Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PA : Ir. R. SOEBIANTORO W. ATD., MM


KPA : KRISMAN NUGRAHA, S.T., M.Si.

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

OPD : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PPK : KHAIRUL AMARULLAH, S.T.

SUB – SUB KEGIATAN :

Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji

TAHUN ANGGARAN 2023


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan faktor penting dalam
menunjang pengembangan wilayah. Sarana jalan dan jembatan merupakan jalur yang
menghubungkan beberapa titik wilayah sehingga dapat menjadi akses perpindahan
barang dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Jadi pembangunan jalan dan
jembatan sebagai urat nadi perekonomian yang diharapkan mampu menghubungkan
lintas jalan primer, sekunder, dan lokal.
Jembatan merupakan prasarana dasar yang sangat penting untuk menghubungkan dua
wilayah yang dipisahkan oleh sungai, dengan adanya jembatan diharapkan dapat
menghubungkan ruas jalan antar kawasan sehingga kegiatan ekonomi pada daerah
sekitar dapat lebih berkembang yang akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat
di daerah sekitarnya, maupun meningkatkan penanganan lalu lintas agar senantiasa dapat
berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang, hasil bumi dan jasa dalam
rangka percepatan pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan.
Saat ini, cukup banyak jembatan yang berumur cukup tua dengan kondisi rusak sehingga
dikawatirkan akan berdampak pada keselamatan lalu lintas, salah satunya Jembatan
Leuwiranji yang perlu segera dilakukan penanganan di Kabupaten Bogor. Untuk itu, guna
menghasilkan rekonstruksi jembatan yang baik diperlukan suatu perencanaan teknis
jembatan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Maksud pekerjaan ini adalah untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Bogor dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis
jembatan Leuwiranji yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.
b. Tujuan
Tujuan pekerjaan ini adalah ketersediaan perencanaan teknik jembatan yang
berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana
menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan
perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya
khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan
jembatan yang diinginkan dapat tercapai.

3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :
a. Tersedianya perencanaan teknik Jembatan Leuwiranji pada Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor.

2
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

b. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah tranportasi darat sehingga tingkat


pelayanan prasarana jalan dan jembatan yang diinginkan selama umur rencana dapat
tercapai.
c. Ketersediaan dokumen perencanaan serta dokumen pelelangan.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN


Nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) : KRISMAN NUGRAHA, S.T., M.Si.
Kegiatan / Satuan Kerja : Kegiatan Jasa Konsultansi Penyusunan DED
Jembatan Leuwiranji/ Kepala Bidang
Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Bogor.

5. LOKASI KEGIATAN
Lokasi sub – sub kegiatan Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji pada Jalan Prumpung –
Gn. Sindur – Cicangkal Kecamatan Gunung Sindur pada UPT Infrastruktur Jalan dan
Jembatan Kelas A Wilayah IV Ciampea Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat.

6. SUMBER PENDANAAN
Sub – sub kegiatan Jasa Konsultasi Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji dibiayai dari
sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor
yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor Tahun
Anggaran 2021.

Program : Program Penyelenggaraan Jalan


Kegiatan : Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan : Penyusunan Rencana, Kebijakan, dan Strategi
Pengembangan Jaringan Jalan Perencaan Teknis
Penyelegaraan Jalan dan Jembatan
Sub-Sub Kegiatan : Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji
Kode Rekening : 1.03.10.2.01.01.5.2.04.01.01.0003
Pagu Anggaran : Rp. 496.500.000
(Empat Ratus Sembilan Puluh Enam Juta Lima Ratus Ribu
Rupiah)

3
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

RUANG LINGKUP

1. LINGKUP KEGIATAN
Secara umum ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1) Ketentuan umum dan teknis perencanaan teknis jembatan.
2) Tahapan perencanaan teknis jembatan :
- Persiapan atau penyusunan konsep perencanaan, seperti mengumpulkan data
dan informasi
- Penyusunan pra-rencana.
- Penyusunan pengembangan rencana, seperti rencana desain, rencana struktur
(atas, bawah dan pondasi, dan bangunan pelengkap), garis besar spesifikasi
teknis, perkiraan biaya dan perhitungan struktur keamanan.
- Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci.
- Pembuatan dokumen perencanaan teknis.
- Membantu menyusun dokumen pengadaan langsung, proses pengadaan
langsung, dan memberikan pejelasan pekerjaan.
- Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
- Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan.

2. METODOLOGI PELAKSANAAN
Standar Perencanaan
Prinsip Perencanaan Teknis Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji Ini harus memenuhi:
1) Perencana harus berpengalaman dan kompeten di bidang perencanaan jembatan,
dibuktikan dengan sertifikasi keahlian yang diterbitkan oleh organisasi atau lembaga
yang berwenang dan terakreditasi.
2) Perencana harus bertanggungjawab penuh pada hasil perencanaannya, termasuk
apabila menggunakan produk standar suatu komponen struktur jembatan yang
dibuat pihak lain, kecuali bila dapat menunjukkan sertifikat kelayakan yang diterbitkan
oleh lembaga yang berwenang di bidang jembatan untuk komponen tersebut.
Pertanggungjawaban harus dinyatakan dengan cara menandatangani setiap lembar
gambar rencana dan setiap dokumen pelaporan perhitungan atau analisis yang
mendukungnya.
3) Hasil perencanaan dan perhitungan harus disetujui dan disahkan oleh instansi yang
berwenang, seperti Departemen Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum di
daerah. Bila perlu dapat dimintakan untuk diteliti banding atau diverifikasi oleh pihak
ketiga yang independen, sebelum dilakukan persetujuan dan pengesahan oleh
instansi yang berkompeten.

4
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

4) Perencana harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kriteria


perencanaan.
5) Perencanaan harus memperhatikan rencana tata guna lahan di lokasi rencana
jembatan, beserta kendala alinyemen dan kendala lintasan di bawahnya, agar didapat
suatu hasil rancangan geometrik, bentuk dan cara pelaksanaan konstruksi yang
optimal.
6) Perencanaan harus berdasarkan hasil survey dan penyelidikan, yang memberikan
informasi yang jelas dan akurat mengenai kondisi lapangan di lokasi rencana
jembatan, dan kondisi teknis lainnya yang mendasari kriteria perencanaan.
7) Perencanaan harus memperhatikan ketersediaan material dan peralatan di sekitar
lokasi jembatan agar diperoleh rancangan jembatan yang praktis dan ekonomis.
8) Perencanaan bangunan atas dan bangunan bawah supaya diperhitungkan
berdasarkan muatan lalu lintas jembatan jalan raya dari SKBI-1.3.28. 1987. Kelas
Jalan yang menyangkut prosentasi muatan yang digunakan terhadap muatan lalu
lintas jembatan yang ada, akan ditetapkan kemudian bersama-sama Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor. Pemilihan jenis konstruksi bangunan
atas maupun bangunan bawah yang paling sesuai diusulkan oleh konsultan, untuk
kemudian mendapat persetujuan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Bogor. Pada keadaan khusus Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang dapat menetapkan sendiri jenis konstruksi atas maupun bangunan bawah
yang paling tepat guna efisiensi anggaran.

Pokok-Pokok Perencanaan
Perencanaan jembatan dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan dasar untuk
menjamin keamanan struktural yang diijinkan, yaitu Rencana Tegangan Kerja (WSD) dan
Rencana Keadaan Batas (Limit State). Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat
untuk suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan
berikut ini:
1) Kekuatan dan stabilitas struktur.
2) Kenyamanan bagi pengguna jembatan.
3) Ekonomis.
4) Keawetan dan kelayakan jangka panjang.
5) Kemudahan pemeliharaan.
6) Estetika.
7) Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.
8) Kemudahan dalam pelaksanaan konstruksi.
Untuk memenuhi pokok-pokok perencanaan tersebut, persyaratan dalam perencanaan
harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Peraturan perencanaan Jembatan BMS ’92
sebagai berikut:
1) Persyaratan umum perencanaan
2) Persyaratan Analisa Struktur jembatan
3) Persyaratan Perencanaan Pondasi

5
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

4) Persyaratan Perencanaan Elemen Struktur Jembatan


5) Persyaratan analisa struktur bangunan pelengkap
Agar tingkat standar kualitas perencanaan tertentu sesuai persyaratan dapat dicapai,
maka panduan atau Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS ’92 harus
menjadi pegangan dalam menetapkan:
1) Metodologi Perencanaan.
2) Pemilihan dan Perencanaan Struktur Jembatan.
3) Perencanaan Elemen Struktur Jembatan.
4) Perencanaan Pondasi, Dinding Penahan Tanah dan Slope Protection.
5) Dan lain sebagainya.

Kriteria Perencanaan
1) Peraturan-peraturan yang dipergunakan.
2) Mutu material yang dipergunakan.
3) Metode dan asumsi pada perhitungan.
4) Metode dan asumsi dalam penentuan pemilihan type struktur atas, struktur bawah
dan pondasi.
5) Metode pengumpulan data lapangan.
6) Program komputer yang dipergunakan dan validasi kehandalan yang dinyatakan
dalam bentuk bench mark terhadap contoh studi.
7) Metode pengujian pondasi.

Peraturan Yang Digunakan


1). Perencanaan struktur jembatan harus mengacu kepada
a. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92.
b. Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS ’92.
c. peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara lain:
- Pedoman Gambar Standar Pekerjaan jalan dan Jembatan (No.08/P/BM/2021)
- Standar Nasional Indonesian Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa
(SNI 2833:2016);
- Standar Pembebanan Untuk Jembatan (SNI 1725:2016);
- Manual Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Struktur Beton Pratekan Untuk
Jembatan (021/BM/2011);
- Manual Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Struktur Beton Bertulang
Untuk Jembatan (009/BM/2008);
- Rancangan Standar nasional Indonesia Perencanaan struktur baja untuk
jembatan (RSNI T-03-2005);
- Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Beban Gempa Untuk
Jembatan (Pd T-04-2004-B);

6
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya (SK.SNI
T-14-1990-0.3).
2). Perencanaan jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada :
a. Pedoman Desain Geometrik Jalan No.13/P/BM/2021;
b. Manual Desain Perkerasan Jalan No.02/M/BM/2017;
c. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.12/SE/M/2013 Tentang Pedoman
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur;
d. Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Timbunan Jalan Pendekat
Jembatan (Pd T-11-2003);
e. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metoda Analisa
Komponen SNI 1732-1989-F.

Pembebanan Jembatan
Beban-beban harus direncanakan berdasarkan aturan-aturan yang ada dalam Peraturan
Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92, dan harus merupakan kombinasi
dari:
1) Beban berat sendiri.
2) Beban mati tambahan.
3) Beban hidup.
4) Beban sementara.
5) Beban-beban sekunder.

