 Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol
daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan
 Ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregation) dari aggregat. Percobaan
slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.
2-1971).
 Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus
dilakukan untuk menentukan mutu beton yang akan dipergunakan.
 Adukan Beton Yang Dibuat Setempat (Site Mixing) Adukan beton harus memenuhi syarat-
syarat :
- Semen diukur menurut volume
- Agregat diukur menurut volume (batu pecah)
- Pasir diukur menurut volume (pasir beton).
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin(concrete
mixer)
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam
mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

Adukan beton :
- Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2. Beton harus mempunyai
kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar rencana.
- Khusus untuk beton yang dipergunakan pada perbaikan/elemen struktur yang honey
comb/keropos, aggregat terbesar/batu pecah tidak boleh lebih dari 1 cm atau
mempergunakan cement grouting dari merk yang disetujui oleh Supervisi.
- Apabila mutu beton rencana dari hasil site mixing tidak bisa tercapai, kontraktor diharuskan
membuat adukan beton di Batching Plant (Beton Ready Mix).
- Dalam hal apapun tidak diperkenankan membuat adukan beton dengan tangan (hand
mixing), kecuali untuk beton lantai kerja.
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya dan
harus mendapat persetujuan Supervisi.

Penggunaan Beton Readymix

METODE PELAKSANAAN
- Kontraktor harus mengajukan 2 (dua) calon supplier ready mix untuk disetujui
Supervisi/Pemberi Tugas. Kontraktor sepenuhnya bertanggung jawab terhadap
pengiriman mutu beton yang disyaratkan, sesuai gambar rencana.
- Pemberi Tugas/Supervisi sewaktu-waktu akan mengadakan inspeksi ke Batching Plant.
- Kontraktor harus mengirimkan secara berkala komposisi bahan beton, berat semen, agregat
kasar, agregat halus, kadar air, merk additive yang digunakan kepada Supervisi.
- Setiap pengiriman beton ready mix ke lapangan harus selalu dicatat :
Nomor polisi truk.
Volume beton.
Mutu beton.
Waktu pencampuran bahan-bahan beton.
Waktu kedatangan truk.
Ukuran agregat terbesar.
Slump.
Identifikasi Slinder beton yang diambil dari truk tersebut.

- Adukan beton yang telah berumur lebih dari 1 (satu) jam setelah keluar dari Batch Mixer
atau apabila adukan beton mulai mengeras/setting tidak boleh digunakan dan harus
direject.

f. Faktor Air Semen.


 Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
 Faktor air semen untuk, balok sloof dan poer maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan
lisplank/parapet maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat - tempat basah lainnya
maksimum 0,55
 Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan
suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan
faktor air semen maksimum 0.55 harus memakai plasticizer sebagai bahan additive.
Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari Supervisi.

g. Test Slinder Beton (Pengujian Mutu Beton)


Peralatan Pembuatan Sampel :
 Tabung/silinder cetakan (diameter 100mm x 200mm H, atau diameter 150 mm x 300 mm
H)
 Sekup kecil.
 Batang besi silinder (diameter 16 mm, panjang 600 mm)
 Pelat baja sebagai dudukan

METODE PELAKSANAAN
Prosedur Pembuatan Sampel Silinder
a. Bersihkan cetakan silinder dan lumuri permukaan dalamnya dengan form oil, agar adukan beton
tidak menempel di permukaan metal dari cetakan tersebut.
b. Ambil sampel adukan beton.

Isi 1/2 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemadatan dengan cara rodding sebanyak 25
kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar.

Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding 25 kali sampai ke
atas lapisan pertama.

Ratakan beton yang meluap, dan bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang menempel di sekitar
cetakan.

METODE PELAKSANAAN
Beri label. Letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting sekurang-
kurangnya selama 24 jam.

Buka cetakan dan bawa beton silinder ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan.
 Pengujian tambahan
Melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau
campuran atau pekerjaan beton akhir, pengujian tambahan tersebut meliputi :
Pengujian yang tidak merusak menggunakan “sclerometer” atau perangkat penguji
lainnya.

a. Supervisi berhak meminta setiap saat kepada kontraktor untuk membuat Slinder coba dari
adukan beton yang dibuat.
b. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda - benda uji setiap 5 m3 dengan
minimum 2 (dua) benda uji setiap pelaksanaan pengecoran dengan nomor urut yang
menerus.
c. Cetakan Slinder coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah, dan memenuhi
syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.2-1971).
d. Ukuran Slinder coba atau benda uji adalah 15 x 15 x 15 Cm3. Pengambilan adukan
beton, pencetakan Slinder coba dan curingnya harus dibawah Supervisian Supervisi
lapangan. Prosedurnya harus memenuhi syarat - syarat dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia ( NI.2-1971 ).
e. Slinder coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat menunjukkan
tanggal pengecoran , pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang
perlu dicatat. Pengujian Slinder coba dilakukan untuk umur beton 7 hari dan 28 hari.
f. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, Bab. 4,7. termasuk juga
pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian - pengujian tekanan. Jika beton tidak
memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi
syarat itu tidak boleh dipakai, dan kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat
pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti
prosedure - prosedure PBI 1971 untuk perbaikan.
g. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Slinder coba menjadi tanggung jawab
kontraktor.
h. Semua Slinder coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang, dan
disetujui Supervisi.
i. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Supervisi segera sesudah selesai
percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besarnya
kekuatan karakteristik, deviasi standard, campuran adukan berat Slinder benda uji tersebut,
dan data-data lain yang diperlukan.
j. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti yang
ditunjukan oleh Slinder cobanya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka Supervisi berhak
meminta kontraktor supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif atau kalau
memungkinkan mengadakan percobaan (Destruktif).

Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang


Indonesia (NI.2-1971).

METODE PELAKSANAAN
Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai
dengan petunjuk Supervisi. Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat - akibat gagalnya
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Kontraktor juga diharuskan
mengadakan slump test menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia
(NI.2-1971).
k. Slump beton berkisar antara 10 cm sampai 12 cm untuk balok beton, plat beton dan kolom.

Pengujian slump test beton :

Sebelum beton di hampar makan harus di lakukan Slump Test bertujuan untuk menunjukkan
Workability atau istilah bakunya kelecakan (seberapa lecak/encer/muddy) suatu adukan beton,
sebelum beton di hampar.Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari
batch beton, misalnya dari truk beton atau truk ready-mix. Pengambilan sampel ini harus
sesegera mungkin dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil
di lokasi, bukan di Batching Plant, yaitu tempat dimana truk ready mix mengambil dan
mencampur bahan baku beton.

Sampel dapat diambil dalam dua cara:

1. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0.2 meter kubik beton
sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu sebanyak 0.2 m kubik, kemudian
diambil sampel. Jika oke, beton tersebut boleh dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan.
2. Untuk pengecekan rutin: sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton dalam truk.

METODE PELAKSANAAN
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidak terlalu encer dan tidak
terlalu keras. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam batas toleransi dari
yang ditargetkan.

• Slump cone standar (diamter atas 100 mm, diameter bawah 200 mm,
• dan tinggi 300 mm)
• Sekup kecil
• Batang besi silinder (panjang 600 mm, diameter 16 mm)
• Penggaris/mistar/ruler
• Papan slump (ukuran 500×500 mm)

METODE PELAKSANAAN
• Bersihkan cone. Basahi permukaannya dengan air, dan tempatkan di papan slump. Papan slump
harus bersih, stabil (tidak mudah bergeser),tidak berdebu, dan tidak miring.
• Ambil sampel beton

Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone dengan sampel.
Padatkan dengan cara rodding, yaitu menusuk-nusuk beton sebanyak 25 kali. Lakukan dari bagian
terluar ke bagian tengah.

Isi lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding 25 kali, tapi hanya sampai ke bagian
atas lapisan pertama. Bukan ke dasar cone

Isi hingga penuh, lakukan lagi rodding 25 kali hingga ke bagian atas lapisan kedua.

METODE PELAKSANAAN
Ratakan bagian atas beton yang “meluap” dengan menggunakan batang besi. Bersikan papan
slump di sekitar cone. Tekan pegangan cone ke bawah, dan lepaskan pijakan.

Angkat pelan-pelan cone tersebut. Jangan sampai sampel bergerak/bergeser.

Balikkan cone, tempatkan di samping sampel, dan letakkan batang besi di atas cone yang terbalik
tersebut.

Ukur slump beberapa titik, dan catat rata-ratanya.

METODE PELAKSANAAN
Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil sampel lain, kemudian
dilakukan slump test lagi. Jika masih gagal juga, maka beton tersebut boleh ditolak.

Setelah selesai pengambial semple slump test maka beton siap untuk di hampar.

h. Cetakan Beton / Bekisting


Material :
 Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat
untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
 Plywood; untuk plat lantai, dinding, balok dan kolom persegi, tebal 18 mm.
 Pasangan bata untuk pile cap dan tie beam.
 Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm, untuk kolom-kolom bundar.
 Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau adjustable,
dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran. Lubang yang
terjadi pada permukaan beton setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25
mm).
 Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan
karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna
bahan finishing permukaan beton.
 Rencana pemakaian material harus diinformasikan dan mendapat persetujuan
dari Supervisi lapangan.

PELAKSANAAN.
a. Pemasangan Bekisting
 Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan ukuran-
ukuran ini sudah sesuai dengan gambar rencana.
 Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan design
dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton
yang sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan dimensi.
 Hubungan-hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk
mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
 Bekisting untuk pile cap dan tie beam harus dipasang pada setiap sisinya. Pemakaian
pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Supervisi Lapangan. Semua
tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
 Perkuatan pada bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak diperlihatkan pada
gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Supervisi Lapangan.
 Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
- Deviasi garis vertikal dan horisontal :
o 6 mm, pada jarak 3000 mm.
o 10 mm, pada jarak 6000 mm.
o 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.
- Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat
: 3 mm.

 Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur
dan bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara
aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan
beton.
 Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan
pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan
pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus dibahasi dengan air bersih.
Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton dimulai.

METODE PELAKSANAAN
b. Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan Bukaan (Opening).
 Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan
pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui beton.
 Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain yang akan di cor
langsung pada beton.
 Koordinasikan bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk/
menyediakan bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya.
Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas/khusus ditunjukkan pada
gambar yang berhubungan.
 Pemasangan water stops apabila diperlukan harus kontinyu (tidak terputus dan
tidak mengubah letak besi beton).
 Sediakan bukaan sementara pada bekisting dimana diperlukan untuk pembersihan dan
pemeriksaan. Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinkan air
pembersih keluar dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang
memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga
sambungannya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.

c. Kontrol Kualitas.
 Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton
yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah
sesuai dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.
 Informasikan pada Supervisi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Supervisi Lapangan
terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dimulai pengecoran beton.
 Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu plywood lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan.
 Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari
Supervisi Lapangan.

d. Pembersihan dan pembukaan.


 Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu.
Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram
dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing
yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar
melalui lubang pembersih yang disediakan.
 Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku
sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang
terjadi pada struktur. Pembukaan bekisting sesuai dengan umur beton yang tercantum
dalam pasal 7.12.2.
 Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan- peralatan yang
dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
 Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus
disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan
yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.
 Diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-konponen struktur yang telah
dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-
pekerjaan konstruksi lantai diatasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekisting
seluruhnya hanya bisa dilakukan setelah beton berumur 21 hari setelah beton
mempunyai kuat tekan 95 % dari kuat tekan rencana.
 Bekisting-bekisting yang dipakai untuk curing beton, tidak boleh dibongkar sebelum
mendapat persetujuan dai Supervisi Lapangan.

i. Pengecoran Beton
 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian- bagian utama dari
pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan Supervisi dan mendapatkan persetujuan.
Jika tida ada persetujuan , maka kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton
yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.

METODE PELAKSANAAN
 Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari
luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan Supervisi,
sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat - alat
pengangkutan yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan
yang mengeras.
 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Supervisi lapangan.
 Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat - tempat yang akan dicor terlebih dahulu
harus dibersihkan dari segala kotoran - kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain -
lain) dan dibasahi dengan air semen.
 Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan
aggregat.
 Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan
vibrator.

 Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu / tanpa berhenti). Adukan yang
tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin
adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan
untuk dipakai lagi.
 Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan. Apabila perbedaan waktu pengecoran kurang
atau sama dengan 1 (satu) hari, beton lama disiram dengan air semen dan selanjutnya
seperti pengecoran biasa. Apabila lebih dari 1 (satu) hari maka harus digunakan bahan
additive untuk penyambungan beton lama dan beton baru.
 Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan
Supervisi lapangan.

j. Curing Dan Perlindungan Atas Beton


 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya
 Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara
sebanyak 1 liter tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh Supervisi
Lapangan.

METODE PELAKSANAAN
 Curing beton harus dilakukan secara kontinyu, minimal selama 7 hari dimulai sejak beton
berumur 1 hari.

k. Pembongkaran Cetakan Beton


 Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI.2-1971), dimana bagian
konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.
 Pembongkaran cetakan beton untuk :
- Sisi balok list plank, sisi balok/kolom setelah berumur 3 hari
- Bagian bawah balok list plank, balok/pelat setelah berumur 2 minggu
- Untuk elemen-elemen struktur yang masih memikul penunjang untuk lantai
diatasnya, penunjang harus dipasang kembali setelah cetakan beton dibongkar.

 Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh


Supervisi.
 Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
kropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut,
maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Supervisi, untuk meminta
persetujuan mengenai cara perbaikannya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat
pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan bagian tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
 Meskipun hasil pengujian Slinder -Slinder beton memuaskan, Supervisi mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton sangat kropos.
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi-
posisinya tidak seperti gambar rencana.
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang tidak sesuai dengan
gambar rencana.

5. Pekerjaan Timbunan Tanah Merah Dan Pemadatannya


Penyedia Jasa akan mengerjakan pekerjaan timbunan menggunakan material tanah merah
yang didatangkan dari Quarry dan diangkut menggunakan Dump Truck ke lokasi yang
ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material
harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak terrnasuk bahan organic atau bahan lain yang
tidak diijinkan.
Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian sebagai bahan
untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.
Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang
akan dipakai sebagai bahan timbunan. Kelayakan dari setlap bagian pondasi untuk
penempatan material timbunan dan sernua material yang digunakan dalam konstruksi
timbunan adalah sesuai, dengan spesifikasi teknik.
Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk menentukan
efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang tersedia untuk pekerjaan
timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk mengkonfirmasi efektifitas dari
rnetode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah
lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek
lain dari pemadatan. Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari
borrow area, galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah
untuk pemadatan dengan peralatan pernadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan
yang berbeda. Hasil percobaan ini tidak memaebaskan Penyedia Jasa dalam segala
hal kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam
kontrak apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan
dikemudian hari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih
dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk tangg ul pada
bangunan yang permanen, percobaan tersebut akan dianggap sebagai suatu bagian
pekerjaan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan tersebut gagal dan

METODE PELAKSANAAN
tidak memenuhi persvaratan- persyaratan yang ditentukan Direksi, maka Penyedia J asa
harus membongkar kembali pekerjaan permanen vang didasarkan pada percobaan
yang gagal tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada pembayaran terpisah atas
percobaan tanah yang dilaksanakan di tempat lain.
Penyedia Jasa akan rnemberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30 (tigapuluh) hari
sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment].
Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) adalah
sebagai
berikut:
a. Kepadatan Lapangan (field density)
b. Permeability lapangan (field permeability)
• Be rat Jenis (specific gravity)
• Kadar Air (water content)
c. Konsistensi (consistencv/Atterberg Limit)
• Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium

Kepadatan taboratorlum (proctor corrpaction) Tidak ada psmbavaran terpisah yang akan
dibuat untuk test uji timbunan (trial embankment). Semua biaya untuk pelaksanaan test uji
timbunan sudah termasuk ujl pemadatan, penghamparan, dan berikut pembongkarcn
rnatertal serta berkaitan dengan pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah
sudah termasuk dalam harga satuan yang dapat diterapkan untuk pekerjaan timbunan
dalam BOQ.

Jenis Pekerjaan Timbunan


Sesuai dengan kebutuban dan spesifikasl di lapangan maka kegiatan timbunan tanah
yang akan diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
a. Timbunan tanah kembali dari galian
b. Timbunan tanah dengan material dari borrow area
c. Timbunan pilihan

a. Timbunan tanah kembali dari hasil galian.


Yang dlma csud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah
kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan
mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan
tersebut dapat dipertangungjawabkan.
Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan setelah umur
bangunan sudah cllnilal cukup oleh Direksi, Pelaksanaan harus dilakukan secara hati -hati
dengan menggunakan alat yang d ijinkan oleh Direksi. Penimbunan dilaksanakan secara
lapls perlapis dengan ketebalan hamper sesuai dengan speslfikasi alat yang digunakan.
Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi rnaka Penyedia Jasa wajib menggunakan
tanah hasil galian untuk penimbunan tanah isian. Bila material tanah has il galian
bangunan tidak cukup maka Kotraktor dibolehkan rnenggunakan material timbunan
dari luar (borrow area) atas ijin Direksi.

b. Timbunan tanah dengan material dari borrow area


Yang dirnaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari borrow area
adalah kegiatan penimbunan batk untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan
dengan mempergunakan bahan tirnbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan
jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan Penyedia Jasa mengeluarkan biaya untuk
pengadaan material tanah timbunan tersebut. Sumber dari material borrow untuk
setiap timbunan harus sesuai dengan borrow area yang telah dlsetujui oleh Direksi.
Semua bagian dari timbunan akan dihitung dan dlbayar terhadap material terpasang
dalam lokasi timbunan dengan dasar setelah pekerjaan pemadatan.

c. Timbunan tanah pilihan


Timbunan tanah pilihan harus ditempatkan berdasarkan garis, ketinggian dan ukuran

METODE PELAKSANAAN
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi.
Material harus ditangani dan diletakkan sedemikian rupa untuk menghindari segregasl.
Metode dari pelaksanaan timbunan kembali lolos air harus diusulkan dan mendapat
persetujuan dari Direksl.
Timbunan kembali lolos air harus ditimbun secara lapls horisontal dengan keteb alan
tidak lebih dari 50 (!Ima puluh) cm sentimeter sebelum dlpadatkan dan
dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat kapasitas '.lO ton (vibratory
roller] atau berdasarkan kepadatan dari uji timbunan yang telah rnendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Material filter dapat diperoleh dari sungai seternpat, galian pondasi
bendung/bangunan air atau lokasi vang telah dlsetujui Direksi. Material filter harus
terdiri dari material yang layak, awet, pasir dan kerikil bergradasi baik dengan ukuran
partikel kurang darl 8 (delapan] sentimeter. Juga material tidak boleh mengandung fraksi
lolos saringan no.4 dalam jumlah lebih dari 50% (limapuluh persen) begitu juga !oles
saringan no. 20D tidak lebih atau kurang dari 10 % (sepuluh persen).

Pelaksanaan Pekerjaan
Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan dan dikupas
atau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam garnbar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan
untuk tanggui saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur terbuka sedalam 20.00
cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00 meter.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampal kedalaman yang lebih besar
dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m, dan kadar
air tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau pembasahan
dengan alat semprot.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali
dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau permadatan
dilanjutkan.
Sebelum pekerjaan penlmbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang
terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan.
Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun hingga rnencapal garis elevasi
yang ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Tanah timbunan untuk
tanggul harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-humus dan unsur
lain yang bisa membusuk.
Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengilasan pemadatan sendiri,
dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran
yang ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan (freeboard}, sehingga setelah
penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai
dengan garnbar.
Secara berurutan material harus ditempatkan agar supaya menghasilkan distribusi material
yang baik sesual dengan yang disetujui oleh Direksi dan dimana diperlukan untuk rnencapai
tujuan ini Direksi akan menunjuk lokasi di area timbunan dlmana material akan ditempatkan.
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material
pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 c m dari garis rencana
agar pada saat setelah perapihan didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang
rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa meminta pada Penyedia Jasa untuk
melaksanakan pemadatan khusus di tempat-tempat tertentu tanpa mengubah harga satuan.
Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air dan tidak boleh
ada rembesan pada tanah timbunan yang dianggap rnembahayakan oleh Direksi, maka
Penyedia Jasa wajib mernperbaikunya tanpa ada biaya penggantian.
Ketika masing-masing lapisan material telah dlkondisikan untuk kadar air yang diperlukan,
kepadatan kering lapangan yang dthasilkan minimal 90 % (sembilan puluh persen) dari
kepadatan kering rnaksirnurn laboratorium.
Setiap lapis dari material timbunan harus memenuhi kadar air untuk pemadatan yang
dibutuhkan dengan menggunakan alat vibrator roller dengan berat lebih dari 9 (sembilan)

METODE PELAKSANAAN
ton atau alat pemadat lain yang telah disetujui. lni akan dapat dipenuhi dengan dilewati alat
pemadat klra-kira 6 (enam) lintasan setiap lapis (sama dengan lebar kepadatan yang
dibutuhkan, bagairnanapun Direksi boleh mengubah jumlah lintasan dari alat vibrator roller
tergantung dari uji coba timbunan/trial embankment.
Untuk mendapatkan acuan kerja lapangan diperlukan uji coba (trial test) timbunan
dengan rnenggunakan peralata n yang akan digunaka n Penyedia Jasa di lapangan. Uji
percobaan ini
harus disaksikan, oleh Direksi dan cibuat berita acaranya. Selanjutnya tes
kepadatan
diilakukan per 50 meter panjang saluran / tanggul perlapis timbunan.
Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal
material, pengangkutan, penghamparan, penyiraman {bila perlu), pernadatan dan tes
kepadatrn dihitung dalarn meter kubik timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau
sesuai perintah Direksi.
Penyedia Jasa harus merawat timbunan yang telah disetujui hingga akhir penyelesaian dan
penerimaan dari pekerjaan. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap erosi
dari
permukaan timbunan dan setiap material tirnbunan yang hilang akibat erosi harus
diganti
oleh biaya Penvedia Jasa.
Penyedia Jasa harus hati-hati dalam psmadatan material timbunan yang berdekatan / berada
di sekitar struktur beton. Kerusakan apa pun yang berakibat pada struktur beton
oleh peralatan Penyedia Jasa harus diperbaiki dengan biaya Penyedia Jasa.
Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan struktur beton, penempatannya harus
ditunda atau menunggu hingga struktur telah mencapai umur 28 hari atau seperti arahan
Direksi. Material akan ditempatkan sepanjang mungkin dlseklta- struktur beton untuk
memperkecil pembebanan tidak seimbang pada struktur, yang mana telah dipertimbangkan
dalam perencanaan.

Kontrol Pengendallan Pengujian untuk Pekerjaan Tlmbunan


Semua pengujian rutin yang penting bagi pengendalian mutu dari pekerjaan timbunan
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa seperti yang ditetapkan sesudah ini atau
seperti arahan Direksi.
Penyedia Jasa akan bertanggungjawab penuh terhadap pengendalian mutu darl pekerjaan
yang dilaksanakan. Direksi akan melakukan pemeriksaan dan meneliti semua pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam rangka bahwa Penyedia Jasa dapat memenuhi
kualitas yang dibutuhkan dan melaksanakan tes dan pengambilan contoh uji (sample) agar
dapat memenuhi spesifikasi teknik. Direksi akan dan berhak untuk menolak semua
atau
sebagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa jika pekerjaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik. Dalam kasus demikian
Penyedia Jasa akan membongkar dan mengerjakan ulang dari pekerjaan yang tidak
memenuhi dengan biaya sendiri.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan clan perlengkapan ujl dan menyediakan
semua tenaga ahli yang dlbutuhkan untuk melaksanakan semua uji yang
dlperlukan untuk memenuhi kewajiban rnenurut spesifikasi dibawah pengawasan dari
Direksi.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pengujian pengendalian rnutu. Semua biava untuk
pelaksanaan uji pengendalian mutu terrnasuk semua tenaga, material, peralatan
konstruksi dan peralatan, pengambilan contoh dan pengujiannya harus sudah termasuk
dalam harga satuan dalam BOQ.

Operasi dari Borrow area


Penyedia Jasa harus bertanggungjawab penuh terhadap operasi di borrow area dlbawah
pengawasan dan instruksi Direksi.
Apabila secara teknis, bahan timbunan dari hasil galian setempat tidak mernungkinkan untuk
dipakai, maka harus diambil dari tanah luar (Borrow area) sesuai yang ditunjukan dalam

METODE PELAKSANAAN
gambar atau atas perintah Direksi. Penyedia Jasa harus membayar ganti rugi kepada pemilik
daerah tersebut dalam memperoleh tanah timbunan sebagaimana yang ditunjukan oleh
Direksi. Biaya ganti rugi tanah timbunan, biaya pengupasan dan penggalian tanah telah
termasuk dalam harga satuan penawaran.

Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus diatur dan dijaga sebelum digali
dari lokasi borrow-area, dengan cara memberi atau menambah air dengan mengalirkannya
(bila kurang basah) atau dengan menggali saluran atau parit pembuang untuk mengurangi
kelebihan air.
Material akan di dapatkan dari kebutuhan galian dan borrow area seperti yang ditunjukkan
dalarn gambar kerja dan dari kebutuhan dengan galian, jika dernlklan mendapat persetujuan
tertulis dari Direksl.
Garis batas dari borrow area seperti dltunjukkan dalam garnbar kerja hanya kira-kira dan
mungkin akan meluas jika diperlukan dengan persetujuan dari Direksi. Pada saat perluasan
Penyedia Jasa tidak akan mengajukan tambahan biaya terhadap harga satuan untuk material
tersebut dalam BOQ.
Tidak kurang dari 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian di lokasi tersebut
Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi untuk mendapat persetuj uan rrengenai
kelengkapan dari usulan metode pengoperasian di borrow area, termasuk urutan
pengoperasian, kedalaman pengambilan material dan uraian dari rencana borrow area yang
diusulkan. Apabila terdapat perbedaan tinggi dalam pengoperasian di borrow area horisontal
berm akan dibentuk dan borrow area akan ditinggalkan dalam keadaan rapi dan dalarn
kondisi aman untuk kepuasan Direksi. Dengan demikian Penyedia Jasa tidak diizinkan untuk
memulai melaksanakan pekerjaan tersebut sebelum mendapat persetujuan Direksi.
lokasi galian pengambilan tanah timbunan harus dibersihkan terlebih dahulu dan bebas dari
kotoran dan sisa-sisa akar pohon, dan secara seksama dlkupas dan dihilangkan bahan-bahan
organiknya seperti rurnput, lapisan tanah parmukaan dan akar pohon, dengan demikian
tanah timbunan tidak mengandung tunggul, semak belukar, akar, rurnput, humus, gumpalan-
gumpalan tanah dan unsur lain yang mudah rnembusuk.
Borrow area harus dioperasikan sehingga tidak merusak kegunaan dari segala bagian dari
pekerjaan. Apabila terdapat material yang mempunyai ukuran lebih dari tiga puluh (30 c m)
sentimeter di lokasi borrow area maka material tersebut harus di pisahkan atau dibuang oleh
Penyedia Jasa atau pada saat material sebelum dipadatkan.
Setelah penggalian selasai di borrow area, material kupasan (stripped) (termasuk material
humus dan material tidak dipergunakan yang mungkin akan ditimbunkan kembali) harus
dikembalikan ke borrow area di mana pada saatnya akan ditutup seperti arahan Direksi untuk
memelihara kesuburan lahan dan mencegah resiko terhadap ternak dan orang.
Jika dilokasi manapun di borrow area (sebelum atau selama operasi penggalian) terdapat
daerah yang terlalu basah, akan diambil langkah yang memungkinkan untuk mengurangi
kandungan air dengan jalan pemilihan daerah galian untuk menjamin material dalam kondisi
tidak jenuh air atau dengan cara di jemur atau material di ternpatkan dilokasi stock yang
telah di setujui oleh Direksi dan apabila ditemukan kelebihan kandungan air diijinkan
untuk dikeringkan atau dengan menggunakan alat lain yang telah disetujui.
Pada akhir penyelesalan dari pelaksanaan pekerjaan pembuatan tanggul, Penyedia Jasa
harus mengatur dalam borrow area tersebut dengan suatu cara sedemikian rupa agar elevasi
permukaan tanah disekitarnya dan permukaan tanah borrow area sama tinggi, sehingga air
hujan tidak tergenang di lokasi tersebut kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Untuk menghinclari terbentuknya kolam air di borrow area, parit saluran dari borrow area ke
pengeluaran terdekat harus di buat oleh Penyedia Jasa dimana jika parit saluran tersebut
diperlukan.
Penyedia Jasa tidak diijinkan memindahkan atau membawa material dari borrow area untuk
keperluan Penvedla Jasa dan atas kemauan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.
Kecuali ditentukan lain, tidak ada pembayaran langsung untuk biaya persiapan, operasi dan
pemeliharaan borrow area termasuk pembersihan, pengupasan, penggalian dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang diperlukan hingga syarat-syarat timbunan tersebut sesuai untuk
digunakan dalam pekerjaan pembuatan tanggul.

METODE PELAKSANAAN
Akan tetapi biaya tersebut akan diperhitungkan dalam harga satuan pada sub pasal yang ada
sangkut pautnya untuk pekerjaan pembuatan tanggul, dimana tanah timbunan diambil
dari Borrow area.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya jika kadar air bahan berada dalarn
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan leering maksim um
yang diperoleh jika tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 1742: 2008 tentang Cara Uji
Kepadatan
Ringan untuk Tanah.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
tanggul sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah energi pemadatan
yang sama,

Pekerjaan tlmbunan dengan menggunakan alat berat


Di dalam praktek tidak mudah menetapkan berapa banyak air yang diperlukan pada
saat pemadatan, kecuali pelaksana yang sudah berpengalaman sekali. Tetapi untuk
pedornan kasar, adalah sebagai berikut:
a. Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air kurang;
b. Bila selama pemadatan, tanah keluar airnva (becek) berarti kadar airnya terlalu tinggl.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah :


a. Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan;
b. Berat dan energi alat pemadat;
c. Banyaknya lintasan pemadatan;
d. Kadar air.

Urutan pelaksanaan, sebagai berikut:


a. Percobaan Pemadatan
 Hamparkan tanah lepas setebal yang kita kehendaki, diatas permukaan
yang telah dipadatkan seperlunya (biasanya dalam spesifikasi teknik ditetapkan
tidak boleh lebih dari 30cm)
 Semprotkan air, bila dirasakan hamparan tanah kadar airnya masih kurang (tetapi
lebih baik agak kurang daripada kelebihan)
 Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dan
dicoba misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu diambil sampel tanah dan diukur
kepadatannya (berat volume keringnya). Bila ternyata masih kurang padat,
maka lintasan pemadatan ditambah lagi, misalnya ditambah dua lintasan. Bila
tingkat kepadatannya telah dicapai, maka cara-cara tersebut dipakai sebagai
pedoman selanjutnya.

b. Pemadatan Timbunan
 Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan seperlunya, sesuai persyaratannya,
 Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa dengan
Dump Truck ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah dipersiapkan.
Jarak tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar dengar ketebalan 30
cm seluruh permukaan dapat tertimbun.
 Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer atau Grader
untuk mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm. Perhatikan kadar airny a
secara visual.
 Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan cukup deras, pekerjaan harus dlhentikan.
 Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan kurang lebih
50 cm, dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar air dinilai cukup, langsung
dipadatkan dengan Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan lintasan sebanyak
percobaan pemadatan yang telah dilakukan.

METODE PELAKSANAAN
 Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm, agar seluruh
permukaan terpadatkan. Lapisan pertama yang telah selesai dipadatkan, diambil
sampelnya setiap jarak 50 meter (atau sesuai spesifikasi), dan diperiksa kepadatannya
 Bila kepadatannya telah memenuhi syarat, maka lapisan berikutnya baru
diperbolehkan untuk dihampar.
 Pemadatan lapisan pertama dan kedua dilakukan diantara dua profil yang ada
(daerah profil dilewati dulu) Sesudah dua lapisan selesai dan dapat dipakai sebagai
pedoman, maka profil dapat dibongkar untuk ditimbun mengikuti lapisan-lapisan yang
telah selesai.
 Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapls demi lapis. Untuk menjamin mutu
timbunan (yang berbentuk tanggul) penimbunan diteruskan sampai separuh
kedalaman saluran (untuk saluran yang tidak lebar).
 Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil saluran, dan
juga dipadatkan lapis demi lapis. Dalam proses pembentukan tanggul harus
dipedomani lagi dengan profll saluran.
 Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari rencana (desain),
penambahan akan sulit, tidak boleh langsung ditambal dari samping.
 Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus lapis demi lapis dari bawah dan
dengan sambungan bertangga.

D. PEKERJAAN NORMALISASI BT.B 43B - BT.B 45


Ruang Lingkup pekerjaan adalah Galian Lumpur Mekanis Hauling 1-3 Km yang meliputi semua
pekerjaan yang berkaitan sebagai berikut:
1. Pembersihan
2. Galian termasuk pembentukan dan saluran
3. Timbunan kernbali, bedding dan pekerjaan pelapisan
4. Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian
5. Penimbunan
6. Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi Metode untuk setiap pekerjaan
tertentu secara tertulis harus dlusulkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling
tidak tiga puluh (30) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.

Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan akan
membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti yang
diarahkan oleh Direksl.

Ketelitian dalam pekerjaan tanah


Ketelitian rnengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan di bawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran / tanggul untuk panjang 500 m, seperti yang
tertera pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
1. Dasar Saluran: + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
2. Level Puncak Timbunan: + 0.10 ma tau - 0.10 m vertical
3. Dasar Kemiringan : 1- 0.05 m horizontal
4. Puncak Kemiringan Timbunan: + 0.10 m horisontal

Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi tersebut di atas. Semua permukaan harus dlselesaikan dengan rapi
dan halus.

1. Pekerjaan Galian
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain,
yang mungkin akan diperintah oleh Direksl. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada
Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang

METODE PELAKSANAAN
dimaksud dengan "ketinggian tanah" dalam spesifikasi adalah tinggi "permukaan tanah"
sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulal.
Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali yang
berimplikasi terhadap Jen is peralatan dan produktifitas hasil galian.
Pekerjaan galian dlbeclakan atas 5 (lima) kelompok pembayaran sebagai berikut:
a. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan materlal hasil galian berupa tanah
pada umumnya, yang dengan rnudah dapat dilakukan dengan Excavator. Seluruh galian
dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan
yang dlarahkan / ditunjukkan oleh Direksl, Galian tanah biasa dimaksudkan untuk
daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil.
Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi
untuk ditinjau.
Tidak ada galian yang langsung ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggungjawab
Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan
harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dangan
diameter lebih besar darl 1.00 rn yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator,
maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas
sepengetahuan Direksi pekerjaan.
Pengukuran untuk pembayaran pada, galian tanah biasa akan dibuat dalarn meter
kubik dimana tanah galian dari perrnukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam
garis-garis bidang yang sesuai dalarn gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa
dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BOQ.
Selama proses penggallan tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempatyang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan
material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan
tanah biasa dan tirnbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan
dibuang keluar daerah irigasl atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal
pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus rnenguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa
dipakal untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi
yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahava
longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila
dianggap perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap
pemindahan material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sernentara yang disetujui
Dlreksi sejauh ± 1 km.
b. Galian Alur Saluran
Galian alur saluran adalah pekerjaan galian dengan material berupa galian alur yang terdiri
dari pasir, kerikil dan karakal/boulder, yang dapat dilakukan dengan excavator tetapi
dengan tingkat produktifitasnya lebih rendah dibandingkan dengan galian tanah biasa,
karena kondisi lapisan endapan relatif lebih padat.
Yang dimaksud dengan galian deposit sungai adalah suatu kegiatan penggal an pada
badan sungai atau daerah tertentu yang material galiannya merupakan endapan sungai
yang terdiri tanah berbatu kerikil dan kerakal yang padat, sehingga alat excavator
tidak dapat bekerja secara maksimal.
Harga satuan yang diperhitungkan untuk pekerjaan ini termasuk tenaga kerja dan
alat/excsvator, sedangkan untuk keperluan pengangkutan dan pembuangan ke lokasi
diluar daerah kerja yang disetujui oleh direksl sejauh ± 1 km. Untuk jarak pembuangan
yang lebih jauh rnaka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa
galian. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh
Penyedia Jasa untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.

METODE PELAKSANAAN
c. Galian untuk pekerjaan pasangan beton.
Dasar dan sisi miring dari gallan untuk pondasi di atas atau terhadap dimana betcn akan
ditempatkan akan digali sesuai yang diperlukan seperti ketinggian, garis dan ukuran
seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi. Tidak ada material
akan diijinkan untuk ditambahkan dalam garis baku dari struktur beton. Jika di beberapa
titik dalam galian, material galian berdasarkan permintaan tertulis dari Direksi diantara
batas yang diperlukan untuk menerima struktur penambahan galian akan segera diisi
penuh dengar beton tipe K-100 atau diisi dengan tanah yang sesuai dsn dipadatkan atas
biaya Penvedia Jasa.

2. Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali


Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan dilaksanakan sesuai
pasal ini, harus dllaksanakan hingga mencapai elevasi dengan tingkatan dan dimensi yang
ditunjukan dalam gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini
mungkin akan dijurnpai dan diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari
penggalian dari yang ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume
pekerjaan galian tanah sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan
diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi.
Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang ada
dibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan yang
disebabkan oleh Penyeclia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk hancurnya material
dibawah batas penggalian yang diperlukan, harus diperbaiki atas blaya Penyedia Jasa.
Galian yang meleblhl dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja maupun akibat kelalaian
Penyedla Jasa tidak akan diperhitungkan dalam pembayaran. Penyedia Jasa harus mengisi
kembali dengan material yang sesuai dan dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.

3. Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi. Penggalian dimulai dari
muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai garnbar atau ditentukan
lain oleh Direksi.
Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa terlebih dahulu
oleh Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan
yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan aias
biava Penyedia Jasa.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu
tempat yang disetujui Direksi, material yang lavak/bisa dipakai untul: timbunan dan
material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan
tanah btasa can timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan
dibuarg keluar
atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pekerjaan dan dirapihkan.
Penyedia Jasa harus menguasai rnedan kerja sehingga penumpukan material yang
bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi
yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
Semua galian untuk pondasi bangunan / struktur akan dilaksanakan dalam kondisi kering
(Dimana dalam kondisi kering akan dibangun seperti dalam Sub -bag 1.6.1
Pekerjaan Fengeringan). Tidak ada tambahan biaya terhadap harga satuan tender dalam
BOQ untuk galian yang disebabkan material menjadi basah.
Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan akan dlselesaikan
terhadap garis dan ketinggian yang ditentukan kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan
diijinkan untuk melebar dalam garls yang telah ditentukan tidak lebih dari 20 (dua
puluh) sentimeter dimana permukaan tidak dilindungi dengan beton. Jika permukaan
dilindungi dengan beton secara umum harus rata seperti ditentukan oleh Direksi.
Kecuali seperti secara rinci ditunjukkan dalam gambar atau sebaliknya yang diarahkan
oleh
Direksi, keperluan pengukuran untuk pembayaran gallan terbuka terhadap
kemiringan
seperti disebutkan dibawah ini:

METODE PELAKSANAAN
KEMIRINGAN GALIAN

MATERIAL KEMIRINGAN (V: H) DISKRIPSI


Batu 1: 0.5 Untuk kemiringan permanen
Batu Lapuk Tanah 1: 0.8 Untuk kemiringan permanen
Galian Deposit 1: 1.0 Untuk kemiringan permanen
Sungai 1: 1.0 Untuk kemiringan permanen

Dimana diperlukan dan diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia Jasa akan menggali saluran
terbuka / parit untuk mengalihkan air mengalir keluar dari galian terbuka. Biaya
keseluruhan dari pekerjaan ini akan ditanggung oleh Penyedia Jasa kecuali dimana saluran
tersebut adalah merupakan bagian dari pekerjaan permanen yang mana pembayaran untuk
galian akan dihitung clari harga satuan tender dalam BOQ.
Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah , kerikil, dan
batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang paling
aman hingga mencapai elevasi yang d isetujui Direksi. Kecuali ditunjukkan dengan jelas pada
gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi.
Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang mengganggu selama
pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan
atau diganti dengan tanah timbunan yang sesuai atau beton K100 atas biaya Penyedia Jasa.
Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga
mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam
gambar sampai mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.

Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaaan Persiapan
Dari gambar rencana (dokumen kontrak), rnaka dapat diketahui volume dan lokasi galian,
serta volume dan tokasi timbunan.
a. Penetapan Disposal Area:
 Dilakukan survey awal untuk mencari daerah-daerah ternpat pembuangan hasil galian
yang tidak dapat dipakai sebagai material timbunan.
 Dari beberapa alternatif yang ada, pilih dan tetapkan daerah-daerah pernbuangan
yang menguntungkan ditinjau dari segi biaya dan waktu. Dalam banyak hal daerah
yang terdekat biasanya menjadi pilihan yang baik.
 Ukur jarak tempat pembuangan (Disposal Area) dari tempat galian. Untuk dapat
menghitung jumlah dump truck yang dipertukan (ingat cara menghitung kebutuhan
Dump Truck didasarkan atas volume lepas) dan menghitung biaya angkutan.

b. Penetapan Quarry Tanah Timbunan


 Bila diperlukan quarry tanah, maka perlu survey awat untuk mencari daerah -daerah
yang tanahnva dapat diambil dan memenuhi syarat untuk material timbunan.
 Dari beberapa alternatlf yang ada, pilih dan tetapkan daerah yang menguntungkan
dengan pertimbangan biaya, waktu dan mutu tanahnya. Usahakan letaknya searah
dengan disposal area (atau sebaliknya) sehingga dump truck yang balik dalam
keadaan kosong dapat dimanfaatkan.
 Ambil sarnpel tanahnya, untuk dapat dihitung berat volume kering maksimumnya di
laboratorium, untuk dipergunakan sebagai standar pengukuran kepadatan dalam
pelaksanaan. Karena standar hanya bertaku untuk jenis tanah yang sama, maka harus
diberi tanda supaya tidak tertukar dengan yang lain.
 Agar pengambilan tanah dapat berjalan secara efektif, maks jalan kerja jalan kerja
menuju quarry dan disposal area, perlu dapat perhatian yang serius serta dilengkapi
dengan dralnase lingkungan.

METODE PELAKSANAAN
c. Penetapan Base Comp
Tetapkan letak base camp, sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan. Hendaknya
diperhatikan juga lingkungan sosial yang ada.

d. Dokumentasl
Perlu dibuat dokumentasi untuk daerah quarry, disposal area, jalan kerja dan kondisi
sepanjang saluran.

2. Pembersihan Medan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua
tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah rnendapat persetujuan dari Direksi.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, sernak belukar dan pembabatan
rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar d an dalam, serta di atas tanggul
saluran, sehingga profit saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya. Sampah yang
berasal dari pembersihan harus diatur dan disebar disekitar lokasi yang dijamin ticlak akan
rnengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan dari semua sampah tersebut harus sesuai
petunjuk Direksi. kemudian Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-
lubangnya dengan tanah dan dipadatkan, kemudian membuang dari ternpat pekerjaan semula
bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-serna] yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang
dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan apabila keadaan
rnengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk pembakaran harus dlkerjakan
dengan cara dan pada tempat-tempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko terhadap
bahaya kebakaran. Sernua pembakaran harus sesempurna rnungkin sehingga bahan yang
dibakar akan rnenjadi abu. Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil langkah-langkah
pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus mempunyai peralatan
sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman.
pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana
lokasi tersebut akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-
tanggul dan saluran -saluran. Sedangkan biclang lain yang diperlukan untuk menunjang
pekerjaan tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Luas areal yang akan dibavar untuk
pekerjaan ini adalah dihitung berdasarkan luasan seperti dalarn tabel berikut:

Diameter Batang Luas Area (konversi)


No
(cm) m2
1 10 - 15 4
2 15 - 20 9
3 20 - 25 16
4 > 15 25

3. Kupasan / Stripping
a. Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan
dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasl material galian yang dlpakai kembali
sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow area yang disetujui,
semua lokasi yang tercantum pada Gambar dan sepertl yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan.
b. Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua material yang tidak
cocok untuk timbunan atau untuk pondesl dan semua bahan organik seperti rumput,
tanah lapis atas dan sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan medan.
Kedalaman minimum pekerjaan kupasan adalah 0,20 meter.

METODE PELAKSANAAN
c. Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Turnpukan semua material/sampah hasil kupasan
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

4. Penggalian Pada Bangunan


Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungklnkan dikerjakan dengan baik,
capat membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup ruangan untuk pembuatan
acuan, pengecoran beton, memasang pasangan batu dan melaksanakan timbunan, terrnasuk
pemadatan dan lcegiatan pekerjaan lainnya.

5. Pekerjaan Pengeringan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan vang membutuhkan pengeringan (dewatering)
dengan alat pompa, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja lengkap yang mernuat
rnetode, tahap-tahap pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan dimintakan
persetujuan Direksi paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan pembangunan. Penyedia Jasa
harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan dan menjamin adanya
peralatan pompa yang cukup dan siap dioperasikan di lapangan setiap waktu guna
menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air,
pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh
Direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup
dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

6. Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk detail dari
konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi secara
tertulis sekurang-kurangnya 14 hari sebelurn dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan
penggaliannya terjamin.

7. Kelebihan Penggallan
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada garnbar atau yang tidak diperintahkan
oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah yang dipadatkan
sebagaimana yang dikehendaki Direksi, tanpa menuntut suatu tarnbahan pekerjaan.

8. Perapihan Permukaan Galian


Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang disetujui
oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau timbunan
yang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila tanah dasar
pondasi atau bagian lain yang dianggap peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnva
pekerjaan maka Penyedia Jasa wajib rnemperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas
biaya Penyedia Jasa.
Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan, 0,15 m yang
terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin
dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi. Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua
lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.

9. Pekerjaan Galian Dengan Menggunakan Alat Berat


Di Lokasi Saluran
a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok pernbantu
dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan dengan
Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan kapasitas alat dan
waktu yang tersedia .
c. Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan (jumlah
kebutuhan Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas Excavator), dan kernudian
diangkut ke tempat yang ditentukan. Usahakan posisi Dump Truck sedemikian rupa
sehingga swing dari Excavator bersudut kecil.

METODE PELAKSANAAN
d. Bila karena suatu hal profll rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian finishing
dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok bantuan yang selalu
terjaga.
e. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnya dengan
kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang mahir, dapat
langsung dilakukan penggalian sampel garis/bidang finishing.

Di Lokasi Quarry
a. Setelah lokasi quarry di stripping dengan bersih, rnaka tanah dikupas dan di sto ck
dengan Bulldozer.
b. Bila musim hujan, sebaiknya stock tanah lepas dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi, ditutupi dengan terpal/plastik.
c. Stock tanah yang ada dimuat ke dalam Dump Truck dengan pelayanan Wheel Loader
untuk diangkut ke tempat pekerjaan timbunan
d. Alternatif komposisi alat di quarry dapat biasanya berupa: bulldozer dan loader dan
Excavator

10. Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai


Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk tirnbunan akan dibuang disuatu
tempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang
ditunjukan dalarn garnbar atau Direksi. Penyedia Jasa harus merapihkan dan rnengatur
ketinggian serta meratakannva dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m.
Penyedia Jasa harus memelihara tanpa rnengganggu aliran air disaluran dan jalan rnasuk
serta yang berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari pekerjaan galian di bendung,
mata air dan pompa akan dibuang pada lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan
dan dirapihkan dengan tingginya penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi. Sedangkan
sisa galian dari pekerjaan jaringan irigasi bisa dibuang disekitar lokasi asalkan tidak
rnengganggu fungsl jaringan dan stabilitas tanggul/lereng dan mat erial tersebut tidak akan
masuk/turun kembali kesaluran yang mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan saluran.
Kalau lokasi setempat tidak rnemungkinkan maka material sisa tersebut harus dibuang
kesuatu ternpat diluar Daerah irigasi, diratakan dan dirapihkan. lokasi pembuangan
harus mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik tanah.
Material dari galian saluran pembuang atau saluran yang tidak pergunakan akan diangkut
untuk dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah dltentukan seperti yang disetujui
oleh Direksi.
Sebagian material yang layak pakai akan dtempatkan sementara di lokasi memenuhi s yarat
yang akan dipergunakan nantinya atau langsung dipergunakan sebagai bahan timbunan
untuk konstruksl permanen seperti ditentukan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus
rnenyediakan/membuat jadwal rincian rencana kerja dari pekerjaan tanah seperti lokasi dan
program galian dari saluran dan penggunaan material galian untuk pekerjaan timbunan.
Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan harus di ratakan, untuk
rnenghindari dari erosi akibat hujan.
Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk kenyamanan dari
Penyedia Jasa sendiri adalah merupakan tanggung jawab dan atas biaya dari Penyedia Jasa
serta harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Penyedia Jasa harus mengajukan proposal kepada Direksi paling tidak tiga puluh 130) hari
untuk mendapatkan persetujuan berkenaan dengan pernbuangan material di ternpat lain
selain dari lokasi yang telah disetujui dan untuk perlindungan material dari erosi.
Biaya pengangkutan pembuangan material galian ke ternpat pernbuangan dan untuk
perawatan dari lokasi pembuangan yang ditentukan disini harus sudah terangkum dalam
harga satuan per meter kubik untuk pekerjaan galian.

11. Longsoran di Talud


Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan, untuk rnencegah
terjadinya longsoran dari talud dan tanggul, Dalam hal terjadinya longsoran, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sernua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan
rnelaksanakan setiap perubahan yang diperlukan sarnpai memuaskan Direksi.

METODE PELAKSANAAN
12. Gebalan Rumput
Dimana diharuskan atau ditunjukkan dalam gambar, lereng dari saluran, dan saluran gendong
harus digebal dengan rumput. Sebelum gebalan rumput dipasang, permukaan harus
diratakan dan digemburkan bila perlu dan dilapisi dengan humus 2 cm. Permukaan gebalan
rumput harus rata dengan permukaan lereng saluran,
Setelah gebalan rumput dipasang harus disiram dengan air secukupnva sampai gebalan itu
tumbuh dengan baik, sedang gebalan rumput yang tidak tumbuh harus dibuang dan diganti.
Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut:
a. Selebar 0.30 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.
b. Lereng dalam dari saluran mulai tepi alas sampai 0.20 m dibawah muka air rencana
untuk saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan untuk saluran pasangan.
c. Lereng luar saluran dari tepi atas sarnpai kaki tanggul.

Persyaratan gebalan rumput


a. Rum put gebalan tebal 4 cm dan bersarna akar-akarnya
b. Bukan berasal dari tanah yang susut besar
c. Ukuran-ukuran 25 cm x 25 cm
d. Cerucuk untuk Gebalan

Cerucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput. Ukuran dari
cerucuk tadi paling tidak panjangnya 15 cm dengan diameter 2-3 cm dan dipasang 2 buah
cerucuk untuk setiap gebalan ukuran 2S cm x 25 cm x 4 cm.

PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan tentang
pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam Pekerjaan Rehabilitasi Dan Optimalisasi Saluran
Tarum Barat Di Kota Bekasi. Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat
pelaksanaan nanti. Tentu saja didalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru, yang
disesuaikan dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Hal-hal yang lebih terinci lagi akan
dibuat lebih lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti.

Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Jakarta, 12 Februari 2019


PT. BACHTIAR MARPA PRIMA

BACHTIAR MARPAUNG
DIREKTUR UTAMA

METODE PELAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai