Anda di halaman 1dari 28

Lembar Kerja Peserta Didik

PROJEK PENGUATAN PROFIL


PELAJAR PANCASILA ( P5 )

TEMA :
SUARA DEMOKRASI

SMPN 1 KARAWANG BARAT


TAHUN PELAJARAN 2023-2024
LK 1
ARTIKEL 1
Demokrasi dan Media Sosial: Peran Media Sosial dalam
Demokrasi di Indonesia

Media sosial menurut Harahap & Adeni (2020) merupakan sebuah platform
berbasis digital yang memberikan banyak ruang bagi penggunanya dalam
mengemukakan pendapat maupun aspirasinya, seseorang yang
menggunakan media sosial dapat memanfaatkan banyak fitur salah
satunya adalah bertukar informasi (Susanto, et al., 2021). Tujuan dibuatnya
artikel ini adalah untuk mengetahui terkait peran media sosial dalam
demokrasi di Indonesia. Metode Penelitian yang digunakan adalah studi
literatur. Hasil dari penulisan ini berupa media sosial akan menjadi sesuatu
yang sangat menguntungkan dalam hal demokrasi di Indonesia maupun
dalam hal lainnya jika digunakan dengan bijak dan baik. Sebaliknya, jika
media sosial digunakan dengan cara yang salah maka akan memberikan
masalah juga dan malapetaka bagi orang yang salah menggunakannya atau
bahkan akan berdampak buruk juga terhadap negara.

Pada era canggih seperti saat ini, dimana teknologi semakin berkembang.
Banyak hal-hal baru yang bermunculan seperti media yang sudah
memberikan andil yang cukup banyak dalam hal penyampaian pendapat
bagi masyarakat di suatu negara. Media yang saat ini sedang banyak
dipergunakan oleh masyarakat adalah media sosial. Salah satunya adalah
negara Indonesia, dimana dalam survei yang dilakukan oleh We Are Social,
pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang pada
Januari 2023. Artinya sekitar 60,4% dari populasi di Indonesia
menggunakan media sosial (Widi, 2023).

Menggunakan media sosial kita juga mendapatkan banyak akses untuk


mencari informasi, kita juga dapat berpartisipasi aktif, berbagi dan bahkan
menciptakan sebuah tulisan serta berbagi pengalaman melalui media
sosial yang berkembang saat ini seperti melalui blog. Salah satu media
sosial yang banyak berkembang adalah Facebook, Instagram, Twitter,
Youtube dan masih banyak lagi jenisnya.
Sebelumnya penulis sudah menampilkan data bahwa Indonesia merupakan
salah satu negara yang masyarakatnya banyak menggunakan media sosial.
Hampir setiap aspek kehidupan yang berada di Indonesia berhubungan
dengan media sosial salah satunya yang akan dibahas pada kesempatan ini
yakni terkait demokrasi. Indonesia sendiri merupakan negara yang
menganut sistem demokrasi, yang dimana memberikan kesempatan
kepada masyarakatnya untuk berpendapat dan berpartisipasi aktif dalam
setiap langkah maju negaranya. Konteks yang akan dibahas ini
menganggap bahwa media sosial memiliki peran penting sebagai salah
satu alat bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi atau pendapatnya
kepada pemerintah atau bahkan dari pemerintah kepada rakyatnya.

Media sosial memang memiliki banyak banyak manfaat sebagai platform


yang berbasis digital saat ini. Media sosial merupakan sebuah media yang
memberikan banyak ruang untuk penggunanya dalam mengemukakan
pendapat serta pemikirannya sebagai salah satu bentuk perwujudan
demokrasi. Demokrasi yang dimaksud adalah dalam menyuarakan
pendapat dan aspirasi masyarakat di ranah politik. Serta media sosial juga
dapat memberikan wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan gagasan
hingga mengkritisi kebijakan pemerintah suatu negara (Evanalia, 2022).

Kalau dulu demokrasi dilakukan dengan sebuah tindakan nyata atau terjun
langsung, saat ini demokrasi dapat dilakukan melalui media sosial yakni
secara online. Contohnya dalam hal kampanye atau melakukan sebuah
branding terhadap calon kandidat wakil rakyat. Dulu calon wakil rakyat
tersebut harus melakukan terjun langsung ke masyarakat agar dikenal
oleh rakyatnya, namun saat ini dengan adanya media sosial masyarakat
dapat dengan mudah mengetahui siapa atau mungkin bagaimana calon
wakil rakyat tersebut. Bahkan mungkin rekam jejak yang pernah dilakukan
dapat diketahui oleh masyarakat melalui media sosial.

Dalam menggunakan suatu teknologi sudah pasti memiliki dampak positif


dan juga dampak negatif, begitu juga dengan penggunaan media sosial ini.
Dampak tersebut sebenarnya tergantung dari bagaimana si pengguna
dapat berlaku bijak atau tidaknya dalam menggunakan media sosial.
Termasuk dalam penggunaan media sosial dalam demokrasi, kira-kira
bagaimana peran dari media sosial dalam demokrasi dan apakah
memberikan banyak dampak terhadap Indonesia. Dari hal itulah, penulis
tertarik untuk membahas hal ini lebih lanjut melalui artikel ini dengan judul
"DEMOKRASI DAN MEDIA SOSIAL : Peran Media Sosial dalam Demokrasi di
Indonesia".
Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi atau yang biasa disingkat dengan TIK
adalah suatu program atau alat bantu yang digunakan untuk manipulasi
dan menyampaikan informasi (Surya, et al., 2019). Jika dilihat dari asal kata
"Teknologi", Teknologi ini berasal dari bahasa Yunani yakni, technologia atau
techne yang memiliki arti keahlian atau logia yang berarti pengetahuan.
Pengertian sempitnya teknologi memiliki arti sesuatu yang mengacu pada
sebuah objek benda yang berguna untuk memudahkan aktivitas manusia,
seperti mesin, perkakas atau perangkat keras lainnya. Menurut Surya
(2019) TIK memiliki dua aspek yakni:

Teknologi Informasi, merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses,


penggunaan sebagai alat manipulasi, alat yang membantu pekerjaan, dan
pengelolaan informasi.

Teknologi Komunikasi, merupakan segala hal yang berkaitan dengan


penggunaan alat bantu untuk mentransfer dan memproses data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya.

Teknologi komunikasi dan informasi saat ini memiliki perkembangan yang


sangat pesat dan pastinya memberikan banyak manfaat besar untuk
kehidupan manusia. Adapun beberapa manfaat dari perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi bagi manusia menurut Surya (2019):

Melakukan komunikasi dengan orang lain menjadi lebih mudah dan


cepat

Mempermudah dalam mengakses informasi

Penggunaan waktu lebih efisien dan penggunaan biaya lebih sedikit

Transaksi dan proses dagang dilakukan secara elektronik

Pembelajaran menjadi lebih menarik dengan adanya kemajuan teknolog

Membantu pemerataan proses komunikasi pemerintah

Komunikasi menjadi tanpa batas


Media Sosial

Media sosial menurut Harahap & Adeni (2020) merupakan sebuah platform
berbasis digital yang memberikan banyak ruang bagi penggunanya dalam
mengemukakan pendapat maupun aspirasinya, seseorang yang menggunakan
media sosial dapat memanfaatkan banyak fitur salah satunya adalah bertukar
informasi (Susanto, et al., 2021). Pada ranah politik, media sosial menjadi salah
satu media baru dalam meraih suara khususnya pemilih muda. Media sosial
akhir-akhir ini menjadi salah satu platform yang digunakan penggunanya untuk
mencari tahu informasi atau penggunanya ter-literasi secara politik melalui
media sosial. Adanya fenomena ini memberikan fenomena baru lainnya, yakni
fenomena buzzer politik. Pada awalnya buzzer ini digunakan untuk istilah
pemasaran, tetapi setelah pemilu tahun 2014, terdapat fenomena baru yakni
buzzer pada ranah politik dan menjadi tren berkampanye di media sosial.
Politisi menggunakan jasa buzzer untuk membentuk opini publik hingga
meningkatkan elektabilitas mereka (Felicia & Loisa, 2019).

Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata demokratia yakni salah satu bahasa Yunani.
Demokrasi memiliki arti suatu kekuasaan rakyat atau rakyat memiliki sebuah
kekuasaan. Secara umum demokrasi terdiri dari dua kata, yakni demos dan
kratos. Demos memiliki arti rakyat, sedangkan kratos memiliki arti kekuatan
atau kekuasaan (Surya, et al., 2019). Demokrasi menurut pendapat ahli yakni
Abraham Lincoln memiliki arti sebuah sistem pemerintahan yang dibentuk oleh
rakyat, oleh rakyat dan juga untuk rakyat itu sendiri. Mengenai demokrasi ini,
masyarakat atau warga boleh ikut serta dalam mengambil bagian. Bagian yang
dimaksud adalah sebuah bentuk perwakilan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pelaksanaan perumusan, pengembangan dan juga proses
menyusun hukum dalam sebuah negara.

Sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi pancasila.


Menurut Winarno (2007) mengungkapkan bahwa pancasila adalah ideologi
nasional Indonesia, yakni seperangkat nilai yang dianggap sesuai, adil dan
menguntungkan bangsa yang menggunakannya. Pancasila merupakan cita-cita
masyarakat, sehingga menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam membuat
keputusan. Terdapat ciri-ciri demokrasi pancasila yang dijelaskan oleh Surya
(2019):
Demokrasi Pancasila memiliki sifat kekeluargaan dan gotong royong yang
bernafas Ketuhanan Yang Maha Esa
Menghargai hak asasi manusia serta menjamin hak-hak minoritas
Pengambilan keputusan dalam demokrasi pancasila sedapat mungkin
didasarkan atas musyawarah untuk mufakat
Demokrasi pancasila harus bersendi atas hukum
Menghargai hak asasi manusia serta menjamin hak-hak minoritas

Pengambilan keputusan dalam demokrasi pancasila sedapat mungkin


didasarkan atas musyawarah untuk mufakat

Demokrasi pancasila harus bersendi atas hukum

Setelah mengetahui apa saja ciri-ciri dari Demokrasi Pancasila, nyatanya


Demokrasi pancasila juga memiliki prinsip-prinsip yakni:

Adanya perlindungan HAM

Keputusan diambil berdasarkan musyawarah

Adanya partai politik dan organisasi sosial politik sebagai media untuk
menyalurkan aspirasi rakyat

Rakyat merupakan pemegang kedaulatan dan dilaksanakan berdasarkan


UUD 1945

Berperan sebagai pelaksana dalam Pemilu

Kebebasan individu harus bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan


Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat dan negara

Penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum, sistem konstitusi,


dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat

Pada saat ini media sosial bagaikan dua sisi mata uang logam, dimana satu sisi
memiliki dampak untuk kekuatan dan satu sisi lainnya menjadi sebuah
kelemahan dalam demokrasi. Jika dilihat dari sisi kekuatan, media sosial dinilai
sebagai kekuatan dari demokrasi. Pada demokrasi media sosial dianggap
mampu mempengaruhi wacana dan agenda dalam masyarakat. Media sosial
dianggap dapat menentukan apa yang mungkin akan dibicarakan oleh
masyarakat. Lalu bagaimana dengan Demokrasi di Indonesia, peran dari media
sosial, serta dampak apa saja yang terjadi jika media sosial menjadi salah satu
alat dalam demokrasi di Indonesia. Hal itulah yang akan dibahas dalam hasil dan
pembahasan penulisan ini.
Demokrasi dan Kebebasan Mengemukakan Pendapat di Indonesia

Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Indonesia sudah menganut


sistem demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Demokrasi
menurut Wahyudi (2005) dinilai sesuai dengan tuntutan-tuntutan kebutuhan
"non-material" manusia. Nilai-nilai ini akan dapat memanusiakan manusia,
sebab nilainya bertitik tolak dari nilai-nilai luhur. Anggapan ini muncul ketika
terdapat beberapa faktor diantaranya penderitaan manusia akibat fasisme,
totalitarianisme, komunisme, dan paham-paham anti demokrasi lainnya.

Perjalanan panjang yang dilalui untuk mendapatkan keran kebebasan dalam


berekspresi akhirnya terbuka seiring runtuhnya pengaruh kekuasaan
Soeharto dan rezim orde barunya. Pada 1998, orde baru akhirnya tumbang
dan bangkitanya semangat baru yakni bernama era-reformasi. Pada era-
reformasi kebebasan dan hak untuk menyampaikan aspirasi dilindungi oleh
Undang-Undang No. 9 tahun 1998 tentang kebebasan Menyampaikan Pendapat
di Muka Umum. Kebebasan tersebut juga menjadikan hal baru lahir yakni
budaya baru dalam berdemokrasi dan mengemukakan pendapat.

Peran Serta Dampak Positif Media Sosial dalam Demokrasi di Indonesia

Seperti yang sudah disampaikan diatas, bahwa informasi apapun dapat


diketahui dengan mudah melalui media sosial. Dari hal inilah dapat dirincikan
peran media sosial apa saja dalam demokrasi yang terdapat di Indonesia.

Sebagai Sarana Media Kampanye

Media sosial dapat mempermudah calon kandidat dan masyarakat dalam


menyebar dan mendapatkan informasi mengenai calon wakil rakyat melalui
media sosial. Informasi yang tersebar di internet dapat dengan cepat dan
mudah mempengaruhi masyarakat dalam memilih suatu partai. Namun, ketika
menyebarkan informasi melalui media sosial sebaiknya melalui satu media
sosial saja.

Harus mempertimbangkan hal tersebut, karena di setiap daerah atau wilayah


mempunyai jenis dominan media sosial apa yang paling banyak digunakan. Jika
salah menggunakan media sosial, maka tidak menutup kemungkinan
masyarakat akan sulit menemukan informasi terkait calon kandidat. Tetapi
ketika tepat memilih media sosial ini maka masyarakat akan dengan mudah
menemukan informasi terkait calon kandidat tersebut. Selain itu media sosial
juga dapat membantu calon kandidat untuk mencari tahu terkait masyarakat
dan wilayahnya, dengan hal tersebut akan membawa dampak positif yakni
masyarakat akan menambah nilai positif kepada calon kandidat.
1. Membangun Hubungan Lebih Dekat dengan Masyarakat

Media sosial menjadi salah satu sarana untuk melakukan interaksi. Melalui
media sosial, masyarakat akan lebih mudah dekat dengan calon kandidat,
terutama ketika calon kandidat sudah membuka interaksi lebih dulu dengan
masyarakat. Misalnya ketika membuat konten yang bermanfaat, dalam konten
tersebut mengundang masyarakat untuk memberikan sejumlah komentar.
Semakin aktif maka masyarakat akan semakin mudah menemukan dan
mengenal calon wakil rakyat tersebut.

Memberikan Banyak Manfaat

Menurut Wakil Presiden Boediono (2011) pada masyarakat, jaringan media


sosial telah banyak membantu menumbuhkan kegiatan ekonomi di level mikro
seperti bisnis online, memberikan kemudahan dalam kegiatan-kegiatan amal
seperti calon-calon donor darah dari tipe yang langka bagi mereka yang
sangat membutuhkan.

Jaringan media sosial juga memberikan akses dan membuka jalan untuk
semua manusia, menciptakan hubungan yang horizontal yang setara dan
memberikan akses kebebasan ekspresi dan komunikasi yang jauh lebih
terbuka, termasuk untuk mengkritik pemerintah.

