Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TRANSPROTASI SEDIMEN

NAMA : GERIALDI ALFA WABANG

NIM : 1723715385

SEMESTER : VII (TUJUH)

PRODI /KELAS : TPIPP/D

TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena Rahmat
Dan hidayah-nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang macam-
macam erosi.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih Bapak Dosen yang telah
membimbing mata kuliah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah.

Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami
harapkan demi kesempurnaan karya kami. Semoga karya ilmiah ini dapat membawa
pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang ilmu pengetahuan alam dan
teknologi bagi kehidupan manusia

Kupang,23 Januari 2020

PENULIS

Page i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 .Perumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3.Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB ll..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1.Pengertian erosi...........................................................................................................................3
2.2 macam-macam tipe Erosi..............................................................................................................3
1.Erosi oleh Air.......................................................................................................................................................3
2.Erosi oleh gelombang..........................................................................................................................................5

3.Erosi oleh es..................................................................................................................................5


4.Erosi karena Gravitasi.........................................................................................................................................5
5. Erosi oleh Organisme.........................................................................................................................................5
6.Ablasi...................................................................................................................................................................5
7.Abrasi..................................................................................................................................................................6

2.3 Model Prediksi Erosi.....................................................................................................................7


2.4 Metode Prediksi USLE...................................................................................................................8

BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
3.1.Kesimpulan.................................................................................................................................12
3.2Saran...........................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

Page ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Erosi adalah proses dua tahap yang terdiri dari penguraian massa tanah menjadi
partikel-partikel tunggal, serta pengangkutan partikel- partikel tersebut oleh tenaga-tenaga
erosi, seperti aliran air dan angin dari Morgan (1977 dalam Taryono, 2000).

Erosi merupakan proses geomorfologi, yaitu terlepas dan terangkutnya material bumi
oleh tenaga geomorfologi. Proses geomorfologi tersebut tercakup dalam studi
geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuklahan (landform) secara genetik dan
proses yang mempengaruhi bentuklahan serta menyelidiki hubungan timbal balik
antara bentuklahan dan proses-prose itu dalam susunan keruangan dari Zuidam dan
Zuidam Cancelado (1979 dalam Taryono, 2000). Erosi secara alamiah dikatakan tidak
menimbulkan masalah, hal ini disebabkan kecepatan erosinya relatif sama atau
lebih rendah dari kecepatan pembentukan tanah, erosi demikian disebut dengan erosi
normal (erosi geologi). Aktivitas manusia dalam beberapa bidang dapat mempercepat
erosi, sehingga timbul masalah, yang disebut erosi dipercepat (accelerated
erosion). Akibat dari erosi tersebut adalah :

a.) merosotnya produktivitas tanah pada lahan yang tererosi, disertai merosotnya daya
dukung serta kualitas lingkungan hidup,

b.) sungai, waduk, dan aliran irigasi/drainase di daerah hilir menjadi dangkal,
sehingga masa guna dan daya guna berkurang,

c.) secara tidak langsung dapat mengakibatkan terjadinya banjir kronis pada setiap
musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau (Arsyad, 1981) serta dapat
menghilangkan fungsi tanah menurut Suwardjo (1981 dalam Taryono, 1997).

Mengetahui besarnya erosi yang terjadi di suatu wilayah merupakan hal yang penting
karena selain dapat mengetahui banyaknya tanah yang terangkut juga dapat digunakan

Page 1
sebagai salah satu jalan untuk mencari sebuah solusi dari permasalahan tersebut. Prediksi
erosi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung yaitu melalui model
prediksi erosi. Prediksi erosi yang dilakukan secara langsung menemui banyak kendala,
salah satunya adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan cukup lama. Sehingga
digunakan sebuah model prediksi erosi, model prediksi erosi itu sendiri cukup beragam,
seperti halnya USLE (Universal Soil Loss Equation), ANSWER (areal nonpoint source
watershed environment respon simulation), GUEST (griffith university erosion system
template) dan masih banyak lagi model prediksi lainnya.

Menurut Suripin (2002) USLE dirancang untuk memprediksi erosi jangka


panjang dari erosi lembar (Sheet Erosion) dan erosi alur di bawah kondisi tertentu.
Persamaan tersebut dapat juga memprediksi erosi pada lahan- lahan non pertanian, tapi
tidak dapat untuk memprediksi pengendapan dan tidak memperhitungkan sedimen dari
erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai. Alasan utama penggunaan model USLE
karena model tersebut relatif sederhana dan input parameter model yang diperlukan
mudah diperoleh

1.2 .Perumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu perumusalah masalah sebagai berikut :

a. Pengertian erosi
b. Macam-macam tipe erosi dan model prediksi erosi
c. Apa saja yang terdapat dalam persamaan model Erosi USLE -Ea=RKLSCP

d. Persamaan apa saja yang terdapat pada faktor model Erosi USLE

1.3.Tujuan

a. Mengetaui pengertian dan jenis erosi


b. Mengetahui persamaan model Erosi USLE -Ea=RKLSCP
c. Mampu mengtahui dan menjelaskan persamaan ((rumus) masing-masing faktor
model Erosi USLE

Page 2
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang
membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat
cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi
maupun fisik, atau gabungan keduanya.Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang
mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas
manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan,
perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan
baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman
pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi
alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur
akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman
pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat
membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang
dan penanaman pohon.

2.2 macam-macam tipe Erosi

1.Erosi oleh Air

Erosi ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk:

a) Splash erosion: erosi oleh butiran air hujan yang jatuh ke tanah. Karena benturan butiran
air hujan, partikel-partikel tanah yang halus terlepas dan terlempar ke udara.

Page 3
b) Sheet erosion: erosi oleh air yang jatuh dan mengalir di permukaan tanah secara merata
sehingga partikel-partikel tanah yang hilang merata di permukaan tanah. Permukaan
tanah menjadi lebih rendah secara merata. Erosi ini terjadi bila permukaan tanah
memiliki ketahanan terhadap erosi yang relatif seragam.

c) Riil erosion: erosi oleh air yang mengalir di permukaan tanah dengan membentuk alur-
alur kecil dengan kedalaman beberapa senti meter. Erosi ini terjadi pada permukaan
tanah yang landai dan memiliki daya tahan yang seragam terhadap erosi.

d) Gully erosion: erosi oleh air yang mengalir di permukaan tanah yang miring atau di
lereng perbukitan yang membentuk alur-aluryang dalam dan lebarnya mencapai
beberapa meter, dan berbentuk “V”.

e) Valley erosion: erosi oleh air yang mengalir di daerah perbukitan yang membentuk
lembah-lembah sungai atau lereng-lereng perbukitan. Alur atau lembah berbentuk
berbentuk “V”. Erosi dominan secara vertikal.

f) Stream erosion: erosi oleh air dalam bentuk aliran sungai. Lembah sungai berbentuk
“U”. Terjadi erosi lateral yang makin ke hilir makin dominan dan dapat
membentukaliran sungai bermeander..

g) Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat
menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang. Aliran air ini
sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan
permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul. Pada gambar 8
dapat dilihat bahwa akibat erosi air yang terjadi di El Paso County, Colorado, Amerika
Serikat.

h) Pada dasarnya air merupakan faktor utama penyebab erosi seperti aliran sungai yang
deras. Makin cepat air yang mengalir makin cepat benda yang dapat terkikis. Pasir halus
dapat bergerak dengan kecepatan 13,5 km perjam yang merupakan kecepatan erosi yang
kritis. Air sungai dapat mengikis tepi sungai dengan tiga cara: pertama gaya hidrolik

Page 4
yang dapat memindahkan lapisan sedimen, kedua air dapat mengikis sedimen dengan
menghilangkan dan melarutkan ion dan yang ketiga pertikel dalam air membentur
batuan dasar dan mengikisnya. Air juga dapat mengikis pada tiga tempat yaitu sisi
sungai, dasar sungai dan lereng atas sungai.

2.Erosi oleh gelombang


Erosi terjadi oleh gelombang laut yang memukul ke pantai. Erosi dapat dibedakan
menjadi:

a) Erosi oleh pukulan gelombang yang memukul ke tebing pantai. Pukulan gelombang
menyebabkan batuan pecah berkeping-keping.
b) Abrasi atau corrasi (abrasion / corrasion): erosi oleh material yang diangkut gelombang
ketika gelombang memukul ke tebing pantai.

3.Erosi oleh es
Erosi ini terjadi oleh gerakan massa es dalam bentuk gletser. Gletser dapat menyebabkan
abrasi atau penggerusan oleh material-material yang diangkutnya; dapat menyebabkan
retakan pada batuan karena terurut ketika gletser bergerak.

4.Erosi karena Gravitasi


Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi
yang disebabkan oleh gaya berat massa. Ketika massa bergerak dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah maka terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan massa.
Dalam proses terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan penting karena arus
air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih rendah. Proses
pembungan massa terjadi terus menerus baik secara perlahan maupun secara tiba-tiba
sehingga dapat menimbulkan bencana tanah longsor.

5. Erosi oleh Organisme


Erosi ini terjadi karena aktifitas organisme yang melakukan pemboran, penggerusan atau
penghancuran terhadap batuan. Erosi ini disebut juga bioerosion.

6.Ablasi
Ablasi Adalah Suatu Erosi Yang Dikarenakan Oleh Air Yang Mengalir. Air Yang
Mengalir Tersebut Menimbulkan Banyak Gesekan Terhadap Suatu Tanah Yang Dilaluinya.
Besarnya Gesekan Pada Suatu Tanah Dipengaruhi Oleh Adanya Besarnya Air Yang
Mengalir. Gesekan Tersebut Akan Semakin Besar Apabila Kecepatan Serta Jumlah Air
Semakin Besar. Erosi Ablasi Ini Yang Dikarenakan Oleh Air Yang Mengalir Dibagi

Page 5
Menjadi Beberapa Tingkatan, Sesuai Dengan Tingkatan Kerusakannya, Antara Lain Sebagai
Berikut,

 Erosi Percik (Splash Erosion)

Erosi Percik Adalah Suatu Proses Pengikisan Yang Terjadi Oleh Percikan Suatu Air.
Percikan Itu Berupa Partikel Tanah Didalam Jumlah Yang Kecil Serta Juga Diendapkan
Di Tempat Lain.

 Erosi Lembar (Sheet Erosion)

Erosi Lembar Adalah Suatu Proses Pengikisan Tanah Yang Tebalnya Sama Atau Juga
Merata Didalam Suatu Permukaan Tanah.

 Erosi Alur (Rill Erosion)

Erosi Alur Terjadi Disebabkan Air Yang Mengalir Berkumpul Didalam Suatu Cekungan,
Sehingga Pada Cekungan Tersebut Terjadi Suatu Erosi Tanah Yang Lebih Besar. Alur-
Alur Akibat Erosi Tersebut Dapat Dihilangkan Dengan Melalui Cara Pengolahan Tanah
Biasa.

 Erosi Parit (Gully Erosion)

Proses Terjadinya Erosi Parit Tersebut Sama Halnya Dengan Erosi Alur, Namun
Saja Saluran-Saluran Yang Terbentuk Sudah Dalam, Sehingga Tidak Dapat Untuk
Dihilangkan Dengan Pengolahan Tanah Yang Biasa.

7.Abrasi

Abrasi Adalah Suatu Erosi Yang Disebabkan Oleh Air Laut Ialah Sebagai Hasil Dari
Erosi Marine. Tinggi Rendahnya Suatu Erosi Akibat Air Laut Tersebut Dipengaruhi Oleh
Besar Kecilnya Suatu Kekuatan Gelombang. Erosi Oleh Air Laut Merupakan
Suatu Pengikisan Pada Pantai Oleh Pukulan Gelombang Laut Yang Terjadi Dengan
Secara Terus-Menerus Terhadap Dinding Pantai.

Bentang Alam Yang Disebabkan Oleh Erosi Air Laut, Antara Lain Ialah Sebagai Berikut

 Notch (Takik),

Page 6
 Gua Di Pantai,
 Wave Cut Platform (Punggungan Yang Terpotong Gelombang),
 Tanjung,
 Dan Teluk.
 Cliff (Tebing Terjal),

2.3 Model Prediksi Erosi

Pemodelan erosi tanah adalah penggambaran secara matematik proses – proses


pengahancuran, transport, dan deposisi partikel tanah diatas permukaan lahan. Terdapat
tiga alasan dilakukannya pemodelan erosi, yaitu :

1. Model erosi dapat digunakan sebagai alat prediksi untuk menilai/ menaksir kehilangan
tanah yang berguna untuk perencanaan konservasi tanah (soil conservation planning),
inventarisasi erosi tanah, dan untuk dasar pembuatan peraturan (regulation).
2. Model – model matematik yang didasarkan pada proses fisik dapat memprediksi erosi
dimana dan kapan erosi terjadi, sehingga dapat membantu para perencana konservasi
tanah dalam menentukan targetnya untuk menurunkan erosi, dan
3. Model dapat dijadikan sebagai alat untuk memahami proses – proses erosi dan
interaksinya, dan untuk penetapan prioritas penelitian.

Banyak model erosi yang telah dikembangkan, dimulai dengan USLE, dan beberapa
model empiris lainnya, misalnya RUSLE, MUSLE ( modified universal soil loss equation )
yang dikembangkan atau berpatokkan pada konsep USLE. Beberapa model fisik
dikembangkan setelah USLE, salah satu diantaranya adalah model fisik GUEST (graffith
university erosion system template). Beberapa model erosi untu DAS yang berkaitan dengan
hidrologi yang juga berdasarkan pada konsep USLE adalah ANSWR (areal non – point
sources watershed environment response simulation) yang selanjutnya diperbaiki dengan
model AGNSP atau agricultur non – point sources pollution model.

Page 7
2.4 Metode Prediksi USLE

Salah satu persamaan yang pertama kali dikembangkan untuk mempelajari erosi lahan
adalah yang disebut persamaan Musgrave, yang selanjutnya berkembang terus menjadi
persamaan yang disebut universal soil loss equation (USLE). USLE memungkinkan
perencana memprediksi laju erosi rata – rata lahan tertentu pada suatu kemiringan dengan
pola hujan tertentu untuk setiap macam – macam jenis tanah dan penerapan pengelolaan
lahan (tindakan konservasilahan). USLE dirancang untuk memprediksi erosi jangka panjang.
Persamaan tersebut dapat juga memprediksi erosi pada lahan – lahan.

USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata – rata erosi tanah
dalam jangka waktu panjang dari suatu areal usaha tani dengan system pertanaman dan
pengelolaan tertentu (wischmeier dan smith, 1978). Bentuk erosi yang dapat diprediksi
adalah erosi lembar atau alur, tetapi tidak dapat memprediksi pengendapan dan tidak
memperhitungkan hasil sedimen dari erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai.

Model prediksi erosi USLE menggunakan persamaan empiris sebagai berikut:

A = RKLSCP

Keterangan :

A = banyaknya tanah tererosi dalam t haˉ¹ tahunˉ¹;

R = faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang merupakan perkalian
antara energy hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30 menit (l30),

K = faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks erosi untuk satuan tanah yang
diperoleh dari petak homogeny percibaan standard, dengan panajng 72,6 kaki (22 m)
terletak pada lereng 9% tanpa tanaman;

L = faktor panjang lereng 9%, yaitu nisbah erosi dari tanah dengan panjang lereng tertentu
dan erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22 m) di bawah keadaan yang
identik.

Page 8
C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, yaitu nisbah antara besarnya
erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu
terhadap besarnya erosi dari tanah yang identik tanpa tanaman.

P = faktor tindakan konsevasi tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang
diberi perlakuan tindakan konservasi tanah seperti pengelolaan menurut kontur,
penanaman dalam strip atau teras terhadpa besarnya erosi dari tanah yang diolah
searah lereng dalam keadaan yang identik.

Faktor Erovisitas Hujan (R)

Erovisitas hujan dapat diperoleh dengan menghitung besarnya energy kinetic hujan (E k)
yang ditimbulkan oleh intensitas hujan. Dalam model USLE, R atau El 30 diperoleh dari
hasil perkalian energy kinetic hujan dengan intensitas hujan maksimum selama 30 menit
(l30) atau energy kinetic hujan dari intensitas hujan yang lebih besar 25 mm dalam satu jam
(KE > 1). Untuk menghitung El 30 atau KE > 1 diperlukan data curah hujan yang diperoleh
dari pencatat hujan otomatik.

