PENDAHULUAN
Kemunculan media sosial sebagai salah satu bukti kemajuan dalam ilmu
masyarakat. Bagi penggunanya, media sosial meruapakan salah satu bagian dalam
kehidupan mereka. Menurut Carr dan Hayes mengenai Media sosial Media sosial
dalam jurnalnya yang berjudul “Social Media: Defining, Developing and Divining,
Atlantic” bahwa media yang berbasis internet ini memungkinkan penggunanya untuk
berinteraksi dan menampilkan dirinya yang dapat dilakukan secara tidak langsung
dengan jangkauan yang luas yang tidak kenal ruang dan waktu. 1 Oleh karena itu
dapat ditemukan pengguna media sosial yang tersebar di seluruh dunia. Selain itu
menurut P.N Howard dan M.R Parks dalam jurnalnya bahwa media sosial terdiri
dari tiga bagian, yaitu : Infrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk
memproduksi dan mendistribusikan isi media. Isi media juga dapat berupa pesan-
pesan pribadi, berita, gagasan, dan produk budaya berbentuk digital. Kemudian yang
1
Caleb T Carr & Hayes Rebecca A, 2015, Social Media: Defining, Developing and Divining, Atlantic
Journal of Communication, Vol. 23, No.1, hlm 46-65.
1
2
memproduksi dan mengonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu,
Masyarakat pada saat hadirnya media sosial yang terdahulu, media sosial yang sangat
3
dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah Facebook. Masyarakat mulai
hubungan antar sesama pengguna media sosial. Hal ini didukung dengan terdapat
pembaharuan juga pada alat komunikasi yang mana adanya telepon genggam yang
menghubungkan dengan jaringan internet maka kita sudah dapat mengakses media
karena itu jumlah pengguna media sosial di Indonesia semakin meningkat hingga
sampai saat ini. Berikut data mengenai pengguna yang aktif bermedia sosial di
Indonesia :
2
P.N Howard dan M.R Parks, 2012, American Behavioural Scientist, Vol. 45 , No.3, hlm 383-404
3
Indrianti Azhar dkk, 2018, Interaksi Virtual Remaja di Media Sosial, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.
6, No. 1.
3
Gambar 1.1
Data Tren Internet dan Media Sosial di Indonesia
Sumber : Hootsuite melalui andi.link hootsuite we are social indonesian digital report 2019
(diakses 18 Agustus 2019 Pukul 21:03 WIB)
Dapat dilihat berdasarkan gambar diatas (Gambar 1.1) bahwa pengguna aktif
media sosial di Indonesia mencapai 150 juta orang atau 56%. 4 Survey tersebut
dilakukan pada tahun 2019 dengan total populasi mencapai 268,2 juta penduduk
Indonesia oleh Hootsuite yakni sebuah situs layanan manajemen konten.5 Dari data
sosial yang berarti mereka melek terhadap penggunaan media sosial khususnya bagi
mereka yang mengakses media sosial melalui telepon pintar atau smartphone. Selain
itu mengingat tarif layanan internet di Indonesia termasuk murah dibandingkan dari
negara lain.
4
Andi Dwi R, 2019, Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2019, (diakses melalui
https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2019/).
5
Ibid.
4
mereka dengan meluncurkan beraneka ragam produk media sosial yang dapat kita
jumpai saat ini, diantaranya: Pertama, Youtube yakni media sosial yang sedang
banyak diminati oleh masyarakat karena dianggap produk media sosial ini dapat
atau profesi dan mendapatkan sebuah popularitas. Produk media sosial ini
telepon seluler. Pengguna dapat mengirimkan sebuah pesan seperti kegunaan SMS
(Short Messages Service) namun yang membedakan pada media sosial ini pengguna
terkena biaya tarif melalui internet yang dipasang. Selain itu dikutip dari jurnal
Akademik Mahasiswa” produk media sosial ini termasuk efektif karena pengguna
cukup melakukan verifikasi terhadap nomor telepon yang masih aktif. Produk media
sosial ini pun sebagai salah satu media yang banyak dipilih oleh masyarakat luas
untuk mengirimkan sebuah pesan.7 Ketiga, Facebook yakni produk media sosial yang
paling dikenal oleh masyarakat luas. Media sosial ini selain sebagai tempat untuk
6
Ainul Dian L, dkk, 2019, Analisis Pelaksanaan Pengawasan Pengenaan Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan Youtubers Pada Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2018, Jurnal Reformasi Administrasi,
Volume 6, Nomor 2, pp. 144-162.
7
Zakirman & Rahayu Chici, 2018, Popularitas Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Dan Berbagi
Informasi Akademik Mahasiswa, Jurnal Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi, Vol. 10, No. 1, hlm
27-38.
5
Menulis Recount Text ” Facebook adalah media sosial yang tidak membatasi
yang mereka inginkan di akun media sosial ini. 8 Keempat, Instagram merupakan
media sosial yang menjadi gaya hidup masyarakat modern. Bagi penggunanya,
unggahan yang dibagikan ke akun pribadi mereka baik berupa gambar, video dan
Maka tidak heran jika media sosial yang satu ini banyak diminati oleh kalangan
muda. Karena fitur yang tersedia sangat mendukung bagi kalangan muda untuk
dan menambah jumlah followers pada akun mereka. 9 Dan Kelima adalah Line,
dikenakan berdasarkan data internet yang telah dipakai. Line sendiri juga sangat
sederhana dan memiliki banyak koleksi stiker di dalamnya sehingga Line pun banyak
Sementara itu masyarakat yang aktif menggunakan media sosial dalam jumlah
yang besar ini tanpa disadari bahwa aktifitas bermedia sosial memiliki dampak bagi
para penggunanya, baik secara positif maupun negatif. Adapun dampak-dampak yang
terjadi pada pengguna media sosial secara positif, antara lain : Pertama, efektifitas
dalam berkomunikasi bagi pengguna. Pada saat ini, masyarakat. Kedua, memberikan
edukasi bagi penggunanya sesuai bidang yang ditekuni dan diminati sehingga
pengguna media sosial memiliki wawasan yang luas. Ketiga, selain menambah
wawasan kepada para pengguna, juga media sosial memiliki dampak positif untuk
semua kalangan agar dapat meningkatkan literasi yang mana dapat memperbaiki
yang baru yang dapat memudahkan aktifitas masyarakat sebagai pengguna media
sosial dalam kehidupannya. Dan Kelima, dampak positif pada pengguna dapat
dihitung secara materi yang mana selain memuaskan diri dengan mendapatkan
perekonomian bagi pengguna yang terjun dalam bisnis online melalui media sosial.
10
Novia Fanny S, dkk, 2019, Evaluasi Pengalaman Pengguna Pada Aplikasi Mobile Messenger
Menggunakan Metode UX Curve (Studi Kasus pada Aplikasi Line dan WhatsApp), Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol. 3, No. 7, hlm 6526-6537.
7
diantaranya : Pertama, pengguna cenderung menjadi anti sosial. Hal ini disebabkan
pengguna lebih memilih berteman dengan virtual daripada teman di dunia nyatanya.
Beberapa diantara mereka beranggapan bahwa teman virtual lebih memiliki loyalitas
yang tinggi ketimbang teman di dunia nyata. Kedua, dapat merusak kesehatan otak
mengakses hal-hal yang berkonten pornografi melalui media sosial. Sementara pihak
namun tidak memberikan efek jera kepada pengguna yang mengonsumsi konten
peluang menjadi korban cyberbullying yang meliputi sebuah hujatan atau cibiran
yang dilontarkan oleh pengguna lainnya melalui media sosial. Pelaku cyberbullying
tidak memandang siapa baik ia dari kalangan selebritis maupun kalangan orang biasa.
Keempat, penyebaran berita palsu atau hoax yang bermunculan di media sosial.
Penyebaran berita palsu atau hoax tentu merugikan banyak orang, dapat
individu satu dengan individu lain, maupun antara kelompok satu dengan yang lain
hingga jatuh korban jiwa. Dan hal tersebut sering terjadi terutama saat pemilihan
informasi yang didapatkan karena berita saat ini yang tersebar di media sosial mudah
sosial pada pengguna media sosial. Menggunakan media sosial tanpa kenal waktu,
sosial. Hal tersebut membuat para pengguna tidak lepas dalam beraktifitas bermedia
sosial. Hingga ketika bertatap muka langsung dengan rekan-rekan pun banyak
tersebut hingga dampak dari kedua sisi yang dirasakan oleh pengguna media sosial.
Penulis dalam penelitian yang dilakukan ini memilih produk media sosial Instagram
sebagai objek penelitian yang untuk diteliti. Pengguna Instagram tertinggi pada usia
dari 18-24 tahun dengan mencapai 24 Juta pengguna atau 38.7 % pada bulan Februari
tahun 2019 yang melakukan survey oleh NapoleonCat salah satu perusahaan analisis
sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Fachri mengenai Motif Dan Pola
11
NapoleonCat, Instagram Users in Indonesia : February 2019, (diakses melalui :
https://napoleoncat.com/stats/instagram-users-in-indonesia/2019/02, pada 17 Juni 2020, Pukul 18:19
WIB)
12
Muhammad Fachri S & Irwan Syari T, 2018, Motif Dan Pola Penggunaan Media Sosial Instagram
Di Kalangan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi UNIMED, Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol. 2, No. 1.
9
yang tidak lepas karena fasilitas yang tersedia dalam Instagram. Serta mahasiswa
Sehingga dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti mahasiswa yang
pemahaman interpretatif atau verstehen yang diperkenalkan oleh Max Weber untuk
menafsirkan dan memahami makna subjektif dalam suatu tindakan yang dilakukan.
Instagram. Dan makna tindakan oleh mahasiswa dalam menggunakan instagram ini
dilihat sebagai motifnya yakni motif yang merupakan penyebab dari tindakan yang
dilakukan. Oleh karena itu studi kasus yang diambil oleh penulis adalah 9 mahasiswa
masyarakat serta memiliki waktu luang yang besar dalam menggunakan Instagram.
1. Hal apa saja yang diunggah pada 9 Mahasiswa di Jakarta pada akun
Instagram mereka ?
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
ilmiah pada kajian sosiologi. Tentunya menjadi referensi dan informasi pustaka untuk
dengan masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Bagian tinjauan pustaka sejenis ini berguna sebagai acuan peneliti dalam
melakukan penelitian ini. Peneliti mengkaji beberapa jurnal yang sesuai dengan
penelitian yang diambil. Tinjauan pustaka ini juga berguna untuk menghindari adanya
kesamaan penelitian atau plagiat penelitian. Selain itu, bagian ini juga dapat
diharapkan penelitian ini dapat menutupi kekurangan tersebut. tinjauan pustaka yang
digunakan ialah:
Pertama, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Rizky Wiradini dan Erianjoni dari
13
Universitas Negeri Padang. Dalam penelitiannya ingin melihat bagaimana
13
Rizky Wiradini & Eranjoni, 2019, Representasi Kelas Sosial Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Baiturrahmah Padang melalui Instagram, Jurnal Perspektif, Vol. 2, No. 2.
12
dengan tipe studi kasus dan teknik pemilihan informan dengan purposive sampling.
dengan anchoring, yakni dengan simbol-simbol dan peraturan yang ada dalam
masyarakat dan mengantarkan sebuah hal menjadi bermakna. Dan kelas sosial pun
juga dapat direpresentasikan serta tidak dapat terpisahkan dengan anchoring yang ada
dalam masyarakat.
tempat yang menghabiskan uang yang cukup banyak serta menampilkan barang
branded.
Instagram telah mengandung sebuah tanda atau simbol yang sudah diakui oleh
masyarakat sebagai wujud dari informan mengenai apa yang dipresentasikan. Jadi
sudah menjadi regulasi di lingkungan masyarakat. Lalu melalui feed pun juga dapat
akun Instagram memiliki tema pada feed mereka yang berbeda-beda. Ada yang
Fashion, Olahraga, Travelling, Kuliner dan lain-lain. Hal ini dikarenakan agar
Persamaan dalam penelitian tersebut yakni objek penelitian sang peneliti yaitu
juga memiliki perbedaan seperti pembahasan pada kasus tersebut diantaranya melihat
melalui representasi seseorang yag menuju pada kelas sosial seseorang melalui
penggunaan Instagram.
Kedua, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Nursalam & Jamaluddin Arifin dari
dasar penelitian studi kasus dan tipe penelitian deskriptif. Informan pada penelitian
ini dipilih dengan penentuan availability sampling. Serta teori yang digunakan adalah
14
Nursalam & Jamaluddin Arifin, 2016, Konstruksi Sosial Media Komunikasi Instagram Terhadap
Pola Pikir Perilaku Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi, Vol.
