Oleh :
KELOMPOK A
i
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Rotasi Manajemen Industri Jasa Pangan (MIJP) di RSJ MENUR PROVINSI JAWA
TIMUR sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan studi di Prodi S1 Gizi
IKBIS Surabaya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan Laporan ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami ucapkan
kepada :
1. Bapak Dr. Ahmad Hariyanto, M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan dan
Bisnis Surabaya
2. Ibu Ir.Rr Nurul Hidayati, Msi selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Gizi
Institut Kesehatan dan Bisnis Surabaya
3. Tim Dosen Pengampu dan Pembimbing mata kuliah Manajemen Industri
Jasa Pangan (MIJP) Institut Kesehatan dan Bisnis Surabaya
4. Ibu Riris Suryani,A.Md.Gz selaku KA Instalasi Gizi RSJ Menur Provinsi
Jawa Timur
5. Ibu Rika Malasari, S.Gz., selaku Koordinator Clinical Instruktur (CI) dan
Pembimbing MIJP
6. Ibu Shindy Putriharianti, S.Gz., selaku Pembimbing MIJP
7. Bapak Atha Audia, S.Gz., selaku Pembimbing MIJP
ii
DAFTAR ISI
Halaman
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur .................. 5
5. Struktur Organisasi Instalasi Gizi Rumah Sakit Menur Provinsi Jawa Timur 10
iii
6. Ruang lingkup pelayanan gizi di rumah sakit meliputi: .................................... 10
1. Manajemen Sumber Daya pada Rumah Sakit Rumah Sakit Jiwa Menur ....... 14
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3 Jumlah kebutuhan pegawai instalasi gizi di Rumah Sakit Jiwa Menur
berdasarkan perhitungan aplikasi renbut sebagai berikut : ........................................ 15
Tabel 4 Kebutuhan Gizi Rata-Rata Untuk Pasien Usia 18-54 Tahun ........................ 28
Tabel 10 Biaya Pembuatan Puding Per Takaran Saji (100gram atau 3 cup) ............. 71
Tabel 13 Biaya Pembuatan Puding Ubi Ungu Per Takaran Saji (100gram atau 3 cup)
.................................................................................................................................... 74
Tabel 15 Analisis Nilai Gizi Modifikasi Puding Ubi Ungu Per Takaran Saji ........... 75
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur 10
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Penyerapan Anggaran Makanan tahun 2020 dan tahun 2021 ......................... 123
Lampiran 3 Rekap Penyaluran Ekstra Fooding pegawai tahun 2021 ................................. 129
Lampiran 5 Perhitungan Biaya Makan Pasien dan Unit Cost ............................................. 148
Lampiran 8 Form Monitoring dan Form Ceklist Pemantauan Suhu ................................... 195
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah
sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik rawat inap maupun
rawat jalan, untuk meningkatkan kesehatan dalam rangka upaya preventif,
kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :
Asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makan,
kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan (PGRS, 2013).
Salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah Pelayanan Gizi
Rumah Sakit (PGRS). Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
134/Menkes/SK/IV/1978, pelayanan gizi ditetapkan sebagai pelayanan
penunjang medis didalam struktur organisasi rumah sakit dan dikelola oleh
instalasi gizi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur
rumah sakit. Dalam melaksanakan kegiatannya, PGRS harus diintegrasikan
dengan pelayanan kesehatan lainnya yang berada di rumah sakit.
1
Salah satu mata kuliah MSPM yaitu mata kuliah Manajemen Sistem
Penyelenggaraan Makanan yang dipelajari pada semester 8 . Dalam mata
kuliah ini mempelajari pemahaman tentang manajemen dan sistem
penyelenggaraan makanan institusi, industri makanan, inovasi
penyelenggaraan makanan, serta pemahaman tentang sub-sub sistem
penyelenggaraan makanan berupa manajemen meliputi : prosedur merancang
menu, dan penilaian menu menurut kebutuhan klien. Perbekalan bahan
makanan, manajemen produksi makanan, sistem distribusi makanan, fasilitas
fisik dan peralatan, material, financial dalam sistem penyelenggaraan
makanan institusi. Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar
ceramah, diskusi, penugasan dan praktikum. Mata kuliah tersebut
disampaikan melalui teori dan praktek. Setelah mahasiswa mempelajari mata
kuliah manajemen sistem penyelenggaraan makanan institusi diharapkan
mahasiswa memperoleh kemampuan dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotor yang dapat dimanfaatkan untuk bekal Praktek Kerja Lapangan.
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan
mngembangkan kemampuan berfikir kritis untuk mencapai kompetensi
dibidang manajemen sistem penyelengaraan makanan di Rumah Sakit
Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur.
2
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum rumah sakit khususnya unit instalasi gizi
b. Mempelajari sumber daya manusia di instalasi gizi
c. Mempelajari pengelolaan sarana fisik dan peralatan di instalasi gizi
d. Mempelajari penyusunan standar makanan
e. Mempelajari penyusunan menu untuk kelompok sasaran
f. Mempelajari kegiatan pengadaan dan distribusi bahan makanan di
rumah sakit
g. Mempelajari proses produksi makanan sesuai dengan pedoman gizi,
biaya, dan daya terima di rumah sakit
h. Mempelajari sistem keamanan dan sanitasi makanan di rumah sakit
i. Melakukan pengembangan resep/formula di rumah sakit
j. Melakukan kegiatan penilaian cita rasa makanan
k. Mempelajari biaya makan dan fungsi pemasaran
l. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan
m. Berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi
3
2. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan
manajemen sistem penyelenggaraan makanan institusi rumah sakit
b. Mengetahui sistem penyelenggaraan makanan yang berlaku di Rumah
Sakit Jiwa Menur
c. Mengetahui teori aplikasi sistem penyelenggaraan makanan di
institusi rumah sakit sesuai dengan pedoman Pelayanan Gizi Rumah
Sakit
d. Menambah pengalaman dalam bekerja di ruang lingkup
penyelenggaraan makanan di instalasi gizi rumah sakit
4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PKL
5
Misi :
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa sub spealistik yang
prima dan paripurna, serta pelayanan kesehatan non jiwa
sebagai penunjang pelayanan kesehatan jiwa
2. Mewujudkan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan
jiwa yang bermutu dan beretika
Tujuan :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa dan non jiwa yang
meliputi promotive, preventif, kuratif, rehabilitative, bagi
seluruh lapisan masyarakat dengan di dukung dan prasarana
yang memadai
2. Meningkat kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan
kesehatan jiwa yang kompeten dan professional.
5. Klinik Psikogeriatri
6
Tabel 1 Jenis Pelayanan yang Ada di RS Jiwa Menur Surabaya
Tidak
No Pelayanan Ada Ket
ada
1. Pelayanan Penyakit Jiwa
2. Pelayanan Penyalahgunaan
Narkoba dan Zat Adiktif
3. Pelayanan Penyakit Saraf
4. Pelayanan Penyakit Dalam
5. Pelayanan Penyakit Anak & Jiwa
Anak
6. Pelayanan Penyakit Paru
7. Pelayanan Kulit & Kelamin
8. Pelayanan Gigi dan Mulut
9. Pelayanan Penyakit Umum
10. Pelayanan Rehibilitasi Medik &
Mental
11. Pelayanan Mind& Body Check Up
(MBCU) Terpadu
12 Pelayanan Medical Check Up
(MCU) Haji ONH Plus & Bakal
Calon Anggota legislatif/ CALEG
7
melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi
metabolisme dalam upaya peningkatan status gizi dan kesehatan
masyarakat baik didalam maupun diluar rumah sakit.
Bentuk penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Jiwa menur
Provinsi Jawa Timur adalah dengan system diborongkan ke jasa boga (out-
sourching). Dimana system diborongkan ke jasa boga dengan kategori
diborongkan hanya sebagian/ semi out-sourching. Pada system ini rumah
sakit memanfaatkan jasa boga atau catering untuk penyediaan makanan
rumah sakit dimana tenaga merupakan milik jasa boga sedangkan sarana
dan prasarana seperti gedung atau bangunan, listrik, air peralatan makanan
pasien adalah milik rumah sakit (dengan sistem sewa per bulan). Dalam
system penyelenggaraan makanan semi out-sourching, fungsi nutrisionis
rumah sakit adalah sebagai perencanaan menu, penentu standar porsi,
pemesanan makanan, penilai kualitas dan kuantitas makanan yang diterima
sesuai dengan spesifikasi hidangan yang ditetapkan.
8
dan penyakit secara penyeluruh untuk meningkatkan dan
mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit.
2) Tujuan khusus
a) Menyelenggarakan asuhan gizi terstandart pada pelayanan gizi
rawat jalan dan rawat inap
b) Menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi yang
aman dikonsumsi.
c) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada pasien
dan keluarga
d) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dibidang gizi
dan dietetik sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Motto
Pelayanan gizi prima idaman kami
5) Falsafah
Dengan pelayanan gizi yang bermutu dan professional senantiasa
mengutamakan kepuasan penderita adalah tujuan kami
9
5. Struktur Organisasi Instalasi Gizi Rumah Sakit Menur Provinsi Jawa
Timur
Gambar 1 Struktur Organisasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa
Timur
10
b. Masing – masing nutrisionis bertanggung jawab untuk 1 ruang
rawat inap.
c. Di ruangan rawat inap dengan kapasitas TT yang lebih banyak
pelayanan dilakukan oleh 2 orang nutrisionis, dengan 1 orang
nutrisionis penanggung jawab.
d. Kegiatan pelayanan gizi rawat inap antara lain:
a Skrinning gizi: meliputi, pengukuran antropometri,
recall/record, identifikasi hasil pemeriksaan lab dan fisik,
serta penentuan risiko malnutrisi/kondisi khusus pasien.
b Asuhan gizi: pasien dengan risiko malnutrisi/kondisi khusus
youtang memerlukan asuhan gizi lebih lanjut.
c Pemesanan makanan. Pemesanan makanan baik diet/non diet
dari ruang rawat inap ke instalasi gizi.
d Monitoring dan evaluasi: penilaian waste food pasien yang
merupakan bagian dari kegiatan penelitian dan
pengembangan.
c. Penyelengaraan makanan
Bentuk penyelenggaraan makanan di instalasi gizi Rumah Sakit
Jiwa Menur adalah dengan sistem semi out-sourching
Penyedia jasa boga (katering) menggunakan sarana dan
prasarana milik rumah sakit (Gedung, air, listrik, peralatan
kategori hardware) dengan sistem sewa
Pengawas / quality control kegiatan penyelenggaraan makanan.
Fungsi nutrisionis rumah sakit sebagai :
Sebagai perencana menu
Penentu standar porsi
Pemesan makanan
Penilai kualitas dan kuantitas bahan maupun makanan
sesuai spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak
Kegiatan penyelenggaraan makanan
1. Penetapan PPMRS.
2. Penyusunan standar bahan makanan.
11
3. Perencanaan menu.
4. Perencanaan kebutuhan bahan makanan.
5. Perencanaan anggaran makanan.
6. Pengadaan bahan makanan.
7. Pemesanan dan pembelian bahan makanan.
8. Penerimaan bahan makanan.
9. Penyimpanan & penyaluran bahan makanan.
10. Persiapan bahan makanan.
11. Pengolahan bahan makanan.
12. Distribusi bahan makanan.
d. Penelitian dan pengembangan Gizi
1. Penelitian waste food di ruang rawat inap
2. Mengikuti kelompok budaya kerja
3. Pengembangan standar pelayanan gizi
4. Pengembangan standar resep
12
tambahan untuk pegawai resiko tinggi. Dengan jumlah konsumen sebagai
berikut : Pasien Rawat Inap (berdasarkan data bulan Desember 2020)
sebanyak 180-200 orang/hari dan setelah pandemi covid per hari ini
melayani 120-140 orang/hari.
Pegawai mendapatkan extrafooding (berdasarkan data bulan Maret
tahun 2021 sampai dengan saat ini) dalam bentuk paket berisi susu, snack
dan buah untuk bulan Maret 2021 adalah 3126 paket /bulan dengan jumlah
unit yang dilayani sebanyak 12 unit/ hari (lampiran 3).
Jumlah permintaan makan extra fooding sebanyak 110 paket/hari.
Dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2 Jumlah Permintaan Makan Extra Fooding
No UNIT JUMLAHPAKET
1. Rawat Inap Lavender(Dokter & Perawat) 538
2. IGD 703
3. Rawat Inap Kenari 0
4. Rawat Inap WK 491
5. Instalasi Farmasi 113
6. Laboratorium 368
7. Transporter 106
8. Kesling 299
9. Radiologi 200
10. Gizi 222
11. Rehabilitasi 86
12. Tambahan 0
Jumlah Paket Ekstrafooding bulan maret 3126
Total Jumlah unit yang dilayani pada bulan maret 301
2021
13
B. Uraian Hasil Pelaksanaan PKL
1. Manajemen Sumber Daya pada Rumah Sakit Rumah Sakit Jiwa Menur
a. Kebutuhan Tenaga berdasarkan jumlah dan kualifikasi
Pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang rumah sakit
dalam penelitian standar akreditasi untuk menjamin keselamatan pasien
yang mengacu The Joint Comission Internasional (JCI) FOR Hospital
Accreditation. Profesionalisme tenaga gizi dalam memberikan pelayanan
gizi diatur berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi.
Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan gizi yang optimal di
rumah sakit diperlukan adanya standart kebutuhan tenaga gizi secara
lebih rinci yang memuat jenis dan jumlah tenaga gizi.
Tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi
yang terdiri dari Registered Dietisien (RD) dan Teknikal Registered
Dietisien (TRD). Registered Dietisien bertanggung jawan terhadap
pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan dietetik, sementara
TRD bertanggung jawab membantu RD dalam melakukan asuhan gizi
dan pelayanan makanan serta dietetik serta melakasanakan kewenangan
sesuai dengan kompetensi.
Sumber daya manusia di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur
Provinsi Jawa Timur berjumlah 12 orang sumber daya di instalasi gizi
rumah sakit jiwa menur berdasarkan pendidikan sebagai berikut:
a) Lulusan S1 berjumlah 4 Orang
b) Lulusan D-3 berjumlah 6 Orang
c) Lulusan S1 Non Gizi berjumlah 2 Orang
Sumber daya manusia di instalasi gizi Rumah Sakit Jiwa Menur
berdasarkan kepegawaian sebagai berikut :
a) Berstatus PNS dari S1 gizi maupun D3 gizi berjumlah 9 orang.
b) Berstatatus PNS dari S1 Non Gizi berjumlah 2 orang.
c) Berstatus Non PNS dari D3 Gizi berjumlah 1 orang.
Sumber daya manusia di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa menur (lampiran
1)
14
Jam kerja pegawai instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur untuk
Kepala Instalasi gizi dan nutrisionis rawat inap dan rawat dengan beban
kerja 5 hari yakni Senin s/d kamis masuk pada pukul 08.00 s/d 15.00,
jumat masuk pada pukul 06.30 s/d 14.30 dan 1 hari kerja dijadwalkan
pada hari sabtu masuk pada pukul 08.00 s/d 15.00 untuk 1 orang
nutrisionis piket secara begantian. Sedangkan untuk quality Control
terdapat 2 shift yakni shift pagi dan shift sore, untuk shift pagi masuk
pada pukul 06.00- 13.00 dan shift sore masuk pada pukul 13.00-19.00.
Jam kerja pegawai jasa boga di instalasi gizi Rumah Sakit Jiwa
Menur pegawai bekerja secara shift yaitu shift pagi dan shift sore, untuk
shift pagi jam kerja dimulai pukul 04.00-12.00 sedangkan untuk shift
sore pada pukul 12.00 – 19.00.
Tabel 3 Jumlah kebutuhan pegawai instalasi gizi di Rumah Sakit Jiwa
Menur berdasarkan perhitungan aplikasi renbut sebagai berikut :
Eksistensing
No Jabatan Kebutuhan Kesenjangan
PNS PTT-PK
1. Nutrisionis 3 7 4
Ahli
2. Nutrisionis 7 1 16 9
Terampil
3. Pengambil 2 0
Contoh
Jumlah 12 1 21 13
15
Berdasarkan data jumlah tenaga gizi dibandingkan dengan
kebutuhan di instalasi gizi RS Jiwa Menur Surabaya saat ini masih
kurang dari standar kebutuhan, namun demikian seluruh tugas dapat
dikerjakan dengan baik sesuai tupoksi masing-masing pegawai.
b. Tupoksi Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Tupoksi Kepala Instalasi Gizi
a. Merencanakan dan menyusun program kerja pelayanan gizi Rumah
Sakit
b. Merencanakan dan menyusun standar pelayanan instalasi gizi
c. Menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan pelayanan gizi
rumah sakit
d. Melakukan pemantauan & evaluasi kegiatan pelayanan gizi rumah
sakit
e. Melakukan pembinaan & penilaian kerja SDM instalasi gizi
f. Melaksanakan koordinasi dengan pihak internal RS terkait
pelayanan gizi
g. Melaksanakan bimbingan/CI bagi mahasiswa magang/PKL
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2. Tupoksi Koordinator Perencanaan & Pelaporan
a. Menghimpun bahan hingga penyusunan program kerja, pedoman
dan standar, kebutuhan sarana dan prasarana.
b. Menghimpun dan mengelola dan menyusun laporan kegiatan
pelayanan gizi sesuai konsep dari kepala instalasi gizi :
- Laporan bulanan, triwulan, dan tahunan pelayanan gizi rumah sakit
- Laporan capaian SPM instalasi gizi
- Laporan Bulanan & tahunan indikator mutu
- Laporan penyerapan angaran pelayanan gizi
- Laporan kegiatan pelayanan lainnya di instalasi gizi
c. Menginventaris (menghimpun dan mencatat) seluruh kegiatan
administrasi di instalasi gizi
d. Menginventaris (menghimpun data dan mencatat) alat dan barang
di instalasi gizi
16
e. Membuat surat sesuai konsep dari kepala instalasi gizi
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala instalasi gizi.
3. Tupoksi Koordinator Pelayanan Gizi Rawat Jalan
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi rawat
jalan, yang terdiri dari:
- Konseling Gizi Individu
- Penyuluhan Gizi Kelompok
b. Mengkoordinasikan pengumpulan laporan konseling gizi individu.
c. Mengkoordinasikan pengumpulan laporan penyuluhan gizi
kelompok.
d. Menyusun jadwal pelaksanaan penyuluhan kelompok.
e. Mengkoordinasikan penyusunan media konseling gizi dan
penyuluhan gizi kelompok.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi gizi.
4. Tupoksi Koordinator Pelayanan Gizi Rawat Inap
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi rawat
inap yang terdiri dari:
- Skrining gizi
- Asuhan gizi
- Edukasi & Konseling Gizi
b. Mengkoordinasikan pengumpulan laporan pelayanan gizi rawat
inap.
c. Menyusun laporan diet pasien rawat inap.
d. Mengkoordinasikan penyusunan media konseling gizi dan
penyuluhan gizi kelompok.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi gizi.
5. Tupoksi Koordinator Penyelenggaraan Makanan
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Penyelenggaraan
Makanan
b. Mengkoordinasikan pengumpulan laporan & Cheklist kegiatan
penyelenggaraan makanan.
17
c. Mengkoordinasikan kebutuhan peralatan & ketersedian peralatan
pelayanan gizi
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala Instalasi Gizi
6. Tupoksi Koordinator Penelitian Dan Pengembangan
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penelitian rutin di bidang
gizi :
- Penelitian Waste Food Pasien
- Pengembangan Resep
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penelitian lainnya
dibidang gizi.
c. Mengkoordinasikan pengumpulan data waste food pasien rawat
inap.
d. Mengolah data penelitian waste food.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala instalasi gizi.
7. Tupoksi Nutrisionis Rawat Inap & Rawat Jalan
a. Melaksanakan skrining gizi rawat inap.
b. Melaksanakan asuhan gizi pada pasien rawat inap Melaksanakan
edukasi & konseling gizi pada pasien rawat inap.
c. Mendokumentasikan kegiatan skrining, asuhan gizi, edukasi &
konseling gizi pada SIM RS.
d. Melaksanakan penelitian waste food di ruang rawat inap.
e. Membuat dokumentasi pelayanan gizi rawat inap (laporan harian
dan bulanan)
f. Melakukan pengentryan diet pasien pada SIM RS.
g. Membuat bon permintaan makanan pasien rawat inap &
memastikan ketepatan jumlah dan jenis diet dalam pemesanan
makanan
h. Melaksanakan konseling gizi pasien pasien dan keluarga.
i. Melaksanakan kegiatan penyuluhan gizi kelompok
j. Membuat dokumentasi pelayanan gizi rawat jalan (laporan kegiatan
& laporan bu
k. Melakukan bimbingan bagi mahasiswa magang/PKL
18
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala instalasi gizi.
19
Kekurangan tenaga gizi di instalasi gizi RS Jiwa Menur tidak lantas
menurunkan kualitas pelayanan di instalasi giz RS Jiwa Menur.
c. Kebutuhan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Agar penyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan optimal, maka
ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu direncanakan dengan baik
dan benar. Dalam merencanakan sarana fisik/bangunan untuk unit
pelayanan gizi rumah sakit, maka diperlukan kesatuan pemikiran antara
perencana dan pihak manajemen yang terkait. Oleh karena itu, diperlukan
satu tim yang memiliki keahlian yang berbeda, yang secara langsung akan
memanfaatkan hasil perencanaannya, yang terdiri dari arsitek, konsultan
manajemen, insinyur bangunan/sipil, listrik, desainer bagian dalam gedung,
instalator, ahli gizi serta unsur lain di rumah sakit yang terkait langsung
seperti pemilik rumah sakit, direktur rumah sakit serta instalasi prasarana
rumah sakit (Permenkes, 2013).
Service pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan ketika terdapat
sarana dan prasarana yang rusak, dimana pihak instalasi gizi akan
melaporkan kepada instalasi pemeliharaan sarana misalnya jika pintu rusak
atau perbaikan kran air, maka pihak instalasi gizi akan membuat form
laporan kerusakan. Form laporan berisi kerusakan sarana prasarana, jumlah,
dan keterangan kerusakan juga dilengkapi dengan tanggal laporan dan
tanggal dikerjakan. Form tersebut kemudian akan ditanda tangani oleh
kedua belah pihak, kepala instalasi gizi dan kepala instalasi pemeliharaan
sarana dan prasarana. Sedangkan untuk pemeliharaan alat yang disewakan
pada penyedia jasa boga merupakan tanggung jawab pihak jasa boga
terhadap pihak instalasi gizi.
Berikut merupakan sarana dan prasarana yang ada di instalasi gizi RS
Jiwa Menur :
Sarana
o Peralatan masak
o Wastafel
o Almari barang
o Etalase makanan
20
o Meja pengolahan
o Meja distribusi
o Cerobong asap
o Rice cooker
o Alat penangkap serangga
o Rak penyimpanan barang
o Rak penyimpanan bahan makanan kering
o Box penerimaan bahan makanan
o Timbangan digital
o Timbangan beras
o Peralatan pengolahan bahan makanan kategori hardware yang di
sewakan yaitu :
Kompor gas 1 tungku 6 buah
Kompor gas 4 tunggu 3 buah
Rice cooker 6 buah
Meja stainless
Service kompor gas dan ricecooker dilakukan 3 bulan sekali dan
menjadi tanggung jawab penyedia jasa boga
Prasarana
o Ruang ganti pegawai dan ruang istirahat pegawai
o Ruang penerimaan dan penimbangan bahan makanan
o Ruang penyimpanan bahan makanan kering
o Ruang penyimpanan bahan makanan basah
o Ruang persiapan
o Ruang pengolahan
o Ruang pencucian bahan makanan
o Ruang pencucian peralatan masak
o Ruang pendistribusian
o Ruang pencucian alat makan
o Ruang Depo air minum
o Ruang penyimpanan troly makanan
o Ruang kamar mandi atau toilet
21
o Ruang Penyimpanan peralatan kebersihan (Janitor)
22
Keterangan :
1. Ruang Istirahat Pegawai Penyedia Jasa Boga
2. Tempat Penerimaan Bahan Makanan
3. Depo Air Minum
4. Ruangan Persiapan Bahan Makanan
5. WC & Kamar Mandi Pegawai Penyedia Jasa Boga
6. Tempat Penyimpanan Alat Kebersihan
7. Gudang Penyimpanan Bahan Makanan Kering
8. Gudang Penyimpanan Bahan Makanan Basah
9. Gudang Inventaris Alat Penyajian Makanan
10. Ruang Pencucian Sayur dan Buah
11. Ruang Pencuccian Peralatan Masak dan Penyimpanan Peralatan
Masak
12. Ruang Pencucian Bahan Makanan
13. Ruang Pengolahan Bahan Makanan
14. Ruang Penyimpanan Drink Jar Air Minum Pasien
15. Ruang Pemorsian & Distribusi Makanan
16. Ruang Penyaluran Makanan (Persiapan Makanan di Masukkan Ke
Dalam Troly Makanan)
17. Ruang Penyimpanan Troly Makanan
18. Gudang LPG
19. Ruang Pegawai Instalasi Gizi
20. WC dan Kamar Mandi Pegawai Instalasi Gizi
21. Wastafel Pegawai Intalasi Gizi
22. Musholah
23. Ruang Kepala Instalasi Gizi
24. Ruang Administrasi Gizi
25. Teras Depan
26. Teras Depan
27. Ruang Pencucian Alat Makan
28. Tempat Pencucian Troly Makanan (Dalam Tahap Renovasi)
23
2. Tata Letak Dapur Instalasi Gizi
24
Ruang perkantoran terdapat meja kursi, filling cabinet, lemari
buku, lemari es, alat peraga, alat tulis menulis, komputer, printer,
lemari kaca, mesin ketik, AC dan sebaginya.
3. Alur Kerja Dapur Instalasi Gizi
Berdasarkan PGRS (2013), alur kerja yang dimaksud adalah
urut-urutan kegiatan kerja dalam memproses bahan makanan menjadi
hidangan, meliputi kegiatan dari penerimaan bahan makanan,
persiapan, pemasakan, pembagian/distribusi makanan. Yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Pekerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan.
2. Pekerjaan dapat lancar sehingga energi dan waktu dapat di hemat.
3. Bahan makanan tidak dibiarkan lama sebelum di proses.
4. Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak-
balik.
5. Ruang dan alat dapat dipakai seefektif mungkin
6. Biaya produksi dapat ditekan.
Berdasarkan arus kerja maka macam peralatan yang dibutuhkan
sesuai alur penyelenggaraan adalah:
a. Ruangan penerimaan: Timbangan 100-300 kg, rak bahan makanan
beroda, kereta angkut, alat-alat kecil seperti pembuka botol,
penusuk beras, pisau dan sebagainya.
b. Ruang penyimpanan bahan makanan kering dan segar: Timbangan
20-100 kg, rak bahan makanan, lemari es, freezer. Tempat bahan
makanan dari plastik atau stainless steel.
c. Ruangan persiapan bahan makanan: Meja kerja, meja daging,
mesin sayuran, mesin kelapa, mesin pemotong dan penggiling
daging, mixer, blender, timbangan meja, talenan, bangku kerja,
penggiling bumbu, bak cuci.
d. Ruang pengolahan makanan: Ketel uap 10-250 lt, kompor, oven,
penggorengan, mixer, blender, lemari es, meja pemanas,
pemanggang sate, toaster, meja kerja, bak cuci, kereta dorong, rak
alat, bangku, meja pembagi.
25
e. Ruang pencuci dan penyimpanan alat: bak cuci, rak alat, tempat
sampah, lemari.
f. Dapur Susu: Meja kerja, meja pembagi, sterilisator, tempat
sampah, pencuci botol, mixer, blender, lemari es, tungku, meja
pemanas.
g. Ruang pegawai: Kamar mandi, loker, meja kursi, tempat sampah,
WC, tempat sholat dan tempat tidur.
h. Ruang perkantoran: meja kursi, filling kabinet, lemari buku, lemari
es, alat peraga, alat tulis menulis, komputer, printer, lemari kaca,
mesin ketik, AC, dan sebagainya. (Permenkes, 2013)
Alur kerja dapur instalasi gizi Rumah Sakit Jiwa Menur yaitu:
1. Bahan makanan setelah dibeli langsung diletakkan di ruang
penerimaan bahan makanan.
2. Bahan yang akan diolah diletakkan ditempat persiapan bahan
makanan.
3. Bahan makanan dicuci ditempat pencucian bahan makanan.
4. Bahan makanan yang sudah dicuci, sebagian bahan langsung diolah
dan sebagian bahan yang belum diolah bisa disimpan sesuai bahan
makanan, misal bahan makanan kering disimpan diruang
penyimpanan kering dan bahan makanan basah disimpan diruangan
basah.
5. Bahan makanan sebelum diolah, dipotong terlebih dahulu di tempat
meja pemotongan.
6. Bahan diolah ditempat pengolahan (kompor).
7. Makanan yang sudah matang lalu di distribusikan di ruang persiapan
makanan.
8. Setiap makanan diambil sampel terlebih dahulu untuk menjaga
kewaspadaan jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kejadian
luar biasa (KLB).
9. Selanjutnya makanan bisa di distribusikan ke pasien.
26
Analisa Berdasarkan Hasil Di Lapangan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, alur kerja yang ada pada
penyelenggaran makanan di rumah sakit menur sudah sesuai dengan teori.
Pekerjaan dapat dilakukan dengan lancar karena arus dapur sudah searah
sehingga jarak tempuh tidak terlalu jauh untuk melakukan kegiatan proses
pengolahan bahan makan sampai persiapan makanan yang di distribusikan.
Sarana dan prasarana penunjang juga termasuk dalam kategori
lengkap dan sesuai kebutuhan, walau masih ada ruangan yang terjadi
kebocoran pada atap juga masih terdapat konus pada hampir seluruh
bagian. Pada proses penerimaan hingga pengolahan sudah melewati
standar operasional prosedur yang dibuat guna menghindari terjadinya
bahaya dan penyakit infeksi yang mungkin timbul. Terdapat tempat
pencucian alat makan yang lengkap dengan air panas dan cairan
desinfektan serta dilengkapi dengan 3 bak pencucian.
27
d. Karbohidrat sedikit lebih rendah (55-60% dari kebutuhan
diutamakan karbohidrat kompleks.
Untuk pasien kelas VIP selain mengidentifikasi kebutuhan zat gizinya
juga dapat dipertimbangkan kebijakan-kebijakan lain.
Untuk pasien dengan kondisi khusus dengan penyakit tertentu,
kebutuhan dihitung secara individu disesuaikan dengan kondisi dan
penyakit pasien.
Untuk menu kelas 3 karena tidak ada snack maka Energi dibagi rata untuk 3
kali makan utama
28
Makan malam : 33,3% Energi = 762,5 Kkal
29
k. Standar bahan makanan kelas 3 perempuan.
Standar makanan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya antara lain:
1. Standar bahan makanan lunak.
2. Standar bahan makanan cair.
3. Standar bahan makanan MLP / Makanan Lewat Pipa.
4. Standar bahan makanan diet khusus diantaranya :
a. Standar bahan makanan Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
b. Standar bahan makanan Diet rendah garam.
c. Standar bahan makanan Diet rendah kalori.
d. Standar bahan makanan Diet tinggi serat.
e. Standar bahan makanan Diet rendah sisa.
f. Standar bahan makanan Diet penyakit saluran cerna.
g. Standar bahan makanan Diet penyakit hati dan kantong empedu.
h. Standar bahan makanan Diet diet penyakit diabetes melitus.
i. Standar bahan makanan Diet penyakit jantung dan pembuluh darah.
j. Standar bahan makanan Diet asam urat (gout).
k. Standar bahan makanan Diet rendah protein.
l. Standar bahan makanan Diet rendah lemak.
Contoh Standar bahan makanan ada pada (lampiran 4)
30
d. Pencatatan Dan Pelaporan
Untuk memantau dan menilai pencapaian indikator yang telah
ditetapkan, diperlukan data atau informasi yang diperoleh dari catatan dan
laporan terkait dengan aspek yang akan dinilai. Pencatatan dan pelaporan
merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian. Pencatatan dilakukan
pada setiap langkah kegiatan sedangkan pelaporan dilakukan berkala sesuai
dengan kebutuhan Rumah Sakit (bulanan/triwulan/tahunan). (Permenkes,
2013).
a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Makanan
1) Formulir pemesanan bahan makanan harian.
2) Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang
instalasi gizi pada hari itu.
3) Pencatatan stok bahan makanan (harian/bulanan), meliputi bahan
makanan basah dan bahan makanan kering.
4) Pencatatan permintaan/pemesanan makanan berdasarkan bon
pemesanan dari masing-masing unit kerja.
5) Pencatatan pemakaian dan stok bahan makanan.
b. Pencatatan dan Pelaporan Penyelenggaraan Makanan
1) Buku laporan timbang terima antara pergantian rotasi (berisi pesan-
pesan yang penting).
2) Buku laporan pasien baru/yang berdiet khusus.
3) Buku laporan pasien baru makanan biasa.
4) Buku laporan pergantian/pertukaran diet pasien.
5) Laporan jumlah pasien pada pagi hari setiap harinya.
6) Laporan jumlah petugas yang dilayani instalasi gizi
c. Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
1) Pencatatan pemasukan dan pemakaian bahan makanan harian
selama 1 kali putaran menu.
2) Perhitungan rencana kebutuhan bahan makanan untuk yang akan
datang selama triwulan/tahunan.
3) Rekapitulasi pemasukan dan pemakaian bahan makanan.
31
4) Perhitungan harga rata-rata pemakaian bahan makanan per orang
per hari dalam satu kali putaran menu.
5) Pelaporan tentang kondite rekanan harian/tahunan.
6) Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar per-bulan.
7) Informasi survey harga bahan makanan.
8) Laporan/usulan anggaran belanja bahan makanan.
9) Realisasi penggunaan anggaran belanja.
10) Evaluasi anggaran belanja.
32
Apabila instalasi gizi atau unit gizi belum mempunyai pedoman menu
dan standar resep yang lengkap maka perhitungan bahan makanan dapat
dilakukan melalui pemakaian bahan makanan, dengan syarat instalasi gizi
atau unit gizi harus mempunyai catatan bahan makanan yang lengkap dan
akurat mengenai pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan
dan persediaan/stok bahan makanan. (Permenkes RI, 2013)
33
Konsep perhitungan biaya dalam PGRS 2013 dijelaskan bahwa pada
dasarnya prinsip perhitungan biaya asuhan gizi maupun biaya makanan
hampir sama. Perhitungan total biaya terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu :
3. Biaya overhead
34
dimaksud antara lain biaya bahan bakar, alat masak, alat makan, alat
rumah tangga, telepon, listrik, biaya pemeliharaan, dan lain-lain. Pada
kegiatan asuhan gizi, biaya overhead yang dimaksud antara lain
timbangan badan, pengukur tinggi badan, alat-alat pengukur status
gizi, biaya food model, food sample, ruang konseling, dan sebagainya.
35
bahan makanan dapat dilakukan melalui pemakain bahan makanan,
dengan syarat instalasi gizi atau unit gizi harus mempunyai catatan
bahan makanan yang lengkap dan akurat mengenai pembelian bahan
makanan, penerimaan bahan makanan dan persediaan/stok bahan
makanan. Langkah perhitungan perhitungan bahan makanan bila
menggunakan data atau informasi pemakaian bahan makanan adalah:
a. Pengelompokkan konsumen yang akan mendapat makan dan
dibuat standar makanannya.
b. Menyusun harga makanan per orang per hari berdasarkan standar
makanan yang telah ditetapkan.
c. Rekapitulasi macam dan jumlah bahan makanan yang digunakan
pada tiap kelompok untuk satu putaran menu atau satu bulan.
Data pemakaian bahan makanan berasal dari unit penyimpanan
bahan makanan.
d. Mengalikan harga makanan per orang per hari dengan kebutuhan
macam dan jumlah bahan makanan per hari.
e. Menjumlahkan biaya bahan makanan selama satu bulan untuk
seluruh kelompok bahan makanan. Hasil pejumlahan ini
merupakan biaya total bahan makanan selama satu bulan.
f. Mengidentifikasi jumlah konsumen yang dilayani dalam satu
bulan.
g. Menghitung rata-rata biaya bahan makanan dengan membagi total
biaya pemakaian selama 1 (satu) bulan dengan jumlah konsumen
yang dilayani selama 1 (satu) bulan (Permenkes, 2013).
36
makanan meliputi tenaga kerja langsung yaitu pengawas, penjamah
makanan, dan lainnya serta tenaga kerja tidak langsung sepert petugas
keamanan, kebersihan dan sebagainya (Permenkes, 2013).
3. Perhitungan Biaya Overhead
Biaya overhead yang dikeluarkan dalam rangka proses produksi
(makanan), kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya overhead tersebut, meliputi biaya barang dan biaya
pemeliharaan. Biaya barang yaitu seluruh biaya barang yang telah
dikeluarkan untuk operasional penyelenggaraan makanan misalnya
alat tulis kantor, alat masak, alat makan dan alat rumah tangga, dan
lain-lainnya. Sedangkan biaya pemeliharaan meliputi biaya yang
dikeluarkan untuk pemakaian air, bahan bakar (listrik, gas, dan lain-
lain), pemeliharaan (gedung, peralatan-peralatan, taman dan
sebagainya), penyusutan (fisik, alat, furniture, dan sebagainya),
asuransi, pajak dan lainnya. Seringkali instalasi gizi atau unit gizi
rumah sakit menyelenggarakan makanan untuk konsumen selain
rumah sakit, misalnya untuk karyawan dan staf rumah sakit.
Sebaiknya perhitungan biaya makan untuk setiap jenis konsumen
dipisahkan agar diperoleh informasi biaya makan yang lebih lengkap
sebagai bahan evaluasi. Apabila rumah sakit memperhitungkan juga
keuntungan maka presentase biaya bahan makanan diperkirakan
maksimal 40% dari harga jual yang ditetapkan. Bila terjadi biaya
bahan makanan lebih dari 40% maka perlu dianalisis kembali nilai
keuntungannya. Pada instalasi gizi atau unit gizi yang tidak perlu
menghitung keuntungan maka prosentase biaya bahan makanan
maksimal sebesar 40% + 16% = 56% dari harga total. Dengan
demikian biaya tenaga dan biaya overhead harus tetap diperhitungkan
(Permenkes, 2013). Perhitungan biaya makanan Rumah Sakit Jiwa
Menur ada pada (lampiran 5).
37
c. Analisis Biaya Makanan di Rumah Sakit Jiwa Menur
Tabel 5. Analisis Biaya Makanan di Rumah Sakit Jiwa Menur
38
menu yang memenuhi kecukupan gizi, selera konsumen serta untuk
memenuhi kepentingan penyelenggaraan makanan di rumah sakit (PGRS,
2013).
Dalam PGRS 2013, Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
perencanaan menu antara lain:
1. Peraturan pemberian makanan rumah sakit
Peraturan Pemberian Makanan Rumah sakit (PPMRS) sebagai
salah satu acuan dalam penyelenggaraan makanan untuk pasien dan
karyawan.
2. Kecukupan gizi konsumen
Menu harus mempertimbangkan kecukupan gizi konsumen
dengan menganut pola gizi seimbang. Sebagai panduan dapat
menggunakan buku penuntun diet atau Angka Kecukupan Gizi
mutakhir.
3. Ketersediaan bahan makanan dipasar
Ketersediaan bahan makanan mentah dipasar akan berpengaruh
pada macam bahan makanan yang digunakan serta macam hidangan
yang dipilih. Pada saat musim bahan makanan tertentu, maka bahan
makanan tersebut dapat digunakan dalam menu yang telah disusun
sebagai pengganti bahan makanan yang frekuensi penggunaannya
dalam 1 siklus lebih sering.
4. Dana/anggaran
Dana yang dialokasikan akan menentukan macam, jumlah dan
spesifikasi bahan makanan yang akan dipakai.
5. Karakteristik bahan makanan
Aspek yang berhubungan dengan karakteristik bahan makanan
adalah warna, konsistensi, rasa dan bentuk. Bahan makanan berwarna
hijau dapat dikombinasi dengan bahan makanan berwarna putih atau
kuning. Variasi ukuran dan bentuk bahan makanan perlu
dipertimbangkan.
39
6. Food habit dan Preferences
Food preferences dapat diartikan sebagai pilihan makanan yang
disukai dari makanan yang ditawarkan, sedangkan food habit adalah
cara seorang memberikan respon terhadap cara memilih,
mengonsumsi dan menggunakan makanan sesuai dengan keadaan
sosial dan budaya. Bahan makanan yang tidak disukai banyak
konsumen seyogyanya tidak diulang penggunaannya.
Instalasi Gizi RS Jiwa Menur Menyusun Menu Berdasarkan
pertimbangan berikut:
1. Menyesuaikan harga makanan per porsi.
2. Siklus Menu dibuat s/d menu ke 10 dengan pertimbangan lama
rawat inap pasien yang cukup lama, mencapai 28 hari bahkan
lebih.
3. Food Habit, pasien RS Jiwa Menur hampir 80% adalah pasien
BPJS Kelas 3, dari Dinsos kab/kota dan lainnya yang dengan
kondisi ekonomi menengah kebawah. Mereka cenderung
menyukai menu-menu tradisional yang sering mereka jumpai
sehari-hari seperti pecel, rawon dan sebagainya.
40
Rawon Ayam tepung asam manis Ayam goreng laos
Daging sapi Perkedel tahu Tempe goreng
Tempe goreng tepung Cah buncis Cah sawi hijau
Manisa
41
Hari ke 10
Pagi Siang Malam
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Sate ayam lilit Ayam panggang Lapis daging
Tempe bb kare Tahu bb bali Bobor daun singkong
Tumis buncis Urap sayur (kc.panjang, Tempe tp.roti
kecambah, daun
singkong)
Hari ke 1
Hari ke 2 Hari ke 3
42
Siang Siang Siang
Nasi 1p Nasi 1p Nasi 1p
Telur (L. Hewani) 1p Daging (L. Hewani) 1p Tahu (L. Nabati) 1p
Tempe (L.Nabati) 1p Tahu (L. Nabati) 1p Ayam (L. Hewani) 1p
Sayuran 1p Sayuran 1p Sayuran 1p
Minyak 1p Minyak 1p Minyak 1p
Siang Siang
Siang Nasi 1p Nasi 1p
Nasi 1p Daging (L. Hewani) 1p Tempe (L. Nabati) 1p
Tempe (L. Nabati) 1p Jagung (L. Nabati) 1p Daging (L. Hewani) 1p
Daging (L. Hewani ) 1p Sayuran 1p Sayuran 1p
Sayuran 1p Minyak 1p Minyak 1p
Minyak 1p
Malam Malam
Malam Nasi 1p Mie 1p
Nasi 1p Ikan (L. Hewani) 1p Telur (L. Hewani) 1p
Tahu (L. Nabati) 1p Tahu (L. Nabati ) 1p Tahu (L. Nabati) 1p
Ayam (L. Hewani) 1p Sayuran 1p Minyak 1p
Sayuran 1p Minyak 1p
Minyak 1p
Hari ke 10
Pagi Siang Malam
Nasi 1p Nasi 1p Nasi 1p
Ayam (L.Hewani ) 1p Ayam (L. Hewani) 1p Daging (L. Hewani) 1p
Tempe (L. Nabati) 1p Tahu (L. nabati) 1p Sayuran 1p
Sayuran Sayuran 1p Tempe (L.Nabati ) 1p
Minyak 1p Minyak 1p Minyak 1p
43
5. Sistem Pengadaan Bahan Makanan Dan Penyaluran
a. Perhitungan Kebutuhan Makanan Berdasarkan Menu, Macam Dan
Jumlah Pasien
Perencanaan kebutuhan makanan adalah serangkaian kegiatan
menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan yang diperlukan
dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan
penyelenggaraan makanan rumah sakit. Tujuannya adalah tersedianya
taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan spesifikasi yang
ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien rumah sakit.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan
Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan
bahan makanan apakah termasuk dalam bahan makanan segar atau bahan
makanan kering.
Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan cara:
a) Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani.
b) Hitung macam dari kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu
(misalnya: 5,7 atau 10 hari).
c) Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1 bulan, 3 bulan, 6
bulan atau 1 tahun).
d) Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan dengan
menggunakan kalender. Contoh: bila menu yang digunakan adalah 10
hari, maka dalam 1 bulan (30 hari) berlaku 3 kali siklus. Bila 1 bulan
adalah 31 hari, maka berlaku 3 kali siklus ditambah 1 menu untuk
tanggal 31.
e) Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun
waktu yang ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun).
f) Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah
dilengkapi dengan spesifiknya.
b. Cara Pemesanan Bahan Makanan
Teori
Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan
(order) bahan makanan berdasarkan pedoman menu dan rata-rata
44
jumlah konsumen/pasien yang dilayani, sesuai periode pemesanan
yang ditetapkan. Tujuan pemesanan bahan makanan adalah
tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu
pemesanan, standar porsi bahan makanan dan spesifikasi yang
ditetapkan. Prasyarat:
- Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengadaan bahan
makanan.
- Tersedianya dana untuk bahan makanan.
- Adanya spesifikasi bahan makanan.
- Adanya menu dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan selama
periode tertentu (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun).
- Adanya pesanan bahan makanan untuk 1 periode menu.
Langkah pemesanan bahan makanan:
1) Menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan
kering.
2) Rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara mengalikan
standar porsi dengan jumlah konsumen/pasien kali kurun waktu
pemesanan.
Analisa dan Hasil Observasi di Lapangan
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pemesanan bahan
makanan di Rumah Sakit Jiwa Menur:
1. Pemesanan bahan makanan dilakukan oleh pihak penyedia jasa
boga disesuaikan dengan siklus menu dan perkiraan jumlah pasien.
2. Pihak jasa boga membuat daftar pemesanan bahan makanan.
3. Contoh SOP ada di (lampiran 7)
45
spesifikasi yang disepakati dalam perjanjian dan harga bahan makanan
yang tercantum dalam fraktur pembelian harus sama dengan harga
makanan yang tercantum dalam perjanjian jual beli (Kemenkes RI,
2013)
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang dilakukan di
instalasi gizi Rumah Sakit menur, sebagai berikut:
a) Penerimaan dilakukan bersama-sama oleh penyedia jasa boga dan
quality control instalasi gizi.
b) Quality control memerikasa kualitas dan kuantitas dari bahan-
bahan yang datang.
c) Spefikasi dari bahan basah dan kering sudah di tentukan oleh pihak
instalasi gizi.
d) Apabila bahan makanan tidak sesuai dengan spefikasi maka akan di
kembalikan oleh pihak instalas gizi, dan di gantikan oleh pihak
penyedia jasa boga.
e) Bahan makanan diterima jam 07.00 WIB.
f) Apabila ada bahan makanan yang salah atau tidak sesuai pesanan
maka harus di ganti maksimal jam 09.00 WIB.
g) Penerimaan bahan makanan di dokumentasi melalui form checklist.
(lampiran 8)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, cara penerimaan
bahan makanan di RSJ Menur menggunakan metode konvensional dalam
penerimaan bahan makanan metode konvensional yaitu petugas penerima
bahan makanan menerima faktur pembelian dengan spesifikasi sehingga
bila jumlah dan mutu tidak sesuai petugas penerimaan bahan berhak untuk
mengembalikannya. Prosedur pengembalian bahan makanan petugas
pengiriman sebaiknya ikut mengakui adanya ketidakcocokan pesanan, yang
ditandai dengan membubuhkan tanda tangan di lembar pengembalian bahan
makanan tersebut sesuai dengan standard prosedur operasional yang
digunakan
46
d. Cara Penyaluran Bahan Makanan
Teori
Bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan
berdasarkan permintaan dari unit kerja pengolahan makanan. Tujuan dari
penyaluran bahan makanan adalah tersedianya bahan makanan siap pakai
dengan jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan pesanan dan waktu
yang diperlukan. Prasyarat:
a) Adanya bon permintaan bahan makanan
b) Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.
Analisa dan Hasil Pengamatan/Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang dilakukan di dapur
Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur adalah sebagai berikut:
- Bahan yang datang segera diletakan di ruang persiapan lalu dicuci
dan diolah sesuai prosedur yang ada.
- Bahan makanan yang tidak segera di gunakan maka akan di simpan
pada gudang basah maupun gudang kering sesuai jenisnya.
- Tersedianya tempat penyimpanan barang basah dan kering.
- Ruang penyimpanan basah dilengkapi dengan kulkas, chiller dan
frezzer.
- Bahan makanan diberi label yang meliputi tanggal bahan makanan.
47
setempat kemudian langsung dibawa ke ruang persiapan
pengolahan/pemasakan makanan.
Terdapat 2 jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu tempat
penyimpanan bahan makanan kering (gudang) dan penyimpanan
makanan basah (kulkas). Prasyarat:
1) Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan
makanan segar.
2) Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
peraturan.
3) Tersedianya kartu stok bahan makanan/buku catatan keluar
masuknya bahan makanan.
Langkah penyimpanan bahan makanan:
1) Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, segera
dibawa ke ruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin.
2) Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang
dan diperiksa oleh bagian penyimpanan bahan makanan setempat
dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.
Menurut Suranto (1997), langkah-langkah penyimpanan dan
penyaluran bahan makanan adalah sebagai berikut:
a. Siapkan ruangan dan tempat/alat yang bersih untuk menempatkan
bahan makanan.
b. Bahan makanan kering disimpan di suhu kamar.
c. Bahan segar seperti daging, ikan, ayam, disimpan dalam suhu 00C
sampai -50C.
d. Untuk sayuran dan beberapa jenis buah disimpan pada suhu sekitar
100C.
e. Catat bahan yang diterima pada kartu yang tersedia.
f. Salurkan bahan yang datang terlebih dahulu sesuai bon permintaan
bahan dan catat jumlah yang disalurkan (FIFO).
g. Periksa secara periodik jumlah yang tertulis di kartu dan jumlah
menurut fisik.
48
Menurut PGRS (2013), secara umum tempat penyimpanan harus
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1) Tempat penyimpanan bahan makanan harus terhindar dari
kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus dan
hewan lainnya maupun bahan berbahaya.
2) Penyimpanan harus memperhatikan prinsip First In First Out (FIFO)
dan First Expired First Out (FEFO) yaitu bahan makanan yang
disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati masa kadaluarsa
dimanfaatkan/digunakan lebih dahulu.
3) Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan
makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak disimpan
dalam lemari pendingin dan bahan makanan kering disimpan
ditempat yang kering dan tidak lembab.
4) Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm.
5) Kelembaban penyimpanan dalam ruangan: 80% – 90%.
6) Penyimpanan bahan makanan olahan pabrik.
7) Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu +100C.
8) Penyimpanan bahan makanan harus memperhatikan suhu sebagai
berikutt:
49
Penyimpanan bahan makanan segar:
1) Suhu tempat harus betul-betul sesuai dengan keperluan bahan
makanan, agar tidak menjadi rusak.
2) Pengecekan terhadap suhu dilakukan dua kali sehari dan
pembersihan lemari es/ruangan pendingin dilakukan setiap hari.
3) Pencairan es pada lemari es harus segera dilakukan setelah terjadi
pengerasan. Pada berbagai tipe lemari es tertentu pencairan
terdapat alat otomatis di dalam alat pendingin tersebut.
4) Semua bahan yang akan dimasukan ke lemari/ruang pendingin
sebaiknya dibungkus plastik atau kertas timah.
5) Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama
bahan makanan yang tidak berbau.
6) Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul
diperhatikan. Untuk buah-buahan, ada yang tidak memerlukan
pendingin. Perhatikan sifat buah tersebut sebelum dimasukan ke
dalam ruang/lemari pendingin.
50
6. Sistem Produksi Makanan Yang Memenuhi Kebutuhan Gizi, Dan
Biaya Sesuai SOP
51
Pastikan bahan makanan yang disiapkan harus sepengetahuan
petugas penanggung jawab gudang bahan makanan.
Lakukan teknik persiapan bahan makanan dan teknik yang tepat
yang dicuci, dikupas, dipotong.
Pastikan untuk bahan yang langsung dimakan / tanpa diolah
Periksalah kembali pekerjaan yang telah anda lakukan.
Analisa dan Hasil pengamatan berdasarkan form ceklist, foto,
video dan tanya jawab paparan zoom
Hasil pengamatan berdasarkan form ceklist, foto, video,tanya
jawab paparan zoom, pada kegiatan persiapan bahan makanan di
instalasi gizi rumah sakit jiwa menur adalah sebagai berikut:
- Terdapat siklus menu untuk setiap bahan makanan yang akan
dipersiapkan.
- Tersedia khusus ruang persiapan bahan makanan yang terpisah
dengan ruang pengolahan makanan dengan luas yang cukup
memadai.
- Pada ruang persiapan bahan makanan disediakan tempat sampah
tertutup yang diberi plastik.
- Alat persiapan bahan makanan terbuat dari bahan yang aman.
Misalnya talenan terbuat dari bahan plastik (bukan kayu) dan
dipisahkan masing-masing talenan untuk menyiapkan bahan
makanan antara lain (unggas, ikan, sayuran, buah dan daging
dipisahkan berdasarkan warna, begitu juga halnya dengan pisau
yang digunakan.
- Kegiatan persiapan bahan makanan yang dilakukan di instalasi Gizi
RS Jiwa Menur antara lain: mencuci, mengupas, memotong,
menghaluskan, mencincang, memblanching, memarut dan
sebagainya.
- Ada pengawasan dari QC instalasi gizi pada saat pengolah
makanan mempersiapkan bahan makanan dan didokumentasikan
pada form checklist.
52
- Pada pemakaian bahan basah dilakukan sepengetahuan staf gudang
(tertulis)
- Pada pemakaian bahan kering dilakukan sepengetahuan staf
gudang (tertulis)
- Pencucian bahan makanan dan pencucian alat makan terpisah
- Proses persiapan bahan makanan sesuai dengan jenis bahan
- Bahan yang langsung dimakan tanpa diolah dicuci dengan air
matang.
- Bentuk potongan sesuai dengan jenis masakan
53
Pengolahan langsung melalui dinding panic.
Pengolahan dengan kombinasi.
Pengolahan dengan elektromagnetik.
