TEMA “IDE DAN GAGASAN INOVASI KEPENGAWASAN PEMILU”
DIAJUKAN SEBAGAI PEMENUHAN SYARAT
CALON ANGGOTA BAWASLU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERIODE TAHUN 2022 S/D 2027
OLEH :
MUHAMMAD FIRDANA ANDRIYADI, ST
NOMOR PESERTA : 007 I. BAGIAN PERTAMA 1. a. Deskripsikan secara singkat tentang riwayat hidup anda? Nama saya Muhammad Firdana Andriyadi, ST bin H.Yadie Djambri (alm) dan Ibu Hj.Noorhayani, biasa dipanggil Firdana. Lahir di Pangkalan Bun tanggal 10 Agustus 1982. Saya dibesarkan bersama 3 saudara laki-laki dan 2 saudari perempuan, saya anak nomor 2 (dua) dari 6 (enam) bersaudara. Pendidikan adalah hal utama yang selalu disampaikan orang tua kami, almarhum Bapak (Abah) berkarakter pekerja keras dan cerdas, yang telah berusaha semaksimal beliau dalam menghidupi dan mendidik keluarganya. Dulunya beliau sempat bekerja sebagai PNS, namun beliau mengundurkan diri dan berwiraswasta. Dari menjadi agen Tiket pesawat waktu itu DAS Air Lines di Pangkalan Bun, usaha penginapan dan travel darat lintas kabupaten dalam provinsi (PT. Dimendra Perkasa) kira-kira di tahun 1990an, hingga terjun ke Politik (PDI-Perjuangan) dan terpilih menjadi Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Periode tahun 1999- 2004 dari dapil 3 (Kotawaringin Barat, Lamandau dan Sukamara). Kurang lebih 6 tahun lalu (2016) Ibu (Mama) sudah pensiun dari pekerjaan mulia beliau yaitu tenaga pendidik (guru). Alhamdulillah berkat doa dan didikan kedua orang tua, kami 6 saudara telah selesai menempuh pendidikan sampai jenjang minimal Strata 1 (S-1) dengan berbagai disiplin ilmu, semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada orang tua yang tanpa pamrih dalam membesarkan dan mendidik anak- anaknya, Aamiin yaa robbal alaamiin. b. Bagaimana anda tumbuh menjadi dewasa? Tumbuh kembang sejak lahir sampai SMP (1982-1997) saya tinggal bersama kedua orang tua di Pangkalan Bun, setelah lulus SMP melanjutkan sekolah di SMK Negeri 1 Palangka Raya jurusan Bangunan Gedung (1997-2000). Di Palangka Raya saya tinggal bersama Nenek (Nini). Keseharian tinggal bersama Nenek saat itu berjualan alat/bahan pecah belah (kelontongan) di jalan KS Tubun Palangka Raya, setiap pagi sebelum ke Sekolah, pergi ke Toko jualan Nenek untuk membuka pintu- pintu toko dan menyusun barang-barang jualan, begitu pula sepulang dari sekolah lanjut bantu jualan hingga sore hari dan menutup toko. Setelah lulus pendidikan di SMK Negeri 1 Palangka Raya, saya melanjutkan ke jenjang S-1 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil. c. Bagaimana aktivitas anda sehari-hari diluar waktu pekerjaan resmi? Saya mengisi waktu diluar pekerjaan resmi sehari-hari adalah berkumpul dengan keluarga kecil dan keluarga besar baik dari pihak istri maupun saya sendiri. Orang-orang yang banyak mempengaruhi hidup saya adalah adalah keluarga, tentunya orang tua saya dan keluarga kecil saya. Karena mereka-mereka inilah penyemangat hidup dan tujuan hidup saya, kebahagian bersama keluarga adalah segala-galanya buat saya. d. Ceritakan organisasi apa saja yang anda geluti dengan jabatan apa? Organisasi yang pernah saya ikuti adalah Palang Merah Remaja (PMR) sebagai Ketua ketika masih sekolah di SMK 1 Palangka Raya periode tahun 1998-1999. Aturan yang jelas dan mengikat setiap individu anggota KPU, KPU Provinsi hingga KPU Kabupaten/Kota, dilarang menjadi pengurus aktif organisasi masyarakat baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum, sehingga saya tidak mengikuti organisasi apapun selama menjabat sebagai anggota KPU Kabupaten Murung Raya. e. Sebutkan minimal 3 (tiga) nama orang (selain keluarga dan kerabat kerja kantor) dan ceritakan bagaimana berinteraksi dengan orang tersebut? Tiga (3) nama orang selain keluarga dan kerabat kerja kantor, yaitu Alamsyah Jundullah (Komunitas Penggali Kubur dan Dompet Dhuafa Puruk Cahu), Okto Dinata (Eks PPK Kecamatan Murung) dan Fadli (Eks PPS dan PPK Kecamatan Permata Intan). Interaksi kepada saudara Alamsyah Jundullah terkait kepedulian sosial di masyarakat (donasi, donor darah dan sebagainya). Interaksi dengan saudara Okto Dinata dan Fadli adalah upaya mendorong/memberi semangat kepada kawan- kawan eks penyelenggara agar bisa ikut seleksi anggota KPU Kabupaten, perlu adanya transfer ilmu dan pengetahuan serta regenerasi anggota KPU Kabupaten yang berasal dari kawan-kawan PPK dan PPS (berpengalaman sebagai penyelenggara di tingkat kecamatan dan desa).
2. a. Apakah terdapat orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan
kuat anda sampai sekarang tentang nilai-nilai atau karakter? Jawab ; iya ada dan sampai sekarang masih jadi acuan dan panutan serta tempat berdiskusi. b. Bila ada, siapakah mereka? Ceritakan! Jawab ; mereka adalah orang tua dan istri saya. c. Nilai atau karakter yang bagaimana yang menjadi acuan, teladani dan anda praktekan? Nilai-nilai tentang kejujuran, tidak berlaku curang kepada siapapun (berlaku adil), tanggung jawab, komitmen, semangat menuntut ilmu (upgrade pengetahuan), serta tidak lupa tentang nilai-nilai dalam ibadah (usaha tanpa doa adalah sombong, doa tanpa usaha adalah bohong, jadi harus seimbang).
3. a. Yakinkah anda berintegritas (bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme)? InsyaAllah saya yakin punya Integritas dengan baik, terbukti tidak pernah melakukan tindakan pidana penjara akibat dari KKN maupun pidana lainnya berdasarkan Putusan Pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap serta tidak pernah dilaporkan atas pelanggaran kode etik ke DKPP selama menjabat sebagai penyelenggara pemilu/pemilihan hingga saat makalah ini dibuat. b. Jika diberikan skor nilai 0 – 100 yang menggambarkan skor integritas anda (dengan skala 100% sangat berintegritas dan 0% sangat tidak berintegritas), seberapa besar persentase (%) integritas anda? Perihal dengan nilai skor integritas, dalam hal ini saya mengambil dari hasil tes kejiwaan (Psikiatrik/Psikometri) di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya tanggal 23 Juni 2022 yang lalu dimana hasil untuk Potensi Fungsi Psikologis Integritas dengan hasil BAIK. Saya asumsikan nilai skor KURANG antara 51-60%, nilai skor CUKUP antara 61-70% dan nilai skor BAIK antara 71-80%. Sehingga saya mencoba memberikan nilai skor integritas saya diangka 80% (Delapan Puluh Persen). Lembaga penyelenggara tes psikometri/dokter kejiwaan RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya memiliki kredibilitas, kapabilitas, dan profesional dibidangnya yang memberikan penilaian skor Psikometri (termasuk skor integritas) seseorang secara terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. c. Jelaskan skor nilai integritas anda, mengapa anda menilai integritas anda demikian? Untuk skor nilai integritas (80%), saya bisa meyakinkan diri sendiri dan juga tim seleksi, bahwa saya mempunyai komitmen, bertanggung jawab serta menjaga etika (integritas 24 jam) sebagai penyelenggara pemilu selama 2 (dua) periode menjabat di KPU Kabupaten Murung Raya, dibuktikan dengan tidak ada pelanggaran pidana dan tidak ada pelanggaran kode etik selama menjabat. Hal tersebut dapat menjadi modal dasar sebagai calon Bawaslu Provinsi Kalimantan Tengah yang berintegritas dan profesional menuju Pemilu 2024 yang berintegritas dan berkualitas. II. BAGIAN KEDUA 1. a. Pernyataan : “Penyelenggaran Pemilihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota sering kali terjadi pelanggaran (kecurangan/manipulasi) dengan berbagai modus operandi yang seolah-olah tidak dapat terelakan. Ada pelanggaran yang bisa ditoleransi dan ada pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi”. b. Setujukah anda dengan pernyataan diatas? Pelanggaran yang bersifat substansi dan melanggar prinsip-prinsip demokrasi (Luber dan Jurdil), dalam hal ini sebagai contoh kecurangan/manipulasi terhadap “perolehan suara” sudah sangat jelas aturannya dan tidak bisa ditolerir (sangat tidak setuju). Kecurangan/manipulasi perolehan suara dapat dihindari selama semua pihak yang terlibat saling menjaga, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap hasil perolehan yang sebenarnya, transparansi dalam rekapitulasi penghitungan suara dari TPS hingga tingkat pusat yang didukung dengan teknologi informasi (sebagai contoh aplikasi Sirekap Mobile dan Sirekap Web KPU) yang bisa memberikan informasi perolehan dalam formulir Model C1 (foto C1 dari aplikasi) hingga rekap tingkat pusat. Perlu payung hukum atau regulasi yang mendukung penggunaan teknologi informasi sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diaudit secara terbuka. Di Bawaslu juga sudah menerapkan/menggunakan teknologi informasi pengawasan yang memudahkan jajarannya dalam melakukan pengawasan, laporan pelanggaran dan tindak lanjut pelanggaran melalui aplikasi-aplikasi berbasis android (pemilu dalam genggaman). c. Jelaskan dan uraikan alasannya disertai contoh pada kasus-kasus yang pernah diketahui atau dialami! Perlu dibedakan lebih dahulu penggunaan kata “pelanggaran” dengan kata ”kecurangan/manipulasi” dalam kalimat penyertanya agar tidak salah dalam menempatkan sudut pandang. Pelanggaran ada beberapa kategori, salah satunya seperti pelanggaran administrasi sebagai contoh ada parpol yang tidak menyampaikan laporan dana kampanye sesuai batas waktu yang telah ditetapkan. Sesuai dengan PKPU tentang dana kampanye, bahwa parpol yang tidak menyampaikan laporan dana kampanye dikenakan sanksi berupa pembatalan sebagai peserta pemilu namun pada pelaksanaannya sering terjadi pihak parpol menggugat/bersengketa di Bawaslu, sehingga putusan Bawaslu memberikan kesempatan kepada parpol untuk bisa menyampaikan kembali laporan dana kampanye diluar batas waktu yang telah ditetapkan. Berkaca pada permasalahan diatas, sudah tentu terjadi pelanggaran (pelanggaran administrasi) tetapi bukan merupakan kecurangan/manipulasi yang menciderai demokrasi substantif.
2. a. Pernahkah anda menghadapi situasi dimana anda seperti harus
melakukan pelanggaran (kecurangan/manipulasi) untuk mencapai sesuatu? Pernah (pelanggaran administrasi), pada waktu rekapitulasi di TPS-TPS pada pemilu tahun 2019 lalu yang melebihi batas waktu yang telah ditentukan karena faktor kelelahan petugas KPPS (situasi yang tidak mungkin memaksakan agar petugas KPPS tetap terus bekerja tanpa istirahat) sehingga rekapitulasi dan menyalin ke formulir-formulir memakan waktu yang lebih lama. Contoh pelanggaran administrasi lainnya yaitu soal penggunaan Sidalih (Sistem Data Pemilih) yang mana sesuai jadwal tahapan harus sudah ditetapkan dalam rapat Pleno DPT tingkat Kabupaten, namun dalam perjalanannya untuk upload data- data pemilih dari PPK semua kecamatan mengalami gangguan server Sidalih di pusat, sehingga DPT ditetapkan dalam rapat pleno terbuka tidak berdasarkan Sidalih. b. Adakah cara yang anda lakukan untuk mengatasinya, bila tidak, mengapa? Ada, yaitu segera berkoordinasi dengan KPU melalui KPU Provinsi (hierarki) dan juga berkomunikasi serta berkoordinasi dengan pihak Bawaslu Kabupaten perihal permasalahan tersebut. Dalam hal terjadi permasalahan diluar kendali dan tidak ada dasar hukumnya, dan tidak beberapa lama kemudian keluar Surat Edaran KPU perihal tindak lanjut mengatasi permasalahan tersebut. Terkait persoalan Sidalih saat itu (Pemilu 2019), dikoordinasikan dengan Bawaslu Kabupaten untuk meminta waktu sampai dengan data-data pemilih sudah masuk dalam Sidalih (beberapa kali tunda pelaksaanaan rapat pleno terbuka penetapan DPT Pemilu 2019) dan meminta rekomendasi Bawaslu Kabupaten perihal Rapat Pleno Ulang Penetapan DPT pada Pemilu 2019 yang lalu (saat data pemilih sudah bersih dari kegandaan dan lain-lain berdasarkan data dari Sidalih KPU), namun rekomendasi Bawaslu Kabupaten Murung Raya tersebut tidak mendapat respon positif dari KPU Provinsi Kalimantan Tengah karena tidak ada dasar hukumnya bahkan ditanggapi dengan emosional oleh Koordiv Perencanaan, Data dan Informasi KPU Provinsi Kalimantan Tengah (Pak Wawan Wiraatmaja). Dalam perjalanannya permasalahan data pemilih yang mengalami kendala teknis di aplikasi Sidalih (tahapan Penetapan DPT pemilu 2019) tersebut menjadi sorotan sampai Pusat, sehingga KPU RI mengeluarkan surat edaran untuk perbaikan data pemilih (berdasarkan Rekomendasi Bawaslu RI) yaitu tahapan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan tahap I (DPTHP 1) hingga tahapan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan tahap II (DPTHP 2) pada pemilu 2019. Berkaca dari kasus permasalahan Sidalih tersebut diatas, rekomendasi Bawaslu Kabupaten sangat diperlukan dalam mengisi kokosongan hukum demi data pemilih yang lebih baik lagi, karena Bawaslu dan jajarannya (tingkat Prov dan Kabupaten/Kota) punya wewenang berdasarkan Undang-undang memberikan rekomendasi berdasarkan situasi dan kondisi persoalan-persoalan teknis yang terjadi di lapangan.
3. Dalam menjalankan tugas sebagai Anggota Bawaslu Provinsi, terdapat
suatu peristiwa yang apabila tidak ditangani akan mengganggu proses penyelenggaraan Pemilu, sementara dasar hukum yang melandasinya kurang jelas. Jika anda mengalami peristiwa demikian, apa yang menjadi pedoman bagi anda? Ketika permasalahan itu terjadi, sebagai lembaga hierarki tentunya langkah berkoordinasi dan konsultasi kepada pimpinan satu tingkat diatas untuk meminta arahan dan petunjuk dalam penyelesaian segera permasalahan yang sedang terjadi agar tidak mengganggu tahapan penyelenggaraan pemilu. Tidak lupa juga berkoordinasi dengan penyelenggara pemilu lainnya (KPU Provinsi) dalam menginventarisasi pokok-pokok permasalahan dan solusi-solusi yang dimungkinkan untuk diambil sebagai langkah segera penyelesaian permasalahan yang sedang terjadi dengan pertimbangan bahwa langkah-langkah yang diambil tidak bertentangan dengan UU maupun UUD 1945. Selanjutnya memberikan rekomendasi kepada KPU Provinsi sebagai tindak lanjut penyelesaian permasalahan tersebut agar dapat segera dilaksanakan. III. BAGIAN KETIGA 1. a. Pernahkah anda melakukan kegiatan pada bidang sosial, politik, ekonomi dan/atau budaya yang penting menurut anda? Ya, tentu pernah. Sebagai makhluk individu dan sosial, kita tidak pernah lepas dari kegiatatan berinteraksi dalam masyarakat. Dalam bidang sosial, seperti biasa yang saya lakukan adalah ikut berpartisipasi/berdonasi membantu warga yang kurang mampu/memerlukan bantuan seperti berdonasi untuk korban bencana alam, bencana banjir, bencana kebakaran, donor darah dan kegiatan sosial lainnya. Dalam bidang Politik, sebagai Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan (Anggota KPU Kabupaten periode 2013-2018 dan 2018-2023) tentu bersentuhan dengan peserta pemilu dalam koridor tugas dan tanggung jawab sebagai penyelenggara, beberapa kegiatannya antara lain sosialisasi Peraturan KPU tentang Partai Politik, Kampanye, Dana Kampanye, Data Pemilih, Daerah Pemilihan dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam lingkup sebagai Penyelenggara. Dalam bidang ekonomi, kegiatan yang biasa yang saya lakukan yaitu reseller online dimana waktu flexibel dan tidak mengganggu pekerjaan utama, seperti order baju kaos sablonan/baju kemeja sesuai pesanan. b. Uraikan tujuan kegiatan penting tersebut! Tujuan dari kegiatan-kegiatan sosial, turut membantu meringankan beban saudara-saudara yang kesusahan tanpa pamrih, dalam agama saya (Islam) sangat dianjurkan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan memudahkan urusan orang lain. Tujuan dari kegiatan- kegiatan politik yaitu antara mensosialisasikan info-info penting pemilu kepada masyarakat luas dan peserta pemilu (Parpol) tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai penyelenggara pemilu dan pemilihan agar mereka mendapatkan informasi yang benar dan akurat tentang pemilu dan pemilihan (pendidikan pemilih dan mencegah/mengurangi penyebaran hoax tentang pemilu). Tujuan dari kegiatan ekonomi diatas yaitu untuk penghasilan tambahan diluar pekerjaan utama tapi dengan prinsip tidak mengganggu pekerjaan utama, artinya hanya dilakukan disaat-saat waktu luang (tidak diwaktu tahapan pemilu/pemilihan sedang berjalan). c. Sebagai apa anda berperan dalam kegiatan tersebut? Peran saya dalam kegiatan sosial sebagai donatur/pemberi bantuan. Dalam kegiatan politik berperan sebagai penyelenggara pemilu/pemilihan yang mensosialisasikan kegiatan/peraturan KPU dan info pemilu/pemilihan. Dan dalam kegiatan ekonomi berperan sebagai Reseller (perantara) antara konsumen dan pemilik barang. d. Bagaimana pengaruh yang dihasilkan bagi kehidupan masyarakat dan negara? Jelaskan! Pengaruh yang dihasilkan bagi kehidupan masyarakat dan negara yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial yakni turut membantu meringankan beban/kesulitan masyarakat yang memerlukan bantuan, terciptanya kondisi masyarakat yang saling tolong menolong (semangat gotong royong tetap terjaga dan tidak antipati). Dalam kegiatan politik yaitu memberikan pendidikan politik substantif menuju pemilih berdaulat negara kuat (semangat KPU Melayani dan integritas 24 jam), dan dalam kegiatan ekonomi yaitu menjadi bagian kecil yang membantu meningkatkan/menggerakkan roda perekenomian masyarakat dan negara. e. Apakah terdapat dukungan atau kendala yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang diimpikan? Jika ada, ceritakan! Dalam kegiatan-kegiatan sosial terdapat dukungan dari kawan-kawan relawan KPK (Komunitas Penggali Kubur) Puruk Cahu dan relawan Dompet Dhuafa Puruk Cahu sebagai wadah menampung bantuan- bantuan dari para donatur, kendala yang dihadapi kawan-kawan Relawan KPK saat ini yaitu kendaraan Ambulance operasional KPK yang kurang layak pakai (faktor usia kendaraan). Namun hal tersebut tidak menyurutkan niat membantu sesama, penggalangan dana untuk membeli mobil ambulan secara swadaya saat ini sedang dilakukan. Dalam kegiatan politik, kendala yang dihadapi adalah efek dari pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pemilu 2019 yang lalu dimana politik identitas sangat kental di Pilkada DKI dan pemilu 2019 membuat masyarakat kita seperti terpecah/terkotak-kotak, saling hujat menghujat bahkan ada yang sampai bentrok fisik. Hal demikian tentu sangat merusak tatanan negara demokrasi yang kita cita-citakan, substansi politik tentunya harus dikedepankan dibanding politik identitas. Sebagai penyelenggara tentu sangat miris melihat kondisi negatif politik saat ini, memberikan pendidikan politik substantif kepada masyarakat secara luas dan berkesinambungan sebagai salah satu usaha mengurangi dampak politik identitas. Dalam kegiatan ekonomi, kendala pasca dilanda wabah Covid19 perekonomian masayarakat cenderung lesu. Untuk meningkatkan gairah perekonomian masyarakat diperlukan stimulan dari pemerintah, misal pengurangan pajak dan sebagainya. f. Apa ekspektasi anda ke depan dari kegiatan tersebut? Ekspektasi dari kegiatan-kegiatan diatas tentu berharap menjadi lebih baik lagi dari tahun ke tahun, perbaikan demi perbaikan dilakukan. Menuju masyarakat yang saling berempati, saling tolong menolong dalam semangat gotong royong, sadar dan melek politik, ekonomi masyarakat yang membaik dan mengurangi tingkat kemiskinan. Mungkin hal tersebut hanya dipandang kecil bagi sebagian orang, namun bagi saya menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan tersebut sebagai ibadah.
2. Ceritakan peran pihak-pihak yang ikut berperan dalam kegiatan anda
tersebut! Semua pihak tentu punya perannya masing-masing dalam hal mencapai tujuan kegiatan-kegiatan tersebut. Hal tersebut tidak mungkin berhasil dilakukan secara individu, perlu kerjasama dan saling melengkapi demi mencapai tujuan mulia, diperlukan juga evaluasi untuk perbaikan agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.
3. Apakah pengalaman anda dalam melakukan kegiatan berorganisasi
selama ini bermanfaat pada saat anda menjadi Anggota Bawaslu Provinsi? Uraikan alasan anda! Walaupun hanya organisasi PMR (Palang Merah Remaja) saat itu, sedikit banyaknya memberikan pengaruh terhadap diri ini, seperti melatih kepemimpinan, pengembangan diri dan melatih jiwa kemanusiaan/kepekaan sosial dengan kegiatan-kegiatan sosial. Hal tersebut menurut saya berpengaruh dan sangat membantu dalam beradaptasi / menghadapi tugas nantinya sebagai Anggota Bawaslu Provinsi karena akan selalu berhadapan dengan masyarakat dan pihak peserta pemilu maupun penyelenggara pemilu lainnya dalam koridor etik sebagai penyelenggara pemilu. IV. BAGIAN KEEMPAT 1. Pernyataan : “Setiap orang dalam bersikap dan bertindak dapat dipengaruhi oleh pihak lain, seperti tindakan buruk atau baik. Anggota Bawaslu Provinsi dalam mengawasi penyelenggaraan pemilu atau pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota, juga dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu. Kepentingan yang dimaksud dapat sejalan atau tidak sejalan dengan misi Bawaslu.” Pihak manakah yang menurut anda dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi Bawaslu dan sebaliknya, pihak manakah yang patut diwaspadai mengganggu misi Bawaslu? Saya sepakat dengan pernyataan setiap manusia dalam bertindak dapat dipengaruhi oleh pihak lain, namun hal yang terpenting adalah bagaimana sikap kita dalam hal menyaring atau memfilterisasi pengaruh-pengaruh negatif tersebut baik dalam kegiatan sehari-hari maupun sebagai penyelenggara pemilu, menjaga sikap yang kita lakukan tetap berada dalam norma dan aturan sehingga tidak melanggar kode etik sebagai penyelenggara pemilu/pemilihan. Semua pihak dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi Bawaslu, mulai dari masyarakat, Pemerintah, aparat TNI/Polri, Lembaga Pendidikan, Peserta Pemilu serta penyelenggara pemilu lainnya dalam koridor penyelenggaraan pemilu dan pemilihan berasaskan luber dan jurdil. Dalam pemilu/pemilihan, akan selalu ada pihak-pihak (oknum) yang berusaha mengganggu/mengintimidasi penyelenggara pemilu dari pusat sampai ke tingkat paling bawah (adhoc), bersikap waspada dan tetap berkomunikasi seperti biasa (tidak memutus silaturahmi) serta tetap menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai UU yang berlaku. 2. Apa strategi anda untuk menghindari intervensi negatif dari pihak lain jika anda terpilih menjadi Anggota Bawaslu Provinsi? Jelaskan! Bila saya terpilih menjadi anggota Bawaslu Provinsi Kalimantan Tengah, dalam hal menghindari intervensi negatif dari pihak lain adalah menjaga jarak dan tetap menjaga hubungan baik personal maupun kelembagaan. Menjaga jarak disini dalam kaitan menjaga kode etik sebagai penyelenggara pemilu. Antisipasi selanjutnya ketika intervensi negatif yang terus menerus dilakukan oleh pihak lain adalah menolak dengan tegas intervensi tersebut dengan menjelaskan norma-norma/aturan yang jelas. Dan apabila intervensi negatif tersebut sudah menjurus ke arah pengancaman/teror sampai secara fisik maka tindakan yang perlu adalah melapor ke pihak berwajib/polisi sesuai aturan yang berlaku.
