Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PERSONAL

CALON ANGGOTA BAWASLU KABUPATEN MANDAILING NATAL

OLEH
AHMAD FAISAL

SELEKSI CALON ANGGOTA BAWASLU KABUPATEN MANDAILING NATAL


PERIODE 2018-2023
BAGIAN PERTAMA

1. a. Deskripsikan secara singkat tentang riwayat hidup anda?


Saya Ahmad Faisal, lahir pada tanggal 16 Mei 1988 dari pasangan
almarhum Pajiri dan Yunilamarti di Nagari Cubadak Kecamatan Dua Koto
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Saya dibesarkan bersama 5
(lima) orang saudara saya. Sebagai daerah pertanian, keluarga saya hidup
sebagai petani. Ayah saya adalah seorang petani kopi. Walaupun berada di
Provinsi Sumatera Barat yang mayoritas bersuku Minangkabau, saya
bersuku Mandailing dengan marga saya Nasution. Seluruh penduduk di
kecamatan tempat keluarga kami tinggal juga bersuku Mandailing.
Pada tahun 1994, di usia 6 tahun saya memulai pendidikan SD N 52
Bandar Mas yang berada di kampung saya. Pendidikan PAUD atau TK tidak
pernah saya jalani karena institusi pendidikan tersebut tidak ada di
kampung saya pada waktu itu. Pada tahun 2000, saya menamatkan
pendidikan dasar dan melanjutkan ke SMP N 4 Talamau. Sekolah ini berjarak
5 Km dari rumah. Pendidikan di tingkat lanjutan pertama saya selesaikan
dengan baik. Pada tahun 2003, saya kemudian melanjutkan pendidikan ke
SMA N 1 Talamau. Sekolah yang berjarak sekitar 30 Km dari kampung.
Sekolah tersebut berada di suatu daerah yang bernama Talu, sebuah kota
kecil di Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun
2006, saya kemudian melanjutkan pendidikan ke STAI Mandailing Natal
dengan mengambil program studi Muamalat. Perguruan tinggi swasta yang
berada di kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.
Ketika masih menjadi mahasiswa di STAI Mandailing Natal, pada
Desember 2008, saya melamar pekerjaan menjadi penyiar radio di PT. Radio
Aldino Perkasa Panyabungan. Pekerjaan ini saya jalani sampai tahun 2017
dan belakangan juga diberikan posisi sebagai Kepala Bagian Siaran dan
Program. Sebagai mahasiswa, saya juga aktif di organisasi Badan Eksektutif
Mahasiswa STAI Mandailing Natal sebagai Ketua Departemen Hukum dan

1
Perundang-Undangan pada tahun 2008-2010. Di organisasi eksternal, saya
juga aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai ketua
Komisariat Muamalat masa khidmat 2009-2010 dan Ketua 1 Bidang Internal
PC PMII Mandailing Natal masa khidmat 2010-2011. Pada tahun 2011, saya
resmi menyandang gelar Sarjana Hukum Islam (SH.I). 3 (tiga) bulan
kemudian, saya diterima sebagai karyawan di PT. BPR Bumiasih NBP 21
Panyabungan dengan posisi sebagai Credit Support. Posisi yang berkaitan
dengan aspek legal perusahaan dan kredit nasabah. Saya baru diwisuda
pada Desember 2012 dan pada saat diwisuda tersebut, saya diberikan
tawaran oleh STAI Mandailing Natal untuk program beasiswa pascasarjana.
Tawaran ini sebagai penghargaan bagi saya yang memperoleh Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada angkatan saya.
Pada tanggal 26 Januari 2013, saya resmi mengundurkan diri dari PT.
BPR Bumiasih NBP 21 Panyabungan dan sambil menunggu pendaftaran
pascasarjana, saya bekerja di STAI Mandailing Natal sebagai tenaga honorer
pada program studi Hukum Ekonomi Syariah. Pada bulan September 2013,
saya melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara dan pekerjaan sebagai tenaga honorer kemudian saya
tinggalkan. Pendidikan pascasarjana saya jalani sampai bulan April 2015
dengan memperoleh gelar Magister Hukum Islam (M.H.I). Kehidupan
berorganisasi tidak saya tinggalkan, saya aktif di PC Gerakan Pemuda Ansor
Kabupaten Mandailing Natal sebagai Wakil Ketua masa khidmat 2013-2017
dan Majelis Pembina Cabang PC PMII Mandailing Natal masa khidmat 2015-
2016. Pada bulan Mei 2015, saya diterima sebagai anggota Panitia
Pemilihan Kecamatan Panyabungan pada Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Mandailing Natal dengan masa kerja sampai bulan
Desember 2015. Pada bulan Juli 2015, memasuki tahun akademik
2015/2016, saya kemudian memulai pekerjaan sebagai Dosen Tetap pada
program studi Hukum Ekonomi Syariah sampai saat ini. Di sela-sela aktifitas
sebagai anggota PPK dan Dosen Tetap, sebagai Wakil Ketua GP Ansor yang

2
membidangi ekonomi, bersama teman-teman pengurus kami mendirikan
usaha warung dalam bentuk koperasi, namun legalitasnya baru diselesaikan
pada tahun 2017. Usaha ini kemudian karena beberapa hal terpaksa
ditutup.
Pada tanggal 20 Februari 2016, saya menikah dengan Rospi Yuli Astuti
Siregar yang berasal dari Nagasaribu Padang Bolak, Padang Lawas Utara.
Saat ini kami telah dikarunia seorang putri berusia 9 bulan yang kami beri
nama Muzayyanatul Millah. Kami saat ini tinggal di Panyabungan. Pada
tahun 2016, saya sempat menjadi pencacah BPS pada Sensus Ekonomi
2016. Di samping sebagai pengurus GP Ansor, saya juga dipercaya sebagai
Wakil Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Kabupaten Mandailing
Natal masa khidmat 2016-2021.
Pada tahun 2017, STAI Mandailing Natal yang dulunya berada di bawah
naungan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dialihkan ke Yayasan
Pendidikan Mandailing Natal. Komjen Pol (P). Dr. H. Saud Usman Nasution,
MH sebagai Ketua Umum Yayasan pada bulan Juni 2017 memberikan
amanah kepada saya sebagai Wakil Ketua II Bidang Administasi Umum,
Perencanaan dan Keuangan STAI Mandailing Natal. Pada waktu menjabat
sebagai Wakil Ketua II, kami diberikan tugas menegerikan perguruan tinggi
tersebut. Pada bulan Januari 2018, STAI Mandailing Natal berhasil kami
negerikan sehingga menjadi STAIN Madina. Setelah menjadi STAIN Madina,
jabatan Wakil Ketua II saya lepaskan. Di bidang organisasi, saya juga
kemudian dipercaya sebagai angggota Bidang Usaha Pengurus Koordinator
Pemuka Agama Mitra Kamtibmas Polres Mandailing Natal masa bakti 2017-
2020. Memasuki pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2018 dan Pemilihan Umum Tahun 2019, saya
diterima sebagai Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar
Lembaga Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan Panyabungan.

3
b. Bagaimana anda tumbuh menjadi dewasa?
Kampung kelahiran saya adalah daerah yang unik, keseluruhan
penduduknya suku Mandailing sedangkan wilayahnya berada dalam
wilayah Minangkabau. Karena berada di wilayah Minangkabau, maka
penduduknya juga memakai adat istiadat Minangkabau. Sehingga sejak
kecil kami sudah mengenal 2 (dua) adat istiadat kesukuan dan juga mampu
berbahasa dalam 2 (dua) bahasa daerah. Keluarga saya merupakan keluarga
petani dengan status ekonomi rendah. Hanya saya dan saudara saya yang
paling kecil yang mengenyam bangku perkuliahan karena keterbatasan
biaya. Karena kondisi ekonomi yang demikian, kami terbiasa untuk hidup
serba kekurangan. Walaupun demikian, saya bersyukur hidup dalam
keluarga yang taat beragama. Ketika belajar mengaji di kampung, ibu sering
bekerja di sawah guru mengaji saya sebagai ganti gaji guru mengaji karena
tidak ada uang untuk diberikan kepada guru mengaji saya.
Saya melewati masa kecil bersama keluarga hanya sampai SMP,
sesudah itu saya melanjutkan SMA di Talu dengan tinggal di rumah kos.
Tinggal di kos membuat saya terbiasa hidup mandiri. Setelah ayah saya
meninggal tahun 2005, ada orang yang berbaik hati mengajak saya tinggal
di rumahnya tanpa bayaran apapun. Dengan melalui kehidupan SMA di
daerah Minangkabau saya juga memperoleh pengetahuan tentang
kehidupan masyarakat Minangkabau. Kuliah di STAI Mandailing Natal
Panyabungan adalah karena didasarkan oleh keinginan yang kuat untuk
melanjutkan pendidikan. Ibu tidak mampu membiayai kuliah saya dan
abang yang tinggal di Panyabungan menawarkan untuk kuliah di
Panyabungan. Beliaulah yang kemudian membiayai kuliah saya.
Untuk biaya kehidupan sehari-hari, saya berusaha mencari sendiri
sumber keuangan saya. Berjualan ketika kuliah saya jalani selama 3 tahun
lebih sambil bekerja sebagai penyiar radio. Usaha ini saya lakukan agar saya
mampu mandiri dan tidak lagi memberatkan saudara saya. Ibu saya sejak
saya tamat SMA tidak pernah lagi membiayai kebutuhan hidup saya. Kondisi

4
ini saya maklumi, karena besarnya kebutuhan hidup dan biaya sekolah adik-
adik saya. Apalagi pekerjaan ibu saya yang hanya sebagai petani. Untuk
biaya pendidikan adik-adik saya, abang bersama seorang adik saya yang
sudah putus sekolah dan juga bekerja di Panyabungan setiap minggu
mengirimkan uang. Saya bersyukur, kami bersaudara bisa saling membantu.
Saat ini, saya juga diberikan tanggung jawab yang sama membiayai kuliah
adik saya yang paling kecil.
Sebagai perantau di Panyabungan, saya berusaha untuk aktif
diberbagai organisasi kepemudaan dan masyarakat yang bertujuan agar
saya dikenal oleh masyarakat Panyabungan. Dengan aktif di organisasi dan
pekerjaan sebagai penyiar saya tidak kesulitan untuk menjalani kehidupan
di Panyabungan. Saat ini saya telah menyatu dengan kehidupan masyarakat
Panyabungan dan Mandailing Natal umumnya. Karena hidup di Mandailing
Natal, saya menyadari bahwa menikah bukan urusan yang mudah, apalagi
menyangkut biaya. Hal ini berbeda sekali dengan kebiasaan di kampung
kelahiran saya. Keadaan ini juga membuat saya harus bekerja sebaik
mungkin dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Apalagi
mendapatkan istri yang berasal dari Padang Bolak yang kental dengan adat
istiadatnya
Setelah menikah, sebelumnya saya telah mengenal dan bisa berinteraksi
dengan masyarakat Minangkabau dan Mandailing sekarang saya juga
dihadapkan dengan suku Angkola. Kondisi ini membuat saya harus betul-
betul memahami karakter dan adat istiadat suku-suku yang berbeda. Pada
akhirnya saya harus mampu menempatkan diri sesuai dengan kondisi sosial
masyarakat dimana saya tinggal dan berinteraksi.
c. Bagaimana aktivitas anda sehari-hari di luar waktu pekerjaan resmi?
Saat ini saya bekerja di STAIN Mandailing Natal sebagai Dosen Tetap
Non PNS pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah. Selain itu saya juga
aktif sebagai di Panwas Kecamatan Panyabungan. Di luar kedua aktivitas
tersebut saya biasa memanfaatkan waktu bersama keluarga. Khusus waktu

