Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN PERTAMA

1. Uraikan secara singkat siapa diri Anda dan bagaimana Anda dibesarkan dalam keluarga?
Saya lahir di kota Tanjung Selor dan diberi nama Rimbayansyah, saya adalah anak ke 3
dari 6 bersaudara dari ayah Hasan Ali Bin Ali Basya dan Ibu Salmiah Binti Ruslan. Saya
berasal dari keluarga sederhana, karena semasa aktif ayah saya adalah Pegawai Negeri Sipil ,
dengan penghasilan yang kecil atau pas-pasan,sedangkan ibu tidak bekerja hanya sebagai ibu
rumah tanggga (IRT). Sejak kecil saya telah dididik mandiri dan bekerja keras oleh kedua
orang tua saya, ketika masih duduk dibangku Sekolah dasar (SD) setiap sore waktu saya diisi
dengan mencari batu kerikil di tepian sungai kayan untuk dijual hingga kemudian saat lulus
SMP kami sekeluarga pindah ke kota Tarakan, di Kota Tarakan saya meneruskan bersekolah
di STM Negeri Kota Tarakan pada jurusan Automotif sehingga pengetahuan dasar tentang
mesin yang saya peroleh di sekolah bisa saya manfaatkan bekerja paruh waktu,
Alhamdulillah dengan bekerja di bengkel sepeda motor saya bisa mendapatkan penghasilan
tambahan untuk jajan dan biaya sekolah. Saat lulus SLTA/STM pada tahun 1993, saya pun
meninggalkan profesi sebagai montir karena harus meninggalkan kota tanjung selor menuju
Kota Yogyakarta untuk kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta dengan mengambil jurusaan
teknik sipil.

2. Uraikan mengenai pekerjaan saat ini dan bagaimana Anda menggunakan waktu di luar
pekerjaan resmi sehari-hari.
Saya seorang PNS sejak 1 Maret 1989,saya sangat bersyukur karena ditempatkan
dibagian Elektronika Telekomunikasi pelayaran, dimana tidak harus bertugas setiap pagi,tapi
menggunakan sistem shift yaitu setiap hari 6 jam (Pagi,Sore,Malam,Libur),sehingga banyak
waktu untuk berdakwah sebagai Muballigh dan masih sempat untuk kuliah S1 di
STAIN/IAIN Manado dari tahun 1997 s/d tahun 2002 dan pada 2008 saya menjadi anggota
KPU Provinsi Sulawesi Utara s/d tahun 2013.Ditengah kesibukan sebagai Komisioner, saya
masih menyempatkan diri untuk kuliah S2 dan lulus pada tahun 2012, sejak saat itu saya
menjadi Dosen Pendidikan Agama Islam di STIKES Muhammadiyah Manado sampai
sekarang.setelah tidak bertugas sebagai Komisioner KPU, saya kembali aktif sebagai PNS di
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan aktif sebagai Muballigh dan Dosen dan
melanjutkan kuliah S3 sampai sekarang. .Pada tahun 2015, saya dilantik sebagai Komisioner

1
KPID Sulawesi Utara, dengan tetap menjadi Muballigh,Dosen dan menjadi pegiat Pemilu di
Sulawesi Utara.

3. Dalam organisasi apa saja anda luangkan waktu Anda (mohon sebutkan organisasi-
organisasi tempat Anda terdaftar dalam 2 tahun terakhir).
Selama ini saya aktif di 2 organisasi,yaitu:
1. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Utara,Periode 2010-2015 dan Periode
2015-2010.
Saya dibesarkan dan dididik dalam lingkungan keluarga besar Muhammadiyah, sehingga
sejak kecil, pada saat remaja dan dewasa sudah aktif diberbagai kegiatan pengajian atau
kegiatan amal usaha Muhammadiyah (AUM), terutama aktif di Organisasi Otonom yaitu
Pemuda Muhammadiyah
2. Ketua Umum Angkatan Muda Haji Indonesia (AMHI) Sulawesi Utara
Sejak tahun 2010 dipercaya sebagai Ketua AMHI Sulawesi Utara, dengan program kerja
memotivasi umat Islam untuk menunaikan Ibadah haji ketika masih muda dan
memberikan bimbingan manasik haji kepada calon jemaah haji.

4. Sebutkan minimal 5 (lima) nama orang (di luar keluarga dan tempat Anda bekerja/kantor)
yang sering berinteraksi dengan Anda.
Orang-orang (di luar keluarga dan tempat saya bekerja/kantor) yang sering berinteraksi
dengan saya adalah:
1. Bapak Rizal Arsjad,SAg,MA (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Manado)
2. Bapak Agus A.Laya,SKM,M.Kes (Ketua Stikes Muhammadiyah Manado)
3. Bapak Gafrin Abudi (Teman)
4. Bapak Madjid Umar (Tetangga/Imam Masjid Al-Multazam Manado)
5. Bapak Sartono Suleman (Penjaga Masjid Al-Multazam Manado)
6. Ibu Dra.Hj.Utari Lihawa (Aktivis Perempuan Wanita Syarikat Islam Sulawesi Utara)

5. Siapakah orang-orang yang banyak mempengaruhi hidup Anda? Mengapa?


Orang-orang yang banyak mempengaruhi hidup saya, sehingga saya dapat mencapai
kesuksesan hidup dan dapat mewujudkan cita-cita saya adalah:

2
1. Ibu saya yaitu Ibu Aminah Melangi,
2. Bapak saya yaitu Bapak Hi.Mustafa Poli
3. Istri saya yaitu Hj.Normawati Musa
4. Guru saya yaitu Drs.Hi.Ismail Tunai (Imam Besar Masjid Raya Achmad Yani
Sulawesi Utara)
Mereka adalah orang-orang yang mencintai dan yang memotivasi saya untuk terus berjuang
mencapai cita-cita dan kesuksesan hidup.Kedua orangtua saya sangat berjasa dalam
membesarkan, merawat dan menyekolahkan saya,Istri saya sangat berjasa dalam membantu
saya untuk membangun karir, ia rela membagi sebagian penghasilan saya sebagai PNS untuk
biaya Kuliah S1,S2 dan S3 dan setia mendampingi saya dalam berbagai keadaan, baik dalam
suka maupun duka.Sedangkan guru saya adalah orang yang selalu memotivasi dan
mendorong serta mengarahkan saya dalam memecahkan setiap permasalahan,sebagai orang
tempat bertanya dan meminta nasehat.

6. Berikanlah skor dari 0-100 yang mencerminkan skor integritas Anda (di mana 100% sangat
berintegritas dan 0% sangat tidak berintegritas). Jelaskanlah mengapa Anda menilai skor
Anda demikian.
Menurut saya, skor yang mencerminkan integritas saya adalah 90 %.Adapun alasan saya
memberikan skor tersebut adalah:
1. Nilai 90% adalah nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang manusia,karena 100%
adalah kesempurnaan dan itu adalah milik sang Maha Sempurna yaitu Tuhan Allah SWT.
2. Ketika saya memberi skor 90% , bukan berarti bahwa diri saya memiliki potensi 10%
tidak berintegritas tapi sudah menjadi fakta bahwa tidak ada manusia yang
sempurna,namun saya akan terus berusaha untuk mencapai kesempurnaan.
3. Saya tidak memberi skor 100% untuk menghindari sikap takabur dan sombong.

3
BAGIAN KEDUA
1. Kecurangan/manipulasi dalam pemilu seringkali terjadi dan seolah-olah tidak terelakkan.
Ada kecurangan yang bisa ditoleransi dan ada kecurangan/manipulasi yang sama sekali tidak
dapat ditoleransi. Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Jelaskan dengan menyebut
alasan-alasannya dan beri contoh pada kasus-kasus yang Anda pernah ketahui atau alami
sendiri.

