Anda di halaman 1dari 11

VISI-MISI DAN MOTIVASI MENJADI ANGGOTA PANWASLU

KECAMATAN PASIE RAYA

OLEH :

T. IRWANSYAH PUTRA
KATA PENGANTAR

Tiada kata terindah yang dapat diucapkan selain puja dan puji Kepada Allah SWT yang
telah memberikan kita kesehatan, kesempatan untuk melaksanakan kegiatan aktivitas
keseharian kita sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Salawat beserta salam kita
hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah merubah pola pikir
manusia dari alam kegelapan hingga alam terang benderang seperti apa yang kita rasakan
sekarang ini.

Pemilu indonesia ini sungguh kompleks. Kompleksitasnya tidak saja disebabkan oleh
sistem pemelihan yang digunakan, jumlah pemilih yang tersebar di berbagai wilayah dengan
kondisi geografis berbeda, jenis dan jumlah kursi yang diperebutkan, jumlah partai politik,
calon anggota legeslatif,dan calon pejabat eksekutif yang berkopetensi, tetapi juga oleh
lembaga penyelenggara yang terlibat mengurus pemilu.

Dalam menyelenggarakan pemilihan umum, anggota Bawaslu Kecamatan juga dapat di


pengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu,baik yang sejalan maupun
yang tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat yang dapat dijadikan mitra kerja
dalam mendukung misi Bawaslu adalah Pemerintah dari tingkat Provinsi sampai Desa, Aparat
penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan, Komisi Pemilihan Umum
(KPU), Tim Pemantau Pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada Pemerintah baik dari
dalam maupun luar negeri, Perguruan Tinggi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Tokoh
Agama. Sedangkan pihak-pihak yang harus diwaspadai yang dapat mengganggu misi Bawaslu
adalah oknum tertentu yang ada di dalam Partai Politik maupun calon perorangan yang
mempunyai kepentingan dan melakukan kecurangan sehingga pemilu dapat terganggu.

Makalah ini dibuat merupakan persyaratan untuk menjadi anggota Bawaslu Kecamatan
Pasie Raya pada tahapan tes wawancara oleh Tim Seleksi, semoga bermanfaat dan menjadi
acuan bagi Penulis maupun bagi yang membacanya dalam melaksanakan Pengawasan dalam
Kepemiluan khususnya di Daerah. Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan
makalah ini kedepannyadan semoga kita menjadi tauladan bagi sesama untuk mencapai apa
yang kita harapkan kini dan akan datang.

Pasie Raya, 19 Oktober 2022

T. IRWANSYAH PUTRA
VISI-MISI DAN MOTIVASI MENJADI ANGGOTA PANWASLU KECAMATAN PASIE RAYA

VISI :

Menciptakan pengawasan Pemilu yang berkualitas dan bermartabat menuju Pemilu


Demokrasi di Kecamatan Pasie Raya yang tertip,aman dan sejahtera.

MISI :

 Mewujutkan Bawaslu yang mandiri dan non-partisan


 Bekerja secara transparan, jujur, adil, dan bijaksana sehingga mendapat legitimasi
hukum dan publik
 Melakukan pengawasan Pemilu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
 Meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam pengawasan pemilu
 Penguatan kelembagaan dengan membangun kerjasama dengan pihak terkait
 Mewujudkan pemilu yang luber dan jurdil

MOTIVASI MENJADI ANGGOTA PANWASLU KECAMATAN PASIE RAYA

 Untuk ikut serta dan turut adil dalam tegaknya Demokrasi di Indonesia
 Untuk mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu di kecamatan agar Pemilu terlaksana
dengan Adil
 Mencari pengalaman dan tantangan baru dalam bidang Penyelengaraan dan
Pengawasan Pemilu
BAGIAN PERTAMA

Saya seorang insan ciptaan Allah SWT yang terlahir 30 tahun yang lalu dari keluarga
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di desa Pasi Teubee Kecamatan Pasie Raya Kabupaten Aceh Jaya,
anak kesatu dari tiga bersaudara yang dilahirkan pada tanggal 31 juli 1992dari pasangan
T.Zuwandi dan Rauzatun zinar yang diberi nama oleh kedua orang tua saya T. Irwansyah Putra,
terlahir dari keluarga sederhana yang penuh dengan kasih sayang dari keluarga dan saudara.

Saya menempuh pendidikan formal SD tepatnya di SD 2 Negeri Teunom dan


melanjutkan di SMP INSHAFUDDIN Banda Aceh kemudian saya melanjutkan sekolah ketingkat
MAN yang tepatnya MAN 2 MEULABOH sampai dengan tamat pada tahun 2010. Kemudian
saya melanjutkan Pendidikan Kuliyah di AKADEMI KEPERAWATAN Teungku Fakinah Banda
Aceh, saat saya sedang kuliyah saya juga bergabung kedalam organisasi BEM di kampus
tersebut.

Setelah saya menimba ilmu keperawatan saya bekrja di Puskesmas Pasie raya sampai
dengan 1 oktober 2022, pada saat saya bekerja di puskesmas saya di percayakan menjadi
penanggung jawab program KESEHATAN JIWA dan program PENYAKIT TIDAK MENULAR,
kemudian saya juga bertugas di IGD dan Rawat inap puskesmas Serta juga Menjadi
SUPERVISOR program KELUARGA SEHAT (KS).

Saya sudah menikah tepatnya 2 tahun yang lalu dengan di karunia seorang
putra,Kegiatan atau aktifitas sehari-hari saya selama ini adalah bekerja dan juga berorganisasi
di Persatuan perawat indonesia dan berdiskusi jika mempunyai waktu kosong dengan
masyarakat serta tokoh-tokoh desa.

Ada dua orang yang menjadi acuan kuat dalam karakter diri saya hingga saat ini
menjadi pegangan dalam hidup saya yaitu kedua orang tua saya, terutama ayah yang sangat
perperan dalam hal mendidik saya hingga saya menjadi seperti sekarang ini.

Dengan didikan sang ayah saya telah menjadi pribadi yang mau bekerja keras,
ramah ,tidak sombong, mempunyai semangat yang tinggi dalam bekerja, konsisten dalam
bekerja, tepat waktu, jujur dalam hal apapun, bekerja secara optimal agar mendapat hasil
yang terbaik dan juga mahir dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan juga atasan saat
bekerja.

BAGIAN KEDUA

Pemilu merupakan proses politik yang dinamis dan hanya bisa berjalan lancar dan
tertip apabila dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
merupakan suatu hal yang amat penting bahwa kehendak rakyat tidak dikecewakan dengan
cara memastikan bahwa pemilu di selenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil demi perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negarayang
demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam konteks Penyelenggaraan Pemilihan Umum, Pemilihan Gubernur dan Wakil


Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota sering kali terjadi pelanggaran
(kecurangan atau manipulasi) dengan berbagai modus operasi yang seolah-olah tidak dapat
terelakkan, ada kecurangan yang bersifat ditoleransi dan ada sama sekali tidak bisa
ditoleransikan, hal ini merupakan sebuah problematika dalam pemilu baik dari aspek
pengawasan dan pelaksanaan/Penyelenggaraan. Oleh karena itu saya tidak setuju jika ada
kecurangan yang dapat ditoleransi karena kecurangan atau manipulasi sekecil apapun itu
merupakan pelanggaran dan setiap pelanggara harus ditindak lanjuti karena di dalam ilmu
hukum setiap kesalahan ataupun pelanggaran harus ditindak tegas, permasalahan pelanggaran
tersebut termasuk kategori berat atau ringan itu merupakan putusan akhir yang harus
dipedomani dan dilaksanakan.

