Anda di halaman 1dari 32

REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN

IRIGASI POMPA DI KAB BULUNGAN


PROVINSI KALTARA

Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN IRIGASI POMPA
DI KAB BULUNGAN PROVINSI KALTARA
1.

LATAR BELAKANG
Sistem irigasi merupakan sistem satu kesatuan penyediaan air untuk keperluan pertanian
dengan berbagai rekayasa menyesuaikan dengan kondisi setempat. Irigasi adalah usaha
penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa,
dan irigasi tambak. Sistem irigasi didukung berbagai faktor antara lain, hidrolis, tanah,
topografi dan geologi.
Jaringan irigasi terdapat pula pada Provinsi Kalimantan Utara yang tersebar pada wilayah
kabupaten/kota, temasuk didalamnya Kabupaten Bulungan. Kabupaten Bulungan
mempunyai jaringan irigasi yang tersebar pada beberapa titik diantaranya adalah D.I Sajau.
D.I Sajau merupakan daerah irigasi yang potensial mendukung dalam ketahanan pangan
baik skala Kabupaten, Provinsi maupun regional. Berdasarkan hal tersebut guna
mendukung kedaulatan pangan dalam program Nawa Cita pemerintah Republik Indonesia,
perlu pengembangan dan rehabilitasi pada daerah irigasi diatas.
Daerah irigasi pada desa Sajau Hilir secara eksisting telah mempunyai infrastruktur irigasi
namun belum memadai untuk dioptimalkan penggunaannya meskipun telah tersedia
jaringan primer, saluran sekunder dan saluran tersier. Untuk produktif menuju kutub
pertumbuhan baru bagi Kabupaten Bulungan dan secara makro Kalimantan Utara, perlu
dilakukan pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur yang telah ada guna menunjang
pertanian pada desa Sajau Hilir.
Pekerjaan Rehabilitasi dan Pemeliharaan Irigasi Pompa di Kab Bulungan Provinsi Kaltara
yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Ruang bidang Sumber Daya Air tahun 2016 merupakan bentuk dari
pengelolaan dan dukungan terhadap infrastruktur air sehingga mencapai ketahanan pangan
Provinsi Kalimantan Utara. Pekerjaan ini dilakukan guna memelihara dan meningkatkan
konstruksi pada daerah irigasi yang ada pada Kabupaten Bulungan khususnya Daerah
Irigasi Sajau, Desa Sajau Hilir. Pekerjaan ini pula memperhatikan norma standar prosedur
dan ketentuan yang berlaku untuk irigasi serta memperhatikan pula kondisi sosial budaya
setempat.

2.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan konstruksi ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan infrastruktur jaringan irigasi di daerah potensial dan produktif untuk
mempercepat program ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Utara;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pekerjaan konstruksi antara lain :
1. Tercapainya peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

2. Tersedianya Infrastruktur Irigasi


3.

TARGET/SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konstruksi ini adalah rehabilitasi dan
pemeliharaan irigasi pompa, Desa Sajau Hilir dalam menunjang percepatan pembangunan
ekonomi dan ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Utara.

4.

NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna jasa adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

5.

SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pekerjaan konstruksi ini berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Utara Tahun
Anggaran 2016 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Milyar
Empat Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN 10 %.

6.

KLASIFIKASI /SUB KLASIFIKASI PEKERJAAN


a. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana
Sumber Daya Air Lainnya (SI001)
b. Manajemen Keselamatan
: OHSAS 18001
c. Manejemen Lingkungan
: ISO 14001

7.

RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN


a. Ruang Lingkup

Dalam hal melaksanakan pekerjaan, daftar referensi seperti tersebut di bawah ini
ditetapkan dan dipakai sebagai dasar pelaksanaan, namun tidak terbatas pada referensi
berikut :
1. Referensi peraturan atau buku-buku yang sesuai dengan bidang pelaksanaan
konstruksi.
2. Gambar kerja, perincian penawaran, rencana kerja dan syarat-syarat yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak pemborongan jasa
konstruksi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud, penyedia jasa :
1. Diwajibkan untuk melakukan pengukuran lapangan dan membuat Shop Drawing
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dan diakhir pelaksanaan pekerjaan
membuat As Built Drawing untuk diajukan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
2. Diwajibkan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi teknis dalam kontrak;
3. Diwajibkan melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pejabat
Pembuat Komitmen;
4. Diwajibkan untuk mengikuti rapat-rapat yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, seperti Pra Construction Meeting, Rapat Bulanan, Cause Meeting, dan
rapat lainnya sebagai kendali pelaksanaan pekerjaan dan melaksanakan hasil rapat
tersebut;
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

5. Memberikan peringatan dini dan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan


pelaksanaan yang dilakukan Pejabat Pembuat Komitmen.
6. Diwajibkan menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
7. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di
dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan
pengaruh/gangguan kepada masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi,
kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan kegiatan penyedia jasa.
8. Seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus didokumentasikan
dengan foto-foto asli yang dilampirkan dalam laporan hasil pekerjaan.
b. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan terletak di Daerah Irigasi (DI)
Tanjung Buka SP1, Kecamatan Tanjung Selor Hilir, Kabupaten Bulungan.
8.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi ditetapkan selama 210 (Dua Ratus
Sepuluh) hari kalender dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender terhitung
sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

9.

TENAGA AHLI
Daftar personil inti yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan kualifikasi
keahlian antara lain :
a.

Manajer Lapangan Pekerjaan Irigasi (Site Manager)


Satu orang Sarjana Teknik Sipil berpengalaman sebagai Manajer Lapangan
Pekerjaan Irigasi pada pekerjaan konstruksi irigasi minimal 5 tahun dan dibuktikan
dengan surat keterangan dari pemberi kerja (Referensi) dan melampirkan sertifikasi
keahlian Muda (SKA) Ahli Sumber Daya Air yang masih berlaku serta ijazah
akademis yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan NPWP.

b.

Pelaksana Pekerjaan Irigasi


Satu orang minimal Sarjana Teknik Sipil berpengalaman sebagai Pelaksana
Pekerjaan Irigasi pada pekerjaan konstruksi irigasi minimal 4 tahun dan dibuktikan
dengan surat keterangan dari pemberi kerja (Referensi) dan melampirkan sertifikasi
keahlian Muda (SKA) Ahli Sumber Daya Air yang masih berlaku serta ijazah
akademis yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan NPWP.

c.

Construction Safety Engineer/Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Satu orang berpendidikan minimal Sarjana S1 Teknik Sipil berpengalaman sebagai
ahli keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi irigasi minimal
4 tahun dan dibuktikan dengan surat keterangan dari pemberi kerja (Referensi) dan
melampirkan sertifikasi keahlian Muda (SKA) Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Konstruksi yang masih berlaku serta ijazah akademis yang dilegalisir

Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memiliki
NPWP.
d.

Juru Gambar Pekerjaan Sumber Daya Air


Satu orang berpendidikan SMK/STM Jurusan Bangunan berpengalaman sebagai juru
gambar pada pekerjaan konstruksi irigasi, menguasai software CAD seperti
AutoCad, minimal 3 tahun dan dibuktikan dengan surat keterangan dari pemberi
kerja (Referensi) dan melampirkan sertifikasi keterampilan (SKT) Juru
Gambar/Draftman - Sipil yang masih berlaku serta ijazah akademis yang dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e.