Faktor Erodibilitas Tanah (K)

Besarnya nilai K ditentukan oleh tekstur, struktur, permeabilitas, dan bahan organic
tanah. Penentuan besarnya nilai K dapat dilakukan dengan menggunakan nomograph atau
rumus wischmeier et al. (1971) sebagai berikut :

Untuk kadar bahan organic > 6% ( agak tinggi – sangat tinggi), angka 6% tersebut
digunakan sebagai angka maksimum.

Penilaian struktur dan permeabilitas tanh masing – masing menggunakan table 1 dan 2.

Page 9
Table 1. penilaian struktur tanah

Table 2. penilaian permeabilitas tanah

Faktor Panjang Dan Kemiringan Lahan (LS)

Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS), dihitung menggunakan rumus sebagai berikut

Rumus tersebut berlaku untuk lahan dengan kemiringan <22%, sedangkan untuk lahan
dengan kemiringan lebih curam digunakan rumus sebagai berikut :

Page 10
Faktor Pengelolaan Tanaman (C)

Pada dasarnya penentuan nilai C sangat rumit/sulit, karena harus


mempertimbangkan sifat perlindungan tanaman terhadap erosivitas hujan. Sifat
perlindungan tanaman harus dinilai sejak dari pengelolaan tanah hingga panen, bahkan
hingga penanaman berikutnya. Selain itu, penyebaran hujan selama satu tahun juga perlu
memperoleh perhatian.

Untuk mendapatkan nilai C tanpa mengurai ketelitian prediksi erosi yang hendak
dicapai dapat ditempuh cara dengan merujuk publikasi yang telah ada sesuai dengan
kondisi Indonesia. Bila untuk sebidang tanah terdapat rotasi tanaman atau cara pengelolaan
tanaman yang tidak tercantum dalam publikasi yang dirujuk, maka dapat ditempuh dengan
memperhitungkan kembali nilai C tersebut berdasarkan nilai – nilai C pada publikasi
rujukan.

Faktor Tindakan Konservasi Tanah (P)

Tindakan konservasi tanah yang dimaksud tidak hanya teknik konservasi tanah secara
mekanis atau fisik saja, tetapi juga berbagai macam usaha yang bertujuan mengurangi erosi
tanah.

Untuk mengetahui teknik konservasi tanah disuatu unit lahan, melalui interpretasi foto
udara dengan skala 1 : 50.000 atau lebih kecil agak sukar. Untuk mengatasi kekurangan
tersebut kiranya uji-medan maupun informasi yang tersedia akan sangat membantu.

Page 11
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Untuk skala plot (petak erosi) dapat digunakan model USLE, sedangkan ukuran petak
kemungkinan dapat sampai 1.000 m² dengan lereng yang mutlak seragam. Selain ukuran skala
lahan, model yang dipilih harus sesuai dengan ketersediaan data dan peralatan pengukuran.
Artinya, pemilihan model dilakukan dengan mempertimbangkan parameter yang diminta untuk
input data model mudah diperoleh dan alat untuk negukurnya tersedia.

3.2 .Saran

Untuk simulasi model dalam perencanaan DAS harus dilakukan dengan


mempertimbangkan nilai erosi yang dapat ditoleransikan penilaian sehingga lahan yang
digunakan tetap lestari dan bila memungkinkan dilakukan aspek ekonomi yang menguntungkan.

Page 12
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I W. S. 2006. Study of Monitoring Land Use Changes and Erosion in the Highland

of Bali (Dissertation). Chiba University. Chiba-Japan.

Amorea, E., C. Modicaa, M.A. Nearingb, and V.C. Santoroa. 2004. Scale E
ect in USLE

http://ruangpertanian.blogspot.com/2014/06/makalah-erosi.htm

Pengertian Erosi, Jenis, Macam, Dampak, Proses & Pencegahan (gurupendidikan.co.id)

Page 13

Anda mungkin juga menyukai