Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TERSTRUKTUR CALON ANGGOTA KPU

MAKALAH TERSTRUKTUR
(Diajukan sebagai Bukti Pemenuhan Syarat
Calon Anggota KPU Kabupaten Kolaka)

OLEH:
ARIEF, S.Pd


Saya menilai kemampuan kepemimpinan saya 70.
Mengapa?
Karena saya belum mendapat kesempatan untuk memimpin suatu lembaga
atau instansi formal.
Namun dalam pemahaman saya Kepemimpinan merupakan amanah yang
sangat ditentukan oleh kualitas pemimpinnya. Pemimpin dapat memberikan inspirasi
bagi mereka yang dipimpinnya, inspirasi untuk menyelesaikan pekerjaan dan
mengembangkan organisasi/lembaga yang dipimpinnya, menjadi teladan kepada
mereka yang dipimpinnya bagaimana melakukan pekerjaan, melaksanakan
kewajiban-kewajiban, dan mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan atau
kekeliruan. Pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kualitas kerja dan prestasi
suatu organisasi yang dipimpinnya.

Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam mengarahkan organisasi
adalah faktor utama efektifitas kerja. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan
kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam mewujudkan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Kepemimpinan akan berjalan dengan baik jika seorang pemimpin menyadari
bahwa seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan manajemen (managerial
skill) dan keterampilan teknis (technical skill). Bahwa semakin tinggi kedudukan
seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut dari padanya
kemampuan berpikir secara konseptual strategis dan menyeluruh. Selain itu, bahwa
semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia semakin generalis,
sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi
spesialis.
Pemimpin timbul sebagai hasil dari persetujuan anggota organisasi yang
secara sukarela menjadi pengikut. Pemimpin sejati mencapai status mereka karena
pengakuan sukarela dari pihak yang dipimpin. Seorang pemimpin harus mencapai
serta mempertahankan kepercayaan orang lain. Dengan sebuah surat keputusan,
maka seseorang dapat diberikan kekuasaan besar tetapi hal tersebut tidak secara
otomatis membuatnya menjadi seorang pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Sedikit pengalaman yang membuktikan kualitas dan karakter kepemimpinan
saya sejak di sekolah dasar sampai di sekolah menengah, saya beberapa kali menjadi
Ketua kelas, di perguruan tinggi menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Program
Studi. Pada saat bekerja, saat ini saya menjadi Ketua Ikatan Penilik Indonesia (IPI)
Kabupaten Kotawaringin Timur, organisasi ini adalah organisasi profesi, sama
halnya dengan PGRI, menjadi tercatat pula sebagai salah satu wakil ketua di Karang
Taruna Kabupaten Kotawaringin Timur. Saya pernah pula menjabat Pjs Sekretaris
Kedamangan Parenggean.
Di bidang kepemiluan, menjadi Anggota KPPS di Desa Parenggean pada
Pemilu 1997, Koordinator Pemantau Pemilu (KIPP) di Kecamatan Parenggean pada
Pemilu 1999, menjadi Ketua Panwaslucam Parenggean pada Pemilu 2004, di
keluarga menjadi kepala keluarga.