IV, No. 2.
14
dokumentasi bahwa hal yang mendorong perubahan pola pikir dan perilaku pada
berpakaian, gaya hidup dan perilaku konsumtif. Hal-hal tersebut digambarkan melalui
unggahan foto-foto mereka, selain itu juga bagi pengguna instagram menginginkan
reaksi dari teman-teman mereka dan saling memberikan komentar dan like dari
unggahan mereka. Karena Instagram bagi mereka sebagai tempat untuk kebebasan
mereka dalam berekspresi. Selain media sosial ini menjadi tempat untuk
berkomunikasi.
Peneliti juga menemukan faktor perubahan pola pikir dan perilaku pada
bahwa media massa menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat diantaranya;
melalui media mendapatkan banyak hal yang dijadikan pelajaran, dunia berbagi
masyarakat modern, dan membangun citra diri. Meskipun begitu peneliti juga melihat
dalam hal lain bahwa penggunaan media sosial instagram dengan menghabiskan
waktu yang lama akan membuat para pengguna terperangkap di dunia maya sehingga
dapat membuat seseorang tidak bisa membandingkan dunia nyata dan dunia maya,
selain itu juga dapat memanipulasi seseorang melalui citra yang ia bangun di media
penggunaan media sosial yakni Instagram, dan subjek penelitian yang ditetapkan
bahasa pada fokus penelitian ini mengenai pola pikir dan perilaku mahasiswa, serta
Ketiga, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Lingga Detia Ananda dari
15
Universitas Indonesia. Pada penelitiannya membahas mengenai bagaimana
dinamika trust yang terjadi pada komunikasi tidak tatap muka, melalui media sosial
kualitatif dengan strategi studi kasus. Dalam teknik pengumpulan data peneliti
berbelanja melalui online karena memperoleh harga yang lebih murah, praktis, dan
sebagai tempat berbelanja karena memiliki tampilan yang lebih menarik, memiliki
mengaksesnya.
penjualan online terutama melalui Instagram adalah dengan melihat testimoni dari
15
Lingga Detia Ananda, 2017, Dinamika Trust pada Pemasaran Online di Media Sosial, Jurnal Ilmu
Komunikasi Indonesia, Volume 5, Nomor 1.
16
pembeli yang lain terhadap penjual tersebut. Sehingga calon pembeli dapat menilai
dalam memeriksa toko penjual via online dengan menanyakan pada teman-teman
yang mengetahui mengenai barang yang di jual pada toko onlline tersebut. Dan juga
melihat dari jumlah followers dan followed pada akun Instagram toko online tersebut.
Bagi informan, dari rekomendasi melalui teman dan melihat testimoni pembeli lain
memiliki pengaruh besar pada trust calon pembeli. Jika mendapatkan kepuasan pada
pembelian pada toko omline tersebut maka memiliki peluang bahwa pembeli akan
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa penelitian tersebut memiliki kesamaan pada
kajian yang dibahas pada studi kasus. Dalam penelitian tersebut membahas mengenai
pemasaran online yang dilakukan melalui Instagram serta landasan teori yang
digunakan.
Keempat, jurnal ilmiah selanjutnya yang ditulis oleh Lenny Setyowati B dari
aktualisasi diri pada generasi Y dalam penggunaan media sosial yakni di Instagram.
16
Lenny Setyowati B, 2017, Aktualisasi Diri Generasi Y Di Instagram, 2017, INTERAKSI, Vol. 6, No.
1.
17
yang lahir diantara tahun 1980 hingga tahun 2000. Pada penelitiannya bahwa
pengakuan diri melalui dunia maya dengan mengunggah pada akun media sosial
pribadi mereka baik berupa gambar maupun video. Peneliti dalam penelitiannya telah
mewawancarai lima informan yang terkait dengan bahasan yang akan dikaji.
aktualisasi diri agar mendapat kesan yang baik oleh para pengikutnya. Serta peneliti
kesan yang baik dengan menampilkan sisi terbaiknya untuk pengikut mereka.
Kelima, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Ainun Rahmawati dan Yuni
17
Nurhamida dari Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penelitiannya
membahas bagaimana dukungan sosial yang didapat seseorang oleh teman virtual
dukungan sosial teman virtual melalui media sosial yakni Instagram. Metode yang
17
Ainun Rahmawati & Yuni Nurhamida, 2018, Dukungan Sosial Teman Virtual Melalui Media
Instagram Pada Remaja Akhir, Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 6, No. 1.
18
sampling.
Dari hasil penelitiannya bahwa bentuk dukungan sosial teman virtual melalui
Instagram sama seperti mendapatkan dukungan sosial dari teman secara interpersonal.
Bentuk dukungannya yang didapat oleh responden adalah seperti ketika mencarikan
kehilangan sesuatu. Selain itu dalam kepekaan mengenai keadaan responden seperti
terkait perasaan yang dialami, justru teman virtual cepat menyadari keadaan para
alami di akun pribadi Instagram mereka. Sehingga siapa pun mengetahui bagaimana
keadaannya. Berbeda dengan dunia nyata, yang mana para responden memilih
terlebih dahulu siapa yang ingin menjadi pendengar untuk menceritakan perasaan
akun mendapatkan uang dari ujaran kebencian dan juga menaikkan jumlah followers.
18
Ibid.
19
Hildawati, 2018, Haters di Instagram : Antara Meluapkan Kebencian dan Memperoleh Keuntungan,
Jurnal Etnografi Indonesia, Vo. 3 , Edisi 1.
19
data melalui wawancara dan observasi. Studi kasus pada penelitian pada akun
Instagram milik dua artis Indonesia yakni Ayu Ting-ting dan Mulan Jameela. Subjek
penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah para haters yang meluapkan
Hasil temuan pada penelitian bahwa haters memiliki akun khusus untuk para
haters kedua artis tersebut. Menurut informan, alasan mengapa membuat sebuah akun
khusus para haters adalah karena ketidaksukaan mereka pada kedua artis tersebut
terutama masalah personal atau kehidupan sang artis. Bagi informan, suatu hal yang
wajar jika kedua artis tersebut mendapatkan haters yang banyak akibat perilaku
kedua artis. Para informan juga menambahkan bahwa biasanya mereka meluapkan
kebenciannya tersebut pada akun Instagram kedua artis tersebut langsung. Seperti
memberikan komentar yang cenderung negatif salah satunya menghina sang artis.
Selain itu juga kerap mengunggah ulang foto dari akun Instagram sang artis ke akun
haters nya.
Selain itu, hal yang lain ditemukan dalam penelitian adalah dengan membuat
akun kumpulan para haters sang artis menguntungkan secara ekonomi bagi mereka.
akun haters tersebut. Sehingga bukan saja untuk meluapkan atau mengekspresikan
akun tersebut juga berupaya untuk selalu memiliki peningkatan dalam jumlah
20
followers dengan cara selalu berusaha untuk mendapatkan informasi terbaru seputar
kedua artis tersebut lalu diunggah ke akun, dan biasanya mereka mengatur kapan
akan diunggah ke akun Instagram agar tidak terkesan “menyampah” pada kiriman di
Instagram sehingga membuat orang untuk terus menikmati tanpa merasa bosan.
Persamaan yang dimiliki pada penelitian tersebut adalah pada fokus penelitian
penelitian tersebut adalah studi kasus yang diangkat dan subjek penelitian uang
Ketujuh, jurnal ilmiah yang dituliskan oleh Nuritia Ramadhani dan Riza
bagaimana komik pada saat ini telah hadir dikemas melalui media sosial dengan
menyampaikan sebuah pesan yang salah satunya adalah dalam bentuk kritikan.
Dalam kemajuan di dunia digital ini, banyak variasi yang dilakukan oleh masyarakat
dalam menyampaikan sebuah pesan dan kritik seperti pada penelitian yang dilakukan
Nuritia dan riza. Penelitan ini pun bertujuan untuk mengetahui komik strip sebagai
pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teori yang digunakan yakni
Ruang Publik milik Habermas. Untuk unit analisisnya terdapat lima orang komikus
20
Nuritia Ramadhani & Riza Darma Putra, 2017, Komik Strip Sebagai Media Kritik Sosial : Studi
Pada Akun Instagram @Komikin_ajah, Journal of Strategic Communication, Vol. 8, No. 1.
21
wawancara semi-struktur.
Hasil dari temuan peneliti bahwa fenomena yang terjadi di antara masyarakat
sering tidak semuanya tersampaikan secara merata kepada khalayak melalui media
massa mainstream. Hal ini karena media massa kini sudah diatur oleh para penguasa
dari segi konten serta peraturan di dalamnya yang menyebabkan ruang publik
masyarakat menghilang serta adanya persaingan antara media massa oleh penguasa
“bernafas” di dalamnya.
dan menjadikan wadah bagi kreator Indonesia untuk berkarya dan menyampaikan
pesan dan kritik. Karena media sosial salah satu yang digunakan sebagian ruang
publik seperti pada Instagram. Para kreator pun sering membuat sebuah gambar yang
berisikan kritikan dan keresahan yang mewakili masyarakat. Selain itu Komik Strip
Kedelapan, terakhir jurnal yang dituliskan oleh Muhamad Bayu Cahya dan
khalayak untuk berpartisipasi dalam internet meme yang beredar pada sosial media
Komunikasi angkatan 2014 dan 2015 FISIP Universitas Indonesia yang memiliki
akun media sosial Path dengan total 138 mahasiswa/mahasiswi, dari 138 total
populasi akan diambil sebanyak 102 responden sesuai dengan margin of error 5%.
orang berjenis kelamin perempuan atau 69.6% dan 31 orang atau 40% berjenis
kelamin laki-laki.
Persamaan dalam penelitian ini adalah memiliki kesamaan pada studi kasus
penelitian ini dengan peneliti adalah platforms yang diambil serta pendeketan
21
Muhamad Bayu & Pinckey Triputra, 2016, Motif-motif yang mempengaruhi Participatory Culture
Internet Meme : Studi pada Khalayak Media Sosial Path di Kalangan Mahasiswa, Jurnal Komunikasi
Indonesia, Vol. V. No. 1.
23
Gambar 1.2
Analisis Regresi Linier Ganda
Maka dari itu bahwa khalayak ikut berpartisipasi dalam internet meme pada media
sosial Path karena memiliki alasan atau didorong alasan untuk mendapatkan hiburan.
Motif kedua adalah self-expression yaitu khalayak berpartisipasi dalam internet meme
pada media sosial Path karena didorong keinginan untuk mengekspresikan apa yang
Tabel 1.1
Penelitian Sejenis
1. Rizky Wiradini dan Pendekatan Kualitatif Representasi. Fokus penelitian Teori yang
Erianjoni. 2019. Deskriptif. dan subjek digunakan.
Representasi Kelas penelitian.
Sosial Mahasiswa
Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas
Baiturrahmah
Padang Melalui
Instagram. Jurnal
Perspektif. Volume
2. No.2.
2. Nursalam & Pendekatan Kualitatif Konstruksi Fokus Teori yang
Jamaluddin Arifin. sosial digunakan.
Deskriptif. Penelitian,
2016. Konstruksi menurut L.
Metodologi
Sosial Media Berger dan
Komunikasi Thomas Penelitian, dan
Instagram Terhadap Luckmann.
subjek
Pola Pikir Perilaku
penelitian yang
Mahasiswa
Penddikan Sosiologi. ditetapkan.
Jurnal Equilibrium
Pendidikan
Sosiologi. Volume 5.
25
Nomor 2. ISSN-e :
2477-0221.
3. Lingga Detia Pendekatan Kualitatif. Trust. Fokus Penelitian Teori yang
Ananda. 2017. dan Metodologi digunakan dan
Dinamika Trust Penelitian. subjek
pada Pemasaran penelitian yang
Online di Media ditetapkan.
Sosia. Jurnal
Komunikasi
Indonesia. Volume
5. Nomor 1. ISSN :
2301-9816 .
4. Lenny Setyowati B. Pendekatan Kualitatif. Teori Metodologi Teori yang
2017. Aktualisasi Dramaturgi. Penelitian dan
digunakan.
Diri Generasi Y Di Fokus Penelitian
Instagram. 2017. serta subjek
INTERAKSI. penelitian yang
Volume 6. Nomor 1. diambil masih
E-ISSN : 2548-4907. termasuk
memiliki
kesamaan
dengan penliti.
5. Ainun Rahmawati & Pendekatan Kuantitatif. Konsep Fokus penelitian Metodologi
Yuni Nurhamida. Media Sosial yang dipilih dan
Penelitian, dan
2018. Dukungan dan Konsep subjek
konsep yang
Sosial Teman Virtual Remaja penelitiannya
Melalui Media Akhir. adalah digunakan.
Instagram Pada mahasiswa.
26
Memeroleh
Keuntungan. 2018.
Jurnal Etnografi
Indonesia. Volume
3. Edisi 1. ISSN:
2527-9313
Universitas
Pancasila. Volume 8.
Nomor 1. E-ISSN :
2686-1992.
8. Muhamad Bayu & Pendeketan Kuantitatif Paradigma Studi kasus yang Pendekatan
Pinckey Triputra. Eksplanatif Positivistik diangkat masih yang dilakukan
2016. Motif-motif satu bahasan dan platforms
yang mempengaruhi mengenai yang diambil
Participatory penggunaan untuk menjadi
Culture Internet media sosial objek
Meme. Jurnal penelitian.
Komunikasi
Indonesia. Vol.5,
No. 1. ISSN : 2301-
9816
telepon pintar atau smartphone. 22 Nama Instagram diambil dari kata yang
asalnya “instan” dan “gram” dari kata “telegram”, produk media sosial ini dibuat
22
Fikri Pratiwi dan La Janu, 2018, Instagram Di Kalangan Mahasiswa FIB UHO (Studi Tentang
Pemaknaannya Di Dunia Akademik), ETNOREFLIKA, Vol. 7, No. 3, hlm 222-229.
28
dengan disediakan kapasitas karakter dalam menulis yang terbatas. Dan melalui
pribadi. Sehingga banyak para pengguna media sosial ini cenderung sengaja
untuk menata dirinya sendiri agar mendapatkan penilaian dari orang lain.
Kehadiran produk media sosial ini dapat dikatakan telah memberi banyak
fungsi selain sekadar mengirimkan sebuah gambar dan video di dalamnya. Tetapi
sebagai diri yang terdidik dengan menampilkan gambar dan video dengan
Jadi Instagram tidak hanya untuk pengguna sebagai ajang untuk pamer
Perkembangan dari media sosial Instagram smpai saat ini memang telah
yang penggunaannya dapat dilakukan selama 24 jam penuh dala sehari, yang
artinya mereka tidak bisa lepas dari telepon pintar tersebut. tambahnya setiap
29
orang dimanapun dan kapanpun mengabadikan suatu hal baik berupa gambar dan
video pada akun Instagram pribadi miliknya sebagai ajang eksistensi diri.23
satu komponen yang penting guna menunjang kemajuan bangsa dan negara. Oleh
karena itu mahasiswa diharapkan dapat menerapkan segala ilmu yang mereka
tantangan yang mereka hadapi demi mencapai gelar sarjana agar dapat segera
turut andil dalam membangun negaranya. Perjuangan tersebut pun dimulai sejak
23
Elva Ronaning R & Sarmmiati, 2019, Perubahan Sosial Budaya Akibat Media Instagram Bagi
Kalangan Mahasiswi Di Kota Padang, Jurnal Antropologi : Isu-Isu Sosial Budaya, Vol. 21, No. 02.
30
24
bahwa motif tertinggi pengguna Instagram adalah mencari informasi .
sebagai tempat untuk menyebarkan dan berbagi informasi. Dan seringkali juga
berinteraksi dengan orang banyak untuk mengenal lebih dekat dengan sesama
tentang tindakan sosial, suatu tindakan ialah perilaku manusia yang mempunyai
makna subjektif bagi pelakunya.25 Suatu tindakan hanya dapat dikatakan sebagai
perilaku orang lain, dan berorientasi pada perilaku orang lain. Menyanyi di
kamar mandi untuk menghibur diri, tidak dapat dianggap sebagai tindakan sosial.
Namun jika menyanyi di kamar mandi dengan maksud menarik perhatian orang
lain memang merupakan tindakan sosial. Kasus lainnya, bunuh diri yang terjadi
24
Eureka Intan Innova, 2016, Motif dan Kepuasan Pengguna Instagram di Komunitas Instameet
Indonesia, Jurnal E-Komunikasi, Vol. 4, No. 1.
25
Kamanto Sunarto, 2000, Pengantar Sosiologi (Edisi Kedua), (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia), hlm 14-15.
31
karena tidak dapat lagi menahan penderitaan yang disebabkan suatu penyakit
menahun atau gangguan jiwa bukan tindakan sosial. Tapi akan dikatakan
tindakan sosial jika bunuh diri untuk menghukum suami suami yang
berpikir dan perilaku orang lain . Dan dalam buku Tony Bilton, dkk yang
berjudul “Max Weber From History to Modernity” makna tindakan aktor ini
lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai.
Makna tindakan untuk aktor ini dilihat oleh Weber sebagai motif yang ada
dalam pikiran mereka, dan motif ini adalah 'penyebab' dari tindakan tersebut.
26
Tony Bilton, dkk, 1992, Max Weber From History to Modernity, (London : MACCMILLAN), hlm
46-47.
32
Oleh karena itu dalam memahami motif dan tujuan dari para aktor, Weber
dimisalkan dengan orang yang jatuh cinta akan merasa nyaman jika
sang kekasih di sampingnya. Namun hal ini akan berbeda bilamana yang
agama, hukum, dan bentuk nilai lainnya. contohnya seperti hal yang
nmemperoleh dosa.
33
memberitahukan kita mengenai suatu sifat aktor itu sendiri, jadi dalam satu
Skema 1.1
Kerangka Konseptual
34
memahami dan menjelaskan makna fenomena sosial yang alami dengan tanpa
saat dalam tahap pengumpulan data, dalam melihat waktu. Untuk melibatkan
data itu sendiri pada studi kualitatif, data terkadang datang dalam bentuk angka,
serta yang lebih sering seperti data ditulis atau diucapkan kata-kata, tindakan,
suara, simbol, objek fisik, atau gambar visual (mis., peta, foto, video).27
ulang dan merefleksikan data dan konsep secara bersamaan dan interaktif. Saat
27
W. Lawrence Neuman, 2014, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches
(Seventh Edition),(England : Perason Education), hlm 204-205.
28
Ibid
35
cara-cara baru untuk mengukur. Pada gilirannya, cara-cara baru untuk mengukur
berkelanjutan.
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitiaan. 29 Dalam penelitian ini,
perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Dalam penetapan yang
setiap informan melalui media sosial Instagram pada followers atau pengikut
29
Lexy J. Moleong. 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakary), hlm. 4.
36
juga akan mewawancari seseorang yang dianggap sebagai tokoh yang mana
memiliki profesi yang sesuai dengan tema penelitian yang diangkat. Penjabaran
Tabel 1.2
Karakteristik Subjek Penelitian
Instagram, oleh karena itu dalam penelitiannya yang dibutuhkan oleh penulis
dalam hal ini lokasi penelitian ditentukan dengan situasi dan kondisi sesuai
37
Peran peneliti sebagai pelaku yang terlibat dalam penelitian ini. peneliti
yang dilakukan serta penulis berusaha mencari tahu bagaimana tindakan sosial
menggunakan media sosial Instagram pada setiap akun pribadi oleh 9 mahasiswa
angkat. Penulis melakukan wawancara secara langsung tatap muka dengan para
informan. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data-data yang diperlukan oleh
antara hasil wawancara dari informan dengan hasil pengamatan pada hal-hal
yang dilakukan oleh informan dalam akun Instagram miliknya. Selain itu peneliti
Capacity.
Dalam sistematika penulisan pada skripsi ini terdiri dari lima bab yang
diantaranya adalah satu bab pendahuluan, dua bab uraian empiris, satu bab analisis,
dan satu bab merupakan kesimpulan. Adapun sistematika penelitian penelitian ini
BAB I PENDAHULUAN, Pada bab ini berisi tentang latar belakang terdapat
Metode Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Subyek Penelitian, Peran Penelitian,
Jakarta dalam akun Instagram, Dampak sosial yang dirasakan pada 9 Mahasiswa di
MENURUT MAX WEBER, bab ini membahas Pengantar, Makna tindakan sosial
BAB V PENUTUP, bab ini berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian yang
telah dilakukan, serta saran yang diberikan oleh penulis untuk berbagai pihak.