Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemunculan media sosial sebagai salah satu bukti kemajuan dalam ilmu

pengetahuan teknologi, informasi dan komunikasi pada saat ini di kehidupan

masyarakat. Bagi penggunanya, media sosial meruapakan salah satu bagian dalam

kehidupan mereka. Menurut Carr dan Hayes mengenai Media sosial Media sosial

dalam jurnalnya yang berjudul “Social Media: Defining, Developing and Divining,

Atlantic” bahwa media yang berbasis internet ini memungkinkan penggunanya untuk

berinteraksi dan menampilkan dirinya yang dapat dilakukan secara tidak langsung

dengan jangkauan yang luas yang tidak kenal ruang dan waktu. 1 Oleh karena itu

dapat ditemukan pengguna media sosial yang tersebar di seluruh dunia. Selain itu

menurut P.N Howard dan M.R Parks dalam jurnalnya bahwa media sosial terdiri

dari tiga bagian, yaitu : Infrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk

memproduksi dan mendistribusikan isi media. Isi media juga dapat berupa pesan-

pesan pribadi, berita, gagasan, dan produk budaya berbentuk digital. Kemudian yang

1
Caleb T Carr & Hayes Rebecca A, 2015, Social Media: Defining, Developing and Divining, Atlantic
Journal of Communication, Vol. 23, No.1, hlm 46-65.

1
2

memproduksi dan mengonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu,

organisasi, dan industri.2

Pada kemunculannya juga dirasakan oleh masyarakat di Indonesia.

Masyarakat pada saat hadirnya media sosial yang terdahulu, media sosial yang sangat
3
dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah Facebook. Masyarakat mulai

memanfaatkan media sosial untuk menjalin komunikasi dan membangun sebuah

hubungan antar sesama pengguna media sosial. Hal ini didukung dengan terdapat

pembaharuan juga pada alat komunikasi yang mana adanya telepon genggam yang

pintar atau biasa disebut dengan smartphone. Pada smartphone, seseorang

menghubungkan dengan jaringan internet maka kita sudah dapat mengakses media

sosial, dan lain-lainnya sesuai kepentingan. Dan penjualan harga smartphone di

Indonesia termasuk murah, semua lapisan masyarakat dapat membelinya. Sehingga

banyak dijumpai hampir setiap orang memiliki smartphone di Indonesia . Oleh

karena itu jumlah pengguna media sosial di Indonesia semakin meningkat hingga

sampai saat ini. Berikut data mengenai pengguna yang aktif bermedia sosial di

Indonesia :

2
P.N Howard dan M.R Parks, 2012, American Behavioural Scientist, Vol. 45 , No.3, hlm 383-404
3
Indrianti Azhar dkk, 2018, Interaksi Virtual Remaja di Media Sosial, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.
6, No. 1.
3

Gambar 1.1
Data Tren Internet dan Media Sosial di Indonesia

Sumber : Hootsuite melalui andi.link hootsuite we are social indonesian digital report 2019
(diakses 18 Agustus 2019 Pukul 21:03 WIB)

Dapat dilihat berdasarkan gambar diatas (Gambar 1.1) bahwa pengguna aktif

media sosial di Indonesia mencapai 150 juta orang atau 56%. 4 Survey tersebut

dilakukan pada tahun 2019 dengan total populasi mencapai 268,2 juta penduduk

Indonesia oleh Hootsuite yakni sebuah situs layanan manajemen konten.5 Dari data

tersebut menujukkan bahwa setengah dari penduduk Indonesia menggunakan media

sosial yang berarti mereka melek terhadap penggunaan media sosial khususnya bagi

mereka yang mengakses media sosial melalui telepon pintar atau smartphone. Selain

itu mengingat tarif layanan internet di Indonesia termasuk murah dibandingkan dari

negara lain.

4
Andi Dwi R, 2019, Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2019, (diakses melalui
https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2019/).
5
Ibid.
4

Angka pencapaian tersebut mendorong beberapa pihak khususnya dalam

dunia teknologi, informasi dan komunikasi terus mengembangkan karya-karya

mereka dengan meluncurkan beraneka ragam produk media sosial yang dapat kita

jumpai saat ini, diantaranya: Pertama, Youtube yakni media sosial yang sedang

banyak diminati oleh masyarakat karena dianggap produk media sosial ini dapat

menghasilkan keuntungan yang sangat besar, menjadikan sebagai sebuah pekerjaan

atau profesi dan mendapatkan sebuah popularitas. Produk media sosial ini

mengutamakan penggunanya dapat mengakses video-video dari kanal Youtube

pengguna lain maupun pengguna dapat mengunggah videonya melalui kanal

Youtube pribadi. 6 Kedua, Whatsapp yang merupakan aplikasi media komunikasi

telepon seluler. Pengguna dapat mengirimkan sebuah pesan seperti kegunaan SMS

(Short Messages Service) namun yang membedakan pada media sosial ini pengguna

terkena biaya tarif melalui internet yang dipasang. Selain itu dikutip dari jurnal

“Popularitas Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Dan Berbagi Informasi

Akademik Mahasiswa” produk media sosial ini termasuk efektif karena pengguna

cukup melakukan verifikasi terhadap nomor telepon yang masih aktif. Produk media

sosial ini pun sebagai salah satu media yang banyak dipilih oleh masyarakat luas

untuk mengirimkan sebuah pesan.7 Ketiga, Facebook yakni produk media sosial yang

paling dikenal oleh masyarakat luas. Media sosial ini selain sebagai tempat untuk
6
Ainul Dian L, dkk, 2019, Analisis Pelaksanaan Pengawasan Pengenaan Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan Youtubers Pada Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2018, Jurnal Reformasi Administrasi,
Volume 6, Nomor 2, pp. 144-162.
7
Zakirman & Rahayu Chici, 2018, Popularitas Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Dan Berbagi
Informasi Akademik Mahasiswa, Jurnal Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi, Vol. 10, No. 1, hlm
27-38.
5

menjalin pertemanan dengan pengguna lain, dan berkomunikasi, juga memiliki

peluang untuk penggunanya mengasah keterampilan dalam menulis. Karena

berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya “Penggunaan Media

Facebook Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Motivasi Mahasiswa dalam

Menulis Recount Text ” Facebook adalah media sosial yang tidak membatasi

penggunanya dalam menulis pada unggahannya. Sehingga pengguna dapat menulis

yang mereka inginkan di akun media sosial ini. 8 Keempat, Instagram merupakan

media sosial yang menjadi gaya hidup masyarakat modern. Bagi penggunanya,

Instagram dijadikan sebagai tempat untuk mengekspresikan diri mereka melalui

unggahan yang dibagikan ke akun pribadi mereka baik berupa gambar, video dan

tulisan. Setiap pengguna diberi kesempatan untuk meningkatkan kreatifitas mereka.

Maka tidak heran jika media sosial yang satu ini banyak diminati oleh kalangan

muda. Karena fitur yang tersedia sangat mendukung bagi kalangan muda untuk

meningkatkan kreatifitas mereka. Serta mendapatkan apresiasi berupa likes, komentar

dan menambah jumlah followers pada akun mereka. 9 Dan Kelima adalah Line,

merupakan aplikasi messanger yang kegunaannya sama seperti Whastapp. Pengguna

dapat menggunakannya apabila terhubung dengan internet, sehingga tarif yang

dikenakan berdasarkan data internet yang telah dipakai. Line sendiri juga sangat

populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Karena tampilan yang sangat


8
A’am Rifaldi Khunaifi, 2015, Penggunaan Media Facebook Untuk Meningkatkan Keterampilan dan
Motivasi Mahasiswa dalam Menulis Recount Text, , Pedagogik Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1,
hlm 51-61.
9
Ixsir Eliya & Ida Zulaeha, 2017, Model Komunikasi Politik Ridwan Kamil di Media Sosial
Instagram : Kajian Sosiolinguistik, Dialektika : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Vol. 4, No. 2.
6

sederhana dan memiliki banyak koleksi stiker di dalamnya sehingga Line pun banyak

diminati oleh kalangan muda.10

Sementara itu masyarakat yang aktif menggunakan media sosial dalam jumlah

yang besar ini tanpa disadari bahwa aktifitas bermedia sosial memiliki dampak bagi

para penggunanya, baik secara positif maupun negatif. Adapun dampak-dampak yang

terjadi pada pengguna media sosial secara positif, antara lain : Pertama, efektifitas

dalam berkomunikasi bagi pengguna. Pada saat ini, masyarakat. Kedua, memberikan

edukasi bagi penggunanya sesuai bidang yang ditekuni dan diminati sehingga

pengguna media sosial memiliki wawasan yang luas. Ketiga, selain menambah

wawasan kepada para pengguna, juga media sosial memiliki dampak positif untuk

semua kalangan agar dapat meningkatkan literasi yang mana dapat memperbaiki

kualitas literasi masyarakat di Indonesia melalui media sosial. Keempat, dapat

menciptakan suatu inovasi dan meningkatkan kreatifitas sehingga melahirkan hal-hal

yang baru yang dapat memudahkan aktifitas masyarakat sebagai pengguna media

sosial dalam kehidupannya. Dan Kelima, dampak positif pada pengguna dapat

dihitung secara materi yang mana selain memuaskan diri dengan mendapatkan

sebuah kesenangan, menggunakan media sosial juga dapat meningkatkan

perekonomian bagi pengguna yang terjun dalam bisnis online melalui media sosial.

10
Novia Fanny S, dkk, 2019, Evaluasi Pengalaman Pengguna Pada Aplikasi Mobile Messenger
Menggunakan Metode UX Curve (Studi Kasus pada Aplikasi Line dan WhatsApp), Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol. 3, No. 7, hlm 6526-6537.
7

Selanjutnya dampak negatif yang menyertai setiap pengguna media sosial,

diantaranya : Pertama, pengguna cenderung menjadi anti sosial. Hal ini disebabkan

pengguna lebih memilih berteman dengan virtual daripada teman di dunia nyatanya.

Beberapa diantara mereka beranggapan bahwa teman virtual lebih memiliki loyalitas

yang tinggi ketimbang teman di dunia nyata. Kedua, dapat merusak kesehatan otak

dan mengganggu konsentrasi dalam berpikir. Karena beberapa pengguna yang

mengakses hal-hal yang berkonten pornografi melalui media sosial. Sementara pihak

Pemerintah telah melakukan tindakan pencegahan penyebaran konten pornografi,

namun tidak memberikan efek jera kepada pengguna yang mengonsumsi konten

pornografi melalui penggunaan media sosial terutama dikonsumsi secara berlebihan.

Ketiga, rentan terjadi cyberbullying di media sosial. Seorang pengguna memiliki

peluang menjadi korban cyberbullying yang meliputi sebuah hujatan atau cibiran

yang dilontarkan oleh pengguna lainnya melalui media sosial. Pelaku cyberbullying

tidak memandang siapa baik ia dari kalangan selebritis maupun kalangan orang biasa.

Keempat, penyebaran berita palsu atau hoax yang bermunculan di media sosial.

Penyebaran berita palsu atau hoax tentu merugikan banyak orang, dapat

menimbulkan kecemasan bagi pembacanya dan dapat terjadi pertikaian antara

individu satu dengan individu lain, maupun antara kelompok satu dengan yang lain

hingga jatuh korban jiwa. Dan hal tersebut sering terjadi terutama saat pemilihan

banyak tersebar pemberitaan palsu. Meski begitu masyarakat perlu menyaring

informasi yang didapatkan karena berita saat ini yang tersebar di media sosial mudah

diubah melalui aplikasi pendukung. Dan Kelima, Ketergantungan dan Kecemasan


8

sosial pada pengguna media sosial. Menggunakan media sosial tanpa kenal waktu,

dan secara terus-menerus dapat menimbulkan ketergantungan bagi pengguna media

sosial. Hal tersebut membuat para pengguna tidak lepas dalam beraktifitas bermedia

sosial. Hingga ketika bertatap muka langsung dengan rekan-rekan pun banyak

diantaranya justru menyibukkan diri menjelajah di media sosial dibandingkan

membangun komunikasi secara langsung dengan individu lain maupun kelompok.

Dalam pemaparan mengenai produk media sosial yang bermacam-macam

tersebut hingga dampak dari kedua sisi yang dirasakan oleh pengguna media sosial.

Penulis dalam penelitian yang dilakukan ini memilih produk media sosial Instagram

sebagai objek penelitian yang untuk diteliti. Pengguna Instagram tertinggi pada usia

dari 18-24 tahun dengan mencapai 24 Juta pengguna atau 38.7 % pada bulan Februari

tahun 2019 yang melakukan survey oleh NapoleonCat salah satu perusahaan analisis

Media Sosial Marketing yang berbasis di Warsawa, Polandia. 11 Pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Fachri mengenai Motif Dan Pola

Penggunaan Media Sosial Instagram Di Kalangan Mahasiswa Program Studi

Ekonomi UNIMED, banyaknya pengguna Instagram merupakan dari kalangan

mahasiswa, mengingat mahasiswa menempati posisi strategis di tengah kehidupan

masyarakat. 12 Mahasiswa memilih Instagram sebagai media untuk berkomunikasi

11
NapoleonCat, Instagram Users in Indonesia : February 2019, (diakses melalui :
https://napoleoncat.com/stats/instagram-users-in-indonesia/2019/02, pada 17 Juni 2020, Pukul 18:19
WIB)
12
Muhammad Fachri S & Irwan Syari T, 2018, Motif Dan Pola Penggunaan Media Sosial Instagram
Di Kalangan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi UNIMED, Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol. 2, No. 1.
9

yang tidak lepas karena fasilitas yang tersedia dalam Instagram. Serta mahasiswa

sebagian besar waktunya digunakan untuk bermain-main dengan media sosial

Instagram. Setiap mahasiswa yang memanfaatkan instagram akan membutuhkan

frekuensi dan durasi waktu yang cukup bervariasi.

Sehingga dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti mahasiswa yang

menggunakan Instagram dalam aspek sosiologisnya yakni tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan Instagram menurut pandangan Max

Weber mengenai tindakan sosial. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh

mahasiswa dalam menggunakan Instagram memiliki makna bagi mahasiswa melalui

pemahaman interpretatif atau verstehen yang diperkenalkan oleh Max Weber untuk

menafsirkan dan memahami makna subjektif dalam suatu tindakan yang dilakukan.

Khususnya makna tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan

Instagram. Dan makna tindakan oleh mahasiswa dalam menggunakan instagram ini

dilihat sebagai motifnya yakni motif yang merupakan penyebab dari tindakan yang

dilakukan. Oleh karena itu studi kasus yang diambil oleh penulis adalah 9 mahasiswa

pengguna Instagram yang tersebar di Jakarta.

1.2 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasikan

permasalahan penelitian bahwa pengguna Instagram didominasi oleh kalangan

mahasiswa. Mahasiswa yang menempati posisi yang strategis di kehidupan


10

masyarakat serta memiliki waktu luang yang besar dalam menggunakan Instagram.

Mahasiswa memanfaatkan Instagram untuk bermain-main atau mencari kesenangan

di dalamnya. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan diatas. Penulis merumuskan

beberapa permasalahan penelitian, yaitu :

1. Hal apa saja yang diunggah pada 9 Mahasiswa di Jakarta pada akun
Instagram mereka ?

2. Bagaimana analisis tindakan sosial individu pada 9 Mahasiswa di Jakarta


dalam menggunakan Instagram menurut Max Weber ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan apa saja yang diunggah pada 9 Mahasiswa di


Jakarta pada akun Instagram mereka.
2. Untuk menganalisis tindakan sosial individu pada 9 Mahasiswa di Jakarta
dalam menggunakan Instagram menurut Max Weber.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat

praktis. Adapun masing-masing manfaat tersebut pada penelitian ini adalah :

a. Manfaat teoritis : Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

ilmiah pada kajian sosiologi. Tentunya menjadi referensi dan informasi pustaka untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang mengkaji mengenai tindakan sosial dalam

pandangan Max Weber.


11

b. Manfaat Praktis : penelitian ini mengangkat studi kasus yang dekat

dengan masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan dan kesadaran kepada masyarakat terutama masyarakat yang menggunakan

media sosial khsususnya Instagram. sehingga dapat memunculkan tindakan yang

mereka lakukan dalam menggunakan Instagram dapat memberikan pengaruh positif

kepada individu lainnya.

1.5 Tinjauan Penelitian Sejenis

Bagian tinjauan pustaka sejenis ini berguna sebagai acuan peneliti dalam

melakukan penelitian ini. Peneliti mengkaji beberapa jurnal yang sesuai dengan

penelitian yang diambil. Tinjauan pustaka ini juga berguna untuk menghindari adanya

kesamaan penelitian atau plagiat penelitian. Selain itu, bagian ini juga dapat

digunakan untuk melihat kekurangan dari penelitian sebelumnya, sehingga

diharapkan penelitian ini dapat menutupi kekurangan tersebut. tinjauan pustaka yang

digunakan ialah:

Pertama, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Rizky Wiradini dan Erianjoni dari
13
Universitas Negeri Padang. Dalam penelitiannya ingin melihat bagaimana

representasi kelas sosial pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas

Baiturrahmah Padang melalui Instagram. Peneliti menggunakan pendeketan kualitatif

13
Rizky Wiradini & Eranjoni, 2019, Representasi Kelas Sosial Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Baiturrahmah Padang melalui Instagram, Jurnal Perspektif, Vol. 2, No. 2.
12

dengan tipe studi kasus dan teknik pemilihan informan dengan purposive sampling.

Dan teori yang digunakan adalah representasi.

Pada penelitiannya bahwa proses representasi akan membawa makna menuju

konstruksi kelas sosial seseorang. Dijelaskan bahwa proses representasi terkait

dengan anchoring, yakni dengan simbol-simbol dan peraturan yang ada dalam

masyarakat dan mengantarkan sebuah hal menjadi bermakna. Dan kelas sosial pun

juga dapat direpresentasikan serta tidak dapat terpisahkan dengan anchoring yang ada

dalam masyarakat.

Dalam hasil penelitiannya bahwa representasi kelas sosial pada mahasiswa

FKG-Unbrah berdasarkan postingan yang ditampilkan dalam akun Instagram milik

mereka. Seperti terdapat pada postingan mereka mengunggah foto yang

memperlihatkan sebuah rumah mewah, mobil, liburan ke luar negeri, belanja di

tempat yang menghabiskan uang yang cukup banyak serta menampilkan barang

branded.

Peneliti menemukan, dengan melihat foto atau postingan seseorang di akun

Instagram telah mengandung sebuah tanda atau simbol yang sudah diakui oleh

masyarakat sebagai wujud dari informan mengenai apa yang dipresentasikan. Jadi

sebuah unggahan foto menunjukkan kelas sosial seseorang karena kebermaknaannya

sudah menjadi regulasi di lingkungan masyarakat. Lalu melalui feed pun juga dapat

menggambarkan seseorang tersebut, seperti yang ditemukna peneliti bahwa setiap


13

akun Instagram memiliki tema pada feed mereka yang berbeda-beda. Ada yang

Fashion, Olahraga, Travelling, Kuliner dan lain-lain. Hal ini dikarenakan agar

mereka (pengguna Instagram) mendapat pengakuan bahwa mereka adalah orang-

orang yang terus mengikuti tren dalam perkembangan jaman.

Persamaan dalam penelitian tersebut yakni objek penelitian sang peneliti yaitu

mengangkat mengenai penggunaan media sosial Instagram. Kemudian subjek

penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa. Sebaliknya dalam penelitian tersebut

juga memiliki perbedaan seperti pembahasan pada kasus tersebut diantaranya melihat

melalui representasi seseorang yag menuju pada kelas sosial seseorang melalui

penggunaan Instagram.

Kedua, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Nursalam & Jamaluddin Arifin dari

Universitas Muhammadiyah Makassar.14 Dalam penelitiannya membahas mengenai

penggunaan media sosial Instagram mendorong perubahan pola pikir perilaku

mahasiswa Pendidikan Sosiologi. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

dasar penelitian studi kasus dan tipe penelitian deskriptif. Informan pada penelitian

ini dipilih dengan penentuan availability sampling. Serta teori yang digunakan adalah

konstruksi sosial menurut L. Berger dan Thomas Luckmann.

14
Nursalam & Jamaluddin Arifin, 2016, Konstruksi Sosial Media Komunikasi Instagram Terhadap
Pola Pikir Perilaku Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi, Vol.
IV, No. 2.
14

Pada hasil penelitiannya berdasarkan melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi bahwa hal yang mendorong perubahan pola pikir dan perilaku pada

mahasiswa Pendidikan Sosiologi di Universitas Makassar seperti; dari cara

berpakaian, gaya hidup dan perilaku konsumtif. Hal-hal tersebut digambarkan melalui

unggahan foto-foto mereka, selain itu juga bagi pengguna instagram menginginkan

reaksi dari teman-teman mereka dan saling memberikan komentar dan like dari

unggahan mereka. Karena Instagram bagi mereka sebagai tempat untuk kebebasan

mereka dalam berekspresi. Selain media sosial ini menjadi tempat untuk

berkomunikasi.

Peneliti juga menemukan faktor perubahan pola pikir dan perilaku pada

mahasiswa Pendidikan Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Makassar. Yakni

bahwa media massa menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat diantaranya;

melalui media mendapatkan banyak hal yang dijadikan pelajaran, dunia berbagi

informasi, menjadikan jembatan paeralihan pada masyarakat tradisional ke

masyarakat modern, dan membangun citra diri. Meskipun begitu peneliti juga melihat

dalam hal lain bahwa penggunaan media sosial instagram dengan menghabiskan

waktu yang lama akan membuat para pengguna terperangkap di dunia maya sehingga

dapat membuat seseorang tidak bisa membandingkan dunia nyata dan dunia maya,

selain itu juga dapat memanipulasi seseorang melalui citra yang ia bangun di media

sosialnya yang berbeda dengan kenyataan mengenai penggunanya.


15

Dalam penelitian tersebut memiliki persamaan dalam objek penelitian pada

penggunaan media sosial yakni Instagram, dan subjek penelitian yang ditetapkan

adalah mahasiswa. Namun yang membedakan dalam penelitian tersebut bahwa

bahasa pada fokus penelitian ini mengenai pola pikir dan perilaku mahasiswa, serta

landasan teori yang digunakan berbeda.

Ketiga, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Lingga Detia Ananda dari
15
Universitas Indonesia. Pada penelitiannya membahas mengenai bagaimana

dinamika trust yang terjadi pada komunikasi tidak tatap muka, melalui media sosial

dalam konteks pemasaran online. Penelitian tersebut dilakukan melalui pendekatan

kualitatif dengan strategi studi kasus. Dalam teknik pengumpulan data peneliti

melakukan wawancara, dengan pemilihan informan melalui homogenous sampling.

Dalam penelitiannya menemukan bahwa bagi informan yang melakukan

berbelanja melalui online karena memperoleh harga yang lebih murah, praktis, dan

terjangkau dibandingkan berbelanja melalui offiline. Selain itu memlih Instagram

sebagai tempat berbelanja karena memiliki tampilan yang lebih menarik, memiliki

fitur yang dapat menghubungi penjual langsung, dan memudahkan untuk

mengaksesnya.

Menurut informan pada penelitian tersebut bagiamana memiliki trust pada

penjualan online terutama melalui Instagram adalah dengan melihat testimoni dari
15
Lingga Detia Ananda, 2017, Dinamika Trust pada Pemasaran Online di Media Sosial, Jurnal Ilmu
Komunikasi Indonesia, Volume 5, Nomor 1.
16

pembeli yang lain terhadap penjual tersebut. Sehingga calon pembeli dapat menilai

terlebih dahulu terhadap penjual sebelum membelinya. Kemudian pembeli juga

dalam memeriksa toko penjual via online dengan menanyakan pada teman-teman

yang mengetahui mengenai barang yang di jual pada toko onlline tersebut. Dan juga

melihat dari jumlah followers dan followed pada akun Instagram toko online tersebut.

Bagi informan, dari rekomendasi melalui teman dan melihat testimoni pembeli lain

memiliki pengaruh besar pada trust calon pembeli. Jika mendapatkan kepuasan pada

pembelian pada toko omline tersebut maka memiliki peluang bahwa pembeli akan

membeli pada toko tersebut.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa penelitian tersebut memiliki kesamaan pada

objek penelitian pada penggunaan Instagram, namun yang membedakan adalah

kajian yang dibahas pada studi kasus. Dalam penelitian tersebut membahas mengenai

pemasaran online yang dilakukan melalui Instagram serta landasan teori yang

digunakan.

Keempat, jurnal ilmiah selanjutnya yang ditulis oleh Lenny Setyowati B dari

Universitas Diponegoro. 16 Dalam penelitiannya menjelaskan mengenai bagaimana

aktualisasi diri pada generasi Y dalam penggunaan media sosial yakni di Instagram.

Penelitiannya menggunakan metode kualitatif dan menggunakan teori dramaturgi

untuk mengeksplorasi representasi diri generasi Y di Instagram.

16
Lenny Setyowati B, 2017, Aktualisasi Diri Generasi Y Di Instagram, 2017, INTERAKSI, Vol. 6, No.
1.
17

Penelitian ini menjelaskan yang termasuk dalam generasi Y adalah mereka

yang lahir diantara tahun 1980 hingga tahun 2000. Pada penelitiannya bahwa

generasi Y menemukan media sosial sebagai tempat untuk mengekspresikan dan

pengakuan diri melalui dunia maya dengan mengunggah pada akun media sosial

pribadi mereka baik berupa gambar maupun video. Peneliti dalam penelitiannya telah

mewawancarai lima informan yang terkait dengan bahasan yang akan dikaji.

Hasil dari penelitiannnya peneliti menyimpulkan bahwa generasi Y

mengaktualisasi diri mereka secara positif di Instagram. Representasi dilakukan

melalui beberapa kegiatan seperi : mengunggah gambar profi atraktif, mengunggah

gambar mengenai aktifitasnya, menulis status Instagram untuk membangun

aktualisasi diri agar mendapat kesan yang baik oleh para pengikutnya. Serta peneliti

juga mengungkapkan bahwa aktifitas yang dilakukan oleh generasi Y mencerminkan

teori Dramaturgi yang mana para informan berlomba-lomba untuk mendapatkan

kesan yang baik dengan menampilkan sisi terbaiknya untuk pengikut mereka.

Kelima, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Ainun Rahmawati dan Yuni
17
Nurhamida dari Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penelitiannya

membahas bagaimana dukungan sosial yang didapat seseorang oleh teman virtual

melalui dunia maya. Tujuan dari penelitiannya tersebut untuk menggambarkan

dukungan sosial teman virtual melalui media sosial yakni Instagram. Metode yang

17
Ainun Rahmawati & Yuni Nurhamida, 2018, Dukungan Sosial Teman Virtual Melalui Media
Instagram Pada Remaja Akhir, Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 6, No. 1.
18

digunakan oleh peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subjek

penelitian berjumlah 428 Mahasiswa dan metode pengambilan data purposive

sampling.

Dari hasil penelitiannya bahwa bentuk dukungan sosial teman virtual melalui

Instagram sama seperti mendapatkan dukungan sosial dari teman secara interpersonal.

Bentuk dukungannya yang didapat oleh responden adalah seperti ketika mencarikan

donor darah, mengadakan oenggalangan dana serta menyebar luaskan mengenai

kehilangan sesuatu. Selain itu dalam kepekaan mengenai keadaan responden seperti

terkait perasaan yang dialami, justru teman virtual cepat menyadari keadaan para

responden dalam penelitiannya dengan menanyakan keadaannya dengan jumlah


18
66.8%. Hal ini dikarenakan para responden membagikan perasaan yang mereka

alami di akun pribadi Instagram mereka. Sehingga siapa pun mengetahui bagaimana

keadaannya. Berbeda dengan dunia nyata, yang mana para responden memilih

terlebih dahulu siapa yang ingin menjadi pendengar untuk menceritakan perasaan

yang mereka alami.

Keenam, jurnal yang dituliskan oleh Hildawati dari Universitas


19
Hasanuddin. Dalam penelitiannya membahas mengenai bagaimana haters

mengekspresikan kebenciannya pada akunnya di Instagram dan bagaimana pemiliki

akun mendapatkan uang dari ujaran kebencian dan juga menaikkan jumlah followers.
18
Ibid.
19
Hildawati, 2018, Haters di Instagram : Antara Meluapkan Kebencian dan Memperoleh Keuntungan,
Jurnal Etnografi Indonesia, Vo. 3 , Edisi 1.
19

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan

data melalui wawancara dan observasi. Studi kasus pada penelitian pada akun

Instagram milik dua artis Indonesia yakni Ayu Ting-ting dan Mulan Jameela. Subjek

penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah para haters yang meluapkan

kebencian pada kedua akun Instagram artis tersebut.

Hasil temuan pada penelitian bahwa haters memiliki akun khusus untuk para

haters kedua artis tersebut. Menurut informan, alasan mengapa membuat sebuah akun

khusus para haters adalah karena ketidaksukaan mereka pada kedua artis tersebut

terutama masalah personal atau kehidupan sang artis. Bagi informan, suatu hal yang

wajar jika kedua artis tersebut mendapatkan haters yang banyak akibat perilaku

kedua artis. Para informan juga menambahkan bahwa biasanya mereka meluapkan

kebenciannya tersebut pada akun Instagram kedua artis tersebut langsung. Seperti

memberikan komentar yang cenderung negatif salah satunya menghina sang artis.

Selain itu juga kerap mengunggah ulang foto dari akun Instagram sang artis ke akun

haters nya.

Selain itu, hal yang lain ditemukan dalam penelitian adalah dengan membuat

akun kumpulan para haters sang artis menguntungkan secara ekonomi bagi mereka.

Seperti diantaranya mendapat tawaran untuk mempromosikan sebuah produk pada

akun haters tersebut. Sehingga bukan saja untuk meluapkan atau mengekspresikan

kebencian mereka melainkan juga mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Dan

akun tersebut juga berupaya untuk selalu memiliki peningkatan dalam jumlah
20

followers dengan cara selalu berusaha untuk mendapatkan informasi terbaru seputar

kedua artis tersebut lalu diunggah ke akun, dan biasanya mereka mengatur kapan

akan diunggah ke akun Instagram agar tidak terkesan “menyampah” pada kiriman di

Instagram sehingga membuat orang untuk terus menikmati tanpa merasa bosan.

Persamaan yang dimiliki pada penelitian tersebut adalah pada fokus penelitian

mengenai penggunaan media sosial Instagram, namun yang membedakan pada

penelitian tersebut adalah studi kasus yang diangkat dan subjek penelitian uang

ditetapkan berbeda serta landasan teori yang digunakan.

Ketujuh, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Nuritia Ramadhani dan Riza

Darma Putra dari Universitas Pancasila. 20 Dalam penelitian mereka membahas

bagaimana komik pada saat ini telah hadir dikemas melalui media sosial dengan

menyampaikan sebuah pesan yang salah satunya adalah dalam bentuk kritikan.

Dalam kemajuan di dunia digital ini, banyak variasi yang dilakukan oleh masyarakat

dalam menyampaikan sebuah pesan dan kritik seperti pada penelitian yang dilakukan

Nuritia dan riza. Penelitan ini pun bertujuan untuk mengetahui komik strip sebagai

media kritik sosial. Penelitiannya pun menggunakan paradigma kritis dengan

pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teori yang digunakan yakni

Ruang Publik milik Habermas. Untuk unit analisisnya terdapat lima orang komikus

yang tergabung dalam komunitas @Komikin_Ajah di media sosial Instagram. Teknik

20
Nuritia Ramadhani & Riza Darma Putra, 2017, Komik Strip Sebagai Media Kritik Sosial : Studi
Pada Akun Instagram @Komikin_ajah, Journal of Strategic Communication, Vol. 8, No. 1.
21

pengumpulan data dalam penelitiannya berupa studi pustaka, dokumentasi dan

wawancara semi-struktur.

Hasil dari temuan peneliti bahwa fenomena yang terjadi di antara masyarakat

sering tidak semuanya tersampaikan secara merata kepada khalayak melalui media

massa mainstream. Hal ini karena media massa kini sudah diatur oleh para penguasa

dari segi konten serta peraturan di dalamnya yang menyebabkan ruang publik

masyarakat menghilang serta adanya persaingan antara media massa oleh penguasa

untuk meperebutkan kekuasaan. Sehingga hal tersebut membuat masyarakat

“tercekik” dan berada di tengah-tengah serta membutuhkan sebuah ruang untuk

“bernafas” di dalamnya.

Hal tersebut memunculkan komunitas @Komikin_Ajah untuk menyatukan

dan menjadikan wadah bagi kreator Indonesia untuk berkarya dan menyampaikan

pesan dan kritik. Karena media sosial salah satu yang digunakan sebagian ruang

publik seperti pada Instagram. Para kreator pun sering membuat sebuah gambar yang

berisikan kritikan dan keresahan yang mewakili masyarakat. Selain itu Komik Strip

juga digunakan sebagai senjata untuk melawan penguasa di tengah-tengah

pertarungan yang terjadi.


22

Kedelapan, terakhir jurnal yang dituliskan oleh Muhamad Bayu Cahya dan

Pinckey Triputra. 21 Studi ini membahas mengenai motif yang mempengaruhi

khalayak untuk berpartisipasi dalam internet meme yang beredar pada sosial media

path. Dalam penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif melalui survey.

Responden yang diteliti yaitu mahasiswa dan mahasiswi departemen Pascasarjana

Komunikasi angkatan 2014 dan 2015 FISIP Universitas Indonesia yang memiliki

akun media sosial Path dengan total 138 mahasiswa/mahasiswi, dari 138 total

populasi akan diambil sebanyak 102 responden sesuai dengan margin of error 5%.

Dan hasil penelitian menyertakan 102 responden, dengan perincian sebanyak 71

orang berjenis kelamin perempuan atau 69.6% dan 31 orang atau 40% berjenis

kelamin laki-laki.

Persamaan dalam penelitian ini adalah memiliki kesamaan pada studi kasus

mengenai penggunaan media sosial pada mahasiswa. Yang membedakan dalam

penelitian ini dengan peneliti adalah platforms yang diambil serta pendeketan

penelitian yang dilakukan berbeda, dalam jurnal ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan pengumpulan data melalui survey.

21
Muhamad Bayu & Pinckey Triputra, 2016, Motif-motif yang mempengaruhi Participatory Culture
Internet Meme : Studi pada Khalayak Media Sosial Path di Kalangan Mahasiswa, Jurnal Komunikasi
Indonesia, Vol. V. No. 1.
23

Gambar 1.2
Analisis Regresi Linier Ganda

Sumber : ringkasan peneliti dalam jurnal

Dalam penelitian tersebut, berdasar analisis regresi linier ganda bahwa

pengaruh terhadap variabel partisipasi internet meme adalah variabel entertainment.

Maka dari itu bahwa khalayak ikut berpartisipasi dalam internet meme pada media

sosial Path karena memiliki alasan atau didorong alasan untuk mendapatkan hiburan.

Motif kedua adalah self-expression yaitu khalayak berpartisipasi dalam internet meme

pada media sosial Path karena didorong keinginan untuk mengekspresikan apa yang

di dalam pikiran dan perasaannya.


24

Tabel 1.1

Penelitian Sejenis

No. Sumber Metodologi Penelitian Teori Persamaan Perbedaan

1. Rizky Wiradini dan Pendekatan Kualitatif Representasi. Fokus penelitian Teori yang
Erianjoni. 2019. Deskriptif. dan subjek digunakan.
Representasi Kelas penelitian.
Sosial Mahasiswa
Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas
Baiturrahmah
Padang Melalui
Instagram. Jurnal
Perspektif. Volume
2. No.2.
2. Nursalam & Pendekatan Kualitatif Konstruksi Fokus Teori yang
Jamaluddin Arifin. sosial digunakan.
Deskriptif. Penelitian,
2016. Konstruksi menurut L.
Metodologi
Sosial Media Berger dan
Komunikasi Thomas Penelitian, dan
Instagram Terhadap Luckmann.
subjek
Pola Pikir Perilaku
penelitian yang
Mahasiswa
Penddikan Sosiologi. ditetapkan.
Jurnal Equilibrium
Pendidikan
Sosiologi. Volume 5.
25

Nomor 2. ISSN-e :
2477-0221.
3. Lingga Detia Pendekatan Kualitatif. Trust. Fokus Penelitian Teori yang
Ananda. 2017. dan Metodologi digunakan dan
Dinamika Trust Penelitian. subjek
pada Pemasaran penelitian yang
Online di Media ditetapkan.
Sosia. Jurnal
Komunikasi
Indonesia. Volume
5. Nomor 1. ISSN :
2301-9816 .
4. Lenny Setyowati B. Pendekatan Kualitatif. Teori Metodologi Teori yang
2017. Aktualisasi Dramaturgi. Penelitian dan
digunakan.
Diri Generasi Y Di Fokus Penelitian
Instagram. 2017. serta subjek
INTERAKSI. penelitian yang
Volume 6. Nomor 1. diambil masih
E-ISSN : 2548-4907. termasuk
memiliki
kesamaan
dengan penliti.
5. Ainun Rahmawati & Pendekatan Kuantitatif. Konsep Fokus penelitian Metodologi
Yuni Nurhamida. Media Sosial yang dipilih dan
Penelitian, dan
2018. Dukungan dan Konsep subjek
konsep yang
Sosial Teman Virtual Remaja penelitiannya
Melalui Media Akhir. adalah digunakan.
Instagram Pada mahasiswa.
26

Remaja Akhir. Jurnal


Ilmiah Psikologi
Terapan. Volume 6.
Nomor 1. E-ISSN:
2540-8291.
6. Hildawati. 2018. Pendekatan Kualitatif Konsep Metodologi Subjek
Penelitian dan Penelitian dan
Haters di Instagram Haters
Objek Teori yang
: Antara Meluapkan
Penelitian. digunakan.
Kebencian dan

Memeroleh

Keuntungan. 2018.

Jurnal Etnografi

Indonesia. Volume

3. Edisi 1. ISSN:

2527-9313

7. Nuritia Ramadhani Pendekatan Kualitatif Teori Ruang Fokus penelitian Subjek


& Riza Darma Putra. Publik. yakni media Penelitian dan
2017 Komik Strip sosial Instagram teori yang
Sebagai Media dan pendekatan digunakan.
Kritik Sosial : Studi yang digunakan
Pada Akun dalam
Instagram penelitian.
@Komikin_ajah.
Journal of Strategic
Communication.
27

Universitas
Pancasila. Volume 8.
Nomor 1. E-ISSN :
2686-1992.
8. Muhamad Bayu & Pendeketan Kuantitatif Paradigma Studi kasus yang Pendekatan
Pinckey Triputra. Eksplanatif Positivistik diangkat masih yang dilakukan
2016. Motif-motif satu bahasan dan platforms
yang mempengaruhi mengenai yang diambil
Participatory penggunaan untuk menjadi
Culture Internet media sosial objek
Meme. Jurnal penelitian.
Komunikasi
Indonesia. Vol.5,
No. 1. ISSN : 2301-
9816

1.6 Kerangka Konseptual

1.6.1 Konsep Instagram

Definisi Instagram yang dikutip dari jurnal “Instagram Di Kalangan

Mahasiswa FIB UHO (Studi Tentang Pemaknaannya Di Dunia Akademik)”

merupakan aplikasi media sosial yang sangat populer di kalangan pengguna

telepon pintar atau smartphone. 22 Nama Instagram diambil dari kata yang

asalnya “instan” dan “gram” dari kata “telegram”, produk media sosial ini dibuat

22
Fikri Pratiwi dan La Janu, 2018, Instagram Di Kalangan Mahasiswa FIB UHO (Studi Tentang
Pemaknaannya Di Dunia Akademik), ETNOREFLIKA, Vol. 7, No. 3, hlm 222-229.
28

sengaja bertujuan untuk para penggunanya memanfaatkan secara penuh untuk

mengunggah konten-konten yang bermuatan visual seperti gambar dan video

dengan disediakan kapasitas karakter dalam menulis yang terbatas. Dan melalui

Instagram, seseorang dapat memperoleh penilaian dari orang lain mengenai

dirinya dengan mengunggah gambar, maupun video pada akun Instagram

pribadi. Sehingga banyak para pengguna media sosial ini cenderung sengaja

untuk menata dirinya sendiri agar mendapatkan penilaian dari orang lain.

Kehadiran produk media sosial ini dapat dikatakan telah memberi banyak

fungsi selain sekadar mengirimkan sebuah gambar dan video di dalamnya. Tetapi

pengguna mampu memanfaatkan sebagai wadah untuk mencerminkan dirinya

sebagai diri yang terdidik dengan menampilkan gambar dan video dengan

memberikan kutipan yang dapat membangun dan menginspirasi orang banyak.

Jadi Instagram tidak hanya untuk pengguna sebagai ajang untuk pamer

kepunyaan dalam materi namun juga dapat membangun semangat dan

memberikan hal positif kepada pengikut di akun Instagram pribadi.

Perkembangan dari media sosial Instagram smpai saat ini memang telah

menjadi bagian penting bagi pergaulan kekinian di kalangan mahasiswa salah

satunya. Mahasiswa masa kini identik dengan penggunaan smartphone mereka

yang penggunaannya dapat dilakukan selama 24 jam penuh dala sehari, yang

artinya mereka tidak bisa lepas dari telepon pintar tersebut. tambahnya setiap
29

orang dimanapun dan kapanpun mengabadikan suatu hal baik berupa gambar dan

video pada akun Instagram pribadi miliknya sebagai ajang eksistensi diri.23

1.6.2 Konsep Mahasiswa

Mahasiswa yang dikutip dari jurnal tentang “Peran Time Management

Terhadap Perilaku Dan Persepsi Mahasiswa Dalam Organisasi” adalah salah

satu komponen yang penting guna menunjang kemajuan bangsa dan negara. Oleh

karena itu mahasiswa diharapkan dapat menerapkan segala ilmu yang mereka

dapatkan untuk masyarakat. Selain itu mahasiswa dianggap mampu menyatukan

serta menyampaikan buah pemikirannya dan hati nurani demi memajukan

bangsanya. Sehingga seorang mahasiswa harus dapat berjuang melalui berbagai

tantangan yang mereka hadapi demi mencapai gelar sarjana agar dapat segera

turut andil dalam membangun negaranya. Perjuangan tersebut pun dimulai sejak

semester awal hingga semester akhir. Seperti mengikuti kegiatan perkuliahan,

menyusun makalah, tugas-tugas laporan, melakukan pengembangan dan

pemberdayaan kepada masyarakat maupun melakukan pratikum di laboratorium.

Semua hal tersebut dilakukan oleh mahasiswa.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan sebelumnya dalam jurnal tentang

“Motif dan Kepuasan Pengguna Instagram di Komunitas Instameet Indonesia”

23
Elva Ronaning R & Sarmmiati, 2019, Perubahan Sosial Budaya Akibat Media Instagram Bagi
Kalangan Mahasiswi Di Kota Padang, Jurnal Antropologi : Isu-Isu Sosial Budaya, Vol. 21, No. 02.
30

24
bahwa motif tertinggi pengguna Instagram adalah mencari informasi .

Seringkali mahasiswa dalam menggunakan media sosial Instagram digunakan

sebagai tempat untuk menyebarkan dan berbagi informasi. Dan seringkali juga

berinteraksi dengan orang banyak untuk mengenal lebih dekat dengan sesama

pengguna melalui membagikan unggahan berupa gambar maupun video melalui

akun pribadi mereka. Sementara kepuasan pengguna Instagram didomnasi pada

kepuasan untuk relaksasi dan berkomunikasi. Dalam penelitian tersebut

Instagram mampu memenuhi keinginan penggunanya dalam melepaskan stres

serta mampu membuat penggunanya untuk berkomunikasi tentunya.

1.6.3 Teori Tindakan Sosial

Menurut Max Weber dalam Kamanto yang berjudul “Pengantar Sosiologi”

tentang tindakan sosial, suatu tindakan ialah perilaku manusia yang mempunyai

makna subjektif bagi pelakunya.25 Suatu tindakan hanya dapat dikatakan sebagai

tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan

perilaku orang lain, dan berorientasi pada perilaku orang lain. Menyanyi di

kamar mandi untuk menghibur diri, tidak dapat dianggap sebagai tindakan sosial.

Namun jika menyanyi di kamar mandi dengan maksud menarik perhatian orang

lain memang merupakan tindakan sosial. Kasus lainnya, bunuh diri yang terjadi

24
Eureka Intan Innova, 2016, Motif dan Kepuasan Pengguna Instagram di Komunitas Instameet
Indonesia, Jurnal E-Komunikasi, Vol. 4, No. 1.
25
Kamanto Sunarto, 2000, Pengantar Sosiologi (Edisi Kedua), (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia), hlm 14-15.
31

karena tidak dapat lagi menahan penderitaan yang disebabkan suatu penyakit

menahun atau gangguan jiwa bukan tindakan sosial. Tapi akan dikatakan

tindakan sosial jika bunuh diri untuk menghukum suami suami yang

menyeleweng atau karena terdorong rasa malu setelah melakukan kesalahan

merupakan tindakan sosial.

Dalam melakukan penafsiran bermakna yang hendak memahami makna

subjektif suatu tindakan sosial, Weber mencoba melalui metode verstehen

(pemahaman interpretatif) suatu proses di mana sosiolog mencoba untuk

mendapatkan akses ke makna tindakan bagi aktor. Karena sosiologi bertujuan

memahami (verstehen) mengapa tindakan sosial mempunyai arah dan akibat

tertentu. Pemahaman (verstehen) digunakan oleh Weber untuk memahami

makna tindakan seseorang, berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak

hanya sekadar melaksanakannya tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan

berpikir dan perilaku orang lain . Dan dalam buku Tony Bilton, dkk yang

berjudul “Max Weber From History to Modernity” makna tindakan aktor ini

dilihat oleh Weber sebagai motifnya.26 Sehingga dalam pemahaman (verstehen)

lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai.

Makna tindakan untuk aktor ini dilihat oleh Weber sebagai motif yang ada

dalam pikiran mereka, dan motif ini adalah 'penyebab' dari tindakan tersebut.

26
Tony Bilton, dkk, 1992, Max Weber From History to Modernity, (London : MACCMILLAN), hlm
46-47.
32

Oleh karena itu dalam memahami motif dan tujuan dari para aktor, Weber

mengklasifikasikan empat jenis motif :

1. Tindakan Tradisional, merupakan tindakan yang diulang secara teratur

menjadi kebiasaan, tidak menjadi persoalan kebenaran dan

keberadaannya. Tindakan ini adalah tindakan warisan yang diturunkan

dari generasi ke generasi. Contohnya seperti tindakan orang Jawa yang

mana selalu mendahulukan yang lebih tua.

2. Tindakan Afektif, tindakan ini didasarkan pada sentiment atau emosi

yang dimiliki seseorang. Contoh dalam kehidupan sehari-hari dapat

dimisalkan dengan orang yang jatuh cinta akan merasa nyaman jika

sang kekasih di sampingnya. Namun hal ini akan berbeda bilamana yang

sedang tergejolak diantara mereka atau biasa dikenal dengan bertengkar.

3. Rasionalitas Nilai, tindakan semacam ini terkait dengan komitmen yang

dilakukan dengan penuh kesadaran berikut tak lepas dari nila-nilai

agama, hukum, dan bentuk nilai lainnya. contohnya seperti hal yang

biasa dilakukan oleh orang muslim dalam menjalankan ibadahnya.

Seorang muslim menganggap bahwa sholat adalah hal yang harus

dilakukan jika dengan sengaja meninggalkannya maka akan

nmemperoleh dosa.
33

4. Rasionalitas Instrumental, tindakan yang pada dasarnya dilakukan

mengingat eksisnya kepentingan maupun tujuan tertentu. Jadi, tindakan

yang dilakukan oleh seseorang didasarkan pada pertimbangan dan

pilihan yang secara sadar dipilih untuk mencapai sebuah tujuan.

Contohnya orang Indonesia kebanyakan memiliki jalan pintas agar

mencapai tujuan dengan waktu yang singkat. Hal ini menggambarkan

bahwa mereka beranggapan bahwa tindakan yang mereka lakukan

adalah tindakan efektif dan efesien untuk mencapai tujuan.

Pada pembagian empat jenis motif tersebut oleh Webennnr,

memberitahukan kita mengenai suatu sifat aktor itu sendiri, jadi dalam satu

tindakan yang dilakukan oleh setiap individu maupun kelompok terdapat

orientasi atau motif dan tujuan yang berbeda-beda.

1.7 Hubungan Antar Konsep

Skema 1.1
Kerangka Konseptual
34

Sumber : Hasil Interpretasi Peneliti (2020)

1.8 Metodologi Penelitian

1.8.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sebuah konsep

besar yang meliputi beberapa bentuk penyelidikan yang membantu dalam

memahami dan menjelaskan makna fenomena sosial yang alami dengan tanpa

dilakukan sebuah perlakuan. Menurut Neuman penelitian kualitatif mengukur

saat dalam tahap pengumpulan data, dalam melihat waktu. Untuk melibatkan

data itu sendiri pada studi kualitatif, data terkadang datang dalam bentuk angka,

serta yang lebih sering seperti data ditulis atau diucapkan kata-kata, tindakan,

suara, simbol, objek fisik, atau gambar visual (mis., peta, foto, video).27

Kemudian bagaimana kita menghubungkan konsep dengan data dalam

penelitian kualitatif, peneliti juga merefleksikan konsep sebelum mengumpulkan

data. 28 Namun, banyak konsep yang peneliti gunakan dikembangkan dan

disempurnakan selama atau setelah proses pengumpulan data. Peneliti menguji

ulang dan merefleksikan data dan konsep secara bersamaan dan interaktif. Saat

peneliti mengumpulkan data, peneliti secara bersamaan merenungkannya dan

menghasilkan ide-ide baru. Ide-ide baru memberikan arahan dan menyarankan

27
W. Lawrence Neuman, 2014, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches
(Seventh Edition),(England : Perason Education), hlm 204-205.
28
Ibid
35

cara-cara baru untuk mengukur. Pada gilirannya, cara-cara baru untuk mengukur

bentuk bagaimana peneliti akan mengumpulkan data tambahan. Singkatnya,

peneliti menjembatani gagasan dengan data dalam proses interaktif yang

berkelanjutan.

1.8.2 Subjek Penelitian

Pada penelitian kualitatif, menurut Moleong bahwa subjek penelitian

sebagai informan yang merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitiaan. 29 Dalam penelitian ini,

penulis menentukan subjek penelitian yang dituju yakni mahasiswa pengguna

Instagram. Penulis menetapkan jumlah informan yang terdiri dari sembilan

mahasiswa yang tentunya pengguna Instagram yang tersebar di Jakarta baik

perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Dalam penetapan yang

dilakukan oleh penulis berdasarkan ketersediaan mahasiswa tersebut menjadi

informan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan menghubungi

setiap informan melalui media sosial Instagram pada followers atau pengikut

akun pribadi penulis. Selain itu penulis juga memperhatikan tindakan-tindakan

yang mereka lakukan selama menggunakan Instagram melalui akun pribadi

penulis. Diantaranya yang memungkinkan terdapat tindakan sosial yang

dilakukan oleh informan dalam menggunakan Instagram. tambahnya, penulis

29
Lexy J. Moleong. 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakary), hlm. 4.
36

juga akan mewawancari seseorang yang dianggap sebagai tokoh yang mana

memiliki profesi yang sesuai dengan tema penelitian yang diangkat. Penjabaran

terkait informan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2
Karakteristik Subjek Penelitian

Sumber : Data penulis (2020)

1.8.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis mengangkat tema penelitian mengenai penggunaan media sosial

Instagram, oleh karena itu dalam penelitiannya yang dibutuhkan oleh penulis

dengan mewawancarai setiap informan yang menyangkut tema tersebut. sehingga

dalam hal ini lokasi penelitian ditentukan dengan situasi dan kondisi sesuai
37

kesepakatan pertemuan antara informan dengan penulis untuk melakukan

wawancara. Sehingga tidak menentu di satu tempat saja. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan November 2019 hingga April 2020.

1.8.4 Peran Peneliti

Peran peneliti sebagai pelaku yang terlibat dalam penelitian ini. peneliti

berusaha untuk mencari informasi dan mengumpulkan data melalui wawancara

yang dilakukan serta penulis berusaha mencari tahu bagaimana tindakan sosial

yang terdapat pada 9 mahasiswa di Jakarta melalui pemahaman makna tindakan-

tindakan yang dilakukan dalam menggunakan Instagram oleh 9 Mahasiswa di

Jakarta. Serta peneliti berperan sebagai instrumen sekaligus pelaksana,

perencana, pengumpul data, analisis, penafsir data dan pelapor penelitian.

1.8.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan : Berkaitan dengan penelitian mengenai penggunaan media

sosial Instagram pada mahasiswa. Maka penulis menggunakan metode

pengamatan yang dilakukan dengan mengamati tindakan yang dilakukan selama

menggunakan media sosial Instagram pada setiap akun pribadi oleh 9 mahasiswa

di Jakarta. Pengamatan yang dilakukan bermaksud guna memperoleh informasi

yang lebih banyak.


38

b. Wawancara : Penulis melakukan wawancara mendalam dengan

memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan topik penelitian yang penulis

angkat. Penulis melakukan wawancara secara langsung tatap muka dengan para

informan. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data-data yang diperlukan oleh

peneliti. Dan wawancara dilakukan mengacu pada pedoman wawancara yang

telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. selain itu wawancara yang

dilakukan juga melalui perantara alat komunikasi mengingat situasi sekarang

yang sedang tidak mendukung akibat virus covid-19.

c. Dokumentasi dan Studi Kepustakaan: Dokumentasi merupakan

kumpulan dokumen yang berisi catatan, foto-foto, dan arsip-arsip yang

berhubungan dengan suatu peristiwa. Hasil dari dokumentasi dapat dikategorikan

sebagai data sekunder. Dokumentasi digunakan untuk menggambarkan secara

jelas peristiwa yang berusaha dibahas oleh peneliti dalam penelitian.

1.8.6 Keterbatasan Penelitian

Selama melakukan penelitian, peneliti memiliki beberapa kendala yang

menjadi keterbatasan penelitian. Pertama, jarak wilayah yang ditempuh oleh

peneliti untuk bertemu langsung dengan para informan dalam melakukan

wawancara mendalam. Peneliti berkunjung berbeda tempat setiap bertemu

dengan para informan yang terkait dengan penelitian. Kedua, menyesuaikan

jadwal atau waktu dengan informan. Karena informan merupakan seorang


39

mahasiswa, maka terkadang tidak ada kesesuaian dalam pertemuan antara

informan dengan peneliti. Ketiga, peneliti memiliki kendala pada menyusun

waktu dengan baik untuk menulis penelitiannya.

1.8.7 Triangulasi Data

Peneliti membandingkan informasi yang didapatkan dari informan melalui

wawancara mendalam dengan temuan kegiatan para informan lakukan di akun

Instagram mereka. Hal ini dilakukan guna menyeimbangkan dan menyelaraskan

antara hasil wawancara dari informan dengan hasil pengamatan pada hal-hal

yang dilakukan oleh informan dalam akun Instagram miliknya. Selain itu peneliti

juga membandingkan dengan informasi dari informan satu dengan informan

lainnya. agar dalam pengolahan data menjadi maksimal. Serta melakukan

wawancara dengan seorang anggtoa dari BAKTI KOMINFO (Badan

Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementrian Komunikasi dan

Informatika) yang menjabat pada divisi Project Management Unit Leased

Capacity.

1.9 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan pada skripsi ini terdiri dari lima bab yang

diantaranya adalah satu bab pendahuluan, dua bab uraian empiris, satu bab analisis,

dan satu bab merupakan kesimpulan. Adapun sistematika penelitian penelitian ini

adalah sebagai berikut :


40

BAB I PENDAHULUAN, Pada bab ini berisi tentang latar belakang terdapat

beberapa subab diantaranya yang berisikan uraian Latar Belakang Penelitian,

Permasalahan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Penelitian

Sejenis, Kerangka Konseptual (Konsep Instagram, Konsep Mahasiswa, dan Teori

Tindakan Sosial menurut Max Weber)p, Metodologi Penelitian (Pendekatan dan

Metode Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Subyek Penelitian, Peran Penelitian,

Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Keterbatasan Penelitian,

Triangulasi Data) dan Sistematika Penulisan.

BAB II MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM KEHIDUPAN

PENGGUNA, bab ini berisi Pengantar, Perkembangan Media Sosial Instagram Di

Indonesia, Profil Informan dan Penutup.

BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM PADA 9

MAHASISWA DI JAKARTA, bab ini berisi Pengantar, Awal menggunakan

Instagram pada 9 Mahasiswa di Jakarta, Hal-hal yang diunggah pada 9 Mahasiswa di

Jakarta dalam akun Instagram, Dampak sosial yang dirasakan pada 9 Mahasiswa di

Jakarta, dan Penutup.

BAB IV ANALISIS TINDAKAN SOSIAL INDIVIU PADA 9

MAHASISWA DI JAKARTA DALAM MENGGUNAKAN INSTAGRAM

MENURUT MAX WEBER, bab ini membahas Pengantar, Makna tindakan sosial

individu pada 9 Mahasiswa di Jakarta dalam menggunakan Instagram menurut Max


41

Weber, Refleksi Sosiologis dan pelajaran dari penggunaan Instagram pada 9

Mahasiswa di Jakarta, dan Penutup.

BAB V PENUTUP, bab ini berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian yang

telah dilakukan, serta saran yang diberikan oleh penulis untuk berbagai pihak.

Anda mungkin juga menyukai