3. a. Bagaimana pengaruh keluarga atau teman terhadap anda?
Pengaruh keluarga atau teman dapat disikapi dengan baik, difilter mana yang baik dan mana yang tidak baik sehingga dalam bersikap dan mengambil keputusan tetap berada di rel sesuai ketentuan etika penyelenggara. b. Siapa saja yang harus anda dengarkan dan mengapa mereka penting didengar? Tentu sebagai penyelenggara pemilu tingkat kabupaten (sebagai anggota KPU Kabupaten), perintah/intruksi/surat edaran dari Pimpinan baik tingkat Pusat maupun Provinsi wajib melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan hal itu penting dalam suatu lembaga (hirarki) sesuai UU. Sebagai individu, tentu kita bisa mendengar pandangan/masukan dari siapapun baik keluarga dan rekan kerja serta lainnya terhadap suatu hal yang tentu tidak bertentangan dengan aturan dan UU dalam melaksanakan tugas sebagai penyelenggara pemilu maupun sebagai pribadi di masyarakat. V. BAGIAN LIMA 1. Sejak kapan anda mulai tertarik pada isu/masalah/praktek kepemiluan, kepengawasan pemilu, dan demokrasi? Mengapa anda tertarik? Saya tertarik masalah kepemiluan dan demokrasi semenjak menjadi anggota KPU Kabupaten Murung Raya yang diangkat sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) pada pertengahan bulan Januari tahun 2014 lalu (periode 2013-2018), selain itu juga almarhum bapak dulunya selain wiraswasta juga berkecimpung dalam dunia politik sebagai pengurus partai PDI Perjuangan dan sebagai anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Dapil Kotawaringin Barat periode 1999–2004. Tertarik pada isu/masalah/praktek kepemiluan, kepengawasan pemilu, dan demokrasi ini tidak terlepas dari pekerjaan sebagai penyelenggara pemilu. Banyak hal-hal baru yang didapatkan diluar konsentrasi ilmu pendidikan yang telah ditempuh, mencintai pekerjaan sepenuh hati akan memudahkan kita dalam menyerap ilmu dan perkembangan dunia politik baik lokal maupun nasional.
2. a. Pernahkah anda membaca buku atau jurnal ilmiah terkait demokrasi,
kepemiluan dan kepengawasan pemilu? Pernah. b. Jika pernah, mengapa buku atau jurnal tersebut anda anggap penting? Karena merupakan salah satu buku panduan dalam orientasi tugas setelah dilantik sebagai penyelenggara pemilu (anggota KPU beserta jajaran seluruh Indonesia), selain itu penyelenggara pemilu tidak hanya berasal dari disiplin ilmu politik saja, banyak disiplin ilmu lainnya yang terpilih sebagai penyelenggara pemilu, sehingga dengan adanya buku Tata Kelola Pemilu Di Indonesia ini dapat memberikan pemahaman yang sama tentang nilai, prinsip dan asas pemilu. 3. Buku atau jurnal apa saja selain terkait kepemiluan, kepengawasan pemilu dan demokrasi yang anda baca? Sebutkan Buku Robert T.Kiyosaki tentang Cashflow Quadrant, buku Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz.
4. a. Jika anda pernah membaca buku atau jurnal terkait demokrasi,
kepemiluan dan kepengawasan pemilu maka kemukakan judul buku atau jurnal yang anda baca? Tata Kelola Pemilu Di Indonesia (2019) b. Jelaskan substansi buku atau jurnal tersebut Substansinya tentang nilai, prinsip dan asas pemilu, kelembagaan penyelenggara pemilu, sistem pemilu, tahapan pemilu, manajemen penyelenggaraan pemilu, juga penegakan hukum dan penyelesaian sengketa pemilu serta pengalaman terbaik penyelenggara pemilu di berbagai daerah di Indonesia.
5. a. Pernahkah anda menulis buku, jurnal atau artikel ilmiah terkait
demorasi, kepemiluan dan kepengawasan pemilu? Saya tidak pernah menulis buku, jurnal atau artikel ilmiah mengenai demokrasi, kepemiluan dan kepengawasan pemilu. Hanya menulis opini-opini di media sosial pribadi (facebook). b. Jika anda pernah, apa dan dimana serta basis argumentasi buku, jurnal atau artikel ilmiah tersebut? Hanya tulisan opini di media sosial milik pribadi (facebook), perihal politik identitas (SARA) sebagai bagian dari sosialisasi pendidikan pemilih (demokrasi substantif). VI. BAGIAN ENAM 1. Apakah visi dan misi jika terpilih sebagai Anggota Bawaslu Provinsi? Adapun Visi dan Misi Bawaslu RI sebagai berikut ; Visi : Menjadi Lembaga Pengawas Pemilu yang Tepercaya Misi : 1. Meningkatkan kualitas pencegahan dan pengawasan pemilu yang inovatif serta kepeloporan masyarakat dalam pengawasan partisipatif; 2. Meningkatkan kualitas penindakan pelanggaran dan penyelesaian sengketa proses pemilu yang progresif, cepat dan sederhana; 3. Meningkatkan kualitas produk hukum yang harmonis dan terintegrasi; 4. Memperkuat sistem teknologi informasi untuk mendukung kinerja pengawasan, penindakan serta penyelesaian sengketa pemilu terintegrasi, efektif, transparan dan aksesibel; 5. Mempercepat penguatan kelembagaan, dan SDM pengawas serta aparatur Sekretariat di seluruh jenjang kelembagaan pengawas pemilu, melalui penerapan tata kelola organisasi yang profesional dan berbasis teknologi informasi sesuai dengan prinsip tata-pemerintahan yang baik dan bersih. Adapun visi dan misi jika terpilih sebagai anggota Bawaslu Provinsi Kalimantan Tengah yaitu mendukung dan sejalan dengan Visi Misi Bawaslu RI, menjadikan Visi Misi Bawaslu RI sebagai pedoman dan tolak ukur setiap tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, baik sebagai personal/individu masyarakat maupun sebagai anggota Bawaslu Provinsi.
2. Bagaimana langkah anda dalam mewujudkan visi dan misi tersebut?
Inovasi dan kolaborasi Tripartit (KPU, BAWASLU dan DKPP) merupakan bagian langkah dalam mewujudkan visi dan misi Bawaslu RI, sehingga penyelenggara tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat menerjemahkan hal tersebut dalam setiap tindakan/kegiatan dan membangun sinergitas sesama penyelenggara pemilu, bukan lagi berorientasi pada rivalitas antar penyelenggara (persoalan yang sering terjadi di lapangan), demi mewujudkan cita-cita demokrasi dengan penyelenggara yang berintegritas.
3. Bagaimanakah penilaian anda terhadap model kepengawasan pemilu
saat ini? Penggunaan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemilu adalah keniscayaan. Melalui pemanfaatan teknologi informasi, tata kelola penyelenggaraan pemilu dapat lebih efisien dan efektif, salah satunya pada pengawasan partisipatif yang berbasis teknologi informasi. Melalui pemanfaatan teknologi informasi sebagai contoh dalam tahapan rekapitulasi perolehan suara hasil pemilu/pemilihan, aplikasi pemindaian misalnya, ini dapat membantu meningkatkan akurasi dan kecepatan pencatatan perolehan suara hasil pemilu/pemilihan yang dapat digunakan secara online maupun offline. Perlu sinergi dan integrasi teknologi informasi antara KPU dan Bawaslu (kolaborasi) yang dapat diakses semua pihak dengan batasan-batasan kewenangan masing-masing sebagai pengguna, baik oleh penyelenggara maupun peserta pemilu sehingga pemilu/pemilihan dilaksanakan secara akuntabel, transparan, akurat dan berteknologi informasi yang aksesibel.
4. Bagaimana gagasan saudara terkait optimalisasi kerja kepengawasan
pemilu? Ide dan gagasan inovasi kepengawasan pemilu dalam pemikiran saya yakni menciptakan “Pemilu Sederhana dan Pemilu dalam Satu Genggaman Menuju Pemilu Berintegritas”. Mengutip dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 55/PUU-XVII/2019, makna pemilihan umum serentak (original intents) dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013, terdapat sejumlah pilihan model keserentakan pemilihan umum yang tetap dapat dinilai konstitusional berdasarkan UUD 1945, yaitu: 1. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, dan anggota DPRD; 2. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota; 3. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, anggota DPRD, Gubernur, dan Bupati/Walikota; 4. Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan beberapa waktu setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak lokal untuk memilih anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD Kabupaten/Kota, pemilihan Gubernur, dan Bupati/Walikota; 5. Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan beberapa waktu setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak provinsi untuk memilih anggota DPRD Provinsi dan memilih gubernur; dan kemudian beberapa waktu setelahnya dilaksanakan pemilihan umum serentak kabupaten/kota untuk memilih anggota DPRD Kabupaten/Kota dan memilih Bupati dan Walikota; 6. Pilihan-pilihan lainnya sepanjang tetap menjaga sifat keserentakan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPD, dan Presiden/Wakil Presiden; (Sumber : Putusan MK Nomor 55/PUU-XVII/2019)
Pemilu Sederhana disini menurut saya salah satunya adalah pemilihan
Model Keserentakan dalam konteks memperkuat sistem presidensial berdasarkan Putusan MK diatas sehingga dapat mengurangi beban kerja penyelenggara dan lebih manusiawi (berkaca pada kasus pada pemilu 2019 banyak korban jiwa baik sakit maupun yang meninggal dunia karena faktor kelelahan), sehingga perlu adanya revisi UU nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum terkait model keserentakan pemilu dengan model 5 (lima) jenis pemilihan dalam satu waktu tersebut, apalagi di tahun yang sama 2024 nanti juga dilaksanakan pemilihan serentak (Pilkada Gubernur dan Bupati/Walikota) se-Indonesia sehingga dikhawatirkan akan menambah beban berat penyelenggara dan semua pihak yang terlibat. Poin kunci dalam putusan MK diatas ada di angka 6 (enam) yakni Pilihan- pilihan lainnya sepanjang tetap menjaga sifat keserentakan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPD, dan Presiden/Wakil Presiden; . Pengalaman sebagai penyelenggara pemilu tingkat kabupaten (anggota KPU Kabupaten selama 2 Periode) yang sudah melewati siklus Pemilu/Pemilihan (Pilkada) dan mengacu pada Putusan MK diatas, menurut saya bisa saja pilihan model keserentakan menggunakan Model Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan beberapa waktu setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPRD Provinsi dan anggota DPRD Kabupaten/Kota; dan beberapa waktu setelahnya dilaksanakan Pemilihan serentak untuk memilih Gubernur dan Bupati/Walikota; model ini dirasa paling ideal/sesuai dengan sosial budaya politik Indonesia yang sangat beragam dan lebih manusiawi tentunya. Selain itu juga perlu diikuti penyederhanaan teknis lainnya misalkan seperti Penyederhanaan Surat Suara dan Penyederhanaan Formulir-Formulir dalam peraturan teknis penyelenggara yang dinilai terlalu banyak modelnya dan memakan waktu untuk menyalin hasil pemilu/pemilihan di TPS yang dibuat (ditulis tangan) dalam beberapa rangkap, sehingga dengan adanya penyederhanaan tersebut memudahkan dan mempercepat proses rekapitulasi oleh penyelenggara adhoc di TPS (KPPS dan Pengawas TPS). Penyederhanaan surat suara dimaksudkan untuk mempermudah pemilih dalam menggunakan hak pilihnya yang juga dapat mengakomodir pemilih disabilitas (memperhatikan prinsip aksesibel). Pemilu dalam Satu Genggaman yakni pemanfaatan teknologi informasi yang akuntabel, transparan, akurat dalam Satu Kesatuan Penyelenggara Pemilu (KPU, BAWASLU dan DKPP) dan didukung dengan regulasi/Undang- undang sehingga mempunyai legitimasi dalam penerapan sistem informasi kepemiluan di Indonesia. Mengutip kesimpulan Rapat Kerja dan RDP Komisi II DPR RI dengan Kemendagri, KPU RI, Bawaslu RI, dan DKPP RI pada hari kamis 7 Juli 2022 pada poin angka 4 “Berdasarkan ketentuan Pasal 180 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017, Komisi II DPR RI meminta KPU agar tidak hanya memberikan akses pembacaan data SIPOL kepada Bawaslu, tetapi KPU memberikan akses seluas-luasnya kepada Bawaslu dalam melakukan pengawasan atas pelaksanaan verifikasi partai politik calon Peserta Pemilu”, berangkat dari perihal diatas sebaiknya tidak hanya pada aplikasi Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) saja Bawaslu mempunyai akses pengawasan tetapi juga akses ke aplikasi-aplikasi lainnnya yang ada di KPU seperti Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih), Sistem Informasi Logistik (Silog), Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (Sirekap), Sistem Informasi Dana Kampanye (Sidakam), Sistem informasi Daerah Pemilihan (Sidapil), Sistem Pencalonan (Silon) dan Sistem Informasi Pengganti Antar Waktu (Simpaw) dalam batasan-batasan pengawasan sesuai tugas dan wewenang Bawaslu yang diamanatkan oleh Undang-undang. Sebagai contoh penggunaan aplikasi Sidalih, KPU memberikan hak akses Sidalih kepada jajarannya dari tingkat pusat sampai tingkat desa/kelurahan dimana ada pembagian jenis pengguna (user) dengan kewenangnya masing-masing sesuai tingkatan, fakta dilapangan yang terjadi adalah kurangnya informasi yang didapatkan oleh Bawaslu beserta jajarannya terkait proses dan progres pemutakhiran data pemilih dalam sistem Sidalih KPU sehingga kadang terjadi konflik sesama penyelenggara (KPU Vs Bawaslu). Dalam hal ini sebaiknya ada kolaborasi/kerjasama antara KPU dan Bawaslu perihal hak akses Sidalih tersebut kepada Bawaslu beserta jajarannya sehingga dapat mengawasi proses dan progres tahapan pemutakhiran data pemilih dalam Sidalih, serta dapat memberikan rekomendasi bila terjadi permasalahan data pemilih secara cepat dan tepat. Lembaga KPU dan Bawaslu sekarang ini mempunyai sistem informasi kepemiluan masing- masing, terkesan jalan masing-masing dan menjadi rivalitas dalam egosentrisnya, padahal tujuannya utamanya sama-sama mencita-citakan pemilu yang berintegritas. Sebenarnya kalau mau menanggalkan ego masing-masing lembaga, bisa saja terobosan penggunaan sistem informasi kepemiluan dari kedua lembaga tersebut terintegrasi menjadi satu, dimana ada beberapa aplikasi sesuai peruntukannya masing-masing dengan pembagian jenis pengguna (user) dan kewenangannya masing-masing sesuai lembaga dan tingkatan. Pemanfaatan teknologi informasi kepemiluan tidak hanya untuk penyelenggara pemilu saja, tetapi juga dalam konteks partisipatif masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah dan tidak lupa juga pendidikan politik subtantif secara menyeluruh bagi masyarakat terus digalakkan serta berkesinambungan. Demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (Abraham Lincoln). CMIIW