Mengawasi Pemerintah

Tak dapat dipungkiri, di berbagai belahan dunia khususnya Indonesia media


sosial telah membantu meningkatkan transparansi dalam mengawasi kerja
pemerintah. Selain itu juga memberikan akses pada informasi dan juga
memfasilitasi warga untuk berpartisipasi dalam membangun masyarakat yang
demokratis.

Mendukung Program Pemerintah

Salah satu peran dan dampak positif adanya media sosial dalam demokrasi
adalah masyarakat mengetahui program pemerintah. Ketika program
tersebut memiliki dampak yang cukup baik untuk masyarakat maka
masyarakat akan mendukung program tersebut. Peran dari media sosial
adalah sebagai media atau sarana pemerintah untuk lebih dekat dengan publik
dan menyebarkan serta memperkenalkan program yang dibuat oleh
pemerintah kepada masyarakat.
Dampak Negatif Media Sosial dalam Demokrasi

Munculnya hoax yang menjadi salah satu masalah bagi masyarakat. Namun,
dengan adanya hoax ini menyadarkan kita bahwa digitalisasi membawa
sejumlah konsekuensi.

Batas antara mencerdaskan dan membodohkan begitu tabu. Dunia politik


dalam media sosial memiliki peran cukup besar, karena pengguna internet
adalah pemilih dalam sebuah proses politik. Bahkan dalam beberapa waktu
media sosial menyesatkan demokrasi karena dianggap tidak digunakan
dengan benar. Contohnya ketika politisi melakukan tindakan kontraproduktif
kampanye hitam atau menyebarkan isu negatif di media sosial.

Penyalahgunaan media sosial dapat merubah prinsip-prinsip demokrasi


Indonesia. Karena informasi yang didapatkan tidak benar dan masyarakat
yang mudah percaya akan dapat dengan cepat merubah kepribadiannya.

ARTIKEL 2
Media Sosial dan Generasi Z

Dalam sebuah penelitian tentang perkembangan saraf remaja dan penggunaan


teknologi, peneliti di University of North Carolina di Chapel Hill menyimpulkan
bahwa kebiasaan remaja dalam melihat media sosial dapat mempengaruhi cara
otak mereka merespons lingkungan sekitar.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics tersebut menunjukkan


bahwa penggunaan media sosial oleh remaja dapat meningkatkan sensitivitas
otak terhadap antisipasi penghargaan dan hukuman sosial.

Eva Telzer, seorang profesor di departemen psikologi dan ilmu saraf UNC-
Chapel Hill, menyatakan bahwa temuan ini mengindikasikan bahwa anak-anak
yang sering menggunakan media sosial cenderung lebih responsif terhadap
umpan balik dari teman sebaya.
Selama tiga tahun, peneliti mengikuti 169 siswa dari sekolah menengah umum di
daerah pedesaan North Carolina. Pada awal penelitian, para peserta melaporkan
seberapa sering mereka memeriksa tiga platform media sosial populer:
Facebook, Instagram, dan Snapchat, dengan frekuensi cek berkisar dari kurang
dari sekali hingga lebih dari 20 kali sehari.

Selama periode penelitian, para peserta menjalani pencitraan otak tahunan dan
melakukan tugas penundaan insentif sosial untuk mengukur aktivitas otak
mereka saat mengantisipasi umpan balik sosial dari teman sebaya.
Responsif terhadap feed back dari orang lain.

Sebagai contoh nyata, tahun 2019 silam Artis K-Pop Sulli ditemukan meninggal
dunia dengan cara bunuh diri di rumahnya sendiri yang terletak di kawasan
Seongnam, Korea Selatan.

Depresi dan komentar jahat Knetz (Korean netizens) serta haters di media
social disebut sebagai alasan peristiwa tragis tersebut. Meskipun Sulli sempat
meminta warganet tidak terus-terusan berkomentar buruk, yang terjadi malah
sebaliknya. Sehingga ia semakin depresi dengan keadaan tersebut.

Peristiwa semacam ini menjadi hal yang wara-wiri di pemberitaan media


sehari-hari. Dampak media sosial yang dahsyat terhadap generasi yang lebih
mudah katakanlah generasi Z sungguh mengkhawatirkan.

Media social menjadi semacam platform utama eskpresi diri. Seluruh aspek
kehidupan pada akhirnya bermuara di satu dunia ekspresi yang membutuhkan
validasi viewer. Ketika tidak mendapat validasi positif maka yang terjadi adalah
sebuah depresi dari suatu penolakan.

Apa saja dampaknya?

Semua harus sempurna

Tidak ada yang jelek di social media. Teknologi memampukan semua orang
menjadi cantik, tampan dan keren. Sosial media hampir tidak memberikan
tempat terhadap cacat penampilan. Hal itu tentu melawan hukum alami di mana
semua yang ada di kolong langit terjadi sebagai sebuah keseimbangan.

Sebagai contoh ada orang berkulit putih, coklat, kuning langsat dan gelap.
Belum lagi bicara rambut, tinggi dan berat badan. Di dunia sosial seperti ada
sebuah standar kecantikan dan ketampanan yang terbentuk.
Membandingkan diri kita sendiri dan orang lain

Sifat dasar manusia adalah ingin tahu.

Sosial media memungkinkan seseorang untuk mengetahui kehidupan orang


lain; dan karena yang orang tampilkan pada sosial media adalah kesuksesan,
kekayaan, kebahagiaan dan kesempurnaan, maka seseorang yang
menyaksikan itu akan membandingkan betapa dirinya kurang atau tidak
Bahagia bila diandingkan dengan ornag yang ia lihat di sosial media.mHal ini
tentu berbahaya bagi Kesehatan mental.

Cyber bullying

Perbandingan Kata Sifat dalam Bahasa Inggris (Comparison of Adjective)


Kompasiana.com
Recommended by
Ketika intimidasi terjadi secara daring, individu mungkin merasa seperti
diserang di segala penjuru, bahkan di lingkungan rumahnya sendiri, tanpa
melihat jalan keluar yang jelas. Dampaknya bisa bersifat jangka panjang dan
merugikan secara mental, menyebabkan perasaan kesal, malu, merasa
bodoh, bahkan menimbulkan ketakutan atau kemarahan.

Dampak secara emosional juga dapat terasa, menciptakan rasa malu dan
kehilangan minat terhadap aktivitas yang disukai sebelumnya. Fisik pun
terpengaruh, mungkin mengalami kelelahan karena kurang tidur, atau
bahkan menunjukkan gejala seperti sakit perut dan sakit kepala.

Merasa diperolok atau dilecehkan oleh orang lain dapat mengakibatkan


seseorang enggan untuk mengungkapkan diri atau mencoba mengatasi
masalah yang dihadapi.
Pada kasus yang sangat serius, tindakan penindasan daring bahkan dapat
mendorong seseorang hingga ke titik bunuh diri.Meskipun penindasan daring
dapat memberikan dampak yang beragam, penting untuk diingat bahwa hal ini
dapat diatasi, dan individu dapat memulihkan kepercayaan diri dan
kesejahteraan mereka.

Untuk menghindari dampak buruk media sosial bagi generasi Z, berikut adalah
beberapa langkah yang dapat diambil:

Pendidikan Digital dan Kesadaran

Generasi Z perlu dilibatkan dalam pendidikan digital yang memperkenalkan


mereka pada etika penggunaan media sosial, privasi online, dan risiko
penindasan siber. Kesadaran akan potensi dampak negatif dapat membantu
mereka membuat keputusan yang lebih bijak.

Batasan Waktu Penggunaan

Menetapkan batasan waktu harian untuk menggunakan media sosial dapat


membantu mencegah kecanduan dan mengurangi tekanan serta stres yang
mungkin timbul dari perbandingan sosial dan bully online.

Apapun yang berlebihan pasti berakibat buruk. Disiplin diri merupakan kunci
untuk menghindari diri darikecanduan dan stres itu sendiri.

Privasi dan Keamanan

Mendorong generasi Z untuk memahami dan mengelola pengaturan privasi


mereka di media sosial. Mereka perlu menyadari risiko berbagi informasi
pribadi dan foto secara terbuka dan mengambil langkah-langkah untuk
melindungi diri mereka secara online.
Hal ini membutuhkan bantuan dari berbgbagai pihak seperti orang tua,
guru, orang yang lebih dewasa bahkan termasuk pemerintah melalui
program-program edukasi di berbagai level

Mendorong perilaku positif dan memberikan dukungan terhadap teman-


teman mereka di media sosial dapat menciptakan lingkungan daring yang
lebih sehat. Menekankan kepentingan mendukung satu sama lain dan
menghargai perbedaan dapat mengurangi tingkat konflik.

Hindari Perbandingan Sosial

Memberitahu generasi Z untuk menghindari perbandingan diri dengan


orang lain di media sosial. Mereka perlu memahami bahwa apa yang
terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan, dan setiap
orang memiliki perjalanan dan kehidupan yang unik.

Pemantauan Aktivitas Online oleh Orang Tua atau Wali

Orang tua atau wali dapat membantu dengan memantau aktivitas online
anak-anak mereka. Ini dapat membuka jalan untuk berbicara tentang
pengalaman online mereka dan memberikan dukungan jika diperlukan.

Pelatihan Keterampilan Emosional dan Sosial

Mengembangkan keterampilan emosional dan sosial dapat membantu


generasi Z dalam mengatasi tekanan sosial, konflik, atau perasaan negatif
yang mungkin timbul dari interaksi online.

Istirahat dari Media Sosial

Menekankan pentingnya mengambil istirahat dari media sosial secara


berkala. Ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan
kesejahteraan mental.
Tidak ada yang akan membantah betapa media sosial memiliki banyak dampak
positif bagi generasi muda terutama generasi Z. Berbagai platform dan aplikasi
memudahkan mereka mendapat informasi dan pengetahuan dalam belajar,
berekspresi, meneliti bahkan berbisnis.

Oleh karena itulah, melalui pendekatan yang holistik dan didukung oleh
pendidikan, kesadaran, dan dukungan sosial, generasi Z dapat lebih baik
mengelola dampak media sosial dan membentuk pengalaman online yang
positif.

