Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH PEMBERIAN PUDING BUAH NAGA TERHADAP PENURUNAN

KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI


PUSKESMAS KECAMATAN SUKARAMI KM.9 PALEMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :

NAMA : MAULIA MAHARANI

NIM : PO.71.31.0.17.019

Dosen Pembimbing :

1. PODOJOYO, SKM. M.Kes

2. SARTONO, SKM. M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN DIII GIZI TAHUN AJARAN 2019

1
Proposal Penelitian ini berjudul “pengaruh pemberian puding buah naga terhadap
penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus di Puskesmas
Kecamatan Sukarami KM.9 Palembang” ini telah mendapatkan persetujuan dari :

Pembimbing Utama Pembimbing Kedua

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari
cara pembuatan skripsi pada Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi Palembang dan untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan Gizi.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan secara moril dan materiil sehingga proposal
penelitian ini dapat selesai. Ucapaan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Podojoyo SKM. M.Kes selaku Dosen mata kuliah Metodelogi Penelitian.

2. Bapak Sartono SKM. M.Kes selaku Dosen mata kuliah Metodelogi Penelitian.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,


penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Palembang, Januari2019
Penulis

Maulia Maharani

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 3
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................................... 6
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 6
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 7
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................. 8
1. Tujuan Umum ................................................................................................................. 8
2. Tujuan Khusus ................................................................................................................ 8
D. HIPOTESA PENELITIAN.......................................................................................... 8
E. MANFAAT PENELITIAN ......................................................................................... 8
1. Bagi Peneliti ....................................................................................................................... 8
2. Bagi Puskesmas .............................................................................................................. 8
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Gizi ....................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 9
A. TELAAH PUSTAKA .................................................................................................. 9
1. Diabetes Melitus ............................................................................................................. 9
2. Buah Naga ..................................................................................................................... 17
3.Jus .................................................................................................................................. 20
B. KERANGKA TEORI ................................................................................................ 22
C. KERANGKA KONSEP ............................................................................................ 23
D. VARIABEL PENELITIAN ....................................................................................... 24
E. DEFINISI OPERASIONAL ………………………………………………………..24

1. Puding Buah Naga……………………………………………………………………..24

2. Kadar Gula Darah ......................................................................................................... 25


BAB IIIMETODE PENELITIAN ............................................................................................ 26
A. RUANG LINGKUP PENELITIAN .......................................................................... 26
C. Populasi dan Sampel .................................................................................................. 26
1. Populasi ......................................................................................................................... 26
2. Sampel........................................................................................................................... 26
3. Besar Sampel ................................................................................................................ 27

4
D. JENIS DATA DAN CARA PENGAMBILAN DATA ............................................. 27
1. Data Primer .................................................................................................................. 27
2. Data Sekunder ............................................................................................................... 27
E. Prosedur Penelitian........................................................................................................... 28
F. INSTRUMENT PENELITIAN ................................................................................. 28
G. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ................................................... 29
1. Pengolahan Data ........................................................................................................... 29
2. Analisis Data ................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 30

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit tidak menular (PTM) dewasa ini menjadi masalah kesehatan utama
baik didunia, nasional, maupun lokal. Salah satu PTM yang menyita perhatian yaitu
Diabetes Melitus. Di Indonesia DM merupakan ancaman serius karena DM menjadi salah
satu faktor resiko dari gagal ginjal, penyakit jantung dan stroke (KEMENKES, 2013).

Menurut Riskesdas 2013, Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang


merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penyakit ini disebabkan gangguan
metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. Ada 2
tipe diabetes melitus yaitu diabetes tipe I/diabetes juvenile yaitu diabetes yang umumnya
didapat sejak masa kanak-kanak dan diabetes tipe II yaitu diabetes yang didapat setelah
dewasa.

Penderita diabetes melitus pada tahun 2014 berjumlah 422 juta jiwa, dan
prevalensi diabetes melitus secara global pada umur ≥ 18 tahun yaitu 8,5%. Pada tahun
2015 estimasi angka kematian akibat diabetes melitus sebanyak 1,6 juta jiwa
(WHO, 2017).

Data International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa Indonesia


menduduki peringkat ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, dibawah China, India,
USA, Brazil, Rusia dan Mexico (KEMENKES, 2013). Berdasarkan data wawancara
RISKESDAS Tahun 2013, Diabetes Melitus di Indonesia mengalami peningkatan dari
1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013), diketahui provinsi Sumatera Selatan juga mengalami
peningkatan prevalensi DM berdasarkan wawancara pada umur ≥15 tahun dari 0,5%
menjadi 1,3% (RISKESDAS, 2013).

Seseorang dinyatakan DM jika pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh


dokter atau belum pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter tetapi dalam 1
bulan terakhir mengalami gejala: sering lapar dan sering haus dan sering buang air kecil
& jumlah banyak dan berat badan turun (RISKESDAS, 2013). Faktor resiko diabetes
dikelompokkan menjadi 2 yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor

6
resiko yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga dan riwayat melahirkan bayi ≥4 kg. Sedangkan faktor
resiko yang dapat dimodifikasi yaitu pola makan, aktifitas fisik, berat badan lebih,
obesitas, dan merokok (RISKESDAS 2013 dalam DEPKES).

Penderita DM dianjurkan untuk mengatur pola makan, memperhatikan asupan


karbohidrat dan juga serat agar kadar gula darah tidak meningkat. Namun, pada
kenyataanya penderita DM tidak menjalankan anjuran tersebut sehingga kadar gula darah
tetap tinggi. Penyebabnya kurang asupan buah dan sayur sebagai sumber serat dan
antioksidan (Wiardani et all.,2014).

Serat memiliki kemampuan memperlambat penyerapan glukosa darah dan lemak


dengan cara meningkatkan kekentalan feses yang secara tidak langsung menurunkan
kecepatan difusi sehingga kadar glukosa darah dan profil lipid menurun (Sulistyani,
2006). Untuk meningkatkan asupan serat dan antioksidan penderita DM diperlukan
perbaikan diet dengan cara menambah formula dalam bentuk jus yang bersumber dari
buah-buahan dengan indeks glikemik rendah. Salah satu buah yang bis dimanfaatkan
sebagai jus untuk penderita Diabetes Melitus yaitu buah naga (Hylocereus) yang
memiliki kandungan tinggi serat, kalsium, kalium, dan magnesium.(Wiardani et
all.,2014).

Setiap 100 gr buah naga mengandung kadar air tinggi (85%), energi 50 Kkal,
serat 0,9-2,1 gr, lemak 0,6 gr, vitamin C 8-25 mg, dan kalsium 134 mg, fosfor 36 mg, dan
magnesium 60,4 mg. Buah naga juga mengandung antioksidan yang bermanfaat dalam
menjaga elsatisitas pembuluh darah. Buah naga mampu meningkatkan metabolisme
tubuh dna mencegah peningkatan glukosa darah. Divisi Nutrisi Fakultas kedokteran
Malaysia (2011) menyimpulkan pemberian buah naga 200-300 gr/hari mampu
menurunkan kadar glukosa, trigliserida, dan kolesterol (Khalili et all., 2009).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan peningkatan prevalensi antara tahun 2007 dan
tahun 2013 sebesar 0,8%, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian jus buah naga terhadap penurunan kadar glukosa darah pada
penderita DM di Pusekesmas X Palembang.

7
C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian puding buah naga terhadap penurunan kadar glukosa
darah pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Kecamatan Sukarami KM.9
Palembang.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus di
Puskesmas Kecamatan Sukarami KM.9 Palembang.

b. Mengetahui pengaruh penambahan buah naga pada prosespembuatan terhadap


penurunan kadar glukosa darah.

D. HIPOTESA PENELITIAN
Ada Pengaruh Pemberian Puding Buah Naga Terhadap Glukosa Darah
Responden Diabetes Melitus Di Puskesmas Kecamatan Sukarami KM.9 Palembang
Tahun 2019.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan penelitian di bidang Gizi Klinik dan
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan di Poltekkes
Kemenkes Palembang Jurusan Gizi.

2. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan terutama pada upaya penanganan kasus
diabetes melitus pada usia lanjut.

3. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Gizi


Menambah bahan kepustakaan mengenai diabetes melitus di perpustakaan Jurusan
Gizi Poltekkes Kementerian Kesehatan Palembang.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TELAAH PUSTAKA

1. Diabetes Melitus
Menurut WHO diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
keturunan dan / atau adanya kekurangan produksi insulin oleh pankreas, atau oleh tidak
efektifnya insulin yang dihasilkan. Akibat kekurangan tersebut akan terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah, yang akan merusak banyak sistem tubuh, khususnya
pembuluh darah dan saraf.

American Diabetes Association (ADA, 2012) menungkapkan bahwa Diabetes


Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia sebagai akibat dari defek sekresi insuli, kerja insulin atau keduanya.
Keadaan hiperglikemia kronis dan diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang, gangguan fungsi dan kegagalan berbagai organ,terutama mata, ginjal, syaraf,
jantung, dan pembuluh darah. Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) yang akibat
kekurangan hormone insulin secara absout atau relatif (Almatsier, 2008).

Menurut kriteria Internasional Diabetes Federation (IDF), American Diabetes


Association (ADA), dan perkumpulan Endrokinologi Indonesia (Perkenil), apabila gula
darah pada saat puasa diatas 126 mg/dl dan dua jam sesudah makan diatas 200 mg/dl,
berarti orang tersebut menderita diabetes. Sedangkan apabila kadar gula puasa seseorang
diantara 100-125 mg/dl, maka disebut sebagai keadaan glukosa puasa terganggu atau
Impaired Fasting Glucose (IFG).

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang penyebabnya


multifaktor, ditandai dengan kadar gula darah tinggi(hiperglikemi) dan terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Gangguan metabolisme ini disebabkan
karena adanya defek pada sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya (Enny, 2013).

9
Terdapat beberapa jenis diabetes diantaranya :

1. Diabetes tipe 1 (insulin-dependent)

Diabetes tipe 1 adalah diabetes dengan pankreas sebagai pabrik insulin tidak
dapat atau kurang mampu membuat insulin. Akibatnya, insulin tubuh kurang atau
tidak ada sama sekali dan gula akan menumpuk dalam peredaran darah karena tidak
dapat diangkut kedalam sel.

Penyakit ini biasanya timbul pada usia anak atau remaja, baik pria maupun
wanita. Gejala biasanya timbul mendadak dan bisa berat sampai koma apabila tidak
segera ditolong dengan suntikan insulin. Dari semua penderita diabetes 5-10% adalah
tipe 1. Di Indonesia, statistic mengenai diabetes tipe 1 belum ada, diperkirakan hanya
sekitar 2-3%. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian tidak terdiagnosis atau
tidak diketahui.

2. Diabetes tipe 2 (non-insulin dependen)

Diabetes tipe 2 adalah jenis yang paling sering didapatkan biasanya timbul pada
usia diatas 40 tahun, namun bisa pula timbul pada usia diatas 20 tahun. 90-95% dari
penderita diabetes adalah tipe 2.

Pada diabetes tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas
insulinya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga glukosa dalam darah
meningkat. Pasien yang mengidap diabetes tipe ini biasanya tidak perlu tambahan
suntikan insulin dan pengobatanya, tetapi memerlukan obat yang bekerja untuk
memperbaiki pengolahan gula dihati dan lain-lain.

Kemungkinan lain terjadinya diabetes tipe 2 adalah sel-sel jaringan tubuh dan
otot pasien tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin, yang dinamakan resistensi
insulin atau insulin resistance. Akibatnya, insulin tidak bisa bekerja dengan baik dan
glukosa akhirnya tertimbun dalam peredaran darah. Keadaan ini umumnya terjadi
pada pasien yang gemuk atau obesitas.

Diabetes yang terjadi pada saat hamil disebut diabetes tipe gestasi (gestasional
diabetes). Hal ini dapat terjadi karena pembentukan beberapa hormone pada wanita
hamil yang menyebabkan resistensi insulin (Tendra, 2013).

10
Menurut WHO, angka kadar gula darah normal yaitu sebagai berikut :

1. Non diabetes

- Angka gula darah normal : individual

- Angka gula darah setelah makan : 4 – 7 mmol/L

- Angka gula darah post prandial : dibawah 7,8 mmol/L

2. Penderita Diabetes Tipes 2

- Angka gula darah normal : individual

- Angka gula darah setelah makan : 4 – 7 mmol/L

- Angka gula darah post prandial : dibawah 8,5 mmol/L

3. Penderita Diabetes Tipe 1

- Angka gula darah normal : 5 – 7 mmol/L

- Angka gula darah setelah makan : 4 – 7 mmol/L

- Angka gula darah post prandial : 5 - 9 mmol/L

4. Anak-anak penderita Diabetes Tipe 1

- Angka gula darah normal : 4 – 7 mmol/L

- Angka gula darah setelah makan : 4 – 7 mmol/L

- Angka gula darah post prandial : 5 - 9 mmol/L

11
Tabel 2.1. Angka Kadar Gula Darah

Normal Setelah Makan Post Prandial

Non diabetes 4 – 5,9 mmol/L Dibawah7,8 mol/L

Diabetes tipe 1 4 – 7 mmol/L Dibawah8,5mmol/L


Diabetes tipe 2 5 – 7 mmol/L 4 – 7 mmol/L 5 – 9 mmol/L
Anak-anak penderita
4 – 7 mmol/L 4 – 7 mmol/L 5 – 9 mmol/L
DM tipe 1
Sumber : WHO 2017

Umumnya, penderita diabetes mengetahui dirinya mengidap diabetes setelah


terjadi komplikasi. Komplikasi diabetes terjadi pada semua orang dalam tubuh yang
dialiri pembuluh darah kecil dan besar, dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit
jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Pada prinsipnya, komplikasi tidak terjadi
begitu saja namun melalui proses dan tahapan yang panjang Serta kurun waktu yang
lama. Walaupun demikian, komplikasi ini bisa dicegah jika penderita mau melakukan
terapi dan perubahan pola makan.

Ketaatan atau kepatuhan diabetisi dalam melaksanakan diit merupakan bagian


yang terpenting dalam pengendalian DM. Kenyataan yang ada kepatuhan pasien terhadap
diit merupakan salah satu kendala dalam pengendalian kadar gula darah pada diabetisi
(Kurniadi, 2014).

Gula darah tinggi menyebabkan kerusakan bermacam-macam sistem dan organ


tubuh. Bisa merusak mata, otak, rongga mulut, paru-paru, jantung, lambung, usus, hati,
empedu, ginjal, kandung kemih, sistem saraf, serta anggota gerak. Termasuk
menimbulkan impotensi dan luka yang tidak kunjung sembuh (Tandra, 2014)

Terjadinya komplikasi berawal dari kerusakan pada pembuluh darah. Gula darah
tinggi merusak dinding pembuluh darah, baik pembuluh darah berukuran besar (arteri)
maupun paling kecil (kapiler). Dinding pembuluh darah menjadi kaku, keras, dan tebal.
Pembuluhnya menyempit sehingga mengurangi aliran darah, hingga akhirnya buntu.
Jaringan tubuh yang aliran darahnya buntu berarti tidak memperoleh makanan, lalu
menjadi rusak. Kondisi rusak sama dengan tidak/berkurang fungsinya. Dalam bahasa
kedokteran kondisi ini disebut komplikasi.

12
Proses terjadinya penyempitan pembuluh darah karena diabetes dapat adalah
sebagai berikut :

a. gula darah tinggi menempel di dinding pembuluh darah

b. terjadi proses oksidasi, yaitu gula darah bereaksi dengan protein yang berasal dari
dinding pembuluh darah. Timbul Advanced Glycosylated Endproducts (AGres).

c. Agres merusak dinding dalam pembuluh darah dan menarik lemak jenuh (kolesterol
jahat/LDL) yang menempel disitu

d. Terjadi reaksi peradangan (inflamasi). Sel darah putih (leukosit), sel pembeku darah
(trombosit) serta bahan-bahan lain menyatu menjadi suatu bekuan yang disebut plak
(plaque). Ini membuat dinding pembuluh darah menjadi keras, kaku, dan menebal
(arteries-klerosis), akhirnya timbul penyumbatan.

Jika gula darah tidak terkontrol baik maka dapat dipastikan beberapa tahun
kemudian timbul komplikasi. Hubungan Diabetes Melitus dengan komplikasi yang
ditimbulkan jika gula darah tidak terkontrol baik merupakan hubungan sebab-akibat.
Ada dua jenis komplikasi pada penderita diabetes mellitus, yaitu :

1. Komplikasi akut

Komplikasi akut timbul mendadak, merupakan keadaan gawat darurat


(emergency). Keadaan ini dapat fatal apabila tidak segera ditangani. Termasuk
kelompok ini adalah hipoglikemia (gula darah terlalu rendah), hiperglikemia (gula
darah terlalu tinggi), dan kebanyakan asam urat darah (ketoasidosis diabetik).

2. Komplikasi kronik

Komplikasi kronik timbul perlahan, bahkan kadang tidak diketahui. Komplikasi


ini akan menjadi berat dan membahayakan. Misalnya, komplikasi saraf, mata, jantung,
ginjal dan pembuluh darah.

Komplikasikronis diabetes mellitus (DM) terutamadisebabkangangguan


integritaspembuluhdarahdenganakibatpenyakitmikrovaskulerdanmakrovaskuler.
Komplikasitersebutkebanyakanberhubungandenganperubahan-perubahanmetabolik,
terutamahiperglikemia (Arsono, 2005).

13
Berdasarkan penelitianterdahulu di rumahsakit vita insani pematangsiantar
Sumatera Utara, proporsi tertinggi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan
kategori komplikasi adalah komplikasi kronik 89,4%, kemudian komplikasi akut 5,7%
dan komplikasi akut dan kronik 4,9% (Sinaga, 2011).

Kontrol darah yang ketat pasti akan dapat menghambat timbulnya komplikasi.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan menunjukkan pentingnya
kontrol gula darah bagi setiap diabetesi. Walaupun biasanya ada beberapa faktor yang
membuat diabetesi sukar mengontrol gulanya dengan baik, seperti faktor umur dan
sebagainya.

Penyebab resistensi insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas,faktor yang
banyak berperan menurut Riyadi (2008) dalam Pribadi (2017) antara lain :

1. Riwayat Keluarga

Diabetes dapat menururn menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini
terjadikarena DNA pada orang DM akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya
terkaitdengan penurunan produksi insulin. Menurut Levitan (2004) dalam Yang
(2010) dalam Pribadi (2017), glukosa darah puasa yang tinggi dikaitkan dengan resiko
diabetes di masa depan. Keluarga merupakan salah satu faktor risiko diabetes melitus.
Jika salah satu dari orang tua menderita diabetes melitus tipe 2, resiko anak mereka
terkena diabetes melitus tipe 2 sebesar 40%. Risiko ini akan menjadi 70% jika kedua
orang tuanya menderita diabetes melitus tipe 2. Kembar identik akan beresiko lebih
tinggi terkena diabetes melitus dibandingkan dengan kembar yang tidak identik. Gen
pembawa diabetes melitus tersebut ikut mengatur fungsi dari sel yang memproduksi
insulin beta (Masharani, 2008 dalam Pribadi, 2017)

Riwayat keluarga dapat terjadi untuk alasan non-genetik. Anggota keluarga


sering berbagi lingkungan yang sama, terutama karena anak-anak dan remaja,
sehingga riwayat keluarga saja tidak cukup sebagai bukti definitif genetik terkena
penyakit tersebut. Selain itu, dengan penyakit diabetes tipe 2, dua atau lebih anggota
keluarga yang mungkin memiliki penyakit tersebut secara kebetulan saja (Steyn, 2009
dalam Pribadi, 2017).

14
2. Jenis Kelamin

Menurut SKRT (2004), pria lebih rentan terkena hiperglikemia dibandingkan


dengan wanita. Persentase hiperglikemia pada pria sebesar 12,9%, sedangkan wanita
9,7%. Hal ini berbeda dengan penelitian Spielgelman dan Marks (1946) dalam Gale
dan Gillespie (2010) dalam Pribadi (2017) dimana diabetes melitus tipe 2 dominan
terjadi pada wanita daripada pria. Akan tetapi, penelitian Khan et all (2011) dalam
Pribadi (2017) yang menyatakan lebih rentan pria yang terkena diabetes melitus dari
pada perempuan dan hal ini terjadi di Asia Selatan dan Cina. Tidak ada perbedaan
prevalensi diabetes melitus tipe 2 antara pria dan wanita ketika berumur dibawah 25
tahun. Tetapi, mulai ada perbedaan sebesar 20% pada wanita daripada pria yang
berumur25-34 tahun. Pada kelompok umur 35-44 tahun perbedaannya menjadi 60%
dan kelompok umur 45-64 tahun menjadi lebih tinggi 2 kali lipat pada wanita dari
pada pria.

3. Kelainan Genetik

Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini
terjadi karena DNA pada orang DM akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya
terkait dengan penurunan produksi insulin.

4. Umur

Umur adalah lamanya hidup seseorang dihitung sejak dia lahir hingga sekarang
dan merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan baru dan harapan baru.
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun
dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang beresiko pada penurunan
fungsi endokrin pankreas yang memproduksi insulin (Pribadi, 2017)

5. Gaya hidup

Pola hidup dewasa ini sangat tidak baik, ini dibuktikan dengan cara orang yang
selalu ingin praktis dalam segal hal termasuk memilih makanan. Sebagian besar
masyarakat memilih untuk mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang mengonsumsi
makanan yang berserat. Pola hidup yang seperti ini bisa menimbulkan penyakit
diabetes.

15
6. Pola makan yang salah

Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama beresiko terkena diabetes.
Malnutrisi dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja
dari resistensi insulin. Pola makan yang tidka teratur dan cenderung terlambat juga
akan berperan pada ketidakstabilan kerja pankreas.

7. Obesitas

Menurut penelitian Zhong et all (2011) menunjukkan terjadi peningkatan kadar


trigliserida, penurunan kadar kolesterol HDL, resistensi insulin, peningkatan kadar
faktor-faktor inflamasi pada pasien obesitas. Obesitas mengakibatkan sel-sel beta
pankreas mengalami hipertropi pankreas disebabkan karena peningkatan beban
metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk mencukupi energi sel yang terlalu
banyak.

8. Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor risiko dari diabetes melitus tipe 2.
Penelitian Will et all (2010) dalam Pribadi (2017) menemukan bahwa pria yang
merokok 40 batang bahkan lebih per hari memiliki risiko 45% lebih tinggi terkena
diabetes melitus tipe 2 dibandingkan yang tidak merokok. Pada perempuan risikonya
74%. Merokok dapat mengakibatkan peningkatan sementara kadar glukosa darah.
Selain itu, merokok juga dapat merusak sensitivitas organ dan jaringan terhadap aksi
insulin.

Manifestasi klinis Diabetes Melitus dapat digolongkan menjadi gejala akut dan
kronik (PERKENI, 2011), yaitu :

1. Gejala Akut Penyakit Diabetes Melitus

Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke penderita lain bervariasi,
bahkan tidak menunjukkan gejala apapun. Pemula gejala yang timbul yaitu banyak
makan (poliphagia), banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing (poliuria).

16
Keadaan tersebut, jika tidak segera diobati maka akan timbul gejala banyak
minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang/berat badan turun dengan cepat
(turun 5 – 10 kg dalam waktu 3-4 minggu), mudah lelah, dan bila tidak segera diobati,
akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh koma yang disebut koma diabetik.

2. Gejala Kronik Diabetes Melitus

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita diabetes melitus adalah
kesemutan, kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal dikulit,
kram, mudah mengantuk, mata kabur, baisanya sering ganti kaca mata, gatal di sekitar
kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual
menurun, bahkan impotensi dan para ibu hamil sering mengalami keguguran dan
kematian janin dalam kandungan atau bayi lahir dengan berat 4 kg (Soegondo dkk,
2004).

2. Buah Naga
Buah Naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan, namun sekarang juga dibudidayakan negara-negara Asia seperti
Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia.

Swastika, Nurmili dan Suhendiri (2012) menjelaskan di Indonesia terdapat 3


jenis buah naga yaitu Hylocereus (buah naga daging putih), Hylocereus polyrhizus (buah
naga daging merah), dan Hylocereus costaricensis (buah naga daging sangat merah atau
hitam (Daniel, 2010).

Kingdom/Kerajaan : Plantae/ Plants


Sub kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants
Super division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants
Division/Divisi : Magnoliophyta/ Flowering Plants
Classis/Kelas : Magnoliopsida/ Dicotyledons
Sub classis/Sub Kelas : Caryophyllidae
Ordo/Bangsa : Caryophyllales

17
Familia/Suku : Cactaceae/ Cactus Family
Genus/Marga : Hylocereus (A. Berger) Britton &
Rose/Nightblooming Cactus
Species (Jenis/ spesies) : Hylocereusundatus (Haw) Britton & Rose
Binomial Name/Nama Latin : Hylocereusundatus (Haw) Britton &Rose
Common Nama/Nama Umum : Nightblooming Cactus

Peran buah naga sebagai tanaman obat merupakan hal yang sudah diyakini
kebenarannya. Buah naga sangat berperan dalam membantu proses pencernaan,
mencegah kanker kolon dan diabetes, mengandung substansi yang mampu menetralisir
racun (logam berat), menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah selain mencegah
batuk dan asma. Tingginya kadar potassium, protein, serat, sodium, dan kalsium
merupakan kelebihan buah naga sebagai buah kesehatan daripada buah-buahan lainnya
(Gagung dkk, 2012).

Menurut Kristanto (2008), buah naga memiliki khasiat untuk kesehatan manusia,
diantaranya ialah sebagai penyeimbang gula darah, pencegah kanker usus, pelindung
kesehatan mulut, pengurang kolesterol, pencegahan perdarahan dan obat keluhan
keputihan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Putera Malaysia menemukan


hasil yang cukupmengejutkandimanasebanyak 20 sampel penderita diabetes di usia
40 – 55 tahun, setengahsampeldiberikankonsumsibuahnagasedangkansetengahnya
diberikanobatkimiapenurunguladarah. hasil yang didapatkanadalahternyatadengan
mengonsumsibuahnagasecararutinselama 7 mingguhasilnyalebihbaikdalam
menurunkankadarguladarahdibandingkandenganmengonsumsiobatkimiapenurun
kadargula. Denganini para penderita diabetes tipe 1 dantipe 2 yang memiliki
ketergantunganterhadapsuntikan insulin dapat diminalisirkan.

Peneliti Departemen of Nutrition and Dietetics Faculty of Medicine and Health


Sciences Universiti Putra Malaysia yang menyatakan bahwa buah naga super merah
berpotensi membantu menurunkan kadar gula darah dan mencegah resiko penyakit
jantung pada pasien diabetes (Wahyuni, 2011).

18
Kandungan yang terdapat dalam buah naga yang sangat dipercaya oleh orang Cina
dan Vietnam yaitu :

1. Antioksidan : Kadar antioksidan yang dimiliki oleh buah naga cukup tinggi. Hal ini
sangat baik bagitubuh untuk mencegah radikal bebas yang dapat
memicu sel kanker untuk tumbuh.

2. Vitamin : Didalam buah naga terdapat beberapa kandungan vitamin, antara lain
vitamin A yangbaik untuk mata, vitamin B yang baik untuk
pencernaan, dan vitamin C yang memiliki banyak manfaat.

3. Kalsium : Kandungan pada kalsium organik dalam buah naga sangat baik bagi
kesehatan tulang.Kalsium organik lebih kaya manfaat daripada
kalsiumbiasa yang ada pada susu kemasan.

4. Karbohidrat :Mengonsumsi buah naga akan dapat memberikan efek kenyang karena
kandungan karbohidrat yang ada didalamnya.

5. Serat : Sama halnya pada kandungan vitamin B kompleks yang baik untuk
pencernaan, buah naga juga kaya akan serat yang dapat melancarkan
pencernaan.

6. Kalori : Jumlah kalori pada buah naga cukup rendah.

Buah naga dianjurkan untuk penderita diabetes karena rasa manis pada buah
naga adalah pemanis alami dan bukan glukosa, sehingga kadar gula darah pada penderita
diabetes tidak naik. Buah naga juga mengandung kalori yang cukup rendah dan
karbohidrat yang dapat memberikan efek kenyang sehinga dapat mengurangi gejala
poliphagia.

19
Tabel 2.2. Kandungan Gizi pada Buah Naga

Kandungan Gizi Jumlah/100 gr


Kalori 51 kkal
Lemak 0,38gr
Lemak Jenuh 0,051gr
Lemak Tak Jenuh Ganda 0,166gr
Lemak Tak Jenuh Tunggal 0,066gr
Kolesterol 0 mg
Protein 0,78 gr
Karbohidrat 12,38gr
Serat 1,7gr
Gula 9,61 gr
Sodium 2 mg
Kalium 192 mg
Sumber : Fatsecret Indonesia

3.Jus

Juice atau jus adalah sayur-sayuran atau buah-buahan yang dilumatkan dengan
mesin menjadi cairan yang berisi saripati untuk diminum.

Jus umumnya terbuat dari buah-buahan atau sayuran. Ada juga dalam proses
pembuatan menambahkan kacang-kacangan atau rempah -rempah seperti daun mint dan
potongan jahe untuk meningkatkan cita rasa jus. Selain buah dan sayuran sebagai bahan
utama, jus juga ditambah dengan bahan lain seperti sirup gula sebagai pemberi cita rasa
manis. Potongan es batu dan sedikit air matang juga ditambahkan ke dalam jus agar
mempermudah proses penghalusan maupun memperbaiki tekstur jus menjadi tidak terlalu
kental.

20
Proses pembuatan jus terdiri dari dua cara :

1. Potonganlah terlebih dulu buah-buahan atau sayuran lalu di masukkan ke dalam juice
extractor. Proses selanjutnya tampung sari jus di dalam gelas. Sari buah dan sayuran
ini kemudian ditambah dengan sirup gula dan potongan es batu. Jus ini menghasilkan
jus tanpa ampas danmengandungnutrisi lebih tinggi.

2.Dengan cara memblender campuran potongan sayuran dan buah, air dingin, es batu,
sirup, dan gula masukkan ke dalam tabung blender. Proses hingga lembut. Cara ini
akan menghasilkan jus lebih kental dan tinggi serat.

Umumnya jus memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan, adapun manfaatnya
yaitu :

1. Mengandung enzim yang penting untuk sistem saluran pencernaan dan sistem
penyerapan gizi yang terkandung dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi
sehari-hari.
2. Mengandung protein, vitamin, mineral, asam lemak esensial, karbohidrat yang mudah
diserap dan dicerna oleh tubuh.
3. Kaya akan kandungan potassium dan sedikit sodium untuk mencegah kanker serta
menjaga kesehatan pembuluh darah jantung.
4. Kandungan karoten dari jus sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning, ungu,
hijau dan merah yang berfungsi sebagai antioksidan kuat yang melawan pertumbuhan
sel kanker dan menangkal radikal bebas.
5. Adanya kandungan flavonoid didalam buah dan sayur bermanfaat untuk menghalau
zat potensial penyebab kanker. Juga berfungsi sebagai antivirus, antialergen,
antiperadangan, dan laninnya.

21
B. KERANGKA TEORI

DIABETES
MELITUS

Non-Farmakologi Farmakologi

Faktor Resiko :

Riwayat keluarga

Jenis Kelamin

Kelainan Genetik Pemberian Puding Buah


naga
Umur

Gaya Hidup

Pola Makan yang


Salah

Obesitas

Merokok

22
C. KERANGKA KONSEP

Mengurangi Kadar Gula


rasa lapar Darah

Serat Diabetes Melitus

Pemberian Puding
Buah Naga

23
D. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kadar gula darah yang
dipengaruhi variabel bebas.

2. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah variabel yang mempengaruhi
yaitu puding buah naga.

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Puding Buah Naga

Puding Buah Naga adalah makanan berbahan dasar buah naga merah yang di proses
dengan juicer extract yang dijadikan makanan bertekstur lunak untuk menurunkan kadar
gula darah pada penderita diabetes melitus.

Cara pembuatan jus buah naga merah :

Sampel 1 Sampel 2
Buah naga merah 100 gr Buah naga merah 200 gr
Gula pasir 5 gr Gula pasir 5 gr
Air 50ml Air 50ml

Bahan :
1. Buah naga merah
2. Gula pasir
3. Air

Cara pembuatan :
1. Potong buah naga merah, kemudian masukkan kedalam blender.
2. Tambahkan gula pasir dan air, lalu blender hingga halus dan kental.
3. Masukkan ke dalam panci adonan tersebut.
4. Jika sudah matang letakkan di wadah cup kecil.

24
2. Kadar Gula Darah

Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa didalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber
utama energi untuk sel-sel tubuh.

Cara pengukuran pengaruh pemberian puding buah naga terhadap penurunan kadar
gula darah pada penderita diabetes :

 Dilakukan pengukuran sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan menggunakan


alat Easy Touch GCU.

Hasil ukuran

Berhasil :Puding buah naga merah dikatakan berhasil apabila terjadi


penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.

Tidak Berhasil :Jus buah naga merah dikatakan tidak berhasil apabila tidak terjadi
penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas X Palembang. Waktu penelitian ini


dilakukan pada bulan Januari 2020.

B. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain quasi experiment (eksperimen semu). Penelitian eksperimen merupakan
bentuk penelitian percobaan yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol
setiap kondisi-kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan
pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi – kondisi ini dipengaruhi. Desain
dalam penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test. Cara melakukannya satu kali
pengukuran sebelum (pre-test) adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan
pengukuran lagi (post-test).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah seluruh pasien dengan penyakit diabetes melitus di Puskesmas X
Palembang.

2. Sampel
Sampel adalah pasien diabetes melitus di Puskesmas X Palembang, dan ditentukan
menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Pasien laki-laki atau perempuan usia diatas ≥18 tahun


b. Pasien dengan kesadaran baik dan dapat berkomunikasi dengan baik.
c. Pasien penyakit Diabetes Melitus yang berdomisili di Palembang
d. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent.

26
3. Besar Sampel
Besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 43 orang. Jumlah ini
didapatkan melalui perhitungan jumlah sampel minimal. Pengambilan besar sampel
menurut Lemeshow (1997) adalah sebagai berikut :

n = Z1– α/ 2.p (1-p)


d2
n = 1,96 . 0,33 (1-0,33)
0,12
n = 0,433356
0,01
n = 43 orang

Ket : n = besar sampel


Z 1- α/2 = koefisien kepercayaan 95% (1,96)
p = Proporsi (0,333)
d2 = prevalensi absolut yang diinginkan (10%)

D. JENIS DATA DAN CARA PENGAMBILAN DATA

1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden dengan cara wawancara langsung
dan pengukuran kadar gula darah.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengutip laporan yang sudah ada,
yang dijadikan objek penelitian yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan alamat
sampel.

27
E. Prosedur Penelitian

Skema Pembuatan Jus Buah Naga

Buah Naga

Pengupasan

Pemotongan

Percampuran Bahan

Pemprosesan

F. INSTRUMENT PENELITIAN

Lembar Observasi Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah

Jenis Sampel : Puding Buah Naga

Kadar Gula Darah


No. Nama
Pre Post

28
G. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

1. Pengolahan Data
Seluruh data yang diperoleh dilakukan tahapan pengolahan data sebagai berikut :

a. Pengumpulan data : Pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan.

b. Pengklasifikasian data : Setelah semua data terkumpul, peniliti melakukan pemilihan


dan pengklasifikasian data.

c. Pengeditan data : Pengeditan data dilakukan untuk meneliti kembali apakah


data sudah valid atau belum.

d. Pembuatan tabel : Pembuatan tabel dilakukan untuk mengolah data dengan cara
memasukkan data kedalam tabel atau penyajian data dalam
bentuk tabel/daftar untuk memudahkan dalam pengamatan.
Tabel ini dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian,
karena lembar pengumpulan data yang diperoleh dari
masyarakat sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel
yang mudah dipahami maknanya.

2. Analisis Data
Data yang sudah diolah kemudian dianalisis dengan caramenggunakan alias secara
univariat dalam bentuk table distribusi frekuensi dan bivariat dengan melakukan uji
statistik.

a. Analisis Univariat

Analisis data ini digunakan untuk mendeskripsikan data identitas responden yaitu usia,
jenis kelamin, kadar gula darah dalam bentuk distribusi frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji statistik yaitu
uji normalitas dan uji wilcoxon Signed Ranks Test. Uji statistik ini menggunakan
sistem komputerisasi , yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian puding
buah naga terhadap penurunan kadar gula darah.

29
DAFTAR PUSTAKA

Al-Maqassary, Ardi. 2013. Pengertian Kadar GlukosaDarah. Available at :http://www.e-


jurnal.com/2013/12/pengertian-glukosa-darah.html [Diakses : 5 Februari 2018]

Almatsier, Sunita. 2008. Penuntun Diet. GramediaPustakaUtama: Jakarta.

American Diabetes Association. 2017. Standards of Medical Care in Diabetes. Available at


:https://professional.diabetes.org/sites/professional.diabetes.org/files/media/standardofcare2
017fulldeckfinal_0.pdf [Diakses : 3 Februari 2018]

American Diabetes Association., 2012. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.


Diabetes Care volume 35 Supplement 1 : 64-71.

Arisuwita. 2016. BAB II TinjauanPustaka. Available at


:http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2782/6.BAB%20II%20.pdf?sequen
ce=6&isAllowed=y [Diakses : 3 Februari 2018]

Arsono, soni. 2005. Diabetes MelitusSebagaiFaktorResikoKejadianGagalGinjalTerminal


[Tesis]. Semarang: Program PascaSarjanaUniversitasDiponegoro. Available at
:http://eprints.undip.ac.id/14535/1/2005MEP3865.pdf[Diakses : 3 Februari 2018].

Daniel, Osfar. 2010.


KajianKandunganZatMakanandanPigmenAntosianinTigaJenisKulitBuah Naga (Hylocereus
Sp.)SebagaiBahanPakanTernak. Available at :
http://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/KAJIAN-KANDUNGAN-ZAT-
MAKANAN-DAN-PIGMEN-ANTOSIANIN-TIGA-JENIS-KULIT-BUAH-NAGA-
Hylocereus-Sp.-SEBAGAI-BAHAN-PAKAN-TERNAK.pdf [Diakses : 4 Februari 2018]

DepartemenKesehatan. SituasidanAnalisis Diabetes. Available at


:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-diabetes.pdf
[Diakses : 3 Februari 2018]

Fatsecret Indonesia. 2018. KaloriGizi. Available at :https://www.fatsecret.co.id/kalori-


gizi/umum/buah-naga?portionid=4858518&portionamount=100,000 [Diakses : 5 Februari
2018]

30
Gagung, Joko.,Sunarto. 2012. PengaruhKonsentrasiGulaTerhadapKarakteristikSirupBuah
Naga. Available at :http://penelitianilmiahterbaru.blogspot.co.id/2012/05/penelitian-tentang-
buah-naga.html [Diakses : 4 Februari 2018]

Godam.2001-2017. ManfaatMinum Jus BuahdanSayur-sayuran – KandunganGizi Juice


BagiKesehatanTubuhManusia. Available at :http://www.organisasi.org/1970/01/manfaat-
minum-jus-buah-dan-sayur-sayuran-kandungan-gizi-juice-bagi-kesehatan-tubuh-
manusia.html#.WnftQK5l_Dd [Diakses : 5 Februari 2018]

KementrianKesehatanRepublik Indonesia. 2013. Diabetes


MelitusPenyebabKematianDidunia No 6. Available at
:http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-melitus-penyebab-kematian-nomor-6-
di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melalui-posbindu.html [Diakses : 3 Februari
2018]

KementrianKesehatanRepublik Indonesia. 2013. RISKESDAS ‘RisetKesehatanDasar’.


Jakarta: BadanPenelitiandanPengembanganKesehatan.

KesehatanManusia. ManfaatBuah Naga Untuk Diabetes. Available at


:http://www.kesehatanmanusia.com/2017/05/manfaat-buah-naga-untuk-diabetes.html
[Diakses : 5 Februari 2018]

Khalili, R.,Norhayati, A.H, Rokiah, M.Y.,Asmah., 2009. Hypocholesterolemic effect of


red.International Food Research Journal 16: 431-440.

Kristanto, Daniel. 2009. Buah Naga Pembudidayaan di Plot dan di Kebun. Jakarta:
PenebarSwadaya

Kurniadi, Helmanu&ulfaNurrahmani. 2014. Stop Diabetes


HipertensiKolesteroltinggijantungkoroner. Istana media:Yogjakarta

Lemeshow, S. & David W.H.Jr, 1997. BesarSampeldalamPenelitianKesehatan (terjemahan),


Gadjahmada University Press, Yogyakarta

PERKENI 2011.KonsesusPengelolaandanPencegahan Diabetes MelitusTipe 2 di


Indonesia.Jakarta.PB PERKENI.

31
Nestle Indonesia. Mengenal Jus, Smoothie, Lassi, dan Milkshake. Available at
:https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/mengenal-jus-smoothie-lassi-dan-
milkshake.html [Diaksespada : 5 Februari 2018]

Pribadi, AnggitYatamaEmbun. 2017. BAB II Diabetes Melitus. Available


at:http://repository.ump.ac.id/669/3/Anggit%20Yatama%20Embun%20Pribadi%20BAB%2
0II.pdf[Diakses : 3 Februari 2018]

Probosari, Enny. 2013. FaktorRisikoGagalGinjalPada Diabetes Melitus. Journal Of


Nutrition And Health; volume 1; nomor 1. Available at:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/actanutrica/article/view/4850. [Diakses : 3 Februari
2018].

Ridha, Refi M. Buah Naga. Available at :https://www.academia.edu/23685903/Buah_Naga


[Diakses : 5 Februari 2018]

Riska. 2017. ManfaatBuah Naga UntukMenurunkan Kadar GulaDarah Tinggi. Available at


:http://www.kedaiqnc.com/manfaat-buah-naga-untuk-menurunkan-gula-darah-tinggi/
[Diakses : 4 Februari 2018]

Riyadi, S, dkk., 2008.


AsuhanKeperwatanpadaPasiendenganGangguanEksokrindanEndokrinpadaPankreas.GrahaIl
mu, Yogyakarta.

Sinaga.Hiswani.Jemadi.2011. KarakteristikPenderita Diabetes Mellitus DenganKomplikasi


Yang DirawatInap Di RumahSakit Vita InsaniPematangsiantarTahun 2011.

Soegondo, S. (2004), Diagnosis danklasifikasi diabetes melitusterkini,


dalamPenatalaksanaan Diabetes MelitusTerpadusebagaiPanduanPenatalaksanaan Diabetes
MelitusbagiDoktermaupunEdukator, Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., penyunting,
Pusat Diabetes dan Lipid RSUPN Dr. CiptoMangunkusumo, FakultasKedokteranUniversitas
Indonesia, BalaiPenerbit FKUI, Jakarta, h. 17 – 28

Tandra, Hans. 2014. StrategiMengalahkanKomplikasi Diabetes.GramediaPustakaUtama:


Jakarta.

32
Sulistyani.2006. SehatDengan Menu Berserat.Jakarta :TrubusAgriwijaya.

Soekar, Agus. 2008. BAB II Diabetes. Available at


:http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-agussoekar-238-2-
bab2.pdf[Diakses : 3 Februari 2018]

Tandra, Hans. 2013. Life Healty With Diabetes . Rapha Publishing: Yogyakarta.

Tim1001. Klasifikasi (Taksonomi) Buah Naga. Available at


:http://1001budidaya.com/klasifikasi-morfologi-buah-naga/ [Diakses : 5 Februari 2018]

UniversitasSumater Utara. BAB II Diabetes Melitus. Available at


:http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40473/Chapter%20II.pdf;jsessionid
=4F8CDD5E84AFF1668E94CEDDDA22D297?sequence=4[Diakses : 3 Februari 2018]

Wahyuni, Rekna.2011. PemanfaatanKulitBuah Naga Super Merah


(HylocereusCostaricensis) SebagaiSumberAntioksidan Dan PewarnaAlamiPadaPembuatan
Jelly.http://jurnal.yudhaarta.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/REKNA-WAHYUNI-
Pemanfaatan-Kulit-Buah-Naga-Super-Me.pdf[Diakses : 4 Februari 2018]

Wikipedia. 2018. Buah Naga. Available at :https://id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga


[Diakses : 5 Februari 2018]

World Health Organization.2017. Angka Normal Kadar GulaDarah. Available at


:https://diabetics1.com/2017/02/angka-normal-gula-darah-menurut-who.html[Diakses : 3
Februari 2018]

World Health Organization. 2017. Diabetes. Available at


:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/index.html. [Diakses : 3 Februari
2018]

World Health Organization.Use of Glycated Haemoglobin (HbA1c) in the Diagnosis of


Diabetes Mellitus tipe 2 Abbreviated Report of a WHO Consultation.World Health
Organization. 2011.

33

Anda mungkin juga menyukai