Pendahuluan
Akuntansi dapat dibagi dalam dua tipe, Akutansi dalam perusahaan dapat dibagi
menjadi 2 tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi
keuangan menitikberatkan pada laporan secara menyeluruh mengenai keuangan suatu
perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak ekstern. Sedangkan akuntansi
manajemen menitikberatkan menyusun laporan keuangan perbagian dalam suatu
perusahaan, yang digunakan oleh pihak intern.
POKOK MATERI
1-1
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1-2
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1-3
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1-4
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1-5
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
Beban pemasaran adalah semua jenis beban yang berhubungan dengan pelaksanaan dan
penjualan produk, sedangkan beban administrasi dan umum adalah semua jenis beban
yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan secara keseluruhan.
1-6
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1-7
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
misalnya departemen umum, departemen penjualan, dll. Biaya yang terjadi dalam
departemen jasa dialokasikan kedepartemen lain yang menikmatinya. Dalam hal ini
biaya dibagi menjadi biaya langsung departemen dan tidak langsung departemen (direct
and indirect departemental charges).
Biaya langsung departemen adalah biaya yang terjadi dan langsung dibebankan pada
departemen yang bersangkutan dimana biaya tersebut terjadi, sedangkan biaya tidak
langsung departemen adalah biaya yang terjadi dan tidak dapat langsung dibebankan
kesuatu departemen namun dibebankan kedepartemen yang menikmatinya melalui
alokasi dan distribusi biaya, misalnya biaya penyusutan gedung merupaka biaya tidak
langsung departemen.
System Biaya
System biaya (cost system) adalah serangkaian kegiatan dalam rangka menentukan
biaya produksi dan harga pokok produk dalam suatu proses produksi. Kegiatan dalam
system biaya mencakup:
1. Pengumpulan biaya produksi
2. Penentuan biaya produksi
1-8
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
= Rp 482.250,00
1-9
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
Dalam suatu proses produksi terdapat elemen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Pengumpulan biaya produksi tersebut
bergantung pada cara berproduksi:
1. Perusahaan yang memproduksi suatu produk berdasarkan pesanan (order) akan
melaksanakan kegiatannya setelah pesanan diterima, misalnya perusahaan
percetakan, furniture, dan galangan kapal. Perusahaan ini akan mengumpulkan
dana produksinya sesuai dengan pesanan yang diterimanya dengan kata lain
mengumpulkan biaya produksinya sesuai dengan pesanan yang diterimanya.
Dengan kata lain mengumpulkan biaya produksi untuk setiap jenis pesanan. Cara
ini disebut dengan pengumpulan biaya produksi berdasarkan pesanan (job order
costing).
2. Dipihak lain ada perusahaan yang memproduksi suatu produk berdasarkan
produksi masa, melakukan pengolahan produknya secara continue/ terus menerus
dalam rangka memenuhi permintaan pasar atau persediaan digudang misalnya
perusahaan tekstil, sepatu, makanan, dan minuman. Dalam perusahaan ini biaya
produksi dikumpulkan secara periodic (harian, mingguan atau bulanan) untuk
setiap departemen produksi. Cara pengumpulan biaya ini disebut pengumpulan
biaya produksi berdasarkan masa/ periodic (proses costing). Dalam suatu
perusahaan industry terkadang menggunakan kedua cara tersebut untuk
menghasilkan produknya. Misalnya perusahaan otomitife, satu pihak melakukan
pengumpulan biaya produksi untuk setiap pemesanan, jika produk yang akan
dihasilkan berdasarkan spesifikasi dari pemesan (misal mobil anti peluru), dipihak
lain dia memproduksi mobil secara masal untuk dipasarkan memenuhi
kepentingan umum walaupun tidak ada pesanan.
3. Suatu perusahaan industry terkadang menghasilkan berbagai jenis produk dari
bahan baku yang berbeda sesuai dengan permintaan pemesan, namun biaya
konversi yang sama maka pengumpulan biaya produksinya menggunakan
pendekatan yang dinamakan blended method (metode campuran), artinya biaya
bahan baku diperhitungkan untuk setiap pekerjaan (pesanan), namun biaya
1 - 10
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1 - 11
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1 - 12
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
Kas Utang Usaha Bahan Brg Dlm Proses Brg Jadi HPP
Persediaan Brg
Aktiva Tetap Akumulasi Dlm Proses
Pabrik Penyusutan
Biaya Lain
Pabrik
Penjelasan:
1. Mencatat pembelian bahan langsung dan tidak langsung
2. Mencatat pembayaran utang usaha
3. Mencatat terjadinya biaya pabrik lain secara kredit
4. Mencatat pembayaran dimuka
5. Mencatat alokasi dan pembebanan biaya dimuka
6. Mencatat pembelian aktiva tetap
7. Mencatat pembayaran biaya pabrik lain
8. Mencatat perhitungan upah dan gaji
9. Mencatat pembayaran utang uapah dan gaji
10. Mencatat pemakaian bahan langsung
11. Mencatat pemakaian bahan tidak langsung
1 - 13
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1 - 14
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
Aktiva
Aktiva lacar Rp. 366.000,00
Kas Rp. 152.000,00
Surat-surat berharga Rp. 626.200,00
Piutang dagang
Persediaan: Barang jadi Rp. 137.400,00
Brang dalam proses Rp. 468.600,00
Bahan Rp. 270.600,00
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Utang Dagang Rp.1.106.000,00
Utang Pajak Lancar Rp. 71.400,00
Utang Obligasi (jatuh tempo) Rp. 40.000,00
Total Kewajiban Lancar Rp.1.271.400,00
Kewajiban jangka panjang
Utang Bank ANU Rp. 408.800,00
Total Kewajiban Rp.1.626.200,00
Equitas
Modal Saham Rp.1.056.000,00
Laba Ditahan Rp.1.879.000,00
Total Modal Rp.2.935.000,00
Total Kewajiban Ditahan Rp.4.561.200,00
1 - 15
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
Soal :
Diminta :
Buatlah jurnal dari transaksi diatas
1 - 16
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1 - 17
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
SURAT BERHARGA
So Rp 152,000.00 N Rp 152,000.00
PIUTANG DAGANG
So Rp 626,200.00 7 Rp 410,000.00
11 Rp 460,800.00 N Rp 677,000.00
Rp 1,087,000.00 Rp 1,087,000.00
BARANG JADI
So Rp 137,400.00 7 Rp 576,000.00
10 Rp 640,000.00 N Rp 201,400.00
Rp 777,400.00 Rp 777,400.00
UTANG PPh
BUKU BESAR 8 Rp 71,400.00 N Rp 71,400.00
KAS
So Rp 366,000.00 6 Rp 37,100.00
7 Rp 410,000.00 8 Rp 525,400.00
11 Rp 307,200.00 N Rp 520,000.00
Rp 1,083,200.00 Rp 1,083,200.00
1 - 18
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
Keterangan :
GEDUNG So = Saldo
So Rp 1,161,200.00 N Rp 1,161,200.00 N = Neraca
R/L = Rugi/Lab
BEBAN PENJUALAN
4 Rp 48,000.00 R/L Rp 48,000.00
AKUMULASI PENYUSUTAN
N Rp 2,038,400.00 So Rp 2,021,400.00
1 Rp 17,000.00 BEBAN ADM.
6 Rp 2,038,400.00 4 Rp 32,000.00 R/L Rp 32,000.00
PENJUALAN
UTANG DAGANG R/L Rp 768,000.00 11 Rp 768,000.00
8 Rp 454,000.00 So Rp 1,106,000.00
N Rp 867,900.00 1 Rp 200,000.00
Rp 1,321,900.00 6 Rp 15,900.00 HARGA POKOK PENJUALAN
Rp 1,321,900.00 11 Rp 576,000.00 R/L Rp 576,000.00
BOP SESUNGGUHNYA
2 Rp 24,000.00 9 Rp 144,400.00
4 Rp 48,000.00
5 Rp 19,400.00
6 Rp 53,000.00
Rp 144,400.00 Rp 144,400.00
1 - 19
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
PT ANGARAKSA JAYA
Laporan Harga Pokok Penjualan
Untuk Bulan Yang Berakhir 28 Februari 2005
1. Bahan Baku :
Persediaan Bahan-awal Rp 270.600,00
Pembelian Rp 200.000,00
Bahan Siap Digunakan Rp 470.000,00
Pemakaian Bahan Pembantu Rp 24.000,00
Persediaan Barang Akhir Rp 286.000,00
Rp 310.000,00
Penggunaan Bahan Baku Rp 160.000,00
PT ANGARAKSA JAYA
Laporan Harga Pokok Penjualan
Untuk Bulan Yang Berakhir 28 Februari 1995
Penjualan Rp 768.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp 576.000,00
Laba Bruto Rp 192.000,00
Beban Penjualan Rp 48.000,00
1 - 20
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
PT ANGGARAKSA JAYA
NERACA DAN LABA DITAHAN
Per 28 Februari 1995
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas Rp 520.700,00
Surat-Surat Berharga Rp 152.000,00
Piutang Dagang Rp 677.000,00
Persediaan : Barang Jadi Rp 201.400,00
Barang Dalam Proses Rp 325.000,00
Bahan Rp 286.600,00
Total Persediaan Rp 813.000,00
Beban Dibayar Dimuka Rp 29.200,00
Total Aktiva Lancar Rp 2.191.800,00
Aktiva Tetap
Tanah Rp 83.000,00
Gedung Rp 1.161.200,00
Mesin Dan Peralatan Rp 3.286.000,00
Akumulasi Penyusutan Rp (2.038.400,00)
Total Aktiva Tetap Rp 2.491.800,00
Total Aktiva Rp 4.683.700,00
Kewajiban
Kewajiban Lancar
Utang Dagang Rp 867.900,00
Utang Obligasi (Jatuh Tempo) Rp 40.000,00
Utang Pph Rp 48.000,00
Utang Upah dan Gaji Rp 272.000,00
Total Kewajiban Lancar Rp 1.227.900,00
Kewajiban Jangka Panjang
Utang bank ANU Rp 408.800,00
Total Utang Rp 1.636.700,00
Modal
Modal Saham
1 - 21
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
POLITEKNIK
NEGERI BAB 1
SISTEM BIAYA DAN AKUTANSI BIAYA
BANDUNG
1 - 22