Anda di halaman 1dari 9

UTS MKU PKN

Analisis kesalahan Pemilu Serentak 2019 untuk mempersiapkan pemilu 2024

Disusun oleh

Nama : Yan Amru Abdilah

NIM : 5302416029

Jurusan/ Prodi : Teknik Elektro/ PTIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2019
BAB I

1. Pendahuluan
Pemilu dalam negara demokrasi Indonesia merupakan suatu proses pergantian
kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan prinsip-prinsip
yang digariskan konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum yang sesuai dengan
konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang berkedaulatan rakyat
(demokrasi) ditandai bahwa setiap warga negara berhak ikut aktif dalam setiap proses
pengambilan keputusan kenegaraan.
Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019 adalah penyelenggaraan pemilu
legislatif dengan eksekutif yang dilakukan secara bersamaan. Keputusan ini dikeluarkan
melalui Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No 14/PUU-11/2013 Tentang Pemilihan
Umum Serentak. Keputusan Hukum ini dihasilkan dari proses pengabulan usulan
menguji materi Undang-Undang No. 42 Tahum 2008 tentang Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden yang diajukan oleh Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia Dr.
Effendi Gazali bersama Koalisi Masyarakat untuk Pemilu Serentak.(1)
Pada Proses Pemilu serentak 2019 terjadi banyak kekurangan, diantaranya: mulai
dari Hak Pilih Warga Palu Dicuri, Pembongkaran Kotak Suara Sebelum Waktu
Pencoblosan, Petugas KPPS Coblos Surat Suara di Boyolali (2). Dan masih banyak hal
yang kurang dalam pemilu serentak 2019 mulai dari bahan kotak suara, hingga timbulnya
korban jiwa. Jika melihat dari apa yang terjadi pada pemilu serentak 2019, lantas
bagaimana pemilu serentak 2024 yang akan berlangsung 5 tahun lagi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk
mencarikan beberapa Opsi solusi untuk pemilu 2024.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Sistem Pemilu serentak 2019
b. Apa yang dapat dilakukan untuk berbenah dari kesalahan pemilu 2019
3. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana system pemilu serentak 2019
b. Menganalisis dan memberikan saran untuk pemilu 2019
BAB II
Daftar Pustaka

1. Pemilihan Umum Serentak


Pemilihan Umum Serentak atau yang disebut dengan “concurrent
elections” oleh Benny Geys didefinisikan sebagai sistem pemilu yang
melangsungkan beberapa pemilihan pada satu waktu yang bersamaan. (1) Sistem
Pemilu ini selain di pelopori oleh Amerika Serikat, juga banyak diterapkan
dinegara-negara dengan Demokrasi yang sudah maju seperti di Eropa Barat. Di
Asia Tenggara sendiri, Pemilu Serentak belum terlalu dikenal, namun
pelaksanannya dapat dilihat di Filipina. Meskipun sistem Pemilu ini identik
dengan negara Demokrasi maju, namun di Amerika Latin, sistem ini cukup
populer diterapkan dinegara-negara basis sosialis, seperti Brazil, Bolivia, Peru,
dan Venezuela.
Pemilu atau pemilihan umum adalah salah satu hal terpenting dalam
demokrasi. Dimana rakyat ikut andil dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan pemerintah, dimana didalam hal ini rakyat memiliki hak andil untuk
menentukan Presiden-Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Provinsi dan
Kabupaten/kota, dan DPD RI, pemilihan umum harus memenuhi Prinsip Luber
Jurdil ( langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil).
2. Sistem Pemilihan Umum
a. Single-member constituency (satu daerah memilih atau wakil; biasanya
disebut Sistem Distrik). Sistem yang mendasarkan pada kesatuan geografis.
Jadi setiap kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena kecilnya
daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat.
(3)

b. Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil;


biasanya dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan
Berimbang). Gagasan pokok dari sistem ini adalah bahwa jumlah kursi yang
diperoleh oleh sesuatu golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara
yang diperolehnya. (3)
BAB III

Pembahasan

1. Pemilihan Umum Serentak 2019

Sejak kemerdekaan hingga tahun 2004 bangsa Indonesia telah menyelenggarakan


Sembilan kali pemilhan uum, yaitu pemilihan umum 1955, 1971, 1977, 1982, 1987,
1992, 1997, 1999, dan 2004. Dari pengalaman sebanyak itu, pemilihan umum 1955 dan
2004 mempunyai kekhususan di banding dengan yag lain.
17 April 2019 lalu indonesia melaksanakan pesta demokrasi terbesar sepanjang
sejarah berdirinya NKRI Pemilu serentak 2019, pemilu ini bertujuan untuk menentukan
Presiden-Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota, dan DPD RI.
Pemilu ini berjalan selama 1 hari, jam 07.00 hingga 13.00 waktu setempat.
Dalam proses pelaksanaannya terdapat banyak sekali kekurangan yang terjadi,
mulai dari mulai dari Hak Pilih Warga Palu Dicuri, Pembongkaran Kotak Suara Sebelum
Waktu Pencoblosan, Petugas KPPS Coblos Surat Suara di Boyolali(2), meninggalnya
petugas KPU, Rusaknya Kotak Suara, dan lamanya Penghitungan Pada Masing – masing
TPS.
Dalam Proses Penghitungan suara hamper tiap – tiap TPS melakukan
perhitungan suara hingga Subuh Dini hari, hal ini dikarenakan banyaknya surat suara
yang harus di hitung, salah satu keluhan dari petugas TPS: "Tidak tidur dari mulai
pemungutan suara sampai beres. Penghitungan itu beres jam 22.00 WIB, terus lanjut
siapin formulir C1 itu sampai jam 24.00 WIB. Banjir juga kan daerah saya, jadi harus
menunggu perahu datang untuk diantar ke kelurahan," sambung Dedi.(3)
Kelelahan melanda panitia – panitia ini menyebabkan beberapa diantaranya
meninggal dunia, diantara ada sekitar: 440 jiwa.(4) hal ini terjadi karena mayoritas yang
meninggal dunia ialah petugas berumur diatas 50 tahun hingga 70 tahun. Tak hanya itu
banyak yang menemukan juga kecurangan – kecurangan lain dalam pilpres 2019 ini.
Ditusuk karena Dituduh Sembunyikan Kunci Kotak Suara. Tindak kekerasan
karena adanya indikasi kecurangan terjadi di Kelurahan Selangit, Kecamatan Selangit,
Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, Rabu (17/4). Ketua Kelompok Pemilihan
Kecamatan (KPPS), Rio Habibi, ditusuk oleh seorang anggota perlindungan masyarakat
(Linmas), Febrian. Alasannya, Rio dituduh menyembunyikan kunci kotak suara ketika
pemungutan suara akan berlangsung. Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Zulkarnain
Adinegara, mengatakan peristiwa itu berlangsung sekitar pukul 07.00WIB. Mulanya
Febrian yang bertugas sebagai Linmas di TPS 08 diperintahkan untuk mencari kunci
kotak suara.(2)
2. Evaluasi Pemilu 2019
Hal – hal yang perlu dibenahi dalam Pemilu 2024 yaitu dengan memisahkan
pemilu, supaya baik pemilih maupun panitia menjadi lebih mudah, dikarenakan pada
pemilu 2019 terlalu banyak pilihan khususnya drpd maka pemilih jadi bingung untuk
memilih yang mana, dan bagi panitia juga kesusahan untuk memeriksa / menghitung
suaranya, maka dari itu solusi yang dapat di tawarkan ialah memisahkan antara pilihan
daerah dan pilihan pusat, jika seperti itu dalam pengawasan, pelaksanaan, persiapan akan
lebih matang dan mudah, dimana setiap TPS tidak perlu terlalu banyak memakan waktu
untuk menghitung suara.
Dengan dipisahnya Pilihan tersebut, diharapkan tidak ada lagi korban yang
berjatuhan, dan terlebih pemerintah seharusnya menambahkan personil untuk KPU dan
BANWASLU supaya pemilu 2024 mendatang benar benar dapat menjalankan prinsip
LUBER JURDIL, dimana jika personil banwaslu bertambah maka kejadian seperti
pencurian kotak suara, suara yang sudah tercoblos dapat dihindari atau dicegah, terlebih
lagi jika keamanan dari instansi terkait seperti POLISI ataupun TNI bisa turut andil
mengamankan Proses Pesta Demokrasi ini.
BAB IV
Kesimpulan

Setiap Kegiatan pasti memiliki suatu kekurangan, maka dari itu untuk kegiatan
selanjutnya membutuhkan suatu evaluasi besar – besaran supaya tidak terjadinya
kesalahan – kesalahan yang sama, penanggulangan kecurangan Pemilu 2024 mendatang
dapat dipersiapkan dengan matang dari jauh – jauh hari, sehingga diharapkan terhindar
dari kesalahan ataupun seuatu yang tidak diinginkan terjadi. Solusi – solusi untuk pemilu
2024 banyak yang bisa dikaji oleh para ahli dibidang lain. Saran dari penulis ialah tidak
melakukannya secara serentak tapi melakukan secara terpisah.
Daftar Pustaka

Jurnal/ makalah :

1. Nofia Fitri (2016). PEMILU SERENTAK 2019 DAN UPAYA PEMBENAHAN


SISTEM PRESIDENSIAL DI INDONESIA .
2. Ratnia Solihah (2018). Peluang dan tantangan pemilu serentak 2019 dalam perspektif
politik. JURNAL ILMIAH ILMU PEMERINTAHAN Vol.3, No. 1, 2018, 73-88
3. Meldy Nuryadani. Makalah Pemilu I.

Media Online:

1. Media Kompas Online pada 23 Januari 2014 dalam laman


http://nasional.kompas.com/read/2014/01/23/1536382/Ini.Alasan.MK.Putuskan.P
emilu.Serentak.2019
2. Media Kumparan Pada 21 April 2019 Dalam Laman
https://kumparan.com/@kumparannews/9-masalah-serius-yang-terjadi-di-pemilu-2019-
1qvdomgkAG6
3. Media BBC Pada 22 April 2019 Dalam Laman https://www.bbc.com/indonesia/majalah-
48003875
4. Liputan 6 Pada 5 mei 2019 dalam laman
https://www.liputan6.com/pileg/read/3957450/jumlah-kpps-yang-meninggal-terus-
bertambah-kini-jadi-440-orang

Anda mungkin juga menyukai