BAWASLU
PENGANTAR
Assalamu’alaikum..wr.wb
Tiada kata terindah diucapkan selain puja dan puji kepada Allah
SWT yang telah memberikan kita kesehatan, kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan aktivitas keseharian kita sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini. Salawat beserta salam kita hadiahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
merubah pola pikir manusia dari alam kegelapan hingga alam
terang benerang seperti apa yang kita rasakan sekarang ini.
TUMINEM
VISI, MISI DAN STRATEGI KEBIJAKAN CALON ANGGOTA
BAWASLU KOTA SUBULUSALAM
VISI :
MISI :
BAGIAN PERTAMA
Saya seorang insan ciptaan Allah SWT yang terlahir 37 tahun yang
lalu dari keluarga petani/pekebun tinggal di salah satu kampung
terpencil di Dusun Karya Murni Desa Lae Oram Kecamatan Simpang
Kiri Kota Subulussalam, anak ketiga dari enam bersaudara yang
dilahirkan pada tanggal 01 Januari 1986 dari pasangan Bapak Salidi
dan Ibu Samiyem yang diberi nama oleh kedua orang tua saya
Tuminem, terlahir dari keluarga sederhana dan seorang anak
petani/pekebun karet dan padi darat (berladang) saya semasa kecil
sangat disenangi dan disayangi saudara-saudari dan sanak keluarga
saya.
Pemilu tidak lepas dari kecurangan, dan terjadi bukan saja karena
terbukanya peluang untuk itu, tetapi juga karena kurangnya
kesadaran serta pemahaman akan peraturan perundang-undangan
yang mengaturnya sebab mencapai sesuatu sedapat mungkin
untuk menghindari kecurangan atau manipulasi tergantung
kepribadian seseorang karena apabila kecurangan telah dilakukan
satu kali, maka untuk menutupi kecurangan tersebut kita harus
melakukan kecurangan lagi. Oleh karena itu saya tidak ingin
melakukan kecurangan/Manipulasi untuk mencapai sesuatu karena
masih banyak jalan keluar lainnya dalam mencapai sesuatu tersebut
tinggal bagaimana usaha dan upaya yang akan kita lakukan menuju
kebenaran yang hakiki tersebut karena kita adalah orang yang
beragama.
Dalam menjalankan tugas sebagai Anggota BAWASLU terdapat
sesuatu peristiwa yang apabila tidak ditangani akan mengganggu
proses Penyelenggaraan Pemilu sementara dasar hukum ataupun
aturan yang melandasinya kurang jelas. Bila saya menghadapi hal
demikian tentu saja saya tetap berpedoman pada Undang-undang
atau peraturan yang ada/berlaku yang terkait dengan permasalahan
tersebut dengan tetap melakukan kerjasama tim, konsultasi dengan
pihak-pihak yang terkait dan yang kita anggap lebih mampu dan
lebih menguasai permasalahan tersebut, hal yang demikian bisa
dilihat dari kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat seperti
hukum adat misalnya, karena di Indonesia disamping hukum yang
tertulis ada juga yang tidak tertulis seperti kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat dan tidak bertentangan dengan kepentingan
umum, kesusilaan dan peraturan perundang-undangan lainnya.
BAGIAN KETIGA
Dalam kegiatan dan aktivitas saya ada beberapa orang yang sangat
berperan antara lain pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah
Kota Subulussalam dan OKI/OKP, Pelajar dan Mahasiswa, karena
kegiatan yang dilaksanakan tersebut langsung menjadi objeknya
mereka sebagai peserta, oleh karena itu mereka sangat penting
terutama dalam mengabdi dan mensosialisasikan kepada
masyarakat dari hasil yang diperoleh dari kegiatan yang mereka
ikuti. Selain itu yang dijadikan sebagai narasumber, disamping
pihak-pihak terkait lainnya dari pemerintahan seperti Pengadilan
Negeri, Badan Lingkungan Hidup, dan pihak Kepolisian.
BAGIAN KEEMPAT
Salah satu buku demokrasi yang pernah saya baca dan saya anggap
penting adalah Civil Islam: Islam dan Demokratisasi di
Indonesia (2001, Edisi Bahasa Indonesia) karya Robert W. Hefner.
Hefner mengajak pembaca untuk meletakkan wacana “demokrasi”
pada proporsinya yang pas. Hal ini penting karena hingga sekarang,
demokrasi yang antara lain berisi nilai-nilai pluralisme, kebebasan,
persamaan, keadilan, toleransi, dan partisipasi di satu sisi
mempesona banyak orang, tapi di sisi lain juga mengundang
skeptisisme. Kelompok yang skeptis biasanya memandang
demokrasi sebagai wacana yang berasal dari Barat, yang tentu saja
tidak mungkin sesuai dengan budaya lain di luar Barat. Bahkan ada
yang menganggap bahwa demokrasi, juga civil-society (dari sini
mungkin Hefner mendapat istilah “civil-Islam”), merupakan
cangkokan dari Barat, dan bagian dari proyek imperialisme Barat
yang terselubung dengan retorika yang manis, enak, dan menarik.
Inilah kecongkakan dan kekejaman Barat yang membungkus proyek
Imperialisme dengan retorika yang indah dan luhur.