PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sektoral.
terjadi ?
C. Sistematika Penulisan
Bab II, berisi landasan teori dan metodologi yang terdiri dari
A. Landasan Teori
1
Dumairy, Perekonomian Indonesia, cetakan pertama (Jakarta: Erlangga 1996)
1999)
tertentu.
tinggal bersama serta makan dari satu dapur dalam pengertian bahwa
di suatu rumah tangga, baik yang berada di dalam rumah tangga waktu
atau lebih atau yang telah tinggal di dalam rumah tangga kurang dari
pendapatan mereka.
output bersih (barang dan jasa akhir) yang ditimbulkan oleh seluruh
produksi dikalikan dengan harga atau tarip jual dari produsen barang
produsen.
Input antara merupakan nilai seluruh barang dan jasa tersebut. Input
Harga Berlaku (current price) adalah harga yang terjadi pada tahun
atau jasa itu diproduksi. Karena itu, penyajian PDRB atas dasar harga
dasar harga konstan.Jadi PDRB atas dasar harga konstan adalah PDRB
dimana saat ini tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000.
B. Metodologi
𝑦𝑖 − 𝑦 2 𝑝𝑖
𝐼𝑤 =
𝑦
Dimana :
Yi =PDRB perkapita di Kecamatan ke – i
Y =PDRB perkapita rata-rata Kecamatan di suatu wilayah
Pi =persentase penduduk Kecamatan ke-i
0 ≤ Iw ≤ 1
2
Syafrizal, ‘Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia’. Prisma No.7
2. Gini Ratio
𝑘
𝑃𝑖 (𝑄𝑖 + 𝑄𝑖−1 )
𝐺 =1−
10000
𝑖=1
Dimana :
G= Gini Ratio
Pi=Persentaserumah tangga pada kelas pendapatan ke-i
OAB.
Bila nilai gini ratio sama dengan nol menandakan kemerataan yang
sempurna (gini ratio sama dengan satu). Dengan kata lain, satu
cembung.
Kurva Lorenz
ketentuan :
pendapatan.
pendapatan.
pendapatan.
berpendapatan tinggi.
𝑛𝑖 − 𝑃𝑖
𝐷𝑖 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑎 − 𝑄𝑏
𝑃𝑎 − 𝑃𝑏
Dimana :
i = 1,2,3,…,10
ni = Persentase ke-i
Di = Decile ke-i
Qb = Persen kumulatif dari kelas pendapatan sebelum Di
Qa = Persen kumulatif dari kelas pendapatan sesudah Di
Pa = Persen kumulatif dari jumlah penduduk sebelum Di
Pb = Persen kumulatif dari jumlah penduduk sesudah Di
GAMBARAN UMUM
pengendalian pembangunan yang baik pula, maka Jawa Tengah pada tahun
Tahun 2010 pertumbuhan 5,84 persen dan pada tahun 2011 meningkat
perekonomian di Jawa Tengah cenderung ke arah yang lebih baik, hal ini
kenaikan PDRB atas dasar konstan 2000 selalu menunjukkan angka yang
positif.
Kabupaten Kudus yang terletak di wilayah pantai utara Jawa Tengah bagian
jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 769.904 orang dan terdiri dari
pengolahan.
dibanding Tahun 2010, yaitu 4,21 persen untuk tahun 2010 dan 4,33 untuk
tahun 2011.PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Kudus tahun 2011
jasa yang dihitung dengan harga di tahun 2011. Sedangkan untuk PDRB
atas dasar harga konstan sebesar 13.184.051,12 juta rupiah, dengan laju
Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2007–2011), rata-rata PDRB yang
berlaku. Sedangkan apabila dilihat atas dasar harga konstan tahun 2000
persen.
dari pada sektor pertanian dapat dimaklumi, karena upah buruh industri
lebih tinggi dari upah buruh pertanian dengan resiko dan beban kerja yang
lebih kecil. Hal tersebut merupakan salah satu faktor mengapa sektor
Kudus baik dari segi produksi maupun sisi ekonomis tenaga kerjanya.
untuk PDRB harga berlaku dan 13 persen PDRB harga konstan), Kecamatan
Kota Kudus(37 persen harga berlaku dan 37 persen harga konstan) serta
Kecamatan Jati (17 persen harga berlaku maupun harga konstan). Ketiga
Gambar 2.
Distribusi PDRB Kecamatan adh Berlaku
di Kabupaten Kudus Tahun 2011
Gbg Dawe
12% 3%
Klwg
Bae 13%
5%
Jkl
8%
Mjb
3%
Undaan Kota Kds
2% 37%
Jati
17%
yaitu berada pada kisaran 3 persen sampai 4 persen baik harga berlaku
penduduknya.
Gambar 3.
Distribusi PDRB Kecamatan adh Konstan 2000
di Kabupaten Kudus Tahun 2011
Dawe
Gbg 3%
12%
Klwg
Bae 13%
5%
Jkl
8%
Mjb
3%
Kota Kds
Undaan 37%
2%
Jati
17%
perkapita menjadi salah satu indikator atau tolok ukur kemakmuran dan
dan jumlah penduduk yang besar sehingga PDRB perkapitanya yang terkecil
Sebaliknya, jika nilai indeks williamson semakin jauh dari nol maka
Indeks Williamson
Tahun
Berlaku Konstan
(1) (2) (3)
dengan dengan nilai indeks williamson yang jauh dari nol (0), dengan nilai
dan Jati, sedangkan untuk Kecamatan Bae, Jekulo dan Gebog adalah
eks Karesidenan Pati dapat dilihat pada Tabel D, Tabel E dan Tabel F,
disparitas yang rendah dalam arti gap pendapatan antara penghasil barang
& jasa (produsen besar) dan produsen kecil hampir setara. Namun
Indeks Williamson
Tahun
Berlaku Konstan
(1) (2) (3)
nol, dan sangat jauh lebih rendah dari Indeks Williamson yang diperoleh
Indeks Williamson
Tahun
Berlaku Konstan
(1) (2) (3)
Rembang.
Indeks Williamson
Tahun
Berlaku Konstan
(1) (2) (3)
Begitu pula halnya dengan Kabupaten Blora, pada tabel F diatas bahwa
5 tahun terakhir diperoleh angka 0,3416 untuk harga berlaku dan 0,2541
untuk harga konstan tahun 2000. Namun demikian apabila diamati lebih
nol, tapi semakin menjauhi nol. Hal ini perlu mendapat perhatian dari
selama kurun waktu lima tahun diperoleh rata-rata gini ratio sebesar
0,3482 terjadi pada tahun 2011, dengan kata lain berfluktuasi dari tahun ke
masyarakat.
2007 0,2386
2008 0,2218
2009 0,2492
2010 0,2434
2011 0,3482
Rata-rata 0,2582
Karesidenan Pati yang terdiri dari 5 (lima) Kabupaten untuk kurun waktu 3
tahun yaitu mulai tahun 2009 sampai tahun 2011. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka diperoleh hasil penghitungan gini ratio yang tersaji pada
tabel H dibawah
angka gini ratio yang diperoleh selama kurun waktu 3 tahun adalah sebesar
pada periode tahun 2010. Dengan rata-rata angka gini ratio terbesar terjadi
Kabupaten Jepara berada pada posisike empat dan posisi kelima adalah
Kabupaten Rembang.
Dilihat dari tabel dibawah ini, disparitas pendapatan menurut versi Bank
Dunia bahwa pada tahun 2011 diperoleh besaran 20,00 persen pendapatan
pendapatan relatif rendah dengan kata lain gap antara pendapatan yang
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100
Kumulatif Penduduk (%)
kriteria Bank Dunia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mulai tahun 2007 –
Kabupaten.
Menurut kriteria Bank Dunia, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir di eks
akan tetapi jika kita lihat pada 20 persen kelompok pendapatan tinggi
(kaya) mereka justru menikmati 42,07 persen dari seluruh pendapatan atau
penduduk.
PENUTUP
Rata-rata
Kelompok Pengeluaranper Persentase
Pendapatan (Rp.) Kapita sebulan
Makanan Non Makanan
(Rp)
(1) (2) (3) (4)
Rata-rata
Kelompok Pengeluaranper Persentase
Pendapatan (Rp.) Kapita sebulan
Makanan Non Makanan
(Rp)
(1) (2) (3) (4)
Rata-rata
Persentase
Kelompok Pengeluaranper
Pendapatan (Rp.) Kapita sebulan
Makanan Non Makanan
(Rp)
(1) (2) (3) (4)
Rata-rata
Persentase
Kelompok Pengeluaranper
Pendapatan (Rp.) Kapita sebulan
Makanan Non Makanan
(Rp)
(1) (2) (3) (4)
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100
Kumulatif Penduduk (%)
2011 2010
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100
Kumulatif Penduduk (%)
2011 2010