Anda di halaman 1dari 5

Pemuda dan Demokrasi

Asumsi

1. Lingkungan Sekolah mendukung budaya demokrasi.

2. Guru memiliki keterbukaan pola pikir terhadap konsep baru khususnya terkait

keragaman Indonesia, serta memiliki pengatahuan terkini tentang isu demokrasi dan

perkembangan sosial media di Indonesia.

3. Guru memiliki keinginan untuk memahami istilah dan konsep baru dalam bidang

demokrasi dan literasi digital.

4. Sekolah memiliki budget dalam mendukung proses demokrasi, termasuk dukungan

sarana dan prasarana terkait transportasi untuk kegiatan kunjungan.

5. Komitmen dan dukungan dari sekolah untuk membantu peserta didik menjalankan

solusi aksi agar nilai pembelajaran terwujud dalam aksi nyata dan bermanfaat.

6. Peserta didik berperan aktif dalam mendukung proses demokrasi

7. Orangtua memberi ruang atau kesempatan kepada anak didik untuk berperan serta

dalam proses demokrasi

Menurut UU Nomor 40 Tahun 2009 Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun

Menurut Mukhlis (2007) “ pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya dibebani bermacam-macam harapan,
terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus,
generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara berkelanjutan”.

Pemuda merupakan agen perubahan yang sangat penting dalam memperjuangkan demokrasi. Mereka memiliki
energi, semangat, dan keberanian untuk mengambil tindakan nyata dalam mewujudkan cita- cita demokrasi.
Pemuda juga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dan media sosial sebagai alat untuk
menyebarkan informasi dan memobilisasi massa.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi Pancasila adalah sistem politik di
Indonesia yang mengintegrasikan prinsip-prinsip demokrasi dengan nilai-nilai Pancasila. Ini melibatkan kedaulatan
rakyat, keberagaman, toleransi, partisipasi aktif masyarakat, perlindungan hak asasi manusia, dan persatuan
bangsa.Demokrasi disekolah adalah sistem atau prinsip yang mempromosikan partisipasi aktif, keterlibatan,
keadilan, dan keputusan bersama antara siswa, guru, dan staf sekolah dalam pengelolaan dan pengambilan
keputusan di lingkungan sekolah.

Implementasi demokrasi di sekolah


1. Bersikap hormat dan santun kepada staf sekolah dan guru

2. Melakukan pemilihan ketua kelas

3. Berpartisipasi aktif dalam aktivitas OSIS

4. Membagi jadwal piket kelas secara merata

5. Berpartisipasi pada kegiatan advokasi isu-isu di sekolah

6. Mengutarakan pendapat pribadi dengan baik dan benar

7. Menghargai perbedaan pendapat saat rapat organisasi sekolah

8. Mendukung kegiatan majalah sekolah

9. Bergantian menjadi petugas upacara sekolah

10. Menghormati keputusan mayoritas ketika musyawarah kelas

11. Ikut serta dalam diskusi penentuan nominal kas bulanan kelas

12. Memakai seragam sesuai peraturan sekolah

13. Menyimak penjelasan guru ketika mengajar di kelas

14. Menyampaikan pendapat ketika pembelajaran

15. Aktif mengutarakan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah

16. Menulis artikel, pendapat, opini, di majalah dinding

17. Tidak terlambat masuk kelas

18. Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi

19. Tidak membeda-bedakan teman dan guru

20. Menghargai teman yang melaksanakan aktivitas keagamaan yang berbeda dengan kita

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI

Menurut pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi“ Prinsip

demokrasi sebagai berikut:

1. Kedaulatan masyarakat

2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah

3. Kekuasaan mayoritas

4. Hak-hak minoritas

5. Jaminan hak asasi manusia


6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur

7. Persamaan di depan hukum

8. Proses hukum yang wajar

9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional

10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik

11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat

Menurut Notonagoro, nilai dalam demokrasi adalah sebagai berikut:

1. Menyelesaikan persoalan secara damai dan bersama.

2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu lingkungan

yang sedang berubah.

3. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman

4. Menjamin tegaknya keadilan.

Pemilu merupakan musyawarah besar rakyat Indonesia, sebagai salah satu implementasi dari pelaksanaan atau
perwujudan nilai-nilai pancasila, terutama pada sila keempat, karena pada hari yang sama seluruh warga negara
yang terdaftar sebagai pemilih dapat memberikan pendapat berupa suara di TPS

Pemilu di Indonesia dilaksanakan untuk memilih DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, DPD,
Presiden/Wakil Presiden, dan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.

Pemilu 2024 merupakan Pemilu serentak yang pertama kali dilakukan yang pelaksanaannya dilakukan dua kali:

1. 14 Februari 2024 untuk memilih DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, DPD, Presiden/Wakil Presiden

2. 27 November 2024 untuk memilih Kepala Daerah (Bupati/Wakil

Bupati, Wali Kota/Wakil Wali Kota, Gubernur/Wakil Gubernur

Berdasarkan penelitian Sugihartati (2018) di Surabaya dan Malang terhadap anak-anak muda yang digolongkan
sebagai generasi milenial disebutkan bahwa perkembangan media sosial dan dunia digital telah memicu budaya
konsumerisme dan mendorong generasi milenial menjadi “…bagian dari leisure class yang menampilkan gaya
hidup santai, hedonistik, acuh tak acuh”, alih-alih tertarik pada pemberdayaan masyarakat marginal dan reformasi
politik. Di sini, anak-anak muda cenderung memanfaatkan media sosial untuk mengetahui berbagai informasi
politik tanpa melakukan sirkulasi konten untuk memengaruhi orang lain—atau disebut sebagai pembaca pasif.

Berbeda dengan Sugiharti, cendekiawan Nahdlatul Ulama, Ulil Abshar Abdalla (2023), menyatakan ketidak-
setujuannya terhadap sinyalemen semacam ini. Menurutnya, anak-anak muda yang dituding sebagai “leisure class”
itu memang cenderung apatis terhadap isu-isu politik berbasis partai, tapi dalam bentuk lain mereka justru
menunjukkan kepedulian politik yang kental sebagaimana terjadi dalam kasus penganiayaan brutal yang dilakukan
anak seorang pejabat Perpajakan terhadap seorang anak lainnya, maupun viralnya kritik seorang warga mengenai
pembangunan di Lampung, yang diekspresikan di media sosial. Keduanya, karena desakan netizen, kemudian
mendapat respons yang nyata dari aparatur negara

Survey Kompas yang diselenggarakan 17-30 Januari 2022 menunjukkan, aspek visi, misi, dan program kerja
menjadi hal yang lebih penting bagi kalangan muda dibanding popularitas partai yang diperoleh melalui kampanye
di media konvensional maupun media digital. “Kalangan muda menunjukkan opini yang tebal pada aspek kinerja
partai alih-alih popularitas,”. Dengan hasil survei ini, partai sebenarnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja
mesin politik mereka ketimbang sekedar meningkatkan elektabilitas dengan cara mendongkrak popularitas
semata. Dengan kata lain, kaum muda melihat citra partai-partai politik masih dapat ditingkatkan apabila mereka
menunjukkan secara nyata perhatian dan kepedulian pada masalah-masalah publik.

Kesimpulan sementara yang masih memerlukan pendalaman:

1. Secara umum kaum muda kurang tertarik mengikuti isu-isu politik secara intensif;

2. Partai politik memiliki citra yang kurang positif di mata publik secara umum, dan secara khusus kaum muda,
sehingga diharapkan adanya perbaikan kinerja partai-partai, dan;

3. Ketimbang terlibat dalam aktivitas partai, kaum muda lebih cenderung mau terlibat dalam isu-isu politik yang
longgar dan kurang terorganisir, seperti masalah dan rasa keadilan yang diekspresikan di media-media sosial.

Partisipasi politik dapat diwujudkan dengan beragam cara: Pertama, menjadi pemilih (voters) dalam dalam Pemilu
2024. Kedua, menjadi influencer dan opinion maker menuju dan pada Pemilu 2024.Ketiga, membangun jejaring
yang positif sesama pemudaKeempat, menahan gempuran politik uang dan politisasi identitas yang mengemuka
beberapa Pemilu terdahulu

Negara DEMOKRASI : Keadaan negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan
rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat. (Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat)

Ciri Demokrasi Konstitusional (ketatanegaraan):Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau kekuasaan
rakyat. Dimana hal tersebut juga tercantum dalam penetapan hukum atau undang-undang. Hukum yang tercipta
pun harus diterapkan dengan seadil-adilnya. Perwakilan : Kedaulatan diwakilkan oleh perwakilan Sistem
Kepartaian :Partai adalah sarana atau media untuk melaksanakan sistem demokrasi. Dengan adanya partai,
rakyat juga dapat dipilih sebagai wakil rakyat yang berfungsi menjadi penerus aspirasi. Tujuannya tentu saja agar
pemerintah dapat mewujudkan keinginan rakyat Pemilu: Proses / mekanisme memilih perwakilan/pemerintahan

Nilai Demokrasi: Toleransi,Menghargai perbedaan pendapat,Memahami dan menyadari keanekaragaman


masyarakat,Terbuka dan menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat manusia,Pengendalian diri,Kemanusiaan
dan kebersamaan,Kepercayaan diri,Ketaatan pada peraturan yang berlaku

Resiko Demokrasi TANPA Pengawalan dari Masyarakat

Kecurangan pada Pelaksanaan Pemilu,Kebijakan yang tidak berpihak kepada Rakyat,Menghasilkan konflik
kekerasan ,Hilangnya kepercayaan rakyat,Lemahnya kapasitas kepemimpinan yang di hasilkan,Apatisme terhadap
demokrasi,Terjadi arus balik ; dari demokrasi ke tirani baru,Legitimasi politiknya di pertanyakan,Melemahnya
orientasi pemimpin pada pembangunan negara hukum yang demokratis,Terjadi Perpecahan

Peran anak muda dalam menjaga demokrasi:

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 : Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928
berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan
pelajar dari seluruh Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945 :peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta oleh sejumlah pemuda dan
mendesak proklamasi kemerdekaan RI

Reformasi 1998:Gerakan anak muda menumbangkan era kepemimpinan dan menimbulkan harapan baru
Ciri Orang Muda (16-30 tahun): memiliki semangat yang tinggi dan memiliki harapan akan masa depan yang lebih
baik,memiliki idealisme dan keinginan untuk senantiasa berkembang, tidak mudah putus asa,senantiasa mencoba
hal-hal baru,sikap rela berkorban, sikap mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan
pribadi/golongan,sikap pekerja keras, sikap menjunjung tinggi persatuan, sikap berani dan sikap pantang
menyerah

Potensi Orang Muda : Cepat Belajar, Mahir dalamTeknologi dan Bermedsos,Suka Berkomunikasi secara Dunia
Maya,Suka mengumbar Privasi,Ingin Didengar Kompetitif

Isu Krusial yang Dapat Merusak Demokrasi : Hoax dan ujaran Kebencian,Politik Uang ,Politisasi
SARA,Penyalahgunaan Kewenangan,Rekayasi Digital

Mengatasi Berita “Hoax” di Dunia Maya: Hati-hati dengan judul provokatif, Cermati alamat situs, Periksa
fakta,Cek keaslian foto,Ikut serta grup diskusi anti-hoax

Perspektif Publik : Mayoritas masyarakat menganggap jika media sosial itu adalah media massa. Media sosial
adalah media sharing di mana penggunannya berbagai informasi, pemikiran, dan bahkan promosi bisnis,
sedangkan media massa adalah media reporting, yaitu media wartawan atau jurnalis untuk melaporkan
peristiwa dalam konteks jurnalisme.

Melihat sumber media informasi yang berkembang di masyarakat, maka masyarakat punya kecenderungan
untuk langsung percaya terhadap informasi yang disajikan. (Bukti: share tanpa dicek kebenarannya)

Partisipasi pada Pemilu : Penyelenggara Pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP),Pemilih aktif (memilih dan menjaga hak
pilih),Pemantau Pemilu

Komunitas : Organiasi pelajar/pemuda/Masyarakat,Komunitas,LSM

Kreatifitas : Kesenian,Ilmiah,Pemanfaatan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai