237045035
Dosen Pengampu :
2023
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan peneliti, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan Instagram di kalangan mahasiswa USU?
2. Bagaimana kemampuan self healing mahasiswa USU?
3. Apakah ada pengaruh penggunaan Instagram terhadap kemampuan self healing
mahasiswa USU?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dari peneliti tentang studi komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan
new media dan perkembangan media sosial bagi peneliti maupun akademisi
lainnya.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau
kontribusi kepada pembaca atau pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait
penelitian ini.
BAB II
URAIAN TEORITIS
Penelitian terdahulu merupakan upaya para peneliti untuk mencari perbandingan yang berguna
untuk memotivasi dan menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya. Selain itu penelitian
terdahulu membantu penelitian untuk memposisikan penelitian dan menunjukkan orisinalitas
penelitian. Pada bagian ini, peneliti memasukkan berbagai temuan penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, kemudian merangkum penelitian baik yang
dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang masih
berkaitan dengan pokok bahasan yang diteliti oleh peneliti.
1. Penelitian dengan judul “Persepsi Remaja Terhadap Konten Prank di Media Sosial oleh
Moulita, Mazdalifah, dan Fatma Wardy Lubis pada tahun 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tentang persepsi remaja mengenai konten prank
di media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan penarikan
sampel accidental sampling.
Hasil dari penelitian ini memperoleh konten prank yang paling disukai lebih mengarah kepada
nilai-nilai positif seperti prank tes kejujuran, prank giveaway, prank gembel/pengemis, serta prank
teman/keluarga, sedangkan yang paling tidak disukai adalah prank yang merugikan orang lain,
memberi contoh yang buruk, dan dapat menimbulkan kemarahan.
2. Penelitian dengan judul “Pengaruh Penerimaan Diri dan Self Image Terhadap
Kesehatan Mental Pengguna Instagram” oleh Nur Asyifa pada tahun 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari penggunaan Instagram
terhadap penerimaan diri dan self image bagi penggunanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif yang menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan diri dan self image tidak berpengaruh
terhadap kesehatan mental.
Instagram Xiety ini sendiri adalah perasaan cemas, takut, rasa bersalah, dan membandingkan diri
ketika menggunakan sosial media Instagram. Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana
dengan menggunakan 100 responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penggunaan Instagram terhadap kesehatan mental remaja di Kota Salatiga.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini berdasarkan hipotesis menyatakan bahwasannya tidak ada
pengaruh pengguna Instagram terhadap kesehatan mental Instagram xiety pada remaja di Kota
Salatiga. Namun, diperoleh determinasinya (R Square) 3,1 % dikatakan bahwa pengaruh pengguna
Instagram rendah dampaknya terhadap kesehatan mental Instagram xiety. Dapat dikatakan bahwa
remaja yang menggunakan media sosial Instagram di Kota Salatiga aman dari kesehatan mental.
4. Development of instagram social media as a non-toxic application with positive and
interactive information (Pengembangan media sosial instagram sebagai aplikasi non-
toxic dengan informasi yang positif dan interaktif) oleh Magdalena Palang Lewoleba,
Maria Vianey Agustiningsih Dyah Kurniasari, Hillary Wixie Reandsi, Gabriela Basilisa
tahun 2022.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini memberikan sudut pandang baru
mengenai cara interaksi antar individu (Situmorang, 2020). Media sosial sudah menjadi bagian dalam
hidup manusia seharihari. Hampir setiap orang memiliki lebih dari satu media sosial yang berfungsi
sebagai media untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi. Berbagai informasi yang diterima
individu dari media sosial memiliki dampak yang berbeda-beda pada setiap individu. Tidak ada
pembatasan usia dalam menggunakan media sosial. Salah satunya pada usia remaja dan dewasa awal.
Penggunaan media sosial yang tidak terkontrol sesuai dengan porsinya dapat membawa dampak
buruk bagi penggunanya. Menurut Putri (2018) terdapat korelasi negatif antara kecanduan media
sosial dan komunikasi interpersonal dewasa awal. Semakin tinggi penggunaan media sosial, semakin
rendah komunikasi interpersonal dewasa awal, begitu juga sebaliknya.
Penelitian ini melibatkan para pengguna Instagram yang berasal dari beberapa kelompok usia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media sosial Instagram sebagai aplikasi non-toxic
dengan memberikan beberapa materi dengan topik self-improvement. Pemilihan Instagram sebagai
media untuk melakukan penelitian dikarenakan oleh banyaknya jumlah generasi milenial yang
menggunakan Instagram, dan Instagram merupakan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan untuk mengedukasi serta menjangkau banyak orang terlepas dari kondisi apapun. Belajar
tentang pengembangan diri melalui buku, seminar, bimbingan, atau pertemuan di kelas merupakan
cara yang biasa kita temukan, tetapi dengan memanfaatkan teknologi yang populer di kalangan anak
muda akan memberikan cara belajar baru yang seru, mudah diakses dimanapun, dan tidak
membosankan.
5. The Impact of Social Media on College Mental Health During the COVID-19 Pandemic:
a Multinational Review of the Existing Literature (Dampak Media Sosial terhadap
Kesehatan Mental Perguruan Tinggi Selama Pandemi COVID-19: Tinjauan
Multinasional terhadap Literatur yang Ada) oleh Jessica M. Haddad, Christina
Macenski, Alison Mosier-Mills, Alice Hibara, Katherine Kester, Marguerite Schneider,
Rachel C. Conrad, and Cindy H. Liu tahun 2021.
Tinjauan literatur ini mengeksplorasi dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental
mahasiswa selama pandemi COVID-19. Penggunaan media sosial telah meningkat di hampir semua
kelompok selama era COVID-19, namun mahasiswalah yang paling terkena dampaknya. Pandemi ini
membuat penggunaan internet tidak bisa dinegosiasikan. Mahasiswa mempunyai pengalaman positif
dan negatif saat online tergantung pada berbagai faktor. Kami menemukan bahwa penggunaan media
sosial yang berlebihan atau bermasalah berkorelasi dengan dampak kesehatan mental yang lebih
buruk secara keseluruhan, terutama depresi. COVID-19 bertindak sebagai moderator dengan
memperkuat hubungan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental. Pemikiran dialektis,
optimisme, mindfulness, dan penilaian kembali kognitif adalah strategi yang mungkin dilakukan
untuk memitigasi dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental selama pandemi COVID-
19.
Dokter harus bertanya kepada mahasiswa tentang penggunaan media sosial mereka untuk
menyaring masalah kesehatan mental yang terkait dan untuk mempromosikan penggunaan internet
yang sehat. Kurangnya literatur yang tersedia mengenai topik ini membatasi kemampuan generalisasi
tinjauan ini. Penelitian di masa depan harus mempertimbangkan dampak media sosial terhadap
kesehatan mental mahasiswa dan berkonsentrasi pada inisiatif intervensi untuk memastikan
kesejahteraan psikologis mahasiswa selama pandemi global.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat perbedaan yang membedakan penelitian
ini dengan kelima penelitian terdahulu yang sejenis dimana terdapat perbedaan dalam segi subjek
penelitian. Subjek penelitian dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini tidak memfokuskan pada kepada teknik healing yang dilakukan tetapi penelitian ini
lebih memfokuskan pengaruh media terhadap kemampuan self healing. Selain itu new media yang
menjadi objek penelitian yakni Instagram belum pernah dilakukan untuk melihat pengaruh
penggunaannya dalam pembentukan metode self healing khususnya bagi mahasiswa Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat persamaan dengan kelima penelitian
terdahulu yang sejenis, yaitu sama-sama membahas penelitian tentang pengguna media sosial dari
beberapa kelompok usia. Meskipun memiliki persamaan dalam membahas suatu fenomena tetapi ada
perbedaan pada metode penelitiannya.