Anda di halaman 1dari 9

PERANAN MEDIA DAN PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM PEMILU DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki dasar negara (Pancasila) dan hukumnya
dibatasi oleh perundang-undangan. Indonesia sendiri dapat disebut sebagai negara demokrasi.
Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos yang
berarti kekuatan atau kekuasaan atau pemerintahan. Sehingga demokrasi diartikan sebagai
pemerintahan atau kekuasaan rakyat. 

Demokrasi disebut sebagai penentu dalam perkembangan politiksuatu negara. Dalam demokrasi,


pemerintahannya memberikan kesempatan bagi rakyat untuk mengambil keputusan atau
berpendapat. Dengan kata lain, demokrasi menjunjung rakyat sebagai pemilik kekuasaan
tertinggi dan dijalanankan langsung oleh rakyat atau wakil wakil yang mereka pilih dalam sistem
pemilihan bebas.

Suatu negara dikatakan sebagai negara demokrasi apabila memenuhi dua asas demokrasi, yaitu

 Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Jadi, apabila negara mengakui
hak asasi manusia dan melindungi hak asasi manusia setiap individu, maka negara itu dikatakan
demokrasi. Hal ini menjadi penentu utama negara tersebut merupakan negara demokrasi atau
tidak, karena demokrasi sendiri sangat memperhatikan rakyat sebagai pemilik kekuasaan rakyat.
Setiap rakyat memiliki hak asasi manusia. Maka dari itu, bila suatu negara mengakui dan
melindunginya, maka dapat dikatakan demokrasi.
 Partisipasi rakyat dalam pemerintahan negara. Terjadi apabila dalam pemilihan suatu
penjabat negara, rakyat ikut berpatisipasi (seperti pemiilu). Rakyat dapat memilih pilihannya
secara jujur dan adil serta negara memberikan kebebasan rakyat untuk berpendapat. Maka dari
itu, nilai-nilai demokrasi telah diamalkan dalam negara tersebut.

Jika suatu negara tidak memenuhi salah satu asas tersebut, maka negara tersebut bukan negara
demokrasi. Contohnya, yaitu negara China, Korea, Amerika dan sebagainya. Adanya ide
demokrasi disusun dari dasar pemikiran secara teoritis, lalu dipraktekan untuk menghindari
adanya penyelewengan pada pelaksanaannya. Dengan demikian, demokrasi dapat menjadi
panduan atau pedoman dalam pelaksanaan sistem pemerintahan suatu negara.

Di Indonesia, terdapat tiga pelaksanaan demokrasi di Indonesia, yaitu:

 Demokrasi parlementer
 Demokrasi terpimpin
 Demokrasi pancasila

Dimana setiap model memiliki karakteristik yang merupakan ciri khas pelaksanaan tiap tiap fase
demokrasi.
Tetapi, dalam sejarah di Indonesia dimulai dari sesudah merdeka hingga sekarang, Indonesia
sudah menganut paham demokrasi, namun dalam pelaksanaannya timbul beberapa
penyelewengan dari periode perkembangan demokrasi pancasila sampai sekarang. 

Setelah hampir dua dasawarsa reformasi, Indonesia masih mengalami transisi menuju demokrasi, dalam
jangka waktu hampir dua puluh tahun ini Indonesia menemukan demokratisasi secara sepenuhnya.
Beberapa kemajuan yang diperoleh seperti, pemilihan umum secara langsung dan kebebasan media
massa patut kita hargai. Pemilu dengan media massa tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Media
massa menjadi sarana bagi sosialisasi program-program dari para calon pemimpin, sehingga diharapkan
masyarakat mempunyai penilaian dan tidak salah memilih terhadap kandidat pemimpin. rekam jejak
kandidat partai peserta pemilu dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat melalui media massa.
Dewasa ini media mempunyai posisi yang paling strategis dan mempunyai senjata yang ampuh untuk
dapat mempengaruhi opini publik dan menggiring persepsi masyarakat sesuai tujuannya. Kesuksesan
pemilu tidak terlepas dari peranan media dalam memberitakannya. Permasalahannya apakah media
massa sudah mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat Indonesia dan
bagaimana peranan media massa dalam pemilu di Indonesia. Oleh karena itu keberadaan media massa
dalam pemilu bagi masyarakat sangat penting yaitu menambah informasi tentang pemilu,dapat
mempengaruhi perilaku seorang pemilih dan dipilih sehingga akan berdampak pada kondisi iklim politik
di Indonesia.

