Anda di halaman 1dari 22

Visi :

Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapanketerampilan keperawatan
lansia berbasis IPTEK Keperawatan

PENERAPAN PROSEDUR SLOW DEEP BREATHING


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN
DENGAN HIPERTENSI DALAM KONTEKS KELUARGA DI
PUSKESMAS JATIWARNA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh
NAMA : ANISA RACHMA NUR MI’RAJ

NIM : P3.73.20.1.20.050

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III JURUSAN


KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BEKASI, 2023
Visi :

Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapanketerampilan keperawatan
lansia berbasis IPTEK Keperawatan

PENERAPAN PROSEDUR SLOW DEEP BREATHING


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN
DENGAN HIPERTENSI DALAM KONTEKS KELUARGA DI
PUSKESMAS JATIWARNA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun dalam rangka Tugas Akhir pada Program Studi DIII Keperawatan
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III
Tahun Akademik 2022/2023

Oleh :
NAMA : ANISA RACHMA NUR MI’RAJ

NIM : P3.73.20.1.20.050

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III JURUSAN


KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BEKASI, 2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul:


“PenerapanProsedurSlow Deep BreathingTerhadapPenurunanTekanan Darah
Pada KlienDenganHipertensiDalamKonteksKeluarga Di PuskesmasJatiwarna”

Oleh : Anisa Rachma Nur Mi’raj


NIM : P3.73.20.1.20.050

telah diperiksa dan disetujui serta layak untuk dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Sidang Ujian Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III.

Bekasi, .......................................

PembimbingPendamping PembimbingUtama

Tien Hartini, SKM, M.Kep. Eska Riyanti, S.Kp.,MKM


NIP:195912081980092001 NIP:197201251995032001
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anisa Rachma Nur Mi’raj

NIM : P3.73.20.1.20.050

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis lmiah yang berjudul


“PenerapanProsedurSlow Deep BreathingTerhadapPenurunanTekanan Darah Pada
KlienDenganHipertensiDalamKonteksKeluarga Di PuskesmasJatiwarna ”adalah hasil karya
saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan. Apabila ternyata di kemudian hari terbukti
melakukan kegiatan plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bekasi,.......................2023

Yang membuat pernyataan

Materai 10.000

(Anisa Rachma Nur Mi’raj)


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul:

“PenerapanProsedurSlow Deep BreathingTerhadapPenurunanTekanan Darah Pada


KlienDenganHipertensiDalamKonteksKeluarga Di PuskesmasJatiwarna”

Oleh : Anisa Rachma Nur Mi’raj


NIM : P3.73.20.1.20.050

Telah diujikan di hadapan Tim Penguji Sidang Ujian Karya Tulis Ilmiah
Program Studi DIII Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta III di Bekasi,padatanggal.................2023

PengujiAnggota PengujiKetua

Namalengkap Namalengkap
NIP:................ NIP: …………..

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan

Eska Riyanti,
S.Kp.,MKMNIP.197201251995032001

Menyetujui,
Ketua JurusanKeperawatan

Dr. Pramita Iriana, S.Kp.,M.Biomed


NIP.197009211996032001
KATA PENGANTAR

PujisyukurpenulispanjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsakarenadenganrahmat,


karunia, taufik dan hidayah-Nya
sehinggapenulisdapatmenyelesaikanKaryaTulisIlmiahdenganjudul“ Penerapan Slow Dep
Breathing TerhadapPenurunanTekanan Darah Pada
KlienDenganHipertensiDalamKonteksKeluarga Di PuskesmasJatiwarna” tepat pada
waktunya. KaryaTulisIlmiahinidisusundalamrangkamemenuhitugasakhir pada program studi
D-III Keperawatan, JurusanKeperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III.

