Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN PERTAMA

1.a. Nama lengkap yang diberikan orang tua kepada saya adalah Maharadi,
dilahirkan di Takengon Kabupaten Aceh Tengah pada 26 September 1987
anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan Masran dengan Hamidah,
yang bekerja sebagai PNS Guru di SMP 2 Takengon Kecamatan Kec. Laut
Tawar, Aceh Tengah. Saya menempuh pendidikan formal dari Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Takengon, Aceh Tengah tepatnya
di SD Negeri 1 Kebayakan, SMP Negeri 2 Takengon dan SMA Negeri 1
Takengon. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat SMA, pada Tahun
2006 saya merantau ke Medan untuk melanjutkan studi saya di Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Negeri
Medan (Unimed) hingga wisuda tahun 2010. Setelah tamat kuliah pada
tahun 2010, saya bekerja sebagai Wartawan di Media Lintas Gayo (2010-
2020), setelah itu saya pernah bekerja sebagai Fasilitator Inofasi pada
Program Project LOGICA 2 di Aceh Tengah Tentang Peningkatan
Pelayanan Publik di sector Pendidikan dan Kesehatan (2010-2011), Field
Coordinator KINERJA-USAID dan PKPM pada Program Manajemen
Berbasis Sekolah di Bener Meriah Tahun (2012-2013), Fasilitator Rehab-
Rekons Gempa Gayo Aceh. (2014-2015), Asisten Area Coordinator
Pelaksanaan Riset Perilaku Pemilih kerjasama LSI dan Jaringan Isu Publik
(JIP) tahun 2015, Field Officer pada Program Mendorong Tata
Pemerintahan Demokrasi Yang Responsif di Aceh (2010-Sekarang),
pekerjaan saat ini adalah sebagai Tenaga Ahli Dinas Pendidikan Aceh
(Tahun 2022-sekarang).

1.b. Sedangkan ibu saya adalah ibu rumah tangga yang menekuni dunia
wirasuasta. Sejak kecil, saya gemar membaca dan berjualan kue buatan ibu
saya. Kedua orangtua saya mendidik saya dan adik-adik dengan

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


kesederhanaan, pentingnya iman dan menjalankan ibadah serta berjuang
untuk meraih Pendidikan yang tinggi.

1.c. Kegiatan saya setelah selesai bekerja sebagai Tenaga Ahli Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh adalah beristirahat di rumah, berdiskusi dengan
mahasiswa-mahasiswa Unsyiah tentang isu social politik.

1.d. Salah satu hobi yang saya miliki sejak SMA adalah berorganisasi, pernah
pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) saat itu saya juga aktif di
Praja Muda (Pramuka), ditingkat Perguruan Tinggi aktif pernah menjadi
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Unimed (Periode 2008-2009). Himpunan Mahasiswa
Jurusan merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang berada di tingkat
jurusan dan termasuk organisasi intra kampus, serta bagian dari kegiatan
ekstra kurikuler yang dapat dipilih dan diikuti oleh setiap mahasiswa. HMJ
menjadi media bagi para anggotanya agar mampu mengembangkan pola
pikir, kepribadian serta potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang
berkaitan dengan disiplin ilmu, agar setelah lulus dari perguruan tinggi maka
mahasiswa siap untuk terjun langsung ke masyarakat.

Periode 2009-2010 saya pernah menjabat Ketua Senat Mahasiswa Fakultas


Ilmu Sosial (FIS) Unimed. Pada saat menjabat sebagai Ketua Senat
Mahasiswa Fakultas, saya dan pengurus lainnya pernah menyelenggarakan
kegiatan Sosialisasi Safety Riding yang bekerjasama dengan Satlantas
Polrestabes Medan, Seminar tentang Dampak Kenaikan BBM Bersama
Walikota Medan, dan Seminar Pemuda Anti Korupsi Bersama KPK RI.

1.e. Di luar keluarga dan lingkungan tempat saya saya bekerja, ada beberapa
orang yang sering berinteraksi dengan saya adalah Askhalani (Koordinator
Gerakan Anti Korupsi Aceh). Kami sering berdiskusi di Café Ule Kareng
Banda Aceh. Diskusi kami seputar isu sosial masyarakat dan kasus korupsi
nasional dan lokal. Selanjutnya saya juga lumayan sering berdiskusi dengan
teman kuliah saya di Unimed yaitu Nahot Sihaloho yang merupakan Dosen di

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak. Diskusi kami juga seputar isu
social masyarakat dan isu politik nasional. Saya juga lumayan sering
berdiskusi dengan Akhiruddin Mahjuddin merupakan Pimpinan Media
Online AJNN.Net (Aceh Journal National Network). Diskusi kami sama
seperti kedua teman saya yang telah disebutkan diatas.

2.a. Soe Hok Gie merupakan sosok yang menjadi acuan kuat saya sampai
sekarang tentang nilai-nilai atau karakter.

2.b. Soe Hok Gie seorang lulusan Universitas Indonesia, aktivis dan demonstran.
Seorang pembaca dan juga penulis. Namun yang lebih penting, ia adalah
seorang idealis merupakan orang yang saya kagumi dan berperan dalam
membentuk karakter saya. Lelaki kelahiran 17 Desember 1942 ini dikenal
sebagai pribadi yang sudah berani melawan demi sebuah kebenaran sejak usia
belia. Sifat yang terus ia bahwa hingga akhir hayatnya.

2.c. Sejauh yang saya tahu, salah satu bukti idealismenya adalah ia tidak pernah
mau tunduk pada rezim mana pun. Menarik, ia menjadi bagian dari
mahasiswa yang turun ke jalan untuk menggulingkan pemerintahan Sukarno,
sang proklamator bangsa. Di sisi lain, ia tak lantas menunduk kepada rezim
baru (kepemimpinan Soeharto) setelahnya.

Soeharto naik menjabat pada Maret 1967, lalu pada Desember 1967, di koran
Mahasiswa Indonesia, Gie berani menulis kritikan tentang pembunuhan
massal terhadap anggota dan simpatisan PKI, terutama yang terjadi di Bali.
Maksudnya begini, idealisme Gie tak lantas memudar hanya karena rezim
Sukarno jatuh. Setelah itu, ia masih berani mengkritik apa yang ia rasa perlu
dikritik.

Menurut saya ia adalah sosok oposisi sejati. Bagi saya, oposisi sejati itu bukan
Parpol, bukan pula tim sukses politisi, bukan pula rakyat yang terlalu fanatik
mengelu-elukan rival petahana. Oposisi sejati adalah Gie. Idealis, tidak

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


memihak sana-sini. Mengatakan yang benar itu benar, yang salah itu salah.
Walaupun, dalam catatan hariannya--yang kemudian diterbitkan dengan judul
Catatan Seorang Demonstran--ia pernah menulis, "Kebenaran cuma ada di
langit dan dunia hanyalah palsu, palsu."

Saya mungkin belum memiliki idealisme setinggi dirinya. Pada saat


mahasiswa, saya juga jauh dari dunia pergerakan mahasiswa dalam bentuk
aksi turun ke jalan.

3.a. Saya merupakan orang yang sangat menjunjungtinggi integritas. Hal ini saya
buktikan dengan sikap saya dalam bekerja yaitu etos kerja yang tinggi,
bertanggungjawab atas kesalahan yang saya perbuat, menghormati pendapat
orang lain, menjaga barang milik kantor, serta memenuhi janji.

3.b Saya mempunyai keyakinan bahwa saya 100% berintegritas (bersih dari
korupsi, kolusi dan nepotisme).

3.c Keyakinan saya tersebut terutama didukung oleh faktor interaksi langsung
dengan masalah-masalah sosial yang saya alami sepanjang hidup saya.
Penerapan nilai-nilai integritas bagi diri saya sendiri, tidak hanya sebagai
upaya untuk mencegah korupsi, melainkan juga kesatuan antara pola pikir,
perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma
yang berlaku.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


BAGIAN KEDUA

1.a. Saya setuju.

1.b. Merujuk pada adagium hukum Nullum delictum, nulla poena sine lege
praevia poenali. Hanya hukum yang tertulis saja yang dapat menentukan
apakah norma hukum itu telah dikaitkan dengan suatu ancaman hukum
menurut hukum atau tidak. Asas ini juga dikenal dengan sebutan asas
legalitas, yakni tidak ada tindak pidana tanpa ada undang-undang yang
mendahului. Dari adagium Hukum tersebut saya berpendapat bahwa tidak ada
pelanggaran yang dapat di toleransi. Sebab. hal ini berkaitan dengan
kepastian hukum, kemamfaatan dan keadilan hukum. Meskipun pada
praktiknya pelanggaran-pelanggaran pilkada sering terjadi seperti
Pelanggaran Kode Etik, Pelanggaran Administrasim, pemalsuan dokumen
pemilihan, termasuk kartu-kartu pemilih yang diselundupkan secara borongan
kepada seorang pemilih. Ada juga menggunakan mutasi yang tidak wajar
pada PNS atau aparat birokrasi yang tak mendukung petahana dan lain
sebagainya. Dari berbagai pelanggaran-pelanggaran tersebut juga tidak
semerta-merta dapat ditoleransi. Tidak ada istilah pelanggaran yang dapat di
toleransi, setiap pelanggaran harus diadili secara hukum dan menempuh
mekanisme hukum yang berlaku.

2.a. Saya pernah mengalami tawaran untuk curang dengan cara menyogok agar
lulus CPNS Guru pada tahun 2011. Tawaran tersebut datang dari oknum PNS
di Kantor Bupati Aceh Tengah.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


2.b. Oknum tersebut menawarkan cara curang tersebut kepada Ayah dan saya di
rumah, dan saat itu juga Ayah dan saya menolak tawaran tersebut karena
menurut kami bahwa menjadi PNS itu merupakan orang pilihan yang
menjalankan tugas pemerintahan dengan baik dan jujur. Saya beruntung
sekali memiliki ayah yang selalu menjaga komitmen untuk selalu hidup jujur
dan kerja keras.

3. Sebagai anggota Bawaslu Provinsi Aceh dalam meghadapi situsi tersebut maka
saya akan berkoordinasi dengan anggota Bawaslu Provinsi Aceh yang lain, dan
jika kami belum juga mendapatkan jawaban atas masalah tersebut, maka kami
akan berkoordinasi denan Bawaslu Pusat untuk mendapatkan jawaban dan
arahan untuk mengatasi masalah yang kami hadapi di Aceh.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


BAGIAN KETIGA

1.a. Mulai tahun 2020 saya Bersama teman-teman membentuk kelompok diskusi
yang kami beri nama “Diskusi Sabtuan”. Peserta diskusi ini adalah
mahasiswa, akademisi, birokrat, politisi, dan seniman. Topik diskusi kami
seputar isu social, politik, pemberdayaan masyarakat, dan ekonomi
kerakyatan.

1.b. Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan serta menawarkan solusi
terkait perosalan-soalan sosial yang terjadi. Juga berbagi informasi dan
pengalaman, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
peserta tentang berbagai topik dan isu sosial yang terkait. Dalam diskusi rutin
tersebut, peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang
isu-isu sosial, sehingga dapat meningkatkan kesadaran sosial dan rasa empati
terhadap masalah sosial yang ada.

1.c. Peran saya dalam kelompok diskusi tersebut sebagai fasilitator yaitu bertugas
menyediakan tempat di sebuah Cafe Kopi, mencari narasumber, dan kadang-
kadang menjadi narasumber dan moderator.

1.d. Hasil diskusi kami tentang harga kopi di Aceh mendapat respon dari DPRK
Aceh Tengah untuk dirumuskan menjadi sebuah aturan tentang pengendalian
harga kopi.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


1.e. Sejauh ini kami mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat
seperti para petani kopi, masyarakat biasa, penggiat LSM, dan beberapa
politisi.

1.f. Espektasi saya dalam kegiatan tersebut adalah menumbuhkan sikap kritis
masyarakat sehingga pelayanan publik yang dilakukan pemerintah dapat
menjadi lebih baik.

2. Para pihak yang terlibat dalam kegiatan Diskusi Sabtuan tersebut adalah
mahasiswa, akademisi, birokrat, politisi, pengusaha kopi, dan seniman. Peran
para pihak tersebut adalah sebagai Narasumber dan penghubung ke DPRK
dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

3. Kegiatan Diskusi Sabtuan yang rutin kami lakukan memiliki manfaat bagi saya
sebagai anggota Bawaslu yaitu saya terbiasa untuk mendengar sudut pandang
yang berbeda dalam melihat suatu masalah, menjadi terbiasa dalam
mengidentifikasi masalah menjadi prioritas penyelesaian, menjadi terbiasa
dalam membangun jaringan untuk mendukung ide dan gagasan yang
memiliki dampak perubahan bagi masyarakat.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


BAGIAN KEEMPAT

1. Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum, anggota Bawaslu juga dapat


dipegaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang
sejalan maupun tidak sejalan dengan misi Bawaslu. Pada Pasal 92 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 yaitu pengawasan melekat pada anggota
Bawaslu. Tentunya, lanjut dia, Bawaslu tidak bisa melakukan pengawasan
sendiri melainkan membutuhkan kerja bersama mitra strategis. Bawaslu
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pihak yang dapat
dijadikan mitra adalah Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Media Massa..
kalangan tokoh-tokoh ormas dan media massa berperan penting dalam
mengkondisikan situasi provinsi dalam menghadapi Pemilu. Sebab ormas
terutama media massa bersinggungan langsung dengan masyarakat. Kalangan
media massa mengambil peran lebih besar dalam menciptakan kondusif atau
tidaknya situasi politik dan keamanan di daerah melalui pemberitaan dan
pembentukan opini di medianya.

2. Apabila saya terpilih menjadi anggota Bawaslu, maka strategi yang tepat
untuk menghindari intervensi negatif dari pihak lain adalah dengan tetap
berlaku independen artinya tidak pernah memberikan janji-janji atau
sebaliknya tidak pernah bersedia untuk menerima janji-janji atau pemberian

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


dari pihak manapun. Selanjutnya membentuk tim yang handal dan
independen, serta memberikan pelatihan dan bimbingan secara terus-menerus
kepada anggota tim untuk meningkatkan kompetensi dan integritas mereka
terkait dengan kemungkinan-kemungkinan intervensi yang dilakukan.
Kemudian membangun jaringan dengan pihak yang memiliki kepentingan
yang sama dalam menjalankan tugas pengawasan pemilu. Kerjasama tersebut
menggunakan basis cepat dan akurat seperti media, LSM, dan masyarakat
sipil.

3.a. Pengaruh keluarga dan teman terhadap saya sesuai porsinya. Saya
berhubungan dengan keluarga dan teman dengan baik. Saya dapat
memisahkan mana urusan pekerjaan dan hubungan kekeluargaan.

3.b. Sampai saat ini saya selalu mendengarkan nasihat baik dari siapa saja. Baik
itu dari orangtua, keluarga, rekan kerja, dan teman. Menurut saya semua
oraang memiliki sifat baik dan sifat jahat. Oleh karena itu saya harus
memisahkan mana saran yang baik dan tidak baik. Hal ini penting bagi
peningkatan karakter saya.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


BAGIAN KELIMA

1.a. Ketertarikan saya dengan kepemiluan dan demokrasi diawali sejak duduk
dibangku kuliah. Ketertarikan tersebut didorong oleh satu alasan utama yang
memotivasi saya untuk belajar dan memahami lebih dalam tentang isu ini
adalah karena kurangnya kontrol dan pengawasan partisipatif dalam
pelaksanaan Pemilu. Contohnya adalah banyaknya pelanggaran dalam
pemilihan umum, seperti praktik politik uang dan penyebaran hoaks yang
meresahkan masyarakat. Selain itu, lemahnya sistem pengawasan dan kontrol
juga masih menjadi masalah yang berkelanjutan.

2.a. Saya pernah membaca artikel jurnal ilmiah dan Buku tentang kepemiluan
yaitu artikel Jurnal Konstitusi, Volume 17, Nomor 2, Juni 2020 yang berjudul
“Pemilihan Umum Serentak yang Berintegritas sebagai Pembaruan
Demokrasi Indonesia” yang ditulis oleh Achmad Edi Subiyanto dan buku
berjudul “Gangguan Terhadap Hak Memilih Fenomena Dan Upaya
Penanggulangan” yang ditulis oleh Maharddhika dan Nurul Amalia Salabi.

2.b. Jurnal dan Buku tersebut sangat penting karena saya mendapatkan
pengetahuan baru tentang pelaksanaan dan pengawasan pemilu pasca UU No
7 Tahun 2017 Tentang Pemilu. Pada jurnal tersebut saya mendapat
pengetahuan bahwa perlu pentingnya evaluasi mengenai persoalan integritas
penyelenggara atau peserta Pemilihan Umum, misalnya dengan memperketat

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


sistem rekrutmen, sehingga dapat mewujudkan Pemilihan Umum serentak
yang berintegritas.

3.a. Saya pernah membaca Jurnal Agrokreatif terbitan IPB tahun 2015 yang
berjudul Model Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengolahan Kopi di Desa
Mandiri Energi. Pokok pikiran dalam jurnal tersebut adalah Pengembangan
desa mandiri energi (DME) berbasis sumber daya lokal ditujukan untuk
mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi
penggunaan energi fosil. Desa mandiri energi dikaitkan dengan
pengembangan ekonomi produktif. Untuk kawasan yang berdekatan dengan
taman nasional, pengembangan ekonomi produktif berbasis sumber daya
lokal sangat penting karena dapat mengurangi aktivitas masyarakat
merambah hutan. DME Lebakpicung merupakan desa mandiri energi berbasis
mikrohidro yang mempunyai potensi sebagai kawasan penghasil kopi. Saat
ini kopi yang dihasilkan di Lebakpicung hanya diolah menjadi biji kopi
kering. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat di DME adalah untuk
memanfaatkan penggunaan listrik dari mikrohidro yang idle di siang hari
untuk digunakan sebagai sumber tenaga mesin pengolahan kopi. Kegiatan
pemberdayaan masyarakat ini dilakukan melalui pelatihan pengolahan kopi
menjadi kopi bubuk dengan menggunakan mesin penggiling kopi listrik dan
alat pengemas. Pelatihan diikuti oleh masyarakat yang mempunyai aktivitas
sebagai pengolah kopi.

Buku yang pernah saya baca salah satunya adalah “Pendidikan Kaum
Tertindas” yang ditulis oleh Paulo Freire. Buku ini mengenai Humanisasi
(memanusiakan manusia) dan dehumanisasi (hilangnya harkat manusia).
Freire menegaskan pentingnya pendidikan bagi kaum tertindas karena usaha
untuk mengembalikan fungsi pendidikan sebagai alat untuk membebaskan
manusia dari bentuk penindasan dan ketertindasan.

4.a. Pada Jurnal Konstitusi, Volume 17, Nomor 2, Juni 2020 yang berjudul
“Pemilihan Umum Serentak yang Berintegritas sebagai Pembaruan
Demokrasi Indonesia” yang ditulis oleh Achmad Edi Subiyanto.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


Pada Buku berjudul “Gangguan Terhadap Hak Memilih Fenomena Dan
Upaya Penanggulangan” yang ditulis oleh Maharddhika dan Nurul Amalia
Salabi.

4.b. Substansi dari Jurnal tersebut adalah Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden setelah Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
ternyata dalam perkembangannya tidak mampu menjadi alat transformasi
perubahan sosial ke arah yang dikehendaki. Pengalaman praktik
ketatanegaraan tersebut, tidak memberi penguatan atas sistem pemerintahan
yang dikehendaki oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Karena terdapat kelemahan dalam penyusunan kebijakan
pelaksanaan Pemilihan Umum serentak. Putusan Mahkamah Konstitusi
seharusnya diikuti oleh proses penyusunan kebijakan berbasis bukti dengan
data yang kuat dan berdasarkan simulasi terhadap penyelenggaraan. Dengan
demikian, beban penyelenggaraan Pemilihan Umum dapat diidentifikasi sejak
awal dan langkah-langkah untuk meminimalisasi resiko dapat dipikirkan jika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian yang tidak kalah penting
adalah perlu dievaluasi mengenai persoalan integritas penyelenggara atau
peserta Pemilihan Umum, misalnya dengan memperketat sistem rekrutmen,
sehingga dapat mewujudkan Pemilihan Umum serentak yang berintegritas di
masa yang akan datang.

Substansi dari Buku tersebut adalah disinformasi juga banyak menyerang


penyelenggara pemilu. Pada Pemilu Serentak 2019, salah satu dinsinformasi
yang viral yakni adanya tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah
dicoblos sebelum didistribusikan pada hari pemungutan suara. Terkait dengan
adanya disinformasi ini, sebetulnya salah satu yang dibutuhkan ialah respon
cepat penyelenggara pemilu untuk smengklarifikasi ketidakbenaran informasi
yang beredar. Namun, nampaknya penyelenggara pemilu belum memiliki
strategi komunikasi untuk menangani disinformasi. Hal ini yang

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


menyebabkan disinformasi cepat menyebar dan bisa saja dipercaya
masyarakat, yang kemudian berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat
terhadap proses penyelenggaraan Pemilu. Salah satu dampak besar yang
masih dirasakan pascapemilu yaitu adanya pembelahan di masyarakat.
Gangguan terhadap hak memilih merupakan salah satu permasalahan dalam
pemilu yang sangat berbahaya jika tidak segera ditangani. Sebagai salah satu
isu yang belum banyak diperbincangkan, sangat penting adanya kajian
lanjutan untuk melengkapi kajian yang sudah dilakukan oleh Perludem ini.
Pemetaan aktor, perumusan regulasi untuk mencegah dan menangani
gangguan hak memilih, serta mendorong komitmen seluruh pemangku
kepentingan pemilu untuk memastikan tidak adanya gangguan hak memilih
menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan. Pemilu Serentak 2024 semakin
dekat, dan sama seperti Pemilu Serentak 2019, memiliki kompleksitas
penyelenggaraan pemilu yang tinggi.

5.a.b. Saya belum pernah menulis jurnal atau buku tentang kepemiluan.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


BAGIAN KEENAM

1. Visi: "Mengedepankan integritas, keadilan, dan transparansi dalam


pelaksanaan pemilihan umum di Provinsi Aceh"

Misi:

1. Memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang pentingnya


pemilihan umum yang jujur, adil, dan transparan, serta cara untuk
melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi selama pemilihan
umum.
2. Melakukan pencegahan dan penanganan pelanggaran-pelanggaran
pemilihan umum yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh dengan cepat, adil,
dan efektif
3. Memastikan bahwa setiap partisipan dalam pemilihan umum, termasuk
partai politik, calon, dan pemilih, mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan oleh Bawaslu.
4. Mengawasi dan memantau pelaksanaan pemilihan umum di seluruh
wilayah Provinsi Aceh untuk memastikan bahwa setiap tahapan pemilihan
umum dilakukan secara jujur, adil, dan transparan.
5. Menjalin hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan,
termasuk KPU, kepolisian, dan masyarakat, untuk memastikan kolaborasi
dan koordinasi yang baik dalam pelaksanaan pemilihan umum.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


2. Berikut adalah beberapa langkah yang akan saya lakukan untuk mengujudkan
visi dan misi sebagai Bawaslu Provinsi:

1. Memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat: Memberikan


edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemilihan
umum yang jujur, adil, dan transparan, serta bagaimana cara melaporkan
pelanggaran yang terjadi. Ini dapat membantu masyarakat untuk lebih
memahami proses pemilihan umum dan dapat menjadi bagian dari upaya
menjaga integritas pemilihan umum.
2. Membentuk tim yang terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian dan
pengalaman yang relevan dalam pemilihan umum serta memiliki integritas
yang tinggi. Tim ini dapat membantu saya dalam melakukan pemantauan
dan penanganan pelanggaran, serta memberikan edukasi kepada
masyarakat.
3. Membuat rencana kerja yang detail dan terukur untuk menjalankan visi
dan misi saya. Rencana kerja ini harus mencakup berbagai kegiatan yang
akan dilakukan, target yang ingin dicapai, dan waktu pelaksanaannya.
4. Melakukan pemantauan yang ketat terhadap seluruh tahapan pemilihan
umum, mulai dari pendaftaran calon hingga penghitungan suara. Dalam
hal ini, saya perlu berkoordinasi dengan KPU dan memastikan bahwa
semua proses dilakukan secara adil, jujur, dan transparan.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut secara konsisten dan


berkesinambungan, maka saya percaya dapat mengujudkan visi dan misi
saya sebagai Bawaslu Provinsi Aceh.

3. Menurut saya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemilu tidak begitu


massif, bahwa pengawasan pemilu juga sangat penting untuk memastikan
integritas dan transparansi dalam pelaksanaan pemilihan umum saat ini.
Masyarakat harus didorong untuk melaporkan pelanggaran yang terjadi dan
berpartisipasi dalam proses pemilihan umum.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


Yang kedua adalah peran teknologi dan inovasi dalam pengawasan pemilu
kurang maksimal, padahal teknologi dan inovasi dapat membantu
memperkuat pengawasan pemilu, misalnya dengan menggunakan sistem
penghitungan suara elektronik atau sistem pelaporan pelanggaran online.

Respons dan penanganan pelanggaran kurang maksinal, yatu kurang cepat


dan efektif. Penting menurut saya dalam memastikan integritas dan
transparansi dalam pelaksanaan pemilihan umum. Pelanggaran harus
ditindaklanjuti secara secara cepat, adil dan transparan. Meskipun setiap
model kepengawasan pemilu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Namun, yang terpenting adalah bahwa model tersebut dapat
menjaga integritas, keadilan, dan transparansi dalam pelaksanaan pemilihan
umum secara efektif dan dapat diterima oleh masyarakat.

Menurut saya gagasan yang tepat terkait optimalisasi kerja kepengawasan


pemilu adalah dengan meningkatkan kualitas pelaksanaan tahapan-tahapan
pemilihan umum, dengan penyediaan anggaran yang memadai, pemilihan
penyelenggara yang jujur dan berkualitas, serta pelatihan yang cukup bagi
penyelenggara pemilu.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


MAKALAH PERSONAL
CALON ANGGOTA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH

OLEH

MAHARADI, S.Pd.

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.


BIODATA

Makalah Calon Anggota Bawaslu Provinsi Aceh, oleh : Maharadi, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai