Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR

Patut kiranya kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah menurunkan rahmatnya
kepada kita semua, berupa kesehatan, kesempatan dan semangat untuk melaksanakan
aktivitas keseharian kita sehingga penulis dapat menyusun makalah personal ini. Solawat
serta salam tetep kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah menjadi pelita bagi kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang ilmiah penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Pemilu Indonesia itu sungguh komplek. Kompleksitasnya tidak saja di sebabkan oleh
sistem pemilihan yang digunakan, jumlah pemilih yang tersebar di berbagai wilayah dengan
kondisi geografis berbeda, jenis dan jumlah kursi yang diperebutkan , jumlah partai politik,
calon anggota legislatif, dan calon pejabat exekutif yang berkompetiusi, tetapi juga oleh
lembaga penyelenggara yang terlibat mengurus pemilu.
Dalam menyelenggarakan pemilihan umum, anggota Bawaslu kabupaten/ kota juga
dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang sejalan
maupun tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam
mendukung misi Bawaslu adalah Pemerintah dari tingkat Provinsi sampai Desa, Aparat
Penegak Hukum seperti kepolisian, kejaksaan maupun pengadilan, Komisi Pemilihan Umum
(KPU), Tim pemantau Pemilu yang telah terdaptar secara resmi pada Pemerintah baik dari
dalam maupun dari luar negeri, Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan
tokoh agama. Sedangkan pihak-pihak yang harus diwaspadai yang dapat mengganggu misi
Bawaslu adalah oknum tertentu yang ada di dalam partai politik maupun calon
perseorangan yang mempunyai kepentingan dan melakukan kecurangan sehingga pemilu
dapat terganggu.
Makalah ini di buat merupakan persyaratan untuk menjadi anggota Bawaslu
Kabupaten Lumajang pada tahapan akhir dengan menguji kelayakan dan kepatutan sebagai
calon anggota, semoga bermanfaat dan menjadi acuan bagi penulis maupun bagi yang
membacanya dalam melaksanakan pengawasan dalam kepemiluan khususnya di Daerah.
Kritik dan saran sangat di butuhkan demi kesempurnaan makalah ini kedepanya dan semoga
kita menjadi tauladan bagi sesama untuk mencapai apa yang kita harapkan kini dan akan
datang.
Bagian Pertama

Saya terlahir dari pasangan petani desa Bapak Abdulhalim dan Ibu Sabiha pada
tanggal 25 Jini 1975 tepatnya di desa Banyuputih Lor Kecamatan Randuagung Kabupaten
Lumajang sebagai anak pertama dari dua bersaudara yang diberi nama oleh oangtua saya di
kasih nama Yunus, saya lahir dari keluarga petani yang sangat sederhana dan jauh dari hiruk
pikuk perkotaan.
Saya menempuh pendidikan dasar di SDN 3 Banyuputih Lor pada tahun 1981-1986
yang jaraknya sekitar 3 km dari tempat tinggal kami, tranportasi yang kami gunakan untuk
pergi kesekolah adalah sepeda pancal dan kadang jalan kaki, namun hal tersebut tidak
menjadi rintangan bagi saya dan kawan waktu itu untuk menuntut ilmu sampai selesai kelas
enam.
Tuntas pendidikan dasar saya melanjutkan pendidikan menengah pertama (SMP) di
SMPN 2 Jatiroto yang berjarak kurang lebih 14 Km dari tempat tinggal saya, di SMP ini ada
perubahan lingkungan komunikasi yang drastis bagi saya, dimana semula saya dengan
teman SD berkomunikasi dengan bahasa madura tapi di lingkungan SMP ini karena
mayoritas anak keturunan Jawa maka saya mau tidak mau harus belajar bahasa jawa yang
kebetulan menjadi pelajaran bahasa daerah di kurikulum SMP tersebut.
Selesai pendidikan menengah pertama saya langsung melanjutkan pendidikan di
sekolah menengah atas di SMAN 1 Jatiroto pada tahun 1989-1992 di kota yang sama tempat
saya menempuh sekolah SMP. Di bangku SMA ini saya mulai harus berpikir dewasa dan
mandiri karena waktu itu kita sudah ditawari pilihan jurusan yang harus kita tempuh untuk
disesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki, mulai dari A1 Jurusan Fisika, A2 Jurusan
Biologi dan A3 Jurusan sosial yang ada di sekolah kami waktu itu.
Setelah 3 tahun menyelesaikan sekolah menengah atas saya tidak langsung
melanjutkan k perguruan tinggi. Tapi karena keterbatasan ekonomi keluarga, saya dikirim ke
pondok pesantren oleh orangtua yang tidak jauh dari tempat saya tinggal untuk menuntut
ilmu agama sebagai bekal bagi kami dalam kehidupan ini.
Baru tiga tahun kemudian di tahun 1995 saya melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi swasta di kota Jember dengan mengambil jurusan program study Ekonomi
Pembangunan. Selama proses perkuliahan ini saya juga aktif di organisasi intra kampus
yaitu baik di Senat Mahasiswa maupun di HMJ, serta extra kampus seperti di PMII yang
merupakan organisasi pengkaderan yang agamis, dan sampai saat ini saya juga masih aktif di
ikatan alumninya (IKAPMII) sebagai ketua bidang II. Kegiatan keorganisasian ini yang saya
lakukan sampai saat ini sangat membantu saya dalam usaha terus mengembangkan
kemampuan saya dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat dalam usaha
melakukan perbaikan di waktu yang akan datang.
Dalam proses pembentukan karakter pada diri saya hingga saat ini yang menjadi
acuan kuat dan pegangan kehidupan sehari-hari yaitu kedua orangtua saya terutama Ibunda
tercinta yang sangat berperan kuat dalam kehidupan keseharian saya hingga saya bisa
menjadi seperti sekarang ini, Bapak merupakan sosok yang terekam kuat dalam memori
saya orang selalu tampil sebagai pemimpin dalam keluarga yang penuh dengan tanggung
jawab, terlebih istri tercinta Aisyah Munawaroh yang selalu mendampingi saya dalam
menjalani kehidupan ini baik dalam keadaan susah maupun senang.
Selain daripada itu banyak sosok senior dan sahabat yang menjadi pegangan teguh
saya dan menjadi inspirasi serta membangkitkan semangat untuk terus berkarya dalam
mencapai cita-cita mulai masa kuliah dulu sampai sekarang diantaranya : Mas Danang
Sangga Buana Dia adalah salah satu mantan anggota komisioner KPI pusat, senior saya dulu
waktu di kampus, Dia yang mengajak saya untuk aktif di organisasi kemahasiswaan baik
yang intra seperti BEM dan HMJ maupun yang extra seperti PMII yang banyak memberi
pengetahuan bagi saya bagaimana dunia pergerakan mahasiswa dan bagaimana strategi
dalam menghadapi masalah sesulit apapun harus dihadapi dan dicarikan solusi. Mas Pudoli
Sandra dia seorang pengacara dan juga ketua umum di organisasi kemasyarakatan yang ada
di Kabupaten Lumajang yang juga organisasi yang aktif saya ikuti sampai saat ini yaitu
IKAPMII, banyak diskusi diskusi kecil yang kami lakukan baik itu berdua maupun dengan
sahabat sahabat yang lain di forum resmi ataupun di warung kopi selalu kita bahas isu isu
hangat yang ada di masyarakat. Terakhir selain yang tersebut diatas ada sosok Kyai
Abdulhalim beliau adalah guru ngaji saya mulai saya usia dini sampai dewasa, banyak
pelajaran yang saya selalu ingat dari beliau dan menjadi modal dasar bagi saya sebagai
penguatan karakter pada diri saya diantarany beliau selslu berpesan kepada saya bahwa
dalam berusaha dan mencapai cita-cita seseorang harus sungguh-sungguh jangan setengah-
setengah artinya harus ada target yang harus di capai.
Integritas merupakan suatu konsep yang menunjukkan konsistensi antara tindakan
dengan ucapan dan perbuatan yang sesuai dengan nilai dan prinsip. Dalam etika integritas
diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Seseorang dikatakan
mempunyai apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang
dipegangnya serta tidak melanggar hukum yang berlaku. Ciri orang berintegritas ditandai
dengan kesesuaian kata dan perbuatan. Seseorang yang mempunyai integritas bukan tipe
manusia yang suka berpura-pura dengan penampilan yang disesuaikan atas dasar motif dan
kepentingan tertentu. Menurut saya, Integritas pribadi selalu akan diuji oleh realitas sosial,
dan sesuatu yang di hasilkan dari dalam diri, maka kekuatan dari luar yang mempengaruhi
tidak akan punya integritas. Sering sekali realitas kehidupan sosial, politik, ekonomi selalu
mempersembahkan integritas yang sangat miskin dan lemah. Dampaknya integritas pribadi
yang kuat harus menjadi sangat bermoral dan berkwalitas tinggi. Untuk itu, saya
memberanikan diri agar dapat mengalahkan tantangan dari realitas integritas di luar diri,
yang lemah dan tak berdaya. Keberanian saya untuk menerima tanggung jawab pribadi,
selalu saya ikuti dengan kemampuan untuk memperkuat integritas pribadi, dan saya harus
dapat memjadi pribadi yang dibutuhkan banyak orang untuk mengekspresikan kejujuran,
keadialan, menghormati pandangan yang berbeda dengan integritas pribadi untuk
kemanusiaan dan cinta.
Dari teori integritas tersebut diatas saya meyakini dan menilai bahwa tingkat
integritas saya 100%. Mengapa? Pertama, saya selalu melakukan tindakan berdasarkan
norma, hukum dan aturan yang berlaku baik umum maupun khusus. Kedua, dalam tugas
dan kegiatan sehari-hari saya, selalu mengutamakan kepentingan banyak orang. Ketiga,
melihat persoalan secara netral sesuai dengan pokok persoalan dengan santun dan tidak
mencampur adukan perasaaan, hubungan kekuarga dan sebagai pengganggu dalam
penyelesaian persoalan orang lain. Keempat, hubungan yang baik tentu saja dapat di capai
bila ada unsur trust dari warga masyarakat, dan hal itu hanya dapat kita peroleh ketika kita
mempunyai integritas, setidaknya integritas di mata masyarakat umum. Keyakinan saya dari
point tersebut diatas didukung kebiasan yang terbentuk sejak kecil untuk selalu berkata apa
adanya.
BAGIAN KEDUA

Pemilu merupakan proses politik yang dinamis dan hanya bisa berjalan lancar dan
tertib apabila dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
merupakan suatu hal yang amat penting bahwa kehendak rakyat tidak dikecewakan dengan
cara memastikan bahwa pemilu diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil demi terwujudnya kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan
Negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam kontek pemilu sering kali terjadi kecurangan atau manipulasi yang tidak dapat
terelakkan , ada kecurangan yang bersifat ditoleransi dan ada yang sama sekali tidak dapat
ditoleransikan, hal ini merupakan problematika dalam pemilu baik dari aspek pengawasan
dan penyelenggaraan. Oleh karena itu saya tidak setuju dengan pernyataan jika ada
kecurangan yang dapat ditoleransi karena kecurangan atau manipulasi sekecil apapun itu
merupakan pelanggaran dan setiap pelanggaran harus ditindak lanjuti karena di dalam
hukum setiap kesalahan atau pelanggaran harus ditindak, dan akan diputuskan termasuk
katagori sangsi berat atau kategori sangsi ringan. Seperti contoh : Pertama, kasus
pembersihan tanda gambar peserta pemilu, apabila telah memasuki masa tenang maka
seluruh alat peraga kampanye harus dibersihkan, apabila ad salah satu calon yang masih
melanggar hal itu maka harus ditindak tegas dengan memberikan teguran secara tertulis
kepada yang bersangkutan dan menurunkan gambar tersebut. Kedua, Saksi pada waktu
perhitungan suara para saksi ditempatkan pada posisi tertentu sehingga tidak bisa secara
jelas melihat kondisi atau keadaan surat suara. Atau para saksi dari parpol dihambat
sedemikian rupa ( diintimidasi atau ada tindak kekerasan) sehingga tidak dapat hadir dan
pada gilirannya digantikan dengan saksi lain dari masyarakat yang notabene adalah
orangnya sendiri. Ketiga, soal pembuatan berita acara penghitungan suara, yaitu terjadi
rekayasa tertentu sehingga terjadi perubahan perolehan suara yang merugikan salah satu
peserta pemilu. Rekayasa tertentu iibisa berupa pemberian sejumlah uang kepada petugas
TPS termasuk para saksi atau imbalan lain agar semua menyetujui berita acara yang sudah
dipersiapakan sebelumnya. Keempat, pengiriman berita acara dan kotak suara dari TPS ke
PPS desa. Tahap ini juga rawan karena bisa saja ditengah jalan kotak suara yang asli diganti
kotak lain atau isi kotak suara ditukar dengan surat suara lain yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Kelima, penghitungan sementara suara untuk tingkat nasional sering kalidata
yang dimasukkan ke komputer berdasarkan berita pertelepon, bukan berdasarkan data yang
tercantum di berita acara perhitungan suara. Jadi jumlah suara yang sesungguhnya tidak
terlaporkan.