Pendahuluan

Keberadaan media massa menduduki posisi yang sangat strategis terutama dalam memberikan
akses bagi mereka yang membutuhkan informasi. Sesuai sifat kodrati manusia yakni rasa ingin tahu
terhadap segala sesuatu, kehadiran media massa dianggap dapat membantu manusia dalam
memberikan akses bagi orang-orang untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Seiring
dengan perkembangan kebutuhan manusia yang semakin kompleks, peran media pun semakin
berkembang. Media tidak hanya berperan memberikan akses informasi semata, namun secara tidak
sadar media dapat mempengaruhi opini publik dan menggiring persepsi masyarakat sesuai tujuannya.

Di era sekarang peranan media sangat penting sekali antara lain, melaporkan fakta dan
memberikan informasi, mendidik publik, memberi komentar, dan menyampaikan dan membentuk opini
publik. Media dapat dengan leluasa mengkritik, mengatur dan mengontrol pemerintah dan semua
pelaku politik, kader partai yang terpilih maupun tidak terpilih, dan wakil LSM.

Menurut McQuail mengemukakan beberapa peran media antara lain, yaitu: Media dipandang
sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi. Media merupakan
sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. Media menjadi cermin berbagai peristiwa yang ada
di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Media sebagai filter, menyeleksi berbagai hal
untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk content yang
lain berdasar standar para pengelolanya. Media dianggap sebagai penunjuk arah yang menerjemahkan
dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternative yang beragam. Media massa
sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada masyarakat, sehingga
memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik. Selain itu media massa tidak hanya sekadar tempat
untuk memberikan informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya
komunikasi interaktif.1

Media tidak hanya sebagai pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang
disajikan dapat mempengaruhi realitas subjektif masyarakat. Gambaran tentang realitas yang dibentuk
oleh isi media massa inilah yang nantinya mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai
informasi yang diberitakannya. Informasi yang salah dari media massa akan memunculkan gambaran
yang salah pula terhadap informasinya. Oleh karenanya media massa dituntut menyampaikan informasi
secara akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral
penyajian media massa.2

Setelah hampir dua dasawarsa reformasi, Indonesia mengalami masa transisi untuk menuju
pada suatu negara demokrasi, dalam jangka waktu hampir dua puluh tahun ini Indonesia menemukan
demokratisasi secara sepenuhnya. Beberapa kemajuan yang diperoleh antara lain, pemilihan umum
secara langsung dan kebebasan media massa. Jika dibandingkan dengan zaman sebelum reformasi,
eksistensi media massa sangat terbelenggu. Namun setelah pemerintahan Orde Baru turun, media
massa memiliki kebebasan penuh untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini merupakan
angin segar bagi media massa dalam memberitakan informasi ke khalayak. Pemilu dengan media massa
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Media massa menjadi sarana bagi sosialisasi program-program
dari para calon pemimpin, sehingga diharapkan masyarakat mempunyai penilaian dan tidak salah
memilih terhadap kandidat pemimpin. rekam jejak kandidat partai peserta pemilu dapat dengan mudah
diakses oleh masyarakat melalui media massa.

