Anda di halaman 1dari 315

BUKU KEDUA

BONUS
RATUSAN E-BOOK
PEMILU

DILENGKAPI
Tahapan Pemilu Terbaru
Istilah Penting Pemilu dan Pemilihan
Masykurudin Hafidz
Penulis
Masykurudin Hafidz

Editor
Yugha Erlangga

Desain & Layout


Yudi N.R.

1000 Jawaban:
Apa & Bagaimana Pemilu 2024

@Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang Pengutipan,


Dilarang melakukan penggandaan (copy) Isi Buku ini

Diterbitkan oleh

i 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Daftar Isi

Pengantar...................................................................................iV

BAGIAN I
Tanggal-tanggal Penting Tahapan Pemilu Tahun 2024................1

Bagian II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai Politik.........................5

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan Umum................23

Bagian IV
Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden..............................39

Bagian V
Penetapan Daerah Pemilihan................................................51

Bagian VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota........................................................61

Bagian VII
Kampanye Pemilu..............................................................79

Bagian VIII
Dana Kampanye Pemilu.....................................................105

Bagian IX
Perlengkapan Pemungutan Suara......................................119

DAFTAR i
Bagian X
Pemungutan Suara.......................................................131

Bagian XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu..................153

Bagian XII
Pemantauan Pemilu dan Partisipasi Masyarakat........................175

Bagian XIII
Sengketa Proses Pemilu.................................................185

Bagian XIV
Penanganan Pelanggaran Pemilu......................................199

Bagian XV
Sosialisasi, Pendidikan Pemilih
dan Partisipasi Masyarakat.................................................217

Bagian XVI
Pencegahan Potensi Pelanggaran
dan Sengketa Pemilu....................................................223

Bagian XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & Pemilihan..................229

Bagian XVIII
Dasar dan Ketentuan Pelaksanaan Pemilihan Umum...............251

Penyusun dan Editor................................................................259

i 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Pengantar

S
alah satu faktor yang paling menentukan kualitas penyelenggaraan
pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah adalah kualitas
penyelenggaranya, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pem

hingga tingkat paling bawah.

Tidak dapat dimungkiri, penyelenggara pemilu ke depan sangat


kompleks. Tantangannya sangat banyak, di antaranya adalah irisan
tahapan pemilu dan pemilihan yang berjalan bersamaan, beban kerja
penyelenggara pemilu terutama petugas tingkat bawah, perbedaan
pengaturan dan kekosongan hukum, jaminan hak pilih, sosialisasi, dan
tuntutan kemudahan pemilih dalam memberikan suara, serta potensi
pelaksanaan pemilu dan pemilihan pada masa pandemi.

Proses seleksi anggota penyelenggara pemilu, baik di tingkat provinsi,


kabupaten/kota, kecamatan bahkan hingga petugas di TPS sangat
diharapkan menghasilkan calon penyelenggara pemilu yang tidak hanya
mahir dalam melaksanakan dan mengawasi tahapan, tetapi juga
mampu menjaga soliditas sesama penyelenggara maupun semua
pemangku kepentingan untuk menjamin integritas.

Oleh karena itu, penyelenggara pemilu yang memiliki pengetahuan


tentang tahapan penyelenggaraan, metode pengawasan, penyusunan
daftar pemilih, pendaftaran peserta Pemilu, pencalonan, kampanye,
distribusi logistik, pemungutan suara, proses penanganan Pelanggaran
dan penyelesaian sengketa mutlak dibutuhkan. Pengetahuan yang
lengkap menjadi dasar bagi penyelenggara pemilu untuk menjalankan

PENGANTA v
program penyelenggaraan dan pengawasan, memutuskan kebijakan,
dan membuat keputusan hukum yang berkeadilan.

Buku kedua ini berjudul 1000 Jawaban: Apa dan Bagaimana Pemilu
2024 setelah kami menulis buku yang pertama tentang 1000 bank soal
tentang demokrasi dan kepemiluan. Buku ini adalah rangkuman dari
UU Pemilu, dan PKPU serta Perbawaslu sebagai standar tata laksana
penyelenggaraan dan pengawasan Pemilu serentak 2024.

Buku ini membantu para penyelenggara dan calon penyelenggara


pemilu untuk memiliki pengetahuan dengan cara yang mudah dan
dalam waktu yang relatif singkat terkait dengan detail waktu dan
tahapan penyelenggaraan. Dengan mempelajari buku ini, para
pembaca dimudahkan untuk meningkatkan pengetahuannya dalam
mempelajari ketentuan teknis pelaksanaan Pemilu.

Semoga kehadiran buku kedua ini semakin memperkuat pengetahuan


kepemiluan bagi penyelenggara, calon penyelenggara, akademisi,
pemerhati, pemantau, dan masyarakat umum demi meningkatkan
kualitas demokrasi di negeri kita tercinta.

Yogyakarta, 10 Juni 2022


Masykurudin Hafidz, Penyusun

v 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


BAGIAN I

TANGGAL-TANGGAL
PENTING TAHAPAN
PEMILU TAHUN 2024
JUMLAH
NO TAHAPAN MULAI BERAKHIR
HARI

Perencanaan Program dan Anggaran


1. serta Penyusunan Peraturan Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pemilu

Penyusunan perencanaan, program, Selasa,14 Juni


a. Jumat,14 Juni 2024 732
dan anggaran Pemilu 2022
Selasa,14 Juni
b. Penyusunan Peraturan KPU Kamis,14 Desember 2023 549
2022
Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Jumat,14
2. Rabu,21 Juni 2023 251
Daftar Pemilih Oktober 2022
Jumat,29 Juli
3. Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilu Selasa,13 Desember 2022 138
2022
Rabu,14
4. Penetapan Peserta Pemilu Rabu,14 Desember 2022 1
Desember 2022
Penetapan Jumlah Kursi dan Jumat,14
5. Kamis,09 Februari 2023 119
Penetapan Daerah Pemilihan Oktober 2022
Pencalonan Presiden dan Wakil
6. Presiden serta Anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota

Selasa,06 355
a. Anggota DPD Sabtu,25 November 2023
Desember 2022
Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Senin,24 April 216
b. Sabtu,25 November 2023
Kabupaten/Kota 2023
Kamis,19 38
c. Presiden dan Wakil Presiden Sabtu,25 November 2023
Oktober 2023
Selasa,28 75
7. Masa Kampanye Pemilu Sabtu,10 Februari 2024
November 2023
Minggu,11 3
8. Masa Tenang Selasa,13 Februari 2024
Februari 2024
9. Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pemungutan Suara Rabu,14 Rabu,14 Februari 2024 1
a.
Februari 2024
Penghitungan Suara Rabu,14 Kamis,15 Februari 2024 2
b.
Februari 2024
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Kamis,15 Rabu,20 Maret 2024 35
c.
Suara Februari 2024
10. Penetapan Hasil Pemilu

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Penetapan Presiden dan Wakil
a.
Presiden Terpilih
Penetapan Presiden dan Wakil Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU
Presiden Terpilih Tidak Ada memperoleh surat pemberitahuan dari
1)
Permohonan Perselisihan Hasil Mahkamah Konstitusi mengenai perselisihan
Pemilu hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Penetapan Presiden dan Paling lambat 3 (tiga) hari setelah putusan
2) Wakil Presiden Terpilih pasca Mahkamah Konstitusi dibacakan
Putusan Mahkamah Konstitusi
b. Penetapan Perolehan Kursi dan
Calon Terpilih Anggota DPR, DPRD
Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota
1) Anggota DPR

Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU


Tidak Ada Permohonan memperoleh surat pemberitahuan dari
a)
Perselisihan Hasil Pemilu Mahkamah Konstitusi mengenai perselisihan
hasil Pemilu Anggota DPR
Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU
Pasca Putusan
b) menetapkan hasil Pemilu secara
Mahkamah Konstitusi
nasional pasca putusan Mahkamah
Konstitusi
2) Anggota DPRD Provinsi
Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU
Tidak Ada Permohonan memperoleh surat pemberitahuan dari
a)
Perselisihan Hasil Pemilu Mahkamah Konstitusi mengenai perselisihan
hasil Pemilu Anggota DPRD Provinsi

Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU


Pasca Putusan
b) menetapkan hasil Pemilu secara
Mahkamah Konstitusi
nasional pasca putusan Mahkamah
Konstitusi
Anggota DPRD Kabupaten/
3)
Kota
Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU
Tidak Ada Permohonan memperoleh surat pemberitahuan dari
a)
Perselisihan Hasil Pemilu Mahkamah Konstitusi mengenai perselisihan
hasil Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota
Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU
Pasca Putusan menetapkan hasil Pemilu secara
b)
Mahkamah Konstitusi nasional pasca putusan Mahkamah
Konstitusi
c. Penetapan Calon Terpilih Anggota
DPD
Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU
Tidak Ada Permohonan memperoleh surat pemberitahuan dari
1)
Perselisihan Hasil Pemilu Mahkamah Konstitusi mengenai perselisihan
hasil Pemilu Anggota DPD
Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU
Pasca Putusan Mahkamah
2) menetapkan hasil Pemilu secara
Konstitusi
nasional pasca putusan Mahkamah
Konstitusi

BAGIAN I
Tanggal-tanggal Penting Tahapan Pemilu Tahun 2024 3
4 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
Pengucapan Sumpah/Janji Presiden dan
11. Wakil Presiden serta Anggota DPR, DPD,
DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota
Disesuaikan dengan Akhir Masa Jabatan
a. DPRD Kabupaten/Kota masing-masing Anggota DPRD
Kabupaten/ Kota
Disesuaikan dengan Akhir Masa
b. DPRD Provinsi
Jabatan masing-masing Anggota DPRD
Provinsi
c. DPR dan DPD Selasa,01 Oktober 2024

d. Presiden dan Wakil Presiden Minggu,20 Oktober 2024

TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU PRESIDEN


DAN WAKIL PRESIDEN PUTARAN KEDUA
Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Jumat,22 Maret 35
1. Daftar Pemilih Kamis,25 April 2024
2024
Minggu,02 Juni 21
2. Masa Kampanye Pemilu Sabtu,22 Juni 2024
2024
Minggu,23 Juni 3
3. Masa Tenang Selasa,25 Juni 2024
2024
4. Pemungutan dan Penghitungan Suara
a. Pemungutan Suara Rabu,26 Juni 1
Rabu,26 Juni 2024
2024
b. Penghitungan Suara Rabu,26 Juni 2
Kamis,27 Juni 2024
2024
c. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Kamis,27 Juni 24
Sabtu,20 Juli 2024
Suara 2024
5. Penetapan Hasil Pemilu

Paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU


Penetapan Presiden dan Wakil
memperoleh surat pemberitahuan dari
Presiden Terpilih Tidak Ada
a. Mahkamah Konstitusi mengenai perselisihan
Pengajuan Permohonan Perselisihan
hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Hasil Pemilu
Putaran II
Penetapan Presiden dan Wakil
Paling lambat 3 (tiga) hari setelah putusan
b. Presiden Terpilih pasca
Mahkamah Konstitusi dibacakan
Putusan Mahkamah Konstitusi
Pengucapan Sumpah/Janji Presiden
6. Minggu,20 Oktober 2024
dan Wakil Presiden

4 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


BAGIAN II

PENETAPAN WAKTU
DAN PENDAFTARAN
PARTAI POLITIK
1. Kapan Pemilu dilaksanakan?

Pemilu dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.

2. Melalui apa waktu Pemilu diputuskan?

Hari, tanggal dan waktu pemungutan suara Pemilu ditetapkan


dengan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU)

3. Kapan hari pemungutan suara untuk Pemilihan Umum 2024?

Rabu, 14 Februari 2024

4. Kapan tahapan penyelenggaraan Pemilu dimulai?

Paling lambat 20 bulan sebelum sebelum hari pemungutan suara.

5. Kapan penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden


terpilih?

14 hari sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden dan Wakil


Presiden.

6. Berapa hari Presiden memberikan izin atas permintaan gubernur,


wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota dan wakil walikota
ketika mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden?

15 hari. Jika presiden belum memberikan izin dalam waktu 15 hari


tersebut, maka izin sudah dianggap berikan.

7. Kapan pendaftaran partai politik peserta Pemilu?

Jadwal waktu pendaftaran partai politik peserta pemilu ditetapkan


oleh KPU paling lambat 18 bulan sebelum hari pemungutan suara.

8. Kapan KPU melaksanakan penelitian administrasi dan penetapan


keabsahan persyaratan partai politik untuk mengikuti verifikasi
calon peserta Pemilu?

14 bulan sebelum hari pemungutan suara.

6 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


9. Kapan partai politik ditetapkan sebagai peserta Pemilu?

Penetapan partai politik sebagai peserta Pemilu dilakukan dalam sidang


pleno KPU paling lambat 14 bulan sebelum hari pemungutan suara.

10. Dalam hal terjadi perselisihan kepengurusan partai politik,


putusan mahkamah partai atau nama lain dan/atau putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap wajib
didaftarkan ke kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia paling
lambat?

30 hari kerja terhitung sejak terbentuknya kepengurusan yang


baru dan wajib ditetapkan dengan keputusan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak
asasi manusia paling lambat 7 hari kerja terhitung sejak
diterimanya persyaratan.

11. Apa tugas pengawas Pemilu dalam melakukan pengawasan


verifikasi partai politik calon peserta Pemilu?

Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota


melakukan pengawasan atas pelaksanaan verifikasi partai politik
calon peserta Pemilu yang dilaksakan oleh KPU, KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota.

12. Apa yang dilakukan pengawas Pemilu jika terdapat KPU, KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sengaja atau lalai dalam
melaksanakan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu?

Jika menemukan kesengajaan atau kelalaian yang merugikan atau


menguntungkan partai politik calon peserta Pemilu maka Bawaslu,
Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota menjadikan temuan
dan menyampaikan ke KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.
Temuan tersebut wajib ditindaklanjuti KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota.

BAGIAN II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai 7
13. Berapa orang petugas penghubung antara KPU dan partai politik
sesuai tingkatannya?

Pimpinan Partai Politik sesuai dengan tingkatannya menunjuk dan


menetapkan 2 (dua) orang Pengurus Partai Politik yang bertugas
sebagai Petugas Penghubung antara Partai Politik dengan KPU,
KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota untuk
keperluan pendaftaran, Penelitian Administrasi, Verifikasi Faktual,
penetapan Partai Politik Peserta Pemilu dan pengundian nomor
urut.

14. Apa yang dimaksud dengan penelitian administrasi?

Penelitian terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen sebagai


pemenuhan persyaratan Partai Politik menjadi Peserta Pemilu.

15. Apa yang dimaksud dengan verifikasi faktual?

Penelitian dan pencocokan terhadap kebenaran objek di lapangan


dengan dokumen persyaratan Partai Politik menjadi Peserta
Pemilu.

16. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Partai Politik?

Sistem Informasi Partai Politik yang selanjutnya disebut Sipol


adalah seperangkat sistem dan teknologi informasi untuk
mendukung kerja Partai Politik dan Penyelenggara Pemilu dalam
melakukan pendaftaran, Penelitian Administrasi dan Verifikasi
Faktual terhadap pemenuhan persyaratan Partai Politik menjadi
peserta Pemilu.

17. Berapa jumlah keanggotaan partai politik sebagai persyaratan


pendaftaran?

1.000 atau 1/1.000 dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan


partai politik di tingkat kabupaten/kota.

18. Berapa lama KPU mengumumkan pendaftaran partai politik calon

8 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


peserta Pemilu?

KPU mengumumkan pendaftaran Partai Politik calon Peserta


Pemilu selama 3 (tiga) Hari.

BAGIAN II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai 9
19. Kapan jadwal pendaftaran dan verifikasi peserta Pemilu?

Jum’at, 29 Juli 2022 – 13 Desember 2022 (138 hari kalender)

20. Apa saja yang diinformasikan oleh KPU terkait pengumuman


pendaftaran?

a. waktu penyerahan dokumen persyaratan;


b. tempat penyerahan dokumen persyaratan;
c. tempat penyerahan bukti keanggotaan Partai Politik dan
salinan kartu tanda penduduk elektronik atau Surat
Keterangan; dan
d. dokumen persyaratan pendaftaran Partai Politik

21. Berapa lama waktu pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu?

Waktu pendaftaran Partai Politik calon Peserta Pemilu selama 14 Hari.

22. Berapa lama KPU melakukan verifikasi administrasi terhadap


Partai Politik calon Peserta Pemilu yang telah melengkapi
dokumen persyaratan pendaftaran?

KPU melakukan verifikasi Administrasi terhadap Partai Politik


calon Peserta Pemilu yang telah melengkapi dokumen persyaratan
pendaftaran dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) Hari setelah
batas akhir waktu pendaftaran.

23. Apa yang dimaksud keanggotaan ganda dalam proses verifikasi


partai politik peserta Pemilu?

a. 1 (satu) orang menjadi anggota lebih dari 1 (satu) Partai Politik;


dan/atau
b. 1 (satu) orang menjadi anggota lebih dari 1 (satu) dalam 1
(satu) Partai Politik yang sama.

24. Siapa saja anggota partai politik yang tidak memenuhi syarat
pada saat proses verifikasi peserta Pemilu?

8 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


a. anggota Partai Politik berstatus sebagai Anggota Tentara
Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia dan
Aparatur Sipil Negara; dan/atau
b. anggota Partai Politik belum berusia 17 (tujuh belas) tahun
pada waktu pendaftaran dan/atau belum menikah.

25. Berapa lama KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian


administrasi?

KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan Penelitian Administrasi


terhadap Partai Politik yang telah melengkapi dokumen
persyaratan keanggotaan Partai Politik paling lama 30 (tiga puluh)
Hari sejak batas akhir waktu pendaftaran.

26. Kapan KPU Kabupaten/Kota mengampaikan hasil penelitian


administrasi?

2 hari setelah penelitian administrasi berakhir.

27. Kepada siapa saja KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan


berita acara hasil penelitian administrasi?

a. Pengurus Partai Politik tingkat kabupaten/kota atau sebutan


lain melalui Petugas Penghubung;
b. KPU melalui KPU Provinsi/KIP Aceh;
c. Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
d. KPU/KIP Kabupaten/Kota sebagai arsip.

28. Bagaimana jika hasil Penelitian Administrasi, dokumen


persyaratan Partai Politik dinyatakan belum lengkap dan/atau
belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi syarat?

Dalam hal berdasarkan hasil Penelitian Administrasi, dokumen


persyaratan Partai Politik dinyatakan belum lengkap dan/atau
belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi syarat, Partai
Politik dapat memperbaiki dan/atau melengkapi persyaratan
administrasi.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


29. Kapan KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan berita acara
hasil penelitian administrasi perbaikan?

Penyampaian salinan berita acara dilakukan paling lama 1 (satu)


Hari setelah Penelitian Administrasi perbaikan berakhir.

30. Berapa lama KPU melakukan penelitian administrasi terhadap


perbaikan persyaratan yang disampaikan oleh Partai Politik?

KPU melakukan Penelitian Administrasi terhadap perbaikan


persyaratan dilakukan paling lama 10 (sepuluh) Hari setelah batas
akhir waktu perbaikan dokumen persyaratan administrasi.

31. Kapan KPU menyampaikan Salinan berita acara hasil penelitian


administrasi perbaikan?

KPU menyampaikan salinan berita acara hasil Penelitian


Administrasi perbaikan kepada Pengurus Partai Politik tingkat
pusat melalui Petugas Penghubung dan Bawaslu. Penyampaian
salinan berita acara dilakukan paling lama 3 (tiga) Hari setelah
Penelitian Administrasi perbaikan berakhir.

32. Verifikasi faktual KPU dilakukan untuk membuktikan keabsahan


dan kebenaran persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu
yang meliputi?

a. jumlah dan susunan Pengurus Partai Politik di tingkat pusat;


b. pemenuhan keterwakilan perempuan pada kepengurusan
Partai Politik tingkat pusat paling sedikit 30% (tiga puluh
persen); dan
c. domisili Kantor Tetap untuk kepengurusan Partai Politik
tingkat pusat sampai berakhirnya tahapan Pemilu.

33. Berapa hari verifikasi faktual yang dilaksanakan oleh KPU dimulai?

Paling lama 7 (tujuh) Hari setelah penyampaian hasil Penelitian


Administrasi.

BAGIAN II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai 1
34. Verfikasi faktual KPU Provinsi dilakukan untuk membuktikan
keabsahan dan kebenaran persyaratan Partai Politik calon Peserta
Pemilu yang meliputi?

a. jumlah dan susunan kepengurusan Partai Politik di tingkat


provinsi;
b. pemenuhan 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan
pada kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi; dan
c. domisili Kantor Tetap kepengurusan Partai Politik tingkat
provinsi sampai dengan tahapan terakhir Pemilu.

35. Berapa lama verifikasi faktual yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi?

Paling lama 7 (tujuh) Hari setelah menerima hasil Penelitian


Administrasi dari KPU.

36. Verfikasi faktual KPU Kabupaten/Kota dilakukan untuk


membuktikan keabsahan dan kebenaran persyaratan Partai Politik
calon Peserta Pemilu yang meliputi?

a. jumlah dan susunan kepengurusan Partai Politik di tingkat


kabupaten/kota atau sebutan lain;
b. pemenuhan 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan
pada kepengurusan Partai Politik tingkat kabupaten/kota;
c. domisili Kantor Tetap kepengurusan Partai Politik tingkat
kabupaten/kota atau sebutan lain sampai dengan tahapan
terakhir Pemilu; dan
d. keanggotaan Partai Politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang
atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah Penduduk pada
setiap kepengurusan Partai Politik tingkat kabupaten/kota.

37. Berapa lama verifikasi faktual yang dilaksanakan oleh KPU


Kabupaten/Kota?

Paling lama 21 (dua puluh satu) Hari setelah menerima hasil


Penelitian Administrasi dari KPU.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


38. Apa metode yang diberlakukan untuk verifikasi faktual kepengurusan
oleh KPU Kabupaten/Kota?

1. Metode sensus yang dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/


Kota digunakan dalam hal jumlah anggota Partai Politik pada
kepengurusan di tingkat daerah kabupaten/kota sampai
dengan 100 (seratus) orang.
2. Metode sampel acak sederhana yang dilakukan oleh KPU/KIP
Kabupaten/Kota digunakan dalam hal jumlah anggota Partai
Politik lebih dari 100 (seratus) orang.

39. KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan berita acara hasil


verifikasi faktual kepada?

1. Pengurus Partai Politik tingkat kabupaten/kota atau sebutan


lain melalui Petugas Penghubung; KPU melalui KPU Provinsi/
KIP Aceh; dan
2. Bawaslu Kabupaten/Kota.

40. Berapa lama penyampaikan salinan Berita Acara hasil verifikasi


faktual KPU Kabupaten/Kota?

Paling lama 3 (tiga) Hari setelah verifikasi faktual berakhir.

41. Berapa lama KPU Kabupaten/Kota melakukan Verifikasi Faktual


terhadap hasil perbaikan?

KPU Kabupaten/Kota melakukan Verifikasi Faktual terhadap hasil


perbaikan dengan menempuh prosedur verifikasi faktual terhadap
hasil perbaikan dilakukan paling lama 14 (empat belas) Hari setelah
batas akhir masa perbaikan.

42. Kepada siapa KPU Provinsi/KIP Aceh menyampaikan salinan


berita acara verifikasi faktual hasil perbaikan?

a. Pengurus Partai Politik tingkat provinsi melalui Petugas


Penghubung;

BAGIAN II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai 1
b. KPU;
c. Bawaslu Provinsi.

43. Kapan KPU Provinsi/KIP Aceh menyusun dan penyampaian berita


acara verifikasi faktual hasil perbaikan dilakukan?

Paling lama 3 (tiga) Hari setelah Verifikasi Faktual perbaikan.

44. KPU Provinsi/KIP Aceh menyampaikan berita acara rekapitulasi


hasil verifikasi faktual kepada..

a. KPU
b. Pengurus Partai Politik tingkat provinsi atau sebutan lain
melalui Petugas Penghubung;
c. Bawaslu Provinsi.

45. Kapan KPU Provinsi/KIP Aceh menyampaikan salinan Berita Acara


hasil verifikasi faktual?

Paling lama 2 (dua) Hari setelah rekapitulasi hasil verifikasi faktual


berakhir.

46. Kapan KPU melakukan verifikasi faktual terhadap hasil perbaikan?

Paling lama 3 (tiga) Hari setelah batas akhir masa perbaikan.

47. KPU menyampaikan salinan berita acara verifikasi faktual hasil


perbaikan kepada?

a. Pengurus Partai Politik tingkat pusat melalui petugas


penghubung; dan
b. Bawaslu.

48. Kapan KPU melakukan penyusunan dan penyampaian berita acara


verifikasi faktual hasil perbaikan?

Paling lama 3 (tiga) Hari setelah verifikasi faktual perbaikan.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


49. Pengawasan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai Politik
Peserta Pemilu untuk memastikan?

a. pendaftaran, Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu,


dan penetapan Peserta Pemilu dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. keterpenuhan, kebenaran, dan keabsahan syarat Partai Politik
sebagai Peserta Pemilu yang ditetapkan sebagai Peserta
Pemilu;
c. keterpenuhan kebutuhan kepemilikan dokumen dalam setiap
proses tahapan pelaksanaan pendaftaran, Verifikasi Partai
Politik calon Peserta Pemilu, dan penetapan Peserta Pemilu,
untuk kepentingan dokumentasi Bawaslu; dan
d. Partai Politik calon Peserta Pemilu yang ditetapkan oleh KPU
telah memenuhi syarat menjadi Peserta Pemilu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

50. Pengawasan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Peserta


Pemilu meliputi?

a. pendaftaran Partai Politik calon Peserta Pemilu oleh KPU;


b. pemeriksaan kelengkapan, keabsahan, dan kebenaran dokumen
persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu oleh KPU,
dengan memperhatikan kelengkapan bukti dan keaslian
kelengkapan persyaratan;
c. pengumuman hasil Verifikasi; dan
d. penetapan Peserta Pemilu.

51. Bagaimana cara melakukan pencegahan pelanggaran dalam


tahapan pendaftaran, verifikasi, dan penetapan Partai Politik
calon Peserta Pemilu?

a. melakukan sosialisasi bagi masyarakat yang menitikberatkan


pada pemahaman dan pelibatan masyarakat dalam
penyelenggaraan pengawasan;

BAGIAN II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai 1
b. melakukan sosialisasi dengan penyelenggara Pemilu dan
pemangku kepentingan mengenai peraturan perundang-
undangan Pemilu, termasuk pola pengawasan;
c. melakukan sosialisasi kepada Partai Politik calon Peserta
Pemilu mengenai aturan dan sanksi terhadap pelanggaran
dalam pelaksanaan pendaftaran dan Verifikasi Partai Politik
calon Peserta Pemilu;
d. melibatkan semua pihak untuk berperan aktif mengawasi
penyelenggaraan pengawasan;
e. melakukan koordinasi dengan menyampaikan peringatan dini
identifikasi dan peta potensi kerawanan pelanggaran Pemilu
kepada KPU dan jajarannya serta pemangku kepentingan;
f. melakukan publikasi melalui media massa terkait indikasi
pelanggaran dalam pelaksanaan pendaftaran dan Verifikasi
Partai Politik calon Peserta Pemilu;
g. melakukan sosialisasi langkah penindakan yang akan
dilakukan oleh Pengawas Pemilu kepada semua pihak yang
terindikasi melakukan pelanggaran dalam pelaksanaan
pendaftaran dan Verifikasi Partai Politik calon Peserta
Pemilu;
h. menyampaikan saran perbaikan kepada KPU dan jajarannya
apabila terdapat kekeliruan atau kelalaian; dan
i. melakukan kegiatan lain sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
52. Bagaimana Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/
Kota melakukan pengawasan terhadap pendaftaran Partai Politik
calon Peserta Pemilu?

a. mendapatkan salinan dokumen persyaratan dan akses ke


dalam sistem informasi Partai Politik; dan
b. memeriksa kesesuaian data salinan dokumen yang
dimasukkan ke dalam sistem informasi Partai Politik dengan
dokumen persyaratan yang diserahkan Partai Politik calon
peserta Pemilu pada saat pendaftaran.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


53. Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan Verifikasi
terhadap Partai Politik calon Peserta Pemilu yang telah
melengkapi dokumen persyaratan keanggotaan Partai Poltik yang
dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang meliputi..

a. kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen


persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang
dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota;
b. jangka waktu pelaksanaan dilakukan paling lama 30 (tiga
puluh) hari setelah batas akhir waktu pendaftaran;
c. kegandaan anggota Partai Politik; dan
d. anggota Partai Politik yang tidak memenuhi syarat, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

54. Keabsahan dan kebenaran persyaratan Partai Politik calon


Peserta Pemilu yang meliputi..

a. jumlah daftar nama dan susunan pengurus Partai Politik di


tingkat provinsi;
b. kebenaran daftar nama dan susunan pengurus Partai Politik
di tingkat provinsi;
c. kebenaran daftar nama pengurus perempuan Partai Politik
tingkat provinsi memperhatikan paling sedikit 30% (tiga puluh
persen); dan
d. domisili kantor tetap sesuai dengan surat keterangan dari
camat atau sebutan lain lurah/kepala desa atau sebutan lain
sampai berakhirnya tahapan Pemilu.

55. Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan Verifikasi


keanggotaan dan kepengurusan Partai Politik calon Peserta
Pemilu yang telah memenuhi persyaratan untuk membuktikan
keabsahan dan kebenaran persyaratan Partai Politik calon Peserta
Pemilu yang meliputi..

BAGIAN II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai 1
a. jumlah daftar nama dan susunan Pengurus Partai Politik di
tingkat kabupaten/kota;
b. kebenaran daftar nama dan susunan pengurus Partai Politik
di tingkat kabupaten/kota;
c. kebenaran daftar nama pengurus perempuan Partai Politik
tingkat kabupaten/kota memperhatikan paling sedikit 30%
(tiga puluh persen);
d. domisili kantor tetap sesuai dengan surat keterangan dari
camat atau sebutan lain lurah/kepala desa atau sebutan lain
sampai berakhirnya tahapan Pemilu;
e. jumlah keanggotan Partai Politik paling sedikit 1000 (seribu)
orang atau 1/1000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk
pada setiap kepengurusan Partai Politik kabupaten/kota; dan
f. kecocokan, kebenaran dan kesesuaian identitas anggota
dengan kartu tanda anggota Partai Politik.
56. Bagaimaan Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
terhadap Verifikasi keanggotaan dan kepengurusan Partai Politik
calon Peserta Pemilu yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota?

a. menghadirkan nama sampel anggota Partai Politik di kantor


tetap pengurus Partai Politik tingkat kabupaten/kota; dan
b. meminta kepada nama sampel anggota Partai Politik untuk
menunjukkan kartu tanda anggota Partai Politik dan kartu
tanda penduduk elektronik atau surat keterangan.

57. Bagaimana laporan pelaksanaan pengawasan dilakukan?

a. Pengawas Pemilu menyampaikan laporan pengawasan


tahapan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai Politik
calon Peserta Pemilu kepada Bawaslu secara berjenjang yang
terdiri atas;
a) laporan periodik atau insidentil; dan
b) laporan akhir tahapan, pelaksanaan kegiatan pencalonan.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


b. Laporan periodik atau insidentil memuat:
c) laporan hasil kegiatan pengawasan; dan
d) permasalahan dan analisa hasil pengawasan.

58. Apa yang dimaksud dengan sengketa proses pendaftaran partai


politik peserta Pemilu?

Sengketa proses pendaftaran, Penelitian Administrasi, Verifikasi


Faktual dan penetapan Partai Politik Peserta Pemilu merupakan
sengketa yang timbul antara Partai Politik calon Peserta Pemilu
dengan KPU yang terjadi akibat diterbitkannya Keputusan KPU
tentang penetapan Partai Politik Peserta Pemilu.

59. Bagaimana sengketa tersebut diselesaikan?

Penyelesaian sengketa diselesaikan melalui upaya administrasi di


Bawaslu.Dalam hal masih terdapat keberatan atas putusan
Bawaslu, dapat diajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha
Negara.

60. Sengketa proses Pemilu meliputi ?

a. sengketa yang terjadi antar peserta Pemilu; dan


b. sengketa yang terjadi antara Peserta Pemilu dengan
penyelenggara Pemilu

61. Sengketa proses Pemilu terjadi karena?

a. hak peserta Pemilu yang dirugikan secara langsung oleh


tindakan peserta Pemilu lain; atau
b. hak peserta Pemilu yang dirugikan secara langsung oleh
tindakan KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota,
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU
Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota.

62. Bagaimana penyelesaian Sengketa proses Pemilu di Pengadilan


Tata Usaha Negara?

BAGIAN II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai 1
Sengketa proses Pemilu melalui pengadilan tata usaha negara
meliputi sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara
Pemilu antara calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD
kabupaten/kota, atau partai politik calon Peserta Pemilu, atau
bakal Pasangan Calon dengan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/ Kota sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU,
keputusan KPU Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota.

63. Sengketa proses Pemilu merupakan sengketa yang timbul antara?

a. KPU dan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang tidak lolos
verifikasi sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU tentang
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu.
b. KPU dan Pasangan Calon yang tidak lolos verifikasi sebagai
akibat dikeluarkannya Keputusan KPU tentang Penetapan
Pasangan Calon, dan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/
Kota dengan calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota yang dicoret dari daftar calon tetap
sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU tentang
Penetapan Daftar Calon Tetap.

64. Bagaimana tata cara penyelesaian sengketa proses Pemilu


melalui Pengadilan Tata Usaha Negara?

a. Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara Pemilu


ke pengadilan tata usaha negara, dilakukan setelah upaya
administratif di Bawaslu telah digunakan.
b. Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara Pemilu
dilakukan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah dibacakan
putusan Bawaslu.
c. Dalam hal pengajuan gugatan kurang lengkap, penggugat
dapat memperbaiki dan melengkapi gugatan paling lama 3
(tiga) hari kerja sejak diterimanya gugatan oleh pengadilan
tata usaha negara.
d. Apabila dalam waktu penggugat belum menyempurnakan

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


gugatan, hakim memberikan putusan bahwa gugatan tidak
dapat diterima
e. Terhadap putusan tidak dapat dilakukan upaya hukum.
f. Pengadilan tata usaha negara memeriksa dan memutus
gugatan paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak
gugatan dinyatakan lengkap.
g. Putusan pengadilan tata usaha negara bersifat final dan
mengikat serta tidak dapat dilakukan upaya hukum lain.
h. KPU wajib menindaklanjuti putusan pengadilan tata usaha
negara paling lama 3 (tiga) hari kerja.

65. Kapan penetapan partai politik peserta Pemilu?

14 Desember 2022 (1 Hari)

BAGIAN II
Penetapan Waktu dan Pendaftaran Partai 2
2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN III

PENYUSUNAN DAFTAR
PEMILIH DALAM
PEMILIHAN UMUM
1. Kapan jadwal pemutakhiran daftar pemilih dan penyusunan daftar
Pemilih?

Jumat, 14 Oktober 2022 – Rabu, 21 Juni 2023

2. Kapan Menteri Dalam Negeri menyerahkan data kependudukan


kepada KPU?

16 bulan sebelum hari pemungutan suara.

3. Kapan Menteri Luar Negeri menyerahkan data Warga Negara


Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri?

16 bulan sebelum hari pemungutan suara.

4. Berapa lama Pemerintah bersama KPU melakukan sinkronisasi


data kependudukan?

Paling lama 2 bulan sejak diterimanya data kependudukan dari


Menteri Dalam Negeri dan Menteri Luar Negeri.

5. Dalam bentuk apa data kependudukan yang diserahkan pemerintah


dan pemerintah daerah ke KPU?

1). data agregat kependudukan per kecamatan sebagai bahan


bagi KPU dalam menyusun daerah pemilihan anggota DPRD
kabupaten/kota;
2). data penduduk potensial pemilih Pemilu sebagai bahan bagi
KPU dalam menyusun daftar pemilih sementara; dan
3). data Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar
negeri sebagai bahan bagi KPU dalam penyusunan daerah
pemilihan dan daftar pemilih sementara.

6. Data kependudukan yang telah disinkronkan oleh pemerintah


bersama KPU menjadi data penduduk potensial pemilih yang
harus diserahkan dalam waktu yang bersamaan paling lambat?

14 bulan sebelum hari pemungutan suara.

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


7. Pemerintah memberikan data kependudukan yang dikonsolidasikan
setiap kapan?

Setiap 6 bulan kepada KPU sebagai bahan tambahan dalam


pemutakhiran data pemilih.

8. Daftar pemilih Pemilu sedikitnya memuat?

Nomor Induk Kependudukan, nama, tanggal lahir, jenis kelamin,


dan alamat warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih.

9. Kapan KPU Kabupaten/Kota melakukan pemutakhiran data


pemilih berdasarkan daftar pemilih tetap Pemilu terakhir yang
dimutakhirkan secara berkelanjutan?

Pemutakhiran data pemilih oleh KPU Kabupaten/Kota diselesaikan


paling lama 3 bulan setelah diterimanya data pendudukn potensial
pemilih Pemilu.

10. Dalam menyusun daftar pemilih sementara Pemilu, apa basis yang
digunakan oleh PPS?

Daftar pemilih sementara disusun oleh PPS berbasis domisili di


wilayah rukun tetangga

11. Berapa lama PPS menyusun daftar pemilih sementara Pemilu?

Paling lambat 1 bulan sejak berakhirnya pemutakhiran daftar


pemilih.

12. Berapa lama PPS mengumumkan daftar pemilih sementara


Pemilu untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari
masyarakat?

14 hari.

13. Salinan Daftar pemilih sementara Pemilu harus diberikan oleh


PPS melalui PPK kepada yang mewakili Peserta Pemilu di tingkat
kecamatan sebagai bahan untuk mendapatkan masukan dan

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan 2
tanggapan paling lama?

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


21 (dua puluh satu) hari sejak daftar pemilih sementara diumumkan.

14. PPS wajib memperbaiki daftar pemilih sementara Pemilu


berdasarkan masukan dan tanggapan masyarakat dan/atau
Peserta Pemilu paling lama?

14 (empat belas) hari sejak berakhirnya masukan dan tanggapan


masyarakat dan Peserta Pemilu.

15. PPS mengumumkan daftar pemilih sementara Pemilu hasil


perbaikan selama?

7 hari untuk mendapatkan masukan dan tanggapan masyarakat


dan Peserta Pemilu.

16. Berapa lama PPS melakukan perbaikan daft ar pemilih


se m e ntara h as il per ba ik an se te lah m e n d a p a t k a n
masukan dan tanggapan masyarakat dan peserta Pemilu?
14 hari setelah berakhirnya pengumuman.

17. Berdasarkan apa KPU Kabupaten/Kota menetapkan daftar pemilih


tetap Pemilu?

Berdasarkan daftar pemilih sementara hasil perbaikan.

18. KPU Kabupaten/Kota menetapkan daftar pemilih tetap Pemilu


berbasis?

Tempat Pemungutan Suara (TPS)

19. Daftar pemilih tetap Pemilu, ditetapkan oleh KPU Kabupaten/


Kota paling lama?

7 hari sejak berakhirnya perbaikan terhadap daftar pemilih


sementara hasil perbaikan

20. Kapan KPU Kabupaten/Kota wajib memberikan salinan daftar


pemilih tetap Pemilu kepada partai politik peserta Pemilu di
tingkat Kabupaten/Kota dan Kecamatan?

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Paling lambat 7 hari setelah ditetapkan dalam bentuk Salinan
softcopy atau cakram padat dalam format yang tidak bisa diubah.

21. Kapan daftar pemilih tetap Pemilu diumumkan oleh PPS?

Daftar pemilih tetap diumumkan oleh PPS sejak diterima dari KPU
Kabupaten/Kota sampai hari pemungutan suara.

22. Kapan daftar pemilih tetap dilengkapi dengan daftar pemilih


tambahan Pemilu?

Daftar pemilih tetap dapat dilengkapi dengan daftar pemilih


tambahan paling lambat 30 hari sebelum hari pemungutan suara.

23. Daftar pemilih tambahan Pemilu terdiri dari?

Data pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap di suatu


TPS yang karena keadaan tertentu pemilih tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat yang
bersangkutan terdaftar.

24. Apa syarat untuk dapat dimasukkan dalam daftar pemilih tambahan
Pemilu?

Seseorang harus menunjukkan bukti KTP Elektronik dan bukti yang


bersangkutan terlah terdaftar sebagai pemilih dalam daftar pemilih
tetap di TPS asal.

25. Penyusunan Daftar Pemilih dilakukan dengan membagi Pemilih


untuk setiap TPS dengan memperhatikan..

a. tidak menggabungkan kelurahan/desa atau sebutan lain;


b. kemudahan Pemilih ke TPS;
c. tidak memisahkan Pemilih dalam satu keluarga pada TPS
yang berbeda;
d. hal-hal berkenaan dengan aspek geografis; dan
e. jarak dan waktu tempuh menuju TPS dengan memperhatikan
tenggang waktu pemungutan suara.

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan 2
26. Siapa yang disebut Pantarlih?

Pantarlih dibentuk untuk melakukan pendaftaran dan


pemutakhiran data Pemilih yang dapat berasal dari perangkat
kelurahan/desa atau sebutan lain, Rukun Warga, Rukun Tetangga
atau nama lain, dan/ atau warga masyarakat. Pantarlih diangkat
dan diberhentikan oleh PPS dan berjumlah 1 (satu) orang untuk
setiap TPS.

27. Apa saja tugas Pantarlih?

a. membantu KPU/KIP Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS dalam


melakukan pemutakhiran data Pemilih;
b. melaksanakan pemutakhiran data Pemilih dengan melakukan
Coklit ke setiap Pemilih;
c. menyampaikan hasil Coklit kepada PPS;
d. membantu PPS dalam menyusun Daftar Pemilih Hasil
Pemutakhiran; dan
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi/ KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

28. Apa saja kegiatan pencocokan dan penelitian yang dilakukan oleh
Pantarlih?

a. mencatat Pemilih yang telah memenuhi syarat, tetapi belum


terdaftar dalam Daftar Pemilih;
b. memperbaiki data Pemilih apabila terdapat kekeliruan;
c. mencatat keterangan Pemilih berkebutuhan khusus pada
kolom jenis disabilitas;
d. mencoret Pemilih yang telah meninggal;
e. mencoret Pemilih yang telah pindah domisili ke daerah lain;
f. mencoret Pemilih yang telah berubah status dari status sipil
menjadi status anggota Tentara Nasional Indonesia atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
g. mencoret Pemilih yang belum genap berumur 17 (tujuh belas)

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


tahun dan belum kawin/menikah pada hari pemungutan
suara;

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan 2
h. mencoret data Pemilih yang telah dipastikan tidak diketahui
keberadaannya;
i. mencoret data Pemilih yang tidak dikenal;
j. mencoret Pemilih yang sedang dicabut hak pilihnya
berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap;
k. mencoret Pemilih, yang berdasarkan KTP-el atau Surat
Keterangan bukan merupakan penduduk setempat; dan
l. mencoret Pemilih yang tidak sesuai antara informasi TPS awal
yang ada pada formulir KPU untuk disesuaikan dengan TPS
terdekat berdasarkan domisili alamat Pemilih dalam lingkup
satu wilayah kelurahan/desa.

29. PPS menyampaikan hasil pleno rekapitulasi kepada?

a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
c. Peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa atau sebutan lain; dan
d. Perangkat Pemerintah tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain.

30. PPK menyampaikan hasil pleno rekapitulasi kepada?

a. KPU/KIP Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. Peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. Perangkat Pemerintah tingkat kecamatan.

31. KPU/KIP Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPS dalam


bentuk naskah asli elektronik (softcopy) kepada?

a. KPU Provinsi/KIP Aceh;


b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. Peserta Pemilu tingkat daerah kabupaten/kota;
d. Perangkat Pemerintah tingkat daerah kabupaten/kota; dan
e. PPS melalui PPK.

3 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


32. KPU Provinsi/KIP Aceh menyampaikan salinan DPS dalam bentuk
naskah asli elektronik (softcopy) dan berita acara pleno
rekapitulasi kepada?

a. KPU;
b. Bawaslu Provinsi;
c. Peserta Pemilu tingkat daerah provinsi; dan
d. Perangkat Pemerintah tingkat daerah provinsi.

33. KPU menyampaikan salinan DPS dalam bentuk naskah asli


elektronik (softcopy), berita acara pleno rekapitulasi, dan
formular KPU dalam bentuk naskah asli (hardcopy) kepada?

a. Bawaslu;
b. Peserta Pemilu; dan
c. Pemerintah

34. PPS mengumumkan DPS pada tempat yang mudah dijangkau


untuk mendapat masukan dan tanggapan masyarakat, Pengawas
Pemilu, dan/atau Peserta Pemilu selama?

14 (empat belas) Hari

35. DPS yang diumumkan dalam kondisi?

Tidak menampilkan informasi Nomor Induk Kependudukan dan


Nomor Kartu Keluarga Pemilih secara utuh.

36. Masyarakat, Pengawas Pemilu, dan/atau Peserta Pemilu dapat


menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap DPS selama?

Paling lama 21 (dua puluh satu) Hari sejak DPS diumumkan oleh PPS.

37. PPS wajib memperbaiki DPS berdasarkan masukan dan tanggapan


paling lama?

14 (empat belas) Hari sejak berakhirnya masukan dan tanggapan,


serta masukan dari Bawaslu Provinsi dan Peserta Pemilu tingkat

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan 3
daerah provinsi dalam proses rekapitulasi DPS di KPU Provinsi/KIP
Aceh, dan masukan dari Bawaslu dan Peserta Pemilu dalam proses
rekapitulasi DPS di KPU.

38. Masukan dan tanggapan masyarakat meliputi informasi?

a. Pemilih telah memenuhi syarat, tapi belum terdaftar;


b. Pemilih dibawah umur 17 (tujuh belas) tahun saat hari
pemungutan suara dan belum kawin/menikah;
c. Pemilih sudah pensiun dari Tentara Nasional Indonesia atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau Pemilih yang
berubah status menjadi Tentara Nasional Indonesia atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
d. Pemilih sudah meninggal dunia;
e. Pemilih tidak berdomisili di kelurahan/desa atau sebutan lain
tersebut;
f. Pemilih terdaftar lebih dari 1 (satu) kali; dan/atau
g. Pemilih terdaftar tetapi sudah tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Pemilih.

39. KPU/KIP Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPSHP dalam


bentuk naskah asli elektronik (softcopy), Berita Acara Pleno
Rekapitulasi dan formular dalam bentuk naskah asli (hardcopy)
kepada?

a. KPU Provinsi/KIP Aceh;


b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. Peserta Pemilu tingkat daerah kabupaten/kota;
d. Perangkat Pemerintah tingkat daerah kabupaten/kota; dan
e. PPS melalui PPK.

40. PPS mengumumkan DPSHP pada tempat yang mudah dijangkau


untuk mendapat masukan dan tanggapan masyarakat dan/atau
Peserta Pemilu selama?

7 (tujuh) hari.

3 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


41. DPSHP yang diumumkan dalam kondisi?

tidak menampilkan informasi Nomor Induk Kependudukan dan


Nomor Kartu Keluarga Pemilih secara utuh.

42. Masyarakat, Pengawas Pemilu, dan/atau Peserta Pemilu dapat


menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap DPSHP paling
lama?

7 (tujuh) hari sejak DPSHP diumumkan oleh PPS

43. KPU/KIP Kabupaten/Kota menetapkan DPT paling lama?

7 (tujuh) Hari sejak berakhirnya perbaikan terhadap DPSHP.

44. KPU/KIP Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPT dalam


bentuk naskah asli elektronik (softcopy), Berita Acara Pleno
Rekapitulasi dan formular KPU dalam bentuk naskah asli
(hardcopy) kepada?

a. KPU Provinsi/KIP Aceh;


b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. Peserta Pemilu tingkat daerah kabupaten/kota;
d. Perangkat Pemerintah tingkat daerah kabupaten/kota; dan
e. PPS melalui PPK.

45. KPU Provinsi/KIP Aceh menyampaikan salinan DPT dalam bentuk


naskah asli elektronik (softcopy), Berita Acara Pleno Rekapitulasi
dan formular KPU dalam bentuk naskah asli (hardcopy) kepada?

a. KPU;
b. Bawaslu Provinsi;
c. Peserta Pemilu tingkat daerah provinsi; dan
d. Perangkat Pemerintah tingkat daerah provinsi.

46. KPU menyampaikan salinan DPT dalam bentuk naskah asli


elektronik (softcopy), Berita Acara Pleno Rekapitulasi, dan
formulir Model KPU dalam bentuk naskah asli (hardcopy)

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan 3
kepada?

3 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


a. Bawaslu;
b. Peserta Pemilu tingkat pusat; dan
c. Pemerintah

47. KPU/KIP Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPT kepada PPS


dalam bentuk naskah asli (hardcopy) dalam jumlah 3 (tiga)
rangkap untuk digunakan sebagai?

a. pengumuman di kantor kelurahan/desa atau sebutan lain;


b. pengumuman di sekretariat/balai Rukun Tetangga
(RT)/Rukun Warga (RW) atau tempat strategis lainnya; dan
c. arsip PPS.

48. Dalam hal setelah DPT ditetapkan dan/atau diumumkan, terdapat


masukan dan tanggapan dari masyarakat, peserta Pemilu, dan/
atau rekomendasi Bawaslu, KPU dapat melakukan?

Perbaikan DPT yang bertujuan untuk melindungi hak pilih warga


negara. Masukan dan tanggapan dari masyarakat, peserta Pemilu,
dan/atau rekomendasi Bawaslu disertai dengan bukti.

49. Perbaikan DPT dilakukan dengan cara?

a. mencoret Pemilih yang tidak memenuhi syarat sebagai Pemilih;


b. melengkapi atau memperbaiki elemen daftar Pemilih; dan/atau
c. menambah Pemilih baru.

50. Apa yang dimaksud dengan daftar pemilih tambahan dalam Pemilu?

DPTb terdiri atas data Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT di
suatu TPS yang karena keadaan tertentu atau kondisi tertentu
Pemilih tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih di TPS
tempat yang bersangkutan terdaftar dan memberikan suara di
TPS lain.

51. Apa yang dimaksud dengan keadaan tertentu atau kondisi


tertentu dalam DPTb?

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan 3
a. menjalankan tugas pada saat Pemungutan Suara;
b. menjalani rawat inap di rumah sakit atau puskesmas dan
keluarga yang mendampingi;
c. penyandang disabilitas yang menjalani perawatan di panti
sosial/panti rehabilitasi;
d. menjalani rehabilitasi narkoba;
e. menjadi tahanan di rumah tahanan atau lembaga
permasyarakatan, atau terpidana yang sedang menjalani
hukuman penjara atau kurungan;
f. tugas belajar/menempuh pendidikan menengah atau tinggi;
g. pindah domisili;
h. tertimpa bencana alam; dan/atau
i. bekerja di luar domisilinya.

52. Pemilih yang terdaftar dalam DPTb dapat menggunakan haknya


untuk memilih..

a. calon anggota DPR apabila pindah memilih ke daerah


kabupaten/kota lain dalam 1 (satu) daerah provinsi dan di
daerah pemilihannya;
b. calon anggota DPD apabila pindah memilih ke daerah
kabupaten/kota lain dalam 1 (satu) daerah provinsi;
c. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden apabila pindah
memilih ke daerah provinsi lain atau pindah memilih ke suatu
negara;
d. calon anggota DPRD Provinsi apabila pindah memilih ke
daerah kabupaten/kota lain dalam 1 (satu) daerah provinsi
dan di daerah pemilihannya; dan/atau
e. calon anggota DPRD Kabupaten/Kota apabila pindah memilih
ke kecamatan lain dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota dan
di daerah pemilihannya.
53. DPT dan DPTb, dapat dilengkapi dengan DPK. DPK sebagaimana
terdiri atas?

3 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Data Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT dan
DPTb, tapi memenuhi syarat sebagai Pemilih.

54. Bagaimana pemilih DPK dapat menggunakan hak pilihnya?

a. Pemilih DPK dapat menggunakan hak pilihnya pada hari


pemungutan suara dengan menunjukkan KTP-el atau Surat
Keterangan perekaman KTP-el yang dikeluarkan oleh dinas
kependudukan dan catatan sipil atau instansi lain yang
sejenisnya yang memiliki kewenangan untuk itu.
b. Pemilih dalam DPK didaftar di TPS sesuai dengan alamat yang
tertera dalam KTP-el atau Surat Keterangan perekaman KTP-
el yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan dan catatan
sipil atau instansi lain yang sejenisnya yang memiliki
kewenangan untuk itu.

55. Pengawasan tahapan pemutakhiran data dan penyusunan daftar


Pemilih Pemilu dilakukan terhadap proses:

a. pengolahan DP4;
b. pembentukan Pantarlih;
c. pencocokan dan penelitian data Pemilih;
d. penyusunan daftar Pemilih hasil pemutakhiran tingkat
kelurahan/desa, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota,
tingkat provinsi dan luar negeri serta penyampaian secara
berjenjang sesuai dengan tingkatannya;
e. rekapitulasi daftar Pemilih hasil pemutakhiran secara berjenjang
sesuai dengan tingkatannya;
f. rekapitulasi daftar Pemilih hasil pemutakhiran menjadi DPS;
g. pengumuman dan tanggapan masyarakat terhadap DPS dan
perbaikan DPS;
h. h. perbaikan DPS dan rekapitulasi DPS hasil perbaikan secara
berjenjang sesuai dengan tingkatannya;
i. penetapan DPS hasil perbaikan dan perbaikan terhadap DPS
hasil perbaikan;

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan 3
j. penetapan DPT; dan
k. pencatatan DPTb dan DPK.

56. Pengawasan pemutakhiran data Pemilih dan penyusunan daftar


Pemilih dilakukan dengan cara:

a. menyusun peta kerawanan;


b. menentukan fokus pengawasan tahapan pemutakhiran data
dan penyusunan daftar Pemilih;
c. pengawasan melekat;
d. analisis data;
e. audit dan investigasi;
f. pengawasan partisipatif; dan
g. melakukan koordinasi dan konsolidasi kepada stakeholder
terkait.

57. Dalam melakukan pengawasan penyusunan daftar Pemilih, Bawaslu


Kabupaten/Kota memastikan penyusunan daftar Pemilih
dilakukan dengan membagi Pemilih untuk tiap TP dengan
memperhatikan..

a. tidak menggabungkan kelurahan/desa atau sebutan lain;


b. memudahkan Pemilih;
c. hal berkenaan dengan aspek geografis; dan
d. jarak dan waktu tempuh menuju TPS dengan memerhatikan
tenggang waktu pemungutan suara.

58. Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota dalam melakukan


pengawasan pembentukan Pantarlih dibantu oleh Panwaslu
Kecamatan dan Panwaslu Kelurahan/Desa untuk memastikan..

a. Pantarlih dibentuk tepat pada waktunya;


b. Pantarlih tidak berasal dari pengurus/anggota partai politik;
c. Pantarlih melakukan pencocokan dan penelitian secara
langsung dari rumah ke rumah; dan
d. Pantarlih berjumlah 1 (satu) orang untuk setiap TPS.

3 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


59. Dalam melakukan pengawasan DPS Bawaslu Kabupaten/Kota
memastikan..

a. mendapatkan salinan DPS;


b. salinan DPS digunakan untuk pengumuman di kantor
kelurahan/ desa atau sebutan lain, di sekretariat/balai rukun
tetangga/ rukun warga atau tempat strategis lainnya, dan
arsip PPS;
c. salinan DPS diberikan dalam bentuk softcopy dengan format
portable document format kepada peserta Pemilu tingkat
daerah kabupaten/kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
d. KPU memberikan salinan DPS dari Sidalih atas permintaan
resmi dari peserta Pemilu tingkat daerah kabupaten/kota dan
Bawaslu Kabupaten/Kota.

60. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap DPTb pasca


penetapan DPT dengan cara..

1. melakukan pengawasan dan pencermatan terhadap pendataan


DPTb yang dilakukan oleh KPU;
2. memastikan Pemilih yang dapat dimasukkan ke dalam DPTb
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
3. memastikan Pemilih yang terdaftar dalam DPTb dapat
menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan surat
keterangan pindah memilih yang dikeluarkan oleh PPS.

BAGIAN III
Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan 3
3 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN IV

PENCALONAN PRESIDEN
DAN WAKIL PRESIDEN
1. Kapan jadwal pencalonan presiden dan wakil presiden?

Kamis, 19 Oktober 2023 – Sabtu, 25 November 2023

2. Calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh?

Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan dalam 1 pasangan


oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik.

3. Berapa syarat kursi atau perolehan suara untuk dapat


mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden?

Pasangan Calon diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai


Politik Peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi
paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau
memperoleh 25% (dua puluh lima persen) dari suara sah secara
nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya.

4. Kapan masa pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil


presiden?

Masa pendaftaran bakal pasangan calon paling lama 8 bulan


sebelum hari pemungutan suara.

5. Dalam hal apa KPU menolak pendaftaran pasangan calon?

1. pendaftaran 1 (satu) Pasangan Calon diajukan oleh gabungan


dari seluruh Partai Politik Peserta Pemilu; atau
2. pendaftaran 1 (satu) Pasangan Calon diajukan oleh gabungan
partai politik Peserta Pemilu yang mengakibatkan gabungan
Partai Politik Peserta Pemilu lainnya tidak dapat
mendaftarkan Pasangan Calon.

6. Kapan KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan


kebenaran dokumen persyaratan bakal pasangan calon?

KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran


dokumen persyaratan administratif bakal Pasangan Calon paling
lama 4 (empat) hari sejak diterimanya surat pencalonan.

4 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


7. Berapa lama masa perbaikan jika persyaratan pasangan calon
presiden dan wakil presiden belum lengkap?

Dalam hal persyaratan administratif bakal Pasangan Calon belum


lengkap, KPU memberikan kesempatan kepada Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik dan/atau bakal Pasangan Calon untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi persyaratan dalam waktu
paling lama 3 (tiga) hari sejak diterimanya surat pemberitahuan
hasil verifikasi dari KPU.

8. Jika pasangan calon tidak memenuhi persyaratan, berapa lama


diusulkan bakal pasangan calon pengganti?

Dalam hal bakal Pasangan Calon yang diusulkan tidak memenuhi


persyaratan, KPU meminta kepada Partai Politik dan/atau
Gabungan Partai Politik yang bersangkutan untuk mengusulkan
bakal Pasangan Calon yang baru sebagai pengganti. Pengusulan
bakal Pasangan Calon dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari
sejak surat permintaan dan KPU diterima oleh Partai Politik
dan/atau Gabungan Partai Politik.

9. Setelah diusulkan calon pengganti, berapa lama KPU melakukan


verifikasi kelengkapan dan kebenaran dokumen?

KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran


dokumen persyaratan administratif bakal Pasangan Calon paling
lama 4 (empat) hari setelah diterimanya surat pengusulan bakal
Pasangan Calon baru.

10. Kapan KPU memberitahukan secara tertulis hasil verifikasi terhadap


kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan administratif
kepada pimpinan Partai Politik dan/atau pimpinan Partai Politik
yang bergabung dan bakal Pasangan Calon?

Paling lama pada hari kelima sejak diterimanya surat pengusulan


bakal Pasangan Calon yang baru.

BAGIAN IV
Pencalonan Presiden dan Wakil 4
11. Setelah melakukan verifikasi terhadap pasangan calon pengganti,
berapa lama KPU menyampaikan hasilnya?

KPU memberitahukan secara tertulis hasil verifikasi terhadap


kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan administratif
kepada pimpinan Partai Politik dan/atau pimpinan Partai Politik
yang bergabung dan bakal Pasangan Calon paling lama pada hari
kelima sejak diterimanya surat pengusulan bakal Pasangan Calon
yang baru.

12. Jika belum lengkap, berapa lama KPU memberikan kesempatan


untuk melakukan perbaikan dan melengkapi persyaratan?

Dalam hal persyaratan administratif bakal Pasangan Calon belum


lengkap, KPU memberikan kesempatan kepada Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik dan/atau bakal Pasangan Calon untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi persyaratan dalam waktu
paling lama 3 (tiga) hari sejak diterimanya surat pemberitahuan
hasil verifikasi dari KPU.

13. Kapan Pimpinan Partai Politik atau para pimpinan Partai Politik
yang bergabung dan/atau bakal Pasangan Calon menyerahkan
hasil perbaikan dan/atau kelengkapan persyaratan?

Pimpinan Partai Politik atau para pimpinan Partai Politik yang


bergabung dan/atau bakal Pasangan Calon menyerahkan hasil
perbaikan dan/atau kelengkapan persyaratan administratif bakal
Pasangan Calon kepada KPU paling lama pada hari keempat sejak
diterimanya surat pemberitahuan hasil verifikasi.

14. Kapan KPU memberitahukan secara tertulis hasil verifikasi ulang


hasil perbaikan dan/atau kelengkapan persyaratan administratif
bakal Pasangan Calon?

KPU memberitahukan secara tertulis hasil verifikasi ulang kepada

4 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


pimpinan Partai Politik atau para pimpinan Partai Politik yang
bergabung dan/atau bakal Pasangan Calon paling lama pada hari
ketiga sejak diterimanya hasil perbaikan dan/atau kelengkapan
persyaratan administratif bakal Pasangan Calon.

15. Jika tidak memenuhi persyaratan, berapa lama KPU meminta


untuk mengusulkan bakal Pasangan Calon yang baru sebagai
pengganti?

Dalam hal bakal Pasangan Calon yang diusulkan tidak memenuhi


persyaratan, KPU meminta kepada Partai Politik dan/atau
Gabungan Partai Politik yang bersangkutan untuk mengusulkan
bakal Pasangan Calon yang baru sebagai pengganti. Pengusulan
bakal Pasangan Calon dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari
sejak surat permintaan dan KPU diterima oleh Partai Politik
dan/atau Gabungan Partai Politik.

16. Berapa lama KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan


kebenaran dokumen persyaratan administratif?

KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran


dokumen persyaratan administratif bakal Pasangan Calon paling
lama 4 (empat) hari setelah diterimanya surat pengusulan bakal
Pasangan Calon baru.

17. Berapa lama KPU memberitahukan secara tertulis hasil verifikasi


terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan
administratif bakal pasangan calon yang baru?

KPU memberitahukan secara tertulis hasil verifikasi terhadap


kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan administratif
kepada pimpinan Partai Politik dan/atau pimpinan Partai Politik
yang bergabung dan bakal Pasangan Calon paling lama pada hari
kelima sejak diterimanya surat pengusulan bakal Pasangan Calon
yang baru.

BAGIAN IV
Pencalonan Presiden dan Wakil 4
18. Bagaimana jika salah satu calon dan bakal Pasangan Calon atau
kedua calon dari bakal Pasangan Calon berhalangan tetap?

Dalam hal salah satu calon dan bakal Pasangan Calon atau kedua
calon dari bakal Pasangan Calon berhalangan tetap sampai dengan
7 (tujuh) hari sebelum bakal Pasangan Calon ditetapkan sebagai
calon Presiden dan Wakil Presiden, Partai Politik atau Gabungan
Partai Politik yang bakal calon atau bakal Pasangan Calonnya
berhalangan tetap diberi kesempatan untuk mengusulkan bakal
Pasangan Calon pengganti.

19. Berapa lama KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan


kebenaran dokumen persyaratan administratif bakal Pasangan
Calon pengganti?

KPU melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran


dokumen persyaratan administratif bakal Pasangan Calon
pengganti sebagaimana paling lama 4 (empat) hari terhitung sejak
bakal Pasangan Calon tersebut didaftarkan.

20. Kapan KPU menetapkan dan mengumumkan nama pasangan


calon yang telah memenuhi syarat?

KPU menetapkan dalam sidang pleno KPU tertutup dan


mengumumkan nama Pasangan Calon yang telah memenuhi syarat
sebagai Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, 1 (satu) hari
setelah selesai verifikasi.

21. Kapan penetapan nomor urut pasangan calon?

Penetapan nomor urut Pasangan Calon dilakukan secara undi


dalam sidang pleno KPU terbuka dan dihadiri oleh seluruh
Pasangan Calon, 1 (satu) hari setelah penetapan dan
pengumuman.

22. Bagaimana jika penetapan pasangan calon hanya terdapat satu


pasangan?

4 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon, KPU

BAGIAN IV
Pencalonan Presiden dan Wakil 4
memperpanjang jadwal pendaftaran Pasangan Calon selama 2
(dua) x 7 (tujuh) hari.

23. Bagaimana jika salah satu calon atau pasangan calon berhalangan
tetap sejak penetapan pasangan calon hingga 60 hari sebelum
hari pemungutan suara?

Dalam hal salah satu calon atau Pasangan Calon berhalangan


tetap sejak penetapan Pasangan Calon sampai dengan 60 (enam
puluh) hari sebelum hari pemungutan suara, Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik yang salah satu Calon atau Pasangan
Calonnya berhalangan tetap, dapat mengusulkan pengganti salah
satu Calon atau Pasangan Calon kepada KPU paling lama 7 (tujuh)
hari sejak salah satu Calon atau Pasangan Calon berhalangan
tetap.

24. Bagaimana KPU melakukan verifikasi dan dan menetapkan


pasangan calon pengganti?

KPU melakukan verifikasi dan menetapkan Pasangan Calon


pengganti paling lama 4 (empat) hari sejak Pasangan Calon
pengganti didaftarkan.

25. Bagaimana jika tidak diusulkan calon pengganti?

Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sampai


berakhirnya batas waktu tidak mengusulkan calon pengganti,
tahapan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilanjutkan
dengan Pasangan Calon yang telah ditetapkan oleh KPU.

26. Bagaimana jika salah satu calon atau pasangan calon berhalangan
tetap sejak dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua?

Dalam hal salah satu calon atau Pasangan Calon berhalangan


tetap sebelum dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua,
KPU menunda tahapan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden paling lama 15 (lima belas) hari sejak Pasangan Calon

4 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


berhalangan tetap.

27. Berapa lama Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang
Pasangan Calonnya berhalangan tetap mengusulkan Pasangan
Calon pengganti?

Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang Pasangan


Calonnya berhalangan tetap mengusulkan Pasangan Calon
pengganti paling lama 3 (tiga) hari sejak Pasangan Calon
berhalangan tetap.

28. Bagaimana jika Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sampai
berakhirnya batas waktu tidak mengusulkan calon pengganti?

Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sampai


berakhirnya batas waktu tidak mengusulkan calon pengganti, KPU
menetapkan Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak
urutan berikutnya sebagai Pasangan Calon dalam Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden pada putaran kedua.

29. Kapan KPU melakukan verifikasi dan menetapkan pasangan calon


pengganti?

KPU melakukan verifikasi dan menetapkan Pasangan Calon


pengganti paling lama 3 (tiga) hari sejak Pasangan Calon pengganti
didaftarkan.

30. Pengusulan Bakal Pasangan Calon oleh Partai Politik dan/atau


Gabungan Partai Politik wajib memenuhi..

a. persyaratan pencalonan; dan


b. persyaratan calon.

31. Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik yang dapat


mengusulkan Bakal Pasangan Calon wajib memenuhi
persyaratan..

BAGIAN IV
Pencalonan Presiden dan Wakil 4
a. memperoleh kursi di DPR paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari jumlah kursi DPR pada Pemilu Terakhir; atau

4 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


b. memperoleh suara sah paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari jumlah suara sah nasional pada Pemilu Terakhir.

32. Kesepakatan antara Partai Politik atau Gabungan Partai Politik


terdiri atas..

a. kesepakatan antar-Partai Politik; dan


b. kesepakatan antara Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik dengan Pasangan Calon.

33. KPU mengumumkan pendaftaran Bakal Pasangan Calon di laman


KPU dan/atau media massa paling lambat?

7 (tujuh) Hari sebelum masa pendaftaran.

34. Pengumuman pendaftaran Bakal Pasangan Calon memuat


informasi?

a. daftar dokumen pendaftaran;


b. waktu penyerahan dokumen pendaftaran; dan c. tempat
penyerahan dokumen pendaftaran.

35. KPU menolak pendaftaran Pasangan Calon apabila?

a. pendaftaran 1 (satu) Pasangan Calon diajukan oleh gabungan


dari seluruh Partai Politik Peserta Pemilu; atau
b. pendaftaran 1 (satu) Pasangan Calon diajukan oleh Gabungan
Partai Politik yang mengakibatkan Gabungan Partai Politik
lainnya tidak dapat mendaftarkan Pasangan Calon.

36. KPU melakukan perpanjangan pendaftaran, apabila sampai


dengan berakhirnya masa pendaftaran terjadi?

a. tidak terdapat Pasangan Calon yang diterima pendaftarannya;


b. tidak terdapat Pasangan Calon yang mendaftar karena KPU
menolak pendaftaran Pasangan Calon atau

BAGIAN IV
Pencalonan Presiden dan Wakil 4
c. hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon yang diterima
pendaftarannya.

37. Perpanjangan pendaftaran dilakukan sebanyak?

2 x 7 (dua kali tujuh) Hari. KPU melakukan perpanjangan


pendaftaran pertama selama 7 (tujuh) Hari.

38. Penggantian calon dapat dilakukan dalam hal bakal calon, Bakal
Pasangan Calon, calon, atau Pasangan Calon berhalangan tetap
pada saat?

a. sampai dengan 7 (tujuh) Hari sebelum penetapan Pasangan


Calon;
b. sejak penetapan Pasangan Calon sampai dengan 60 (enam
puluh) Hari sebelum hari pemungutan suara; atau
c. dimulainya tahapan Pemilu putaran kedua.

39. Bagaimana Bawaslu melakukan pengawasan?

Bawaslu melakukan pengawasan atas pelaksanaan verifikasi


kelengkapan dan keabsahan administrasi Pasangan Calon yang
dilakukan oleh KPU.

40. Bagaimana jika Bawaslu menemukan dugaan pelanggaran?

Dalam hal Bawaslu menemukan unsur kesengajaan atau kelalaian


anggota KPU yang berakibat merugikan Pasangan Calon,
Bawaslu menyampaikan temuan tersebut kepada KPU. KPU wajib
menindaklanjuti temuan Bawaslu.

41. Pengawasan tahapan pencalonan peserta Pemilu Presiden dan


Wakil Presiden yang dilakukan oleh Bawaslu meliputi:

a. pengawasan persyaratan pencalonan dan persyaratan calon;


b. pendaftaran Pasangan Calon;
c. verifikasi dan pemeriksaan kesehatan Pasangan Calon;
d. penetapan dan pengumuman Pasangan Calon;

5 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


e. penggantian calon; dan
f. pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara.

42. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilakukan


dengan cara:

1. pengawasan langsung proses pencalonan;


2. pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan
dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon;
3. penelusuran dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan
calon;
4. penyampaian rekomendasi; dan
5. tindak lanjut dugaan pelanggaran.

43. Dalam hal KPU menolak pendaftaran Bakal Pasangan Calon,


Bawaslu memastikan penolakan yang dilakukan oleh KPU
apabila..

a. pendaftaran yang dilakukan oleh Bakal Pasangan Calon


melewati tenggat waktu yang telah ditetapkan;
b. pendaftaran 1 (satu) Pasangan Calon diajukan oleh gabungan
dari seluruh Partai Politik Peserta Pemilu; atau
c. pendaftaran 1 (satu) Pasangan Calon diajukan oleh Gabungan
Partai Politik yang mengakibatkan Gabungan Partai Politik
lainnya tidak dapat mendaftarkan Pasangan Calon.

44. Bawaslu melakukan pengawasan verifikasi atas keabsahan,


kelengkapan, dan kebenaran persyaratan dokumen persyaratan
yang dilaksanakan oleh KPU, dengan cara memastikan…

a. tata cara verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran


persyaratan Bakal Pasangan Calon;
b. melakukan verifikasi dan klarifikasi terhadap instansi yang
berwenang;
c. menerima masukan dan tanggapan masyarakat; dan
d. hasil verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen

BAGIAN IV
Pencalonan Presiden dan Wakil 5
persyaratan diberitahukan secara tertulis kepada Partai
Politik,

5 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Gabungan Partai Politik, atau Pasangan Calon paling lama
pada hari kelima sejak diterimanya surat pengusulan Bakal
Pasangan Calon.

45. Bawaslu memastikan KPU memfasilitasi Pasangan Calon


mengumumkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
hasil verifikasi dan klarifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi
kepada masyarakat, paling lama?

2 (dua) Hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara di luar


negeri.

BAGIAN IV
Pencalonan Presiden dan Wakil 5
BAGIAN V

PENETAPAN
DAERAH PEMILIHAN

5 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


1. Kapan penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan?

Jumat, 14 Oktober 2022 – Kamis, 09 Februari 2023

2. Penataan daerah pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD


Kabupaten/Kota memperhatikan prinsip..

a. kesetaraan nilai suara;


b. ketaatan pada sistem Pemilu yang proporsional;
c. proporsionalitas;
d. integralitas wilayah;
e. berada dalam cakupan wilayah yang sama;
f. kohesivitas; dan
g. kesinambungan.

3. Apa yang dimaksud keseteraan nilai suara dalam penataan


daerah pemilihan?

Mengupayakan nilai suara atau harga kursi yang setara antara 1


(satu) Dapil dengan Dapil lainnya dengan prinsip 1 (satu) orang, 1
(satu) suara, 1 (satu) nilai.

4. Apa yang dimaksud ketaatan pada sistem Pemilu yang


proporsional dalam penataan daerah pemilihan?

Memperhatikan ketaatan dalam pembentukan Dapil dengan


mengutamakan jumlah kursi yang besar agar persentase jumlah
kursi yang diperoleh setiap Partai Politik dapat setara dengan
persentase suara sah yang diperolehnya.

5. Apa yang dimaksud dengan prinsip proporsionalitas dalam


penataan daerah pemilihan?

Memperhatikan kesetaraan Alokasi Kursi antar Dapil untuk


menjaga perimbangan Alokasi Kursi setiap Dapil.

6. Apa yang dimaksud dengan prinsip integralitas wilayah dalam


penataan daerah pemilihan?

5 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Memperhatikan keutuhan dan keterpaduan wilayah, kondisi
geografis, sarana perhubungan, dan aspek kemudahan transportasi
dalam menyusun beberapa daerah kecamatan ke dalam 1 (satu)
Dapil.

7. Apa yang dimaksud dengan prinsip berada dalam satu wilayah


yang sama dalam penataan derah pemilihan?

Penyusunan Dapil Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang terbentuk


dari satu, beberapa, dan/atau bagian kecamatan harus tercakup
seluruhnya dalam suatu Dapil Anggota DPRD Provinsi.

8. Apa yang dimaksud dengan prinsip kohesivitas dalam penataan


daerah pemilihan?

Penyusunan Dapil memperhatikan sejarah, kondisi sosial budaya,


adat istiadat, dan kelompok minoritas.

9. Apa yang dimaksud dengan prinsip kesinambungan dalam


penataan daerah pemilihan?

Penyusunan Dapil memperhatikan penetapan Dapil pada Pemilu


Terakhir, kecuali terjadi perubahan jumlah penduduk yang
mengakibatkan Alokasi Kursi dalam 1 (satu) Dapil melebihi batas
maksimal dan/atau kurang dari batas minimal, adanya pemekaran
wilayah, dan Dapil yang telah disusun bertentangan dengan prinsip
pembentukannya.

10. Berapa jumlah kursi dan daerah pemiliha anggota DPR?

Jumlah kursi anggota DPR ditetapkan sebanyak 575 (lima ratus


tujuh puluh lima).

11. Daerah pemilihan anggota DPR adalah?

Provinsi, kabupaten/kota, atau gabungan kabupaten/kota. Jumlah


kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR paling sedikit 3 (tiga)
kursi dan paling banyak 10 (sepuluh) kursi.

BAGIAN V
Penetapan Daerah 5
12. Berapa jumlah Kursi dan Daerah Pemilihan Anggota DPRD Provinsi?

Jumlah kursi DPRD provinsi ditetapkan paling sedikit 35 (tiga puluh


lima) dan paling banyak 120 (seratus dua puluh).

13. Jumlah kursi DPRD provinsi didasarkan pada jumlah Penduduk


provinsi yang bersangkutan dengan ketentuan?

a. provinsi dengan jumlah Penduduk sampai dengan 1.000.000


(satu juta) orang memperoleh alokasi 35 (tiga puluh lima) kursi;
b. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari 1.000.000 (satu
juta) orang sampai dengan 3.000.000 (tiga juta) orang
memperoleh alokasi 45 (empat puluh lima) kursi;
c. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari 3.000.000 (tiga
juta) orang sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang
memperoleh alokasi 55 (lima puluh lima) kursi;
d. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari 5.000.000 (lima
juta) orang sampai dengan 7.000.000 (tujuh juta) orang
memperoleh alokasi 65 (enam puluh lima) kursi;
e. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari 7.000.000 (tujuh
juta) orang sampai dengan 9.000.000 (sembilan juta) orang
memperoleh alokasi 75 (tujuh puluh lima) kursi;
f. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari 9.000.000
(sembilan juta) orang sampai dengan 11.000.000 (sebelas juta)
orang memperoleh alokasi 85 (delapan puluh lima) kursi;
g. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dari 11.000.000
(sebelas juta) orang sampai dengan 20.000.000 (dua puluh
juta) orang memperoleh alokasi 100 (seratus) kursi; dan
h. provinsi dengan jumlah Penduduk lebih dan 20.000.000 (dua
puluh juta) orang memperoleh alokasi 120 (seratus dua puluh)
kursi.
14. Daerah pemilihan anggota DPRD provinsi adalah?

Kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota.

5 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


15. Berapa jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD
provinsi?

Paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi.

16. Bagaimana jika dalam hal penentuan daerah pemilihan tidak


dapat diberlakukan?

Penentuan daerah pemilihan menggunakan bagian


kabupaten/kota.

17. Berapa alokasi kursi pada daerah pemilihan anggota DPRD provinsi?

Paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi.

18. Berapa jumlah kursi DPRD kabupaten/kota ditetapkan?

Paling sedikit 20 (dua puluh) kursi dan paling banyak 55 (lima


puluh lima) kursi.

19. Penentuan jumlah kursi DPRD kabupaten/kota didasarkan pada


jumlah penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan dengan
ketentuan?

a. kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk sampai dengan


100.000 (seratus ribu) orang memperoleh alokasi 20 (dua
puluh) kursi;
b. kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 100.000
(seratus ribu) orang sampai dengan 200.000 (dua ratus ribu)
orang memperoleh alokasi 25 (dua puluh lima) kursi;
c. kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 200.000
(dua ratus ribu) orang sampai dengan. 300.000 (tiga ratus ribu)
orang memperoleh alokasi 30 (tiga puluh) kursi;
d. kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 300.000
(tiga ratus ribu) orang sampai dengan 400.000 (empat ratus
ribu) orang memperoleh alokasi 35 (tiga puluh lima) kursi;
e. kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 400.000
(empat ratus ribu) orang sampai dengan. 500.000 (lima ratus

BAGIAN V
Penetapan Daerah 5
ribu) orang memperoleh alokasi 40 (empat puluh) kursi;

5 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


f. kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 500.000
(lima ratus ribu) orang sampai dengan 1.000.000 (satu juta)
orang memperoleh alokasi 45 (empat puluh lima) kursi;
g. kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 1.000.000
(satu juta) orang sampai dengan 3.000.000 (tiga juta) orang
memperoleh alokasi 50 (lima puluh) kursi; dan
h. kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 3.000.000
(tiga juta) orang memperoleh alokasi 55 (lima puluh lima) kursi.

20. Daerah pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota adalah?

Kecamatan atau gabungan kecamatan.

21. Berapa jumlah alokasi kursi pada daerah pemilihan anggota DPRD
kabupaten/kota?

Paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi.

22. Berapa jumlah kursi anggota DPD?

Untuk setiap provinsi ditetapkan 4 (empat).

23. Daerah pemilihan untuk anggota DPD adalah?

Provinsi.

24. Data yang diperlukan dalam penyusunan Dapil terdiri atas..

a. data kependudukan; dan


b. data wilayah yang bersumber dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan dalam negeri.

25. Penghitungan Alokasi Kursi setiap daerah pemilihan Anggota DPRD


Kabupaten/Kota dilakukan dengan tahapan..

a. menetapkan jumlah kursi Anggota DPRD Kabupaten/Kota


berdasarkan Keputusan KPU;
b. menetapkan BPPd;
c. menghitung Alokasi Kursi tiap kecamatan;

BAGIAN V
Penetapan Daerah 5
d. menyusun Dapil dengan memperhatikan hasil penghitungan
Alokasi Kursi per kecamatan
e. menentukan Alokasi Kursi setiap Dapil;
f. menjumlahkan Alokasi Kursi seluruh Dapil hasil penghitungan
dan
g. melakukan penghitungan Alokasi Kursi tahap kedua dalam hal
masih terdapat kekurangan Alokasi Kursi.

26. KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan Uji Publik terhadap usulan


Dapil dan Alokasi Kursi setiap Dapil Anggota DPRD Kabupaten/
Kota dengan melibatkan peserta dari unsur..

a. pemerintah daerah;
b. partai politik tingkat kabupaten/kota;
c. Bawaslu Kabupaten/Kota;
d. pemantau pemilu; dan/atau
e. pemangku kepentingan lainnya.

27. Penyampaian usulan Dapil dan Alokasi Kursi setiap Dapil Anggota
DPRD Kabupaten/Kota dilampiri dengan..

a. penjelasan dan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan; dan


b. berita acara pleno pembahasan usulan penyusunan Dapil dan
Alokasi Kursi.

28. Bawaslu melakukan pengawasan perencanaan Dapil dan alokasi


kursi anggota DPRD Kabupaten/Kota untuk memastikan..

a. penataan Dapil dan penentuan alokasi kursi sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. penataan Dapil dan penentuan alokasi kursi dilakukan KPU
dengan berdasar pada data kependudukan dan data wilayah
termutakhir dari kementerian yang menyelenggarakan urusan
dalam negeri;
c. penetapan Dapil dan alokasi kursi dalam setiap Dapil anggota
DPRD Kabupaten/Kota; dan

5 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


d. tindaklanjut KPU terhadap masukan dari partai politik dan
masyarakat terkait penataan Dapil dan penentuan alokasi kursi
anggota DPRD Kabupaten/Kota.

29. Bawaslu melakukan pengawasan terhadap pengawasan


penetapan Dapil dan alokasi kursi anggota DPRD Kabupaten/Kota
yang meliputi..

a. keterbukaan proses penetapan yang dilakukan oleh KPU; dan


b. akuntabilitas proses dan hasil penetapan.

30. Pengawasan secara aktif terhadap penyusunan daerah pemilihan


dilakukan dengan cara..

a. mengidentifikasi dan memetakan potensi kerawanan pelanggaran


pada tahapan pelaksanaan penetapan Dapil dan alokasi kursi
anggota DPRD Kabupaten/Kota;
b. menentukan fokus pengawasan berdasarkan pemetaan potensi
kerawanan pelanggaran;
c. menyampaikan rekomendasi resmi terkait penetapan Dapil
beserta pembagian jumlah kursinya;
d. membuat pemetaan Dapil dan memberikan masukan dalam hal
terdapat ketidaksesuaian dalam penetapan Dapil;
e. memberikan rekomendasi tertulis atas masukan dan saran
terkait Peraturan KPU yang mengatur penetapan jumlah kursi
dan Dapil;
f. mengamati secara langsung pembahasan peraturan KPU yang
mengatur penetapan jumlah kursi dan Dapil;
g. mengawasi secara langsung proses penataan Dapil oleh KPU
Kabupaten/Kota serta penetapan jumlah kursi dan Dapil yang
dilakukan oleh KPU;
h. melakukan pengecekan ulang secara menyeluruh penetapan
jumlah kursi dan Dapil yang dilakukan oleh KPU; dan
i. mengawasi secara langsung kegiatan rapat kordinasi Partai
Politik dan konsultasi publik.

