Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP BRAND AWARENESS

STIE EKUITAS MELALUI SELEBGRAM

SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Ekonomi

Program Studi S1 Manajemen

ELSA NUR ROHIM

NPM : A10190112

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) EKUITAS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
BANDUNG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi yang modern saat ini teknologi sangatlah berkembang dengan
pesat membuat semua hal menjadi canggih dan mudah di akses. Hal tersebut sangat di
manfaatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi. Manusia juga di mudahkan
dengan informasi untuk dapat saling berinteraksi dengan cepat, praktis tanpa bertemu
tatap muka serta informasi saat ini sudah mulai mengubah cara berkomunikasi antar
manusia mulai dari hal kecil seperti mengirim pesan hingga hal besar seperti
bersosialisasi. Perkembangan yang terjadi juga mengubah bagaimana cara kerja
komunikator, cara kerja dalam menerima dan mendapatkan pesan, cara kerja dalam
media, dan cara mengetahui feedback yang berikan atau dampak dari feedback tersebut.
Karena mudahnya mendapatkan, mengakses informasi dan juga memberikan banyak
manfaat yang lebih maka jumlah penggunaan internet pun terus meningkat. Fakta
menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet tahun 2017 telah mencapai 143,26 juta
jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Jumlah
tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 10,56 juta jiwa dari hasil survei pada tahun
2016 (KOMINFO, 2018).
Perkembangan teknologi selama beberapa tahun terakhir telah membawa perubahan
yang cukup signifikan untuk seluruh dunia. Teknologi tersebut dapat muncul dalam
berbagai macam. Hingga saat ini teknologi tersebut masih berkembang secara pesat
yang bertujuan untuk memudahkan segala pekerjaan manusia. Mulai dari mencari
informasi atau data, memudahkan antar individu untuk berkomunikasi, menciptakan
sebuah sistem yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi, hingga mengubah
bentuk beberapa hal fisik menjadi digital dan masih banyak lagi. Salah satu dari
beberapa perkembangan teknologi tersebut dapat kita temui dalam kehidupan sehari–
hari, yang bernama internet. Internet adalah sebuah jaringan koneksi besar yang
berfungsi untuk menyambungkan berbagai macam alat elektronik yang digunakan secara
global (Mileva, L.,Dh, 2018).
Pada data tren pengguna internet dan media sosial di Indonesia tahun 2022 yaitu
menunjukkan angka masing-masing 204,7 juta naik 1% dari tahun 2021 yaitu pada
angka 202,6 juta pada pengguna internet dan pada pengguna media sosial aktif yang
pada tahun 2021 sebesar 170 juta naik sebesar 12,6% menjadi 191,4 juta pada tahun
2022. Selanjutnya pada data waktu mengakses media digital pengguna internet di
Indonesia pada tahun 2022 menghabiskan waktu yang sangat bervariasi, dalam
mengakses media sosial waktu yang dihabiskan rata-rata setiap hari selama 3 jam, 17
menit dan rata – rata waktu dalam mengakses internet pada setiap harinya pada tahun
2022 menunjukkan angka sebesar 8 jam, 36 menit. Peringkat media sosial yang paling
banyak digunakan oleh penduduk Indonesia pada tahun 2022 media sosial Instagram
menduduki peringkat dua yaitu sebanyak 84,8% dari jumlah populasi, dan di peringkat
pertama yaitu Whatsapp dengan persentase 88,7% dari jumlah populasi. Media sosial
instagram menjadi platform media sosial peringkat kedua terbanyak yang digunakan
oleh masyarakat Indonesia dengan jumlah mencapai 99,15 juta yang dibagi menjadi dua
yaitu sebanyak 52,3% pengguna berjenis kelamin perempuan dan 47,7% laki-laki. (Andi
Dwi Riyanto, 2022).

Gambar 1. Pengguna Media Sosial Aktif

Berdasarkan hasil riset We are sosial Hootsuite yang dirilis pada Februari 2022,
pengguna media social di Indonesia mencapai 4,95 Milyar atau sebesar 62,5% dari total
populasi yaitu 7,91 Milyar. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai
8,28 Milyar atau sekitar 104,6% dari 7,91 Milyar populasi. Media sosial merupakan salah
satu kebutuhan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Menurut We Are Social,
media sosial yang sering digunakan masyarakat Indonesia pada tahun 2022 yaitu
WhatsApp, kemudian disusul oleh aplikasi Instagram, Facebook, Tiktok, dan Telegram.

Dari berbagai sosial media yang ada dan telah digunakan oleh 4.95 Milyar user aktif.
Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan yaitu Instagram, menurut hasil
riset NapoleonCat pada bulan Maret 2022 menunjukan bahwa pengguna aktif Instagram
di Indonesia telah mencapai 106.947.500. Hal ini mengungkapkan bahwa 38,4% dari
total penduduk Indonesia adalah pengguna media social Instagram.

Gambar 2. Pengguna Instagram di Indonesia

Sumber : NapoleonCat.com

Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar manusia atau warga negara Indonesia
sudah mulai mengkonsumsi internet setiap harinya. Tentunya hal ini akan berdampak
pada semakin sering masyarakat yang mulai menggunakan media sosial. Media sosial
merupakan sebuah program yang dapat digunakan sebagai sarana berinteraksi,
membagikan informasi, dan berkolaborasi. Media sosial juga dapat didefinisikan sebagai
sekelompok aplikasi sosial yang memperbolehkan pembuatan, penukaran serta
pembagian konten berupa foto dan gambar yang telah dibuat oleh pengguna atau user
yang berdasarkan pada internet dan juga teknologi (Laksamana, 2018).
Media sosial juga mempermudah kita dalam melakukan interaksi antar sesama
pengguna sebuah aplikasi di seluruh dunia dengan memanfaatkan berbagai macam fitur
yang telah disediakan. Fitur–fitur umum yang disediakan oleh masing–masing pembuat
aplikasi tersebut adalah seperti melakukan interaksi atau komunikasi secara dua arah
baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk konten gambar, foto, ataupun melalui
suara dan musik. Selain itu media sosial tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi
antar sesama pengguna tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana berbisnis. Media
sosial merupakan salah satu cara bagi pelanggan untuk mencari serta membagikan
informasi dalam bentuk apapun antara sesama pengguna atau kepada perusahaan dan
dapat berlaku juga sebaliknya (Anizir,et al., 2017).
Hal tersebut didukung dengan mayoritas pemakaian harian aplikasi social media
untuk Negara Indonesia yaitu 2 jam dan 51 menit serta terdapat sebanyak 27% pengguna
yang telah berbelanja mengenaik produk atau layanan online yang ditawarkan. Maka
dari itu munculah pemasaran dalam media sosial yang biasa diketahui merupakan social
media marketing. Karena tercipta aktivitas marketing melalui aplikasi social media,
bisnis bisa dilakukan melalui cara yang lebih leluasa. Seperti melakukan kegiatan
pemasaran produk atau layanan secara online, menciptakan dan memperkenalkan bisnis
baru dengan harga yang lebih terjangkau, dan juga simpel (Bilgin, 2018).
Berkat kemunculan media sosial, berbagai macam perusahaan mulai memodifikasi
teknik memasarkan produk atau layanan yang ditawarkannya sesuai dengan
perkembangan zaman dan hal–hal yang diminati oleh masyarakat serta dapat
menciptakan sebuah hubungan dengan para pengguna media sosial tersebut. Beberapa
alasan mengapa berbagai macam perusahaan memilih untuk mempraktikan teknik
pemasaran melalui media sosial yaitu karena tidak terdapat batasan waktu, tempat atau
cakupan wilayah, penyebaran konten dapat berbentuk foto dan video yang merupakan
komunikasi dua arah serta harga yang relatif lebih murah (Laksamana, 2018).
Bermacam–macam perusahaan mulai memodifikasi teknik pemasaran produk dan
layanannya dengan menggunakan social media marketing. Teknik penjualan secara
online yang memanfaatkan media sosial dinilai dapat membangun sebuah koneksi
dengan calon pelanggan serta dapat mengenal lebih jauh mengenai karakteristik
konsumen tersebut. Pemasaran media sosial adalah sebuah cara menawarkan produk
atau layanan yang diciptakan perusahaan melalui media sosial yang didalamnya
menggunakan user atau masyarakat yang terlibat sebagai tujuan kegiatan pemasaran
(Zulfikar, A.R,et al., 2017)
Pemasaran media sosial juga dapat diartikan sebagai alat yang berguna bagi para
pelaku bisnis untuk mengenal lebih dalam dan memahami suatu hubungan serta
memenuhi sesuatu yang dicari atau kebutuhan konsumen yang dibangun melalui media
sosial secara efektif dan efisien Maka dari itu sebuah perusahaan harus dapat
menjelaskan dan membuat pelanggan menjadi tertarik dengan layanan atau produk yang
ditawarkan sehingga informasi tersebut dapat menyebar secara luas di media sosial
(Kusuma, et al., 2019).
Keterampilan serta kepandaian seseorang atau konsumen dalam mengenali suatu
produk atau layanan yang digunakan dari sebuah nama dan merek dagang tertentu
disebut sebagai brand awareness Brand awareness berhubungan erat dengan faktor–
faktor yang bersumber dari daya pikir konsumen terhadap sebuah nama perusahaan atau
merek. Faktor tersebut mencakup beberapa hal seperti kemampuan konsumen dalam
mengingat, mengetahui dan mengenali sebuah nama, logo atau semboyan dari sebuah
perusahaan pada situasi yang berbeda (Febriyan, 2018).
Kesadaran merek merupakan sebuah cara bagi para pelaku bisnis agar perusahaannya
dapat dikenal oleh masyarakat dan juga dapat memenangi persaingan pasar. Brand
awareness dapat ditingkatkan dengan cara yaitu memperlihatkan secara berulang–ulang
atau sering bertemu secara terus menerus sampai individu tersebut merasakan hubungan
yang erat atau akrab dengan merek tertentu. Brand awareness terbagi menjadi 2 menurut
yaitu brand recognition dan brand recall. Brand recognition yaitu keterampilan dari
konsumen untuk memastikan pertemuan dengan suatu merek dagang tertentu yang
sebelumnya merupakan merek dagang yang sudah pernah mereka kenal. Sehingga
konsumen tersebut dapat memastikan bahwa merek tersebut merupakan merek yang
sudah mereka kenal sebelumnya. Kemudian brand recall kemampuan pelanggan untuk
mengingat sebuah merek dagang saat menghadapi keadaan pembelian atau aspek dari
produk tertentu. Brand recall berarti daya ingat pelanggan terhadap sebuah merek
dagang akan muncul ketika mereka memikirkan aspek dari produk tertentu (Febriyan,
2018).
Salah satu langkah brand awareness dapat dilakukan dengan menggunakan Instagram
dan banyak influencer yang menjadi brand ambassador suatu produk sehingga pengguna
Instagram dapat mengetahui produk tersebut. Instagram banyak diminati oleh semua
kalangan, tak terkecuali baik itu masyarakat umum maupun artis lokal dan
mancanegara, bermunculan istilah-istilah baru yaitu selebritis Instagram "seleb",
influencer di media sosial Instagram, bahkan pemilik toko online (Ridha, et al., 2018).
Hal ini berkaitan dengan penelitian (Indika,et al., 2017) mengemukakan bahwa
aplikasi media sosial instagram sebagai salah satu yang bisa digunakan untuk sarana
promosi untuk menarik perhatian dan meningkatkan minat beli pelanggan.
Kemudahan akses informasi dan kombinasi foto produk di Instagram turut memberikan
input positif bagi konsumen. Instagram memiliki fitur iklan di Instagram Storydan
feedInstagram yang dapat memberikan fitur swipe uplinkurl langsung ke toko
onlineyang dituju. Iklan Instagram ini dapat diatur sesuai dengan karakteristik kosumen
yang akan kita tuju dan sasar.
Dalam penelitian (Irpansyah, et al., 2019) juga mengemukakan popularitas
selebgram sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Tren penggunaan
Instagram oleh sebagian besar generasi milenial saat ini juga turut membantu
penyebaran informasi khususnya dunia bisnis melalui sosial media. Selebgram
adalah selebritis yang eksis dan mempunyai follower banyak di aplikasi Instagram.
Semakin popular selebgram semakin tinggi pula tarif dari endorsenya. Banyak
online shop yang memanfaatkan iklan produk dengan menggunakan jasa para
selebgram ini. Hal ini semua bisa untuk menarik minat beli dari konsumen.
Pengguna Instagram dapat melakukan bisnis melalui akun Instagram pribadinya.
Melalui share foto dan video karena memiliki fitur followers, Instagram memudahkan
konsumen untuk melihat produk yang dijual dan dapat langsung memberi komentar di
foto tersebut. Dengan adanya media sosial Instagram banyak kalangan yang
memanfaatkan Instagram untuk melakukan promosi di antaranya Perusahaan, Pebisnis
dan Lembaga Pendidikan.Salah satunya promosi STIE Ekuitas Bandung di Jawa Barat.
STIE Ekuitas merupakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swasta yang ada di kota
Bandung, berada di bawah naungan YKP Bank Bjb. STIE Ekuitas memimiliki beberapa
media sosial untuk melakukan promosi, salah satunya Instagram dengan lebih dari 15
ribu pengikut. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas berhasil meraih predikat
STIE Terbaik di Wilayah Jawa Barat dan Banten. Selain itu, STIE EKUITAS juga
mendapatkan penghargaan sebagai Perguruan Tinggi Terbaik ke-4 dalam bentuk Sekolah
Tinggi se-Wilayah Jabar dan Banten. Hal ini dibuktikan dengan penerimaan penghargaan
dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) IV yang menaungi Wilayah Jawa
Barat dan Banten kepada STIE Ekuitas (Ahmad Taofik, 2021).

Berikut grafik sosial media yang sering digunakan siswa-siswi di Jawa Barat menurut
survey yang dilakukan.

Gambar 3. Hasil observasi penulis


Dari banyaknya siswa-siswi Se-Jawa Barat Instagram merupakan sosial media yang
sering digunakan dengan persentase 68,3% dari 1425 responden. Data tersebut dapat
digunakan untuk promosi kampus di media sosial Instagram. Dengan promosi melalui
Instagram maka akan meningkatkan pengenalan produk dikalangan remaja khususnya
siswa-siswi SMA yang mana penggunaan istagram banyak digunakan oleh para remaja
berusia 15 – 36 tahun. Teknik pemasaran secara online yang memanfaatkan media sosial
Instagram dinilai dapat membangun sebuah koneksi dengan calon pelanggan serta dapat
mengenal lebih jauh mengenai karakteristik konsumen tersebut.

Berdasarkan pra survey yang dilakukan kepada 30 orang responden siswa-siswi


Sekolah Menengah Atas mayoritas masih belum mengetahui kampus STIE Ekuitas.
Berikut brand awareness terhadap kampus STIE Ekuitas.

Brand Awareness STIE Ekuitas


25 23(77%)
21(70%)
20
17(57%)

15 13(43%)

10 9(30%)
7(23%)

0
apakah temen-temen Apakah temen temen Apakah temen-temen
tahu kampus STIE tahu bahwa STIE tahu STIEyaEkuitas
(1) tidak (2)
Ekuitas? Ekuitas dibawah merupakan Sekolah
naungan YKP bank Tinggi Ilmu Ekonomi
bjb? Terbaik nomer 1 Se
Jawa Barat ?

Gambar 4 : Brand Awareness STIE Ekuitas

Sumber : Data Penulis

Dari hasil Pra survey yang dilakukan 57% masih belum mengetahui kampus STIE
Ekuitas, dan sebanyak 43% sudah mengetahui kampus STIE Ekuitas. Hal ini diakibatkan
karena kurangnya citra yang dimiliki STIE Ekuitas sehingga masih banyak yang belum
mengetahui STIE Ekuitas. Dari hasil pra survey yang dilakukan 70% tidak mengetahui
STIE Ekuitas berada dibawah naungan YKP bank bjb dan baru 30% yang sudah
mengetahui STIE Ekuitas merupakan naungan di bawah YKP bank bjb. Hal ini
diakibatkan karena kurangnya pengenalan yang menunjukan bahwa STIE Ekuitas
merupakan kampus yang berada dibawah naungan bank bjb.

STIE Ekuitas merupakan sekolah tinggi ilmu ekonomi terbaik nomer 1 Se-Jawa Barat
tetapi dari hasil survey masih banyak yang belum mengetahuimya, dari 30 orang
responden hanya 23% yang mengetahui bahwa STIE Ekuitas merupakah sekolah tinggi
ilmu ekonomi terbaik se-jawa barat dan 77% tidak mengetahui hal tersebut. Hal ini
dikarenakan kurangnya promosi dan penyebaran pemberitahuan mengenai STIE Ekuitas
merupakan STIE terbaik se Jawa Barat kepada masyarakat luas khususnya siswa-siswi
menengah atas.

Berikut Pilihan kampus swasta siswa-siswi SMA Se-Jawa Barat.

Pilihan Kampus Swasta Siswa SMA


12
10
10
9
8
6
6
4
4

2
1
0
jika kalian memilih kampus swasta di bandung, kampus mana yang akan kalian pilih?

STIE EKUITAS ITENAS WIDYATAMA UMIKOM UNISBA

Dari hasil Pra Survey tersebut dapat dilihat bahwa hanya 1 orang (3%) yang
memilih STIE Ekuitas untuk melanjutkan kuliahnya di bandung, paling banyak kampus
yang dipilih yaitu UNIKOM dengan 10 orang (33%) di ikuti Widyatama dengan 9 orang
(30%), UNISBA dengan 6 orang (20%) dan ITENAS dengan 4 orang (13%). STIE
Ekuitas paling sedikit di pilih karena kurangnya sarana dan fasilitas dibandingkan
kampus yang lain, hal ini mengakibatkan kesadaran merek STIE Ekuitas menjadi tidak
menonjol. STIE Ekuitas salah satu Lembaga pendidikan yang menggunakan jasa
selebgram untuk melakukan promosi kampus di Instagram pribadi milik selebgram
tersebut.Selebgram merupakan salah satu alat promosi berbasis new media guna
meningkatkan citra dan identifikasi suatu produk atau jasa.
STIE Ekuitas bekerjasama dengan selebram Nisa Uswatun Hasanah yang
memiliki 605 ribu pengikut di Instagram pribadinya untuk melakukan promosi kampus.
Nisa Uswatun merupakan salah satu selebgram yang ada di Jawa Barat, Nisa sendiri
dalam media sosialnya (Instagram) dengan nama akun @nisauswtn, membentuk personal
brandingnya sebagai beauty vloggerdan menonjolkan paras cantiknya. Salah satu
contohnya adalah Nisa bekerja sama dengan STIE Ekuitas untuk mempromosikan
kampus. Dalam gambar 5, Nisa membuat post menggunakan foto gayanya sendiri dan
frame sudah di sediakan oleh STIE Ekuitas. Post unggahan Nisa berhasil mendapatkan
like dan comment yang cukup banyak.

Oleh karena itu, sangat di perlukan analisis mengenai hubungan antara selebgram,
sosial media, dan brand awareness. Berdasarkan hal tersebut maka dari itu peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Media Sosial Instagram terhadap
Brand Awareness STIE Ekuitas melalui selebgram sebagai variable Moderasi”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Sosial media Instagram STIE Ekuitas?


2. Bagaimana Brand Awareness STIE Ekuitas?
3. Bagaimana pengaruh Sosial media Instagram terhadap brand awareness STIE
Ekuitas melalui selebgram?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian


Penelitian ini bermaksud untuk mengumpulkan,mengelola dan menganilisis data
mengenai Brand Awareness di STIE Ekuitas sehingga di peroleh gambaran tentang
Sosial Media Instagram terhadap Brand Awareness STIE Ekuitas.

1.3.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui Sosial Media Instagram STIE Ekuitas.
2. Untuk mengetahui Brand Awareness STIE Ekuitas.
3. Untuk mengetahui pengaruh Sosial media Instagram terhadap brand
awareness STIE Ekuitas melalui selebgram.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis


Bagi akademis, sebagai referensi dalam pengembangan manajemen pemasaran
umumnya, khususnya tentang Brand Awareness dan bahan perbandingan pihak-pihak
lain untuk mendukung penelitian yang lainnya di masa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis


Bagi Lembaga, Penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
lembaga dalam menciptakan dan meningkatkan Brand Awareness STIE Ekuitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial

2.1.1 Pengertian Media Sosial

Media sosial merupakan salah satu media instan yang memiliki berbagai fungsi
dalam perannya. Media Sosial selain berfungsi untuk berkomunikasi, juga menjadi sarana
untuk penggunaannya dalam mencari berbagai informasi di dunia. Menurut Van Dijk,
dalam Nasrullah pada buku Media Sosial oleh (Nasrullah, 2016,hlm.11) bahwa “Media
sosial merupakan platform media yang memfokuskan dalam keberadaan pengguna yang
memfasilitasi pengguna pada aktifitas juga berkolaburasi, karena itu media Sosial bisa
ditinjau menjadi fasilitator online yang menguatkan interaksi antar pengguna sekaligus
menjadi sebuah ikatan sosial.”

Berbagai definisi yang dikemukakan oleh Nasrullah (Nasrullah, 2016,hlm.13) dalam


bukunya, ia juga menyimpulkan bahwa media sosial merupakan medium di internet yang
memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi,
bekerjasama, saling berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lainnya, dan membentuk
ikatan sosial secara virtual. Pada zaman sekarang praktek pemasaran dengan
memanfaatkan media sosial sudah lazim digunakan dan dimanfaatkan mulai dari sebagai
alat strategi pemasaran produk, mempromosikan merk dan brand suatu usaha dan juga
sebagai tempat berbagi informasi dan ilmu seputar apa saja yang sedang hype di media
yang teridentifikasi secara online.

2.1.2 Karakteristik Media Sosial

Nasrullah (Nasrullah, 2015,hlm.16) berpendapat media sosial mempunyai


karakteristik sebagai berikut :

1. Jaringan (network)

Karakter media sosial yang pertama adalah membentuk jaringan antar


penggunanya, walaupun di dunia nyata tidak saling mengenal, namun adanya media
sosial menjadi penghubung secara mekanisme teknologi.

2. Informasi (information)
Informasi menjadi bagian yang penting dari media sosial, karena user media
sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan interaksi
berdasarkan informasi.

3. Arsip (archive)

Arsip menjadi karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan
bisa diakses kapanpun melalui perangkat apapun. Informasi tersebut akan terus tersimpan
dan akan dapat diakses dengan mudah.

4. Interaksi (interactivity)

Interaksi dalam kajian media merupakan pembeda antara media lama dengan
media baru.

5. Simulasi Sosial (simulation of society)

Di media sosial interakis yang terjadi memang mirip dengan realitas, tetapi
yang terjadi adalah simulasi. Realitas yang ada di media sosial merupakan hasil dari
proses simulasi, dimana representasi yang ada dimedia telah tereproduksi oleh media
menjadi realitas tersendiri.

6. Konten oleh pengguna (user-generated conten)

Konten oleh pengguna bahwa di media sosial konten sepenuhnya milik dan
berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun.

7. Penyebaran (share)

Penyebaran merupakan ciri khas dari media sosial yang menunjukan bahwa
audience aktif menyebarkan konten sekaligus mengembangkannya. Terdapat beberapa
alasan pentingnya penyebaran dalam media sosial :

a) Upaya membagikan informasi kepada audience media sosial lainnya.

b) Menunjukan posisi audience terhadap informasi yang disebarkan.

c) Konten yang disebarkan untuk menambah informasi agar lebih lengkap.


2.1.3 Jenis –Jenis Media Sosial

Dalam bukunya, (Nasrullah, 2016,hlm.12) menyimpulkan bahwa media sosial


dibagi menjadi beberapa bagian yakni :

1. Media Jejaring Sosial (social networking)


Media jejaring sosial adalah medium yang paling popular dalam kategori media
sosial. Medium ini merupakan sarana yang bisa digunakan untuk melakukan
hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut di
dunia virtual.

2. Jurnal Online (blog)

Blog adalah media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah


aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan berbagi. Berbagi tautan web lain,
informasi dan sebagainya.

3. Jurnal Online Sederhana atau Mikroblog (microblogging)

Tidak jauh berbeda dengan blog, microblogging adalah jenis media sosial yang
memfasilitasi pengguna untuk menulis dan mempublikasikan aktivitas atau
pendapatnya. Secara historis, kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada
munculnya twitter yang hanya menyediakan atau maksimal 140 karakter.

4. Media Berbagi (media sharing)

Situs media sharing ini merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi
penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file) video, audio,
gambar dan sebagainya.

5. Penanda Sosial (social bookmarking)

Sosial bookmarking adalah media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi,


menyimpan, mengelola dan mencari informasi atau berita tertentu secara online.

6. Media Konten Bersama (wiki)

Media sosial ini adalah situs yang kontennya hasil kolaborasi dari para
penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedi, wikipedia menghadirkan
kepada pengguna pengertian, sejarah, hingga rujukan buku.
2.1.4 Dimensi Media Sosial

Media sosial mempunyai beberapa dimensi yang saling mempengaruhi satu dengan
yang lain, menurut (Nasrullah, 2017, hlm.160) media sosial memiliki beberapa dimensi
yang mendukung dan berpengaruh terhadap media sosial, dimensi ini saling berkaitan
satu dengan yang lain, berikut dimensi media sosial adalah :

1) Social Presence adalah kontak yang ketika terjadi proses komunikasi penilaian
responden atas dimensi social presence atau disebut interaksi media sosial.

2) Media Richnes adalah mengurangi ketidakjelasan dan ketidaknyamanan informasi


melalui proses komunikasi.

3) Self Disclosure Dimensi adalah sebagai membangun hubungan dekat melalui


pengungkapan diri seperti suka, tidak suka, perasaan dan pemikiran. Melalui media sosial
masyarakat bisa mengutarakan pengungkapannya.

2.1.5 Indikator Media Sosial

Menurut Chris Heuer dalam(Nasrullah, 2017, hlm.160) terdapat 4 indikator untuk


mengukur pengaruh social media sebagai metode pemasaran atau yang lebih dikenal
dengan 4C, yaitu

1. Context: “How we frame our stories.” Adalah bagaimana kita membentuk sebuah
cerita atau pesan (informasi) seperti bentuk dari sebuah pesan itu sendiri, penggunaan
bahasa maupun isi dari pesan tersebut.

2. Communication: “The practice of sharing our sharing story as well as listening,


responding, and growing.” Adalah bagaimana berbagi cerita atau pesan (informasi)
sebaik kita mendengar, merespon dan tumbuh dengan berbagai cara yang membuat

pengguna merasa nyaman dan pesan tersampaikan dengan baik. Dalam penelitian ini
dapat dilihat dari isi pesan yang mudah dimengerti, bermanfaat dan dapat direspon.