Seperti contoh : Pertama, kasus pembersihan tanda gambar peserta Pemilu, apabila
telah memasuki masa tenang maka seluruh alat peraga kampanye harus dibersihkan, apabila
ada salah satu calon yang masih melanggar hal itu makan harus ditindak tegas dengan
memberikan teguran secara tertulis kepada yang bersangkutan dan menurunkan gambar
tersebut. Kedua, soal pembuatan berita acara penghitungan suara, yaitu terjadi rekayasa
tertentu sehingga target suara dapat terpenuhi. Rekayasa tertentu itu bisa berupa pemberian
sejumlah uang kepada para petugas TPS termasuk para saksi yang diberikan makan di warung
agar menyetujui berita acara yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Ketiga, saksi. Pada waktu
penghitungan suara para saksi ditempatkan pada posisi tertentu sehingga tidak bisa secara jelas
melihat kondisi atau keadaan surat suara atau para saksi dari parpol dihambat sedemikian rupa
(intimidasi atau tindak kekerasan) sehingga tidak dapat hadir dan pada gilirannya digantikan
dengan saksi lain dari masyarakat yang notabenenya adalah orang sendiri. Keempat,
pengiriman berita acara dan kotak suara dari TPS ke KPPS. Tahap ini juga rawan karena bisa saja
ditengah jalan kotak suara yang asli diganti kotak lain atau isi kotak suara ditukar dengan surat
suara lain yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Kelima, penghitungan sementara suara untuk
tingkat nasional seringkali data yang dimasukkan ke komputer berdasarkan berita pertelepon,
bukan berdasarkan data yang tercantum di berita acara perhitungan suara. Jadi jumlah suara
yang sesungguhnya tidak akurat.

Pemilu tidak lepas dari kecurangan, dan terjadi bukan saja karena terbukanya peluang
untuk itu, tetapi juga karena kurangnya kesadaran serta pemahaman akan peraturan
perundang-undangan yang mengaturnya sebab mencapai sesuatu sedapat mungkin untuk
menghindari kecurangan atau manipulasi tergantung kepribadian seseorang karena apabila
kecurangan telah dilakukan satu kali, maka untuk menutupi kecurangan tersebut kita harus
melakukan kecurangan lagi. Oleh karena itu saya tidak ingin melakukan kecurangan/Manipulasi
untuk mencapai sesuatu karena masih banyak jalan keluar lainnya dalam mencapai sesuatu
tersebut tinggal bagaimana usaha dan upaya yang akan kita lakukan menuju kebenaran yang
hakiki tersebut karena kita adalah orang yang beragama.

Dalam menjalankan tugas sebagai Anggota BAWASLU terdapat sesuatu peristiwa yang
apabila tidak ditangani akan mengganggu proses Penyelenggaraan Pemilu sementara dasar
hukum ataupun aturan yang melandasinya kurang jelas. Bila saya menghadapi hal demikian
tentu saja saya tetap berpedoman pada Undang-undang atau peraturan yang ada/berlaku yang
terkait dengan permasalahan tersebut dengan tetap melakukan kerjasama tim, konsultasi
dengan pihak-pihak yang terkait dan yang kita anggap lebih mampu dan lebih menguasai
permasalahan tersebut, hal yang demikian bisa dilihat dari kebiasaan yang tumbuh dalam
masyarakat seperti hukum adat misalnya, karena di Indonesia disamping hukum yang tertulis
ada juga yang tidak tertulis seperti kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dan tidak
bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan peraturan perundang-undangan
lainnya.

BAGIAN KETIGA

Kegiatan menurut saya penting yang pernah saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain : Bidang Sosial penyuluhan Duta Pelajar lingkungan Hidup yang dilaksanakan oleh
DPD KNPI Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan peserta perwakilan SMA/SMK se-Kabupaten
Labuhanbatu Selatan, saya sebagai panitia dan moderator, kegiatan tersebut bertujuan untuk
memberikan penyuluhan betapa pentingnya lingkungan disekitar kita yang bersih dan sehat.
Dampak para pelajar dapat mengetahui dan mensosialisaikan kepada keluarga dan masyarakat
disekitarnya pentingnya lingkungan yang hijau dan sehat, kegiatan tersebut didukungan oleh
pemkab dalam hal ini badan Lingkungan Hidup sebagai narasumber. Insya Allah untuk moment-
moment selanjutnya ingin melakukan hal tersebut lebih besar lagi dengan peserta dari tingkat
SD hingga PT yang ada.

Pada Kegiatan pengkaderan Mahasiswa yaitu Latihan Kader I (LK-1) Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Cabang Labuhanbatu Raya, saya selaku pemateri dengan materi tentang Ke-HMI an, hal
tersebut bertujuan memberikan pemahaman tentang arti pentingnya berorganisasi di luar
kampus demi untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab diri sebagai seorang pemimpin,
berinteraksi dan menjaga kekompakan dengan sesama mahasiswa. Dampak membangun
kemandirian diri dan termotivasi untuk mengetahui kepemimpinan dalam diri kita di tengah-
tengah masyarakat nantinya jika sudah menyelesaikan studinya dengan mengabdi di tengah-
tengah masyarakat.

Kegiatan Bidang Politik, yaitu Pendidikan Politik bagi Pemuda Kabupaten Labuhanbatu


Selatan tahun 2014, tujuannya untuk memberikan pemahaman dan wacana keilmuan tentang
supra struktur politik dan infra struktur politik. Peran saya sebagai panitia penyelenggara
melalui DPD KNPI Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dampak yaitu toleransi antar pemegang
kendali politik dari partai maupun politik keorganisasian kemasyarakatan. Kendala dari
pemerintah kurang adanya respon, namun dari kalangan muda sangat banyak respond dan
pesertanya.

Dalam kegiatan dan aktivitas saya ada beberapa orang yang sangat berperan antara lain
pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan OKI/OKP,
Pelajar dan Mahasiswa, karena kegiatan yang dilaksanakan tersebut langsung menjadi objeknya
mereka sebagai peserta, oleh karena itu mereka sangat penting terutama dalam mengabdi dan
mensosialisasikan kepada masyarakat dari hasil yang diperoleh dari kegiatan yang mereka ikuti.
Selain itu yang dijadikan sebagai narasumber, disamping pihak-pihak terkait lainnya dari
pemerintahan seperti Pengadilan Negeri, Badan Lingkungan Hidup, dan pihak Kepolisian.

Berorganisasi merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang lain, di dalam
organisasi juga kita belajar bagaimana melakukan kegiatan secara bersama-sama (team work),
berbicara dihadapan orang ramai, memimpin sidang, mencari jalan keluar apabila menemui
permasalahan, melakukan kegiatan administrasi, pengawasan, kontrol sosial terhadap
pemerintah. Sehingga pengalaman dalam berorganisasi sangat bermanfaat apabila kelak
menjadi salah satu anggota Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Labuhanbatu
Selatan, sebab Bawaslu merupakan organisasi juga, sehingga diperlukan kerjasama, kegiatan
administrasi, pengawasan, penyuluhan dan lain-lain yang telah biasa kita lakukan di dalam
organisasi sebelumnya.

Referensi hidup dan aktualisasi serta aktivitas selama sekolah dasar hingga kini tentunya
sangat membantu pembentukan karakter seseorang, terutama saya yang sedang menjalaninya.
Menjadi anggota Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Labuhanbatu Selatan bukanlah hal yang
mudah dan ringan, namun satu keyakinan bahwa kerja jujur, ikhlas dan siap mewakafkan jiwa
dan raga untuk jalan kebaikan merupakan modal utama dalam bekerja nantinya jika
diamanahkan.
BAGIAN KEEMPAT

Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,


Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota, anggota Bawaslu Kabupaten/Kota juga
dapat dipegaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang sejalan
maupun tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam
mendukung misi Bawaslu tersebut adalah Pemerintah dari tingkat Provinsi sampai Desa, Aparat
Penegak Hukum seperti kepolisian, kejaksaan maupun Pengadilan, Komisi Pemilihan Umum
(KPU), Tim Pemantau Pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada pemerintah baik dari
dalam maupun luar negeri, Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan  tokoh
agama. Sedangkan pihak-pihak yang harus diwaspadai yang dapat mengganggu misi Bawaslu
adalah oknum-oknum tertentu yang ada di dalam Partai Politik, Tims Sukses Calon Gibernur dan
Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota yang diusung
partai politik maupun tim sukses calon dari perseorangan yang mempunyai kepentingan pribadi
maupun kelompok dengan melakukan kecurangan sehingga pemilu yang diharapkan aman dan
tertib dapat terganggu penyelenggaraannya.

Apabila saya terpilih menjadi anggota Bawaslu Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka
strategi yang tepat untuk menghindari intervensi negatif dari pihak lain adalah dengan
memegang teguh atas komitmen apa yang telah disepakati dan diatur oleh undang-undang,
Peraturan, keterbukaan, saling kerjasama dengan sesama anggota dan tim work di internal
Bawaslu itu sendiri, dan tetap menjaga integritas dan independensi, artinya tidak akan pernah
memberikan janji-janji atau sebaliknya tidak pernah bersedia untuk menerima janji-janji atau
pemberian dari pihak manapun yang diperkirakan ada hubungannya dengan pekerjaan di
Bawaslu sehingga saya tidak tersandera oleh kepentingan tertentu, dalam arti kata
independensi yang utuh dan berintegritas. Selanjutnya memperlakukan hal sama terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan dalam Pemilu dan pemegang kekuasaan.

Setiap anggota keluarga memiliki pengaruh penting pada diri saya terutama ibu dan Istri
yang selalu memperhatikan dan mengingatkan bahwa jagan pernah berbohong apapun itu
harus selalu jujur dan adil. Keluarga merupakan bagian dari kehidupan kita mendengarkan
suara mereka terutama Ibu, Ayah dan Istri dan yang lebih tua (senior) adalah perbuatan terpuji,
namun demikian tidak semua suara mereka dapat mempengaruhi keputusan atau jalan yang
akan saya tempuh, sepanjang suara keluarga atau teman untuk arah yang baik maka patut
untuk didengarkan tapi apabila telah menyangkut pekerjaan apalagi untuk melakukan
kecurangan maka suara itu tidak perlu didengarkan apalagi dilaksanakan. Sebab setiap
perbuatan memerlukan tanggungjawab dan yang bertanggungjawab adalah diri kita sendiri di
hadapan Allah SWT nantinya.
Pada prinsipnya kita harus selalu berpedoman kepada apa yang telah di ajarkan oleh
kedua orang tua kita dengan agama Islam, baik dan buruknya selalu mereka berikan masukan
ataupun teguran untuk tidak melalukan hal yang demikian, tinggal bagaimana kita untuk
mengaplikasikannya dari kita mengetahui hal yang baik dan buruk hingga sekarang ini.

BAGIAN KELIMA

Ketertarikan saya pada isu/masalah/praktik kepemiluan dan demokrasi diawali sejak


duduk dibangku kuliah. Ketertarikan tersebut didorong oleh keanehan demokrasi di Indonesia
saat itu, dimana Selama orde baru, pilar-pilar demokrasi seperti partai politik, lembaga
perwakilan rakyat, dan media massa berada pada kondisi lemah dan selalu dibayangi oleh
mekanisme reccal, sementara partai politik tidak mempunyai otonomi internal. Media massa
selalu dibayang-bayangi pencabutan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP). Sedangkan rakyat
tidak diperkenankan menyelenggarakan aktivitas sosial politik tanpa izin dari pemerintah.
Praktis tidak muncul kekuatan civil society yang mampu melakukan kontrol dan menjadi
kekuatan penyeimbang bagi kekuasaan pemerintah yang sangat dominan. Praktis demokrasi
pancasila pada masa ini tidak berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan, bahkan cenderung ke
arah otoriatianisme atau kediktatoran.