Juru Ukur Pekerjaan Sumber Daya Air


Satu orang berpendidikan SMK/STM Jurusan Bangunan/Geodesi berpengalaman
sebagai juru ukur pada pekerjaan konstruksi irigasi minimal 3 tahun dan dibuktikan
dengan surat keterangan dari pemberi kerja (Referensi) dan melampirkan sertifikasi
keterampilan (SKT) Juru Ukur/Teknisi Survey Pemetaan yang masih berlaku serta
ijazah akademis yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

f.

Juru Hitung Kuantitas (Quantity Surveying Technician)


Satu orang berpendidikan SMK/STM Jurusan Bangunan berpengalaman sebagai juru
hitung kuantitas pada pekerjaan konstruksi irigasi minimal 3 tahun dan dibuktikan
dengan surat keterangan dari pemberi kerja (Referensi) dan melampirkan sertifikasi
keterampilan (SKT) Juru Ukur Kuantitas Pekerjaan Irigasi yang masih berlaku
serta ijazah akademis yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

10. KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN


Pekerjaan ini diberi nama : REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN IRIGASI
POMPA DI KAB BULUNGAN PROVINSI KALTARA, dengan uraian pekerjaan
sebagai berikut :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Saluran
11. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI
a. Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi penyedia jasa diwajibkan mengutamakan
komponen bahan/material yang diproduksi di dalam negeri, dimana harus memenuhi
persyaratan seperti diuraikan pada spesifikasi teknis (terlampir).
b. Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan
Daftar peralatan utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan antara
lain:
1.
Excavator (4 Unit) dengan kondisi baik minimal 70 % yang dibuktikan dengan
status kepemilikan alat.
2.
Generator Set
3.
Peralatan lainnya yang tertera dalam metode pelaksanaan pekerjaan
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

c. Ketentuan penggunaan tenaga kerja


Penyedia jasa diwajibkan mengutamakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
dilakukan di Indonesia oleh tenaga Indonesia. Dimungkinkan menggunakan tenaga ahli
yang tidak berasal dari dalam negeri dengan ketentuan penggunaan tenaga ahli asing
dilakukan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat
diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan
secara terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari
tenaga ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia. Adapun kualifikasi keahlian yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat seperti diuraikan pada point (8).
d. Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan
1. Umum

Metode pelaksanaan dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah merupakan suatu


keharusan bagi setiap pelaksana untuk mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah
untuk memudahkan penyedia dalam meyikapi setiap tantangan yang akan dihadapi
dalam masa pelaksanaannya. Hal hal yang perlu mendapatkan perhatian dan
pertimbangan dalam meyusun suatu metode pelaksanaan ini yang antara lain
meliputi :
1. Bahan material yang akan digunakan
2. Tenaga kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga yang didatangkan
/ tenaga yang terampil (skill labaour)
3. Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual ataupun
peralatan alat berat / alat besar
4. Faktor cuaca yaitu memanfaatkan hari hari kerja yang efektif dalam pelaksanaan
pekerjaan
1.1. Pengukuran
Penyedia jasa diharuskan untuk mengadakan pengukuran sebelum pelaksanaan
di lapangan, dan dibuat penggambaran dari hasil pengukuran tersebut dan
dilanjutkan dengan membuat design rencana kerja / Shop Drawing yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setelah gambar di atas telah disetujui, maka
pekerjaan dapat dilaksanakan, bilamana dalam pelaksanaan ada perubahanperubahan atau tidak sesuai dengan rencana awal akibat kondisi lapangan, maka
harus dibuat design ulang dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana
pekerjaan selesai dan dapat diserah terimakan, maka hasil pekerjaan ini
dituangkan dalam bentuk As Built Drawing yang ditandatangani Direksi
Pekerjaan.
1.2 Papan Nama Kegiatan
Pekerjaan ini merupakan pembuatan papan nama kegiatan yang dibuat dari kayu
papan dengan standar yaitu uk. 120 cm x 240 cm. Papan nama kegiatan memuat
data-data kegiatan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

2. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan Pembangunan Jaringan Irigasi Tersier D.I Tanjung Buka SP I
meliputi Pekerjaan Persiapan Awal, Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Persiapan Awal
Pekerjaan persiapan awal penyedia melakukan persiapan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan inti dengan baik dan lancar.
Cara Pelaksanaan :
a) Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah
disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan
b) Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta
kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai
pekerjaan.
c) Pembersihan dan pembuatan jalan masuk. Sebelum pekerjaan dimulai
lapangan kerja harus dibersihkan dari berbagai tanaman. Pada pekerjaan
timbunan untuk tanggul, tanah bahan timbunan harus bersih dari humus dan
di kupas setebal minimum 20 cm.
d) Uitzet, pemasangan profil dan bouwplank Pada pekerjaan ini harus disediakan
alat ukur yang diperlukan
e) Barak kerja dan gudang Digunakan untuk menyimpan material atau bahan
bangunan yang perlu dilindungi dari cuaca.
b. Mobilisasi dan Demobilisasi
Semua kegiatan yang berhubungan dengan transportasi peralatan, barang,
pekerja serta sesuatu yang berkaitan dengan paket pekerjaan.
Cara Pelaksanaan :
a) Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan
kebutuhan seperti yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan
pekerjaan.
b) Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera
melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila
dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan peralatan maupun personil
atas tanggungan penyedia jasa.
c) Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak
diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.
3. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi galian tanah dan timbunan tanggul dan perapihan
menggunakan alat berat Excavator.
3.1 Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan cara mekanik. Penggalian dilakukan
setelah jalur saluran sudah dibersihkan. Pekerjaan ini meliputi penggalian,
pembuangan dan pembentukan tanah hasil galian sesuai dengan elevasi dan
Prosedur Penggalian.
Cara Pelaksanaan :
1. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat excavator.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

2. Alat excavator terlebih dahulu menyusun kayu kenepel/mutting sebagai


bahan landasan untuk penggalian.
3. Hasil galian dibuang pada lokasi yang ditentukan agar tidak mengganggu
dimensi saluran dan dirapikan. Untuk perapian dilaksanakan segera setelah
galian sudah dapat dilewati alat sesuai dengan perintah direksi lapangan.
4. Dimensi dan elevasi kemiringan saluran harus sesuai dengan gambar rencana
atau menurut persetujuan Direksi Lapangan.
3.2 Pekerjaan Tanggul dan Timbunan
Pekerjaan tanggul dan timbunan tanah dalam pekerjaan ini bisa berupa dari hasil
galian tanah ataupun bisa berasal dari borrow area (timbunan tanah dari luar)
tentunya dengan persetujuan dari direksi.
Cara pelaksanaan :
a. Tanah yang digunakan untuk tanggul harus dibersihkan dari semua bahan
yang tidak diperlukan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
b. Digunakan alat berat excavator untuk pekerjaan tanggul dan timbunan
c. Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan
yang dapat mengganggu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah
lumpur).
d. Timbunan tanah di hampar lapis demi lapis, sesuai dengan petunjuk direksi
dan spektek kemudian dipadatkan dengan bucket excavator, selanjutnya tiap
lapisan diperlakukan sama sampai dengan ketinggian tanggul yang
diinginkan.
e. Pembuatan tanggul dan timbunan di lokasi pekerjaan memperhatikan
kemiringan yang dibuat.
3.3 Galian Tanah Manual
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian lokasi yang akan dipasang bangunan
pintu air. Penggalian disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut perintah
Direksi Lapangan.
Cara Pelaksanaan :
a) Penggalian harus dilaksanakan elevasi yang ditentukan dalam gambar
konstruksi atau ditujukan oleh Direksi Lapangan dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk
tanah, batu, kayu, beton, pasangan batu dan bahan yang tidak digunakan
lainnya.
b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin
terhadap tanah bahan dibawah dan diluar batas galian.
c) Peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan untuk
pekerjaan galian tersebut.
d) Hasil galian harus dibuang dari lokasi bangunan dan bisa digunakan sebagai
bahan timbunan jika memenuhi syarat teknis tanah timbunan.
3.4 Pekerjaan Kistdam
Pekerjaan ini mencakup urugan tanah Manual untuk isian kistdam, tinggi urugan
tanah disesuaikan dengan gambar rencana. Pembongkaran dilaksanakan setelah
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