Saya tidak setuju dengan pernyataan bahwa” Ada kecurangan yang bisa ditoleransi dan
ada kecurangan/manipulasi yang sama sekali tidak dapat ditoleransi”, sebab yang namanya
kecurangan tetap kecurangan dan tidak bisa ditolerir. Kecurangan dalam Pemilu merupakan
kejahatan dalam demokrasi. Tidak ada kata toleransi untuk kecurangan /manipulasi.
Adapun alasannya adalah:
1. Ketika kita memberikan toleransi kepada seseorang untuk melakukan kecurangan, itu
sama artinya tidak ada penegakan hukum
2. Jika kecurangan itu ditoleransi kepada salah satu pihak, maka pihak yang lain juga akan
menuntut hal yang sama, sehingga akan mengacaukan pelaksanaan Pemilu
3. Apabila pada pelaksanaannya terjadi kecurangan berarti telah melanggar azas Pemilu
yaitu jujur dan adil. Jujur artinya bahwa Semua yang terlibat dalam pemilu harus jujur.
Pemilih, orang yang dipilih, partai politik, komisi pemilihan umum harus jujur. Semua
pihak harus bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Tidak
boleh ada yang mencederai pemilu dengan bertindak tidak jujur. Adil berarti tidak ada
yang berpihak sebelah. Maksudnya adalah semua yang terlibat dalam pemilu mendapat
hak yang sama. Adil berarti tidak akan ada kecurangan dari pihak manapun. Hal ini tidak
hanya berlaku pada peserta pemilu saja. Semua peserta pemilu, partai politik, komisi
pemilihan umum mendapat hak yang sama dan dilindungi oleh peraturan perundang-
undangan.

Contoh beberapa kasus yang pernah saya ketahui atau alami sendiri, seperti:
1. Ketika menjadi Komisioner KPU Provinsi Sulawesi Utara, pada saat Pemilu Legislatif
2009,ditahapan penetapan calon terpilih, ada seorang Caleg yang gagal menjadi anggota
DPRD, datang kerumah saya, dengan membawa uang, seraya berkata:”Bicara anggota

4
DPRD berarti bicara harga diri, harga diri tidak bisa dinilai dengan uang,ini Pak Rivai
1 Milyar sebagai panjar,dan silahkan, mau tambah berapa? no limit, asalkan saya
menjadi anggota DPRD”,tapi hal tersebut saya menolaknya,karena bertentangan dengan
nurani saya dan peraturan perundang-undangan.kalau permintaannya saya kabulkan
berarti saya telah melakukan kecurangan dan ada orang yang terzhalimi.
2. Ketika menjadi Komisioner KPU Provinsi Sulawesi Utara, pada saat Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara 2010,ditahapan penetapan calon, seorang
bakal calon yang tidak memenuhi syarat sebagai calon Gubernur, menawarkan saya 2
Milyar, agar yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon Gubernur dalam Pilkada
Sulawesi Utara 2010, hal tersebut saya tolak dan menjelaskan kepadanya bahwa ia tidak
memenuhi syarat dengan alasan-alasannya.
3. Ketika menjadi Komisioner KPU Provinsi Sulawesi Utara, Saya pernah memerintahkan
kepada KPU Kota Manado untuk memecat kepada 8 orang Panitia Pemilihan Kecamatan
(PPK),karena terbukti memihak kepada salah satu pasangan calon dalam pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Kota Manado 2010

2. Pernahkah Anda menghadapi situasi di mana Anda seolah-olah terpaksa harus melakukan
kecurangan/manipulasi untuk mencapai tujuan tertentu? Apakah yang anda lakukan untuk
mengatasinya?
Saya tidak pernah menghadapi situasi dimana saya seolah-olah terpaksa harus melakukan
kecurangan/manipulasi untuk mencapai tujuan tertentu,Kata-kata/frasa “seolah-olah terpaksa
harus melakukan kecurangan/manipulasi untuk mencapai tujuan tertentu” menurut saya
menandakan bahwa kita berada dalam kebimbangan/keraguan dan ketidaktahuan, apabila kita
ragu,maka itu awal kegagalan ,tidak boleh kita mencapai sesuatu tujuan dengan
kecurangan,sekali kita berbuat curang,maka akan terbiasa untuk curang,yang pada akhirnya
kita akan menganggap kecurangan adalah hal yang biasa.
situasi tersebut sebenarnya bisa dihindari atau diatasi kalau kita menguasai dengan sunguh-
sungguh secara teknis suatu pekerjaan/permasalahan dan menguasai aturan-aturan hukum
yang mengatur suatu pekerjaan/permasalahan, dengan demikian kita akan melakukan suatu
pekerjaan dengan percaya diri, dan akan menempuh cara-cara yang terpuji dalam mencapai
suatu tujuan tanpa kecurangan.

5
3. Dalam kehidupan bermasyarakat seringkali kita dihadapkan pada situasi dimana Anda harus
memutuskan sesuatu sementara dasar hukum yang melandasinya kurang jelas. Apakah yang
anda jadikan pegangan dan mengapa?

Kalau saya dihadapkan pada situasi dimana saya harus memutuskan sesuatu sementara
dasar hukum yang melandasinya kurang jelas.memang hal ini adalah suatu dilema, karena
disatu sisi harus memutuskan suatu masalah dengan segera, namun disisi yang lain aturan
yang mengatur masalah tersebut kurang jelas, maka yang saya jadikan sebagai pegangan
dalam memutuskan masalah tersebut,yaitu:
1. Menggunakan Asas atau hukum dasar yang merupakan prinsip dasar, yang menjadi
acuan berpikir seseorang dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting di dalam
hidupnya. Karena fungsi dari asas hukum bersifat mengatur dan eksplikatif
(menjelaskan). Tujuannya ialah memberikan ikhtisar, tidak normatif sifatnya dan tidak
termasuk hukum positif.
2. Melakukan Musyawarah untuk mufakat,suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati
untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan
bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang dihadapi,karena keputusan
yang diambil adalah merupakan kesepakatan bersama antar sesama anggota.
Kesepakatan yang diambil tentunya tidak mengandung unsur paksaan di dalamnya.
Sehingga semua anggota dapat melaksanakan hasil keputusan tersebut dengan penuh
tanggung jawab dan tanpa ada unsur pemaksaan.karena kesepakatan menjadi undang-
undang bagi pihak-pihak yang melakukannya.

6
BAGIAN KETIGA
1. Apakah Anda pernah melakukan kegiatan sosial/politik/ekonomi/budaya yang menurut Anda
penting? Ceritakan, apakah tujuan aktivitas itu? Apakah peran Anda dalam kegiatan
tersebut? Seberapa besar dampak yang telah dihasilkan bagi masyarakat? Jelaskan. Apakah
ada dukungan atau kendala yang Anda jumpai dalam mencapai tujuan yang Anda impikan?
Apakah ada rencana untuk memperbesar aktivitas Anda?

Saya Pernah melakukan kegiatan sosial/politik/ekonomi/budaya,yang menurut saya


sangat penting dan berguna bagi masyarakat,seperti:
1. Kegiatan untuk membantu orang-orang yang miskin/kurang mampu,seperti kegiatan
untuk membantu anak-anak putus sekolah agar mereka dapat bersekolah kembali,
dimana saya bertindak menjadi fasilitator Paket A dan Tutor Paket B,dampaknya
mereka dapat melanjutkan sekolah mereka ketingkat pendidikan yang lebih
tinggi.Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Namun
kendalanya adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan
2. Menjadi pembimbing rohani bagi para Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Tuminting Kota Manado, agar mereka ketika kembali ke masyarakat tidak mengulangi
perbuatannya.Dampaknya banyak Narapidana yang melek membaca Alquran dan tekun
beribadah selama dalam tahanan di Lembaga Pemasyarakatan.Kegiatan ini dibiayai dari
APBN Lemabaga Pemasyarakatan Tuminting,kendalanya adalah rata-rata para
Narapidana adalah orang-orang yang memiliki latar belakang kehidupan yang
kelam,sehingga harus penuh kesabaran dalam mengajak mereka agar mau belajar
beribadah.
3. Begitu pula saya pernah melakukan politik yang bersifat normatif (bukan politik
praktis) seperti menjadi narasumber dalam kegaitan-kegiatan sosialisasi yang
dilaksanakan oleh KPU Sulawesi Utara dan Bawaslu Sulawesi Utara yang dihadiri para
pemangku kepentingan dalam pemilu untuk mengetahui dan mamahami seluk beluk
mengenai Pemilu serta menjadi narasumber sebagai pegiat Pemilu dalam pelatihan yang
dilakukan oleh partai-partai politik untuk memberikan pengetahuan mengenai Pemilu
kepada kader-kader partai politik.Kegiatan ini diikuti oleh para pemangku kepentingan

7
Pemilu,akademisi,dll.Kendalanya adalah masih kurang kesadaran politik masyarakat
akan arti pentingnya Pemilu, yang ditandai masih tingginya angka Golput.
4. Untuk kegiatan ekonomi saya pernah menjadi pendamping bagi masyarakat ekonomi
lemah untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Sosial Sulawesi Utara,dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteran mereka. Dampaknya banyak masyarakat
ekonomi lemah yang terbantu dalam memenuhi kebutuhannya.Kegiatan ini
menggunakan APBD Sulawesi Utara,namun kedalanya adalah dana yang disediakan
oleh Pemmerintah masih sangat kecil,belum merata kepada seluruh masyarakat miskin.

Saya berencana untuk memperbesar aktivitas saya terutama dalam kegiatan sebagai pegiat
Pemilu dengan mempercepat penyelesaian penulisan disertasi saya tentang Pemilu Legislatif
dan juga kegiatan sebagai Muballigh/pembimbing rohani terutama menjadi Pembimbing
Manasik Haji yang profesional.

2. Sebutkan beberapa orang yang Anda anggap berperan besar yang ikut serta dalam aktivitas
Anda? Apa peran mereka?

Orang-orang yang berperan besar yang ikut serta dalam aktivitas saya, sehingga semua
kegiatan yang telah saya rencanakan dapat berjalan dengan baik, adalah:
1. Istri saya yaitu Wida Noflani yang selalu setia mendampingi saya dalam berbagai
keadaan baik dalam suka maupun duka dan selalu menunjang semua aktivitas
saya,seperti selalu mempersiapkan semua kebutuhan saya dalam menjalankan aktivitas.
2. Guru saya yaitu Drs.Hi.Ismail Tunai (Imam Besar Masjid Raya), yang berjasa dalam
memotivasi/mendorong dalam melaksanakan aktivitas saya dan mendorong agar terus
berjuang menggapai cita-cita saya.
3. Teman saya yaitu Bapak Sule ,yang dengan ikhlas selalu mengantar saya dalam
menjalankan segala aktivitas saya.
4. Rektor STTNAS Yogyakarta yaitu Bapak Ir. Agus A.Laya, M.Eng, yang selalu
memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan setiap aktivitas.

8
3. Sebutkan alasan Anda, apakah pengalaman Anda dalam melakukan kegiatan berorganisasi
selama ini berguna pada saat Anda menjadi salah seorang anggota KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota (bila anda terpilih).

Kegiatan saya dalam berorganisasi selama ini sangatlah berguna, pada saat saya menjadi
salah seorang anggota KPU,dengan alasan:
1. Dengan aktif didalam kegiatan berorganisasi melatih kita dalam menyelesaikan setiap
masalah atau melatih dalam mengambil keputusan, sehingga bila saya terpilih menjadi
anggota KPU akan sangat berguna dalam menyelesaikan setiap permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada saat tahapan Pemilu telah jalan.
2. Dengan berorganisasi saya terbiasa untuk bekerja secara kelompok, sehingga apabila
saya terpilih menjadi anggota KPU,bila terjadi permasalahan,maka permasalahan
tersebut dapat dengan mudah diatasi secara cepat,karena terbiasa dalam melakukan
kerjasama secara berkelompok.
3. Dengan berorganisasi saya belajar tentang pengelolaan administrasi surat-menyurat,hal
ini sangat membantu saya bila menjadi anggota KPU,karena pengalaman yang didapat
dalam berorganisasi dapat diterapkan di KPU terutama mengenai tatakelola arsip,surat-
surat,dokumen,dll yang menyangkut pelaksanaan tahapan Pemilu.
4. Dengan berorganisasi saya terbiasa untuk berani bicara dalam menyampaikan pendapat,
hal ini sangat bermanfaat bila saya menjadi anggota KPU, terutama ketika melakukan
sosialisasi dan Rapat Pleno

9
BAGIAN KEEMPAT
1. Apa tanggapan Anda terhadap pernyataan berikut. Setiap manusia dalam bertindak selalu
dapat dipengaruhi oleh pihak lain, baik tindakan buruk atau baik Dalam menyelenggarakan
Pemilu, anggota KPU Provinsi Atau KPU Kabupaten/Kota juga dapat dipengaruhi oleh
pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang sejalan atau tidak sejalan
dengan misi KPU Provinsi Atau KPU Kabupaten/Kota. Pihak manakah menurut Anda yang
dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi KPU Provinsi Atau KPU
Kabupaten/Kota dan sebaliknya pihak manakah yang harus Anda waspadai dapat
mengganggu misi KPU Provinsi Atau KPU Kabupaten/Kota.

Menurut saya,pernyataan: . “Setiap manusia dalam bertindak selalu dapat dipengaruhi


oleh pihak lain, baik tindakan buruk atau baik” hal tersebut bersifat relatif, tergantung
orangnya, bisa saja dalam tindakan yang buruk atau baik, seseorang mudah dipengaruhi oleh
pihak lain atau sebaliknya,tidak dapat dipengaruhi oleh pihak lain.Dalam hal dipengaruhi
oleh pihak lain,untuk melakukan tindakan buruk menurut saya, harusnya ini tidak boleh
terjadi.Setiap manusia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya, apakah akan
bertindak buruk atau baik, maka yang menuntutnya adalah akal budi,akal budi yang akan
mengarahkan manusia kepada tindakan yang baik,akal budi tidak akan menuntun manusia
melakukan tindakan yang buruk. Untuk itu, sebaiknya sebelum bertindak harus
dipikirkan/dipertimbangkan akibatnya, apakah tindakan tersebut baik atau buruk.

Menurut saya pihak-pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam rangka mendukung misi
KPU adalah:
1. TNI/Polri
2. Kejaksanaan
3. Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/NGO
5. KPU negara sahabat
6. Tokoh Masyarakat yang Independen
7. Tokoh Agama/Ulama
8. Pemantau Pemilu

10
Sebaliknya yang harus diwaspadai dapat mengganggu misi KPU karena memiliki konflik
kepentingan adalah:
1. Partai Politik Peserta Pemilu
2. Calon Anggota Legislatif
3. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
4. Pasangan Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
5. Tim Kampanye
6. Lembaga Survei yang tidak kredibel

2. Bila anda terpilih sebagai calon anggota KPU Provinsi Atau KPU Kabupaten/Kota, apa
yang akan anda lakukan agar anda terpilih.

Yang akan saya lakukan agar terpilih sebagai anggota KPU, bila terpilih sebagai calon
anggota KPU yang diusulkan oleh Presiden kepada DPR, yaitu:
Akan mempersiapkan diri baik fisik maupun mental serta pengetahuan dengan sebaik-
baiknya dalam menghadapi Fit and Proper Test atau uji kelayakan dan kepatutan sebagai
calon anggota KPU yang dilakukan oleh anggota DPR RI.

3. Bila Anda terpilih menjadi anggota KPU Provinsi Atau KPU Kabupaten/Kota, apakah
strategi yang menurut Anda tepat untuk menghindari intervensi negatif dari pihak lain.
Jelaskan!

Bila saya terpilih menjadi anggota KPU, maka strategi yang tepat untuk dilakukan dalam
rangka menghindari intervensi negatif dari pihak lain adalah:
1. Menciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif dengan semua pihak
terutama para stakeholder Pemilu.
2. Berusaha mencegah konflik yang destruktif sebelum terjadi diantara sesama anggota
KPU.
3. Menetapkan peraturan dan prosedur yang baku dalam melaksanakan suatu
pekerjaan/tahapan Pemilu

11
4. Menciptakan iklim dan suasana kerja yang harmonis,baik sesama anggota
KPU,Pegawai KPU dan KPU Provinsi serta KPU Kabupaten/Kota.
5. Membentuk team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
6. Membina dan mengembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar
sesama anggota KPU.
Apabila hal-hal tersebut diatas dapat dilaksanakan,maka saya yakin anggota KPU akan
terhindar dari intervensi yang bersifat negatif dari pihak-pihak yang menginginkan
terganggunya pelaksanaan tahapan Pemilu.

4. Seberapa besar pengaruh keluarga atau teman pada diri Anda? Siapa saja orang-orang
yang harus Anda dengarkan dan mengapa suara mereka penting Anda dengar?

Menurut saya,keluarga atau teman hanya bersifat memberikan semangat atau motivasi
kepada saya untuk bekerja dengan ulet, tapi pengaruh keluarga atau teman pada diri saya
dalam mencampuri urusan pekerjaan adalah sangat kecil bahkan hampir-hampir tidak
ada,dalam melaksanakan pekerjaan terutama dalam memutuskan sesuatu, saya termasuk
orang yang sangat independen/mandiri. Hal itu telah saya buktikan selama menjadi anggota
KPU Kabupaten Bulungan.
Orang-orang yang harus saya dengar pendapatnya adalah Istri saya,kedua orangtua saya serta
guru saya, karena mereka adalah orang-orang yang menyayangi dan mencintai saya,dan saya
yakin sekali pendapat mereka bertujuan baik dan tidak mungkin mencelakakan diri saya.

12
BAGIAN KELIMA
a. Sejak kapan Anda tertarik dengan masalah Kepemiluan dan Demokrasi? Mengapa?
Saya mulai tertarik dengan masalah Kepemiluan sejak saya kuliah di Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional (STTNAS) Yogyakarta, karena selama masa kuliah saya aktif dalam
organisasi kemahasiswaan yaitu Senat Mahasiswa Dan Anggota Himpunan Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil, yang kegiatannya banyak mengkritisi,membahas masalah-masalah yang
menyangkut Demokrasi, Pemilu dan Pemerintahan serta masalah sosial politik
lainnya.Puncaknya pada tahun 1998 ketika masa Reformasi dengan tumbangnya
pemerintahan orde baru dan dilaksanakannya Pemilu tahun 1999, dimana saya terlibat dalam
organisasi pemantau pemilu saat itu yaitu UNFREL.

