Anda di halaman 1dari 9

EDAJ 4 (1) (2015)

Economics Development Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, BELANJA MODAL,


TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Agung Priambodo

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Info Artikel Abstrak
________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh Pendapatan Asli Daerah
Diterima Januari 2015 (PAD), belanja modal, dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. Data yang digunakan
Disetujui Januari 2015 adalah data 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah periode 2008-2012. Metode analisis yang
Dipublikasikan Februari digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi data panel model efek tetap dengan
2015 metode Generalized Least Square (GLS). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan
______________ Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Belanja modal
Keywords: berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja berpengaruh positif terhadap
Economic Growth, Local pertumbuhan ekonomi. PAD, belanja modal, dan tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh
Revenue, Public terhadap pertumbuhan ekonomi. Simpulan dari penelitian ini adalah perlunya mengoptimalkan
Expenditure, Labor. penggalian pajak daerah, alokasi belanja modal diharapkan kepada pembangunan infrastruktur,
____________________ dan perlunya pelatihan atau kursus keterampilan guna peningkatan kualitas tenaga kerja.

Abstract
________________________________________________________________
The purpose of this study was to analyze the effect of local revenues, public expenditure and labor on economic
growth by using the data of 35 regencies/cities in Central Java for periods of 2008-2012. The analysis method
was used Generalized Least Square (GLS) with Fixed Effect Model (FEM). The results showed that the variable
of local revenue is positively related to economic growth, capital expenditure is negatively related to economic
growth and labor is positively related to economic growth. Local revenue, public expenditure and labor jointly
effect economic growth. Suggestions related to this research are needed to optimize collecting local taxes, capital
expenditure directed towards the development of infrastructure, and the need for skills training courses to
improve the quality of labor

© 2015 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: edaj_unnes@yahoo.com

1
Agung Priambodo / Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

utama pembangunan daerah adalah menciptakan


PENDAHULUAN
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
Pembangunan adalah usaha untuk pembangunan, termasuk di dalamnya
menciptakan kesejahteraan rakyat dan pemerataan pendapatan antar daerah.
kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, hasil Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan
pembangunan harus dapat dinikmati oleh ketimpangan pendapatan rendah dapat dicapai
seluruh rakyat sebagai wujud peningkatan namun keduanya tidak dapat dicapai secara
kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan bersamaan(Shin,2012). Untuk mencapai sasaran
merata. Pembangunan ekonomi menjadi sesuatu pembangunan tersebut diperlukan perencanaan
yang sangat penting karena ketika berbicara pembangunan ekonomi yang baik. Hal tersebut
mengenai pembangunan ekonomi berarti di disebabkan karena pada umumnya
dalamnya terdapat sebuah proses pembangunan pembangunan ekonomi suatu daerah berkaitan
yang melibatkan pertumbuhan ekonomi yang erat dengan potensi ekonomi dan karakteristik
diikuti dengan beberapa perubahan. Adanya yang dimiliki dimana pada umumnya berbeda
pembangunan ekonomi bisa jadi akan antar satu daerah dengan daerah lainnya.
mendorong pertumbuhan ekonomi, begitu pula Kinerja perekonomian provinsi-provinsi
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi akan di Pulau Jawa yang dijelaskan dengan
memperlancar proses pembangunan ekonomi. pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa
Paradigma pertumbuhan ekonomi diperlukan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah
untuk kelestarian lingkungan, dan kebijakan yang selama tahun 2008 hingga 2012 mengalami trend
tepat untuk pertumbuhan berkelanjutan secara yang fluktuatif. Untuk memberikan gambaran
social (Xue, 2012). Dengan pertumbuhan mengenai kondisi pertumbuhan ekonomi Jawa
ekonomi yang tinggi maka kesejahteraan Tengah dibandingkan dengan enam propinsi
masyarakat akan terlihat jelas, karena tingginya lainnya yang ada di Pulau Jawa, dapat dilihat
pertumbuhan ekonomi suatu negara diharapkan pada Tabel 1 berikut ini :
dapat menyerap tenaga kerja yang ada.
Pembangunan daerah menjadi bagian
integral dari pembangunan nasional yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu. Sasaran

Tabel 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Pada Enam Propinsi di


Pulau Jawa Menurut Harga Konstan 2000
Tahun 2008-2012 (Persen)
Provinsi Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
DKI Jakarta 6,22 5,02 6,5 6,7 6,53 6,19
Banten 5,77 4,69 6,11 6,59 6,15 5,86
Jawa Barat 5,84 4,19 6,2 6,6 6,28 5,82
Jawa Tengah 5,46 5,14 5,84 6,01 6,34 5,76
DI Yogyakarta 5,02 4,43 4,58 5,17 5,32 4,9
Jawa Timur 5,94 5,01 6,68 7,22 7,27 6,42

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah 2007-2013

Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi. Selama lima tahun terakhir,


pertumbuhan ekonomi pada keenam provinsi di pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah
Pulau Jawa selama tahun 2008-2012 mengalami mengalami peningkatan dan sedikit terjadi
trend yang sedikit fluktuatif. Selama lima tahun fluktuasi. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
terakhir, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Jawa Tengah dapat dilihat pada tahun 2008 sebesar
Tengah mengalami peningkatan dan sedikit 5,46% menurun menjadi 5,14% pada tahun 2009
2
Agung Priambodo / Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

dan mengalami peningkatan sebesar 5,84% pada sangat bervariasi, dimana ada beberapa
tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2011 kabupaten/kota mengalami pertumbuhan
mengalami peningkatan sebesar 6,01% dan pada ekonomi yang meningkat tiap tahunnya. Namun,
tahun 2012 meningkat menjadi 6,34%. disisi lain ada beberapa kabupaten/kota di Jawa
Kondisi laju pertumbuhan ekonomi Tengah yang mengalami pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jawa Tengah juga disertai dengan yang fluktuatif bahkan ada kabupaten/kota yang
pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang menurun.

Tabel 2. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Modal, dan Tenaga Kerja
Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012
Tahun PAD Belanja Modal Tenaga Kerja (Orang)
(Ribu Rupiah) (Ribu Rupiah)
2008 2.329.781.781 5.023.774.531 15.463.658
2009 2.561.271.462 4.074.302.671 15.835.382
2010 2.936.583.611 3.247.272.821 15.809.447
2011 3.715.492.587 5.096.650.645 15.916.135
2012 4.845.298.215 7.113.544.346 16.123.890
Sumber : BPS Jawa Tengah, 2007-2013

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemerintah kemampuan pemerintah daerah untuk


daerah kabupaten/kota telah mampu memanfaatkan potensi yang ada di daerahnya.
mengoptimalkan potensi daerah dan kekayaan Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini
alam yang dapat digunakan sebagai keunggulan adalah untuk menganalisis pengaruh Pendapatan
komparatif bagi daerah. Pendapatan Asli Daerah Asli Daerah (PAD), jumlah tenaga kerja, dan
(PAD) sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi
kelangsungan pelaksanaan pembangunan yang kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.
dijalankan. Kebijakan belanja modal akan Pertumbuhan ekonomi (economic
berdampak pada penyediaan infrastruktur yang growth) secara paling sederhana dapat diartikan
diperlukan untuk peningkatan kegiatan ekonomi sebagai pertambahan output atau pertambahan
masyakarat. Peran serta masyarakat yang pendapatan nasional agregat dalam kurun waktu
ditunjukkan pada tingkat penyerapan tenaga kerja. tertentu misalkan satu tahun. Menurut P. Eko
Penggalian pendapatan daerah, pengalokasian Prasetyo (2009: 237), istilah pertumbuhan
belanja modal dan peningkatan partisipasi tenaga ekonomi (economic growth) secara paling
kerja lokal sebagai modal pembangunan daerah sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan
diharapkan menjadi salah satu faktor yang output atau pertambahan pendapatan nasional
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain agregat dalam kurun waktu tertentu misalkan
itu, otonomi daerah memberikan kewenangan satu tahun. Perekonomian suatu negara
yang lebih luas untuk melakukan alokasi berbagai dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah
sumber daya secara lebih efisien pada berbagai balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor
potensi lokal yang dibutuhkan publik, pemerintah produksi pada tahun tertentu lebih besar
daerah dinilai lebih sensitif terhadap kondisi daripada tahun-tahun sebelumnya. Dengan
ekonomi daerah. demikian pengertian pertumbuhan ekonomi
Permasalahan yang muncul dalam dapat diartikan sebagai kenaikan kapasitas
penelitian ini adalah pembangunan yang telah produksi barang dan jasa secara fisik dalam
dijalankan belum sepenuhnya merata pada tiap- kurun waktu tertentu.
tiap daerah dan hanya terkonsenstrasi pada Pengertian pendapatan asli daerah
daerah-daerah tertentu sehingga menimbulkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
kesenjangan pembangunan antar daerah. Hal ini 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
dikarenakan adanya perbedaan karakteristik dan
3
Agung Priambodo / Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 bahwa “ lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga
Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD kerja produktif, sedangkan pertumbuhan
adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai domestiknya lebih besar.
dengan peraturan perundang-undangan”. Beby Nur Rifqi (2009) dalam
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Aspek
penerimaan daerah yang berasal dari sumber Penerimaan Desentralisasi Fiskal Terhadap
ekonomi asli daerah (Halim, 2004 :67). Adapun Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah (Studi
kelompok pendapatan asli daerah digolongkan Kasus di Delapan Kabupaten dan Kota Tahun
menjadi empat jenis penerimaan, yaitu: pajak 2002-2006)”, menemukan bahwa Pendapatan
daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah Asli Daerah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana
yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli Alokasi Umum (DAU) dan variabel tenaga kerja
daerah. Saragih dalam Adi (2006:5) juga memberikan kontribusi positif yang
mengemukakan bahwa kenaikan PAD merupakan siginifikan secara statistik terhadap pertumbuhan
ekses dari pertumbuhan ekonomi. Daerah yang ekonomi.
pertumbuhan ekonominya positif mempunyai Norista Gathama Putra (2011) dalam
kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD. penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Belanja
Dalam temuan Chen Lu dkk (2013) menyatakan Modal dan Belanja Operasi Terhadap
bahwa pemerintah daerah perlu mengusulkan Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa
beberapa kebijakan perencanaan daerah untuk Tengah” menunjukkan bahwa variabel rasio
pembangunan berkelanjutan. belanja modal memiliki nilai probabilitas sebesar
Menurut PSAP Nomor 2, belanja modal 0,0108 lebih kecil dari nilai α=5% serta koefisien
adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan sebesar 7,2382 dan memiliki hubungan yang
asset tetap dan asset lainnya yang memberi positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. ekonomi pada 35 Kabupaten/kota di Provinsi
Selanjutnya pada pasal 53 ayat 2 Permendagri Jawa Tengah. Begitu juga dengan variabel rasio
Nomor 59 Tahun 2007 ditentukan bahwa nilai aset belanja operasi yang memiliki probabilita sebesar
tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja 0,0128 lebih kecil dari nilai α=5% serta koefisien
modal sebesar harga beli/bangun asset ditambah sebesar 3,7010 dan memiliki hubungan yang
seluruh belanja yang terkait dengan positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan
pengadaan/pembangunan aset sampai aset ekonomi pada 35 Kabupaten/kota di Provinsi
tersebut siap digunakan. Peningkatan belanja Jawa Tengah.
modal diharapkan akan mampu meningkatkan Penelitian yang dilakukan oleh Amin
kualitas pelayanan publik dan pada gilirannya Pujiati (2007) dengan judul “Analisis
mampu meningkatkan tingkat partisipasi publik Pertumbuhan Ekonomi di Karasidenan
terhadap pembangunan yang tercermin dari Semarang era Desentralisasi Fiskal” dengan
peningkatan PAD (Mardiasmo dalam Adi, 2007 : menggunakan beberapa variabel yaitu sumber
7). penerimaan daerah PAD dan DBH berpengaruh
Menurut Undang-Undang Republik positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ekonomi. Variabel DAU berpengaruh negatif
Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
yang mampu melakukan pekerjaan guna Variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk Temuan ini tidak mendukung teori pertumbuhan
masyarakat. Menurut Todaro (2006), Neoklasik yang beranggapan bahwa modal akan
pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan mempercepat pertumbuhan.
angkatan kerja (yang terjadi setelah pertumbuhan Jamzani Sodik dalam penelitiannya yang
penduduk) secara tradisional dianggap sebagai berjudul “Pengeluaran Pemerintah dan
salah satu faktor positif yang memacu Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Kasus
pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang Data Panel di Indonesia”, mengidentifikasi

4
Agung Priambodo / Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

pengaruh investasi swasta, investasi pemerintah, METODE PENELITIAN


konsumsi pemerintah, tenaga kerja, dan tingkat Data yang digunakan dalam penelitian
keterbukaan ekonomi daerah / provinsi terhadap ini merupakan data sekunder yang bersumber
pertumbuhan ekonomi regional. Hasilnya untuk pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
semua variabel memiliki pengaruh terhadap 2008 sampai dengan tahun 2012, data yang
pertumbuhan ekonomi regional kecuali untuk diteliti adalah data pertumbuhan ekonomi
variabel investasi swasta yang tidak memiliki kabupaten/kota di Jawa Tengah, realisasi total
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Pendapatan Asli Daerah (PAD), realisasi belanja
Hasil penelitian yang dilakukan oleh modal dan angkatan kerja yang bekerja pada tiap-
Mohamad Rizal Mubaroq, dkk (2013) yang tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.
berjudul “Pengaruh investasi pemerintah, tenaga Jenis data yang digunakan adalah data panel
kerja, dan desentralisasi fiskal terhadap yaitu gabungan time series dan cross section.
pertumbuhan ekonomi kabupaten di Indonesia Data time series periode tahun 2008- 2012
tahun 2007-2010” menggunakan metode Ordinary sedangkan data cross section adalah 35
Least Square (OLS) dengan Fixed Effect Model kabupaten/kota di Jawa Tengah.
dan White Cross Section menunjukkan hasil
Menurut Ajija, dkk (2011:51) ada tiga
bahwa secara parsial variabel investasi pemerintah
metode yang digunakan untuk mengestimasi
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
data panel yaitu: model Pooled Least Square
terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel tenaga
(PLS), fixed effect model (FEM), random effect
kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan
model (REM). Pada metode Fixed Effect dapat
terhadap pertumbuhan ekonomi, dan variabel
dilakukan dengan tanpa pembobot (no weight)
kemandirian daerah berpengaruh negatif terhadap
atau Least Square Dummy Variable (LSDV) dan
pertumbuhan ekonomi.
dengan pembobot (cross section weight) atau
Penelitian Adearman Purba (2006) yang
General Least Square (GLS). Tujuan
berjudul “Analsis Faktor-Faktor yang
dilakukannya pembobotan adalah untuk
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di
mengurangi heterogenitas antar unit cross section
Kabupaten Simalungun” menunjukkan bahwa
(Gujarati, 2010:472). Pada model GLS, uji
pengeluaran pembangunan dan pengeluaran rutin
asumsi klasik yang akan digunakan hanya
berpengaruh negatif dan positif tetapi kedua
sebatas pada uji multikolinieritas saja. Metode
variabel tersebut tidak memberikan pengaruh yang
GLS dipilih karena adanya nilai lebih yang
berarti secara statistik terhadap pertumbuhan
dimiliki daripada pemakaian metode OLS
ekonomi di kabupaten Simalungun. Jumlah
dalam mengestimasi parameter regresi. Secara
tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi tahun
ekonometrika hubungan antara pendapatan asli
sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan
daerah (PAD), belanja modal, dan tenaga kerja
secara statistik terhadap pertumbuhan ekonomi di
terhadap pertumbuhan ekonomi
kabupaten Simalungun
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dapat
Risuhendi (2012) dalam “Pengaruh
dianalisis dengan menggunakan Persamaan 1
Desentralisasi Fiskal dan Belanja Modal terhadap
sebagai berikut ini:
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/kota di
Sumatera Utara”, menunjukkan bahwa GR = αi + β1LogPADit + β2LogBMit
secara simultan desentralisasi fiskal dan belanja +β3LogTKit+eit………………………………(1)
modal berpengaruh signifikan terhadap Dimana:
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/kota di GR :Pertumbuhan Ekonomi (Persen)
Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial logPAD:Pendapatan Asli Daerah (Rupiah)
desentralisasi fiskal berpengaruh signifikan logBM : Belanja Modal (Rupiah)
terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/kota logTK : Tenaga Kerja (Orang)
di Provinsi Sumatera Utara, sedangkan belanja αi : Konstanta
modal tidak berpengaruh signifikan terhadap β1, β2, β3 : Koefisien regresi untuk masing
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/kota di masing variabel
Provinsi Sumatera. i : Cross section

5
Agung Priambodo / Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

t : Time Series nilai probabilitas Cross-Section Chi-Square


e : Disturbance Error sebesar 0,0000 dan signifikan terhadap α=5%
sehingga dapat diputuskan bahwa model yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dipilih menggunakan model fixed effect.
Sedangkan pengujian Hausman Test dilakukan
Untuk menganalisis seberapa besar
untuk memilih model yang terbaik antara fixed
pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD),
effect model dengan random effect model.
belanja modal, dan tenaga kerja terhadap
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di
probabilitas Cross-section random sebesar
Provinsi Jawa Tengah. maka terlebih dahulu
0,0197 dan signifikan dengan α=5% sehingga
melakukan penaksiran model regresi data panel.
dapat diputuskan model yang dipilih adalah
Pengujian model regresi data panel yang
dengan menggunakan model fixed effect.
dilakukan dengan melakukan uji Likelihood test
ratio untuk memilih antara model common effect
dengan model fixed effect, serta Hausman test Tabel 3 Uji Likelihood Ratio Test dan Hausman
untuk memilih ntara model fixed effect dengan Test
random effect. Effect Test Statistic d.f Prob.
Pengujian Likelihood Ratio dan Cross-section F 20.483994 (34,137)
0.0000
Hausman Test pada Tabel 3 menggunakan
Cross-section random 8.023580 3
Eviews 3.1. Pengujian Likelihood Ratio
digunakan untuk memilih model terbaik antara 0.0455
model common effect model dengan fixed effect Sumber : data diolah
model. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa

Tabel 4 Hasil Estimasi Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD). Belanja Modal. dan
Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2008-2012
Model
Dependen Variabel:
Pertumbuhan Ekonomi (GR)
Common Fixed Effect Random Effect
Konstanta -8.437389 -25,87796 -8,740277
Std. Error 2,417333 6,965308 2,797392
Prob. (0,0006)** (0,0003)** 0,0021
PAD (LogPAD) 0,936929 0,851517 0,896277
Std. Error 0,134220 0,078273 0,148371
Prob (0,0000)** (0,0000)** (0,0000)**
Belanja Modal (LogBM) -0,007468 -0,106326 0,028652
Std. Error 0,136974 0,058484 0,123815
Prob. 0,9566 (0,0712)* 0,8173
Tenaga Kerja (LogTK) -0,272268 1,344368 -0,243605
Std. Error 0,096294 0,552119 0,141437
Prob. (0,0053)** (0,0162)** 0,0868
R2 0,265194 0,924634 0,209966
Adj R2 0,252303 0,904280 0,196105
F 20,57154 45,42712 15,14877
Prob F (0,000000)** (0,000000)** (0,000022)**

Berdasarkan uji spesifikasi model yang Tabel 3 diperoleh nilai Fhitung sebesar 45,42712
telah dilakukan menggunakan Eviews 3.1 yang dengan probabilitas 0,000000 dengan df numerator
ditunjukkan pada Tabel 4, maka model regresi 2 dan denumerator 207 diperoleh Ftabel sebesar
yang digunakan dalam mengestimasikan 3.00; Fhitung> Ftabel dengan demikian dapat
pengaruh Pendapatan Asli Daerah (LogPAD), disimpulkan bahwa variabel- variabel independen
belanja modal (LogBM), dan tenaga kerja Pendapatan Asli Daerah (PAD), belanja modal,
(LogTK) terhadap pertumbuhan ekonomi (GR) dan tenaga kerja secara bersama-sama
di Jawa Tengah adalah fixed effect model dan berpengaruh terhadap variabel dependen
Cross-section weights atau metode Generalized pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di
Least Square (GLS). Hasil uji F berdasarkan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2012.
6
Agung Priambodo / Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa Studi di Indonesia yang dilakukan oleh


variabel PAD berpengaruh positif dan signifikan T. Kompas (Sodik, 2007 : 29) juga
dengan koefisien sebesar 0,851517 terhadap mengindikasikan bahwa penurunan pengeluaran
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/kota di pemerintah khususnya bagian dari sektor publik
Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 sampai tahun tidak secara jelas akan meningkatkan tingkat
2012. Hal ini menunjukkan bahwa apabila PAD pertumbuhan. kebijakan anggaran yang
mengalami peningkatan sebesar 1%. maka akan dialokasikan untuk pengeluaran belanja modal
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar masih jauh lebih rendah daripada alokasi
0,851517%. Hasil penelitian ini sama dengan pengeluaran untuk belanja pegawai sehingga
penelitian yang telah dilakukan Beby Nur Rifqi belum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
(2009), Amin Pujiati (2007), dan Muhammad ada sehingga dampak dari anggaran belanja
Mubaroq dkk (2013) menunjukkan bahwa modal terhadap pertumbuhan ekonomi relatif
pertumbuhan ekonomi daerah mempunyai masih kecil
dampak yang signifikan terhadap peningkatan Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
PAD. Pemerintah daerah diharapkan mampu variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan
menggali sumber-sumber keuangan lokal signifikan dengan koefisien sebesar 1,344368
khususnya melalui Pendapatan Asli Daerah terhadap pertumbuhan ekonomi
(PAD). kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun
Semakin besar penerimaan daerah, 2008 sampai tahun 2012. Hal ini menunjukkan
maka semakin besar kemampuan daerah untuk bahwa apabila jumlah tenaga kerja mengalami
menyelenggarakan aktivitas dalam memberikan peningkatan sebesar 1%, maka akan
pelayanan umum kepada masyarakat. meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar
Peningkatan PAD yang dianggap sebagai modal 1,344368%. Hasil dari penelitian ini juga
secara akumulasi akan lebih banyak mendukung temuan dari hasil penelitian
menimbulkan eksternalitas yang bersifat positif terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh
dan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Amin Pujiati (2007), Muhammad Mubaroq dkk
Amin Pujiati (2008:10). Peningkatan PAD ini (2013), Adearman Purba (2006) yang menyatakan
sesuai dengan teori Neoklasik, dimana bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh positif
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi Hal ini terutama disebabkan karena tenaga kerja
yang salah satunya adalah akumulasi modal. yang digolongkan ke dalam angkatan kerja yang
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa bekerja di sektor perekonomian Jawa Tengah
variabel belanja modal berpengaruh negatif dan merupakan faktor produksi yang menggerakan
tidak signifikan pada α = 5%. tetapi signifikan perekonomian daerah.
pada α = 10% dengan koefisien sebesar - 0,106326 Jumlah tenaga kerja yang setiap tahun
terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota meningkat diharapkan dapat menghasilkan
di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 sampai kuantitas hasil output yang besar, tetapi tidak
tahun 2012. Hasil dari penelitian ini sejalan dari selalu disertai dengan kualitas hasil output yang
hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian yang baik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
dilakukan oleh Adearman Purba (2006) dan Paul Krugman (Prasetyo, 2009: 254) menunjukkan
Risuhendi (2012). Namun, hasil penelitian ini bahwa negara-negara Asia Timur berhasil
tidak mendukung hasil penelitian Norista mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi karena
Gathama Putra (2011. Alokasi belanja modal berhasil dalam mengakumulasi kapital dan tenaga
untuk penyediaan sarana dan prasarana kerja yang sangat tinggi, kemudian mengalami
infrastruktur penunjang ekonomi tenyata belum Law of Diminshing Return. Artinya mereka tidak
mampu menunjukkan pengaruh yang berarti bagi akan pernah mampu melampaui negara-negara
pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di maju yang tingkat produktivitasnya tinggi.
Provinsi Jawa, meskipun pada saat yang sama Pemikiran baru dari teori Neoklasik
jumlah PAD dan pertumbuhan ekonomi setelah model pertumbuhan Solow (Beyond the
mengalami peningkatan, Solow Model) yang menyatakan bahwa
7
Agung Priambodo / Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

pentingnya transformasi dalam proses Mubaroq, Mohammad. Rizal, , Prof. Dr. Hj. Sutyastie
pembangunan yang baik dengan menekankan S. Remi, , Dr. Ir. Bagdja Muljarijadi.2012.
pentingnya pendidikan dan keterampilan. Pengaruh Investasi Pemerintah, Tenaga
Kerja, Dan Desentralisasi Fiskal Terhadap
Pendidikan dan keterampilan akan menghasilkan
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Di
sumber daya manusia (human capital) yang
Indonesia Tahun 2007 - 2010.Universitas
berkualitas. Selanjutnya, investasi human capital Padjajaran,
yang berkualitas akan menghasilkan saving Prasetyo, P.Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi.
(tabungan) dan teknologi guna mencapai Yogyakarta: Beta Offset.
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Lu, C., Wu, Y., Shen, Q. & Wang, H., 2013. Driving
force of urban growth and regional planning:
A case study of China's Guangdong
SIMPULAN Province. Habitat International, pp. 35-41.
Berdasarkan uji t-statistik (uji parsial) Priyo Hari, Adi. 2006. Hubungan Antara
didapati bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja
Pembangunan Dan Pendapatan Asli Daerah
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
(Studi pada Kabupaten dan Kota se Jawa-
pada α = 5% terhadap pertumbuhan ekonomi di
Bali). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi
Provinsi Jawa Tengah. Belanja Modal IX. Salatiga : Fakultas Ekonomi Universitas
mempunyai pengaruh negatif dan tidak Kristen Satya Wacana.
signifikan pada α = 5% terhadap pertumbuhan Priyo Hari, Adi dan David Harianto. 2007. Hubungan
ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Tenaga Antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal
kerja mempunyai pengaruh positif dan Dan Pendapatan Per Kapita. Jurnal
signifikan pada α = 5% terhadap Simposium Nasional Akuntansi X. Salatiga :
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya
pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota
Wacana
Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan uji F-
Pujiati, Amin. 2007. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi
statistik (uji simultan) didapati bahwa Di Karesidenan Semarang Era
Pendapatan Asli Daerah (PAD), belanja modal, Desentralisasi Fiskal”. Jurnal
dan tenaga kerja secara bersama-sama
Ekonomi dan Bisnis, Vol.12 No.3, Desember
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi 2007 : Hal 61-70.
di Jawa Tengah. Purba, Adearman. 2006. “Analisis Faktor- Faktor Yang
Untuk meningkatkan pertumbuhan Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di
ekonomi melalui Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Simalungun”. Tesis. Medan :
(PAD), perlunya inisiatif Pemerintah Daerah Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
untuk mengoptimalkan penggalian pajak-pajak
Putra, Norista Gathama. 2011. “Pengaruh Belanja
daerah yang belum dapat digali. Alokasi
Modal dan Belanja Operasi Terhadap Laju
anggaran untuk belanja modal juga sebaiknya Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa
lebih diarahkan kepada pembangunan Tengah”. Skripsi. Semarang : Fakultas
infrastruktur yang menopang pertumbuhan Ekonomi Universitas Diponegoro.
ekonomi seperti pembangunan jalan ke daerah Rifqi, Beby Nur. 2009. “Pengaruh Aspek Penerimaan
produksi atau penyediaan lapangan pekerjaan Desentralisasi Fiskal Terhadap
yang dapat memberikan dampak multiplier Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah (Studi
Kasus di Delapan Kabupaten dan Kota Tahun
effect terhadap perekonomian masyarakat.
2002- 2006”. Skripsi. Semarang : Fakultas
Pemerintah daerah juga diharapkan dapat
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
meningkatkan produktivitas tenaga kerja Risuhendi. 2012. “Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan
melalui pelatihan atau kursus-kursus Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan
keterampilan guna peningkatan kualitas tenaga Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera
kerja. Utara”. Tesis. Medan : Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
Shin, Inyong. 2012. “Income inequality and economic
DAFTAR PUSTAKA growth”. Economic Modelling. Vol.29, Issue
Ajija, Shochrul R,dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai 5,September 2012 : Pages 2049–2057.
Eviews. Jakarta: Salemba Empat Sodik,J.2007Pengeluaran Pemerintah
8
Agung Priambodo / Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)

DanPertumbuhan Ekonom Regional Studi


Kasus Data Panel di Indonesia.Jurnal
Ekonomoi Pembangunan.Vol.12.hal 27-36
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2006.
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga,
Edisi Kedelapan. Jakarta : PT. Erlangga.
Xue, J., 2012. Potentials for decoupling housing-
related environmental impacts from
economic growth. Environmental
Development, p. 18–35.

Anda mungkin juga menyukai