Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR


(Kasus Pasien Diabetes Melitus)

Disusun Oleh: Kelompok II

ANGEL LAMBERTUS (P07131016040)

FRENSIA MAILOPUW (P07131016046)

HARDIATI (P07131016050)

MERLIN SALEKI (P07131014043)

KEMENTRIAN KESEHATAN MALUKU


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
JURUSAN GIZI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum ini dengan judul: “

Kasus Pasien Diabetes Melitus”. Penyusunan laporan praktikum ini berisi penjelasan dan

penyelesaian kasus pada pasien Diabetes Melitus dengan penerapan Nutritional Care Proses atau

Proses Asuhan Gizi Terstandar. Penyelesaian penulisan ini diselesaikan untuk melengkapi tugas

Praktikum pada mata kuliah Dietetik Penyakit Tidak Menular.

Penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam

penyelesaian penulisan laporan praktikum ini. Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis

berharap semogga hasil penuliasan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan

sebagai acuan untuk penulisan selanjutnya.

Penulis juga mengharapkan adanya saran, kritik, masukan yang dapat dipergunakan untuk

perbaikan dan penyempurnaan dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata penulis ucapkan

terimakasih.

Ambon, Januari 2019

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................... 1
a. Tujuan Umum............................................................................................. 1
b. Tujuan Khusus............................................................................................ 1

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................... 2

{ Sesuai materi yang dipraktekan, Sumbernya dari Buku dan Internet}

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 4

A. Hasil ................................................................................................................. 4
B. Pembahasan...................................................................................................... 6

BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 11

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 11
B. Saran.................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 12

LAMPIRAN { Documentasi }................................................................................................... 14

DAFTAR LAMPIRAN
Text Halaman

Lampiran 1. Menu kasus pasien Diabetes Melitus………………. 20

Dokumentasi Praktikum…………….……................................... 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar
glukosa darah melibihi batas normal. Apabila penyakit ini dibiarkan tak terkendali maka akan
menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal, termasuk penyakit jantung,
ginjal, kebutaan, dan mudah terkena ateroskelosis. Gejala khas diabetes mellitus berupa
pliuria, polidipsia, lemas, dan berat badan turun (meskipun nafsu makan meningkat),
hiperglekimia, dan glukosuria. Gejala lain yang mungkin dikemukakan pasien adalah
kesemutan, gatal, mata kabur, dan impoten pada pasien pria serta pruritus vulvae pada pasien
wanita, biasanya diabetes muncul pada usia diatas 40 tahun dan anak-anak yang masing-
masing berlainan sifatnya.

Umumnya, diabetes mellitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil/sebagian besar sel-
sel beta dari pulau-pulau langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin,
sehingga terjadi kekurangan insulin. Disamping itu, DM (diabetes melitus) juga dapat terjadi
karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukkan glukosa kedalam sel. Jika tidak
ditangani secara cepat dan tepat, dalam jangka panjang diabetes dapat menimbulkan berbagai
komplikasi. Jika tidak waspada, DM bisa mengakibatkan gangguan pembuluh darah otak
(stroke), pembuluh darah mata (gangguan penglihatan), pembuluh darah jantung (penyakit
jantung koroner), pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), pembuuh darah kaki (luka yang sukar
sembuh/gangren).

Pengobatan DM secara langsung terhadap kerusakan pulau-pulau langerhans di pankreas


belum ada langkah utama pengobatan dapat dilakukan dengan cara melakukan diet, yakni
mengurangi kalori dan meningkatkan konsumsi vitamin, melakukan olah raga secara teratur,
mengonsumsi obat-obatan hipoglekimia oral, melakukan terapi insulin.

B. Tujuan Umum

a. Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan membahas tentang “Penatalaksanaan
diet pada pasien Diabetes Melitus”

b. Tujuan Khusus

1. Dapat mengetahui tentang apa yang dimaksut dengan penyakit diabetes mellitus.

2. Dapat mengetahui tentang bagaimana cara penatalaksanaan diet pada pasien


diabetes mellitus.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar
gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam
darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan
organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi
yang membahayakan nyawa penderita.

Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana)
didalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin
secara cukup. Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.

Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam
darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang
terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi
insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan
mengolah glukosa menjadi energy.

B. Etiologi

Faktor resiko yang berubah secara epidemiologi diperkirakan adalah bertambahnya usia,
lebih banyak dan lebih lamanya obesitas, ditribusi lemak tubuh, kurangnya aktifitas jasmani
hiper-insulinemia. Semua faktor ini berinteraksi dengan beberapa faktor genetik yang
berhubungan dengan terjadinya DM tipe II.

Menurut organisasi dunia (WHO) diabetes melitus dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :

1. DM tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)

DM tipe I atau IDDM merupakan diabetes melitus yang tergantung pada insulin atau
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas sehingga
terjadi kekurangan insulin pada tubuh.
2. DM tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)

Merupakan diabetes yang yang tidak tergantung pada insulin atau terjadi karena
kombinasi dari kecacatan dalam produksi insulin pada resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas terhadap insulin.

3. GDM (Gestasional Diabetes Melitus)

Terjadi selama kehamilan melibatkan kombinasi dari kemampuan reaksi dan


pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup dan dapat sembuh setelah melahirkan.

C. Patofisiologi

Diabetes bermuara pada resistensi, toleransi glukosa akan tetap terjaga normal selama
masih dapat dikompensasi oleh peningkatan sekresi insulin, jadi sel beta pankreas yang
masih berfungsi normal mampu menduga keparahan resistensi insulin serta mengatur sekresi
insulin untuk mempertahankan kenormalan toleransi glukosa.

Apabila insulin tidak dihasilkan maka akan mengalami gangguan metabolisme


karbohidrat, protein dan lemak. Yang mana tanpa insulin glukosa tidak dapat masuk kedalam
sel dan tetap dalam kompartemen vascular yang kemudian terjadinya hiperglikemia dengan
demikian akan meningkatkan konsentrasi dalam darah. Terjadilah hiperglikemia akan
menyebabkan osmotic dieresis yang kemudian menimbulkan perpindahan cairan tubuh dari
rongga intraseluler kedalam rongga intertisia kemudian ke ekstrasel. Terjadinya osmotic
dieresis meyebabkan banyaknya cairan yang hilang melalui urin (polyuria) sehingga sel akan
kekurangan cairan dan muncul gejala polydipsia (kehausan).

Insulin memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat,
yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel dan digunakan sebagai bahan bakar.

Sebagian besar patologi diabetes melitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama
kekurangan insulin sebagai berikut :

1. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan


konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg per 100 ml.
2. Peningkatan nyata mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada
dinding vascular yang mengakibatkan aterosklerosis.

3. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.

D. Gejalah Penyakit Diabetes Melitus

Gejala awal dari penderita diabetes mellitus umumnya ringan hingga tidak dirasakan.
Gejala baru diketahui sesudah adanya pemeriksaan laboratorium. Pada tahap lanjut gejala
timbul yaitu: rasa haus berlebihan, banyak kencing, berat badan menurun, rasa lapar terus
menerus, badan lemas, rasa gatal, kesemutan, mata kabur, kulit kering dan gairah seks lemah.

Kadang kala berat badan penderita diabetes akan naik akibat kadar gula tinggi dalam
tubuh. Berat badan yang awalnya terus melaju naik kemudian tiba-tiba menurun terus tanpa
diet. Gejala lain, adanya gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di malam hari,
gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau luka yang lama
sembuh, gangguan ereksi pada pria, dan keputihan pada perempuan.

E. Komplikasi

Komplikasi yang sering menyertai diabetes mellitus antara lain gagal ginjal, penyakit
jantung, impotensi, kerusakan otak dan kebutaan. Pada keadaan berat, diabetes menyebabkan
penurunan berat badan secara tiba-tiba, mati rasa, kesemutan atau sakit pada tangan atau
kaki, borok pada kaki yang tidak kunjung sembuh, dan hilangnya kesadaran penderita.
Diabetes dapat menyebabkan komplikasi yang pada tahap akut meliputi hipoglikemia dan
diabetic ketoasidosis. Penyakit diabetes yang tidak dikendalikan juga dapat memicu
terjadinya nonketotik koma hyperosmolar. Bahaya serius panjang meliputi komplikasi
penyakit jantung, gagal ginjal kronis, kerusakan retina yang berdampak pada kebutaan,
beberapa jenis kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah mikro yang dapat
menyebabkan difungsi ekresi dan kesulitan dalam hal penyembuhan luka, terutama pada
bagian kaki yang dapat menyebabkan ganggren atau resiko amputasi.
Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat diabetes. Salah satunya
adalah glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak. Retinopati diabetik
adalah penyakit yang merusak pembuluh darah kecil pada retina (jaringan yang peka cahaya
yang berjajar di belakang mata) yang sering dijumpai pada penderita diabetes. Selama masa
hidup mereka, sekitar 16 juta penderita diabetes akan mengalami berbagai tingkatan
retinopati diabetik dan setidaknya 25.000 menjadi buta tiap tahunnya. Katarak adalah
pengaburan lensa mata yang mengakibatkan pudarnya penglihatan normal. Penderita diabetes
mempunyai risiko hampir dua kali mengalami katarak dibandingkan yang lainnya.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

1. Asessmenth

a) Gambaran Umum Pasien

Nama : Ny. M

BB : 55 Kg

TB : 161 Cm

Usia : 52 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Sudah Menikah

Pekerjaan : IRT

b) Skrining Gizi

- Antropometri(A)

BB = 55 Kg

TB = 161 Cm

BBI = (Tb-100)-(10%.Tb-100)

= 161-100)-10%.161-100)

= 61 – 6.1

= 54.9
IMT = Bb/(Tb2)= 55/2.59= 21.2

- Laboratorium(B)

Hb = 13.9g/dl (12-14g/dl)

Hemtkrit = 40% (37-43%)

KGS = 412 (70-200mg/dl)

Kreatin = 0.92mg/dl (0.5-1.5mg/dl)

- Fisik/Klinis(C)

Suhu = 36°C

RR = 16x/menit

TD = 110/70mmHg

c) Riwayat Penyakit Pasien


- Riwayat Gizi Sekarang
- Riwayat Gizi Dahulu
Pola makan pasien sebelum masuk Rs adalah 3x makan pokok dan 2x
selingan. Nyonya.M sering makan gorengan seperti bakwan dan tempe gorengan
sebagai selingan. Ny.M suka minum es doger 2x/minggu dan minum kopi sachset
3x/hari dengan tambahan gula 1 sdm.

2. Diagnosa Gizi

a) NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus di sebabkan oleh
gangguan fungsi endokrin di tandai dengan kadar gula darah sewaktu 412mg/dl.
b) NB-1.1 Kurangnya pengetahuan yang berkaitan dengan gizi dan makanan
disebabkann oleh pengetahuan kurang terkait zat gizi ditandai dengan pola makan
dan kebiasaan makan yang salah.

3. Intervensi Gizi

a) Terapi Diet

- Tujuan Diet

 Mencegah terjadinya hiperglikemia namun masih memberikan energi


cukup

 Menurunkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran


nilai yang normal (gula darah puasa < 126 mg/dl)

 Mempertahankan BB.

- Prinsip Diet

 Cukup Energi
 Protein Normal
 Rendah Lemak
 Rendah Karbohidrat
 Cairan cukup

- Syarat Diet

 Energi cukup (25-30 kkal/kg BB) untuk mencapai dan


mempertahankan berat badan normal.
 Protein normal yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
 Kebutuhan lemak 20% dari kebutuhan energi total.
 Kebutuhan karbohidrat 60-70% dari kebutuhan energi total.
 Asupan serat dianjurkan 25 g/hr yang terdapat dari sayur dan buah
 Cukup vitamin dan mineral

- Jenis Makanan : Biasa


- Rute Makanan : 3x makanan utama dan 2x makanan selingan

- Perhitungan Kebutuhan :

BEE = 655+(9,6xBB)+(1,7xTB–)-(4,7U)

= 655+(9,6x55)+(1.7x161)-(4,7x52)

= 655+(538)+(273,7)-(244.4)

= 1466,7-244,4

= 1222,3 Kkal/hari

TEE = Total Energi x FA x FS

= 1222,3 x 1,2 x 1,2

= 1760,1 Kkal/hari

Menggunakan Jenis Diet : 1700

Protein = 15% x 1760

= 66 Gram

Lemak = 20% x 1760

= 58,6 Gram

KH = 65% x 1760,1

= 286 Gram

b) Terapi Edukasi
- Tujuan Edukasi

 Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga pasien agar


memaksimalkan asupan makanan dan menjelaskan diet yang
diberikan.

 Penjelasan tentang jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak


dianjurkan.

- Judul : Penatalaksanaan diet pada pasien Diabetes Melitus

- Sasaran : Pasien dan keluarga

- Waktu : 30 menit

- Tempat : Ruang Konsultasi

- Metode : Penyuluhan dan konsultasi

- Media : Leaflet

c) Monitoring dan Evaluasi

- Memonitoring pemantauan asupan makanan pasien dan evaluasi perubahan


pola makan dan daya terima sesuai kebutuhan.

- Memonitoring pemantauan hasil pemeriksaan Laboratorium yaitu gula darah


sewaktu serta evaluasi peningkatan gula darah sewaktu.
B. Pembahasan

1. Energi

Energi yang dianjurkan untuk dikonsumsi pasien Diabetes Melitus dalam kasus
ini sesuai kebutuhan energi yaitu 1760,1 Kkal/hari yang diterapkan dengan
Menggunakan Jenis Diet : 1700.

2. Protein

Pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein
total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk
orang dengan diabetes adalah 10–15% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi
0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang
dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologi tinggi

3. Lemak

Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10%
energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi
dari lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat. Anjuran persentase energi dari lemak
tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan. Untuk
individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan
yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan
remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan < 10%
energy dari lemak jenuh.

Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20 – 25% energi. Apabila
peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia
tahap II yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak
total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL
merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin menguntungkan selain
menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang asupan
lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10% masing energi masing-masing dari
lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah.

4. Karbohidrat

Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari pada.
jenisnya. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik menyerupai roti,
nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang
berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi dari
pada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di
Indonesia adalah 60 – 70% energi.

5. Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 gr serat makanan dari berbagai
sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan
mengutamakan serat larut.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari laporan yang kami buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes Militus
(DM) ini sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan
seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti conohnya, Obesitas(berat badan
berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan
masih banyak yang lainnya.

B. Saran

Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup

2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang mengandung gula sederhana. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula dalam
darah meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Arisman, (2011). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas,
Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54.

Bilotta, Kimberly. A. J (ed). 2011. Kapita selekta penyakit : dengan implikasi keperawatan.
Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC

Carpenito & suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 vol 3. Jakarta:
EGC

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005- 2006. Jakarta: Prima
Medika.

Anda mungkin juga menyukai