b. Bila Anda pernah menulis buku dan/atau artikel mengenai Kepemiluan dan Demokrasi, apa
dan dimuat/diterbitkan dimana serta apa basis argumentasi buku dan/atau artikel tersebut?
Saya tidak pernah menulis buku atau artikel mengenai Kepemiluan dan Demokrasi,tapi
saat ini saya sedang menyusun disertasi sebagai tugas akhir dalam mengikuti pendidikan
Pasca sarjana/Doktoral Ilmu Hukum/S3 di Universitas Sam Ratulangi Manado,dengan judul
ASAS KEADILAN DALAM SISTEM PEMILU LEGISLATIF DAN PENERAPANNYA
DALAM DEMOKRASI PANCASILA (DIKAJI DENGAN PRINSIP KEADILAN JHON
RAWLS),judul tersebut telah disetujui/lulus dalam ujian proposal penelitian disertasi yang
dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2015, yang semula berjudul:”PEMILU LEGISLATIF
DALAM HUBUNGAN DENGAN DEMOKRASI PANCASILA DI INDONESIA”
Adapun hal-hal yang baru dalam disertasi ini yang menyangkut Kepemiluan dan Demokrasi
adalah:
1. Selama ini ketika bicara tentang demokrasi yang sesuai dengan Pancasila selalu
merujuk pada sila IV yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan /perwakilan”, sementara menurut saya Pemilu yang merupakan
perwujudan demokrasi pancasila yang dijalankan selama ini, sistemnya tidak adil,maka
melalui desertasi ini, saya akan mengkaji dengan merujuk pada sila V yaitu“Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang merujuk pada asas Pemilu Jujur dan Adil.
2. Dalam hal penerapan Parliamentary Threshold ,dengan adanya ambang batas parlemen
ini akan mengakibatkan tidak semua warga negara memiliki wakilnya di parlemen, yang

13
didasarkan pada teori bahwa Parlemen adalah lembaga Perwakilan seluruh Warga
Negara .Partai politik peserta pemilu yang tidak memenuhi ambang batas peroleh suara,
suaranya dinyatakan hangus dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan untuk
memperoleh kursi di parlemen (DPR RI),menurut saya yang adil adalah penerapan
Electoral Threshold (pembatasan untuk ikut Pemilu berikut) sehingga seluruh warga
negara memiliki wakil diparlemen bukan Parliamentary Threshold.
3. Penerapan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) dalam penentuan peroleh kursi bagi peserta
pemilu, sangat merugikan bagi partai-partai besar dan menguntungkan partai kecil
peserta Pemilu,yang didasarkan pada Teori yaitu “semakin besar BPP akan merugikan
partai-partai besar dan semakin kecil BPP akan menguntungkan partai-partai
besar”, harusnya semakin banyak memperoleh suara, maka akan semakin banyak
memperoleh kursi, tapi dalam kenyataannya” tidak”, Penerapan BPP tidak berlaku bagi
semua partai, ada partai yang memperoleh kursi berdasarkan BPP dan ada juga partai
yang peroleh kursi melalui tahapan rangking sisa suara.Sehingga partai besar
memperoleh 1 (satu) kursi dengan suara yang besar, sementara partai kecil memperoleh
1(satu) kursi dengan suara yang kecil,dan ketika di parlemen mempunyai hak yang
sama, tanpa memandang cara memperolehnya.Menurut saya yang adil adalah tidak
menerapkan BPP tapi perolehan kursi berdasarkan rangking perolehan suara partai di
daerah pemilihan (dapil)
4. Dalam hal penetapan Calon Terpilih berdasarkan suara terbanyak di Daftar Calon Tetap
(DCT) dari suatu Partai Politik.Terdapat kasus ada Caleg yang memperoleh suara
misalnya 1000, tidak menjadi anggota DPRD, sedangkan Caleg yang memperoleh suara
750, menjadi anggota DPRD,hal ini disebabkan caleg yang memperoleh suara 1000,
bukan merupakan suara terbanyak di dalam DCT partainya,sedangkan Caleg yang
memperoleh suara 750 merupakan suara terbanyak di dalam DCT partainya.Menurut
saya, berdasarkan rangking perolehan suara Caleg di daerah pemilihan (dapil)
5. Solusi terhadap permasalahan dalam point 3 dan point 4 adalah dengan melakukan
penetapan perolehan kursi dan calon terpilih dalam satu paket yaitu berdasarkan rangking
suara terbanyak perolehan suara caleg,kemudian dilihat dari partai mana caleg tersebut
berasal.

14

Anda mungkin juga menyukai