bangunan utama selesai dikerjakan dan pembongkaran bekisting mencapai umur


sesuai spekteknis.
Cara Pelaksanaan :
a) Penyedia harus menyerahkan gambar detail penampang melintang dan
memanjang yang menunjukkan elevasi tanah asli dan elevasi rencana sebelum
pelaksanaan pengurugan dilaksanakan.
b) Urugan tanah pada lokasi yang telah dibuat patok batas pengurugan.
c) Urugan tanah dipadatkan secara bertahap dengan alat bantu yang sudah
mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
d) Setelah pekerjaan pembangunan pintu air selesai, dilakukan penggalian tanah
urug.
e) Penggalian harus dilaksanakan elevasi yang ditentukan dalam gambar
konstruksi atau ditujukan oleh Direksi Lapangan dan harus mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang terdapat di lokasi
pekerjaan, termasuk tanah, batu, kayu, beton, pasangan batu dan bahan yang
tidak digunakan lainnya.
f) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin
terhadap bagian bahan dibawah dan diluar batas galian.
g) Peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan untuk
pekerjaan galian tersebut.
h) Hasil galian harus dibuang dari lokasi bangunan dan bisa digunakan sebagai
bahan timbunan jika memenuhi syarat teknis tanah timbunan.
4. Pekerjaan Pintu Air
Pekerjaan Pintu Air meliputi Pekerjaan pancang beton, pekerjaan beton, pembesian,
bekisting dan pemasangan pintu klep.
4.1 Pekerjaan Pancang Beton
Pekerjaan tiang pancang beton yang dimaksud adalah beton mutu K-225 dimensi
10x10x400 cm.
Cara Pelaksanaan :
a) Pekerjaan pemancangan pancang bangunan air. Bangunan harus dibangun
diatas pancang beton.
b) Semua pancang yang dipakai / dipasang harus mendapat persetujuan Direksi
Lapangan, jika ada yang tidak memenuhi syarat maka Penyedia harus
mengganti atas tanggung jawabnya.
c) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia harus menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan.
d) Sebelum pemancangan, harus dipasang patok sebagai titik yang akan diberi
pancangan, disesuaikan dengan jarak yang ditunjukkan pada gambar atau
menurut perintah Direksi Lapangan.
e) Pemancangan pancang beton harus dipancang dengan alat pancang manual
sampai tanah keras sebagai tiang bawah lantai bangunan atau sesuai
kedalaman yang ditentukan dan disetujui direksi pekerjaan.
f) Bagian atas pancangan harus rata dan sejajar sesuai elevasi bangunan yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

4.2 Pekerjaan Beton


Pekerjaan ini meliputi pengecoran pada bangunan pintu air meliputi dinding,
lantai, sayap tegak dan sayap miring dengan beton K-225.
Cara Pelaksanaan :
a) Gambar detail yang telah disetuji oleh Direksi Lapangan untuk dikerjakan.
b) Penyedia harus menyerahkan laporan mix design yang dikerjakan oleh
instansi/ lembaga independen atau dari laboratorium universitas.
c) Penyedia menyiapkan bahan material campuran disetujui oleh Direksi
Lapangan.
d) Penyedia harus memastikan bahan material bersih dari ranting, lanau, dan
material yang tidak sesuai Spesifikasi.
e) Perbandingan campuran dapat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak
semen dalam keadaan kering. Penyedia harus membuat takaran yang sama
ukuran-ukurannya dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
f) Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan
menggunakan mesin/mollen kecuali untuk pekerjaan yang bersifat sementara.
g) Sebelum dilakukan pengecoran, besi beton harus diberi beton tahu dengan
ukuran yang ditentukan sesuai selimut beton pada gambar rencana dan atau
sesuai petunjuk Direksi Lapangan agar besi tulangan dapat menyatu dengan
beton.
h) Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum semua penulangan dan
pemasangan sambungan dimasukkan pada acuan, diperiksa serta disetujui
oleh Direksi Lapangan. Pengecoran beton tanpa sepengetahuan dan
persetujuan Direksi Lapangan akan diminta untuk dikeluarkan dan dibongkar
atas biaya Penyedia. Kecuali atas ijin Direksi Lapangan tidak boleh ada beton
yang di cor pada waktu hujan dan tidak boleh di cor pada aliran air.
i) Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotorankotoran atau bahan-bahan lain dari luar. Pengecoran dilakukan secara terus
menerus (kontinue / tanpa berhenti).
4.3 Pembesian
Pembesian menggunakan besi polos, produksi dalam negeri menurut dengan
standar Indonesia atau sejenis dengan U 24
Cara Pelaksanaan :
a) Penyedia memasang tulangan sesuai gambar atau ditentukan Direksi
Lapangan, hook, bengkokan, beton tahu dan detail lainnya dari penulangan
harus menurut pada PBI-71.
b) Dalam membentuk tulangan digunakan antara lain kunci pembengkok,
gunting pemotong, dll
c) Pembengkokan besi tulangan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta
tepat pada ukuran posisi dan lokasi pembengkokan sesuai dengan gambar
kerja dan tidak menyimpang dari SKSNI T 15 1991 03.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

d) Penempatan dan jarak tulangan harus rata dan sesuai pada standar tulangan.
Penulangan akan diperiksa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran,
bentuk, panjang, spasi, letak dan jumlah yang dipasang.
e) Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan
permukaan beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karatan, kotoran,
lemak atau bahan asing yang menurut pendapat Direksi Lapangan dapat
mengganggu kekuatan beton.
4.4 Bekisting dan Pembongkaran
Bekisting meliputi pekerjaan dinding, pilar, sayap tegak dan sayap miring atau
bagian yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan untuk pembatas dan pembentuk
beton agar letak dan elevasinya sesuai dengan yang dibutuhkan.
Cara Pelaksanaan :
a) Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan
cukup kedap untuk menahan kehilangan mortar.
b) Penyedia mengajukan gambar rencana bekisting dan mendapat persetujuan
Direksi Lapangan sebelum pembuatan bekisting dilakukan.
c) Setelah bekisting dibentuk dapat dilakuakan pengecekan dan pengukuran
ulang agar beton yang terbentuk sesuai rencana.
d) Bekisting harus dipasang pada pertemuan dari permukaan beton yang
mendatar, tegak dan pertemuan antara kedua permukaan harus ada.
e) Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus kaku, kedap dan sesuai
pada tempatnya serta harus dibersihkan dari semua kayu potongan, serbuk
gergaji, gumpalan mortar kering, benda asing dan genangan air harus dibuang
dari antara bekisting. Bekisting harus berpermukaan baik dengan dilapisi
minyak bekisting ( form oil ) atau yang sejenis dan disetujui oleh Direksi
Lapangan.
f) Bekisting yang dipakai lebih dari sekali harus dipelihara diperbaiki
kondisinya dan harus dibersihkan sebelum dipakai kembali. Bekisting untuk
permukaan bagian luar ( exterior ) pada dinding harus tetap bersih.
g) Pekerjaan pembongkaran bekisting telah mencapai umur beton matang atau
disetujui sebelumnya oleh Direksi Lapangan.
4.5 Pemasangan Pintu Klep Fiber
Pintu klep berfungsi menahan dan mengeluarkan air secara otomatis yang
dipengaruhi beda tinggi muka air antara di hulu dan di hilir pintu klep.Pintu
Klep otomatis ringan, bahan tahan korosi (komposit fiber resin, metal dll.)
digunakan untuk pengendalian sistim tata air di saluran persawahan pasang
surut.
Cara Pelaksanaan :
a) Pemasangan pintu termasuk saringan sampah (trashrack) untuk mencegah
tumbukan atau benturan dan sampah yang akan masuk kedalam saluran.
b) Pekerjaan harus tepat waktu, mulai pabrikasi, mobilisasi, dan instalasi.
c) Konstruksi / sponing di buat miring 15 derajat (dimensi konstruksi sesuai
ukuran pintu klep dan gambar)
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

d) Tempat yang akan di pasang pintu klep harus dalam keadaan kering untuk
mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
e) Saluran dan sponing yang akan di pasang harus bersih dari sampah dan
benda-benda lainnya.
f) Pada saat pemasangan daun pintu klep tidak perlu di isi air (akan menjadi
berat)
g) Masukan pintu klep pada sponing yang tepat sesuai gambar menggunakan
tekel/ pengukit, (konstuksi pintu klep sudah di sediakan cicin untuk tali
pengukit) bersamaan secara merata dan perlahan-lahan.
h) Pemasangan trashrack/ saringan sampah untuk mencegah sampah, kotoran,
tumbukan dan benturan perahu atau benda lainya.
e. Spesifikasi Teknis
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan mobilisasi alat berat, pekerjaan pengukuran,
dan pekerjaan demobilisasi alat berat. Pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan
persiapan tersebut dibuat berdasarkan harga satuan lump sum (Ls). Harga satuan
tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan, transportasi
pengangkutan alat sampai di lokasi pekerjaan, sewa alat ukur, biaya tenaga ahli dan
semua kebutuhan yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut.
1.1 Mobilisasi
Mobilisasi harus mulai dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 15 (lima
belas) hari sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Mobilisasi
sudah mempertimbangkan biaya-biaya seperti peralatan, kendaraan, personil dan
lain-lain yang mendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan. Mobilisasi juga
memperhatikan dampak jalan jalan yang dilalui alat dan sudah
memperhitungkan semua resiko yang akan ditimbulkan.
1.2 Uitzet / Pengukuran
Pada permulaan pekerjaan harus terlebih dahulu dilakukan pengukuran lokasi
pekerjaan untuk menentukan patok BM (Benchmark) dan patok-patok bantu.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh tim ahli juru ukur/surveyor
untuk mendapatkan data-data pekerjaan antara lain :
a. Pengukuran sifat datar memanjang (differential leveling/fly leveling)
Jarak antara dua station yang akan ditentukan beda tingginya sangat
berjauhan (diluar jangkauan jarak pandang). Jarak antara kedua station
tersebut dibagi dalam jarak-jarak pendek yang disebut seksi atau slag.
Jumlah aljabar beda tinggi tiap seksi akan menghasilkan beda tinggi antara
kedua station tersebut.
b. Pengukuran profil memanjang (profile leveling/longitudinal sectioning)
Menentukan ketinggian titik-titik sepanjang garis tertentu (profil
memanjang), misalnya profil lapangan (tanah asli) sepanjang garis rencana
jalan/rencana saluran irigasi (garis proyek).
c. Pengukuran profil melintang (cross sectioning)
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Menentukan ketinggian titik-titik sepanjang garis tegak lurus garis proyek.


Dari hasil pengukuran dilokasi pekerjaan harus dibuatkan gambar profil
melintang, gambar profil memanjang dan data rekapitulasi pengukuran yang
dibuatkan dalam bentuk Data Soft Drawing.
d. Setelah penyelesaian pekerjaan kontraktor harus membuat lagi gambar profil
melintang, gambar profil memanjang dan data rekapitulasi pengukuran yang
dibuatkan dalam bentuk As Build Drawing.
1.3 Demobilisasi
Demobilisasi dilakukan setelah pekerjaan dilapangan dinyatakan selesai
dikerjakan. Apabila pekerjaan dilapangan dinyatakan belum selesai oleh Direksi
Lapangan dan Demobilisasi sudah dilakukan maka penyedia jasa harus
mendatangkan kembali.
2. Pekerjaan Tanah
Yang termasuk pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan tanah meliputi pembersihan dan galian tanah.
2.1 Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah
- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.
- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung Butir Kasar
- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah
Untuk Bangunan Sederhana
- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah
Maksimum
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan
Alat Hidrometer.
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
- SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus
dengan Cetakan Benda Uji
2.2 Pembersihan
a. Tanah harus dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak dan bahanbahan
yang mengganggu lainnya selanjutnya bahan tersebut akan dibuang ketempat
yang disetujui oleh direksi.
b. Sisa-sisa bongkaran bangunan harus dibuang ketempat sesuai persetujuan
direksi.
c. Penyedia jasa akan diminta untuk melakukan pembersihan sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

d. Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan atau bangunan masyarakat atau


pemerintah yang disebabkan pelaksanaan kontraktor di dalam pembersihan
akan diperbaiki atau diganti atas biaya kontraktor.
2.3 Galian Tanah
a. Semua galian menggunakan alat berat, galian ini harus dilakukan sesuai
dengan Gambar yang ditentukan dan Syarat-Syarat Teknik ini atau seperti
diperintahkan oleh Direksi. Selama pekerjaan berlangsung Direksi mungkin
mengubah lereng, kemiringan atau dimensi galian karena sesuatu sebab.
b. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh direksi
untuk merubah kemiringan-kemiringan ataupun dimensi-dimensi galian
dengan mengadakan revisi kemiringan ataupun dimensi gambar dengan
spesifikasi ini.
c. Jika galian tidak ditutup oleh konstruksi maka galian harus dibuat dengan
dimensi penuh yang diminta yang disempurnakan menurut profil dan elevasi
yang diberikan. Semua tindakan yang perlu harus diambil untuk menjaga agar
material dibawah dan diatas profil dalam kondisi sebaik mungkin. Setiap
galian yang dibuat untuk memudahkan kontraktor dengan suatu alasan atau
tujuan kecuali bila ditentukan lain, harus ditimbun kembali bila diminta atas
biaya sendiri.
d. Penyedia jasa harus menjaga dan mengontrol kecepatan dan penambahan dan
penurunan muka air terhadap galian sehingga tidak membahayakan stabilitas
lereng-lereng atau bangunan-bangunan, pondasi-pondasi, konstruksikonstruksi dan lainnya.
e. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menjaga stabilitas
jalan-jalan dan konstruksi berdekatan lainnya.
2.4 Bahan-bahan yang digali
a. Semua hasil bahan galian yang cocok dengan spesifikasi yang diminta akan
digunakan dan akan ditempatkan pada lokasi tertentu langsung dari tempat
penggalian, kecuali bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan kembali
sesuai dengan petunjuk direksi harus ditempatkan disekitar tempat-tempat
dimana penimbunan kembali akan dilaksanakan. Bahan galian yang akan
digunakan untuk penimbunan tanggul harus dipadatkan dengan kadar air yang
optimum yang dapat diperoleh dengan penyiraman atau dengan cara lain yang
cocok sebelum dan selama penggalian.
b. Semua timbunan dan timbunan kembali disekitar bangunan pada lerenglereng
dan garis batas bangunan sampai dengan permukaan tanah asli harus
diapadatkan dengan alat pemadat, sedangkan timbunan atau timbunan kembali
diatas permukaan tanah asli harus diperlakukan sebagai pemadatan tanggul,
kecuali bila ditentukan lain pada gambar.
c. Apabila hasil galian yang cocok tidak mencukupi untuk penimbunan tanggul,
kisdam, timbunan kembali pada bangunan dan pekerjaan timbunan lainnya
yang ditunjuk dalam gambar atau sesuai perintah direksi, maka dapat dipakai
timbunan tanah didatangkan untuk mencukupi volume pekerjaan tersebut
sesuai dengan gambar rencana.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

d. Bahan-bahan yang berisikan kayu, akar, humus dan lainnya yang tidak berguna
dan bahan galian yang tidak dibutuhkan untuk timbunan kembali pada
bangunan, tanggul-tanggul dan konstrusi permanen lainnya, harus ditempatkan
pada tempat pembuangan yang telah ditentukan oleh direksi.
3. Pekerjaan Konstruksi Pintu Air
3.1 Pembuatan dan pembongkaran kisdam
Penyedia jasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi
pekerjaan guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan
pekerjaan dengan membuat bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan
/ saluran pengelak, bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya
untuk memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan
membongkar / membersihkannya bila pekerjaan telah selesai dikerjakan.
Pekerjaan tersebut antara lain sebagai berikut :
1) Pembuatan kistdam H > 0,50 m : untuk pembuatan kisdam pada pekerjaan di
saluran / bangunan / pekerjaan sejenis dengan tinggi muka air lebih besar 0,50
m
2) Pembongkaran kistdam : untuk pembongkaran kisdam pada pekerjaan di
saluran / bangunan / pekerjaan sejenis dengan tinggi muka air lebih besar 0,50
m termasuk pembersihannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan kisdam ini sudah termasuk biaya
pengurasan / pengeringan, kecuali bila sudah disediakan secara tersendiri dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, maka harga satuan tersebut dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan dalam overhead pada analisa harga satuan
pekerjaan.
3.2 Pekerjaan Pondasi
a. Ruang Lingkup
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan tiang beton sesuai dengan gambar-gambar rencana, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari perencana/ Konsultan
MK/Pengawas dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
b. Istilah Dan Definisi
a. Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan
baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak
terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan.
b. Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan
efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas
sebelum digunakan. Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat
kalibrasi yang masih berlaku dari pihak yang berwenang.
c. Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
d. Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau
kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

menyetujui bahwa penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal yang


diluar kekuasaan pemborong.
e. Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500
mm kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
f. Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik
yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun
penekanan-penekanan
sebelumnya, pemborong harus segera
memberitahukan Konsultan Pengawas untuk meminta petunjuknya.
g. Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh
yang jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi
sekecil mungkin. Urut-urutan penekanan ini harus dikonsultasikan dan
disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
h. Bila terjadi heave, Pemborong harus melakukan penekanan ulang pada
semua tiang yang terjadi heave.
i. Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh
melebihi 75 mm dalam segala arah.
j. Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan
1:75
3.3 Pekerjaan Beton Bertulang
a. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja
pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam
pelaksanaan pekerjaan beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan
seluruh bangunan beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton pracetak,
beton untuk bangunan baja komposit dan waterstop. Pedoman ini mencakup
penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan penutup beton,
lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan atau tindakan lain
untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
b. Acuan Normatif
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam
gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard
dan spesifikasi berikut ini :
a.
b.
c.
d.

e.
f.
g.
h.

PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971


SKSNI - 1991
Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
PUBI 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building

Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

i.

ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1


ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
j. ASTM - C143
Standard Test Method for Slump of Portland
Cement Concrete
k. ASTM - C231
Standard Test Method for Air Content of Freshly
Mixed Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171
Standard Specification for Sheet Materials for
Curing Concrete
m. ASTM - C172
Standard Method of Sampling Freshly Mixed
Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores
and Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309
Standard Specification for Liquid Membrane
Forming Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752
Standard Specification for Performed Spange
Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction
r. ASTM - D1751
Standard Specification for Performed Expansion
Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (Nonextruding and Resilient Bituminous Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u. ASTM - A185
Standard Specification for Welded Steel Wire
Fabric for Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165
Standard Specification for Deformed and Plain
Billet Steel Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
w. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
c. Istilah Dan Definisi
Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25
mm sampai 4 mm.
Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm
sampai 31.5 mm
Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil
pengeboran beton pada bangunan yang sudah dilaksanakan.
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrualik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan
campuran tambahan membentuk masa padat
Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3

Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai
beberapa saat karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum
terjadi pengikatan).
Persyaratan Bahan
1) Bangunan Beton
a) Semen
(1)Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis
semen portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila
menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan
gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan
tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(2)Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang
boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk
semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai dengan merk semen yang
digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau
pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis.
Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari Memenuhi
karakteristik kuat tekan yang ditentukan
c) Agregat
(1)Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan
gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari jarak bersih minimum
antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan,
atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
(2)Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang
diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang
ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil dan
diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

3.4 Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
A. Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(i) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan
diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk
dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.
Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(ii) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga
dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika
diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin
dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan mudah dan
aman
(iii) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton
akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
(iv) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
b) Cetakan Beton
(i) Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton
(ii) Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan
ukuranukuran yang ada di dalam gambar.
(iii) Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin
dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
(iv) Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan,


walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi
keberhasilannya.
(v) Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku, aluralur, belahan, atau cacatcacat
lainnya. Mengisi celahcelah sambungan cetakan beton harus
berhatihati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celahcelah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
(vi) Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
2) Pelaksanaan Pencampuran
a) Penakaran Agregat
(i) Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk
mutu beton fc < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut volume
sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam
zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau
kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang
beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh
melebihi kapasitas alat pencampur
(ii) Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut tidak
dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan
kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan kondisi agregat
yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala paling
sedikit 12 jam sebelum penakaran untuk menjamin kondisi jenuh
kering permukaan
(iii) Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk
keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan agregat
pada perangkat ready mix
b) Pencampuran
(i) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin
distribusi yang merata dari seluruh bahan.
(ii) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan
alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah
air yang digunakan dalam setiap penakaran.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

