Anda di halaman 1dari 2

Sikap dalam Menghadapi Pelaksanaan Pemilihan Umum

Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) menjadi indikator dalam sistem demokrasi


karena rakyat dapat berpatisipasi dalam menentukan pilihannya dalam pemerintahan dan
negaranya. Prinsip demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dapat dilihat dalam
kegiatan pemilihan umum. Melalui pemilu rakyat dapat memilih para wakilnya untuk duduk
di parlemen atau struktur pemerintahan. Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia pemilu
menjadi upaya nyata dalam mewujudkan tegaknya demokrasi dan merealisasikan
kedaulatan rakyat dengan prinsip jujur dan adil (jurdil) serta langsung, umum, bebas dan
rahasia (luber).
Rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi memiliki hak sebagai warga negara
untuk menyalurkan hak-hak politiknya melalui pemilu, peran dan partisipasi rakyat ini
menunjukkan bahwa nilai-nilai demokrasi berjalan dengan baik. Jika tidak ada pemilu maka
rakyat tidak berdaulat, karena dengan adanya pemilu rakyat dapat memilih wakil-wakil dan
pemimpinnya di kursi pemerintahan sehingga mereka dapat menjadi operator negara untuk
menggapai harapan rakyat.
Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Indonesia pemilihan umum 2019 dilakukan
secara serentak satu hari dan pada hari yang sama, yaitu dengan pemilihan presiden dan
wakil presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Hal ini dilakukan
berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-11/2013 tentang pemilu
serentak, yang bertujuan untuk meminimalkan pembiayaan Negara dalam pelaksanaan
pemilu, meminimalisir politik biaya tinggi bagi peserta pemilu, serta politik uang yang
melibatkan pemilih, penyalahgunaan kekuasaan atau mencegah politisasi birokrasi dan
merampingkan skema kerja pemerintah.
Didasari dengan kesadaran yang tinggi untuk menyukseskan terselenggaranya
pemilu, dibutuhkan kerjasama semua pihak agar pemilu itu dapat berlangsung dengan
sukses. Kesuksesan tersebut ditandai dengan partisipasi yang tinggi serta berlangsung
dengan aman dan damai.
Dalam hal tersebut, media massa memiliki peran penting terhadap proses
pelaksanaan pemilihan umum. Media merupakan suatu wujud kebutuhan masyarakat
terkini. Sehingga media harus menyajikan informasi yang bisa memberikan penjelasan serta
pencerahan dengan berbagai sudut pandang yang bisa memberikan kesejukan, bukannya
konten yang mengundang perpecahan. Mengingat keberagaman masyarakat yang ada di
tengah bangsa ini bisa menjadi suatu ancaman terjadinya perpecahan bangsa apabila tidak
dijembatani dengan baik. Melihat dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda tetapi
tetap satu juga. Sehingga dalam hal ini, media massa mengharuskan konten yang diekspos
adalah konten yang tidak menimbulkan benih-benih perpecahan, fitnah, provokasi ataupun
caci-maki. Sehingga media tersebut dapat mewujudkan pemilu yang damai.
Selain itu, maraknya berita hoaks menjelang pemilu juga harus dihentikan karena
dapat memberi efek terhadap tingkat partisipasi public di pemilu sehingga akan memicu
tingginya angka golput. Kuncinya dalam menghadapi hal tersebut adalah dengan menyaring
berita sebelum sharing ke orang lain. Masyarakat harus dewasa dan bijak dalam menyikapi
informasi-informasi yang diterima lewat media apapun dengan cara melawan hoaks dan
tidak ikut membagikan kepada orang di sekitar.
Netralitas media juga menjadi sangat penting dikarenakan banyaknya kepentingan
saat menjelang pemilu. Dalam menyikapi adanya media yang tidak netral, sebagai bagian
dari masyarakat harus lebih bijaksana dan pandai-pandainya dalam menyikapinya. Sehingga
media massa harus bersikap netral untuk membela demokratisasi bagi bangsa Indonesia,
bukannya menguntungkan salah satu kontestan pemilu.
Dalam upaya mensukseskan hajat bangsa untuk terselenggaranya pemilu yang damai
wajib dilakukan oleh seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia. Sehingga dalam hal itu,
seluruhnya harus menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan golongan. Oleh
karena itu, media yang diharapkan adalah media yang berdiri dalam posisi netral bukannya
menempatkan kepentingan kepada salah satu peserta pemilu serta tidak menimbulkan
perpecahan. Selain itu, sebagai bagian dari masyarakat kita harus cerdas dan kritis dalam
menerima informasi dan tidak menelannya dengan mentah-mentah dengan menyaring
informasi tersebut dan tidak menyebarkan berita hoaks kepada orang-orang di sekitar.

Referensi
https://news.okezone.com/read/2019/03/26/606/2035376/media-massa-punya-peran-penting-
menangkal-hoaks-dan-mencegah-golput-di-pemilu

https://www.idntimes.com/news/indonesia/amelinda-zaneta/peran-media-mewujudkan-pemilu-
2019-jujur-dan-netral/full

https://tirto.id/pilpres-2019-sejarah-pemilu-serentak-pertama-di-indonesia-dmTm

Anda mungkin juga menyukai