URAIAN PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan faktor penting dalam
menunjang pengembangan wilayah. Sarana jalan dan jembatan merupakan jalur yang
menghubungkan beberapa titik wilayah sehingga dapat menjadi akses perpindahan
barang dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Jadi pembangunan jalan dan
jembatan sebagai urat nadi perekonomian yang diharapkan mampu menghubungkan
lintas jalan primer, sekunder, dan lokal.
Jembatan merupakan prasarana dasar yang sangat penting untuk menghubungkan dua
wilayah yang dipisahkan oleh sungai, dengan adanya jembatan diharapkan dapat
menghubungkan ruas jalan antar kawasan sehingga kegiatan ekonomi pada daerah
sekitar dapat lebih berkembang yang akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat
di daerah sekitarnya, maupun meningkatkan penanganan lalu lintas agar senantiasa dapat
berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang, hasil bumi dan jasa dalam
rangka percepatan pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan.
Saat ini, cukup banyak jembatan yang berumur cukup tua dengan kondisi rusak sehingga
dikawatirkan akan berdampak pada keselamatan lalu lintas, salah satunya Jembatan
Leuwiranji yang perlu segera dilakukan penanganan di Kabupaten Bogor. Untuk itu, guna
menghasilkan rekonstruksi jembatan yang baik diperlukan suatu perencanaan teknis
jembatan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :
a. Tersedianya perencanaan teknik Jembatan Leuwiranji pada Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor.
2
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
5. LOKASI KEGIATAN
Lokasi sub – sub kegiatan Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji pada Jalan Prumpung –
Gn. Sindur – Cicangkal Kecamatan Gunung Sindur pada UPT Infrastruktur Jalan dan
Jembatan Kelas A Wilayah IV Ciampea Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat.
6. SUMBER PENDANAAN
Sub – sub kegiatan Jasa Konsultasi Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji dibiayai dari
sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor
yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor Tahun
Anggaran 2021.
3
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
RUANG LINGKUP
1. LINGKUP KEGIATAN
Secara umum ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1) Ketentuan umum dan teknis perencanaan teknis jembatan.
2) Tahapan perencanaan teknis jembatan :
- Persiapan atau penyusunan konsep perencanaan, seperti mengumpulkan data
dan informasi
- Penyusunan pra-rencana.
- Penyusunan pengembangan rencana, seperti rencana desain, rencana struktur
(atas, bawah dan pondasi, dan bangunan pelengkap), garis besar spesifikasi
teknis, perkiraan biaya dan perhitungan struktur keamanan.
- Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci.
- Pembuatan dokumen perencanaan teknis.
- Membantu menyusun dokumen pengadaan langsung, proses pengadaan
langsung, dan memberikan pejelasan pekerjaan.
- Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
- Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan.
2. METODOLOGI PELAKSANAAN
Standar Perencanaan
Prinsip Perencanaan Teknis Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji Ini harus memenuhi:
1) Perencana harus berpengalaman dan kompeten di bidang perencanaan jembatan,
dibuktikan dengan sertifikasi keahlian yang diterbitkan oleh organisasi atau lembaga
yang berwenang dan terakreditasi.
2) Perencana harus bertanggungjawab penuh pada hasil perencanaannya, termasuk
apabila menggunakan produk standar suatu komponen struktur jembatan yang
dibuat pihak lain, kecuali bila dapat menunjukkan sertifikat kelayakan yang diterbitkan
oleh lembaga yang berwenang di bidang jembatan untuk komponen tersebut.
Pertanggungjawaban harus dinyatakan dengan cara menandatangani setiap lembar
gambar rencana dan setiap dokumen pelaporan perhitungan atau analisis yang
mendukungnya.
3) Hasil perencanaan dan perhitungan harus disetujui dan disahkan oleh instansi yang
berwenang, seperti Departemen Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum di
daerah. Bila perlu dapat dimintakan untuk diteliti banding atau diverifikasi oleh pihak
ketiga yang independen, sebelum dilakukan persetujuan dan pengesahan oleh
instansi yang berkompeten.
4
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
Pokok-Pokok Perencanaan
Perencanaan jembatan dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan dasar untuk
menjamin keamanan struktural yang diijinkan, yaitu Rencana Tegangan Kerja (WSD) dan
Rencana Keadaan Batas (Limit State). Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat
untuk suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan
berikut ini:
1) Kekuatan dan stabilitas struktur.
2) Kenyamanan bagi pengguna jembatan.
3) Ekonomis.
4) Keawetan dan kelayakan jangka panjang.
5) Kemudahan pemeliharaan.
6) Estetika.
7) Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.
8) Kemudahan dalam pelaksanaan konstruksi.
Untuk memenuhi pokok-pokok perencanaan tersebut, persyaratan dalam perencanaan
harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Peraturan perencanaan Jembatan BMS ’92
sebagai berikut:
1) Persyaratan umum perencanaan
2) Persyaratan Analisa Struktur jembatan
3) Persyaratan Perencanaan Pondasi
5
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
Kriteria Perencanaan
1) Peraturan-peraturan yang dipergunakan.
2) Mutu material yang dipergunakan.
3) Metode dan asumsi pada perhitungan.
4) Metode dan asumsi dalam penentuan pemilihan type struktur atas, struktur bawah
dan pondasi.
5) Metode pengumpulan data lapangan.
6) Program komputer yang dipergunakan dan validasi kehandalan yang dinyatakan
dalam bentuk bench mark terhadap contoh studi.
7) Metode pengujian pondasi.
6
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya (SK.SNI
T-14-1990-0.3).
2). Perencanaan jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada :
a. Pedoman Desain Geometrik Jalan No.13/P/BM/2021;
b. Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2017;
c. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.12/SE/M/2013 Tentang Pedoman
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur;
d. Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Timbunan Jalan Pendekat
Jembatan (Pd T-11-2003);
e. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metoda Analisa
Komponen SNI 1732-1989-F.
Pembebanan Jembatan
Beban-beban harus direncanakan berdasarkan aturan-aturan yang ada dalam Peraturan
Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92, dan harus merupakan kombinasi
dari:
1) Beban berat sendiri.
2) Beban mati tambahan.
3) Beban hidup.
4) Beban sementara.
5) Beban-beban sekunder.
Analisa Struktur
1) Perencanaan struktur jembatan harus didasarkan pada Peraturan Perencanaan
Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92. Prinsip-prinsip dasar untuk perencanaan
struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas.
2) Analisis mencakup idealisasi struktur dan pondasi pada aksi beban rencana sebagai
suatu model numerik. Dari model tersebut gaya dalam dan deformasi serta stabilitas
keseluruhan struktur dapat dihitung. Pendekatan analisis dapat menggunakan paket
software struktur komersil yang mana terlebih dahulu dilakukan validasi dengan
menggunakan contoh-contoh yang diketahui (dapat menggunakan contoh dari text
book) dan dilakukan pengecekan secara manual untuk menyakinkan keakuratan hasil
analisis.
3) Untuk analisis struktur jembatan dapat dilakukan dengan pendekatan: (1) Linear
Elastik, (2) Linear Dinamik, (3) Non-linear elastic, (4) Response Spectrum, (5) Time
History Analysis atau (6) pendekatan Plastisitas. Penggunaan pendekatan analisis
plastis harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Khusus untuk jembatan
bersifat fleksibel seperti jembatan gantung pejalan kaki, analisis terhadap aeroelastik
perlu dilakukan.
4) Penentuan kapasitas penampang dari elemen struktur jembatan dapat menggunakan
paket software komersil yang memiliki kemampuan pengecekan terhadap parameter
design sesuai dengan peraturan perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS
’92. Penggunaan paket software dengan standard selain Peraturan Perencanaan
7
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92 harus mendapat persetujuan dari pemberi
tugas.
8
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
Prinsip-prinsip dasar untuk perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau
Rencana Keadaan Batas, dengan memperhatikan beberapa faktor berikut ini:
a. Pembebanan pada struktur atas jembatan harus dihitung berdasarkan kombinasi
dari semua jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur
jembatan.
b. Kekuatan struktur atas jembatan harus direncanakan berdasarkan analisis struktur
dan cara perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/
peraturan yang disebut di atas dan khususnya berhubungan dengan material yang
dipilih.
c. Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus
dihitung dengan cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar
tidak melampaui nilai batas yang diijinkan oleh standar/peraturan yang digunakan.
d. Umur layan jembatan harus direncanakan berdasakan perilaku jangka panjang
material dan kondisi lingkungan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada
rencana komponen struktur jembatan khususnya selimut beton, permeabilitas
beton, atau tebal elemen baja, terhadap resiko korosi ataupun potensi degradasi
meterial.
6) Perencanaan Struktur Bawah Jembatan
Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan
dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal
ataupun horisontal dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam
Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS’92, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Struktur bawah jembatan harus direncanakan untuk menanggung beban struktur
atas melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan kombinasi terbesar dari
semua beban struktur atas, beserta beban-beban yang bekerja pada struktur
bawah yaitu: tekanan tanah lateral, gaya-gaya akibat aliran air, tekanan air,
gerusan, tumbukan serta beban-beban sementara lainnya yang dapat bekerja
pada komponen struktur bawah.
b. Kekuatan struktur bawah harus ditentukan berdasarkan analisis struktur dan cara
perencanaan kekuatan yang ditetapkan di dalam peraturan yang berhubungan
dengan material yang digunakan.
c. Perletakan jembatan harus direncanakan berdasarkan asumsi yang diambil di
dalam modelisasi struktur dengan memperhatikan kekuatan dan kemampuan
deformasi komponen perletakan seperti karet elastomer yang mengacu kepada
SNI 03-4816-1998 “Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan”.
d. Deformasi yang potensial terjadi khususnya penurunan harus diperhatikan di
dalam perencanaan struktur bawah. Penurunan harus diantisipasi dan dihitung
dengan cara analisis yang benar berdasarkan data geoteknik yang akurat, dimana
pengaruh dari potensial penurunan diferensial dari struktur bawah, bila ada harus
diperhitungkan dalam perencanaan struktur atas.
e. Jika gerusan dapat mengakibatkan terkikisnya sebagian tanah timbunan di atas
atau di samping suatu bagian struktur bawah jembatan maka pengaruh stabilitas
dari massa tanah harus diperhitungkan secara teliti.
9
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
10
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
11
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
V = p.N + q
Dimana :
V= Kecepatan aliran (m/dt)
N= Banyaknya putaran baling-baling setiap detik
p = koefisien diameter gerak maju baling-baling
q = koefisien kecepatan awal.
11) Penggambaran
Gambar rencana harus ditampilkan dalam format yang sesuai dengan petunjuk dari
pengguna jasa dan/atau instansi yang berkompeten untuk pengesahan dokumen
perencanaan. Gambar rencana harus ditampilkan dalam format A3 untuk dokumen
lelang dan Format A1 untuk keperluan kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan
Gambar rencana harus terdiri dari urutan sebagai berikut:
a. Sampul luar dan sampul dalam
b. Daftar isi
c. Peta lokasi jembatan yang dilengkapi dengan peta jaringan jalan eksisiting dan
petunjuk arah utara mata angin
d. Daftar simbol (legenda) dan singkatan
e. Daftar rangkuman volume pekerjaan
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume
g. Potongan memanjang, potongan melintang dan denah jembatan dengan skala
1:100
h. Gambar detail dengan skala 1:20, yang mencakup pelat lantai kendaraan,
struktur atas, struktur bawah dan pondasi jembatan
i. Gambar standar
12) Spesifikasi Teknik
Penyusunan spesifikasi teknik harus mengacu kepada gambar rencana dan harus
memperhatikan semua aspek pelaksanaan konstruksi serta dapat menjelaskan secara
rinci metode dan urutan pelaksanaan termasuk jenis dan mutu material yang
digunakan.
13) Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan
spesifikasi yang dipakai,
b. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan. Tabel
perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item)
14) Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya
Penyusunan jenis item pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi yang digunakan,
perhitungan volume pekerjaan harus dilakukan secara rinci berdasarkan daftar item
pekerjaan yang dibuat sesuai dengan gambar rencana dan tabel perhitungan harus
mencakup semua jenis pekerjaan.
12
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
13
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
2 Sewa GPS Geodetik RTK Base and Rover Unit - Bulan 1 unit – 1 bulan
14
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
7. PERSONIL
Kebutuhan Tenaga Ahli ,Tenaga Teknisi (Sub Profesional) dan Tenaga Pendukung
adalah sebagai berikut:
a. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Ahli
1) 1 (Satu) orang Team Leader/ahli Teknik Jembatan
Ketua Tim (Team Leader) adalah Ahli Teknik Jembatan disyaratkan seorang
Sarjana Teknik Strata-1 (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang
Perencanaan Jembatan 7 (Tujuh) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian/ SKA
Ahli Teknik Jembatan – Madya (lihat tabel tenaga ahli).
Tugas utama Ketua Tim akan mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan
personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.
- Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan
pekerjaan.
- Melakukan pengecekan secara cermat pengukuran pekerjaan dan secara
khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan;
- Menyusun Laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan dan laporan teknis
lainnya, serta menyerahkannya kepada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Bogor.
- Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknik jembatan yang mencakup pelaksanaan survey,
pemilihan tipe bangunan atas dan bawah, perencanaan geometrik, dan
bangunan pelengkap yang diperlukan.
- Menjamin bahwa rencana jembatan dan dinding penahan tanah yang
dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar
teknik.
2) 1 (Satu) orang Ahli Teknik Jalan
Ahli Teknik Jalan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata-1 (S1) Jurusan
Teknik Sipil lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan dibidang Perencanaan Jalan 2 (Dua) tahun dan
memiliki Sertifikat Keahlian/ SKA Ahli Teknik Jalan – Muda (lihat tabel tenaga
ahli).
Tugas utama Ahli Teknik Jalan akan mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal
berikut:
- Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknik jalan yang mencakup pelaksanaan survey, pemilihan
15
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
16
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
17
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
c. Tenaga Pendukung
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan antara lain :
1) 1 (Satu) orang Operator Komputer sebagai Administrator/Typist minimal
SLTA/Sederajat.
2) 1 (Satu) orang Sopir.
18
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
JADWAL PELAKSANAAN
A TENAGA AHLI:
C TENAGA PENDUKUNG:
19
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
8. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah sebagai berikut:
1. LAPORAN PENDAHULUAN
2. LAPORAN ANTARA
3. LAPORAN AKHIR
20
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan ini merupakan ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan
setiap bulan, total kemajuan sejak awal kegiatan dan melaporkan keterlambatan-
keterlambatan yang terjadi serta sebab-sebabnya.
Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasi keadaan tersebut di atas dan
tindakan-tindakan yang akan/telah dilakukan. Juga termasuk semua review yang
diperlukan (bila ada) dan rencana kerja bulan berikutnya. Laporan Bulanan diserahkan
selambat-lambatnya 25 hari setelah SPMK.
c. Laporan Antara
Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan yang harus diserahkan selambat-lambatnya
setelah mendapatkan hasil pengumpulan data sekunder dan primer, hasil kajian
terhadap data survey, konsep dan progres serta rencana selanjutnya. Laporan Antara
diserahkan selambat-lambatnya 35 hari setelah SPMK.
d. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan laporan pekerjaan akhir yang telah mendapat masukan
dari pihak Direksi dan pihak lain yang berkepentingan (didiskusikan). Laporan Akhir
diserahkan selambat-lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK diterbitkan.
e. Laporan Desain Akhir
Laporan desain akhir berisi tentang uraian analisa dan metode pelaksanaan
pekerjaan dengan Cover tahun berjalan. Laporan Desain Akhir diserahkan selambat-
lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK diterbitkan.
f. Laporan Hasil Survey
Laporan hasil survey berisi tentang laporan hasil survey kondisi, laporan hasil survey
lalu lintas, laporan hasil survey penyelidikan tanah (DCP), dan laporan survey lain
nya, serta laporan foto dari masing-masing ruas jembatan/jalan. Laporan Hasil
Survey diserahkan selambat-lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK diterbitkan.
g. Dokumen Tender
Dokumen lelang terdiri dari:
1) Spesifikasi Teknis.
2) Persyaratan Umum.
3) Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) (Permen PUPR No.10/Th.
2021), dengan mencantumkan beberapa metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan konstruksi sesuai aturan, antara lain:
▪ Identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan pengendalian risiko, dan
peluang (IBPRP);
▪ Prosedur Kerja Aman;
▪ Analisis Keselamatan Konstruksi (AKK);
▪ Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
▪ Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
▪ Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (RKPPL);
▪ Program Mutu; dan
▪ Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)
21
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
4) RAB & Perhitungan Volume termasuk hasil perhitungan Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) Konstruksi yang akan digunakan;
5) BOQ (Bill of Quantity ).
6) Gambar Desain ukuran A3.
Buku dokumen lelang harus diserahkan selambat-lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK
diterbitkan.
h. Penunjang Laporan
enunjang Laporan terdiri dari:
1) Softcopy dalam bentuk Hardisk HDD kapastitas 1 Tb sebanyak 1 buah.
Laporan penunjang harus diserahkan selambat-lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK
diterbitkan.
1 Mob/demobilisasi Ls 1
2 Survey Geoteknik
- Sondir Berat, Kapasitas 10 ton Titik 6
- Pemboran Tangan m’ 35
3 Tes Laboratorium
- Index Properties Sampel 6
- Mechanical Properties (sifat teknis) Sampel 6
4 Tes Laboratorium
- Pengujian Kekuatan Jembatan Per bentang 3
- Stress relief test core drill + demec Sampel 6
Keterangan: Jika terdapat ketidaksesuaian volume di lapangan, akan dilakukan diskusi untuk mencapai kesepakatan
antara pihak pemberi tugas dan pihak penerima tugas.
22
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
Mengetahui, Ditetapkan,
PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Bogor
23