5
magrib, karena jarak kantor dekat dengan rumah saya selalu
mengusahakan agar pada waktu magrib berada di rumah dan kalau ada
pekerjaan lain akan saya lanjutkan setelah itu. Jika tidak ada kegiatan, selain
bersama keluarga saya kadang berkumpul bersama teman-teman di
tempat-tempat tertentu. Kegiatan lain yang saya laksanakan di luar
pekerjaan resmi saya adalah mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi
Gerakan Pemuda Ansor maupun Nahdatul Ulama, seperti pengajian.
d. Ceritakan organisasi apa saja yang anda geluti dengan jabatan apa?
Saat ini saya memilih untuk tidak lagi menjadi pengurus organisasi
apapun karena komitmen saya sebagai Panwaslih Kecamatan Panyabungan
untuk tidak aktif lagi sebagai pengurus organisasi kepemudaan dan
masyarakat. Walaupun tidak aktif lagi sebagai pengurus, namun saya juga
masih mengikuti kegiatan Gerakan Pemuda Ansor dan Nahdatul Ulama
seperti pengajian dan kegiatan lainnya.
e. Sebutkan minimal 3 (tiga) nama orang (selain keluarga dan kerabat kerja
kantor) dan ceritakan bagaimana berinteraksi dengan orang tersebut ?
1. Drs. H. Zainal Arifin, MM (Ketua Tanfidziyah Nahdatul Ulama Kabupaten
Mandailing Natal).
Kami sering bertemu ketika kegiatan-kegiatan Nahdatul Ulama
dilaksanakan. Kemudian karena beliau juga bekerja di Kementerian
Agama Kabupaten Mandailing Natal dan saya sebagai Dosen Tetap di
STAIN Madina, kami sering bertemu untuk berbagi informasi terkait
dengan proses penegerian STAIN Madina.
2. Kobol Nasution, S.Pd.I (Tenaga Ahli P3MD Kabupaten Mandailing Natal)
Dulu kami sama-sama pengurus GP Ansor Kabupaten Mandailing Natal
dan sekarang beliau bekerja sebagai Tenaga Ahli P3MD. Kami sering
bertemu di tempat-tempat tertentu. Topik pembicaraan selalu beragam
tergantung situasi dan kondisi.

6
3. Abrin Harahap (Pemilik Bengkel Sepeda Motor UD. Janan Motor aktif
juga sebagai kader Gerakan Pemuda Al Wasliyah Kabupaten Mandailing
Natal)
Asal beliau sama dengan istri saya, dari Padang Bolak Padang Lawas
Utara dan masih memiliki hubungan famili, namun kedekatan saya
dengan beliau jauh sebelum saya menikah dengan istri saya. Kami
awalnya sering bertemu ketika beliau dulu membuka usaha warung
kopi. Selain itu, kami juga sering bertemu di radio atau di bengkel beliau.
ketika bertemu pembicaraan tidak hanya pada satu hal, namun
tergantung situasi dan kondisi. Setelah menikah, kami sering bertemu
pada acara-acara keluarga Padang Lawas Utara, seperti pengajian
bulanan atau pesta.
2. a. Apakah terdapat orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan kuat
anda sampai sekarang tentang nilai-nilai atau karakter?
Ada orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan kuat saya
sampai sekarang tentang nilai-nilai dan karakter.
b. Bila ada, siapakah mereka?, Ceritakan !
Orang-orang yang pernah atau masih menjadi acuan kuat saya sampai
sekarang tentang nilai-nilai dan karakter adalah:
1. Kedua orang tua saya, Bapak Almarhum Pajiri dan Ibu Yunilamarti
Almarhum ayah saya adalah seorang alumni PGA (Pendidikan Guru
Agama) yang kemudian lebih memilih menjadi petani. Pada masa
mudanya menjadi petani lebih menjanjikan dari segi keuangan
dibandingkan dengan menjadi guru. Beliau meninggal ketika saya masih
kelas 2 (dua) SMA. Ibu saya hanya ibu rumah tangga dengan latar
belakang pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar.
2. Mertua saya, bapak Sonnip Siregar dan Ibu Gaharo Harahap
Mertua saya keduanya adalah Pegawai Negeri Sipil. Bapak mertua saya
adalah pensiunan Pengawas SMA pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Mandailing Natal dan ibu mertua saya adalah guru SD di Panyabungan.

7
Keduanya berasal dari Padang Bolak Padang Lawas Utara dan telah
menetap di Panyabungan sejak penempatan pertama kali sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
3. Istri saya, Rospi Yuli Astuti Siregar.
Saya mengenalnya melalui media sosial BBM tapi tidak pernah
mengenal langsung orangnya. Saya melamarnya setelah bertemu satu
kali dengannya. Dulu dia aktif mengajar di SMP N 2 Panyabungan
sebagai guru Bahasa Inggris. Setelah putri kami lahir, dia tidak lagi
mengajar dan fokus merawat putri kami.
4. Saudara saya, Nasriandi dan Adlis
Nasriandi adalah saudara saya yang paling besar. Beliau adalah saudara
satu ibu dengan saya. Sedangkan Adlis adalah saudara kandung saya.
Dia merupakan adik saya yang berada di bawah saya. Keduanya tinggal
di Panyabungan dengan pekerjaan sebagai pengrajin besi.
5. One Pima
Beliau adalah ibu angkat saya yang dengan ikhlas menerima saya dan
membantu sekolah saya ketika ayah saya meninggal dunia. Pada waktu
kelas 2 (dua) SMA di Talu ayah saya meninggal dunia. Beliau ketika itu
datang takziah ke rumah dan menyampaikan kepada saya dan ibu saya
agar saya tinggal dengan beliau. Saya telah hidup dengannya hampir 2
tahun
c. Nilai atau karakter yang bagaimana yang menjadi acuan, teladani, dan
anda praktekkan?
Didikan orang tua tentang ketaatan dalam mengamalkan ajaran Islam
membuat saya untuk tidak melupakan Islam kehidupan yang dijalani.
Mereka juga mengajarkan bahwa rezeki tidak datang begitu saja, makanya
agar mampu menjalani kehidupan saya harus bekerja keras. Ketika rezeki
yang datang tidak datang sesuai harapan, mereka mengajarkan untuk sabar
dan ikhlas menerima apapun yang datang dari Allah Swt. Setelah menikah
dan jauh dari ibu saya, sebagai pengganti orang tua saya adalah mertua

8
saya. Ajaran mereka menguatkan apa yang sudah saya dapatkan dari orang
tua saya.
Setelah menikah dengan istri saya, saya faham bahwa ridho orang tua
adalah ridho Allah, maka apapun yang sedang dilaksanakan harus
mendapatkan ridho orang tua. Dia juga membuat saya faham tentang
keikhlasan. Dia tidak pernah mengeluh tentang hasil usaha yang saya
dapatkan.
Saudara saya telah banyak berkorban materi, sehingga saya bisa
seperti saat ini. Tanpa bantuan mereka saya bukan apa-apa. Dari mereka
saya belajar bahwa materi tidak penting dibandingkan keluarga. Selain
kedua saudara saya, tentang tolong menolong juga saya peroleh dari ibu
angkat saya One Pima. Orang yang tidak punya hubungan apapun mau
berbagi dengan saya. Saya memahami darinya bahwa sesama manusia
harus saling menolong.
3. a. Yakinkah anda berintegritas (bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme)?
Saya yakin saya berintegritas (bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme).
b. Jika diberikan skor nilai 0 -100 yang menggambarkan skor integritas anda
(dengan skala 100% sangat berintegritas dan 0% sangat tidak
berintegritas), seberapa besar persentase (%) integritas anda?
Skor integritas saya pada skala 90 %.
c. Jelaskan skor nilai integritas anda!, mengapa anda menilai integritas anda
demikian?
Dari pekerjaan-pekerjaan yang pernah saya jalani, saya selalu
melaksanakannya dengan baik. Saya tidak pernah diberhentikan dari
pekerjaan saya karena saya tidak berintegritas. Tanggapan pimpinan saya
di tempat kerja saya terdahulu selalu positif. Sampai saat ini, hubungan
saya dengan tempat saya bekerja sebelumnya tetap terbina dengan baik.
Saya tidak berani menilai integritas saya 100 %, karena nilai 100 % adalah
kesempurnaan. Ketika saya bekerja, saya pernah membuat kebijakan-

9
kebijakan tertentu yang tidak ada aturannya tetapi bukan untuk
kepentingan pribadi saya atau misalnya jadwal mengajar yang saya
gunakan untuk urusan lain dan lebih cepat keluar dari waktu yang
ditetapkan.

10
BAGIAN KEDUA

1. Pernyataan
"Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota
sering kali terjadi pelanggaran (kecurangan/manipulasi) dengan berbagai
modus operandi yang seolah-olah tidak dapat terelakkan. Ada pelanggaran
yang bisa ditoleransi dan ada pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi"
a. Setujukah anda atas pernyataan di atas?
Saya tidak setuju dengan pernyataan “ada pelanggaran yang bisa
ditoleransi dan ada pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi”
b. Jelaskan dan uraikan alasannya yang disertai contoh pada kasus-kasus
yang pernah diketahui atau dialami!
Alasannya saya tidak setuju dengan pernyataan di atas adalah :
1. Melanggar asas pemilu, yaitu : jujur dan adil dan prinsip pemilu, yaitu :
berkepastian hukum. Pelanggaran (kecurangan/ manipulasi) merupakan
ketidakjujuran dalam pelaksanaan pemilu dan merusak nilai-nilai
keadilan. Pelanggaran (kecurangan/ manipulasi) adalah tindakan
pelanggaran hukum. Indonesia sebagai negara hukum, sehingga tidak
ada ruang bagi orang-orang untuk melanggar hukum. Apabila terjadi
pelanggaran (kecurangan/manipulasi) yang kemudian ditoleransi oleh
penyelenggara pemilu akan menyebabkan ketidakpastian hukum bagi
pelaksanaan pemilu.
2. Memberikan peluang kepada orang-orang tertentu melakukan
kecurangan/ manipulasi akan menarik peluang kepada pihak-pihak lain
untuk melakukan kecurangan/ manipulasi juga.
Contoh kasus yang saya ketahui yang termasuk kecurangan/
manipulasi adalah pada Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Provinsi
Riau tanggal 27 Juni 2018 kemaren, petugas KPPS di Kabupaten Kampar
diduga mencoblos 2 kali sehingga Panwaslih kemudian merekomendasikan

11
pemilihan ulang. Penyelenggara pemilu harusnya orang-orang yang bersih
dari kepentingan apapun. Saya sendiri tidak pernah mengalami kasus
kecurangan/ manipulasi baik yang saya perbuat sendiri atau yang diperbuat
orang lain yang melibatkan saya.
2. a. Pernahkah anda menghadapi situasi dimana anda seperti harus melakukan
pelanggaran (kecurangan/manipulasi) untuk mencapai sesuatu?
Saya tidak pernah menghadapi situasi dimana saya seolah-olah
terpaksa harus melakukan pelanggaran (kecurangan/ manipulasi) untuk
mencapai tujuan tertentu.
b. Adakah cara yang anda lakukan untuk mengatasinya, bila tidak, mengapa?
--
3. Dalam menjalankan tugas sebagai Anggota Bawaslu Kabupaten, terdapat
suatu peristiwa yang apabila tidak ditangani akan menggangu proses
penyelenggaraan Pemilu, sementara dasar hukum yang melandasinya kurang
jelas. Jika anda mengalami peristiwa demikian, apa yang menjadi pedoman
bagi anda?
1. Melakukan koordinasi dengan pimpinan yang lebih tinggi. Dalam hal ini
adalah Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dan Bawaslu Republik Indonesia.
2. Dalam Islam dikenal ada empat sumber hukum, yaitu al Qur’an, Hadits,
Qiyas dan Ijma’. al Qur’an dan Hadits merupakan sumber hukum setiap
permasalahan yang dihadapi oleh setiap umat Islam. Apabila permasalan
tersebut tidak ditemukan penyelesaiannya, maka Qiyas dan Ijma’ dapat
digunakan. Qiyas adalah menghubungkan peristiwa yang sudah ada status
hukumnya dengan peristiwa baru yang memiliki kesamaan namun belum
ada status hukumnya. Ijma’ adalah kesepakatan para ulama untuk
melakukan ijtihad’ terhadap permasalahan baru yang belum ada status
hukumnya dengan tetap menjadikan ketentuan-ketentuan yang ada dalam
al Qur’an dan Hadits sebagai asas-asas pengambilan keputusan. Setiap
penetapan hukum Islam baik yang sudah ada dalam al Qur’an dan Hadits
maupun yang akan ditetapkan dengan metode Qiyas maupun Ijma’ harus

12
senantiasa menekankan pencapaian kemaslahatan dan menghindari
mafsadat yang menjadi tujuan hukum Islam (maqasid syariah). Konsep ini
bisa dipakai apabila ditemukan permasalahan yang belum jelas dasar
hukumnya. Cara pertama menggunakan metode Qiyas dengan mencari
permasalahan lama yang mirip dengan permasalahan yang dihadapi saat
ini. Cara kedua menggunakan metode Ijma’. Kepemimpinan Badan
pengawas Pemilu bersifat kolektif kolegial dan pengambilan keputusan
dilakukan secara bersama. Dalam pengambilan keputusan sementara dasar
hukumnya kurang jelas, penyelenggara pemilu dapat melakukan
musyawarah secara bersama-sama. Musyawarah yang dilaksanakan harus
berpegangan pada asas-asas penyelenggaraan pemilihan umum
sebagaimana yang termuat dalam undang-undang maupun peraturan
kepemiluan lainnya.

13
BAGIAN KETIGA

1. a. Pernahkan anda melakukan kegiatan pada bidang sosial, politik, ekonomi,


dan/atau budaya yang penting menurut anda?
Saya pernah mendirikan Koperasi Pemuda Ansor Sejati ketika saya
masih aktif sebagai Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten
Mandailing Natal. Pendirian koperasi iini menurut saya penting sekali. Di
Kabupaten Mandailing Natal terdapat berbagai organisasi kepemudaan,
namun belum ada organisasi yang peduli terhadap kemandirian ekonomi
para kadernya maupun lingkungan sekitarnya. Kami mencoba mendobrak
permasalahan tersebut dengan mendirikan Koperasi Pemuda Ansor Sejati.
Hal ini juga sebagai bagian dari komitmen Gerakan Pemuda Ansor di seluruh
Indonesia. Usaha yang pertama kali kami dirikan adalah warung kopi dengan
nama Warung Kopi Akalkan. Memilih usaha warung kopi karena kebiasaan
masyarakat Panyabungan yang suka berkumpul di warung kopi.
b.Uraikan tujuan kegiatan penting tersebut!
Tujuan pendirian Koperasi Ansor Sejati adalah untuk memberikan
lapangan pekerjaan dan penghasilan bagi kader-kader Gerakan Pemuda
Ansor Kabupaten Mandailing Natal. Tujuan lain adalah agar organisasi bisa
mandiri dengan tidak lagi mengharapkan dukungan dana dari pihak lain,
mengingat eksistensi organisasi harus didukung oleh dana.
c. Sebagai apa anda berperan dalam kegiatan tersebut?
Sebagai Wakil Ketua Bidang Perekonomian, saya ditunjuk langsung
sebagai Ketua Koperasi Gerakan Pemuda Ansor Sejati.
d.Bagaimana pengaruh yang dihasilkan bagi kehidupan masyarakat dan
negara? Jelaskan!
Pengaruh yang dihasilkan adalah kami berhasil mengubah pandangan
sebagian masyarakat bahwa organisasi kepemudaan yang ada di Kabupaten
Mandailing Natal tidak mampu memberikan pengaruh positif bagi

