OLEH :
NIM : PO.71.31.0.17.019
Dosen Pembimbing :
1
Proposal Penelitian ini berjudul “pengaruh pemberian puding buah naga terhadap
penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus di Puskesmas
Kecamatan Sukarami KM.9 Palembang” ini telah mendapatkan persetujuan dari :
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari
cara pembuatan skripsi pada Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi Palembang dan untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan Gizi.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan secara moril dan materiil sehingga proposal
penelitian ini dapat selesai. Ucapaan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Bapak Podojoyo SKM. M.Kes selaku Dosen mata kuliah Metodelogi Penelitian.
2. Bapak Sartono SKM. M.Kes selaku Dosen mata kuliah Metodelogi Penelitian.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Palembang, Januari2019
Penulis
Maulia Maharani
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ 3
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................................... 6
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 6
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 7
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................. 8
1. Tujuan Umum ................................................................................................................. 8
2. Tujuan Khusus ................................................................................................................ 8
D. HIPOTESA PENELITIAN.......................................................................................... 8
E. MANFAAT PENELITIAN ......................................................................................... 8
1. Bagi Peneliti ....................................................................................................................... 8
2. Bagi Puskesmas .............................................................................................................. 8
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Gizi ....................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 9
A. TELAAH PUSTAKA .................................................................................................. 9
1. Diabetes Melitus ............................................................................................................. 9
2. Buah Naga ..................................................................................................................... 17
3.Jus .................................................................................................................................. 20
B. KERANGKA TEORI ................................................................................................ 22
C. KERANGKA KONSEP ............................................................................................ 23
D. VARIABEL PENELITIAN ....................................................................................... 24
E. DEFINISI OPERASIONAL ………………………………………………………..24
4
D. JENIS DATA DAN CARA PENGAMBILAN DATA ............................................. 27
1. Data Primer .................................................................................................................. 27
2. Data Sekunder ............................................................................................................... 27
E. Prosedur Penelitian........................................................................................................... 28
F. INSTRUMENT PENELITIAN ................................................................................. 28
G. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ................................................... 29
1. Pengolahan Data ........................................................................................................... 29
2. Analisis Data ................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 30
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit tidak menular (PTM) dewasa ini menjadi masalah kesehatan utama
baik didunia, nasional, maupun lokal. Salah satu PTM yang menyita perhatian yaitu
Diabetes Melitus. Di Indonesia DM merupakan ancaman serius karena DM menjadi salah
satu faktor resiko dari gagal ginjal, penyakit jantung dan stroke (KEMENKES, 2013).
Penderita diabetes melitus pada tahun 2014 berjumlah 422 juta jiwa, dan
prevalensi diabetes melitus secara global pada umur ≥ 18 tahun yaitu 8,5%. Pada tahun
2015 estimasi angka kematian akibat diabetes melitus sebanyak 1,6 juta jiwa
(WHO, 2017).
6
resiko yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga dan riwayat melahirkan bayi ≥4 kg. Sedangkan faktor
resiko yang dapat dimodifikasi yaitu pola makan, aktifitas fisik, berat badan lebih,
obesitas, dan merokok (RISKESDAS 2013 dalam DEPKES).
Setiap 100 gr buah naga mengandung kadar air tinggi (85%), energi 50 Kkal,
serat 0,9-2,1 gr, lemak 0,6 gr, vitamin C 8-25 mg, dan kalsium 134 mg, fosfor 36 mg, dan
magnesium 60,4 mg. Buah naga juga mengandung antioksidan yang bermanfaat dalam
menjaga elsatisitas pembuluh darah. Buah naga mampu meningkatkan metabolisme
tubuh dna mencegah peningkatan glukosa darah. Divisi Nutrisi Fakultas kedokteran
Malaysia (2011) menyimpulkan pemberian buah naga 200-300 gr/hari mampu
menurunkan kadar glukosa, trigliserida, dan kolesterol (Khalili et all., 2009).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan peningkatan prevalensi antara tahun 2007 dan
tahun 2013 sebesar 0,8%, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian jus buah naga terhadap penurunan kadar glukosa darah pada
penderita DM di Pusekesmas X Palembang.
7
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian puding buah naga terhadap penurunan kadar glukosa
darah pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Kecamatan Sukarami KM.9
Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus di
Puskesmas Kecamatan Sukarami KM.9 Palembang.
D. HIPOTESA PENELITIAN
Ada Pengaruh Pemberian Puding Buah Naga Terhadap Glukosa Darah
Responden Diabetes Melitus Di Puskesmas Kecamatan Sukarami KM.9 Palembang
Tahun 2019.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan penelitian di bidang Gizi Klinik dan
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti perkuliahan di Poltekkes
Kemenkes Palembang Jurusan Gizi.
2. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan terutama pada upaya penanganan kasus
diabetes melitus pada usia lanjut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TELAAH PUSTAKA
1. Diabetes Melitus
Menurut WHO diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh
keturunan dan / atau adanya kekurangan produksi insulin oleh pankreas, atau oleh tidak
efektifnya insulin yang dihasilkan. Akibat kekurangan tersebut akan terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah, yang akan merusak banyak sistem tubuh, khususnya
pembuluh darah dan saraf.
9
Terdapat beberapa jenis diabetes diantaranya :
Diabetes tipe 1 adalah diabetes dengan pankreas sebagai pabrik insulin tidak
dapat atau kurang mampu membuat insulin. Akibatnya, insulin tubuh kurang atau
tidak ada sama sekali dan gula akan menumpuk dalam peredaran darah karena tidak
dapat diangkut kedalam sel.
Penyakit ini biasanya timbul pada usia anak atau remaja, baik pria maupun
wanita. Gejala biasanya timbul mendadak dan bisa berat sampai koma apabila tidak
segera ditolong dengan suntikan insulin. Dari semua penderita diabetes 5-10% adalah
tipe 1. Di Indonesia, statistic mengenai diabetes tipe 1 belum ada, diperkirakan hanya
sekitar 2-3%. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian tidak terdiagnosis atau
tidak diketahui.
Diabetes tipe 2 adalah jenis yang paling sering didapatkan biasanya timbul pada
usia diatas 40 tahun, namun bisa pula timbul pada usia diatas 20 tahun. 90-95% dari
penderita diabetes adalah tipe 2.
Pada diabetes tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas
insulinya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga glukosa dalam darah
meningkat. Pasien yang mengidap diabetes tipe ini biasanya tidak perlu tambahan
suntikan insulin dan pengobatanya, tetapi memerlukan obat yang bekerja untuk
memperbaiki pengolahan gula dihati dan lain-lain.
Kemungkinan lain terjadinya diabetes tipe 2 adalah sel-sel jaringan tubuh dan
otot pasien tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin, yang dinamakan resistensi
insulin atau insulin resistance. Akibatnya, insulin tidak bisa bekerja dengan baik dan
glukosa akhirnya tertimbun dalam peredaran darah. Keadaan ini umumnya terjadi
pada pasien yang gemuk atau obesitas.
Diabetes yang terjadi pada saat hamil disebut diabetes tipe gestasi (gestasional
diabetes). Hal ini dapat terjadi karena pembentukan beberapa hormone pada wanita
hamil yang menyebabkan resistensi insulin (Tendra, 2013).
10
Menurut WHO, angka kadar gula darah normal yaitu sebagai berikut :
1. Non diabetes
11
Tabel 2.1. Angka Kadar Gula Darah
Terjadinya komplikasi berawal dari kerusakan pada pembuluh darah. Gula darah
tinggi merusak dinding pembuluh darah, baik pembuluh darah berukuran besar (arteri)
maupun paling kecil (kapiler). Dinding pembuluh darah menjadi kaku, keras, dan tebal.
Pembuluhnya menyempit sehingga mengurangi aliran darah, hingga akhirnya buntu.
Jaringan tubuh yang aliran darahnya buntu berarti tidak memperoleh makanan, lalu
menjadi rusak. Kondisi rusak sama dengan tidak/berkurang fungsinya. Dalam bahasa
kedokteran kondisi ini disebut komplikasi.
12
Proses terjadinya penyempitan pembuluh darah karena diabetes dapat adalah
sebagai berikut :
b. terjadi proses oksidasi, yaitu gula darah bereaksi dengan protein yang berasal dari
dinding pembuluh darah. Timbul Advanced Glycosylated Endproducts (AGres).
c. Agres merusak dinding dalam pembuluh darah dan menarik lemak jenuh (kolesterol
jahat/LDL) yang menempel disitu
d. Terjadi reaksi peradangan (inflamasi). Sel darah putih (leukosit), sel pembeku darah
(trombosit) serta bahan-bahan lain menyatu menjadi suatu bekuan yang disebut plak
(plaque). Ini membuat dinding pembuluh darah menjadi keras, kaku, dan menebal
(arteries-klerosis), akhirnya timbul penyumbatan.
Jika gula darah tidak terkontrol baik maka dapat dipastikan beberapa tahun
kemudian timbul komplikasi. Hubungan Diabetes Melitus dengan komplikasi yang
ditimbulkan jika gula darah tidak terkontrol baik merupakan hubungan sebab-akibat.
Ada dua jenis komplikasi pada penderita diabetes mellitus, yaitu :
1. Komplikasi akut
2. Komplikasi kronik
13
Berdasarkan penelitianterdahulu di rumahsakit vita insani pematangsiantar
Sumatera Utara, proporsi tertinggi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan
kategori komplikasi adalah komplikasi kronik 89,4%, kemudian komplikasi akut 5,7%
dan komplikasi akut dan kronik 4,9% (Sinaga, 2011).
Kontrol darah yang ketat pasti akan dapat menghambat timbulnya komplikasi.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan menunjukkan pentingnya
kontrol gula darah bagi setiap diabetesi. Walaupun biasanya ada beberapa faktor yang
membuat diabetesi sukar mengontrol gulanya dengan baik, seperti faktor umur dan
sebagainya.
Penyebab resistensi insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas,faktor yang
banyak berperan menurut Riyadi (2008) dalam Pribadi (2017) antara lain :
1. Riwayat Keluarga
Diabetes dapat menururn menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini
terjadikarena DNA pada orang DM akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya
terkaitdengan penurunan produksi insulin. Menurut Levitan (2004) dalam Yang
(2010) dalam Pribadi (2017), glukosa darah puasa yang tinggi dikaitkan dengan resiko
diabetes di masa depan. Keluarga merupakan salah satu faktor risiko diabetes melitus.
Jika salah satu dari orang tua menderita diabetes melitus tipe 2, resiko anak mereka
terkena diabetes melitus tipe 2 sebesar 40%. Risiko ini akan menjadi 70% jika kedua
orang tuanya menderita diabetes melitus tipe 2. Kembar identik akan beresiko lebih
tinggi terkena diabetes melitus dibandingkan dengan kembar yang tidak identik. Gen
pembawa diabetes melitus tersebut ikut mengatur fungsi dari sel yang memproduksi
insulin beta (Masharani, 2008 dalam Pribadi, 2017)
14
2. Jenis Kelamin
3. Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini
terjadi karena DNA pada orang DM akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya
terkait dengan penurunan produksi insulin.
4. Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang dihitung sejak dia lahir hingga sekarang
dan merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan baru dan harapan baru.
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun
dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang beresiko pada penurunan
fungsi endokrin pankreas yang memproduksi insulin (Pribadi, 2017)
5. Gaya hidup
Pola hidup dewasa ini sangat tidak baik, ini dibuktikan dengan cara orang yang
selalu ingin praktis dalam segal hal termasuk memilih makanan. Sebagian besar
masyarakat memilih untuk mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang mengonsumsi
makanan yang berserat. Pola hidup yang seperti ini bisa menimbulkan penyakit
diabetes.
15
6. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama beresiko terkena diabetes.
Malnutrisi dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja
dari resistensi insulin. Pola makan yang tidka teratur dan cenderung terlambat juga
akan berperan pada ketidakstabilan kerja pankreas.
7. Obesitas
8. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko dari diabetes melitus tipe 2.
Penelitian Will et all (2010) dalam Pribadi (2017) menemukan bahwa pria yang
merokok 40 batang bahkan lebih per hari memiliki risiko 45% lebih tinggi terkena
diabetes melitus tipe 2 dibandingkan yang tidak merokok. Pada perempuan risikonya
74%. Merokok dapat mengakibatkan peningkatan sementara kadar glukosa darah.
Selain itu, merokok juga dapat merusak sensitivitas organ dan jaringan terhadap aksi
insulin.
Manifestasi klinis Diabetes Melitus dapat digolongkan menjadi gejala akut dan
kronik (PERKENI, 2011), yaitu :
Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke penderita lain bervariasi,
bahkan tidak menunjukkan gejala apapun. Pemula gejala yang timbul yaitu banyak
makan (poliphagia), banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing (poliuria).
16
Keadaan tersebut, jika tidak segera diobati maka akan timbul gejala banyak
minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang/berat badan turun dengan cepat
(turun 5 – 10 kg dalam waktu 3-4 minggu), mudah lelah, dan bila tidak segera diobati,
akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh koma yang disebut koma diabetik.
Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita diabetes melitus adalah
kesemutan, kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal dikulit,
kram, mudah mengantuk, mata kabur, baisanya sering ganti kaca mata, gatal di sekitar
kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual
menurun, bahkan impotensi dan para ibu hamil sering mengalami keguguran dan
kematian janin dalam kandungan atau bayi lahir dengan berat 4 kg (Soegondo dkk,
2004).
2. Buah Naga
Buah Naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan, namun sekarang juga dibudidayakan negara-negara Asia seperti
Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia.
17
Familia/Suku : Cactaceae/ Cactus Family
Genus/Marga : Hylocereus (A. Berger) Britton &
Rose/Nightblooming Cactus
Species (Jenis/ spesies) : Hylocereusundatus (Haw) Britton & Rose
Binomial Name/Nama Latin : Hylocereusundatus (Haw) Britton &Rose
Common Nama/Nama Umum : Nightblooming Cactus
Peran buah naga sebagai tanaman obat merupakan hal yang sudah diyakini
kebenarannya. Buah naga sangat berperan dalam membantu proses pencernaan,
mencegah kanker kolon dan diabetes, mengandung substansi yang mampu menetralisir
racun (logam berat), menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah selain mencegah
batuk dan asma. Tingginya kadar potassium, protein, serat, sodium, dan kalsium
merupakan kelebihan buah naga sebagai buah kesehatan daripada buah-buahan lainnya
(Gagung dkk, 2012).
Menurut Kristanto (2008), buah naga memiliki khasiat untuk kesehatan manusia,
diantaranya ialah sebagai penyeimbang gula darah, pencegah kanker usus, pelindung
kesehatan mulut, pengurang kolesterol, pencegahan perdarahan dan obat keluhan
keputihan.
18
Kandungan yang terdapat dalam buah naga yang sangat dipercaya oleh orang Cina
dan Vietnam yaitu :
1. Antioksidan : Kadar antioksidan yang dimiliki oleh buah naga cukup tinggi. Hal ini
sangat baik bagitubuh untuk mencegah radikal bebas yang dapat
memicu sel kanker untuk tumbuh.
2. Vitamin : Didalam buah naga terdapat beberapa kandungan vitamin, antara lain
vitamin A yangbaik untuk mata, vitamin B yang baik untuk
pencernaan, dan vitamin C yang memiliki banyak manfaat.
3. Kalsium : Kandungan pada kalsium organik dalam buah naga sangat baik bagi
kesehatan tulang.Kalsium organik lebih kaya manfaat daripada
kalsiumbiasa yang ada pada susu kemasan.
4. Karbohidrat :Mengonsumsi buah naga akan dapat memberikan efek kenyang karena
kandungan karbohidrat yang ada didalamnya.
5. Serat : Sama halnya pada kandungan vitamin B kompleks yang baik untuk
pencernaan, buah naga juga kaya akan serat yang dapat melancarkan
pencernaan.
Buah naga dianjurkan untuk penderita diabetes karena rasa manis pada buah
naga adalah pemanis alami dan bukan glukosa, sehingga kadar gula darah pada penderita
diabetes tidak naik. Buah naga juga mengandung kalori yang cukup rendah dan
karbohidrat yang dapat memberikan efek kenyang sehinga dapat mengurangi gejala
poliphagia.
19
Tabel 2.2. Kandungan Gizi pada Buah Naga
3.Jus
Juice atau jus adalah sayur-sayuran atau buah-buahan yang dilumatkan dengan
mesin menjadi cairan yang berisi saripati untuk diminum.
Jus umumnya terbuat dari buah-buahan atau sayuran. Ada juga dalam proses
pembuatan menambahkan kacang-kacangan atau rempah -rempah seperti daun mint dan
potongan jahe untuk meningkatkan cita rasa jus. Selain buah dan sayuran sebagai bahan
utama, jus juga ditambah dengan bahan lain seperti sirup gula sebagai pemberi cita rasa
manis. Potongan es batu dan sedikit air matang juga ditambahkan ke dalam jus agar
mempermudah proses penghalusan maupun memperbaiki tekstur jus menjadi tidak terlalu
kental.
20
Proses pembuatan jus terdiri dari dua cara :
1. Potonganlah terlebih dulu buah-buahan atau sayuran lalu di masukkan ke dalam juice
extractor. Proses selanjutnya tampung sari jus di dalam gelas. Sari buah dan sayuran
ini kemudian ditambah dengan sirup gula dan potongan es batu. Jus ini menghasilkan
jus tanpa ampas danmengandungnutrisi lebih tinggi.
2.Dengan cara memblender campuran potongan sayuran dan buah, air dingin, es batu,
sirup, dan gula masukkan ke dalam tabung blender. Proses hingga lembut. Cara ini
akan menghasilkan jus lebih kental dan tinggi serat.
Umumnya jus memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan, adapun manfaatnya
yaitu :
1. Mengandung enzim yang penting untuk sistem saluran pencernaan dan sistem
penyerapan gizi yang terkandung dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi
sehari-hari.
2. Mengandung protein, vitamin, mineral, asam lemak esensial, karbohidrat yang mudah
diserap dan dicerna oleh tubuh.
3. Kaya akan kandungan potassium dan sedikit sodium untuk mencegah kanker serta
menjaga kesehatan pembuluh darah jantung.
4. Kandungan karoten dari jus sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning, ungu,
hijau dan merah yang berfungsi sebagai antioksidan kuat yang melawan pertumbuhan
sel kanker dan menangkal radikal bebas.
5. Adanya kandungan flavonoid didalam buah dan sayur bermanfaat untuk menghalau
zat potensial penyebab kanker. Juga berfungsi sebagai antivirus, antialergen,
antiperadangan, dan laninnya.
21
B. KERANGKA TEORI
DIABETES
MELITUS
Non-Farmakologi Farmakologi
Faktor Resiko :
Riwayat keluarga
Jenis Kelamin
Gaya Hidup
Obesitas
Merokok
22
C. KERANGKA KONSEP
Pemberian Puding
Buah Naga
23
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kadar gula darah yang
dipengaruhi variabel bebas.
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah variabel yang mempengaruhi
yaitu puding buah naga.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Puding Buah Naga adalah makanan berbahan dasar buah naga merah yang di proses
dengan juicer extract yang dijadikan makanan bertekstur lunak untuk menurunkan kadar
gula darah pada penderita diabetes melitus.
Sampel 1 Sampel 2
Buah naga merah 100 gr Buah naga merah 200 gr
Gula pasir 5 gr Gula pasir 5 gr
Air 50ml Air 50ml
Bahan :
1. Buah naga merah
2. Gula pasir
3. Air
Cara pembuatan :
1. Potong buah naga merah, kemudian masukkan kedalam blender.
2. Tambahkan gula pasir dan air, lalu blender hingga halus dan kental.
3. Masukkan ke dalam panci adonan tersebut.
4. Jika sudah matang letakkan di wadah cup kecil.
24
2. Kadar Gula Darah
Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa didalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber
utama energi untuk sel-sel tubuh.
Cara pengukuran pengaruh pemberian puding buah naga terhadap penurunan kadar
gula darah pada penderita diabetes :
Hasil ukuran
Tidak Berhasil :Jus buah naga merah dikatakan tidak berhasil apabila tidak terjadi
penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
B. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain quasi experiment (eksperimen semu). Penelitian eksperimen merupakan
bentuk penelitian percobaan yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol
setiap kondisi-kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan
pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi – kondisi ini dipengaruhi. Desain
dalam penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test. Cara melakukannya satu kali
pengukuran sebelum (pre-test) adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan
pengukuran lagi (post-test).
1. Populasi
Populasi adalah seluruh pasien dengan penyakit diabetes melitus di Puskesmas X
Palembang.
2. Sampel
Sampel adalah pasien diabetes melitus di Puskesmas X Palembang, dan ditentukan
menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
26
3. Besar Sampel
Besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 43 orang. Jumlah ini
didapatkan melalui perhitungan jumlah sampel minimal. Pengambilan besar sampel
menurut Lemeshow (1997) adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden dengan cara wawancara langsung
dan pengukuran kadar gula darah.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengutip laporan yang sudah ada,
yang dijadikan objek penelitian yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan alamat
sampel.
27
E. Prosedur Penelitian
Buah Naga
Pengupasan
Pemotongan
Percampuran Bahan
Pemprosesan
F. INSTRUMENT PENELITIAN
28
G. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
1. Pengolahan Data
Seluruh data yang diperoleh dilakukan tahapan pengolahan data sebagai berikut :
d. Pembuatan tabel : Pembuatan tabel dilakukan untuk mengolah data dengan cara
memasukkan data kedalam tabel atau penyajian data dalam
bentuk tabel/daftar untuk memudahkan dalam pengamatan.
Tabel ini dapat menjadi gambaran tentang hasil penelitian,
karena lembar pengumpulan data yang diperoleh dari
masyarakat sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel
yang mudah dipahami maknanya.
2. Analisis Data
Data yang sudah diolah kemudian dianalisis dengan caramenggunakan alias secara
univariat dalam bentuk table distribusi frekuensi dan bivariat dengan melakukan uji
statistik.
a. Analisis Univariat
Analisis data ini digunakan untuk mendeskripsikan data identitas responden yaitu usia,
jenis kelamin, kadar gula darah dalam bentuk distribusi frekuensi.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji statistik yaitu
uji normalitas dan uji wilcoxon Signed Ranks Test. Uji statistik ini menggunakan
sistem komputerisasi , yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian puding
buah naga terhadap penurunan kadar gula darah.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Gagung, Joko.,Sunarto. 2012. PengaruhKonsentrasiGulaTerhadapKarakteristikSirupBuah
Naga. Available at :http://penelitianilmiahterbaru.blogspot.co.id/2012/05/penelitian-tentang-
buah-naga.html [Diakses : 4 Februari 2018]
Kristanto, Daniel. 2009. Buah Naga Pembudidayaan di Plot dan di Kebun. Jakarta:
PenebarSwadaya
31
Nestle Indonesia. Mengenal Jus, Smoothie, Lassi, dan Milkshake. Available at
:https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/mengenal-jus-smoothie-lassi-dan-
milkshake.html [Diaksespada : 5 Februari 2018]
32
Sulistyani.2006. SehatDengan Menu Berserat.Jakarta :TrubusAgriwijaya.
Tandra, Hans. 2013. Life Healty With Diabetes . Rapha Publishing: Yogyakarta.
33