Analisa Struktur
1) Perencanaan struktur jembatan harus didasarkan pada Peraturan Perencanaan
Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92. Prinsip-prinsip dasar untuk perencanaan
struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas.
2) Analisis mencakup idealisasi struktur dan pondasi pada aksi beban rencana sebagai
suatu model numerik. Dari model tersebut gaya dalam dan deformasi serta stabilitas
keseluruhan struktur dapat dihitung. Pendekatan analisis dapat menggunakan paket
software struktur komersil yang mana terlebih dahulu dilakukan validasi dengan
menggunakan contoh-contoh yang diketahui (dapat menggunakan contoh dari text
book) dan dilakukan pengecekan secara manual untuk menyakinkan keakuratan hasil
analisis.
3) Untuk analisis struktur jembatan dapat dilakukan dengan pendekatan: (1) Linear
Elastik, (2) Linear Dinamik, (3) Non-linear elastic, (4) Response Spectrum, (5) Time
History Analysis atau (6) pendekatan Plastisitas. Penggunaan pendekatan analisis
plastis harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Khusus untuk jembatan
bersifat fleksibel seperti jembatan gantung pejalan kaki, analisis terhadap aeroelastik
perlu dilakukan.
4) Penentuan kapasitas penampang dari elemen struktur jembatan dapat menggunakan
paket software komersil yang memiliki kemampuan pengecekan terhadap parameter
design sesuai dengan peraturan perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS
’92. Penggunaan paket software dengan standard selain Peraturan Perencanaan

7
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92 harus mendapat persetujuan dari pemberi
tugas.

Tahapan Perencanaan Teknis Jembatan


1) Pengumpulan dan Analisa Data Lapangan
a. Survey pendahuluan (mengacu kepada POS Survey Pendahuluan).
b. Survey lalu lintas (mengacu kepada POS Survey Lalu Lintas Harian Rata-rata/LHR).
c. Pengukuran Geodesi (mengacu kepada POS Survey Geodesi).
d. Penyelidikan geoteknik/geologi (mengacu kepada POS Survey Geoteknik).
e. Survey hidrologi (mengacu kepada POS Survey Hidrologi).
2) Perencanaan Geometri dan Alinyemen Jembatan
a. Kendala alinyemen horisontal dan vertikal.
b. Kendala geoteknik.
c. Profil topografi.
d. Kendala di bawah lintasan atau sungai/laut.
e. Tinggi permukaan air laut / muka air normal / banjir.
f. Kebutuhan tinggi bebas vertikal.
3) Penentuan Bentang dan Lebar Jembatan
a. Profil topografi.
b. Kendala banjir tertinggi 50 tahun terakhir.
c. Teknolgi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan).
d. Faktor ekonomis.
e. Kebutuhan lalu lintas berdasarkan hasil survey lalu lintas.
f. Prediksi lalu lintas masa depan.
g. Kemungkinan dan kemudahan pelebaran jembatan pada masa akan datang.
4) Pemilihan Bentuk Struktur Jembatan
a. Kendala geometri
b. Kendala material dan ketersediaannya.
c. Kecepatan dan kemudahan pelaksanaan
d. Kesulitan perencanaan dan pelaksanaan
e. Pemeliharaan jembatan
f. Biaya konstruksi
5) Perencanaan Struktur Atas Jembatan
Perencanaan struktur atas jembatan harus direncanakan sesuai dengan aturan-
aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design
Code) BMS ’92 atau peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas.

8
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

Prinsip-prinsip dasar untuk perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau
Rencana Keadaan Batas, dengan memperhatikan beberapa faktor berikut ini:
a. Pembebanan pada struktur atas jembatan harus dihitung berdasarkan kombinasi
dari semua jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur
jembatan.
b. Kekuatan struktur atas jembatan harus direncanakan berdasarkan analisis struktur
dan cara perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/
peraturan yang disebut di atas dan khususnya berhubungan dengan material yang
dipilih.
c. Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus
dihitung dengan cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar
tidak melampaui nilai batas yang diijinkan oleh standar/peraturan yang digunakan.
d. Umur layan jembatan harus direncanakan berdasakan perilaku jangka panjang
material dan kondisi lingkungan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada
rencana komponen struktur jembatan khususnya selimut beton, permeabilitas
beton, atau tebal elemen baja, terhadap resiko korosi ataupun potensi degradasi
meterial.
6) Perencanaan Struktur Bawah Jembatan
Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan
dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal
ataupun horisontal dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam
Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS’92, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Struktur bawah jembatan harus direncanakan untuk menanggung beban struktur
atas melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan kombinasi terbesar dari
semua beban struktur atas, beserta beban-beban yang bekerja pada struktur
bawah yaitu: tekanan tanah lateral, gaya-gaya akibat aliran air, tekanan air,
gerusan, tumbukan serta beban-beban sementara lainnya yang dapat bekerja
pada komponen struktur bawah.
b. Kekuatan struktur bawah harus ditentukan berdasarkan analisis struktur dan cara
perencanaan kekuatan yang ditetapkan di dalam peraturan yang berhubungan
dengan material yang digunakan.
c. Perletakan jembatan harus direncanakan berdasarkan asumsi yang diambil di
dalam modelisasi struktur dengan memperhatikan kekuatan dan kemampuan
deformasi komponen perletakan seperti karet elastomer yang mengacu kepada
SNI 03-4816-1998 “Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan”.
d. Deformasi yang potensial terjadi khususnya penurunan harus diperhatikan di
dalam perencanaan struktur bawah. Penurunan harus diantisipasi dan dihitung
dengan cara analisis yang benar berdasarkan data geoteknik yang akurat, dimana
pengaruh dari potensial penurunan diferensial dari struktur bawah, bila ada harus
diperhitungkan dalam perencanaan struktur atas.
e. Jika gerusan dapat mengakibatkan terkikisnya sebagian tanah timbunan di atas
atau di samping suatu bagian struktur bawah jembatan maka pengaruh stabilitas
dari massa tanah harus diperhitungkan secara teliti.

9
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

f. Umur layan rencana struktur bawah harus direncanakan berdasarkan perilaku


jangka panjang material dan kondisi lingkungan khususnya bila berada di bawah
air yang diaplikasikan pada rancangan komponen struktur bawah khususnya
selimut beton, permeabiitas beton atau tebal elemen baja terhadap resiko korosi
ataupun potensi degradasi material.
7) Perencanaan Pondasi Jembatan
Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan
dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan beban struktur atas
dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan
Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92, faktor-faktor yang perlu diperhatikan
adalah:
a. Analisis dapat dilakukan terpisah atau terintegrasi dengan analisis struktur
jembatan. Penggunaan paket software komersil, harus dilakukan validasi terlebih
dahulu dengan menggunakan contoh dari text book dan dicek secara manual untuk
mendapatkan keyakinan.
b. Pondasi jembatan pada umumnya dapat dipilih dari jenis :
- Pondasi dangkal/pondasi telapak
- Pondasi caisson
- Pondasi tiang pancang (jenis end bearing atau friction)
- Pondasi Tiang Bor
- Pondasi jenis lain yang dianggap sesuai
c. Penentuan jenis dan kedalaman pondasi dilakukan berdasarkan kondisi lapisan
tanah dan kebutuhan daya dukung untuk struktur bawah serta batasan penurunan
pondasi. Secara umum kondisi dan kendala lapangan yang harus dipertimbangkan
adalah :
- Pembebanan dari struktur jembatan
- Daya dukung pondasi yang dibutuhkan
- Daya dukung dan sifat kompresibilitas tanah atau batuan
- Penurunan yang diijinkan dari struktur atas/bawah jembatan
- Tersedianya alat berat dan material pondasi
- Stabilitas tanah yang mendukung pondasi
- Kedalaman permukaan air tanah
- Perilaku aliran air tanah
- Perilaku aliran air sungai serta potensi gerusan dan sedimentasi
- Potensi penggalian atau pengerukan di kemudian hari yang berdekatan dengan
pondasi
d. Khususnya untuk penggunaan pondasi tiang, penentuan jenis dan panjang tiang
harus dilakukan berdasarkan kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan,
khususnya kondisi planimetri serta berdasarkan atas evaluasi yang cermat dari
berbagai informasi karakteristik tanah yang tersedia, perhitungan kapasitas statik
vertikal dan lateral, dan/atau berdasarkan riiwayat/pengalaman sebelumnya.

10
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

8) Perencanaan Jalan Pendekat


a. Perencanaan jalan pendekat jembatan termasuk komponen pelat injak harus
memperhatikan kesinambungan ukuran dan ketinggian jembatan. Apabila jalan
pendekat dibuat dari tanah urugan maka harus diperhatikan potensi penurunan
jangka panjang dari lapisan tanah pendukung/atau urugan tanah yang menjadi
tumpuan perkerasan jalan pendekat.
b. Potensi penurunan tanah harus dihitung secara cermat berdasarkan hasil
penyelidikan tanah.
c. Perencanaan jalan pendekat harus mengacu kepada Standar perencanaan jalan
pendekat jembatan (Pd T-11-2003).
9) Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman
a. Perencanaan komponen bangunan pelengkap dan pengaman dalam pekerjaan
perencanaan jembatan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan di dalam
acuan:
- Undang-undang RI No.14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
- Pedoman marka jalan, Pd T-12-2004-B
b. Perencanaan komponen pelengkap dan pengaman jembatan meliputi:
- Rambu dan marka pada jembatan
- Pagar pengaman jembatan
- Lampu penerangan pada jembatan
- Struktur pengaman pada pilar jembatan terutama untuk menghindari tumbukan
langsung dengan pilar jembatan (seperti fender pengaman atau sejenisnya)
- Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang – Undang
Lalulintas No.14 Tahun 1992.
- Standar Box Culvert (Bipran 1992)
- Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002)
10) Pengukuran Debit
Pengukuran debit dilakukan apabila terdapat aliran air, karena ada kemungkinan
sungai yang akan distudi pada saat pelaksanaan pekerjaan tidak ada aliran airnya.
Tujuan pengukuran debit adalah untuk mendapatkan data debit. Hasil pengukuran
debit dapat dibuat kurva debit pada penampang sungai yang diukur yaitu hubungan
antara ketinggian muka air dengan debit sungai yang dapat digunakan sebagai
kalibrasi analisa debit andalan. Ada beberapa cara pengukuran debit, dalam usulan
ini ada dua cara yang ditawarkan, yaitu cara pengukuran kecepatan aliran (arus) dan
cara pelampung. Cara pengukuran dengan pelampung dilakukan apabila pengukur
kecepatan arus (current meter) tidak dapat dilakukan. Hubungan antara kecepatan
aliran dan banyaknya putaran baling-baling persatuan waktu, dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:

11
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

V = p.N + q
Dimana :
V= Kecepatan aliran (m/dt)
N= Banyaknya putaran baling-baling setiap detik
p = koefisien diameter gerak maju baling-baling
q = koefisien kecepatan awal.
11) Penggambaran
Gambar rencana harus ditampilkan dalam format yang sesuai dengan petunjuk dari
pengguna jasa dan/atau instansi yang berkompeten untuk pengesahan dokumen
perencanaan. Gambar rencana harus ditampilkan dalam format A3 untuk dokumen
lelang dan Format A1 untuk keperluan kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan
Gambar rencana harus terdiri dari urutan sebagai berikut:
a. Sampul luar dan sampul dalam
b. Daftar isi
c. Peta lokasi jembatan yang dilengkapi dengan peta jaringan jalan eksisiting dan
petunjuk arah utara mata angin
d. Daftar simbol (legenda) dan singkatan
e. Daftar rangkuman volume pekerjaan
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume
g. Potongan memanjang, potongan melintang dan denah jembatan dengan skala
1:100
h. Gambar detail dengan skala 1:20, yang mencakup pelat lantai kendaraan,
struktur atas, struktur bawah dan pondasi jembatan
i. Gambar standar
12) Spesifikasi Teknik
Penyusunan spesifikasi teknik harus mengacu kepada gambar rencana dan harus
memperhatikan semua aspek pelaksanaan konstruksi serta dapat menjelaskan secara
rinci metode dan urutan pelaksanaan termasuk jenis dan mutu material yang
digunakan.
13) Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan
spesifikasi yang dipakai,
b. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan. Tabel
perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item)
14) Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya
Penyusunan jenis item pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi yang digunakan,
perhitungan volume pekerjaan harus dilakukan secara rinci berdasarkan daftar item
pekerjaan yang dibuat sesuai dengan gambar rencana dan tabel perhitungan harus
mencakup semua jenis pekerjaan.

12
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

15) Metoda Pelaksanaan pekerjaan


Metoda pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan substantif yang meliputi
tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis besar dan uraian/cara
kerja dari masing-masing jenis pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang/sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan
utama yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan.
Dalam mengevaluasi metode pelaksanaan, hal-hal yang dinilai adalah sebagai
berikut:
a. Tahapan/urutan pada metode pelaksanaan dalam penyelesaian pekerjaan utama;
b. Metode kerja setiap kegiatan bagian pekerjaan utama (tidak termasuk proses
produksi barang jadi/pabrikan, seperti: lift, pompa);
c. Metode kerja setiap kegiatan pekerjaan penunjang/sementara yang terkait dengan
pekerjaan utama.
d. Network planning/cpm (jalur kritis dengan durasi).

3. KELUARAN YANG DIHASILKAN


Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan Kegiatan Penyusunan DED Jembatan
Leuwiranji, berupa Dokumen Perencanaan dan Dokumen Tender yang mencakup segala
persyaratan yang ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan
Kontrak konstruksi/fisik.

4. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 3 (Tiga) bulan atau 90 (Sembilan
Puluh) hari kalender sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan dan wajib
memberikan pendampingan pada tahap pelelangan dan pengawasan berkala.

5. KUALIFIKASI PENYEDIA JASA


Dalam mengikuti pelelangan, penyedia jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan SBU Klasifikasi Perencanaan Rekayasa
dengan Subklasifikasi Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil
(RE104), KBL1 2017 (70202) berdasarkan UU No.18/Th.1999), Permen PUPR
No.19/Th.2014 yang berlaku atau Subklasifikasi Jasa Rekayasa Pekerjaan
Teknik Sipil Transportasi (RK003), KBLI 2020 (71102) berdasarkan UU
No.11/Th.2021 & PP No.5/Th.2021;
b. Ambang Batas Nilai Kualifikasi = 60
c. Ambang Batas Nilai Teknis Seleksi = 65
d. Melampirkan hasil perhitungan Tingkat komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
digunakan dalam kegiatan dengan minimal batas nilai 91,27%

13
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

6. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


Data dan fasilitas penunjang yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan
dan harus dipelihara oleh penyedia jasa adalah berupa kumpulan laporan dan data
sebagai hasil studi terdahulu serta fotografi (jika ada).
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Fasilitas dan alat untuk pelayanan jasa konsultansi diantaranya:
a. Komputer, PC set lengkap dengan printer, minimal core i7;
b. GPS Geodetik RTK Base and Rover;
c. Total Station lengkap dengan tripod, bak ukur dan Jalon (Pole stick);
d. Camera Digital minimal 24 Megapixel camera;
e. Drone dengan Operator;
f. Kendaraan roda 4 (empat) usia maksimum 10 tahun.
Penyediaan Fasilitas dan Alat untuk pelayanan jasa konsultasi tersebut diatas diperoleh
melalui sewa, sudah termasuk dalam penawaran, dan tidak diperkenankan atas nama
pengurus perusahaan dan personil yang terlibat dalam kegiatan.
Alih Pengetahuan : Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa
harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf pelaksana
kegiatan.

TABEL KOMPONEN PENUNJANG KANTOR DAN LAPANGAN

No. Uraian Satuan Volume

1 unit – 1,5 Bulan


1 Sewa Komputer Desk Top Unit - Bulan
& 1 unit – 3 Bulan

2 Sewa GPS Geodetik RTK Base and Rover Unit - Bulan 1 unit – 1 bulan

3 Sewa Total Station Unit - Bulan 1 unit – 1 bulan

4 Sewa Camera Digital Unit - Bulan 1 unit – 1 bulan

5 Sewa Mobil Lapangan Unit - Bulan 1 unit – 2 bulan

6 Sewa Drone dengan Operator Ls 1 unit – 1 bulan

7 Alat Penunjang Survey Ls 1

8 Biaya Alat Tulis Kantor Ls 1

14
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

7. PERSONIL
Kebutuhan Tenaga Ahli ,Tenaga Teknisi (Sub Profesional) dan Tenaga Pendukung
adalah sebagai berikut:
a. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Ahli
1) 1 (Satu) orang Team Leader/ahli Teknik Jembatan
Ketua Tim (Team Leader) adalah Ahli Teknik Jembatan disyaratkan seorang
Sarjana Teknik Strata-1 (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang
Perencanaan Jembatan 7 (Tujuh) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian/ SKA
Ahli Teknik Jembatan – Madya (lihat tabel tenaga ahli).
Tugas utama Ketua Tim akan mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan
personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.
- Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan
pekerjaan.
- Melakukan pengecekan secara cermat pengukuran pekerjaan dan secara
khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan;
- Menyusun Laporan Pendahuluan, Laporan Bulanan dan laporan teknis
lainnya, serta menyerahkannya kepada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Bogor.
- Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknik jembatan yang mencakup pelaksanaan survey,
pemilihan tipe bangunan atas dan bawah, perencanaan geometrik, dan
bangunan pelengkap yang diperlukan.
- Menjamin bahwa rencana jembatan dan dinding penahan tanah yang
dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar
teknik.
2) 1 (Satu) orang Ahli Teknik Jalan
Ahli Teknik Jalan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata-1 (S1) Jurusan
Teknik Sipil lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan dibidang Perencanaan Jalan 2 (Dua) tahun dan
memiliki Sertifikat Keahlian/ SKA Ahli Teknik Jalan – Muda (lihat tabel tenaga
ahli).
Tugas utama Ahli Teknik Jalan akan mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal
berikut:
- Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknik jalan yang mencakup pelaksanaan survey, pemilihan

15
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

analisa pengolahan data, perencanaan jalan/ bangunan pelengkap yang


diperlukan.
- Menjamin bahwa rencana bangunan pelengkap pada jalan atau pendukung
jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai
dengan standar teknik.
- Membantu Ketua Tim dalam menyusun Laporan Bulanan, Laporan
Pendahuluan, dan laporan teknis lainnya, sebelum laporan tersebut
diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Bogor
3) 1 (Satu) orang Ahli Sumber Daya Air
Ahli Sumber Daya Air disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata-1 (S1)
Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan dibidang Perencanaan Jembatan 2 (Dua) tahun, dan
memiliki Sertifikat Keahlian/ SKA Ahli Sumber Daya Air – Muda (lihat tabel tenaga
ahli).
Tugas utama Ahli Sumber Daya Air akan mencakup dan tidak terbatas pada hal-
hal berikut:
- Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknik jembatan yang mencakup pelaksanaan survey,
pelaksanaan analisa hidrologi dan kajian hidrologi.
- Menjamin bahwa rencana jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang
paling ekonomis dan sesuai dengan standar teknik.
- Membantu Ketua Tim dalam menyusun Laporan Bulanan, Laporan
Pendahuluan, dan laporan teknis lainnya, sebelum laporan tersebut
diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Bogor.
4) 1 (Satu) orang Ahli Geoteknik
Ahli Geoteknik disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata-1 (S1) Jurusan
Teknik Sipil lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang Perencanaan Jembatan dan Dinding Penahan
Tanah 2 (Dua) tahun, dan memiliki Sertifikat Keahlian/ SKA Ahli Geoteknik –
Muda (lihat tabel tenaga ahli).
Tugas utama Ahli Geoteknik akan mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal
berikut:
- Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium,
pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan-perhitungan mekanika
tanah/geoteknik.
- Menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan

16
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas


jalan/jembatan untuk tahap perencanaan teknik jembatan.
- Membantu Ketua Tim dalam menyusun Laporan Bulanan, Laporan
Pendahuluan, dan laporan teknis lainnya, sebelum laporan tersebut
diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Bogor
5) 1 (Satu) orang Ahli K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Konstruksi
Ahli K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Konstruksi disyaratkan
seorang Sarjana Teknik Strata-1 (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
dibidang Perencanaan Jembatan dan Dinding Penahan Tanah 2 (Dua) tahun
dan memiliki Sertifikat pelatihan dan kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga
sertifikasi profesi atau instansi yang berwenang yang mengacu Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tugas utama Ahli K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Konstruksi
akan mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang merupakan bagian dari sistem
manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka menjamin
terwujudnya Keselamatan Konstruksi dan dituangkan dalam Dokumen
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK).
- Membantu Ketua Tim dalam menyusun Laporan Bulanan, Laporan
Pendahuluan, dan laporan teknis lainnya, sebelum laporan tersebut
diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Bogor.
6) 1 (Satu) orang Ahli Cost Estimate/Quantity/Dokumen tender
Ahli Cost Estimasi/ Quantity disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata-1
(S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan di bidang Perencanaan Jembatan 2 (Dua)
tahun, dan memiliki Sertifikat Keahlian/ SKA Ahli Teknik Jembatan – Muda (lihat
tabel tenaga ahli).
Tugas utama Ahli Kuantitas akan mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal
berikut:
- Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga
satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan,
membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan, membuat perkiraan biaya
pekerjaan konstruksi.
- Menjamin bahwa bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan
perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan akurat;