(iii) Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama


masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga
mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan
seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur dengan agregat
secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk menyempurnakan
campuran.
(iv) Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan
ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan
harus sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran
tercapai. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas m3 atau
kurang harus sekira 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu
harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3
(v) Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Direksi
Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara
manual dan harus dilakukan sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual
harus dibatasi hanya pada beton non-bangunanal.
c) Mesin Pengaduk Beton
(i) Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang berpenakar
dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali
sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk
tersebut.
(ii) Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang
volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat
menit pada setiap penambahan 0,5 m3.
(iii) Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Direksi Pekerjaan.
(iv) Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,
tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang
ada dalam alat pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2
cm.
3) Besi Tulangan
3.1 Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos
dan besi ulir yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615,
Grade 60 atau SII 0376-84, dengan karakteristik sebagai berikut:
Property Besi Ulir Besi Polos Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57.
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih Elongation (%) 16 atau
lebih 18 atau lebih Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Pengguna
Jasa untuk pengadaan besi tulangan yang akan dipergunakan dan
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi


pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan uji
material bila diminta Pengguna Jasa dengan prosedur baku uji yang
disetujui Pengguna Jasa Tampang melintang besi tulangan yang dikirim
ke lokasi kerja harus sama pada seluruh panjangnya dengan yang
disetujui Pengguna Jasa Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi
kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter
yang disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari karat, oli, kotoran dan
tidak cacat.
3.2 Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan
daftar besi dan pembengkokannya kepada Pengguna Jasa untuk
mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di lokasi pekerjaan.
3.3 Pemasangan Besi Tulangan
Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan
ukuran/dimensi yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah
disepakati. Besi tulangan harus dipasang pada lokasi dan posisi yang
tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan beton. Besi
tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain
sebagai suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah
bentuk dan diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan
tidak mudah bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan
beton, tidak diijinkan mencuat keluar permukaan beton. Batu tahu untuk
membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat desak
tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai
dengan desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat
dan disiram air sesaat sebelum beton dituang. Sebelum penuangan beton
dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari material lepas,
debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan
ikatan dengan beton. Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak
kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan penuangan beton, kepada
Pengguna Jasa untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi.
3.4 Penyambungan Besi Tulangan Semua besi tulangan harus dipasang
dengan susunan dan panjang seperti pada gambar kecuali bila ditentukan
dan disetujui berbeda oleh Pengguna Jasa Kecuali yang sudah ditetapkan
dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak diperkenankan
tanpa persetujuan Pengguna Jasa Penyambungan harus dilakukan dengan
overlap sepanjang mungkin. Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan
yang disambung harus sesuai dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan
dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 30 (tiga puluh)
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi


tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga
tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan.
3.5 Selimut Beton Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut
beton sesuai dengan ketentuan dalam gambar, atau atas perintah
Pengguna Jasa
3.6 Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan Kecuali untuk beton pracetak,
besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk setiap jenis/tipe besi
tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung
untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang
ditunjukkan dalam daftar dan gambar pembesian/penulangan yang
disetujui Pengguna Jasa Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe
besi sebagai dasar pembayaran, ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990
yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sbb:
Besi Bulat-UlirDiameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Besi Bulat-PolosDiameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas,
Pengguna Jasa akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di
lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan dalam standar SNI atau JIS.
4) Pekerjaan Bekisting
4.1 Umum
Bekisting meliputi pekerjaan dinding, pilar, sayap tegak dan sayap
miring atau bagian yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan untuk
pembatas dan pembentuk beton agar letak dan elevasinya sesuai dengan
yang dibutuhkan.
Bekisting harus terbuat dari papan kayu atau papan rata dalam kondisi
baik yang mempunyai kekuatan cukup dan kaku untuk memikul beton
dan menahan lenturan dari kondisi rata dan harus dilindungi
permukaannya menurut kebutuhan pelaksanaan. Permukaan bekisting
yang berhubungan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup kedap
untuk menahan kehilangan mortar.
Bilamana diminta oleh Direksi Lapangan, kontraktor harus mengajukan
gambar rencana bekisting dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan
sebelum pembuatan bekisting dilakukan.
Kontraktor harus menyerahkan daftar personil dan peralatan minimal
yang digunakan melakukan pekerjaan bekisting dan pembongkaran
diantaranya gunting, palu, gergaji dll. Jumlah peralatan tersebut
disesuaikan dengan volume dan batas waktu pelaksanaan.
4.2 Pemasangan dan persiapan
Bekisting harus dipasang pada pertemuan dari permukaan beton yang
mendatar, tegak dan pertemuan antara kedua permukaan harus ada.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus kaku, kedap dan


sesuai pada tempatnya serta harus dibersihkan dari semua kayu
potongan, serbuk gergaji, gumpalan mortar kering, benda asing dan
genangan air harus dibuang dari antara bekisting. Bekisting harus
berpermukaan baik dengan dilapisi minyak bekisting ( form oil ) atau
yang sejenis dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Bekisting yang dipakai lebih dari sekali harus dipelihara diperbaiki
kondisinya dan harus dibersihkan sebelum dipakai kembali. Bekisting
untuk permukaan bagian luar ( exterior ) pada dinding harus tetap
bersih.
4.3 Pembongkaran Bekisting / Acuan
Acuan-acuan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dengan
memperhitungkan keamanan sesuai SKSNI T 15 1990 03 dalam
waktu sebagai berikut :
Sisi balok, dinding dan kolom yang tidak dibebani = 2 hari
Tiang penyangga plat beton yang tidak dibebani = 7 hari
Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani = 16 hari
Tiang-tiang penyangga oversteak / cantilever = 28 hari
Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui
sebelumnya oleh Direksi Lapangan. Apabila setelah acuan dibongkar
ternyata ada bagian-bagian beton yang keropos atau cacat lainnya yang
akan mempengaruhi kekuatan konstruksi, maka kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk meminta persetujuan mengenai
cara pengisian atau penutupannya. Semua resiko yang terjadi sebagai
akibat pekerjaan perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.
5) Pemasangan Pintu Air Klep
5.1 Umum
Pintu klep berfungsi menahan dan mengeluarkan air secara otomatis
yang dipengaruhi beda tinggi muka air antara di hulu dan di hilir pintu
klep.
Pintu Klep otomatis ringan, bahan tahan korosi (komposit fiber resin,
metal dll.) digunakan untuk pengendalian sistim tata air di saluran
persawahan pasang surut.
Bobot pintu klep relatif ringan, tetap diperhitungkan menahan tekanan
air sebesar 3 ton/m2.
Ukuran dan dimensi saat fabrikasi komponen pintu klep dibuat presisi
untuk kemudahan instalasi pengoperasian dan pemeliharaannya.
Mobilisasi dan instalasi harus relatif mudah, kelengkapan pintu klep
dirancang untuk kemudahan serta keamanan pada saat mobilisasi dan
instalasi pintu klep.
Berat jenis daun pintu harus dapat dengan mudah diatur, disesuaikan
kebutuhan membuka dan menutup pintu sesuai tinggi pasang surut,
tinggi banjir di hilir pintu, sehingga kinerja membuka dan menutup
pintu klep dapat bekerja secara efektif.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Daun pintu klep berongga untuk diisi air sebagai pemberat