--------o--------

Saya menilai tingkat integritas saya 90.
Mengapa ?? Karena saya merasa memiliki harga diri yang tinggi, rasa syukur
dengan kondisi yang saya miliki, nilai-nilai kehidupan positif sebagai sistem
pendukung moral yang kuat, dan kemampuan diri hidup dalam keseimbangan pribadi
dan sosial yang kuat. Saya merasa bahwa ada keutuhan dan kekuatan dari jati diri
yang asli, artinya tidak ada kepalsuan dari pikiran, suasana hati, ucapan, tindakan,
dan sikap. Jati diri selalu konsisten bertindak dengan integritas diri untuk melakukan
apa yang benar melalui kejujuran yang saya miliki.
Menurut saya, integritas tidak memiliki kesetiaan yang terbagi, dan tidak
berpura-pura atau munafik. Orang dengan integritas adalah manusia yang utuh.
Mereka dapat diidentifikasikan oleh pemikiran tunggal mereka. Orang dengan
integritas tidak menyembunyikan sesuatu dan tidak gentar terhadap apapun juga.
Hidup mereka seperti buku yang terbuka.Saya berprinsip untuk selalu
memberdayakan kepribadian dan karakter saya untuk berperilaku secara konsisten
dengan standar nilai-nilai yang menjadi dasar dari integritas, melalui nilai-nilai
kehidupan yang membawa makna untuk kebajikan, kasih sayang, kepedulian,
ketergantungan, kedermawanan, kejujuran, kemanusiaan, kebaikan, anti korupsi, anti
manipulasi, anti kolusi, anti nepotisme, anti kekerasan, kesetiaan, kedewasaan,
objektifitas, kepercayaan, kehormatan, dan kebijaksanaan.
Menurut saya, integritas pribadi selalu akan diuji oleh realitas sosial.
Integritas pribadi adalah sesuatu yang dihasilkan dari dalam diri, maka kekuatan di
luar diri bisa saja tidak memiliki integritas. Sering sekali realitas kehidupan sosial,
politik, ekonomi selalu mempersembahkan integritas yang sangat miskin dan lemah.
Dampaknya, integritas pribadi yang kuat harus menjadi sangat bermoral dan
berkualitas tinggi. Untuk itu, saya memberanikan diri agar dapat mengalahkan
tantangan dari realitas integritas di luar diri, yang lemah dan tak berdaya.
Keberanian saya untuk menerima tanggung jawab pribadi, selalu saya ikuti
dengan kemampuan untuk memperkuat integritas pribadi, dan saya harus dapat
menjadi pribadi yang dibutuhkan banyak orang untuk mengekspresikan kejujuran,
keadilan, menghormati pandangan yang berbeda dengan integritas pribadi untuk
kemanusiaan dan cinta.
Integritas adalah apa yang menyediakan nilai kehidupan dari dalam diri untuk
mengubah kesadaran ke dalam tindakan. Saya selalu berusaha untuk meningkatkan
integritas diri dengan panduan etika yang unggul dan konsisten, sehingga saat ada
ujian dari luar diri, diri saya akan memiliki kekuatan untuk membangkitkan
keberanian agar memenangkan integritas pribadi dari ujian realitas sosial, politik,
dan ekonomi kepentingan. Sedangkan etika itu sendiri adalah sebuah sistem eksternal
melalui aturan, hukum, dan kode etik. Jadi, diri yang unggul dengan integritas
pribadi adalah diri yang secara internal pribadi telah memiliki sebuah sistem
kejujuran diri sendiri terhadap nilai-nilai yang diyakini.
Integritas pribadi adalah dasar bagi implementasi etika perilaku. Perilaku
kerja yang etis akan mendorong kesempurnaan integritas pribadi. Hubungan yang
saling memperkuat antara integritas dan etika, akan menjadi dasar yang sangat kuat
untuk menghasilkan kehidupan kerja yang harmonis dalam kinerja maksimal
sehingga mampu mengembangkan standar integritas pribadi yang tinggi pasti akan
menjadi pribadi teladan.
Pengalaman yang membuktikan derajat integritas saya adalah dalam setiap
aktivitas yang saya lakukan, baik sebagai pribadi, kepala keluarga, pemimpin
organisasi maupun bagian dari masyarakat, mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal
besar, saya selalu berkomitmen bahwa apa yang saya bicarakan kepada orang lain
harus sesuai dengan bukti yang ada pada diri saya, dimana serta kapanpun serta
bersama siapapun. Dalam aktivitas sehari-hari di keluarga, saya berusaha untuk bisa
memanajemen kegiatan dengan baik, mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan,
dengan tidak menunda-nunda waktu serta memanfaatkan waktu dengan efektif.
Di lingkungan kerja sebagai penilik yang bergelut dengan pendidikan non
formal, kepercayaan masyarakat harus terus dijaga. Sebab hanya dengan kepercayaan
masyarakat terhadap integritas saya, semua program pendidikan non formal dapat
terselenggara, berbeda dengan pendidikan non formal yang memiliki penunjang dan
struktur serta prasarana yang jelas dan kongkrit. Di Pendidikan Non Formal dapat
bergerak atas dasar kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara atau pengelola
pendidikan non formal.
Di masyarakat, saya selalu menjaga hubungan sosial saya dengan orang lain,
Sebab tanpa situasi itu, segala macam program yang saya kerjakan tidak akan dapat
berhasil. Hubungan yang baik tentu saja hanya dapat dicapai bila ada unsur trust dari
warga masyarakat, dan hal itu hanya dapat kita peroleh kalau kita mempunyai
integritas, setidaknya integritas di mata masyarakat.

--------o--------

Saya menilai tingkat independensi saya 95.
Mengapa ?? Menurut saya independensi seseorang berkorelasi dengan rasa
percaya dirinya. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri tidak akan mudah di
intervensi. Dengan mengajukan diri mengikuti seleksi calon komisioner KPU
Kabupaten Kotawaringin Timur saya memiliki kepercayaan diri. Ditopang oleh
peraturan perundang-undangan, saya merasa yakin bahwa saya mampu untuk
menjadi manusia yang independen, pada saat saya menjabat sebagai komisioner di
KPU Kabupaten Kotawaringin Timur.
Pengalaman yang membuktikan derajat independensi saya yaitu pada
aktivitas saya sehari-hari. Di lingkungan pekerjaan, sebagai pelaksana dan pengelola
pendidikan non formal terkadang ada pihak-pihak yang karena kekuasaan atau pun
pengaruhnya di masyarakat, ingin melakukan intervensi dengan tujuan agar
kepentingan mereka terakomodir. Saya biasanya menolak dengan tetap menjaga
hubungan baik dengan segala pihak, tanpa mengorbankan pihak lain atau menabrak
aturan yang berlaku. Pada saat menjadi Pjs Sekretaris Damang Parenggean, sering
pula saya menengahi perselisihan adat yang melibatkan beberapa pihak, hanya
independensi dan berpedoman pada perjanjian Tumbang Anoi yang telah dibukukan
yang bisa menyelesaikan perselisihan adat. Perjanjian Tumbang Anoi adalah
komitmen yang diakui oleh semua suku Dayak.
Pada pengalaman lain sebagai Ketua Panwaslucam pada Pemilu 2004, saya
pernah menolak dipanggil oleh Sekretaris Camat, karena saya menduga pemanggilan
itu berkaitan dengan peringatan yang saya berikan kepada partai tertentu yang
melakukan pelanggaran. Jika sebagai Pegawai Negeri Sipil yang tidak punya jabatan
apa-apa, saya siap saja dipanggil oleh Sekretaris Camat, atau Lurah sekalipun.
Namun sebagai Ketua Panwaslucam, saya terang-terangan menolaknya, malah
keesokan harinya saya melayangkan surat panggilan kepada beliau, untuk
menanyakan netralitas beliau sebagai PNS. Pada penertiban atribut kampanye, saya
juga sempat mendapat protes dari beberapa teman ketua PAC beberapa partai yang
alat peraga kampanye mereka sempat kami sita.
Pada pengalaman sebagai Anggota KPPS pada Pemilu 1997, dimasa Orde
Baru, saya tidak dapat mempertahankan independensi. Pada saat itu, saya selaku
Sekretaris KPPS mesti tunduk pada penguasa yang mengharuskan kami
memenangkan golongan tertentu, bahkan dengan angka prosentase kemenangan yang
telah mereka patok. Mungkinkah saya dapat menjadi independen pada saat itu ?
Sikap saya ketika terdapat kepentingan partai politik tertentu meminta
kepentingannya diakomodasi dan jika tidak diakomodasi akan terjadi keguncangan
politik yang besar HANYA SATU, yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi
dan kewenangan saya mengikuti perundang-undangan dan peraturan yang berlaku .
Sebab saya meyakini apabila saya coba-coba mengakomodir kepentingan partai atau
golongan tertentu bisa dipastikan akan terjadi goncangan politik yang lebih besar
lagi. Sehingga saya kurang sependapat jika harus mengakomodir kepentingan partai
politik tertentu, dengan mengorbankan kepentingan rakyat.