ARTIKEL 3
Kebebasan Berpendapat dan Sosial Media di Indonesia

Belakangan ini, media sosial telah menjadi hal yang sangat krusial di tengah
masyarakat Indonesia. Dalam media sosial, setiap orang memiliki kebebasan
untuk mengutarakan pendapatnya. Sebagaimana yang telah tercantum dalam
Pasal 28 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) yang berbunyi:

"Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan


berpendapat".

Di sisi lain, perihal kebebasan berserikat dan berpendapat baik secara lisan
maupun tulisan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang-undang juga
telah diatur dalam ketentuan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM) sebagai berikut:

Setiap orang bebas untuk mempunyai, mengeluarkan, dan menyebarluaskan


pendapat sesuai dengan hati nuraninya secara lisan dan atau tulisan melalui
media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama,
kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan negara"

Namun ditengah maraknya hak kebebasan dalam berpendapat, ada berbagai


macam tantangan yang dihadapi masyarakat dalam mengekspresikan haknya,
sehingga butuh yang namanya sikap kehati-hatian dalam berpendapat di sosial
media. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi kebebasan berpendapat
di sosial media khususnya negara Indonesia adalah umur. Perbedaan cara
berfikir antar generasi yang berbeda, tentu akan memberikan kedinamisan
dalam berpendapat.
Tantangannya bisa berupa menjaga perkataan, perasaaan orang lain, dan
menjaga etika. Ada pula tantangan nyata lainnya yang kerap kita jumpai saat
ini adalah perundungan (bullying), menghakimi, ujaran kebencian, hoax, dan
salah satunya penurunan norma dan etika dalam bermasyarakat. Hal ini
sepatutnya dapat dijadikan alasan terkait betapa pentingnya batasan-
batasan tersebut diciptakan dalam upaya menghadapi tantangan saat ini
maupun di masa yang akan datang. Batasan dan peraturan dapat membantu
setiap orang untuk menjaga perkataan, menjaga perasaan orang lain, dan
menjaga etika dalam menggunakan hak kebebasan berpendapat, terutama
dalam media sosial.

Perkembangan zaman yang semakin kompleks membuat fitur dan fungsi


media sosial saat ini semakin canggih. Pengiriman pesan singkat,
pengunggahan konten, situs pencarian, pencarian teman baru, berniaga dan
hal-hal serupa lainnya hampir semuanya dilakukan untuk mengekspresikan
kehidupan kita sehari-hari, lebih hebatnya lagi hal tersebut tidak
membutuhkan banyak tenaga ataupun biaya, setiap orang bisa
melakukannya dengan bermodalkan sebuah telepon genggam ataupun alat
elektronik canggih lainnya. Dengan kemudahan dan kepratiksan sosial media
saat ini, menyebabkan hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan
berbagai jenis sosial media yang ada. Mulai dari Line, Whatsapp, Instagram,
Youtube, Facebook dan bahkan saat ini sudah merambah ke sosial media
TikTok. Dengan kalangan pengguna rata-rata sekitar berusia 16-25 tahun.

Sejatinya kebebasan berpendapat di sosial media adalah hal yang wajar


mengingat kita saat ini hidup di era reformasi, yang mana pada dasarnya
kebebasan berpendapat bertujuan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Akan
tetapi, pemanfaatan hak kebebasan berpendapat yang salah justru akan
menjadi bumerang dan ancaman bagi diri sendiri bahkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dilansir dari BBC, Indonesia berada di peringkat ke-2 di Asia dengan rata-rata
waktu penggunaan sosial media sekitar 3-4 jam. Bayangkan saja ditambah
masa pandemi saat ini, membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan
waktu beraktivitas di dalam rumah. Dan hal tersebut menyebabkan
terjadinya peningkatan trafik penggunaan sosial media khususnya di bidang
hiburan, pekerjaan, bahkan sekolah. Penggunaan sosial media yang sangat
mudah, ditambah lagi tidak adanya batasan nyata yang mengatur terkait
waktu penggunaan sosial media menimbulkan banyak polemik di tengah
masyarakat Indonesia. Apalagi untuk saat ini media sosial sejatinya
merupakan ruang maya bagi masyarakat untuk berekspresi, berbagi, dan
bertukar informasi secara cepat dan mudah. Tetapi hal tersebut tidak
menjamin penggunaan fasilitas media berpendapat dapat digunakan
sebagaimana mestinya, hal ini dibuktikan dengan maraknya konten-konten
negatif di sosial media yang tak jarang memicu sebuah pro kontra sehingga
menyebabkan perselisihan.

Dengan maraknya perkembangan media sosial, dilema dalam beretika juga


semakin meningkat. Etika secara umum berguna untuk membimbing
manusia dalam bertindak, termasuk salah satunya berpendapat di sosial
media. Etika dalam berkomunikasi tidak hanya berkaitan dengan tutur kata
yang baik, namun juga dapat diwujudkan dari niat tulus yang diekspresikan.
Bentuk komunikasi yang beretika akan mencerminkan sebuah penghargaan,
perhatian, serta dukungan secara timbal balik dari pihak yang
berkomunikasi.

Namun realitanya, sampai saat ini penggunaan etika dalam berkomunikasi


masih sangat kurang. Yang mana seharusnya sebagai pengguna yang cerdas,
kita harus bijak dalam bersosial media. Mampu memilah dan memilih
informasi mana yang harus dan tidak untuk disebar, serta tahu mana yang
harus didengar dan dicamkan. Hal ini agar informasi tersebut tidak
merugikan pihak lainnya.
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk melatih etika berkomunikasi di sosial
media salah satunya dengan membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar saat kita berinteraksi, dengan siapapun lawan bicaranya.
Sudah semestinya sebagai pengguna media sosial yang cermat, kita harus
menghindari penyebaran tulisan-tulisan ataupun isu-isu yang erat kaitannya
dengan SARA, pornografi, dan kekerasan. Dengan begitu dapat menjadikan
sosial media sebagai lingkungan yang aman serta nyaman untuk setiap
penggunanya.

ARTIKEL 4
Penyebaran Informasi Hoax dan Hate Speech Melalui Media Sosial

Media Sosial 2atau yang sering kita sebut sebagai medsos adalah sebuah media
untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online sehingga
memungkinkan manusia untuk berkomunikasi secara virtual atau jarak jauh.
Media sosial selain digunakan sebagai media komunikasi, media sosial juga
dapat dijadikan sebagai sebuah platform untuk menyebarkan sebuah
informasi. Penyebaran informasi saat ini tidak perlu lagi memakai media fisik
seperti koran, majalah ataupun surat cukup hanya dengan memiliki akses
internet kita dapat menyebarkan sebuah informasi.

Penyebaran informasi pada media online sangat mudah dilakukan dan sangat
cepat, dikarenakan tidak adanya aturan yang mengikat dan mengatur sebuah
penulisan informasi dalam media sosial. Karena hal tersebut, penyaringan
informasi pada media online tidak dapat dilakukan. Semua orang yang memiliki
akses internet dapat dengan mudahnya menyebarkan informasi tanpa adanya
penyaringan terlebih dahulu, dan dapat dikatakan bahwa sumber dari
informasi yang disebarkan belum tentu bersumber dari sumber yang jelas atau
mengandung unsur hoax dan dapat menimbulkan ujaran kebencian atau hate
speech.

Hoax dapat diartikan sebagai sebuah informasi yang belum pasti atau informasi
yang dibuat buat dan direkayasa, sedangkan informasi itu sendiri memiliki arti
kumpulan dari beberapa data yang bersifat fakta. Menurut data dari laman web
kemenkeu.go.id setidaknya 30% hampir 60% orang Indonesia terpapar hoax
saat mengakses dan berkomunikasi melalui media sosial. Sementara hanya 21%
sampai 36% saja yang mampu mengenali hoax. Media sosial yang banyak
ditemukan penyebaran informasi hoax antara lain whatsapp, line, telegram,
sebanyak 62,80%, situs web sebesar 34,90% dan media sosial facebook,
instagram, twitter mendapat persentase sebesar 92,40%.
Penyebab terjadinya penyebaran informasi hoax menurut Melani Budiantara
seorang pakar budaya dari Universitas Indonesia adalah sebagai berikut :

Minimnya literasi media sehingga menyebabkan kurang kritis terhadap


informasi
Pengguna media sosial menjadi pengedar informasi tanpa mampu melacak
kebenarannya
Adanya konflik horizontal, penajaman perbedaan, peredaran pesan kebencian
dan kecenderungan pada bullying sosial
Lalu apa saja etika dalam bermedia sosial dalam upaya menangkal penyebaran
informasi hoax dan hate speech? Berikut adalah point point utamanya :

Jangan terlalu banyak mengumbar informasi pribadi


Menggunakan bahasa yang baik saat sedang mengakses media sosial
Hindari penyebaran SARA, pornografi dan aksi kekerasan
Lakukan Kroscek Kebenaran berita
Menghargai hasil karya orang lain
Apabila hal-hal tersebut dapat dilaksanakan baik bagi diri kita sendiri maupun
bagi seluruh masyarakat Indonesia, maka akan dipastikan tidak ada lagi
informasi hoax di media sosial.
RUANG DISKUSI LK 1
Nama Kelompok : ____________
1. _____________________________________ 4. _____________________________________
2. _____________________________________ 5. _____________________________________
3. ____________________________________ 6. ____________________________________

JUDUL ARTIKEL :

Jelaskan makna demokrasi dalam


pemahamanmu ?

Sebutkan ciri demokrasi ?

Bagaimana pendapatmu kebebasan berpendapat ?

Sampai batas mana kebebasan berpendapat dalam sistem demokrasi ?


LK 2

Apa dampak berita bohong(hoax),perundungan dunia maya(cyberbullying)dan


ujaran kebencian(cyberhate) terhadap kesehatan mental dan fisik manusia?

Apakah isu penggunaan media sosial untukberpendapatsebagai


s a l a h s a t u i s u s e r i u s b a g i kalian?

A p a k a h kalian m e n e m u k a n b e r i t a b o h o n g ( h o a x ) , c y b e r b u l l y i n g ( p e r u n d u n g a n
duniamaya)dan cyberhate(ujaran kebencian)?Jika iya,dimana dan bagaimana
perasaan mereka?Apakah mereka menganggap ini hal yang sudah menjadi
kebiasaan atau mereka pernah merasa tidak nyaman dengan ini?

Apa dampak hal tersebut terhadap Apakah solusi yang bisa diterapkan
kebebasan berpendapat? untuk mengatasi hal tersebut?
LK 3
Refleksi Awal
Jawablah pertanyaan berikut dengan sebaik-baiknya !

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu mengetahui tentang


pemilu ?
...........................................................................

Apakah kamu mengetahui tentang


2 demokrasi? ...........................................................................

3
Tahukah kamu bahwa negara Indonesia
merupakan negara demokrasi? ...........................................................................

Pernahkahkamumenyuarakanpendapat?
4 Kapan dan dimana? ...........................................................................

5 Apakah setiap orang memiliki hak suara


dalam pemilu?
...........................................................................

6 Dapatkah berdemokrasi melalui media


sosial,seberapa jauh perannya?
...........................................................................

7
Jika ada pemilu di Indonesia, saya ...........................................................................
sangatsenang, karena apa?

8
Apakah kalian sudah berhak mengikuti ...........................................................................
pemilu?,apa sebabnya?

Setujukah kalian jika pemilihan ketua


9 OSIS di SMPN 1 Karawang Barat ...........................................................................
dilakukan seperti pelaksanaan pemilu!

Jika dilaksanakan pemilu OSIS nilai


10 positif apayang bisa siswa dapatkan! ...........................................................................
LK 4

APA ITU OSIS ?


JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI !

Tuliskan jawabanmu di sini.

Apa yang kamu


ketahui mengenai
OSIS?

Tuliskan jawabanmu di sini.

Menurutkamu,
kenapa sekolah
membentuk
Organisasi
Siswa
Intra Sekolah?
LK 5
“LETS MAKE ROLEPLAY”

MISI
Nama Bakal Calon
Ketua OSIS

Nama Nama
Tim Sukses

VISI
lk 6
ekplorasi visi & misi kandidat

NAMA CALON

video kampanye
visi misi

Pertanyaan Kepada salah satu


pasangan calon ketua OSIS

Pertanyaan Kepada salah


satu pasangan calon

VISI MISI
PENILAIAN ANTAR TEMAN

NAMA :
NO. ABSEN :
KLEAS :

Pertanyaan Ya Tidak

Teman saya memahami keberagaman pendapat


dan pemikiran dalam kehidupan sehari-hari

Teman saya menyadari persamaan hak dan


kebebasan berpendapat
Teman saya memahami pentingnya menyuarakan
pendapat dan pemikiran dalam dialog, debat dan
atau diskusi

Teman saya mampu bermusyawarah untuk


menemukan solusi dari permasalahan sehari-hari

Teman saya mampu berpikiran terbuka pada


ide dan pendapat orang lain

Teman saya mampu mengekspresikan


pendapatnya sebagai bentuk demokrasi

Teman saya mampu merancang dan melaksanakan


program pembentukan pengururs OSIS melalui
pemilihan secara demokrasi

JUMLAH SKOR

SKOR MAKSIMAL

NILAI AKHIR
LK 7
LEMBAR REFLEKSI PROYEK
NAMA :
NO. ABSEN :
KELAS :
TANGGAL :

Hal apa yang membanggakan dari proyek ini :

Tantangan yang dihadapi Cara menyelesaikan


dari proyek ini : tantangan :

Keterampilan baru yang didapat : Hal yang bisa dilakukan lebih baik :

Pertanyaan baru yang muncul sesuai proyek :


Refleksi Mandiri 1

Nama:
Kelas:

sangat Tidak
Setuju
Setuju Setuju

Melalui proyek profil ini, saya dapat


memahami maslah demokrasi yang
ada di sekitar saya

Saya paham dampak yang akan


ditimbulkan setelah dilakukan
proyek ini

Saya nyaman untuk


mengungkapkan pendapat selama
projek profil ini

Pembelajaran dalam projek profil ini


membekali saya tentang berani,
jujur, kerjasama dan kritis
REFLEKSI MANDIRI 2

Lembar Refleksi Akhir Peserta Didik


Nama : ______________________
Sangat Setuju Tidak Sangat Tidak
Pernyataan Setuju Setuju Setuju

Fasilitator pada projek Profil ini membantu saya dalam belajar dan
berproses

Saya mengerjakan projek sesuai dengan kesepakatan bersama

Saya mencari jalan keluar untuk mengatasi perbedaan pendapat


antara diri saya dan teman saya

Saya mengumpulkan projek ini tepat waktu

Saya aktif dalam setiap langkah kegiatan projek

Saya seneng bekerjasama dengan teman dan satu kelompok untuk


memecahkan kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya

Saya selalu bersedia bertukar pendapat dengan teman satu


kelompok

Saya tidak membeda-bedakan teman dalam satu kelompok

Saya memberikan ide dalam projek yang dilakukan

Metode yang digunakan pada projek profil ini seru dan


menyenangkan

KeterampilanKu bertambah pada projek ini

Menurutmu apa manfaat dari kegiatan projek ini

Saya nyaman mengungkapkan pendapat selama projek profil ini


berlangsung

Anda mungkin juga menyukai