54
Analisa dan Hasil Pengamatan berdasarkan form ceklist, foto,video
dan tanya jawab pada paparan zoom
Hasil pengamatan berdasarkan form ceklist, foto, video, tanya
jawab pada paparan zoom pada kegiatan pengolahan bahan makanan di
Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur adalah sebagai berikut:
a) Tersedia ruang pengolahan bahan makanan yang dibedakan dengan
ruang persiapan bahan makanan.
b) Peracikan bahan makanan, peracikan bumbu dilakukan secara
higienis
c) Bahan yang siap dimasak dicuci dengan air mengalir
d) Adanya kegiatan permintaaan bahan makanan sesuai kapasitas dari
petugas pengolah ke petugas gudang secara tertulis
e) Proses pengolahan sesuai standar menu dan standar resep
f) Tersedia blower untuk mengeluarkan udara panas dari ruang
pengolahan makanan.
g) Tersedia alat pengontrol suhu ruangan pengolahan bahan makanan.
h) Tempat pengolahan susu dan makanan lain dibedakan.
i) Jika ada masuakan yang tidak sesuai dengan standar segera
dilakukan perbaikan
j) QC melakukan pengawasan pada kegiatan pengolahan bahan
makanan dan didokumentasikan dalam bentuk checklist.
55
Penilaian cita rasa makanan merupakan proses yang harus
dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan untuk memastikan
pencapaian standar kualitas setiap kali makanan diproduksi. Dalam
melakukan penilaian cita rasa dapat dibedakan atas penampilan
makanan, yaitu pada saat indra penglihatan, penciuman sudah mulai
bekerja dan penilaian rasa makanan, yaitu ketika indra perasa,
penciuman, perabaan, dan pendengaran mulai bekerja. Penampilan
makanan dapat di kategorikan atas warna, potongan/bentuk
makanan, konsistensi dan besar porsi. Sedangkan rasa terdiri atas
rasa, bumbu, suhu, tekstur. Hal lain yang mempengaruhi cita rasa
makanan adalah teknik pemasakan dan pemilihan bahan makanan
(PGRS, 2013).
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab distribusi
makanan, Instalasi Gizi RS Jiwa Menur melakukan uji organoleptik
terhadap semua jenis makanan yang akan disajikan kepada pasien.
56
- Setelah dilakukan uji organoleptik terhadap sampel makanan dan
dinyatakan aman serta layak untuk disajikan, makanan dapat
diporsikan dan didistribusikan untuk pasien.
- Apabila aroma, rasa, warna, tekstur makanan kurang sesuai maka
harus dilakukan perbaikan maupun diganti dengan masakan lain,
dimasak ulang dan sebagainya.
- Hasil penilaian uji organoleptik didokumentasikan.
57
Umumnya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi”,
yaitu makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan di ruang
produksi makanan.
B) Distribusi makanan yang tidak dipusatkan
Umumnya disebut dengan sistem distribusi
“desentralisasi”. Makanan pasien dibawa keruang perawatan
pasien dalam jumlah banyak/besar, kemudian dipersiapkan
ulang dalam pantry, dan disajikan pada piring pasien sesuai
dengan dietnya.
58
- Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik,
akibat perjalanan dari ruang produksi ke pantry di ruang
perawatan.
Keuntungan cara desentralisasi
- Tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan makan yang
ada di dapur ruangan tidak banyak.
- Makanan dapat dihangatkan kembali sebelum dihidangkan ke
pasien.
- Makanan dapat disajikan lebih rapi dan baik serta dengan
porsi yang sesuai kebutuhan pasien.
59
Distribusi makanan pasien kelas II dan kelas III
1. Pastikan petugas QC (Quality Control) telah
mengambil/mengecek bon permintaan makanan pasien-masing-
masing ruangan dan membuat tabulasi kebutuhan makanan biasa
dan makanan diet untuk tiap-tiap ruangan sesuai dengan kelas
perawatan
2. Lakukan distribusi makanan dengan system sentralisasi
3. Porsikan makanan biasa sesuai dengan standart makanan biasa
yang telah ditetapkan dalam PPMRS dan tercantum dalam siklus
menu
4. Gunakann luncbox stainless
5. Porsikan makanan diet sesuai dengan standar diet
6. Beri label untuk pasien, nomor register, ruangan, jenis kelamin,
umur, jenis diet serta waktu aman untuk dikonsumsi. Sedangkan
untuk pasien yang tidak berdiet tidak diberi label
7. Pastikan jumlah makanan sesuai standar sesuai dengan papan
tabulasi dengan memastikan jumlah, jenis, nama pasien yang
berdiet sudah benar
8. Siapkan sampel makanan (tester) dan pastikan QC telah
melakukan uji coba terhadap sampel makanan sebelum
didistribusikan.
9. Mintalah QC untuk mengecek kembali makanan yang sudah
diposikan untuk memastikan jumlah dari ketepatan jenis diet
untuk masing-masing pasien tiap ruangan
10. Lakukan distribusi makanan dengan menggunakan ketea makan
tertutup dari dapur instalasi gizi langsung yang dilakukan oleh
pihak catering
11. Lakukan serah terima makanan kepada petugas ruangan berjaga
pada saat itu dengan menghitung jumlah makanan yang diterima
dan menandatangani buku serah terima makanan sebagai bukti
pengambilan makanan dan persetujan ketepatan jumlah.
60
12. Lakukan pendistribusian makanan yang dilakukan oleh petugas
kateringan ke ruangan dengan mengikuti jadwal sebagai berikut:
a. Makan pagi pukul 06.30-07.00
b. Makan siang pukul 12.30-13.00
c. Makan malam pukul 18.00-18.30
Distibusi makanan pasien pavilion
1. Pastikan petugas QC (Quality Control) telah
mengambil/mengecek bon permintaan makanan pasien-
masing-masing ruangan dan membuat tabulasi kebutuhan
makanan biasa dan makanan diet untuk tiap-tiap ruangan
sesuai dengan kelas perawatan
2. Lakukan distribusi makanan dengan system disentralisasi
3. Siapkan sampel makanan (terster dan pastikan QC telah
melakukan uji coba terhadap sampel makanan sebelum
makanan dibawa ke dapur ruangan (pantry)
4. Lakukan pengangkutan makanan dengan menggunakan
kereta makanan khusus ke pantry
5. Porsikan makanan biasa dengan standart makanan biasa
sesuai dengan kelas perawatan yang telah ditetapkan dalam
PPMRS dan tercantum dalam siklus menu (petugas
catering)
6. Gunakan piring sango (sango plat set) dan gelas kaca dan
alat makan melamin untuk pasien bersiko memecahkan
barang.
7. Porsikan makanan diet dan tidak berdiet sesuai dengan
standart
8. Beri label untuk pasien berdiet yang terdiri dari nama
pasien, nomer register, ruangan, jenis kelamin, umur, jenis
diet serta waktu aman untuk dikonsumsi. Sedangkan untuk
pasien yang tidak berdiet tidak diberi label
9. Lakukan pendistribusian dimeja makan dengan mengikuti
jadwal sebagai berikut:
61
a. Makan pagi Pukul 07.00-07.30
b. Snack pagi Pukul 10.00-10.30
c. Makan siang Pukul 12.30-13.00
d. Snack sore Pukul 15.00-15.30
e. Makan malam Pukul 18.00-18.30
62
- Pihak penyedia jasa boga menyiapkan sampel makanan untuk
disimpan selama 1 x 24 jam sebagai bank sampel.
- Pemorsian makanan dilakukan sesuai papan tabulasi diet dimana
data diperoleh dari bon makanan pasien dari ruang rawat inap yang
dibuat oleh perawat atau nutrisionis. Bon makanan yang telah dibuat
sesuai jumlah pasien, jenis kelamin, kelas perawatan dan jenis diet
tersebut diambil oleh petugas quality control instalasi gizi.
- Bon makanan setiap waktu makan (pagi, siang, sore/malam)
ditabulasikan kedalam Surat Pemesanan Makanan (SP).
- Hasil rekap SP makanan juga ditabulasikan ke papan diet yang
digunakan sebagai patokan jumlah makanan yang diporsikan sesuai
dengan jenis diet pasien.
- Ruang distribusi makanan segera dibersihkan setelah kegiatan
pemorsian makanan dan distribusi makanan selesai.
Distribusi makanan di Rumah Sakit Jiwa Menur dilakukan dengan 2
cara, yakni:
- Sentralisasi untuk ruangan ruang rawat inap 2 dan 3
- Pada distribusi sistem ini penyedia jasa boga melakukan pemorsian
makanan langsung di instalasi gizi kedalam lunch box makan pasien.
- Makanan diet diberi label diet.
- Dilakukan pemeriksaan ulang makanan oleh quality control instalasi
gizi.
- Makanan akan dimasukan kedalam troly makanan dan
didistribusikan segera sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
- Alat penyajian makanan berupa lunch box stainless.
Disentralisasi untuk pasien paviliun anggrek (VIP)
- Pada distribusi sistem ini penyedia jasa boga melakukan pemorsikan
makanan diruang pantry pavilun anggrek.
- Makanan dibawah dalam jumlah banyak dengan wadah tertutup
menggunakan troly makanan.
- Makanan diporsikan di pantry dengan alat makan bahan porcelain
atau piring makan sango.
63
- Setelah diporsikan akan segera di distribusikan ke pasien sesuai
jadwal.
- Cetak label makanan masih dilakukan secara manual tidak melalui
label cetak otomatis yang terkoneksi dengan SIM RS.
- Dilakukan pengawasan oleh Quality Control terhadap kegiatan
distribusi makanan dan didokumentasikan.
64
MODIFIKASI RESEP
PENGEMBANGAN FORMULA KUDAPAN UBI UNGU UNTUK PASIEN
GANGGUAN JIWA DENGAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS
DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA
Oleh :
Kelompok A
65
a. Latar Belakang Pengembangan Formula
Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-
mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti
seseorang dikatakan sehat apabila seluruh aspek dalam dirinya dalam keadaan
tidak terganggu baik tubuh, psikis, maupun sosial. Apabila fisiknya sehat,
maka mental (jiwa) dan sosialpun sehat, demikian pula sebaliknya, jika
mentalnya terganggu atau sakit, maka fisik dan sosialnyapun akan sakit.
Kesehatan harus dilihat secara menyeluruh sehingga kesehatan jiwa
merupakan bagian dari kesehatan yang tidak dapat dipisahkan (Stuart &
Laraia, 2005). Manusia saat ini banyak yang mengalami gangguan, gangguan
fisik ataupun mental yang akan mempengaruhi sosial dan budaya sehari-hari
seorang manusia. Gangguan fisik ataupun mental dapat terjadi kepada siapa
saja, yang dimana kondisi mental yang mengalami gangguan dapat
mempengaruhi kesehatan fisik, sehingga tidak menutup kemungkinan
seorang yang mengalami gangguan jiwa juga akan mempunyai penyakit
penyerta yang lain.
Stuart dan Laraia (2005) Seseorang dikatakan sehat jiwa apabila
terpenuhi kriteria memiliki perilaku positif, tumbuh kembang dan aktualisasi
diri, memiliki integritas diri, memiliki otonomi, memiliki persepsi sesuai
realita yang ada serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya sehingga
mampu melaksanakan peran sosial dengan baik. Prevalensi gangguan jiwa
tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta
(24,3 %), diikuti Nagroe Aceh Darussalam (18,5 %), Sumatera Barat (17,7
%), NTB (10,9 %), Sumatera Selatan (9,2 %) dan Jawa Tengah (6,8%)
(Depkes RI, 2008). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2007),
menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai
5,6% dari jumlah penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada
setiap 1000 orang penduduk terdapat empat sampai lima orang menderita
gangguan jiwa. Berdasarkan dari data tersebut bahwa data pertahun di
Indonesia yang mengalami gangguan jiwa selalu meningkat, dengan
peningkatan tersebut akan menyebabkan seseorang dengan gangguan jiwa
66
dapat mengalami penyakit penyerta antara lain hipertensi, diabetes mellitus,
febris dan lain-lain. Penyakit penyerta ini juga dapat mempengaruhi psikis
dan fisik seseorang.
67
bisa menyebabkan permasalah pada kesehatan yang bisa berdampak buruk
yang menimbulkan penyakit penyerta pada diabetes Mellitus. Berkaitan pada
permasalahan yang terjadi dalam keadaan sehat dan sakit sepanjang
kehidupan faktor risiko terbesar pada penyakit Diabetes Mellitus adalah
keadaan obesitas, hal tersebut senada dengan berbagai macam penelitian yang
telah ditelaah bahwa obesitas erat kaitannya dengan penyakit Diabetes
Mellitus. Secara normal pada tubuh manusia pankreas memiliki peranan
penting dalam menjaga kadar glukosa dalam dalam darah pada tingkat yang
normal, dengan kata lain pankreas memiliki fungsi adalaha menghasilkan
insulin tersebut, namun pada hakikatnya faktor rusaknya kinerja pankreas
sehingga insulin tidak lagi terproduksi yang menyebabkan glukosa-glukosa
terserap pada sel-sel maka timbulah penyakit Diabete Mellitus yang pada
awalnya disebabkan oleh faktor obesitas tersebut yang membuat kadar lemak
dalam darah tidak terkontrol terutama kolesterol dan trigliserida (Olvista,
2011). Jumlah konsumsi karbohidrat dari makanan utama dan selingan
mempengaruhi peningkatan kadar gula darah (Fitri & Wirawanni, 2012).
Karbohidrat dicerna dalam tubuh untuk menghasilkan senyawa gula
sederhana, yang disebut glukosa. Glukosa kemudian diserap ke dalam darah
lalu dikirim ke hati melalui hepatic portal vein. Hepatocytes (sel hati)
menyerap glukosa dan kemudian merubahnya menjadi glycogen. Glycogen
akan disimpan di hati, dan akan dirubah kembali menjadi glukosa bila kadar
glukosa dalam darah menurun (Guyton, and Hall, 2006).
Terdapat sekitar 250.000 macam flora yang bersifat herbal yang bersifat
memproduksi obat alami didunia, hal ini pun dapat diperkirakan ada banyak
kandungan senyawa yang memiliki sifat dalam proses pengobatan atau
penyembuhan pada penderita Diabetes Mellitus yang belum ditemukan. Salah
satu tanaman tersebut adalah ubi ungu memiliki kandungan yang sangat baik
buat tubuh manusia, tanaman ini pun mengandung zat karbohidrat alami yang
baik buat dikonsumsi oleh tubuh serta juga dapat memberikan efek yang
positif bagi sumber serat pangan dan penghasil beta karotene. Karbohidrat
ditemukan dalam roti, sereal, buah-buahan, sayuran, dan produk susu. Mereka
adalah bagian penting dari diet sehat. Saat Anda makan semua jenis
68
karbohidrat, sistem pencernaan Anda memecahnya menjadi gula sederhana
yang masuk ke aliran darah. Tidak semua karbohidrat sama, karena jenis yang
berbeda memiliki efek unik pada gula darah. Indeks glikemik (GI) adalah
sistem pengukuran yang memberi peringkat makanan menurut pengaruhnya
terhadap kadar gula darah. Tingkat di mana makanan yang berbeda
meningkatkan kadar gula darah diperingkat dibandingkan dengan penyerapan
50 gram glukosa murni. Glukosa murni digunakan sebagai makanan referensi
dan memiliki nilai GI 100. Karbohidrat yang terkandung pada ubi jalar ungu
termasuk dalam Low Glycamix Index sehingga bila dikonsumsi tidak akan
menaikkan glukosa darah secara drastis (Anjani et al., 2018).
Penggunaan ubi ungu dapat dijadikan sebagai alternatif makanan bagi
penderita diabetes. Oleh karena itu, ubi ungu perlu dikembangkan agar
bermanfaat bagi manusia sebagai bahan pangan campuran atau subtitusi pada
makanan salah satunya yaitu pembuatan puding. Pudding pada saat ini adalah
bagian menu yang diberikan pada saat penutup ketika makan atau biaa
disebut sebagai pencuci mulut, sehingga pudding ini sendiri harus dibuat
dengan tingkat kemanisan yang tinggi dengan memiliki kondisi tekstur yang
sangat lembut jika dimakan (Darmawan, Peranginangin, Syarief,
Kusumaningrum, & Fransiska, 2014).
Dari latar belakang diatas, diharapkan formula modifikasi puding ubi
ungu ini dapat menjadikan kudapan alternatif bagi penderita gangguan jiwa
dengan komplikasi diabetes karena ubi ungu memiliki kandungan serat tinggi
dan indeks glikemik rendah.
69
c. Hasil pelaksanaan praktek pengembangan formula
1. Komposisi bahan
a) Maizena
b) Agar-agar
c) Tepung susu skim
d) Gula diet
e) Air
2. Prosedur kerja
a) Menimbang maizena (100gr) dan melarutkan dalam air 100ml.
b) Lalu masak sisa air (300ml) dan bahan tambahan (agar agar, gula
diet, dan tepung susu skim) hingga mendidih pada suhu 100°C di
atas kompor.
c) Mengaduk hingga rata.
d) Matikan api saat sudah mendidih lalu tempatkan pada cup dan
dinginkan.
3. Alat kerja
a) Timbangan digital
b) Kompor
c) Pisau
d) Talenan
e) Blender buah
f) Mangkok plastik
g) Baskom plastik
h) Panci
i) Sendok
j) Cetakan puding
4. Waktu : Selasa, 06 April 2021
70
5. Nilai gizi
Tabel 9 Nilai Gizi Modifikasi Puding Per Takaran Saji
6. Biaya
Tabel 10 Biaya Pembuatan Puding Per Takaran Saji (100gram atau 3 cup)
71
d. Standar-standar yang digunakan pada pengembangan formula
1. Standar porsi : 80gr/porsi
2. Standar resep
Tabel 11 Standar Resep
72
3. Pengembangannya
a) Resep
Tabel 12 Resep
73
b) Biaya Modifikasi
Tabel 13 Biaya Pembuatan Puding Ubi Ungu Per Takaran Saji (100gram atau 3
cup)
Jumlah Berat
No. Bahan Makanan Spesifikasi Satuan
Bahan
1. Ubi jalar ungu Bersih, berwarna ungu,
kg 0,1
tidak busuk.
2. Agar agar Kering, bersih, putih,
tanpa kotoran, kemasan bks 1
aman & tidak sobek.
3. Tepung susu skim Rendah lemak, kering,
bersih, tidak
kg 0,007
menggumpal, kemasan
aman & tidak penyok.
4. Gula diet Kering, tidak
menggumpal, putih
scht 3
bersih, sachet tidak
sobek.
5. Air Bersih, bening, tidak btl ¼
74
keruh, tidak ada
kotoran.
75
memberikan nilai suka 7 orang panelis (54%), dan 4 orang panelis (31%)
yang memberikan nilai kurang suka.
Warna menjadi bagian yang terpenting dalam menyajikan makanan,
selain itu pula warna dapat menstimulus panca indra pengeliatan apakah
makanan tersebut teridentifikasi kimia atau tereduksi pada kimia (Hastuti et
al., 1988 dalam Florenta, 2019) warna merupakan bagian yang terinduksi
akibat adanya sebaran dari spektram sinar. Selain itu warna merupakan
suatu sensasi seseorang oleh karena adanya reflaksi dalam keadaan
pertukaran energy radiasi yang menuju keindra pengeliatan yang jatuh pada
retina mata. Kesukaan terhadap warna merupakan penilaian pertama yang
akan menentukan kesukaan panelis terhadap produk puding ubi ungu.
Zat warna yang terdapat pada ubi ungu dihasilkan oleh adanya zat
yang terkandung secara yaitu antosianin. Antosianin merupakan Antosianin
adalah sejenis flavonoid, kelas senyawa dengan efek antioksidan.
Ditemukan secara alami di sejumlah makanan, antosianin adalah pigmen
yang memberi warna kaya pada tanaman merah, ungu, dan biru. Selain
bertindak sebagai antioksidan dan melawan radikal bebas, antosianin
mungkin menawarkan manfaat anti-inflamasi, anti-virus, dan anti-kanker
(Nollet, 1996).
Ubi jalar ungu (Ipomea batatas) memiliki kandungan antosianin
paling tinggi diantara family lainnya sekitar 110 mg/100gr hingga 210
mg/100 gr berat bersih (Suprapta dkk, 2003). Hal ini sejalan dengan
penelitian Husna dkk (2013) yang mengatakan bahwa ubi jalar ungu pekat
mengandung antosianin sebesar 61,85 mg/100 g, 17 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan kandungan antosianin ubi jalar ungu muda yaitu 3,51
mg/100g.
Rata – rata panelis menyukai warna dari pudding ubi ungu meskipun
proses dalam sebuah pengolahan yang terkandung dalam ubi jalar ungu
dapat menurunkan kandungan antosianin, namun tetap terdapat kandungan
antosianin yang dapat memberikan sumber antioksidan. Semakin banyak
penambahan ubi ungu maka akan menghasilkan warna yang semakin pekat
dan menarik perhatian (Anggarawati, N.K.A, 2019)
76
2. Uji Aroma
Berikut adalah hasil uji Aroma yang dilakukan kepada panelis Ahli Gizi dan
staf karyawan Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
77
makanan tersebut. Aroma dikenal dengan menggunakan indera penciuman.
Apabila aroma makanan berubah maka tentu saja akan berpengaruh pada
rasa. Aroma makanan dapat menentukan kelezatan bahan makanan tersebut.
Dalam hal bau lebih banyak sangkut pautnya dengan alat panca indera
penciuman (Wahidah, 2010).
Penambahan ubi ungu yang ada pada produk puding ini
memberikan efek aroma yang dapat diterima oleh panelis. Hasil uji hedonik
menunjukkan bahwa banyak yang suka terhadap aroma dari pudding ubi
ungu. Hal tersebut terjadi karena adanya perpaduan aroma susu skim dan
ubi ungu. Parameter lain, seperti rasa, dapat menjadi stimulus yang muncul
diakibatkan oleh komponen atau senyawa kimia volatil dan non volatil yang
ada dalam makanan (Arysanti et al., 2019). Pada pembuatan ubi ungu ini
didapatkan aroma yang mendominasi berasal dari susu skim, sehingga
semua aroma dari keempat formulasi hampir sama karena memiliki takaran
susu skim yang sama. Keempatnya memiliki aroma yang harum.
3. Uji Rasa
Berikut adalah hasil uji rasa yang dilakukan kepada panelis Ahli Gizi dan
staf karyawan Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
78
Rasa pada suatu makanan mempunyai peranan yang penting, sebab
dengan indikator rasa konsumen dapat mengetahui serta menilai apakah
makanan itu enak atau tidak, rasa pada suatu makanan dipengaruhi oleh
bahan-bahan yang digunakan (Winarno, 2008). Rasa merupakan parameter
yang sangat menentukan kualitas bahan makanan, karena rasa dari bahan
makanan merupakan penilaian dominan dari konsumen, namun setiap orang
mempunyai penilaian yang berbeda terhadap rasa dari suatu produk
makanan (Winarno dalam Murtiningsih, 2013). Rasa makanan dapat
dikenali serta dibedakan oleh kuncup-kuncup cecapan yang terletak pada
yaitu noda merah jingga pada lidah (Winarno 2002).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Latifah dkk (2015)
tentang puding ubi kuning yang tanpa ditambahkan essens rasa yang paling
disukai adalah 50% gula dan 50% stevia (1:1), Dalam penelitian yang telah
dilakukan ini, hal yang sangat mempengaruhi rasa agar adalah konsentrasi
atau kandungan dari pemanis stevia di dalam agar-agar. Sedangkan pada
pembuatan pudding ubi ungu ini adalah menggunakan gula jagung sebagai
pengganti gula murni yang di khususkan untuk pasien dengan diabetes
mellitus. Rata-rata panelis memberikan penilaian kurang suka dikarenakan
kurang manis, oleh karena itu perlu adanya perbaikan standar resep terkait
konsentrasi gula jagung untuk didapatkan rasa yang manis.
4. Uji Tekstur
Berikut adalah hasil uji tekstur yang dilakukan kepada panelis Ahli Gizi dan
staf karyawan Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur
79
Berdasarkan Gambar 1.4 dapat diketahui bahwa dari 13 orang panelis,
memberikan nilai suka 2 orang panelis (16%), sedangkan yang memberikan
nilai kurang suka 9 orang panelis (69%). dan 2 orang panelis memberikan
nilai tidak suka (15%).
Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan, dalam puding ubi
ungu mempunyai tekstur yang lembut karena ubi ungu dikukus terlebih
dahulu kemudian dihaluskan dan dicampur dengan adonan. Tekstur menjadi
bagian yang penting dalam bahan makanan dan hasil pertanian. Pengukuran
tekstur telah menjadi salah satu faktor terpenting dalam industri pangan,
khususnya sebagai indikator dari aspek non visual (Abbot dan Harker,
2005).
Menurut Khordi (2010), produk gel yang disimpan pada suhu
rendah seperti pudding dan jeli memerlukan sifat kekuatan gel tinggi dan
sineresis rendah. Sineresis yang tinggi pada produk gel akan menyebabkan
gel menjadi mengkerut atau kering selama penyimpanan. Kekuatan gel
pudding dapat mempengaruhi tingkat penerimaan konsumen. Puding yang
memiliki kekuatan gel yang rendah menghasilkan pudding menjadi lembek
sehingga tingkat penerimaan konsumen menjadi menurun.
Pada pembuatan pudding ubi ungu didapatkan tekstur pada
pudding agak keras, pada dasarnya tekstur puding dipengaruhi oleh jumlah
puding dan air yang ditambahkan pada setiap perlakuan, tekstur puding
yang baik adalah lembut dan kenyal oleh karena itu perlu adanya uji standar
resep terutama terkait penambahan air.
5. Uji Keseluruhan
Berikut adalah hasil uji keseluruha yang dilakukan kepada panelis Ahli Gizi
dan staf karyawan Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa
Timur
80
Gambar 7 Uji Keseluruhan
81
g. SOP, SSOP dan penerapan HACCP dari pengembangan formula
1. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tabel 16 Standar Operasional Prosedur Pengolahan Puding Ubi Ungu
82
2. Sanitasi Standar Operasional Prosedur (SSOP)
Tabel 17 Sanitasi Standar Operasional Prosedur (SSOP)
83
apabila hendak menyentuh
makanan
- Aktivitas dan perilaku penjamah
disesuaikan pada jenis pekerjaanya.
kebiasaan penjamah makanan
menggaruk dan bersandau gurau
menyebabkan kontaminasi seperti
bahan makanan yang jatuh ke lantai
jangan diambil dan disatukan
dengan bahan pangan lainnya
meskipun “belum lima menit”,
kebiasaan merokok, meludah
makanan, mengunyah permen
karet.
- Penyimpanan dan peralatan bahan
pengemasan harus disimpan dalam
ruangan penyimpanan yang bersih
dan terjaga suhu kelembapannya
karena Kelambapan dan suhu udara
berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroba
4. Menjaga fasilitas - Fasilitas mencuci tangan, tempat
pencuci tangan, sanitasi mencuci tangan harus tersedia
dan toilet dalam jumlah yang memadai dan
ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau serta disediakan
sabun. Tempat untuk mencuci
tangan dapat berupa wadah air
yang telah ditmbah senyawa klorin
sebagai anti mikroba 50 ppm.
Tempat mencuci tangan dilengkapi
(hand drying) dan dilengkapi
84
dengan tissue untuk mengeringkan
tangan atau bagian tubuh lainnya
dan tersedianya tempat sampah
untuk mempertahankan
higienisnya.
- Toilet harus dalam keadaan bersih
dan dilengkapi dengan tissue,
sabun, dan tempat sampah.
Ventilasi toilet harus diatur
sedemikian rupa agar tidak
mencemari bahan pangan. Jumlah
toilet disesuaikan dengan jumlah
pegawai
85
meja, lantai dan peralatan.
6. Penyimpanan yang - Bahan disimpan sesuai suhu chiller
tepat (-2oC) - (-5oC)
7. Pengendalian kesehatan - Penjamah dalam keadaan sehat dan
penjamah tidak sakit
8. Pemberantasan hama - Ruang produksi tidak terdapat
hama
86
3. Hazzard Analyze Critical Control Point (HACCP)
Tabel 18 Hazzard Analysze Critical Control Point (HACCP)
87
DOKUMEN HACCP No Dokumen:
Revisi :
DESKRIPSI PRODUK Tanggal:
Halaman :
2. Komposisi produk* Ubi ungu, agar-agar, tepung susu skim, gula diet, air
88
DOKUMEN HACCP No Dokumen:
Revisi :
89
Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dibuat oleh : Tanggal,
Tanggal, Tanggal,
Jabatan :
Jabatan : Jabatan :
90
DAFTAR KATEGORI RISIKO PRODUK PANGAN
91
Tingkat keakutan/keparahan (SEVERITY)
92
Daftar Bakteri Patogen Yang Dapat Menimbulkan Keracunan
Atau Wabah Penyakit Berdasarkan Tingkat Severity
17. Giardialamblia
18. Plesiomonasshigelloides
19. Vibrioparahaemolitycus
93
MATRIKS ANALISIS BAHAYA
Penentuan Risiko ( Significance bahaya)
Severity ( keparahan)
Low Medium High
High H H H
Probabiltiy
(peluang) Medium M M H
Low L M H
94
DOKUMEN HACCP No Dokumen:
Revisi :
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BAHAYA (Bahan Baku) (P1) Tanggal:
Halaman :
95
Staphylococcus Penjamah 1x 102
Biologi H M S SOP Personal Hygine
aureus makanan koloni/ml
Penimbangan Eschericiacoli,
5.
(ubi ungu) Staphylococcus Proses < 3/g, 1x 102
Biologi L H S SOP Personal Hygine
Penimbangan aureus penimbangan koloni/ml
6.
bahan
Penjamah
Fisik Rambut Negatif H L S SOP Personal Hygine
Penghalusan makanan
7.
(ubi ungu) Staphylococcus Penjamah 1x 102
Biologi H M S SOP Personal Hygine
aureus makanan koloni/ml
96
DOKUMEN HACCP No Dokumen:
Revisi :
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BAHAYA (Proses) (P1) Tanggal:
Halaman :
97
Penjamah
Fisik Rambut Negatif H L S SOP Personal Hygine
makanan
Pemilihan bahan
Pemorsian dan Kontaminasi
3. Kimia Monomer plastik Negatif M M TS kemasan yang food
pengemasan silang
grade
98
DECISION TREE TO INDENTIFY CCPs (CAC)
99
DOKUMEN HACCP No Dokumen:
Revisi :
PENETAPAN CCP (Bahan Baku) (P2) Tanggal:
Halaman :
100
DOKUMEN HACCP No Dokumen:
Revisi :
PENETAPAN CCP (Proses) (P2) Tanggal:
Halaman :
Bahan/Tahap proses Potensi Bahaya Q1 Q2 Q3 Q4 CCP /NOT CCP
Kontaminasi fisik, Ya Tidak Ya Ya
Pencampuran bahan Staphylococcus Not CCP
aureus
Kontaminasi fisik, - -
Bakteri Coliform,
Pemasakan Ya Ya CCP
eschericiacoli,
Staphylococcus aureus
Kontaminasi fisik, Ya Tidak Tidak - Not CCP
Pemorsian dan pengemasan
Staphylococcus aureus
Kontaminasi biologi Ya Tidak Tidak - Not CCP
Pendinginan
(lalat, semut)
Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dibuat oleh :
Tanggal, Tanggal, Tanggal,
101
No Dokumen:
DOKUMEN HACCP
Revisi :
Tanggal:
HACCP PLAN WORKSHEET (Bahan Baku) (P3 – P7)
Halaman :
102
No Dokumen:
DOKUMEN HACCP
Revisi :
Tanggal:
HACCP PLAN WORKSHEET (Proses) (P3 – P7)
Halaman :
Tindakan Batas Prosedur Pemantauan Koreksi Tindakan Dokumentasi dan
CCP Bahaya pengendalian Kritis Langsung Koreksi Verifikasi record
(4W + 1H)
Biologi
Teguran
Bakteri
Pemasakan pada Suhu 80- Penanggung jawab kepada Mengganti Cek suhu dan
Coliform, o Cek list suhu dan
suhu dan waktu 100 C selama memastikan suhu dan petugas dan produk dengan waktu
eschericiacoli, waktu pemasakan
yang tepat 20 menit lama waktu pemasakan cek produk baru pemasakan
Staphylococcus
laboratorium
Pemasakan aureus
Penanggung jawab Mengganti
Pelaksanaan Cek Hygiene Cek list kelengkapan
Fisik memastikan kebersihan Teguran produk
SSOP Hygiene Sanitasi dan SSOP personal
Rambut dan keamanan dari benda kepada kontaminan
Sanitasi tempat dan kebersihan tempat dan
fisik pada saat melakukan petugas dengan produk
penjamah lingkungan lingkungan
pemasakan baru
103
Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dibuat oleh :
Tanggal, Tanggal, Tanggal,
104
h. Kesimpulan dan saran
1. Kesimpulan
a) Modifikasi ubi ungu menjadi kudapan untuk pederita diabetes
melitus dapat menjadi alternatif pengolahan snack DM di RS Jiwa
Menur mengingat sebelumnya umbi-umbian hanya disajikan dalam
bentuk kukusan
b) Warna dan aroma dari puding ubi ungu disukai oleh panelis
c) Rasa dan tekstur puding ubi ungu kurang disukai oleh panelis karena
telalu hambar dan teksturnya kurang lembut untuk ukuran puding.
d) Proses pengukusan ubi ungu dan pemasakan puding masuk kedalam
critical control point (CCP) pada penelitian HACCP, dengan bentuk
bahaya berupa bahaya fisik dan biologi.
2. Saran
a) Perlu ada penambahan gula dan garam pada puding untuk
menyeimbangkan rasa dari puding ubi ungu
b) Perlu ditambahkan gradasi warna pada puding agar puding ubi ungu
terlihat lebih menarik dan mudah diterima oleh pasien
c) Perlu ditambahkan porsi ubi ungu pada puding agar rasa ubi ungu
dominan.
d) Perlu ada inovasi bentuk, rasa, dan warna agar penampilan puding
terlihat lebih menarik
e) Perlu adanya pengawasan ketat terhadap proses pengukusan ubi
ungu dan proses pemasakan puding, diharapkan adanya kontrol
suhu, lingkungan, maupun penjamah agar produk yang dihasilkan
merupakan produk terbaik dengan keamanan yang baik pula.
105
DAFTAR PUSTAKA
Abbot, Judih, A., dan F. Roger Harker, 2005. Texture. The Holticulture and Food
Research Instead Of New Zealand.
Anjani, E.P., Oktarlina, R.Z., & Morfi, C.W. 2018. Zat Antosiani pada Ubi Jalar
Ungu terhadap Diabetes Melitus. Jurnal Kedokteran. Universitas Lampung,
7(2), 257-262.
Apriwijaya L A. 2018. Pengaruh Rasio Tepung Maizena Dan Tepung Karagenan
Terhadap Nilai Gizi Dan Sensoris Nugget Itik. Artikel Ilmiah. Fakultas
Teknologi Pangan Dan Agroindustri Universitas Mataram
Atkins, S. 2017. Langkah Pertama Hidup dengan Diabetes Tipe 1 & 2. Imprint
BPK Gunung Mulia.
Candra K P, Hery Kusdiyanto, dan Yuliani. 2020. Pengaruh Formula Gula Aren
Dan Susu Skim Bubuk Terhadap Penerimaan Sensoris Minuman Cokelat
Instan Dari Kakao Terfermentasi Asal Samarinda, Kalimantan Timur.
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. XIII, No. 1, Februari 2020
Darmawan, M., Peranginangin, R., Syarief, R., Kusumaningrum, I., & Fransiska,
D. 2014. Pengaruh Penambahan Karaginan untuk Formulasi Tepung Puding
Instan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.83-95
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Fitri, R. I., & Wirawanni, Y. 2012. Asupan energi, karbohidrat, serat, beban
glikemik, latihan jasmani dan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
tipe 2. Media Medika Indonesiana, 46(2), 121-131.
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah:
Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2006
Hastuti, P., Kartika, B dan Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan
Pangan. Yogyakarta: Tidak diterbitkan
106
Husna N E, Melly Novita, Syarifah Rohaya. Kandungan Antosianin Dan Aktivitas
Antioksidan Ubi Jalar Ungu Segar Dan Produk Olahannya. Agritech, Vol.
33, No. 3, Agustus 2013
International Diabetes Federation. 2017. IDF Diabetes Atlas Eight Edition 2017
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Margaretha dan Edwin. 2012. Analisa Pengaruh Food Quality & Brand Image
Terhadap Keputusan Pembelian Roti Kecik Toko Roti Ganep’s di Kota
Solo. Jurnal Manajemen Pemasaran.
Murtiningsih. 2013. Kajian Kualitas Biskuit Jagung. J. Rekapangan Vol. 7 No. 1
2013 p 111-122.
Maulana, A.R. 2019. Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung
Sukun Dan Suhu Dengan Waktu Pemanggangan Terhadap Karakteristik
Biskuit. Tugas Akhir. Universitas Pasundan
Nollet, L.M.L. 1996. Handbook of Food Analysis: Physical Characterization and
Nutrient Analysis. Marcell Dekker Inc, New York.
Olvista. 2011. Diabetes dan Obesitas (Kegemukan). Oktober 2, 2017
http:www.olvista.com/kesehatan/di abetes-dan-obesitas
Sinta D, Nurhaeda, Rasbawati, Fitriani. 2019. Uji Organoleptik Dan Tingkat
Kesukaan Nugget Ayam Broiler Dengan Penambahan Susu Bubuk Skim
Pada Level Yang Berbeda. Prosiding Seminar Nasional 2019 Sinergitas
Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 2, 2019, ISSN: 2622-
0520
Stuart & Laraia. (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta:
EGC.
Sugianto I , Dwi Kristiastuti Suwardiah, Niken Purwidiani, Asrul Bahar. 2020.
Pengaruh Penambahan Susu Skim Dan Yoghurt Plain Terhadap Sifat
Organoleptik Yoghurt Sari Jagung. Jurnal Tata Boga, Vol. 9 No. 2 (2020)
829-837 ISSN: 2301-5012
Suprapta D.N, Antara M, Arya N, et al. Studi On The Improvement Of Quality
And Diversification Food In Bali. Bali: Udayana University; 2003. h. 27-36
107
Tamime, A. Y. dan R. K. Robinson. 1989. Yoghurt Science and Technology.
Pergamon Press Ltd.
Tandra, H. 2017. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes.
Gramedia Pustaka Utama
Tim Ide Masak. 2013. Resep Favorit Untuk Usaha Kue Kering Nonterigu.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Wahidah, N. 2010. Komponen - Komponen yang Memengaruhi Cita Rasa Bahan
Pangan. http://www.idazweek.co.cc/2010/02/komponen-komponenyangme
men garuhi-cita.html. Diakses tanggal 05 Februari 2021.
Winarno F . 2002. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Winarno F. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Edisi Terb. Bogor: M. Brio Press
108
KELAYAKAN HYGIENE SANITASI INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA
(KEPMENKES RI NOMOR: 1098/MENKES/SK/VII/2003) Form.RM.2
Tabel 19 Kelayakan Hygiene Sanitasi Instalasi Gizi
109
menghilangkan bau tak enak
& cukup menjamin rasa
nyaman
7 Pencahayaan/Penera 1 10 10 Pencahayaan/penerangan di
ngan Instalasi Gizi RSJ Menur
adalah tersebar merata di
setiap ruangan, intensitas
cahaya 10 fc & tidak
menyilaukan
8 Atap 0,5 7 3,5 Atap di Instalasi Gizi RSJ
Menur adalah tidak menjadi
sarang tikus dan serangga,
ada bagian yang bocor &
cukup landau
110
12 Pembuangan Air 2 10 20 Pembuangan air limbah di
Limbah Instalasi Gizi RSJ Menur
adalah air limbah mengalir
dengan lancar, terdapat
grease trap, Saluran kedap
air & saluran tertutup
13 Toilet 1 7 7 Toilet di Instalasi Gizi RSJ
Menur adalah bersih,
letaknya berhubungan
langsung dengan dapur atau
ruang makan,
tersedia air bersih yang
cukup, tersedia sabun dan
alat pengering, toilet untuk
pria belum terpisah dengan
wanita
14 Tempat Sampah 2 10 20 Tempat sampah di Instalasi
Gizi RSJ Menur adalah
sampah diangkut 2x/hari, di
setiap ruang penghasil
sampah tersedia tempat
sampah, terbuat dari bahan
kedap air dan mempunyai
tutup & kapasitas tempat
sampah terangkat oleh
seorang petugas sampah
15 Tempat Cuci Tangan 2 10 20 Tempat cuci tangan di
Instalasi Gizi RSJ Menur
adalah tersedia air cuci
tangan yang mencukupi,
tersedia sabun/deterjent dan
alat pengering/lap,
jumlahnya cukup untuk
pengunjung dan karyawan
16 Tempat Mencuci 1 10 10 Tempat mencuci peralatan
Peralatan di Instalasi Gizi RSJ Menur
adalah tersedia air dingin
yang cukup memadai,
tersedia air panas yang
cukup memadai, terbuat dari
bahan yang kuat, aman, dan
halus, serta terdiri dari tiga
bilik/bak pencuci
111
17 Tempat Pencuci 1 10 10 Tempat pencucian bahan
Bahan Makanan makanan di Instalasi Gizi
RSJ Menur adalah tersedia
air pencuci yang cukup,
terbuat dari bahan yang
kuat, aman, dan halus & air
pencuci yang dipakai
mengandung larutan cuci
hama (klorin)
18 Locker Karyawan 1 8 8 Locker Karyawan di Instalasi
Gizi RSJ Menur adalah
tersedia locker karyawan dari
bahan yang kuat, mudah
dibersihkan, dan mempunyai
tutup rapat, jumlahnya cukup,
letak locker dalam ruang
tersendiri namun locker untuk
karyawan pria belum terpisah
dengan locker untuk wanita
19 Peralatan Pencegah 2 10 20 Peralatan Pencegah
Masuknya Serangga Masuknya Serangga &
& Tikus Tikus di Instalasi Gizi RSJ
Menur adalah setiap lubang
ventilasi dipasang kawat
kassa serangga, setiap
lubang ventilasi dipasang
terali tikus, persilangan pipa
dan dinding tertutup rapat,
tempat tandon air
mempunyai tutup dan bebas
jentik nyamuk
20 Dapur 7 10 70 Dapur di Instalasi Gizi RSJ
Menur adalah bersih, ada
fasilitas penyimpanan
makanan (kulkas, freezer),
tersedia fasilitas
penyimpanan makanan
panas (thermos panas,
kompor panas, heater),
ukuran dapur cukup
memadai, ada cungkup dan
cerobong asap, terpasang
tulisan pesan-pesan hygiene
bagi penjamah/karyawan
21 Ruang Makan 5 10 50 Tidak terdapat ruang makan
yang dimaksudkan pada
112
instalasi RS Jiwa Menur
113
26 Penyimpanan Bahan 4 10 40 Penyimpanan bahan
Makanan makanan di Instalasi Gizi
RSJ Menur adalah suhu dan
kelembaban penyimpanan
sesuai dengan persyaratan
jenis makanan,
ketebalan penyimpanan
sesuai dengan persyaratan
jenis makanan,
penempatannya terpisah
dengan makanan jadi,
tempatnya bersih dan
terpelihara & disimpan
dalam aturan sejeneis dan
disusun dalam rak-rak
27 Penyimpanan 5 10 50 Penyimpanan makanan jadi
Makanan Jadi di Instalasi Gizi RSJ Menur
adalah suhu dan waktu
penyimpanan sesuai dengan
persyaratan jenis makanan
jadi & cara penyimpanan
tertutup
28 Cara Penyajian 5 10 50 Cara penyajian di Instalasi
Gizi RSJ Menur adalah
suhu penyajian makanan
hangat tidak kurang dari
60 oC,
pewadahan dan penjamah
makanan jadi
menggunakan alat yang
bersih, cara membawa dan
menyajikan makanan
dengan tertutup &
penyajian makanan harus
pada tempat yang bersih
114
boleh mengandung angka
kuman yang melebihi nilai
ambang batas yang
ditentukan,
permukaan alat yang kontak
langsung dengan makanan
tidak ada sudut mati dan
halus & peralatan yang
kontak langsung dengan
makanan tidak mengandung
zat beracun
30 Pengetahuan/Sertifik 4 10 40 Pengetahuan/sertifikat
at Hygiene Sanitasi Hygiene sanitasi makanan
Makanan di Instalasi Gizi RSJ Menur
adalah Pemilik/Pengusaha
pernah mengikuti
kursus/temu karya,
Supervisor pernah
mengikuti kursus, semua
penjamah makanan pernah
mengikuti kursus, salah
seorang penjamah pernah
mengikuti kursus
31 Pakaian Kerja 2 10 20 Pakaian kerja di Instalasi
Gizi RSJ Menur adalah
bersih,
tersedia pakaian kerja
seragam 3 stel, penggunaan
khusus waktu kerja saja,
lengkap dan rapi
115
dan berpakaian rapi, setip
mau kerja cuci tangan,
menutup mulut dengan sapu
tangan bila batuk-batuk atau
bersin & menggunakan alat
yang sesuai dan bersih bila
mengambil makanan
TOTAL SKORE 984
116
4. Air Bersih
Tersedia air bersih yang cukup dan aman. Dalam hal pengadaan air bersih
Instalasi Gizi Bekerjasama atau berkoordinasi dengan pihak Instalasi
Pemeriharaan Sarana RS (IPS RS) dan Instalasi Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Infeksi (Kesling dan Dalin). Instalasi Kesling IPS
bertanggung jawab dalam hal ketersedian air bersih serta sarana dan
prasarananya, sedangkan Instalasi Kesling dan Dalin bertanggung jawab
dalam hal Menjamin Kualitas Air Bersih. Instalasi Kesling dan Dalin RS
setiap 3 bulan melakukan pemerikasaan laboratorium terhadap sampel Air
Bersih RS untuk memakstikan kualitas Air Bersih sesuai dengan yang
dipersayaratkan.
5. Air Kotor
Tersedia saluran pembuangan limbah.
6. Fasilitas cuci tangan dan toliet
Toilet di Instalasi Gizi RSJ Menur adalah bersih, letaknya berhubungan
langsung dengan dapur atau ruang makan, tersedia air bersih yang cukup,
tersedia sabun dan alat pengering, toilet untuk pria belum terpisah dengan
wanita
7. Pembuangan Sampah
Tersedia tempat sampah bertutup di Instalasi Gizi dan dilapisi kantong
plastik yang mudah dingkat /dibuang setiap sampah sudah penuh.
8. Ruang Pengolahan Makanan
Tersedia lantai yang cukup luas dan terpisah dari tempat tidur dan pencucian
pakaian. Ruang terlihat bersih dan dibersikan segera apabila kotor atau
terkena percikan masakan dan sebagainya. Sudah ada jadwal rutin
pembersihan lantai secara menyeluruh/Pemolesan Lantai.
9. Karyawan/Pegawai
a. Semua karyawan terbebas dari penyakit menular. Ada pemeriksaan
kesehatan sebagai syarat lelang dan diulang setiap 6 bulan.
b. Pegawai/ karyawan menerapkan perilaku cuci tangan, pakaian kerja
dalam keadaan bersih.
117
c. Sebagian besar pegawai sudah menggunakan APD lengkap, apabila
pegawai lupa menggunakan APD akan langsung ditegur oleh QC.
10. Penerimaan bahanMakanan
Bahan makanan tidak rusak. Peneriman bahan makanan melalui
pengawasan Quality Control, sama halnya dengan makanan.
11. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan yang berpotensi bahaya disimpan sesuai suhu.
12. Peralatan Makan dan Masak
Peralatan masak dan makan dicuci dan disimpan sesuai prosedur.
Pencucian dan penyimpanan peralatan diawasi Quality Control.
Alat makan sekali pakai seperti cup plastik, sendok plastik dan
sebagainya hanya digunakan sekali.
Bahan beracun atau berbahaya disimpan tersediri ditempat yang
aman, misalkan sabun disimpan tidak jadi 1 dengan tempat
penyimpanan makanan tetapi disimpan di ruang penyimpanan alat
kebersihan.
Perlindungan terhadap serangga dan hewan lainnya seperti
pemasangan perangkap lalat.
13. Persyaratan lain
Ruang pengolahan makanan tidak dipakai sebagai tempat tidur,
tersedia tempat istirahat pegawai.
Tersedia pendingin sesuai kebutuhan
Tersedia blower diatas kompor
118
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, E.P., Oktarlina, R.Z., & Morfi, C.W. 2018. Zat Antosiani pada Ubi Jalar
Ungu terhadap Diabetes Melitus. Jurnal Kedokteran. Universitas Lampung,
7(2), 257-262.
Atkins, S. 2017. Langkah Pertama Hidup dengan Diabetes Tipe 1 & 2. Imprint
BPK Gunung Mulia.
Darmawan, M., Peranginangin, R., Syarief, R., Kusumaningrum, I., & Fransiska,
D. 2014. Pengaruh Penambahan Karaginan untuk Formulasi Tepung Puding
Instan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.83-95
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Fitri, R. I., & Wirawanni, Y. 2012. Asupan energi, karbohidrat, serat, beban
glikemik, latihan jasmani dan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
tipe 2. Media Medika Indonesiana, 46(2), 121-131.
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah:
Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2006
International Diabetes Federation. 2017. IDF Diabetes Atlas Eight Edition 2017
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Stuart & Laraia. (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta:
EGC.
Olvista. 2011. Diabetes dan Obesitas (Kegemukan). Oktober 2, 2017
http:www.olvista.com/kesehatan/di abetes-dan-obesitas
Tandra, H. 2017. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes.
Gramedia Pustaka Utama.
119
LAMPIRAN
120
LAMPIRAN 1
121
Sumber Daya Manusia Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa
Timur
Pendidikan Status
No Nama Lengkap Jenis SDM
Terakhir Kepegawaian
1. Riris Suryani, A.Md.Gz Ka. Instalasi Gizi D3 Gizi PNS
2. Sri Utami, A.Md.Gz TRD D3 Gizi PNS
3. Arbiah Ch, A.Md.Gz TRD D3 Gizi PNS
4. Siti Nur Alifah Admin S1 Non Gizi PNS
5. Sustyorini Admin S1 Non Gizi PNS
6. Tyas Rara Sedayu, S.Gz NR S1 Gizi CPNS
7. Ayu Sekar Wulan, S.Gz NR S1 Gizi CPNS
122
LAMPIRAN 2
123
124
125
126
127
128
LAMPIRAN 3
129
130
LAMPIRAN 4
131
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 1
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BER
NO MENU KALOR PROTEIN LEMAK KH SERA BDD KALOR PROTEIN LEMAK KH SERAT
DKPI MAKANAN AT
I T I
1 AR025 Nasi Putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 120 433.1 8.0 0.7 95.4 1.0
2 CP061 Tahu bb kuning Tahu 80 10,9 4,7 0,6 0,1 100 70 53.2 5.7 1.3 3.4 0,8
3 FR005 Ayam suwir Ayam 302 18,4 25 0 0 90 70 199.4 18.8 13.2 0,0 0,0
4 KR012 Minyak goreng 5 43,1 0 5 0 100 5 43.1 0,0 5 0,0 0,0
5 Tomat 23 2,0 0,7 2,3 5 95 5 3.0 0.5 0 0,3 0,0
6 DR008 Sayur bayam Bayam 16 0,9 0,4 2,9 0,7 71 30 11,1 1.1 0,1 2.2 0,2
Sub total 742.9 34.1 20.3 101.3 2
7 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 130 381,3 7,5 1,5 69,4 0,2
8 FR021 Semur daging Daging sapi 190 19,1 12,0 0 0 100 50 134.4 12,4 9.0 0,0 0,8
9 Kecap manis 46 5,7 1,3 9,0 0 100 3 3 0.6 0 0,3 0
10 CP008 Bacem tempe Tempe 149 18,3 4,0 12,7 0,1 100 50 99,5 9,5 3,8 8,5 0,7
11 Kecap 46 5,7 1,3 9,0 0 100 5 3,0 0,6 0,0 0,3 0
12 Tumis labu siam Labu siam 26 0,6 0,1 6,7 1,3 83 25 5.0 0,2 0,1 1.1 0,6
+ wortel
13 DR116 Wortel 42 1,2 0,3 9,3 0,8 88 25 6.5 0,2 0,1 1.1 0,3
14 KR012 Minyak goreng 5 43,1 0 5 0 100 5 2,2 0,0 0,3 0,0 0,0
Melon 200 76.5 1.2 0.4 16.5 0.5
Sub total 711.4 32.2 15.2 97.2 3.1
15 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 120 433.1 8.0 0.7 95.4 1.0
16 FR021 Rawon daging Daging sapi 190 19,1 12,0 0 0 100 50 134.1 12.4 9.0 0 0,1
+ manisa
17 KR012 Minyak 5 43,1 0 5 0 100 3 2,2 0,0 0,3 0,0 0,0
18 labu siam 26 0,6 0,1 6,7 1,3 83 20 4.0 0,2 0,1 0.9 0,0
19 CP008 Tempe tepung Tempe 149 18,3 4,0 12,7 0,1 100 50 99.5 7,6 6,8 3,1 0,1
20 AR053 Tepung terigu 365 8,9 1,3 77,3 0,0 100 5 18.2 0.5 0.1 3.8 0,0
21 Minyak goreng 5 43,1 0 5 0 100 5 2,2 0,0 0,3 0,0 0,0
132
Sub total 693.3 28.7 17.3 103.2 1.3
TOTAL 2147.6 95.03 52.8 301.7 6.4
133
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 2
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BERA
NO MENU KALOR PROTEIN LEMAK KH SERAT BDD KALORI PROTEIN LEM KH SERAT
DKPI MAKANAN T
I AK
1 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 120 433.1 8.0 0.7 95.4 1.0
2 FR005 Soto ayam Ayam 302 18,4 25 0 0 90 40 14,0 10,8 0,0 7,6 0,0
3 KR012 Minyak goreng 5 43,1 0 5 0 100 5 2,2 0,0 0,3 0,0 0,0
4 CP061 Tahu goreng Tahu 80 10,9 4,7 0,6 0,1 100 50 38.0 4.1 2.4 0,8 0,0
5 KR012 Minyak 5 43,1 0 5 0 100 5 2,2 0,0 0,3 0,0 0,0
6 Soun Soun rebus 360 4,7 O,1 82,1 0 0 10 38.1 0,0 0,0 9.1 0,0
7 DR044 Kubis Kubis 24 1,4 0,2 5,3 0,4 75 15 3.3 0,2 0,1 0,7 0,2
SUB TOTAL 530.9 23.1 3.8 112.9 1.2
9 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 130 469.2 8.7 0.8 103.3 0.2
10 FR020 Telur bb santan Telur ayam 162 12,8 11,5 0,7 0,0 90 50 85,3 6,9 0,6 5,8 0,0
11 Minyak 5 43,1 0 5 0 100 5 2,2 0,0 0,3 0,0 0,0
12 CP008 Mendoan Tempe 149 18,3 4,0 12,7 0,1 100 50 99,5 9,5 3,8 8,5 0,7
13 AR053 Tepung terigu 365 8,9 1,3 77,3 0,0 100 10 36,4 1,0 7,6 0,1 0,0
14 DR148 Oseng toge Toge 23 2,9 0,2 4,1 0,0 100 10 9,1 1,0 0,5 0,7 0,0
15 DR116 Wortel 42 1,2 0,3 9,3 0,8 88 20 5.2 0,2 0,0 0,1 0,5
SUB TOTAL 706.9 27.3 13.6 118.5 1,4
16 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 120 433.1 8.0 0.7 95.4 1.0
17 FR005 Ayam saus Ayam 302 18,4 25 0 0 90 50 149,0 9,1 12,5 0,0 0,0
asam manis
18 AR053 Tepung terigu 365 8,9 1,3 77,3 0,0 100 10 36,4 1,0 7,6 0,1 0,0
19 Tomat 23 2,0 0,7 2,3 5 95 10 2.1 0,1 0,0 0,5 0,0
20 CP061 Perkedel tahu Tahu 80 10,9 4,7 0,6 0,1 100 50 149,0 9,1 12,5 0,0 0,0
21 FR020 Telur ayam 162 12,8 11,5 0,7 0,0 90 5 7,8 0,6 0,5 0,1 0,0
22 AR053 Tepung terigu 365 8,9 1,3 77,3 0,0 100 5 18,2 0,5 0,1 3,8 0,0
23 KR012 Minyak goreng 5 43,1 0 5 0 100 5 2,2 0,0 0,3 0,0 0,0
24 DR013 Cah buncis Buncis 35 2,4 0,2 7,7 0,4 100 50 17.4 0,9 0.2 4.0 1.6
SUB TOTAL 815.2 29.3 34.4 103.9 2,6
TOTAL 2053 79.7 51.8 335.3 5.2
134
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 3
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BER
NO MENU KALOR PROTEIN LEMAK KH SERA BDD KALOR PROTEIN LEMA KH SERAT
DKPI MAKANAN AT
I T I K
1 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 120 433,1 8,0 0,7 95,4 1,0
2 FR005 Ayam goreng Ayam 302 18,4 25 0 0 90 50 170,0 9,1 12,5 0,0 0,0
bb kuning
3 KR012 Minyak 5 43,1 0 5 0 100 10 86,2 0,0 10,0 0,0 0,7
4 CP008 tempe goreng Tempe 149 18,3 4,0 12,7 0,1 100 50 99,5 9,5 3,8 9,5 0,0
5 KR012 Minyak 5 43,1 0 5 0 100 5 7,8 0,6 0,5 0,1 0,0
6 Bumbu pecel Kacang tanah 452 25,3 42,6 21,1 0,0 100 5 43,1 0,0 5,0 0,0 0,0
7 Gula aren 368 0 0 95,0 0,0 100 10 41,4 1,9 3,6 1,2 0,0
Sayur rebus Kacang panjang 44 2,7 0,3 7,8 0,2 75 5 19,3 0,0 0,0 5,0 0,0
DR148 Toge 23 2,9 0,2 4,1 0,0 100 15 5,2 0,3 0,3 1,2 0,2
Kubis 100 10 2,2 0,1 0,0 0,4 0,3
SUB TOTAL 907.8 29.5 36.4 112.8 2.2
9 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 120 433,1 8,0 0,7 95,4 1,0
10 FR021 Empal gepuk Daging sapi 190 19,1 12,0 0 0 100 60 161,3 14,9 0,0 10,8 0,0
11 KR012 Minyak goreng 5 43,1 0 5 0 100 5 43,1 0,0 5,0 0,0 0,0
12 CP061 Sambal goreng Tahu 80 18,3 4,0 12,7 0,1 100 50 149,0 9,1 12,5 0,0 0,0
tahu
13 DR107 Sayur asem Kangkung 26 0,6 0,1 6,7 1,3 83 20 3,0 0,5 0,0 0,4 0,0
14 DR148 Toge kc.kedelai 67 9,0 2,6 6,4 1 100 10 12,2 1,3 0,7 1,0 0,0
SUB TOTAL 801.7 33.8 18.9 107.6 1
18 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 130 469,2 8,7 0,8 103,3 0,2
19 FR005 Ayam grng laos Ayam 302 18,4 25 0 0 90 50 170,0 9,1 12,5 0,0 0,0
20 KR012 Minyak 5 43,1 0 5 0 100 5 43,1 0,0 5,0 0,0 0,0
21 CP008 Tempe goreng Tempe 149 18,3 4,0 12,7 0,1 100 40 99,5 9,5 3,8 9,5 0,0
22 KR012 Minyak 5 43,1 0 5 0 100 5 43,1 0,0 5,0 0,0 0,0
23 DR117 Cah sawi hijau Sawi hijau 22 2,3 0,3 4,0 0,8 87 20 3,0 0,5 0,0 0,4
SUB TOTAL 827.9 27.8 27.1 113.2 0.2
TOTAL 2537 91.1 82.4 333.6 3.4
135
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 4
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BER
NO MENU KALOR PROTEIN LEMAK KH SERA BDD KALOR PROTEIN LEMA KH SERAT
DKPI MAKANAN AT
I T I K
1 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 120 433,1 8,0 0,7 95,4 1,0
2 FR021 Daging bumbu Daging sapi 190 19,1 12,0 0 0 100 55 110.4 10.3 7.7 0 1,2
3 CP007 Sambal goreng Tahu 80 18,3 4,0 12,7 0,1 100 50 39.9 5.4 2.3 9.4 -
tahu
4 Cah labu siam Labu siam 26 0,6 0,1 6,7 1,3 83 20 18,4 0,4 4,3 0,0 1,0
5 KR012 Minyak 5 43,1 0 5 0 100 5 2,2 0,0 0,3 0,0 0,0
32,8 30,7 87,5
SUB TOTAL 721,8 3.2
6 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 130 469,2 8,7 0,8 104.8 0,2
7 FR020 Telur bb balado Telur 162 12,8 11,5 0,7 0,0 90 55 85.3 6.9 5.8 9.6 0,0
8 KR012 Minyak goreng 5 43,1 0 5 0 100 3 6.3 0 3 0 0,0
9 CP061 Tempe kecap Tempe 149 18,3 4,0 12,7 0,1 100 50 99.5 9.5 3.8 8.5 0,1
10 Kecap 46 5,7 1,3 9,0 0 100 5 10.6 0 5 0 0,0
11 DR008 Sayur bening Bayam 16 0,9 0,4 2,9 0,7 71 10 7.1 0.6 0.1 0.9 0,5
bayam
SUB TOTAL 712,1 34,1 15,7 187,6 0,8
12 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 120 433,1 8,0 0,7 95,4 1,0
13 FR005 Sup makaroni Ayam 302 18,4 25 0 0 90 30 85.5 6.1 5.7 0 0
14 DR116 +ayam wortel 42 1,2 0,3 9,3 0,8 88 30 7.7 2.3 0.1 1.4 0,8
15 kol 24 1,4 0,2 5,3 1,1 75 20 4.4 3.2 0.1 0.9 1
16 Buncis 35 2,4 0,2 7,7 0,4 100 15 5.2 0.3 0 1.2 0,2
17 Makaroni 363 8,7 0,4 78,7 0,0 100 15 52.9 1.3 0.1 11.8 0,0
18 GR053 Patin tepung roti Ik. Patin 96 19,0 13,0 0 0,2 80 50 39.2 6.2 4,3 4,1 0
19 Tepung roti 347 0,3 0,1 85,6 0,0 100 5 43,1 0 5 0 0,0
20 KR012 Minyak goreng 5 43,1 0 5 0 100 3 6.3 0 3 0 0,0
791,9 27,4 22,2 114,7 3,0
SUB TOTAL
TOTAL 2225.8 94.3 68.6 389.8 7
136
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 5
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BER
NO MENU KALOR PROTEIN LEMAK KH SERA BDD KALOR PROTEIN LEMA KH SERAT
DKPI MAKANAN AT
I T I K
1 AR025 Nasi Putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 200 359.5 6 0.6 79.6 0.4
2 FR005 Ayam fillet Ayam 302 18.2 25 0 0 90 50 142.4 13.4 9.4 0 0
3 AR053 Tepung roti 355 7 0.5 80 0.3 100 5 16.6 0.4 0.1 3.9 0
4 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 5 10.6 0 5 0 0
5 CP007 Orek tempe Tempe 149 18.3 4 12.7 1.4 100 30 59.7 5.7 2.3 5.1 0.4
6 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 5 10.6 0 5 0 0
7 DR116 Sayur sop Wortel 42 1.2 0.3 9.3 3.6 88 100 28 0.7 0.5 6.3 0.8
8 AR042 Makaroni 363 8.7 0.4 78.7 0 100 10 35.3 0.9 0 7.9 0
SUB TOTAL 662.6 27.2 23 102.7 1.6
9 AR025 Nasi Nasi 180 3 0,3 39,8 0,2 100 250 449.3 7.5 0.8 99.5 0.5
10 Empal goreng Daging 207 18.8 14 0 0 100 50 100.4 9.4 7 0 0
11 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 3 6.3 0 3 0 0
12 CP061 Bacem tahu Tahu 68 7.8 4.6 1.6 0.1 100 50 39.9 5.4 2.3 0.4 0.1
13 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 5 10.6 0 5 0 0
14 MR006 Gula jawa 368 0 0 95 0 100 5 18.5 0 0 4.7 0
15 NR023 Kecap 46 5.7 1.3 9 0 100 5 3.5 0.3 0.1 0.4 3.2
16 CP040 Oseng kacang Kacang panjang 44 2.7 0.3 7.8 3.2 75 100 34.9 1.9 0.3 7.9 0
panjang
17 ER067 Buah pepaya Pepaya 46 0.5 0 122 0 80 100 45.9 0.5 0 12.2 45.9
SUB TOTAL 719.9 25.1 23.5 125.2 3.8
18 AR025 Nasi Nasi 180 3 0,3 39,8 0,2 100 250 449.3 7.5 0.8 99.5 0.5
19 CP061 Tahu kecap Tahu 68 7.8 4.6 1.6 0.1 100 50 39.9 5.4 2.3 0.4 0.1
20 NR023 Kecap 46 5.7 1.3 9 0 100 10 7.1 0.6 0.1 0.9 0
21 GR139 Udang tepung Udang 90.8 21 0.2 0.1 0 80 5 0
22 AR053 Tepung 365 8.9 1.3 77.3 0.3 100 50 45.4 10.5 0.1 0.1 0
23 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 15 49.9 01.4 0.2 11.6 0
24 DR122 Cah sayur Kembang kol 25 2.4 0.2 4.9 2.3 57 5 10.6 0 5 0 1.1
25 DR142 Sawi putih 22 2.3 0.3 4 87 5 12.5 0.7 0.2 2.7 0.4
137
26 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 50 4.5 0.5 0.1 0.9 0
SUB TOTAL 670.4 26.6 18.7 116 3.1
TOTAL 2052.9 78.9 65.2 343.9 9.6
138
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 6
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BERA
NO MENU KALOR PROTEI LEMAK KH SERAT BDD KALORI PROTEIN LEMAK KH SERA
DKPI MAKANAN T
I N T
1 AR025 Nasi Putih Nasi Putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 250 449.3 7.5 0.8 99.5 0.4
2 GR053 Ikan patin Ikan patin 132 17 6.6 1,1 0 80 50 49 9.1 1.2 0 0
3 AR053 Goreng tepung Tepung terigu 333 9.0 1.0 77.2 0.3 100 10 33.3 0.9 0.1 7.7 0.03
4 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 5 10.6 0 5 0 0
5 CP007 Perkedel Tempe 201 20.8 8.8 13.5 1.4 100 50 99.5 9.5 3.8 8.5 0.7
6 FR005 Tempe Telur ayam 154 12.4 10.8 0.7 0 90 5 16.6 0.4 0.1 3.9 0
7 AR053 Tepung terigu 333 9.0 1.0 77.2 0.3 100 5 7.8 0.6 0.5 0.1 0.015
8 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 5 10.6 0 5 0 0
9 DR116 Capcay Sayur Wortel, segar 36 1 0.6 7.9 1 88 50 12.9 0.5 0.1 2.4 0.5
10 DR142 Sawi Putih 9 1 0.1 1.7 0.8 87 50 4.5 0.5 0.1 0.9 0.4
11 KR 012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 5 10.6 0 5 0
SUB TOTAL 704.7 29 21.6 122.9 2.04
12 AR025 Nasi Putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 150 359.5 6 0.6 79.6 0.4
13 FR052 Ayam Goreng Ayam goreng 338 35.2 20.6 0.4 0 58 50 99.6 7.9 10 1.1 0
14 CP061 Tahu asam Tahu, mentah 80 10.9 4.7 0.8 0.1 100 50 39.9 5.4 2.3 0.4 0.05
15 KR012 manis Minyak kelapa sawit 884 0 100 0 0 100 3 6.3 0 3 0 0
16 DR008 Bobor bayam Bayam, segar 16 0.9 0.4 2.9 0.7 71 100 37 3.7 0.2 7.3 0.7
17 Santan 106 1.0 10.1 4.6 0 100 10 35.4 0.3 3.3 1.5 0
18 ER068 Buah pisang Pisang Ambon 108 1 0.8 24.3 1.9 75 100 92 1 0.5 23.4
SUB TOTAL 736.2 29.6 21.6 114.1 1.15
19 AR025 Nasi Putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 200 359.5 6 0.6 79.6 0.4
20 FR020 Telur dadar Telur dadar 251 16.3 19.4 1.4 0 90 45 104.9 7.3 8 3.1 0
21 CP008 Tempe goreng Tempe goreng 350 24.5 26.6 10.4 4.2 100 50 56.1 3.5 4.4 0.4 2.1
22 DR148 Cah Taoge Taoge 34 3.7 1.2 4.3 1.1 100 50 17 1.9 0.6 2.2 0.55
23 GR112 Ikan asin 193 42 1.5 0 0 100 10 24.5 5.3 0.2 0 0
24 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 5 10.6 0 5 0 0
SUB TOTAL 694.2 28.8 23.1 87.1 3.05
139
TOTAL 2135.1 87.4 66.3 324.1 6.24
140
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 7
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BERA
NO MENU KALOR PROTEI LEMAK KH SERA BDD KALOR PROTEIN LEMAK KH SERAT
DKPI MAKANAN T
I N T I
1 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 200 359,5 6 0,6 79,6 0.4
2 CP061 Tahu tepung Tahu, mentah 80 10.9 4.7 0.8 0.1 100 50 34 3,9 0,8 62 0.05
3 AR053 Tepung terigu 333 9.0 1.0 77.2 0.3 100 10 18,3 0,9 0,1 3,9 0.03
4 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 5 45,1 0,4 0,1 0 0
5 FR005 Bola-bola Daging ayam 298 18.2 25 0 0 58 70 226,5 13,7 18,8 0 0
6 KR012 ayam Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 3 27,1 0 3 0 0
7 DR116 Soup merah Wortel, segar 36 1 0.6 7.9 1 88 30 12,6 0,4 0,1 2,8 0.3
8 DR013 Buncis,Segar 34 2.4 0.3 7.2 1.9 90 20 7 0,5 0 1,5 0.38
SUB TOTAL 730,1 25,8 23,5 149,8 1,16
9 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 250 449,3 7,5 0,8 99,5 0.5
10 FR021 Lapis daging Daging sapi 201 18.8 14 0 0 100 50 103,5 10,8 8,4 0 0
11 CP007 Botok tempe Tempe, Mentah 201 20.8 8.8 13.5 1.4 100 30 44,7 5,5 1,2 3,8 0.42
12 CP055 Kelapa parut 180 4 15 10 0 53 5 3,4 0,1 0 0,7 0
13 DR148 Sayur asem Tauge 34 3.7 1.2 4.3 1.1 100 10 6,7 0,9 0,3 0,6 0.11
14 DR107 Kangkung 28 3.4 0.7 3.9 2 70 30 8,7 0,9 0,1 1,6 0.6
15 ER067 Buah Papaya Papaya 46 0.5 0 12.2 0 75 70 32,2 0,4 0 8,5
SUB TOTAL 704,8 29,7 12,6 116 1.63
16 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 200 359,5 6 0,6 79,6 0.4
17 FR005 Ayam as manis Daging ayam 298 18.2 25 0 0 58 75 226,5 13,7 18,8 0 0
18 CP061 Perkedel tahu Tahu, mentah 80 10.9 4.7 0.8 0.1 100 30 20,4 2,3 1,4 0,5 0.03
19 DR116 Wortel, segar 36 1 0.6 7.9 1 88 10 4,2 0,1 0 0,9 0.1
20 AR053 Tepung terigu 333 9.0 1.0 77.2 0.3 100 5 18,3 0,4 0,1 3,9 0.015
19 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 3 90,2 0 10 0 0
21 DR116 Wortel 36 1 0.6 7.9 1 88 10 4,2 2,3 0 0,9 0.1
Tumis wortel
22 DR044 Kubis 51 2.5 1.1 8 3.4 100 30 7,2 0,4 0,1 1,9 1.02
+ kubis
23 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 3 27,1 0 3 0 0
SUB TOTAL 757,6 25,2 34 87,7 1.6
141
TOTAL 2192,5 80,7 70,1 149,8 4.45
142
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 8
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BERA
NO MENU KALOR PROTEI LEMAK KH SERA BDD KALOR PROTEIN LEMAK KH SERAT
DKPI MAKANAN T
I N T I
1 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 200 359,5 6 0,6 79,6 0.4
2 CP061 Tahu goreng Tahu,Mentah 80 10.9 4.7 0.8 0.1 100 50 34 3,9 2,3 0,8 0.04
3 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 5 45,1 0 5 0 0
4 GR053 Ikan patin 132 17 6.6 1,1 0 80 65 73,5 11,1 2,9 0 0
Bola-bola ikan
5 AR053 Tepung terigu 333 9.0 1.0 77.2 0.3 100 10 36,5 0,9 0,1 7,7 0.03
patin
6 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 5 45,1 0 5 0 0
7 DR116 Sup gambas Gambas 19 0.8 0.2 4.1 0 40 7,2 0,3 0,1 149,3 0
SUB TOTAL 577,1 19,6 13,9 85,3 0.47
8 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 250 449,3 7,5 0,8 99,5 0.5
9 FR021 Krengseng Daging sapi 201 18.8 14 0 0 100 75 155,3 13,5 10,5 0 0
10 KR012 daging Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 5 45,1 0 5 0 0
11 DR092 Jagung 35 2.2 0.1 7.4 0 100 30 42 1,4 0,4 9,9 0
Bakwan
12 MP007 Gula putih 394 0 0 94 0 100 5 18,2 0 0 4,7 0
jagung
13 AR053 Tepung terigu 333 9.0 1.0 77.2 0.3 100 5 18,3 0,4 0,1 3,9 0.015
14 DR166 Sayur Lodeh Terong 28 1.1 0.2 5.5 0 87 15 3,6 0,2 0 0,8 0
15 CP040 Kacang panjang 12.2 357 17.3 1.5 68.6 75 20 8,8 0,5 0,1 1,6 13.72
16 Santan 106 1.0 10.1 4.6 0 100 5 6,1 0,1 0,5 0,4 0
17 ER099 Semangka Semangka 28 0.5 0.2 6.9 0 46 75 21 0,4 0,2 5,2 0
SUB TOTAL 767,7 24 17,6 126 14,23
18 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 200 359,5 6 0,6 79,6 0.4
19 GR036 Kakap goreng Ikan kakap 92 20 0.7 0 0 80 70 79,1 11,9 3,2 0 0
20 AR053 tepung Tepung terigu 333 9.0 1.0 77.2 0.3 100 15 36,5 0,9 0,1 7,7 0.015
21 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 10 90,2 0 10 0 0
22 CP061 Tahu gejrot Tahu,Mentah 80 10.9 4.7 0.8 0.1 100 30 20,4 2,3 1,4 0,5 0.03
23 MR006 Gula merah 386 3 10 76 0 100 3 11,6 0,1 0,3 2,3 0
24 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 10 90,2 0 10 0 0
25 DR151 Capcay kuah Sawi 28 2.3 0.3 4 0 87 20 4,4 0,5 0,1 1,7 0
143
26 DR116 Wortel, segar 36 1 0.6 7.9 1 88 20 8,4 0,2 0,1 1,9 0.2
27 FR005 Telur ayam 154 12.4 10.8 0.7 0 90 5 40,5 3,2 2,9 0,2 0
SUB TOTAL 740,8 25,1 28,7 93,9 0.645
TOTAL 2109,4 71,3 62,3 457,3 15,3
144
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 9
KOD NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
BAHAN BERA
NO E MENU KALOR PROTEI LEMAK KH SERA BDD KALOR PROTEIN LEMAK KH SERAT
MAKANAN T
DKPI I N T I
1 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 200 359,5 6 0,6 79,6 0.4
2 CP061 Tahu Krispi Tahu,Mentah 80 10.9 4.7 0.8 0.1 100 50 34 3,9 2,3 0,8 0.03
3 FR005 Fuyunghai Daging Ayam 298 18.2 25 0 0 58 75 226,5 13,7 18,8 0 0
4 NR033 Saus tomat 110 2 0.4 24.5 0 100 10 9,8 0,2 0 2,5 0
5 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 3 27,1 0 3 0 0
6 DR142 Sawi putih 9 1 0.1 1.7 0.8 87 10 2,2 0,2 0 0,4 0.08
Ca sawi putih
7 DR116 Wortel, segar 36 1 0.6 7.9 1 88 20 8,4 0,2 0,1 1,9 0.2
+ wortel
8 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 10 90,2 0 10 10 0
SUB TOTAL 757,7 24,2 34,8 85,2 0.71
9 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0.3 39.8 0.2 100 250 449,3 7,5 0,8 99,5 0.5
10 FR005 Daging goreng Daging ayam 298 18.2 25 0 0 58 75 226,5 13,7 18,8 0 0
11 KR012 suwir Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 10 90,2 0 10 0 0
12 CP007 Botok tempe Tempe, Mentah 201 20.8 8.8 13.5 1.4 100 30 44,7 5,5 1,2 3,8 0.42
13 CP055 Kelapa parut 180 4 15 10 0 53 10 6,8 0,1 0,1 1,4 0
14 DR148 Tauge 34 3.7 1.2 4.3 1.1 100 20 4,6 0,6 0 0,8 0.22
Sayur asem
15 CP040 Kacang panjang 12.2 357 17.3 1.5 68.6 75 20 8,8 0,5 0,1 1,6 13.72
jakarta
16 DR116 Wortel, segar 36 1 0.6 7.9 1 88 10 4,2 0,1 0 0,9 0.1
17 ER036 Buah Jeruk 45 0.9 0.2 0.2 11.2 72 50 22,5 0,5 0,1 5,6
SUB TOTAL 857.6 21,6 17,2 108 14,96
18 AR106 Mie goreng Mie Basah 86 0.6 3.3 14.0 0 100 200 172 1,2 6,6 28 0
jawa
19 FR005 Telur mata sapi Telur ayam 154 12.4 10.8 0.7 0 90 50 81 6,4 5,8 0,4 0
20 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 10 90,2 0 10 0 0
21 CP061 Tahu,Mentah 80 10.9 4.7 0.8 0.1 100 30 20,4 2,3 1,4 0,5 0.03
Tahu goreng
22 AR053 Tepung terigu 333 9.0 1.0 77.2 0.3 100 15 54,8 1,3 0,2 11,6 15
tepung
23 KR012 Minyak Kelapa Sawit 884 0 100 0 0 100 10 90,2 0 10 0 10
SUB TOTAL 508,6 11,2 34 40,5 0,045
TOTAL 2123,9 52,7 34,8 239,3 15,7
145
Standar Bahan Makanan Biasa Kelas 3 Menu 10
NILAI GIZI PER 100 GRAM BAHAN NILAI GIZI
KODE BAHAN BER
NO MENU KALOR PROTEIN LEMAK KH SERA BDD KALOR PROTEIN LEMA KH SERAT
DKPI MAKANAN AT
I T I K
1 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 250 449,3 7,5 0,8 99,5 0.5
2 FR005 Sate ayam lilit Daging ayam 302 18.2 25 0 0 90 50 148,9 9,1 12,5 0 0
3 CP055 Kelapa parut 180 4 15 10 4.5 53 10 17,7 0,2 1,7 0,8 0.4
4 CP007 Tempe bb kare Tempe 149 18.3 4 12.7 1.4 100 35 69,7 6,7 2,7 5,9 0.5
5 MP007 Gula pasir 364 0 0 94 0 100 10 39,4 0 0 9,4 0
6 DR013 Tumis buncis Buncis 35 2.4 0.2 7.7 3.2 90 50 17,4 0,9 0,2 4 1.6
7 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 5 10,6 0 5 0 0
SUB TOTAL 753 24,4 22,8 119,6 3
8 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 250 449,3 7,5 0,8 99,5 0.5
9 FR005 Ayam panggang Daging ayam 302 18.2 25 0 0 90 70 208,5 12,7 17,5 0 0
10 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 5 10,6 0 5 0 0
11 CP067 Tahu bb bali Tahu 68 7.8 4.6 1.6 0.1 100 30 23,9 3,3 1,4 0,2 0
12 MP007 Gula pasir 364 0 0 94 0 100 5 19,7 0 0 ,7 0
13 DR148 Urap sayuran Tauge 23 2.9 0.2 4.1 1.1 100 5 1,7 0,2 0,1 0,2 0.1
14 CP040 Kacang panjang 44 2.7 0.3 7.8 3.2 75 5 1,7 0,1 0 0,4 0.2
15 DR076 Daun singkong 73 6.8 1.2 13 2.4 87 5 2,5 0,3 0,1 0,4 0.1
16 Kelapa parut 180 4 15 10 4.5 53 10 17,7 0,2 1,7 0,8 0.4
17 ER067 Buah Melon 28 0.5 0.2 6.9 0.2 58 100 38,2 0,6 0,2 8,3 0.2
SUB TOTAL 773,9 24,9 26,7 114,4 1.5
18 AR025 Nasi putih Nasi putih 180 3 0,3 39,8 0,2 100 250 449,3 7,5 0,8 99,5 0.5
19 FR021 Lapis daging Daging sapi 207 18.8 14 0 0 100 50 140,5 13,2 9,8 0 0
20 NR023 Kecap 46 5.7 1.3 9 0 100 10 7,1 0,6 0,1 0,9 0
21 CP007 Tempe 149 18.3 4 12.7 1.4 100 30 69,7 6,7 2,7 5,9 0.4
Tempe tepung
22 AR053 Adonan tepung 365 8.9 1.3 77.3 0.3 100 5 16,6 0,4 0,1 3,9 0
roti
23 KR012 Minyak goreng 902 0 100 0 0 100 5 17,5 0,1 0 4,1 0
146
24 DR076 Daun singkong 73 6.8 1.2 13 2.4 87 5 10,6 0 5 0 0.1
Bobor daun
25 DR092 Jagung pipil 307 7.9 3.4 63.6 2.8 90 5 2,5 0,3 0,1 0,4 0.1
singkong
26 Santan 180 4 15 10 4.5 53 5 5,4 0,2 0,1 1,3 0.9
SUB TOTAL 731,4 29,1 19,6 116,7 2
TOTAL 2258,3 78,4 69,1 350,7 6.5
147
LAMPIRAN 5
148
Perhitungan Menu Kelas VIP A,B,C,D dan Covid
Perhitungan Menu Kelas VIP A Menu Ke 1
Bumbu :
= 30% x Rp. 39.930
= Rp. 11.979,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
149
Total keseluruhan : Rp. 59.900,-
150
Perhitungan Menu Kelas VIP A Menu Ke 2
151
Total keseluruhan : Rp. 53.669,-
Jenis Tenaga Jumlah Gaji/Orang Total Perbulan
Ahli Gizi / Catering 3 Rp.3.000.000,- Rp 9.000.000,-
Pemasak 10 Rp 2.300.000,- Rp 23.000.000,-
Penyaji 9 Rp 2.300.000,- Rp 20.700.000,-
Kordinator 2 Rp 3.000.000,- Rp 6.000.000,-
Admin & Petugas Belanja 1 Rp 3.000.000,0 Rp 3.000.000,-
Total biaya tenaga pebulan Rp 61.700.000,-
Biaya tenaga untuk 1 porsi makanan dengan rata-rata Rp 3.910,-
526 porsi/hari
152
Perhitungan Menu Kelas VIP B Menu Ke 3
153
Bumbu :
= 30% x Rp. 27.975
= Rp. 8.392,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
Total keseluruhan : Rp. 44.367,-
Jenis Tenaga Jumlah Gaji/Orang Total Perbulan
Ahli Gizi / Catering 3 Rp.3.000.000,- Rp 9.000.000,-
Pemasak 10 Rp 2.300.000,- Rp 23.000.000,-
Penyaji 9 Rp 2.300.000,- Rp 20.700.000,-
Kordinator 2 Rp 3.000.000,- Rp 6.000.000,-
Admin & Petugas Belanja 1 Rp 3.000.000,0 Rp 3.000.000,-
Total biaya tenaga pebulan Rp 61.700.000,-
Biaya tenaga untuk 1 porsi makanan dengan rata-rata Rp 3.910,-
526 porsi/hari
154
Unsur biaya Jumlah
155
Taoge 25 Rp 2.000,- Rp 50,-
Bakso sapi 30 Rp. 10.000,- Rp. 300,-
Melon rock Melon 150 Rp. 10.000,- Rp. 1500,-
Snack Serawut Singkong 25 Rp. 6.000,- Rp. 150,-
singkong
Sub total Rp 7410,-
TOTAL Rp. 24.535,-
Bumbu :
= 30% x Rp. 24.535
= Rp. 7.360,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
Total keseluruhan : Rp. 39.895,-
156
Unsur biaya Jumlah
157
Perhitungan Menu Kelas VIP C Menu Ke 5
158
Jagung manis 30 Rp. 6.000,- Rp. 180,-
Apel Fuji Apel 150 Rp. 40.000,- Rp. 6818,-
Sub total Rp 13.118,-
TOTAL Rp. 43.958,-
Bumbu :
= 30% x Rp. 43.958
= Rp. 13.187,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
Total keseluruhan : Rp. 65.145,-
159
Unsur biaya Jumlah
160
Malam Nasi putih Beras 180 Rp. 12.000,- Rp. 2.160,-
Gurami bakar Ikan gurami 100 Rp. 40.000,- Rp. 4.000,-
Tahu goreng Tahu 50 Rp 10.000,- Rp 500,-
Telur asin 50 Rp 25.000,- Rp 1.250
Oseng Kangkung 100 Rp. 1500,- Rp. 150,-
kangkung
Udang 10 Rp. 72.000,- Rp. 720,-
Buah papaya Papaya 150 Rp. 5.000,- Rp. 750,-
Sub total Rp 9.530,-
TOTAL Rp. 42.425,-
Bumbu :
= 30% x Rp. 42.425
= Rp. 12.727,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
Total keseluruhan : Rp. 63.152,-
161
Unsur biaya Jumlah
162
Malam Nasi putih Beras 180 Rp. 12.000,- Rp. 2.160,-
Udang asam Udang 75 Rp. 72.000,- Rp. 5.400,-
manis
Tahu goreng Tahu 50 Rp. 10.000,- Rp. 500,-
Cah sayuran Sawi daging 50 Rp. 13.000,- Rp. 650,-
Sawi putih 50 Rp. 10.000,- Rp. 500,-
Buah melon Melon rock 150 Rp. 18.000,- Rp. 2.700,-
rock
Rp. 11.910,-
TOTAL Rp. 53.557,-
Bumbu :
= 30% x Rp. 53.557
= Rp. 16.067,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
Total keseluruhan : Rp. 77.624,-
163
Biaya overhead untuk 1 porsi
makanan dengan rata-rata 526 Rp 2.411,-
porsi/hari
164
Sub total Rp 3.800,-
Malam Nasi putih Beras 180 Rp. 12.000,- Rp. 2.160,-
Rolade Daging 50 Rp. 110.000,- Rp. 5.500,-
daging
goreng telur
Telur 10 Rp 22.000,- Rp. 220,-
Perkedel Kentang 50 Rp. 13000,- Rp. 650,-
kentang
Daging 10 Rp. 110.000,- Rp. 1100,-
Jeruk manis Jeruk manis 150 Rp. 22.000,- Rp. 3.300,-
Sub total Rp 14.910,-
TOTAL Rp. 38.692,-
Bumbu :
= 30% x Rp. 38.692
= Rp. 11.607,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
Total keseluruhan : Rp. 58.299,-
165
sabun cuci piring dll
Biaya overhead untuk 1 porsi
makanan dengan rata-rata 526 Rp 2.411,-
porsi/hari
166
Malam Nasi putih Beras 180 Rp. 12.000,- Rp. 2.160,-
Oseng-oseng Kacang 75 Rp. 17.000,- Rp. 1.275,-
panjang
Wortel 25 Rp. 20.000,- Rp. 500,-
Bakso 25 Rp. 75.000,- Rp. 1.875,-
Ayam goreng Ayam 75 Rp. 38.000,- Rp. 2.850,-
lengkuas
Tahu balado Tahu 50 Rp. 15.000,- Rp. 750,-
Semangka Semangka 150 Rp. 9.000,- Rp. 1.350,-
Snack Lumpur Kentang 50 Rp. 31.000,- Rp. 1.550,-
Sub total Rp 13.118,-
TOTAL Rp. 39.138,-
Bumbu :
= 30% x Rp. 39.138,-
= Rp. 11.741,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
Total keseluruhan : Rp. 58.879,-
167
sabun cuci piring dll
Biaya overhead untuk 1 porsi
makanan dengan rata-rata 526 Rp 2.411,-
porsi/hari
168
Perhitungan Menu Kelas COVID Menu Ke 10
169
Bumbu :
= 30% x Rp. 42.800,-
= Rp. 12.840,-
Air mineral :
= 3 liter (@1,5lt) x Rp. 4.000,-
= Rp. 8.000,-
Total keseluruhan : Rp. 63.640,-
170
Unsur biaya Jumlah
171
LAMPIRAN 6
172
173
174
175
176
LAMPIRAN 7
177
SOP PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
SOP Penerimaan Bahan Makanan
1. Instalasi Gizi
Unit Terkait
2. Pihak Semi Out-sourcing (Katering)
178
179
SOP PEMANTAUAN PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
180
SOP PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
181
1. Instalasi Gizi
Unit Terkait
2. Pihak Semi Out-sourcing (Katering)
182
SOP PEMANTAUAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
183
SOP PERSIAPAN BAHAN MAKANAN
184
SOP PEMANTAUAN PERSIAPAN BAHAN MAKANAN
185
SOP PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
186
SOP PEMANTAUAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
187
SOP DISTRIBUSI MAKANAN
188
SOP DISTRIBUSI MAKANAN DAN ALAT MAKAN
189
SOP PEMANTAUAN DISTRIBUSI MAKANAN
190
SOP PENCUCIAN TROLY MAKANAN
191
SOP PEMBERSIHAN CHILLER DAN FREEZER
192
SOP PEMBERSIHAN KOMPOR
193
SOP PEMANTAUAN SISA MAKANAN PASIEN (WASTE FOOD)
194
LAMPIRAN 8
195
FORM MONITORING OLEH QC
196
Form Monitoring Penyimpanan Bahan Makanan Kering
197
Form Monitoring Persiapan Bahan Makanan
198
Form Monitoring Distribusi Makanan
199
Form Monitoring Pencucian Alat Makan
200
Form Monitoring Personal Hygine Sanitasi
201
Form Monitoring Galon dan Drink jar
202
FORM CEKLIST SUHU RUANG
203
FORM CEKLIST SUHU RUANG
204
FORM CEKLIST SUHU RUANG
205
FORM CEKLIST SUHU RUANG
206
FORM CEKLIST
Form ceklist pembersihan Rice cooker Form Ceklis Pembersihan Tandon Air
207