Pintu termasuk saringan sampah (trashrack).
5.2 Bahan
Pintu klep dan kelengkapannya harus tahan korosi, juga dengan daya
tahan yang kuat.
Plat daun pintu dari bahan fiber resin ketebalan 4 - 5 mm, 2 (dua )
lapis serat fiber jenis mat karung, kombinasi dengan penguat plat besi
strip 2 cm tebal 2 mm yang dipasang pada sekeliling daun pintu untuk
menambah kekuatan serta dipasang pembatas ruang sebagai pengaku
berupa sekat-sekat yang saling berhubungan. Untuk pengisian air
dibuat jendela tembus pandang sebagai jendela ukur.
Engsel pintu klep tahan korasi, besi plat dilapis fiber resin dengan pvc
sebagai poros yang digabung dengan besi pipa didalamnya yang diisi
juga dengan fiber resin, sehingga tidak mudah berkarat
Frame dudukan daun pintu klep. Bahan dari kayu ketebalanya ( 35cm,) disesuaikan dengan dimensi lobang pintu dan tinggi jagaan
dilapisin fiber resin 3 4 mm.
Dipasang kelengkapan-kelengkapan pada pintu klep agar kebocoran
melalui daun pintu seminimal mungkin, berupa seal karet dan alur
pada daun pintu.
Karet seal yang cukup kuat ketebalannya 2 4 cm disesuaikan dengan
lubang pintu di pasang mengelilingi lubang ditempel pada daun pintu
bagian dalam sehingga menahan kebocoran air pada saat pintu
tertutup.
Kran pengisi dan pembuang air pada daun pintu, bahan PVC kualitas
1. Sok drat luar 1 (tergantung dimensi pintu) untuk pengisian
dibagian atas dan stop kran PVC 1 di bagian bawah untuk
pembuang air.
Pintu termasuk saringan sampah (trashrack) untuk mencegah
tumbukan atau benturan dan sampah yang akan masuk kedalam
saluran.
Finishing Pintu menggunakan cat / pewarna tahan UV (sinal
ultraviolet)
Daun pintu klep tahan 5 10 tahun dengan operasi dan pemeliharaan
sesuai manual OP terlampir.
Pekerjaan harus tepat waktu, mulai pabrikasi, mobilisasi, dan instalasi.
Bobot dari daun Pintu Klep harus relatif ringan (optimal)
diperhitungkan berdasarkan bahan yang dipakai serta daya hidraulik
yang ada, sesuai kebutuhan sehingga pintu klep dapat bekerja seefektif mungkin. dari hasil penelitian di Puslitbang Pengairan, Pintu
Klep harus dapat bekerja dengan beda tinggi muka air di muka dan di
belakang daun pintu hanya 2 8 cm tergantung pengaturan pengisian
air kantung udara pada daun pintu.
SPESIFIKASI PINTU KLEP OTOMATIS FIBER RESIN
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Keterangan
Daun pintu +
flens
Berat daun
pintu kosong
Berat daun
pintu isi air
Dimensi
Frame/ kusen
Frame tebal

Persegi
uk. 80

Persegi
uk. 100

90x90x10

120x120x10 135x135x10 165x165x10 165x120x10

20 kg

32 kg

45 kg

70 kg

90 kg

65 kg

101,5 kg

146 kg

228 kg

250 kg

110x140

140x160

160x180

190x210

140x260

3 4 cm

3 4 cm

3 4 cm

3 4 cm

3 4 cm

1 set

1 set

1 set

1 set

Engsel
Tunggal (1
level)
Trashrack /
saringan
1set
sampah

Persegi
uk. 120

Persegi
uk. 150

Persegi
uk. 100 x 200

5.3 Prosedur Pemasangan Pintu Klep Otomatis Fiber Resin.


Konstruksi / sponing di buat miring 15 derajat (dimensi konstruksi
sesuai ukuran pintu klep dan gambar)
Tempat yang akan di pasang pintu klep harus dalam keadaan kering
untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
Saluran dan sponing yang akan di pasang harus bersih dari sampah
dan benda-benda lainnya.
Pada saat pemasangan daun pintu klep tidak perlu di isi air (akan
menjadi berat)
Masukan pintu klep pada sponing yang tepat sesuai gambar
menggunakan tekel/ pengukit, (konstuksi pintu klep sudah di sediakan
cicin untuk tali pengukit) bersamaan secara merata dan perlahanlahan.
Pemasangan trashrack/ saringan sampah untuk mencegah sampah,
kotoran, tumbukan dan benturan perahu atau benda lainya.
5.4 Operasional Pintu Klep
Pintu klep difungsikan sebagai pintu pengeluaran (Drain). Konstruksi
pintu di tempatkan pada ruas ujung pemberi atau ruas awal pembuang.
Daun pintu klep dipasang pada arah ke lokasi saluran pembuangan.
Pengisian Air Pemberat sebagai Penyeimbang dalam Daun Pintu
Klep. Sediakan ember dan corong air untuk memudahkan memasukan
air kedalam daun pintu sebagai penyeimbang. Cara memasukan dari
lobang kran pengisi yang terletak di bagian atas daun pintu, sedangkan
kran pembuang dapat ditutup dibuka cara memutarnya. Apabila aliran
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

air yang melalui pintu klep akan diambil atau dengan kapasitas
maksimum dan terus menerus maka daun klep tidak perlu di isi air
Apabila diharapkan pintu klep akan tertutup pada saat muka air
dilokasi arah bukaan pintu mencapai ketinggian yang diinginkan,
maka daun pintu klep perlu diisi sebatas muka air tertinggi di udik
atau dapat pula diisi penuh.
Pintu klep akan membuka otomatis apabila muka air dihulu lebih
tinggi dari muka air dihilir, beda tinggi muka air dihulu dan dihilir
(delta H) untuk membuka atau menutup pintu klep bahan fiber resin
ini hanya 2-8 cm.
Pintu klep akan menutup otomatis apabila muka air di hilir lebih
tinggi dari muka air di hulu, beda tinggi muka air dihulu dan dihilir
(Delta H) untuk membuka atau menutup pintu klep bahan fiber resin
ini hanya 2 8 cm.
5.5 Pemeliharaan
Secara umum pintu klep tidak memerlukan pemeliharaan yang
kontinue, kecuali akibat kesengajaan perusakan ataupun benturan
benda-benda keras. Apabila terjadi kerusakan, daun pintu klep dapat
dilepas terlebih dahulu dari engselnya sebelum diperbaik. Untuk
perbaiki membutuhkan bahan fiber resin harus dilakukan oleh petugas
yang ditunjuk dan mampu dibidangnya.
Untuk kelancaran terbuka dan tertutupnya daun pintu klep dengan
sempurna agar diperiksa secara kontinyu bagian engsel pintu dan seal
karet dilem/diganti. Bagian-bagian yang cacat pada daun pintu atau
pada konstruksi bangunan airnya harus segera diperbaiki agar umur
kerja dapat bertahan lama.
Pemeriksaan rutin apabila tidak ada kejadian khusus perlu dilakukan
minimal setahun sekali yang dapat dilakukan oleh warga setempat
dengan memberikan format yang sesuai kemudian dilaporkan kepada
instansi terkait.
Disarankan bahwa jika pada saat pembukaan reklamasi rawa langsung
dibangun bangunan pintu air maka dapat dilakukan dengan cara ;
Membuat bangunan pintu air konstruksi sederhana, tidak permanen
menunggu setelah tanah mengalami subsidence dan kestabilan sistem
tata air. Jika akan dibangun bangunan pintu air permanen maka
disarangkan jika tanah mempunyai daya dukung yang rendah maka
selain pondasi mengunakan cerucuk (pile foundation) juga melakukan
perbaikan daya dukung tanah antara lain mengganti tanah dasar yang
sesuai.
6) Pekerjaan Pintu Baja
6.1 Pekerjaan besi/baja
Batang sambung geser (struts)
Penyimpanan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari masingmasing flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang
lebih besar.
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Permukaan yang dikerjakan dengan mesin


Penyimpanan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan
mesin tidak boleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat
dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m
a. Pekerjaan kayu
Penyimpangan penampang balok kayu tidak boleh lebih dari + 5
mm untuk setiap panjang balok 2.00 meter
b. Pekerjaan pengelasan
Penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran
bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali
ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm untuk material
yang tebalnya lebih besar 12 mm
Persyaratan bahan
a. Pekerjaan Daun Pintu
Pelat Baja.
Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai
dengan SNI 03-6861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan
bagian B (bahan bangunan dari besi/baja
Kayu.
Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80
mm, 100 mm dan 120 mm.
Kayu yang akan dipergunakan harus mempunyai persyaratan
kekuatan lentur yang pengujian sesuai SNI 0339591995,
Metode Pengujian Kuat Lentur Kayudi Laboratorium dan
persyaratan pengujian kuat Tekan sesuai SNI 0339581995,
Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium dan
sebelum dipasang harus diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI
0332331009, Tata Cara Pengawetan kayu untuk bangunan
rumah dan gedung.
b. Pekerjaan Pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur
maupun kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun
yang terbuka agar tahan terhadap cuaca harus dicat dengan coaltar
epoxy resin, Pengecatan Komponen tersebut harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 06 6452 2000, Metode Pengujian cat
bitumen sebagai lapis pelindung
c. Pekerjaan Alat Angkat
Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur
penggerak yang dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang
pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,
menurunkan dan memegang pintu;
Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut,
Tongkat batang Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi,
reduksi, Tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning)
harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari


besi/baja;
Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air
pada beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata.
Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis
harus kurang dari 1 (satu) millimeter pada setiap panjang 3
(tiga) meter.
Persyaratan Kerja
1) Daun Pintu
Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama
penyekat dan komponen lain yang diperlukan. Pintu yang
digunakan harus sesuai dengan Gambar dengan konstruksi las,
lebar dan tinggi bersih daun pintu;
Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini
maka Penyedia Jasa harus membuatnya dengan persetujuan
Direksi;
Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum
pelat pintu air adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran
korosi 2 (dua) milimeter;
Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan
kelonggaran korosi 2 (dua) milimeter. Lendutan balok pada
beban penuh harus kurang dari 1/800 bentang pada beban
maximum;
Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu
dengan baut, mur dan cincin baja. Seal harus disambung pada
ujungnya dengan cara divulkanisir agar menerus. Tegangan tarik
pada sambungan harus lebih besar dari 50% (lima puluh persen)
pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian
sehingga dapat menahan air dengan baik.
2) Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu,
kerangka atas dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen
lain yang diperlukan pada pemasangan rangka pintu yang lengkap
dan memudahkan operasi pintu. Jika konstruksi rangka pintu tidak
dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
a) Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir
dan bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu.
Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan
gaya gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali
tanpa terjadi pelenturan.
b) Kerangka Sponing

Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada


beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata.
Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis
harus kurang dari 1 (satu) millimeter pada setiap panjang 3
(tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesin dan
diperkeras untuk memberikan perlindungan terhadap keausan.
c) Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus
mendukung pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu
menahan beban pengangkat.
3) Stang
a) Umum
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara
manual dan tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka
pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu.
Stang harus terdiri dari peralatan mekanis/listrik, yaitu :
tumpuan, mur penggerak, roda gigi, handel pemutar dan
komponen lain yang memerlukan pengoperasian secara efisien.
Stang harus direncanakan agar mampu menahan beban yang
terjadi.
Jika konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini,
maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
b) Peralatan Mekanis, meliputi :
(1)Tumpuan/bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau datar
(2)Roda gigi reduksi
Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari
brons pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja
tempa. Roda gigi dan bantalan harus cukup kaku terhadap
gerakan. Roda gigi harus mempunyai rumah yang dapat
dilepaskan untuk memudahkan pelumasan.
(3)Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian
dan pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian
kedudukan pintu dilapangan.
(4)Ulir Pengangkatan
Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan
lain yang disetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir
pengangkat yang dapat dihubungkan dengan roda gigi pinggir
harus terdiri dari penopang roda gigi dan bantalan pemandu
sebagai penguat.
(5)Tongkat Penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.
(6)Handel Operasi Manual
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

f.

Ketentuan Gambar Kerja


Gambar Kerja (Shop Drawing) adalah gambar yang digunakan untuk pelaksanaan suatu
bentuk konstruksi yang akan dikerjakan yang disusun berdasarkan gambar rencana
(Design Drawing) dan telah disesuaikan (secara detail termasuk dimensi dan elevasi,
perhitungan dan estimasi) dengan kondisi lapangan terkini dan akan digunakan sebagai
dasar pelaksanaan rencana mutu kontrak Penyedia Jasa (Contractors Quality
Plan/CQP).
Penyedia jasa harus membuat gambar kerja sebelum pekerjaan dilaksanakan dan harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan baik untuk pelaksanaan pekerjaan
permanen maupun pekerjaan sementara. Penyedia jasa juga harus mengajukan ijin kerja
(Request of Work) sebelum melaksanakan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan yang
dilampiri Gambar Kerja (Shop Drawing) yang telah disetujui. Direksi Pekerjaan akan
memberi rekomendasi Menyetujui/Menolak/Merevisi Request of Work paling lambat
dalam waktu 48 jam setelah diterima pengajuan ijin kerja. Penyedia jasa segera
melaksanakan pekerjaan paling lambat 24 jam setelah disetujuinya ijin kerja oleh
Direksi Pekerjaan dan apabila melebihi ketentuan akan dilakukan pengecekan ulang
oleh Direksi Pekerjaan tentang kesiapan pekerjaan.
f. Ketentuan Perhitungan Prestasi Pekerjaan Untuk Pembayaran

1. Pembayaran pekerjaan dilakukan dengan sistem Termijn dimana penelitian dan


pengecekan lapangan atas kebenaran pengajuan tersebut dituangkan ke dalam Berita
Acara Kemajuan Fisik dan Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani pihak
terkait.
2. Pembayaran pekerjaan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia dalam anggaran
kas Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Kalimantan Utara Tahun
Anggaran 2016.
3. Pembiayaan Pekerjaan REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN IRIGASI
POMPA DI KAB BULUNGAN PROVINSI KALTARA berdasarkan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Kalimantan Utara dengan Kode
Rekening : 1.03.01.03.01.24.18 5.2.3.61.03 melalui sumber dana Anggaran
Pendapatan dan Belanaja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Utara Tahun
Anggaran 2016 dengan nilai sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Milyar Rupiah)
termasuk PPN 10 %.
4. Hal-hal yang lebih rinci mengenai tata cara pembayaran dimaksud diatur pada
syarat-syarat khusus kontrak yang terdapat di dalam Surat Perjanjian Kerja
(Kontrak).
g. Ketentuan Pembuatan Laporan dan Dokumentasi

Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh


aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam laporan kemajuan hasil
pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan. Jenis laporan meliputi laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. Sedangkan untuk merekam kegiatan
Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

pelaksanaan proyek, Penyedia jasa membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan


pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-dokumen lain
serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia sepenuhnya merupakan hak milik
Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir
masa kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak
tersebut beserta daftar rinciannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia dapat
menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut.
h. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 konstruksi (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja)
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten
dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang
ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan
No. 004/BM/2006 serta peraturan terkait lainnya.

Tanjung Selor, Januari

2016

Disetujui Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. Heri Rudiyono


NIP. 19670622 199303 1 007

Kerangka Acuan Kerja Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pompa Kab Bulungan Provinsi Kaltara

Anda mungkin juga menyukai