DalampenyusunanKaryaTulisIlmiahini, penulismengalamihambatan dan kesulitan,


namunberkatdukungan, bimbingan dan
pengarahanberbagaipihakakhirnyapenulisdapatmenyelesaikanKaryaTulisIlmiahini.
Untukitupenulisberterimakasihkepada :

1. YupiSupartini, SKp, MSc selakuDirekturPoliteknik Kesehatan Kementrian Kesehatan


Jakarta III.
2. Dr. Pramita Iriana, S.Kp.,M.BiomedselakuKetuaJurusanKeperawatanPoliteknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta III
3. Eska Riyanti, S.Kp.,MKMselakuKetua Program Studi D-III KeperawatanPoliteknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta III.
4. YuliMulyantiS.Kp., M.Kes. selakuPembimbingAkademik yang
telahmemberidukungansertanasehatsehinggapenulisdapatmengikutisetiapperkuliah
andengan lancer.
5. Eska Riyanti, S.Kp.,MKMselakuPembimbingutama yang
telahmemberikanarahansertamotivasikepadapenulisuntukmenyelesaikanKaryaTulisIl
miahini.
6. Tien Hartini, SKM, M.Kep. Pembimbingutama yang
telahmemberikanmasukansertamotivasikepadapenulisuntukmenyelesaikanKaryaTuli
sIlmiahini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu DosenbesertastafadministrasiJurusanKeperawatan yang
telahmengerahkanpengabdiannyaatasilmu yang penulisdapatkanselamaperkuliahan
di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta III.
8. KepalaPuskesmasJatiwarnasertaKoordinatorPuskesmas yang
telahmembantupenulisdengantulushati.
9. Orang tuatercinta, Bapak Anim dan Ibu Samsiah yang selalumendoakan,
memberikanmotivasi, dukungan moral maupun material kepadapenulis.
10. Adik dan sepuputersayang, Muhammad Denis Nur Wildan dan Ayu Amelia yang
selalumendukungpenulisdalammenyelesaikanKaryaTulisIlmiahini.
11. Seluruhkeluargabesar yang
telahmendukungsertamemberikansemangatkepadapenulisdalammenempuhpendidi
kan dan menyelesaikanKaryaTulisIlmiahini.
12. Partner setia yang sangat berartibagipenulis, DeaNurdiansyah yang
tiadahentimemberikandukungan dan
penguatanbilapenulistidakpercayadirisertamemberikansemangatsetiapharinyasehin
ggapenulisdapatmenyelesaikanKaryaTulisIlmiahini.
13. Sahabat-sahabatterbaik,Nunung dan RindiRohdiani yang
selaluberjuangbersamasaya, selalubertukarpikiran dan memberikansemangatdalam
proses penyusunanKaryaTulisIlmiahini.
14. Seluruhteman-teman Angkatan D-III KeperawatanPoliteknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Jakarta III, terkhususuntukkelas 3 Reguler B yang telahberjuang Bersama
selama 3 tahun.

Penulismenyadaribahwadalampenyusunankaryatulisilmiahinimasihjauhdarikesempu
rnaan, untukitu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulisharapkan demi
perbaikanKaryaTulisIlmiahini di masa yang akandatang.
PenulisberharapKaryaTulisinidapatbermanfaatkhususnyabagipenulis dan bagi para
pembaca, masyarakat, dan perkembanganilmukeperawatan.

Bekasi,

Penulis
ABSTRACT
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit yang dikenal dengan nama hipertensi ini dapat menyerang semua kalangan
usia, termasuk kalangan muda. Salah satu penyakit paling mematikan di dunia adalah
hipertensi. Kondisi medis serius yang secara signifikan meningkatkan risiko penyakit
jantung, otak, ginjal, dan penyakit lainnya adalah hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan
darah tinggi. Hipertensi mempengaruhi sekitar 1,28 miliar orang dewasa di seluruh dunia
antara usia 30 dan 79 tahun, dengan mayoritas (dua pertiga) tinggal di negara berpenghasilan
rendah dan menengah. 46% orang dewasa dengan hipertensi, menurut perkiraan, tidak
menyadari kondisinya. Hanya 42% orang dewasa dengan hipertensi menerima diagnosis dan
pengobatan. 21 persen orang dewasa dengan hipertensi mampu mengelolanya. Di seluruh
dunia, hipertensi adalah penyebab utama kematian dini. Menurut (World health organization,
2022) menurunkan prevalensi hipertensi sebesar 33% antara tahun 2010 dan 2030 merupakan
salah satu tujuan global untuk penyakit tidak menular.

Menurut temuan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, 34,1% penduduk
Indonesia yang berusia di bawah 18 tahun menderita hipertensi. Predominan diperoleh
dengan memperkirakan denyut nadi responden berdasarkan standar Joint Public Board of
Trustees (JNC) VII, yaitu dengan asumsi tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan
darah diastolik ≥90 mmHg. Angka prevalensi ini lebih tinggi dari angka 25,8% pada tahun
2013 (Kemenkes RI, 2018).

Menurut Profil Kesehatan Jabar 2020, 34,7 persen penduduk di Jabar melakukan
pengukuran tekanan darah pada tahun 2020. Kota Kabupaten Cirebon (154,27%), Kabupaten
Karawang (100%), dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki cakupan pelayanan kesehatan
tertinggi. bagi penderita tekanan darah tinggi. Sedangkan inklusi paling sedikit berada di
wilayah Bandung (8,53%). Kota Bekasi, sebaliknya, memiliki angka 13,2% (Dinkes Jawa
Barat, 2020).

AHA (american Heart Association), 2017) mengklaim bahwa hipertensi adalah


pembunuh diam-diam yang gejalanya hampir sama dengan penyakit lain dan dapat bervariasi
dari orang ke orang. Sakit kepala atau rasa berat di leher, pusing, jantung berdebar, kelelahan,
penglihatan kabur, tinnitus, dan mimisan adalah gejalanya.

Salah satu faktor risiko hipertensi dapat dibagi menjadi dua kategori utama: yang
dapat diubah dan yang tidak dapat diubah. Faktor perjudian yang dapat diubah termasuk pola
makan yang tidak sehat (penggunaan garam yang berlebihan, pola makan yang tinggi lemak
jenuh dan lemak trans, rendahnya asupan makanan yang tumbuh dari tanah), kurangnya
aktivitas aktif, penggunaan tembakau dan minuman keras, dan kelebihan berat badan atau
kegemukan. Riwayat keluarga dengan hipertensi, usia di atas 65 tahun, dan penyakit penyerta
seperti diabetes atau penyakit ginjal merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
(World health organization, 2022).

Ada dua jenis pengobatan hipertensi: farmakologis dan non farmakologis. Dengan
mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri kurang dari 140/90 mm Hg,
penatalaksanaan farmakologi bertujuan untuk mencegah kematian dan komplikasi.
Sebaliknya, pilihan pengobatan non-farmakologis termasuk olahraga teratur, relaksasi,
mengurangi asupan alkohol dan natrium, serta menurunkan berat badan.

Latihan slow deep breathing merupakan salah satu pengobatan non farmakologis bagi
penderita tekanan darah tinggi. Pada penderita hipertensi, slow deep breathing merupakan
aktivitas yang dilakukan dalam keadaan sadar dengan maksud mengatur frekuensi dan
kedalaman pernapasan secara perlahan agar memberikan efek relaksasi pada tubuh. Menurut
penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 pada pasien hipertensi oleh (Azizah et al., 2022)
berjudul “Penerapan Slow Deep Breathing pada Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi”.
(Goleman et al., 2018) menemukan bahwa lambat pernapasan dalam dapat membantu pasien
hipertensi dalam mengontrol tekanan darah mereka.

Penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Penerapan Prosedur Slow
Deep Breathing Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi Dalam Konteks
Keluarga Di Puskesmas Jati Warna” dengan latar belakang tersebut diatas.

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana Puskesmas Jatiwarna menggunakan teknik slow deep breathing untuk


menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi dalam konteks keluarga?”

C. Tujuan Studi Khusus


1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran bagaimana Puskesmas Jatiwarna menggunakan


teknik slow deep breathing untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi di lingkungan keluarga.

2. Tujuan Khusus
a. Mempelajari tentang karakteristik klien dengan hipertensi dalam konteks
keluarganya.
b. Mempelajari tentang proses slow deep breathing untuk menurunkan tekanan
darah klien.
c. Mempelajari tentang hasil pernapasan dalam yang lambat untuk menurunkan
tekanan darah klien.
d. Mempelajari tentang faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
pernapasan dalam yang lambat untuk menurunkan tekanan darah klien.
D. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat
a. Memperoleh pengetahuan mengenai prosedur slow deep breathing untuk
menurunkan tekanan darah klien dengan hipertensi
b. Membudayakan prosedur slow deep breathing untuk menurunkan tekanan
darah klien dengan hipertensi

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan


Menambah keluasan ilmu dan teknologit erapan bidang keperawatan dalam
prosedur slow deep breathing untuk menurunkan tekanan darah klien dengan
hipertensi.

3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
khususnya studi kasus tentang pelaksanaan prosedur slow deep breathing
untuk menurunkan tekanan darah klien dengan hipertensi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Slow Deep Breathing


1. Pengertian Slow Deep Breathing

Memahami Pernapasan Dalam Lambat Pernapasan dalam lambat adalah teknik


relaksasi sadar untuk mengendalikan pernapasan seseorang dengan napas dalam yang lambat.
Latihan pernapasan dalam yang dapat meningkatkan efektivitas barorefleks dan fluktuasi
interval frekuensi pernapasan dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Jika
dibandingkan dengan teknik pernapasan lainnya, teknik pernapasan dalam yang lambat ini
dapat membantu pasien merasa lebih nyaman dan tenang. Selain itu, dapat meningkatkan
modulasi emosi dan stimulasi baroreseptor, yang keduanya dilakukan berdasarkan
mekanisme tertentu dan bermanfaat untuk kondisi tertentu (A. & Berek, 2018).

2. Manfaat Terapi Relaksasi Slow Deep Breathing

Menurut (Wardani, 2015), terapi relaksasi pernapasan dalam memiliki keuntungan


sebagai berikut:

1. Ketenangan pikiran
2. Mengurangi kekhawatiran, kecemasan, dan kecemasan
3. Memiliki tekanan darah rendah dan ketegangan mental
4. Detak jantung melambat
5. Menurunkan tekanan darah
6. Meningkatkan kepercayaan diri
7. Meningkatkan kesejahteraan mental

3. Pengaruh Slow Deep Breathing terhadap Tekanan Darah

Dalam Pernapasan perlahan berpengaruh pada sistem saraf yang mengatur tekanan
darah. Modulasi sistem kardiovaskular dipengaruhi oleh pernapasan dalam yang lambat, yang
meningkatkan fluktuasi interval frekuensi pernapasan, meningkatkan efektivitas barorefleks,
dan dapat membantu menurunkan tekanan darah. Menurut Li (2014), baroreflex
menyebabkan aktivitas sistem saraf parasimpatis menjadi aktif, yang menyebabkan pembuluh
darah menjadi vasodilatasi, menurunkan curah jantung, dan menurunkan tekanan darah.

4. Mekanisme Fisiologi Slow Deep Breathing


Relaksasi dan pelepasan hormon endorfin yang berpengaruh langsung pada sistem
saraf fotonomik dan menyebabkan penurunan kerja sistem saraf simpatis dan peningkatan
kerja sistem saraf parasimpatis, keduanya berkontribusi terhadap penurunan darah. tekanan,
dapat dicapai melalui latihan pernapasan yang lambat dan dalam. Selain itu, daripada
menggunakan teknik pernapasan dalam yang lambat, menggunakan pernafasan yang panjang
akan menghasilkan peningkatan tekanan intratoraks di paru-paru selama inspirasi, yang akan
meningkatkan kadar oksigen di jaringan tubuh. Refleks kemoreseptor berlimpah di badan
karotis dan aorta, tetapi kurang di rongga toraks dan paru, ketika kadar oksigen meningkat.
Ketika kemoreseptor ini diaktifkan, sinyal saraf akan dikirim ke pusat pernapasan, yang
terletak di medula oblongata, yang juga menampung pusat kardiovaskular medula. Untuk
menurunkan tekanan darah, sinyal yang dikirim ke otak akan menyebabkan aktivitas saraf
parasimpatis meningkat dan saraf simpatik menurun. Tidak hanya peningkatan tekanan
intrathoracic di paru-paru meningkatkan oksigen jaringan, tetapi juga mengurangi tekanan di
vena sentral, menghasilkan aliran balik vena dan peningkatan volume vena sentral, yang pada
gilirannya meningkatkan curah jantung ventrikel kiri dan volume sekuncup. Hal ini
menyebabkan peningkatan volume sekuncup dan curah jantung di jantung kiri, yang pada
gilirannya menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan mengaktifkan refleks
baroreseptor. Hal ini menyebabkan penurunan tekanan darah dengan mengirimkan sinyal ke
pusat kardiovaskuler medula di medulla oblongata, yang selanjutnya menyebabkan
peningkatan kerja saraf parasimpatis dan penurunan kerja saraf simpatis (Wahyuni et al.,
2015).

5. Metode Latihan Slow Deep Breathing


Pernapasan dalam yang lambat adalah teknik pernapasan yang menarik napas kurang
dari 10 kali setiap menit dengan tahap pernafasan yang panjang. Menurut
(Mohammed, 2014) slow deep breathing merupakan kombinasi antara deep dan slow
breathing yang mengharuskan pasien untuk bernapas kurang dari atau sama dengan
sepuluh kali per menit saat melakukan latihan. Menurut University of Pittsburgh
Medical Center, langkah-langkah dalam latihan pernapasan dalam yang lambat.
1. Posisikan pasien agar duduk
2. Pasien meletakkan kedua tangannya di atas perut.
3. Dorong pernapasan dalam dan lambat melalui hidung, tarik napas selama tiga detik,
dan rasakan perut mengembang saat menarik napas selama empat detik.
4. Tarik napas dalam-dalam selama tiga detik.
5. Tarik napas perlahan selama enam detik melalui mulut sambil menggembungkan
bibir. Rasakan drop-down mid-region.
6. Selama 15 menit, ulangi langkah 1 sampai 5
7. Dua kali sehari, lakukan latihan pernapasan dalam yang lambat.

B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Peningkatan tekanan darah di arteri dikenal sebagai hipertensi. Hipertensi merupakan
gangguan pada sistem peredaran darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah di
atas nilai normal (Djafar, 2021). Hyper berarti berlebihan, dan ketegangan berarti tekanan
atau tegangan.

Jika seseorang memiliki tekanan darah sistolik minimal 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik minimal 90 mmHg, mereka dianggap memiliki hipertensi. Peningkatan curah
jantung atau peningkatan resistensi vaskular yang disebabkan oleh aksi vasokonstriksi yang
lebih besar daripada efek vasodilatasi merupakan penyebab utama hipertensi, suatu penyakit
yang kompleks (Haekal et al., 2021).

Menurut (Bell et al., 2018) hipertensi dapat menyebabkan terhambatnya aliran


oksigen dan nutrisi dari darah ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hal ini
menyebabkan persistensi gejala pada organ target, yang selanjutnya menyebabkan kerusakan
tambahan pada organ target dan bahkan kematian.

2. Anatomi Fisiologi Hipertensi


Gas pernapasan, nutrisi, hormon, dan zat lain yang diangkut ke dan dari jaringan
tubuh dibawa oleh sistem kardiovaskular, sistem transportasi tubuh. Komponen sistem
kardiovaskular adalah:

1. Plasma, kompleks sel-sel khusus berbentuk cair, disebut juga darah.


2. Jantung adalah pompa ganda yang memompa darah ke dalam pembuluh darah
melalui empat ruang kerja.
3. Vena dan Pembuluh Arteri, yang membawa darah ke jaringan dari jantung.
4. Pembuluh darah yang membawa darah dari jaringan ke jantung Semua
jaringan tubuh mengandung pembuluh darah yang sangat halus yang disebut
kapiler.
5. Arteri kecil dan vena kecil dihubungkan oleh kapiler. Melalui dinding kapiler,
gas pernapasan dan nutrisi mencapai jaringan.

3. Etiologi Hipertensi
Ada dua jenis hipertensi menurut (Djafar, 2021):

1. Bentuk hipertensi yang tidak terdiagnosis adalah hipertensi esensial. Antara


10% dan 16% orang dewasa memiliki tekanan darah tinggi.
2. Penyebab hipertensi sekunder yang diketahui adalah hipertensi. sekitar 10%
orang dengan hipertensi jenis ini.

Menurut (Djafar, 2021), berikut adalah beberapa penyebab hipertensi:

1. Keturunan Jika seseorang mengalami hipertensi pada orang tua atau saudara
kandungnya, maka besar kemungkinannya juga mengalami hipertensi.
2. Usia Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah akan meningkat
seiring bertambahnya usia seseorang.
3. Garam Pada sebagian orang, garam dapat dengan cepat menaikkan tekanan
darah.
4. Kolesterol Lemak dalam darah yang berlebihan dapat menyebabkan kolesterol
menumpuk di dinding pembuluh darah, mengakibatkan penyempitan
pembuluh darah dan tekanan darah tinggi.
5. Obesitas dan kelebihan berat badan Orang yang kelebihan berat badan 30%
atau obesitas lebih mungkin untuk mengembangkan hipertensi.
6. Menurut Anggraini dkk. (2014), aktivitas saraf simpatis yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) dan
menunjukkan adanya hubungan antara stres dan hipertensi.
7. Rokok Merokok dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang selanjutnya
dapat menyebabkan penyakit jantung dan darah pada perokok yang hipertensi.
8. Kafein Kafein dalam minuman bersoda, kopi, dan teh dapat meningkatkan
tekanan darah.
9. Alkohol Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
10. Jika Anda menderita hipertensi dan tidak melakukan olahraga berat, kurang
gerak dan olahraga dapat meningkatkan tekanan darah.

4. Patofisiologi Hipertensi

5. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 1
Klasifikasi Hipertensi menurut (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, 2019)

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah


Diastolik
Optimal < 120 < 80
Normal 120-129 80-84
Normal-Tinggi 130-139 85-89
HipertensiDerajat 1 140-159 90-99
HioertensiDerajat 2 160-179 100-109
HipertensiDerajat 3 ≥180 ≥110
HipertensiSistolikTerisolasi ≥140 < 90
Sumber :2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines
6. Tanda dan Gejala Hipertensi
Menurut (Salma, 2022) hipertensi memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
a. Sakit kepala, biasanya saat bangun tidur di pagi hari;
b. Bising, suara "nging" di telinga;
c. Jantung berdebar;
d. Penglihatan kabur;
e. Mimisan;
f. Tekanan darah adalah sama terlepas dari posisi.
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut (Righo et al., 2014) ada dua pendekatan untuk mengobati hipertensi:
farmakologi dan non farmakologi:

1. Farmakologi Pertimbangan dalam pemberian atau pemilihan obat


antihipertensi meliputi:
1) Khasiat tinggi;
2) Toksisitas dan efek samping sedang atau minimal;
3) Pemberian oral diperbolehkan;
4) Tidak ada intoleransi;
5) Biaya pengobatan cukup rendah sehingga klien mampu membelinya;
6) Penggunaan jangka panjang diizinkan.
2. Non Farmakologi
1) Diet yang tidak farmakologi Selain menurunkan aktivitas renin plasma dan
kadar dosteron plasma, mengurangi asupan garam dan menurunkan berat
badan dapat membantu menurunkan tekanan darah.
2) Aktivitas: Lakukan setiap dan semua aktivitas, seperti berenang, bersepeda,
joging, atau jalan kaki, yang telah dimodifikasi sesuai dengan kemampuan
seseorang dan batasan yang ditentukan oleh kondisi medis.
3) Istirahat yang cukup agar tubuh tetap fit dan mengurangi jumlah pekerjaan
yang harus dilakukan.
4) Mengurangi stres Stres dapat menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan ketegangan pada sistem saraf dan otot.

C. Tugas Keluarga Terkait Masalah Kesehatan


Tanggung jawab keluarga untuk menjaga kesehatan keluarga meliputi:
1. Kemampuan untuk mengenali masalah kesehatan dalam keluarga (definisi,
penyebab, dan gejala)
2. Kemampuan untuk membuat keputusan mengenai masalah kesehatan (karena
masalah yang belum terselesaikan dan keputusan untuk mengatasi masalah)
3. Kemampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit (baik mengobati
masalah maupun mencegahnya)
4. Kemampuan untuk mengubah lingkungan agar anggota keluarga yang
mengalami masalah tetap sehat kemampuan untuk mengobati masalah
kesehatan dengan pelayanan kesehatan.
BAB III

METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
KaryatulisIlmiahinimerupakanlaporanstudikasus

B. SUBYEK PENELITIAN
Subyek yang digunakan pada studikasusiniadalah 2 (dua) orang
pasiendenganmasalahhipertensi.

C. FOKUS STUDI KASUS


Fokusstudikasusiniadalahpenelitianpenerapanslow deep
breathingterhadappenurunantekanandarah pada
klienhipertensidalamkontekskeluarga.

D. DEFINISI OPERASIONAL STUDI KASUS


1. Slow Deep BreathingadalahSlow deep breathingadalahrelaksasi yang
disadariuntukmengaturpernafasandenganfrekuensidalam dan juga lambat. Slow
deep breathing salah satutekniknonfarmakologisatau Teknik relaksasi yang
efektif pada pasienhipertensidalampenurunantekanandarah.
2. Hipertensimerupakansuatukeadaandimanatekanandarahsistolik pada
tubuhseseoranglebihdariatausamadengan 140 mmHg dan atautekanandarah
diastolic lebihdariatausamadengan 90 mmHg. Hipertensimerupakan salah
sstupenyakit yang cukupberbahayahinggamendapatkanjulukam the silent killer,
hipertensiatau yang biasadikenaldnegandarahtinggi sangat
perlumendapatkanperhatiandarisetiapindividu. Hal
inidikarenakanhipertensidapatmenyerangsetiap orang tanpaadanyatanda dan
gejala yang muncul pada tubuh.
E. INSTRUMEN STUDI KASUS
1. Lembar observasi
2. Lembar pengkajian
3. Dokumentasi
4. Leaflet
F. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Wawancara
2. Observasi
3. PemeriksaanFisik

G.TEMPAT DAN WAKTU STUDI KASUS


Studikasusinidilakukan di PuskesmasJatiwarna pada tanggal 27 Februari-4 Maret
2023.

H.ANALISA DATA
Hasil dari data wawancara dan observasi yang
sudahterkumpulkemudiandilakukanAnalisa. Penulisakanmencaripersamaan dan
perbedaan data dan kemudiandibandingkandenganpenelitanreferensi yang
sudahada. Penyajian data disajikandalambentuknarasi.