17
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

- Membantu Ketua Tim dalam menyusun Laporan Bulanan, Laporan


Pendahuluan, dan laporan teknis lainnya, sebelum laporan tersebut
diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Bogor.

b. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Sub Profesional


Tenaga sub profesional yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
1) 1 (Satu) orang Cad Operator minimal D3 dalam bidangnya dengan pengalaman
3 (Tiga) tahun.
2) 3 (Empat) orang Surveyor Topografi minimal D3 dalam bidangnya dengan
pengalaman 3 (Tiga) tahun.

c. Tenaga Pendukung
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan antara lain :
1) 1 (Satu) orang Operator Komputer sebagai Administrator/Typist minimal
SLTA/Sederajat.
2) 1 (Satu) orang Sopir.

TABEL PENILAIAN TENAGA AHLI

POSISI / KUALIFIKASI BIDANG JUMLAH


NO
PENGALAMAN KEAHLIAN/ PENDIDIKAN KEAHLIAN (Orang)
A TENAGA AHLI
Team Leader/ Ahli Ahli Teknik Jembatan - Madya SKA Ahli Madya
1 Teknik Jembatan/ 7 Teknik Jembatan 1
Tahun (S1 Teknik Sipil) (203)

Ahli Teknik Jalan – Muda SKA Ahli Muda


Ahli Teknik Jalan/ 2
2 Teknik Jembatan 1
Tahun (S1 Teknik Sipil) (202)

Ahli Sumber Daya Air - Muda SKA Ahli Muda


Ahli Sumber Daya Air/ 2
3 Sumber Daya Air 1
Tahun (S1 Teknik Sipil) (211)
Ahli Geoteknik – Muda (S1 SKA Ahli Muda
4 Ahli Geoteknik/ 2 Tahun 1
Teknik Sipil) Geoteknik (216)
Ahli K3 Konstruksi/ 2 Ahli K3 Konstruksi - Muda SKA Ahli Muda K3
5 1
Tahun (S1 Teknik Sipil) Konstruksi
Ahli Cost Estimate/ Ahli Teknik Jembatan – Muda SKA Ahli Muda
6 Quantity/ Dokumen Teknik Jembatan 1
Tender/ 2 Tahun (S1 Teknik Sipil) (203)

18
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

B TENAGA SUB PROFESIONAL


1 Cad Operator/ 3 Tahun Diploma 3 Teknik Sipil - 1
Surveyor Topografi/ 3
2 Diploma 3 Teknik Sipil - 3
Tahun
C TENAGA PENDUKUNG
Operator Komputer sbg
1 SLTA/Sederajat - 1
Administrator/Typist
2 Sopir SLTA/Sederajat - 1

JADWAL PELAKSANAAN

NO PERSONIL PELAKSANAAN KETERANGAN

A TENAGA AHLI:

1 Team Leader/ Ahli Teknik Jembatan 3 Bulan Jml = 1 orang

2 Ahli Teknik Jalan 2 Bulan Jml = 1 orang

3 Ahli Sumber Daya Air 1,5 Bulan Jml = 1 orang

4 Ahli Geoteknik 1,5 Bulan Jml = 1 orang

5 Ahli K3 Konstruksi 2 Bulan Jml = 1 orang

Ahli Cost Estimate/ Quantity /


6 1,5 Bulan Jml = 1 orang
Dokumen Tender

B TENAGA SUB PROFESIONAL:

1 Cad Operator 1,5 Bulan Jml = 1 orang

2 Surveyor Topografi 1 Bulan Jml = 3 orang

C TENAGA PENDUKUNG:

1 Operator Komputer sbg 3 Bulan Jml = 1 orang


Administrator/Typist

2 Sopir 2 Bulan Jml = 1 orang

19
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

8. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah sebagai berikut:

1. LAPORAN PENDAHULUAN

1.1. Laporan Pendahuluan = 2 Rangkap

1.2. Laporan Bulanan = 2 Rangkap

2. LAPORAN ANTARA

2.1. Laporan Antara = 2 Rangkap

2.2. Laporan Bulanan = 2 Rangkap

3. LAPORAN AKHIR

3.1. Laporan Akhir = 2 Rangkap

3.2. Laporan Bulanan = 2 Rangkap

3.3. Laporan Desain Akhir = 2 Rangkap

3.4. Laporan Hasil Survey = 2 Rangkap

3.5. Dokumen Tender

3.5.1. Spesifikasi Teknis = 2 Rangkap

3.5.2. Persyaratan Umum = 2 Rangkap

3.5.3. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi = 2 Rangkap


(SMKK)

3.5.4. RAB & Perhitungan Volume termasuk hasil = 2 Rangkap


perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) Konstruksi yang akan digunakan

3.5.5. BOQ = 2 Rangkap

3.5.5. Gambar Desain A3 = 2 Rangkap

9. URAIAN MASING-MASING LAPORAN


a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi Metodologi dan rencana kerja penyedia jasa, Organisasi
Pekerjaan, Pemahaman KAK yang dituangkan dalam konsep awal kerangka
pemikiran penyelesaian, mobilisasi personil, penyampaian desain kriteria
perencanaan, penyampaian persiapan survey lapangan, serta jadwal kegiatan
penyedia jasa. Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 10 hari sejak
SPMK diterbitkan.

20
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan ini merupakan ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan
setiap bulan, total kemajuan sejak awal kegiatan dan melaporkan keterlambatan-
keterlambatan yang terjadi serta sebab-sebabnya.
Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasi keadaan tersebut di atas dan
tindakan-tindakan yang akan/telah dilakukan. Juga termasuk semua review yang
diperlukan (bila ada) dan rencana kerja bulan berikutnya. Laporan Bulanan diserahkan
selambat-lambatnya 25 hari setelah SPMK.
c. Laporan Antara
Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan yang harus diserahkan selambat-lambatnya
setelah mendapatkan hasil pengumpulan data sekunder dan primer, hasil kajian
terhadap data survey, konsep dan progres serta rencana selanjutnya. Laporan Antara
diserahkan selambat-lambatnya 35 hari setelah SPMK.
d. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan laporan pekerjaan akhir yang telah mendapat masukan
dari pihak Direksi dan pihak lain yang berkepentingan (didiskusikan). Laporan Akhir
diserahkan selambat-lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK diterbitkan.
e. Laporan Desain Akhir
Laporan desain akhir berisi tentang uraian analisa dan metode pelaksanaan
pekerjaan dengan Cover tahun berjalan. Laporan Desain Akhir diserahkan selambat-
lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK diterbitkan.
f. Laporan Hasil Survey
Laporan hasil survey berisi tentang laporan hasil survey kondisi, laporan hasil survey
lalu lintas, laporan hasil survey penyelidikan tanah (DCP), dan laporan survey lain
nya, serta laporan foto dari masing-masing ruas jembatan/jalan. Laporan Hasil
Survey diserahkan selambat-lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK diterbitkan.
g. Dokumen Tender
Dokumen lelang terdiri dari:
1) Spesifikasi Teknis.
2) Persyaratan Umum.
3) Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) (Permen PUPR No.10/Th.
2021), dengan mencantumkan beberapa metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan konstruksi sesuai aturan, antara lain:
▪ Identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan pengendalian risiko, dan
peluang (IBPRP);
▪ Prosedur Kerja Aman;
▪ Analisis Keselamatan Konstruksi (AKK);
▪ Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
▪ Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
▪ Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (RKPPL);
▪ Program Mutu; dan
▪ Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)

21
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

4) RAB & Perhitungan Volume termasuk hasil perhitungan Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) Konstruksi yang akan digunakan;
5) BOQ (Bill of Quantity ).
6) Gambar Desain ukuran A3.
Buku dokumen lelang harus diserahkan selambat-lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK
diterbitkan.
h. Penunjang Laporan
enunjang Laporan terdiri dari:
1) Softcopy dalam bentuk Hardisk HDD kapastitas 1 Tb sebanyak 1 buah.
Laporan penunjang harus diserahkan selambat-lambatnya 3,0 bulan sejak SPMK
diterbitkan.

TABEL KOMPONEN KEGIATAN SURVEY

No. Uraian Satuan Volume

1 Mob/demobilisasi Ls 1

2 Survey Geoteknik
- Sondir Berat, Kapasitas 10 ton Titik 6
- Pemboran Tangan m’ 35

3 Tes Laboratorium
- Index Properties Sampel 6
- Mechanical Properties (sifat teknis) Sampel 6
4 Tes Laboratorium
- Pengujian Kekuatan Jembatan Per bentang 3
- Stress relief test core drill + demec Sampel 6
Keterangan: Jika terdapat ketidaksesuaian volume di lapangan, akan dilakukan diskusi untuk mencapai kesepakatan
antara pihak pemberi tugas dan pihak penerima tugas.

10. HAL-HAL LAIN


a. Kewajiban Penyedia Jasa
- Penyedia jasa berkewajiban dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap
pelaksanaan Penyusunan DED Jembatan Leuwiranji berdasarkan ketentuan/kontrak
yang telah ditetapkan beserta dokumen–dokumen yang menyertainya.
- Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaannya dapat meminta bantuan atau
berkonsultasi dengan Tim Teknis yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran atau
Instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk memperoleh
petunjuk dan pengarahan agar mencapai hasil yang optimal.

22
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan

- Dalam pelaksanaan diskusi Penyedia Jasa wajib menyediakan waktu dan


menghadirkan Tenaga Ahlinya dalam forum diskusi/ pembahasan untuk menyajikan
hasil pekerjaannya atau memfasilitasi diskusi dengan stakeholder terkait.
- Dalam pelaksanaan diskusi Penyedia Jasa wajib menyediakan waktu dan
menghadirkan Tenaga Ahlinya dalam forum diskusi/pembahasan untuk menyajikan
hasil pekerjaannya atau memfasilitasi diskusi dengan stakeholder terkait.
b. Penutup
- Kerangka Acuan Kerja ini merupakan panduan dalam Penyusunan DED Jembatan
Leuwiranji
- Hal yang belum cukup diatur dalam Kerangka Acuan Kerja ini, akan diatur kemudian
dan dituangkan dalam berita acara perubahan dan atau penambahan yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Kerangka Acuan Kerja ini.
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) dibuat untuk dipahami dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

Cibinong, 28 Februari 2022

Mengetahui, Ditetapkan,
PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Bogor

Ir. R. SOEBIANTORO W. ATD., MM KHAIRUL AMARULLAH, S.T.


NIP. 19650728 198803 1 003 NIP. 19840406 201101 1 002

23

Anda mungkin juga menyukai