i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatNya sehingga peneliti
dapat menyusun proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan
Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Dengan Pemberian Jus
Mentimun untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Di Panti Sosial
Budi Bhakti 2”. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan.
Selama menyusun proposal Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti menyadari bahwa
menemukan hambatan, namun berkat dukungan dan bimbingan serta arahan dari
berbagai pihak peneliti dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah. Untuk
itu dengan segala kerendahan hati dalam kesempatan ini, izinkanlah peneliti
mengucapakna terima kasih kepada terhormat:
1. Letjen TNI Mar (Purn) Safzen Noerdin, SIP, selaku Ketua Yayasan
Kesehatan Sumber Waras.
2. Dr. Lukman Djauhan, M.Kes. selaku Direktur Rumah Sakit Sumber Waras
3. Drs. Safran, selaku Pembina Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumber Waras
4. Dr. Hj. Soesilowati, S.Sp.PD., KEMD-FINASIM, selaku Pembina Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sumber Waras.
5. Drg. Damayanti Erahita, selaku Pembina Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sumber Waras
6. Dr. Lenny Rosbi Rimbun S. Kep., MSI. M. Kep., selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sumber Waras.
7. Ns. Tamrin, M.Kep., Sp.Kep.K., selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
STIKes Sumber Waras, sekaligus Pembimbing
8. Ns. Donny Richard Mataputun, S.Kep., M.Kep. Selaku Wakil Ketua II
Bidang SDM dan Keuangan STIKes Sumber Waras
9. Fitrah, S.KM., M.Kes., selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
STIKes Sumber Waras
10. Ns. Cicielia Ernawati Rahayu, S.Kep., M.Kep, selaku KA Prodi Diploma III
Keperawatan STIKes Sumber Waras sekaligus penguji I
i
11. Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan STIKes Sumber Waras yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti mengikuti
pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumber Waras.
12. Orangtua Bapak Kardono (Alm.), Ibu Titin Sumiati, Kakak Irvan
Febriansyah yang telah memberikan perhatian, motivasi dan dukungan tulus,
baik secara moral maupun material, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.
13. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi, khususnya Angakatan XXIV
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumber Waras yang turut berpatisipasi
dalam pembuatan proposal Karya Tulis Ilmiah.
Akhirnya dengan satu harapan, semoga proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi peneliti pada khususnya, namun peneliti menyadari bahwa
proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, peneliti
mengharapkan saran-saran untuk terwujudkan proposal Karya Tulis Ilmiah yang
berkualitas. Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan kepada Bapak/Ibu
atas bantuan yang diberikan kepada peneliti. Amin.
ii
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................
D. Manfaat Penelitian............................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................
A. Konsep Hipertensi.............................................................................................
B. Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................
C. Konsep Lansia.................................................................................................
D. Konsep Terapi Minum Jus Mentimun............................................................
BAB III METODE PENELTIAN................................................................................
A. Rancangan Studi Kasus...................................................................................
B. Subjek Studi Kasus.........................................................................................
C. Fokus studi......................................................................................................
D. Definisi oprasional..........................................................................................
E. Instrumen Studi Kasus....................................................................................
F. Metode pengumpulan data..............................................................................
G. Lokasi dan Waktu studi kasus.........................................................................
H. Analisa Data Penyajian Data...........................................................................
I. Etika studi kasus..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan merupakan proses alami yang terjadi pada manusia. Selama
proses ini, seseorang akan mengalami sejumlah perubahan yang dapat
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuhnya. Proses penuaan yang
progresif disertai dengan penurunan fungsi fisik yang ditandai dengan
penurunan kekuatan dan massa otot, penurunan fungsi otak dan denyut jantung
maksimal, serta penurunan kepekaan terhadap tekanan darah akibat
peningkatan volume darah tepi. Oleh karena itu, hipertensi merupakan masalah
Kesehatan yang sering terjadi pada lansia.
Hipertensi merupakan masalah Kesehatan yang sering terjadi pada Lansia
dan dapat menimbulkan komplikasi bersamaan dengan gangguan Kesehatan
lainnya seperti gangguan kesehatan pada sistem kardiovaskular (penyakit
jantung), system saraf (stroke), dan system saluran kemih (gagal ginjal).
Tekanan darah seseorang tergolong tinggi, yaitu diatas 140/90mmHg. (Majid,
2018). Tekanan darah tinggi merupakan penyakit tidak menular namun masih
banyak orang yang mengidapnya karena pola pola hidup yang tidak sehat.
Gejala yang paling umum termasuk sakit kepala, gelisah, jantung
berdebar-debar, pusing, penglihatan kabur, nyeri dada, kelelahan. Jika tidak
ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi
pada lansia penderita hipertensi, seperti masalah penglihatan, stroke, serangan
jantung, gagal jantung, dan kerusakan ginjal. (Carolina et al., 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi hipertensi tahun
2022 sekitar 33% terdiagnosis hipertensi atau diperkirakan sekitar 1,28 miliar
orang dewasa dengan usia 30-70 tahun diseluruh dunia. Sebagian besar
hipertensi terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah,
persentasenya sekitair 46% orang dewasa tidak menyadari jika dirinya
mengalami hipertensi sedangkan orang dewasa yang terdiagnosis dan
mendapatkan pengobatan sekitar 42%.
i
Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2018, angka kejadian hipertensi
pada masyarakat usia ≥18 tahun di DKI Jakarta yaitu sebanyak 33,43%.
Presentase tertinggi ditemukan di Jakarta Pusat sebesar 39,05%, Jakarta Timur
35,445%, Jakarta Barat 33.21%, Jakarta Utara 31,97%, dan yang terendah
ditemukan di Jakarta Selatan sebesar 29,93%. Data Profil Dinas Kesehatan
DKI Jakarta tahun 2020 menyatakan jumlah penderita hipertensi berusia >15
tahun di Provinsi DKI Jakarta, penderita hipertensi dengan populasi perempuan
lebih tinggi sekitar 43% dari pada laki laki yaitu sekitar 29%.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis, yaitu
dengan memberikan obat-obatan anti hipertensi meliputi diuretik, penyekat
beta adregenik atau beta-blocker, vasodilator, penyekat saluran kalsium dan
penghambat enzim pengubah angiotensin (Ainurrafiq et al., 2019). Dan terapi
non farmakologis yang sering digunakan masyarakat adalah dengan
mengkonsumsi buah dan sayur, seperti belimbing, tomat, seledri dan mentimun
(Saputra dan Fitria, 2016).
Mentimun mengandung zat yang bermanfaat bagi kesehatan seperti
kalium, yang bekerja melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah
menurun. Mentimun juga mempunyai bersifat diuretik karena kandungan
airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah dan dapat
meningkatkan buang air kecil (Kusmawati et al., 2021).
Buah mentimun mempunyai sifat hipotensif (menurunkan tekanan darah).
Kandungan air dan kalium dalam mentimun akan menarik natrium ke dalam
intraseluler dan bekerja dengan membuka pembuluh darah (vasodilatasi) yang
dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan kalium yang tinggi akan
meningkatkan konsentrasi di dalam cairan intraseluler, sehingga menarik
cairan dari bagian ekstraseluler untuk menurunkan tekanan darah karena efek
vasodilatasi pembuluh darah tersebut (Ivana et al., 2021).
Mengkonsumsi jus mentimun secara rutin/ periodik mempunyai pengaruh
yang signifikan dalam menurunkan tekanan darah, karena mentimun
mengandung kalium, magnesium, dan fosfor, mineral tersebut efektif dalam
mengatasi hipertensi. Kalium dapat menurunkan tekanan darah melalui
vasodilatasi, menyebabkan penurunan retensi perifer total dan peningkatan
ii
curah hantung. Mentimun juga mengandung sekitar 96% air. Jus mentimun
juga efektif menjaga Kesehatan dan fungsi ginjal karena dapat mengatur
aktivitas sistem renin-angiotensin. Kandungan kalium membantu mengatur
saraf tepi dan pusat yang mempengaruhi tekanan darah. Kalium bekerja dengan
cara yang berlawanan dengan natrium, mengkonsumsi banyak kalium akan
meningkatkan konsentrasinya dalam cairan intraseluler, yang pada gilirannya
cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan
darah. (Etri Y. 2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Theresia Ivana, dkk tahun 2021 di Panti
Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang, diperoleh hasil terjadi perubahan selisih
tekanan darah sistol dan diastol pada lansia sebelum dan sesudah di berikan
terapi jus mentimun dengan p-value = 0,002. Yang berarti ada perubahan
tekanan darah sebelum dan sesudah di berikan jus mentimun pada lansia.
Penelitan yang dilakukan oleh Hanifa Putri, dkk bertujuan untuk
menganalisis efektivitas jus mentimun terhadap tekanan darah pada pasien
hipertensi. Penelitian menggunakan rancangan one group pre-post test design.
Penelitian dilakukan di Kelurahan Surau Gadang Kota Padang dengan jumlah
sampel 11 orang. Hasil pre-test didapatkan rata- rata tekanan darah sistolik
145,45 mmHg dan rata- rata tekanan darah diastolik 81,82 mmHg dan hasil
post- test rata- rata tekanan darah sistolik 121,82 mmHg dan rata- rata tekanan
darah diastolik 71,82 mmHg. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p-value tekanan
darah sistolik sebesar 0,003 dan p-value tekanan darah diastolik sebesar 0,009,
Kesimpulanya jus mentimun efektif terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian tentang efektifnya jus
mentimun untuk menurunkan tekanan darah menjadi penting untuk dilakukan,
sehingga peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pemenuhan kebutuhan Aman Nyaman Dengan Pemberian Jus
Mentimun Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi”
iii
B. Rumusan Masalah
Seorang lansia mengalami beberapa perubahan yang dapat mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh seperti menurunnya sensitivitas tekanan darah
akibat peningkatan resistensi pembuluh darah perifer. Oleh karena itu, masalah
kesehatan yang sering muncul pada lansia adalah hipertensi.
Secara garis besar pengobatan hipertensi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
secara farmakologi dan non farmakologi. salah satu terapi non-farmakologi
untuk mengatasi hipertensi buah mentimun (Pertami, Budiono, et al., 2017).
Jus mentimun mempunyai manfaat bagi Kesehatan yaitu untuk memelihara
keseimbangan garam dan cairan serta mengontrol tekanan darah, membantu
menurunkan tekanan darah. Rumusan masalah dalam penelitian ini: Adakah
pengaruh pemberian jus timun untuk menurunkan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi di PSBDBB 2?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penelitian pada karya tulis ilmiah ini adalah Dapat
dilakukan asuhan keperawatan khususnya intervensi pengaruh pemberian
jus mentimun untuk mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi di
Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti 2
2. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan hipertensi Di
Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti 2
2) Mampu menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) pada lansia dengan
hipertensi Di Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti 2
3) Mampu menyusun perencanaan keperawatan berdasarkan Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) pada lansia dengan hipertensi Di
Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti 2
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Hipertensi
dengan penurunan tekanan darah memberikan jus mentimun pada
iv
lansia dengan hipertensi Di Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti 2
5) Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi dengan
penurunan tekanan darah memberikan jus mentimun pada lansia
dengan hipertensi Di Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti 2
6) Mengetahui tekanan darah sebelum dilakukan pemberian jus timun
dan tekanan darah setelah dilakukan pemberian jus timun pada
lansia dengan hipertensi Di Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti 2
7) Untuk mengetahui efektivitas pemberian jus mentimun untuk
menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi Di Panti
Sosial Bina Daksa Budi Bhakti 2
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Masyarakat
a. Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai Teknik non farmakologis
dengan pemberian jus mentimun untuk mengurangi tekanan darah
pada klien hipertensi agar pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman
dapat terpenuhi.
b. Manfaat Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam mengembangkan
asuhan keperawatan dengan menerapkan meminum jus untuk
membantu menurunkan tekanan darah sebagai bentuk teknik non
famakologis yang mudah dilakukan dan ekonomis bagi penderita
hipertensi.
v
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali
pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor
resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan
tekanan darah secara normal. Hipertensi berkaitan dengan kenaikan
tekanan sistolik atau tekanan diastolik atau tekanan keduanya. Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi peristen dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan tekanan diastolik diatas 90
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Abdul Majid, 2018).
2. Klasifikasi
Menurut Abdul Majid (2018) menjelaskan klasifikasi hipertensi
terbagi menjadi dua yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi
sekunder.
a. Hipertensi esensial (primer)
Penderita hipertensi esensial (primer) sebesar 90%. Penyebabnya secara
pasti belum diketahui. Beberapa faktor yang mempengaruhi trjadinya
hipertensi esensial, yaitu faktor genetik, strees dan psikologis, faktor
lingkungan, dan berkurangnya asupan kalium atau kalsium.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder lebih dikendalikan dengan penggunaan obat-
obatan. Penyebab hipertensi sekunder dintaranya adalah berupa
kelalaian ginjal, seperti obesitas, retensi insulin, hipertiroidisme, dan
pemakaian obat-obatan, seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid.
7
3. Etiologi
Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak
penyebab yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini memungkinkan banyak
faktor, termasuk asterosklorosis, meningkatnya pemasukan sodium,
baroreseptor, renin secretion, renal exoretion dari sodium dan air, faktor
genetik dan lingkungan. Individu dengan orang tua dan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari
pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi
karena pengaruh pada potassium dan spdium individu tersebut (Abdul
Majid, 2018).
5. Patofisiologi
Menurut Abdul Majid (2018) menjelaskan hipertensi tergantung pada
kecepatan denyut jantung, volume sekuncup, dan peripheral resistance
(TPR). Peningkatan kecepatan denyut jantung terjadi akibat rangsangan
abnormal saraf atau hormon pada nodus SA.
Penurunan
elastisitas
pembuluh darah Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Hipervolemia
6. Manifistasi klinis
Pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelaianan apapun selain tekaanan darah
yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah dan
pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Individu yang
menderita hipertensi, kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun
tahun. Gejala bila ada, menunjukan adanya kerusakan vaskular, dengan
manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat
bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan nitrogen urea darah) (BUN)
dan kreatinin. Keterlibatan pembuuh darah otak mungkin terjadi (stroke
atau serangan iskemik transien (misalalnya, alterasi penglihatan pusing,
lemah, jatuh mendedak, hemiplegia transien atau permanen (Abdul Majid,
2018).
7. Komplikasi
Ridwan (2017) menyebutkan komplikasi dari penyakit hipertensi antara
lain:
a. Stroke dapat disebabkan karena adanya perdarahan dan juga tidak ada
perdarahan. Stroke akibat perdarahan ini terjadi karena pecahnya
pembuluh darah diotak, stroke ini disebut dengan stroke hemoragik.
Sedangkan stroke dengan tidak ada perdarahan disebut dengan stroke
iskemik. Gejala stroke yang timbul sakit kepala terus menerus, sulit
berbicara, terjadi gangguan penglihatan, pingsan sampai timbul yang
fatal seperti kelumpuhan bahkan kematian.
b. Serangan jantung (infark miokard) dapat terjadi karena otot jantung
tidak dapat menerima suplai oksigen yang cukup karena terjadi
penyempitan arteri koroner.
c. Kerusakan ginjal, disebabkan karena ginjal adalah organ yang mengatur
tekanan darah dalam tubuh sertai mengendalikan kadar garam yang ada
ditubuh. Ginjal yang aktif mengeluarkan garam dan, air pada tubuh
menyebabkan volume darah dalam tubuh menjadi berkurang, akibatnya
13
B. Konsep Lansia
1. Pengertian
Seseorang dikatakan lansia (lanjut usia) apabila usianya 60 tahun ketas,
baik pria dan wanita. Lanjut usia (lansia) adalah proses alamiah yang terjadi
pada seseorang hal ini dapat menimbulkan masalah fisik, mental social,
ekonomi dan psikologis, dalam proses ini seseorang akan mengalami
beberapa perubahan yang dapat mempengaruhi fungsi dan kemamuan tubuh.
Poses meningkatnya usia diiringi dengan fisik yang menurun, ditandai dengan
menurunya kekuatan serta massa otot, penurunan fungsi otak sensivitasi
14
tekanan darah akibat resistensi pembuluh darah perifer yang meningkat. Oleh
karena itu, masalh kesehatan yang sering muncul pada lansia hipertensi.
Gejala yang paling umum seperti akibat sakit kepala, gelisah, jantung
berdebar debar pusing, penglihatan kabur rasa sakit dada, mudah lelah, jika
hal tersebut tidak ditangani dengan benar maka dapat menimbulkan beberapa
komplikasi seperti gangguan penglihatan, stroke, serangan jantung, gagal
jantungn dan kerusakan ginjal (Carolina, et al, 2019)
2. Klasifikasi
(Menurut WHO 2018) lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia (45-59 tahun).
b. Lanjut usia (eldery) antara (60-74tahun).
c. Lanjut usia (old)antara (75 dan 90 tahun).
d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun)
3. Perencanaan Keperawatan
Meliputi tujuan, kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI), dan intervensi keperawatan berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) (PPNI, 2018).
Diagnosa 1
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam maka diharapkan perfusi
perifer dapat meningkat.
Krtieria Hasil Perfusi perifer (L.02060)
a. Edema perifer (menurun dengan skor 5)
b. Tekanan darah sistolik (5)
c. Tekanan darah diastolic (5)
Intervensi ( Pencegahan syok I.02068)
a. Observasi
1) Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer, edema pengisian kapiler,
warna, suhu, ancle brachial index).
20
b. Terapeutik
1) Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstermitas dengan
keterbatasan perfusi.
c. Edukasi
1) Anjurkan berhenti merokok
2) Ajurkan berolahraga rutin
3) Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur.
d. Kolaborasi
1) Kolabarasi pemberian IV, jika perlu
2) Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
Diagnosa 2
Tingkat nyeri L.08066
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam maka diharapkan tingkat
nyeri dapat menurun.
Kriteria Hasil (Tingkat Nyeri. L.08066)
a.Keluhan nyeri (5)
b. Meringis (5)
c. Gelisah (5)
d. Kesulitan tidur (5)
e. Tekanan darah (5)
Intervensi (Manajemen Nyeri I. 008238)
Observasi
1) Identifikasi lokasi karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas
2) Identifikasi nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
a. Terapeutik
21
Diagnosa 3
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam maka diharapkan
curah jantung dapat meningkat.
Kriteria Hasil Curah jantung L.02008
a. Keuntungan nadi perifer (5)
b. Bradikariardia (5)
c. Takikardia (5)
d. Gambaran EKG (5)
e. Tekanan darah (5)
f. Berat badan (5)
Intervensi
Diagnosa 1
Pemantauan tanda vital (I.12060)
Definisi mengumpulkan dan menganalisa data hasil pengukuran
fungsi vital kardiovaskuler, pernafasan dan suhu tubuh.
Intervensi (Perawatan jantung I.02075)
a. Observasi
1) Monitor tekanan darah
2) Monitor nasi (frekuensi, kekuatan, irama)
3) Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
4) Monitor suhu tubuh
22
5) Monitor oksimeter.
b. Terapeutik
1) Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
2) Dokumentasi hasil pemantauan.
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
4. Implementasi keperwatan
5. Evaluasi keperawatan
2. Kandungan
Menurut kusmawati, et al (2021) menjelaskan Mentimun
mengandung zat yang bermanfaat bagi kesehatan seperti kalium, yang
bekerja melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun.
Mentimun juga mempunyai bersifat diuretik karena kandungan airnya
yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah dan dapat
meningkatkan buang air kecil.
3. Prosedur jus mentimun
a. Alat dan Bahan
1) Gelas
2) Sendok
3) Pisau
4) Mentimun kurleb 2 buah
5) Gula pasir 4 sdm
6) Air 50ml
7) Es batu secukupnya
23
b. Langkah-langkah
1) Cuci tangan
2) Cuci mentimun hingga bersih
3) Potong mentimun sesuai keinginan
4) Lalu masukkan potongan mentimun ke dalam blender dan
tambahkan air sekitar 50ml
5) Masukkan gula pasir dan juga es batu
6) Blender bahan-bahan tersebut hingga halus
7) Setelah halus tuangkan ke dalam gelas
c. Waktu konsumsi jus Mentimun
4. Jurnal Terkait
a. Jurnal 1
24
BAB III
METODE PENELTIAN
C. Fokus studi
Pada penelitian ini penulis memfokuskan terhadap gambaran asuhan
keperawatan pada klien dengan hipertensi dengan diberikan terapi jus
mentimun untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia.
D. Definisi oprasional
Studi kasus Asuhan keperawatan:
1. Hipertensi merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah meningkat diatas
batas normal dengan sistolik >140 mmHg dan diastolk >90 mmHg.
2. Jus mentimun ialah salah satu tipe pengobatan non farmakologi yang
bermaksud buat meredakan pada penderita hipertensi. Prinsip kegiatan
minum jus mentimun ialah dengan diminum 1x sehari