3. Collaboration: “Working together to make things better and more efficient and
effective.” Adalah bagaimana bekerja sama untuk membuat segala hal menjadi lebih
baik. Yaitu dengan kerja sama antara sebuah akun atau perusahaan dengan penggunanya
di social media untuk membuat hal baik lebih efektif dan lebih efisien.
4. Connection: “The relationships we forge and maintain.” Adalah bagaimana
memelihara hubungan yang telah terbina. Bisa dengan melakukan sesuatu yang bersifat
berkelanjutan sehingga pengguna merasa lebih dekat dengan perusahaan pengguna social
media.

Menurut (Nasrullah, 2017, hlm.160) beberapa indikator media sosial, yaitu:

1. Social Presence, artinya dengan kontak yang terjadi ketika terjadi proses
komunikasi penilaian responden atas social presence yaitu interaksi media sosial.

2. Media Richnes, artinya dengan mengurangi ketidakjelasan dan


ketidaknyamanan informasi melalui proses komunikasi.

3. Self Disclosure, artinya sebagai mengembangkan hubungan dekat dengan


melalui pengungkapan diri seperti perasaan, suka, tidak suka dan pemikiran. Melalui
media sosial konsumen dapat mengutarakan pengungkapannya.

2.2 Instagram

2.2.1 Pengertian Instagram

Instagram adalah salah satu bentuk hasil dari kemajuan internet dan tergolong salah
satu media sosial yang cukup digandrungi oleh khalayak masa kini. Hal ini dapat
dibuktikan dengan meningkatnya pengguna instagram pada setiap tahunnya. Terhitung
pada April 2017 lalu, Instagram mengumumkan bahwa pengguna aktif bulanannya telah
mencapai kisaran 800 juta akun dan angka tersebut lebih banyak dibandingkan tahun
sebelumnya (Wicaksono, 2017).

Berbeda dengan media sosial lainnya, instagram menitik beratkan kepada postingan
foto dan video dari para penggunanya. Keunikan yang membuat instagram satu ini
berbeda dengan media sosial pada umumnya. Apalagi, instagram seringkali
memperbaharui sistemnya. Sejak kemunculannya pada tahun 2010 silam, instagram
sering memperbarui fitur yang ada sehingga fiturnya lebih lengkap dan lebih menarik.

Instagram merupakan media sosial yang dapat digunakan untuk membagikan


foto,video dan layanan jejaring sosial serta memungkinkan penggunanya mengambil
foto dan video (Zulfah, 2021). Instagram merupakan media sosial dengan fitur yang
lengkap untuk membagikan sebuah informasi. Instagram memberikan fasilitas kepada
pengguna untuk editing, menambahkan musik, menambahkan stiker dan lain-lain.
Menurut (Sari, 2017) Instagram bisa menjadi tempat mencari segala macam
informasi, mulai dari berita, hiburan, promosi produk, hingga aktivitas sehari-hari orang
lain. Instagram juga bisa menjadi tempat untuk meningkatkan eksistensi bagi yang
menggunakannya. Selanjutnya, Instagram merupakan media sosial yang dianggap oleh
industri sebagai sarana promosi paling efektif di dunia. Pentingnya Instagram sebagai
sarana promosi terlihat dari sebagian besar pengelola yang mengatur seseorang untuk
mengelola Instagram dan menyediakan dana khusus untuk promosi melalui Instagram.
Dengan memposting foto dan video, mereka dapat berbagi dengan teman,
berkomunikasi dengan teman baru, dan bahkan menggunakannya untuk tujuan lain,
seperti berdagang, khotbah dan lain sebagainya.
2.2.2 Fitur Instagram

Berikut adalah fitur-fitur yang ada di instagram pada saat ini:

1. Pengikut (Follower) dan Mengikuti (Following)

Sistem sosial di dalam instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna
lainnya, demikian pula sebaliknya dengan memiliki pengikut instagram. Dengan
demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan
memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto atau video yang telah diunggah oleh
pengguna lainnya. Untuk menemukan teman-teman di Instagram, dapat juga
menggunakan link yang dihubungkan dengan akun media sosial lainnya, seperti
Facebook dan Twitter.

2. Mengunggah Foto/Video dengan Caption (Posting)

Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan
berbagi foto atau video kepada pengguna lainnya. Di Instagram, pengguna hanya dapat
berbagi maksimal 10 file foto atau video dalam sekali unggahan. Untuk video sendiri,
video hanya dapat diunggah dengan batas waktu maksimal 1 menit. Sebelum
mengunggah foto atau video, para pengguna juga dapat memasukkan judul atau
keterangan mengenai foto tersebut sesuai dengan apa yang ada di pikiran para pengguna.
Para pengguna juga dapat memberikan label pada judul foto tersebut, sebagai tanda untuk
mengelompokkan foto tersebut di dalam sebuah kategori.
3. Kamera

Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan. Penggunaan
kamera melalui instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk
mengatur pewarnaan foto yang dikehendaki oleh sang pengguna.

4. Efek (Filter)

Pada versi awalnya, Instagram memiliki efek-efek yang dapat digunakan oleh para
pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Di dalam pengaplikasian
efek, pengguna juga dapat sekaligus menyunting foto seperti mengatur kecerahan,
kontras, warna, dll.

5. Arroba

Seperti Twitter dan juga Facebook, Instagram juga memiliki fitur yang dimana para
penggunanya dapat menyinggung pengguna yang lainnya., dengan menambahkan arroba
(@) dan memasukkan nama akun Instagram dari pengguna lainnya tersebut. Para
pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di dalam keterangan foto,
melainkan juga pada komentar foto. Pada dasarnya dalam menyinggung pengguna yang
lainnya, yang dimaksudkan adalah untuk berkomunikasi dengan pengguna yang telah
disinggung tersebut.

6. Label foto (Hashtag)

Sebuah label di dalam Instagram adalah sebuah kode yang memudahkan para
pengguna untuk mencari foto tersebut dengan menggunakan kata kunci. Dengan
demikian para pengguna memberikan label pada sebuah foto, maka foto tersebut dapat
lebih mudah untuk ditemukan. Label itu sendiri dapat digunakan di dalam segala bentuk
komunikasi yang bersangkutan dengan foto itu sendiri. Para pengguna dapat
memasukkan nama sendiri, tempat dimana mengambil foto tersebut, untuk memberitakan
sebuah acara, untuk menandakan bahwa foto tersebut mengikuti lomba, atau untuk
menandakan bahwa foto tersebut dihasilkan oleh anggota komunitas instagram. Foto
yang telah diunggah, dapat dimasukkan label yang sesuai dengan informasi yang
bersangkutan dengan foto.
7. Geotagging

Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya adalah bagian Geotag.
Bagian ini akan muncul ketika para pengguna mengaktifkan GPS mereka. Dengan
demikian instagram dapat mendeteksi lokasi dimana para pengguan Instagram tersebut
berada. Dengan geotagging para pengguna dapat terdeteksi dimana mereka telah
mengambil foto tersebut atau dimana foto tersebut telah diunggah.

8. Jejaringan sosial

Dalam membagi foto tersebut, para pengguna juga tidak hanya dapat membaginya di
dalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga melalui jejaring sosial
lainnya seperti Facebook dan Twitter dengan cara menghubungkan link akun Instagram
dengan akun media sosial lainnya.

9. Tanda suka

Instagram juga memiliki sebuah fitur tanda suka yang dimana fungsinya sama seperti
apa yang ada di Facebook, yaitu sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai
foto yang telah diunggah oleh pengguna lain.

10. Instastory

Instastory merupakan singkatan dari Instagram stories. Instastory ini adalah salah satu
fitur instagram yang memungkinkan para penggunanya untuk membagikan foto atau
video yang akan terhapus secara otomatis dalam waktu 24 jam setelahnya. Di dalam fitur
Instastory juga terdapat efek-efek yang dapat menghibur para penggunanya.

11. Arsip Foto

Fitur ini berfungsi sebagai media pribadi atau seperti album pribadi. Jadi, penngguna
dapat membagikan foto atau video yang hanya bisa dilihat oleh pengguna tersebut.

12. Closefriend

Pada fitur ini, pengguna dapat membagikan foto atau video yang hanya bisa diakses
oleh pennguna lain yang telah dipilih sebagai “CloseFriend”.

13. Siaran langsung


Fitur ini memungkinkan pengguna dalam sebuah akun untuk melakukan siaran
video secara langsung tanpa berbatas waktu yang akan dinikmati oleh pengikutnya.

14. IG TV

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah video lebih dari 1 menit,
namun tidak tersimpan dalam Feed profil unggahan. Berdasarkan fitur-fitur di atas,
Instagram juga dapat dijadikan sebagai pengganti dari album foto dan video. Setiap
postingan di instagram

tidak berbatas waktu, maksudnya adalah kita tetap bisa melihat foto atau video yang
sudah diposting sebelumnya walaupun itu sudah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Selain dengan fitur yang sangat banyak, Instagram merupakan sarana digital
marketing yang potensial melalui Instagram Ads atau fitur lainnya. Instagram dapat
mewakili profil perusahaan selain website dan lainnya. Instagram juga menjadi salah satu
sosial media marketing yang potensial untuk meningkatkan brand awareness, brand
engagement, dan lain-lain.

Adapun fitur terbaru Instagram yang tengah populer saat ini adalah reels yang sangat
membantu menjangkau lebih banyak pemirsa.Reels Instagram adalah fitur baru untuk
membuat dan menemukan video pendek yang menghibur. Reels Instagram mengundang
para pengguna untuk membuat dan membagikan video menyenangkan kepada teman
atau siapapun di Instagram. Fitur ini mendukung pembuatan konten video pendek
berdurasi 15 detik yang dilengkapi audio, efek dan alat kreatif lainnya. Pengguna dapat
berbagi dengan pengikutnya di umpan dan jika pengguna memiliki akun publik maka
akan menjangkau komunitas yang lebih besar di Instagram melalui ruang baru yang di
Jelajahi. Reels in explore menawarkan kesempatan kepada siapa saja untuk menjadi
konten kreator dan menjangkau pemirsa baru di Instagram dengan skala global
(about.instagram.com dalam (Sucipto,Yahya, 2022).

Selanjutnya menurut Aida dalam (Sucipto, Yahya, 2022) Instagram reels


memberikan kesempatan bagi pengguna untuk mendapatkan lebih banyak followers,
menambah durasi penggunaan aplikasi setiap harinya, dan mengembangkan diri berada
di platform hiburan video. Pengguna dapat merekam film berdurasi 15 detik,
menggunakan efek dan filter serta menambahkan musik populer di Instagram Reels.
Pengguna dapat meningkatkan jumlah pengikutnya karena Reels memiliki bagian
tersendiri di dalam aplikasi.

2.2.3 Selebgram Endorsment

Selebgram atau selebritis instagram adalah seorang public figure yang menggunakan
platform instagram sebagai media promosi produk. Kenapa Instagram potensial untuk
pasar Indonesia.Sebab, Indonesia menempati urutan keempat pengguna instagram
terbesar didunia dengan 59 juta pengguna. Data tersebut menunjukan bahwa
memanfaatkan kepopuleran selebgram bisa diandalkan untuk promosi produk (Martin,
2020).
Selebgram adalah mereka yang terkenal atau berhasil meraih banyak pengikut melalui
media social Instagram. Selebgram tidak jauh berbeda dengan selebritis pada dunia nyata.
Yang membedakan antara selebgram dan selebritis pada umumnya adalah hanya terletak
pada medianya. Jika kebanyakan selebritis didunia nyata terkenal karena kemunculannya
dilayar kaca atau karena karyanya yang dinikmati oleh masyarakat, seorang selebgram
terkenal karena eksistensiya dalam media social Instagram. Sama seperti para selebriti
yang memiliki banyak fans atau pengagum, seorang selebgram juga memiliki banyak
pengagum berupa para pengikut atau followers dari akun selebgram tersebut (Aura
Ramadhan, 2020).
Endorsment adalah perubahan dalam perjanjian yang telah disepakati kedua belah
pihak. Jika endorsement bertentangan dengan ketentuan lain dalam perjanjian,
endorsement mengalahkan ketentuan lain tersebut (Maerisa, 2013).
Endorsement adalah salah satu fungsi iklan yang paling penting untuk
mempublikasikan merek dan pengiklanan memanfaatkan nilai kepercayaan dengan
memilih endorsement yang secara luas dianggap sebagai orang yang jujur, dapat
dipercaya, dan dapat diandalkan. Endorsement adalah orang yang menggunakan jasa
endorsement yang artinya adalah pendukung iklan atau bintang iklan untuk mendukung
iklan produknya (Aura Ramadhan, 2020).
Endorsement merupakan sebuah sebutan bagi individu yang kerap melakukan tindakan
promosi terhadap suatu barang ataupun prodak dan jasa. Kegiatan selebgram menjadi
suatu program yang sangat dapat membantu dalam meningkatkan daya tarik minat
customer untuk membeli suatu produk, brang maupun jasa. Namun dalam hal melakukan
proses iklan yang menggunakan aktor maupun individu yang memiliki potensi lebih
seperti memilih selebriti yang tepat dalam menyampaikan iklan dengan memberikan
berbagai pesan yang sesuai (Adnovaldi, Yudha, 2019).
Pemilihan selebgram dalam proses dalam penyampaian pesan tersebut akan diarahkan
serta diharapkan dapat menimbulkan dampak signifikan yang cepat dalam brand
awareness dan brand recognition. Ketepatan dalam memilih sumber pesan yang dapat
didasarkan pada atribut yang melekat pada selebgram tersebut (Irpansyah, 2019). Hal ini
berarti bahwa pemilihan selebgram juga dapat diambil melalui selebriti maupun
selebgram yang sangat memiliki banyak pengikut untuk memberikan ajakan
menggunakan barang, prodak maupun jasa yang sedang digunakan selebgram tersebut.
Endorsement dapat dikatakan sebagai bentuk promosi pada suatu produk yang
dijalankan maupun sedang digunakan oleh para selebriti maupun selebgram ini menjadi
ladang bisnis yang menggiurkan bagi banyak peminat maupun pengikut. Keterlibatan
beberapa tokoh selebriti maupun selebgram dengan pamor dan popularitas yang tinggi
dalam sebuah proses periklanan sebagai seorang selebgram akan menambah nilai
komersil pada suatu iklan (Putri,Patria, 2018).

2.2.4 Indikator Endorsment


Adapun indikator yang digunakan untuk menilai endorsement menurut (Abbas,
Aamir, 2018) adalah sebagai berikut:
a. Selebgram
Selebgram yaitu singkatan dari selebriti instagram, karena adanya selebgram
proses pemasaran online semakin luas. Selebgram menggunakan media sosial sebagai
sarana publisitas dan juga media iklan pada era saat ini. Konten yang informatif dan juga
promosional disajikan dalam bentuk foto dan video untuk memperluas konten promosi.
Sejumlah selebgram juga menggunakan akunnya dengan kemampuannya sebagai creative
destruction untuk menciptakan suatu berita, akun Instagram memiliki jumlah pengikut
(followers) yang relatif banyak serta berkomunikasi dengan frekuensi tinggi mengenai
status dan popularitas orang yang terkenal.
b. Perilaku Konsumtif Mahasiswa.
Mahasiswa merupakan sekelompok pemuda remaja yang mulai memasuki tahap
dewasa. Kalangan mahasiswa telah mengalami perubahan budaya sosial yang tinggi yang
membuat setiap individu untuk mempertahankan polanya dalam berkonsumtif. Terutama
pada produk fashion, untuk memenuhi gaya hidup serta mengikuti trend masa kini dan
juga menyesuaikan lingkungan tempat tinggalnya, mahasiswa sangatlah konsumtif
terhadap hal tersebut, selain faktor lingkungan terkadang pada circle pertemanan mereka
juga bisa mempengaruhi gaya hidup seorang mahasiswi.
c. Dapat dipercaya
Membangun kepercayaan tidak terjadi tanpa usaha dan butuh waktu bersamaan
dengan strategi yang baik. Membangun kepercayaan bisa dengan menjaga konsistensi
memastikan bahwa pelanggan Anda tahu apa yang di harapkan. Brand ataupun bisnis
yang konsisten dapat membantu meningkatkan suatu nilai keseluruhan pada bisnis.
Membangun kepercayaan juga dapat dilakukan dengan kegiatan promosi, terutama
promosi online, dengan aktivitas tersebut akan banyak mengundang perhatian customer
untuk membeli produk yang ditawarkan, dan promosi yang menarik.
d. Daya Tarik
Daya tarik yaitu suatu kemampuan untuk meyakinkan customer atau pengunjung
kepada barang atau jasa sehingga bisa meyakini bahwa produk atau jasa itu menarik
untuk membuat daya tarik customer sangatlah banyak, bisa dengan promosi
online ,memberikan pelayanan yang baik, menjual produk yang lengkap dan trendy,
menawarkan produk dengan harga terjangkau, menggunakan bahan berkualitas,
membangun branding yang kuat, dan menggunakan jasa influencer. Dalam pemasaran
digital pada media sosial, strategi ini sangat kerap kita lihat. Walaupun membutuhkan
biaya yang relatif mahal, strategi ini di nilai lumayan efektif untuk mengenalkan suatu
produk melalui seperti artis, selebgram, influencer, vlogger, dan lain sebagainya.
e. Keahlian
Dalam mempromosikan produk tentu harus mempunyai keahlian untuk
mempertahankan penjualan mereka. Penjual juga tidak boleh ketinggalan zaman dan juga
melewatkan teknologi terbaru yang bisa mendukung pekerjaan dan pemasaran. Penjual
juga bisa belajar untuk menggunakan aplikasi online agar penjual bisa mengetahui
kemajuan pekerjaannya dengan mudah. Beberapa program juga bisa menyajikan data
perhitungan yang dapat menunjukkan sejauh mana kesuksesan penjualan yang penjual
jalankan melalui media digital dan online . Keterampilan ini harus di kembangkan dari
waktu ke waktu karena teknologi akan terus mengalami kemajuan.

2.3 Brand Awareness


2.3.1 Pengertian Brand Awareness
Menurut (Durianto, dkk, 2017, hlm. 54) Brand awareness adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek sebagai
bagian dari suatu kategori produk tertentu. Konsumen lebih cenderung menyukai atau
membeli merek yang sudah dikenal karena konsumen merasa aman dengan sesuatu yang
dikenal. Kebanyakan konsumen berasumsi bahwa sebuah merek yang sudah dikenal
mempunyai kemungkinan bisa diandalkan, kemantapan dalam bisnis, dan kualitas yang
bisa dipertanggung jawabkan.
Kemudian menurut (Husnawati, 2017) Brand awareness merupakan salah satu
dimensi dasar dari ekuitas suatu merek yang sering dianggap sebagai salah satu
persyaratan dari keputusan pembelian seorang konsumen, karena merupakan faktor
penting dalam pertimbangan suatu merek. Faktor kesadaran penting dalam konteks
dimana merek selalu diutamakan dalam suatu rangkaian pertimbangan dalam keputusan
pembelian.
Selain itu menurut (Tariq,et.al, 2017) hubungan antara brand awareness terhadap
keputusan pembelian adalah suatu gambaran yang dimiliki konsumen untuk mengenali
merek dalam kategori produk dan dapat mempengaruhi konsumen untuk dapat membuat
keputusan pembelian.
Dalam sebuah perusahaan pasti menginginkan agar merek dari produk tersebut dapat
dikenal dan diterima oleh konsumen, dan bukan berarti perusahaan yang sudah
menjalankan bisnisnya sejak lama dapat tenang menghadapi situasi bisnis yang penuh
dengan persaingan dan tantangan.
Menurut (Aaker, 2018, hlm.105) Brand awareness dapat diraih, dipelihara dan
ditingkatkan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Menjadi Berbeda dan Dikenang
Suatu pesan kesadaran seharusnya memberikan suatu alasan untuk diperhatikan dan
seharusnya itu bisa dikenang, ada banyak cara yang dapat dilakukan namun yang paling
umum adalah menjadi berbedaan dan istimewa dari kelas produk tertentu.
2. Melibatkan Sebuah Slogan atau Jingle
Sebuah slogan atau jingle lagu bisa menimbulkan pengaruh yang besar. Kaitan pada
slogan tersebut bisa menjadi lebih kuat apabila karakteristik produk divisualkan dan
sebuah jingle lagu bisa menjadi alat yang jitu dalam menciptakan kesadaran.
3. Penampakan Simbol
Jika sebuah simbol telah terbentuk atau bisa dikembangkan yang berkaitan erat dengan
sebuah merek, maka simbol itu akan memainkan peran yang besar dalam menciptakan
dan memelihara kesadaran. Sebuah simbol mengandung pencitraan visual yang jauh lebih
mudah diketahui dan diingat kembali dari pada sebuah kata atau frase.
4. Publisitas
Periklanan sangat cocok dalam meningkatkan kesadaran karena periklanan
memungkinkan pesan dan audiens mengalami kedekatan. Pada umumnya iklan
merupakan suatu cara efisien untuk memberikan penampakan.
5. Sponsor Kegiatan
Peran utama dari sebagian besar sponsor kegiatan adalah menciptakan atau memelihara
kesadaran. Oleh karena itu seseorang dapat mengenali suatu merek secara langsung di
televisi, dan dari orang lain yang melihat langsung dari suatu kegiatan.
6. Pertimbangan Perluasan Merek
Salah satu cara untuk mendapatkan pengingatan kembali merek adalah dengan
meletakkan merek tersebut pada merek lain.
7. Menggunakan Tanda-Tanda / Isyarat (Cues)
Kampanye atau iklan pada brand awareness kadang bisa membantu dengan memberi
tanda-tanda pada produk tersebut, merek atau keduanya untuk memberi tanda yang
mengarahkan pada suatu kampanye atau iklan.

2.3.2 Indikator Kesadaran Merek (Brand Awareness)


Setiap kegiatan pemasaran selalu berupaya untuk memperoleh tingkat kesadaran
merek yang lebih tinggi sebagai top of mind. Jika suatu merek tidak berada dalam benak
konsumen, merek tersebut tidak dipertimbangkan di benak konsumen. Biasanya merek-
merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau merek
yang dibenci oleh konsumen (Durianto dalam Sari, Vika Y., 2017, hlm. 205)
Menurut Keller dalam (Winadi, 2017, hlm. 3) ada empat indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand,
yaitu :
1. Recall, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja
yang diingatnya. Nama merek yang sederhana, mudah diingat, mudah diucapkan, dan
memiliki arti yang jelas membuat suatu merek mudah muncul dalam ingatan konsumen.
2. Recognition, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk
kedalam kategori produk tertentu.
3. Purchase, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk
pilihan ketika akan membeli sebuah produk.
4. Consumption, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali suatu merek ketika
sedang menggunakan merek pesaing.
2.3.3 Dimensi Brand Awareness
Menurut Kotler dan Keller dalam (Winadi, 2017, hlm.3) brand awareness terbagi
menjadi beberapa dimensi, yaitu:
1. Pengenalan Merek (Brand Recognition)
Brand recognition adalah dimensi dimana tingkat kesadaran responden akan suatu
brand diukur dengan memberikan bantuan. Pertanyaan untuk pengenalan brand
memberikan bantuan dengan menyebutkan ciri-ciri dari produk brand tersebut.
2. Pengingat Kembali (Brand Recall)
Pengingat kembali adalah dimensi dimana brand disebutkan oleh responden setelah
menyebutkan brand yang pertama kali disebut sebagai pertanyaan pertama tentang suatu
kategori produk.
3. Puncak Pikiran (Top Of Mind)
Puncak pikiran merupakan dimensi dimana suatu brand menjadi yang pertama
disebut atau diingat oleh responden ketika dirinya ditanya tentang suatu kategori produk.

2.3.4 Tingkatan Brand Awareness


Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat merek suatu produk
berbeda-beda bergantung pada tingkat komunikasi suatu merek atau persepsi konsumen
terhadap merek yang ditawarkan oleh perusahaan. Oleh karenanya, diperlukan
pengetahuan untuk mengetahui tingkatan brand awareness konsumen untuk menentukan
strategi yang tepat dalam sebuah merek. Berikut adalah tingkatan brand awareness
(Aaker, 2018, hlm.91)

Gambar 2.3
Piramida Kesadaran Merek
Berdasarkan piramida di atas mengenai tingkatan brand awareness, dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1) Ketidaksadaran terhadap Merek (Unware of Brand)


Tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek adalah Unware of brand,
dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek tertentu.

2) Pengakuan atas Merek (Brand Recognition)


Pada tingkat ini, konsumen mengetahui keberadaan suatu merek dan mengakui
keberadaannya. Brand recognition menunjukkan level minimum brand awareness
seorang konsumen terhadap suatu produk. Tingkatan ini menentukan apakah konsumen
akan memilih membeli merek tersebut atau tidak. Hal ini penting pada saat seorang
pembeli
memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. Pengakuan merek, didasarkan
suatu tes pengingatan kembali lewat bantuan.

3) Ingat kembali terhadap Merek (Brand recall)


Brand recall ini maksudnya konsumen tidak hanya mengetahui tentang keberadaan
suatu merek tetapi ingat akan merek tersebut walaupun tanpa menggunakan bantuan atau
tanda–tanda.

4) Pikiran Utama (Top of Mind)


Top of Mind artinya suatu merek menjadi pilihan utama atau merek tersebut adalah
merek yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Merek tersebut menjadi merek
utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen. Apabila seseorang
ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan
satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan
puncak pikiran, dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai
merek yang ada di dalam benak konsumen. Posisi pengingatan kembali yang lebih kuat
dari kesadaran puncak pikiran adalah merek dominan.
2.4 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Tahun Hasil

Dari hasil penelitian menunjukkan


Debby 2019 bahwa media sosial (youtube,
Pengaruh
Arisandi, Facebook, Instagram, dan Twitter)
Penggunaan
Mohamad berpengaruh secara signifikan terhadap
Social Media
Nugraha Brand Awareness dan sangat penting
Terhadap
Reza dalam meningkatkan kesadaran merek
Brand
Pradana pariwisata berbasis swadaya
Awareness
masyarakat. Hasil Penelitian juga
Pada Objek
menunjukkan bahwa penggunaan media
Wisata Di Kota
sosial terbukti berpengaruh signifikan
Batam
terhadap pemasaran obyek wisata di
kota Batam. Akan tetapi, hal ini belum
dimanfaatkan secara maksimal, terbukti
baru 3 dari 19 kawasan wisata yang
sudah memanfaatkan media sosial untuk
mendukung program promosinya.
Karena itu, perlu dukungan dari
berbagai pihak yang terkait untuk
mendukung promosi obyek wisata di
Kota Batam.
2020 Dari hasil analisis kuesioner di peroleh
Pengaruh
Atim hasil dari pengaruh social media
Promosi Social
Fadhila, Ati marketing terhadap brand awareness
Media
Mustikasari, adalah 28,2%. Hal itu Sebagian besar
Instagram
SE., MM dipengaruhi oleh sharing of content
Terhadap
yang ada pada social media marketing.
Brand
Sehingga saat ini brand awareness yang
Awareness
ada pada PT Rapid Teknologi Indonesia
(Case Study:
berada di tingkat brand recognitions.
Pt Rapid
Teknologi
Indonesia Pada
Tahun 2020)

Andrianus 2020 Penelitian ini memiliki tujuan untuk


Pengaruh
Agustinus, mengukur pengaruh Media Sosial
Sosial Media
Ahmad (instagram) dalam meningkatkan Brand
(Instagram)
Junaidi Awareness Kopi Kenangan . Data
dalam
primer yang terkumpul menggunakan
Meningkatkan
kuesioner yang disebarkan kepada
Brand
seratus responden yang aktif
Awareness
menggunakan media sosial (Instagram)
Kopi
terhadap akun kopi kenangan. Analisis
Kenangan
data menggunakan SPSS Ver. 23.0.
Penelitian ini terdiri dari 20 butir
pernyataan. Berlandaskan hasil
penelitian, diketahui bahwa adanya
dampak positif yang signifikan bagi
media sosial (Instagram) dalam
meningkatkan Brand Awareness. Dari
kedua variabel yang digunakan dalam
mengerjakan penelitian ini.
2.5 Kerangka Berpikir

Media Sosial

(Instagram)

Selebgram Endorsment

Brand Awareness

Recall Recognition Purchase Consumption

2.6 Hipotesis Penelitian


Menurut (Sugiyono, 2019, hlm. 99) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Analisis ini untuk mengetahui pengaruh antar variabel
independent dan variabel dependent apakah masing- masing variabel dependent
berpengaruh positif atau negatif sehingga hipotesis tersebut perlu di uji.
Sebagaimana telah dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ha: Terdapat pengaruh media sosial Instagram terhadap Brand Awareness STIE
Ekuitas melalui selebgram sebagai variabel moderator.
2. H0: Tidak terdapat pengaruh media sosial Instagram terhadap Brand Awareness
STIE Ekuitas melalui selebgram sebagai variabel moderator.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan
tujuan dan tujuan spesifik (Sugiyono, 2019, hlm. 2) penelitian dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah, riset perlu melakukan desain riset
yang akan dilaksanakan. Rancangan penelitian ini merupakan permulaan perancangan,
sehingga para peneliti merancang desain atau desain sehingga pada akhirnya mereka akan
mendapatkan jawaban atas problem penelitian itu. Dalam penelitian ini, para peneliti telah
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
dijelaskan oleh spradley di (Sugiyono, 2019, hlm. 209) penelitian kualitatif yang
“Comparisons with one cultural field or several related domains", memperlihatkan bahwa
fokusnya adalah ranah tunggal atau beberapa ranah yang berhubungan dengan situasi sosial.

Dalam penelitian kualitatif, tekad fokus lebih didasarkan pada informasi terkini yang
dapat diperoleh dari situasi sosial (lapangan). (Sugiyono, 2019, hlm. 9) menjelaskan
penelitian kualitatif sebagai metode studi berdasarkan falsafah postpositivism, yang
digunakan untuk meneliti kondisi objek alami, (kebalikannya adalah sebuah eksperimen) di
mana para peneliti adalah sebagai instrumen utama, teknik pengumpulan data yang
ditriangulasi (dikombinasikan), analisis data induktif, dan penelitian kualitatif lebih bermakna
daripada generalisasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif.

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas media sosial Instagram terhadap Brand
Awareness STIE Ekuitas melalui selebgram sebagai variabel moderator. Pada akhirnya,
penulis dapat menjelaskan data yang dikumpulkan dari pengamatan mereka sewaktu berada
di lapangan, kemudian menganalisis, dan mengklarifikasi melalui teknik-teknik seperti
wawancara kuisioner ,pengamatan, studi dokumenter dan hal-hal lainnya.
3.1.1 Tahap Pralapangan
Tahapan pra-lapangan peneliti sedang mengobservasi langsung apa subjek penelitian
dan objek akan dipelajari nanti. Peneliti memiliki tugas untuk melihat dan mengetahui
keseluruhan fenomena yang terjadi secara keseluruhan. Selain mengobservasi peneliti
mengadakan penelitian langsung untuk memperoleh dan menemukan rujukan ke fokus
penelitian ini. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis terletak di kampus STIE
Ekuitas Jl. Phh. Mustofa No.31, Neglasari, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa
Barat. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus hingga selesai.

3.1.2 Tahap Pekerjaan Lapangan


Tahap rancangan dan pelaksanaan di lapangan, rancangan mengenai fokus studi dan
metode dan pendekatan apa yang digunakan telah disiapkan. Setelah menyusun rancangan,
peneliti menentukan siapa yang akan menjadi sumber dan siapa yang akan berpartisipasi
dalam penelitian ini, setelah menentukan siapa yang menjadi sumber dan partisipan penelitian
ini, peneliti mengumpulkan beberapa data yang telah diperoleh dilapangan, menganalisis
data, dan melaporkan hasil temuan yang telah ditemukan peneliti .
3.1.3 Tahap Analisis Data
Tahap analisis data ini adalah aktivitas yang diperoleh para peneliti dari lapangan.
Kegiatan analisis data adalah langkah penting untuk menemukan jawaban atas permasalahan
peneliti yang diperoleh ketika dilapangan. Model analisis data yang digunakan oleh peneliti
adalah teknik analisis deskriptif karena target riset adalah fenomena yang sedang
berlangsung. Analisis Data dilakukan dari awal sampai akhir. Proses analisis data dimulai
dengan meninjau semua data yang tersedia dari berbagai sumber, sumber-sumber yang
dimaksudkan dari hasil kuisioner.Pengolahan Data relevan dengan pendekatan penelitian
kualitatif.
3.1.4 Tahap Penulisan Laporan
Tahap penulisan laporan adalah tahap akhir yang telah dilakukan dalam penelitian.
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data, dan juga analisis data yang
berkesinambungan selama proses pengumpulan data, peneliti kemudian menyusun karya tulis
ilmiah dari data yang diperoleh, mengolah data yang pertama setelah membandingkan data
dengan empirik dengan teori, dan pemrosesan data sebagai laporan akhir setelah data itu
lengkap.
3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian
3.2.1 Partisipan
Sanafiah faisal dalam(Sugiyono, 2019, hlm. 221) mengutip spradley, mengatakan
situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan menunjukkan adanya situasi sosial yang
mencakup banyak domain lain. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data
atau sebagai informan harus sesuai dengan kriteria berikut:
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
tidak hanya untuk mengetahui, tetapi untuk memiliki.
2. Mereka yang digolongkan masih sedang berkecimpung atau saja terlibat pada kegiatan
yang sedang diteliti.
3. Mereka yang memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi dari hasil “kemasan”nya sendiri.
5. Mereka yang pada mulanya diklarifikasikan “cukup asing” dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik “Pusposive Sampling”. Teknik sampling
untuk menentukan peserta dalam studi ini. Dalam penelitian itu, peneliti juga menentukan
partisipan. Partisipan adalah Siswa dan Siswi SMA Kelas 12 se-Jawa Barat.Dengan jumlah
partisipan sebanyak 100 orang.

3.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis terletak
di kampus STIE Ekuitas Jl. Phh. Mustofa No.31, Neglasari, Kec. Cibeunying Kaler, Kota
Bandung, Jawa Barat. Pemilihan STIE Ekuitas sebagai tempat penelitian berdasarkan atas
beberapa pertimbangan yang diharapkan dapatmempermudah penelitian dalam pemilihan
tempat.

3.3 Teknik Pengumpulan data


(Sugiyono, 2019, hlm. 224) menjelaskan pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis pada penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan antara lain:

3.3.1 Kuisioner
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner
yang berisi pertanyaan sebagai instrumen penelitian. Menurut (Sugiyono, 2019, hlm. 199)
kuesioner adalah metode pengumpulan data kepada responden untuk dijawab dengan cara
memberi beberapa pertanyaan. Cara peneliti mengumpulkan data adalah dengan
menyebarkan kuesioner kepada subjek penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu
diberikan kepada responden secara online melalui internet dengan menggunakan google
form. Teknik kuesioner ini efisien dan layak diterapkan untuk jumlah responden cukup besar
yang tersebar di wilayah yang luas. Kemudian peneliti meminta kesediaan subjek tersebut
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

3.3.2. Triangulasi Data


Triangulasi teknik, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan kuisioner sebagai teknik
pengumpulan data.Triangulasi teknik, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang ntuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti, untuk
mendapatkan data dari sumber yang dengan teknik yang samasi sumber berarti, untuk
mendapatkan data dari sumber yang dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2019, hlm. 241)
Dalam hal triangulasi, Susan Stainback dalam (Sugiyono, 2019, hlm.241) menyatakan bahwa
“the aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the purpose of
triangulation is to increase one’s understanding of whatever is being investigated” tujuan
triangulasi bukan mencari kebenaran tentang berapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan
pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan. Tujuan penelitian kualitatif memang
bukan semata-mata mencari kebenaran tetapi lebih pada pemahamannya dengan triangulasi
data akan lebih meningkatkan kekuatan data, Jika dibandingkan dengan suatu pendekatan.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil kuisioener mengenai media sosial
Instagram terhadap Brand Awareness STIE Ekuitas melalui selebgram sebagai variabel
moderator.

3.4. Analisis Data


Menurut (Sugiyono, 2019, hlm. 244) analisis data merupakan proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil kuisioner dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis
data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama pada
lapangan, dan setelah pada lapangan. dalam hal ini, Nasution dalam (Sugiyono, 2019, hlm.
245) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis
data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai Jika mungkin, teori yang
“grounded”.
Berdasarkan pernyataan atas, analisis data dalam penelitian kualitatif sebelum peneliti
memasuki lapangan yaitu dengan melakukan studi pendahuluan atau pra- penelitian untuk
menentukan fokus permasalahan. pada saat penelitian berlangsung di lapangan analisis data
dilakukan secara interaktif yaitu pada saat pengumpulan data berlangsung. Maka hal ini
sejalan dengan model Miles and Huberman dalam (Sugiyono, 2019, hlm. 246)
mengemukakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, serta setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. pada saat wawancara, peneliti akan melakukan analisis terhadap jawaban yang
dikuisioner. Bila jawaban yang dikuisioner setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan
melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
berdasarkan penjelasan di atas, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa komponen yaitu:

3.4.1. Reduksi Data


Menurut (Sugiyono, 2019, hlm. 249) Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif
yang memerlukan kecerdasan serta keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi
peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman
atau orang lain yang dipandang ahli. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh
tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. oleh
karena itu, jika peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang
dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan
perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

3.4.2 Penyajian Data


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya merupakan mendisplaykan data.
menurut (Sugiyono, 2019, hlm. 249) dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan
pada bentuk uraian singkat, bagan, korelasi antar kategori, flowchart serta sejenisnya. dalam
hal ini Miles and Huberman dalam (Sugiyono, 2019, hlm. 249) menyatakan “The most
frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”.
yang paling sering dipergunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan,
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.

3.4.3. Verification
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif merupakan penarikan kesimpulan serta
verivikasi. menurut (Sugiyono, 2019, hlm. 252) bahwa: “kesimpulan dalam penelitian
kualitatif artinya merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif,
hipotesis atau teori”. dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Miles
and Huberman dalam (Sugiyono, 2019, hlm. 252) berpendapat bahwa kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, serta akan berubah Bila tidak ditemukan bukti-bukti
baru yang bertenaga dapat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A. D. (2018). Manajemen Ekuitas Merek. Mitra Utama.


Abbas, Aamir, et al. (2018). The Effect of Celebrity Endorsement on Customer Purchase
Decision: A Comparative Study. Current Economics and Management Research, 4(1),
1–10.
Adnovaldi, Yudha, W. (2019). Analisis Determinan Fraud Diamond terhadap Deteksi
Fraudulent Financial Statement. Jurnal Informasi.
Ahmad Taofik. (2021). STIE EKUITAS Raih Predikat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Terbaik
Se-Jawa Barat dan Banten. Bagikan berita.com.
Andi Dwi Riyanto. (2022). Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2022.
Anizir; Wahyuni, R. (2017). Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Brand Image
Perguruan Tinggi Swasta Di Kota Serang. Jurnal Sains Manajemen, 3(2), 0. http://e-
jurnal.lppmunsera.org/index.php/SM/article/view/25
Aura Ramadhan, dkk. (2020). “Fenomena Endorsment di Instagram Story pada Kalangan
Selebgram". Jurnal Ilmu Komunikasi, 9(2), 321–322.
BİLGİN, Y. (2018). the Effect of Social Media Marketing Activities on Brand Awareness,
Brand Image and Brand Loyalty. Business & Management Studies: An International
Journal, 6(1), 128–148. https://doi.org/10.15295/bmij.v6i1.229
Durianto, Darmadi, Sugiarto, Sitinjak, T. (2017). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. Gramedia Pustaka Utama.
Febriyan, F. (2018). Pengaruh Pemasaran Media Sosial Terhadap Brand Awareness pada
Produk Internasional. Jurnal Administrasi Bisnis, 61(1), 1–86.
http://repository.ub.ac.id/162479/
Husnawati. (2017). Pengaruh Brand Awareness dan Persepsi Kualitas terhadap Buying
Decision Sepeda Motor Honda (Studi Kasus Mahasiswa UIN Alauddin Makassar).
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Indika, D. R., & Jovita, C. (2017). Media sosial instagram sebagai sarana promosi untuk
meningkatkan minat beli konsumen. Jurnal Bisnis Terapan, 1(1), 25–32.
Irpansyah, M. A., Ramdan, A. M., Danial, R. D. M., & Sukabumi, M. (2019). . DAMPAK
DARI KEKUATAN DAN POPULARITAS SELEBGRAM TERHADAP MINAT BELI
PADA PRODUK MODE LOKAL DI INSTAGRAM. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana, 8, 221–234.
Irpansyah, dkk. (2019). Kredibilitas dan Kekuatan Selebgram Dalam Meningkatkan Minat
Beli PadaToko Online di Instagram. COSTING:Journal of Economic,Business and
Accounting, 2(248–255).
KOMINFO. (2018). Jumlah Pengguna Internet 2017 Meningkat, Kominfo Terus Melakukan
Percepatan Pembangunan Boarband.
Kusuma, B. A, Putri, B. P. S. (2019). Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Brand
Equity. JIM UPB, 7(1), 33–37.
Laksamana, P. (2018). Impact of Social Media Marketing on Purchase Intention and Brand
Loyalty : Evidence from Indonesia ’ s Banking Industry. Econ Journals, 8(1), 13–18.
Maerisa, E. A. (2013). Panduan Praktis membuat surat-surat bisnis dan perjanjian.
Visimedia.
Martin, D. (2020). Digital Marketing Instagram (Tips Simple & Ampuh Untuk Pemasaran).
digimind.id.
Mileva, L.,Dh, ahmad fauzi. (2018). Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Keputusan
Pembelian ( Survei Online pada Mahasiswa Sarjana Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Angkatan 2014 / 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang Membeli
Starbucks. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 58(1), 190–199.
Nasrullah, R. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan. Sosioteknologi.
Simbiosa Rekatama Media.
Nasrullah, R. (2016). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Sosioteknologi. Simbiosa
Rekatama Media.
Nasrullah, R. (2017). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan. Sosioteknologi.
Simbiosa Rekatama Media.
Putri, G. H.,Patria, B. (2018). Pengaruh Endorsement Selebriti Instagram terhadap Minat Beli
Remaja Putri. Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP), 4(1), 33.
Ridha, A., Perdana, A. H., & As’ ad, A. (2018). Celebrity Endorser Pada Jejaring
Sosialinstagram Untuk Menarik Minat Pembelian Calon Konsumen. Jurnal Economic
Resource, 1(1), 86–96.
Sari, Vika Y., dkk. (2017). Pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, dan asosiasi merek
terhadap keputusan pembelian handphone Samsung (Studi Kasus Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatra Barat). Jurnal of Economic and
Economic Education, 5(2), 205.
Sari, M. . (2017). Fenomena Penggunaan Instagram Sebagai Komunikasi Pembelajaran
Agama Islam Oleh Mahasiswa FISIP Universitas Riau. JOM FISIP.
Sucipto, K. R. R., & Yahya, A. F. (2022). Strategi komunikasi pemasaran digital subway
indonesia melalui reels instagram @subway.indonesia. Jurnal Komunikasi Profesional,
6(1).
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.
Tariq, M., Abbas, T., Abrar, M., Iqbal, A. (2017). “EWOM and Brand Awareness Impact on
ConsumerPurchase Intention: Mediating Role of Brand Image.” Pakistan Administrative
Review., 84–102.
Wicaksono, M. . (2017). Pengaruh media sosial instagram @wisatadakwahokura terhadap
minat berkunjung followers. JOM FISIP.
Winadi, J. S. (2017). Hubungan word of mouth dengan brand awareness teh kotak. Jurnal E-
Komunikasi, 5(1), 3.
ZULFAH, T. N. (2021). PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VIDGRAM (VIDEO
INSTAGRAM) PADA PELAJARAN SEJARAH MATERI PERUNDINGAN
LINGGARJATI TERHADAP KESADARAN SEJARAH SISWA DI KELAS XI IPS 5
SMAN 6 TASIKMALAYA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/ 2021.
Zulfikar, A.R, M. (2017). Mikhriani Jurusan Manajemen Dakwah, UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta <. 1(2), 279–294.

Anda mungkin juga menyukai