Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Econosains E-ISSN: 2252-8490

Vol. 14 No. 1, Maret 2016 http://doi.org/ 10.21009/econosains.014.1.5

TINGKAT DAYA SAING EKONOMI DAERAH KABUPATEN


JENEPONTO

Saparuddin M
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
saparuddin@feunj.ac.id

ABSTRACT

Problems in the study that the lift is the extent to which the advantages of
each economic indicator that could support the policy direction of regional
economic competitiveness Jeneponto.
The research method used is descriptive analysis. By describing each
economic variables.The research results are obtained is found that the
competitiveness of economic variables in Jeneponto still show low levels of
competitiveness in comparison with other districts in South Sulawesi
province. This can be seen from almost all economic sectors in Jeneponto
ratio or index of economic variables at the bottom compared to other districts
in South Sulawesi province.

Key Words : Daya saing ekonomi, sektor


ekonomi

58
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593
PENDAHULUAN
Tujuan penguatan daya saing daerah dan kabupaten di Indonesia. Dalam
untuk mencapai kesejahteraan menciptakan kota dan kabupaten yang
masyarakat, caranya dengan berkelanjutan, diperlukan lima prinsip
pembangunan yang berkelanjutan. dasar, yaitu environment (ecology),
Bruntland (1987) mengemukakan economy (employment), equity,
bahwa pembangunan berkelanjutan engagement and energy (Research
merupakan pembangunan yang mampu Triangle Institute, 1996).
memenuhi kebutuhan manusia pada
masa kini tanpa melupakan kemampuan Permasalahan-permasalahan
manusia dalam memenuhi kebutuhan substansial yang merupakan isu-isu
mereka di masa yang akan datang. pembangunan yang akan diselesaikan
Konsep pembangunan berkelanjutan kedepan yang di hadapi oleh
ini, kini sudah menjadi tujuan dalam Kabupaten Jeneponto, antara lain :
pembangunan dan pengembangan kota

Gambar : Kondisi IPM di Sulawesi Selatan


Sumber : Data Statistik IPM Sul-Sel (2014)

Kabupaten Jeneponto termasuk daerah daerah.


yang tingkat kemiskinannya berada di
urutan kedua teratas setelah Kabupaten
Pangkep. Kondisi ini tentu sangat
memprihatinkan sekaligus menjadi
pekerjaan utama bagi pemerintah
59
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593
Tabel : Kapasistas Fiskal Daerah Sulawesi Selatan

Gambar : Ketertinggalan Wilayah di Sulawesi Selatan

Sumber : Bappeda Provinsi Sul-Sel 2012

Tingkat daya saing (competitiveness) wilayah dan sektor unggulan) di


merupakan salah satu parameter dalam Kabupaten Jeneponto.
konsep kota berkelanjutan. Semakin
tinggi tingkat daya saing suatu kota, maka Dalam pengembangan kawasan
tingkat kesejahteraan masyarakatnya strategis, struktur wilayah, sektor
pun semakin tinggi. Variabel-variabel unggulan, dan visi, serta misi; untuk
yang diukur dalam pengukuran tingkat melihat sejauh mana keunggulan dari
daya saing pada penelitian ini adalah masing-masing indikator ekonomi
variabel perekonomian daerah, variabel tersebut dapat mendukung arah
infrastruktur dan sumber daya alam, kebijakan daya saing ekonomi daerah
serta variabel sumber daya manusia. dan Kabupaten Jeneponto.
membandingkannya dengan kebijakan
(fungsi kawasan strategis, struktur

KAJIAN PUSTAKA
George S. Day, dkk dalam “Assesing Diagnosing Competitive Superiority”,
Advantage : A Framework for bahwa keunggulan komparatif dapat
60
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593
diidentifikasi, sebagai berikut : a)
Keunggulan METODE PENELITIAN
sumberdaya,(keterampilan/keahlian, Pengukuran tingkat daya saing ekonomi
kendali/kontrol, b) keunggulan letak, di Kabupaten Jeneponto Propinsi
c) keunggulan kinerja hasil akhir Sulawesi Selatan ini merupakan
Dalam pandangan yang lain bahwa penelitian deskriptif kualitatif, di mana
keunggulan bisa tercipta kare na : a) tahapan dalam penelitian ini adalah
tingginya kualitas kerja dan pelayan sebagai berikut.
kepada publik, b) tingginya muatan
teknologi, c) faktor biaya, d) 1. Tahap Pengumpulan Data
tersedianya dana investasi, e) Pengumpulan data dilakukan dengan :
kemampuan manajemen, f) 1. Survey Sekunder, untuk memperoleh
keunggulan kualitas manusia, g)
data terkait nilai dari sub variable-sub
kuatnya budaya dan tingginya
variable yang telah ditetapkan
semangat kewirausahaan, dan h)
efektivitas dan efisiensi dalam
penggunaan sumberdaya, serta i) 2. Survey Primer, dengan maksud untuk
kebijakan pemerintah yang kondusif mengetahui pendapat para ahli atau
(Frinces, 2013). orang yang berkompeten di bidangnya,
Konsepsi daya saing terkait dua hal yang nantinya akan memberikan bobot
penting yaitu : a) persepsi orang, dan atas perbandingan relatif antar sub
b) adanya atribut dominan dari aspek variabel untuk digunakan dalam AHP.
organisasi dan produk. Tahap Analisis
Dari aspek persepsi, daya saing
merupakan bentuk dari persepsi lawan PEMBAHASAN
atau pelanggan terhadap organisasi Perekonomian daerah Kabupaten
dan atau produk, sementara dari aspek Jeneponto
organisasi, hal yang membantu
terciptanya daya saing adalah A. Produk Domestik Regional Bruto
organisasi tersebut mampu (PDRB)
memproduksi outputnya dengan Selama periode tahun 2011-
pendekatan manaejemen modern 2015 perekonomian Kabupaten
yang dilakukan secara efisien, efektif, Jeneponto selalu mengalami
produktif, dan optimal. pertumbuhan secara fluktuatif. Untuk
Proses penciptaan daya saing juga pertumbuhan ekonomi mempunyai
dapat diciptakan dari dua hal, yakni : rata-rata 7,41%. Di Kabupaten
1) daya saing dapat diciptakan secara Jeneponto pada tahun 2011
langsung dalam proses secara pertumbuhanya sebesar 7,32 persen
bertahap/gradual dengan waktu yang sedangkan pada tahun 2012 terjadi
cukup panjang, 2) daya saing dapat penurunan pertumbuhan sebesar 7,27
diciptakan secara tidak langsung oleh persen sama halnya di tahun 2013
adanya perubahan sistim, kemauan, terjadi juga penurunan pertumbuhan
kemampuan, dan keberanian untuk
sebesar 6,97persen terus di tahun
melakukan perubahan strategis.
2014 terjadi peningkatan sebesar 7,71
Pengukuran tingkat daya saing ekonomi
persen dan di tahun 2015 sebesar 7,80
di Kabupaten Jeneponto Propinsi
Sulawesi Selatan ini merupakan persen. Selama lima tahun terakhir
penelitian deskriptif kualitatif, di mana (2011-2015), total nilai tambah oleh
tahapan dalam penelitian ini adalah aktifitas sektor-sektor ekonomi yang
sebagai berikut. berada di wilayah kabuapten
jeneponto baik atas dasar harga
61
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593
berlaku maupun atas dasar harga mengurangi pengeluaranya untuk
konstan ,secara konsisten mengalami konsumsi guna untuk menambah
peningkatan dari tahun ke tabungan mereka karena msayarakat
tahun,penIngkatan yang lebih besar Kabupaten Jeneponto mempunyai
pada PDRB atas dasar harga berlaku di harapan bahwa uang mereka akan
bandingkan PDRB atas dasar harga bertambah pada bulan berikutnya .Dan
konstan yang menunjukkan adanya sebaliknya pada tahun 2015 terjadi
perubahan nilai rupiah atau terjadi penurunan tabungan masyarakat
inflasi. Dengan kata lain,rasio PDRB Kabupaten Jeneponto di karenakan
atas dasar berlaku denga PDRB atas terjadi inflasi meningkat dan suku
dasar harga konstan yang semakin bunga menurun sehingga masyarakat
tinggi menunjukkan adanya akan menambah permintaan terhadap
peningkatan biaya produksi,meski barang konsumsi, jadi akan
demikian ,PDRB Kabupaten jeneponto menyebabkan daya tabung masyarakat
tetap memperlihatkan pertumbuhan Kabupaten Jeneponto menurun .
ekonomi yang terus konsisten Laju pertumbuhan produktivitas
meskipun di tahun 2013 pertumbuhan sektor industri di Kabupaten
menurun sebesar 6,97 Jeneponto padatahun 2011-2015 . Laju
persen,walaupun pada tahun 2013 pertumbuhan produktivitas sektor
pertumbuhan menurun sebesar 6,97 industri di Kabupaten Jeneponto di
persen, tetapi pembangunan ekonomi mana sektor pertanian dan sektor
di kabupaten jeneponto terus membaik keuangan sewa dan jasa masih dominan
di lihat dari PDRB atas dasar harga dalam peningkatan PDRB di pada
berlaku dan PDRB atas dasar harga tahun 2011 yang paling banyak
konstan tiap tahun meningkat. berkontribusi laju
Tabungan di Kabupaten Jeneponto pertumbuhan sektor industri yakni
periode 2011-2015 mengalami sektor industri pertanian sebesar
peningkatan penabung yaitu pada 8,63 persen,sektor industri listrik gas
tahun 2014 sebesar Rp 98.788.700 ,- dan air bersih sebesar 9,77 persen,dan
dan terjadi penurunan pada tahun sektor industri keuangan sewa dan jasa
2015 sebesar Rp 93.357.350,-. sebesar 10,28 persen sedangkan di
Tabungan di Jabupaten Jeneponto tahun 2012 sektor industri pertanian
melalui kantor pos pada tahun 2011 mengalami penurunan laju
sebesar Rp 49.925.000,- terjadi pertumbuhan sebesar 8,19
peningkatan tabungan pada tahun persen,sektor industri listrik gas dan air
2012 sebesar Rp 51.219.000,- sama bersih mengalami peningkatan sebesar
halnya dengan tahun 2013 terjadi 13,39 persen dan sektor industri
peningkatan tabungan drastis sebesar keuangan sewa dan jasa mengalami
Rp 87.926.000 di mana pada tahun
peningkatan sebesar 12,89 persen
2014 terjadi peningkatan tabungan
selanjutnya di Tahun 2013 sektor
lagi sebesar Rp 98.788.700,- dan di
tahun 2015 terjadi penurunan industri pertanian mengalami
tabungan sebesar Rp 93.357.350,-. penurunan laju pertumbuhan lagi
Peningkatan tabungan masyarakat sebesar 7,00 persen,sektor industri
Kabupaten Jeneponto di tahun listrik gas dan air bersih mengalami
2011,2012,2013 dan 2014 di sebabkan penurunan sebesar 12,94 persen dan
oleh inflasi yang menurun dan tingkat sektor industri keuangan sewa dan jasa
suku bunga lebih tinggi sehingga mengalami penrunan sebesar 11,09
masyarakat kabupaten jeneponto selanjutnya pada tahun 2014 sektor
62
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593
industry pertanian mengalami industri keuangan sewa dan jasa
peninkatan laju pertumbuhan sebesar mengalami peningkatan sebesar 11,99
8,45 persen,sektor industri listrik gas .dan pada tahun 2015 sektor industri
dan air bersih mengalami peningkatan pertanian mengalami peningkatan laju
sebesar 13.52 persen dan sector pertumbuhan sebesar 8,62
persen, sektor industri listrik gas dan halnya dengan tahun 2014 yang laju
air bersih mengalami penurunan pertumbuhanya terjadi peningkatan
sebesar 13,23 persen dan sektor industri sebesar 5,44 persen terus di tahun
keuangan sewa dan jasa mengalami 2015 terjadi penurunan lagi sebesar
penrunan sebesar 11,54 persen. Hal yang 5,31. Jasa-jasa lainya di kabupaten
menyebabkan peningkatan laju jeneponto pada tahun 2011 sebesar
pertumbuhan sektor industri pertanian 29,53 di mana pada tahun 2012 terjadi
bisa diakibatkan oleh perubahan iklim peningkatan 29,76 persen dan pada
yang berpengaruh pada ketersediaan air tahun 2013 sama halnya dengan tahun
untuk pengairan lahan pertanian yang 2014 terjadi peningkatan sebesar 29,98
kondisinya bagus, sedangkan di sektor persen terus di tahun 2015 terjadi
listrik, gas dan air bersih mengalami penurunan sebesar 29,87 persen. Hal
peningkatan di sebabkan meningkatnya yang menyebabkan terjadi penurunan
permintaan mayarakat kabupaten pertumbuhan di sektor jasa kabupaten
jeneponto di sebabkan oleh beberapa
jeneponto terhadap listrik, gas dan air
pelaku usaha sektor jasa di kabupaten
bersih, demikian halnya air bersih
jeneponto jalan di tempat dan tidak
memberikan sumbangan kedua terbesar
terlihatanya berbagai inovasi yang di
dalam membentuk PDRB sektor listrik
lakukan sehingga berdampak pada
Gas dan air, dan di sektor industri
pertumbuhan sektor jasa ,sedangkan
keuangan sewa dan jasa meningkat di peningkatan sektor jasa di kabupaten
sebabkan di bidang keuangan yakni jenponto terjadi karena meningkatnya
pegadaian,pembiayaa,koperasi dan pertumbuhan sektor jasa darat, dan laut
perbankan yang pertumbuhanya pesat yang terkait dengan arus distribusi
, di mana masyarakat banyak barang antarwilayah serta jasa
menggunakan jasa keuangan,sewa,perusahaan jasa lainya
perbankan,pegadaian,koperasi dan terkait dengan Terjadinya peningkatan
pembiayaan di Kabupaten Jeneponto. pendapatan masyarakat terutama
Laju pertumbuhan produktivitas kalangan menengah menyebabkan
sektor jasa di Kabupaten Jeneponto naiknya kemampuan menabung setiap
pada tahun 2011 sektor jasa tahun. Sejalan dengan itu lembaga
pengangkutan dan komunikasi sebesar keuangan menawarkan berbagai
2,23 persen dimana pada tahun 2012 alternative simpanan yang
terjadi penurunan sebesar 2,21 memberikan fasilitas kemudahan
persen,dan pada tahun 2013 sama penabung melakukan transaksi.
halnya dengan tahun 2014 yang laju
pertumbuhan sektor jasa pengangkutan Infrastruktur dan Sumber Daya Alam
dan komunikasi sama sebesar 2,22 Kabupaten Jeneponto
persen terus di tahun 2015 terjadi
Ketersediaan dan Kualitas Sumber Daya
penurunan lagi 2,21 persen.
Lahan.
Sedangkan sektor jasa keuangan sewa
dan jasa perusahaan di kabupaten Pada tahun 2015 ketersediaan dan
jeneponto pada tahun 2011 ssebesar kualitas sumber daya lahan Kabupaten
5,07 persen dimana pada tahun 2012 Jeneponto memiliki potensi sumber
terjadi peningkatan sebesar 5,19 daya lahan yang cukup besar
persen,dan pada tahun 2013 sama diperuntukkan untuk kegiatan sosial
dan kegiatan ekonomi masyarakat. Bila
63
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593
berdasarkan jenis penggunaan berfungsi sebagai sarana irigasi,
tanahnya (Land use) , maka pengunaan pembangkit tenaga listrik, penyediaan
tanah yang terluas adalah air baku untuk air bersih dan pariwisata
Tegalan/Kebun yaitu seluas 34.154,14 serta perikanan.
ha atau 45,56% selanjutnya Persawahan Pada tahun 2015 Meskipun sektor
seluas 20.014,08 ha (26,69%), kehutanan memberikan kontribusi
Hutan Negara seluas 9.842,65 ha yang lebih kecil dibanding sektor
(13,12%), Permukiman seluas pertanian terhadap PDRB Kabupaten
4.892,27 ha (6,52%), Tambak seluas Jeneponto yaitu hanya
1.624,95 ha (2,16%), Kolam/Empang 0,03%, namun perannya tidak dapat
seluas 748 ha (0,99%), Perkebunan diabaikan begitu saja karena sebagian
seluas 534,42 ha (0,71%) dan besar hasil sektor kehutanan baik yang
penggunaan terkecil adalah telah melalui proses pengolahan
ladang/huma seluas 313,63 ha (0,42%) maupun tidak, merupakan komoditas
serta penggunaan lainnya seluas ekspor seperti kayu dan hasil
2.854,85 ha (3,81%). olahannya.
Pada tahun 2015 Sumber daya air Kondisi hutan kabupaten Jeneponto
di Kabupaten Jeneponto diperoleh dari cukup memprihatinkan karena
air permukaan dan air tanah namun mengalami penggundulan akibat
belum dikelola secara optimal sehingga kegiatan yang tidak bertanggung jawab
ketersediaan air pada musim kemarau sehingga fungsi hidrologisnya hilang.
masih belum memenuhi kebutuhan
Pada saat musim hujan, aliran
mahluk hidup terutama manusia
(masyarakat). Curah hujan di permukaan (run off) cukup besar yang
Kabupaten Jeneponto setiap tahunnya dapat mengakibatkan erosi. Akibat dari
sangat rendah hanya ± 87 hari hujan. Air erosi tersebut mengakibatkan
hujan yang jatuh ke tanah hampir terjadinya pendangkalan sungai dan
seluruhnya mengalir ke laut melalui bangunan serta saluran irigasi tidak
sungai-sungai dan sangat kurang berfungsi sebagaimana mestinya.
menjadi air tanah. Beberapa bendungan Akibat lain yang ditimbulkan dari
seperti bendungan Kelara, Tino dan kondisi hutan yang gundul adalah
Pokobulo yang sudah dimanfaatkan rendahnya curah hujan dan punahnya
untuk mengairi sawah yang sumber berbagai margasatwa.
airnya berasal dari sungai yang
dibendung. Selain sungai yang sudah Pemerintah Kabupaten Jeneponto
dibendung masih terdapat sungai telah melakukan berbagai upaya untuk
potensial yang perlu penelitian lebih mengamankan kawasan hutan di
lanjut seperti sungai Tamanroya, daerah ini yang sebagian besar dalam
sungai Allu, sungai Kelara dan sungai kondisi kritis, antara lain, melalui
Marayoka di Kecamatan Bangkala. program reboisasi dan penghijauan,
penanaman Tanaman Hutan Rakyat
Sumber daya air yang menjadi (HR) dan penanggulangan kebakaran
harapan Kabupaten Jeneponto adalah hutan, ternak liar dan peladang
waduk Kelara Kareloe dan saat ini berpindah. luas hutan di Kabupaten
dalam tahap perencanaan Jeneponto adalah 9.446 Ha dengan
pembangunan. Jika waduk ini rincian: hutan lindung 9.189 Ha, hutan
terealisasi, maka akan berfungsi produksi terbatas 140 Ha dan Hutan
sebagai waduk multiguna produksi tetap 117 Ha. kawasan hutan
(multipurpose dam), diantaranya dapat yang telah rehabilitasi kembali seluas
64
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593
1380 Ha. reboisasi yang berhasil umur 20-24 angkatan kerja berjumlah
dilakukan seluas 150 Ha atau 541 terus golongan umur 25-29
mengalami penurunan sebesar 20,83% angkatan kerja berjumlah 328
yakni 720 Ha. Sedangkan program selanjutnya golongan umur 30-34
penghijauan yang berhasil dilakukan angkatan kerja berjumlah 137 terus
adalah 200 Ha. golongan umur 35-39 angkatan kerja
berjumlah 179 selanjutnya golongan
Sumber Daya Manusia umur 40-44 berjumlah 119 dan
golongan umur 45 ke atas berjumlah 19
Angka ketergantungan di yang jumlah keseluruhan sebesar 1.524.
kabupaten jeneponto di mana pada
tahun 2011 Jumlah penduduk usia tidak Persentase angkatan kerja di
produktif sebesar 126.298 sedangkan kabupaten jeneponto tahun 2015 di
di tahun 2012 terjadi peningkatan mana perentase angkatan kerja laki-laki
sebesar 127.022 terus di tahun 2013 lebih besar yakni sebesar 28%
terjadi peningkatan juga sebesar dibandingkan persentase angkatan
selanjutnya di tahun 2014 terjadi kerja prempuan 26% yang jumlah total
peninngkatan sebesar 129.493 Dan di keseleruhan persentase angkatan kerja
tahun 2015 terjadi penurunan jumlah di kabupaten di tahun 2015 sebanyak
penduduk usia tidak produktif 54%.
128.792.sedangkan jumlah penduduk Pertumbuhan penduduk yang
usia 15-64 tahun pada tahun 2011 setiap tahun terus meningkat harus
sebesar 219.851 selanjutnya di tahun menjadi perhatian pemerintah dalam
2012 terjadi peningkatan sebesar perencaan pembangunan. Jumlah
221.116 terus di tahun 2013 terjadi penduduk tersebut terbagi habis ke
peningkatan jumlah penduduk usia 15- dalam 80.209 rumah tangga, dimana
64 sebesar 223.794 dan di tahun 2015 rata- rata jumlah anggota rumah tangga
terjadi penurunan sebesar 223.441. Hal sebanyak 4 jiwa.Kecamatan Bangkala
yang menyebabkan angka
merupakan kecamatan dengan jumlah
ketergantungan di kabupaten jeneponto
terbesar yaitu sebesar 51.081 jiwa.
meningkat yakni terjadinya kegagalan
Sedangkan yang terkecil adalah
dalam menurunkan angka fertilitas
Kecamatan Arungkeke, sebesar 18.680
akan memperbesar proporsi penduduk jiwa kepadatan penduduk rata-rata di
non produktif dan penurunan angka Jeneponto sebesar 468 jiwa per
ketergantungan di kabupaten jeneponto kilometer persegi.Pada tahun 2015
di sebabkan oleh adanya keseimbangan terdapat sebanyak 170.368 jiwa
kualitas usia produktif. Menurunya penduduk laki-laki dan 181.807 jiwa
angka ketergantungan dapat penduduk perempuan, dengan rasio
meningkatan perekenomian di suatu
jenis kelamin (sex ratio) 93,76, yang
negara,inilah yang menjelaskan berarti bahwa diantara 100
hubungan pertumbuhan penduduk perempuan terdapat 93 laki-laki.
dengan pertumbuhan ekonomi,di mana
Penduduk menurut kelompok umur
semakin tinggi pertumbuhan penduduk
usia produktif maka berhubungan positif menunjukkan bahwa penduduk pada
terhadap GDP per kapita. usia kerja (15-64 tahun) lebih besar
Angkatan kerja di Kabupaten daripada penduduk di usia non produktif
Jeneponto pada tahun 2015 Di mana (0-14 tahun dan 65+). Relatif
golongan umur 15-19 angkatan kerja menurunnya usia non produktif
berjumlah 201 sedangkan golongan mengindikasikan akan adanya
65
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593
perbaikan kondisi perekonomian
masyarakat, mengingat penduduk usia
produktif memiliki peluang yang lebih
besar untuk bekerja dan menghasilkan
pendapatan. Angka ketergantungan
pada tahun 2015 sebesar 57 dengan kata
lain dari 100 orang usia produktif
menanggung 57 orang usia non
produktif.

DAFTAR PUSTAKA
Frinces, Z. (2013). Membangun Ekonomi
Daerah di Indonesia. Yogyakarta: MM
STIE Mitra Indonesia.

66
Available at:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/econosains/article/view/593

Anda mungkin juga menyukai