Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian untuk penulisan Skripsi adalah di persawahan Dalam Kom I
Desa Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang yang secara geografis
terletak antara 100 6’ 26.88" LS dan 1230 48’ 37.92" BT. Untuk mencapai lokasi ini
dari arah Kota Kupang menuju Pasar Oesao melalui jalan Timor Raya dapat di tempuh
dengan menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dengan jarak ±30 Km dan
memakan waktu ±50 menit, kemudian serong kiri melewati jembatan Taklale. Untuk
menuju lokasi persawahan dari jalan umum dapat ditempuh dengan menggunakan
kendaran roda 2 dan roda empat dengan jarak tempuh ±500 m.
Batas-batas fisik wilayah Desa Babau adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Oesao
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Merdeka
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Nunkurus
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Oefafi

Lokasi Penelitian
100 6’ 26.88" LS
1230 48’ 37.92" BT

Kab. Kupang

Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Kupang


(Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kupang)

44
Lokasi Penelitian D.I Oesao (Sub D.I
Dalam Kom I) seluas 301.41 Ha

Polres
Babau

Jembatan Letak
Jl. Timor Raya (dari arah Kupang) Bendung
Taklale
Dalam Kom I

Jl. Timor Raya (Menuju Pasar Oesao)

Gambar 3.2. Peta Lokasi Penelitian


(Sumber : Google Earth)

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Banyak cara yang digunakan untuk menganalisa suatu data. Dalam penelitian
ini, metode yang dipakai sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan.
Studi kepustakaan berdasarkan studi yang pernah dilakukan yang relevan
dengan penelitian dan dari literatur yang tersedia. Studi kepustakaan digunakan
untuk mendapatkan data sekunder.
2. Wawancara
Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum tentang obyek
penelitian yang bersumber dari pihak yang terkait dengan penelitian.
3. Studi Lapangan.
Studi lapangan bertujuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan
kondisi fisik dari objek penelitian. Studi lapangan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data primer yang dibutuhkan.
Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari hasil wawancara, data dari
instansi terkait dan langsung dari lokasi penelitian. Sumber data dalam penelitian ini
terdiri dari data primer dan data sekunder.

45
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran atau pengamatan
langsung dilokasi penelitian. Data primer meliputi data pola tata tanam
eksisting.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari instansi pemerintah maupun
swasta yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder meliputi:
a) Peta situasi dan skema jaringan irigasi diperoleh dari Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara II.
b) Data Curah Hujan 10 tahun terakhir dari tahun 2009 sampai tahun 2018
diperoleh dari Stasiun Klimatologi Lasiana, Kota Kupang.
c) Data Klimatologi 10 tahun terakhir dari tahun 2009 sampai tahun 2018
diperoleh dari Stasiun Klimatologi Lasiana, Kota Kupang.

3.3. Metode Analisis Data


1. Analisis data Klimatologi
Analisa data klimatologi merupakan aspek yang sangat penting dalam
perencanaan pengaturan pemberian air. Analisa klimatologi digunakan untuk
menghitung evapotranspirasi dengan metode penman modifikasi. Data yang
diperlukan yaitu :
a) Temperatur (T)
b) Kelembaban (RH)
c) Kecepatan angin (U)
d) Lama penyinaran matahari (n)
2. Analisis data Curah Hujan
Analisa data curah hujan merupakan aspek yang sangat penting dalam
perencanaan pengaturan pemberian air. Analisa curah hujan digunakan untuk
menghitung hujan efektif. Data yang diperlukan adalah data curah hujan.
3. Perhitungan ketersediaan air
Perhitungan ketersediaan air menggunakan metode F. J. Mock. Parameter yang
digunakan untuk menghitung ketersediaan air dengan menggunakan metode F.
J. Mock yaitu :

46
a) Prosentase lahan terbuka (m)
Nilai prosentase bukaan lahan adalah sebagai berikut :
m = 0 untuk lahan hutan lebat
m = 10%-40% untuk lahan yang tererosi
m = 30%-50% untuk lahan pertanian yang diolah
b) Koefisien infiltrasi (i)
c) Faktor resesi aliran tanah
d) Penyimpanan awal
4. Perhitungan kebutuhan air (NFR).
Kebutuhan air dengan metode NFR digunakan untuk menghitung kebutuhan
air irigasi. Parameter yang dihitung diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Kebutuhan air selama penyiapan lahan
b) Kebutuhan air konsumtif
c) Evapotranspirasi
d) Perkolasi
Kebutuhan air irigasi yang akan dihitung adalah untuk pola tanam eksisting
dan alternatif jadwal tanam yang direncanakan tanpa golongan dan golongan
untuk mengetahuai perbandingan kebutuhan air yang paling efisien.
5. Melakukan perbandingan kebutuhan air irigasi eksisting dan kebutuhan air
rencana untuk merencanakan pergeseran pola tanam yang sesuai dengan
ketersediaan air.

3.4. Bagan Alir Penelitian


Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam perencanaan pergeseran pola tata
tanam mulai dari pengumpulan data hingga analisa data disajikan dalam bagan alir di
bawah ini.

47
Mulai

Pengumpuan Data

Data Sekunder Data Primer

Skema Jaringan Peta Topografi Data Klimatologi Data Hidrologi Kondisi Eksisting
Irigasi - Luas Das - Temperatur (T) - Curah Hujan - Pola Tanam
- Luas Areal - Kelembaban (RH) Harian Eksisting
Pertania - Kecepatan Angin (u)
- Penyinaran Matahari (n)

Pembagian CH Rata-Rata
Golongan ½ Bulanan
Evapotranspirasi
Potensial (Eto)
Metode Penman
Modifikasi - CH Hujan Andalan
(R80)
- CH Hujan Efektif
(Re)

Ketersediaan Air Kebutuhan Air Irigasi Untuk


Metode F. J. Mock Pola Tata Tanam Eksisting

Rencana Alternatif jadwal


tanam untuk
- Pola tanam tanpa golongan &
- Dan pola tanam per golongan

Perbandingn Kebutuhan Air


Yang Paling Optimal

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.3. Bagan Alir Perencanaan Pergeseran Pola Tata tanam.


(Sumber : Penulis,2019)

48

Anda mungkin juga menyukai