Dewasa ini media mempunyai posisi yang paling strategis dan mempunyai senjata yang ampuh
untuk dapat mempengaruhi opini publik dan menggiring persepsi masyarakat sesuai tujuannya.
Diselenggarakannya pemilihan umum melahirkan elit-elit politik, peran media adalah mengawasi dan
memberikan informasi kepada publik atas aktivitas-aktivitas dan keputusan-keputusan politik yang
dilakukan oleh para elit politik. Aktivitas dan kebijakan politik akan menjadi sentra perhatian dan secara
tidak langsung akan membentuk opini dalam masyarakat. Masyarakat akan merespon keputusan atau
kebijakan yang disampaikan para elit politik dan menjadi pedoman bagi para elit untuk mengambil
langkah-langkah tentang keputusan atau kebijakan yang mereka keluarkan, hingga masyarakat (publik)
akan menerima keputusan tersebut.

Kesuksesan pemilu tidak terlepas dari peranan media dalam memberitakannya.


Permasalahannya apakah media massa sudah mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana pendidikan
politik bagi rakyat Indonesia dan bagaimana peranan media massa dalam pemilu di Indonesia. Oleh
karena itu keberadaan media massa dalam pemilu berdampak pada kondisi iklim politik di Indonesia.

Pembahasan dan Analisis


Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Media massa merupakan wadah bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi. Sebagaian
besar masyarakat menghabiskan waktunya dengan memanfatkan media masa untuk menggali
informasi. Berkembangnya teknologi di informasi sekaang ini, maka berkembanglah pula bentuk –
bentuk media massa.

Media massa berkembang menjadi berbagai macam bentuk tidak hanya berupa media cetak
seperti koran, majalah, atau media elektronik seperti berita di televisi namun, dengan berkembangnya
Internet maka dewasa ini berkembang sangat pesat portal-portal berita online, akun- akun berita yang
ada dijejaring sosial seperti twitter dan facebook. Hal ini sangat memudahkan bagi masyarakat
mengakses informasi

Media merupakan unsur pokok dalam proses komunikasi. Media menjadi perantara
komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Media pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang merupakan saluran dengan mana seseorang menyatakan gagasan, isi jiwa atau
kesadarannya. Atau dengan kata lain, media adalah alat untuk mewujudkan gagasan manusia.3

Sejak era reformasi kebebasan pers/media massa telah mengalami perkembangan yang cukup
baik. Pada era ini, secara transparan telah berani mengungkap berbagai realitas yang sebelumnya
tergolong sangat sensitif. Pemberitaan mengenai pelanggaran HAM, peristiwa tanjung priuk, kerusuhan
Ambon, Poso maupun hujatan pada Soeharto dan kroninya, sampai pada kritikan pada pemerintah
selalu menghiasi pemberitaan di media massa.

Namun kebebasan pers pada era reformasi saat ini tampaknya telah memunculkan persoalan
baru yang sering membingungkan publik. Saat ini pemberitaan media massa cenderung keblabasan dan
informasinya kurang akurat dan dapat dipercaya. pemberitaan media massa dalam memberikan
informasi sudah tidak berimbang lagi,hal ini karena media massa sudah dikuasai oleh para elite politik
negeri ini. kini kita bisa melihat seperti perusahaan pertelevisian Indonesia yang sudah dikuasai oleh
para petinggi elite politik akibatnya dalam hal ini media dijadikan sebagai alat politik untuk menggiring
opini publik.

Media dalam era kapitalis liberal, sarat dengan kepentingan elite politik. Gejalanya terlihat
ketika bisnis media mulai diatur oleh tokoh-tokoh yang punya kekuatan politik dan uang. Para elite
kekuasaan dan elite bisnis berkolaborasi mengatur isi media. Akibatnya kebebasan pers yang dijiwai
demokrasi dan liberalisme, telah disusupi corong-corong propaganda segelintir orang. Setiap keping
informasi telah disusupi kepentingan tertentu setiap suara berita telah dimodali kekuatan politik dan
bisnis4 .

Dalam setiap Pemilu hampir tidak dapat terpisahkan dari media sebagai sarananya yang dapat
membentuk dan mempengaruhi opini publik, termasuk hubungan yang terjalin antara media dengan
para pelaku elit politik, seperti politisi, partai politik dan masyarakat umum. Media memiliki arti penting
bagi publik. Tanpa media, publik tentu akan mengalami kebutaan informasi. Disadari atau tidak dalam
penyelenggaraan Pemilu yang lalu peran media tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Masyarakat
lebih mengenal dan mengetahui suatu partai politik, proses dan mekanisme pemilu, melalui media.
Pemilu dianggap sukses apabila publik memilih partai dan kandidat yang dapat menyelenggarakan
negara sesuai dengan cita-cita bangsa. Untuk itulah media memainkan peranan sangat penting karena
publik membutuhkan informasi yang berkualitas dan akurat tentang semua peserta pemilu dan
mekanisme pemilu.

Walaupun demikian bukan berarti media tidak memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan
media dalam memberitakan kegiatan politik dalam pemilu, terkesan cenderung untuk
menyederhanakan, personalisasi dan emosional. Wajar apabila media sering dimanfaatkan oleh orang-
orang yang berkepentingan dan mengembangkan hubungan simbiotik dengan jurnalis dalam
memproduksi kegiatan-kegiatan politik dalam pemilu. Untuk membentuk opini publik, yang perlu
dilakukan hanyalah mengintensifkan informasi yang harus sampai ke publik sesuai yang diinginkan.

Sebagai contoh, apabila ingin membentuk citra yang baik tentang calon kandidat pemimpin atau
partai maka media massa dapat meliput secara terus-menerus kiprahnya yang baik-baik Dengan
demikian, opini publik dapat memberi kesan positif maupun negatif, tergantung pada kepentingan
orang atau lembaga yang mengarahkan media untuk mencitrakan kesan tersebut. Dalam pemilu media
juga dapat memperngaruhi perilaku memilih, masyarakat. Peran media dalam suatu pemilihan umum
ialah menfokuskan perhatian masyarakat pada kampanye yang sedang berlangsung serta berbagai
informasi seputar kandidat dan isu-isu politik

Meskipun tidak memberi dampak langsung dalam perolehan jumlah suara, namun media
mampu mempengaruhi banyaknya suara yang terjaring dalam suatu pemilu. Secara implisit media dapat
menggiring opini masyarakat untuk memberikan suatu penilaian terhadap pihak dengan caracara
tertentu untuk dapat memenangkan pemilihan Penilaian personal yang dipengaruhi kuat oleh media
berdampak pada pengurangan jumlah suara bagi pihak yang kalah.

Liputan berita terlalu dini tentang pemilu atau laporan berdasarkan survei dapat memperkuat
penilaian masyarakat, terutama tentang siapa yang akan menjadi pemenang dalam pemilu. Baik media
cetak maun elektronik dapat digunakan sebagai instrumen tentang mengkomunikasikan ide, pesan, dan
program kerja politik partai dalam pemilu adalah karena media dapat dipakai untuk menyampaikan
pesan kepada masyarakat luas dengan biaya orang yang relatif sangat murah Keefektifan media massa
dalam menyampaikan pesan politik telah menjadikannya sebagai ajang baru pertempuran politik.

Dengan adanya arus globalisasi dan Informasi membuat siapa pun yang memiliki akses kepada
media massa memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan membentuk opini publik sesuai dengan
yang diharapkannya. Konsekuensi dunia politik tidak dapat dipisahkan dari media massa. Persaingan pun
muncul untuk mencari aliansi. dengan suatu media massa guna menjamin lancarnya pesan politik yang
ingin disampaikan. Media massa dalam menginformasikan berita tidak selamanya objektif atau apa
adanya.

Seringkali terdapat bias informasi. Beberapa sumber bias informasi dapat terjadi baik dari sisi
media maupun Masyarakat. Hal ini membuat pemberitaan bisa melenceng dengan apa yang
sesungguhnya terjadi. Informasi yang diterima dari sumber begitu beragam, dan jika sumbernya lebih
dari satu, bisa jadi informasi yang muncul menjadi beragam dan terkadang kontradiktif satu dengan
yang lain. Hal ini berakibat informasi yang diberitakan oleh media massa akan diterjemahkan dan
disikapi dengan cara beragam pula. Hal ini juga dapat semakin menjauhkan jarak informasi yang
sebenarnya dengan interpretasi yang dibangun dalam masyarakat.

Dengan kemampuannya dalam menyebarkan informasi secara luas membuat pesan politik
disalurkan melalui media massa dari komunikasi pesan, program kerja partai, pencitraan dan
pembentukan opini publik. Semakin menempatkan media massa pada posisi yang strategis.

Partai politik dalam pemilu sudah barang tentu sangat membutuhkan media massa. Melalui
merekalah pesan politik akan disalurkan.. Antara keduanya terdapat hubungan yang saling
membutuhkan. Media massa membutuhkan sumber informasi-dan barangkali juga sumber dana
sementara partai politik membutuhkan media yang dapat membantu mereka dalam menyampaikan
pesan politiknya

Arti penting media massa dalam komunikasi politik membuat persaingan politik untuk
membentuk opini publik terfokus pada media. Masing-masing partai politik akan berusaha tampil dan
diliput oleh media massa. Setiap aktivitas partai pasti akan melibatkan media massa. Hal ini dilakukan
agar aktivitas mereka dapat disaksikan dan dimengerti oleh masyarakat luas. Masing-masing partai
politik akan berusaha mendekati media massa tertentu yang memiliki jangkauan luas dalam masyarakat.

Begitu besarnya peran media massa dalam mengiring dan mempengaruhi publik sehingga dapat
merubah cara berpikir masyarakat. Kekuatan media massa ini juga digunakan oleh pemerintah maupun
suatu kelompok masyarakat tertentu di suatu pemerintahan untuk mempengaruhi opini publik. Dalam
dunia politik pun media massa digunakan sebagai alat penyampaian informasi dan pesan yang sangat
efektif dan efisien.

Fungsi Media Massa

Media massa memiliki beberapa fungsi yang dapat menggambarkan kedemokrasian dalam
pemberitaannya. Fungsi-fungsi tersebut merupakan sub sistem dari sistem politik yang ada. fungsi-
fungsi media massa adalah:

a. Sebagai pengamat lingkungan dari kondisi sosial politik yang ada. Media massa berfungsi sebagai alat
kontrol sosial politik yang dapat memberikan berbagai informasi mengenai penyimpangan sosial itu
sendiri, yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah, swasta, maupun oleh pihak masyarakat. Berbagai
penyimpangan dapat membuka mata telah terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang ada.

b. Sebagai pembentuk agenda (agenda setting) yang penting dalam isi pemberitaannya. Pembentukan
opini dengan cara pembentukan agenda atau pengkondisian politik sehingga masyarakat terpengaruh
untuk mengikuti dan mendukung rencana rencana pemerintah.

c. Media massa merupakan platform (batasan) dari mereka yang punya advokasi dengan bukti-bukti
yang jelas bagi para politisi, jurubicara, dan kelompok kepentingan.
d. Media massa mampu menjadi tempat berdialog tentang perbedaan pandangan yang ada dalam
masyarakat atau diantara pemegang kekuasaan (yang sekarang maupun yang akan datang). Media
massa sebagai sarana untuk menampung berbagai pendapat, pandangan, dan paradigma dari
masyarakat yang ingin ikut andil dalam membangun sistem politik yang lebih baik.

e. Media massa merupakan bagian dari mekanisme penguasa untuk mempertahankan kedudukannya
melalui keterangan-keterangan yang diungkapkan dalam media massa. Hal ini sering terjadi pada masa
Orba berkuasa selalu menyampaikan keberhasilan-keberhasilan dengan maksud agar masyarakat
mengetahui bahwa pemerintahan tersebut harus dipertahankan apabila ingin mengalami kemajuan
yang berkesinambungan.

f. Media massa bisa merupakan insentif untuk publik tentang bagaimana belajar, memilih, dan menjadi
terlibat daripada ikut campur dalam proses politik. Keikutsertaan masyarakat dalam menentukan
kebijakan politik dapat disampaikan melalui media massa dengan partisipasi dalam poling jajak
pendapat dan dialog interaktif

g. Media massa bisa menjadi penentang utama terhadap semua upaya dari kekuatan-kekuatan yang
datang dari luar media massa dan menyusup ke dalam kebebasannya, integritasnya, dan
kemampuannya di dalam melayani masyarakat.

h. Media massa punya rasa hormat kepada anggota khalayak masyarakat, sebagai kelompok yang punya
potensi untuk peduli dan membuat sesuatu menjadi masuk akal dari lingkungan politiknya.5

Dari gambaran di atas mengenai fungsi media massa maka semakin jelas bahwa peran media
massa sangat besar dalam kekuasaan pemerintahan terlebih lagi dalam urusan pemilu di Indonesia
seyogyanya media massa dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. media massa memiliki
fungsi dan peranan yang sangat penting. Sebagai langkah awal perbaikan politik untuk mencapai
keberhasilan pemerintahan yang demokratis, sangat ditentukan peran media.

Peranan Media Massa dalam Pemilihan Umum di Indonesia

Media massa baik cetak, elektronik maupun yang lainnya digunakan sebagai sarana dalam
memberitakan masalah pemilu, terlebih lagi akhirakhir ini para kandidat pemimpin atau kandidiat partai
politik mulai memanfaatkan media sosial seperti YouTube, Facebook, Internet. Dengan kemajuan
teknologi banyak politisi yang memanfaatkannya untuk kelangsungan komunikasi politik. Dengan
berbagai ide dan kreasi yang dapat menarik perhatian publik. Selain itu dalam kampanye pemilu mereka
memanfaatkan untuk memposting video kampanye kreatif mereka.

Media massa di Indonesia diharapkan juga dapat mendidik masyarakat agar lebih memahami
ilmu politik praktis dan perkembangan situasi politik nasional yang sebenarnya, dan media massa harus
mampu menampilkan pemberitaan secara adil (fairness) dan faktual (factual/accurate) walaupun
menganut azas kebebasan pers. Sistem dan dinamika media massa di suatu negara pun dapat dijadikan
tolak ukur untuk menilai sistem demokrasi yang dianut oleh Negara tersebut. Jadi berita yang
ditampilkan tidak selalu memojokkan pemerintahan yang berkuasa dan cenderung sekadar
menjatuhkan, tetapi seharusnya menjadi sarana kritik yang konstruktif dan objektif bagi kelangsungan
pembangunan yang demokratis.

Terjadinya perubahan sistem politik di Indonesia sejak tahun 1998, membawa dampak dalam
kebebasan mencari, menggunakan dan menyampaikan pendapat kepada rakyat. Satu sisi, menerima
dengan gegap gempita kebebasan berkomunikasi, di sisi lain justru merasa terganggu dan memposisikan
demokrasi berkomunikasi merupakan biang kerok dari berbagai masalah yang dihadapi bangsa dan
Negara ini.

ketika Indonesia memasuki era kemerdekaan berekspresi sangat beralasan jika selalu muncul
pro dan kontra terhadap pembicaraan di ruang publik. Hak atas informasi merupakan hak dasar yang
melekat pada manusia, atau sebagai kesadaran manu-sia untuk mengetahui hal – hal diluar
dirinya.Dalam penyelenggaraan pemerintah, hak berk omunikasi seringkali dikaitkan dengan komunikasi
politik atau penyampaian pesan – pesan kepada khalayak atau rakyat yang didalamnya mengandung
kebijakan kekuasaan negara.

Dalam pelaksanaan Pemilu aspek yang paling menonjol adalah masalah kampanye dengan
media massa sebagai sarananya. Para peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan
menawarkan visi, misi, dan program calon anggota legislatif di tingkat pusat maupun daerah dari partai
politik maupun calon presiden.

Kampanye Pemilu dengan menggunakan media massa sangat dimanfaatkan secara optimal oleh
para caleg. Untuk mencapai pe-mahaman bersama, caleg harus mengetahui apa karakteristik
masyarakat dan kehendak serta kebutuhan rakyat secara faktual. keputusan pemberi suara akan
bergantung kepada karakter sosial dan demografi citra diri kandidat dan isu politik yang dikemukakan.
Pemberi suara sendiri ada yang rasional mem-perhitungkan secara tepat keuntungan yang diperoleh jika
dia memilih kandidat. Pemberi suara reaktif yang cenderung melihat karakteristik berlawanan tidak akan
dipilih. Pemberi suara responsif yang memberikan suaranya sebagai bentuk kesetiaan terhadap partai
politik tetapi untuk jangka pendek. Sedangkan pemberi suara aktif adalah mereka yang kritis
menganalisis prfill, kampanye yang diusung dan track record caleg.

Kesimpulan

Peranan media dalam pemilihan umum di Indonesia sangat penting sekali antara lain,
melaporkan fakta dan memberikan informasi, mendidik publik, memberi komentar, dan menyampaikan
dan membentuk opini publik. Media dapat dengan leluasa mengkritik, mengatur dan mengontrol
pemerintah dan semua pelaku politik, kader partai yang terpilih maupun tidak terpilih. Keberadaan
media massa menduduki posisi yang sangat strategis terutama dalam memberikan akses bagi mereka
yang membutuhkan informasi. Dalam setiap Pemilu hampir tidak dapat terpisahkan dari media sebagai
sarananya yang dapat membentuk dan mempengaruhi opini publik, termasuk hubungan yang terjalin
antara media dengan para pelaku elit politik, seperti politisi, partai politik dan masyarakat umum.
melalui media.
Namun demikian bukan berarti media tidak memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan media
dalam memberitakan kegiatan politik dalam pemilu, terkesan cenderung untuk menyederhanakan,
personalisasi dan emosional. Wajar apabila media sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang
berkepentingan.

Bagaimanapun peran yang dapat dijalankan oleh media dalam pemilu, tetapi yang menjadi
perhatian adalah media harus dikembalikan kepada fungsinya yaitu sebagai pilar demokrasi dan
melakukan pendidikan politik bagi masyarakat. Media seharusnya tidak acuh terhadap kritik, masyarakat
juga mempunyai hak untuk mengkritisi media. Begitu besar peranan media dalam perpolitikan,
hendaknya dimanfaatkan secara bijaksana oleh media itu sendiri. Kontrol masyarakat untuk selalu
melihat dan menempatkan media dengan proposional, kritis dan obyektif sangat diperlukan. Hendaknya
media juga mendorong masyarakat untuk melakukan critical control, sehingga terjalin kerjasama yang
benar-benar secara positif antara media dan masyarakat dan membawa manfaat dan kontribusi bagi
kedua belah pihak.

Daftar Pustaka

Arifin, Anwar. (2010) Opini Publik, Jakarta : Gramata Publishing

Katz, E., Blumer J. G. Dan Gurevitch, M. (1974), Utilization of mass communication by the individual,
dalam J.G. Blumer dan E. Katz (eds), The Uses of Mass Communication. Baverly Hills: Sage.

McQuail, Dennis.( 2000). McQuail’s Mass Communication Theory, 4th Edition. New Delhi: SAGE
publications Ltd.

Rachmah, Henry. 2012. Komunikasi politik media dan demokrasi. Jakarta: Kencana prenada media
group.

https://www.kompasiana.com/firentiaemanuela1410/5c00452b6ddcae34b64044d3/pelaksanaan-
demokrasi-di-indonesia

http://zulfenantoni.blogspot.com/2013/12/dampak-globalisasi-mediaterhadap.html ditelusuri tanggal 5


Nov 2018

Anda mungkin juga menyukai