--------o--------

Mengapa Pemilu itu penting dalam negara demokrasi ?
Demokrasi berarti kedaulatan berada di tangan rakyat, satu-satunya
mekanisme yang konstitusional bagi rakyat untuk menunjukan eksistensi
kedaulatannya adalah Pemilu. Melalui Pemilu rakyat memilih wakilnya, selanjutnya
para wakil rakyat ini diserahi mandat kedaulatan rakyat untuk mengurusi negara ini.
Melaui Pemilu pula rakyat menunjukan kedaulatannya dalam memilih pemimpin
seperti Presiden dan Wakil Presiden. Melalui Pemilu lokal yang disebut Pilkada,
rakyat juga menunjukan kedaulatannya untuk memilih Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.
Tentu akan sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara jika
eksistensi kedaulatan rakyat ditunjukan dengan cara lain yang tidak kostitusional.
Pemilu juga bisa dipergunakan rakyat untuk memperbaharui kontrak politiknya.
Akan kemana arah negara ini dibawa tergantung kontrak politik mana yang dsetujui
rakyat melalui Pemilu. Itulah sebabnya Pemilu sangat penting dalam negara
demokrasi, dan harus diselenggarakan secara periodik untuk memperbaharui kontrak
yang diinginkan rakyat.
Peran sentral Pemilu tersebut terlihat dari perannya sebagai perwujudan
kedaulatan rakyat, maka dalam konstitusi negara UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)
memberikan jaminan pemilu adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan kedaulatan
rakyat. Artinya pemilu merupakan pranata wajib dalam pelaksanaan kedaulatan
rakyat dan konstitusi memberikan arah dan mengatur tentang prinsip-prinsip dasar
pemilu yang akan dilaksanakan.
Dalam kerangka negara demokrasi, pelaksanaan pemilu merupakan
momentum yang sangat penting bagi pembentukan pemerintahan dan
penyelenggaraan negara periode berikutnya. Pemilu, selain merupakan mekanisme
bagi rakyat untuk memilih para wakil juga dapat dilihat sebagai proses evaluasi dan
pembentukan kembali kontrak sosial politik.
Karena sistem pemerintahan kita menggunakan sistem desentralisasi, yang
mana sebagian kewenangan pemerintah pusat yang dimandatkan oleh rakyat melalui
Pemilu didelegasikan kepada pemerintah di daerah yakni pemerintah propinsi dan
pemerintah kabupaten/kota. Pendelegasian ini pun harus pula dikontrol oleh
perwakilan rakyat yang ada di daerah propinsi dan daerah kabupaten/kota. Itulah
sebabnya di Pemilu, selain memilih anggota DPR dan DPD sebagai perwakilan
rakyat yang melaksanakan kontrol dan ikut merumuskan arah perjalanan negara kita
di pemerintahan pusat, kita juga memilih anggota DPRD Propinsi dan
Kabupaten/Kota sebagai perwakilan rakyat yang melaksanakan kontrol dan ikut
menentukan arah kewenangan yang didelegasikan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintahan di daerah, baik di propinsi maupun kabupaten/kota.
Melalui amandemen di UUD 1945, akhirnya Presiden dan Wakil Presiden
pun dipilih oleh rakyat, Presiden dan Wakil Presiden adalah orang yang diberi
mandat oleh rakyat, melalui Pemilu, untuk memimpin bangsa dan negara ini.
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa sebagian kewenangan pemerintah pusat
didelegasikan kepada pemerintah daerah. Kepada siapa kewenangan itu
didelegasikan pun, diserahkan kepada kedaulatan rakyat, melalui Pemilu Kepala
Daerah atau sering disebut sebagai Pilkada. Sistem Pemilu nampaknya memang
menyesuaikan atau disesuaikan dengan sistem pemerintahan yang desentraliasi.
