Anda di halaman 1dari 16

ANALISA SPASIAL PENYAKIT HIV, FASILITAS KESEHATAN,

TENAGA KESEHATAN, DAN JUMLAH REMAJA


YANG MENDAPATKAN PENDIDIKAN
TENTANG HIV/AIDS

Yolanda Mercy Rawati Daeli1


1
Prodi Kesehatan Masyarakat USM Indonesia
Email:

Abstrak

AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan beberapa


penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh
manusia yang berakibat turun atau hilangnya daya tahan tubuh. Jenis penelitian
Observasional dengan metode penelitian Deskriptif melalui pendekatan System
Informasi Geografis (SIG). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan
distribusi persebaran kasus HIV/AIDS dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil dan
pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS diKabupaten/Kota
Sumatera Utara masih tergolong tinggi yang tersebar di setiap wilayah dengan jumlah tenaga
kesehatan, jumlah fasilitas serta penyuluhan kesehatan yang belum optimal dan masih
banyak yang tergolong rendah.

Kata kunci: HIV/AIDS, Pelayanan Kesehatan,Fasilitas Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan

1
SPATIAL ANALYSIS OF HIV DISEASE, HEALTH FACILITIES,
HEALTH PERSONNEL, AND NUMBER OF YOUTH
WHO GET EDUCATION
ABOUT HIV/AIDS

Yolanda Mercy Rawati Daeli1


1
Prodi Kesehatan Masyarakat USM Indonesia
Email:

Abstract

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) is a collection of several diseases


caused by the HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus which is easily
contagious and deadly. The virus damages the human immune system which results
in a decrease or loss of body resistance. This type of research is observational with
descriptive research methods through a Geographic Information System (GIS)
approach. The purpose of this research is to describe the distribution of HIV/AIDS
cases and health services. Based on the results and discussion, it can be concluded
that the number of people living with HIV/AIDS in the District/City of North
Sumatra is still relatively high, spread in each region with the number of health
workers, the number of facilities and health counseling that is not optimal and
many are still relatively low.

Keywords: HIV/AIDS, Health Services, Health Facilities, Health Education

2
PENDAHULUAN
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit-penyakit
yang muncul akibat menurunnya kinerja dari sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh sebuah virus yang sifatnya menular dinamakan dengan Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Pertumbuhan jumlah penderita HIV setiap tahunnya
bisa meningkat bisa menurun. Menurut Marlinda dan Azinar “Indonesia merupakan
salah satu negara dengan penambahan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara,
dengan estimasi peningkatan angka kejadian infeksi HIV lebih dari 36%”.
Pertumbuhan jumlah penderita HIV yang semakin meningkat, maka semakin
meningkat pula Angka Kematian akibat AIDS. Dikarenakan ketika seseorang
terinfeksi HIV sudah pasti terinfeksi penyakit AIDS juga dan penyakit ini merupakan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara tahun 2017, pertumbuhan jumlah penderita HIV di Provinsi
Sumatera Utara setiap tahunnya sejak tahun 2013 semakin meningkat dengan pesat,
menandakan bahwa penanganan-penanganan yang disediakan masih belum sesuai
dengan banyaknya jumlah penderita HIV yang ada.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan observational descriptive.
dengan menggunakan desain studi ekologi deskriptif. Sampel adalah semua
anggota populasi dengan kriteria eksklusi dan inklusi, yaitu 1091 kasus.
Penelitian dilakukan pada tahun 2020 di seluruh Kabupaten/Kota Sumatera Utara.
Penelitian diambil menggunakan lembar observasi dan data sekunder yang meliputi
variabel jumlah penderita HIV/AIDS, jumlah fasilitas kesehatan,jumlah tenaga
kesehatan, dan Jumlah penyuluhan KESPRO, HIV dan AIDS Kelurga Berencana.
Metode analisis data penelitian ini dengan menggunakan analisis data spasial
suatu bidang dimana menggabungkan penelitian di bidang kesehatan dengan
Geographic Information System (GIS) melalui studi epidemiologi lingkungan.
Data pola dan lokasi hasil GIS membantu bidang epidemiologi untuk
memberi petunjuk lokasi paling tepat dalam pemberian intervensi kesehatan yang
efektif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan distribusi kejadian HIV/AIDS di
Kabupaten/Kota Sumatra Utara pada tahun 2020 secara spasial.

3
HASIL
Variabel Orang

1. Jumlah penderita HIV di kabupaten kota Sumatera Utara


Tabel 1.
No Nama Kabupaten/Kota Jumlah penderita Hiv
1 Asahan 80
2 Batu Bara 35
3 Dairi 24
4 Danau toba -
5 Deli serdang 143
6 Humbang Hasundutan 8
7 Karo 46
8 Kota Binjai 29
9 Kota Gunungsitoli 7
10 Kota Medan 322
11 Kota Padangsidempuan 6
12 Kota Pematangsiantar 45
13 Kota Sibolga 42
14 Kota Tanjung Balai 27
15 Kota Tebing Tinggi 1
16 Labuhan Batu 46
17 Labuhan Batu Selatan 0
18 Labuhan Batu Utara 8
19 Langkat 23
20 Mandailing Natal 9
21 Nias 8
22 Nias Barat 0
23 Nias Selatan 0
24 Nias Utara 0
25 Padang Lawas 6
26 Padang Lawas Utara 6
27 Pakpak Bharatr 3

4
28 Samosir 4
29 Serdang Beadagai 30
30 Simalungun 32
31 Tapanuli Selatan 9
32 Tapanuli Tengah 29
33 Tapanuli Utara 25
34 Toba Samosir 38

Gambar 1. Peta Pesebaran Penderita HIV diKabupaten/Kota SUMUT


Berdasarkan data diatas kasus penderita HIV terbanyak terdapat di Kabupaten/Kota
Medan posisi pertama sebanyak 322 kasus dan Kabupaten Deli Serdang pada posisi kedua
sebanyak 143 kasus. Sedangkan pada kasus penderita HIV terendah pada Kabupaten/Kota
Tebing Tinggi hanya sebanyak 1 kasus penderita HIV.

2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Utara


Tabel 2.
No Nama Kabupaten/Kota JumlahNAKES
1 Asahan 1774
2 Batu Bara 476
3 Dairi 927
4 Danau toba -
5 Deli serdang 4830
6 Humbang Hasundutan 720

5
7 Karo 1540
8 Kota Binjai 1801
9 Kota Gunungsitoli 617
10 Kota Medan 13189
11 Kota Padangsidempuan 1172
12 Kota Pematangsiantar 1954
13 Kota Sibolga 1297
14 Kota Tanjung Balai 434
15 Kota Tebing Tinggi 1086
16 Labuhan Batu 2043
17 Labuhan Batu Selatan 1083
18 Labuhan Batu Utara 1821
19 Langkat 2361
20 Mandailing Natal 2058
21 Nias 863
22 Nias Barat 598
23 Nias Selatan 2088
24 Nias Utara 670
25 Padang Lawas 1162
26 Padang Lawas Utara 970
27 Pakpak Bharat 399
28 Samosir 574
29 Serdang Bedagai 1441
30 Simalungun 2015
31 Tapanuli Selatan 661
32 Tapanuli Tengah 1775
33 Tapanuli Utara 1442
34 Toba Samosir 1011

6
Gambar 2. Peta Pesebaran Naskes di Kabupaten/Kota SUMUT
Berdasarkan data diatas jumlah tenaga kesehatan terbanyak terdapat di
Kabupaten/Kota Medan posisi pertama sebanyak 13189 tenaga kesehatan dan
Kabupaten Deli Serdang pada posisi kedua sebanyak 4830 tenaga kesehatan.
Sedangkan jumlah tenaga kesehatan terendah pada Kabupaten/Kota Tanjung Balai
sebanyak 343 tenaga kesehatan.

Variabel Tempat
3. Jumlah rumah sakit umum, Rumah sakit khusus, Puskesmas, Klinik Pra
tama, dan Posyandu
Tabel 3.
No Nama Kabupaten/Kota Jumlah FASKES
1 Asahan 1036
2 Batu Bara 568
3 Dairi 525
4 Danau toba -
5 Deli serdang 1689
6 Humbang Hasundutan 273
7 Karo 459
8 Kota Binjai 340
9 Kota Gunungsitoli 181

7
10 Kota Medan 1746
11 Kota Padangsidempuan 169
12 Kota Pematangsiantar 362
13 Kota Sibolga 106
14 Kota Tanjung Balai 141
15 Kota Tebing Tinggi 164
16 Labuhan Batu 617
17 Labuhan Batu Selatan 542
18 Labuhan Batu Utara 734
19 Langkat 1380
20 Mandailing Natal 551
21 Nias 214
22 Nias Barat 189
23 Nias Selatan 517
24 Nias Utara 206
25 Padang Lawas 369
26 Padang Lawas Utara 416
27 Pakpak Bharat 99
28 Samosir 248
29 Serdang Bedagai 850
30 Simalungun 1343
31 Tapanuli Selatan 553
32 Tapanuli Tengah 425
33 Tapanuli Utara 447
34 Toba Samosir 352

8
Gambar 3. Peta Pesebaran FASKES di Kabupaten/Kota SUMUT
Berdasarkan data diatas jumlah fasilitas kesehatan terbanyak terdapat di
Kabupaten/Kota Medan posisi pertama sebanyak 1746 fasilitas kesehatan dan
Kabupaten Deli Serdang pada posisi kedua sebanyak 1689 fasilitas kesehatan.
Sedangkan jumlah fasilitas kesehatan terendah pada Kabupaten/Kota Gunung Sitoli
hanya sebanyak 181 fasilitas kesehatan.

4. Jumlah penyuluhan KESPRO, HIV dan AIDS Kelurga Berencana


Tabel 4.
No Nama Kabupaten/Kota Jumlah SULU HIV
1 Asahan 205
2 Batu Bara 154
3 Dairi 282
4 Danau toba -
5 Deli serdang 1175
6 Humbang Hasundutan 64
7 Karo 103
8 Kota Binjai 512
9 Kota Gunungsitoli 15
10 Kota Medan 3009

9
11 Kota Padangsidempuan 175
12 Kota Pematangsiantar 694
13 Kota Sibolga 108
14 Kota Tanjung Balai 243
15 Kota Tebing Tinggi 360
16 Labuhan Batu 388
17 Labuhan Batu Selatan 47
18 Labuhan Batu Utara 24
19 Langkat 372
20 Mandailing Natal 426
21 Nias 65
22 Nias Barat 60
23 Nias Selatan 37
24 Nias Utara 232
25 Padang Lawas 124
26 Padang Lawas Utara 164
27 Pakpak Bharat 43
28 Samosir 343
29 Serdang Bedagai 334
30 Simalungun 509
31 Tapanuli Selatan 229
32 Tapanuli Tengah 1187
33 Tapanuli Utara 348
34 Toba Samosir 214

Berdasarkan data diatas jumlah penyuluhan kesehatan terbanyak terdapat di


Kabupaten/Kota Medan posisi pertama sebanyak 3009 penyuluhan kesehatan dan
Kabupaten Tapanuli Tengah pada posisi kedua sebanyak 1187 penyuluhan
kesehatan. Sedangkan jumlah fasilitas kesehatan terendah pada Kabupaten/Kota
Gunung Sitoli hanya sebanyak 15 penyuluhan kesehatan.

10
Gambar 4. Peta Pesebaran SULU di Kabupaten/Kota SUMUT

PETA

Perbandingan Tinggi Rendah HIV dan FASKES (fasilitas kesehatan)

Berdasarkan persebaran peta penderita HIV dan fasilitas kesehatan di


Kabupaten/Kota Sumatera Utara dengan jumlah kasus penderita HIV pada kategori
11
tinggi pada Kabupaten/Kota Medan dan Deli Serdang berwarna merah dan kategori
sedang berwarna merah muda. Sedangkan pada Kabupaten/Kota lainnya pada
kategori rendah berwarna hijau pada peta. Pada pesebaran fasilitas kesehatan pada
kategori tinggi berwarna merah terdapat pada kabupaten/Kota Medan dan Deli
Serdang. Sedangkan kategori sedang berwarna merah muda dan kategori rendah
berwarna hijau. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingginya jumlah fasilitas
kesehatan maka penderita HIV dapat melakukan pengobatan yang optimal dengan
baik di fasilitas kesehatan.

Perbandingan Tinggi Rendah HIV dan NASKES (tenaga kesehatan)

Berdasarkan perbandingan peta persebaran penderita HIV dengan tenaga


kesehatan menunjukkan bahwa jumlah penderita HIV yang tinggi berwarna merah
pada peta juga memiliki tenaga kesehatan yang tinggi berwarna merah di
Kabupaten/Kota sehingga dapat melakukan tindakan perawatan bagi penderita HIV.
Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kesehatan dapat melakukan upaya tindakan
promotif, preventif, dan kuratif pada penderita HIV.

Perbandingan Tinggi Rendah HIV dan SULU (Penyuluhan kesehatan)

12
Berdasarkan peta persebaran penderita HIV dengan jumlah penyuluhan HIV
di Kabupaten/Kota Sumatera Utara terdapat Kabupaten/Kota yang tinggi dengan
penderita HIV dan jumlah penyuluhan HIV yang berwarna merah pada peta.
Sedangkan peta berwarna hijau adalah kategori rendah pada penderita HIV dan
jumlah penyuluhan HIV. Hal ini menunjukkan persebaran jumlah penyuluhan HIV
berjalan dengan baik sehingga dapat melakukan sosialisasi pencegahan maupun
pengobatan penderita HIV di setiap Kabupaten/Kota Sumatera Utara.

PEMBAHASAN
1. Jumlah penderita HIV di Kabupaten Kota Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh jumlah penderita HIV/AIDS
di Kabupaten/Kota Sumatera Utara adalah sebanyak 1091 orang. Sumatera Utara
(Sumut) masuk urutan ke-5 nasional untuk kasus penderita HIV/AIDS. Wakil Ketua
KPAD Sumut Ikrimah Hamidy mengatakan kasus HIV/AIDS di Sumut didominasi
para generasi muda yang berusia 17 hingga 29 tahun. Karena itu, sosialisasi kepada
generasi muda sangat penting dan menjadi fokus pihaknya saat ini. Berdasarkan data
diatas kasus penderita HIV terbanyak terdapat di Kabupaten/Kota Medan posisi
pertama sebanyak 322 kasus dan Kabupaten Deli Serdang pada posisi kedua

13
sebanyak 143 kasus. Sedangkan pada kasus penderita HIV terendah pada
Kabupaten/Kota Tebing Tinggi hanya sebanyak 1 kasus penderita HIV.

2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Utara


Tenaga kesehatan merupakan komponen penting dalam pendekatan berbagai
pelayanan kesehatan kepada pasien dengan HIV/AIDS. Karena itu, tenaga kesehatan
harus memiliki kemampuan dalam menganalisis suatu persoalan dan merumuskan
formulasi tindakan perencanaan yang efektif. Terlebih lagi dalam pelayanan terhadap
orang terinfeksi HIV sehingga bisa melakukan langkah penanganan yang tepat dan
tidak jatuh ke stadium lanjut. Minimnya informasi serta pelayanan kesehatan yang
kurang optimal menyebabkan meningkatnya kasus HIV/AIDS setiap tahunnya.
Masalah itu memerlukan penanganan lebih serius dari berbagai pihak terkait,
termasuk tenaga kesehatan yang perlu ditingkatkan peran dan kontribusinya.
Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh jumlah tenaga kesehatan di
Kabupaten/Kota Sumatera Utara adalah 56.852 orang dan persebaran peta
menunjukkan bahwa jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Utara
ada 3 kategori yaitu, tinggi,sedang dan rendah disetiap wilayah. Berdasarkan data
diatas jumlah tenaga kesehatan terbanyak terdapat di Kabupaten/Kota Medan posisi
pertama sebanyak 13189 tenaga kesehatan dan Kabupaten Deli Serdang pada posisi
kedua sebanyak 4830 tenaga kesehatan. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan
terendah pada Kabupaten/Kota Tanjung Balai sebanyak 343 tenaga kesehatan.

3. Jumlah rumah sakit umum, Rumah sakit khusus, Puskesmas, Klinik Pra
tama, dan Posyandu
Menurut Undang- undang No. 4 Tahun 2019 menyatakan bahwa fasilitas
Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang pelayanannya dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh jumlah fasilitas kesehatan di
Kabupaten/Kota Sumatera Utara adalah 17.811 fasilitas kesehatan yang tersebar di
34 Kabupaten/Kota Sumatera Utara dan persebaran peta menunjukkan bahwa jumlah
fasilitas kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Utara ada 3 kategori yaitu,
tinggi,sedang dan rendah disetiap wilayah. Berdasarkan data diatas jumlah fasilitas
kesehatan terbanyak terdapat di Kabupaten/Kota Medan posisi pertama sebanyak 174
14
6 fasilitas kesehatan dan Kabupaten Deli Serdang pada posisi kedua sebanyak 1689
fasilitas kesehatan. Sedangkan jumlah fasilitas kesehatan terendah pada
Kabupaten/Kota Gunung Sitoli hanya sebanyak 181 fasilitas kesehatan.

4. Jumlah penyuluhan KESPRO, HIV dan AIDS Kelurga Berencana


Menurut Azrul Anwar dalam Effendy (2012) penyuluhan kesehatan adalah
kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakatsadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh jumlah penyuluhan
kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Utara adalah 12.245 orang yang tersebar di
34 Kabupaten/Kota Sumatera Utara dan persebaran peta menunjukkan bahwa jumlah
fasilitas kesehatan di Kabupaten/Kota Sumatera Utara ada 3 kategori yaitu,
tinggi,sedang dan rendah disetiap wilayah. Berdasarkan data diatas jumlah
penyuluhan kesehatan terbanyak terdapat di Kabupaten/Kota Medan posisi pertama
sebanyak 3009 penyuluhan kesehatan dan Kabupaten Tapanuli Tengah pada posisi
kedua sebanyak 1187 penyuluhan kesehatan. Sedangkan jumlah fasilitas kesehatan
terendah pada Kabupaten/Kota Gunung Sitoli hanya sebanyak 15 penyuluhan
kesehatan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa jumlah penderita
HIV/AIDS diKabupaten/Kota Sumatera Utara masih tergolong tinggi yang tersebar di setiap
wilayah dengan jumlah tenaga kesehatan, jumlah fasilitas serta penyuluhan kesehatan yang
belum optimal dan masih banyak yang tergolong rendah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Y. Marlinda and Azinar, “Perilaku Pencegahan Penularan HIV/AIDS,” J. Heal.


Educ., pp. 192–200, 2017.

D. SU, “Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2017,” vol. 91, 2017.

Y. Yasmiati, W. Wahyudi, and A. Susilo, “Pengembangan Aplikasi Data Mining


Dengan Algoritma C4.5 Dan Apriori Di Fakultas Teknologi Informatika Universitas
Respati Indonesia,” J. Teknol., vol. Volume 9 N, pp. 31–41, 2017.

L. Aryani and R. Pramitasari, “Perkembangan Kasus HIV di Kota Semarang :


Tinjauan Karakteristik dan Aspek Lingkungan,” J. Kesehat. Masy. Indones., vol. 13,
pp. 7–12, 2018.

Y. Anwar and S. Nugroho, “No TitleKarakteristik Sosiodemografi, Klinis, dan Pola


Terapi Antiretroviral Pasien HIV/AIDS di Rspi Prof. DR. Sulianti Saroso Periode
Januari - Juni 2016 Characteristic,” Pharm. J. Farm. Indones. (Pharmaceutical J.
Indones., vol. Vol.15, pp. 314–320, 2017.

Muryani and S. Sarumpaet, “Pengaruh Jumlah Pasangan Seks Terhadap Infeksi HIV
Pada Pecandu Narkoba di Klinik Voluntary Counseling Testing (VCT) Rsu
Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017.,” J. Med. Respati, vol. Vol. 13, pp. 19–25,
2018.

Isa and Hartawan, “Perancangan Aplikasi Koperasi Simpan Pinjam Berbasis Web,”
J. Ilm. Ilmu Ekon., vol. Vol. 5 Edi, pp. 139–151, 2017.

16

Anda mungkin juga menyukai