I. ETIKA STUDI KASUS


1. Autonomy (Menghormati)
Otonomiberartibahwaindividuberanimengaturdirinyasendiri dan tidakdiatur oleh
pihanlain.
Penulisakanmemberikankebebasankepadapasienuntukmemilihkeputusannyabers
ediaatautidakmenjadipasiendalamstudikasusini.
2. Nonmaleficience (Tidakmerugikan)
Prinsipinimenyangkutlarangansepertitidakmembunuh, tidakmengakibatkancacat,
tidakmengurangiataumenghilangkankesenangan, tidakmenipu dan
tidakmengingkarijanji. Penulisakanmemberikan dan menerapkanprosedur yang
sesuaidenganstandaroperasionalprosedursehinggaterjaminkeselamatannya.
3. Beneficience (Berbuatbaik)
Beneficiencedidefiniskanberbuatbaik. Penulisakanmemberikanprosedur yang
sesuaidenganpenyakitpasiensehinggamendapatkanhasil yang bermanfaat.
4. Justice (Adil)
Pasiendengan diagnosis dan kebutuhanperawsatan yang
samaharusmenerimaperawatan yang samadenganmemperhatikankebutuhandari
masing masingpasien. Penulisakanmenerapkanprosedur yang sama pada
keduapasiendengantidakmembedabedakandalamtindakanmaupunmemberikaninf
ormasi.
DAFTAR PUSTAKA

AHA (american Heart Association). (2017). Hypertension : The Silent Killer : Updated JNC-
8 Guideline Recommendations. Alabama Pharmacy Association.
https://doi.org/https://doi.org/0178-0000-15-104-H01-P

Azizah, W., Hasanah, U., & Pakarti, A. T. (2022). Penerapan Slow Deep Breathing Terhadap
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Implementation of Slow Deep Breathing on
Blood Pressure in Hypertension Patients. Jurnal Cendikia Muda, 2(4), 607–616.

Bell, K., Twiggs, J., Olin, B. R., & Date, I. R. (2018). Hypertension: the silent killer: updated
JNC-8 guideline recommendations. Alabama pharmacy association. 334, 4222.

Dinkes Jawa Barat. (2020). Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2020. Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, 103–111.

Djafar, T. (2021). Promosi Kesehatan: Penyebab Terjadinya Hipertensi.

Goleman, D., Boyatzis, R., & Dkk. (2018). Slow Deep Breathing. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Haekal, M., Alifio, M. D., Zain, M. S., Ahmad, N., & Susanto, R. P. (2021). Upaya
pengendalian dan pencegahan penyakit hipertensi pada keluarga. KOLABORASI
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT, 1(1), 60–66.

Kemenkes RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
In Laporan Nasional Riskesdas 2018 (Vol. 53, Issue 9, pp. 154–165).
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang
PTRM.pdf

Mohammed, A. R., Mohammed, N. S. (2014). Effect of breathing exercise on respiratory


efficiency and pain intensity among children receiving chemotherapy. Depression
(because of hemorrhagic or infectious processes). 5(6).
Righo, A., CHtN, S. K. N., & Ronas, M. R. (2014). Terapi Bekam Terbukti Mampu
Mengatasi Hipertensi. Rasibook.

Salma, W. O. (2022). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi: Systematic Review. JURNAL ILMIAH OBSGIN:
Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan, 14(1), 98–108.

Wahyuni, N., Wibawa, A., Andayani, N. L., Winaya, I. M. N., & Juhanna, I. V. (2015).
Perbedaan Efektivitas Progressive Muscle Relaxation dengan Slow Deep Breathing
Exercise Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Hipertensi Derajat 1 di Kota
Denpasar.

Wardani, D. W. (2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam sebagai Terapi Tambahan
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Tingkat 1. UNNES.

World health organization. (2022). Hypertension. https://www.who.int/news-room/fact-


sheets/detail/hypertension

Anda mungkin juga menyukai