Sistem kepartaian juga mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kedua
sistem diatas, yaitu sistem pemerintahan dan sistem Pemilu, dengan pengecualian
bagi DI Aceh. Pada tingkat pusat partai memiliki dewan pimpinan pusat yang
diketuai oleh seorang ketua atau sebutan lainnya, begitu pula dengan pimpinan partai
di tingkat daerah, baik propinsi maupun kabupaten/kota. Sistem kepengurusan yang
demikian mempermudah partai untuk melakukan rekrutmen legislatornya,
pembinaan kader dan penentuan bakal calon pimpinan/kepala daerah, baik di tingkat
propinsi maupun kabupaten/kota. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
pemilu, sistem kepartaian dan sistem pemerintahan harus sejalan.
Sebagai suatu ritual wajib negara demokrasi Pemilu mesti
berkesinambungan, dan tidak pernah berhenti. Artinya tahapan-tahapan dalam
Pemilu merupakan suatu siklus lima tahunan, yang kita harapkan pada setiap siklus
berikutnya akan terdapat penyempurnaan dari siklus sebelumnya. Itulah sebabnya di
tahapan akhir sebuah siklus Pemilu selalu diadakan evaluasi terhadap siklus Pemilu
sebelumnya, dan pada tahap awal setiap siklus akan muncul beberapa perbaikan
berupa peraturan dan bahkan perundangan.
Tahapan penyelenggaraan pemilu berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan
Umum nomor 15 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan KPU nomor 7
tahun 2012 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tahun 2014, ditetapkan pada
tanggal 25 Oktober 2012 Oleh Komisi Pemilihan Umum.
Bahan KUTIPAN Penyelenggaraan Pemilu 2014 dari KPU berupa jadwal
tahapan pemilu berdasarkan Keputusan KPU nomor 15 tahun 2012 sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan, meliputi:
(1). Pembentukan PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dan PPS (Panitia Pemungutan
Suara) atau PPLN (Panitia Pemungutan Suara Luar Negeri): November 2012-
2014,
(2). Pembentukan KPPPS (Kelompok Panitia Pemungutan Suara) atau KPPSLN
(Kelompok Panitia Pemungutan Suara Luar Negeri) : 9 Februari - 9 Maret 2014,
(3). Seleksi anggota KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota: Januari-Desember 2013,
(4). Pelaksanaan sosialisasi, publikasi dan pendidikan pemilih: Juni 2012-Juni 2014,
(5). Bimbingan teknis SI KPU (Sistem Informasi KPU): 9 Juni 2012 - 28 Februari
2014,
(6). Pengadaan dan pengelolaan logistik: 9 Juni-30 November 2014,
(7). Distribusi logistik perlengkapan pemungutan suara (Provinsi, Kabupaten/Kota,
PPK, PPS, KPPS): 1 Februari-31 Maret 2014,
(8). Distribusi logistik perlengkapan pemungutan suara di luar negeri (PPLN dan
KPPSLN): 9 Maret-8 April 2014.
2.
Tahapan Penyelenggaraan, meliputi:
(1). Penyusunan Peraturan KPU: 9 Juni 2012-9 Juni 2013,
(2). Verifikasi administrasi di KPU: 11 Agustus-6 Oktober 2012,
(3). Verifikasi faktual di KPU: 30 Oktober-6 November 2012,
(4). Pengumuman partai politik peserta pemilu: 9-11 Januari 2013,
(5). Pengundian dan penetapan nomor urut partai politik: 12-14 Januari 2013,
(6). Penyerahan data kependudukan dari pemerintah kepada KPU: 9 November-9
Desember 2012,
(7). Konsolidasi DP4 (Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu): 10-24 Februari
2013,
(8). Pengumuman DPS (Daftar Pemilih Sementara): 11-24 Juli 2013,
(9). Pengumuman DPT (Daftar Pemilu Tetap): 21 September 2013-9 April 2014,