BAGIAN V
Penetapan Daerah 5
31. Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan penataan Dapil Anggota DPRD Kabupaten/Kota
meliputi..

a. Dapil sebagai satu kesatuan utuh dengan Dapil Anggota DPRD


Provinsi;
b. Dapil ditentukan berdasarkan wilayah administrasi kabupaten/
kota;
c. Dapil sebagai satu kesatuan yang utuh dan berbatasan
langsung bila merupakan gabungan dua atau lebih wilayah
kecamatan;
d. Dapil kabupaten/kota memiliki jumlah kuota kursi paling sedikit
3 (tiga) dan paling banyak 12 (dua belas) kursi;
e. pemecahan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk besar
sebagai Dapil yang bila dikonversikan dengan kuota kursi
melebihi kuota kursi maksimal; dan
f. KPU Kabupaten/Kota dalam melakukan penataan ulang Dapil
kecamatan pemekaran dan/atau yang hilang dikarenakan
bencana alam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

32. Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap


pelaksanaan rapat koordinasi Partai Politik dan konsultasi publik
meliputi..

a. pelaksanaan yang dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/Kota


sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan;
b. substansi rapat koordinasi Partai Politik dan konsultasi publik
di tingkat daerah kabupaten/kota yang disampaikan KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
c. ketidaktersediaan akses bagi Partai Politik di tingkat daerah
kabupaten/kota untuk memberikan tanggapan terkait penetapan
jumlah kursi dan Dapil dalam rapat koordinasi Partai Politik
dan konsultasi publik;

6 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


d. adanya perlakuan yang tidak sama oleh KPU Kabupaten/Kota
terhadap Partai Politik di tingkat daerah kabupaten/kota
dalam penataan Dapil di setiap tingkatan; dan
e. KPU Kabupaten/Kota tidak transparan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota terkait masukan dan tanggapan dari Partai
Politik dan masyarakat.

BAGIAN V
Penetapan Daerah 6
BAGIAN VI

PENCALONAN ANGGOTA
DPR, DPD, DPRD
PROVINSI DAN DPRD
KABUPATEN/KOTA

6 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


1. Kapan jadwal pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota?

Senin, 14 April 2023 – Sabtu 25 November 2023

2. Siapa yang melakukan seleksi bakal calon Anggota DPR, DPRD


Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota?

Partai Politik Peserta Pemilu melakukan seleksi bakal calon anggota


DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Seleksi bakal calon
dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan anggaran
dasar, anggaran rumah tangga, dan/atau peraturan internal Partai
Politik Peserta Pemilu.

3. Berapa jumlah daftar bakal calon yang diajukan partai politik


peserta Pemilu?

Daftar bakal calon memuat paling banyak 100% (seratus persen)


dan jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan.

4. Berapa persen daftar keterwakilan bakal calon perempuan?

Daftar bakal calon memuat keterwakilan perempuan paling sedikit


30% (tiga puluh persen).

5. Bagaimana menempatkan daftar bakal calon?

Nama calon dalam daftar bakal calon disusun berdasarkan nomor


urut. Di dalam daftar bakal calon, setiap 3 (tiga) orang bakal calon
terdapat paling sedikit 1 (satu) orang perempuan bakal calon.

6. Kapan pengajuan daftar calon untuk anggota DPR, DPRD Provinsi


dan DPRD Kabupaten/Kota?

Daftar calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/


kota diajukan paling lambat 9 (sembilan) bulan sebelum hari
pemungutan suara.

6 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


7. Bagaimana jika kelengkapan dokumen persyaratan administrasi
bakal calon tidak terpenuhi?

Dalam hal kelengkapan dokumen persyaratan administrasi bakal


calon tidak terpenuhi, maka KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/ Kota mengembalikan dokumen persyaratan
administrasi bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota kepada Partai Politik Peserta Pemilu.

8. Bagaimana jika daftar bakal calon tidak memuat keterwakilan


perempuan paling sedikit 30%?

Dalam hal daftar bakal calon tidak memuat keterwakilan


perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen), KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota memberikan kesempatan kepada
partai politik untuk memperbaiki daftar bakal calon tersebut.

9. Apa kebijakan KPU dalam memberikan kesempatan tersebut?

KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota meminta kepada


partai politik untuk mengajukan bakal calon baru anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sebagai pengganti bakal
calon yang terbukti memalsukan atau menggunakan dokumen
palsu.

10. Berapa lama Partai politik mengajukan nama bakal calon baru?

Partai politik mengajukan nama bakal calon baru paling lama 14


(empat belas) hari terhitung sejak surat permintaan dan KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota diterima oleh partai politik.

11. Dalam hal apa Partai Politik Peserta Pemilu yang bersangkutan
tidak dapat mengajukan bakal calon pengganti?

Partai Politik Peserta Pemilu yang bersangkutan tidak dapat


mengajukan bakal calon pengganti apabila putusan pengadilan
telah memperoleh kekuatan hukum tetap membuktikan terjadinya
pemalsuan atau penggunaan dokumen palsu tersebut dikeluarkan

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 6
setelah ditetapkannya daftar calon tetap oleh KPU, KPU Provinsi,
dan KPU Kabupaten/Kota.

12. Bagaimana pengawas Pemilu melakukan pengawasan?

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, melakukan


pengawasan atas pelaksanaan verifikasi kelengkapan administrasi
bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota yang dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota.

13. Bagaimana jika Bawaslu menemukan dugaan pelanggaran?

Dalam hal pengawasan menemukan unsur kesengajaan atau


kelalaian anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
berakibat merugikan bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota, maka Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan
Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan temuan dan hasil kajian
kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti temuan
dan hasil kajian Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.

14. Bagaimana KPU melakukan pengumuman daftar calon sementara?

Daftar calon sementara anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD


kabupaten/kota diumumkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota paling sedikit di 1 (satu) media massa cetak harian
dan media massa elektronik nasional dan 1 (satu) media massa
cetak harian dan media massa elektronik daerah serta sarana
pengumuman lainnya selama 5 (lima) hari.

15. Berapa lama masukan dan tanggapan masyarakat terhadap calon


sementara?

Masukan dan tanggapan masyarakat disampaikan kepada KPU,


KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota paling lama 10 (sepuluh)

6 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


hari terhitung sejak daftar calon sementara diumumkan.

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 6
16. Bagaimana jika ditemukan calon sementara yang tidak memenuhi
syarat?

Dalam hal hasil klarifikasi menyatakan bahwa calon sementara


tersebut tidak memenuhi syarat, KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota memberitahukan dan memberikan kesempatan
kepada partai politik untuk mengajukan pengganti calon dan daftar
calon sementara hasil perbaikan.

17. Berapa lama pengajuan penggantian calon sementara?

Pengajuan pengganti calon dan daftar calon sementara hasil


perbaikan paling lama 7 (tujuh) hari setelah surat pemberitahuan
dan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota diterima oleh
partai politik.

18. Berapa lama KPU melakukan verifikasi terhadap calon pengganti?

KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota melakukan verifikasi


terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan
administrasi pengganti calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota paling lama 3 (tiga) hari setelah diterimanya
pengajuan pengganti calon dan daftar calon sementara.

19. Apa bukti persyaratan untuk mencalonkan sebagai anggota DPD?

Persyaratan dukungan DPD minimal pemilih dibuktikan dengan


daftar dukungan yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol jari
tangan dan dilengkapi fotokopi kartu tanda penduduk setiap
pendukung.

20. Apa larangan dalam memberikan dukungan DPD?

Seorang Pemilih tidak dibolehkan memberikan dukungan kepada


lebih dari 1 (satu) orang bakal calon anggota DPD.

21. Bagaimana jika ditemukan adanya data palsu atau data yang
sengaja digandakan?

6 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Dalam hal ditemukan bukti adanya data palsu atau data yang
sengaja digandakan oleh bakal calon anggota DPD terkait dengan
dokumen persyaratan dukungan minimal pemilih, bakal calon
anggota DPD dikenai pengurangan jumlah dukungan minimal
Pemilih sebanyak 50 (lima puluh) kali temuan bukti data palsu atau
data yang digandakan.

22. Bagaimana Pengawas Pemilu melakukan pengawasan Verifikasi


Kelengkapan Administrasi Bakal Calon Anggota DPD?

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota


melakukan pengawasan atas pelaksanaan verifikasi kelengkapan
persyaratan administrasi bakal calon anggota DPD yang dilakukan
oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU. Kabupaten/Kota.

23. Bagaimaan jika ditemukan unsur kesengajaan atau kelalaian?

Dalam menemukan unsur kesengajaan atau kelalaian anggota


KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota berakibat merugikan
atau menguntungkan bakal calon anggota DPD, maka Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan
temuan kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
Temuan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
wajib ditindaklanjuti oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota.

24. Berapa hari masyarakat memberikan masukan dan tahapan


dalam pengumuman calon sementara DPD?

Masukan dan tanggapan masyarakat disampaikan kepada KPU


paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak daftar calon
sementara diumumkan.

25. Bagaimana proses dan tindak lanjut masukan dan tanggapan


masyarakat tersebut?

Masukan dan tanggapan masyarakat untuk perbaikan daftar calon

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 6
sementara anggota DPD disampaikan secara tertulis kepada KPU

6 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


disertai bukti identitas diri. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/
Kota meminta klarifikasi kepada bakal calon anggota DPD atas
masukan dan tanggapan masyarakat.

26. Bagaimana jika ditemuan pemalsuan dokumen persyaratan


administrasi bakal calon DPD?

Dalam hal ditemukan dugaan telah terjadi pemalsuan dokumen


atau penggunaan dokumen palsu dalam persyaratan administrasi
bakal calon dan/atau calon anggota DPD, maka KPU dan KPU
Provinsi berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik
Indonesia untuk menindaklanjutinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.

27. Bagaimana daftar calon tetap anggota DPD disusun?

Daftar calon tetap anggota DPD disusun berdasarkan abjad dan


dilengkapi pas foto diri terbaru dan diumumkan oleh KPU.

28. Setiap Partai Politik dapat mengajukan bakal calon anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, dengan ketentuan?

a. diajukan oleh Pimpinan Partai Politik sesuai tingkatannya;


b. jumlah bakal calon paling banyak 100% (seratus persen) dari
jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap Dapil;
c. disusun dalam daftar bakal calon yang wajib memuat
keterwakilan perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) di setiap Dapil;
d. di setiap 3 (tiga) orang bakal calon pada susunan daftar
calon wajib terdapat paling sedikit 1 (satu) orang bakal calon
perempuan; dan
e. Pimpinan Partai Politik sesuai dengan tingkatannya
menandatangani dan melaksanakan pakta integritas
pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/
Kota yang berisi rincian untuk setiap Dapil

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 6
29. KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota
mengumumkan tata cara dan prosedur pengajuan bakal calon
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota melalui?

media cetak, media elektronik, dan/atau laman KPU, KPU Provinsi/


KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota selama 3 (tiga) Hari.

30. Dalam pengumuman pengajuan bakal calon dicantumkan?

a. syarat pengajuan bakal calon dan syarat bakal calon; dan


b. waktu dan tempat penyerahan dokumen pengajuan calon.

31. Masa pengajuan bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan selama?

14 (empat belas) Hari terhitung setelah hari terakhir pengumuman.

32. Penyusunan, penetapan, dan pengumuman DCS anggota DPR,


DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dilakukan selama?

7 (tujuh) Hari.

33. KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota


mengumumkan DCS anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota untuk mendapat masukan dan/atau tanggapan
masyarakat terkait persyaratan bakal calon, meliputi paling
sedikit pada?

a. 1 (satu) media massa cetak harian nasional dan media massa


elektronik nasional;
b. 1 (satu) media massa cetak dan media massa elektronik
daerah; dan
c. sarana pengumuman lainnya.

34. Masukan dan/atau tanggapan dari masyarakat disampaikan


kepada KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP
Kabupaten/Kota disertai identitas diri yang jelas paling lama?

7 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


10 (sepuluh) Hari terhitung sejak DCS Anggota DPR, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota diumumkan.

35. DCS Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota


dapat diubah apabila?

a. bakal calon tidak memenuhi syarat berdasarkan hasil


klarifikasi terhadap adanya masukan dan/atau tanggapan
dari masyarakat terkait dengan persyaratan bakal calon;
b. bakal calon meninggal dunia; atau c. bakal calon
mengundurkan diri.

36. KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota


mengumumkan DCT Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota selama?

3 (tiga) Hari setelah penetapan DCT

37. Pengumuman DCT meliputi paling sedikit?

a. pada 1 (satu) media massa cetak harian nasional dan media


massa elektronik nasional; atau
b. pada 1 (satu) media massa cetak dan media massa elektronik
daerah; dan
c. sarana pengumuman lainnya.

38. Pengawasan pencalonan Peserta Pemilu Anggota DPR, Anggota


DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang
dilakukan oleh Pengawas Pemilu meliputi:

a. persyaratan pengajuan bakal calon;


b. persyaratan bakal calon;
c. pengumuman dan tata cara pengajuan bakal calon;
d. penelitian persyaratan bakal calon;
e. verifikasi;
f. penyusunan dan pengumuman DCS; dan
g. penyusunan dan pengumuman DCT.

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 7
39. Pengawasan pencalonan dilakukan dengan cara?

a. pengawasan langsung;
b. pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan
keabsahan dokumen persyaratan;
c. penelusuran terhadap kelengkapan, kebenaran dan keabsahan
dokumen persyaratan; dan
d. Pelaksanaan tahapan pencalonan Anggota DPR, Anggota
DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota sesuai
dengan pelaksanaan prosedur dan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

40. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan verifikasi dokumen


pengajuan yang dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota dilakukan dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;


b. mendapatkan salinan berita acara hasil verifikasi dokumen
pengajuan;
c. mengawasi hasil verifikasi dokumen pengajuan yang dilakukan
oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dengan
membandingkan hasil pemeriksaan dokumen pengajuan calon
yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu;
d. penelusuran ketidakbenaran atau ketidakabsahan dokumen
persyaratan pengajuan bakal calon yang diduga palsu atau
tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur kebenaran dan
ketepatan penelitian persyaratan pengajuan bakal calon yang
dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau KPU Kabupaten/
Kota.
41. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan pengumuman DCS
dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;

7 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


b. membuat posko aduan masyarakat terhadap DCS; dan
c. memastikan kesesuain DCS yang diumumkan oleh KPU, KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan yang
diajukan oleh Partai Politik.

42. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan klarifikasi atas masukan


dan/atau tanggapan masyarakat dilakukan dengan cara?

a. mengawasi secara langsung; dan


b. memastikan klarifikasi atas masukan dan/atau tanggapan
masyarakat dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

43. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan pengumuman DCT


dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;


b. membuat posko aduan masyarakat terhadap DCT;
c. memastikan kesesuain DCT yang ditetapkan dan diumumkan
oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sesuai
dengan yang diajukan oleh Partai Politik.

44. Pengawas Pemilu melaksanakan pengawasan terhadap..

a. jumlah kursi anggota DPD untuk setiap daerah provinsi


berjumlah 4 (empat) kursi;
b. dukungan pemilih perseorangan calon Peserta Pemilu anggota
DPD didasarkan pada jumlah pemilih yang tercantum dalam
daftar pemilih tetap pada Pemilu atau Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Wali
Kota dan Wakil Wali Kota terakhir dan/atau daftar penduduk
potensial pemilih Pemilu; dan
c. verifikasi faktual terhadap dukungan Pemilih yang telah
dinyatakan memenuhi syarat di setiap daerah kabupaten/kota.

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 7
45. Bawaslu Provinsi melakukan pengawasan terhadap KPU Provinsi/
KIP Aceh dalam proses..

a. penerimaan dokumen persyaratan dukungan perseorangan calon


Peserta Pemilu anggota DPD yang berupa surat pernyataan
penyerahan dukungan, daftar nama pendukung dan fotokopi
Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau Surat Keterangan;
b. Penelitian Administrasi terhadap kesesuaian antara daftar
nama pendukung dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk
Elektronik atau Surat Keterangan; dan
c. pengambilan sampel dukungan sebanyak 10% (sepuluh
persen) dari jumlah dukungan di setiap daerah
kabupaten/kota hasil Penelitian Administrasi pada daerah
provinsi yang bersangkutan.

46. Setiap Partai Politik dapat mengajukan bakal calon anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, dengan ketentuan?

a. diajukan oleh Pimpinan Partai Politik sesuai tingkatannya;


b. jumlah bakal calon paling banyak 100% (seratus persen) dari
jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap Dapil;
c. disusun dalam daftar bakal calon yang wajib memuat
keterwakilan perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
di setiap Dapil; dan
d. di setiap 3 (tiga) orang bakal calon pada susunan daftar
calon, wajib terdapat paling sedikit 1 (satu) orang bakal calon
perempuan.

47. Kapan KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota


mengumumkan tata cara dan prosedur pengajuan bakal calon
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota melalui
media cetak, media elektronik, dan/atau laman KPU, KPU
Provinsi/ KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota?

Selama 3 (tiga) Hari.

7 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


48. Dalam pengumuman pengajuan bakal calon mencantumkan?

a. syarat pengajuan bakal calon dan syarat bakal calon; dan


b. waktu dan tempat penyerahan dokumen pengajuan calon.

49. DCS Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota


dapat diubah apabila?

a. bakal calon tidak memenuhi syarat berdasarkan hasil


klarifikasi terhadap adanya masukan dan/atau tanggapan dari
masyarakat terkait dengan persyaratan bakal calon;
b. bakal calon meninggal dunia; atau
c. bakal calon mengundurkan diri.

50. KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota


meminta klarifikasi kepada Partai Politik atas masukan dan/atau
tanggapan dari masyarakat terhadap DCS Anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota?

Selama 7 (tujuh) Hari setelah berakhirnya masa masukan dan/atau


tanggapan dari masyarakat.

51. Pengawasan pencalonan Peserta Pemilu Anggota DPR, Anggota


DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang
dilakukan oleh Pengawas Pemilu meliputi?

a. persyaratan pengajuan bakal calon;


b. persyaratan bakal calon;
c. pengumuman dan tata cara pengajuan bakal calon;
d. penelitian persyaratan bakal calon;
e. verifikasi;
f. penyusunan dan pengumuman DCS; dan
g. penyusunan dan pengumuman DCT.

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 7
52. Pengawasan pencalonan dilakukan dengan cara?

a. pengawasan langsung;
b. pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan
keabsahan dokumen persyaratan;
c. penelusuran terhadap kelengkapan, kebenaran dan keabsahan
dokumen persyaratan; dan
d. pelaksanaan tahapan pencalonan Anggota DPR, Anggota
DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota sesuai
dengan pelaksanaan prosedur dan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

53. Pengawasan terhadap penyerahan syarat pengajuan bakal calon


dan dokumen administratif bakal calon, dilakukan dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;


b. mendapatkan salinan dokumen pendaftaran;
c. melakukan pemeriksanaan kelengkapan dokumen dan
keterpenuhan syarat pengajuan bakal calon; dan
d. meneliti pemenuhan persyaratan pengajuan bakal calon.

54. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan verifikasi kelengkapan


dan keabsahan dokumen persyaratan bakal calon yang dilakukan
oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dilakukan
dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;


b. mendapatkan salinan berita acara hasil verifikasi kelengkapan
dan keabsahan dokumen persyaratan bakal calon; dan
c. mengawasi hasil verifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen
persyaratan bakal calon yang dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi
atau KPU Kabupaten/Kota dengan membandingkan hasil
pemeriksaan berkas pencalonan yang dilakukan oleh
Pengawas Pemilu.

7 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


55. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan verifikasi kelengkapan
dan keabsahan dokumen persyaratan bakal calon hasil perbaikan
yang dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
dilakukan dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;


b. mendapatkan salinan dokumen perbaikan;
c. mendapatkan salinan berita acara hasil verifikasi kelengkapan
dan keabsahan dokumen persyaratan bakal calon hasil
perbaikan; dan
d. mengawasi hasil verifikasi kelengkapan dan keabsahan
dokumen persyaratan bakal calon hasil perbaikan yang
dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
dengan membandingkan hasil pemeriksaan berkas pencalonan
yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu.

56. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan penelitian kegandaan


dengan memastikan?

a. KPU melakukan penelitian kegandaan untuk memastikan


pemenuhan syarat calon Anggota DPR, Anggota DPRD
Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota;
b. penelitian kegandaan dilakukan menggunakan Silon pada
tahapan:
1). penelitian;
2). penelitian dokumen perbaikan;
3). sebelum penetapan DCS;
4). perbaikan DCS; dan
5). sebelum penetapan DCT;

57. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan pengumuman DCS


dilakukan dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;


b. membuat posko aduan masyarakat terhadap DCS; dan

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 7
c. memastikan kesesuain DCS yang diumumkan oleh KPU, KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan yang
diajukan oleh Partai Politik

58. Dalam hal terdapat ketidaktepatan dalam pengumuman DCS apa


yang dilakukan Pengawas Pemilu?

Memberikan saran perbaikan kepada KPU, KPU Provinsi atau KPU


Kabupaten/Kota.

59. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan klarifikasi atas masukan


dan/atau tanggapan masyarakat dilakukan dengan cara?

a. mengawasi secara langsung; dan


b. memastikan klarifikasi atas masukan dan/atau tanggapan
masyarakat dilakukan oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

60. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan perubahan DCS


Anggota DPR, Anggota DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD
Kabupaten/Kota dilakukan dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;


b. mengawasi hasil verifikasi perubahan DCS; dan
c. memastikan perubahan DCS Anggota DPR, Anggota DPRD
Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang dilakukan
oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sesuai
dengan yang diajukan oleh Partai Politik.

61. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan pengumuman DCT


dilakukan dengan cara?

a. mengawasi secara langsung;


b. membuat posko aduan masyarakat terhadap DCS; dan

7 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


c. memastikan kesesuain DCT yang diumumkan oleh KPU, KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan yang
diajukan oleh Partai Politik.

62. Laporan akhir tahapan pengawasan berupa?

a. hasil kegiatan pengawasan pencalonan Anggota DPR, Anggota


DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota;
b. permasalahan atau kendala kegiatan pengawasan pencalonan
Anggota DPR, Anggota DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD
Kabupaten/Kota;
c. penilaian kegiatan pengawasan pencalonan Anggota DPR,
Anggota DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota;
dan
d. rekomendasi kegiatan pengawasan pencalonan Anggota DPR,
Anggota DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota.

63. Partai Politik calon Peserta Pemilu mempunyai hak, kesempatan,


dan perlakuan yang adil dan setara dalam?

Pendaftaran, Penelitian Administrasi, Verifikasi Faktual penetapan


Partai Politik dan pengundian nomor urut Peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.

BAGIAN VI
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD 7
7 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN VII

KAMPANYE
PEMILU
1. Kapan masa kampanye Pemilu 2024?

Selasa, 28 November 2023 – Sabtu, 10 Februari 2024 (75 Hari)

2. Siapa yang disebut Pelaksana Kampanye Pemilu Presiden dan


Wakil Presiden?

Pelaksana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden terdiri


atas pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai Politik pengusul,
orang-seorang, dan organisasi penyelenggara kegiatan yang ditunjuk
oleh Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

3. Siapa yang disebut Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPR?

Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPR terdiri atas pengurus


Partai Politik peserta Pemilu DPR, calon anggota. DPR, juru
Kampanye Pemilu, orang seorang, dan organisasi yang ditunjuk
oleh Peserta Pemilu anggota DPR.

4. Siapa pelaksana kampanye Pemilu anggota DPRD provinsi?

Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPRD provinsi terdiri atas


pengurus partai politik peserta Pemilu DPRD provinsi, calon
anggota DPRD provinsi, juru Kampanye Pemilu, orang seorang, dan
organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota DPRD
provinsi.

5. Siapa Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPRD kabupaten/kota?

Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPRD kabupaten/kota terdiri


atas pengurus partai politik peserta Pemilu DPRD kabupaten/kota,
calon anggota DPRD kabupaten/kota, juru Kampanye Pemilu,
orang seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu
anggota DPRD kabupaten/kota.

6. Siapa Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPD?

Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPD terdiri atas calon


anggota DPD, orang seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh

8 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Peserta Pemilu anggota DPD.

BAGIAN
VII 81
7. Sejak kapan kampanye Pemilu melalui pertemuan terbatas, tatap
muka, penyebaran bahan kampanye dan pemasangan alat peraga
kampanye?

Sejak 3 (tiga) hari setelah ditetapkan Daftar Calon Tetap anggota


DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk Pemilu
anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pasangan Calon untuk Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden sampai dengan dimulainya Masa
Tenang.

8. Berapa lama kampanye melalui iklan media massa cetak,


elektronik dan internet serta rapat umum?

Selama 21 (dua puluh satu) hari dan berakhir sampai dengan


dimulainya Masa Tenang.

9. Berapa kali debat pasangan calon presiden dan wakil presiden?

Debat Pasangan Calon dilaksanakan 5 (lima) kali.

10. Berapa hari masa tenang sebelum pemungutan suara dalam


Pemilu?

Masa Tenang berlangsung selama 3 (tiga) hari sebelum hari


pemungutan suara.

11. Kapan masa tenang Pemilu 2024?

Minggu, 11 Februari – Rabu, 13 Februari 2024 (3 hari/2 hari kerja)

12. Apa saja larangan bagi pelaksana, peserta, dan tim Kampanye
Pemilu?

a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;

8 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/
atau Peserta Pemilu yang lain;
d. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun
masyarakat;
e. mengganggu ketertiban umum;
f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan
penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota
masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu yang lain;
g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye
Peserta Pemilu;
h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat
pendidikan;
i. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau
atribut selain dari tanda gambar dan/atau atribut Peserta
Pemilu yang bersangkutan; dan
j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada
peserta Kampanye Pemilu.

13. Siapa saja yang dilarang untuk ikut serta sebagai pelaksana dan tim
kampanye dan dilarang diikut sertakan dalam kampanye Pemilu?

a. Ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agung pada


Mahkamah Agung, dan hakim pada semua badan peradilan
di bawah Mahkamah Agung, dan hakim konstitusi pada
Mahkamah Konstitusi;
b. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
c. gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur Bank
Indonesia;
d. direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan
usaha milik negara/badan usaha milik daerah;
e. pejabat negara bukan anggota partai politik yang menjabat
sebagai pimpinan di Lembaga nonstruktural;
f. aparatur sipil negara;

82 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


g. anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
h. kepala desa;
i. perangkat desa;
j. anggota badan permusyawaratan desa; dan
k. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih.

14. Apa syarat kampanye bagi yang mengikutsertakan Presiden,


Wakil Presiden, menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil
bupati, walikota, dan wakil walikota?

1. tidak menggunakan fasilitas dalam jabatannya, kecuali


fasilitas pengamanan bagi pejabat negara sebagaimana
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
2. menjalani cuti di luar tanggungan negara.

15. Siapa saja pejabat pemerintahan yang dilarang untuk melakukan


Tindakan menguntungka atau merugikan dalam kampanye?

Pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalam


jabatan negeri, serta kepala desa dilarang membuat keputusan
dan/ atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye.

16. Tindakan apa saja yang dapat dijatuhi sanksi bagi pelaksana dan
tim Kampanye Pemilu dalam menjanjikan atau memberikan uang
atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye
Pemilu secara langsung atau tidak langsung?

1. tidak menggunakan hak pilihnya;


2. menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu
dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah;
3. memilih Pasangan Calon tertentu;
4. memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu; dan/atau
5. memilih calon anggota DPD tertentu.

BAGIAN
VII 8
17. Apa yang dimaksud dengan pesan kampanye?

Pesan Kampanye Pemilu dapat berupa tulisan, suara, gambar,


tulisan dan gambar, atau suara dan gambar, yang bersifat naratif,
grafis, karakter, interaktif atau tidak interaktif, serta yang dapat
diterima melalui perangkat penerima pesan.

18. Siapa saja yang dapat melakukan pemberitaan kampanye Pemilu?

Pemberitaan Kampanye Pemilu dilakukan oleh media massa cetak


media daring, media sosial, dan lembaga penyiaran dengan siaran
langsung atau siaran tunda.

19. Dalam bentuk apa saja penyiaran kampanye Pemilu?

Penyiaran Kampanye Pemilu dilakukan oleh lembaga penyiaran


dalam bentuk siaran monolog, dialog yang melibatkan suara dan/
atau gambar pemirsa atau suara pendengar, debat Peserta Pemilu,
serta jajak pendapat.

20. Dimana saja Iklan kampanye Pemilu dilakukan?

Iklan Kampanye Pemilu dapat dilakukan oleh Peserta Pemilu di


media massa cetak, media daring, media sosial, dan/atau lembaga
penyiaran dalam bentuk iklan komersial dan/atau iklan layanan
untuk masyarakat

21. Berapa batas maksimum pemasangan iklan Kampanye Pemilu di


televisi untuk setiap Peserta Pemilu?

Batas maksimum pemasangan iklan Kampanye Pemilu di televisi


untuk setiap Peserta Pemilu secara kumulatif sebanyak 10
(sepuluh) spot berdurasi paling lama 30 (tiga puluh) detik untuk
setiap stasiun televisi setiap hari selama masa Kampanye Pemilu.

22. Berapa Batas maksimum pemasangan iklan Kampanye Pemilu di


radio untuk setiap Peserta Pemilu?

84 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Batas maksimum pemasangan iklan Kampanye Pemilu di radio
untuk setiap Peserta Pemilu secara kumulatif sebanyak 10 (sepuluh)
spot berdurasi paling lama 60 (enam puluh) detik untuk setiap
stasiun radio setiap hari selama masa Kampanye Pemilu.

23. Berapa lama media massa cetak, media daring, media sosial, dan
lembaga penyiaran wajib menyiarkan iklan?

Media massa cetak, media daring, media sosial, dan lembaga


penyiaran wajib menyiarkan iklan Kampanye Pemilu layanan untuk
masyarakat nonpartisan paling sedikit satu kali dalam sehari
dengan durasi 60 (enam puluh) detik.

24. Siapa pihak yang melakukan pengawasan atas pemberitaan,


penyiaran, dan iklan Kampanye Pemilu?

Komisi Penyiaran Indonesia atau Dewan Pers melakukan


pengawasan atas pemberitaan, penyiaran, dan iklan Kampanye
Pemilu yang dilakukan oleh lembaga penyiaran atau media massa
cetak.

25. Apa yang perlu dipertimbangkan oleh pelaksana kampanye dalam


memasang alat peraga kampanye?

Pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu oleh pelaksana


Kampanye Pemilu dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika,
estetika, kebersihan, dan keindahan kota atau kawasan setempat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

26. Pejabat negara yang bukan berstatus sebagai anggota partai politik
dilarang melaksanakan kampanye, kecuali?

Pejabat negara lainnya yang bukan berstatus sebagai anggota


Partai Politik dapat melaksanakan Kampanye apabila yang
bersangkutan sebagai:

a. calon Presiden atau calon Wakil Presiden;


b. anggota tim kampanye yang sudah didaftarkan ke KPU; atau

BAGIAN
VII 8
c. pelaksana kampanye yang sudah didaftarkan ke KPU.

86 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


27. Berapa lama menteri sebagai anggota tim kampanye dan/atau
pelaksana kampanye dapat diberikan cuti untuk berkampanye
kampanye?

Menteri sebagai anggota tim kampanye dan/atau pelaksana


kampanye dapat diberikan cuti kampanye 1 (satu) hari kerja dalam
setiap minggu selama masa Kampanye.

28. Berapa lama Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil
bupati, atau walikota dan wakil walikota sebagai anggota tim
kampanye dan/atau pelaksana kampanye dapat diberikan cuti?

Berapa lama Gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil


bupati, atau walikota dan wakil walikota sebagai anggota tim
kampanye dan/atau pelaksana kampanye dapat diberikan cuti 1
(satu) hari kerja dalam setiap minggu selama masa Kampanye.

29. Dalam melaksanakan Kampanye, Presiden dan Wakil Presiden,


pejabat negara, pejabat daerah dilarang menggunakan fasilitas
negara. Fasilitas negara tersebut berupa?

a. sarana mobilitas, seperti kendaraan dinas meliputi kendaraan


dinas pejabat negara dan kendaraan dinas pegawai, serta
alat transportasi dinas lainnya;
b. gedung kantor, rumah dinas, rumah jabatan milik
Pemerintah, milik pemerintah provinsi, milik pemerintah
kabupaten/kota, kecuali daerah terpencil yang
pelaksanaannya harus dilakukan dengan memperhatikan
prinsip keadilan;
c. sarana perkantoran, radio daerah dan sandi/telekomunikasi
milik pemerintah provinsi/kabupaten/kota, dan peralatan
lainnya; dan
d. fasilitas lainnya yang dibiayai oleh APBN atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah.

30.

BAGIAN
VII 8
31. Apa fokus pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten/
Kota dalam melakukan pengawasan pelaksanaan Kampanye
Pemilu di tingkat kabupaten/kota?

a. kesengajaan atau kelalaian anggota KPU Kabupaten/


Kota, sekretaris dan pegawai secretariat KPU Kabupaten/
Kota melakukan tindak pidana Pemilu atau pelanggaran
administratif yang mengakibatkan terganggunya Kampanye
Pemilu yang sedang berlangsung; atau
b. kesengajaan atau kelalaian pelaksana kampanye, tim
kampanye, dan peserta kampanye melakukan tindak pidana
Pemilu atau pelanggaran administratif yang mengakibatkan
terganggunya Kampanye Pemilu yang sedang berlangsung.

32. Dalam melakukan pengawasan pelaksanan kampanye, Bawaslu


Kabupaten/Kota melaksanakan:

a. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap ketentuan


pelaksanaan Kampanye Pemilu;
b. menindaklanjuti temuan dan laporan pelanggaran Kampanye
Pemilu yang tidak mengandung unsur pidana;
c. menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU
Kabupaten/Kota tentang pelanggaran Kampanye Pemilu
untuk ditindaklanjuti;
d. meneruskan temuan dan laporan tentang pelanggaran tindak
pidana Pemilu kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia;
e. menyampaikan laporan dugaan adanya tindakan yang
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye Pemilu
oleh anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretaris dan pegawai
sekretariat KPU Kabupaten/Kota kepada Bawaslu; dan/atau
f. mengawasi pelaksanaan rekomendasi Bawaslu tentang
pengenaan sanksi kepada anggota KPU Kabupaten/Kota,
sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota
yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan
terganggunya Kampanye Pemilu yang sedang berlangsung.

88 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


33. Bawaslu melakukan pengawasan pelaksanaan tahapan kampanye
secara nasional, terhadap kemungkinan adanya?

a. kesengajaan atau kelalaian anggota KPU, KPU Provinsi, KPU


Kabupaten/Kota, Sekretaris Jenderal KPU, pegawai
Sekretariat Jenderal KPU, sekretaris KPU Provinsi, pegawai
sekretariat KPU Provinsi, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan
pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota
b. melakukan tindak pidana Pemilu atau pelanggaran
administratif yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan
Kampanye Pemilu yang sedang berlangsung; atau
c. kesengajaan atau kelalaian pelaksana kampanye, tim
kampanye, dan peserta kampanye melakukan tindak pidana
Pemilu atau pelanggaran administratif yang mengakibatkan
terganggunya pelaksanaan Kampanye Pemilu yang sedang
berlangsung.

34. Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan kampanye bawaslu


melakukan?

a. menerima laporan dugaan adanya pelanggaran terhadap


ketentuan pelaksanaan Kampanye Pemilu;
b. menindaklanjuti temuan dan laporan adanya pelanggaran
Kampanye Pemilu yang tidak mengandung unsur pidana;
c. menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU tentang.
adanya pelanggaran Kampanye Pemilu untuk ditindaklanjuti;
d. meneruskan temuan dan laporan tentang dugaan adanya
tindak pidana Pemilu kepada penegakan hukum terpadu;
e. memberikan rekomendasi kepada KPU tentang dugaan, adanya
tindakan yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan
Kampanye Pemilu oleh anggota KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, Sekretaris Jenderal KPU, pegawai
Sekretariat Jenderal KPU, sekretaris KPU Provinsi, pegawai
sekretariat KPU Provinsi, sekretaris KPU Kabupaten/Kota,
dan pegawai

BAGIAN
VII 8
sekretariat KPU Kabupaten/Kota berdasarkan laporan Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota, dan/atau
f. mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi
pengenaan sanksi kepada anggota KPU,

35. Jelaskan tentang kampanye Pemilu?

a. Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Kampanye


Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota diselenggarakan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Kampanye dilaksanakan secara serentak oleh Peserta
Pemilu sesuai dengan jenis Pemilu pada tahapan Kampanye
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan KPU tentang
Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Umum.
c. Partai Politik Peserta Pemilu dapat melaksanakan Kampanye
untuk Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
d. Calon Anggota DPD tidak dapat melaksanakan Kampanye
untuk Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/ Kota serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
e. Peserta Pemilu mempunyai hak, kesempatan, dan perlakuan
yang adil dan setara dalam Kampanye
36. Prinsip pelaksanaan kampanye adalah?

Kampanye dilaksanakan berdasarkan prinsip jujur, terbuka dan


dialogis.

37. Pelaksana Kampanye untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden


terdiri atas?

a. pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden;


b. pengurus Partai Politik Peserta Pemilu atau Gabungan Partai
Politik yang mengusulkan Pasangan Calon;

90 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


c. orang seorang; dan
d. organisasi Penyelenggara Kegiatan yang ditunjuk oleh
Pasangan Calon.

38. Pasangan Calon, Partai Politik, dan/atau Gabungan Partai Politik


wajib mendaftarkan Tim Kampanye kepada?

a. KPU, untuk Tim Kampanye tingkat nasional;


b. KPU Provinsi/KIP Aceh, untuk Tim Kampanye tingkat provinsi;
dan
c. KPU/KIP Kabupaten/Kota, untuk Tim Kampanye tingkat
kabupaten/kota dan Tim Kampanye tingkat kecamatan dan/
atau desa atau sebutan lain/kelurahan.

39. Pendaftaran Tim Kampanye dibuat dalam 4 (empat) rangkap untuk?

a. KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota,


sesuai dengan tingkatannya;
b. Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota, sesuai
dengan tingkatannya;
c. Kepolisian Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
tingkatannya; dan
d. Pasangan Calon dan Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik sebagai arsip.

40. Pasangan Calon, Partai Politik, Gabungan Partai Politik, dan/atau


Tim Kampanye wajib mendaftarkan Pelaksana Kampanye
kepada?

a. KPU, untuk Pelaksana Kampanye tingkat nasional;


b. KPU Provinsi/KIP Aceh, untuk Pelaksana Kampanye tingkat
provinsi; dan
c. KPU/KIP Kabupaten/Kota, untuk Pelaksana Kampanye tingkat
kabupaten/kota.

BAGIAN
VII 9
41. Pelaksana Kampanye untuk Pemilu Anggota DPR terdiri atas?

a. pengurus Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR;


b. calon anggota DPR;
c. Juru Kampanye;
d. orang seorang; dan
e. organisasi Penyelenggara Kegiatan yang ditunjuk oleh Peserta
Pemilu Anggota DPR.

42. Pelaksana Kampanye untuk Pemilu Anggota DPRD Provinsi terdiri


atas?

a. pengurus partai politik Peserta Pemilu DPRD Provinsi;


b. calon anggota DPRD Provinsi;
c. Juru Kampanye;
d. orang seorang; dan
e. organisasi Penyelenggara Kegiatan yang ditunjuk oleh Peserta
Pemilu Anggota DPRD Provinsi.

43. Pelaksana Kampanye untuk Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/


Kota terdiri atas?

a. pengurus Partai Politik Peserta Pemilu DPRD Kabupaten/Kota;


b. calon anggota DPRD Kabupaten/Kota;
c. juru Kampanye;
d. orang seorang; dan
e. Organisasi Penyelenggara Kegiatan yang ditunjuk oleh
Peserta Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota

44. Pelaksana Kampanye untuk Pemilu Anggota DPD terdiri atas?

a. calon Anggota DPD;


b. orang seorang; dan
c. organisasi Penyelenggara Kegiatan yang ditunjuk oleh Peserta
Pemilu Anggota DPD.

92 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


45. Petugas Kampanye adalah..

a. terdiri dari seluruh petugas penghubung Peserta Pemilu


dengan KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota yang memfasilitasi penyelenggaraan
Kampanye.
b. menyelenggarakan kegiatan Kampanye;
c. menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada aparat
Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat tentang
penyelenggaraan Kampanye; dan/atau
d. menyebarkan Bahan Kampanye.

46. Materi Kampanye meliputi..

a. visi, misi, program, dan/atau citra diri Pasangan Calon untuk


Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
b. visi, misi, program, dan/atau citra diri Partai Politik Peserta
Pemilu untuk Kampanye yang dilaksanakan oleh Calon
Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota;
dan
c. visi, misi, program, dan/atau citra diri Calon Anggota DPD
untuk Kampanye perseorangan yang dilaksanakan oleh Calon
Anggota DPD.

47. Materi Kampanye dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis


saat disampaikan kepada masyarakat harus dengan?

a. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-


Undang Dasar Tahun 1945;
b. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama
serta jati diri bangsa;
c. meningkatkan kesadaran hukum;
d. memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung
jawab sebagai bagian dari pendidikan politik;
e. menjalin komunikasi politik yang sehat antara Peserta Pemilu
dengan masyarakat sebagai bagian dari membangun budaya

BAGIAN
VII 9
politik Indonesia yang demokratis dan bermartabat; dan

94 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


f. menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat.

48. Materi Kampanye disampaikan dengan cara?

a. sopan, yaitu menggunakan bahasa atau kalimat yang santun


dan pantas ditampilkan kepada umum;
b. tertib, yaitu tidak mengganggu kepentingan umum;
c. mendidik, yaitu memberikan informasi yang bermanfaat dan
mencerdaskan Pemilih;
d. bijak dan beradab, yaitu tidak menyerang pribadi, kelompok,
golongan, atau Pasangan Calon lain; dan
e. tidak bersifat provokatif.

49. Kampanye dapat dilakukan melalui metode?

a. pertemuan terbatas;
b. pertemuan tatap muka;
c. penyebaran Bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
d. pemasangan Alat Peraga Kampanye di tempat umum;
e. media sosial;
f. iklan media cetak, media elektronik, dan media dalam jaringan;
g. rapat umum;
h. debat Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden untuk
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; dan
i. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye
Pemilu dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

50. Peserta Pemilu dapat melaksanakan pertemuan terbatas dengan


cara?

a. Pertemuan terbatas dapat dilaksanakan di dalam ruangan


atau di gedung tertutup.
b. Peserta Kampanye yang diundang pada pertemuan terbatas
disesuaikan dengan kapasitas ruangan yang ditentukan oleh
pengelola ruang gedung, dengan jumlah peserta paling

BAGIAN
VII 9
banyak

96 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


3.000 (tiga ribu) orang untuk tingkat nasional, 2.000 (dua
ribu) orang untuk tingkat provinsi dan 1.000 (seribu) orang
untuk tingkat kabupaten/kota.
c. Undangan kepada peserta harus memuat informasi mengenai
hari, tanggal, jam, tempat kegiatan, nama pembicara dan
tema materi, serta Petugas Kampanye.

51. Peserta Pemilu dapat melaksanakan pertemuan tatap muka yang


dilaksanakan dengan?

a. Dilaksanakan secara interaktif.


b. Pertemuan tatap muka dapat dilaksanakan di dalam ruangan
atau gedung tertutup atau terbuka; dan/atau di luar ruangan.
c. Pertemuan tatap muka yang dilaksanakan di dalam ruangan,
gedung tertutup, atau gedung terbuka dengan ketentuan
jumlah peserta tidak melampaui kapasitas tempat duduk; dan
d. Peserta dapat terdiri atas peserta pendukung dan tamu
undangan.
e. Pertemuan tatap muka yang dilaksanakan di luar ruangan
dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kunjungan ke pasar,
tempat tinggal warga, komunitas warga, atau tempat umum
lainnya.

52. Peserta Pemilu dapat mencetak dan menyebarkan Bahan


Kampanye dalam bentuk?

a. selebaran (flyer);
b. brosur (leaflet);
c. pamflet;
d. poster;
e. stiker;
f. pakaian;
g. penutup kepala;

BAGIAN
VII 9
h. alat minum/makan;
i. kalender;
j. kartu nama;
k. pin; dan/atau
l. alat tulis.

53. Bahan Kampanye dapat disebarkan pada?

Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, dan/atau


rapat umum.

54. Stiker sebagai bahan kampanye dilarang ditempel di tempat


umum, yaitu?

a. tempat ibadah termasuk halaman;


b. rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan;
c. gedung atau fasilitas milik pemerintah;
d. lembaga pendidikan (gedung dan sekolah);
e. jalan-jalan protokol;
f. jalan bebas hambatan;
g. sarana dan prasarana publik; dan/atau
h. taman dan pepohonan.

55. Peserta Pemilu dapat mencetak dan memasang Alat Peraga


Kampanye meliputi..

a. baliho, billboard, atau videotron;


b. spanduk; dan/atau
c. umbul-umbul.

56. Lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye dilarang berada di..

a. tempat ibadah, termasuk halaman;


b. rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan;
c. gedung milik pemerintah; dan
d. lembaga pendidikan (gedung dan sekolah)

98 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


57. Lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye ditetapkan dengan…

a. Keputusan KPU Provinsi/KIP Aceh untuk Kampanye di wilayah


provinsi; dan
b. Keputusan KPU/KIP Kabupaten/Kota untuk Kampanye di
wilayah kabupaten/kota.

58. Peserta Pemilu dapat melakukan Kampanye melalui media sosial


dengan cara..

a. Akun Media Sosial dapat dibuat paling banyak 10 (sepuluh)


untuk setiap jenis aplikasi.
b. Desain dan materi pada Media Sosial paling sedikit memuat
visi, misi, dan program Peserta Pemilu.
c. Desain dan materi dalam Media Sosial dapat berupa tulisan,
suara, gambar dan/atau gabungan antara tulisan, suara,
dan/atau gambar, yang bersifat naratif, grafis, karakter,
interaktif atau tidak interaktif, dan yang dapat diterima
melalui perangkat penerima pesan.

59. Peserta Pemilu dapat melakukan Kampanye melalui Iklan


Kampanye di media cetak, media elektronik, media dalam
jaringan, dan media sosial dengan cara…

a. Materi Iklan Kampanye paling sedikit memuat visi, misi, dan


program Peserta Pemilu.
b. Materi Iklan Kampanye dapat berupa tulisan, suara, gambar,
dan/atau gabungan antara tulisan, suara, dan/atau gambar,
yang bersifat naratif, grafis, karakter, interaktif atau tidak
interaktif, serta yang dapat diterima melalui perangkat
penerima pesan.

60. Peserta Pemilu dapat melakukan rapat umum dapat dilaksanakan..

a. di lapangan;
b. stadion;

BAGIAN
VII 9
c. alun-alun; atau
d. tempat terbuka lainnya.

61. Pelaksanaan rapat umum wajib memperhatikan..

a. daya tampung tempat


b. rapat umum dimulai pukul 09.00 dan berakhir paling lambat
pukul 18.00 waktu setempat dengan menghormati hari dan
waktu ibadah di daerah setempat

62. Penyiaran Kampanye oleh lembaga penyiaran dapat dilakukan


dalam bentuk..

a. siaran monolog;
b. dialog yang melibatkan suara dan/atau gambar pemirsa atau
suara pendengar;
c. debat Peserta Pemilu; dan/atau
d. jajak pendapat.

63. Pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil negara, pejabat


struktural, dan pejabat fungsional, kepala desa atau sebutan lain/
lurah dilarang..

Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau


merugikan salah satu Peserta Pemilu.

64. Pejabat negara, pejabat daerah, aparatur sipil negara pejabat


struktural dan pejabat fungsional, dan aparatur sipil negara
lainnya dilarang..

a. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan


terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
Kampanye.
b. Larangan meliputi pertemuan, ajakan, imbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

10 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


65. Pelaksana dan/atau Tim Kampanye dilarang menjanjikan atau
memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada
peserta Kampanye secara langsung atau tidak langsung untuk..

a. tidak menggunakan hak pilihnya;


b. menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu
dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah;
c. memilih Pasangan Calon tertentu;
d. memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu; dan/atau
e. memilih calon anggota DPD tertentu

66. Partai Politik yang melanggar larangan ketentuan Kampanye


sebelum dimulainya masa Kampanye dikenai sanksi administratif,
berupa..

a. peringatan tertulis;
b. penurunan atau pembersihan Bahan Kampanye atau Alat
Peraga Kampanye; dan/atau
c. penghentian Iklan Kampanye di media cetak, media
elektronik, media dalam jaringan, media sosial, dan lembaga
penyiaran.

67. Pengawasan pelaksanaan Kampanye meliputi pengawasan


Kampanye Peserta Pemilu terdiri atas..

a. pengawasan Tim Kampanye;


b. pengawasan materi dan/atau ujaran Kampanye;
c. pengawasan Kampanye yang dilarang;
d. pengawasan Kampanye di luar jadwal;
e. pengawasan pemberitaan dan penyiaran Iklan Kampanye;
f. pengawasan Kampanye oleh pihak yang dilarang keterlibatannya;
g. pengawasan praktik politik uang dalam Kampanye;
h. pengawasan pertemuan terbatas, tatap muka, dialog, rapat
umum dan debat kandidat; dan
i. pengawasan pemasangan Alat Peraga Kampanye dan
penyebaran Bahan Kampanye.

BAGIAN
VII 1
68. Dalam melaksanakan Pengawasan Kampanye Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan..

a. penyusunan standar tata laksana pengawasan;


b. penyusunan peta kerawanan;
c. menentukan fokus pengawasan tahapan Kampanye;
d. melakukan koordinasi dan konsolidasi kepada pemangku
kepentingan terkait;
e. pengawasan langsung;
f. investigasi; dan
g. pengawasan partisipatif.

69. Bawaslu melakukan pengawasan terhadap pendaftaran Tim


Kampanye tingkat nasional di KPU paling lama?

1 (satu) hari sebelum dimulainya Masa Kampanye.

70. Bawaslu Provinsi melakukan pengawasan terhadap pendaftaran


Tim Kampanye tingkat daerah provinsi di KPU Provinsi paling
lama?

1 (satu) hari sebelum dimulainya masa Kampanye.

71. Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap


pendaftaran Tim Kampanye tingkat daerah kabupaten/kota, Tim
Kampanye tingkat daerah kecamatan, dan/atau Tim Kampanye
tingkat daerah kelurahan/desa paling lama?

3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Kampanye.

72. Pengawasan terhadap penggantian Tim Kampanye yang yang


dilakukan oleh Pasangan Calon atau Tim Kampanye paling lama?

1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Kampanye.

73. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan atas pendaftaran Tim


Kampanye Pasangan Calon dengan memastikan..

10 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


a. Tim Kampanye terdaftar di KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkatannya;
b. pendaftaran Tim Kampanye dilakukan sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditentukan;
c. keterbukaan akses data dan penyampaian daftar nama
Tim Kampanye kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
sesuai dengan tingkatannya oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota; dan
d. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota mengumumkan
nama Tim Kampanye yang telah didaftarkan pada papan
pengumuman dan/atau laman KPU, KPU Provinsi, atau KPU
Kabupaten/Kota.

74. Pengawas Pemilu memastikan Partai Politik Pemilu anggota DPR


melakukan pendaftaran Pelaksana Kampanye paling lama?

1 (satu) Hari sebelum dimulainya pelaksanaan Kampanye kepada


KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan
tingkatannya.

75. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan atas pendaftaran


Pelaksana Kampanye dengan memastikan..

a. ketepatan waktu pendaftaran;


b. mendapatkan daftar nama Pelaksana Kampanye; dan
c. daftar nama Pelaksana Kampanye bukan pihak yang dilarang
terlibat sebagai Pelaksana Kampanye.

76. Pengawas Pemilu memastikan Partai Politik peserta Pemilu anggota


DPRD daerah kabupaten/kota melakukan pendaftaran Pelaksana
Kampanye paling lama?

1 (satu) Hari sebelum dimulainya pelaksanaan Kampanye kepada


KPU Kabupaten/Kota.

BAGIAN
VII 1
77. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan atas pendaftaran
Pelaksana Kampanye dengan memastikan..

a. ketepatan waktu pendaftaran;


b. mendapatkan daftar nama Pelaksana Kampanye; dan
c. daftar nama Pelaksana Kampanye bukan pihak yang dilarang
terlibat sebagai Pelaksana Kampanye.

78. Pengawas Pemilu memastikan Pelaksana Kampanye untuk Pemilu


anggota DPD dilakukan oleh..

a. calon anggota DPD;


b. orang seorang; dan c. Organisasi Penyelenggara Kegiatan
yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota DPD. (2)
Pelaksanaan pengawasan Kampanye untuk Pemilu anggota
DPD dilakukan pada tingkat daerah provinsi dan tingkat
daerah kabupaten/ kota. (3) Pengawas Pemilu melakukan
pengawasan atas pendaftaran Pelaksana Kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memastikan: a.
ketepatan waktu pendaftaran;
b. mendapatkan daftar nama Pelaksana Kampanye; dan c.
daftar nama Pelaksana Kampanye bukan pihak yang dilarang
terlibat sebagai Pelaksana Kampanye.

79. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap pemberian


hadiah perlombaan dalam bentuk barang dengan memastikan..

a. perlombaan dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali selama


masa Kampanye; dan

b. pemberian hadiah dalam bentuk barang secara akumulatif


paling banyak senilai Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk
para juara pada setiap perlombaan yang disesuaikan dengan
harga pasar.

10 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


80. Pengawas Pemilu menjatuhkan sanksi administrasi kepada
Peserta Pemilu, Pelaksana Kampanye, Tim Kampanye, Petugas
Kampanye, Peserta Kampanye, Juru Kampanye, dan Organisasi
Penyelenggara Kegiatan yang melanggar larangan ketentuan
Kampanye berupa..

a. peringatan tertulis;
b. penurunan atau pembersihan Bahan Kampanye atau Alat
Peraga Kampanye; dan/atau
c. penghentian Iklan Kampanye di media cetak, media
elektronik, media dalam jaringan, Media Sosial, dan lembaga
penyiaran.

81. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan Netralitas Pegawai ASN,


Anggota TNI, dan Anggota Polri terhadap…

a. keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau


merugikan salah satu peserta Pemilu selama masa
Kampanye; dan
b. kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
Peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa Kampanye

82. Dalam melakukan pengawasan Netralitas Pegawai ASN, Anggota


TNI, dan Anggota Polri, Pengawas Pemilu melakukan…

a. identifikasi potensi penyalahgunaan kewenangan, penggunaan


anggaran, dan penggunaan fasilitas;
b. identifikasi potensi keterlibatan Pegawai ASN, Anggota TNI,
dan Anggota Polri;
c. koordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia secara berjenjang serta KASN; dan
d. kerja sama dengan pemantau Pemilu dan media massa serta
masyarakat untuk mengawasi.

BAGIAN
VII 1
83. Dalam melaksanakan pengawasan Netralitas Pegawai ASN,
Anggota TNI, dan Anggota Polri, dilakukan dengan cara..

a. mencatat dugaan pelanggaran penyalahgunaan


kewenangan, penggunaan anggaran, dan penggunaan
fasilitas pemerintah atau pemerintah daerah; dan
b. mengawasi dugaan pelanggaran upaya mobilisasi pemilih
oleh Pegawai ASN, Anggota TNI, dan Anggota Polri;

84. Dalam menyusun kajian dugaan pelanggaran terhadap setiap


temuan dan laporan dugaan pelanggaran Netralitas Pegawai ASN,
Anggota TNI, dan Anggota Polri, dilaksanakan dengan cara..

a. Dugaan pelanggaran ketentuan Netralitas Pegawai ASN,


Anggota TNI, dan Anggota Polri dituangkan dalam
rekomendasi.
b. Pengawas Pemilu meneruskan rekomendasi kepada TNI atau
Polri secara berjenjang dengan melampirkan kronologis dan
hasil kajian.
c. Pengawas Pemilu meneruskan rekomendasi kepada KASN
melalui Bawaslu dengan melampirkan kronologis dan hasil
kajian.
d. Dalam hal kajian bukan merupakan pelanggaran terhadap
ketentuan Netralitas Pegawai ASN, Anggota TNI, dan Anggota
Polri, penanganan dugaan pelanggaran dihentikan dan tidak
ditindaklanjuti.

10 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


10 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN VIII

DANA KAMPANYE
PEMILU
1. Siapa yang bertanggung dalam dalam dana kampanye Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden?

Dana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden menjadi


tanggung jawab Pasangan Calon.

2. Darimana dana kampanye presiden dan wakil presiden diperoleh?

a. Pasangan Calon yang bersangkutan;


b. Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan
Pasangan Calon; dan
c. sumbangan yang sah menurut hukum dari pihak lain.

3. Apa yang dimaksud dengan dana kampanye dari pihak lain?

Dana Kampanye yang berasal dari pihak lain berupa sumbangan


yang sah menurut hukum dan bersifat tidak mengikat dan dapat
berasal dari perseorangan, kelompok, perusahaan, dan/atau badan
usaha nonpemerintah.

4. Berapa batasan sumbangan dana kampanye dari pihak lain di


pemilihan presiden dan wakil presiden?

1. Dana Kampanye yang berasal dari perseorangan tidak boleh


melebihi Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
2. Dana Kampanye yang berasal dari kelompok, perusahaan,
atau badan usaha nonpemerintah tidak boleh melebihi
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).

5. Apa syarat penyumbang dana kampanye pemilihan presiden dan


wakil presiden?

1. Perseorangan, kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha


nonpemerintah yang memberikan sumbangan dana, harus
melaporkan sumbangan tersebut kepada KPU.
2. Pemberi sumbangan harus mencantumkan identitas yang jelas.

10 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


6. Dimana Dana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
berupa uang ditempatkan?

Dana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden berupa uang


wajib dicatat dalam pembukuan khusus dana Kampanye dan
ditempatkan pada rekening khusus dana Kampanye Pasangan
Calon pada bank.

7. Kapan pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye


dilaksanakan?

Dimulai sejak 3 (tiga) hari setelah Pasangan Calon ditetapkan


sebagai Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan ditutup 7
(tujuh) hari sebelum penyampaian laporan penerimaan dan
pengeluaran dana Kampanye kepada kantor akuntan publik yang
ditunjuk KPU.

8. Siapa yang bertanggung jawab dalam kegiatan kampanye anggota


DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota?

Kegiatan Kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD


kabupaten/kota didanai dan menjadi tanggung jawab Partai Politik
Peserta Pemilu masing-masing.

9. Darimana dana kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi,


dan DPRD kabupaten/kota diperoleh?

1. partai politik;
2. calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
dari partai politik yang bersangkutan; dan
3. sumbangan yang sah menurut hukum dari pihak lain.

10. Dana Kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota dalam bentuk apa saja?

BAGIAN
VIII 10
11. Dana Kampanye Pemilu berupa uang ditempatkan dimana?

Dana Kampanye Pemilu berupa uang ditempatkan pada rekening


khusus dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu pada bank.

12. Kapan pembukuan dana kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD


provinsi, dan DPRD kabupaten/kota?

Pembukuan dana Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada


ayat (6) dimulai sejak 3 (tiga) hari setelah partai politik ditetapkan
sebagai Peserta Pemilu dan ditutup 7 (tujuh) hari sebelum
penyampaian laporan penerimaan dan pengeluaran dana
Kampanye Pemilu kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk
KPU.

13. Bagaimana sifat sumbangan dari pihak lain dalam dana kampanye
Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota?

Dana Kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD


kabupaten/kota yang bersumber dari sumbangan pihak lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 329 ayat (2) huruf c bersifat
tidak mengikat dan dapat berasal dari perseorangan, kelompok,
perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah.

14. Berapa batasan dana kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD


provinsi, dan DPRD kabupaten/kota?

1. sumbangan pihak lain perseorangan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 330 tidak melebihi Rp2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah).
2. sumbangan pihak lain kelompok, perusahaan, dan/atau
badan usaha nonpemerintah tidak melebihi
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).

15. Siapa yang bertanggung jawab dalam kegiatan kampanye Pemilu


anggota DPD?

Kegiatan Kampanye Pemilu anggota DPD didanai dan menjadi

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


tanggung jawab calon anggota DPD masing-masing.

BAGIAN
VIII 10
16. Darimana sumber dana kampanye Pemilu anggota DPD?

1. calon anggota DPD yang bersangkutan; dan


2. sumbangan yang sah menurut hukum dari pihak lain.

17. Kapan pembukuan dana kampanye anggota DPD?

Dana Kampanye Pemilu dicatat dalam pembukuan penerimaan


dan pengeluaran khusus dana Kampanye Pemilu yang terpisah
dari pembukuan keuangan pribadi calon anggota DPD yang
bersangkutan. Pembukuan dana Kampanye Pemilu dimulai sejak 3
(tiga) hari setelah calon anggota DPD ditetapkan sebagai Peserta
Pemilu dan ditutup 7 (tujuh) hari sebelum penyampaian laporan
penerimaan dan pengeluaran dana Kampanye Pemilu kepada
kantor akuntan publik yang ditunjuk KPU.

18. Berapa Batasan sumbangan dana kampanye pemilu calon anggota


DPD?

1. sumbangan pihak lain perseorangan tidak melebihi Rp


750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
2. sumbangan pihak lain kelompok, perusahaan, dan/atau
badan usaha nonpemerintah tidak melebihi Rp
1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).

19. Kapan pasangan calon dan tim kampanye memberikan laporan


awal dana kampanye?

Pasangan Calon dan tim kampanye di tingkat pusat wajib:


memberikan laporan awal dana Kampanye Pemilu dan rekening
khusus dana Kampanye Pasangan Calon dan tim kampanye kepada
KPU paling lama 14 (empat belas) hari setelah Pasangan Calon
ditetapkan sebagai Peserta Pemilu. Presiden dan Wakil Presiden
oleh KPU.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


20. Kapan partai politik peserta Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota memberikan laporan awal dana kampanye?

Partai Politik Peserta Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan


DPRD kabupaten/kota sesuai dengan tingkatannya wajib
memberikan laporan awal dana Kampanye Pemilu dan rekening
khusus dana Kampanye Pemilu kepada KPU, KPU. Provinsi, dan KPU
Kabupaten/ Kota paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum hari
pertama jadwal pelaksanaan Kampanye Pemilu dalam bentuk
rapat umum.

21. Kapan calon anggota DPD memberikan laporan awal dana


kampanye?

Calon anggota DPD Peserta Pemilu wajib memberikan laporan awal


dana Kampanye Pemilu dan rekening khusus dana Kampanye
Pemilu kepada KPU melalui KPU Provinsi paling lambat 14 (empat
belas) hari sebelum hari pertama jadwal pelaksanaan Kampanye
Pemilu dalam bentuk rapat umum.

22. Kapan laporan dana kampanye pasangan calon dan tim kampanye
presiden dan wakil presiden disampaikan?

Laporan dana kampanye Pasangan Calon dan tim kampanye yang


meliputi penerimaan dan pengeluaran wajib disampaikan kepada
kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU paling lama 15 (lima
belas) hari sesudah hari pemungutan suara.

23. Kapan laporan dana kampanye partai politik peserta Pemilu


disampaikan?

Laporan dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu yang meliputi


penerimaan dan pengeluaran wajib disampaikan kepada kantor
akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU paling lama 15 (lima belas)
hari sesudah hari pemungutan suara.

11 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


24. Kapan laporan dana kampanye anggota DPD disampaikan?

Laporan dana kampanye calon anggota DPD Peserta Pemilu yang


meliputi penerimaan dan pengeluaran wajib disampaikan kepada
kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU paling lama 15 (lima
belas) hari sesudah hari pemungutan suara.

25. Bagaimana melaporan penyumbang dalam dana kampanye?

Laporan penerimaan dana Kampanye ke KPU mencantumkan nama


atau identitas penyumbang, alamat, dan nomor telepon yang
dapat dihubungi.

26. Kapan Kantor Akuntan Publik (KAP) menyampaikan hasil audit?

Kantor akuntan publik menyampaikan hasil audit kepada KPU, KPU


Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak diterimanya laporan.

27. Kapan KPU memberitahuan hasil audit?

KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota memberitahukan hasil


audit dana kampanye Peserta Pemilu masing-masing kepada
Peserta Pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah KPU, KPU Provinsi,
dan KPU Kabupaten/Kota menerima hasil audit dan kantor
akuntan publik.

28. Kapan KPU mengumumkan hasil pemeriksaan dana kampanye


Pemilu?

KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota mengumumkan hasil


pemeriksaan dana Kampanye Pemilu kepada publik paling lambat
10 (sepuluh) hari setelah diterimanya laporan hasil pemeriksaan.

29. Apa syarat yang dipenuh untuk ditetapkan sebagai kantor publik
oleh KPU di setiap provinsi?

BAGIAN
VIII 1
1. membuat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai cukup
bahwa rekan yang bertanggung jawab atas pemeriksaan
laporan dana Kampanye Pemilu tidak berafiliasi secara
langsung ataupun tidak langsung dengan Peserta Pemilu dan/
atau tim kampanye;
2. membuat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai
cukup bahwa rekan yang bertanggung jawab atas
pemeriksaan laporan dana Kampanye Pemilu bukan
merupakan anggota atau pengurus partai politik, atau
pengurus Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon.

30. Bagaimana jika pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat


pusat, tingkat provinsi, dan tingkat kabupaten/kota tidak
menyampaikan laporan awal dana Kampanye Pemilu kepada
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sampai batas
waktu yang ditentukan?

Dalam hal pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat pusat,


tingkat provinsi, dan tingkat kabupaten/kota tidak menyampaikan
laporan awal dana Kampanye Pemilu kepada KPU, KPU Provinsi,
dan KPU Kabupaten/Kota sampai batas waktu partai politik yang
bersangkutan dikenai sanksi berupa pembatalan sebagai Peserta
Pemilu pada wilayah yang bersangkutan.

31. Bagaimana jika calon anggota DPD Peserta Pemilu tidak


menyampaikan laporan awal dana Kampanye sampai batas waktu
yang ditentukan?

Dalam hal calon anggota DPD Peserta Pemilu tidak menyampaikan


laporan awal dana Kampanye Pemilu kepada KPU melalui KPU
Provinsi sampai batas waktu, calon anggota DPD yang
bersangkutan dikenai sanksi berupa pembatalan sebagai Peserta
Pemilu.

32. Bagaimana jika pengurus partai politik peserta pemilu tingkat


pusat, provinsi dan kabupaten/kota tidak menyampaikan laporan

11 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


penerimaan dan pengeluaran dana kempanye Pemilu?

BAGIAN
VIII 1
Dalam hal pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat pusat,
tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota tidak menyampaikan
laporan penerimaan dan pengeluaran dana Kampanye Pemilu
kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU sampai batas
waktu, partai politik yang bersangkutan dikenai sanksi berupa
tidak ditetapkannya calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota menjadi calon terpilih.

33. Bagaimana jika calon anggota DPD peserta Pemilu tidak


menyampaikan laporan penerimaan dan pengeluaran dana
kampanye?

Dalam hal calon anggota DPD Peserta Pemilu tidak menyampaikan


laporan penerimaan dan pengeluaran dana Kampanye Pemilu
kepada kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh KPU sampai batas
waktu, calon anggota DPD yang bersangkutan dikenai sanksi
administratif berupa tidak ditetapkan menjadi calon.

34. Peserta Pemilu, pelaksana kampanye, dan tim kampanye dilarang


menerima sumbangan dana Kampanye Pemilu yang berasal dari?

1. pihak asing;
2. penyumbang yang tidak jelas identitasnya;
3. hasil tindak pidana yang telah terbukti berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
dan/atau bertujuan menyembunyikan atau menyamarkan
hasil tindak pidana;
4. Pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha milik negara,
dan badan usaha milik daerah; atau
5. pemerintah desa dan badan usaha milik desa.

35. Bagaimana jika pesera pemilu, pelaksana kampanye, dan tim


kampanye ketika menerima sumbangan dari pihak yang dilarang?

Peserta Pemilu, pelaksana kampanye, dan tim kampanye yang


menerima sumbangan dilarang menggunakan dana tersebut dan

11 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


wajib melaporkannya kepada KPU dan menyerahkan sumbangan
tersebut kepada kas negara paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah masa Kampanye Pemilu berakhir.

36. Bagaimana menggunakan anggaran pemerintah dan badan usaha


milik negara untuk kampanye?

Setiap orang dilarang menggunakan anggaran pemerintah,


pemerintah daerah, badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah (BUMD), Pemerintah Desa atau sebutan lain dan badan
usaha milik desa untuk disumbangkan atau diberikan kepada
pelaksana kampanye.

37. Dana Kampanye berbentuk?

a. uang;
b. barang; dan/atau
c. jasa.

38. Dana Kampanye yang berbentuk uang meliputi?

Penerimaan uang secara tunai, cek, bilyet giro, surat berharga


lainnya, dan penerimaan melalui transaksi perbankan.

39. Dana Kampanye yang berbentuk barang meliputi?

Benda bergerak atau benda tidak bergerak yang dapat dinilai


dengan uang berdasarkan harga pasar yang wajar pada saat
sumbangan itu diterima.

40. Dana Kampanye yang berbentuk jasa meliputi?

Pelayanan/pekerjaan yang dilakukan pihak lain yang manfaatnya


dinikmati oleh Partai Politik Peserta Pemilu sebagai penerima jasa
yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan harga pasar yang
wajar pada saat sumbangan itu diterima.

BAGIAN
VIII 1
41. LADK Pasangan Calon Peserta Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden adalah pembukuan yang memuat informasi?

1. RKDK;
2. Saldo awal atau saldo pembukaan dan sumber perolehan;
3. jumlah rincian perhitungan penerimaan dan pengeluaran
yang sudah dilakukan sebelum penyampaian LADK, apabila
saldo awal merupakan sisa dari penerimaan dana dengan
peruntukan kampanye yang diperoleh sebelum periode
pembukuan LADK;
4. penerimaan sumbangan yang bersumber dari Pasangan Calon
atau Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan pihak
lain; dan e. Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing Pasangan
Calon

42. LADK Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR dan DPRD adalah
pembukuan yang memuat informasi?

1. RKDK;
2. saldo awal atau saldo pembukaan dan sumberperolehan;
3. jumlah rincian perhitungan penerimaan dan pengeluaran
yang sudah dilakukan sebelum penyampaian LADK, apabila
saldo awal merupakan sisa dari penerimaan dana dengan
peruntukan kampanye yang diperoleh sebelum periode
pembukuan LADK;
4. penerimaan sumbangan yang bersumber dari PartaiPolitik
dan pihak lain; dan e. Nomor Pokok Wajib Pajak Partai
Politik.

43. LADK Calon Anggota DPD Peserta Pemilu Anggota DPD adalah
pembukuan yang memuat informasi?

1. RKDK;
2. saldo awal atau saldo pembukaan dan sumbr perolehan;
3. jumlah rincian perhitungan penerimaan dan pengeluaran
yang sudah dilakukan sebelum penyampaian LADK, apabila

11 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


saldo awal merupakan sisa dari penerimaan dana dengan
peruntukan kampanye yang diperoleh sebelum periode
pembukuan LADK;
4. penerimaan sumbangan yang bersumber dari pihaklain; dan
5. Nomor Pokok Wajib Pajak Calon Anggota DPD.

BAGIAN
VIII 1
44. LPPDK Pasangan Calon Peserta Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden adalah pembukuan yang memuat?

Seluruh penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye Pasangan


Calon yang menyajikan seluruh penerimaan dan pengeluaran Dana
Kampanye dalam bentuk uang, barang, dan jasa disertai dengan
bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Penyajian
laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
menggunakan pendekatan aktivitas.

45. Kapan pembukuan LPPDK pasangan calon presiden dan wakil


presiden?

Pembukuan LPPDK dimulai sejak 3 (tiga) Hari setelah penetapan


Pasangan Calon dan ditutup 8 (delapan) Hari setelah hari
pemungutan suara.

46. LPPDK Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR dan DPRD adalah
pembukuan yang memuat?

Seluruh penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye Partai


Politik dilampiri dengan laporan pencatatan seluruh penerimaan
dan pengeluaran Dana Kampanye calon anggota DPR, DPRD
provinsi,dan DPRD kabupaten/kota sesuai dengan tingkatannya.
LPPDK menyajikan semua penerimaan dan pengeluaran Dana
Kampanye dalam bentuk uang, barang, dan jasa disertai dengan
bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Penyajian
LPPDK menggunakan pendekatan aktivitas.

47. Kapan pembukuan LPPDK bagi Partai Politik Peserta Pemilu Anggota
DPR dan DPRD?

Pembukuan LPPDK dimulai sejak 3 (tiga) Hari setelah penetapan


Partai Politik sebagai Peserta Pemilu dan ditutup 8(delapan) Hari
setelah hari pemungutan suara.

11 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


48. LPPDK Calon Anggota DPD Peserta Pemilu Anggota DPD adalah
pembukuan yang memuat?

Seluruh penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye Calon


Anggota DPD yang menyajikan semua penerimaan dan
pengeluaran Dana Kampanye dalam bentuk uang, barang, dan jasa
disertai dengan bukti pengeluaran yang dapat
dipertanggungjawabkan. Penyajian LPPDK menggunakan
pendekatan aktivitas.

49. Kapan pembukuan LPPDK bagi calon anggota DPD?

Pembukuan LPPDK dimulai sejak 3 (tiga) Hari setelah penetapan


Calon Anggota DPD dan ditutup 8 (delapan) Hari setelah hari
pemungutan suara.

50. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap Dana


Kampanye sesuai dengan tingkatannya dilakukan terhadap
kepatuhan, kebenaran, akuntabilitas, dan transparansi pelaporan
Dana Kampanye yang meliputi?

1. sumber Dana Kampanye;


2. RKDK;
3. LADK;
4. LPSDK;
5. batasan Dana Kampanye;
6. LPPDK; dan
7. audit Dana Kampanye.

51. Pengawasan dana kampanye dilakukan dengan cara..

1. melakukan pengawasan langsung;


2. memeriksa kebenaran, akuntabilitas, dan kelengkapan
laporan; dan
3. memastikan kepatuhan waktu pelaporan.

BAGIAN
VIII 1
52. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap LADK sesuai
dengan tingkatannya dengan..

a. memastikan kepatuhan pelaporan;


b. memastikan ketepatan waktu pelaporan;
c. memeriksa kelengkapan laporan;
d. memeriksa kesesuaian pengeluaran dengan laporan;
e. memeriksa identitas pemberi sumbangan;
f. memastikan sumbangan sesuai dengan jumlah nominal batas
Dana Kampanye;
g. memeriksa bukti laporan penerimaan dan pengeluaran Dana
Kampanye; dan
h. mencatatkan kelebihan sumbangan dan sumbangan yang
tidak sah.

53. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap LPPDK sesuai


dengan tingkatannya terhadap laporan transaksi penerimaan dan
pengeluaran dimulai dari masa Kampanye hingga berakhirnya
masa Kampanye dilaksanakan dengan:

a. memastikan kepatuhan pelaporan;


b. memastikan ketepatan waktu pelaporan;
c. memastikan penerimaan Dana Kampanye tidak berasal dari
sumber yang dilarang;
d. memeriksa terkait kelebihan sumbangan;
e. memeriksa kelengkapan laporan;
f. memeriksa kesesuaian pengeluaran dengan laporan;
g. memeriksa identitas pemberi sumbangan;
h. memeriksa kesesuaian sumbangan dengan jumlah nominal
batasan Dana Kampanye;
i. mencatatkan kelebihan sumbangan dan sumbangan yang
tidak sah; dan
j. memeriksa bukti laporan penerimaan dan pengeluaran Dana
Kampanye.

12 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


BAGIAN IX

PERLENGKAPAN
PEMUNGUTAN SUARA
1. Siapa yang bertanggung jawab dalam merencanakan dan
menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan
pendistribusian perlengkapan pemungutan suara?

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

2. Apa saja yang disebut dengan perlengkapan pemungutan suara?

1. kotak suara;
2. surat suara;
3. tinta;
4. bilik pemungutan suara;
5. segel;
6. alat untuk mencoblos pilihan; dan
7. tempat pemungutan suara.

3. Berapa lama perlengkapan pemungutan suara harus sudah


diterima KPPS?

Paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara.

4. Siapa yang dapat diajak Kerjasama oleh KPU dalam distribusi dan
pengamanan perlengkapan pemungutan suara?

Pendistribusian perlengkapan pemungutan suara dilakukan oleh


Sekretariat Jenderal KPU, sekretariat KPU Provinsi, dan sekretariat
KPU Kabupaten/Kota dapat bekerja sama dengan Pemerintah,
pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

5. Apa saja yang termuat dalam surat suara untuk pasangan calon
presiden dan wakil presiden?

Surat suara untuk Pasangan Calon memuat foto, nama, nomor unit,
dan tanda gambar partai politik dan/atau tanda gambar gabungan
partai politik pengusul Pasangan Calon.

12 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


6. Apa saja yang termuat dalam surat suara untuk anggota DPR,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota?

Surat suara untuk calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota memuat tanda gambar partai politik, nomor unit
partai politik, nomor unit dan nama calon anggota DPR, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilihan.

7. Apa saja yang termuat dalam surat suara untuk anggota DPD?

Surat suara untuk calon anggota DPD memuat pas foto diri terbaru
dan nama calon anggota DPD untuk setiap daerah pemilihan.

8. Berapa jumlah surat suara yang dicetak?

Jumlah surat suara yang dicetak sama dengan jumlah Pemilih tetap
ditambah dengan 2% (dua persen) dari jumlah Pemilih tetap
sebagai cadangan, yang ditetapkan dengan keputusan KPU.

9. Berapa jumlah surat suara yang dicetak untuk pemungutan suara


ulang?

Jumlah surat suara untuk setiap daerah pemilihan sebanyak 1.000


(seribu) surat suara pemungutan suara ulang yang diberi tanda
khusus, masing-masing surat suara untuk Pasangan Calon, anggota
DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.

10. Bagaimaan jika terjadi kelebihan pencetakan surat suara?

Kelebihan cetakan Surat Suara dari jumlah yang ditetapkan oleh


KPU wajib dimusnahkan dengan disaksikan oleh KPU, Bawaslu, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat.

11. Apa pekerjaan tim pengawas yang dibentuk KPU dalam pengamanan
terhadap percetakan dan penghitungan surat suara?

a. mengawasi dan mengamankan desain, plat cetak, dan


dokumen digital master Surat Suara sebelum dan setelah
digunakan

BAGIAN IX
Perlengkapan Pemungutan 12
untuk Pencetakan, serta menyegel dan menyerahkannya
kepada KPU;
b. mengawasi Pencetakan untuk menjaga kualitas cetakan Surat
Suara;
c. memverifikasi jumlah hasil cetak Surat Suara yang sesuai
dengan ketentuan;
d. memverifikasi jumlah Surat Suara yang tidak sesuai dengan
ketentuan untuk dimusnahkan;
e. memverifikasi jumlah Surat Suara yang telah dikirim ke KPU
Provinsi/KIP Aceh dan/atau KPU/KIP Kabupaten/Kota;
f. memverifikasi jumlah Surat Suara yang masih tersimpan di
Percetakan;
g. menandatangani berita acara hasil Pencetakan bersama
Percetakan; dan
h. membuat laporan hasil Pencetakan secara berkala kepada
KPU melalui Sekretaris Jenderal KPU.

12. Apa yang perlu diperhatikan dalam pengepakan oleh percetakan?

a. bahan Pengepakan harus menggunakan bahan yang


berkualitas baik;
b. kemasan menggunakan plastik untuk mencegah kerusakan
Surat Suara;
c. pengepakan dilakukan dengan baik, teliti, rapi, dan tidak
merusak Surat Suara;
d. setiap kemasan diberi label berdasarkan jenis Surat Suara
dan ditulis nama KPU Provinsi/KIP Aceh dan/atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota, daerah pemilihan, isi jumlah lembar, serta
nomor dan jumlah boks; dan
e. melampirkan surat pengantar yang memuat rincian jumlah
dan peruntukannya.

12 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


13. Tempat Penyimpanan surat suara harus memenuhi persyaratan..

a. areal gudang bebas banjir;


b. instalasi listrik cukup memadai;
c. pintu gerbang yang aman;
d. dinding, lantai, dan atap gudang berkualitas baik dan
menjamin keamanan barang;
e. pengaturan udara atau ventilasi gudang cukup baik;
f. tersedia palet/ganjal barang;
g. letak gudang mudah dilalui sarana transportasi;
h. tersedia alat pemadam kebakaran dan anti rayap;
i. terjaminnya keamanan di lingkungan lokasi gudang; dan
j. tersedianya alat pemindahan barang.

14. Pada tahap persiapan Pendistribusian Surat Suara dari Percetakan


ke KPU/KIP Kabupaten/Kota, KPU melakukan..

a. menyusun rencana Pendistribusian Surat Suara;


b. menetapkan pembagian wilayah Pendistribusian Surat Suara;
c. menyusun rencana moda angkutan melalui darat, laut, dan
udara dengan berdasarkan pada skala prioritas dan kondisi
geografis ke daerah tujuan;
d. mengoordinasikan rencana Pendistribusian dengan
Percetakan atau dengan penyedia layanan distribusi yang
ditunjuk sesuai kesepakatan antara KPU dan Percetakan;
dan
e. melakukan sinkronisasi jadwal Pendistribusian Surat Suara
dengan KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan
penyedia layanan distribusi.

15. KPU memastikan distribusi dengan melakukan pengawasan dengan


cara..

a. memeriksa Surat Suara yang akan dikirim ke daerah tujuan


sesuai dengan alokasi kebutuhan yang telah ditetapkan oleh
KPU;

BAGIAN IX
Perlengkapan Pemungutan 12
b. memeriksa setiap pelaksanaan pengiriman yang telah
mendapat kepastian dari penyedia layanan distribusi dengan
cara menyampaikan informasi melalui media komunikasi
yang tersedia ke alamat tujuan;
c. memastikan Surat Suara yang telah dikirim sesuai dengan
alamat tujuan serta dalam keadaan baik, utuh, dan selamat;
dan
d. membuat laporan perkembangan pelaksanaan
Pendistribusian Surat Suara sesuai jadwal dan/atau tahapan

16. Pengawas Pemilu sesuai dengan kewenangan masing-masing


memastikan Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu dan
Dukungan Perlengkapan Lainnya dilaksanakan berdasarkan
prinsip?

a. a. tepat jumlah;
b. b. tepat jenis;
c. c. tepat sasaran;
d. d. tepat waktu;
e. e. tepat kualitas; dan
f. f. efisien.

17. Pengawas Pemilu sesuai dengan kewenangan masing-masing


melakukan pengawasan perencanaan Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya
terhadap?

Penentuan standar dan spesifikasi, penentuan kebutuhan dan proses


Pengadaan atau lelang Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu.

18. Pengawasan perlengkapan dilakukan dengan memastikan?

a. tersusunnya jadwal kegiatan Perlengkapan Penyelenggaraan


Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya;
b. telah ditentukannya jenis Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya sesuai dengan

12 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


kebutuhan;

BAGIAN IX
Perlengkapan Pemungutan 12
c. telah ditentukannya jumlah Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya sesuai dengan
kebutuhan; dan
d. telah ditentukannya spesifi kasi teknis Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilu dan Dukungan Perlengkapan
Lainnya.

19. Pengawasan perlengkapan peyelenggaraan Pemilu dilaksanakan


dengan cara?

a. mendapatkan dan memeriksa dokumen; dan


b. melakukan pengawasan secara langsung.

20. Yang dimaksud dukungan Perlengkapan Lainnya dalam


perlengkapan pemungutan suara adalah..

a. sampul kertas;
b. tanda pengenal KPPS, petugas ketertiban, dan saksi;
c. karet pengikat surat suara;
d. lem/perekat;
e. kantong plastik;
f. pena bolpoin (ballpoint);
g. gembok atau alat pengaman lainnya;
h. spidol;
i. formulir untuk berita acara dan sertifikat serta formulir lainnya;
j. stiker kotak suara;
k. tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
l. alat bantu tunanetra;
m. daftar Pasangan Calon dan daftar calon tetap; dan
n. salinan daftar pemilih tetap.

21. Kotak suara yang diadakan untuk pemungutan suara di TPS terdiri
dari 5 (lima) jenis kotak suara, masing-masing untuk menyimpan..

a. surat suara Pasangan Calon;


b. surat suara calon anggota DPR;

12 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


c. surat suara calon anggota DPD;

BAGIAN IX
Perlengkapan Pemungutan 12
d. surat suara calon anggota DPRD Provinsi; dan
e. surat suara calon anggota DPRD Kabupaten/Kota

22. Jumlah surat suara untuk pemungutan suara ulang disediakan..

a. sebanyak 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu Presiden


dan Wakil Presiden di setiap kabupaten/kota;
b. sebanyak 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota
DPR untuk setiap Dapil;
c. sebanyak 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota
DPD untuk setiap Dapil;
d. sebanyak 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota
DPRD Provinsi untuk setiap Dapil; dan
e. sebanyak 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota
DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap Dapil.

23. Surat suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden memuat..

a. foto Pasangan Calon;


b. nama Pasangan Calon;
c. nomor urut Pasangan Calon;
d. tanda gambar Partai Politik dan/atau tanda gambar
Gabungan Partai Politik pengusul Pasangan Calon.

24. Surat suara untuk Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota memuat..

a. tanda gambar Partai Politik;


b. nomor urut Partai Politik; dan
c. nomor urut dan nama calon anggota DPR, DPRD Provinsi atau
DPRD Kabupaten/Kota.

25. Ukuran surat suara bervariasi dengan ketentuan..

a. surat suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden disesuaikan


dengan jumlah Pasangan Calon;

12 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


b. surat suara Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota disesuaikan dengan jumlah Partai Politik; dan
c. surat suara untuk Pemilu anggota DPD disesuaikan dengan
jumlah calon anggota DPD

26. Alat untuk mencoblos pilihan disediakan 1 (satu) set pada setiap
bilik pemungutan suara di TPS, terdiri atas..

a. paku untuk mencoblos;


b. bantalan/alas coblos; dan
c. meja untuk mencoblos.

27. Pengawas Pemilu memastikan Perlengkapan Penyelenggaraan


Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya dilaksanakan
berdasarkan prinsip..

a. tepat jumlah;
b. tepat jenis;
c. tepat sasaran;
d. tepat waktu;
e. tepat kualitas; dan
f. efisien.

28. Pengawasan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu dilakukan


dengan memastikan..

a. tersusunnya jadwal kegiatan Perlengkapan Penyelenggaraan


Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya;
b. telah ditentukannya jenis Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya sesuai dengan
kebutuhan;
c. telah ditentukannya jumlah Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya sesuai dengan
kebutuhan; dan
d. telah ditentukannya spesifi kasi teknis Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilu dan Dukungan Perlengkapan

BAGIAN IX
Perlengkapan Pemungutan 12
Lainnya.

13 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


29. Pengawasan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan
dengan cara..

a. berkoordinasi dengan KPU beserta jajarannya untuk


mendapatkan data dan informasi, yang meliputi:
1). jadwal Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilu dan Dukungan Perlengkapan
Lainnya;
2). jenis perlengkapan Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya yang akan
diadakan;
3). spesifikasi teknis Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu
dan Dukungan Perlengkapan Lainnya yang akan
diadakan; 4). mekanisme Pengadaan dan
Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu dan
Dukungan Perlengkapan
Lainnya yang akan digunakan;
5). peta atau zona Pengadaan dan Pendistribusian
Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu dan Dukungan
Perlengkapan Lainnya; dan
6). mekanisme pengamanan Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya, dan
b. memberikan saran perbaikan jika ditemukan potensi
permasalahan dan pelanggaran terhadap proses perencanaan.

30. Pengawas Pemilu sesuai dengan kewenangan masingmasing


melakukan pengawasan pengadaan Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilu terhadap pelaksanaan produksi dan pencetakan
Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu dan Dukungan Perlengkapan
Lainnya untuk memastikan..

a. kepatuhan KPU dalam menentukan pengadaan jenis, standar,


dan spesifikasi teknis Perlengkapan Pemungutan Suara dan
Dukungan Perlengkapan Lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

BAGIAN IX
Perlengkapan Pemungutan 13
b. kepatuhan perusahaan pemenang lelang dalam Pengadaan
perlengkapan Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu dan
Dukungan Perlengkapan Lainnya terhadap kesesuaian
standar spesifikasi teknis Perlengkapan Pemungutan Suara
yang ditetapkan oleh KPU;
c. ketepatan waktu Pengadaan Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilu dan Dukungan Perlengkapan Lainnya oleh perusahaan
pemenang lelang;
d. kesesuaian jumlah Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu
dan Dukungan Perlengkapan Lainnya yang diproduksi dengan
jumlah yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan
pemenang lelang jika terdapat kelebihan atau kekurangan
jumlah suara;
e. terjaminnya pengamanan pada saat proses Pengadaan
Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu dan Dukungan
Perlengkapan Lainnya;
f. kelebihan Pengadaan Surat Suara yang diproduksi langsung
dimusnahkan oleh perusahaan pemenang lelang dengan
disaksikan oleh petugas KPU, KPU Provinsi, atau KPU
Kabupaten/Kota; dan
g. perusahaan Pengadaan Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu
dan Dukungan Perlengkapan Lainnya tidak terafiliasi dengan
Peserta Pemilu tertentu.

13 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


13 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN X

PEMUNGUTAN
SUARA
1. Kapan pemungutan suara Pemilu 2024?

Rabu, 14 Februari 2024

2. Siapa pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara di TPS?

1. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang terdaftar pada


daftar pemilih tetap di TPS yang bersangkutan;
2. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang terdaftar pada
daftar pemilih tambahan;
3. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang tidak terdaftar
pada daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan; dan
4. penduduk yang telah memiliki hak pilih.

3. Bagaimana mekanisme pemilih untuk dapat memilih di TPS lain?

Pemilih dapat menggunakan haknya untuk memilih di TPS lain


dengan menunjukkan surat pemberitahuan dari PPS untuk
memberikan suara di TPS lain untuk memilih:

1. calon anggota DPR apabila pindah memilih ke kabupaten/kota


lain dalam satu provinsi dan di daerah pemilihannya;
2. calon anggota DPD apabila pindah memilih ke. kabupaten/kota
lain dalam satu provinsi;
3. Pasangan Calon apabila pindah memilih ke provinsi lain atau
pindah memilih ke suatu negara;
4. calon anggota DPRD Provinsi pindah memilih ke kabupaten/
kota lain dalam satu provinsi dan di daerah pemilihannya; dan
5. calon anggota DPRD Kabupaten/Kota pindah memilih ke
kecamatan lain dalam satu kabupaten/kota dan di daerah
pemilihannya.

4. Bagaimana jika ada pemilih yang memiliki KTP Elektronik tetapi


tidak terdaftar di DPT atau DPT Tambahan?

13 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang tidak terdaftar pada
daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan serta. Penduduk
yang telah memiliki hak pilih diberlakukan ketentuan sebagai
berikut:

1. memilih di TPS yang ada di rukun tetangga/rukun warga sesuai


dengan alamat yang tertera di kartu tanda penduduk
elektronik;
2. mendaftarkan diri terlebih dahulu pada KPPS setempat; dan
3. dilakukan 1 (satu) jam sebelum pemungutan suara di, TPS
setempat selesai.

5. Dalam UU 7 Tahun 2017, berapa jumlah pemilih Pemilu untuk


setiap TPS?

Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 500 (lima ratus) orang.

6. Bagaimana cara menentukan lokasi TPS?

TPS ditentukan lokasinya di tempat yang mudah dijangkau,


termasuk oleh penyandang disabilitas, tidak menggabungkan desa,
dan memperhatikan aspek geografis serta menjamin setiap Pemilih
dapat memberikan suaranya secara langsung, bebas, dan rahasia.

7. Berapa jumlah surat suara di setiap TPS?

Jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan jumlah Pemilih


yang tercantum di dalam daftar pemilih tetap dan daftar pemilih
tambahan ditambah dengan 2% (dua persen) dari daftar pemilih
tetap sebagai cadangan.

8. Sebutkan proses dan pihak yang terlibat dalam pemungutan suara?

1. Pelaksanaan pemungutan suara dipimpin oleh KPPS.


2. Pemberian suara dilaksanakan oleh Pemilih.
3. Pelaksanaan pemungutan suara disaksikan oleh saksi Peserta
Pemilu.

BAGIAN
X 13
4. Penanganan ketenteraman, ketertiban, dan keamanan di setiap
TPS dilaksanakan oleh 2 (dua) orang petugas yang ditetapkan
oleh PPS.
5. Pengawasan pemungutan suara dilaksanakan oleh Panwaslu
Kelurahan/Desa dan Pengawas TPS.
6. Pemantauan pemungutan suara dilaksanakan oleh pemantau
Pemilu yang telah diakreditasi oleh Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
7. Saksi yang harus menyerahkan mandat tertulis dan Pasangan
Calon/tim kampanye, Partai Politik Peserta Pemilu, atau calon
anggota DPD kepada KPPS.

8. Dalam persiapan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan


yang meliputi?

1. penyiapan TPS;
2. pengumuman dengan menempelkan daftar pemilih tetap,
daftar pemilih tambahan, Pasangan Calon, dan daftar calon
tetap anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/ kota di TPS; dan
3. penyerahan salinan daftar pemilih tetap dan daftar pemilih
tambahan kepada saksi yang hadir dan Pengawas TPS.

9. Dalam pelaksanaan pemungutan suara, KPPS melakukan


kegiatan yang meliputi?

1. pemeriksaan persiapan akhir pemungutan suara;


2. rapat pemungutan suara;
3. pengucapan sumpah atau janji anggota KPPS dan petugas
ketenteraman, ketertiban, dan keamanan TPS;
4. penjelasan kepada Pemilih tentang tata cara pemungutan,
suara; dan
5. pelaksanaan pemberian suara.

13 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


10. Pemberian suara untuk Pemilu dilakukan dengan cara?

1. mencoblos satu kali pada nomor, nama, foto Pasangan Calon,


atau tanda gambar partai politik pengusul dalam satu kotak
pada surat suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
2. mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai
politik, dan/atau nama calon anggota DPR, DPRD provinsi,
DPRD kabupaten/kota untuk Pemilu anggota DPR, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/kota; dan
3. mencoblos satu kali pada nomor, nama, atau foto calon untuk
Pemilu anggota DPD.

11. Sebelum melaksanakan pemungutan suara, KPPS melaksanakan?

1. membuka kotak suara;


2. mengeluarkan seluruh isi kotak suara;
3. mengidentifikasi jenis dokumen dan peralatan;
4. menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan;
5. memeriksa keadaan seluruh surat suara; dan
6. menandatangani surat suara yang akan digunakan oleh
Pemilih.

12. Bagaimana prinsip pemberian kesempatan memilih di TPS?

Dalam memberikan suara, Pemilih diberi kesempatan oleh KPPS


berdasarkan prinsip urutan kehadiran Pemilih.

13. Bagaimana jika pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak?

Apabila Pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak, Pemilih


dapat meminta surat suara pengganti kepada KPPS dan KPPS wajib
memberikan surat suara pengganti hanya 1 (satu) kali dan
mencatat surat suara yang rusak dalam berita acara.

BAGIAN
X 13
14. Bagaimana jika pemilih keliru dalam memberikan suara?

Apabila terdapat kekeliruan dalam memberikan suara, Pemilih


dapat meminta surat suara pengganti kepada KPPS dan KPPS
hanya memberikan surat suara pengganti 1 (satu) kali.

15. Apakah pemilih disabilitas dapat dibantu dalam memberikan


suaranya?

Pemilih disabilitas netra, disabilitas fisik, dan yang mempunyai


halangan fisik lainnya pada saat memberikan suaranya di TPS
dapat dibantu oleh orang lain atas permintaan Pemilih. Orang lain
yang membantu Pemilih dalam memberikan suara wajib
merahasiakan pilihan Pemilih.

16. Apa tugas pengawas pemilu jika terdapat penyimpangan


pelaksanaan pemungutan suara?

Dalam hal terjadi penyimpangan pelaksanaan pemungutan suara


oleh KPPS, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS memberikan
saran perbaikan disaksikan oleh saksi yang hadir dan petugas
ketenteraman, ketertiban, dan keamanan TPS. KPPS wajib
menindaklanjuti saran perbaikan yang disampaikan oleh pengawas
Pemilu.

17. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi?

Bencana alam dan/atau kerusuhan yang mengakibatkan hasil


pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan
suara tidak dapat dilakukan.

18. Pemungutan suara ulang wajib diulang apabila?

Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian


dan pemeriksaan Pengawas TPS terbukti terdapat keadaan sebagai
berikut:

13 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan
penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yang
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus,
menandatangani, atau menuliskan nama atau alamat pada
surat suara yang sudah digunakan;
c. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah
digunakan oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi
tidak sah; dan/atau
d. Pemilih yang tidak memiliki kartu tanda penduduk elektronik
dan tidak terdaftar di daftar pemilih tetap dan daftar pemilih
tambahan.

19. Bagaimana proses pemungutan ulang?

1. Pemungutan suara ulang diusulkan oleh KPPS dengan,


menyebutkan keadaan yang menyebabkan diadakannya
pemungutan suara ulang.
2. Usul KPPS diteruskan kepada PPK dan selanjutnya diajukan,
kepada KPU Kabupaten/Kota untuk pengambilan keputusan
diadakannya pemungutan suara ulang.
3. Pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling lama 10
(sepuluh) hari setelah hari pemungutan suara berdasarkan
keputusan KPU Kabupaten/Kota.
4. Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dilakukan untuk 1 (satu) kali pemungutan suara
ulang.

20. Apa yang dimaksud dengan penghitungan suara ulang dan


rekapitulasi suara ulang?

Penghitungan suara ulang berupa penghitungan ulang surat suara


di TPS, rekapitulasi suara ulang di PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan
KPU Provinsi.

BAGIAN
X 13
21. Penghitungan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi?

1. kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan suara tidak


dapat dilanjutkan;
2. penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
3. penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang
atau yang kurang mendapat penerangan cahaya;
4. penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
5. penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
6. saksi Peserta Pemilu, Pengawas TPS, dan warga masyarakat
tidak dapat menyaksikan proses penghitungan suara secara
jelas;
7. penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat
dan waktu yang telah ditentukan;dan/atau
8. ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang
sah dan surat suara yang tidak sah dengan jumlah pemilih
yang menggunakan hak pilih.

22. Jika terjadi hal-hal yang memungkinkan adanya penghitungan suara


ulang, siapa yang dapat mengusulkan penghitungan ulang
tersebut?

Saksi Peserta Pemilu atau Pengawas TPS dapat mengusulkan


penghitungan ulang surat suara di TPS yang bersangkutan.

23. Kapan penghitungan suara ulang dilaksanakan?

Penghitungan ulang surat suara di TPS harus dilaksanakan dan


selesai pada hari yang sama dengan hari pemungutan suara.

24. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU


Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi dapat diulang apabila terjadi
keadaan?

a. kerusuhan yang mengakibatkan rekapitulasi hasil penghitungan


suara tidak dapat dilanjutkan;
b. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan secara tertutup;

13 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


c. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat yang

BAGIAN
X 13
kurang terang atau kurang mendapatkan penerangan cahaya;
d. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan dengan suara
yang kurang jelas;
e. rekapitulasi hasil penghitungan suara dicatat dengan tulisan
yang kurang jelas;
f. saksi Peserta Pemilu, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan
pemantau Pemilu tidak dapat menyaksikan proses
rekapitulasi hasil penghitungan suara secara jelas; dan/atau
g. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat lain
di luar tempat dan waktu yang telah ditentukan.

25. Siapa yang dapat mengusulkan rekapitulasi penghitungan suara


ulang?

Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


376, saksi Peserta Pemilu atau Bawaslu Kabupaten /Kota, dan
Bawaslu Provinsi dapat mengusulkan untuk dilaksanakan
rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK, KPU
Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi yang bersangkutan.

26. Kapan rekapitulasi penghitungan suara ulang dilaksanakan?

Rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK, KPU


Kabupaten/ Kota, dan KPU Provinsi harus dilaksanakan dan selesai
pada hari/ tanggal pelaksanaan rekapitulasi.

27. Bagaimana jika terdapat perbedaan jumlah suara pada sertifikat


penghitungan suara dari TPS dengan sertifikat hasil penghitungan
suara yang diterima PPK?

Dalam hal terdapat perbedaan jumlah suara pada sertifikat hasil


penghitungan suara dari TPS dengan sertifikat hasil penghitungan
suara yang diterima PPK dari TPS, saksi Peserta Pemilu tingkat
kecamatan, saksi Peserta Pemilu di TPS, Panwaslu Kecamatan,
Panwaslu Kelurahan/Desa, atau Pengawas TPS, maka PPK
melakukan penghitungan suara ulang untuk TPS yang

14 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


bersangkutan.

BAGIAN
X 14
28. Kapan penghitungan suara ulang di TPS dan rekapitulasi hasil
penghitungan suara ulang di PPK?

Penghitungan suara ulang di TPS dan rekapitulasi hasil


penghitungan suara ulang di PPK dilaksanakan paling lama 5 (lima)
hari setelah hari/tanggal pemungutan suara berdasarkan
keputusan PPK.

29. Bagaimana cara penghitungan suara ulang TPS di PPK?

Penghitungan suara ulang untuk TPS dilakukan dengan cara


membuka kotak suara hanya dilakukan di PPK

30. Bagaimana jika terjadi perbedaan antara jumlah suara dalam


sertifikat rekapituasli hasil penghitungan suara dari PPK dan
sertifikat hasil penghitungan perolehan suara yang diterima oleh
KPU Kabupaten/Kota?

Dalam hal terjadi perbedaan antara data jumlah suara dalam


sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara. dari
PPK dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
yang diterima KPU Kabupaten/Kota, saksi Peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota dan saksi Peserta Pemilu tingkat kecamatan, Bawaslu
Kabupaten/Kota, atau Panwaslu Kecamatan, maka KPU
Kabupaten/ Kota melakukan pembetulan data melalui pengecekan
dan/atau rekapitulasi ulang data yang termuat dalam sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk PPK yang
bersangkutan.

31. Bagaimana jika terjadi perbedaan antara data jumlah suara pada
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara dan KPU
Kabupaten/ Kota dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
suara yang diterima oleh KPU Provinsi?

Dalam hal terjadi perbedaan antara data jumlah suara pada


sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara dan KPU
Kabupaten/Kota dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan

14 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


suara yang diterima oleh KPU Provinsi, saksi Peserta Pemilu tingkat
provinsi dan saksi Peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota, Bawaslu
Provinsi, atau Bawaslu

BAGIAN
X 14
Kabupaten/Kota, maka KPU Provinsi melakukan pembetulan data
melalui pengecekan dan/atau rekapitulasi ulang data yang termuat
pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
untuk KPU Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

32. Bagaimana jika terjadi perbedaan antara data jumlah suara dalam
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara dan KPU Provinsi
dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yang diterima
oleh KPU?

Dalam hal terjadi perbedaan antara data jumlah suara dalam sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan suara dan KPU Provinsi dan
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yang diterima oleh
KPU, saksi Peserta Pemilu tingkat pusat dan saksi Peserta Pemilu
tingkat provinsi, Bawaslu, atau Bawaslu Provinsi, maka KPU
melakukan pembetulan data melalui pengecekan dan/atau
rekapitulasi ulang data yang termuat dalam sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara untuk KPU Provinsi yang
bersangkutan.

33. Pemilih yang berhak memberikan suara di TPS adalah…

a. Pemilik KTP-el yang terdaftar dalam DPT di TPS


b. Pemilik KTP-el yang terdaftar dalam DPTb di TPS
c. Pemilik KTP-el atau Penduduk yang tidak terdaftar dalam DPT
dan DPTb, namun memenuhi syarat untuk dilayani
penggunaan hak pilihnya pada hari dan tanggal Pemungutan
Suara, dan didaftarkan dalam DPK

34. Dalam memberikan suara di TPS, Pemilih menunjukkan formulir


pemberitahuan memilih dan KTP-el atau identitas lain Kepada
KPPS. Identitas lain berupa..

a. Suket;
b. Kartu Keluarga;
c. Paspor; atau

14 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


d. Surat Izin Mengemudi

BAGIAN
X 14
35. Pemilih yang terdaftar dalam DPTb merupakan Pemilih yang
karena keadaan tertentu tidak dapat memberikan suara di TPS
tempat asal Pemilih terdaftar dalam DPT dan memberikan suara
di TPS lain. Keadaan tertentu tersebut meliputi..

a. menjalankan tugas di tempat lain pada hari Pemungutan Suara;


b. menjalani rawat inap di rumah sakit atau puskesmas dan
keluarga yang mendampingi;
c. penyandang disabilitas yang menjalani perawatan di panti
sosial/panti rehabilitasi;
d. menjalani rehabilitasi narkoba;
e. menjadi tahanan atau sedang menjalani hukuman penjara
atau kurungan;
f. tugas belajar/menempuh pendidikan menengah atau tinggi;
g. pindah domisili;
h. tertimpa bencana alam; dan/atau
i. bekerja di luar domisilinya.

36. Pemilih DPTb dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih..

a. calon anggota DPR, apabila pindah memilih ke kabupaten/


kota lain dalam satu provinsi dan di Dapilnya;
b. calon anggota DPD, apabila pindah memilih ke kabupaten/
kota lain dalam satu provinsi;
c. Pasangan Calon, apabila pindah memilih ke provinsi lain atau
pindah memilih ke suatu negara;
d. calon anggota DPRD Provinsi, apabila pindah memilih ke
kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan di Dapilnya;
dan/atau
e. calon anggota DPRD kabupaten/Kota, apabila pindah memilih
ke kecamatan lain dalam satu kabupaten/kota dan di
Dapilnya.

37. Dalam PKPU, Jumlah Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 300
(tiga ratus) orang dengan memperhatikan..

14 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


a. tidak menggabungkan kelurahan/desa atau nama lain;
b. kemudahan Pemilih ke TPS;
c. tidak memisahkan Pemilih dalam satu keluarga pada TPS
yang berbeda;
d. hal-hal berkenaan dengan aspek geografis; dan
e. jarak dan waktu tempuh menuju TPS dengan memperhatikan
tenggang waktu Pemungutan Suara.

38. Dalam hal sampai dengan 1 (satu) Hari sebelum hari dan tanggal
Pemungutan Suara terdapat formulir pemberitahuan memilih
KPU yang tidak dapat diserahkan kepada Pemilih maka..

Ketua KPPS mengembalikan formulir pemberitahuan memilih


kepada PPS. PPS menerima pengembalian formulir menggunakan
Berita Acara. Penyusunan Berita Acara Pengembalian formulir
Model C6- KPU oleh PPS dapat dibantu oleh KPPS.

39. Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS menyiapkan lokasi dan
pembuatan TPS yang dibuat pada lokasi..

a. di tempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang


disabilitas;
b. tidak menggabungkan kelurahan/desa atau nama lain; dan
c. memperhatikan aspek geografis serta menjamin setiap
Pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, umum,
bebas, dan rahasia.

40. Pembuatan TPS harus sudah selesai paling lambat?

1 (satu) Hari sebelum hari dan tanggal Pemungutan Suara.

41. TPS dapat diadakan di ruang terbuka dan/atau ruang tertutup,


dengan ketentuan…

a. apabila diadakan di ruang terbuka, tempat duduk ketua KPPS


dan anggota KPPS, Pemilih, dan Saksi dapat diberi pelindung
terhadap panas matahari, hujan, dan tidak memungkinkan

BAGIAN
X 14
orang lalu lalang di belakang Pemilih pada saat memberikan
suara di bilik suara; atau
b. apabila diadakan di ruang tertutup, luas TPS harus mampu
menampung pelaksanaan rapat Pemungutan dan
Penghitungan Suara di TPS, dan posisi Pemilih membelakangi
tembok/dinding pada saat memberikan suara di bilik suara.

42. Paling lambat 1 hari sebelum hari pemungutan suara, Ketua KPPS
memberikan penjelasan kepada anggota KPPS mengenai?

a. tata cara pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan suara


di TPS; dan
b. pembagian tugas anggota KPPS.

43. Rapat Pemungutan Suara dihadiri oleh?

Saksi dan/atau Pengawas TPS.

44. Sebelum rapat Pemungutan Suara, ketua KPPS bersama anggota


KPPS, dan Saksi serta Pengawas TPS yang hadir melaksanakan
kegiatan?

a. memeriksa TPS dan perlengkapannya;


b. memasang salinan DPT, DPTb, Daftar Pasangan Calon, DCT
anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota
pada papan pengumuman;
c. menempatkan kotak suara yang berisi Surat Suara untuk
masing- masing jenis Pemilu beserta kelengkapan
administrasinya di depan meja ketua KPPS;
d. mempersilakan dan mengatur Pemilih untuk menempati
tempat duduk yang telah disediakan;
e. menerima surat mandat dari Saksi; dan f. memberikan salinan
DPT dan DPTb kepada Saksi dan Pengawas TPS.

14 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


45. Saksi wajib memenuhi ketentuan..

a. setiap Saksi hanya dapat menjadi Saksi untuk 1 (satu) Peserta


Pemilu;
b. membawa dan menyerahkan surat mandat paling lambat
sebelum rapat Pemungutan Suara dilaksanakan, yang
ditandatangani oleh:

1. Pasangan Calon atau tim kampanye tingkat kabupaten/


kota atau tingkat diatasnya, untuk Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden;
2. Pimpinan Partai Politik tingkat kabupaten/kota atau
tingkat diatasnya, untuk Pemilu anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota; dan
3. calon anggota DPD untuk Pemilu anggota DPD.

46. Tata cara pemberian suara pada Surat Suara adalah..

a. memastikan Surat Suara yang diterima telah ditandatangani


oleh ketua KPPS;
b. pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos;
c. menggunakan alat coblos yang telah disediakan berupa paku;
d. pemberian suara pada Surat Suara Pasangan Calon dilakukan
dengan cara mencoblos 1 (satu) kali pada nomor, nama, foto
Pasangan Calon, atau tanda gambar Partai Politik Pengusul
dalam satu kotak;
e. pemberian suara pada Surat Suara anggota DPR, DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dilakukan dengan cara
mencoblos 1 (satu) kali pada nomor, atau tanda gambar
Partai Politik, dan/atau nama calon dalam Partai Politik
yang sama; dan
f. pemberian suara pada Surat Suara Pemilu anggota DPD
dilakukan dengan cara mencoblos 1 (satu) kali pada nomor,
nama, atau foto calon dalam satu kolom calon yang sama.

BAGIAN
X 14
47. Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT, dan DPTb dapat
menggunakan hak pilihnya dengan cara?

a. menunjukkan KTP-el.
b. memberikan suara 1 (satu) jam sebelum waktu Pemungutan
Suara di TPS berakhir.
c. memberikan suara di TPS sesuai dengan alamat desa/
kelurahan, rukun tetangga/rukun warga atau sebutan lain
sesuai dengan alamat yang tertera dalam KTP-el 1 (satu) jam
sebelum waktu Pemungutan Suara di TPS berakhir.
d. KPPS memberikan Surat Suara kepada Pemilih dengan
mempertimbangkan ketersediaan Surat Suara di TPS.
e. Dalam hal Surat Suara di TPS telah habis, Pemilih yang
bersangkutan diarahkan untuk memberikan suara di TPS lain
yang terdekat.
f. TPS lain yang terdekat masih dalam satu wilayah kerja PPS
sesuai alamat tempat tinggal Pemilih yang tercantum dalam
KTP-el.

48. Bagaimana Pemungutan suara di TPS dapat diulang?

Apabila terjadi bencana alam dan/atau kerusuhan yang


mengakibatkan hasil Pemungutan Suara tidak dapat digunakan
atau Penghitungan Suara tidak dapat dilakukan.

49. Pemungutan Suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil


penelitian dan pemeriksaan Pengawas TPS terbukti terdapat
keadaan..

a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas Pemungutan dan


Penghitungan Suara tidak dilakukan menurut tata cara yang
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus,
menandatangani, atau menuliskan nama atau, alamat pada
surat suara yang sudah digunakan; c. petugas KPPS merusak
lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh Pemilih

14 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah; dan/atau
d. Pemilih yang tidak memiliki KTP-el dan tidak terdaftar di
DPT dan DPTb.

50. Penghitungan Suara ulang meliputi..

a. penghitungan ulang Surat Suara di TPS; atau


b. penghitungan ulang Surat Suara di PPK.

51. Penghitungan ulang Surat Suara di TPS dapat diulang apabila..

a. kerusuhan yang mengakibatkan Penghitungan Suara tidak


dapat dilanjutkan;
b. penghitungan Suara dilakukan secara tertutup;
c. penghitungan Suara dilakukan di tempat yang kurang terang
atau yang kurang mendapat penerangan cahaya;
d. penghitungan Suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
e. penghitungan Suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
f. saksi, Pengawas TPS, dan warga masyarakat tidak dapat
menyaksikan proses Penghitungan Suara secara jelas;
g. penghitungan Suara dilakukan di tempat lain di tempat dan
waktu yang telah ditentukan; dan/atau
h. ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan Surat Suara yang
sah dan Surat Suara yang tidak sah dengan jumlah Pemilih
yang menggunakan hak pilih.

52. Dalam pelaksanaan Pemungutan Suara ulang pasca putusan


Mahkamah Konstitusi, KPU melakukan..

a. memerintahkan KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP


Kabupaten/Kota melalui KPU Provinsi/KIP Aceh untuk
melaksanakan Pemungutan Suara ulang di TPS pasca putusan
Mahkamah Konstitusi;
b. menyusun dan menetapkan jadwal pelaksanaan Pemungutan
Suara ulang, dengan memperhatikan amar putusan Mahkamah
Konstitusi; dan

BAGIAN
X 14
c. merencanakan kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan
Pemungutan Suara ulang pasca putusan Mahkamah
Konstitusi.

53. Dalam pelaksanaan Penghitungan Suara ulang di TPS pasca


putusan Mahkamah Konstitusi, KPU melakukan..

a. memerintahkan KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP


Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Penghitungan Suara
ulang di TPS Pasca putusan Mahkamah Konstitusi;
b. menyusun dan menetapkan tahapan, program dan jadwal
pelaksanaan Penghitungan Suara ulang dengan tetap
memperhatikan rentang waktu sebagaimana dimaksud dalam
amar/putusan Mahkamah Konstitusi; dan
c. merencanakan kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan
Penghitungan Suara ulang di TPS pasca putusan Mahkamah
Konstitusi.

54. Penetapan penundaan pelaksanaan Pemungutan dan/atau


Penghitungan Suara dilakukan oleh?

a. KPU/KIP Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan


pelaksanaan Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara
meliputi 1 (satu) atau beberapa kelurahan/desa atau nama
lain;
b. KPU/KIP Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan
pelaksanaan Pemungutan dan/atau Penghitungan Suara
meliputi 1 (satu) atau beberapa kecamatan; atau
c. KPU Provinsi/KIP Aceh atas usul KPU/KIP Kabupaten/
Kota apabila penundaan pelaksanaan Pemungutan dan/
atau Penghitungan Suara meliputi 1 (satu) atau beberapa
kabupaten/kota.

55. Pengawasan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara dalam


Pemilu menjadi tanggung jawab bersama Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu LN.

15 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Pelaksanaan pengawasan dilakukan terhadap..

BAGIAN
X 15
a. potensi kerawanan pelaksanaan Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara;
b. akurasi data Pemilih dan penggunaan hak pilih;
c. ketersediaan perlengkapan Pemungutan Suara dan dukungan
perlengkapan lainnya dalam pelaksanaan Pemungutan Suara
dan Penghitungan Suara; dan
d. kepatuhan KPPS atau KPPSLN dalam menjalankan tata cara
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

56. Pengawas Pemilu sesuai dengan kewenangan masing-masing


dalam melakukan pengawasan terhadap Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara dengan cara..

a. melakukan koordinasi dengan KPU untuk memastikan


pelaksanaan sesuai dangan tata cara Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara;
b. melakukan pemetaan dan potensi kerawanan pada
pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara;
dan
c. melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada Peserta Pemilu
serta patroli pengawasan bekerja sama dengan pihak terkait
dalam upaya pencegahan terjadinya pelanggaran pada
pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara.

57. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan berdasarkan potensi


kerawanan dalam pelaksanaan Pemungutan Suara dan
Penghitungan Suara terhadap..

a. kampanye pada hari Pemungutan Suara;


b. pemberian uang atau materi lainnya;
c. keterlibatan pihak yang dilarang sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. manipulasi perolehan suara.

15 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


58. Pengawas Pemilu melakukan upaya pencegahan terjadinya
praktik larangan pemberian uang atau materi lainnya dan
pengawasan terhadap netralitas kepada pihak yang dilarang
terlibat, dengan melakukan..

a. pemetaaan kerawanan wilayah;


b. sosialisasi dan pendidikan politik kepada masyarakat;
c. kampanye larangan dalam Pemungutan Suara dan Perhitungan
Suara melalui media tatap muka, media sosial dan media
lainnya;
d. patroli pengawasan sebelum hari Pemungutan Suara,
bersama dengan pihak terkait; dan
e. himbauan kepada seluruh pihak tentang larangan dan sanksi
pidana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

59. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap Pemilih yang


berhak menggunakan hak suara di TPS dengan cara..

a. memastikan keakuratan data Pemilih dalam DPT, DPTb, dan


DPK;
b. memastikan penggunaan hak pilih terhadap Pemilih dalam
DPT, DPTb, dan DPK;
c. melakukan pemeriksaan pemberian suara di TPS bagi Pemilih
yang telah terdaftar dalam DPT, dengan menunjukkan KTP-el
atau identitas lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang- undangan;
d. memastikan pelayanan yang dilakukan oleh KPU terhadap
Pemilih yang terdaftar dalam DPTb dalam keadaan tertentu
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan;
e. melakukan pencermatan terhadap Pemilih yang terdaftar
dalam DPTb; dan f. melakukan koordinasi dengan KPU dalam
memastikan Pemilih yang terdaftar dalam DPTb tidak
terdaftar di dalam DPT pada TPS tempat asal dan pada TPS
tempat memilih.

15 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


60. Pengawasan ketersedian perlengkapan Pemungutan Suara dan
dukungan lainnya dalam pelaksanan Pemungutan Suara dengan
memastikan..

a. ketersediaan perlengkapan Pemungutan Suara dan dukungan


perlengkapan lainnya dalam pelaksanaan Pemungutan Suara
di TPS;
b. kelebihan Surat Suara diamankan dan dibuatkan berita acara;
c. surat Suara yang kurang untuk dipenuhi dan dibuatkan berita
acara; dan
d. surat Suara yang tertukar segera mendapatkan penggantian
dan dibuatkan berita acara.

61. Pengawas Pemilu sesuai dengan kewenangan masing-masing


melakukan pengawasan penghitungan suara dengan cara..

a. memastikan rapat Penghitungan Suara dimulai setelah


Pemungutan Suara berakhir;
b. memastikan sarana dan prasarana Penghitungan Suara
tersedia dan sesuai dengan ketentuan;
c. memastikan Penghitungan Suara dilakukan secara terbuka
dan di tempat yang terang atau mendapat penerangan
cahaya yang cukup serta dicatat dengan tulisan yang jelas;
d. memastikan KPPS membuka kotak suara disaksikan oleh
semua yang hadir;
e. memastikan KPPS mengeluarkan dan menghitung jumlah
surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut kepada
yang hadir dan mencatat jumlahnya;
f. mencocokkan jumlah Surat Suara yang terdapat dalam kotak
suara dengan jumlah Pemilih yang menggunakan hak pilih di
TPS bersangkutan;
g. memastikan penentuan suara sah dan tidak sah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. memastikan tata cara penulisan penghitungan jumlah suara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

BAGIAN
X 1
i. memastikan Penghitungan Suara dicatat secara benar dalam
formulir catatan hasil Penghitungan Suara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
j. memastikan kesesuaian dan kebenaran data dalam formulir
catatan hasil Penghitungan Suara dan berita acara
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara yang di catat
oleh KPPS;
k. memastikan KPPS membuat berita acara dan sertifikat hasil
Penghitungan Suara;
l. memastikan KPPS memberikan salinan berita acara dan
sertifikat hasil Penghitungan Suara kepada Saksi Peserta
Pemilu dan Pengawas TPS pada hari yang sama;
m. memastikan KPPS mengumumkan hasil Penghitungan Suara
paling lama 7 (tujuh) hari di lingkungan TPS yang mudah
diakses oleh publik; dan memastikan penyerahan kotak suara
dan Surat Suara hasil pemungutan dan Penghitungan Suara
dari TPS oleh PPS kepada PPK.

15 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


BAGIAN XI

PENGHITUNGAN
SUARA DAN PENETAPAN
HASIL PEMILU
1. Siapa saja yang terlibat dalam proses penghitungan suara?

a) Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS dilaksanakan oleh


KPPS.
b) Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS disaksikan oleh.
saksi Peserta
c) Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS diawasi oleh
Pengawas TPS.
d) Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS dipantau oleh
pemantau Pemilu dan masyarakat.

2. Kapan penghitungan suara di TPS dilaksanakan?

Penghitungan suara di TPS dilaksanakan setelah waktu pemungutan


suara berakhir.

3. Kapan penghitungan suara di TPS dilakukan?

Rabu, 14 Februari 2024 – Kamis, 15 Februari 204

4. Siapa saja yang terlibat dalam penghitungan suara Pemilu di TPS?

1. KPPS melakukan penghitungan suara Peserta Pemilu di dalam


TPS.
2. Saksi menyaksikan dan mencatat pelaksanaan penghitungan
suara Peserta Pemilu di dalam TPS.
3. Pengawas TPS mengawasi pelaksanaan penghitungan suara
Peserta Pemilu di dalam TPS.
4. Pemantau Pemilu memantau pelaksanaan penghitungan
suara Peserta Pemilu di luar TPS.
5. Warga masyarakat menyaksikan pelaksanaan penghitungan
suara Peserta Pemilu yang dilakukan secara terbuka untuk
umum di luar TPS.

5. Sebelum melaksanakan penghitungan suara, KPPS menghitung?

1. jumlah Pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan


daftar pemilih tetap;

15 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


2. jumlah Pemilih yang berasal dari TPS/TPSLN lain;
3. jumlah surat suara yang tidak terpakai;
4. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena
rusak atau salah dalam cara memberikan suara; dan
5. sisa surat suara cadangan.

5. Suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dinyatakan sah


apabila?

1. surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS; dan


2. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu
Pasangan Calon, tanda gambar partai politik, dan/atau tanda
gambar gabungan partai politik dalam surat suara.

6. Suara untuk Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD


kabupaten/kota dinyatakan sah apabila?

1. surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


2. tanda coblos pada nomor atau tanda gambar partai politik
dan/atau nama calon anggota DPR, DPRD, provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota berada pada kolom yang disediakan.

7. Suara untuk Pemilu anggota DPD dinyatakan sah apabila?

1. surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


2. tanda coblos terdapat pada 1 (satu) calon perseorangan.

8. Bagaimana KPPS melakukan penghitungan suara?

1. Ketua KPPS/KPPSLN melakukan penghitungan suara dengan


suara yang jelas dan terdengar dengan memperlihatkan surat
suara yang dihitung.
2. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan di tempat
yang terang atau mendapat penerangan cahaya yang cukup.
3. Penghitungan suara dicatat pada lembar/papan/layar
penghitungan dengan tulisan yang jelas dan terbaca.

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 15
9. Siapa yang dapat menyampaikan laporan atas dugaan pelanggaran?

Peserta Pemilu, saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Panwaslu LN/


Pengawas TPS, dan masyarakat dapat menyampaikan laporan
atas dugaan adanya pelanggaran, penyimpangan, dan/atau
kesalahan dalam pelaksanaan penghitungan suara kepada KPPS.

10. Siapa yang dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya


penghitungan suara?

Peserta Pemilu dan warga masyarakat melalui saksi Peserta Pemilu


atau Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS yang hadir dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara
oleh KPPS apabila ternyata terdapat hal yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

11. Bagaimana jika keberatan diterima?

Dalam hal keberatan yang diajukan melalui saksi Peserta Pemilu


atau Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS dapat diterima,
KPPS seketika itu juga mengadakan pembetulan.

12. Apa yang dilakukan oleh KPPS setelah selesai melakukan


penghitungan?

1. KPPS mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS/TPSLN.


2. KPPS wajib memberikan 1 (satu) eksemplar berita acara
pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil
penghitungan suara kepada saksi Peserta Pemilu, Pengawas
TPS, PPS, dan PPK melalui PPS pada hari yang sama.
3. KPPS wajib menyegel, menjaga, dan mengamankan keutuhan
kotak suara setelah penghitungan suara.
4. KPPS wajib menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi
surat suara, berita acara pemungutan suara serta sertifikat
hasil penghitungan perolehan suara kepada PPS.

15 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


5. Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat suara,
berita acara pemungutan dan penghitungan suara, serta
sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPS wajib diawasi
oleh Pengawas TPS beserta Panwaslu Kelurahan/Desa dan
wajib dilaporkan kepada Panwaslu Kecamatan.
6. Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat suara,
berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta
sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK wajib diawasi
oleh Panwaslu Kecamatan dan wajib dilaporkan kepada
Bawaslu Kabupaten/ Kota.

13. Bagaimana PPS mengumumkan Salinan sertifikat hasil penghitungan


suara?

PPS wajib mengumumkan salinan sertifikat hasil penghitungan suara


dan seluruh TPS di wilayah kerjanya dengan cara menempelkan
salinan tersebut di tempat umum.

14. Bagaimana proses rekapitulasi suara Pemilu di kecamatan?

1. PPK membuat berita acara penerimaan kotak hasil


penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu dari PPS.
2. PPK melakukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara Peserta Pemilu dalam rapat yang dihadiri saksi Peserta
Pemilu dan Panwaslu Kecamatan
3. Rekapitulasi penghitungan suara dilakukan dengan membuka
kotak suara tersegel untuk mengambil sampul yang berisi
berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil
penghitungan suara, kemudian kotak ditutup dan disegel
kembali.
4. PPK membuat berita acara rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu dan membuat sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
5. PPK mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan
suara Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 15
tempat umum.

15 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


6. PPK menyerahkan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu dan sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara tersebut kepada saksi
Peserta Pemilu, Panwaslu Kecamatan, dan KPU Kabupaten
/Kota.

15. Bagaimana proses laporan dan penanangan dugaan pelanggaran


dalam rekapitulasi penghitungan di PPK?

1. Panwaslu Kecamatan wajib menyampaikan laporan atas


dugaan adanya pelanggaran, penyimpangan dan/atau
kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu kepada PPK.
2. Saksi dapat menyampaikan laporan dugaan adanya
pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam
pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
Peserta Pemilu kepada PPK.
3. PPK wajib langsung menindaklanjuti laporan pada hari
pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
Peserta Pemilu.

16. Apa yang dilakukan oleh PPK setelah rekapitulasi penghitungan


suara selesai?

PPK wajib menyerahkan kepada KPU Kabupaten/Kota surat suara


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu anggota DPR,
DPD, dan DPRD dari TPS dalam kotak suara tersegel serta berita
acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu di tingkat PPK yang dilampiri berita acara pemungutan
suara dan sertifikat hasil penghitungan suara dan TPS.

17. Bagaimana rekapitulasi penghitungan perolehan Suara di


Kabupaten/Kota?

1. KPU Kabupaten/Kota membuat berita acara penerimaan


rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
Pemilu dari PPK.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


2. KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu dalam rapat yang dihadiri
saksi Peserta Pemilu dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
3. KPU Kabupaten/Kota membuat berita acara rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu.
4. KPU Kabupaten/Kota mengumumkan rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu
5. KPU Kabupaten/Kota menetapkan rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu.
6. KPU Kabupaten/Kota menyerahkan berita acara rekapitulasi:
hasil penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu kepada
saksi Peserta Pemilu, PPS, PPK, Bawaslu. Kabupaten/Kota, dan
KPU Provinsi.
7. KPU Kabupaten/Kota mengumumkan rekapitulasi hasil
perolehan suara Peserta Pemilu kepada masyarakat melalui
media massa.
18. Bagaimana proses penanganan dugaan pelanggaran atas
rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Kabupaten/Kota?

1. Bawaslu Kabupaten/Kota wajib menerima, memeriksa, dan


memutuskan adanya dugaan pelanggaran, penyimpangan,
dan/atau kesalahan dalam proses pelaksanaan rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu.
2. Saksi dapat melaporkan dugaan adanya pelanggaran;
penyimpangan dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan:
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu kepada KPU Kabupaten/Kota.
3. KPU Kabupaten/Kota wajib langsung menindaklanjuti dugaan
pelanggaran pada hari pelaksanaan rekapitulasi penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu.

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
19. Bagaimana proses rekapitulasi penghitungan perolehan suara di
provinsi?

1. KPU Provinsi membuat berita acara penerimaan rekapitulasi


hasil penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu dari KPU
Kabupaten/Kota.
2. KPU Provinsi melakukan rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu dalam rapat yang dihadiri
saksi Peserta Pemilu.
3. KPU Provinsi membuat berita acara rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu.
4. KPU Provinsi mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu.
5. KPU Provinsi menetapkan rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu.
6. KPU Provinsi menyerahkan berita acara rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu kepada saksi
Peserta Pemilu, Bawaslu Provinsi, dan KPU.
7. KPU Provinsi mengumumkan rekapitulasi hasil perolehan
suara Peserta Pemilu kepada masyarakat melalui media
massa.
20. Bagaimana proses penanganan dugaan pelanggaran atas
rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Kabupaten/Kota?

1. Bawaslu Provinsi wajib menerima, memeriksa, dan memutus


adanya dugaan pelanggaran, penyimpangan, dan/atau.
kesalahan dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu.
2. Saksi dapat melaporkan dugaan adanya pelanggaran,
penyimpangan dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu kepada KPU Provinsi.

16 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


3. KPU Provinsi wajib langsung menindaklanjuti dugaan
pelanggaran pada hari pelaksanaan rekapitulasi penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu.

21. Bagaimana rekapitulasi penghitungan perolehan suara secara


nasional?

1. KPU membuat berita acara penerimaan rekapitulasi hasil


penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu dari KPU
Provinsi.
2. KPU melakukan rekapitulasi hasil rekapitulasi penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu, dalam
3. rapat yang dihadiri saksi Peserta Pemilu dan Bawaslu.
4. KPU membuat berita acara rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara dan sertifikat rekapitulasi
5. hasil. penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu.
6. KPU mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Peserta Pemilu
7. KPU menetapkan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara Peserta Pemilu.
8. KPU menyerahkan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara dan sertifikat
9. rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu kepada saksi Peserta Pemilu dan
10. Bawaslu.
11. KPU mengumumkan rekapitulasi hasil perolehan suara.
Peserta Pemilu kepada masyarakat melalui media massa.

22. Kapan rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan?

Kamis, 15 Februari 2024 – Rabu, 20 Maret 2024

23. Bagaimana proses penanganan dugaan pelanggaran atas


rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Kabupaten/Kota?

1. Bawaslu wajib menerima, memeriksa, dan memutus adanya

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
dugaan pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan:

16 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan, perolehan
suara Peserta Pemilu.
2. Saksi dapat melaporkan dugaan adanya pelanggaran,
penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam pelaksanaan
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara kepada KPU.
3. KPU wajib langsung menindaklanjuti dugaan pelanggaran
pada hari pelaksanaan rekapitulasi penghitungan perolehan
suara Peserta Pemilu.

24. Bagaimana pengawasan penghitungan suara dan rekapitulasi


penghitungan perolehan suara?

1. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota dan


Panwaslu Kecamatan
2. melakukan pengawasan atas rekapitulasi penghitungan
perolehan suara. yang dilaksanakan oleh
3. KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan PPK.
4. Pengawasan dilakukan terhadap dugaan adanya pelanggaran,
penyimpangan. dan/atau kesalahan oleh anggota KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK dalam melakukan
rekapitulasi penghitungan perolehan suara.
5. Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup adanya
pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam
rekapitulasi penghitungan perolehan suara, Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, dan
Panwaslu LN melaporkan adanya pelanggaran,
6. penyimpangan dan/atau kesalahan kepada Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
7. Anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan
KPPS yang melakukan
8. pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam
rekapitulasi penghitungan perolehan suara dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang.

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
25. Apa yang dimaksud dengan penetapan hasil Pemilu?

1. Hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden terdiri atas


perolehan suara Pasangan Calon.
2. Hasil Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota terdiri atas perolehan suara partai politik,
calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
serta perolehan suara calon anggota DPD.
3. KPU wajib menetapkan secara nasional hasil Pemilu anggota
DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, dan hasil Pemilu
anggota DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

26. Berapa lama KPU menetapkan hasil pemilu secara nasional?

KPU menetapkan hasil Pemilu secara nasional dan hasil perolehan


suara Pasangan Calon, perolehan suara partai politik untuk calon
anggota DPR, dan perolehan suara untuk calon anggota DPD
paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari setelah hari pemungutan
suara.

27. Berapa lama KPU Provinsi menetapkan hasil Pemilu di provinsi?

KPU Provinsi menetapkan hasil perolehan suara partai politik untuk


calon anggota DPRD provinsi paling lambat 25 (dua puluh lima)
hari setelah hari pemungutan suara.

28. Berapa lama KPU Kabupaten/Kota menetapkan hasil Pemilu di


Kabupaten/Kota?

KPU Kabupaten/Kota menetapkan hasil perolehan suara partai


politik untuk calon anggota DPRD kabupaten/kota paling lambat
20 (dua puluh) hari setelah hari pemungutan suara.

29. Berapa persen ambang batas perolehan suara partai politik untuk
diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR?

Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas


perolehan suara paling sedikit 4% (empat persen) dari jumlah

16 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


suara

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan
kursi anggota DPR.

30. Berapa persen ambang batas perolehan suara partai politik untuk
diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPRP
Provinsi dan Kabupaten/Kota?

Seluruh Partai Politik Peserta Pemilu diikutkan dalam penentuan


perolehan kursi anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

31. Bagaimana sistem penghitungan perolehan kursi di DPR dan DPRD?

Dalam hal penghitungan perolehan kursi DPR, suara sah setiap


partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara
dibagi dengan bilangan pembagi 1 dan diikuti secara berurutan
oleh bilangan ganjil 3; 5; 7; dan seterusnya.

32. Bagaimana ketentuan penetapan perolehan suara presiden dan


wakil presiden?

1. Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang


memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari
jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap
provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 (setengah) jumlah
provinsi di Indonesia.
2. Dalam hal tidak ada Pasangan Calon yang memenuhi
ketentuan tersebut, 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh
suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat
secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
3. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang
sama diperoleh oleh 2 (dua) Pasangan Calon, kedua Pasangan
Calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat secara langsung
dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
4. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama
diperoleh oleh 3 (tiga) Pasangan Calon atau lebih, penentuan

16 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan
persebaran wilayah perolehan suara yang lebih, luas secara
berjenjang.
5. Dalam hal perolehan suara terbanyak kedua dengan jumlah
yang sama diperoleh oleh lebih dari 1 (satu) Pasangan Calon,
penentuannya dilakukan berdasarkan persebaran wilayah
perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.

33. Bagaimana penetapan perolehan kursi Pemilu?

1. Perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu DPR ditetapkan


oleh KPU.
2. Perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu DPRD provinsi
ditetapkan oleh KPU Provinsi.
3. Perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu DPRD kabupaten/
kota ditetapkan Kabupaten/Kota.

34. Siapa yang menetapkan calon terpilih?

1. Calon terpilih anggota DPR dan anggota DPD ditetapkan oleh


KPU.
2. Calon terpilih anggota DPRD provinsi ditetapkan oleh KPU
Provinsi.
3. Calon terpilih anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh
KPU Kabupaten /Kota.

35. Bagaimana mekanisme penetapan calon terpilih anggota DPR,


DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota?

Penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD


kabupaten/kota dan Partai Politik Peserta Pemilu didasarkan pada
perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu di suatu daerah
pemilihan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak yang diperoleh
masing-masing calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota di satu daerah pemilihan yang tercantum pada
surat suara.

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
36. Bagaimana mekanisme penetapan calon terpilih anggota DPD?

Penetapan calon terpilih anggota DPD didasarkan pada nama,


calon yang memperoleh suara terbanyak pertama, kedua, ketiga,
dan keempat di provinsi yang bersangkutan. Dalam hal perolehan
suara calon terpilih keempat terdapat jumlah suara yang sama,
calon yang memperoleh dukungan Pemilih yang lebih merata
penyebarannya di seluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut
ditetapkan sebagai calon terpilih. KPU menetapkan calon pengganti
antarwaktu anggota DPD dari nama calon yang memperoleh suara
terbanyak kelima, keenam, ketujuh, dan kedelapan di provinsi
yang bersangkutan.

37. Bagaimana mekanisme pemberitahuan calon terpilih anggota


DPR dan DPRD?

Pemberitahuan calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan


DPRD kabupaten/kota dilakukan setelah ditetapkan oleh KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. Pemberitahuan disampaikan
secara tertulis kepada pengurus Partai Politik Peserta Pemilu
sesuai dengan tingkatannya dengan tembusan kepada calon
terpilih yang bersangkutan.

38.Bagaimana mekanisme pemberitahuan calon terpilih anggota DPD?

Pemberitahuan calon terpilih anggota DPD dilakukan setelah


ditetapkan oleh KPU. Pemberitahuan disampaikan secara tertulis
kepada calon terpilih anggota. DPD yang memperoleh suara
terbanyak pertama, kedua, ketiga, dan keempat dengan tembusan
kepada gubernur dan KPU Provinsi yang bersangkutan.

39. Bagaimana mekanisme penggantian calon terpilih?

a) Penggantian calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi,


dan DPRD kabupaten/kota dilakukan apabila calon terpilih
yang bersangkutan:
1. meninggal dunia;

16 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


2. mengundurkan diri;
3. tidak lagi memenuhi syarat menjadi anggota DPR, DPD,
DPRD provinsi, atau DPRD kabupaten/kota; atau
4. terbukti melakukan tindak pidana Pemilu berupa politik.
uang atau pemalsuan dokumen berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.

b) Calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD


kabupaten/kota, diganti oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota dengan calon dari daftar calon tetap Partai
Politik Peserta Pemilu yang sama di daerah pemilihan tersebut
berdasarkan perolehan suara calon terbanyak berikutnya.
c) Calon terpilih anggota DPD diganti dengan calon yang
memperoleh suara terbanyak berikutnya.
d) KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan
calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota sebagai calon terpilih pengganti dengan
keputusan KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota
paling lambat 14 (empat belas) hari setelah calon terpilih
berhalangan.

40. Bagaimana KPU menetapkan pasangan calon terpilih presiden


dan wakil presiden?

1. KPU menetapkan Pasangan Calon yang memperoleh suara


lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara sah
dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebagai Pasangan
Calon terpilih, dengan ketentuan; memperoleh paling sedikit
20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi; dan perolehan
suara sah tersebar di lebih dari 50% (lima puluh persen)
jumlah provinsi di Indonesia.
2. Dalam hal tidak ada Pasangan Calon yang memenuhi, KPU
menetapkan 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara
terbanyak pertama dan kedua untuk dipilih kembali oleh

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua.

17 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


3. Dalam hal berdasarkan perolehan suara terbanyak terdapat 2
(dua) Pasangan Calon dengan jumlah perolehan suara yang
sama, Pasangan Calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat
secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua.
4. Dalam hal berdasarkan perolehan suara terdapat 2 (dua)
Pasangan Calon dengan jumlah perolehan suara terbanyak
yang sama, penentuan peringkat pertama dan kedua untuk
dipilih kembali dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua, dilakukan berdasarkan persebaran wilayah
perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.
5. Dalam hal berdasarkan perolehan suara terdapat lebih dari
1 (satu) Pasangan Calon yang memperoleh jumlah suara
terbanyak kedua, penentuan Pasangan Calon dengan
perolehan suara terbanyak kedua dilakukan berdasarkan
persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara
berjenjang.
6. Perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang merupakan
Pasangan Calon yang unggul di provinsi dan kabupaten/kota
dengan jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang lebih
banyak.
7. Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) Pasangan Calon dalam
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, KPU menetapkan
Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak sebagai
Pasangan Calon terpilih.
41. Bagaimana KPU menentukan penghitungan perolehan kursi dan
penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota?

1. KPU menetapkan ambang batas perolehan suara Pemilu


anggota DPR paling sedikit 4% (empat persen) dari jumlah
suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan
perolehan kursi DPR.
2. Suara sah secara nasional merupakan hasil penghitungan

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
suara Pemilu anggota DPR.

17 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


3. Penentuan persentase perolehan suara Partai Politik yang
memenuhi ambang batas dilakukan dengan cara membagi
perolehan suara sah setiap Partai Politik secara nasional
dengan jumlah seluruh perolehan suara sah Partai Politik
secara nasional dikalikan 100% (seratus persen).
4. Perolehan suara sah Partai Politik secara nasional,
berdasarkan Keputusan KPU tentang penetapan perolehan
suara secara nasional.
5. Partai Politik Peserta Pemilu yang tidak memenuhi ambang
batas perolehan suara tidak disertakan pada penghitungan
perolehan kursi DPR di setiap Dapil.
6. Seluruh Partai Politik Peserta Pemilu diikutkan dalam
penentuan perolehan kursi anggota DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/ Kota.

42. Bagaimana KPU menentukan perolehan jumlah kursi calon


anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota untuk
setiap partai politik didasarkan atas hasil penghitungan seluruh
suara sah dari setiap partai politik?

KPU, KPU Provinsi, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota menetapkan


perolehan jumlah kursi anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota setiap Partai Politik pada masing-masing Dapil
dalam rapat pleno terbuka dengan ketentuan:
a. menetapkan jumlah suara sah setiap Partai Politik di setiap
Dapil sebagai suara sah setiap Partai Politik;
b. membagi suara sah setiap Partai Politik dengan bilangan
pembagi 1 (satu), dan diikuti secara berurutan oleh bilangan
ganjil 3 (tiga), 5 (lima), 7 (tujuh) dan seterusnya;
c. hasil pembagian sebagaimana dimaksud dalam huruf b
diurutkan berdasarkan jumlah nilai terbanyak; dan
d. nilai terbanyak pertama mendapat kursi pertama, nilai
terbanyak kedua mendapat kursi kedua, nilai terbanyak ketiga
mendapat kursi ketiga, dan seterusnya sampai jumlah kursi
pada Dapil yang bersangkutan habis terbagi.

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
43. Penggantian calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota dilakukan apabila calon terpilih yang
bersangkutan..

1. meninggal dunia;
2. mengundurkan diri;
3. tidak lagi memenuhi syarat menjadi anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, atau DPRD Kabupaten/Kota;
4. terbukti melakukan tindak pidana Pemilu berupa politik uang
atau pemalsuan dokumen berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; atau
5. terbukti melakukan pelanggaran larangan kampanye
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang- undangan mengenai kampanye Pemilu,
berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.

44. Dalam hal terdapat informasi tertulis dari masyarakat mengenai


Calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/
Kota yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai Calon
Pengganti Antarwaktu, KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/
KIP Kabupaten/Kota melakukan..

1. klarifikasi kebenaran informasi masyarakat tersebut kepada


instansi terkait dan/atau Calon Pengganti Antarwaktu.
2. melakukan klarifikasi dengan cara berkoordinasi dengan
Partai Politik untuk memastikan bahwa Calon Pengganti
Antarwaktu Anggota DPR, DPRD Provinsi atau DPRD
Kabupaten/Kota yang bersangkutan:
1. telah mengundurkan diri dengan sah;
2. diberhentikan sebagai anggota Partai Politik; atau
3. telah menjadi anggota Partai Politik lain;

3. berkoordinasi dengan Calon Pengganti Antarwaktu Anggota


DPR, DPD, DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota untuk

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


mendapatkan pernyataan tertulis dari yang bersangkutan;
dan

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
4. berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk mendapatkan dokumen
pembuktian.

45. Apa kondisi yang mengakibatkan Pemilu lanjutan?

1. Dalam hal di sebagian atau seluruh wilayah Negara Kesatuan


Republik Indonesia terjadi kerusuhan, gangguan keamanan,
bencana alam, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan
sebagian tahapan Penyelenggaraan Pemilu tidak dapat
dilaksanakan, dilakukan Pemilu lanjutan.
2. Pelaksanaan Pemilu lanjutan dimulai dari tahap Penyelenggaraan
Pemilu yang terhenti.

46. Apa kondisi yang mengakibatkan Pemilu susulan?

1. Dalam hal di sebagian atau seluruh Wilayah Negara Kesatuan


Republik Indonesia terjadi kerusuhan, gangguan keamanan,
bencana alam, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan
seluruh tahapan. Penyelenggaraan Pemilu tidak dapat
dilaksanakan, dilakukan Pemilu susulan.
2. Pelaksanaan Pemilu susulan dilakukan untuk seluruh tahapan
Penyelenggaraan Pemilu.

47. Penetapan penundaan pelaksanaan Pemilu dilakukan oleh?


1. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK apabila penundaan
pelaksanaan. Pemilu meliputi satu atau beberapa kelurahan/
desa;
2. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK apabila penundaan
pelaksanaan Pemilu meliputi satu atau beberapa. kecamatan;
3. KPU Provinsi atas usul KPU Kabupaten/Kota apabila
penundaan pelaksanaan Pemilu meliputi satu atau beberapa
kabupaten/ kota; atau
4. KPU atas usul KPU Provinsi apabila pelaksanaan Pemilu lanjutan
atau susulan meliputi satu atau beberapa provinsi.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


48. Apakah Presiden bisa menetapkan Pemiliu lanjutan atau Pemilu
susulan?

Dalam hal Pemilu tidak dapat dilaksanakan di 40% (empat puluh


persen) jumlah provinsi dan 50% (lima puluh persen) dari jumlah
Pemilih terdaftar secara nasional tidak dapat menggunakan
haknya untuk memilih, penetapan, Pemilu lanjutan atau Pemilu
susulan dilakukan oleh Presiden atas usul KPU.

49. Apa peran pemerintah dan pemerintah daerah dalam


pelaksanaan Pemilu?

1. penugasan personel pada sekretariat PPK, Panwaslu Kecamatan,


dan PPS;
2. penyediaan sarana ruangan sekretariat PPK, Panwaslu
Kecamatan dan PPS;
3. pelaksanaan sosialisasi terhadap peraturan perundang-
undangan Pemilu;
4. pelaksanaan pendidikan politik bagi pemilih untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu;
5. kelancaran transportasi pengiriman logistik;
6. pemantauan kelancaran Penyelenggaraan Pemilu; dan
7. kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
Pemilu.

50. Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dilakukan


dengan cara?

1. Panwascam dibantu oleh PPL dan Pengawas TPS melakukan


pengawasan rekapitulasi pada tingkat kecamatan;
2. Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan rekapitulasi
hasil penghitungan dan penetapan hasil pada tingkat daerah
kabupaten/kota; dan
3. Bawaslu Provinsi melakukan pengawasan rekapitulasi hasil
penghitungan dan penetapan hasil pada tingkat daerah provinsi.

BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
51. PPL atau Pengawas TPS melakukan pengawasan hasil
penghitungan suara di TPS yang akan disampaikan oleh KPPS
kepada PPK melalui PPS dengan cara?

1. memeriksa keutuhan kotak suara dan dokumen pendukung


yang akan diserahkan kepada PPK melalui PPS;
2. memastikan kotak suara memuat dokumen hasil
penghitungan suara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. memastikan kotak suara dalam kondisi terkunci dan tersegel;
4. memastikan KPPS membuat surat pengantar penyerahan
kotak suara kepada PPK melalui PPS; dan
5. memastikan KPPS menyerahkan kotak suara kepada PPS pada
hari yang sama dengan hari pemungutan suara.

52. PPL memastikan penyerahan kotak suara yang tidak dapat


dilakukan pada hari yang sama disebabkan karena?

1. keadaan geografis;
2. jarak tempuh;
3. cuaca; dan/atau
4. ketersediaan transportasi yang kurang memadai.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


BAGIAN XI
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil 1
BAGIAN XII

PEMANTAUAN PEMILU
DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


1. Siapa yang disebut dengan Pemantau Pemilu

1. organisasi kemasyarakatan berbadan hukum yayasan atau


berbadan hukum perkumpulan yang terdaftar pada
Pemerintah atau pemerintah daerah;
2. lembaga pemantau pemilihan dan luar negeri;
3. lembaga pemilihan luar negeri; dan
4. perwakilan negara sahabat di Indonesia.

2. Pemantau Pemilu harus memenuhi persyaratan?

1. bersifat independen;
2. mempunyai sumber dana yang jelas; dan
3. teregistrasi dan memperoleh izin dari Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan
cakupan wilayah pemantauannya.

3. Apa tambahan syarat bagi pemantau luar negeri?

Khusus pemantau dari luar negeri, harus memenuhi persyaratan:

1. mempunyai kompetensi dan pengalaman sebagai pemantau


Pemilu di negara lain, yang dibuktikan dengan surat
pernyataan dari organisasi pemantau yang bersangkutan
atau dari pemerintah negara lain tempat yang bersangkutan
pernah melakukan pemantauan;
2. memperoleh visa untuk menjadi pemantau Pemilu dari
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri; dan
3. memenuhi tata cara melakukan pemantauan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.

4. Bagaimana proses pendafataran pemantauan Pemilu?

1. Pemantau Pemilu mengajukan permohonan untuk melakukan


pemantauan Pemilu dengan mengisi formulir registrasi yang
disediakan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


2. Pemantau Pemilu mengembalikan formulir registrasi kepada
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota
dengan menyerahkan kelengkapan administrasi yang
meliputi: a). profil organisasi/lembaga;
b). memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari
Pemerintah atau pemerintah daerah, atau memiliki
pengesahan badan hukum yayasan atau badan hukum
perkumpulan;
c). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) organisasi/lembaga;
d). nama dan jumlah anggota pemantau;
e). alokasi anggota pemantau yang akan ditempatkan ke
daerah;
f). rencana dan jadwal kegiatan pemantauan serta daerah
yang ingin dipantau; dan
g). nama, surat keterangan domisili, dan pekerjaan
penanggung jawab pemantau yang dilampiri pas foto diri
terbaru.
3. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota
meneliti kelengkapan administrasi pemantau Pemilu
4. Pemantau Pemilu yang memenuhi persyaratan diberi tanda
terdaftar sebagai pemantau Pemilu serta mendapatkan
sertifikat akreditasi.
5. Dalam hal pemantau Pemilu tidak memenuhi kelengkapan
administrasi, pemantau Pemilu yang bersangkutan dilarang
melakukan pemantauan Pemilu.
6. Khusus pemantau yang berasal dan perwakilan negara
sahabat di Indonesia, yang bersangkutan harus mendapatkan
rekomendasi Menteri Luar Negeri.

5. Dimana wilayah kerja pemantau Pemilu?

1. Pemantau Pemilu melakukan pemantauan pada satu daerah


pemantauan sesuai dengan rencana pemantauan yang telah
diajukan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu

BAGIAN XII
Pemantauan Pemilu dan Partisipasi 17
Kabupaten/Kota.

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


2. Pemantau Pemilu yang melakukan pemantauan pada lebih
dari satu provinsi harus mendapatkan
3. persetujuan Bawaslu dan wajib melapor ke Bawaslu Provinsi
masing-masing.
4. Pemantau Pemilu yang melakukan pemantauan pada lebih
dari satu kabupaten/kota pada satu provinsi harus
mendapatkan persetujuan Bawaslu Provinsi dan wajib
melapor ke Bawaslu Kabupaten/Kota masing-masing.
5. Persetujuan atas wilayah kerja pemantau luar negeri
dikeluarkan oleh Bawaslu.

6. Hak dan Kewajiban Pemantau Pemilu adalah…

a. mendapat perlindungan hukum dan keamanan dari Pemerintah


Indonesia;
b. mengamati dan mengumpulkan informasi proses
Penyelenggaraan Pemilu;
c. memantau proses pemungutan dan penghitungan suara dari
luar TPS;
d. mendapatkan akses informasi yang tersedia dari Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
menggunakan perlengkapan untuk mendokumentasikan
kegiatan pemantauan sepanjan berkaitan dengan pelaksanaan
Pemilu.
e. Pemantau asing yang berasal dari perwakilan negara asing
yang berstatus diplomat berhak atas kekebalan diplomatik
selama menjalankan tugas sebagai pemantau Pemilu.

7. Kewajiban Pemantau Pemilu adalah….

a. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan


menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. mematuhi kode etik pemantau Pemilu yang diterbitkan oleh
Bawaslu;

BAGIAN XII
Pemantauan Pemilu dan Partisipasi 1
c. melaporkan diri, mengurus proses akreditasi dan tanda
pengenal ke Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah kerja pemantauan;
d. menggunakan tanda pengenal selama menjalankan
pemantauan;
e. menanggung semua biaya pelaksanaan kegiatan pemantauan;
f. melaporkan jumlah dan keberadaan personel pemantau
Pemilu serta tenaga pendukung administrative kepada
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota
sesuai dengan wilayah pemantauan;
g. menghormati kedudukan, tugas, dan wewenang Penyelenggara
Pemilu;
h. menghormati adat istiadat dan budaya setempat;
i. bersikap netral dan objektif dalam melaksanakan pemantauan;
j. menjamin akurasi data dan informasi hasil pemantauan yang
dilakukan dengan mengklarifikasikan kepada Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
k. melaporkan hasil akhir pemantauan pelaksanaan Pemilu
kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten
/Kota.

8. Pemantau Pemilu dilarang:

1. melakukan kegiatan yang mengganggu proses pelaksanaan


Pemilu;
2. memengaruhi Pemilih dalam menggunakan haknya untuk
memilih;
3. mencampuri pelaksanaan tugas dan wewenang
Penyelenggara Pemilu;
4. memihak kepada Peserta Pemilu tertentu;
5. menggunakan seragam, warna, atau atribut lain yang
memberikan kesan mendukung Peserta Pemilu;
6. menerima atau memberikan hadiah, imbalan, atau fasilitas
apa pun dan atau kepada Peserta Pemilu;

1 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


7. mencampuri dengan cara apa pun urusan politik dan
pemerintahan dalam negeri Indonesia;
8. membawa senjata, bahan peledak, dan/atau bahan berbahaya
lainnya selama melakukan
9. pemantauan;
10. masuk ke dalam TPS; dan/atau
11. melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan tujuan
sebagai pemantau Pemilu.

9. Apa bentuk partisipasi masyarakat dalam Pemilu?

1. sosialisasi Pemilu;
2. pendidikan politik bagi Pemilih;
3. survei atau jajak pendapat tentang Pemilu; dan
4. penghitungan cepat hasil Pemilu.

10. Apa ketentuan dari partisipasi masyarakat dalam Pemilu?

1. tidak melakukan keberpihakan yang menguntungkan atau


merugikan Peserta Pemilu;
2. tidak mengganggu proses penyelenggaraan tahapan Pemilu;
3. bertujuan meningkatkan partisipasi politik masyarakat secara
luas; dan
4. mendorong terwujudnya suasana yang kondusif bagi
Penyelenggaraan Pemilu yang aman, damai, tertib, dan lancar.

11. Pemantau Pemilu harus memenuhi persyaratan?

1. berbadan hukum yang terdaftar pada pemerintah atau


pemerintah daerah;
2. bersifat independen;
3. mempunyai sumber dana yang jelas; dan
4. terakreditasi dari Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau
Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan cakupan wilayah
pemantauannya.

18 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


12. Tata cara Akreditasi Pemantau Pemilu dilaksanakan melalui
tahapan?

1. pendaftaran;
2. penelitian administrasi; dan
3. Akreditasi.

13. Pendaftaran Pemantau Pemilu dilaksanakan sebelum tahapan


penyelenggaraan Pemilu sampai dengan?

7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan hari pemungutan suara.

14. Pemantau Pemilu yang melakukan perubahan rencana


pemantauan dengan ketentuan?

1. perubahan lebih dari 1 (satu) daerah provinsi harus


mendapatkan persetujuan Bawaslu serta wajib melapor ke
Bawaslu Provinsi setempat; dan
2. perubahan lebih dari 1 (satu) daerah kabupaten/ kota pada 1
(satu) provinsi harus mendapatkan persetujuan Bawaslu dan
wajib melapor ke Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/
Kota setempat.

15. Bawaslu menerbitkan sertifikat Akreditasi bagi Pemantau Pemilu


yang telah lolos penelitian administrasi sebagai bukti atau tanda
izin melakukan pemantauan sesuai dengan?

Wilayah kerja pemantauan.

16. Akreditasi Pemantau Pemilu berlaku sejak?

Sejak diterbitkannya sertifikat Akreditasi dan berlaku secara efektif


mulai tahapan tertentu apabila pemantauan diajukan tidak seluruh
tahapan Pemilu.

17. Tanda pengenal Pemantau Pemilu memuat informasi yang terdiri


atas?

BAGIAN XII
Pemantauan Pemilu dan Partisipasi 18
1. nama Pemantau Pemilu;
2. nama anggota Pemantau Pemilu;
3. pas foto diri terbaru anggota Pemantau Pemilu;
4. wilayah kerja pemantauan;
5. nomor dan tanggal Akreditasi;
6. pengesahan Ketua Bawaslu; dan
7. masa berlaku Akreditasi Pemantau Pemilu.

18. Sebutkan Kode Etik Pemantaaun?

1. Non Partisan dan Netral


Pemantau Pemilu wajib menjaga sikap independen, non
partisan dan tidak memihak (imparsial).
2. Tanpa Kekerasan (Non Violence)
Pemantau Pemilu dilarang membawa senjata, bahan peledak,
atau senjata tajam selama melaksanakan pemantauan.
3. Menghormati Peraturan Perundang-Undangan dan Adat
Istiadat dan Budaya Setempat
Pemantau Pemilu wajib menghormati segenap peraturan
perundangundangan yang berlaku dan adat istiadat dan
budaya setempat.
4. Kesukarelaan
Pemantau Pemilu dalam menjalankan tugasnya secara
sukarela dan penuh rasa tanggung jawab.
5. Integritas
Pemantau Pemilu dilarang melakukan tindakan penghasutan
atau provokasi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan hak
dan kewajiban Penyelenggaraan Pemilu dan Pemilih.
6. Kejujuran
Pemantau Pemilu wajib melaporkan hasil pemantauannya
secara jujur sesuai dengan fakta yang ada.
7. Obyektif
Informasi dikumpulkan, disusun dan dilaporkan secara akurat,
sistemik dan dapat diverifikasi serta dipertanggungjawabkan.

18 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


8. Kooperatif
Pemantau Pemilu dilarang mengganggu proses
penyelenggaraan tahapan Pemilu dalam melaksanakan tugas
pemantauannya.
9. Transparan
Pemantau Pemilu bersikap terbuka dalam melaksanakan
tugas dan bersedia menjelaskan metode, data, analisis dan
kesimpulan berkaitan dengan laporan pemantauannya.
10. Kemandirian
Pemantau Pemilu bersifat mandiri dalam pelaksanaan
tugas pemantauan, tanpa mengharapkan pelayanan dari
Penyelenggara Pemilu atau Pemerintah Daerah.
11. Berjanji untuk Patuh pada Kode Etik ini
Setiap orang yang berpartisipasi dalam pemantauan Pemilu
harus membaca dan memahami Kode Etik serta harus
menandatangani janji untuk mematuhinya.

BAGIAN XII
Pemantauan Pemilu dan Partisipasi 18
18 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN XIII

SENGKETA
PROSES PEMILU
1. Sengketa proses pemilu terjadi antara?

Sengketa proses Pemilu meliputi sengketa yang terjadi antar


Peserta Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu dengan
Penyelenggara Pemilu sebagai akibat dikeluarkannya keputusan
KPU, keputusan KPU Provinsi, dan keputusan KPU
Kabupaten/Kota.

2. Obyek sengketa meliputi?

a. perbedaan penafsiran atau suatu ketidakjelasan tertentu


mengenai suatu masalah kegiatan dan/atau peristiwa yang
berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. keadaan dimana terdapat pengakuan yang berbeda dan/atau
penolakan/penghindaran antarpeserta Pemilu; dan/atau
c. keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan keputusan KPU
Kabupaten/Kota.

3. Bagaimana Penanganan Permohonan Penyelesaian Sengketa


Proses Pemilu

1. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota


menerima permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan
KPU Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota.
2. Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
disampaikan oleh calon Peserta Pemilu dan/atau Peserta
Pemilu.
3. Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
disampaikan secara tertulis dan paling sedikit memuat:
a. nama dan alamat pemohon;
b. pihak termohon; dan
c. keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan/atau
keputusan KPU Kabupaten/Kota yang menjadi sebab
sengketa.

18 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


4. Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
disampaikan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
penetapan

BAGIAN
XIII 18
keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan/atau keputusan
KPU Kabupaten/Kota yang menjadi sebab sengketa.

4. Bagaimana Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu di Bawaslu

1. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota


berwenang menyelesaikan sengketa proses Pemilu.
2. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota
memeriksa dan memutus sengketa proses Pemilu paling lama
12 (dua belas) hari sejak diterimanya permohonan.
3. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota
melakukan penyelesaian sengketa proses Pemilu melalui
tahapan:
a. menerima dan mengkaji permohonan penyelesaian
sengketa proses Pemilu; dan
b. mempertemukan pihak yang bersengketa untuk mencapai
kesepakatan melalui mediasi atau musyawarah dan
mufakat.
4. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan antara pihak yang
bersengketa, Bawaslu, Bawaslu Provinsi,Bawaslu Kabupaten/
Kota menyelesaikan sengketa proses Pemilu melalui
adjudikasi.
5. Pemohonan sengketa proses Pemilu terdiri atas?

a. partai politik calon Peserta Pemilu yang telah mendaftarkan


diri sebagai Peserta Pemilu di KPU;
b. Partai Politik Peserta Pemilu;
c. calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum dalam daftar
calon sementara;
d. calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum dalam DCT;
e. Gabungan Partai Politik Peserta Pemilu;
f. bakal calon Anggota DPD yang telah mendaftarkan diri
kepada KPU;
g. calon anggota DPD;

18 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


h. h. bakal Pasangan Calon; dan
i. Pasangan Calon.

BAGIAN
XIII 18
6. Termohon dalam sengketa proses Pemilu terdiri atas..

a. KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota untuk sengketa


antara peserta dengan penyelenggara Pemilu; dan
b. Partai Politik Peserta Pemilu, calon Anggota DPR, DPD, dan
DPRD, atau Pasangan Calon untuk sengketa antarpeserta.

7. Bagaimana sifat putusan bawaslu tentang penyelesaian sengketa


proses Pemilu?

1. Putusan Bawaslu mengenai penyelesaian sengketa proses


Pemilu merupakan putusan yang bersifat final dan mengikat,
kecuali putusan terhadap sengketa proses Pemilu yang
berkaitan dengan:
a. verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu;
b. penetapan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/kota; dan
c. penetapan Pasangan Calon.
2. Dalam hal penyelesaian sengketa proses Pemilu yang
dilakukan oleh Bawaslu tidak diterima oleh para pihak, para
pihak dapat mengajukan upaya hukum kepada pengadilan
tata usaha negara.
3. Seluruh proses pengambilan putusan Bawaslu wajib dilakukan
melalui proses yang terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.

8. Bagaimana penyelesaian Sengketa proses Pemilu di Pengadilan


Tata Usaha Negara?

Sengketa proses Pemilu melalui pengadilan tata usaha negara


meliputi sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara
Pemilu antara calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD
kabupaten/kota, atau partai politik calon Peserta Pemilu, atau
bakal Pasangan Calon dengan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/ Kota sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU,
keputusan KPU Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota.

18 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


9. Sengketa proses Pemilu merupakan sengketa yang timbul antara?

a. KPU dan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang tidak lolos
verifikasi sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU tentang
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu.
b. KPU dan Pasangan Calon yang tidak lolos verifikasi sebagai
akibat dikeluarkannya Keputusan KPU tentang Penetapan
Pasangan Calon, dan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/
Kota dengan calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota yang dicoret dari daftar calon tetap
sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU tentang
Penetapan Daftar Calon Tetap.

10. Bagaimana tata cara penyelesaian sengketa proses Pemilu


melalui Pengadilan Tata Usaha Negara?

a. Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara Pemilu


ke pengadilan tata usaha negara, dilakukan setelah upaya
administratif di Bawaslu telah digunakan.
b. Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara Pemilu
dilakukan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah dibacakan
putusan Bawaslu.
c. Dalam hal pengajuan gugatan kurang lengkap, penggugat
dapat memperbaiki dan melengkapi gugatan paling lama 3
(tiga) hari kerja sejak diterimanya gugatan oleh pengadilan
tata usaha negara.
d. Apabila dalam waktu penggugat belum menyempurnakan
gugatan, hakim memberikan putusan bahwa gugatan tidak
dapat diterima
e. Terhadap putusan tidak dapat dilakukan upaya hukum.
f. Pengadilan tata usaha negara memeriksa dan memutus
gugatan paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak
gugatan dinyatakan lengkap.
g. Putusan pengadilan tata usaha negara bersifat final dan
mengikat serta tidak dapat dilakukan upaya hukum lain.

BAGIAN
XIII 18
h. KPU wajib menindaklanjuti putusan pengadilan tata usaha
negara paling lama 3 (tiga) hari kerja.

11. Siapa yang dimaksud dengan majelis khusus tata usaha negara
Pemilu?

1. Dalam memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa proses


Pemilu dibentuk majelis khusus yang terdiri atas hakim khusus
yang merupakan hakim karier di lingkungan pengadilan tata
usaha negara.
2. Hakim khusus ditetapkan berdasarkan keputusan Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia.
3. Hakim khusus adalah hakim yang telah melaksanakan
tugasnya sebagai hakim minimal 3 (tiga) tahun, kecuali
apabila dalam suatu pengadilan tidak terdapat hakim yang
masa kerjanya telah mencapai 3 (tiga) tahun.
4. Hakim khusus selama menangani sengketa tata usaha negara
Pemilu dibebaskan dari tugasnya untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara lain.
5. Hakim khusus harus menguasai pengetahuan tentang Pemilu.

12. Apa yang dimaksud dengan sengketa proses pendaftaran partai


politik peserta Pemilu?

Sengketa proses pendaftaran, Penelitian Administrasi, Verifikasi


Faktual dan penetapan Partai Politik Peserta Pemilu merupakan
sengketa yang timbul antara Partai Politik calon Peserta Pemilu
dengan KPU yang terjadi akibat diterbitkannya Keputusan KPU
tentang penetapan Partai Politik Peserta Pemilu.

13. Bagaimana sengketa tersebut diselesaikan?

Penyelesaian sengketa diselesaikan melalui upaya administrasi di


Bawaslu.Dalam hal masih terdapat keberatan atas putusan
Bawaslu, dapat diajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha
Negara.

19 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


14. Sengketa proses Pemilu meliputi ?

a. sengketa yang terjadi antar peserta Pemilu; dan


b. sengketa yang terjadi antara Peserta Pemilu dengan
penyelenggara Pemilu

15. Sengketa proses Pemilu terjadi karena?

a. hak peserta Pemilu yang dirugikan secara langsung oleh


tindakan peserta Pemilu lain; atau
b. hak peserta Pemilu yang dirugikan secara langsung oleh
tindakan KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota,
c. sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan
KPU Provinsi, atau keputusan KPU Kabupaten/Kota.

16. Keputusan KPU, KPU/KIP Provinsi atau Keputusan KPU


Kabupaten/ Kota berupa keputusan dan/atau berita apa yang
tidak dapat dijadikan obyek sengketa?

1. surat keputusan atau berita acara KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota yang merupakan tindak lanjut dari Putusan
Pelanggaran Administratif Pemilu atau Putusan Penyelesaian
Sengketa Proses Pemilu oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi,atau
Bawaslu Kabupaten/Kota;
2. surat keputusan atau berita acara KPU, KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota yang merupakan tindak lanjut dari
penanganan sentra penegakan hukum terpadu atau putusan
pengadilan terkait Tindak Pidana Pemilu yang telah
memperoleh kekuatan hukum yang tetap; atau
3. surat keputusan atau berita acara KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota yang merupakan hasil penghitungan suara,
rekapitulasi hasil penghitungan suara, dan penetapan hasil
Pemilu.

BAGIAN
XIII 19
17. Mekanisme penyelesaian sengketa antara Peserta Pemilu dengan
penyelenggara Pemilu dilakukan dengan cara?

1. menerima Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu;


2. melakukan verifikasi formal dan verifikasi materiil
Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu;
3. melakukan Mediasi antar pihak yang bersengketa;
4. melakukan proses Adjudikasi sengketa proses Pemilu; dan
5. memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu.

18. Mekanisme penyelesaian sengketa proses Pemilu yang terjadi


antar Peserta Pemilu dilakukan dengan cara?

1. menerima Permohonan penyelesaian sengketa prosesPemilu;


2. melakukan verifikasi formal dan verifikasi materiil
Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu;
3. melakukan Mediasi terhadap para pihak yang bersengketa;dan
4. memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu apabila tidak
tercapai mufakat diantara para pihak yang bersengketa.

19. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota


memeriksa dan memutus sengketa proses Pemilu paling lama?

12 (dua belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya Permohonan


yang diajukan Pemohon.

20. Pemohon sengketa proses Pemilu terdiri atas?

1. partai politik calon Peserta Pemilu yang telah mendaftarkan


diri sebagai Peserta Pemilu di KPU;
2. Partai Politik Peserta Pemilu;
3. bakal calon anggota DPR dan DPRD yang telah mendaftarkan
diri kepada KPU;
4. calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum dalam daftar
calon tetap;
5. bakal calon Anggota DPD yang telah mendaftarkandiri
kepada KPU;

19 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


6. calon anggota DPD;
7. bakal Pasangan Calon; dan
8. Pasangan Calon.

21. Pihak pemberi keterangan dalam proses sengketa didengar


keterangannya berdasarkan..

a. permintaan Pemohon atau Termohon kepada


Bawaslu,Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota;
dan
b. kebutuhan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota

22. Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu yang terjadi


antara peserta dengan Penyelenggara Pemilu dapat diajukan
dengan cara..

a. langsung, yaitu diajukan ke Sekretariat Jenderal


Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi, atau Sekretariat
BawasluKabupaten/Kota; atau
b. tidak langsung, yaitu diajukan melalui laman penyelesaian
sengketa di laman resmi Bawaslu dan Bawaslu Provinsi.

23. Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu disampaikan


paling lama?

3 (tiga) hari kerja sejak tanggal penetapan Keputusan KPU, KPU/


KIP Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota.

24. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota


melakukan Mediasi penyelesaian sengketa proses Pemilu dengan
tahapan..

a. pimpinan Mediasi menyampaikan pernyataan pembuka;


b. penyampaian kronologis permasalahan dari para pihak;
c. perundingan kesepakatan penyelesaian sengketa proses Pemilu;
d. penyusunan kesepakatan para pihak oleh mediator; dan

BAGIAN
XIII 19
e. penandatangan berita acara kesepakatan atau ketidaksepakatan.

19 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


25. Majelis Adjudikasi penyelesaian sengketa Bawaslu dipimpin oleh
majelis sidang paling sedikit?

3 (tiga) Anggota Bawaslu, terdiri atas1 (satu) Anggota Bawaslu


sebagai ketua majelis sidang dan dibantu oleh 2 (dua) Anggota
Bawaslu sebagai anggota majelis sidang.

26. Alat bukti dalam penyelesaian sengketa proses Pemilu terdiri atas?

a. surat;
b. keterangan Pemohon dan Termohon;
c. keterangan Saksi;
d. keterangan Ahli;
e. informasi elektronik dan/atau dokumen elektronikdan/atau
hasil cetakannya;dan/atau
f. pengetahuan majelis sidang.

27. Adjudikasi dilaksanakan dengan tahapan?

a. penyampaian pokok Permohonan Pemohon;


b. jawaban Termohon;
c. tanggapan pihak terkait;
d. pembuktian;
e. kesimpulan para pihak; dan
f. putusan.

28. Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/


Kota atas penyelesaian sengketa proses Pemilu bersifat final dan
mengikat, kecuali?

a. verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu;


b. penetapan DCT anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota; dan
c. penetapan Pasangan Calon.

BAGIAN
XIII 19
29. Salinan putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau
BawasluKabupaten/Kota atas penyelesaian sengketa proses
Pemilu disampaikan kepada Pemohon, Termohon, dan pihak
terkait paling lambat?

3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal putusandibacakan.

30. KPU, KPU/KIP Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota wajib


menindaklanjuti Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau
Bawaslu Kabupaten/Kota paling lama?

3 (tiga) hari kerja sejak dibacakan.

31. Bawaslu berwenang melakukan koreksi terhadap putusan


sengketa proses Pemilu Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota apabila?

Terdapat kesalahan penerapan hukum dan/atau kekhilafan majelis.

32. Pemohon yang dirugikan atas putusan sengketa proses Pemilu


Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota dapat
mengajukan permohonan Koreksi Putusan paling lama?

1 (satu) hari kerja setelah putusan Bawaslu Provinsi dan/atau


Bawaslu Kabupaten/Kota dibacakan kepada Bawaslu melalui
Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota.

33. Bawaslu menerbitkan hasil koreksi paling lama?

2 (dua) hari kerja terhitung sejak tanggal Permohonan koreksi


terhadap putusan Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/
Kota diterima.

34. Hasil koreksi Bawaslu dapat berupa?

a. menolak Permohonan koreksi Pemohon; atau


b. menerima Permohonan koreksi Pemohon.

19 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


35. Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota wajib
menindaklanjuti hasil koreksi dengan menerbitkan putusan baru
paling lama?

1 (satu) hari kerja terhitung sejak tanggal hasil koreksi diterima


oleh Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota.

36. Bagaimaan perselisihan hasil Pemilu dilakukan?

a. Perselisihan hasil Pemilu meliputi perselisihan antara KPU dan


Peserta Pemilu mengenai penetapan perolehan suara hasil
Pemilu secara nasional.
b. Perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilu anggota
DPR, DPD, dan DPRD secara nasional meliputi perselisihan
penetapan perolehan suara yang dapat memengaruhi
perolehan kursi Peserta Pemilu.
c. Perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden secara nasional meliputi perselisihan
penetapan perolehan suara yang dapat memengaruhi
penetapan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

37. Bagaimaan tata cara penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilu?

a. Dalam hal terjadi perselisihan penetapan perolehan suara


hasil Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD secara nasional,
Peserta Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD dapat
mengajukan permohonan pembatalan penetapan basil
penghitungan perolehan suara oleh KPU kepada Mahkamah
Konstitusi.
b. Peserta Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD mengajukan
permohonan kepada Mahkamah Konstitusi paling lama 3 x 24
(tiga kali dua puluh empat) jam sejak diumumkan penetapan
perolehan suara hasil Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD
secara nasional oleh KPU.
c. Dalam hal pengajuan permohonan kurang lengkap, pemohon
dapat memperbaiki dan melengkapi permohonan paling lama

BAGIAN
XIII 19
3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak diterimanya
permohonan oleh Mahkamah Konstitusi.
d. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota wajib
menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi.

38. Bagaimana proses perselisihan penetapan perolehan suara hasil


presiden dan wakil presidan?

a. Dalam hal terjadi perselisihan penetapan perolehan suara


hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pasangan Calon
dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Konstitusi
dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari setelah penetapan hasil
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden oleh KPU.
b. Keberatan hanya terhadap hasil penghitungan suara yang
memengaruhi penentuan terpilihnya Pasangan Calon atau
penentuan untuk dipilih kembali pada Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden.
c. Mahkamah Konstitusi memutus perselisihan yang timbul
akibat keberatan paling lama 14 (empat belas) hari sejak
diterimanya permohonan keberatan oleh Mahkamah
Konstitusi.
d. KPU wajib menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi.
e. Mahkamah Konsti tusi menyampaikan putusan hasil
penghitungan suara kepada:
a). Majelis Permusyawaratan Rakyat;
b). Presiden;
c). KPU;
d). Pasangan Calon; dan
e). Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengajukan
calon

39. Dalam pemberian keterangan di Mahkamah Konstitusi, Bawaslu


Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota wajib memenuhi
kriteria..

19 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


a. berintegritas;
b. netralitas;
c. profesionalitas;
d. memiliki soliditas;
e. tidak memiliki konflik kepentingan;
f. memiliki kemampuan berkomunikasi; dan
g. memiliki kinerja yang baik.

40. Dalam mempersiapkan pemberian keterangan, Pengawas Pemilu


melakukan..

a. menghimpun dan mengolah data hasil pengawasan dan


penyelenggaraan Pemilu dari Pengawas Pemilu di setiap
tingkatan terkait pokok permohonan;
b. menyusun keterangan tertulis;
c. melakukan konsultasi kepada Bawaslu untuk Bawaslu
Provinsi; dan
d. melakukan konsultasi kepada Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
untuk Bawaslu Kabupaten/Kota.

41. Pengawas Pemilu dalam menyusun keterangan tertulis sesuai


dengan..

a. pokok permohonan;
b. data hasil pengawasan;
c. putusan rapat pleno; dan
d. dokumen dan bukti.

BAGIAN
XIII 19
BAGIAN XIV

PENANGANAN
PELANGGARAN
PEMILU

20 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


1. Bagaimana penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu?

a. Pelanggaran Pemilu berasal dari temuan pelanggaran Pemilu


dan laporan pelanggaran Pemilu.
b. Temuan pelanggaran Pemilu merupakan hasil pengawasan
aktif Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu
LN, dan Pengawas TPS pada setiap tahapan Penyelenggaraan
Pemilu.
c. Laporan pelanggaran Pemilu merupakan laporan langsung
Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, Peserta
Pemilu, dan pemantau Pemilu kepada Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan/atau Pengawas
TPS pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu.

2. Laporan pelanggaran Pemilu disampaikan secara tertulis dan


paling sedikit memuat..

a. nama dan alamat pelapor;


b. pihak terlapor;
c. waktu dan tempat kejadian perkara; dan
d. uraian kejadian.

3. Hasil pengawasan ditetapkan sebagai temuan pelanggaran Pemilu


paling lama..

Paling lama 7 (tujuh) hari sejak ditemukannya dugaan pelanggaran


Pemilu.

4. Laporan pelanggaran Pemilu disampaikan paling lama?

Paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diketahui terjadinya dugaan


pelanggaran Pemilu.

20 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


5. Temuan dan laporan pelanggaran Pemilu yang telah dikaji dan
terbukti kebenarannya wajib ditindaklanjuti oleh Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS paling lama?

7 (tujuh) hari setelah temuan dan laporan diterima dan diregistrasi.

6. Dalam hal Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,


Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN,
dan Pengawas TPS memerlukan keterangan tambahan mengenai
tindak lanjut dan kajian dilakukan paling lama?

Paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah temuan dan


laporan diterima dan diregistrasi.

7. Apa yang dimaksud dengan pelanggaran administratif Pemilu?

Pelanggaran administratif Pemilu meliputi pelanggaran terhadap tata


cara, prosedur, atau mekanisme yang berkaitan dengan
administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu. Pelanggaran administrative tidak
termasuk tindak pidana Pemilu dan pelanggaran kode etik.

8. Bagaimana mekanisme penyelesaian pelanggaran administratif


Pemilu?

a. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota


menerima, memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran
administratif Pemilu.
b. Panwaslu Kecamatan menerima, memeriksa, mengkaji,
dan membuat rekomendasi atas hasil kajiannya mengenai
pelanggaran administratif Pemilu kepada pengawas Pemilu
secara berjenjang.
c. Pemeriksaan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota harus dilakukan secara terbuka.

BAGIAN
XIV 2
d. Dalam hal diperlukan sesuai kebutuhan tindak lanjut
penanganan pelanggaran Pemilu, Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/Kota dapat melakukan investigasi.
e. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota wajib
memutus penyelesaian pelanggaran administratif Pemilu
paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah temuan dan
laporan diterima dan diregistrasi.
f. Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota
untuk penyelesaian pelanggaran administratif Pemilu berupa:
a. perbaikan administrasi terhadap tata cara, prosedur, atau
mekanisme sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
b. teguran tertulis;
c. ti dak diikutkan pada tahapan tertentu dalam
Penyelenggaraan Pemilu; dan
d. sanksi administratif lainnya sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Pemilu

9. Berapa lama KPU menindaklanjuti putusan Bawaslu dalam


penyelesaian pelanggaran administrasi?

KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti


putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal putusan dibacakan.

10. Bagaimana penanganan pelanggaran administrasi yang bersifat


terstruktur, sistematis dan massif?

1. Dalam hal terjadi pelanggaran administratif Pemilu yang


terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif, Bawaslu
menerima, memeriksa, dan merekomendasikan pelanggaran
administratif Pemilu dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari kerja.
2. Pemeriksaan harus dilakukan secara terbuka dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

20 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


3. KPU wajib menindaklanjuti putusan Bawaslu dengan

BAGIAN
XIV 2
menerbitkan keputusan KPU dalam waktu paling lambat 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya putusan Bawaslu.
4. Keputusan KPU dapat berupa sanksi administratif pembatalan
calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD
kabupaten/kota, dan Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden.
5. Calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/
kota, dan Pasangan Calon yang dikenai sanksi administratif
pembatalan dapat mengajukan upaya hukum ke Mahkamah
Agung dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak keputusan KPU ditetapkan.
6. Mahkamah Agung memutus upaya hukum pelanggaran
administratif Pemilu dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari kerja terhitung sejak berkas perkara diterima oleh
Mahkamah Agung.
7. Dalam hal putusan Mahkamah Agung membatalkan
keputusan KPU, KPU wajib menetapkan kembali sebagai calon
anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden.
8. Putusan Mahkamah Agung bersifat final dan mengikat.

11. Bagaimaan jika putusan Bawaslu tidak ditindaklanjuti?

Dalam hal KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, atau
Peserta Pemilu tidak menindaklanjuti putusan Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota, maka Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota mengadukan ke DKPP.

12. Bagaimana tata cara penanganan tindak Pidana Pemilu?

a. Laporan dugaan tindak pidana Pemilu diteruskan oleh


Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan/atau
Panwaslu Kecamatan kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam
sejak Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,
dan/atau Panwaslu Kecamatan menyatakan bahwa perbuatan

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


atau tindakan yang diduga merupakan tindak pidana Pemilu.

BAGIAN
XIV 2
b. Perbuatan atau tindakan yang diduga merupakan tindak pidana
Pemilu dinyatakan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, dan/atau Panwaslu Kecamatan setelah
berkoordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam Gakkumdu.
c. Laporan dugaan tindak pidana Pemilu disampaikan secara
tertulis dan paling sedikit memuat:
a. nama dan alamat pelapor;
b. pihak terlapor;
c. waktu dan tempat kejadian perkara; dan
d. uraian kejadian.
13. Berdasarkan apa penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan tindak pidana Pemilu?

Penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan tindak


pidana Pemilu dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, kecuali ditentukan lain
dalam Undang-Undang Pemilu.

14. Apa syarat penyelidik dan penyidik dapat ditetapkan sebagai


penyelidik dan penyidik tindak pidana Pemilu?
a. telah mengikuti pelatihan khusus mengenai penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana Pemilu;
b. cakap dan memiliki integritas moral yang tinggi selama
menjalankan tugasnya; dan
c. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin.

15. Berapa lama penyelidik menyampaikan kepada penyidik ketika


menemukan bukti permulaan yang cukup adanya dugaan tindak
pidana Pemilu?
Penyelidik dalam melakukan penyelidikan menemukan bukti
permulaan yang cukup adanya dugaan tindak pidana Pemilu, hasil
penyelidikannya disertai berkas perkara disampaikan kepada penyidik
paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam.

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


16. Berapa lama penyidik menyampaikan hasil penyidikannya dan
penyampaian hasil kepada penuntut umum?

a. Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia menyampaikan


hasil penyidikannya disertai berkas perkara kepada penuntut
umum paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya
laporan dan dapat dilakukan dengan tanpa kehadiran
tersangka.
b. Dalam hal hasil penyidikan belum lengkap, dalam waktu
paling lama 3 (tiga) hari penuntut umum mengembalikan
berkas perkara kepada Penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia disertai petunjuk tentang hal yang harus dilakukan
untuk dilengkapi.
c. Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam waktu
paling lama 3 (tiga) hari sejak tanggal penerimaan berkas
harus sudah menyampaikan Kembali berkas perkara tersebut
kepada penuntut umum.
d. Penuntut umum melimpahkan berkas perkara kepada
pengadilan negeri paling lama 5 (lima) hari sejak menerima
berkas perkara dan dapat dilakukan dengan tanpa kehadiran
tersangka.
17. Bagaimana proses tindak pidana pemilu di pengadilan?

a. Pengadilan negeri dalam memeriksa, mengadili, dan memutus


perkara tindak pidana Pemilu menggunakan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana, kecuali ditentukan lain dalam
Undang- Undang Pemilu.
b. Sidang pemeriksaan perkara tindak pidana Pemilu dilakukan
oleh majelis khusus.
c. Pengadilan negeri memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara tindak pidana Pemilu paling lama 7 (tujuh) hari
setelah pelimpahan berkas perkara dan dapat dilakukan
dengan tanpa kehadiran terdakwa.

BAGIAN
XIV 20
d. Dalam hal putusan pengadilan diajukan banding, permohonan
banding diajukan paling lama 3 (tiga) hari setelah putusan
dibacakan.
e. Pengadilan negeri melimpahkan berkas perkara permohonan
banding kepada pengadilan tinggi paling lama 3 (tiga) hari
setelah permohonan banding diterima.
f. Pengadilan tinggi memeriksa dan memutus perkara banding
paling lama 7 (tujuh) hari setelah permohonan banding
diterima.
g. Putusan pengadilan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) merupakan putusan terakhir dan mengikat serta tidak
dapat dilakukan upaya hukum lain.
h. Putusan pengadilan harus sudah disampaikan kepada penuntut
umum paling lambat 3 (tiga) hari setelah putusan dibacakan.
i. Putusan pengadilan harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga)
hari setelah putusan diterima oleh jaksa.
j. Putusan pengadilan terhadap kasus tindak pidana Pemilu
yang menurut Undang-Undang ini dapat memengaruhi
perolehan suara Peserta Pemilu harus sudah selesai paling
lama 5 (lima) hari sebelum KPU menetapkan hasil Pemilu
secara nasional. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
wajib menindaklanjuti putusan pengadilan
k. Salinan putusan pengadilan harus sudah diterima KPU, KPU
Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota, dan Peserta Pemilu pada
hari putusan pengadilan dibacakan.

18. Siapa yang dimaksud dengan majelis khusus tindak pidana Pemilu?

a. Majelis khusus terdiri atas hakim khusus yang merupakan


hakim karier pada pengadilan negeri dan pengadilan tinggi
yang ditetapkan secara khusus untuk memeriksa, mengadili,
dan memutus perkara tindak pidana Pemilu.
b. Hakim khusus ditetapkan berdasarkan keputusan Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia.

20 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


c. Hakim khusus harus memenuhi syarat telah melaksanakan
tugasnya sebagai hakim minimal 3 (tiga) tahun, kecuali dalam
suatu pengadilan tidak terdapat hakim yang masa kerjanya
telah mencapai 3 (tiga) tahun.
d. Hakim khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama
memeriksa, mengadili, dan memutus tindak pidana Pemilu
dibebaskan dari tugasnya untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara lain.
e. Hakim khusus harus menguasai pengetahuan tentang Pemilu.

19. Jelaskan apa yang dimaksud sentra penegakan hukum terpadu?

a. Untuk menyamakan pemahaman dan pola penanganan


tindak pidana Pemilu, Bawaslu, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia membentuk
Gakkumdu.
b. Gakkumdu melekat pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan
Bawaslu Kabupaten/Kota.
c. Gakkumdu terdiri atas penyidik yang berasal dari Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan penuntut yang berasal dari
Kejaksaan Agung Republik Indonesia.
d. Penyidik dan penuntut menjalankan tugas secara penuh
waktu dalam penanganan tindak pidana Pemilu.
e. Penyidik dan penuntut diperbantukan sementara dan tidak
diberikan tugas lain dari instansi asalnya selama menjalankan
tugas di Gakkumdu.
f. Pihak instansi asal memberikan penghargaan kepada penyidik
dan penuntut yang telah menyelesaikan tugas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Gakkumdu dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
sekretariat Gakkumdu.
h. Sekretariat Gakkumdu melekat pada sekretariat Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota.

BAGIAN
XIV 20
i. Anggaran operasional Gakkumdu dibebankan pada anggaran
Bawaslu.
j. Untuk pembentukan Gakkumdu di luar negeri, Bawaslu,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Agung
Republik Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Luar
Negeri.
k. Ketentuan lebih lanjut mengenai Gakkumdu diatur dengan
Peraturan Bawaslu. Peraturan Bawaslu disusun secara
bersama oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Jaksa Agung Republik Indonesia, dan Ketua Bawaslu.
Peraturan Bawaslu ditetapkan setelah berkonsultasi dengan
DPR dalam forum rapat dengar pendapat.

20. Dugaan Pelanggaran Pemilu berasal?

Temuan atau Laporan. Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan/atau


Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
Kelurahan/ Desa, Panwaslu LN, dan/atau Pengawas TPS wajib
melakukan penindakan terhadap dugaan pelanggaran Pemilu.

21. Apa yang dimaksud dengan Penindakan?

Merupakan serangkaian proses penanganan pelanggaran yang


berasal dari Temuan/Laporan untuk ditindaklanjuti oleh instansi
yang berwenang.

22. Proses penanganan pelanggaran meliputi..

a. temuan/penerimaan Laporan;
b. pengumpulan alat bukti;
c. klarifikasi;
d. serta penerusan hasil kajian atas Temuan/Laporan kepada
instansi yang berwenang;
e. pengkajian; dan/atau
f. pemberian rekomendasi.

20 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


23. Pengawas Pemilu melakukan pengawasan pada setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu. Hasil pengawasan yang terdapat
dugaan pelanggaran Pemilu disampaikan dan diputuskan
dalam..

Rapat pleno Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,


Panwaslu Kecamatan, atau Panwaslu LN sebagai Temuan dugaan
pelanggaran yang dituangkan dalam formulir yang memuat paling
sedikit:

a. pengawas Pemilu yang menemukan dugaan pelanggaran;


b. batas waktu Temuan;
c. pihak terlapor; dan
d. peristiwa dan uraian kejadian.

24. Pengawas Pemilu membuat kajian awal atas Laporan dugaan


Pelanggaran Pemilu yang dituangkan dalam formulir paling lama?

2 (dua) hari sejak Laporan diterima.

25. Kajian awal Pengawas Pemilu atas Laporan Dugaan Pelanggaran


Pemilu merupakan?

Kegiatan menganalisis keterpenuhan syarat formil dan syarat


materil, jenis pelanggaran, penentuan Laporan dapat registrasi
atau tidak, pelimpahan Laporan sesuai dengan tempat terjadinya
dugaan Pelanggaran Pemilu dan/atau Laporan Dugaan
Pelanggaran Pemilu telah ditangani dan diselesaikan oleh Pengawas
Pemilu sesuai dengan tingkatannya.

26. Syarat formil dugaan pelanggaran Pemilu meliputi..

a. identitas Pelapor/pihak yang berhak melaporkan;


b. pihak terlapor;
c. waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan paling lama 7
(tujuh) hari sejak diketahui terjadinya dan/atau ditemukannya
dugaan Pelanggaran Pemilu; dan

BAGIAN
XIV 20
d. kesesuaian tanda tangan dalam formulir Laporan Dugaan
Pelanggaran dengan kartu tanda penduduk elektronik dan/
atau kartu identitas lain.

27. Syarat materil dugaan pelanggaran meliputi..

a. peristiwa dan uraian kejadian;


b. tempat peristiwa terjadi;
c. saksi yang mengetahui peristiwa tersebut; dan
d. bukti.

28. Jenis dugaan pelanggaran adalah..

a. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu;


b. Pelanggaran Administratif Pemilu;
c. Tindak Pidana Pemilu; dan/atau
d. pelanggaran peraturan perundang-undangan lainnya.

29. Hasil kajian awal Pengawas Pemilu atas Laporan berupa..

a. dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu dan/atau dugaan


Pelanggaran Administratif Pemilu secara terstruktur,
sistematis dan masif yang diterima oleh Bawaslu atau
Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota diteruskan
untuk ditindaklanjuti dengan mekanisme penyelesaian
Pelanggaran Administratif Pemilu dan penyelesaian
Pelanggaran Administratif Pemilu yang terjadi secara
terstruktur, sistematis, dan masif;
b. dugaan Tindak Pidana Pemilu yang telah memenuhi
syarat formil dan syarat materil, diregistrasi dan dilakukan
pembahasan pada Gakkumdu untuk ditindaklanjuti;
c. dugaan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang
telah memenuhi syarat formil dan syarat materil diregistrasi
dan ditindaklanjuti dengan proses penanganan Pelanggaran
Pemilu;

21 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


d. dugaan pelanggaran peraturan perundangundangan lainnya
yang telah memenuhi syarat formal dan syarat materil
diregistrasi dan ditindaklanjuti dengan proses penanganan
pelanggaran; dan/atau
e. dugaan Pelanggaran Pemilu telah ditangani dan diselesaikan
oleh Pengawas Pemilu pada tingkatan tertentu tidak diregistrasi.

30. Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu yang memenuhi syarat


formil dan materil diberi nomor Laporan dan dicatatkan dalam
buku register penerimaan Laporan paling lama?

3 (tiga) hari sejak Laporan diterima.

31. Dalam hal Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu yang belum


memenuhi syarat formil dan/atau materil, Pengawas Pemilu
memberitahukan kepada Pelapor untuk memenuhi syarat formal
dan/atau syarat materil paling lama?

3 (tiga) hari sejak Laporan diterima.

32. Dalam hal Pelapor tidak memenuhi syarat formil dan syarat materil
dalam waktu?

3 (tiga) hari sejak Laporan diterima, Pengawas Pemilu tidak


meregisterasi Laporan Dugaan Pelanggaran.

33. Dugaan pelanggaran yang disampaikan kepada Pengawas Pemilu


dalam bentuk informasi lisan, dan/atau informasi tertulis
merupakan?

Informasi awal.

34. Informasi awal dapat berupa..

a. informasi dugaan pelanggaran yang disampaikan secara


langsung di kantor Pengawas Pemilu;

BAGIAN
XIV 21
b. informasi dugaan pelanggaran melalui telepon resmi pengaduan
Pengawas Pemilu; atau
c. informasi dugaan pelanggaran yang disampaikan dalam
bentuk surat, pesan singkat melalui telepon, faksimile, surat
elektronik, atau di situs resmi Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/Kota

35. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan


Panwaslu Kecamatan dapat melakukan Investigasi atas informasi
awal untuk?

Menemukan peristiwa dugaan Pelanggaran Pemilu.

36. Dalam hal melakukan Investigasi, Pengawas Pemilu dapat meminta


bahan keterangan yang dibutuhkan dengan..

a. mengundang pihak yang berkaitan/mengetahui dugaan


pelanggaran Pemilu;
b. menemui pihak yang berkaitan/mengetahui dugaan
Pelanggaran Pemilu; dan/atau c. dalam melakukan tindakan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, Pengawas
Pemilu menuangkan ke dalam berita acara klarifikasi,
penyerahan data, dokumen, dan/atau barang.

37. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu


Kecamatan memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran
Pemilu, paling lama?

7 (tujuh) hari kerja setelah Temuan atau Laporan Dugaan


Pelanggaran diterima dan diregistrasi.

38. Dalam hal Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,


Panwaslu Kecamatan, memerlukan keterangan tambahan mengenai
tindak lanjut keterangan tambahan dan kajian dilakukan paling
lama?

21 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


14 (empat belas) hari kerja setelah Temuan dan Laporan diterima
dan diregistrasi.

BAGIAN
XIV 21
39. Pengawas Pemilu membuat surat undangan klarifikasi yang
dituangkan dalam formulir, ditujukan kepada?

Pelapor, terlapor, saksi dan/atau ahli yang memuat jadwal


klarifikasi dan undangan untuk menghadiri klarifikasi atau
pemberian keterangan.

40. Surat undangan klarifikasi disampaikan kepada Pelapor, terlapor,


saksi, dan/atau ahli paling lama?

1 (satu) hari sebelum klarifikasi atau pemberian keterangan.

41. Kajian dugaan Pelanggaran Pemilu dibuat oleh Bawaslu, Bawaslu


Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan dapat
dibantu oleh petugas yang ditunjuk. Kajian dugaan pelanggaran
tersebut menggunakan sistematika kajian yang paling sedikit
memuat..

a. kasus posisi;
b. data;
c. kajian;
d. kesimpulan; dan
e. rekomendasi;

42. Hasil kajian terhadap Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran


digunakan untuk menentukan..

a. Pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu;


b. Tindak Pidana Pemilu;
c. Pelanggaran Administratif Pemilu;
d. pelanggaran peraturan perundang-undangan lainnya; atau
e. bukan pelanggaran.

43. Laporan dugaan Tindak Pidana Pemilu diteruskan kepada


Kepolisian Negara Republik Indonesia paling lama?

1x24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak diputuskan dalam rapat
pleno berdasarkan kajian Pengawas Pemilu.

21 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


44. Penerusan Laporan dugaan Tindak Pidana Pemilu dilakukan paling
lama?

14 (empat belas) hari Penerusan Temuan/Laporan dugaan Tindak


Pidana Pemilu dilampiri dengan berkas Temuan/Laporan dan
dokumen hasil penanganan pelanggaran

45. Bawaslu melakukan pemeriksaan terhadap dokumen permintaan


koreksi dan dokumen penanganan pelanggaran atas keluarnya
rekomendasi/penerusan Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran
oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota paling lama?

2 (dua) hari sejak permintaan koreksi diterima oleh Bawaslu.

46. Bawaslu Provinsi melakukan pemeriksaan terhadap dokumen


permintaan koreksi dan dokumen penanganan pelanggaran atas
keluarnya rekomendasi/penerusan Temuan atau Laporan Dugaan
Pelanggaran oleh Bawaslu Kabupaten/Kota paling lama?

2 (dua) hari sejak permintaan koreksi diterima oleh Bawaslu.

47. Penanganan tindak pidana Pemilu dilaksanakan dalam satu atap


secara terpadu oleh Gakkumdu berdasarkan asas..

a. keadilan;
b. kepastian;
c. kemanfaatan;
d. persamaan di muka hukum;
e. praduga tidak bersalah; dan
f. legalitas.

48. Penanganan tindak pidana Pemilu dilaksanakan berdasarkan


prinsip…

a. kebenaran;
b. cepat;
c. sederhana;

BAGIAN
XIV 21
d. biaya murah; dan
e. tidak memihak.

49. Keanggotaan Gakkumdu terdiri atas..

a. pengawas Pemilu;
b. polri; dan
c. Kejaksaan Agung.

50. Penyidik Tindak Pidana Pemilu yang ditempatkan di Gakkumdu


merupakan Penyidik Polri memenuhi persyaratan..

a. telah mengikuti pelatihan khusus mengenai Penyelidikan dan


Penyidikan tindak pidana Pemilu;
b. cakap dan memiliki integritas moral yang tinggi selama
menjalankan tugasnya; dan
c. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin

51. Jaksa yang ditempatkan di Gakkumdu merupakan Penuntut


Umum yang memiliki kualifikasi..

a. Kompetensi dan pengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun.


b. diperbantukan sementara dan menjalankan tugas secara
penuh waktu serta tidak diberikan tugas lain dari instansi
asalnya selama menjalankan tugas di Gakkumdu.

21 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


21 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN XV

SOSIALISASI,
PENDIDIKAN PEMILIH
DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT
1. Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dalam
penyelenggaraan dilaksanakan pada..

a. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;


b. Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota;
c. Pemilu anggota DPD.

2. Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat


bertujuan untuk?

a. menyebarluaskan informasi mengenai tahapan, jadwal dan


program Pemilu;
b. meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang hak dan kewajiban dalam Pemilu; dan
c. meningkatkan partisipasi Pemilih dalam Pemilu.

3. Sasaran dalam pelaksanaan Sosialisasi Pemilu, meliputi siapa saja?

a. keluarga;
b. pemilih pemula;
c. pemilih muda;
d. pemilih perempuan;
e. pemilih penyandang disabilitas;
f. pemilih berkebutuhan khusus;
g. kaum marjinal;
h. komunitas;
i. keagamaan;
j. relawan demokrasi; dan
k. warga internet (netizen);
l. masyarakat umum;
m. media massa;
n. partai Politik Peserta Pemilu;
o. pengawas;
p. pemantau Pemilu Dalam Negeri dan Pemantau Pemilu Luar
Negeri;

21 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


q. organisasi kemasyarakatan;
r. masyarakat adat; dan
s. instansi pemerintah.

4. Pemilih berkebutuhan khusus mencakup masyarakat di wilayah


mana saja?

Perbatasan atau terpencil, penghuni lembaga permasyarakatan,


pasien dan pekerja rumah sakit, pekerja tambang lepas pantai,
perkebunan, dan kelompok lain yang terpinggirkan.

5. Materi sosialisasi pemutakhiran data Pemilih dan penyusunan


daftar Pemilih adalah..

a. konsep dasar tentang hak memilih;


b. tahapan dan jadwal pemutakhiran dan penyusunan daftar
Pemilih;
c. mekanisme pemutakhiran dan penyusunan daftar Pemilih;
d. penggunaan sistem informasi dalam pemutakhiran dan
penyusunan daftar Pemilih;
e. mekanisme penyelesaian perselisihan dalam pemutakhiran
data dan penetapan daftar Pemilih;
f. jenis-jenis daftar Pemilih; dan
g. peran serta masyarakat, Partai Politik, pengawas Pemilu dan
pemerintah dalam pemutakhiran dan penyusunan daftar
Pemilih.

6. Materi sosialisasi pemungutan dan penghitungan suara serta


penetapan hasil Pemilu adalah..

a. tata cara pemungutan dan penghitungan suara;


b. tata cara rekapitulasi penghitungan perolehan suara dan
penetapan hasil Pemilu;
c. tata cara penetapan pasangan calon terpilih Presiden dan
Wakil Presiden;

BAGIAN XV
Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi 21
d. tata cara penetapan perolehan kursi dan calon terpilih
anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota;
dan
e. tata cara penetapan calon terpilih anggota DPD.

7. Metode yang digunakan dalam menyampaikan materi Sosialisasi


Pemilu melalui…

a. forum warga;
b. komunikasi tatap muka;
c. media massa;
d. bahan sosialisasi;
e. alat peraga sosialisasi;
f. mobilisasi sosial;
g. pemanfaatan budaya populer;
h. pemanfaatan budaya lokal/tradisional;
i. laman resmi
j. papan pengumuman
k. media kreasi; dan/atau
l. bentuk lain yang memudahkan masyarakat untuk dapat
menerima Informasi Pemilu dengan baik.

8. Sebagai upaya meningkatkan Partisipasi Masyarakat, penyelenggara


Pemilu berwenang…

a. mengatur ruang lingkup pelibatan masyarakat dalam


pengambilan kebijakan publik pada tahap penyusunan
kebijakan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi Pemilu;
b. mengatur pihak yang dapat berpartisipasi yang mencakup
orang, kelompok orang, badan hukum dan/atau masyarakat
adat; dan
c. menolak atau menerima Partisipasi Masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan

9. Dalam penyelenggaraan Partisipasi Masyarakat, masyarakat berhak


untuk..

22 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


a. memperoleh informasi publik terkait dengan Pemilu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
b. menyampaikan dan menyebarluaskan informasi publik terkait
dengan Pemilu;
c. berpendapat atau menyampaikan pikiran, lisan dan tulisan;
d. ikut serta dalam proses penyusunan kebijakan atau Peraturan
KPU terkait Pemilu;
e. ikut serta dalam setiap tahapan Pemilu;
f. ikut serta dalam evaluasi dan pengawasan Penyelenggaraan
Pemilu;
g. melakukan konfirmasi berdasarkan hasil pengawasan atau
Pemantauan Pemilu; dan
h. memberi usulan tindak lanjut atas hasil pengawasan atau
Pemantauan Pemilu.

10. Keterlibatan masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemilu terdiri


atas..

a. keterlibatan dalam penyusunan kebijakan atau peraturan;


b. keterlibatan dalam tahapan Pemilu; dan/atau
c. keterlibatan dalam evaluasi Penyelenggaraan Pemilu.

11. Pendidikan Pemilih dilakukan dengan tujuan..

a. membangun pengetahuan Pemilih;


b. menumbuhkan kesadaran Pemilih;
c. meningkatkan partisipasi Pemilih; dan
d. meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
masyarakat tentang Pemilu.

12. Pendidikan Pemilih dapat ditujukan kepada..

a. Pemilih pemula;
b. Pemilih muda;
c. Pemilih perempuan;
d. Pemilih penyandang disabilitas;

BAGIAN XV
Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi 22
e. Pemilih berkebutuhan khusus;
f. kaum marjinal;
g. komunitas;
h. keagamaan;
i. relawan demokrasi; dan/atau
j. warga internet (netizen).

13. Masyarakat dapat melakukan Survei atau Jajak Pendapat dan


Penghitungan Cepat Hasil Pemilu dengan cara..

a. Survei tentang perilaku Pemilih;


b. Survei tentang hasil Pemilu;
c. Survei tentang kelembagaan Pemilu seperti Penyelenggara
Pemilu, Partai Politik, parlemen/legislatif, pemerintah;
dan/atau
d. Survei tentang Pasangan Calon.

22 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


BAGIAN XVI

PENCEGAHAN POTENSI
PELANGGARAN DAN
SENGKETA PEMILU
1. Bagaimana Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu
Kabupaten/Kota melakukan pencegahan pelanggaran dan
sengketa proses?

a. mengidentifikasi dan memetakan potensi kerawanan Pemilu;


b. mengoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau,
dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemilu;
c. berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait atau
pemerintah daerah; dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan Pemilu.

2. Dalam melaksanakan pencegahan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan


Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan?

a. riset atau penelitian;


b. sosialisasi;
c. studi banding;
d. kerja sama;
e. penyuluhan; dan/atau
f. kegiatan lain.

3. Pelaksanaan pencegahan dilakukan kepada?

a. penyelenggara Pemilu;
b. Peserta Pemilu;
c. pelaksana atau tim kampanye;
d. kementerian/lembaga atau pemerintah daerah;
e. masyarakat;
f. pemilih; dan
g. pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Pemilu.

4. Pengawas Pemilu melakukan identifikasi dan pemetaan potensi


pelanggaran dan sengketa proses pada?

a. setiap tahapan Pemilu; dan

22 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


b. aspek penting lainnya yang tidak termasuk tahapan
Pemilu.

5. Identifikasi dan pemetaan potensi pelanggaran dan sengketa proses


ditentukan berdasarkan?

a. perintah atau larangan yang diatur dalam peraturan


perundang-undangan;
b. ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpotensi
menimbulkan multitafsir;
c. perbuatan yang belum diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. subjek atau pelaku yang berpotensi melakukan pelanggaran
dan sengketa proses; dan
e. wilayah pengawasan dengan mempertimbangan tinggi
rendahnya tingkat kerawanan dan besarnya potensi
pelanggaran dan sengketa proses pada wilayah tertentu
berdasarkan pengalaman Pemilu sebelumnya.

6. Berdasarkan identifikasi dan pemetaan, Pengawas Pemilu


menggunakannya untuk menentukan?

Menentukan fokus dan strategi pengawasan.

7. Tindakan pencegahan potensi pelanggaran dan sengketa proses


dapat dilakukan melalui?

a. penguatan koordinasi antar lembaga dalam mencegah


terjadinya pelanggaran dan sengketa proses;
b. peningkatan kerja sama antar lembaga;
c. pelaksanaan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-
undangan dan/atau potensi kerawanan terjadinya pelanggaran
dan sengketa proses; dan
d. kegiatan lain sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

BAGIAN XVI
Pencegahan Potensi Pelanggaran dan Sengketa 2
8. Penguatan koordinasi antar lembaga dilakukan dengan tahapan
kegiatan?

a. pemetaan organisasi atau kelembagaan;


b. penentuan materi koordinasi;
c. penyusunan nota kesepahaman;
d. penyusunan langkah strategis pencegahan pelanggaran dan
sengketa proses sebagai tindak lanjut nota kesepahaman;
dan
e. evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan koordinasi.

9. Peningkatan kerjasama antar lembaga dilakukan dengan tahapan


kegiatan?

a. pemetaan organisasi atau kelembagaan;


b. penentuan fokus kerjasama;
c. penyusunan nota kesepahaman;
d. penyusunan langkah-langkah strategis pencegahan pelanggaran
dan sengketa proses sebagai tindaklanjut nota kesepahaman;
dan
e. evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan koordinasi dan/
atau kerja sama.

10. Pengawas Pemilu melakukan pencegahan pelanggaran dan


sengketa proses dengan cara?

a. melakukan pengamatan dan/atau pemeriksaan;


b. memastikan kelengkapan, kebenaran, keakuratan serta
keabsahan data dan dokumen yang menjadi objek
pengawasan pada setiap kegiatan dan/atau tahapan;
c. melakukan koordinasi dalam memastikan kesepahaman antar
pihak terkait;
d. mendapatkan informasi dan/atau data yang dibutuhkan; dan
e. melakukan kegiatan lain sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.

22 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


11. Apa slogan Bawaslu?

Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan


Keadilan Pemilu

12. Bagaimana Sikap Salam Bawaslu?

Sikap salam adalah:


a. Gestur tangan. Tangan kanan mengepal, sambil dihentakkan
sebanyak dua kali dan mengucapkan slogan bawaslu.
b. Gestur tubuh. Berdiri sejajar, sambil tangan saling memegang
erat jari jemari bersinggungan dan diangkat bersama (diatas
bahu), serta mengucapkan slogan bawaslu.

13. Apa salam sapaan Bawaslu?

Sahabat Bawaslu

BAGIAN XVI
Pencegahan Potensi Pelanggaran dan Sengketa 2
22 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN XVII

ISTILAH-ISTILAH
PENTING DALAM
PEMILU & PEMILIHAN
1. AD PARTAI POLITIK: Anggaran Dasar atau Peraturan dasar Partai
Politik.

2. ADJUDIKASI: Proses persidangan penyelesaian sengketa proses


Pemilu.

3. APK : Alat Peraga Kampanye adalah semua benda atau bentuk


lain yang memuat visi, misi, dan program pasangan calon,simbol-
simbol, atau tanda gambar pasangan calon yang dipasang untuk
keperluan Kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang
memilih pasangan calon tertentu, yang difasilitasi oleh KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota yang didanai Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah dan dapat didukung oleh Anggaran Pendapatan
Belanja Negara.

4. ART PARTAI POLITIK: Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan yang


dibentuk sebagai penjabaran Anggaran Dasar Partai Politik.

5. ASN: Aparatur Sipil Negara, pegawai negeri sipil dan pegawai


pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintahan.

6. BAHAN KAMPANYE: Semua benda atau bentuk lain yang memuat


visi, misi, program pasangan calon, simbolsimbol, atau tanda
gambar yang disebar untuk keperluan Kampanye yang bertujuan
untuk mengajak orang memilih pasangan calon tertentu, yang
difasilitasi oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang didanai
APBD dan dapat didukung oleh APBN, serta yang difasilitasi oleh
pasangan calon.

7. BAWASLU KABUPATEN/ KOTA: Badan yang mengawasi


Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.

8. BAWASLU PROVINSI: Badan yang mengawasi Penyelenggaraan


Pemilu di wilayah provinsi.

23 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


9. BAWASLU: Lembaga Penyelenggara Pemilu yang mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Pemilihan Umum.

10. COKLIT: Pencocokan dan Penelitian yaitu kegiatan yang dilakukan


oleh Pantarlih dalam pemutakhiran data Pemilih dengan cara
mendatangi Pemilih secara langsung.

11. DAFTAR PEMILIH: Data Pemilih yang disusun oleh KPU/KIP


Kabupaten/Kota berdasarkan hasil penyandingan Data Pemilih
Tetap Pemilu atau Pemilihan terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan dengan DP4 untuk selanjutnya dijadikan bahan
dalam melakukan pemutakhiran.

12. DAK2: Data Agregat Per Kecamatan yaitu kumpulan data tentang
peristiwa kependudukan, peristiwa penting, jenis kelamin,
kelompok usia, agama, pendidikan, dan pekerjaan.

13. DANA KAMPANYE PEMILIHAN: Sejumlah biaya berupa uang,


barang dan jasa yang digunakan peserta Pemilihan untuk membiayai
kegiatan kampanye Pemilihan.

14. DAPIL: Daerah Pemilihan Anggota DPR, Anggota DPRD Provinsi


dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Dapil
adalah wilayah administrasi pemerintahan atau bagian wilayah
administrasi pemerintahan yang dibentuk sebagai kesatuan
wilayah/ daerah berdasarkan jumlah penduduk untuk menentukan
alokasi kursi sebagai dasar pengajuan calon oleh pimpinan Partai
Politik, dan penetapan calon terpilih Anggota DPR, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota.

15. DATA KEPENDUDUKAN: Data yang meliputi data agregat


kependudukan perkecamatan dan data penduduk potensial Pemilih
Pemilu yang disediakan oleh Menteri Dalam Negeri, dan data

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 23
Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri yang
disediakan oleh kementerian yang menangani urusan luar negeri.

16. DATA PRIBADI PENDUDUK: Data perseorangan tertentu yang


disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi
kerahasiaannya.

17. DCS: Daftar Calon Sementara Anggota DPR, Daftar Calon


Sementara Anggota DPRD Provinsi, dan Daftar Calon Sementara
Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut DCS
Anggota DPR, DCS Anggota DPRD Provinsi, dan DCS Anggota DPRD
Kabupaten/Kota adalah daftar calon sementara yang memuat
nomor urut

18. DCT: Daftar Calon Tetap Anggota DPR, Daftar Calon Tetap Anggota
DPRD Provinsi, dan Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten/
Kota yang selanjutnya disebut DCT Anggota DPR, DCT Anggota
DPRD Provinsi, dan DCT Anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah
daftar calon tetap yang memuat nomor urut Partai Politik, nama
Partai Politik, tanda gambar Partai Politik, pas foto bakal calon,
nama lengkap bakal calon, jenis kelamin dan kabupaten/kota atau
kecamatan tempat tinggal calon.

19. DEWAN ETIK: kelompok kerja yang terdiri dari ahli dan/atau pihak
yang ditetapkan oleh KPU untuk memeriksa dan memutuskan
dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga Survei atau Jajak
Pendapat dan Penghitungan Cepat.

20. DISABILITAS: Keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau


sensorik dalam jangka waktu tertentu yang dalam berinteraksi
dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan
untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga Negara
lainnya berdasarkan kesamaan hak.

21. DP4 PEMILIHAN: Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan


Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali

23 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Kota dan Wakil Wali Kota yang selanjutnya disingkat DP4 adalah

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
data yang disediakan oleh Pemerintah berisikan data penduduk
yang memenuhi persyaratan sebagai Pemilih pada saat pemilihan
diselenggarakan.

22. DP4 PEMILU: Daftar Penduduk Potensial Pemilih yaitu data yang
disediakan oleh Pemerintah berisikan data penduduk yang
memenuhi persyaratan sebagai Pemilih pada saat Pemilu
diselenggarakan.

23. DPK: Daftar Pemilih Khusus adalah daftar Pemilih yang memiliki
identitas kependudukan tetapi belum terdaftar dalam DPT dan
DPTb.

24. DPPh PEMILIHAN: Daftar Pemilih Pindahan Pemilihan adalah


daftar yang berisi Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT yang
menggunakan hak pilihnya di TPS lain.

25. DPRA: Dewan Perwakilan Rakyat Aceh adalah unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah Aceh yang anggotanya dipilih melalui Pemilu
di Aceh.

26. DPRK: Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota adalah unsur


penyelenggara pemerintahan kabupaten/kota yang anggotanya
dipilih melalui Pemilu di Aceh.

27. DPRP: Dewan Perwakilan Rakyat Papua adalah Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah Provinsi Papua sebagai badan legislatif Daerah
Provinsi Papua.

28. DPS: Daftar Pemilih Sementara adalah Daftar Pemilih hasil kegiatan
pemutakhiran data Pemilih yang dilakukan oleh KPU/KIP
Kabupaten/ Kota dengan dibantu oleh PPK, PPS, dan Pantarlih.

29. DPSHP AKHIR: Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan Akhir


yaitu DPSHP yang telah diperbaiki berdasarkan masukan dan
tanggapan masyarakat dan/atau Peserta Pemilu.

30. DPSHP: Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan adalah DPS yang

23 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


telah diperbaiki berdasarkan masukan dan tanggapan masyarakat
dan/atau Peserta Pemilu.

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
31. DPT: Daftar Pemilih Tetap yaitu DPS yang telah diperbaiki oleh PPS
dan ditetapkan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota.

32. DPTb PEMILIHAN: Daftar Pemilih Tambahan dalam Pemilihan yaitu


daftar Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT,
namun memenuhi syarat dilayani penggunaan hak pilihnya pada
hari dan tanggal pemungutan suara.

33. DPTb PEMILU: Daftar Pemilih Tambahan yaitu Daftar Pemilih yang
telah terdaftar dalam DPT di suatu TPS yang karena keadaan
tertentu Pemilih tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih
di TPS tempat yang bersangkutan terdaftar dan memberikan suara
di TPS lain.

34. DUKUNGAN PERLENGKAPAN LAINNYA: Perlengkapan yang


digunakan untuk menjaga keamanan, kerahasiaan, dan kelancaran
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.

35. GABUNGAN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU: Gabungan 2 (dua)


Partai Politik atau lebih yang bersama-sama bersepakat
mencalonkan 1 (satu) pasangan calon.

36. GAKKUMDU: Pusat aktivitas penegakan hukum tindak pidana


Pemilu yang terdiri atas unsur Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau
Bawaslu Kabupaten/Kota, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Kepolisian Daerah, dan/atau Kepolisian Resor, dan Kejaksaan Agung
Republik Indonesia, Kejaksaan Tinggi, dan/atau Kejaksaan Negeri.

37. IJAZAH/STTB: Surat pernyataan resmi dan sah yang berlaku secara
nasional yang menyatakan bahwa seorang peserta didik telah lulus
ujian sekolah dan lulus ujian nasional.

38. INFORMASI PEMILU: informasi mengenai sistem, tata cara teknis,


dan hasil Penyelenggaraan Pemilu.

39. INFORMASI PUBLIK: Informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola,


dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan

23 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau
penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya serta
informasi lain yang berkaitan dengan publik.

40. INFORMASI YANG DIKECUALIKAN: Informasi yang bersifat rahasia


dan tidak dapat diakses oleh publik secara langsung.

41. INFORMASI: Keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda


yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta
maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca
yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik ataupun non elektronik.

42. INVESTIGASI adalah kegiatan Pengawas Pemilu dalam melakukan


penelusuran atas informasi awal untuk menemukan peristiwa
dugaan pelanggaran Pemilu.

43. JAKSA AGUNG: pejabat negara, pimpinan dan penanggung jawab


tertinggi kejaksaan yang memimpin serta mengendalikan
pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan Republik Indonesia.

44. JAKSA: pejabat yang diberi wewenang oleh undangundang untuk


bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta
wewenang lain berdasarkan undang-undang.

45. JURU KAMPANYE adalah orang seorang atau kelompok yang


ditunjuk untuk menyampaikan visi, misi, program, dan/atau citra
diri Peserta Pemilu yang dibentuk oleh Pelaksana Kampanye.

46. KAMPANYE PEMILU: Kegiatan Peserta Pemilu atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk meyakinkan Pemilih dengan
menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri Peserta Pemilu.

47. KAP: Kantor Akuntan Publik adalah Badan usaha yang didirikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

48. KAPOLDA: Kepala Kepolisian Daerah adalah pimpinan Polda dan


bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan
provinsi atau daerah istimewa.

49. KAPOLRES: Kepala Kepolisian Resor adalah pimpinan Polres dan


bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan
kabupaten/kota.

50. KAPOLRI: Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah


pimpinan Polri dan penanggung jawab penyelenggaraan fungsi
kepolisian.

51. KEJAKSAAN AGUNG: Kejaksaan Agung Republik Indonesia adalah


lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di
bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
undangundang.

52. KEJAKSAAN NEGERI: lembaga pemerintah yang melaksanakan


kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain
berdasarkan undang-undang yang berkedudukan di ibu kota
kabupaten/kota dan merupakan kesatuan hierarkis dengan Kejaksaan
Republik Indonesia.

53. KEJAKSAAN TINGGI: lembaga pemerintah yang melaksanakan


kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain
berdasarkan undang-undang yang berkedudukan di ibu kota
provinsi dan merupakan kesatuan hierarkis dengan Kejaksaan
Republik Indonesia.

54. KPPS: Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yaiutu


kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan
pemungutan suara di tempat pemungutan suara.

55. KPU KABUPATEN/KOTA: Lembaga Penyelenggara Pemilu di daerah

23 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


kabupaten/kota.

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
56. KPU PROVINSI: Lembaga Penyelenggara Pemilu di daerah provinsi.

57. KPU: Komisi Pemilihan Umum yaitu lembaga penyelenggara


pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang
diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilu.

58. KTP-EL: Katu Tanda Penduduk elektronik yaitu Identitas resmi


penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang
tentang Administrasi Kependudukan.

59. LAPORAN adalah laporan langsung Warga Negara Indonesia yang


mempunyai hak pilih, Peserta Pemilu, atau pemantau Pemilu
kepada Bawaslu dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan/atau
Pengawas TPS pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu.

60. LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN: Laporan yang disampaikan


secara tertulis oleh pelapor kepada Pengawas Pemilihan tentang
dugaan terjadinya pelanggaran Pemilihan.

61. MASA TENANG: Masa yang tidak dapat digunakan untuk


melakukan aktivitas Kampanye Pemilu.

62. MEDIASI ATAU MUSYAWARAH: Mediasi adalah proses musyawarah


secara sistematis yang melibatkan para pihak untuk memperoleh
kesepakatan.

63. MOBILISASI SOSIAL: kegiatan pengerahan dan pengumpulan massa


dalam rangka Sosialisasi Pemilu dan Pendidikan Pemilih untuk
meningkatkan partisipasi Pemilih.

64. PANITIA PENGAWAS: Badan adhoc Penyelenggara Pemilu yang


terdiri atas Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, Panitia Pengawas
Pemilu Kelurahan/Desa, Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri, dan

24 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Pengawas Tempat Pemungutan Suara, sebagai satu kesatuan fungsi
dan berada dalam koordinasi Bawaslu.

65. PANTARLIH: Petugas yang dibentuk oleh PPS atau PPLN untuk
melakukan pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih.

66. PANWASCAM: Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yaitu


panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota untuk
mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan atau
nama lain.

67. PANWASLU KELURAHAN/DESA: Panwaslu Kelurahan/Desa adalah


petugas untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di kelurahan/
desa atau nama lain.

68. PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU: Partai politik yang telah


memenuhi persyaratan sebagai Peserta Pemilu anggota DPR,
anggota DPRD Provinsi, dan anggota DPRD Kabupaten/Kota.

69. PARTISIPASI MASYARAKAT: keterlibatan perorangan dan/atau


kelompok dalam Penyelenggaraan Pemilu.

70. PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN: Pasangan


calon peserta Pemilu Presiden dan Wakil presiden yang diusulkan
oleh partai politik atau gabungan partai politik yang telah
memenuhi persyaratan.

71. PELAKSANA KAMPANYE adalah pihak-pihak yang ditunjuk oleh


Peserta Pemilu untuk melakukan kegiatan Kampanye.

72. PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN: Pelanggaran yang


meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang berkaitan
dengan administrasi pelaksanaan Pemilihan dalam setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan.

73. PELANGGARAN ADMINISTRATIF PEMILU adalah pelanggaran


terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme yang berkaitan
dengan Administratif pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
Penyelenggaraan Pemilu.

24 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


74. PELANGGARAN KODE ETIK PENYELENGGARA PEMILIHAN: adalah
pelanggaran terhadap etika penyelenggara Pemilihan yang
berpedomankan sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan
tugas sebagai penyelenggara Pemilihan.

75. PELANGGARAN PEMILIHAN: Tindakan yang bertentangan atau


tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait
Pemilihan.

76. PELANGGARAN PEMILU adalah tindakan yang bertentangan,


melanggar, atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan terkait Pemilu.

77. PELAPOR PEMILIHAN: Orang yang berhak melaporkan kasus


dugaan pelanggaran Pemilihan yang terdiri dari Warga Negara
Indonesia yang mempunyai hak pilih, pemantau Pemilihan,
dan/atau Peserta Pemilihan.

78. PELAPOR PEMILU adalah orang yang berhak melaporkan dugaan


pelanggaran Pemilu yang terdiri dari Warga Negara Indonesia yang
mempunyai hak pilih, pemantau Pemilu, atau Peserta Pemilu.

79. PEMANTAU PEMILU: Lembaga swadaya masyarakat, badan hukum,


lembaga pemantau dari luar negeri, lembaga pemilihan luar negeri,
dan perwakilan negara sahabat di Indonesia, serta perseorangan
yang mendaftar kepada Bawaslu dan telah memperoleh akreditasi
dari Bawaslu.

80. PEMBAHASAN: kegiatan pada Gakkumdu untuk menindaklanjuti


temuan atau laporan dalam rangka penanganan dugaan tindak
pidana Pemilu bertujuan menyamakan pendapat dan mengambil
keputusan.

81. PEMBERIAN UANG ATAU MATERI LAINNYA adalah perbuatan


menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk
mempengaruhi penyelenggara dan/atau pemilih.

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
82. PEMILIH: Warga Negara Indonesia yang sudah genap berumur 17
(tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah
kawin.

83. PEMILIHAN UMUM TERAKHIR: Pemilu Anggota Dewan Perwakilan


Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang diselenggarakan paling akhir.

84. PEMILU: Sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan


Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden
dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

85. PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH: adalah kegiatan untuk


memperbaharui data Pemilih berdasarkan DPT dari Pemilu atau
Pemilihan Terakhir dan mempertimbangkan DP4 dengan cara
melakukan verifikasi faktual data Pemilih dan selanjutnya
digunakan sebagai bahan penyusunan DPS yang dilaksanakan oleh
KPU/KIP Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh PPK dan PPS.

86. PENCETAKAN: sebuah proses industri untuk memproduksi secara


massal Surat Suara, dengan tinta di atas kertas menggunakan
mesin cetak.

87. PENDIDIKAN PEMILIH: proses penyampaian informasi kepada


Pemilih untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
kesadaran Pemilih tentang Pemilu.

88. PENDISTRIBUSIAN: Pengiriman perlengkapan penyelenggaraan


Pemilu oleh penyedia jasa atau oleh Sekretariat KPU Kabupaten/
Kota, dari suatu tempat ke daerah tujuan sesuai dengan jumlah,
jenis, waktu, alamat, prosedur, dan anggaran berdasarkan skala
prioritas yang ditetapkan.

24 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


89. PENDUDUK: adalah Warga Negara Indonesia yang berdomisili di
wilayah Republik Indonesia atau di luar negeri.

90. PENGADAAN adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa


perlengkapan penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

91. PENGAMANAN SURAT SUARA: kegiatan mengamankan Surat Suara


dalam pencetakan, penghitungan, pengepakan, penyimpanan dan
pendistribusian ke tujuan.

92. PENGAWAS PEMILIHAN: Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu


Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS.

93. PENGAWAS PEMILU: adalah Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu


Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, Pengawas Pemilu Luar
Negeri, dan Pengawas TPS.

94. PENGEPAKAN: kegiatan menata dan mengemas Surat Suara sesuai


dengan jumlah alokasi kebutuhan per KPU/KIP Kabupaten/Kota
atau KPU Provinsi/KIP Aceh.

95. PENGHITUNGAN CEPAT HASIL PEMILU: kegiatan penghitungan


suara secara cepat dengan menggunakan teknologi informasi, atau
berdasarkan metodologi tertentu.

96. PENGHITUNGAN: kegiatan menghitung dan mencatat Surat Suara


sesuai jumlah kebutuhan setiap KPU/KIP Kabupaten/Kota.

97. PENGHUBUNG PASANGAN CALON: adalah tim yang ditugaskan


oleh pasangan calon untuk menjadi penghubung atau membangun
komunikasi antara pasangan calon dan/atau Tim Kampanye dengan
KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota.

98. PENUNTUT UMUM: Jaksa yang diberi wewenang oleh undang-


undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim.

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
99. PENUNTUTAN: tindakan Penuntut Umum tindak pidana Pemilu
untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang
berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh
hakim di sidang pengadilan.

100. PENYANDINGAN DATA PEMILIH: adalah proses penyandingan


data DPT Pemilu atau Pemilihan terakhir yang dimutakhirkan
secara berkelanjutan dengan DP4.

101. PENYELENGGARA NEGARA: adalah pejabat negara yang


menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif dan
pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

102. PENYELENGGARA PEMILU: Lembaga yang menyelenggarakan


Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan
Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
sebagai satu kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara
langsung oleh rakyat.

103. PENYELIDIKAN: serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari


dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.

104. PENYIDIK TINDAK PIDANA PEMILU: Penyidik dan Penyidik


Pembantu yang berasal dari Polri yang diberi wewenang khusus
untuk melakukan penyidikan tindak pidana Pemilu.

105. PENYIDIKAN: serangkaian tindakan Penyidik Tindak Pidana Pemilu


dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang

24 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
membuat terang tentang pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.

106. PENYIMPANAN: kegiatan menempatkan Surat Suara pada tempat


tertentu sehingga Surat Suara dalam kondisi aman dan baik.

107. PERANGKAT PEMERINTAH: adalah Perangkat Pemerintah tingkat


provinsi, kabupaten/kota, kecamatan atau kelurahan/desa
atau sebutan lain, yang bertanggung jawab dan berwenang
melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi
Kependudukan.

108. PERCETAKAN: Perusahaan Pencetak Surat Suara yaitu perusahaan


yang menjalankan proses industri untuk memproduksi Surat Suara
secara massal dengan tinta di atas kertas menggunakan mesin
cetak.

109. PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA: Perlengkapan yang


digunakan dalam pemungutan suara dan secara langsung
mendukung Penyelengggaraan Pemilu.

110. PERLENGKAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU adalah perlengkapan


yang digunakan dalam Penyelenggaraan Pemilu, meliputi
Perlengkapan Pemungutan Suara dan Dukungan Perlengkapan
Lainnya.

111. PERMOHONAN MAHKAMAH KONSTITUSI: permintaan yang


diajukan secara tertulis kepada Mahkamah Konstitusi mengenai
perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir
Pemilu dan Pemilihan.

112. PERSEORANGAN PESERTA PEMILU: Perseorangan yang telah


memenuhi persyaratan sebagai peserta Pemilu anggota DPD.

113. PESERTA KAMPANYE adalah anggota masyarakat atau Warga


Negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai Pemilih.

114. PESERTA PEMILU: Partai politik untuk Pemilu anggota DPR,

24 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


anggota DPRD provinsi, anggota DPRD kabupaten/kota,
perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan pasangan calon
yang diusulkan oleh

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
partai politik atau gabungan partai politik untuk Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden.

115. PETUGAS KAMPANYE adalah seluruh petugas yang memfasilitasi


penyelenggaraan Kampanye yang dibentuk oleh Tim Kampanye
dan didaftarkan kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
sesuai tingkatannya.

116. PETUGAS PENGHUBUNG adalah pengurus Partai Politik yang


bertugas sebagai penghubung antara Partai Politik dengan KPU,
KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dalam proses
verifikasi kelengkapan pemenuhan persyaratan pengajuan bakal
calon dan persyaratan bakal calon, penyusunan dan penetapan
DCS, pengajuan pengganti bakal calon, serta penyusunan dan
penetapan DCT Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota.

117. PHP: Perselisihan Hasil Pemilihan adalah perselisihan antara peserta


Pemilihan dan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sebagai
penyelenggara Pemilu mengenai penetapan perolehan suara hasil
Pemilihan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

118. PHPU: Perselisihan Hasil Pemilu adalah perselisihan antara


peserta Pemilu dan KPU, KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota
sebagai penyelenggara Pemilu mengenai penetapan perolehan
suara hasil Pemilu oleh KPU, KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota.

119. PIHAK LAIN adalah orang perseorangan atau kelompok orang


yang melakukan kegiatan Kampanye untuk mendukung pasangan
calon.

120. PIMPINAN PARTAI POLITIK adalah Ketua dan Sekretaris Partai


Politik sesuai dengan tingkatannya atau dengan sebutan lain
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Partai Politik yang bersangkutan.

25 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


121. POLDA: Kepolisian Daerah yang selanjutnya adalah satuan
pelaksana utama kewilayahan yang berada di bawah Kapolri yang

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan
provinsi atau daerah istimewa.

122. POLRES: Kepolisian Resor adalah struktur komando Polri yang


bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan
kabupaten/kota.

123. POLRI: Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu alat Negara


yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.

124. PPDP: Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang selanjutnya


adalah petugas rukun tetangga/rukun warga atau nama lainnya
yang membantu PPS dalam pemutakhiran data Pemilih.

125. PPK: Panitia Pemilihan Kecamatan yaitu panitia yang dibentuk


oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu di
tingkat Kecamatan atau nama lain.

126. PPL: Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa adalah petugas


untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di kelurahan/desa
atau nama lain.

127. PPS: Panitia Pemungutan Suara yaitu panitia yang dibentuk oleh
KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat
Desa atau sebutan lain/Kelurahan.

128. PTPS: Pengawas Tempat Pemungutan Suara yaitu petugas yang


dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk membantu Panwaslu
Kelurahan/Desa.

129. RELAWAN adalah kelompok orang yang melakukan kegiatan/


aktivitas untuk mendukung pasangan calon tertentu secara
sukarela dalam Pemilihan.

25 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


130. RKDK: Rekening Khusus Dana Kampanye yaitu rekening yang
menampung Dana Kampanye Pemilihan, yang dipisahkan dari
rekening keuangan partai politik/gabungan partai politik dan
rekening perseorangan, atau rekening keuangan pribadi calon
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta
Wali Kota dan Wakil Wali Kota.

131. SIDALIH: Sistem Informasi Data Pemilih yaitu sistem elektronik


dan teknologi informasi yang digunakan untuk proses kerja
penyelenggara Pemilu atau Pemilihan dalam menyusun,
mengkoordinasi, mengumumkan dan memelihara data Pemilih.

132. SILON: Sistem Informasi Pencalonan yaitu seperangkat sistem dan


teknologi informasi yang berbasis jaringan untuk mendukung
kerja Penyelenggara Pemilu dalam melakukan verifikasi
kelengkapan pemenuhan persyaratan pengajuan bakal calon dan
keabsahan pemenuhan persyaratan bakal calon anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

133. SINKRONISASI DAFTAR BAKAL CALON: pencocokkan dan


pemeriksaan data daftar bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota untuk mengetahui pengajuan bakal
calon oleh Dewan Pengurus Pusat/Dewan Pengurus Wilayah/Dewan
Pengurus Daerah/Dewan Pengurus Cabang Partai Politik pada
lebih dari satu lembaga perwakilan dan/atau lebih dari satu Dapil
serta pengajuan bakal calon oleh lebih dari satu Partai Politik.

134. SINKRONISASI: adalah pencocokan dan penyesuaian data


penduduk potensial Pemilih Pemilu dari Menteri DalamNegeri dan
data Warga Negara Indonesia di luar negeri dari kementerian yang
menangani urusan luar negeri dengan daftar Pemilih tetap Pemilu
terakhir yang dimiliki oleh KPU.

135. SIPOL: Seperangkat sistem dan teknologi informasi untuk


mendukung kerja Partai Politik dan Penyelenggara Pemilu dalam

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
melakukan pendaftaran, Penelitian Administrasi dan Verifikasi
Faktual terhadap pemenuhan persyaratan Partai Politik menjadi
peserta Pemilu.

136. SIPS: Sistem Informasi Penyelesaian Sengketa yaitu sistem


pelayanan penyelesaian sengketa secara daring yang memuat
aplikasi permohonan dan informasi penyelesaian sengketa proses
Pemilihan.

137. SISTEM ELEKTRONIK: serangkaian perangkat dan prosedur elektronik


yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.

138. SOSIALISASI PEMILU: proses penyampaian informasi tentang


tahapan dan program Penyelenggaraan Pemilu.

139. SUKET: Surat Keterangan yaitu surat yang diterbitkan oleh dinas
yang menyelenggarakan urusan kependudukan dan catatan sipil
setempat yang menerangkan bahwa Pemilih telah berdomisili di
wilayah administratif yang sedang menyelenggarakan Pemilihan.

140. SURAT KETERANGAN PENGGANTI IJAZAH/STTB: adalah surat


pernyataan resmi dan sah yang berlaku secara nasional yang
berpenghargaan sama dengan Ijazah/STTB yang menyatakan
bahwa seorang peserta didik telah lulus ujian sekolah dan lulus
ujian nasional.

141. SURAT SUARA: salah satu jenis Perlengkapan Pemungutan Suara


yang berbentuk lembaran kertas dengan desain khusus yang
digunakan Pemilih untuk memberikan suara pada Pemilu anggota
DPR, anggota DPD, anggota DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/
Kota, dan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.

142. SURVEI ATAU JAJAK PENDAPAT PEMILU: pengumpulan informasi/


pendapat masyarakat tentang proses Penyelenggaraan Pemilu,

25 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Peserta Pemilu, perilaku Pemilih atau hal lain terkait Pemilu dengan
menggunakan metodologi tertentu.

143. TEMUAN PEMILIHAN: hasil pengawasan Pengawas Pemilihan


yang didapat secara langsung maupun tidak langsung berupa data
atau informasi tentang dugaan terjadinya pelanggaran
Pemilihan.

144. TEMUAN PEMILU: hasil pengawasan Bawaslu, Bawaslu Provinsi


dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Panwaslu Kelurahan/ Desa, Panwaslu LN, dan/ atau Pengawas TPS
pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu yang mengandung
dugaan pelanggaran.

145. TIM KAMPANYE: tim yang dibentuk oleh Pasangan Calon


bersama- sama dengan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
yang mengusulkan Pasangan Calon, yang didaftarkan ke KPU dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis penyelenggaraan
Kampanye.

146. TINDAK PIDANA PEMILIHAN: tindak pidana pelanggaran dan/


atau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilihan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

147. TINDAK PIDANA PEMILU: tindak pidana pelanggaran dan/atau


kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.

148. TPS: Tempat Pemungutan Suara yaitu tempat dilaksanakannya


pemungutan suara untuk Pemilihan Umum dan/atau Pemilihan.

149. UPAYA ADMINISTRATIF PEMILIHAN: proses penyelesaian


sengketa Pemilihan antara peserta Pemilihan dengan KPU
Provinsi atau dengan KPU Kabupaten/Kota di Bawaslu Provinsi
atau Bawaslu Kabupaten/Kota.

BAGIAN XVII
Istilah-istilah Penting dalam Pemilu & 2
150. VERIFIKASI KELENGKAPAN ADMINISTRASI: pengajuan bakal
calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota
adalah verifikasi terhadap kebenaran dan keabsahan pemenuhan
persyaratan pengajuan bakal calon serta kebenaran dan
keabsahan pemenuhan persyaratan bakal calon anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh
KPU, KPU Provinsi/ KIP Aceh, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota.

151. WARGA NEGARA INDONESIA: orang-orang bangsa Indonesia asli


dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.

25 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


25 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU
BAGIAN XVIII

DASAR DAN KETENTUAN


PELAKSANAAN
PEMILIHAN UMUM
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.

2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2022 Tentang


Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024.

3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2017 Tentang


Pendaftaran, Verifikasi, Dan Penetapan Partai Politik Peserta
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah

4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor Nomor 16 Tahun 2017


Penataan Daerah Pemilihan Dan Alokasi Kursi Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan
Umum.

5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 6


Tahun 2018 Tentang Pendaftaran, Verifikasi, Dan Penetapan Partai
Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

6. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 10


Tahun 2018 Tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Dan Partisipasi
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum

7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 11


Tahun 2018 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di Dalam Negeri
Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum

8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 14


Tahun 2018 Tentang Pencalonan Perseorangan Peserta Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Daerah

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor


15 Tahun 2018 Tentang Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan
Pengadaan Dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan
Pemilihan Umum

2 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2018 Tentang Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota

11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 21


Tahun 2018 Tentang Perubahan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 14 Tahun 2018 Tentang Pencalonan Perseorangan Peserta
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Daerah

12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 22


Tahun 2018 Tentang Pencalonan Peserta Pemilihan Umum
Presiden Dan Wakil Presiden

13. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2018 Tentang Kampanye Pemilihan Umum

14. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 24


Tahun 2018 Tentang Dana Kampanye Pemilihan Umum

15. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor


26 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2018 Tentang Pencalonan
Perseorangan Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Daerah

16. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 28


Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Kampanye Pemilihan Umum

17. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 29


Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Dana Kampanye Pemilihan
Umum

BAGIAN XVIII
Dasar dan Ketentuan Pelaksanaan Pemilihan 25
18. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
30 Tahun 2018 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2018 Tentang Pencalonan
Perseorangan Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Daerah

19. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 31


Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pencalonan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota

20. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor


33 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Kampanye
Pemilihan Umum

21. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor


34 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Dana Kampanye
Pemilihan Umum

22. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Pembentukan Dan Tata Kerja
Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, Dan
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum

23. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 37


Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih
Di Dalam Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum

24. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 1


Tahun 2019 Tentang Pengamanan Surat Suara Di Percetakan Dan

25 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Pendistribusian Ke Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen
Pemilihan Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum

25. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 3


Tahun 2019 Tentang Pemungutan Dan Penghitungan Suara Dalam
Pemilihan Umum

26. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4


Tahun 2019 Tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
Suara Dan Penetapan Hasil Pemilihan Umum

27. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 6


Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Penggantian Antarwaktu
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota

28. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 9


Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pemungutan Dan
Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Umum

29. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor


11 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyusunan
Daftar Pemilih Di Dalam Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum

30. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun


2017 Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan
Umum

31. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2018


Tentang Pengawasan Pendaftaran, Verifikasi, Dan Penetapan Partai
Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

BAGIAN XVIII
Dasar dan Ketentuan Pelaksanaan Pemilihan 25
32. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2018
Tentang Pemantauan Pemilihan Umum

33. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2028


Tentang Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara,
Anggota Tentara Nasional Indonesia, Dan Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia

34. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2018


Tentang Penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilihan Umum

35. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2018


Tentang Penanganan Temuan Dan Laporan Pelanggaran Pemilihan
Umum

36. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2018


Tentang Penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilihan Umum

37. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2018


Tentang Penanganan Temuan Dan Laporan Pelanggaran Pemilihan
Umum

38. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2018


Tentang Sentra Penegakkan Hukum Terpadu

39. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun


2018 Tentang Pengawasan Penataan Daerah Pemilihan Dan Alokasi
Kursi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
Dalam Pemilihan Umum

40. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun


2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan
Umum Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Penyelesaian
Sengketa Proses Pemilihan Umum

25 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


41. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun
2018 Tentang Pencegahan Pelanggaran Dan Sengketa Proses
Pemilihan Umum

42. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun


2018 Tentang Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Umum

43. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun


2018 Tentang Pengawasan Pencalonan Peserta Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota

44. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun


2018 Tentang Pengawasan Pencalonan Peserta Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota

45. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 24 Tahun


2018 Tentang Pengawasan Pemutakhiran Data Dan Penyusunan
Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Umum

46. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 25 Tahun


2018 Tentang Pengawasan Pencalonan Peserta Pemilihan Umum
Presiden Dan Wakil Presiden

47. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 27 Tahun


2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Tata Cara
Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum

48. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 28 Tahun


2018 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum

BAGIAN XVIII
Dasar dan Ketentuan Pelaksanaan Pemilihan 25
49. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 29 Tahun
2018 Tentang Pengawasan Dana Kampanye Pemilihan Umum

50. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 30 Tahun


2018 Tentang Pengawasan Perencanaan, Pengadaan, Dan
Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum

51. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun


2018 Tentang Sentra Penegakan Hukum Terpadu

52. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 33 Tahun


2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Nomor 28 Tahun 2018 Tentang Pengawasan
Kampanye Pemilihan Umum

25 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


Penyusun
CM Management adalah kumpulan anak muda profesional yang
membantu mewujudkan mimpi dan rencana Anda lebih kreatif dan
menarik. Tim kami terdiri dari para profesional muda
berpengalaman untuk memberikan layanan terbaik dalam
meningkatkan kualitas dan publikasi Anda.

CM Management terbentuk sebagai jawaban kebutuhan terkini dalam


perkembangan zaman yang serba digital dan modern. Dengan biaya
yang efisien, keinginan Anda dipenuhi dengan tetap mengutamakan
kualitas terbaik.

CM Management membantu menyusun dan menyiapkan segala


kebutuhan Anda, membuat konsep dan rencana dengan timeline
penyelenggaraan berjalan baik. Memberikan perspektif biaya yang
sangat fleksibel, menyesuaikan ketersediaan yang ada dengan tetap
menjaga kualitas layanan.

Editor
Masykurudin Hafidz, Founder CM Management, sebuah
perusahaan yang bergerak dalam dunia digital marketing dan
personal branding. Lahir dan menghabiskan pendidikan masa
remaja di ujung pulau Jawa Timur, Banyuwangi.

Cak Masykur, demikian panggilan populernya, kemudian


melanjutkan pendidikannya di MAKN Denanyar Jombang lalu
menyelesaikan kuliah di Al-Aqidah, Jakarta. Sempat mengenyam
pendidikan filsafat di STF Driyarkara.

Sebelum bergerak di dunia digital marketing dan personal branding,


Cak Masykur mengabdikan dirinya dalam pemberdayaan
masyarakat di Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan
Masyarakat (P3M)

Penyusun dan Editor 259


serta aktif dalam dunia demokrasi dan Pemilu dengan bergabung
di Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR). Pengalaman
kepemiluan dan demokrasi juga didapatkan saat menjadi Tenaga Ahli
Bawaslu RI.

Sejak masa pandemi, Cak Masykur mendirikan CM Management yang


memfasilitasi siapa saja untuk mengadakan kegiatan dalam jaringan.
Bersama dengan 30 anak-anak muda berbakat menyediakan
pertemuan daring, membuat video serta publikasi dalam media
sosial.

Dalam proses demokrasi dan kepemiluan, Cak Masykur aktif menulis


di media cetak dan elektronik. Sejak bergabung P3M, JPPR dan
Bawaslu RI sudah menghasilkan buku-buku diantaranya Panduan
Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (2021), Pelaksanaan Pemilihan
Serentak di Masa Pandemi (2021), Serial Evaluasi Penyelenggara
Pemilu Serentak (2019), Pembiayaan Pemilu di Indonesia (2018),
Menguak Dana Kampanye (2014), Bahan Sosialisasi tatap Muka
Pemilihan Kepala Daerah (2018) Petunjuk Praktis Pelaksanaan
Sosialisasi dan Informasi Pemilu (2014), Pemilukada berbasis
Masyarakat; Pendidikan Pemilih dan Pemantauan (2009), Strategi
Menang Pemilu; Pedoman Kampanye Pemilu 2024 (2022) dan 1000
Bank Soal dan Jawaban Pemilihan Umum (2022).

Selain bergerak di bidang digital marketing dan personal branding,


Cak Masykur juga sering menjadi narasumber dan fasilitator di forum-
forum demokrasi dan kepemiluan. Cak Masykur dapat dihubungi
melalui email; maskurudin98@gmail.com atau ke admin CM
Management di 08111-00195.

26 1000 JAWABAN: APA DAN BAGAIMANA PEMILU


BUKU KEDUA

M
empelajari semua pengetahuan tentang demokrasi dan
kepemiluan bukanlah hal yang mudah. Setiap orang wajib
membaca undang-undang terkait dan ketentuan teknis baik
PKPU maupun Perbawaslu. Penyelenggara pemilu, baik KPU maupun
Bawaslu, baik di provinsi maupun kabupaten/kota seringkali tidak
memiliki cukup waktu dan kesempatan untuk melakukannya. Apalagi
menghafalkan pasal-pasal dari ketentuan perundang-undangan padahal
itu sangat penting diketahui untuk memastikan sumber pengetahuan.
Buku ini membantu para calon penyelenggara pemilu untuk
memiliki pengetahuan dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang
relatif singkat. Dengan mempelajari buku ini, para pembaca
dimudahkan untuk meningkatkan pengetahuannya dalam mempelajari
ketentuan teknis pelaksanaan Pemilu dan Pemilihan. Buku ini
mempercepat pembaca belajar dengan format pertanyaan dan kunci
jawaban, sehingga dapat lebih mudah untuk mengingat sekaligus
menambah pengetahuannya dalam berbagai bidang dan kebutuhan
kepemiluan.

Anda mungkin juga menyukai