Anda di halaman 1dari 32

GEREJA MASEHI INJILI DI

TIMOR (GBM GPI dan Anggota


PGI) MAJELIS SINODE
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423, Fax. 831182,
E–mail: Infokom.gmit@yahoo.com , info@sinodegmit.org Website: www.sinodegmit.or.id

Nomor : 1366/GMIT/I/F/Des/2020 Kupang, 4 Desember 2020


Lamp. : 1 berkas (Liturgi Dan Bahan Khotbah)
Perihal : Pengantar

Kepada : Yang Terhormat,


1. Ketua Majelis Klasis se-GMIT
2. Majelis Jemaat se GMIT
Masing-masing di -Tempat

Salam kasih dalam Yesus Kristus,


Kami berharap dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera.
Dalam rangka merayakan Natal tahun 2020 dan Tahun Baru 2021, maka kami
mengirimkan bahan pelayanan untuk digunakan dalam pelayanan jemaat. Bahan-bahan
dimaksud terdiri atas liturgi dan bahan khotbah untuk tanggal 24 Desember 2020 hingga
tanggal 1 Januari 2021.
Dalam kondisi penyebaran Covid-19 yang terus meningkat maka kami berharap agar
proses pelayanan memperhatikan dengan sungguh pada SOP perayaan Natal 2020 dan
Tahun Baru 2021 yang telah kami keluarkan.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama kami syukuri dengan
doa dan ucapan limpah terima kasih.

Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor


Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa,
M.Th; Wakil Sekretaris: Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM,
Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis, MM
Lampiran :

TATA IBADAH MALAM NATAL


Kamis, 24 Desember 2020

“Habis Gelap Terbitlah Terang”


(Yesaya 9:1-6)

Penjelasan
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai
masker dan face shield.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan
dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.

PANGGILAN BERIBADAH
Penatua : (menyalakan lilin putih yang berada ditengah 3
lilin ungu dan 1 lilin merah muda yang sudah
dinyalakan sebelumnya)
Saudaraku... Natal kembali menjelang, setelah kita
menghayati kedatangan Kristus dalam Minggu-
minggu Adven. Saat ini kita hayati sebagai momen
kelahiran Yesus yang
telah dikabarkan oleh para malaikat kepada para gembala
sebagai berita sukacita.
Jemaat : Menyanyikan KJ. 96:1, “Di Malam Sunyi Bergema”,
(do=bes, 6 Ketuk)
Di malam
sunyi bergema
nyanyian
mulia
Malaikat
turun
mendekat
dengan
beritanya
“Sejahtera
bagi dunia,
t’lah datang
Penebus.”
Heninglah
bumi
mendengar
nyanyian
yang kudus
Suara 1 : Ya... berita sukacita itu telah kami dengar. Tapi...
benarkah beritanya? Bukankah dunia masih berduka?
Bukankah dosa masih merajalela? Bukankah kegelapan
masih menyelimuti hati manusia?
Suara 2 : Dosalah penyebabnya... dosa berteriak lebih keras di telinga
kita dari pada nyanyian
syahdu tentang kabar baik. Atau memang kita saja yang lebih
suka mendengar dosa sehingga
kabar sukacita yang mulia, kini terabaikan.
Penatua : Karena itu saudaraku, berapa lama lagi kita mau di
dalam kegelapan? Terang Tuhan telah bersinar atas
kita 1agar beban berat dan hidup yang tertekan karena
dosa Hai lihat, hari jadi t'rang, bebanmu ditebus.
tela Tabahkan hati dan dengar nyanyian yang kudus.
h
dite VOTUM & SALAM
bus- Pelayan : Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Nya. Kasih karunia dan damai sejahtera, yang mengalir dari
Jemaat Allah – Sang Bapa, dari Yesus Kristus Tuhan kita, Bayi Natal
: yang kudus, dalam persekutuan bersama Roh Kudus,
Menyanyikan menyertai saudara sekalian.
KJ. 96:4, Jemaat : Dan menyertaimu juga.
“Di Malam
Sunyi NAS PEMBIMBING
Bergema”, Pelayan : Allah telah menjanjikan Mesias yang membawa
(do=bes, 6 pengharapan kepada dunia ini sebagaimana yang telah
Ketuk) disaksikan dalam Yesaya 60:2 :
H Jemaat : “Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan
ai, kekelaman menutupi bangsa-bangsa;
ka tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya
m menjadi nyata atasmu.”
u
ya Jemaat : Menyanyikan KJ. 107:1 “Terbitlah Dalam Kegelapan”
ng (do=c, 2 dan 4 ketuk)
m Terbitlah dalam kegelapan Terang yang maha mulia!
en Hai bangsa-bangsa, mari
an datang, bersama-sama
gg menyembah! Duka nestapa
un akan hilang, kuasa dosa
g menyerah.
b'r Berlalu malam kematian dan fajar hidup merekah
at,
ya
ng
hi
du
p
te
rt
ek
an
,
m
en
da
ki,
su
sa
h
jal
an
m
u,
la
ng
ka
h
m
u
pu
n
pe
la
n,

2
PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Kekasih Tuhan... Dosa telah membuat hidup kita diam dalam kegelapan dan dalam naungan
maut. Tetapi Yesus telah berkata bahwa Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa. Oleh
karena itu, mari merendahkan hati kita dan mengaku dosa di dalam doa …
Penatua : Ya Kristus... ampuni kami yang hidup dengan kebenaran sendiri dan menolak hikmat-Mu
sebagai Penasihat yang Ajaib.
Diaken : Ya Kristus... ampuni kami yang mengandalkan kekuatan sendiri dan mengabaikan jaminan
kekuatan-Mu sebagai Allah yang Perkasa.
Pengajar : Ya Kristus... ampuni kami karena meragukan kasih dan pemeliharaan-Mu yang tak pernah
berubah sebagai Bapa yang Kekal.
Jemaat : Ya Kristus... ampuni kami yang yang membiarkan diri hidup dalam permusuhan dengan
sesama dan alam ini sehingga menentang kehendak-Mu sebagai Raja Damai.
Pelayan : Semuanya telah menjadi beban yang menggelisahkan dan menghimpit kami. Dari kegelapan
hidup ini, kami berseru dan memohon terang pengasihan-Mu. Amin.
Jemaat : Menyanyikan NKB. 10:1, “Dari Kungkungan Malam Gelap” (la=fis, 6 ketuk)
Dari kungkungan malam gelap, Yesus, Tuhan, ‘ku datanglah;
masuk ke dalam t’rangMu tetap; Yesus, ‘ku datanglah.
Dari sengsara, sakit dan aib, masuk dalam kasih ajaib.
Dan kurindukan dosaku raib, Yesus, ‘ku datanglah.
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Dengarkanlah berita anugerah, dari Yohanes 12:46 : “Aku telah datang ke dalam dunia
sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam
kegelapan.”
Jemaat : Menyanyikan KJ. 109:2, “Hai Mari, Berhimpun” (do=g, 4 ketuk)
Terang yang ilahi, Allah yang sejati, t’lah turun menjadi manusia
Allah sendiri dalam rupa insan, sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia, sembah dan puji Dia,
Tuhanmu!
PUJI-PUJIAN (Mazmur 96)
Pelayan : Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!
Laki-laki : Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya,
Perempuan : kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.
Pelayan : Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang
ajaib di antara segala suku bangsa.
Laki-laki : Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat,
Perempuan : Ia lebih dahsyat dari pada segala allah.
Pelayan : Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi TUHANlah yang menjadikan
langit.
Laki-laki : Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya,
Perempuan : kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya.
Pelayan : Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Laki-laki : Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya,
Perempuan : bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!
Pelayan : Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di
hadapan-Nya, hai segenap bumi!
Laki-laki : Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "TUHAN itu Raja!
Perempuan : Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."
Pelayan : Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya,
Laki-laki : biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya,
Perempuan : maka segala pohon di hutan bersorak-sorai
Pelayan : di hadapan TUHAN, sebab Ia datang,
Laki-laki : sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Perempuan : Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
Semua : dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Semua : Menyanyikan NKB. 72:2, “Nama Yesus Berkumandang” (do=g, 9 ketuk)
Nama Yesus bercahaya di segala negeri
Dalam t’rang penghiburan-Nya, pengharapan berseri!
Nama itu mengenyahkan kegelapan dunia
Kuasa dosa dikalahkan oleh nyala kasih-Nya
Reff. Yesus, Kaulah Surya rahmat, Kau kobarkan hatiku
Bersyukur di jalan s’lamat, aku puji nama-Mu!
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN
Penatua : (berdoa & membaca Alkitab dari Yesaya 9:1-6, diakhiri dengan berkata “Demikianlah
sabda Tuhan!”)
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan yang memeliharanya
setiap hari, Maranatha !
Jemaat : Menyanyikan KJ. 473a “Maranatha” do=g 3 Ketuk
Pelayan : Khotbah “Habis Gelap Terbitlah Terang”
PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat Tuhan di segala tempat, marilah kita memperbarui iman percaya kita
dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, demikian: Aku Percaya….
Jemaat : Menyanyikan KJ. 116:4, “Yang Dipuji Kaum Gembala” (do=f, 6 ketuk)
Kristus Raja, Allah kita yang menjadi manusia,
Sungguh layak menerima puji, hormat dan syukur.
PERSEMBAHAN
Diaken : “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya,
lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur” (Matius 2:11) Seperti para majus
yang membawa diri dan menyerahkan persembahan mereka, mari kita membawa diri dan
menyatakan syukur lewat pemberian yang terbaik kepada Tuhan yang telah datang ke dunia, untuk
melepaskan kita dari kegelapan dosa. Mari kita berdoa .....
Jemaat : Menyanyikan PKJ 70:1-2 “S’lamat Datang Kami Ucapkan” (do=d, 4 ketuk)
S’lamat datang kami ucapkan, Tuhan,
Engkau t’lah rela datang didalam dunia.
Tempat mulia indah Engkau tinggalkan, Tuhan,
untuk menyelamatkan umat manusia.
T’rima kasih kami ucapkan, Tuhan,
atas kasih sayangMu kepada dunia
Engkau korbankan jiwa serta ragaMu, Tuhan,
membebaskan manusia yang sarat dosa.
Pembakaran Lilin
(lampu penerang ruang dipadamkan: Pembakaran lilin dilakukan oleh petugas dengan protokol yang ketat (jumlah
orang terbatas, memakai masker, dan menjaga jarak).
P : Allah Yang Mahaagung, kami memuji nama-Mu karena Engkau membuat malam ini menjadi
peringatan akan Kristus yang hadir bagi dunia. Ia hadir untuk memberikan damai sejahtera dan
mengenyahkan ketakutan. Dalam Yesus Tuhan kami, Engkau berkenan menyatakan rahmat dan
pengharapan. Pengharapan yang Tuhan berikan seperti hadirnya cahaya di malam hari. Cahaya Ilahi
yang mengenyahkan kegelapan.
(Pelayan menyalakan lilin kecil dari api yang berasal dari lilin besar. Masing-masing jemaat
menyalakan lilin yang dibawa dari rumah masing-masing. Untuk mencegah penularan Covid, tidak
ada lilin yang diedarkan dari tangan ke tangan. Diiringi nyanyian KJ 92:1-3 “Malam Kudus”)
Malam kudus, sunyi senyap; dunia terlelap.
Hanya dua berjaga terus – Ayah bunda mesra dan kudus;
Anak Tidur tenang, Anak tidur tenang.
Malam kudus, sunyi senyap. Kabar baik menggegap;
Bala sorga menyanyikannya, kaum gembala menyaksikannya:
“Lahir Raja Syalom, lahir Raja Syalom!”
Doa Natal
(dengan diringi instrumen KJ 92, umat menaikkan doa harapan pribadi di hari Natal. Ditutup oleh
doa Pelayan. Setelah doa, lampu penerang ruangan dinyalakan kembali)
PENGUTUSAN
Pelayan : Mari kita berdiri dan dengan sukacita kita mengakhiri ibadah ini dengan menyanyikan
NKB. 205 :1&3, ”Dalam Dunia yang G’lap” (do=a, 4 ketuk)
Jemaat : Dalam dunia yang g’lap karena dosa, banyak jiwa terancam kuasa maut.
Siapa yang mau menyampaikan berita hal kes’lamatan dari Anak Daud?
Reff. “Kuasa t’lah dib’ri padaKu. Kuasa t’lah dib’ri padaKu.
Masyhurkanlah Injil ke seluruh dunia, selalu ‘Ku besertamu.”
‘Kau tak perlu binasa kar’na dosa, Allah telah memb’rikan Anak-Nya.
Orang benar tiada ‘kan binasa, maka masyhurkanlah t’rus Injil-Nya!
Pelayan :
Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu pergi dalam damai sejahtera-Mu sesuai dengan
firman-Mu
Laki-laki : Sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.
Perempuan : Yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa.
Pelayan : Yaitu Terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain, dan menjadi kemuliaan-Mu

BERKAT
Pelayan : “Allah sumber segala pengharapan di dalam Yesus Kristus yang menjadi manusia bagi
penyelamatan kita, menaungi saudara-saudari sekalian, agar di dalam naungan Roh Kudus, kita
berlimpah-limpah dalam pengharapan.”
Jemaat : Menyanyikan KJ 478c“ Amin, Amin, Amin” do=f 4 ketuk

TATA IBADAH NATAL


25 Desember 2020
“Mereka Akan MenamakanNya Imanuel ”
Penjelasan
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan
teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh
sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar gerak liturgi dapat dilakonkan
dengan baik.
PERSIAPAN
...........................................................Saat Teduh....................................................................
PANGGILAN BERIBADAH
.................diiringi instrumen KJ 97” Hai Malaikat dari
sorga...............

Suara 1 : Jemaat yang kekasih ……………..


Natal adalah perayaan
kehidupan. Sang Imanuel hadir
diantara kita
Membawa kehidupan agar manusia dan seisi dunia tidak
binasa. Sang Imanuel datang
Membuka lembaran pengharapan.
Mengajak semua alam raya
bersukaria
Menyambut Sinar Terang di kegelapan hidup
Penyalaan lilin
Suara 2 : Sang Imanuel telah ada diantara kita
Biarlah Ia hidup di hati kita
Sehingga kita memiliki hati dan jiwa yang haus untuk menyembah dan beribadah kepada Tuhan
Jemaat disilahkan berdiri..................
Nyanyian : KJ. 97 : 1 “Hai Malaikat Dari Sorga” do=bes 4 ketuk
Hai malaikat dari sorga, sayapmu
bentangkanlah; nyanyi di seluruh dunia: lahir
Kristus, Rajanya! Sudah lahir Kristus Raja,
mari sujud menyembah!

VOTUM & SALAM


Pelayan : Ibadah Natal saat ini, dikuduskan dalam keyakinan bahwa Kemuliaan Bagi Allah di tempat yang
maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
Kemuliaan bagi Allah datang dan merajai semua orang yang merendahkan hati. Allah Bapa,
Putra dan Roh Kudus memberkati ibadah ini.
(Nyanyian berbalasan KJ. 122 bagian refrain ‘Imanuel’) do=a ketuk
Pelayan : Imanuel, Imanuel, Allah menyertai kita
Jemaat : Imanuel, Imanuel, Allah menyertai kita (duduk)
NAS PEMBIMBING
Pelayan : Membaca dari Matius 1:23
Nyanyian : Kidung Jemaat 240a : 1 ‘Datanglah Ya Sumber Rahmat’
Datanglah, ya sumber rahmat, selaraskan hatiku menyanyikan
Kasih s’lamat yang tak kunjung berhenti.
Ajar aku madah indah, gita balai sorga-Mu.
Aku puji gunung kokoh, gunung pengasihan-Mu.
PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Mari kita berdoa dan mengungkapkan segala kelemahan dan dosa di hadapan Tuhan ………
“Tuhan….. di hari Natal-Mu, seharusnya kami bersukacita karena karya selamat-Mu telah kami
alami. Tetapi kami membuat kehidupan ini berduka karena kami ada dalam rahim
kedagingan dan melakukan apa yang Engkau anggap jahat.
Kami yang memuji, kami yang menghujat
Kami meminta berkat, namun berucap
kutuk Pikir kami hanya tentang diri
Kecurigaan dan kejahatan tersimpan di memori
Tingkah kami kehilangan keelokan sebagai anak-anak Tuhan
Tak ada kemauan melepas ego, tak ada Roh Yusuf
Tak ada kemauan menyerahkan hati, tak ada Roh Maria
Sentuhlah bibir kami ya Tuhan
Biarlah tangisan Betlehem mengajari kami meratapi dosa
Dan hanya dari pada-Mu, kami beroleh kegirangan
Hari ini, esok dan selama-lamanya, mata-Mu tertuju pada kami, sehingga kami beroleh
pengampunan dan kelegaan dengan hati yang aman dan tenteram. Amin”.
Nyanyian : KJ. 93 : 3 ‘Tumbuhlah Tunas Baru’ do=f 1 ketuk
Bunga begitu mungil yang harum dan lembut,
Menghapus dari bumi gelap dan kemelut.
Sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah,
Penebus dunia.
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Sebagai hamba Yesus Kristus saya memberitakan kabar kesukaan kepada setiap orang yang
mengaku dosanya dengan tulus dan ikhlas. Firman Tuhan meneguhkan hati kita menurut Yesaya 57 :
15b ‘Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang
yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati
dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.’
Nyanyian : KJ. No. 94 : 1 ‘Hai Kota Mungil Betlehem’ do=g 4 ketuk
Hai kota mungil Betlehem, betapa kau senyap;
bintang di langit cemerlang melihat kau lelap.
Namun di lorong g’lapmu bersinar T’rang baka:
Harapanmu dan doamu kini terkabullah.
PUJI-PUJIAN
Penatua : Mari berdiri dan berbalasan dalam puji-pujian kepada Allah.
Aku bersukaria di dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan
pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran
Jemaat : Seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan
yang memakai perhiasannya
Penatua : Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan dan seperti kebun menumbuhkan benih yang
ditaburkan
Jemaat : Demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-
bangsa
Penatua : Maka semua bangsa akan melihat kebenaranNya dan semua raja akan melihat kemuliaanNya
Jemaat : Sehingga kita akan menjadi baru dengan nama yang ditentukan oleh Tuhan sendiri
Nyanyian : KJ. NO. 120 : 1 ‘Hai Siarkan di Gunung’ do=g 4 ketuk
Hai, siarkan di gunung di bukit dan di mana jua,
hai, siarkan di gunung lahirnya Almasih!
Di waktu kaum gembala menjaga dombanya,
Terpancar dari langit cahaya mulia. (duduk)
PEMBERITAAN FIRMAN
(berdoa dan membaca Alkitab) Dasar kotbah saat ini diambil dari matius 1:18-25, firman Tuhan berbunyi
demikian:...........diakhiri dengan, “demikianlah Firman Tuhan
Pelayan :“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, dan
ucapkanlah syukur kepada Allah !”
Nyanyian : “Maranatha”
KHOTBAH : “‘Mereka Akan MenamakanNya Imanuel’”
PENGAKUAN IMAN RASULI
Nyanyian : KJ. No. 101 : 1 ‘Alam Raya Berkumandang’ do=g 4 ketuk
Alam raya berkumandang oleh pujian mulia;
dari gunung, dari padang kidung malaikat bergema:
Gloria in excelsis Deo! Gloria in excelcis Deo! (duduk)
PERSEMBAHAN JEMAAT
Dkn : Doa Persembahan oleh Diaken
Jemaat : Menyanyikan PKJ. 72: 1 - 2 ‘Siapa Gerangan, Sang Raja’ do=f 4 ketuk
1. Siapa gerangan Sang Raja yang t’lah lahir?
Ikut petunjuk para malaikat.
Lekaslah cari Sang Bayi di palungan,
Dibungkus lampin; mari melihat!
Refrein …………….
Nyanyikan sorak bergempita bagi Allah!
Sang Juru s’lamat datang ke dunia!
Nyanyikan sorak bergempita bagi Allah!
KelahiranNya membawa damai.
2. Nubuat lama yang dulu disabdakan
Kini ternyata t’lah digenapi.
Sang Raja Damai pembawa t’rang abadi
Sekarang lahir; sorga bernyanyi.

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN DAN BERKAT


Pelayan : Jemaat disilahkan berdiri ……….
Mereka menamai-Nya Imanuel
Nama itu berarti Allah hadir dan hidup di antara kita
Jemaat : Natal selalu di hati kami
Sang Imanuel ada dalam hidup kami, kini dan selama-lamanya
Nyanyian : KJ. 119 : 1 ‘Hai Dunia Gembiralah’ do=d 2 ketuk
Hai dunia, gembiralah dan sambut Rajamu!
Dihatimu terimalah! Bersama bersyukur,
Bersama bersyukur, Bersama sama bersyukur!
BERKAT
Pelayan : Pulanglah saudara-saudari kedalam hidup dan tugasmu dengan menerima berkat Tuhan :
Anugerah Yesus Kristus Tuhan kita, kasih Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus menyertai kamu
dari sekarang sampai selama-lamanya
Nyanyian : ‘Amin’
Amin -- Amin -- Amin
TATA IBADAH SYUKUR NATAL (BAPTISAN KUDUS)
Sabtu, 26 Desember
2020
Thema: Kristus Lahir Untuk Kita, Ia Hidup Sebagai Kita”

Penjelasan
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai
dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian,
pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung,
duduk berjarak, petugas kebaktian memakai masker dan face shield.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar gerak liturgi dapat
dilakonkan dengan baik.

PANGGILAN BERIBADAH
Penatua : Syalom... Selamat pagi, Majelis Jemaat mengucapkan selamat merayakan Natal Tuhan Yesus
Kristus! Kebaktian syukur Natal pagi ini akan dilayani Sakramen Baptisan Kudus untuk
.............anak, yang dipimpin oleh : ..................
...................................................saat teduh diiringi instrumen KJ 123..................................................

Suara 1 : Lonceng natal tiada berhenti


Mengalun indah di dasar hati
Seperti kemarin, lagu malam kudus berkumandang
Saat ini, kekudusan meminta kemauan
Kemauan untuk merenung
Kemauan untuk memeteraikan iman
Kristus sudah lahir untuk kita
Bahkan Dia mau hidup sebagai kita
Dapatkah manusia memaknai arti kelahiran Kristus?
Mari beribadah dalam kesukacitaan.

Pnt : Jemaat disilahkan berdiri dan bersama-sama kita memuji Tuhan dari KJ. 118:1-2,
“Sungguh Mulia”, do=D 4 ketuk
(Orangtua, saksi dan yang dibaptis memasuki ruang ibadah, diikuti oleh pelayan ibadah dan para
presbiter lainnya)
1. Sungguh mulia, berkarunia Hari Natal yang kudus.
Duka berakhir; Kristus t'lah lahir.
Mari bernyanyi dengan merdu
2. Sungguh mulia, berkarunia Hari Natal yang kudus.
Damai ilahi nyata kembali.
Mari bernyanyi dengan merdu!

Votum dan Salam


P : Ibadah ini berlangsung atas pertolongan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi,
J : Menyanyikan KJ 478b “amin”
Amin... amin..... amin
P : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus menyertai
saudara sekalian!
J : Dan menyertai saudara juga. (duduk)

NAS PEMBIMBING
Plyn : Tema Khotbah di Ibadah Syukur Natal ini adalah “Kristus Lahir Untuk Kita, Ia Hidup
Sebagai Kita”:. Tema ini mengingatkan kita, bahwa kelahiran Kristus, Tuhan dan
Juruselamat dunia hanya untuk menyelamatkan manusia berdosa; Dia sangat mencintai
manusia, karena itu Dia mau hidup sebagai manusia di tengah-tengah manusia berdosa.
Yohanes 1 : 14.a, berkata :
J : “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.”
Jemaat : (Menyanyikan KJ. 99 : 1 ‘Gita Sorga Bergema’) do=g 4 ketuk
Gita sorga bergema, “Lahir Raja mulia!
Damai dan sejahtera turun dalam dunia.”
Bangsa-bangsa, bangkitlah dan bersoraklah serta,
Permaklumkan Kabar Baik; Lahir Kristus, T’rang ajaib!
Gita sorga bergema, “Lahir Raja mulia!”
PENGAKUAN DOSA
Pnt : Marilah kita mengakui salah dan dosa kita secara pribadi, serta memohon pengampunan dari
Tuhan. ..................................................... saat teduh.....................................................
Mari kita berdoa : Bapa di dalam sorga. KasihMu melampaui segala kasih yang ada di dunia ini.
Dalam kerendahan dan kesederhanaan Engkau menghampiri kami yang hina. Tapi, kami sering
menciderai kasihMu, menyakiti hatiMu dan sesama kami. Kami melalaikan tugas kami untuk
menjadi sahabat karib bagi-Mu dan sesama kami. Kami melupakan pengorbananMu di dunia
hanyak untuk menebus dosa kami. Kami meluapakan kehadiran-Mu dalam hidup kami. Karena itu
kami mohon, kasihani dan ampunilah kami. Lahirlah di hati ini, jadilah Tuhan bagi hidup kami..
Amin!
Pujian : NKB : 73: 1, “Kasih Tuhanku Lembut”
Kasih Tuhanku lembut! PadaNya ‘ku bertelut
dan ‘ku dambakan penuh: Kasih besar!
Yesus datang di dunia, tanggung dosa manusia;
bagiku pun nyatalah: Kasih besar!
Refrein:
Kasih besar! Kasih besar!
Tidak terhingga dan ajaib benar: Kasih besar!
BERITA ANUGERAH
Plyn : Sebagai hamba Yesus Kristus saya memberitakan bahwa baptisan kudus menyaksikan dan
memetarikan tentang penyucian dosa kita oleh Yesus Kristus. Maka sebab itu kita dibaptiskan
dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus:
Dibaptiskan dengan nama Bapa, menyaksikan dan memeteraikan bahwa ”Allah Bapa telah
mengadakan suatu perjanjian anugerah dan mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya yang
mewarisi kehidupan kekal”.
Dibaptiskan dengan nama Anak, memeteraikan bahwa ”Yesus Kristus menyucikan kita dari segala
dosa kita; kita dikuburkan bersama-Nya ke dalam kematian-Nya tetapi kemudian dibangkitkan
dari antara orang mati dalam kebangkitan-Nya, sehingga kita memperoleh suatu hidup yang baru”.
Dibaptiskan dengan nama Roh Kudus, memeteraikan bahwa ”Roh Kudus akan berdiam dalam
diri kita dengan mengaruniakan suatu hidup baru tiap-tiap hari melalui persekutuan kita dengan
Kristus”.
Menyanyikan NKB : 73: 2 “Kasih Tuhanku Lembut”
Wahai insan, datanglah! Mari sambut kasihNya
ingat akan janjiNya: Kasih besar!
Yesus t’lah memanggilmu, simak suaraNya merdu
dan serahkan hatimu, Kasih besar!
Refrein:
Kasih besar! Kasih besar!
Tidak terhingga dan ajaib benar: Kasih besar!
Pengajaran Baptisan Anak-anak
Plyn : Walaupun anak-anak kita tidak memahami baptisan, tetapi janganlah kita lalai membaptiskan
mereka, sebab Allah telah berfirman kepada Abraham, bapa segala orang percaya, begitu pun
kepada kita dan anak-anak kita: ”Aku akan mengadakan perjanjian anatara Aku dengan engkau
serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu
dan Allah keturunanmu”.
Juga Rasul Petrus pernah menyaksikan itu tatkala ia berkata: ”Sebab bagi kamulah janji itu dan
bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh
Tuhan Allah kita”.
Yesus Kristus menyambut anak-anak kecil yang dibawa kepada-Nya, meletakkan tangan-Nya ke
atas mereka serta memberkati mereka, seperti yang disaksikan Penginjil Markus: ”Biarlah anak-
anak itu datang kepada-Ku, jangan mengahalang-halangi mereka, sebab orang seperti itulah yang
empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa yang tidak
menyambut Kerajaan Allah sebagai seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”.
Sebab itu, anak-anak kecil yang adalah anak-anak Allah dan waris-waris Kerajaan serta perjanjian-
Nya harus dibaptiskan.

PELAYANAN FIRMAN
Pnt : (berdoa dan membaca Yohanes 3 : 1 - 10, diakhiri dengan berkata:)
Demikianlah sabda Tuhan!
Pel : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar sabda Tuhan dan yang memeliharanya, Haleluya!
J : KJ 473a “Haleluya”
Pel : (berkhotbah)
……..Saat teduh………

PENGAKUAN IMAN
Pel : Bersama jemaat Tuhan di sepanjang abad dan tempat, marilah kita bersama-sama bangkit
berdiri dan mengungkapkan pengakuan iman kita dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli
..........
Jemaat : (Menyanyikan KJ. 281 : 1 ‘Segala Benua dan Langit Penuh’) do=d 4 ketuk
[[[[
Segala benua dan langit penuh
Dengan bunyi Nama yang sangat merdu
Penghiburan orang berhati penat
Pegharapan orang yang sudah sesat
Nama itu suci kudus, Siapa belum mengenal Penebus?
(duduk)

PELAYANAN SAKRAMEN BAPTISAN KUDUS

Nasehat dan Pertanyaan


Pel : Saudara-saudari yang dikasihi Yesus Kristus, kamu telah mendengar bahwa Baptisan Kudus
adalah titah Allah sebagai tanda Dia memeteraikan perjanjian-Nya kepada kita dan anak-anak kita.
Sebab itu hendaklah Baptisan dipakai untuk maksud itu dan bukan oleh sebab kebiasaan atau
kepercayaan yang sia-sia.
Saudara-saudari sebagai orang tua dan saksi diwajibkan mengajar anak-anakmu dalam hal ini
apabila mereka berangsur-angsur menjadi dewasa. Supaya menjadi nyata kehendak hatimu
demikian, kami menjemput para orang tua dan saksi berdiri dan menjawab beberapa pertanyaan
yang berikut ini di hadapan Tuhan Allah dan jemaat-Nya:
Apakah kamu percaya, bahwa berdasarkan atas janji Allah, maka anak-anakmu diterima dalam
perjanjian-Nya dan dan sebab itu harus dibaptis?
Apakah kamu berjanji, akan mendidik mereka di dalam iman akan Yesus dan dalam ketaatan
kepada Dia, setuju dengan Alkitab dan pengakuan iman yang baru-baru kita ikrarkan?
Orang tua dan saksi: Ya, kami percaya dan berjanji dengan segenap hati.

Persiapan
Jemaat: Menyanyikan KJ 304:1&4, “Pandang Ya Bapa dalam Rahmat-Mu” do = f, 1 ketuk
(pelayan turun dari mimbar)
1.Pandang, ya Bapa, dalam rahmatMu
kami, umatMu yang berkumpul ini,
membawa anak padaMu di sini dalam percaya akan janjiMu

4.Buatlah dia anakMu penuh


dan namanya yang kini disebutkan
Kautulis dalam Kitab Kehidupan
jadi anggota tubuh PutraMu.
.
Pelaksanaan
Pel : (Berdoa) Ya Tuhan, kami mohon kepada-Mu: Datanglah kiranya Engkau menumpangkan tangan-
Mu ke atas mereka ini, supaya mereka terpelihara dan hidup.
Firman Tuhan berkata: ”Dengan sukacita kamu menimba air dari mata air keselamatan”, Amin.
(Menyebut nama setiap anak yang akan dibaptis; dan setelah itu menyampaikan formula-
uacapan:)
”Aku membaptis engkau dengan nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus.”
(Sesudah semua anak dibaptis ...)
”Tuhan akan menjaga keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya, Amin”.

Jemaat: Menyanyikan KJ 362:1 “Aku Milik-Mu, Yesus, Tuhanku” do = g, 4 ketuk


(Pelayan naik ke mimbar)
Aku milik-Mu, Yesus Tuhan-ku; ku dengar suara-Mu;
Ku merindukan datang mendekat dan diraih oleh-Mu.
Raih daku dan dekatkanlah pada kaki salib-Mu.
Raih daku, raih, dan dekatkanlah ke sisi-Mu Tuhan-ku.
PERSEMBAHAN
Dkn :Marilah kita memberikan persembahan syukur dengan mendasarkannya pada firman Tuhan:
“Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami
berikan kepada-Mu” (1 Taw. 29:14b).
Marilah berdoa: …
Jemaat: Menyanyikan KJ 393:1 “Tuhan Betapa Banyaknya” do=g 6 ketuk
Tuhan betapa banyaknya, berkat yang Kau beri,
teristimewa rahmatMu dan hidup abadi
Trimakasih, ya Tuhanku, atas keselamatanku;
padaku telah Kau beri, hidup bahagia abadi.

DOA SYAFAAT
Plyn : Berdoa Syafaat

PENGUTUSAN
Pelayan : Natal mengajak kita mengingatkan akan kasih Kristus yang berdiam dalam hidup ini.
Natal mengajak kita untuk mempersembahkan anak-anak kita
Supaya kita memberi kesukaan di tengah dunia
Mari kita berdiri.
Jemaat : Menyanyikan KJ 369a:1 “Ya Yesus ‘Ku Berjanji” do=f 4 ketuk
Ya Yesus, ‘ku berjanji setia padaMu;
kupinta Kau selalu dekat, ya Tuhanku.
Di kancah pergumulan jalanku tak sesat,
Kar’na Engkau Temanku, Pemimpin terdekat.
Pelayan : Pulanglah kamu dan arahkan hatimu kepada Tuhan untuk menerima berkatNya :
Kasih Karunia Tuhan Yesus yang sempurna dalam natal ini memberkati kamu, Pengasihan
Allah Bapa yang menciptakan dan memelihara kamu senantiasa menuntun kamu, kuasa Roh
Kudus melimpahkan rahmat baru bagi kamu dan anak-anakmu, sehingga kamu berbuah
damai sejahtera, kini dan selamanya
Jemaat : (Menyanyikan ‘Amin’)
Amin -- Amin -- Amin

............. Saat Teduh ..................

KJ. 101 : 1 ‘Alam Raya Berkumandang’


Alam raya berkumandang oleh pujian mulia;
dari gunung, dari padang kidung malaikat bergema:
Gloria in excelsis Deo! Gloria in excelcis Deo!
TATA IBADAH AKHIR TAHUN
Kamis, 31 Desember 2020

“ALLAH PENYELAMAT KITA”


PERSIAPAN IBADAH
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL dan lagu-lagu lain yang sesuai dengan teologi dan
pengajaran GMIT
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan dan pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk ke rumah
kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung dan duduk berjarak
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat
Semua petugas liturgi sebaiknya melakukan latihan/gladi
Saat teduh pribadi dan doa konsistori

PANGGILAN BERIBADAH
(instrumen “T’rima kasih Tuhan” mengiringi seorang penatua membaca panggilan beribadah sementara
seorang bapak/ibu anggota jemaat berjalan masuk dari pintu utama membawa lilin dengan bertuliskan 2020
dan meletakannya pada tempat yang telah disediakan)
Pnt :Di penghujung hari, menjelang berlalunya tahun 2020, kita ada bersama di rumah Tuhan dalam
persekutuan ini untuk merenungkan perbuatan Tuhan dalam kehidupan kita selama hari-hari yang telah
lalu. Ada suka-duka, tawa-tangis, keberhasilan-kegagalan, silih berganti mewarnai perjalanan hidup kita,
namun kasih setia Tuhan tetap nyata bagi kita.
Jem :Syukur kepada Tuhan, Allah penyelamat!
Pnt :Di penghujung tahun ini, dalam syukur kepada Allah penyelamat kita, kita jujur mengakui bahwa kita
masih berhadapan dengan berbagai tantangan seperti pandemi covid 19 yang kita belum tahu kapan akan
berakhir. Kita juga bergumul dengan kekerasan dalam rumah tangga, fitnah, ujaran kebencian, iri hati,
penyebaran berita yang tidak benar.
Jem :Tolonglah kami, Allah penyelamat!
Pnt :Dalam kasih dan penyelenggaraan Tuhan, patutlah kita bersyukur untuk semua yang terjadi di tahun
2020 ini. Untuk itu marilah mengarahkan hati dan pikiran untuk beribadah kepada Tuhan. Jemaat
dipersilahkan berdiri dan memuji Tuhan dari NKB 5:1 “Seluruh Dunia, Hai Nyanyikanlah” do=d
4 ketuk
Seluruh dunia, hai nyayikanlah: ‘Kau Allahku!
Setinggi langitlah pujian bergema;
pun bumi tak lelah menaikkan sembah.
Seluruh dunia, hai nyayikanlah: ‘Kau Allahku!

VOTUM & SALAM


Plyn : Awal tahun adalah berkat, penghujung tahunpun adalah berkat. Inilah berkat yang sudah kita nikmati
sepanjang tahun 2020 dalam pertolongan Tuhan, pencipta langit dan bumi, yang memelihara
kesetiannya sampai selama-lamaNya dan tidak meninggalkan perbuatan tanganNya
Damai sejahtera Allah menyertai saudara/i.
Jem :Dan menyertaimu juga (duduk)

NATS PEMBIMBING
Plyn :Telah banyak waktu yang kita lalui, dengan banyak peristiwa yang mengisinya. Jika kita masih ada
sampai hari ini adalah baik bila kita mengatakan:
Jem :”Tuhan Hidup! Terpujilah Gunung Batuku, dan mulialah Allah penyelamatku” (Mazmur 18: 47)
Ny : NKB 3: 1 “Terpujilah Allah” do=as 3 ketuk
Terpujilah Allah, hikmatNya besar,
begitu kasihNya ‘tuk dunia cemar,
sehingga dib’rilah PutraNya Kudus
mengangkat manusia serta menebus.
Refrein:
Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar,
bergemar mendengar suaraNya.
Dapatkanlah Allah demi PutraNya,
b’ri puji padaNya sebab hikmatNya.
PENGAKUAN DOSA
Anak :Ya Allah, Tuhan Kami, syukur padaMu oleh karena 365 hari dapat kami lalui karena perkenananMu.
Ketika kami merenungkan perjalanan hidup di hari-hari yang telah kami lalui, siapakah kami, sehingga
Engkau membawa kami sampai dipenghujung tahun ini? Betapa tangan penyertaanMu tak henti-
hentinya menguatkan.
Jem :Terima kasih ya Tuhan
...........saat teduh.......(masing-masing berdoa bersyukur untuk pemeliharaan Tuhan)
Ibu :Dalam syukur tak tehingga ini, kami pun datang dalam pengakuan bahwa banyak hal telah kami lakukan
mengisi hari-hari kehidupan kami. Dari begitu banyak yang kami lakukan ada yang melukai hati suami,
istri, anak-anak, orang tua dan semua itu tentu melukai hati Tuhan. Karena itu kami mohon:
Jem :Kasihani dan ampunilah kami ya Tuhan
..........saat teduh.........(masing-masing berdoa mengakui segala hal yang tidak
berkenan yang dilakukan dan memohon pengampunan Tuhan)
Bapak :Ya Tuhan, Engkau telah memberikan tahun ini sebagai tahun karunia yang berharga, satu tahun yang
berisi sejuta rasa: kadang rasa itu tersimpan menjadi sebuah renungan, namun kadang pula rasa itu
tersimpan menjadi sebuah dendam. Ya Tuhan Engkau mengetahui kedalaman hati kami, apa yang
tersimpan disana. Malam ini dipenghujung tahun 2020, kami mau mengakhiri, kami mau melepaskan
dan mendapatkan pengampunanMu. Amin
Ny :NKB. 13: 1, “O Allahku, Jenguklah Diriku” do=f 6 ketuk
O Allahku, jenguklah diriku,
ujilah hati dan pikiranku.
Aku telah berdosa dan cemar,
sucikan dan jadikan ‘ku benar
BERITA ANUGRAH
Plyn :Bagi setiap orang yang dengan sungguh mengakui dosa di hadapan Tuhan, dengarlah berita anugrah
Allah ”Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi, besar
kesetiaanMu” (Rat. 3:22-23)
(Jemaat berdiri, meletakkan tangan di dada sambil mengucapkan “Damai Allah memberkati”)
Ny : NKB 21:1 “Ku Diberikan Kidung Baru” do=g 4 ketuk
‘Ku diberikan kidung baru oleh Yesus Tuhanku:
irama lagu paling mulia, kidung kasih yang merdu
Reff
Hatiku bersukacitalah, bersukacitalah, bersukacitalah.
Hatiku bersukacitalah di dalam Yesus, Tuhanku.
PUJI-PUJIAN (Jemaat tetap berdiri)
Pnt :Mensyukuri anugrah Allah yang kita terima, mari kita puji nama Tuhan secara berbalas-balasan menurut
Mazmur 116: 12-14
Ny : KJ 395:1, “Betapa Indah Harinya” do=g 3 ketuk
Betapa indah harinya saat kupilih Penebus.
Alangkah sukacitanya, 'ku memb'ritakannya terus.
Reff:
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku. 'Ku
diajari Penebus berjaga dan berdoa t'rus.
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku.
PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt :Memimpin doa, membaca Alkitab menurut Daniel 6:16-29, kemudian berkata “Demikian Firman
Tuhan”
Plyn :Berbahagialah setiqp orang yang memelihara Firman Tuhan dalam hidupnya setiap hari, Haleluya.
Ny :Haleluya...haleluya..haleluya
KOTBAH dengan Tema “Allah Penyelamat Kita”
PENGAKUAN IMAN RASULI
Pln :Bersama-sama mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, di akhiri dengan menyanyikan KJ 376 : 1 “ikut
dikau saja Tuhan” do=d 4 ketuk
Ikut Dikau saja Tuhan,
jalan damai bagiku;
Aku s’lamat dan sentosa
hanya oleh darahMu.
Refrein:
Aku ingin ikut Dikau
dan mengabdi padaMu:
dalam Dikau, Jurus’lamat,
‘ku bahagia penuh!
PERSEMBAHAN
Dkn :Jemaat Tuhan yang terkasih, marilah kita memberikan persembahan syukur kita sebagai tanda ucapan
syukur kepada Allah. Firman Tuhan berkata :”sebab Jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu
akan diterima, kalau pemberian itu berdasarka apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak
ada padamu. Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada
keseimbangan” (II Kor. 8:12-13)
Sebelumnya mari kita berdoa........
Ny : PKJ 148:1 “T’rima Kasih Ya Tuhanku” do=f 4 ketuk
T’rima kasih ya Tuhanku,
atas hari pemberianMu.
Hari baru limpah rahmat
dan dipenuhi oleh kasihMu.
Kaucurahkan pada umatMu,
Kaucurahkan pada umatMu.
PERENUNGAN DIRI & DOA SYAFAAT
Instrumen KJ 417, pelepasan tahun 2020; seorang anak masuk dari pintu utama dengan membawa lilin yang
bertuliskan 2021, pelayan turun dari mimbar memadamkan lilin 2020 dan menerima lilin 2021 dan meletakan di
tempat yang telah disediakan kemudian pelayan memimpin doa syafaat.
Plyn :Cinta Tuhan tidak pernah berkesudahan dalam hidup kita. Ia setia memelihara semua kita sehingga
beberapa saat lagi kita akan mengakhiri tahun 2020 ini. Terpujilah nama Tuhan karena kasih dan
setiaNya. Marilah kita menaikan segala syukur dan permohonan kita dalam doa, kita berdoa.....
PENGUTUSAN
Plyn :Jalan di depan kita masih terbentang jauh. Kita tidak tahu akan seperti apakah jalan yang akan kita lalui.
Adakah kerikil-kerikil tajam yang menyakitkan tapak langkah kita? Ataukah jalan lapang dengan bunga
memekar di sekelilingnya.....? Kita tidak tahu.....Tang kita tahu adalah kita tidak berjalan sendiri.
Jem : Seperti yang Engkau katakan ya Tuhan Yesus “Engkau akan menyertai kami sampai kepada akhir
zaman”. Engkau Allah Imanuel, yang selalu bersama kami.
Ny : PKJ 241:1 “Tak ku Tau kan Hari Esok” do=bes 4 ketuk
Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah, akan masa menjelang;
‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang.
Reff:
Banyak hal tak kufahami
dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini:
Tangan Tuhan yang pegang.

BERKAT
Plyn :Tuhan Allah penyelamat kita telah menopang hidup kita, Tuhan Yesus dengan kasih dan rahmatNya
akan membimbing kita dan kekuatan RohNya yang Kudus menyertai kita sekarang dan selama-lamanya.
Ny :Amin..amin..amin

Saat teduh
Menyanyi KJ no 410 “Tenanglah Kini Hatiku”
Tata Ibadah Tahun Baru
1 Januari
2021
Keluaran 13: 17-22
PERSIAPAN “Berjalanlah Tuhan, bersama kami!”
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan
teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan suhu
tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar gerak liturgi dapat dilakonkan
dengan baik.
PANGGILAN BERIBADAH
.................................Saat Teduh di iringi instrumen KJ 2 Suci, Suci, Suci…...............................
Berdiri
PL1 : Jemaat Tuhan sekalian, pagi ini kita berkumpul dalam suasana bahagia. Tuhan sungguh baik. Kita telah
memasuki hari pertama di tahun yang baru, Tahun 2021. Kita belum tahu apa yang terbentang di depan
kita. Senangkah atau susah? Sehatkah atau sakit? Untungkah atau rugi? Mari dalam ibadah ini kita
menyembah Tuhan, memuliakan NamaNya yang telah menuntun kita melampaui tahun 2020 dengan
segala suka dukanya. Mari juga kita sembah Dia, memohon pertolonganNya untuk hidup di tahun yang
baru.
J : Kami siap menyembah Tuhan dalam ibadah ini.
NYANYIAN JEMAAT – KJ 14 :1-2 “Muliakan Tuhan Allah”
(prosesi Alkitab – Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

J : Muliakan Tuhan Allah, muliakan Tuhan Allah,


muliakan pimpinan-Nya dalam kasih sayang-Nya.
Kami datang kepadaMu, kami datang keadaMu
Bersyukur sebulat hati, kar’na kasihMu besar.
VOTUM
Pel : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, sumber berkat yang Maha Setia!
J : (Menyanyikan “Amin” KJ 476b)
SALAM
Pel : Damai sejahtera Yesus, Sang Alfa dan Omega, menyertai kita!
J : Ya, damai-Nya beserta kita!
Duduk
NAS PEMBIMBING
Pel : membacakan nas pembimbing
J : Menyanyikan KJ. 412 : 1 “ Tuntun Aku, Tuhan Allah” do=g 4 ketuk
Tuntun aku Tuhan Allah lewat gurun dunia
Kau perkasa dan setia, bimbing aku yang lemah
Roti sorga, roti sorga puaskanlah jiwaku
Puaskanlah jiwaku

PENGAKUAN DOSA
PL2 : Mari kita merendahkan diri di hadapan Allah dan mengakui segala dosa kita kepadaNya. Kita berdoa…..
J : Menyanyikan KJ. 30a : 1 “Angin Ribut Menyerang” do=f 6 ketuk
Angin ribut menyerang menggetarkan hatiku;
ombak ganas menerjang; aku lari pada-Mu.
Jurus’lamat, tolonglah dan pandukan bidukku,
hingga aku sampailah di labuhan yang teduh.
BERITA ANUGERAH
Pel : "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru
tiap pagi; besar kesetiaan-Nya! TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada
Nya, bagi jiwa yang mencari Dia."
Demikian berita anugerah dari Tuhan
J : Syukur kepada Allah! (sambil tangan kanan disilang didada dan sedikit menunduk menggantikan salam
damai).
J : Menyanyikan PKJ 138 :1 “ SetiaMu Tuhanku Tiada Bertara” do=d 3 ketuk
Setia-Mu, Tuhanku, tiada bertara, di kala suka, di saat gelap.
Kasih-Mu, Allahku, tidak berubah, Kaulah Pelindung abadi, tetap.
Ref : Setia-Mu, Tuhanku, mengharu hatiku, setiap pagi bertambah jelas.
Yang kuperlukan tetap Kau berikan, sehingga akupun puas lelas.

PUJI-PUJIAN/LITANI AWAL TAHUN (bisa diganti dengan membacakan Mazmur 62 secara berbalasan)
Berdiri
PL3 : Pujilah Tuhan yang telah menciptakan kita dengan kasih-Nya.
J : Pujilah Dia yang setia menjaga, memelihara,
serta membarui kehidupan kita dari waktu ke waktu.
PL3 : Tuhan menggenggam masa lalu, mengendalikan masa kini, serta merancang masa depan bagi kebaikan
dunia.
J : Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya dengan cara yang tidak terselami, namun nyata
kita alami.
PL3 : Tuhan itu Maha Pengasih. Pada-Nya, ada hidup yang sejati.
J : Dari Tuhan, mengalir berkat yang melimpah; di dalam Tuhan, ada hikmat dan cinta; bersama
Tuhan, kita hidup penuh damai dan sukacita.
J : Menyanyikan KJ 13 : 1 “Allah Bapa, Tuhan” do=g 3 ketuk
Allah bapa Tuhan, dimuliakanlah nama-Mu
Allah Bapa Tuhan, dimuliakanlah nama-Mu
Langit bumi citaan-Mu, kami pun anak-anakMu
Datanglah dengan kasihMu.
Duduk

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Pnt : berdoa dan membaca Alkitab Keluaran 13:17-22, demikianlah sabda Tuhan!
PEL : Yesus berkata : berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan. (Matius 5:6)
J : Menyanyikan haleluyah, haleluya, haleluya
PEL : berkhotbah “ Berjalanlah Tuhan, Bersama Kami”
Berdiri
PENGAKUAN IMAN
PL 4 : Bersama gereja Tuhan di sepanjang masa, marilah kita bersama mengikrarkan pengakuan iman rasuli
dalam kata dan nada KJ 280:1-3 “Aku Percaya” do=g 2 ketuk
J : Aku percaya Allah yang kekal, Yang oleh sabda kita kenal,
Bapa pencipta alam semesta, yang mengasihi manusia.
Aku percaya Putra TunggalNya, yang disalibkan di Golgota
Yang dari kubur bangkit dan menang, naik ke sorga dalam terang
Aku percaya pada Rok Kudus, yang mendiami kita terus
Aku percaya g’reja yang esa, ku jadi suci di dalamnya.
Duduk
PERSEMBAHAN SYUKUR
(persembahan umat telah dimasukan kedalam kotak persembahan yang disediakan oleh MJ).
PL5 : Saudara-saudari,“Biarlah kita bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-
perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa
yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan. Biarlah kita mempersembahkan korban syukur, dan
menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!” (Mazmur 107:8,9,22).
Berilah persembahan syukur diawal tahun 2021 ini dengan sukacita!
Mari kita berdoa…..
J : Menyanyikan KJ 295:1-2 “Andai ‘Ku Punya Banyak Lidah” do=f 4 dan 2 ketuk
Andai ‘ku punya banyak lidah, dan punya suara yang besar,
akan kugubah madah indah, dan ‘ku menyanyi bergemar
memuji kasih Allahku yang dicurahkan padaku.
Janganlah diam, hai jiwaku, dan kau, ragaku, bangunlah!
Nyatakanlah kegemaranmu atas berkat, anugerah,
kar’na selama hidupku akan kupuji Allahku.

DOA SYAFAAT
J : Menyanyikan NKB 47b: 1 “T’lah Datang Tahun Baru!” do=d 4 ketuk (berdiri)
T’lah datang tahun baru! Inilah doaku:
Ya Bapa, selamanya anak-Mu bimbinglah.
Semoga kualami sejahtera penuh.
Dan ajar ‘ku selalu pada-Mu berserah.

PENGUTUSAN
Pel : Mari, kita masuki tahun 2021 ini dengan penuh syukur dan iman atas berkat Tuhan!
Jmt : Hidup kita sampai saat ini adalah bukti pemeliharaan Tuhan yang ajaib. Setiap hari baru di tahun 2021
akan kita jalani dalam keyakinan pada penyertaan-Nya yang tidak berkesudahan. Kita melangkah sambil
bersyukur dan bersaksi tentang kebaikan-Nya, yang selalu nyata dalam setiap tapak kehidupan.
Pel : dengan penuh keyakinan pada kuasa Tuhan kita mau berkata
Jem : berjalanlah Tuhan, bersama kami!
BERKAT
Pel : TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera. (Bilangan 6:24-26)
Jem : Amin (PKJ 293)
................................Saat Teduh......................................
Jemaat : Menyanyikan NKB 47b:3 “T’lah Datang Tahun Baru!” do=d 4 ketuk
Di dalam tahun baru hatiku rindulah,
melayani ‘Kau, Tuhan, dan jadi saksi-Mu.
T’lah datang tahun baru! Pintaku inilah:
di bumi dan di sorga ‘Kau, Tuhan, sertaku.
Duduk
Kerangka Khotbah Malam Natal, Kamis, 24 Desember 2020

Tema :Habis Gelap Terbitlah Terang


Bahan Bacaan : Yesaya 9 : 1 – 6

Pendahuluan
Richard Byrd, adalah seorang perwira angkatan laut militer USA. Pada tahun 1934 ia tinggal sendirian di
kutub selatan (Antartika). Selama lima bulan ia hidup dalam kegelapan dan dingin yang membekukan.
Hanya tiga kali sehari, dia keluar dari rumahnya yang tertutup es, dan di tengah kegelapan dia mengukur
tekanan udara. Ketika ditanya mengapa ia pergi dan hidup di tempat yang dingin, gelap dan sunyi seperti
itu? Dia menjawab : “Saya mau hidup dengan hati yang tentram dan damai”.
Namun ia tidak menetap selamanya di sana. Mengapa? Jawabannya adalah karena kegelapan dan
kesunyian bukan jawaban untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian hati. Byrd hanya bertahan
selama lima bulan karena ia tidak mungkin selamanya hidup dalam kegelapan dan kesunyian. Seorang
Byrd membutuhkan terang dan kehangatan.
Penjelasan Teks
Yesaya menyampaikan nubuatan tentang pengharapan tentang seorang penerus kerajaan Daud. Harapan
akan datangnya seorang pemimpin yang diutus Allah merupakan impian bangsa Israel. Mereka belum
menikmati hidup yang semestinya sebagai umat Allah karena penindasan bangsa asing sedang mereka
rasakan. Hal itu dikarenakan pemberontakan terhadap Allah.
Israel digambarkan sebagai bagian dari bangsa yang sedang berada di bawah kekuasaan Asyur.
Penindasan demi penindasan akibat penjajahan telah menimbulkan kepahitan dalam hidup bangsa itu
bahkan jauh lebih berat dari apa yang telah dilakukan oleh raja Benhadad (1 Raja-raja 15: 20). Kegelapan
akibat penindasan bangsa Asyur telah menghilangkan pengharapan dalam diri orang Israel.
Namun Yesaya memberitakan bahwa dalam kekelaman ada terang yang bersinar.. Terang yang
menembus kegelapan dan menerangi lahir dan batin. Terang itu menimbulkan sorak sorai dan sukacita
dan membawa kelepasan seperti seseorang yang dibebaskan dari kuk perhambaan (band. cerita Gideon
mengalahkan orang Midian).
Yesaya menggambarkan sang Mesias sebagai yang berasal dari garis keturunan Daud. Sekalipun
demikian, faktanya kerajaan Israel jatuh 400 tahun setelah Daud wafat (band. 2 Raja-raja 25).
Seorang anak yang disebut Yesaya sebagai Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja
Damai adalah Mesias. Nubuatan itu kemudian tergenapi di dalam Yesus yang datang sebagai pelepas dan
yang menuntun umat Allah kepada sukacita, damai sejahtera, kebenaran dan keadilan. Nubuat tentang
kedatangan Yesus diberitakan lebih dari 2000 tahun sebelum kedatangan-Nya dan itu dilakukan secara
terus-menerus oleh para nabi.
Yang membuat nubuatan Yesaya tergenapi dalam diri Yesus sebagai Mesias terlihat dari kualitas-kualitas
yang ada pada diri Yesus. Hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan dan membuat-Nya solider dengan
manusia mengalami susah dan menderita. Ia adalah Terang yang menerangi kegelapan hidup manusia,
sehingga bagi orang percaya, perjumpaan dengan Yesus menjadikannya hidup dalam terang.
Itulah sebabnya Yesaya mengatakan bahwa Sang Mesias akan diberikan gelar: Penasehat Ajaib, Allah
yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Ay. 6).
Ia bukan berasal dari dunia ini, melainkan berasal dari Allah sendiri dan juga nampak melalui misi-Nya
bagi dunia. Sebagai Mesias, Yesus menjadi Terang bagi umat Tuhan yang membawa terang dan berita
keselamatan Allah kepada semua umat manusia.
Misi Yesus adalah menyelamatkan umat manusia. Karena itu, semua yang tidak berpihak kepada
kehidupan akan berdiri sebagai yang berlawanan dengan-Nya termasuk stigma dan diskriminasi terhadap
sesama.
Aplikasi
Di tengah pandemic Covid-19 kita merayakan Natal. Virus mematikan ini membuat kita seolah tidak
dapat melihat Terang itu hadir. Dalam kerapuhan diri kita sebagai manusia, pandemi Covid-19
mengingatkan kita bahwa hanya dengan komitmen bersama kita dapat bertahan di tengah badai Covid-19.
Sekalipun kita cemas dan gelisah, Tuhan memanggil setiap orang untuk menjadi “Terang” yang
membangkitkan pengharapan. Karena itu, dalam konteks pandemi ini, marilah kita merayakan Natal
dengan memperhatikan pesan firman Tuhan berikut ini :
1. Melihat Terang Kristus dalam solidaritas sosial.
Jika kita mengaku bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dinubatkan oleh para nabi, maka pada
momen natal saat ini hendaknya membuat kita belajar untuk hidup dalam solidaritas terhadap
sesama. Solidaritas sosial menjadi penting untuk membangkitkan pengharapan di tengah
keputusasaan manusia. Merayakan Natal di tengah pandemi, hendaknya mendorong gereja untuk
menjadi gereja yang berbela rasa dengan turut merasakan kesusahan sesama yang terdampak
pandemi ini. Jika biasanya perayaan Natal identik dengan kembang api dan petasan, maka di tengah
krisis seperti ini, hendaknya itu kita wujudkan dengan berbagi sukacita Natal terhadap sesama.
Bukankah masih banyak orang yang membutuhkan masker, sabun untuk mencuci tangan dan
berbagai kebutuhan lain untuk meningkatkan imun tubuh mereka ? Solidaritas diantara sesama
anggota tubuh Kristus diperlukan bukan saja untuk meningkatkan imun tetapi juga untuk menguatkan
iman satu terhadap yang lain, bahkan juga dengan sesama.
2. Terang Allah menolong kita hidup dalam budaya baru.
Masih banyak orang yang tinggal dalam kegelapan pemahamannya sehingga tidak mentaati protokol
kesehatan. Merayakan Natal di tengah pandemi mengharuskan kita mentaati 3 M. Jika jarak sosial
menjadi keharusan dalam berelasi maka kita perlu melihat kembali relasi kita yang secara baru. Yang
terutama bukanlah sentuhan fisik namun hati yang saling menyentuh dalam terang kasih Allah itu
yang kita perlukan. Jika cuci tangan dan memakai masker adalah jalan menghadapi Covid-19 maka
itu harus menjadi ‘terang” yang menerangi keseharian hidup kita. Pandemi ini menghadirkan sebuah
budaya baru dalam kehidupan manusia dan kita perlu beradaptasi dengannya. Dengan kehangatan
dan cinta, semangat merenda kasih-persaudaraan harus tetap kita lakukan walau tanpa sentuhan fisik.
Inilah budaya baru yang harus kita jalani saat ini.
3. Menjadi Gereja Yang Terus Belajar.
Di masa pandemi ini penting bagi gereja untuk terus belajar dan terbuka pada pembaruan. Optimisme
yang perlu dibangun bersama adalah bahwa pandemi ini dapat menjadi momentum terjadinya
transformasi digital, termasuk dalam pelayanan gereja. Kemampuan beradaptasi sangatlah penting
agar kita dapat tetap produktif di masa pandemi. Melayani secara online telah menjadi bagian dari
kenormalan baru yang perlu terus dibudayakan agar kita tetap produktif dan dapat bersaing. Tidak
ada pilihan lain, kecuali perubahan akan melindas kita. Seperti terang yang terpancar untuk
meniadakan kegelapan, demikianlah kehadiran gereja dalam pelayanannya tidak lagi boleh hanya
terkurung dalam tembok-tembok gereja, melainkan mesti terbuka ke segala arah mewujukan misi
Kerajaan Allah bagi dunia.
Penutup
Pada abad pertama masehi, Rasul Paulus menulis bahwa "Dari dalam gelap akan terbit terang!”. Ia
sendiri telah menjadi saksi Sang Terang sudah datang di dalam Yesus Kristus sang Imanuel. Gelap hanya
akan berlalu jika semakin banyak terang yang bersatu untuk mengusirnya.. Marilah kita memancarkan
Terang-Nya kepada dunia ini yang terus berubah ini. Amin (YW)
Kerangka Khotbah Natal, Jumat, 25 Desember 2020

Tema :….. dan Mereka Akan Menamai Dia Imanuel”


Bahan Bacaan : Matius 1:18-25

Pengantar
Allah sertai kita. Pernyataan ini adalah keyakinan yang tidak terbantahkan. Tuhan menciptakan
alam semesta, merawat dan memelihara kita semua setiap hari. Allah beserta kita.
Saya bayangkan, pernyataan ini bisa melahirkan sikap dan tindakan yang berbeda, bahkan saling
bertentangan, terhadap suatu situasi tertentu. Misalnya, dalam menghadapi kewajiban melaksanakan
protokol kesehatan untuk cegah penularan pandemi Covid-19. Ada pertentangan sikap di kalangan orang-
orang yang yakin akan penyertaan Allah. Ada yang bersikap mengabaikan, bahkan mengolok-olok
protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah. Kalau Allah beserta kita, kenapa takut kepada covid-19
dan direpotkan dengan protokol. Dikatakan oleh kelompok ini bahwa jika Anda taat kepada protokol
maka Anda itu tidak beriman. Sebaliknya, ada pemilik keyakinan ini yang menghadapi pandemi dengan
sangat berhati-hati. Orang yang disertai Allah diberi kesempatan untuk mendalami ilmu pengetahuan dan
informasi yang berguna untuk menjaga diri, keluarga dan lingkugan sekitar dari ancaman covid-19.
Penyertaan Allah harus disaksikan melalui kedisiplinan melaksanakan protokol secara ketat. Keyakinan
akan penyertaan Allah melahirkan dua ragam sikap yang bertolak belakang. Sikap abai dan sikap peduli.
Dua pihak yang berkeyakinan tentang Imanuel, yang satu tidak peduli terhadap protokol dan yang lainnya
ketat menerapkan protokol.
Seperti biasa, pada tahun ini Persektuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali
Gereja Indonesia (KWI) menyepakati tema perayaan Natal bersama. Sebagaimana pesan Natal yang
disampaikan oleh dua lembaga gereja tersebut, bahwa tema perayaan natal tahun 2020 diambil dari
Matius 1:23, yaitu “… dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”. Tema ini dipilih dengan
mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lama, dan sampai sekarang belum
ada tanda-tanda pemulihan. Dengan demikian tema Natal ini bermaksud mempertegas keyakinan dan
harapan iman bahwa perayaan Natal menjadi momen untuk menghadirkan tanda penyertaan Allah di
tengah ancaman pandemi.
Pesan Teks
Bacaan kita menceritakan pergumulan sepasang kekasih, Maria dan Yusuf. Kita bisa sandingkan
bacaan kita ini dengan Lukas 1:26-38 tentang dialog antara Maria dengan Malaikat Tuhan.
Kesimpulannya, Maria dan Yusuf bergumul serius terkait kehendak Allah untuk melibatkan mereka
dalam karya keselamatan melalui Tuhan Yesus. Maria adalah kekasih Yusuf. Mereka sudah bertunangan
dan sebentar lagi akan resmi menjadi sepasang suami-istri. Saya bayangkan cinta mereka sedang
merekah. Hari-hari setelah bertunangan dan menjelang pernikahan terasa begitu menggairahkan oleh
asmara, kerinduan dan harapan untuk mendapatkan kasih setia sejati. Maria dan Yusuf sedang
mengalami keindahan hubungan cinta di antara mereka ketika malaikat Tuhan mendatangi mereka dan
menyampaikan suatu perihal yang tidak terbayangkan sebelumnya. Maria telah memutuskan bahwa ia
memberi diri untuk karya Roh Kudus bahwa ia mengalami kehamilan oleh Roh Kudus. Kini giliran Yusuf
mendapatkan kunjungan malaikat. Inti dari maksud kunjungan malaikat adalah untuk menyampaikan
rencana Allah atas keluarga Maria dan Yusuf. Maria akan hamil dan melahirkan sang Mesias dari Allah.
Sebagaimana catatan pada Kitab nabi Yesaya 7:14, hal itu sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya
dan sedang dinanti-nantikan oleh seluruh kaum Yahudi, bahkan oleh semua manusia dan seisi semesta.
Dengan perkataan malaikat pada perikop ini dapat simpulkan bahwa nubuat nabi Yesaya tergenapi. Sang
“Anak dara”, yang dinubuatkan nabi Yesaya pada masa sebelum pembuangan ke Babel, adalah Maria.
Dan sang “Imanuel” tidak lain dari anak sulung dalam keluarga pasangan muda, Yusuf dan Maria.
Malaikat menjumpai Yusuf untuk mengajaknya menjadi bagian dari pelaku dari terwujudnya nubuat nabi
Yesaya tersebut.
Dalam hal, perkunjungan malaikat dalam rangka persiapan kelahiran Tuhan Yesus maka fokus
cerita Injil Lukas berbeda dengan fokus cerita injil Matius. Injil Lukas menyoroti Maria, sedangkan Injil
Matius menyoroti Yusuf. Perbedaan ini terkait dengan latar belakang bahwa injil Matius ditujukan kepada
kalangan pembaca yang dipengeruhi budaya Yahudi, dimana sang ayah adalah kepala keluarga,
bertanggung jawab untuk menentukan keputusan-keputusan strategis dan krusial dalam keluarga. Dalam
hal pertunangan dan rencana pernikahan, si calon suami lebih berhak memastikan apakah hubungan
pertunangan akan berhenti atau berlanjut. Nas kita berkata bahwa Yusuf adalah pria yang tulus hati dan
tidak mau mencemarkan Maria di publik. Ia bermaksud menceraikan Maria secara diam-diam. Mengapa
Yusuf ingin menceraikan Maria? Alasannya, sangat sah bahwa Maria telah hamil, padahal mereka belum
menjadi pasangan suami istri. Pada saat itulah malaikat menjumpai Yusuf dalam mimpi dan meminta
Yusuf agar mengurungkan niatnya tadi. Alasan bahwa anak di dalam rahim Maria bukan anak biologis
dari Yusuf, tidak cukup kuat dihadapan keyakinan bahwa Allah bisa memakai siapa pun dan keluarga
mana pun untuk menjadi alat menghadirkan sang Imanuel.
Sang Imanuel adalah sosok yang dihadirkan Allah di tengah situasi krisis. Sebagai penganut
agama Yahudi, Yusuf tahu cerita tentang nubuat nabi Yesaya. Pada masa itu, umat Yahudi merindukan
kehadiran mesias, dari Allah. Manusia dan segenap semesta mengimpikan kehadiran sang imanuel.
Imanuel berarti Allah menyertai kita. Di tengah kesulitan, Allah tidak akan membiarkan dunia binasa.
Penyertaan Allah adalah jaminan pemulihan situasi krisis akibat persoalan manusia dan alam semesta.
Sebagai seorang penganut agama yahudi, tentu saja Yusuf merindukan penyertaan Allah kepadanya,
kepada bangsa dan dunianya. Perkunjungan malaikat kali ini memastikan bahwa nubuat nabi Yesaya akan
terwujud dan Yusuf menjadi pelaku terwuudnya nubuat itu. Ayat 24 dan 25 mengatakan bahwa Yusuf
berbuat seperti yang diperintahkan malaikat itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya dan
memberi nama Yesus kepada anak yang dilahirkan Maria.
Maria dan Yusuf telah dilibatkan Allah dalam karya penyelamatan manusia dan dunia. Dalam
perspektif nubuat Yesaya maka Maria dan Yusuf dipakai Allah sebagai sarana menghadirkan Imanuel,
Allah menyertai kita. Janji Allah pasti ditepati. Alangkah berbahagianya jika kita pun mendapat
kesempatan untuk menjadi pewujud janji Allah bagi dunia yang Allah kasihi. Seperti halnya Maria dan
Yusuf telah menjadi pewujud janji keselamatan kepada seisi dunia melalui peristiwa kelahiran Tuhan
Yesus.
Aplikasi
Tema natal tahun ini adalah “… mereka akan menamai dia Imanuel”. Ada permainan kata ganti
yang perlu diperhatikan. Kata “mereka” adalah kata ganti orang ketiga jamak. Jika saya yang memakai
kata itu, maka saya tidak tergolong kepada orang-orang yang saya sebut sebagai “mereka”. Itu berarti
sang Imanuel adalah pengakuan universal terhadap kehadiran dan keberpihakan Allah. Siapa pun berhak
memiliki keyakinan itu, bahwa Allah menyertainya. Dengan kata lain ungkapan ini tidak bermaksud
memecah belah, melainkan menimbulkan semangat dan harapan yang sama pada semua orang bahwa
Allah benar-benar sedang menyertai. Lalu bagaimana?
Perikop yang kita baca menginspirasi kita untuk memastikan bahwa berhadapan dengan karya
penyelamatan Allah atas manusia dan alam semesta, kita bukanlah orang yang tanpa peran. Kita bukanlah
keluarga yang pasif. Kita bukanlah umat yang naif, yang hanya bertadah tangan dan minim aksi. Seperti
Maria dan Yusuf, Natal mendatangi dan mengajak kita agar terlibat dalam karya penyelamatan atas dunia.
Benda-benda yang muncul dalam cerita natal, seperti kandang domba, palungan dan kain lampin
adalah tanda kedekatan Tuhan Yesus dengan orang-orang kecil dalam struktur masyarakat Yahudi pada
zaman-Nya. Tidak satu pun orang yang terhalang pandang dan jalan untuk tiba di tempat dimana Yesus
ada, dan mengerjakan apa yang Tuhan Yesus teladankan dan amanatkan. Pandemi ini mengajarkan satu
hal, bahwa perayaan kita harus mendorong aksi menghadirkan normalitas baru dalam kehidupan
bergereja di tengah dunia sekarang ini. selamat merespon perintah Allah untuk menghadirkan harapan di
tengah ancaman pandemi sekarang ini. Allah beserta kita.
Allah sertai kita, itu adalah keyakinan yang mendorong kita untuk bersikap proaktif dan berkarya
tekun tanpa kenal lelah, menghadirkan solusi bagi permasalahan-permasalahan kehidupan sekarang ini,
baik masalah yang lama maupun masalah yang baru. Masalah lama seperti kekeringan sumber air,
ketidakadilan, kemiskinan, masalah stunting, HIV AIDS, masalah narkoba, masalah sampah, masalah
korupsi, dan lain sebagainya. Masalah baru yang sedang menuntut keterlibatan kita adalah pandemi covid
19 yang kini telah menyebabkan resesi ekonomi dengan berbagai dampaknya. Semua masalah itu
bukanlah sedarhana. Dunia ini terlalu banyak masalah yang sangat kompleks dan rumit. Keadaan itu
harus kita akui, harus kita pikirkan, harus kita carikan dan kerjakan jalan keluar.
Yusuf diajak untuk bekerja sama dengan Maria dalam karya penyelamatan yang sedang
dikerjakan Roh Kudus, seperti disampaikan malaikat. Natal dapat kita maknai sebagai jawaban kita
terhadap perintah dan ajakan Allah untuk menghadirkan tanda penyertaan Allah bagi dunia. Kita tidak
dipanggil untuk bekerja sendiri-sendiri. Pandemi Covid-19 mengajarkan kita bahwa untuk mengatasi
virus yang sangat kecil pun kita harus bekerja sama dengan banyak pihak. Natal mengajak kita, sebagai
pribadi dan kelompok, sebagai keluarga dan jemaat, untuk ambil bagian dalam kerja bersama
menghadirkan solusi terhadap berbagai masalah kehidupan. Amin. (NLK).
Kerangka Khotbah Syukur Natal, Sabtu, 26 Desember 2020

Tema : Kristus Lahir Untuk Kita, Ia Hidup Sebagai Kita


Bahan Bacaan: 1 Yohanes 3:1-10

Merayakan Natal dari sudut pandang surat 1 Yohanes, khususnya dalam perikop ini, mau
mengarahkan kita kepada salah satu manfaat agung dari inkarnasi Yesus. Yohanes mengajak pembaca
untuk merenungkan realitas menakjubkan dari anugerah inkarnasi Yesus: "Kita menjadi anak-anak
Allah." Kristuslah yang menyebabkan kita memiliki hak istimewa sebagai anak-anak Allah. Melalui
Kristus pula, kita diberi hak istimewa untuk hidup dengan gelar terhormat itu.
Karena Kristus adalah penentu status kita sebagai anak, itu berarti bahwa tidak semua manusia
adalah anak-anak Allah. Menurut Yohanes, hanya orang yang percaya pada Yesus, yang 100% Allah dan
100% manusia, yang bisa menyandang predikat istimewa sebagai anak Allah. Semua manusia adalah
ciptaan Allah, tapi hanya orang percaya yang layak disebut anak-anak Allah. C S.Lewis: "Anak Allah
menjadi manusia yang memungkinkan manusia menjadi anak Allah."
Menjadi anak Allah adalah anugerah yang ajaib. Melalui ungkapan "Lihatlah" (ayat 1), penulis
mau mengajak pembaca untuk tidak sekedar "melihat", tetapi juga untuk memiliki persepsi yang
sebenarnya terhadap kasih Allah yang besar. Menjadi anak-anak Allah adalah anugerah yang khas, patut
diperhatikan, luar biasa, unik, dan istimewa, yang telah Tuhan berikan kepada kita. Sementara ungkapan
"betapa besarnya" (ayat 1) menyiratkan reaksi keheranan dan kekaguman, saat melihat atau mengalami
kasih Allah yang besar untuk menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya. Obyek permenungan kita yang
utama ialah cinta Tuhan, cinta yang senantiasa mencari kebaikan sejati dari orang yang dicintai. Cinta ini
semakin menakjubkan manakala dibandingkan dengan kejahatan dan dosa orang yang dicintai-Nya.
Meskipun karunia inkarnasi itu begitu indah, namun dunia tidak dapat menerimanya, bahkan
justru membencinya. Sebagian komunitas Yohanes terpengaruh oleh pandangan dunia ini sehingga
meninggalkan iman dan komunitas mereka (2:19). Mereka dipengaruhi paham dominan saat itu yakni
doketisme, cerinthianisme dan proto-gnostik (Marshall dikutip Joslin, 2006:9). Semua paham sesat ini
pada intinya bersatu untuk menyangkal pengakuan kristologi gereja, termasuk inkarnasi Yesus.
Penolakan yang sama juga terjadi di zaman ini, bahkan mungkin lebih marak. Beberapa dekade
lalu, Maurice Wiles misalnya, mengajukan pandangan untuk membebaskan kekristenan dari inkarnasi.
Baginya, iman dan akal tidak mungkin bersatu saat membahas inkarnasi sehingga orang modern yang
rasional akan sulit menerimanya. "Jauh lebih sulit untuk merencanakan garis batas antara akal dan omong
kosong dalam membicarakan misteri Tuhan", demikian Wiles (Gier, 1987). Namun saya lebih setuju
dengan Panenberg yang mengatakan: "Kristologi harus dimulai dari manusia Yesus, meskipun
pengakuannya tidak selalu bisa dibuktikan dengan cukup jelas (Yong, 1992:116).
Penulis 1Yoh sudah mengalami perlawanan ini dalam komunitasnya. Itu sebabnya ia
memperingatkan mereka: “dunia tidak mengenal Dia". Alasan dunia tidak mengenal Dia ialah karena
dunia gagal memahami Allah yang menjadi manusia dalam diri Yesus. Karena itu persetujuan dunia
terhadap iman kita bukanlah syarat penentu kebenaran. Iman kita terhadap inkarnasi Yesus adalah benar,
dengan atau tanpa persetujuan dunia. Sudah tentu dunia akan membenci orang percaya karena prinsip ini.
Namun Yohanes menguatkan pembacanya bahwa pada akhirnya dikasihi Tuhan dan menjadi anak-anak-
Nya jauh lebih penting daripada kebencian dunia.
Maksud Yohanes dengan semua uraian diatas ialah membawa anak-anak Allah untuk tenggelam
dalam pemujaan di hadapan Allah yang menjadi manusia ini, tersungkur di hadirat-Nya dengan syukur
yang tak terhingga atas kemurahan-Nya yang agung itu.
Setelah berbicara tentang doktrin inkarnasi yang menjadikan orang percaya menjadi anak-anak
Allah, Yohanis beralih ke topik yang berbicara tentang pengaruh previlege itu dalam perilaku hidup
sehari-hari (ayat 3-10). Renungan ini hanya akan menekankan beberapa hal.
“Menaruh pengharapan ... menyucikan diri (ayat 3):” Menjaga kemurnian diri adalah bukti
otentik dari orang yang memiliki pengharapan. Semakin dia berharap pada Allah, semakin dia sadar akan
kebutuhannya untuk membersihkan dirinya dari semua kegelapan moral. Banyak orang percaya terpaksa
meninggalkan iman karena tidak kuat lagi menghadapi tekanan hidup. Mereka terjerumus dalam dosa saat
terpuruk dalam situasi buruk yang dialami.
Namun ajaran Yohanis ini mengingatkan kita untuk tetap menaruh harapan akan masa depan yang
baik. Berdosa di saat kesulitan tidak akan menciptakan suasana yang lebih baik. Justru sebaliknya, itu
dapat menghancurkan kita dan orang lain, atau malah lebih memperburuk situasi yang memang sudah
buruk.
Apakah dengan demikian anak-anak Allah adalah "Manusia Super" yang dapat mengatasi segala
sesuatu? Atau yang tetap kokoh dalam badai hidup? Tentu tidak. Mereka hanyalah orang-orang yang
selalu berharap pada Tuhan dan berjalan dengan meyakini firman-Nya: "Segala perkara dapat kutanggung
di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13).
“Menaati hukum Tuhan ... tidak berdosa" (ayat 4): Dosa adalah tragedi terbesar di seluruh
alam semesta. Ini sebenarnya adalah pemberontakan melawan Tuhan. Ungkapan pelanggaran hukum
menyatakan sifat dasar dosa. Itu adalah penolakan yang sengaja terhadap kehendak Tuhan dan
menggantinya dengan kehendak iblis.
“Misi Yesus ... menghapus dosa" (ayat 5,9): Yesus datang untuk menghapus dosa dunia (ay. 5).
Penghapusan itu dilakukan dengan membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis (ay. 8). Bila orang percaya
berdosa, itu bertentangan dengan misi Kristus tersebut. Bila mereka masih bertahan terhadap praktek
dosa, itu menunjukkan bahwa mereka buta terhadap tujuan Kristus. Atau yang lebih ekstrim ialah mereka
dengan sengaja mencela dan menolak maksud kedatangan Kristus ke dunia.
"Kebenaran ... dua jenis kemanusiaan" (ayat 10) kualitas moral dan perilaku seseorang
memgungkapkan 2 jenis kemanusiaan yang berbeda. Yohanes menulis perbedaan tingkah laku mereka
dan dengan demikian membentuk status kekerabatan mereka, entah itu menjadi anak Tuhan atau Iblis.
Praktek kebenaran tidak membuat seseorang dibenarkan. Pembenaran adalah anugerah Allah
semata. Namun kebenaran yang dipraktekkan seseorang menunjukkan orientasi batinnya. Ini menjelaskan
kebiasaan hidup, prinsip yang berlaku dalam hidup seseorang. Melakukan kebenaran disini juga bukan
hanya suatu tindakan, tapi serangkaian tindakan yang membentuk kehidupan.
Gaya hidup seperti itu tidak menghasilkan kelahiran baru tetapi merupakan bukti bahwa seseorang telah
dilahirkan dari Allah. Realitas keanggotaan seseorang dalam keluarga Allah diungkapkan kepada orang
lain melalui praktek kebenaran.

Aplikasi
Natal menunjukkan bahwa kasih Allah bagi kita tidak hanya dalam teori atau gagasan. Allah
adalah realitas daging dan darah yang dapat dilihat, didengar, dan disentuh. Karena itu, tantangan
perayaan Natal adalah membiarkan hal yang sama terjadi pada iman kita. Status kita sebagai anak-anak
Allah tidak bisa hanya menjadi doktrin kita. Itu harus menjadi daging dalam hidup kita. Ia harus
melompat dari halaman-halamarn Alkitab dan menjadi daging dalam cara kita menjalani hidup,
pekerjaan, rumah tangga, pacaran, sekolah dll.
Yohanes ingin agar status sebagai anak-anak Allah yang memiliki relasi dengan Tuhan yang
dalam, intim, dan pribadi itu, harus mengubah cara hidup kita. Status yang otentik itu, mesti mengubah
perilaku kita sedemikian rupa sehingga kita menaati perintah-perintah sebagai buah dari iman. Itu berarti
iman menjadi daging di dalam kita. Teori menjadi praktik dan pengalaman. Itu mengubah cara hidup,
aktifitas dan keberadaan kita. Salam Natal (Pdt. JAM)
Kerangka Khotbah Akhir Tahun, Kamis, 31 Desember 2020

Tema : Allah Penyelamat Kita


Bahan Bacaan : Daniel 6:16-29

Pengantar
Harus diakui bahwa di tahun ini kita mengalami tekanan hidup yang amat berat. Mungkin kita
masih ingat tentang bagaimana harapan kita di awal tahun ini. Harapan untuk menyelesaikan studi,
harapan akan menikah, mengembangkan usaha, mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang stabil,
meningkatkan karier, mengubah hidup agar lebih baik, lebih teratur, lebih disiplin, lebih sejahtera, dst.
Apakah harapan-harapan itu berlangsung mulus? Mungkin tidak, karena pandemi covid-19 memberi
tantangan yang tak terduga. Bisa jadi studi menjadi terlantar. Siswa dan orang tua mengeluh, pemerintah
dan pelaku pendidikan pada semua level kebingungan mencari bentuk adaptasi yang sesuai dengan
protokol kesehatan. Banyak tenaga kerja yang mengalami putus hubungan kerja (PHK). Bukannya
peningkatan karier, malah kehilangan pekerjaan. Bukannya memperluas usaha malahan bangkrut.
Segalanya menjadi berbalik. Harapannya, hidup menjadi lebih sejahtera; kenyataannya, kualitas hidup
menurun drastis karena berbagai macam pembatasan sehingga pendapatan berkurang. Tingkat kesehatan
ibu dan anak menurun drastis akibat krisis pangan. Tingkat kekerasan, bahkan perceraian dalam rumah
tangga meningkat di masa pandemi. Pandemi Covid-19 menjadi momok yang menghantam seluruh
kapasitas kita untuk hidup dan berkembang sesuai harapan. Ini tahun yang berat, teramat berat.
Di awal tahun ini kita dikejutkan dengan informasi yang merebak tentang virus corona. Mulanya
kita mendengar nama-nama yang tak lazim sama sekali. Misalnya, Wuhan, virus Sars 2 yang kemudian
lebih dikenal dengan Corona. Virus itu makhluk yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, maka
siapa peduli. Ternyata Virus ini seperti terbang begitu cepat, dan tiba-tiba sudah ada begitu dekat dengan
kita, malah sangat mengancam. Kita tidak berdaya membasminya, hingga melahirkan situasi pandemi
yang melahirkan dampak yang sangat dahsyat pada semua bidang kehidupan.
Apakah betul bahwa kita sungguh tidak berdaya atau dibuat tidak berdaya dengan situasi sulit di
tahun ini? Apakah Tuhan lipat tangan dan tidak mendengarkan keluhan dan permohonan kita? Apakah
iman kita makin rapuh kalau pertemuan-pertemuan pun diatur jaraknya, bahkan beribadah pun harus
dilakukan di rumah saja, dan meninggalkan persekutuan di gedung gereja? Berbagai tantangan hidup
selama tahun 2020, baik itu masalah kesehatan, kesejahteraan, persiapan masa depan, bahkan kehidupan
iman kita dapat menjadi cerminan betapa Allah bekerja di tengah situasi sulit selama masa pandemi ini.
Latar Belakang Cerita
Daniel adalah salah satu dari beberapa orang muda dari negeri Yehuda yang turut diangkut ke
pembuangan di Babel. Ada 3 orang teman sebangsa yang selalu bersama dengan Daniel, yaitu Hananya,
Misael dan Azarya. Mereka itu orang muda yang tidak bercela, yang berperawakan baik, yang memahami
berbagai hikmat, memiliki banyak ilmu pengetahuan, orang-orang yang cakap bekerja (1:3-4). Nama-
nama ini sangat menarik. Daniel dalam Bahasa Ibrani berarti “Allah adalah hakimku”. Hananya berarti
“Tuhan menunjukkan rahmat”. Misael berarti “siapa gerangan seperti Allah”. Azarya berarti “Tuhan
menolong”. Empat nama itu sangat menarik karena menonjolkan pesona Allah yang hebat. Sayangnya,
Nama-nama yang indah dan sarat makna itu tidak ingin disebut oleh kaum penjajah. Di pembuangan
nama mereka dirubah. Daniel dirubah menjadi Beltsazar, Hananya dinamai Sadrakh, Misael dinamai
Mesakh, dan Azarya dinamai Abednego (1:7). Nama 4 orang muda itu menunjukkan ciri iman mereka
kepada Yahweh. Di negeri pembuangan nama mereka dirubah sehingga mengaburkan pesona Allah yang
terlukis pada nama-nama itu.
Selama masa pembuangan di Babel (589 – 539 SM) umat Yehuda mengalami kehidupan yang
tidak mudah. Sehari-hari kebebasan mereka dikekang, bahkan makanan dan minuman pun diatur. Hal itu
sangat bertentangan dengan kebiasaan mereka hidup di Palestina, tanah air mereka. Tradisi iman mereka
terancam karena mereka dilarang menyembah Yahweh, Allah mereka.
Daniel dan ketiga kawannya ini mendapat kesempatan untuk tinggal di dalam istana raja
Nebukadnesar. mungkin dalam bayangan kita, di istana itu mereka hidup enak dan memiliki kuasa. Tidak
demikian. Justru dengan berada di dalam istana, segala aktivitas mereka di awasi. Sedikit saja melakukan
kesalahan maka mereka segera mendapat hukuman. Hal lain yang turut mempengaruhi iman mereka
adalah ada perintah supaya sang raja bukan saja dihormati sebagai sang penguasa tetapi juga harus di
sembah sebagai tuhan/ilah/dewa. tentu saja aturan ini mengoyak posisi iman Daniel yang mengakui
bahwa hanya Allah Yahwe yang patut disembah. Daniel dan kawan-kawanya memiliki keteguhan hati
untuk melawan segala bentuk penyangkalan iman kepada Allah. Di satu sisi mereka terancam oleh karena
iman, tetapi di sisi lain Allah berpihak kepada setiap orang yang berkomitmen menjaga imannya
sekalipun hukuman mati harus menjadi ganjaran atas ketidaktaatan kepada Raja.
Daniel memperlihatkan kinerjanya yang sangat baik sebagai pegawai istana. Ia bekerja dengan
teliti, rajin dan jujur. Prestasinya menakjubkan, karena itu raja Darius berniat memberinya tanggungjwab
atas seluruh kerajaan. Rencana ini mendatangkan kecemburuan dan kebencian diantara sesama pejabat
tinggi istana. Ada pejabat negara yang tidak nyaman melihat prestasi dan kedudukan Daniel. Mereka
menyiapkan rencana licik untuk menjebak Daniel guna memangkas kariernya. Memang tidak mudah
menemukan celah untuk menjebak Daniel sebab seluruh tugas dan tanggungjawab dalam istana
dikerjakan dengan baik. Kendala bagi Daniel hanya satu, yaitu ia tidak bisa menyembah raja sebagai
tuhan. Ketaatan kepada Allah Yahwe tidak dapat digadaikan untuk kenyamanan, kekuasaan atau apa pun.
Daniel tetap menyembah kepada Allah Yahwe, sekalipun disekelilingnya semua orang menyembah Raja.
Daniel menyadari bahaya yang menanti sebagai konsekwensi dari komitmen iman kapada Allah, yaitu
dijebloskan ke dalam gua singa. Ia sadar bahwa aturan ini adalah jebakan bagi mereka yang beriman
kepada Allah. Raja Darius terlambat mengetahui akan hal itu. Ia sangat sedih ketika Daniel
membangkang atas aturan yang sudah dikeluarkannya. Sesuai peraturan yang berlaku maka Daniel harus
dijebloskan ke dalam gua singa. Semua petinggi istana senang sebab jebakan mereka berhasil. Daniel
akan dihukum. raja tidak mungkin menarik kembali maklumat yang sudah dikeluarkan.
Pesan Teks
Nas kita bercerita bahwa Daniel dijebloskan ke gua singa atas dasar permufakatan jahat atau
persekongkolan orang-orang yang cemburu dan tidak bisa menerima perbedaan. Tak dapat disangkali
bahwa daerah di mana Daniel hidup dan tempat di mana Daniel bekerja adalah wilayah dengan orang-
orang yang beragam. Daniel adalah seorang muda dari Yehuda, di sekitarnya ada banyak orang Babel.
Raja Darius adalah penguasa Persia yang berasal dari negeri Media. Di Babel, Daniel adalah orang
buangan, yaitu kaum yang dipaksa ke Babel untuk bekerja bagi kepentingan penguasa dan masyarakat di
sana. Bagaimana pun, prestasi kerja yang baik menyebabkan karier Daniel begitu memukau. Raja Darius
adalah sosok raja yang toleran terhadap perbedaan di dalam masyarakat yang dipimpinnya. Ia terkesan
dan sangat mengharapkan kehadiran Daniel sebagai bagian dari sutruktur birokrasi kerajaan. Hanya saja,
banyak pejabat tidak toleran terhadap perbedaan. Mereka tidak bisa menerima Daniel sebagai pejabat
tinggi negara karena perbedaan kebangsaan dan keyakinan. Kaum buangan dilihat sebagai kaum yang
layak ditindas dan tidak layak memerintah atau mengatur. Perbedaan keyakinan dipakai sebagai cela
untuk menekan dan menjebak Daniel. Dijebolskannya Daniel ke lubang singa menjadi tanda keberhasilan
jebakan yang dipakai.
Cerita Daniel dapat disandingkan dengan cerita Yusuf yang dibuang ke dalam sumur oleh
saudara-saudara yang cemburu dan membencinya. Sumur adalah tempat yang mematikan. Tak ada
makanan di ruang yang pengab, gelap dan tanpa sesama yang dapat menolong. Dibandingkan dengan
lubang sumur, lubang singa lebih mematikan. Singa dan matahari adalah lambang kekaisaran Persia.
Daniel dimasukkan ke dalam lubang singa yang sedang kelaparan. Hal itu bukan hanya menjadi tanda
hukuman atas kesalahan atau kejahatan terhadap hukun kekeisaran, tapi juga tanda dari nasib buruk yang
dialami oleh bangsa lain yang melawan kedigjayaan Persia. Bahkan penyesalan raja Darius tidak bisa
merubah atau pun meringankan konsekwensi hukum yang harus diberlakukan atas Daniel dkk (ay.19).
Cerita nas kita tidak berhenti pada keberhasilan orang-orang yang cemburu terhadap prestasi baik,
juga tidak berhenti pada keputus-asaan menghadapi jebakan dahsyat ataupun penyesalan orang-orang
yang bersimpati terhadap para korban politik, seperti Daniel. Nas kita berakhir dengan kemenangan
Daniel dari konspirasi jahat dan skenario ancaman para pembenci yang menghendaki kematian orang-
orang baik dengan prestasi yang memukau. Singa-singa lapar tidak memangsa Daniel. Semalam suntuk
mereka dilindungi Tuhan. Ancaman kematian berubah menjadi ajang persahabatan antar sesama ciptaan
(banding 11:6). Perikop kita berakhir dengan pengakuan atas universalitas Allah. Allah hadir, tidak
hanya di Yerusalem yang selama ini menjadi arah penyembahan Daniel. Allah hadir di Babel. Allah ada
bersama para korban di lubang singa. Allah menyelamatkan manusia di mana pun, dari ancaman apa pun.
Aplikasi
Jika kita menempatkan diri sebagai orang yang hadir dan bersimpati kepada Daniel pada masa itu,
mungkin kita akan bertanya, di mana Tuhan dalam situasi krisis yang dialami Daniel? Kalau Tuhan
berkuasa, mengapa Daniel dibiarkan begitu saja hingga hukuman yang mematikan itu berlangsung?
Kita punya harapan yang sudah ada di awal tahun ini, yang sampai sekarang belum sepenuhnya
tercapai. Kita sedang bergumul dengan berbagai kesulitan, mungkin juga putus asa dan bertanya, “Allah
ada di mana?
Tuhan ada di mana saja. Di Yerusalem, di Babel, di padang yang berumput hijau, juga di padang
belantara dan di lubang singa. Sekarang, kita ada di ujung tahun 2020, Tuhan sedang ada dengan kita, dan
sedang menyelamatkan kita, tanpa kecuali, tanpa syarat dan ketentuan. Tuhan ada dengan para medis
yang bekerja untuk penyembuhan korban pandemi, Tuhan ada dengan keluarga-keluarga yang sedang
bergumul untuk pemulihan mereka yang terinveksi virus. Tuhan beserta pemerintah dan satgas yang
sedang berusaha menekan laju pertumbuhan dan penularan virus Corona. Tuhan berpihak kepada para
korban kesewenangan dan menuntun singa-singa lapar agar tidak memangsa orang-orang baik yang
sedang bekerja dengan nurani yang tulus dan dedikasi kemanusiaan yang luhur.
Dari kisah Daniel kita belajar tentang karakter kemanusiaan yang tulus, tekun dan setia dan
terbuka untuk merangkul perbedaan. Statusnya sebagai orang buangan tidak mengendorkan semangatnya
untuk bekerja dengan sangat baik dalam sistem pemerintahan kekaisara Persia. Imannya aktif melahirkan
karya yang memukau dan menenangkan bahaya yang mengancam. Sosok Daniel mendorong kita sebagai
umat Allah untuk bergandengan doa dan karya bersama semua yang sedang berkarya aktif merawat
kehidupan dan menumbuhkan harapan bahwa badai akan berlalu dan masalah akan teratasi bersama
Tuhan yang sedang memelihara semesta. (EH & NLK)
Kerangka Khotbah Tahun Baru, Jumat, 1 Januari 2021

Tema : Berjalanlah Tuhan Bersama Kami!


Bahan Bacaan : Keluaran 13: 17-22

Pengantar
Hari ini adalah tapak pertama dari langkah kita di tahun 2021. Ada banyak tanya dalam benak,
apakah yang akan terjadi 12 bulan kedepan, bahagia atau penderitaan? Susah atau senang? Keberhasilan
atau kegagalan? Tentu semua itu masih misteri. Misteri inilah yang kadang membuat kita enggan dan
takut untuk berjalan maju, apalagi kita baru saja melewati tahun 2020 dengan sejumlah krisis. Yang
paling terasa adalah Pandemi Covid-19 yang melahirkan krisis diberbagai bidang kehidupan, termasuk
gereja. Perjalanan yang demikian, membuat kita teringat akan NKB 173: “Melewati lembah air mata,
jalanku gelap dan ngeri, Tuhan pimpinan-Mu kudambakan, ku tak dapat maju sendiri..”.
Perjalanan melewati tahun penderitaan serta memasuki tahun yang baru yang penuh tantangan dan
harapan adalah juga gambaran perjalanan Israel yang keluar dari tanah perbudakan. Mereka tidak tahu
apa yang akan terjadi di depan mereka, apakah akan lebih sulit dari kehidupan perbudakan di Mesir atau
tidak. Tapi yang mereka tahu mereka sudah keluar dari satu kesusahan dan akan melanjutkan perjalanan
yang membuat mereka semakin dekat dengan tanah perjanjian yang penuh pengharapan. Perjalanan
panjang dan memutar bersama Allah adalah bagian dari proses pendewasaan bagi Israel. Pilihan rute
perjalanan panjang yang mereka lalui, bukanlah hal yang mudah. Namun demikian, kita juga sadar bahwa
dalam sebuah perjalanan hidup, yang utama bukanlah soal pilihan rute panjang atau yang pendek,
melainkan penyertaan Tuhan lah yang mesti menjadi yang utama. Sering kali kita berdoa meminta
penyertaan Tuhan, dengan berpikir bahwa kalau Tuhan menyertai maka semua akan baik, indah dan
mulus. Gambaran bahwa penyertaan itu berarti tanpa hambatan banyak mewarnai anggapan manusia
tentang "penyertaan Tuhan". Bacaan hari ini justru membawa kita pada pemahaman baru tentang
penyertaan Tuhan dalam hidup.
Tafsiran
Ayat 17-18, mengambarkan bahwa setelah terbebas dari perbudakan ratusan tahun di Mesir, bangsa Israel
mulai berangkat menuju Tanah Perjanjian. Namun Allah tidak langsung membawa mereka ke sana. Dia
“tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat”
(Kel. 13:17). Allah justru mengarahkan mereka ke jalan yang sulit melalui gurun pasir. Menurut
ensiklopedi Alkitab setidaknya ada 3 rute terdekat yang bisa ditempuh bangsa Israel untuk mencapai
tanah Kanaan. Rute-rute itu merupakan rute yang biasa digunakan orang-orang pada masa itu untuk
bepergian. Akan tetapi Tuhan tidak menggunakan rute yang telah ada, Dia membawa bangsa Israel
menuju ke arah Selatan, ke padang gurun sehingga waktu yang diperlukan untuk ke tanah Kanaan lebih
lama dari yang seharusnya. Tentunya semua itu bukan tanpa alasan. Israel selama 430 tahun menjadi
budak, ada dalam keadaan tertindas, mental mereka tentu bukan mental seorang prajurit, tapi mental
seorang budak. Walaupun mereka berjalan dalam formasi perang, tapi mereka belum siap untuk
menghadapi peperangan. Tuhan bisa saja memimpin mereka melalui tanah Filistin, menghabiskan orang-
orang Filistin tanpa orang Israel perlu turun tangan. Tapi hal itu tidak akan membentuk orang Israel
menjadi lebih baik. Mental mereka akan tetap merupakan mental budak. Masa pengembaraan di gurun
pasir menjadi sarana untuk mengajar dan mendewasakan umat yang telah Dia panggil untuk mengikuti-
Nya.

Ayat 21-22, menggambarkan bahwa melewati padang gurun selama empat puluh tahun bukanlah masa-
masa yang mudah, namun disitu Tuhan menunjukan kasih dan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya; Ia
berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada
waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.
Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan
bangsa itu. Artinya Tuhan ada dalam setiap langkah umat-Nya, siang dan malam.
Aplikasi
Proses perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Kanaan ternyata kontras dengan kehidupan kita dewasa
ini. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering didorong untuk memilih yang serba cepat, lancar, instan dan
tanpa kesulitan. Akibatnya kita sering mengukur keberhasilan dari seberapa cepat, mudah untuk
mencapai tujuan dan bukan pada proses mencapai tujuan. Hari ini kita bersama berefleksi dari perjalanan
Israel dan perjalanan hidup kita ditahun yang lalu, saat kita dihantam oleh berbagai krisis akibat pandemi
global, yang mengubah arah perjalanan hidup, darisana kita belajar bahwa terkadang jalan Tuhan berbeda
dengan jalan manusia, kadang kita kesulitan untuk memahaminya. Tetapi kita juga mesti belajar untuk
percaya, bahwa jalan Tuhan adalah yang terbaik bagi kita. Tuhan menghendaki umat-Nya
berkualitas. Karena itu tidak ada jalan pintas untuk sesuatu yang berkualitas. Betapa sering kita
mengabaikan hal ini. Melakukan sesuatu secara instan, terburu-buru, serta mengabaikan proses, termasuk
dalam kehidupan bergereja kita.

Karena terkadang kita mengambil jalan pintas serta menganggapnya sebagai cara terbaik
menghemat daya dan energi yang kita miliki. Jalan “pintas” dalam hidup, dalam pekerjaan, dalam usaha,
bisnis, bahkan dalam pelayanan, namun demikian teks hari ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan
membawa bangsa israel dengan jalan panjang bahkan dengan cara memutar, cara memutar sering kali
membuat orang tidak sabaran tiba ditujuan, cara memutar sering kali membuat orang tidak sabaran
menikmati hasil, namun Allah memilih cara itu, bukan cara pintas. Kebanyakan orang memilih rute yang
lebih pintas dibanding rute yang lebih panjang dan memutar, namun kita lupa satu hal, semua rute
kehidupan telah diukur oleh-Nya, dan Ia tahu kita bisa melaluinya. Mungkin kita tidak akan melaluinya
sambil tertawa dan tersenyum bahkan melaluinya dengan air mata dan pergumulan. Tetapi Tuhan tahu
pasti semua itu masih dalam batas kekuatan kita. Kita belajar untuk meyakini bahwa jikalau kita
mengundang Tuhan berjalan bersama kita, sesulit apapun perjalanan, sejauh dan semelelahkan apapun
perjalanan itu, satu hal yang pasti kita akan tiba ditujuan dengan selamat. Karena itu dalam pilihan
perjalanan hidup kita, yang menentukan bukanlah pada pilihan rute panjang atau pendek, pilihan
utamanya adalah kita memilih berjalan bersama Tuhan, karena berjalan bersama Tuhan ada jaminan. Mari
bersama kita masuki tahun 2021 yang penuh harapan, sambil memohon : “Berjalanlah Tuhan Bersama
Kami”. Amin. (AW)

Anda mungkin juga menyukai