(10). Penetapan DPTLN (Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri): 25 Juli-10 Agustus
2013,
(11). Pendaftaran calon anggota DPR, DPD, dan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota:
6-15 April 2013 ada perobahan menjadi tanggal 15 april s/d 22 april 2013,
(12). Verifikasi pencalonan anggota DPRD: 16 April-30 Juni 2013,
(13). Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPD: 27 Juli 2013,
(14). Verifikasi pencalonan angota DPR, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota: 16 April-
14 Mei 2013,
(15). Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPR, DPRD Provinsi,
Kabupaten/Kota: 4 Agustus 2013, (16) Pelaksanaan Kampanye: 11 Januari-5
April 2014,
(16). Audit dana kampanye: 25 April-25 Mei 2014,
(17). Masa tenang: 6-8 April 2014,
(18). Pemungutan dan Penghitungan Suara: 9 Aprill 2014,
(19). Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu tingkat Nasional: 26 April-6 Mei
2014,
(20). Penetepan hasil pemilu secara nasional: 7-9 Mei 2014,
(21). Penetapan Partai Politik Memenuhi Ambang Batas: 7-9 Mei 2014,
(22). Penetapan perolehan kursi dan calon terpilih tingkat nasional sampai
Kabupaten/Kota: 11-18 Mei 2014,
(23). Peresmian Keanggotaan DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, DPR dan DPD: Juni-
September 2014,
(24). Pengucapan sumpah dan janji (DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, DPR dan
DPD): Juli-Oktober 2014.
3.
Tahap Penyelesaian, meliputi:
(1) Pengajuan perselisihan hasil pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD kepada
Mahkamah Konstitusi (MK): 12-14 Mei 2014,
(2) Penyusunan Laporan Penyelenggaran Pemilu: 1 Oktober-1 November 2014,
(3) Pembubaran Badan-badan Penyelenggara ad hoc: 9 Juni 2014,
(4) Penyusunan Laporan Keuangan: 1 Juli-31 Desember 2014.
Pemilu adalah alat atau sarana perwujudan berdemokrasi. Pemilu merupakan
syarat minimal bagi demokrasi. Menurut saya Pemilu yang berkualitas adalah Pemilu
yang :
(1). Tingkat partisipasi pemilih tinggi
(2). Rakyat memilih wakilnya atau pemimpinnya secara rasional.
(3). Minim pelanggaran Pemilu
Bila nanti terpilih sebagai komisioner KPU Kabupaten Kotawaringin Timur,
untuk menciptakan Pemilu yang berkualitas yang akan saya lakukan, selain adalah :
(1) Memastikan bahwa setiap orang yang berhak memilih memperoleh haknya. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengoptimalkan PPK dan PPS dalam pemutakhiran data,
atau pada saat terakhir memperkenankan pemilih yang dapat membuktikan hak
pilihnya walaupun hanya dengan menunjukan KTP.
.
(2) Memperbanyak sosialisasi dan pendidikan politik kepada calon pemilih sampai ke
daerah pedalaman/pedesaan dengan berbagai media. Terkadang saya melihat media
sosialisasi/kampanye milik partai politik lebih dominan dibanding media sosialisasi
milik KPU. Mungkin dengan membuat semacam MOU antara semua partai politik
dan KPU, pesan-pesan sosialisasi milik KPU dapat dititipkan pada media sosialisasi
milik semua partai politik. Agar adil, lay out dan ukuran pesan sosialisasi milik KPU
yang dititipkan itu di tentukan oleh KPU. Tentu saja hal ini dapat dilaksanakan
apabila tidak bertentangan dengan aturan yang dibuat oleh KPU dan KPU Propinsi.

(3) Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan dari Panwaslu Kabupaten.
Diharapkan dengan segera ditindaklanjutinya laporan pelanggaran pada gilirannya
dapat meminimalisir pelanggaran pemilu oleh peserta pemilu maupun pelaksana
pemilu itu sendiri.

------%%%------
mau memberikan masukan Anda ???? Trima kasih sudah mampir di blog saya
.......................

Anda mungkin juga menyukai