Kegagalan tiga partai besar dalam perannya sebagai lembaga kontrol terhadap jalannya
pemerintahan dan tidak berfungsinya check and balance, akibat terpolanya politik
kompromistis dari elite politik, akhirnya demoktrasi yang sebenarnya tidak jalan. Demokrasi
menjadi semu. DPR tidak mencerminkan wakil rakyat yang sesungguhnya. Terjadi kolusi,
korupsi, dan nepotisme di segala bidang kehidupan, karena kekuasaan cenderung ke arah
oligarki. Hal ini mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan, menghancurkan nilai-nilai
kejujuran, keadilan, etika politik, moral, hukum dasar-dasar demokrasi dan sendi-sendi
keagamaan. Khususnya di bidang politik direspon oleh masyarakat melalui kelompok-kelompok
penekan (pressure group) yang mengadakan berbagai macam unjuk rasa yang dipelopori oleh
para pelajar, mahasiswa, dosen, dan praktisi, LSM dan politisi. Gelombang demonstrasi yang
menyuarakan reformasi semakin kuat dan semakin meluas. Melihat fenomena tersebut, saya
semakin tertarik untuk mengikuti perkembangan demokrasi dan pemilu di Indonesia yang sejak
tahun 1999 menjadi pemilu yang paling demokratis.

Buku-buku yang pernah saya baca tentang Kepemiluan dan Demokrasi antara
lain : Kritis Meliput Pemilu Karya Hanif Suranto, J. Judi Ramjodo, P. Bambang
Wisudo. Pengawasan Pemilu Problem dan Tantangan Penyusun Mohammad Najib, Bagus
Sarwono, Sri R. Wardaningsih. Api Pemilu Menuju Smart Election Penulis Harun
Husein, Perjalanan Panjang Pilkada Serentak Penulis Rambe Kamarul Zaman
Dalam buku-buku tersebut memberikan pemikiran, mengurai sejarah dan gagasan
pilkada serentak, serta memberikan catatan-catatan pilkada tahun 2015 dan rekomendasinya
agar memantapkan proses demokrasi dalam pilkada mendatang agar lebih baik. Dari buku-buku
tersebut saya anggap penting sebagai referensi bagi semua kalangan karena membuka
wawasan tentang Demokrasi dan pengawasan dalam Kepemiluan kini dan akan datang di
Negara Kesatuan Republik Indonesia kita tercinta ini.

Selain buku-buku tentang demokrasi dan kepemiluan buku-buku yang biasa saya baca
tentu saja yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang saya miliki yaitu ilmu Filsafat, ada beberapa
buku yang sangat menarik dibaca yaitu Filsafat, Etika, dan Kearifan Lokal untuk Kontruksi
Moral Kebangsaan Editor Siti Syamsiatun dan Nihayatul Wafiroh; Selamatkan Indonesia oleh
M. Amien Rais.

Salah satu buku demokrasi yang pernah saya baca dan saya anggap penting adalah Civil
Islam: Islam dan Demokratisasi di Indonesia (2001, Edisi Bahasa Indonesia) karya Robert W.
Hefner. Hefner mengajak pembaca untuk meletakkan wacana “demokrasi” pada proporsinya
yang pas. Hal ini penting karena hingga sekarang, demokrasi yang antara lain berisi nilai-nilai
pluralisme, kebebasan, persamaan, keadilan, toleransi, dan partisipasi di satu sisi mempesona
banyak orang, tapi di sisi lain juga mengundang skeptisisme. Kelompok yang skeptis biasanya
memandang demokrasi sebagai wacana yang berasal dari Barat, yang tentu saja tidak mungkin
sesuai dengan budaya lain di luar Barat. Bahkan ada yang menganggap bahwa demokrasi,
juga civil-society (dari sini mungkin Hefner mendapat istilah “civil-Islam”), merupakan
cangkokan dari Barat, dan bagian dari proyek imperialisme Barat yang terselubung dengan
retorika yang manis, enak, dan menarik. Inilah kecongkakan dan kekejaman Barat yang
membungkus proyek Imperialisme dengan retorika yang indah dan luhur.
BIODATA

Nama :
Jenis Kelamin
Pasie Raya, 19 Oktober 2022
:
Tempat dan Tanggal lahir :
Alamat :
T. IRWANSYAH PUTRA

Anda mungkin juga menyukai