Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERSONAL

CALON ANGGOTA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPAT

0012/CABKK-JATENG.KRA/2023 AGUNG WIDODO, S.H. 2023


MAKALAH PERSONAL CALON ANGGOTA BAWASLU LABUHANBATU SELATAN TAHUN

PENGANTAR

Tiada kata terindah diucapkan selain puja dan puji kepada Allah SWT yang telah
memberikan kita kesehatan, kesempatan untuk melaksanakan kegiatan aktivitas keseharian
kita sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Salawat beserta salam kita hadiahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah merubah pola pikir manusia
dari alam kegelapan hingga alam terang benerang seperti apa yang kita rasakan sekarang
ini.

Pemilu Indonesia itu sungguh kompleks. Kompleksitasnya tidak saja disebabkan oleh sistem
pemilihan yang digunakan, jumlah pemilih yang tersebar di berbagai wilayah dengan kondisi
geografis berbeda, jenis dan jumlah kursi yang diperebutkan, jumlah partai politik, calon
anggota legislatif, dan calon pejabat eksekutif yang berkompetisi, tetapi juga oleh lembaga
penyelenggara yang terlibat mengurus pemilu.`

Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum, anggota Bawaslu Kabupaten/Kota juga dapat


dipegaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang sejalan maupun
tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung
misi Bawaslu adalah Pemerintah dari tingkat Provinsi sampai Desa, Aparat Penegak Hukum
seperti kepolisian, kejaksaan maupun Pengadilan, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Tim
Pemantau Pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada pemerintah baik dari dalam
maupun luar negeri, Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh agama.
Sedangkan pihak-pihak yang harus diwaspadai yang dapat mengganggu misi Bawasluadalah
oknum tertentu yang ada di dalam Partai Politik maupun calon perseorangan yang
mempunyai kepentingan dan melakukan kecurangan sehingga pemilu dapat terganggu.
Makalah ini dibuat merupakan persyaratan untuk menjadi anggota Bawaslu Kabupaten
Labuhanbatu Selatan pada tahapan tes kesehatan dan wawancara oleh Tim Seleksi sebagai
calon anggota, semoga bermanfaat dan menjadi acuan bagi penulis maupun bagi yang
membacanya dalam melaksanakan pengawasan dalam kepemiluan khususnya di Daerah.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini kedepannya dan
semoga kita menjadi tauladan bagi sesama untuk mencapai apa yang kita harapkan kini dan
akan datang.

Kotapinang, Juli 2018

MUHAMMAD YUSUF HASIBUAN

VISI, MISI DAN STRATEGI KEBIJAKAN

CALON ANGGOTA BAWASLU KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

VISI :

Menciptakan Pengawasan pemilu yang berkualitas dan bermartabat menuju Pemilu


Demokrasi Labuhanbatu Selatan yang tertib, aman, dan sejahtera.

MISI :
 Mewujudkan Bawaslu yang mandiri dan non-partisan;
 Bekerja secara transparan, jujur, adil, dan bijaksana sehingga mendapat legitimasi
hukum dan publik;
 Melakukan pengawasan Pemilu sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
 Meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam pengawasan pemilu;
 Penguatan kelembagaan dengan membangun kerjasama dengan pihak yang terkait;
dan
 Mewujudkan pemilu yang luber dan jurdil.

STRATEGI KEBIJAKAN

 Menjadikan Bawaslu Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagai lembaga yang kuat,


profesional, dan bermartabat sehingga dipercaya publik;
 Mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu, karena mencegah lebih baik dari pada
menindak pelaku pelanggaran;
 Menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan berbasis pada
masyarakat;
 Senantiasa melakukan proses dan tindak lanjuti temuan dan laporan pelanggaran
secara transparan dan proporsional yang profesional;
 Tindak tegas pelaku pelanggaran pemilu sesuai perundang-undangan dan aturan
yang berlaku;
 Mendokumentasikan semua hasil kerja pengawasan dengan tertib dan sistematis;
dan
 Menciptakan Bawaslu yang harmonis dalam kebersamaan dan kekeluarga.
BAGIAN PERTAMA