Pemilu tidak lepas dari kecurangan, dan terjadi bukan saja karena terbukanya
peluang untuk itu, tetapi juga karena kurangnya kesadaran serta pemahaman akan
peraturan perundang-undangan yang mengaturnya sebab mencapai sesuatu sedapat
mungkin untuk menghindari kecurangan atau manipulasi data tergantung kepribadian
seseorang karena apabila kecurangan telah dilakukan satu kali maka untuk menutupi
kecurangan tersebut kita cenderung harus melakukan kecurangan lagi. Oleh karena itu saya
tidak ingin melakukan kecurangan karena masih banyak jalan keluar lainnya dalam
mencapai sesuatu tersebut tanpa harus membalas dengan kecurangan, tinggal bagaimana
usaha dan upaya yang akan lakukan menuju kebenaran yang hakiki tersebut.
Dalam kehidupan bermasyarakat seringkali kita dihadapkan pada situasi untuk
memutuskan sesuatu sementara dasar hukumnya ataupun aturan yang melandasinya
kurang jelas atau bahkan belum ada atau belum di undangkan. Bila saya menghadapi
masalah seperti tentu saja saya akan tetap berpedoman pada Undang-undang atau
peraturan yang ada hubungannya dengan permasalahan tersebut dengan tetap melakukan
konsultasi dengan pihak-pihakyang terkait yang kita anggap lebih mampu dan lebih
mengusai persoalan tersebut, kalaupun demikian bisa saja dilihat dari kebiasaan yang
tumbuh dalam masyarakat seperti hukum adat misalnya, karena di negara kita disamping
hukum yang tertulis ada juga yang tidak tertulis seperti kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan peraturan
perundang-undangan lainnya.
BAGIAN KETIGA

Beberapa kegiatan menurut saya penting yang pernah saya lakukan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain : Bidang sosial, Penyuluhan masyarakat hutan yang
dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten lumajang serta pemeritahan desa sekitar hutan
dan juga melibatkan pendamping perberdayaan yang ada di daerah sasaran, kebetulan saya
pendamping pemberdayaan di daerah itu, dimana pesertanya adalah masyarakat di desa-
desa sekitar hutan tersebut dan juga LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Saya
sebagai pendamping pemberdayaan yang ada di daerah tersebut aktif melakukan sosialisasi
dan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya reboisasi atau penghijauan kawasan
hutan karena kebetulan di daerah tersebut baru saja terjadi longsor yang diakibatkan oleh
gundulnya kawasan hutan akibat penebangan liar yang dilakukan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. Manfaat dari kegiatan tersebut masyarakat bisa mengetahui akan
pentingnya penghijauan dan reboisasi kawasan hutan, serta masyarakat memiliki rasa
tanggung jawab untuk menjaga kelestarian hutan, karena bagaimanapun dampak dari
perbuatan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut dirasakan sendiri oleh
masyarakat sekitar hutan tersebut.
Pada kegiatan pengkaderan Mahasiswa yaitu mulai dari MAPABA, PKD dan
seterusnya yang diadakan oleh PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) cabang
Jember, karena saya kuliahnya memang dikota tersebut. Materi yang disampaikan tentang
keislaman yang sesuai dengan Ahli Sunnah Wal Jamaah, serta materi kepemimpinan, yang
bertujuan memberi pemahaman tentang arti pentingnya berorganisasi diluar kampus demi
untuk berinteraksi dan menjaga kekompakan dengan sesama mahasiswa. Harapannya
adalah untuk membangun kemandirian diri dan agar termotivasi untuk mengetahui bakat
kepemimpinan pada diri kita di tengah-tengah masyarakat nantinya.
Kegiatan bidang politik, terjun kedunia politik praktis memang saya tidak pernah
sama sekali, hanya berperan sebagai penyelenggara pemilu tingkat kecamatan sebagai
ketua PPK kecamatan Randuagung. Tapi pada tahun kemarin ketika di Kabupaten lumajang
akan mengadakan pesta demokrasi yaitu PILKADA kami mencoba mengadakan kegiatan
berupa Dialog Publik yang diadakan oleh IKAPMII Kabupaten Lumajang dimana saya sebagai
ketua panitianya, dengan mengambil tema tentang kepemimpinan Lumajang kedepan yang
lebih baik. Dalam dialog tersebut kami undang beberapa elemen masyarakat, organisasi
Mahasiswa dari beberapa kampus, partai politik, media serta pemerintah kabupaten
Lumajang. Dalam dialog tersebut kami jadikan forum jaring aspirasi masyarakat pendidikan
politik bagi masyarakat sehingga masyarakat tidak terpengaruh oleh gerakan politik yang
tidak sehat. Kendala dari kegiatan tersebut kurang adanya respon dari pemerintah, tapi
sebaliknya dari elemen masyarakat sangat antusias.
Dalam kegiatan dan aktivitas itu ada beberapa orang yang sangat berperan
diantaranya Pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah daerah Kabupaten Lumajang
karena memang sebagai pelaksana pada kegiatan reboisasi tersebut, dan juga masyarakat
serta LSM yang pada kegiatan tersebut dilibatkan sebagai peserta, oleh karena itu mereka
sangat penting terutama dalam mensosialisasikan serta melaksanakan progran tersebut,
karena mereka adalah masyarakat hutan yang berdampak langsung dari akibat adanya
tebang liar tersebut. Ada juga pihak Kepolisian dan Pengadilan yang ikut menyadarkan
masyarakat akan tindakannya yang melanggar hukum tersebut serta dari dinas Lingkungan
Hidup yang membantu memfasilitasi kegiatan tersebut.
Berorganisasi merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang lain,
didalam organisasi kita juga belajar bagaimana melakukan kegiatan secara bersama-sama
(team work), berbicara didepan umum, memimpin rapat, mencari jalan keluar apabila
menemui permasalahan, melakukan kegiatan administrasi, pengawasan, kontrol sosial
terhadap pemerintah. Sehingga pengalaman dalam berorganisasi sangat bermanfaat apabila
kelak terjun ke masyarakat, atau bahkan ketika nanti terpilih sebagai anggota Badan
Pengawas Pemilu Kabupatenpun akan sangat bermanfaat sebab BAWASLU inipun
merupakan organisasi, sehingga diperlukan kerjasama, kegiatan administrasi , pengawasan,
sosialisasi dan lain-lain yang telah biasa kita lakukan di dalam organisasi sebelumnya.
Referensi hidup dan aktualisasi serta aktivitas selama usia dini sampai saat ini
tentunya sangat membantu dalam membentuk karakter seseorang, terutama diri saya yang
sedang menjalaninya. Menjadi Anggota BAWASLU Kabupaten Lumajang bukan hal yang
mudah dimana masyarakatnya yang Pandalungan atau majemuk, namun hal tersebut
bukanlah rintangan tapi tantangan bagi saya untuk bekerja dengan penuh keyakinan,
kejujuran, ikhlas dan siap mengabdikan diri segenap jiwa dan raga.
BAGIAN KEEMPAT

Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum, anggota Bawaslu Kabupaten/kota juga


dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik itu yang
sejalan maupun yang tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat dijadikan mitra
kerja dalam mendukung misi Bawaslu adalah Pemerintah dari tingkat Provinsi sampai Desa,
Aparat penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan, Komisi Pemilihan
Umum (KPU), Tim pemantau pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada pemerintah baik
dari dalam negeri maupun dari luarnegeri, Pereguruan Tinggi, Tokoh masyarakat , tokoh
pemuda, dan tokoh agama. Sedangkan pihak-pihak yang harus diwaspadai yang dapat
mengganggu misi Bawaslu adalah Oknum tertentu yang ada di partai politik maupun calon
perorangan yang mempunyai kepentingan dan melakukan kecurangan sehingga pemilu
dapat terganggu.
Apabila saya terpilih jadi anggota Bawaslu Kabupaten Lumajang, maka strategi yang
tepat untuk menghindari intervensi nigatif dari pihak lain adalah dengan memegang
komitmen atas apa yang telah di sepakati dan diatur oleh Undang-undang, keterbukaan,
saling kerjasama dengan semua anggota dan teamwork di internal Bawaslu itu sendiri, dan
tetap berlaku independen artinya tidak pernah memberikan janji-janji atau sebaliknya tidak
pernah bersedia untuk menerima janji-janji atau pemberian dari pihak manapun yang
diperkirakan ada hubungannya dengan pekerjaan di Bawaslu sehingga saya tidak tersandra
oleh kepentingan tertentu dalam arti kata independensi yang utuh. Selanjutnya harus
memperlakukan sama terhadap semua pihak yang berkepentingan dalam pemilu dan
pemegang kekuasaan.
Setiap anggota keluarga mempunyai pengaruh penting pada diri saya terutama
kedua orangtua yang sampai saat ini masih ada yang selalu mengingatkan dan menasehati
saya untuk selalu berbuat baik, ikhlas dan jujur dalam segala hal. Keluarga adalah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita, mendengarkan nasehat
mereka terutama dari yang lebih tua adalah perbuatan terpuji, namun demikian tidak
semua suara mereka dapat mempengaruhi keputusan atau jalan yang akan saya tempuh,
sepanjang suara keluarga atau teman untuk arah yang lebih baik maka patut untuk
didengarkan tapi apabila telah menyangkut pekerjaan apalagi untuk melakukan kecurangan
maka suara itu tidak patut untuk didengarkan apalagi dilaksanakan. Sebab setiap perbuatan
pasti ada tanggung jawabnya dan yang akan bertanggung jawab adalah diri kita sendiri
dihadapan Allah SWT dan dihadapan lembaga yang memberi amanah kepada kita.
BAGIAN KELIMA
Keterlibatan saya dalam kepemiluan dan demokrasi diawali sejak masih menjadi
mahasiswa yaitu di tahun 1999 saya menjadi pemantau pemilu saat pesta demokrasi
dilaksanakan pada waktu itu, dari keterlibatan tersebut saya mulai ada ketertarikan pada
proses kepemiluan dan demokrasi. Dimana seperti kita ketahui dalam pemilu-pemilu
sebelumnya dimasa orde baru yang hanya di ikuti oleh 3 partai yang saya ketahui proses
demokrasi tidak berjalan sesuai yang di amanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945.
Dimasa orde baru sebelum pemilu dilaksanakan kita sudah bisa menebak siapa partai yang
akan menjadi pemenang pemilu, bahkan di dalam parlemenpun pada lembaga perwakilan
rakyat ketika ada anggota yang vokal dan selalu mengkritik kebijaksanaan pemerintah maka
ada mekanisme reccal yang di laksanakan oleh partai politik, termasuk media massa dalam
penyajian beritanya harus berdasarkan pesanan dari penguasa saat itu kalau tidak maka
surat izin usaha penerbitan pers nya akan di bekukan, beda dengan pemilu yang di adakan
setelah reformasi di tahun 1999 yang ditandai dengan semangat demokratisasi dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia(HAM),akan tetapi juga di warnai oleh euforia
kebebasan dan penolakan (resistensi) terhadap semua hal yang berbau orde baru, sehingga
pemilu pada waktu itu terkesan irrasional dan emosional. Tapi terlepas dari kekurangannya
pemilu 1999 di nilai oleh semua kalangan sebagai pemilu terbaik sesudah pemilu 1955,
karena sudah mengalami perbaikan-perbaikan.
Buku yang pernah saya baca tentang kepemiluan dan demokrasi adalah : PEMILU
perselisihan hasil pemilu dan DEMOKRASI Karya Prof. A. Mukthie Fadjar, SH, MS penulis
Prof, M Fadjar mencoba menganalisa dan mengurai sejarah pemilu yang di adakan di
republik ini di tinjau dari segi kreteria prinsip demokrasi, yaitu prinsip kedaulatan rakyat,
prinsip keabsahan pemerintahan, dan prinsip pergantian pemerintahan secara teratur,
hanya pemilu tahun1955, pemilu 1999, pemilu tahun 2004 dan pemilu tahun 2009 yang
memenuhi kriteria tersebut, pemilu tahun setelah 2009 belum masuk karena memang buku
tersebut terbit sebelum itu.
Selain buku-buku tentang demokrasi dan kepemiluan buku-buku yang biasa saya
baca tentang Agama dan juga buku-buku yang berkaitan dengan usaha yang saya jalani yaitu
di bidang pertanian dan peternakan/perikanan, ada beberapa buku yang menarik bagi saya
untuk di baca yaitu : agribisnis jeruk Karya Drs. Arief Prahasta Soedarya, M.P. dan buku
memproduksi buah diluar musim Karya Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S dan Prof. Dr. Ir. Roedhy
Poerwanto, M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai