1.a. Nama lengkap yang diberikan orang tua kepada saya adalah Maharadi,
dilahirkan di Takengon Kabupaten Aceh Tengah pada 26 September 1987
anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan Masran dengan Hamidah,
yang bekerja sebagai PNS Guru di SMP 2 Takengon Kecamatan Kec. Laut
Tawar, Aceh Tengah. Saya menempuh pendidikan formal dari Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Takengon, Aceh Tengah tepatnya
di SD Negeri 1 Kebayakan, SMP Negeri 2 Takengon dan SMA Negeri 1
Takengon. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat SMA, pada Tahun
2006 saya merantau ke Medan untuk melanjutkan studi saya di Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Negeri
Medan (Unimed) hingga wisuda tahun 2010. Setelah tamat kuliah pada
tahun 2010, saya bekerja sebagai Wartawan di Media Lintas Gayo (2010-
2020), setelah itu saya pernah bekerja sebagai Fasilitator Inofasi pada
Program Project LOGICA 2 di Aceh Tengah Tentang Peningkatan
Pelayanan Publik di sector Pendidikan dan Kesehatan (2010-2011), Field
Coordinator KINERJA-USAID dan PKPM pada Program Manajemen
Berbasis Sekolah di Bener Meriah Tahun (2012-2013), Fasilitator Rehab-
Rekons Gempa Gayo Aceh. (2014-2015), Asisten Area Coordinator
Pelaksanaan Riset Perilaku Pemilih kerjasama LSI dan Jaringan Isu Publik
(JIP) tahun 2015, Field Officer pada Program Mendorong Tata
Pemerintahan Demokrasi Yang Responsif di Aceh (2010-Sekarang),
pekerjaan saat ini adalah sebagai Tenaga Ahli Dinas Pendidikan Aceh
(Tahun 2022-sekarang).
1.b. Sedangkan ibu saya adalah ibu rumah tangga yang menekuni dunia
wirasuasta. Sejak kecil, saya gemar membaca dan berjualan kue buatan ibu
saya. Kedua orangtua saya mendidik saya dan adik-adik dengan
1.c. Kegiatan saya setelah selesai bekerja sebagai Tenaga Ahli Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh adalah beristirahat di rumah, berdiskusi dengan
mahasiswa-mahasiswa Unsyiah tentang isu social politik.
1.d. Salah satu hobi yang saya miliki sejak SMA adalah berorganisasi, pernah
pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) saat itu saya juga aktif di
Praja Muda (Pramuka), ditingkat Perguruan Tinggi aktif pernah menjadi
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Unimed (Periode 2008-2009). Himpunan Mahasiswa
Jurusan merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang berada di tingkat
jurusan dan termasuk organisasi intra kampus, serta bagian dari kegiatan
ekstra kurikuler yang dapat dipilih dan diikuti oleh setiap mahasiswa. HMJ
menjadi media bagi para anggotanya agar mampu mengembangkan pola
pikir, kepribadian serta potensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang
berkaitan dengan disiplin ilmu, agar setelah lulus dari perguruan tinggi maka
mahasiswa siap untuk terjun langsung ke masyarakat.
1.e. Di luar keluarga dan lingkungan tempat saya saya bekerja, ada beberapa
orang yang sering berinteraksi dengan saya adalah Askhalani (Koordinator
Gerakan Anti Korupsi Aceh). Kami sering berdiskusi di Café Ule Kareng
Banda Aceh. Diskusi kami seputar isu sosial masyarakat dan kasus korupsi
nasional dan lokal. Selanjutnya saya juga lumayan sering berdiskusi dengan
teman kuliah saya di Unimed yaitu Nahot Sihaloho yang merupakan Dosen di
2.a. Soe Hok Gie merupakan sosok yang menjadi acuan kuat saya sampai
sekarang tentang nilai-nilai atau karakter.
2.b. Soe Hok Gie seorang lulusan Universitas Indonesia, aktivis dan demonstran.
Seorang pembaca dan juga penulis. Namun yang lebih penting, ia adalah
seorang idealis merupakan orang yang saya kagumi dan berperan dalam
membentuk karakter saya. Lelaki kelahiran 17 Desember 1942 ini dikenal
sebagai pribadi yang sudah berani melawan demi sebuah kebenaran sejak usia
belia. Sifat yang terus ia bahwa hingga akhir hayatnya.
2.c. Sejauh yang saya tahu, salah satu bukti idealismenya adalah ia tidak pernah
mau tunduk pada rezim mana pun. Menarik, ia menjadi bagian dari
mahasiswa yang turun ke jalan untuk menggulingkan pemerintahan Sukarno,
sang proklamator bangsa. Di sisi lain, ia tak lantas menunduk kepada rezim
baru (kepemimpinan Soeharto) setelahnya.
Soeharto naik menjabat pada Maret 1967, lalu pada Desember 1967, di koran
Mahasiswa Indonesia, Gie berani menulis kritikan tentang pembunuhan
massal terhadap anggota dan simpatisan PKI, terutama yang terjadi di Bali.
Maksudnya begini, idealisme Gie tak lantas memudar hanya karena rezim
Sukarno jatuh. Setelah itu, ia masih berani mengkritik apa yang ia rasa perlu
dikritik.
Menurut saya ia adalah sosok oposisi sejati. Bagi saya, oposisi sejati itu bukan
Parpol, bukan pula tim sukses politisi, bukan pula rakyat yang terlalu fanatik
mengelu-elukan rival petahana. Oposisi sejati adalah Gie. Idealis, tidak
3.a. Saya merupakan orang yang sangat menjunjungtinggi integritas. Hal ini saya
buktikan dengan sikap saya dalam bekerja yaitu etos kerja yang tinggi,
bertanggungjawab atas kesalahan yang saya perbuat, menghormati pendapat
orang lain, menjaga barang milik kantor, serta memenuhi janji.
3.b Saya mempunyai keyakinan bahwa saya 100% berintegritas (bersih dari
korupsi, kolusi dan nepotisme).
3.c Keyakinan saya tersebut terutama didukung oleh faktor interaksi langsung
dengan masalah-masalah sosial yang saya alami sepanjang hidup saya.
Penerapan nilai-nilai integritas bagi diri saya sendiri, tidak hanya sebagai
upaya untuk mencegah korupsi, melainkan juga kesatuan antara pola pikir,
perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma
yang berlaku.
1.b. Merujuk pada adagium hukum Nullum delictum, nulla poena sine lege
praevia poenali. Hanya hukum yang tertulis saja yang dapat menentukan
apakah norma hukum itu telah dikaitkan dengan suatu ancaman hukum
menurut hukum atau tidak. Asas ini juga dikenal dengan sebutan asas
legalitas, yakni tidak ada tindak pidana tanpa ada undang-undang yang
mendahului. Dari adagium Hukum tersebut saya berpendapat bahwa tidak ada
pelanggaran yang dapat di toleransi. Sebab. hal ini berkaitan dengan
kepastian hukum, kemamfaatan dan keadilan hukum. Meskipun pada
praktiknya pelanggaran-pelanggaran pilkada sering terjadi seperti
Pelanggaran Kode Etik, Pelanggaran Administrasim, pemalsuan dokumen
pemilihan, termasuk kartu-kartu pemilih yang diselundupkan secara borongan
kepada seorang pemilih. Ada juga menggunakan mutasi yang tidak wajar
pada PNS atau aparat birokrasi yang tak mendukung petahana dan lain
sebagainya. Dari berbagai pelanggaran-pelanggaran tersebut juga tidak
semerta-merta dapat ditoleransi. Tidak ada istilah pelanggaran yang dapat di
toleransi, setiap pelanggaran harus diadili secara hukum dan menempuh
mekanisme hukum yang berlaku.
2.a. Saya pernah mengalami tawaran untuk curang dengan cara menyogok agar
lulus CPNS Guru pada tahun 2011. Tawaran tersebut datang dari oknum PNS
di Kantor Bupati Aceh Tengah.
3. Sebagai anggota Bawaslu Provinsi Aceh dalam meghadapi situsi tersebut maka
saya akan berkoordinasi dengan anggota Bawaslu Provinsi Aceh yang lain, dan
jika kami belum juga mendapatkan jawaban atas masalah tersebut, maka kami
akan berkoordinasi denan Bawaslu Pusat untuk mendapatkan jawaban dan
arahan untuk mengatasi masalah yang kami hadapi di Aceh.
1.a. Mulai tahun 2020 saya Bersama teman-teman membentuk kelompok diskusi
yang kami beri nama “Diskusi Sabtuan”. Peserta diskusi ini adalah
mahasiswa, akademisi, birokrat, politisi, dan seniman. Topik diskusi kami
seputar isu social, politik, pemberdayaan masyarakat, dan ekonomi
kerakyatan.
1.b. Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan serta menawarkan solusi
terkait perosalan-soalan sosial yang terjadi. Juga berbagi informasi dan
pengalaman, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
peserta tentang berbagai topik dan isu sosial yang terkait. Dalam diskusi rutin
tersebut, peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang
isu-isu sosial, sehingga dapat meningkatkan kesadaran sosial dan rasa empati
terhadap masalah sosial yang ada.
1.c. Peran saya dalam kelompok diskusi tersebut sebagai fasilitator yaitu bertugas
menyediakan tempat di sebuah Cafe Kopi, mencari narasumber, dan kadang-
kadang menjadi narasumber dan moderator.
1.d. Hasil diskusi kami tentang harga kopi di Aceh mendapat respon dari DPRK
Aceh Tengah untuk dirumuskan menjadi sebuah aturan tentang pengendalian
harga kopi.
1.f. Espektasi saya dalam kegiatan tersebut adalah menumbuhkan sikap kritis
masyarakat sehingga pelayanan publik yang dilakukan pemerintah dapat
menjadi lebih baik.
2. Para pihak yang terlibat dalam kegiatan Diskusi Sabtuan tersebut adalah
mahasiswa, akademisi, birokrat, politisi, pengusaha kopi, dan seniman. Peran
para pihak tersebut adalah sebagai Narasumber dan penghubung ke DPRK
dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
3. Kegiatan Diskusi Sabtuan yang rutin kami lakukan memiliki manfaat bagi saya
sebagai anggota Bawaslu yaitu saya terbiasa untuk mendengar sudut pandang
yang berbeda dalam melihat suatu masalah, menjadi terbiasa dalam
mengidentifikasi masalah menjadi prioritas penyelesaian, menjadi terbiasa
dalam membangun jaringan untuk mendukung ide dan gagasan yang
memiliki dampak perubahan bagi masyarakat.
2. Apabila saya terpilih menjadi anggota Bawaslu, maka strategi yang tepat
untuk menghindari intervensi negatif dari pihak lain adalah dengan tetap
berlaku independen artinya tidak pernah memberikan janji-janji atau
sebaliknya tidak pernah bersedia untuk menerima janji-janji atau pemberian
3.a. Pengaruh keluarga dan teman terhadap saya sesuai porsinya. Saya
berhubungan dengan keluarga dan teman dengan baik. Saya dapat
memisahkan mana urusan pekerjaan dan hubungan kekeluargaan.
3.b. Sampai saat ini saya selalu mendengarkan nasihat baik dari siapa saja. Baik
itu dari orangtua, keluarga, rekan kerja, dan teman. Menurut saya semua
oraang memiliki sifat baik dan sifat jahat. Oleh karena itu saya harus
memisahkan mana saran yang baik dan tidak baik. Hal ini penting bagi
peningkatan karakter saya.
1.a. Ketertarikan saya dengan kepemiluan dan demokrasi diawali sejak duduk
dibangku kuliah. Ketertarikan tersebut didorong oleh satu alasan utama yang
memotivasi saya untuk belajar dan memahami lebih dalam tentang isu ini
adalah karena kurangnya kontrol dan pengawasan partisipatif dalam
pelaksanaan Pemilu. Contohnya adalah banyaknya pelanggaran dalam
pemilihan umum, seperti praktik politik uang dan penyebaran hoaks yang
meresahkan masyarakat. Selain itu, lemahnya sistem pengawasan dan kontrol
juga masih menjadi masalah yang berkelanjutan.
2.a. Saya pernah membaca artikel jurnal ilmiah dan Buku tentang kepemiluan
yaitu artikel Jurnal Konstitusi, Volume 17, Nomor 2, Juni 2020 yang berjudul
“Pemilihan Umum Serentak yang Berintegritas sebagai Pembaruan
Demokrasi Indonesia” yang ditulis oleh Achmad Edi Subiyanto dan buku
berjudul “Gangguan Terhadap Hak Memilih Fenomena Dan Upaya
Penanggulangan” yang ditulis oleh Maharddhika dan Nurul Amalia Salabi.
2.b. Jurnal dan Buku tersebut sangat penting karena saya mendapatkan
pengetahuan baru tentang pelaksanaan dan pengawasan pemilu pasca UU No
7 Tahun 2017 Tentang Pemilu. Pada jurnal tersebut saya mendapat
pengetahuan bahwa perlu pentingnya evaluasi mengenai persoalan integritas
penyelenggara atau peserta Pemilihan Umum, misalnya dengan memperketat
3.a. Saya pernah membaca Jurnal Agrokreatif terbitan IPB tahun 2015 yang
berjudul Model Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengolahan Kopi di Desa
Mandiri Energi. Pokok pikiran dalam jurnal tersebut adalah Pengembangan
desa mandiri energi (DME) berbasis sumber daya lokal ditujukan untuk
mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi
penggunaan energi fosil. Desa mandiri energi dikaitkan dengan
pengembangan ekonomi produktif. Untuk kawasan yang berdekatan dengan
taman nasional, pengembangan ekonomi produktif berbasis sumber daya
lokal sangat penting karena dapat mengurangi aktivitas masyarakat
merambah hutan. DME Lebakpicung merupakan desa mandiri energi berbasis
mikrohidro yang mempunyai potensi sebagai kawasan penghasil kopi. Saat
ini kopi yang dihasilkan di Lebakpicung hanya diolah menjadi biji kopi
kering. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat di DME adalah untuk
memanfaatkan penggunaan listrik dari mikrohidro yang idle di siang hari
untuk digunakan sebagai sumber tenaga mesin pengolahan kopi. Kegiatan
pemberdayaan masyarakat ini dilakukan melalui pelatihan pengolahan kopi
menjadi kopi bubuk dengan menggunakan mesin penggiling kopi listrik dan
alat pengemas. Pelatihan diikuti oleh masyarakat yang mempunyai aktivitas
sebagai pengolah kopi.
Buku yang pernah saya baca salah satunya adalah “Pendidikan Kaum
Tertindas” yang ditulis oleh Paulo Freire. Buku ini mengenai Humanisasi
(memanusiakan manusia) dan dehumanisasi (hilangnya harkat manusia).
Freire menegaskan pentingnya pendidikan bagi kaum tertindas karena usaha
untuk mengembalikan fungsi pendidikan sebagai alat untuk membebaskan
manusia dari bentuk penindasan dan ketertindasan.
4.a. Pada Jurnal Konstitusi, Volume 17, Nomor 2, Juni 2020 yang berjudul
“Pemilihan Umum Serentak yang Berintegritas sebagai Pembaruan
Demokrasi Indonesia” yang ditulis oleh Achmad Edi Subiyanto.
4.b. Substansi dari Jurnal tersebut adalah Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden setelah Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
ternyata dalam perkembangannya tidak mampu menjadi alat transformasi
perubahan sosial ke arah yang dikehendaki. Pengalaman praktik
ketatanegaraan tersebut, tidak memberi penguatan atas sistem pemerintahan
yang dikehendaki oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Karena terdapat kelemahan dalam penyusunan kebijakan
pelaksanaan Pemilihan Umum serentak. Putusan Mahkamah Konstitusi
seharusnya diikuti oleh proses penyusunan kebijakan berbasis bukti dengan
data yang kuat dan berdasarkan simulasi terhadap penyelenggaraan. Dengan
demikian, beban penyelenggaraan Pemilihan Umum dapat diidentifikasi sejak
awal dan langkah-langkah untuk meminimalisasi resiko dapat dipikirkan jika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian yang tidak kalah penting
adalah perlu dievaluasi mengenai persoalan integritas penyelenggara atau
peserta Pemilihan Umum, misalnya dengan memperketat sistem rekrutmen,
sehingga dapat mewujudkan Pemilihan Umum serentak yang berintegritas di
masa yang akan datang.
5.a.b. Saya belum pernah menulis jurnal atau buku tentang kepemiluan.
Misi:
OLEH
MAHARADI, S.Pd.