Saya seorang insan ciptaan Allah SWT yang terlahir 36 tahun yang lalu dari keluarga
petani/pekebun di salah satu kampung terpencil di Dusn Huta Baru Desa Batu Tunggal
Kecamatan Na. IX-IX Kabupaten Labuhanbatu Utara, anak keempat dari enam bersaudara
yang dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1982 dari pasangan H. Anwar Hasibuan dan Hj.
Rosnah Siregar yang diberi nama oleh kedua orang tua saya Muhammad Yusuf Hasibuan,
terlahir dari keluarga sederhana dan seorang anak petani/pekebun karet dan padi darat
(berladang) saya semasa kecil sangat disenangi dan disayangi saudara-saudari dan sanak
keluarga saya.

Saya menempuh pendidikan formal SD tepatnya di SD Swasta Dusun Huta Baru kampung
kelahiran saya yang hanya sampai kelas lima SD saja, untuk menyambung ke kelas enam SD
pendidikan dasar harus memasuki SD Negeri yang tidak jauh dari dusun kami tersebut
dengan jarak tempuh satu jam perjalanan dengan berjalan kaki pada masa itu tepatnya di
Dusun Rimbaya yang masih satu Desa dengan Dusun kami di SD Negeri No. 117863 Rimbaya
Desa Batu Tunggal Kec. Na. IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara, namun hal tersebut tidak
menjadi rintangan bagi saya untuk menjalaninya demi ilmu, dengan semangat dan kegigihan
akhirnya bisa menamatkan sekolah dasar dengan baik.

Tidak sampai disitu demi menggapai cita-cita, saya melanjutkan pendidikan Madrasah
Tsanawiyah dengan mondok di salah satu Pondok Pesantren Irsyadul Islamiyah yang berada
di Tanjung Medan Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan jauh dari
kedua orang tua, dengan mondok selama tiga tahun untuk menimbah ilmu dan belajar
agama membuat kedewasaan dan kemandirian semakin tertanam dalam diri saya pribadi
bagaimana mendapat ilmu agama untuk keteguhan iman dan ilmu sosial demi menjadi
seorang yang mempunyai tanggungjawab terhadap tuntutan yang ingin digapai setinggi
mungkin demi masa depan yang lebih baik.
Setelah selesai menimbah ilmu tiga tahun mondok di pesantren, saya melanjutkan kejenjang
menegah atas tepatnya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Rantauprapat ibu kota Kabupaten
Labuhan Batu, mematangkan diri saya untuk menimbah ilmu kelanjutan atas dan
mematangkan kedewasaan, pola pikir dan kemandirian diri karena pada waktu itu saya
indekos yang jauh dari kedua orang tua dan keluarga. Selama di MAN mengenali teman-
teman dengan berbagai karekter dan guru-guru yang berpendidikan tinggi yang membuat
saya semakin berpikir bahwa ilmu itu sangat penting untuk kemajuan diri kita sendiri.

Setelah tiga tahun menuntut ilmu kejenjang menengah atas dengan semangat dan kemauan
tinggi saya pada tahun 2001 kemudian melanjutkan kejenjang Perguruan tinggi/Universitas,
berbekal dengan ilmu-ilmu agama dan sosial yang telah didapat selama enam tahun di
madrasah memberanikan diri untuk ke Ibu kota Provinsi Sumatera Utara di Medan tepatnya
di IAIN-SU sekarang UIN SU Medan yang beralamat di Jl. William Iskandar Pasar V Medan
Estate, dengan berbekalkan ilmu yang didapat dari madrasah, semangat dan kemauan yang
tinggi saya berkuliah di Fakultas Ushuluddin mengambil jurusan Aqidah Filsafat (AF) dari
tahun 2001 hingga tahun 2006 menyelesaikan Studi Strata satu, selama proses perkuliahan
saya aktif dalam organisasi eksternal dan internal Kampus di eksternal saya aktif di
organisasi Pengkaderan yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan di Internal aktif di
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas sampai dengan BEM tingkat Perguruan
Tinggi/Institut. Sampai saat ini saya masih aktif di Organisasi Kepemudaan dan
Kemasyarakatan, aorganisasi kemasyarakatan saya aktif DPC Jam’iyah Batas Muslim
Indonesia (JBMI) tingkat cabang Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan Jabatan sebagai
Ketua, Pengurus Besar Forum Generasi Islam (PB FGI) Kabupaten Labuhanbatu Selatan
sebagai Wakil Ketua Umum, dari organisasi Kepemudaan saya aktif di Dewan Pengurus
Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Labuhanbatu Selatan
dengan Jabatan sebagai Wakil Ketua dan aktif juga sebagai Pengurus Kecamatan KNPI di
Kecamatan Torgamba dengan jabatan sebagai Sekretaris, Pimpinan Cabang Gerakan
Pemuda Ansor (PC GP ANSOR) Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan jabatan Wakil
Bendahara.
Kegiatan/aktivitas sehari-hari saya yang telah mempunyai tiga putra ini adalah berorganisasi
dan berdiskusi dengan teman-teman satu organisasi untuk mengkaji dan membahas
persoalan kekinian dalam hal ini KNPI, JBMI, PB FGI, GP ANSOR di Wilayah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan yang selalu berinteraksi sosial seperti M. Amin Batubara yang
memberikan masukan-masukan dan motivasi dalam menjalankan aktivitas keseharian, Fery
Syahputra Simatupang, SH Selaku Ketua DPD KNPI Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Najarul
Efendi Ketua FGI, Thoriq Mustaqim Tambak, SH.I Sekretaris FGI, Indra Irawadi Hasibuan
Ketua DPK KNPI Kecamatan Torgamba, Hendra T. Panjaitan Ketua PC GP Ansor, Saiman
Siregar Sekretaris DPD KNPI, Ahmad Sujai Tanjung, Sekretaris DPC JBMI dan Defri Rahmat
Pasaribu selaku Akademisi/Dosen UNIVA Labuhan Batu, dengan berinteraksi keseharian
memberikan pandangan positif terhadap diri saya pribadi demi langkah kedepan yang lebih
baik lagi.

Ada beberapa orang yang pernah menjadi acuan kuat dalam karakter diri saya hingga saat
ini menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari saya yaitu kedua orang tua saya
terutama Ibunda tercinta yang sangat berperan kuat dalam kehidupan dan jati diri saya
hingga saya bisa menjadi seperti sekarang ini, Istri saya Juli Nurhamidah yang tidak pernah
bosan memberikan perhatian dan masukan-masukan kepada saya bagaimana menjalani
kehidupan ini, dan kakak-kakak kandung saya salah satunya H. Ismail Efendi Hasibuan, SE,
M. Dahlil Hasibuan dan Adik terkecil saya Saddam Husein Hasibuan Mereka memiliki
motivasi dan keinginan yang kuat dalam menggapai sesuatu hal apapun itu untuk di raih
contohnya persoalan pendidikan yang selalu mengatakan bahwa pendidikan adalah hal yang
penting untuk kemajuan diri kita pribadi dalam menggapai cita-cita yang ingin kita raih
nantinya, bagaimana memberdayakan karakter yang ada dalam diri kita untuk kita jalankan
dan pegang teguh dimasa-masa yang akan datang.

Diluar dari pada itu banyak sosok senior yang menjadi pegangan teguh saya demi acuan
kuat untuk mencapai cita-cita saya semasa saya di bangku kuliah dulu seperti : Abangda
Sugiat Santoso yang sekarang ini merupakan tokoh pemuda Sumatera Utara yakni Ketua
DPD KNPI Propinsi Suamatera Utara, yang banyak mengajari saya bagaimana dunai
pergerakan mahasiswa dan bagaimana strategi dalam menghadapi persoalan yang dihadapi
kini dan akan datang, Abangda Robert Situmorang Selaku Alumni HMI yang selalu
memberikan motivasi dan ilmu dalam menjalankan sesuatu agar sukses dan berhasil guna,
Abangda Imam Saleh Ritongan Mantan Ketua BADKO HMI Sumut yang memberikan kepada
saya ilmu-ilmu dalam berorganisasi dan bagaimana bersosialisasi yang baik kepada
masyarakat, Agus Salim Arja yang selalu berprinsip bahwa sesuatu dapat dikerjakan ketika
mau untuk melakukannya, dan Teman dekat saya Syahrizal Bakti Ritonga yang selalu
mendorong saya untuk terus berjuang sesulit apapun keadaan itu.

Integritas merupakan suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai
dan prinsip. Dalam etika integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan
seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Seorang
dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan
prinsip yang dipegangnya. Mudahnya, ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya
kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang
mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan
yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.

Menurut saya, integritas pribadi selalu akan diuji oleh realitas sosial, dan sesuatu yang
dihasilkan dari dalam diri, maka kekuatan di luar diri bisa saja tidak memiliki integritas.
Sering sekali realitas kehidupan sosial, politik, ekonomi selalu mempersembahkan integritas
yang sangat miskin dan lemah. Dampaknya, integritas pribadi yang kuat harus menjadi
sangat bermoral dan berkualitas tinggi. Untuk itu, saya memberanikan diri agar dapat
mengalahkan tantangan dari realitas integritas di luar diri, yang lemah dan tak berdaya.
Keberanian saya untuk menerima tanggung jawab pribadi, selalu saya ikuti dengan
kemampuan untuk memperkuat integritas pribadi, dan saya harus dapat menjadi pribadi
yang dibutuhkan banyak orang untuk mengekspresikan kejujuran, keadilan, menghormati
pandangan yang berbeda dengan integritas pribadi untuk kemanusiaan dan cinta.

Dari teori integritas tersebut diatas saya menyakini dan menilai bahwa tingkat integritas
saya 100%. Mengapa? Pertama, saya selalu melakukan tindakan berdasarkan norma agama,
hukum dan aturan yang berlaku baik umum maupun khusus. Kedua, dalam tugas dan
kegiatan sehari-hari saya, selalu mengutamakan kepentingan banyak orang daripada
kepentingan pribadi. Ketiga, melihat persoalan secara netral sesuai dengan pokok
persoalan dengan santun dan tidak mencapur adukan perasaan, hubungan keluarga dan
sebagai pengganggu dalam penyelesaian persoalan orang lain. Keempat, hubungan yang
baik tentu saja hanya dapat dicapai bila ada unsur trust dari warga masyarakat, dan hal itu
hanya dapat kita peroleh ketika kita mempunyai integritas, setidaknya “integritas” di mata
masyarakat umum. Keyakinan saya dari point tersebut diatas didukung oleh faktor
perantauan, karena saya terbiasa merantau dan jauh dari sanak famili sehingga sangat kecil
kemungkinan untuk melakukan nepotisme, dan lingkungan keluarga yang terbiasa mandiri
dan menjalani kehidupan apa adanya.

BAGIAN KEDUA

Pemilu merupakan proses politik yang dinamis dan hanya bisa berjalan lancar dan tertib
apabila dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
merupakan suatu hal yang amat penting bahwa kehendak rakyat tidak dikecewakan dengan
cara memastikan bahwa pemilu diselenggarkan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil demi perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan Negara
yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam konteks Penyelenggaraan Pemilihan Umum, Pemilihan Gubernur dan Wakil


Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota sering kali terjadi
pelanggaran (kecurangan atau manipulasi) dengan berbagai modus operasi yang seolah-
olah tidak dapat terelakkan, ada kecurangan yang bersifat ditoleransi dan ada sama sekali
tidak bisa ditoleransikan, hal ini merupakan sebuah problematika dalam pemilu baik dari
aspek pengawasan dan pelaksanaan/Penyelenggaraan. Oleh karena itu saya tidak setuju jika
ada kecurangan yang dapat ditoleransi karena kecurangan atau manipulasi sekecil apapun
itu merupakan pelanggaran dan setiap pelanggara harus ditindak lanjuti karena di dalam
ilmu hukum setiap kesalahan ataupun pelanggaran harus ditindak tegas, permasalahan
pelanggaran tersebut termasuk kategori berat atau ringan itu merupakan putusan akhir
yang harus dipedomani dan dilaksanakan.
Seperti contoh : Pertama, kasus pembersihan tanda gambar peserta Pemilu, apabila telah
memasuki masa tenang maka seluruh alat peraga kampanye harus dibersihkan, apabila ada
salah satu calon yang masih melanggar hal itu makan harus ditindak tegas dengan
memberikan teguran secara tertulis kepada yang bersangkutan dan menurunkan gambar
tersebut. Kedua, soal pembuatan berita acara penghitungan suara, yaitu terjadi rekayasa
tertentu sehingga target suara dapat terpenuhi. Rekayasa tertentu itu bisa berupa
pemberian sejumlah uang kepada para petugas TPS termasuk para saksi yang diberikan
makan di warung agar menyetujui berita acara yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Ketiga, saksi. Pada waktu penghitungan suara para saksi ditempatkan pada
posisi tertentu sehingga tidak bisa secara jelas melihat kondisi atau keadaan surat suara
atau para saksi dari parpol dihambat sedemikian rupa (intimidasi atau tindak kekerasan)
sehingga tidak dapat hadir dan pada gilirannya digantikan dengan saksi lain dari masyarakat
yang notabenenya adalah orang sendiri. Keempat, pengiriman berita acara dan kotak suara
dari TPS ke KPPS. Tahap ini juga rawan karena bisa saja ditengah jalan kotak suara yang asli
diganti kotak lain atau isi kotak suara ditukar dengan surat suara lain yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Kelima, penghitungan sementara suara untuk tingkat nasional
seringkali data yang dimasukkan ke komputer berdasarkan berita pertelepon, bukan
berdasarkan data yang tercantum di berita acara perhitungan suara. Jadi jumlah suara yang
sesungguhnya tidak akurat.

Pemilu tidak lepas dari kecurangan, dan terjadi bukan saja karena terbukanya peluang untuk
itu, tetapi juga karena kurangnya kesadaran serta pemahaman akan peraturan perundang-
undangan yang mengaturnya sebab mencapai sesuatu sedapat mungkin untuk menghindari
kecurangan atau manipulasi tergantung kepribadian seseorang karena apabila kecurangan
telah dilakukan satu kali, maka untuk menutupi kecurangan tersebut kita harus melakukan
kecurangan lagi. Oleh karena itu saya tidak ingin melakukan kecurangan/Manipulasi untuk
mencapai sesuatu karena masih banyak jalan keluar lainnya dalam mencapai sesuatu
tersebut tinggal bagaimana usaha dan upaya yang akan kita lakukan menuju kebenaran
yang hakiki tersebut karena kita adalah orang yang beragama.
Dalam menjalankan tugas sebagai Anggota BAWASLU terdapat sesuatu peristiwa yang
apabila tidak ditangani akan mengganggu proses Penyelenggaraan Pemilu sementara dasar
hukum ataupun aturan yang melandasinya kurang jelas. Bila saya menghadapi hal demikian
tentu saja saya tetap berpedoman pada Undang-undang atau peraturan yang ada/berlaku
yang terkait dengan permasalahan tersebut dengan tetap melakukan kerjasama tim,
konsultasi dengan pihak-pihak yang terkait dan yang kita anggap lebih mampu dan lebih
menguasai permasalahan tersebut, hal yang demikian bisa dilihat dari kebiasaan yang
tumbuh dalam masyarakat seperti hukum adat misalnya, karena di Indonesia disamping
hukum yang tertulis ada juga yang tidak tertulis seperti kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan peraturan
perundang-undangan lainnya.

BAGIAN KETIGA

Kegiatan menurut saya penting yang pernah saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain : Bidang Sosial penyuluhan Duta Pelajar lingkungan Hidup yang dilaksanakan
oleh DPD KNPI Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan peserta perwakilan SMA/SMK se-
Kabupaten Labuhanbatu Selatan, saya sebagai panitia dan moderator, kegiatan tersebut
bertujuan untuk memberikan penyuluhan betapa pentingnya lingkungan disekitar kita yang
bersih dan sehat. Dampak para pelajar dapat mengetahui dan mensosialisaikan kepada
keluarga dan masyarakat disekitarnya pentingnya lingkungan yang hijau dan sehat, kegiatan
tersebut didukungan oleh pemkab dalam hal ini badan Lingkungan Hidup sebagai
narasumber. Insya Allah untuk moment-moment selanjutnya ingin melakukan hal tersebut
lebih besar lagi dengan peserta dari tingkat SD hingga PT yang ada.

Pada Kegiatan pengkaderan Mahasiswa yaitu Latihan Kader I (LK-1) Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Cabang Labuhanbatu Raya, saya selaku pemateri dengan materi tentang Ke-HMI
an, hal tersebut bertujuan memberikan pemahaman tentang arti pentingnya berorganisasi
di luar kampus demi untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab diri sebagai seorang
pemimpin, berinteraksi dan menjaga kekompakan dengan sesama mahasiswa. Dampak
membangun kemandirian diri dan termotivasi untuk mengetahui kepemimpinan dalam diri
kita di tengah-tengah masyarakat nantinya jika sudah menyelesaikan studinya dengan
mengabdi di tengah-tengah masyarakat.

Kegiatan Bidang Politik, yaitu Pendidikan Politik bagi Pemuda Kabupaten Labuhanbatu
Selatan tahun 2014, tujuannya untuk memberikan pemahaman dan wacana keilmuan
tentang supra struktur politik dan infra struktur politik. Peran saya sebagai panitia
penyelenggara melalui DPD KNPI Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dampak yaitu toleransi
antar pemegang kendali politik dari partai maupun politik keorganisasian kemasyarakatan.
Kendala dari pemerintah kurang adanya respon, namun dari kalangan muda sangat banyak
respond dan pesertanya.

Dalam kegiatan dan aktivitas saya ada beberapa orang yang sangat berperan antara lain
pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan OKI/OKP,
Pelajar dan Mahasiswa, karena kegiatan yang dilaksanakan tersebut langsung menjadi
objeknya mereka sebagai peserta, oleh karena itu mereka sangat penting terutama dalam
mengabdi dan mensosialisasikan kepada masyarakat dari hasil yang diperoleh dari kegiatan
yang mereka ikuti. Selain itu yang dijadikan sebagai narasumber, disamping pihak-pihak
terkait lainnya dari pemerintahan seperti Pengadilan Negeri, Badan Lingkungan Hidup, dan
pihak Kepolisian.

Berorganisasi merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan orang lain, di dalam
organisasi juga kita belajar bagaimana melakukan kegiatan secara bersama-sama (team
work), berbicara dihadapan orang ramai, memimpin sidang, mencari jalan keluar apabila
menemui permasalahan, melakukan kegiatan administrasi, pengawasan, kontrol sosial
terhadap pemerintah. Sehingga pengalaman dalam berorganisasi sangat bermanfaat apabila
kelak menjadi salah satu anggota Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Kabupaten
Labuhanbatu Selatan, sebab Bawaslu merupakan organisasi juga, sehingga diperlukan
kerjasama, kegiatan administrasi, pengawasan, penyuluhan dan lain-lain yang telah biasa
kita lakukan di dalam organisasi sebelumnya.

Referensi hidup dan aktualisasi serta aktivitas selama sekolah dasar hingga kini tentunya
sangat membantu pembentukan karakter seseorang, terutama saya yang sedang
menjalaninya. Menjadi anggota Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Labuhanbatu Selatan
bukanlah hal yang mudah dan ringan, namun satu keyakinan bahwa kerja jujur, ikhlas dan
siap mewakafkan jiwa dan raga untuk jalan kebaikan merupakan modal utama dalam
bekerja nantinya jika diamanahkan.

BAGIAN KEEMPAT

Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,


Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota, anggota Bawaslu Kabupaten/Kota
juga dapat dipegaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang
sejalan maupun tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja
dalam mendukung misi Bawaslu tersebut adalah Pemerintah dari tingkat Provinsi sampai
Desa, Aparat Penegak Hukum seperti kepolisian, kejaksaan maupun Pengadilan, Komisi
Pemilihan Umum (KPU), Tim Pemantau Pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada
pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri, Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, dan tokoh agama. Sedangkan pihak-pihak yang harus diwaspadai yang dapat
mengganggu misi Bawaslu adalah oknum-oknum tertentu yang ada di dalam Partai Politik,
Tims Sukses Calon Gibernur dan Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Wakil Bupati, Walikota
dan Wakil Walikota yang diusung partai politik maupun tim sukses calon dari perseorangan
yang mempunyai kepentingan pribadi maupun kelompok dengan melakukan kecurangan
sehingga pemilu yang diharapkan aman dan tertib dapat terganggu penyelenggaraannya.

Apabila saya terpilih menjadi anggota Bawaslu Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka
strategi yang tepat untuk menghindari intervensi negatif dari pihak lain adalah dengan
memegang teguh atas komitmen apa yang telah disepakati dan diatur oleh undang-undang,
Peraturan, keterbukaan, saling kerjasama dengan sesama anggota dan tim work di internal
Bawaslu itu sendiri, dan tetap menjaga integritas dan independensi, artinya tidak akan
pernah memberikan janji-janji atau sebaliknya tidak pernah bersedia untuk menerima janji-
janji atau pemberian dari pihak manapun yang diperkirakan ada hubungannya dengan
pekerjaan di Bawaslu sehingga saya tidak tersandera oleh kepentingan tertentu, dalam arti
kata independensi yang utuh dan berintegritas. Selanjutnya memperlakukan hal sama
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam Pemilu dan pemegang kekuasaan.

Setiap anggota keluarga memiliki pengaruh penting pada diri saya terutama ibu dan Istri
yang selalu memperhatikan dan mengingatkan bahwa jagan pernah berbohong apapun itu
harus selalu jujur dan adil. Keluarga merupakan bagian dari kehidupan kita mendengarkan
suara mereka terutama Ibu, Ayah dan Istri dan yang lebih tua (senior) adalah perbuatan
terpuji, namun demikian tidak semua suara mereka dapat mempengaruhi keputusan atau
jalan yang akan saya tempuh, sepanjang suara keluarga atau teman untuk arah yang baik
maka patut untuk didengarkan tapi apabila telah menyangkut pekerjaan apalagi untuk
melakukan kecurangan maka suara itu tidak perlu didengarkan apalagi dilaksanakan. Sebab
setiap perbuatan memerlukan tanggungjawab dan yang bertanggungjawab adalah diri kita
sendiri di hadapan Allah SWT nantinya.

Pada prinsipnya kita harus selalu berpedoman kepada apa yang telah di ajarkan oleh kedua
orang tua kita dengan agama Islam, baik dan buruknya selalu mereka berikan masukan
ataupun teguran untuk tidak melalukan hal yang demikian, tinggal bagaimana kita untuk
mengaplikasikannya dari kita mengetahui hal yang baik dan buruk hingga sekarang ini.

BAGIAN KELIMA

Ketertarikan saya pada isu/masalah/praktik kepemiluan dan demokrasi diawali sejak duduk
dibangku kuliah. Ketertarikan tersebut didorong oleh keanehan demokrasi di Indonesia saat
itu, dimana Selama orde baru, pilar-pilar demokrasi seperti partai politik, lembaga
perwakilan rakyat, dan media massa berada pada kondisi lemah dan selalu dibayangi oleh
mekanisme reccal, sementara partai politik tidak mempunyai otonomi internal. Media
massa selalu dibayang-bayangi pencabutan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP).
Sedangkan rakyat tidak diperkenankan menyelenggarakan aktivitas sosial politik tanpa izin
dari pemerintah. Praktis tidak muncul kekuatan civil society yang mampu melakukan kontrol
dan menjadi kekuatan penyeimbang bagi kekuasaan pemerintah yang sangat dominan.
Praktis demokrasi pancasila pada masa ini tidak berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan,
bahkan cenderung ke arah otoriatianisme atau kediktatoran.

Kegagalan tiga partai besar dalam perannya sebagai lembaga kontrol terhadap jalannya
pemerintahan dan tidak berfungsinya check and balance, akibat terpolanya politik
kompromistis dari elite politik, akhirnya demoktrasi yang sebenarnya tidak jalan. Demokrasi
menjadi semu. DPR tidak mencerminkan wakil rakyat yang sesungguhnya. Terjadi kolusi,
korupsi, dan nepotisme di segala bidang kehidupan, karena kekuasaan cenderung ke arah
oligarki. Hal ini mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan, menghancurkan nilai-nilai
kejujuran, keadilan, etika politik, moral, hukum dasar-dasar demokrasi dan sendi-sendi
keagamaan. Khususnya di bidang politik direspon oleh masyarakat melalui kelompok-
kelompok penekan (pressure group) yang mengadakan berbagai macam unjuk rasa yang
dipelopori oleh para pelajar, mahasiswa, dosen, dan praktisi, LSM dan politisi. Gelombang
demonstrasi yang menyuarakan reformasi semakin kuat dan semakin meluas. Melihat
fenomena tersebut, saya semakin tertarik untuk mengikuti perkembangan demokrasi dan
pemilu di Indonesia yang sejak tahun 1999 menjadi pemilu yang paling demokratis.

Buku-buku yang pernah saya baca tentang Kepemiluan dan Demokrasi antara lain : Kritis
Meliput Pemilu Karya Hanif Suranto, J. Judi Ramjodo, P. Bambang Wisudo. Pengawasan
Pemilu Problem dan Tantangan Penyusun Mohammad Najib, Bagus Sarwono, Sri R.
Wardaningsih. Api Pemilu Menuju Smart Election Penulis Harun Husein, Perjalanan
Panjang Pilkada Serentak Penulis Rambe Kamarul Zaman

Dalam buku-buku tersebut memberikan pemikiran, mengurai sejarah dan gagasan pilkada
serentak, serta memberikan catatan-catatan pilkada tahun 2015 dan rekomendasinya agar
memantapkan proses demokrasi dalam pilkada mendatang agar lebih baik. Dari buku-buku
tersebut saya anggap penting sebagai referensi bagi semua kalangan karena membuka
wawasan tentang Demokrasi dan pengawasan dalam Kepemiluan kini dan akan datang di
Negara Kesatuan Republik Indonesia kita tercinta ini.

Selain buku-buku tentang demokrasi dan kepemiluan buku-buku yang biasa saya baca tentu
saja yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang saya miliki yaitu ilmu Filsafat, ada beberapa
buku yang sangat menarik dibaca yaitu Filsafat, Etika, dan Kearifan Lokal untuk Kontruksi
Moral Kebangsaan Editor Siti Syamsiatun dan Nihayatul Wafiroh; Selamatkan
Indonesia oleh M. Amien Rais.

Salah satu buku demokrasi yang pernah saya baca dan saya anggap penting adalah Civil
Islam: Islam dan Demokratisasi di Indonesia (2001, Edisi Bahasa Indonesia) karya Robert W.
Hefner. Hefner mengajak pembaca untuk meletakkan wacana “demokrasi” pada
proporsinya yang pas. Hal ini penting karena hingga sekarang, demokrasi yang antara lain
berisi nilai-nilai pluralisme, kebebasan, persamaan, keadilan, toleransi, dan partisipasi di
satu sisi mempesona banyak orang, tapi di sisi lain juga mengundang skeptisisme. Kelompok
yang skeptis biasanya memandang demokrasi sebagai wacana yang berasal dari Barat, yang
tentu saja tidak mungkin sesuai dengan budaya lain di luar Barat. Bahkan ada yang
menganggap bahwa demokrasi, juga civil-society (dari sini mungkin Hefner mendapat istilah
“civil-Islam”), merupakan cangkokan dari Barat, dan bagian dari proyek imperialisme Barat
yang terselubung dengan retorika yang manis, enak, dan menarik. Inilah kecongkakan dan
kekejaman Barat yang membungkus proyek Imperialisme dengan retorika yang indah dan
luhur.

Anda mungkin juga menyukai