Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH PIJAT PUNGGUNG TERHADAP SKOR KELELAHAN

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DIRSUD


KABUPATEN EMPAT LAWANG

PROPOSAL
Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatn ( S.Kep )

DISUSUN OLEH :
ELVA MAHARANI
NIM :2212614195P

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
BHAKTI HUSADA BENGKULU
JALAN KINIBALU 8 KEBUN TEBENG BENGKULU
TAHUN 2023

1
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui dan diperiksa untuk dipertahankan dihadapan


Tim Penguji Program Studi Keperawatan
(STIKes) Bhakti Husada Bengkulu

Bengkulu, Maret 2023

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Deltari Novitasari, SPsi, MM Ns. Yulinda Ariani, S.Kep, M.Kep


NIDN.0204118402 NIDN.-

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan Rahmat dan Kerunia-Nya kepada penulis, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan proposal ini dengan judul “ Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor

Kelelahan Pasien Gagal Jantung Di RSUD Kabupaten Empat Lawang “Proposal Ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Srata 1 Program Studi

Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes ) Bhakti Husada

Bengkulu.

Dalam Proses Penulisan Proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan

baik moril maupun material dari berbagai pihak. Oleh Karena itu pada Kesempatan

ini Penulis mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr.M.Hj.Nurhasanah.SKM,M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Persada Raplesia

Bengkulu

2. Bapak H.Rusiandy,S.KM,MS, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Bhakti Husada Bengkulu.

3. Ibu Ns.Shinta,S.Kep, M.Kep Selaku Ketua Program Studi Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Bhakti Husada Bengkulu.

4. Ibu Deltari Novitasari,SPsi, MM Selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam pembuatan proposal ini.

3
5. Ibu Ns Yulinda Ariani, S.Kep, M.Kep, Selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan,arahan, dan masukan dalam pembuatan proposal ini

6. Direktur RSUD Kabupaten Empat Lawang beserta staf

7. Seluruh Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bhakti Husada

Bengkulu

8. Kedua Orang Tua, Suami, Saudara,serta Keluarga besar saya yang telah banyak

memberikan dukungan , motivasi, dan perhatian,baik fisik maupun non fisik dalam

pembuatan proposal ini

9. Teman-teman Mahasiswa STIKes Bhakti Husada Bengkulu yang telah banyak

memberikan saran dan dukungan dalam pembuatan proposal ini.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Kritik dan Saran sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan dalam pembuatan proposal ini. Penulis Mengharapkan proposal

ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bengkulu, Maret 2023

Penulis

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
v
DAFTAR BAGAN...................................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
4
C. Pernyataan Penelitian.................................................................................................
4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................................
4
E. Manfaat Penelitian......................................................................................................
5
F. Keaslian Penelitian.....................................................................................................
5
BAB II TINJAUN PUSTAKA
A. Gagal Jantung.............................................................................................................
7
B. Kelelahan....................................................................................................................
14
C. Pijat punggung............................................................................................................
19

5
D. Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung..............
22
E. Kerangka Konsep.......................................................................................................
23
F. Hipotesis.....................................................................................................................
23
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian........................................................................................................
24
B. Kerangka Penelitian...................................................................................................
24
C. Defenisi Operasional..................................................................................................
25
D. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................................
26
E. Populasi dan Sample...................................................................................................
26
F. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data......................................................
27
G. Analisis Data..............................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Konsep.............................................................................................

23

Bagan 2 Kerangka Penelitian.........................................................................................

24

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Manifestasi Klinis Gagal jantung ................................................................... 8

7
Tabel 2 Instrumen Penilaian FACIT Scale.............. ....................................................

17

Tabel 3 Definisi Operasional ..........................................................................................

25

8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Standar Operasional Prosedur

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Pembimbing

BAB I

9
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut world health organization Pada tahun 2020 menyatakan

bahwa Penyakit kardiovaskuler atau gagal jantung adalah penyebab kematian

Nomor I di dunia dan merenggut Sekitar 17,9 Juta nyawa setiap Tahun

Di Indonesia penyakit gagal jantung juga merupakan penyakit yang

sering dijumpai di masyarakat. menurut data dari riset kesehatan dasar pada

tahun ( 2013) Prevelensi Penyakit Gagal Jantung berdasarkan diagnosis

Dokter sebesar 0,13 %, atau sekitar 229.696 orang ( Kemenkes, 2013 ). angka

tersebut meningkat pada tahun 2018 menjadi 1,5 % atau sekitar 1.017.290

orang menderita gagal jantung ( kemenkes ,2019 ). peningkatan prevelensi

penyakit gagal jantung juga terjadi diprovinsi Sumatera Selatan dari 0,07 %

atau sekitar 3.836 orang ditahun(2013) menjadi 1,2 % atau sekitar 33.566

orang ( kemenkes, 2019 )

Kelelahan merupakan gabungan dari masalah fisik maupun psikis pada

pasien gagal jantung. Sebanyak 76% penderita gagal jantung mengalami

depresi dan kecemasan yang mengarah pada fatigue atau kelelahan Penelitian

ini meningkat seiring dengan bertambahnya usia pasien (Evangelista

2008;Bambang A.N,et al,2017 ).

kelelahan merupakan simptom gagal jantung yang sering diabaikan.

Kelelahan merupakan kondisi fatologis dimana terjadi penurunan kapasitas

10
fisik pasien sehingga pasien mengalami penurunan produktivitas dalam

kegiatan sehari-hari(Wang,T.,et.al.2016)

Kelelahan sering ditemukan pada pasien yang menderita penyakit

kronis seperti gagal jantung maupun gagal ginjal sebagai gejala subjektif yang

menurunkan kualitas hidup yang digambarkan dengan kelelahan, kelemahan

yang menyeluruh, kekurangan energi, peningkatan kebutuhan untuk istirahat

dan tidur, kehilangan motivasi kehilangan kemampuan dan perhatian serta

terganggunya suasana hati (Riegel, B.,et al,2013;Bambang A.N,et al,2017)

Kelelahan terjadi akibat gangguan sirkulasi yang berimbas pada

penurunan suplai nutrisi dan oksigen kejaringan. Dengan penurunan suplai

darah maka metabolisme mengalami penuruann sehingga energi yang

dihasilkan mengalami pengurangan. Dengan berkurangnya energi maka

kapasitas fisik akan mengalami penurunan sehingga timbulah kelelahan

(Chen, W.,2013;Bambang A.N,2017)

Teknik relaksasi merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan

untuk mengatasi suatu masalah terutama akibat respon syaraf simpatis.

Berdasarkan nursing intervention classification (NIC) Domain

physiological:basic , ada berbagai macam upaya relaksasi , diantaranya adalah

teknik relaksasi otot progresif, nafas dalam, Pijat punggung dan lain

sebagainya. Maka dengan dilakukanya teknik relaksasi , diharapkan dapat

menstimulasi saraf parasimpatis yang akan meredakan ketegangan pada otot,

vasodilatasi dan yang paling utama adalah mengatasi kelelahan.

11
Mekanisme pijat punggung dalam penanganan kelelahan pada pasien

gagal jantung adalah dengan mengelola masalah fisik maupun psikologis

akibat gagal jantung yang menjadi predator terjadinya kelelahan. Pijat

punggung mampu merelaksasikan beberapa kumpulan otot diarea punggung

yang akan merangsang sistem limbik di hipotalamus untuk mengeluarkan

corticotropin releasing factot (CRP). Substansi tersebut akan menstimulus

hipofisis untuk meningkatkan sekresi endorfin dan pro opioid melano cortin

(POCM). Yang meningkatkan produksi ensefalin oleh medula adrenal

sehingga akan memengaruhi suasana hati dan memberikan perasaan rileks

(Bambang A.N, et al, 2017)

Hasil penelitian yang dilakukan bambang aditia N et al, (2018 ) juga

menunjukan bahwa terdapat perbedaan skor kelelahan setelah intervesi pijat

punggung hari pertama dengan hari kedua maupun hari pertama dengan hari

ketiga rerata Skor kelelahan mengalami penurunan setiap hari secara linier

sejak pertama kali dilakukan intervensi pijat punggung secara keseluruhan

ditemukan perbedaan rerata yang signifikan setiap kali dilakukan intervensi

pijat punggung pada pasien yang mengalami kelelahan akibat penyakit

jantung

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh M.Abdul Aziz Kurniawan, Nury

Luthfiyanti, Sri Nurhayati, ( 2021 ). menunjukan bahwa terdapat Perbedaan

Skor kelelahan setelah Penerapan Massage Punggung, Terjadi Penurunan

Kelelahan pada pasien gagal jantung yang ditandai dengan Peningkatan Skor

12
FACIT Pada subjek 1 dari skor 23 menjadi 36 dan pada subjek II dari skor 20

menjadi 3.

Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutriangisih dan

waladini (2019) tetang penerapan teknik relaksasi pijat punggung untuk

menurunkan kelelahan pada pasien congestive heart failure ( CHF ) dengan

penurunan curah jantung diruang instalasi gawat darurat RSUD dr Soediman

kebumen, Menunjukan bahwa evaluasi yang dilakukan selama 4 hari

penerapan teknik relaksasi pijat punggung dapat menurunkan kelelahan.

kelebihan dari teknik relaksasi pijat punggung ini efektif dan mudah untuk

dilakukan. efeknya juga dapat menurunkan kecemasan ,nyeri dan menurunkan

tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah (2020 ) Dalam

Penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Tekanan

darah pada pasien Hipertensi Menunjukan adanya Pengaruh Pijat Punggung

Terhadap status Tekanan Darah Dengan adanya Penurunan Tekanan darah

Systole maupun Diastole Setelah dilakukan intervensi Pijat Punggung

Data yang diperoleh peneliti di RSUD Kabupaten Empat lawang

Dalam 4 tahun ini Dari Tahun 2019 sampai dengan 2022 Tentang Penyakit

gagal jantung didapatkan Data pada tahun 2019 sebanyak 49 orang pada

tahun 2020 16 orang pada tahun 2021 sebanyak 40 orang dan pada tahun 2022

sebanyak 74 orang yang mengalami gagal jantung Peningkatan tersebut terjadi

pada tahun 2022. Studi Pendahuluan pada bulan Desember 2022 yang

13
dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dengan petugas kesehatan

didapatkan data bahwa penyakit gagal jantung masih menjadi penyakit 10

besar terbanyak diRSUD Empat Lawang peneliti melalui wawancara dengan

10 pasien yang menderita gagal jantung 8 pasien mengeluh mereka merasa

kelelahan saat beraktifitas dan 2 orang mengeluh kelelahan saat beraktifitas

maupun tidak beraktifitas dan hal itu membuat mereka merasa sulit untuk

melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu pasien gagal jantung mengatakan

bahwa mereka tidak mengetahui tentang pijat punggung (Medical Record

RSUD Kabupaten Empat Lawang , 2022 )

Berdasarkan Latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor

Kelelahan Pada Pasien gagal jantung

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Diatas Maka Rumusan Masalah Pada

Penelitian Ini adalah masih banyaknya Pasein gagal jantung yang mengalami

kelelahan di RSUD Kabupaten Empat Lawang

C. Pertanyaan Penelitian

Apakah Ada Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor Kelelahan pada

Pasien gagal jantung Di RSUD Kabupaten Empat Lawang ?

14
D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat

punggung Terhadap skor kelelahan pada pasien gagal jantung Di RSUD

Kabupaten Empat Lawang

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Rata-rata skor kelelahan sebelum diberikan pijat punggung

pada pasien gagal jantung di RSUD Kabupaten Empat Lawang

b. Mengetahui Rata-Rata Skor Kelelahan Sesudah diberikan pijat

punggungpada pasien gagal jantung di RSUD Kabupaten Empat

Lawang

c. Mengetahui Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor Kelelahan pada

pasien gagal jantung di RSUD Kabupatem Empat Lawang

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil Penelitian ini bisa memberikan masukan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan diharapkan dapat digunakan

sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi

mahasiswa sekolah tinggi ilmu kesehatan bhakti husada bengkulu

khususnya dibidang keperawatan medikal bedah dan menerapkan

intervensi pijat pungung terhadap skor kelelahan pada pasien gagal

jantung

15
2. Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan manfaat untuk

perawat, pasien dan keluarga pasien dalam mengurangi skor kelelahan

pada pasien gagal jantung selain itu juga pijat punggung mudah untuk

diaplikasikan dengan biaya yang relatif murah.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian Tentang Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor Kelelahan

Pasien gagal jantung diRSUD Kabupaten Empat Lawang, Belum pernah

dilakukan. Namun Berdasarkan Penelusuran Peneliti Adapun Penelitian

Serupa yang pernah diteliti oleh :

1. Bambang Aditya Nugraha,Sari Fatimah, Titis Kurniawan. 2017. Pengaruh

Pijat Punggung Terhadap Skor Kelelahan Pasien gagal jantung di rumah

sakit umum dr Slamet garut. Hasil Penelitian Menunjukan Terdapat

penurunan skor kelelahan yang bermakna sesudah dilakukan intervensi

pijat punggung dengan nilai p=0,005. Persamaan dengan judul peneliti

yakni pada variabel independen, variabel dependen dan sampel , sama-

sama meneliti tentang Pijat Punggung dan skor kelelahan pasien gagal

jantung, Sedangkan Perbedaan dengan judul peneliti yakni pada

tempat,waktu penelitian serta metode penelitian

2. M.Abdul Azis Kurniawan, Nury Luthfiyati, Sri Nurhayati. 2021.

Penerapan Massage Punggung Terhadap Skor Kelelahan Pasien gagal

Jantung Di RSUD Jend Ahmad Yani Kota Metro. Hasil Penerapan

16
Menunjukan bahwa Setelah dilakukan Penerapan massage Punggung

Terjadi Penurunan Kelelahan pada pasien gagal jantung yang ditandai oleh

peningkatan skor FACIT. Persamaan dengan judul peneliti yakni pada

variabel independen, variabel dependen dan sampel yakni sama-sama

meneliti tentang massage punggung dan skor kelelahan pasien gagal

jantung Sedangkan Perbedaan dengan judul peneliti yakni

pada,tempat,waktu penelitian serta metode penelitian

3 Ardiansyah.2021.Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi di Puskesmas Petaling Kabupaten Bangka. Hasil

Penelitian Didapatkan bahwa hasil analisi penelitian yang dilakukan uji

Paired t-test dan wilcoxon pijat punggung menunjukan nilai signifikan pada

status tekanan darah sistole dan diastole dengan nilai p=<0,05. Persamaan

dengan judul peneliti yakni pada variabel independem ,yakni sama-sama

meneliti tentang Pijat Punggung. Sedangkan Perbedaan dengan judul

peneliti yakni pada variabel dependen, sampel,tempat, waktu penelitian

serta metode penelitian

4. Nadya Melantika S (2020) . Penerapan Pijat Punggung Terhadap Skor

Kecemasan Pada Pasien gagal Jantung. Hasil Penelitian menunjukan

sebagian besar responden mengalami kecemasan tingkat sedang dengan

skor yang bervarias. Terdapat penurunan yang bermakna antara skor

kecemasan pasien gagal jantung sebelum dan sesudah dilakukan intervensi

pijat punggung dengan nilai p=0,0001 (p<0,05). Persamaan dengan judul

17
peneliti yakni pada variabel independen , yakni sama-sama meneliti

tentang pijat Punggung. Sedangkan Perbedaan dengan judul peneliti yakni

pada variabel dependen, sampel,tempat, waktu penelitian serta metode

penelitian

18
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gagal Jantung

1. Pengertian

Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dan struktur

jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari jantung untuk

mendistribusikan oksigen keseluruh tubuh. Secara klinis , gagal jantung

merupakan kumpulan gejala yang kompleks dimana seseorang memiliki

tampilan berupa gejala gagal jantung tanda khs gagal jantung dan adanya

bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrirahat

(Nani Hersunarti,et al., 2020) Dalam Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung

Gagal Jantung (Heart failure) Adalah sindrom klinis yang ditandai

dengan gejala khas seperti sesak napas,pergelangan kaki bengkak dan

kelelahan yang dapat disertai tanda-tanda peningkatan tekanan vena

juguralis,suara paru crackles dan edema perifer,yang disebabkan oleh

struktus dan /atau fungsional kelainan jantung,sehingga curah jantung

berkurang dan /atau tekanan intrakardiak tinggi pada saat istirahat atau

selama stres (Ponikowski et al.,2016)

2. Gejala dan Tanda gagal Jantung

Nani Hersunarti, et al., (2020) Dalam Pedoman Tatalaksana gagal jantung

disadur dari ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and

cronic heart failure

19
a. Gejala Khas gagal Jantung

1. Sesak Napas saat istirahat atau aktifitas

2. Kelelahan

3. Edema Tungkai

b. Tanda Khas Gagal Jantung

1. Takikardi

2. Takipnue

3. Ronki Paru

4. Efusi Fleura

5. Peningkatan Tekanan Vena Jugularis

6. Edema Periper

7. Hepatomegaly

c. Tanda Objektif gangguan Struktur atau fungsi jantung saat istirahat

1. Kardiomegaly

2. Suara Jantung tiga

3. Mur-mur jantung

4. Abnormalitas dalam gambaran ekokardiografi

5. Kenaikan Konsentrasi Peptida natriuretik

3. Manifestasi klinis gagal jantung

Nani Hersunarti,et al.,(2020) Dalam Pedoman Tatalaksana Gagal

jantung disadur dari ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of

acute and cronic heart failure

20
Tabel I

Gejala Tanda
Tipikal Spesifik
1. Sesak Napas 1. Peningkatan JVP
2. Ortopnue 2. Refluks hepatojugular
3. Paroxysmal Noctural Dyspmeu 3. Suara Jantung S3 (gallop)
4. Toleransi Aktifitas yang berhubungan 4. Apex Jantung Bergeser Ke
5. Cepat Kelelahan Lateral
6. Bengkak Pada Ekstermitas inferior
Kurang Tipikal Kurang Tipikal
1.Batuk dimalam hari/dini hari 1. Edema Perifer
2.Mengi 2. Krepitasi pulmonal
3.BB Bertambah kurang lebih 2 3. Suara pekak dibasal paru
kg/Minggu pada saat perkusi
4.BB turun 4. Takikardia
5.Kembung/begah,cepat kenyang 5. Nadi Ireguler
6. Nafsu Makan Menurun 6. Nafas Cepat
7.Perasaan Bingung (Terutama Pasien 7. Hepatomegali
Lansia) 8. Asites
8. Depresi, Berdebar,Pingsan 9. Kaheksia

4. Klasifikasi Gagal Jantung

Menurut New York heart Association (NYHA) dalam pedoman

tatalaksana gagal jantung (2020) Klasifikasi gagal jantung dapat

dijabarkan melalui dua kategori yakni kelainan struktural atau berdasarkan

gejala yang berkaitan dengan kapasitas fungsional

21
A. Berdasarkan kelainan struktural jantung

1. Stadium A

Memiliki Resiko Tinggi untuk berkembang menjadi gagal

jantungstruktural atau fungsional jantung dan juga tidak tampak

tanda dan gejala

2. Stadium B

Telah Terbentuk Kelainan Pada Struktur Jantung yang

berhubungan dengan perkembangan gagal jantung tapi tidak

terdapat tanda dan gejala

3. Stadium C

Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dengan penyakit

struktural jantung yang mendasari

4. Stadium D

Penyakit Jantung Struktural Lanjut Serta Gejala gagal

jantungyang sangat bermakna muncul saat istirahat walaupun

sudah mendapat terapi medis maksiaml (refrakter)

B. Berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA)

1. Kelas I

Tidak ada batasan aktifitas fisik.aktifitas fisik sehari-hari tidak

menimbulkan kelelahan

22
2. Kelas II

Terdapat Batasan aktifitas ringan Tidak terdapat keluhan saaat

istirahat,namun aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan,

berdebar atau sesak nafas

3. Kelas III

Terdapat Batasan aktifitas yang bermakna tidak terdapat keluhan

saat istirahat,namun aktifitas fisik ringan menyebabkan

kelelahan,berdebar atau sesak nafas

4. Kelas IV

Tidak Dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan. Terdapat

Gejala saat istirahat Keluhan meningkat saat melakukan aktifitas

5. Patofisiologi Gagal Jantung

Terjadinya gagal jantungdiawali dengan adanya kerusakan

pada jantung diawali dengan adanya kerusakan pada jantung atau

miokardium hal tersebut akan menyebabkan menurunya curah jantung.

Bila curah jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme, maka jantung akan memberikan respon mekanisme

kompensasi untuk mempertahankan fungsi jantungagar tetap dapat

memompa darah secara adekuat.bila mekanisme tersebut telah secara

maksimal digunakan dan curah jantung normal tetap tidak terpenuhi,

maka setelah itu akan timbul gejalah gagal jantung (Maindoka FS et

al., 2017)

23
Terdapat 3 mekanisme primer yang dapat dilihat dalam respon

kompensatorik,yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis,

meningkatnya beban awal akibat aktivasi sistem renin angiotensin

aldosteron (RAAS), dan Hipertrofi ventrikel (Mentzer G et al., 2019)

Menurunya volume sekuncup pada gagal jantungakan

membangkitkan respon simpatis kompensatorik. hal ini akan

merangsang pengeluaran katekolamin dari saraf-saraf adrenergik

jantung dan medula adrenal. denyut jantung dan kekuatan kontraksi

akan meningkat untuk menambah curah jantung.selain itu juga terjadi

vasokontriksi arteri perifer untuk menstabilkan tekanan arteri dan

redistribusi volume darah untuk mengutamakan perfusi ke organ vital

seperti jantung dan otak (Pagani et al.,2020)

Aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron akan

menyebabkan retensu natrium dan air oleh ginjal, meningkatkan

volume ventrikel dan regangan serabut.peningkatan beban awal ini

akan menambah kontraktilitasmiokardium sesuai dengan mekanisme

frank starlin. (Mann DL et al.,2012)

Respon kompensatorik yang terakhir pada gagal jantung adalah

hipertrofi miokardium atau bertambahnya ketebalan otot

jantung.hipertropi akan meningkatkan jumlah sarkomer dapat

bertambah secara paralel atau serial bergantung pada jenis beban

24
hemodinamik yang mengakibatkan gagal jantung (Sylvia Anderson

Price LMW et al., 2006)

Awalny, respon kompensatorik sirkulasi ini memiliki efek

yang menguntungkan namun pada akhirnya mekanisme

kompensatorik dapat menimbulkan gejala dan meningkatkan kerja

jantung.hasil akhir dari peristiwa diatas adalah meningkatnya beban

miokardium dan terus berlangsungnya gagal jantung. (Kehat et al.,

2010)

6. Teknik Diagnostik gagal jantung

a. Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan elektrokardiogram harus dikerjakan pada semua pasien

diduga gagal jantung. Abnormalitas EKG Sering dijumpai pada

gagal jantung. Abnormalitas EKG memiliki nilai prediktif yang

kecil dalam mendiagnosis gagal jantung khusunya dengan disfungsi

sistolik sangat keci (<10 %)

b. Foto Toraks

Foto toraks merupakan komponen penting dalam diagnosis jantung.

Foto toraks dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi

pleura, dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang

menyebabkan atau memperberat sesak napas. Kardiomegali dapat

tidak ditemukan pada gagal jantung akut dan kronik

c. Pemeriksaan Laboratorium

25
Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien diduga gagal jantung

darah perifer lengkap (Hemoglobin, leukisit,trombosit), Elektrolit,

kreatinin, estimasi laju filtrasi glomerulus (Egfr), glukosa, tes fungsi

hepar dan urinalisa.

d. Peptida Natriuretik

Kadar plasma peptida natriuretik dapat digunakan untuk diagnosis,

membuat keputusan merawat atau memulangkan pasien,serta

mengidentifikasi pasien-pasien yang berisiko mengalami

dekompensasi

e. Troponim I atau T

Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal jantung jika

gambaran klinis disertai dengan dugaan sindrom koroner akut.

f. Ekokardiografi

Ekokardiografi mempunyai peran penting dalam medignosis gagal

jantung dengan fraksi ejeksi normal. Ekokardiografi adalah

keharusan dan dilakukan seceptnya pada pasien dengan dugaan

gagal jantung pengukuran fungsi ventrikel untuk membedakan

anatar HFREF dan HFPEF

g. Ekokardio Transesofagus

Direkomendasikan pada pasien dengan ekokardiografi transtorakal

tidak adekuet (Obesitas, pasien dengan ventrilator), Pasien Dengan

Kelainan Katup, Pasien Endokarditis, Penyakit Jantung Bawaan

26
Atau Untuk Mengekslusi Trombus Di Left Atrial Appendage Pada

Pasien Fibrilasi Atrium

h. Ekokardiografi dengan beban

Ekokardiografi dengan beban (Dobutamin atau latihan) digunakan

untuk menditeksi disfungsi ventrikel yang disebabkan oleh iskemia

dan menilai viabilitas miokard pada keadaan hipokinesis akinesis

berat

7. Penatalaksaan gagal jantung

Tujuan diagnosis dan terapi pada gagal jantung yaitu untuk

mengurangi morbiditas dan mortalitas. Tindakan Preventif dan

pencegahan Perburukan Penyakit Jantung tetap merupakan bagian

penting dalam tatalaksana gagal jantung

1. Pelaksanaan Non Farmakologi

Nani Hersunarti, et al., (2020) Dalam Pedoman Tatalaksana gagal

jantung :

1) Manajemen Perawatan diri

Manajemen Perawatan diri dapat sebagai tindakan –tindakan

yang bertujuan untuk menjaga stabilitas fisik, menghindari

perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan memahami

gejalah awal perburukan saat jantung mengalami kegagalan

dalam memompakan darah menyebakan pembengkaan pada

27
kaki dan perut, batuk, Kelelahan dan Sesak Napas saat aktivitas

atau saat berbaring rata.

2) Ketaatan Pasien berobat

Ketaatan Pasien berobat dapat mempengaruhi morbiditas,

mortalitas dan kualitas hidup pasien.

3) Pemantauan berat badan mandiri

Pasien harus memantau berat badan rutin setiap hari.

4) Asupan cairan

Restriksi cairan 900ml -1,2 Liter /hari sesuai dengan berat

badan

5) Pengurangan Berat Badan

Pengurangan Berat badan pasien obesitas dengan gagal jantung

dipertimbangakan untuk mencegha perburukan gagal jantung

6) Kehilangan berat badan tanpa rencana

Malnutrisi klinis atau subklinis umum dijumpai pada gagal

jantung berat.

7) Latihan Fisik

Latihan fisik direkomendasikan kepada semua pasien gagal

jantung kronik stabil.

28
2. Pelaksanaan Farmakologi

Nani Hersunart, et al., (2020) Dalam Pedoman Tatalaksana

gagal jantung :

a. Diuretik

b. ACE-Inhibitor (Angiotension converting Enzyme inhibitor)

c. ARB (Angiotension Receptor Blocker)

d. Beta Blocker

e. Antagonis Aldosteron

f. Vasodilator

g. Glikosida jantung

h. Bypiridine

i. Agonis Beta

j. Natriuretic peptide

8. Komorbitas (Penyakit Penyerta) Pada Gagal Jantung

Nani Hersunarti, et al., (2020) dalam pedoman tatalaksana

gagal jantung. adapun komorbitas pada gagal jantung diantaranya

adalah :

a. Angina

b. Hipertensi

c. Diabetes

d. Disfungsi ginjal dan sindrom kardiorenal

e. Anemia dan defisiensi besi

29
f. Penyakit Paru Obstruktif Kronik dan Asma

g. Hiperlipidemia

h. Hiperurisemia

i. Kanker

j. Disfungsi erektil

B. Kelelahan

1. Pengertian Kelelahan

Kelelahan merupakan kondisi fisiologis dimana seseorang

mengalami kelemahan (atau keletihan) dari aktivitas yang berulang atau

berkurangnya respon sel, jaringan, atau organ setelah stimulasi atau

aktivitas yang berlebihan kelelahan juga Terjadi Pada penyakit Gagal

Jantung, kelelahan menjadi salah satu manifestasi pada pasien gagal

jantung dimana pasien merasakan ketidakberdayaan secara fisik maupun

psikologis akibat dari penurunan curah jantung, penurunan tekanan darah

yang berimplikasi pada penurunan sirkulasi (hirshkowitz, 2013; Nugraha

& Gusgus 2018).

Kelelahan Juga dapat diartikan dimana segala aktifitas fisik yang

dilakukan berdampak pada perasaan letih dan lemah menandakan ada

penurunan fungsi fisik dan mental (Arum,2015)

2. Jenis-Jenis Kelelahan

Terdapat 2 Jenis kelelahan yaitu kelelahan fisik dan mental

30
a. Kelelahan fisik atau kelelahan otot adalah kelelahan yang disebabkan

oleh aktivitas fisik dan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk

mempertahankan tingkat kekuatan yang diperlukan setelah

penggunaan otot yang lama. Kelelahan fisik diyakini berkembang

secara bertahap segera setelah dilakukannya aktivitas fisik yang

berkelanjutan (XU 2018). Kelelahan fisik Terjadi juga pada pasien

gagal jantung yang disebabkan oleh kaheksia jantung dan malnutrisi

yang menyertai tahap metabolisme pada pasien penyakit parah

(Borges, 2018)

b. Kelelahan Mental didefinisikan sebagai keadaan penurunanan

kewaspadaan mental yang mengganggu kinerja seperti motivasi dan

perhatian. Kelelahan mental menyebabkan kesulitan bagi orang-orang

dalam mempertahankan kinerja tugas pada tingkat yang memadai

kelelahan mental juga merupakan faktor penyebab beberapa kondisi

medis, Seperti penyakit kardiovaskuler. Tingakat Kelelahan mental

dapat mengganggu kinerja fisik dan menyebabkan penurunan

kemampuan kontrol motorik (Xu 2018)

3. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kelelahan

Bambang A.N & Gus-gus G R, (2018 ), mengatakan bahwa

penyebab kelelahan adalah:

a. Gangguan Metabolisme yang mengalami penurunan jumlah oksigen

disirkulasi akibat Penyakit Gagal Jantung

31
b. Gangguan psikologis berupa perasaan tidak berdaya, depresi dan stres.

kondisi tersebut sering berhubungan dengan proses pengobatan penyakit

yang berlangsung lama dimana muncul rasa bosan, putus asa maupun

meningkatnya beban pasien secara finansial

c. Gangguan pada sistem Neurologis dan dinamakan cronic fatigue

syndrome yang dimaksud dengan chronic fatigue syndrome adalah

sekumpulan tanda dan gejala berupa defisit neurologis yang mengarah

pada kelelahan yang ditandai dengan perasaan kekurangan energi,

kelemahan otot ,mudah lemas dan lelah gangguan kelelahan

Widyasari (2010) mengatakan bahwa kelelahan umumnya juga

disebakan oleh 2 faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal biasanya berasal dari dalam tubuh itu sendiri berupa

faktor somatis (umur, jenis kelamin, ukuran badan , kondisi kesehatan,

status gizi) dan faktor psikis (Motivasi, kepuasaan kerja, keinginan,

dll)

b. Faktor Eksternal berupa waktu beraktiitas, istirahat, pekerjaan dan

lingkungan

4. Dampak Kelelahan

Dampak negatif dari kelelahan pada pasien gagal jantung adalah

penurunan kualitas hidup yang disebabkan oleh penurunan produktifitas

pasien serta pasien mengalami intoleransi aktivias kondisi tersebut akan

terjadi dalam waktu yang lama karena gagal jantung merupakan penyakit

32
kronis. Dampak lainnya adalah semakin memperburuk kerja jantung

karena kelelahan akan menyebakan masalah psikologis dan memicu

respon saraf simparis sehingga tidak memberikan kesempatan bagi

jantung untuk relaksasi(Nugraha, Fatimah & Kurniawan,2017)

Dampak dari kelelaan adalah Kurangnya kemampuan pasien untuk

berfungsi dan melakukan kegiatan sehari – hari, Adanya Perasaaan gagal,

hilangnya motivasi berakibat pada kecendrungan untuk berhenti kerja

menurunya produktivitas kerja sehingga terjadi penurunan pada kualitas

hidup pasien gagal jantgung ( Matura et al, 2018 )

5. Alat ukur kelelahan ( Fatigue)

Instrumen penilaian Fatigue /Kelelahan adalah functional

Assessment of cronic Ilness therapy ( FACIT) Fatigue Scale (Version 40.

Instrumen ini terdiri dari 13 pernytaaan yang membahas tentang keletihan,

kelelahan, kesulitan beraktifitas kondisi psikologi dan pembatasan

aktivitas sosial. Pertanyaan menggunakan skala likert dengan jawaban

lima kategori (4 = Tidak Lelah sama Sekali, 3 = Sedikit Lelah , 2 =Agak

lelah ,1 = Lelah Sekali dan 0 = Sangat Lelag Sekali). Rentan Skor total

adalah 0-52. Dan nilai skor (<30 Menunjukan severe Fatigue)

33
Tabel 2

Kode Pernyataan Sangat Lelah Agak Sedikit Tidak


Perny Lelah Sekali Lelah Lelah Lelah
ataan Sekali Sama
sekali
0 1 2 3 4

H17 Saya Merasa


Letih

H12 Seluruh
Tubuh saya
merasa lemah

An1 Saya merasa


Lesu

An2 Saya Merasa


Lelah

An3 Saya Sulit


Memulai
apapun karena
saya lelah

An4 Saya Sulit


Menyelesaika
n apapun
karena saya
lelah

An5 Saya
mempunyai
Tenaga

34
An7 Saya mampu
melakukan
kegiatan rutin
saya

An8 Saya Perlu


tidur siang
hari

An12 Saya Tidak


Sanggup
Makan
Karena
Terlalu lelah

An14 Saya
Memerlukan
bantuan untuk
melakukan
kegiatan rutin
saya

An15 Saya Kecewa


dan Kesal
Karena
Terlalulelah
untuk
melakukan
apapun yang
ingin saya
lakukan

An16 Saya Harus


Membatasi
Kegiatan
Sosial Saya
Karena Saya

35
Lelah

Sumber : Sihombing,J.,P., dkk(2016)

C. Pijat Punggung

1. Pengertian Pijat Punggung

Terapi Pijat adalah tindakan manipulasi otot-otot dan jaringan dari

tubuh dengan cara menekan,menggosok,geteran/vibrasi dan menggunakan

tangan,jari tangan sikut atau kaki atau alat-alat manual atau elektrik untuk

memperbaiki kondisi kesehatan (Sudiarto, 2015). Pijat Punggung (Back

massage) Merupakan salah satu Teknik dari massage pada punggung

dengan mengusap Punggung Secara Perlahan (Amalia & Prihadi,2021)

Pijat Punggung dapat menstimulasi reseptor parasimpatis diarea

punggung secara langsung sehingga para pasien merasa rileks. Selain itu

dengan adanya rileksasi maka pembuluh darah diharapkan dapat dilatasi

yang berimplikasi pada menurunya resistensi perifer yang secara langsung

akan menurunkan beban kerja jantung Dilatasi Pembuluh darah terjadi

akibat sekresi agen vasiaktif yang jumlahnya akan meningkat jika tubuh

berada pada kondisi relaksasi,serta kondisi psikologis akan lebih baik

karena peningkatan endrorfin dan serotonim di otak. Pada Fase tersebut,

36
maka sirkulasi kejaringan sistemik akan mengalami penurunan dalam

aspek kontraktilitas maupun curah jantung. perbaikan sirkulasi akan

mengatasi kelelahan yang dialami. katabolisme akan terjadi,

glukoneogenesis berlangsung dengan baik sehingga jaringan mendapatkan

energi. Peningkatan jumlah Energi strategis dalam tubuh akan secra

langsung mengatasi kelelahan yang dialami pasien dengan catatan pasien

beraktivitas sesuai toleransinya (Nugraha, B A, Fatimah, S & Kurniawan

T , 2017).

2. Langkah-Langkah Terapi Pijat Punggung

1. Jelaskan Prosedur dan posisi yang di inginkan pasien

2. Tanyakan Skor kelelahan pasien

3. Persipakan peralatan dan bahan yang diperlukan

4. Atur tempat tidur pada posisi tinggi yang nyaman

5. Atur suhu, cahaya dan suara didalam ruangan

6. Turunkan Penghalang Samping Tempat Tidur dan bantu pasien

memperoleh posisi telungkup atau miring (sims) atau jika

memungkinkan untuk duduk dengan punggung mengarah anda

7. Tutup tirai sekitar Tempat Tidur

8. Buka Punggung Pasien ,bahu, lengan atas. Tutup sisanya dengan

selimut letakkan Handuk Memanjang Sepanjang Punggung Pasien

9. Cuci Tangan dalam air hangat . Tuangakan Lotion Sedikit Ketangan

anda

37
10. Jelaskan Kepasien Bahwa Lotion Akan Hangat dan Basah

11. Letakkan Tangan Pertama-tama Punggung, Massage dalam gerakan

melingkar, Usapkan keatas dari punggung kebahu. Massage diatas

secara lateral sepanjang sisi punggung dan kembali kebawah. Jangan

biarkan tangan anda terangkat dari kulit pasien. Lanjutkan pola

massage 10-15 menit

12. Akhiri massage dengan gerakan memanjang dan beritahu pasien

perawat akan mengakhiri massage

13. Cuci tangan

14. Tanya pasien Tentang Kenyamanan. Kaji Kembali skor kelelahan

pasien

15. Catat Respon Terhadap Massage

3. Faktor yang dipertimbangkan dalam Pijitan Punggung

Menurut Price (2013),berbagai jenis gerakan bukan hanya bagian

massege,yang sama pentingnya adalah cara bagaimana gerakan tersebut

dilakukan.Faktor yang dipertimbangkan adalah Frekuensi, Durasi, Irama,

Kecepatan , Tekanan :

a. Frekuensi

Frekuensi Umumnya Diyakini bahwa massage paling efektif jika

dilakukan tiap hari, beberapa peneliti mengemukanan pendapat bahwa

terapi massage akan lebih bermanfaat bila dilakukan lebih sering

dengan durasi yang lebih singkat. Menurut Breakey (2012) yang

38
dikutip oleh prince 2013, massage 10 menit harus sudah menghasilkan

relaksasi

b. Durasi

Durasi atau Lamanya suatu terapi massage bergantung pada luasnya

tubuh yang akan dipijat. Rangkaian massage yang dianjurkan

berlangsung natara 5-15 menit dengan mempertimbangkan luas daerah

yang dipijat

c. Irama

Gerakan yang terburu-buru tidak akan menghasilkan relaksasi

sehingga kita harus berhati-hati untuk mempertahankan irama yang

tidak terputus-putus

d. Kecepatan

Sampai Taraf tertentu kecepatan gerakan massage bergantung pada

efek yang ingin dicapai. Umumnya massage dilakukan untuk

menghasilkan relaksasi pada orang yang dipijat dan frekuensi gerakan

massage kurang lebih 15 kali dalam semenit

e. Tekanan

Ketika kita menggunakan keseluruhan tangan untuk mengurut suatu

daerah yang luas, tekanan harus selalu dipusatkan dibagian telapak

tangan.jari-jari tangan harus dilemaskan sepenuhnya karena tekanan

jari tangan pada saat ini tidak menghasilkan yang diperlukan.Tekanan

telapak tangan hanya boleh diberikan ketika melakukan gerakan

39
mengerut ke arah jantung dan harus dihilangkan ketika melakukan

gerakan balik

4. Gerakan Pijat Pungung

Dalam melakukan pijatan ada beberapa gerakan/ Teknik yang

dilakukan untuk melakukan pijatan Punggung Salah Satunya adalah

gerakan effleurage (Menggosok) yaitu gerakan ringan berirama yang

dilakukan pada seluruh permukaaan punggung bertujuan untuk

memperlancar Peredaraan darah, cairan getah bening dan apabila

dilakukan dengan tekanan yang lembut akan memberikan efek

Penenangan (Arovah, 2017).

D. Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor Kelelahan Pada Pasien Gagal

Jantung

Pijat Punggung dapat menstimulasi reseptor parasimpatis diarea

punggung secara langsung sehingga pasien merasa rileks. Selain itu dengan

adanya rileksasi maka pembuluh darah diharapkan dapat dilatasi yang

berimpilikasi pada menurunknya resistensi perifer yang secara langsung akan

menurunkan beban kerja jantun. Dilatasi pembuluh darah terjadi akibat

sekresi agen vasoaktif yang jumlahnya akan meningkat jika tubuh berada pada

kondisi relaksasi. Penurunan beban kerja jantung akan memberkan dampak

positif pada pasien gagal jantung dengan memberikan dampak positif pada

pasien gagal jantung dengan memberikan kesempatan pada miokard untuk

40
relaksasi sehingga dapat mengurangi Skor kelelahan pada pasien gagal

jantung (Chen et al, 2013; Bambang A.N,et al,2018).

Secara Fisologis Pijat Punggung merupakan salah satu teknik

Relaksasi yang mempengaruhi tubuh secara fisik maupun psikis. pijat

punggung memberikan efek relaksasi dengan menstimulus pengeluaran

endorfin di otak yang berefek menekan aktifitas saraf simpatis dan

menstimulasi aktivitas saraf parasimpatis akibatnya kelelahan pada pasien

gagal jantung menjadi berkurang (Chen et al ,2013)

Pijat Punggung dapat memperbaiki sirkulasi dan mengatasi kelelahan

yang dialami. Katabilisme akan terjadi Glukoneogenesis berlangsung dengan

baik sehingga jaringan mendapatkan energi. Peningkatan jumlah energi

strategis dalam tubuh akan secara langsung mengatasi kelelahan yang dialami

pasien dengan catatan pasien beraktivitas sesuai toleransinya (Bambang

A.N,et al, 2017)

Pijat punggung akan menstimulus sekresi endorfin diotak dan akan

memberikan perasaan nyaman, baik secara fisik maupun psikologis,

merupakan respon dari penegluaran hormon endorfin sehingga perasaan

nyaman, bahagia, euforia akan menciptakan efek yang membuat pasien

merasa tenang.(Black&Hawks,2009;Bambang A.N, et al, 2017)

Pijat punggung akan memicu pengeluaran hormon endorfin. Hormon

tersebut berbentuk polipeptida yang mengandung 30 unit asam amino yang

mengikat pada reseptor opiat di otak. Hormon ini bertindak seperti morphine,

41
bahkan dikatakan 200 kali lebih efektif dari morphine. Endorfin mampu

menimbulkan perasaan euforia, bahagia, nyaman, menciptakan ketenangan

dan memperbaiki suasana hati seseorang hingga membuat seseorang rileks.

Relaksasi akan memicu limbik sistem dan memicu hipotalamus untuk

mensekresikan endorfin. Dalam kondisi tersebut, maka konsentrasi endorfin

di otak akan meningkat (Bambang A.N,et al, 2017)

Peningkatan endorfin akan di ikuti dengan penekanan kortisol secara

simultan. Dengan menurunnya kortisol, maka akan mengurangi masalah

psikologis seperti depresi dan kecemasan. Kecemasan merupakan salah satu

penyebab terjadinya kelelahan pada pasien gagal jantung. Jika kecemasan

dapat teratasi, maka skor kelelahan akan mengalami penurunan. Hal ini

berkaitan dengan stres hormon yang akan meningkat selama terjadinya

kecemasan. Pijat punggung merupakan intervensi yang dapat memengaruhi

aspek psikis maupun psikologis pasien sehingga skor kelelahan akan

mengalami penurunan.

Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al (2017) Tentang Pengaruh

Pijat Pungung Terhadap Skor Kecemasan pada pasien Congestive Heart

Failure Bahwa dengan melakukan pijat punggung pada pagi hari selam 15

menit dengan interval 24 jam selama 3 hari didapatkan hasil menurunkan

skor Kecemasan pada pasien Congestive Heart Failure Sebelum dan sesudah

dilakukan pijat punggung.

42
Penelitian lain dilakukan oleh hurai (2019) Tentang Efektifitas

Massage effleurage terhadap fatigue (Kelelahan) pasien kanker diRSUD

abdul wahab Sjahranie Samarinda yang dilakukan selam 3 kali seminggu

dalam waktu 10 menit selama 2 minggu. Hasil Penelitian Menunjukan bahwa

ada Perubahan fatigue Sebelum dan Sesudah Intervensi

Penelitian Moh Projo Angkasa, et al (2022) yang berjudul Pengaruh

Back massage terhadap kualitas tidur pasien yang menjalani tindakan

hemodalisa dari hasil penelitian terlihat hal ini memberikan Pengaruh Positif

Terhadap Tingkat Kelelahan dan kualitas tidur pasien yang menjalani

tindakan Hemodialisi.

Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

M.Abdul Aziz Kurniawan, Nury Luthfiyatil Fitri & Sri Nurhayatin Penerapan

massage punggung terhadap skor kelelahan pasie gagal jantung RSUD Ahmad

yani Hasil Penelitian Menunjukan terjadinya penurunan kelelahan pasien

gagal jantung yang sudah diberikan intervensi Massage Punggung

E. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pijat Punggung Pada Perubahan Skor Kelelahan


Pasien Gagal Jantung Pada Pasien Gagal Jantung

Bagan I
Kerangka Konsep

F. Hipotesis

43
Hipotesis pada penelitian ini adalah adanya pengaruh pijat punggung

terhadap skor kelelahan pada pasien Gagal Jantung Di RSUD Kabupaten

Empat Lawang

44
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis Penelitian Ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan

desain penelitian Pra eksperimental one group pretest-posttest . Pada Sebuah

penelitian terdapat test awal sebelum diberikan perlakuan dan juga dilakukan

test akhir setelah diberikan perlakuan , dikarenakan hasil perlakuan dapat

diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum

diberikan perlakuan (Sugiyono, 2018)

Penelitian ini dilakukan untuk melihat Pengaruh Pijat Punggung

terhadap Skor Kelelahan pasien gagal jantung Di RSUD Kabupaten Empat

Lawang, dengan melakukan Pengukuran Skor Kelelahan pada Pasien gagal

jantung sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi Pemberian Pijat

Punggung yang dilakukan secara rutin Selama 3 hari

B. Kerangka Penelitian

Kerangka Konsep Penelitian Pada Dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui

penelitian yang akan dilakukan ( Notoatmojo, 2018 ). Penelitian ini Variabel

independen ( variabel Bebas ) yaitu Pijat Punggung dan Variabel dependen

( Variabel Terikat ) yaitu Skor Kelelahan Pasien gagal jantung di RSUD

45
Kabupaten empat lawang. berdasarkan penjelasan diatas maka kerangka

Konseppenelitian dapat dilihat pada bagian dibawah ini

Bagan 2
Kerangka Konsep
Keterangan :

Q1 : Skor Kelelahan Sebelum diberikan Pijat Punggung

X : Intervensi Pemberian Pijat Punggung

Q2 : Skor Kelelahan Setelah diberikan Pijat Punggung

C. Definisi Operasional

Tabel
Definisi Operasional

N Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Skala


o
Ukur Ukur Ukur

Independen

1 Pijat Pijat Intervensi SOP Dilakukan -


Punggung Punggung
Pada pasien Merupakan dilakukan Sesuai
gagal Salah
jantung SatuTeknik Sesuai SOP SOP
Dari Massage
pada
Punggung
dengan
mengusap

46
punggung
secara
perlahan 10-
15 menit
Dependen

Kelelahan Kelelahan Dengan Kuesion 0-52 Interval


Pada pasien merupakan Mengisi
gagal keletihan Lembar er < 30
jantung terus – Kuesioner
menerus dan Menunjuk
penurunan
kapasitas an Severe
untuk kerja
fisik dan Fatigue
mental.
Kelelahan
dirasakan
sebagai
suasana hati
tidak senang
dan
ketidaknyam
anan.

D. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal April – Mei 2023 di

RSUD Kabupaten Empat Lawang

E. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi Merupakan keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti

( notoadmodjo, 2018). Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang diwilayah penelitian ,maka penelitiannya merrupakan populasi.

47
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pasien yang didiagnosa gagal

jantung di RSUD Kabupaten Empat Lawang yaitu berjumlah 74 orang

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah Sebagian dari populasi yang diambil dari objek yang

akan diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan dari populasi

(Notoadmodjo,2018).Adapun Teknik yang digunakan pada penelitian ini

adalah purposive sampling, (Sugiyono ,2018) menyatakan bahwa jumlah

sample pada penelitian sederhana berkisar 10-20 orang. Jumlah sample

pada penelitian ini adalah 10 orang

Notoatmodjo (2018), mengemukan agar karakteristik sample tidak

menyimpang dari populasinya ,maka sebelum dilakukan pengambilan

sample perlu ditentukan kriteria inklusi maupun eksklusi. Adapun sample

yang diambil menggunakan kriteria sebagai berikut :

A.Dengan Kriteria Inklusi Penelitian adalah :

a. Besedia menjadi responden

b. Usia 50-80 Tahun

c. Fatigue Ringan-Sedang yang tidak sedang mengalami sesak

d. Pasien gagal jantung yang mengalami kelelahan

e. Penderita gagal jantung yang bisa membaca dan menulis

f. Pasien gagal jantung yang mampu berkomunikasi secara Verbal

g. Pasien gagal jantung yang sadar Penuh dan Koeperatif

B. Dengan Kriteria Eklusi Penelitian adalah

48
a. Pasien gagal jantung yang mempunyai penyakit penyerta hipertensi

b. Pasien gagal jantung kronik

F. Pengumpulan Data dan Pengeloaan Data

1. Pengumpulan Data

Penelitian ini jenis data yang digunakan premier dan sekunder. Data

primer adalah data yang didapatkan langsung oleh subjek penelitian. Peneliti

melakukan observasi terlebih dahulu pada pasien rawat inap.Teknik

Pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu

pretest,perlakukan (pijat punggung) dan posttest,sebelum diberikan intervensi

keperawatan pijat punggung terlebih dahulu subjek yang diteliti dilakukan

pengukuran skor kelehahan. Selanjutnya, Subjek yang akan diteliti diberikan

intervensi keperawatan pijat punggung setiap hari selama 10-15 menit dalam

3 hari

Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen atau

rekam medis RSUD Kabupaten Empat Lawang meliputi jumlah data yang

akan diteliti, yaitu jumlah pasien yang gagal jantung yang sedang dirawat inap

diRSUD Empat Lawang

Beberapa Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Mengurus Surat izin Penelitian dengan membawa surat dari STIKes Bhakti

Husada Bengkulu untuk ditujukan kepada bagian Manajemen Rumah sakit

umum daerah kabupaten empat lawang

49
b. Menemui Responden yang memenuhi kriteria inklusi

c. Memperkenalkan diri, Maksud dan Tujuan Penelitian

d. Memintak Pasien Menandatangani lembar informed consent bagi

responden Yang bersedia

e. Menjelaskan cara pengisian kuesinor pada responden

f. Mengkaji Skor Kelelahan menggunakan kuesioner sebelum

memberikan intervensi

g. Memberikan Intervensi terapi Pijat Punggung selama 10 -15 Menit

h. Pengukuran Skor Kelelahan Menggunakan Kuesioner

2. Pengelolaan Data

Notoatmodjo (2018 ) Mengemukakan Bahwa kegiatan dalam proses

pengelolaan data meliputi :

a. Editing ( Pemeriksaan )

Dalam Penelitian ini memastikan kembali kelengkapan data yang

diperoleh kemudian untuk memudakan pengecekan kelengkapan data

yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan

pengelompokan dan penyusunan data. Data ini dikelompokan

berdasarkan pertimbangan peneliti sendiri dengan maksud untuk

memudahkan pengelolaan data

b. Coding ( Pengodean Data)

Coding merupakan kegiatan mengubah data bentuk huruf menjadi

data/bilangan dengan memberikan kode-kode setiap variabel dengan

50
maksud untuk mempermudah pengelolaan data. Tahapan ini

memudahkan peneliti dalam pengelompokan data yang didapatkan

c. Processing ( Memproses )

Selanjutnya Setalh Semua isi Format pengumpulan data diperiksa dan

melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya dan memproses agar

dapat dianalisis dengan cara memasukan data format pengumpulan

data ke komputer

d. Tabulating

Menganalisis data yang telah diambil dimasukan dalam bentuk

variabel penelitian agar lebih mudah dalam pembacaan

e. Entry Data

Data yang didapatkan Kemudian dimasukan kedalam program

komputer untuk selanjutnya dilakukan analisa data

f. Clearning data

Tahap ini memeriksa kembali data yang ada diprogram komputer

dalam bentuk tabel ditribusi frekuensi untuk memastikan bahwa tidak ada

kesalahan dalam entry data

3. Analisi Data

Data Disajikan dalam mendistribusikan melalui analisis univariat dan

biavariat

1. Analisis Univariat

51
Analisis data univariat adalah analisa yang bertujuan untuk

menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik masing-masing

variabel yang diteliti (Notoatmodjo,2018). Variabel yang berbentuk

kategorik (jenis Kelamin) disajikan dalam bentuk proporsi, sedangkan

variabel yang berbentuk numerik (Perbedaan nilai skor kelelahan

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (kelana, 2016) .

Hasil Penelitian ini dilakukan dengan komputerisasi dengan

menggunakan SPSS untuk melihat pengaruh pijat punggung terhadap

skor kelelahan pasien gagal jantung di RSUD Kabupaten Empat

Lawang. Dan nilai tersebut dinilai berdasarkan kuantitas diolah dengan

rumus mean/rerata menggunakan SPSS

2. Analisis Bivariat

Analisi Bivariat Adalah analisa untuk menguji hubungan

signifikan antara dua variabel (depenen dan independen) atau bisa juga

untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan anatar dua

atau lebih kelompok (Notoatmodjo 2018). Uji Normalitas dilakukan

untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak. Sebelum dilakukan

uji hipotesis penelitian melakukan uji normalitas, untuk menentukan

jenis uji hipotesis yang digunakan didapatkan data P>0,05 Yang

artinya berdistribusi Normal. Uji t digunakan untuk menguji beda dari

mean dari 2 hasil pengukuran kelompok yang sama (misalnya beda

mean pretest dan posttest). Jika asumsi tidak terpenuhi (data tidak

52
berditribusi normal), (Kelana,2016). Penelitian ini dalam proses

pengelolaan data menggunakan sistem komputerisasi dengan program

SPSS

53

Anda mungkin juga menyukai