14
masyarakat di bidang ekonomi. Namun pengaruh untuk peningkatan
ekonomi masyarakat belum mampu kami raih.
e. Apakah terdapat dukungan atau kendala yang dihadapi untuk mencapai
tujuan yang diimpikan? Jika ada, ceritakan !
Pendirian Koperasi Pemuda Ansor Sejati didukung oleh pengurus
Gerakan Pemuda Ansor, namun dukungan yang diberikan belum maksimal.
Inilah yang menjadi kendala pengembangan koperasi tersebut. Misalnya
dalam hal sumbangan wajib dan sumbangan sukarela. Hanya beberapa
orang yang sudah terdaftar sebagai anggota yang memberikan sumbangan
tersebut. Akibat permasalahan tersebut pengembangan usaha koperasi
tidak berjalan. Kendala lain adalah ketidakseriusan para pengurus dalam
mengelola koperasi. Akhirnya karena kendala di atas usaha koperasi terpaksa
ditutup.
f. Apa ekspektasi anda ke depan dari kegiatan tersebut?
Sebenarnya ada keinginan untuk mengaktifkan lagi koperasi tersebut,
namun perlu menemukan orang-orang yang betul-betul mau untuk
mengembangkan usaha koperasi tersebut.
2 Ceritakan peran pihak-pihak yang ikut berperan dalam kegiatan anda tersebut!
Pihak-pihak yang berperan dalam kegiatan mendirikan Koprasi
Pemuda Ansor Sejati adalah Ketua GP Ansor Madina Ahmad Rijal Lubis,
Sekretaris GP Ansor Madina Kobol Nasution dan Bendahara GP Ansor Madina
Khairul Andi Nasution. Mereka sebagai pengurus GP Ansor Madina selain
memberikan arahan juga turut serta menutupi kekurangan pembiayaan
pendirian koperasi tersebut.
3 Apakah pengalaman anda dalam melakukan kegiatan berorganisasi selama ini
dapat bermanfaat pada saat anda menjadi Anggota Bawaslu
Kabupaten/Kota? Uraikan alasan Anda!
Pengalaman berorganisasi sejak mahasiswa sampai saat ini berpengaruh
besar bagi saya apabila terpilih sebagai anggota Bawaslu Kabupaten
Mandailing Natal karena :

15
a. Di organisasi saya menemukan orang-orang dengan berbagai latar belakang
dengan berbagai sifat dan karakter baik dari internal organisasi sendiri
maupun ketika berinteraksi dengan orang-orang di luar organisasi.
Kebiasaan ini memudahkan saya apabila saya terpilih menjadi anggota
Bawaslu Kabupaten Mandailing Natal untuk berinteraksi dengan orang-
orang dengan berbagai latar belakang dan kepentingan.
b. Di organisasi saya terbiasa menemukan berbagai permasalahan dan
menyelesaikannnya. Pengalaman ini berguna untuk menyelesaikan
permasalahan yang akan dihadapi ketika terpilih menjadi anggota Bawaslu
Kabupaten Mandailing Natal.
c. Di organisasi, melaksanakan program kerja dan menyelesaikan masalah
selalu dilaksanakan dengan kerjasama. Apabila terpilih menjadi anggota
Bawaslu Kabupaten Mandailing Natal, kebiasaan bekerjasama akan
memudahkan untuk mengawasi tahapan pemilihan umum dan
permasalahan yang timbul.
d. Kebiasaan mengutarakan pendapat menjadi hal yang lumrah di organisasi,
ini penting bagi saya apabila terpilih sebagai anggota Bawaslu Kabupaten
Mandailing Natal.
e. Administrasi penting bagi sebuah organisasi, sehingga orang-orang yang
terlibat di organisasi telah terbiasa dengan administrasi, seperti surat
menyurat, arsip dan lain-lainnya. Sebagai instansi resmi, bekerja sebagai
anggota Bawaslu Kabupaten Mandailing Natal perlu memahami
permasalahan administrasi. Walaupun di Bawaslu sendiri terdapat jabatan
struktural yang mengurus permasalahan administrasi, namun terkait
administrasi harus selalu ada koordinasi antara ketua dan anggota serta
pejabat struktural Bawaslu Kabupaten Mandailing Natal.

16
BAGIAN KEEMPAT

1. Pernyataan
"Setiap orang dalam bersikap dan bertindak dapat dipengaruhi oleh pihak lain,
seperti tindakan buruk atau baik. Anggota Bawaslu kabupaten/Kota dalam
mengawasi penyelenggaraan pemilu atau pemilihan gubernur dan wakil
gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota, juga
dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu.
Kepentingan yang dimaksud dapat sejalan atau tidak sejalan dengan misi
Bawaslu"
Pihak manakah yang menurut anda dapat dijadikan mitra kerja dalam
mendukung misi Bawaslu dan sebaliknya, pihak manakah yang patut
diwaspadai mengganggu misi Bawaslu?
Pihak-pihak yang dapat menjadi mitra kerja dalam mendukung misi
Bawaslu Kabupaten Mandailing Natal antara lain:
a. Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal
Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal tidak bisa dipungkiri
untuk mensukseskan pelaksanaan pemilihan umum. Sebagai contoh dalam
kegiatan penertiban alat peraga kampanye dan kegiatan sosialisasi terkait
netralitas PNS di pemilihan umum.
b. TNI/ Polri
Pemilihan umum rawan terjadi konflik antar partai politik, partai politik
dengan penyelenggara, dan lain-lainnya. Untuk meminimalkan dan
menangani terjadinya konflik peran TNI/ Polri sangat dibutuhkan. Selain itu
Kepolisian juga termasuk dalam Sentra Gakkumdu Bawaslu.
c. Kejaksanaan
Kejaksaan sendiri tergabung dalam Sentra Gakkumdu Bawaslu. Sehingga
perlu menjalin hubungan baik dengan Kejaksaan terutama dalam
penyelesaian permasalahan pelanggaran pemilu.

17
d. Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kepemudaan dan Lembaga
Swadaya Masyarakat
Ormas, OKP dan LSM harus dijadikan mitra dalam rangka mensukseskan
pemilihan umum. Sebagai contoh dalam kegiatan sosialisasi pengawasan
pemilihan umum, mengingat Ormas, OKP dan LSM memiliki basis massa
yang setiap hari berinteraksi dengan masyarakat.
e. Tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama
Orang-orang yang dianggap sebagai tokoh masyarakat dan tokoh agama
biasanya selalu dijadikan panutan bagi masyarakat. Sehingga bekerjasama
dengan tokoh-tokoh tersebut dapat mensukseskan pemilihan umum,
seperti dalam hal sosialisasi pengawasan kepada masyarakat.
f. Pers
Masyarakat Kabupaten Mandailing Natal sangat akrab dengan pers apalagi
media online yang sedang berkembang saat ini. Informasi-informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan pemilihan umum dapat diperoleh
masyarakat melalui media yang ada.
g. Pemantau Pemilu
Keterbatasan tenaga dan sumber daya penyelenggara pemilu dapat
dibantu dengan hadirnya pemantau pemilu. Pemantau pemilu dapat
menjalankan tugas pemantauan sehingga kemudian apabila menemukan
pelanggaran dapat melanjutkannya ke Badan Pengawas Pemilu.
Keberadaan pemantau pemilu dapat menjadikan pemilu lebih bersih.
Sebaliknya yang harus diwaspadai dapat mengganggu misi Bawaslu
karena memiliki konflik kepentingan adalah:
a. Peserta pemilihan umum, baik partai politik, calon legislatif, calon
perwakilan daerah, calon kepala dan wakil kepala daerah dan calon
presiden dan wakil presiden.
Peserta pemilihan umum sebenarnya bisa menjadi mitra baik bagi Bawaslu,
namun karena kepentingan peserta pemilihan umum dikhawatirkan dapat

18
mengganggu misi Bawaslu dalam pelaksanaan pengawasan setiap tahapan
pemilu.
b. Tim kampanye
Posisi tim kampanye hampir sama dengan peserta pemilihan umum. Tim
Kampanye memiliki target untuk memenangkan peserta pemilu yang
diusungnya. Oleh karena target tersebut, tim kampanye dapat saja
melakukan berbagai hal termasuk hal-hal yang dapat mengganggu
terciptanya pemilihan umum yang bersih.
c. Lembaga survey yang tidak kredibel
Lembaga survey yang tidak kredibel dikhawatirkan akan memberikan hasil
survey kepada masyarakat yang tidak benar sehingga menimbulkan citra
buruk di masyarakat terhadap Bawaslu.
2. Apa strategi anda untuk menghindari intervensi negative dari pihak lain jika
anda terpilih menjadi Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota? Jelaskan!
Yang akan saya lakukan untuk menghindari intervensi negatif dari
pihak lain apabila saya terpilih menjadi anggota Bawaslu Kabupaten
Mandailing Natal antara lain :
a. Membina hubungan baik dan membangun komunikasi dengan semua
pihak, khususnya penyelenggara pemilu lainnya.
b. Menciptakan hubungan baik dan suasana kerja yang baik dengan sesama
anggota dan pegawai Bawaslu Kabupaten Mandailing Natal, penyelenggara
di tingkat kecamatan sampai tingkat KKPS dan penyenggara di tingkat
provinsi dan pusat.
c. Menjalankan peraturan yang berlaku dalam menjalankan setiap tahapan
yang sedang berjalan.
3. a. Bagaimana pengaruh keluarga atau teman terhadap anda?
Pengaruh keluarga atau teman pada diri saya sangat besar. Mereka
memberikan semangat dan kebebasan bagi saya untuk melakukan hal-hal
baik dan selalu mengingatkan ketika saya melaksanakan hal-hal yang

19
menurut mereka salah. Mereka tidak mempermasalahkan apapun yang saya
lakukan, jika itu merupakan suatu pekerjaan yang baik.
b. Siapa saja yang harus anda dengarkan dan mengapa mereka penting
didengar?
Karena pengaruh keluarga dan teman yang sangat besar, maka suara
mereka harus saya dengarkan. Orang-orang di luar keluarga dan teman
kemungkinan besar memiliki kepentingan tertentu ketika berhubungan
dengan saya dan bisa saja meninggalkan saya apabila kepentingannya telah
dicapainya, tetapi keluarga dan teman tidak akan meninggalkan saya dalam
kondisi apapun. Ketika saya berada pada kondisi yang tidak baik, contohnya
tidak punya pekerjaan atau sedang dalam masalah, maka yang peduli dengan
saya pasti keluarga dan teman.
Terkait dengan Bawaslu, saya juga harus mendengarkan suara dari
pimpinan saya yang lebih tinggi, yaitu Bawaslu Provinsi dan Bawaslu RI serta
anggota Bawaslu Kabupaten Mandailing Natal yang lain. Bawaslu adalah satu
kesatuan, sehingga tindakan seseorang bisa memberikan pengaruh terhadap
yang lain dan setiap keputusan adalah keputusan bersama.

20
BAGIAN KELIMA

1. Sejak kapan anda mulai tertarik pada isu/ masalah/praktek kepemiluan?


Kepengawasan pemilu, dan demokrasi? Mengapa anda tertarik?
Sejak masih menjadi mahasiswa di STAI Mandailing Natal saya sudah
mengikuti berbagai hal yang menyangkut kepemiluan dan demokrasi bahkan
dalam beberapa hal ikut terlibat dalam kegiatan kepemiluan, seperti pernah
bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal
melakukan sosialisasi pemilihan umum kepada masyarakat di desa terisolir.
Alasan ketertarikan dengan masalah kepemiluan dan demokrasi karena negara
Indonesia merupakan negara demokrasi dan pemilihan umum adalah alat
untuk mencapai cita-cita demokrasi itu sendiri. Oleh karena itu, hal-hal yang
berhubungan dengan kepemiluan dan demokrasi harus menjadi perhatian bagi
seluruh warga negara.
2. a. Pernahkah anda membaca buku atau jurnal ilmiah terkait demokrasi,
kepemiluan, dan kepengawasan pemilu?
Saya pernah membaca buku atau jurnah ilmiah terkait dengan
demokrasi, kepemiluan dan kepengawasan pemilu.
b. Jika pernah, mengapa buku atau jurnal tersebut anda anggap penting?
Buku atau jurnal tersebut penting untuk menambah khazanah
pengetahuan terkait dengan demokrasi, kepemiluan dan kepengawasan
pemilu sekaligus menjadi referensi bagi saya sebagai penyelenggara pemilu
dalam melaksanakan tugas pengawasan.
3. Buku atau jurnal apa saja selain terkait kepemiluan, kepengawasan pemilu,
dan demokrasi yang anda baca? Sebutkanlah!
Buku atau jurnal yang saya baca selain terkait kepemiluan,
kepengawasan pemilu, dan demokrasi adalah terutama buku-buku yang
berkaitan dengan mata kuliah yang saya ajarkan di STAIN Madina. Buku-buku
tang berkaitan dengan mata kuliah saya seperti
a. Peradilan di Indonesia dari Abad ke Abad karangan R Tresna.

21
b. Sejarah Peradilan dan Perundangan Republik Indonesia karangan Prof. Dr.
Sudikno Mertokusumo
c. Putih Hitam Pengadilan Khusus yang diterbitkan Komisi Yudisial
d. Filsafat Hukum Islam karangan Faturrahman Djamil dan Faisar Ananda Arfa,
e. Buku-buku lainnya
4. a. Jika anda pernah membaca buku atau jurnal terkait demokrasi,
kepemiluan, dan kepengawasan pemilu maka kemukakan judul buku atau
jurnal yang anda baca.
Jurnal yang saya baca beberapa waktu yang lalu adalah :
1. Mengapa Integritas Pemilu Penting, karangan Mudiyati Rahmatunnisa
2. Mekanisme Penanganan Pelanggaran Administrasi Pemilu Dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, karangan Veri Junaidi dan
Adelline Syahda.
b. Jelaskan substansi buku atau jurnal tersebut.
1. Mengapa Integritas Pemilu Penting
Pemilihan umum telah menjadi fenomena kontemporer yang
mengglobal, baik di negara yang telah maju dan matang demokrasinya
maupun negara berkembang yang masih dalam proses transisi menuju
demokrasi. Namun demikian, pengalaman berbagai negara tersebut
masih menunjukkan bahwa pemilu masih diwarnai berbagai
pelanggaran dan kecurangan (electoral malpractices). Jurnal ini
menunjukkan bahwa integritas pemilu merupakan kualitas yang harus
dimiliki oleh sebuah negara demokrasi.. pemilu yang penuh dengan
pelanggaran dan kecurangan akan mengancam legitimasi rezim terpilih
dan meruntuhkan kepercayaan warga terhadap institusi demokrasi.
Proses transisi dan konsolidasi demokrasi bergantung pada kualitas
pemilu yang dilaksanakan.

22
2. Mekanisme Penanganan Pelanggaran Administrasi Pemilu Dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
Ragam permasalahan hukum dalam UU Pemilu menunjukkan adanya
perubahan yang signifikan dalam penyelesaiannya, khususnya untuk
pelanggaran adminnistrasi pemilu. Bawaslu menjadi lembaga yang
dimandatkan UU untuk penyelesaian pelanggaran administrasi pemilu
baik administrasi biasa maupun administrasi TSM. Melalui undang-
undang ini, Bawaslu bertransformasi tidak lagi sebagai tempat transit
diterimanya laporan namun hingga memutus administrasi pemilu.
Dalam halnya memutus pelanggaran administrasi, Bawaslu menjadi
lembaga pengawas yang menjalankan fungsi yudisial, sehingga output
dalam penyelesaian ini menjadi putusan yang wajib dilaksanakan oleh
KPU. Untuk proses pemeriksaan, UU pemilu mengamanatkan proses
dilakukan secara terbuka. Adapun desain penyelesaian pelanggaran
administrasi pemilu yang dapat dilakukan oleh Bawaslu dengan amanat
keterbukaan adalah dengan melalui prosedur proses pelaporan oleh
subjek yang memiliki legal standing paling lama 7 hari sejak diketahuinya
dengan ketentuan formal sebuah laporan, proses diterima dan
diregistrasinya pelanggaran oleh Bawaslu, proses pemeriksaan
pengkajian dan investigasi laporan, proses rapat permusyawaratan dan
pembacaan putusan oleh Bawaslu. Dengan rangkaian proses ini dapat
mendorong keterbukaan proses yang dilakukan oleh Bawaslu untuk
menyelesaikan pelanggaran administrasi pemilu dalam jangka waktu 14
hari kerja sejak diregistrasinya laporan yang disampaikan sebagai
ketentuan UU Pemilu. Sehingga dengan desain mekanisme tersebut
Bwaslu dapat mengoptimalkan batasan waktu untuk menghasilkan
suatu proses penyelesaian yang runtut, terbuka dan berkeadilan bagi
kedua belah pihak.

23
5. a. Pernahkan anda menulis buku, jurnal atau artikel ilmiah terkait demokrasi,
kepemiluan, dan kepengawasan pemilu?
Saya belum pernah menulis buku, jurnal atau artikel ilmiah terkait
demokrasi, kepemiluan dan kepengawasan pemilu.
b. Jika anda pernah, apa dan dimana serta basis argumentasi buku, jurnal
atau artikel ilmiah tersebut?
--

24

Anda mungkin juga menyukai