Anda di halaman 1dari 31

TUGAS 1 KARIL

DOSEN PENGAMPU : SUCI RAHMAWATI PRIMA.


“ RESUME JURNAL INTERNASIONAL dan BUKU”

NAMA : Selvi Suhartanti


NIM : 042688862

Judul Artikel
Pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pada kabupaten-kota di Provinsi Jawa
Timur tahun 2020-2024.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten-kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2020-2024?
2. Seberapa signifikan pengaruh dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten-kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2020-
2024?
3. Apakah belanja modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten-kota di Provinsi Jawa Timur tahun
2020-2024?
4. Bagaimana interaksi antara pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan belanja modal dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
kabupaten-kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2020-2024?
Jurnal 1

Judul The economic growth and the regional characteristics : the case of indonesia.
Jurnal Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Pembangun
Download https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/download/34/26
Volume -
Tahun Juli 2013
Penulis Yesi Hendriani Supartoyo, Jen Tatuh, Recky H.E. Sendouw
Tanggal Juli 2013
Tujuan Penelitihan Tujuan utama dari penelitihan ini adalah menganalisis bagaimana pengaruh laju pertumbuhan angkatan kerja, laju
pertumbuhan penduduk, laju pertumbuhan modal manusia, laju pertumbuhan inflasi, dan laju pertumbuhan ekspor netto
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada para
pengambil kebijakan dalam memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah serta bagi ilmu pengetahuan guna menambah khasanah ilmu ekonomi khususnya ekonomi pembangunan dan
ekonomi regional dan dapat melengkapi kajian pertumbuhan ekonomi wilayah dengan mengungkap secara empiris faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Assesment Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data sekunder di instansi terkait (BPS Provinsi
Sulawesi Utara) di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara.
Metode Penelitian Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik regresi data panel. Uji statistik F (Uji
Chow) dan Uji Hausman digunakan untuk memilih antara model common effect atau model fixed effect, (Hausman, 2001).
Hasil Penelitihan Hasil dari penelitihan ini
Laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga perlunya
peningkatan kualitas angkatan kerja. Laju pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif tapi tidak signifikan sehingga perlu
adanya peningkatan kualitas penduduk dalam melakukan aktivitas ekonomi diimbangi dengan kuantitas penduduk. Laju
pertumbuhan modal manusia berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi maka perlu
memperhatikan modal manusia merujuk pada penggunaan lag jumlah mahasiswa yang sedang menempuh studi di perguruan
tinggi. Laju pertumbuhan inflasi berpengaruh negatif tapi tidak signifikan disebabkan antara lain karena inflasi berada pada
tahap yang wajar sehingga tidak sampai menggerus pertumbuhan ekonomi tetapi pemerintah tetap perlu menjaga agar
inflasi bisa terkendali. Laju pertumbuhan ekspor netto berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
sehingga pemerintah harus dapat menjaga laju ekspor netto agar bisa terus surplus.
Kesimpulan di atas memiliki beberapa konsekuensi, pertama diperlukan adanya kualitas angkatan kerja yang unggul, terampil
dan dapat diandalkan, yang diimbangi dengan kuantitas penduduk Indonesia; kedua, perlunya mempertimbangkan modal
manusia merujuk pada penggunaan lag jumlah mahasiswa yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi; ketiga,
antisipasi terhadap laju inflasi dan pentingnya mempertahankan laju ekspor netto agar tetap surplus.
Jurnal 2

Judul Economic Growth: Can be Influenced by exports, inflation, and gevornment expenditure on ASEAN-7 countries during the AFTA
period ?
Jurnal Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Pembangun
Download https://journal.umy.ac.id/index.php/jerss/article/view/14819/8534
Volume Vol 7 nomor 2, Agustus 2023
Tahun Agustus 2023
Penulis Frans Simatupang, Marselina Marselina
Tanggal Agustus 2023
Tujuan Tujuan utama dari penelitihan ini adalah untuk menganalisis pengaruh ekspor, inflasi dan pengeluaran pemerintah terhadap
Penelitihan pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN-7 pada tahun 2015 hingga 2019.
Assesment Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data yang telah dipublikasikan oleh instansi
Data terkait. Kemudian, penelitian ini menggunakan 7 negara Asia Tenggara yang bergabung dengan ASEAN hingga tahun 1995 dan
memiliki data lengkap di website World Development Indicators.
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi pada
Penelitian saat ini dan dapat menyelesaikan peristiwa tersebut dengan data yang ada. selain itu penelitian ini juga menggunakan metode data
panel dengan model REM (Random Effect Model) sebagai model terbaik yang digunakan.
Hasil Hasil dari penelitihan ini
Penelitihan Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh ekspor dimana teori Keynesian dan teori keunggulan absolut dijelaskan oleh Adam Smith
(Setiawati, 2021) bahwa terdapat hubungan positif antara ekspor dengan pertumbuhan ekonomi dimana peningkatan ekspor suatu
negara dapat meningkatkan pendapatan nasional sehingga laju pertumbuhan ekonomi akan meningkat. suatu negara meningkat.
Selain ekspor, pemerintah harus menjaga tingkat inflasi. Meningkatnya inflasi dapat meningkatkan tingkat ketimpangan dan
menurunkan laju pertumbuhan ekonomi. Keynes menyatakan inflasi terjadi karena permintaan suatu barang melebihi jumlah
barang yang tersedia sehingga terjadi kelangkaan dan berdampak pada kenaikan harga barang tersebut. Jika terjadi dalam jangka
pendek maka inflasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun jika inflasi terjadi secara terus menerus dan
meningkat dalam jangka panjang maka dapat berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara (Lubis, 2014). Peran
pemerintah sangat penting bagi perekonomian suatu negara apapun sistem perekonomian yang dianutnya dan mempunyai andil
yang mengarahkan pihak swasta untuk meminimalisir meningkatnya ketimpangan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Dalam sistem perekonomian saat ini, pemerintah mempunyai 3 fungsi atau peran, yaitu fungsi alokasi, distribusi, dan
stabilisasi. Dalam fungsi alokasi, pemerintah berperan dalam mengalokasikan sebagian keuangan negara guna mensejahterakan
kehidupan masyarakat, dapat menurunkan atau meminimalkan inflasi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam
Fungsi Stabilisasi, diperlukan intervensi pemerintah dalam perekonomian untuk menurunkan inflasi dan meningkatkan kegiatan
perdagangan seperti ekspor ke beberapa negara yang dapat meningkatkan kesejahteraan sehingga mendorong pertumbuhan
ekonomi menjadi lebih baik. Ketika pengeluaran pemerintah meningkat, pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Namun jika
kehidupan perekonomian masyarakat semakin sejahtera maka terjadi peningkatan konsumsi namun terbatasnya sumber daya
produksi sehingga terjadi peningkatan harga barang dan berdampak pada kenaikan inflasi serta menjadi eksternalitas negatif bagi
perekonomian masyarakat sehingga yang berdampak pada menurunnya Produk Domestik Bruto dan mengakibatkan melemahnya
pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan estimasi REM (Random Effect Model), terdapat hubungan positif yang signifikan antara ekspor dengan pertumbuhan
ekonomi yang artinya jika ekspor meningkat maka menyebabkan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai variabel
indikator (proxy) perekonomian. pertumbuhan di negara-negara ASEAN-7, ceteris paribus. Hasil ini sesuai dengan teori Theory
Keynes untuk perekonomian terbuka bahwa ekspor sebagai salah satu komponen pendapatan nasional dan berpengaruh positif
terhadap pendapatan nasional karena adanya peningkatan investasi baik investasi pemerintah maupun swasta dalam meningkatkan
pembelajaran pemerintah melalui angka pengganda melalui pendapatan nasional pada perekonomian terbuka (Boediono, 1993)
sejalan dengan teori Keynes, menurut teori keunggulan absolut yang dikemukakan oleh Adam Smith (Setiawati, 2021) bahwa suatu
negara mempunyai keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh negara lain, maka negara tersebut yang mempunyai produk
unggulan akan melakukan ekspor ke negara yang tidak memiliki produk tersebut sehingga membawa manfaat bagi suatu negara dan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Jaya (2014) berpendapat bahwa ketika ekspor meningkat maka berdampak pada peningkatan
pendapatan nasional suatu negara Indonesia sehingga berdampak positif terhadap produk dalam negeri produk Indonesia. Hal
senada juga diungkapkan Febriyanti (2019) bahwa dengan adanya kegiatan ekspor maka permintaan barang dan jasa meningkat dan
lapangan kerja meningkat sehingga berdampak positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara dan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. . Selain itu, Siregar dkk. (2019) menyatakan bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi disebabkan dengan berkembangnya produksi barang dan jasa ke pasar internasional dalam bentuk
ekspor, secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil estimasi REM (Random Effect Model),
terdapat hubungan negatif yang signifikan antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN-7 yang artinya jika
inflasi meningkat menyebabkan perlambatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai variabel indikator (proxy) pertumbuhan
ekonomi negara-negara ASEAN-7, ceteris paribus. Hasil ini sesuai dengan Teori Inflasi Stockman (1981) bahwa hubungan negatif
antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh inflasi menyebabkan daya beli uang sehingga tingkat output stable
state menjadi lemah dan berdampak pada penurunan pendapatan.
Jurnal 3

Judul Analysis of Economic Growth through Technological Advancement,investment, Labor and Education.
Jurnal Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Pembangun
Download http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/eko-regional/article/viewFile/1851/1829
Volume Vol 16 nomor 2, September 2021
Tahun September 2021
Penulis Nur Rifai, Edy Yusuf Agung Gunanto, Joko Hadi Susilo
Tanggal 23 September 2021
Tujuan Tujuan utama dari penelitihan ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel kemajuan teknologi, investasi, tenaga kerja dan
Penelitihan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016-2020, penelitian ini dilakukan untuk
memberikan model pertumbuhan ekonomi yang tepat sesuai dengan hasil penelitian.
Assesment Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara pengumpulan dan
Data pencatatan langsung yang diambil dari berbagai sumber, dimana data berada diperoleh melalui buku-buku, literatur, laporan ilmiah
dan laporan resmi lainnya yang berkaitan dengan hal tersebut.
Metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang
Penelitian dapat digunakan untuk memperkirakan parameter. Analisis data dilakukan dengan menguji secara statistik terhadap variabel-variabel
yang telah dikumpulkan.
Hasil Hasil dari penelitihan ini adalah model kemajuan teknologi, ketenagakerjaan dan pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan
Penelitihan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah tahun 2016-2020, Meningkatnya sebesar kemajuan teknologi, tenaga
kerja dan pendidikan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan perekonomian pertumbuhan di Provinsi Jawa Tengah.
Sedangkan variabel investasi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016-2020 tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, akibatnya kondisi investasi di Pusat Provinsi Jawa pada tahun 2016-2020 tidak memberikan dampak terhadap peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa variabel investasi sangat dipengaruhi oleh pandemi COVID-19
pada tahun 2020. kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi
Stabilitas dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas teknologi, tenaga kerja dan pendidikan
Jurnal 4

Judul The Role of Human Capital Toward Regional Economic Growth in Java
Jurnal Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Pembangun
Download https://journal.uny.ac.id/index.php/economia/article/view/13323/pdf
Volume Vol 13 nomor 1, April 2017
Tahun April 2017
Penulis Aminuddin Anwar
Tanggal April 2017
Tujuan Tujuan utama dari penelitihan ini adalah untuk memberikan bukti empiris peran sentral modal manusia terhadap pertumbuhan
Penelitihan ekonomi. Kontribusi tersebut difokuskan di Pulau Jawa karena menjadi pusat aktivitas perekonomian di Indonesia sehingga perlu
dianalisis kontribusi pengembangan modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
Assesment Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Badan Pusat Statistika. Penelitian ini
Data menggunakan data panel yaitu data gabungan antara cross section dan time series.
Metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis data. Analisis data yang digunakan
Penelitian merupakan bentuk analisis regresi panel data. panel data yaitu data gabungan antara cross section dan time series.
Hasil Hasil dari penelitihan ini
Penelitihan Modal manusia memiliki kontribusi yang positif dan signifikan pada pertumbuhan ekonomi regional di Pulau Jawa. Semakin daerah
tersebut memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang semakin baik akan mendorong perekonomian menjadi lebih baik. Hal ini
dapat menjadi landasan bagi pemerintah untuk semakin meningkatkan program yang berkaitan dengan program pembangunan
pendidikan dan kesehatan. Hal yang secara jangka pendek bisa dilakukan pemerintah adalah mengefektifikan program-program
utama pengembangan modal manusia. Di sisi lain, pemerintah juga harus memikirkan program yang secara jangka panjang mampu
untuk menjadi program berkelanjutan. Modal manusia cenderung merupakan akumulasi yang secara bertahap dikembangkan
sehingga adanya peranan pemerintah untuk melakukan program yang terintegrasi dan berkesinambungan akan memberikan
kontribusi besar terhadap kinerja perekonomian secara lebih luas.
Faktor lain yang memiliki peranan dalam pertumbuhan ekonomi regional adalah investasi dan desentralisasi fiskal. Secara empiris
investasi memiliki peranan penting dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Peranan ini ditunjukkan dari
adanya investasi fisik berupa modal dan infrastruktur yang semakin berkembang. Secara empiris kontribusi investasi juga
memberikan nilai positif sehingga ketika mampu untuk dikembangkan akan meningkatkan perekonomian secara keseluruhan. Hal
yang berbeda tetapi secar empiris diterima secara statistik adalah adanya efek negatif dari desentralisasi fiskal di Pulau Jawa.
Kemandirian daerah dengan adanya otonomi daerah ternyata memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
Hal ini mengindikasikan bahwa dana pembangunan yang berasal dari alokasi pusat terhadap daerah lebih memiliki kontribusi karena
porsinya cukup besar.
Jurnal 5

Judul Determinants of economic growth in 4 ASEAN countries.


Jurnal Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Pembangun
Download https://e-journal.unair.ac.id/index.php/JIET/article/download/5501/3392
Volume Vol 2 nomor 1, 2017
Tahun 2017
Penulis Tafeta Febriyani, Sri Kusreni
Tanggal 2017
Tujuan Penelitihan Tujuan utama dari penelitihan ini adalah untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penduduk, pengangguran dan inflasi
terhadap pertumbuhan ekonomi di empat negara ASEAN pada tahun 2003 sampai 2013.

Assesment Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan menggunakan data panel yaitu data gabungan dari time series
dan cross section.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari Bank dunia melalui World development
indicators (WDI).
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data panel yang dapat diestimasi dengan tiga
metode yaitu, Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM).

Hasil Penelitihan Hasil dari penelitihan ini


1. Berdasarkan uji F-statistik menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penduduk, pen- gangguran dan inflasi
berpengaruh signifikan dan terhadap pertumbuhan ekonomi di 4 negara ASEAN pada tahun 2003-2013.
2. Berdasarkan hasil uji t-statistik menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penduduk dan pengangguran
berpengaruh negatif dan signifikan di 4 negara ASEAN pada tahun 2003-2013, sedangkan inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di 4 negara ASEAN pada tahun 2003-2013.
RESUME BUKU

Indikator Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 Buku 6


Ekonomi Ekonomi Buku Ajar Mata Pengantar Ekonoi Ekonomi Analisis
Judul Buku Pembangunan Pembangunan Kuliah Ekonomi Makro- Edisi 6 Makro Pembangunan
Pembangunan Ekonomi
Badan perencana Widina bhakti UMSIDA PRESS IN MEDIA dan CV. UNESA UNY Press
pembangunan persada bandung WACANA MULYA University
Nama Penerbit nasional Press
(Bappenas) republic
indonesia
Dr. Guspika, M.B.A, Fitri Amalia, Rizky Eka Prof.M. Suparmoko, Muchtolifah Dr. Endang
dkk Roeskani Sinaga, Febriansah; Detak Drs. MA.Ph.D Mulyani M.Si
Asyari, Rahmah Prapanca Dr. Eleonora Sofida,
Farahdita Soeyatno, M.Si
Dikson Silitonga,
Akhmad Solikin,
Aulia Keiko
Nama Penulis Buku Hubbansyah, Robert
Tua Siregar, Dessy
Maulina, Ria
Kusumaningrum,
Nur Fitriyani
Sahamony, Erdah
Litriani, Nurjanna
Ladjin
Jalan Proklamator No Bandung Jawa barat Sidoarjo, Jawa Timur Karang Tengah, Surabaya Komplek
Kota Terbit 70, Jakarta Pusat Tanggerang Jawa timur Fakultas Teknik
10320 UNY
Tahun Terbit September, 2019 Februari, 2022 Agustus, 2019 19 Agustus 2020 - September,2017
Link Download https:// http:// https:// https://core.ac.uk/ http:// https://
pusbindiklatren.bappe repo.uinbukittinggi.ac www.google.com/url?
nas.go.id/file/ .id/388/1/EKONOMI sa=t&rct=j&q=&esrc=s download/pdf/ www.karyail staffnew.uny.ac.
bukuterbit/BUKU PEMBANGUNAN 1 &source=web&cd=&v 12218181.pdf miah.trisakti. id/upload/
03_EKONOMI CETAK.pdf ed=2ahUKEwjxkKK8o9 ac.id/ 131405899/
PEMBANGUNAN KFAxWQcGwGHYLQD uploads/ penelitian/
(full).pdf WEQFnoECBAQAQ&ur
kilmiah/ ekonomi
l=https%3A%2F
dosen/ pembangunan
%2Fpress.umsida.ac.id
%2Findex.php Pengantar_E ok.pdf
%2Fumsidapress konomi_Mak
%2Farticle ro_new.pdf
%2Fdownload%2F978-
602-5914-76-
8%2F942%2F&usg=AO
vVaw3trU7fkATa0VR-
Nz17kOsC&opi=89978
449
Rangkuman Buku 1
a. Pengaruh Investasi Publik dan investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di provinsi jawa
tengan tahun 2011-2015
Pertumbuhan ekonomi sebagai indikator kemakmuran suatu daerah dapat diukur dengan pertumbuhan PDRB atas
dasar harga konstan. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2011—2015 yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
konstan 2010, menunjukkan angka yang fluktuaktif. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2011, yaitu sebesar 5,7%. Kabupaten Magelang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi
tertinggi di antara 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011, yaitu 6,68%. Kabupaten Grobogan
mempunyai laju pertumbuhan ekonomi terendah di antara 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011,
yaitu sebesar 3,19%. Pada tahun 2012 rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah
menunjukkan penurunan, yaitu sebesar 5,13%. Kabupaten Semarang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi
pada tahun 2012, yaitu sebesar 6,03%. Kabupaten Cilacap mempunyai laju pertumbuhan ekonomi terendah pada
tahun 2012 yaitu sebesar 1,98%. Pada tahun 2013 rata-rata laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Tengah menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 5,67%. Kabupaten Banyumas mempunyai laju pertumbuhan
tertinggi pada tahun 2013, yaitu sebesar 6,89%. Kabupaten Cilacap mempunyai laju pertumbuhan ekonomi terendah
pada tahun 2013, yaitu sebesar 2,09%. Pada tahun 2014 rata-rata laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Tengah menunjukkan penurunan menjadi sebesar 4,97%. Kabupaten Semarang mempunyai laju
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 6,00%. Kabupaten Cilacap mempunyai laju pertumbuhan
terendah pada tahun 2014 yaitu sebesar 2,96%. Pada tahun 2015 rata-rata laju pertumbuhan ekonomi
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 5,46%. Kabupaten Banyumas
mempunyai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2015, yaitu sebesar 7,10%. Kabupaten Kudus mempunyai
laju pertumbuhan ekonomi terendah pada tahun 2015, yaitu sebesar 3,89%. Pertumbuhan ekonomi yang juga dikenal
dengan pertumbuhan riil PDRB merupakan gambaran kinerja pembangunan di bidang ekonomi yang diturunkan dari
data PDRB. PDRB sebagai salah satu indikator makro bermanfaat untuk menunjukkan kondisi perekonomian regional
pada kurun waktu tertentu. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan perkembangan riil PDRB pada suatu periode
tertentu.
Perkembangan nilai PDRB ADHK tahun 2010 kabupaten/kota pada periode 2011—2015 mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Kota Semarang mempunyai nilai PDRB ADHK tahun 2010 tertinggi di antara 35 kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011—2015, yaitu sebesar 86.142,87 miliar rupiah (tahun 2011), 91.282,03 miliar
rupiah (tahun 2012), 97.340,98 miliar rupiah (tahun 2013), 102.501,39 miliar rupiah (tahun 2014), dan 109.088,69
miliar rupiah (tahun 2015). Kota Magelang mempunyai nilai PDRB ADHK tahun 2010 terendah di antara 35
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011—2015 yaitu sebesar 4,255,66 miliar rupiah (tahun 2011),
4.484,27 miliar rupiah (tahun 2012), 4.755,27 miliar rupiah (tahun 2013), 4.987,38 miliar rupiah (tahun 2014), dan
5.247,34 miliar rupiah (tahun 2015). Pemerintah daerah ikut berperan dalam upaya melakukan penanaman modal
yang merupakan langkah awal untuk melakukan pembangunan. Sebagai contoh pemerintah daerah melakukan
perbaikan infrastruktur dan melakukan penambahan aset. Pembiayaan pembangunan daerah untuk infrastruktur ini
biasanya disebut dengan belanja modal. Belanja modal merupakan pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan
investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan. Belanja modal akan
menghasilkan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Realisasi belanja modal pemerintah daerah dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada periode 2011—2015
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 4.405,05 miliar rupiah pada tahun 2011, 6.046,71 miliar
rupiah pada tahun 2012, 6.440,63 miliar rupiah pada tahun 2013, 7.702,12 miliar rupiah pada tahun 2014, dan
8.653,24 miliar rupiah pada tahun 2015. Akan tetapi, realisasi belanja modal sebagian besar masing-masing
kabupaten/kota pada tahun 2011— 2015 menunjukkan angka yang fluktuaktif. Hanya lima kabupaten yang secara
konsisten mengalami peningkatan realisasi belanja modal setiap tahun yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Batang. Pemerintah daerah juga merealisasikan
investasi publik untuk memacu pertumbuhan ekonomi dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK). Sumber DAK
tersebut berasal dari transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang merupakan Dana Perimbangan. Transfer
Dana Perimbangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah lainnya yaitu Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum.
Pengalokasian Dana Alokasi Khusus memperhatikan ketersediaan anggaran APBN, sehingga nilai alokasi Dana Alokasi
Khusus tidak dapat dipastikan jumlahnya setiap tahun. Perkembangan realisasi Dana Alokasi Khusus dari 35
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah periode tahun 2011—2015 menunjukkan angka yang fluktuaktif. Pada tahun
2011 realisasi total Dana Alokasi Khusus dari 35 kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah sebesar 2.042,81 miliar
rupiah. Pada tahun 2012 realisasi total Dana Alokasi Khusus dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah meningkat
menjadi sebesar 2.182,61 miliar rupiah. Pada tahun 2013 dan 2014 terjadi penurunan realisasi total Dana Alokasi
Khusus kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah menjadi sebesar 1.758,90 miliar rupiah pada tahun 2013 dan 1.733,67
miliar rupiah pada tahun 2014. Pada tahun 2015 realisasi total Dana Alokasi Khusus dari 35 kabupaten/kota di Provinsi
Jawa tengah mengalami kenaikan menjadi sebesar sebesar 2.341,49 miliar rupiah. Investasi swasta berperan penting
didalam memacu pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan aktivitas investasi swasta memiliki multiplier effect yang
mencakup penyerapan tenaga kerja, yang secara tidak langsung meningkatkan daya beli masyarakat dan
menyebabkan bertumbuhnya aktivitas ekonomi di sekitar lokasi investasi tersebut. Investasi swasta pada penelitian ini
merupakan nilai investasi swasta yang bersumber dari realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan realisai
Penanaman Modal Asing (PMA) kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Perkembangan realisasi investasi swasta di
Provinsi Jawa Tengah pada periode 2011—2015 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011
realisasi investasi swasta di Provinsi Jawa Tengah sebesar 4.143,41 miliar rupiah. Pada tahun 2012 realisasi investasi
swasta di Provinsi Jawa Tengah meningkat menjadi sebesar 7.451,88 miliar rupiah. Peningkatan investasi swasta di
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 terjadi lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar 15.917,76
miliar rupiah. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan kembali pada realisasi investasi swasta di Provinsi Jawa Tengah
namun peningkatannya di bawah peningkatan tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar 16.503,84 miliar rupiah. Pada
tahun 2015 realisasi investasi swasta di Provinsi Jawa Tengah kembali menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi
yaitu menjadi sebesar 22.039,81 miliar rupiah. Akan tetapi, perkembangan realisasi investasi swasta menurut
kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011—2015 belum dilaksanakan secara optimal. Hal tersebut
ditunjukkan oleh angka yang fluktuaktif dan belum merata ke seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.
Realisasi investasi swasta dilakukan setiap tahun pada 22 kabupaten/kota selama periode 2011—2015. Akan tetapi
perkembangan realisasi investasi swasta di masing-masing kabupaten/ kota tersebut menunjukkan angka yang
fluktuaktif. Di sisi lain, masih terdapat 13 kabupaten/kota yang belum bisa merealisasikan investasi swasta secara
konsisten setiap tahun. Hal tersebut berarti perkembangan realisasi investasi menurut kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Tengah pada periode 2011-2015 belum merata pada setiap tahun. Untuk menentukan model terbaik yang akan
digunakan di antara model common effect, fixed effect, dan random effect, maka dilakukan uji Chow, uji Hausman, dan
uji Langrange multiplier. Dari hasil uji pemilihan model terbaik yang dilakukan, baik dengan Uji Chow maupun Uji
Hausman diperoleh kesimpulan bahwa model yang paling tepat untuk menggambarkan pengaruh belanja modal, DAK,
dan investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi adalah model fixed effect. Uji multikolinearitas pada penelitian
ini dilakukan dengan melihat nilai correlation matix atau dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF). Hasil uji
multikolinearitas menunjukkan tidak terdapat multikolinearitas dari masingmasing variabel. Hasil uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan metode uji Wald menunjukkan terdapat masalah
heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Hasil uji autokorelasi yang dilakukan dengan metode uji Wooldridge
menunjukkan tidak terdapat masalah autokorelasi. Dari hasil uji asumsi klasik terhadap model fixed effect diperoleh
kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dan autokorelasi pada model. Akan tetapi, terdapat
masalah heteroskedastisitas pada model yang digunakan. Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, dilakukan
regresi ulang dengan menggunakan metode robust. Setelah dilakukan regresi ulang dengan menggunakan metode
robust untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, diperoleh model estimasi menggunakan model fixed effect yang
tepat dan bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Hasil regresi menunjukkan bahwa belanja modal
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini
berarti setiap kenaikan belanja modal akan secara signifikan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan Hasnul (2016) dan Devarajan (1996 dalam Yasin, 2000).
Rangkuman Buku 2 TEORI PERTUMBUHAN EKΟΝΟΜΙ
a. DEFINISI TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori Pertumbuhan merupakan perubahan kondisi ekonomi di negara berkembang dijelaskan oleh teori pertumbuhan,
yang menyatakan bahwa perubahan tersebut saling menguntungkan untuk meningkatkan kondisi ekonomi di negara
tersebut. Adapun dapat didefinisikan teori pertumbuhan ekonomi sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan jangka panjang dalam output per kapita dan bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi untuk membentuk
proses pertumbuhan harus dijelaskan. Maka, mengenai bagaimana pertumbuhan terjadi dalam keterkaitan antar
faktor ekonomi ialah teori pertumbuhan ekonomi. Banyak ahli telah mengemukakan teori ini sebagai cara untuk
memperbaiki situasi ekonomi suatu negara. Ini pada awalnya adalah teori pertumbuhan klasik, yang kemudian
diperbaiki oleh kelompok neoklasik.
b. TEORI PERTUMBUHAN KLASIK
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, sekelompok ekonom yang dikenal sebagai kelompok klasik
mengembangkan teori pertumbuhan yang dikenal sebagai mobilitas klasik. Ada dua jenis sekolah klasik dalam sejarah:
kelompok klasik dan kelompok neoklasik. Adam Smith, Robert Malthus, David Ricardo, dan John Stewart Mill adalah
contoh ekonom klasik, ekonom yang mengajukan teori sebelum tahun 1870-an. Aliran ekonomi neoklasik termasuk
mereka yang menganjurkan teori ini setelah tahun 1870. Untuk kelompok penulis ini, kita dapat menambahkan Alfred
Marshall dan Walt Whitman Rostow, di antara banyak lainnya. Selama Revolusi Industri Inggris, teori pembangunan
ekonomi klasik mulai terbentuk. Era tinggal landas diantar oleh negara-negara Inggris pada saat pertumbuhan ekonomi
negara maju yang cukup pesat. Kelompok klasik menelaah penyebab pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan
terjadinya proses pertumbuhan bila melihat persoalan pembangunan ekonomi. Pandangan ekonom klasik berbeda
dalam hal ini, sehingga masing-masing teori kelompok klasik akan diperiksa secara rinci.
1. Teori Adam Smith
2. Robert Melatus
3. David Ricardo
4. John Stuart Mill

c. TEORI PERTUMBUHAN NEOKLASIK adalah teori ekonomi baru yang menggantikan teori ekonomi klasik dalam hal
kemanjurannya. Telah ada peningkatan pentingnya kemajuan teknologi dan penemuan metode produksi baru, yang
telah menyebabkan pergeseran ini. Teori neoklasik adalah nama yang diberikan untuk pendekatan ini. Ada banyak
perdebatan di antara para ekonom Neoklasik tentang teori tingkat bunga dan masalah akumulasi modal. Menurut
teori neo klasik perkembangan ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dalam perkembangan ekonomi ada faktor penting yaitu dengan
2. adanya akumulasi kapital.
3. Proses yang gradual ialah perkembangan.
4. proses yang harmonis dan kumulatif ialah perkembangan

d. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKΟΝΟΜI


1. Sumber Daya Manusia
2. Sumber daya alam
3. Pembentukan modal
4. Pengrmbangan teknologi
5. Faktor sosial dan politik.

Berbagai teori dan metode untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi dapat kita pelajari dari penjelasan bab ini. Ada
kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Namun masing-masing metode sesuatu yang penting yang ditekankan,
seperti model tahap linier, yang menekankan pentingnya tabungan dan investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
jangka panjang. Dengan mengamati apa yang telah terjadi, teori baru berfungsi sebagai metode alternatif untuk menjelaskan
pola-pola pembangunan yang terjadi di negara-negara tertentu. Kemajuan teknologi endogen, aglomerasi industri, dan
strategi intra-industri dalam perdagangan global semua pertimbangan penting dalam teori pertumbuhan baru, yang
memperhitungkan kepentingan relatif mereka. Teori geografi ekonomi baru melakukan hal yang sama. Setiap teori ekonomi
ini menyediakan kerangka kerja untuk mengelola ekonomi dengan cara yang memaksimalkan pertumbuhan sambil
meminimalkan dampak lingkungan. Meskipun kita mungkin menyadari di masa depan bahwa sejauh ini teori pembangunan
tradisional hanya mengajarkan bagaimana mengendalikan ekonomi material, dan fokusnya hanya pada pencapaian
pertumbuhan ekonomi dan mendistribusikan ekonomi kepada semua orang, kita masih memiliki beberapa jalan untuk dilalui.
Itu mendapat kurang perhatian, tapi itu selalu menjadi prioritas. Trade-off pertumbuhan versus ekuitas. Sebagai bagian dari
pengembangan sumber daya manusia, sumber daya manusia perlu memiliki keterampilan dan pengetahuan teknis yang
canggih.

Rangkuman Buku 3 a. PengelompokanTeori


Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Delman (1961) mengidentifikasi terdapat 3 faktor utama yang mendorong terjadinya perubahan teori dan paradigma
pembangunan ekonomi dari masa ke masa.
1. Perubahan ideologi. Setiap generasi pemikir ekonomi mempunyai basis ideologinya masing masing sehingga
memiliki rujukan teoritis dan rekomendasi kebijakan yang berlainan. Bila terjadi perubahan ideologi, kerangka dan
rekomendasi kebijakan juga ikut berubah.
2. Revolusi dan inovasi teknologi. Terjadi perubahan yang fundamental dari aktifitas ekonomi masa kini karena
dampak dari revolusi dan inovasi teknologi. Lahirnya paradigma perekenomian berbasis pengetahuan adalah
produk dari revolusi tersebut.
3. Perubahan lingkungan internasional sebagai dampak globalisasi ekonomi. Hal ini tercermin pada semakin
terintegrasinya kegiatan ekonomi antar bangsa, yang mengarah pada borderless economy. Indikasinya adalah: (1)
liberalisasi ekonomi dan intensifikasi perdagangan bebas antar negara, (2) meluasnya operasi perusahaan
multinasional, dan (3) pesatnya perkembangan bisnis keuangan internasional.
b. Mahzab Historismus
Terdapat empat prinsip dan ajaran utama dari mazhab Historismus.
1. Menekankan pada pendekatan yang bersifat evolusioner pada ilmu ekonomi. Mazhab ini memusatkan
perhatiannya pada pertumbuhan dan pembangunan secara kumulatif. Menurut mazhab ini, sebuah masyarakat
akan senantiasa berubah, namun dengan siklus yang konstan.
2. Menekankan pada pentingnya peranan pemerintah dalam perekenomian. Mazhab ini menekankan tentang adanya
“komunalisme ekonomi” dimana organisme sosial dipandang sebagai akumulasi dari setiap unit yang ada di
dalamnya dan membentuk sebuah kesatuan yang unik, bukan sebagai unit yang terpisah dan berjalan sendiri
(individualis). Mazhab ini juga menekankan tentang campur tangan pemerintah dalam perekenomian dan tidak
mempercayai invisible hand yang mampu menghasilkan keseimbangan pasar.
3. Mazhab Historimus menggunakan pendekaran induktif dalam analisisnya dan mempelajari ekonomi dari perspektif
sejarah sejarah umat manusia.
4. Mazhab Historismus mendukung pandangan yang bersifat konservatif. Mazhab ini memandang perlu adanya
kebijakan yang mengarah pada perbaikan kondisi masyarakat secara umum karena terdapat dampak positif yang
akan dihasilkan

c. Mahzab Klasik
Uraian Pekerjaan / Deskripsi Jabatan / Job Description adalah paparan yang mencakup pekerjaan dasar dari suatu
jabatan yang termasuk tugas, wewenang, tanggung jawab dan informasi-informasi penting lainnya yang melekat pada
jabatan tersebut. Contoh Informasi-informasi dalam deskripsi jabatan tersebut diantaranya seperti nama Jabatan,
lokasi dan lingkungan pekerjaan, informasi pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat dan tujuan pekerjaan, tugas-tugas
yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan peralatan yang bisa digunakan dalam penyelesaian kerja, serta bahaya
dan risiko yang terlibat didalam pekerjaan tersebut.
Para ekonom pada Mazhab Klasik memiliki persepsi ekonomi yang berkebalikan dari Mahzab Historismus dalam
tatanan ekonomi masyarakat, yaitu:
1. Kebijakan pasar bebas (laizez faire), yaitu setiap individu maupun unit usaha harus diberikan kebebasan dalam
kegiatan ekonominya.
2. Kegiatan ekonomi yang dilakukan atas dasar mekanisme pasar akan jauh lebih bermanfaat daripada jika ada
campur tangan pemerintah di dalamnya. Peran pemerintah hanya dibatasi pada bidang hukum, pertahanan,
pendidikan, dan penyediaan jasa publik lain.
3. Nilai dan harga barang, tingkat upah, tingkat sewa tanah, dan tingkat laba ditentukan oleh mekanisme tarik
menarik antara permintaan dan penawaran di pasar.

d. Mahzab Keynesian
Teori Keynes, yang telah dilengkapi dan dikembangkan oleh Roy Harrod (1939, An essay of Dynamic Teory) dan Evsey
Domar (1947, Expansion & Employment), menganalisis syarat syarat yang diperlukan agar suatu perekenomian dapat
tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Teori Keynes yang sudah disempurnakan lebih sering disebut Teori
Harrod – Domar yang menciptakan pondasi bagi Mahzab Keynesian. Menurut Teori Harrod – Domar, pembentukan
modal merupakan faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal didapat dari proses
akumulasi tabungan. Teori ini meyakini bahwa jika pada suatu periode tertentu dilakukan sejumlah pembentukan
modal, maka pada masa berikutnya perekenomian tersebut akan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam
menghasilkan barang dan jasa.
e. Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik berkembang pada tahun 1950an. Teori ini mengacu pada kerangka analisis
yang dikembangkan Robert Solow da n Trevor Swan. Menurut Solow & Swan, pertumbuhan ekonomi tergantung pada
ketersediaan faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan
dari teori Solow & Swan didasarkan pada anggapan yang mendasari analisis ekonomi klasik yaitu bahwa perekenomian
berada pada tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan tingkat pemanfaatan penuh (full utilization) dari faktor
produksi. Dengan kata lain, perekenomian akan terus berkembang dan semuanya bergantung pada pertambahan
penduduk, akumulasi capital, dan kemajuan teknologi.

f. Teori Pertumbuhan Endogen


Melalui tulisannya yang berjudul Endogenous Technological Change dan The Origins of Endogenous Growth di tahun
1994, Michael Romer menggagas terbentuknya Teori Pertumbuhan Endogen. Umumnya, teori pertumbuhan ekonomi
hanya menekankan pentingnya akumulasi modal dalam pertumbuhan ekonomi. Artinya, untuk memiliki laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, suatu negara membutuhkan investasi yang tinggi pula. Dana untuk membiayai
investasi berasal dari tabungan, dan kunci utama pertumbuhan ekonomi terletak dari kemampuan suatu negara dalam
mengakumulasikan tabungan.

g. Strategi Pembangunan Seimbang


Pembangunan seimbang dapat diartikan sebagai pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan sehingga
industri tersebut saling menciptakan pasar bagi yang lain. Strategi ini menghasilkan pembangunan secara serentak dan
harmonis di berbagai sektor ekonomi hingga keseluruhan sektor akan tumbuh bersama. Strategi ini baru berjalan
dengan baik saat adanya keseimbangan antara sisi permintaan dan penawaran.
1. Sisi penawaran akan memberikan penekanan pada pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah
jadi, bahan baku, sumber daya energi, pertanian, transportasi, dan jasa.
2. Sisi permintaan berhubungan dengan penyediaan kesempatan kerja yang lebih besar darn penambahan
pendapatan agar permintaan barang dan jasa akan tumbuh.

Rangkuman Buku 4 a. UKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI


Untuk mengetahui maju tidaknya suatu perekonomian diperlukan adanya suatu alat pengukur yang tepat. Alat
pengukur pertumbuhan perekonomian ada beberapa macam di antaranya adalah:
1. Produk Domestik Bruto (PDB)
2. Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita dan Harapan Hidup
3. PDB dan PNB per kapita
4. Pendapatan per jam kerja

b. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan pertumbuhan pendapatan atau PDB per kapita
menuntut adanya kenaikan PDB karena jumlah penduduk tidak mungkin berkurang atau dikurangi. PDB itu sangat
ditentukan oleh digunakannya faktor produksi tenaga kerja, kapital, barang sumber daya alam, tingkat teknologi, dan
kondisi sosial dalam negara yang bersangkutan. Pada umumnya terdapat hubungan yang positif antara jumlah dan
kualitas faktor-faktor produksi itu dan PDB. Jadi semakin banyak digunakan alat kapital, tenaga kerja, barang sumber
daya alam dan tingkat teknologi yang lebih canggih serta keadaan sosial yang mendukung, maka akan semakin tinggi
pula tingkat PDB dan pendapatan nasional negara yang bersangkutan. Agar dapat benar-benar memahami bagaimana
cara mendorong pertumbuhan ekonomi, maka terlebih dahulu harus dipahami pula bagaimana sifat dari masing-
masing faktor produksi tersebut.
1. Modal Manusia (Sumberdaya Manusia = SDM)
Faktor tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang terpenting dalam kaitannya dengan peningkatan
PDB suatu negara. Dari segi jumlahnya, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi akan
semakin tinggi pula produksi dari kegiatan tersebut.
2. Kapital (Modal buatan Manusia)
Kapital merupakan faktor produksi yang sangat penting pula dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan
nasional atau PDB. Namun seringkali disalah artikan bahwa tanpa kapital, perekonomian suatu negara dikatakan
akan tidak dapat berkembang sama sekali. Memang kapital itu penting, tetapi bukan merupakan faktor satu-
satunya satu-sat yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Bahkan sesungguhnya kapital seringkali lebih
merupakan pelengkap daripada sebagai faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi pada permulaan
pertumbuhan ekonomi. Dengan kapital yang sedikit saja, asal ada kemauan yang kuat dari penduduk di dalam
negara yang bersangkutan, maka pertumbuhan akan terjadi dan justru akan terbentuklah kapital sebagai hasil dari
tabungan yang disisihkan dari tingkat pendapatan yang semakin tinggi.
3. Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Modal Alami Ciptaan Tuhan)
Sumberdaya alam juga merupakan faktor produksi yang penting di samping kapital dan tenaga kerja dalam
menentukan berhasilnya pembangunan ekonomi suatu negara. Seringkali dinyatakan bahwa suatu negara yang
tidak memiliki sumber daya alam dan lingkungan yang baik (sehat) akan lamban dalam mencapai kemajuan
ekonomi yang lebih tinggi, tetapi kenyataannya tidaklah demikian karena negara yang bersangkutan dapat
mendatangkan barang sumber daya alam dari negara lain. Oleh karena itu yang penting bagi suatu negara adalah
kemauan penduduknya yang kuat untuk melakukan pembangunan, kapital dan sumber daya alam lebih merupakan
hasil dan bukan sebab bagi berhasilnya pembangunan suatu perekonomian.
4. Teknologi
Faktor teknologi tidak kalah pentingnya bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dengan faktor-faktor kapital,
tenaga kerja, dan sumber daya alam yang relatif tetap, pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan dengan
perbaikan teknologi. Teknologi adalah cara untuk mengolah atau menghasilkan suatu jenis barang atau jasa
tertentu. Teknologi mempunyai hubungan dengan inovasi yaitu penemuan baru yang telah diterapkan dalam
proses produksi, seperti menemukan daerah pamasaran baru, menemukan produk baru, menemukan cara
produksi baru, dan sebagainya

c. INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)


Dalam merencanakan pertumbuhan ekonomi bagi suatu negara, seringkali digunakan instrumen analisis yang disebut
dengan incremental capital output ratio (ICOR), yang menunjukkan perbandingan atau rasio antara investasi
(tambahnya kapital) dan tambahnya produksi (output). Dengan mengetahui tingginya ICOR, maka dengan suatu target
pertumbuhan produksi tertentu, akan dapat ditentukan berapa kebutuhan investasi yang harus dipenuhi untuk
mencapai target tambahan produksi tersebut.
Jika pemerintah Indonesia merencanakan dalam tahun 2016 suatu kenaikan produksi nasional bruto (PNB) setinggi 5%
per tahun, dan diketahui ICOR AK/AY4 maka jumlah investasi (AK) 4 x 5% = 20%. Jadi tambahan kapital atau investasi
(yang dibutuhkan untuk mencapai target kenaikan PNB 5% itu adalah 20% dari PNB. Jika diketahui laju pertumbuhan
penduduk Indonesia misalnya 2,3% per tahun, maka dengan PNB yang hanya meningkat dengan 5% per tahun, PNB
per kapita hanya akan meningkat dengan 5%-23% 2,7% per tahun yaitu laju pertumbuhan PNB dikurangi dengan laju
pertumbuhan jumlah penduduk. Kemudian karena PNB masih rendah (sekitar US$ 5000) pada tahun 1986, maka
kenaikan sebesar 2,7% per tahun atau sebesar US$ 13,2 per tahun itu dirasakan masih sangat kecil dibanding dengan
kenaikan pendapatan per kapita negara-negara yang sudah maju
Rangkuman Buku 5 a. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi yang lambat atau kemunduran ekonomi menimbulkan implikasi ekonomi dan sosial yang
sangat merugikan masyarakat. Pertambahan pengangguran, kemerosotan taraf kemakmuran dan kerusuhan-
kerusuhan sosial adalah beberapa akibat penting yang akan timbul. Menyadari implikasi buruk dari kekurangan atau
ketiadaan pertumbuhan ekonomi ini, semenjak berabad-abad yang lalu pemikir-pemikir ekonomi dan sosial telah
mencoba mencari formula tentang caranya meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Ahli-ahli ekonomi yang
tergolong dalam mazhab Merkantilis berpendapat kekayaan emas dan perak merupakan sumber kekayaan dan
kemakmuran sesuatu negara. Keyakinan ini merupakan salah satu faktor yang mendorofig pedagang-pedagang di
negara Eropa menjelajahi dunia baru (Amerika, Australia dan New Zealand) dan menjajah Asia dan Afrika.
b. PANDANGAN KLASIK
Penelitian yang lebih serius mengenai faktor-faktor yang menimbulkan pertumbuhan ekonomi dilakukan oleh Adam
Smith, yang menjadi pelopor dalam pemikiran ekonomi Klasik. Dalam bukunya: "An Inquiry into the Nature and Causes
of the Wealth of Nations", yang diterbitkan lebih dari dua abad yang lalu, Smith mengemukakan beberapa pandangan
mengenai beberapa faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Pandangan- pandangannya yang
utama adalah:
1. Peranan sistem pasaran bebas. Smith berpendapat bahwa sistem mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan
ekonomi yang efisien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh. Oleh sebab itu Smith merasa pemerintah tidak perlu
melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Fungsi pemerintah perlulah dibatasi kepada
menyediakan fasilitas- fasilitas yang menggalakkan perkembangan kegiatan pihak swasta. Menyediakan
infrastruktur. mengembangkan pendidikan dan menyediakan pemerintahan yang efisien adalah beberapa langkah
yang akan membantu perkembangan pihak swasta.
2. Peluasan pasar. Perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan memproduksi dengan tujuan untuk menjualnya
kepada masyarakat dan mencari untung. Semakin luas pasaran barang dan jasa, semakin tinggi tingkat produksi
dan tingkat kegiatan ekonomi. Smith juga menekankan pentingnya pasaran luar negeri dalam mengembangkan
kegiatan di dalam negeri.
3. Spesialisasi dan kemajuan teknologi. Perluasan pasar, dan perluasan kegiatan ekonomi yang digalakkannya, akan
memungkinkan dilakukan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi. Seterusnya spesialisasi dan perluasan kegiatan
ekonomi akan menggalakkan perkembangan teknologi dan produktivitas meningkat. Kenaikan produktivitas akan
menaikkan pendapatan pekerja dan kenaikan ini akan memperluas pasaran. Keadaan ini akan mengembangkan
spesialisasi. Siklus ini akan mengakibatkan perekonomian terus menerus berkembang.
c. PANDANGAN SCHUMPETER
Pada permulaan abad ini berkembang pula suatu pemikiran baru mengenai surnber dari pertumbuhan ekonomi dan
sebabnya konjungtur berlaku. Pandangan ini dikemukakan oleh Schumpeter dalam bukunya The Theory of Economic
Development, yang diterbitkan pada tahun 1908. Dalam bukunya ini Schumpeter menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi tidak akan terjadi secara terus menerus tetapi mengalami keadaan di mana adakalanya berkembang dan
pada ketika lain mengalami kemunduran. Konjungtur tersebut disebabkan oleh kegiatan para pengusaha
(entrepreneur) melakukan inovasi atau pembaruan dalam kegiatan mereka menghasilkan barang dan jasa.
Memperbaiki mutu sesuatu barang, menciptakan model mobil yang baru, atau menciptakan model TV yang lebih
canggih adalah beberapa contoh dari kegiatan para pengusaha melakukan inovasi. Untuk mewujudkan inovasi yang
seperti ini investasi akan dilakukan, dan pertambahan investasi ini akan meningkatkan kegiatan ekonomi. Proses
multiplier yang ditimbulkannya akan menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam kegiatan ekonomi dan
perekonomian mengalami pertumbuhan yang lebih pesat.
d. TEORI HARROD-DOMAR
Secara terpisah Roy Harrod dari Inggris dan Evsey Domar dari Amerika Serikat mengembangkan teori pertumbuhan
yang bersamaan pandangannya. Oleh sebab itu sekarang ini teori tersebut dikenal sebagai teori Harrod-Domar. Teori
ini pada dasarnya melengkapi analisis Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi. Dalam analisis Harrod-
Domar yang menjadi pokok persoalan analisis adalah: apakah syarat yang diperlukan agar pertumbuhan ekonomi akan
terus menerus teguh pada masa depan? Untuk menunjukkan hubungan di antara analisis Keynes dengan teori Harrod-
Domar terlebilh dahulu akan diperhatikan kembali teori keseimbangan kegiatan perekonomian yang dikemukakan
dalam teori Keynes. Seperti telah dilihat, teori Keynes pada hakikatnya menerangkan bahwa perbelanjaan agregat
akan menentukan tingkat kegiatan perekonomian. Dalam perekonomian dua sektor perbelanjaan agregat terdiri dari
konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan. Analisis yang dikembangkan oleh Keynes menunjukkan kepada kita
bagaimana konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan tersebut akan menentukan tingkat pendapatan nasional.
Analisis Harrod- Domar maju selangkah lagi dari keadaan ini. Teori Harrod-Domar mengingatkan kita bahwa sebagai
akibat investasi yang dilakukan tersebut pada masa berikutnya kapasitas barang-barang modal dalam perekonomian
akan bertambah. Seterusnya dalam teori Harrod Domar dianalisis keadaan yang perlu wujud agar pada masa
berikutnya barang-barang modal yang tersedia tersebut akan sepenuhnya digunakan.
e. TEORI NEO-KLASIK
Pandangan dari teori ini akan secara mendalam diterangkan dalam bagian berikut. Teori pertumbuhan Neo-Klasik
pertama sekali dikembangkan oleh Profesor Robert Solow, yang memperoleh hadiah Nobel pada tahun 1987 untuk
teorinya tersebut. Teorinya dikemukakannya dalam Quarterly Journal of Economics terbitan bulan Februari 1956,
dalam tulisan yang berjudul: A Contribution of the Theory of Economic Growth. Teori Neo-Klasik berpendapat bahwa
pertumbuhan ekonomi bersumber dari pertambahan dan perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran agregat. Dengan demikian pendekatannya sangat berbeda dengan teori Harrod- Domar yang berpendapat
bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh segi permintaan yaitu bergantung kepada perkembangan permintaan
agregat. Dalam analisis Neo-Klasik diyakini bahwa perkembangan faktor- faktor produksi dan kemajuan teknologi
merupakan faktor utama yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu dan
perkembangannya dari satu waktu ke waktu lainnya. Dengan demikian, pada hakikatnya ia tidak berbeda dengan
pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik yang juga berpendapat bahwa perkembangan faktor-faktor produksi, terutama
tenaga kerja dan modal, dan perkembangan teknologi merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi.
Persamaan inilah yang menyebabkan teori pertumbuhan modern ini dinamakan teori Neo- Klasik.
f. TEORI PERTUMBUHAN NEO-KLASIK
Teori pertumbuhan Neo-Klasik pada dasarnya bertujuan untuk menerangkan faktor-faktor utama yang menentukan
pertumbuhan ekonomi dan sumbangan relatif dari berbagai faktor ini dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori Neo-Klasik ditunjukkan bagaimana tiga jenis input yaitu modal, teknologi dan tenaga kerja menentukan
tingkat kegiatan ekonomi, dan peranan dari modal dan perkembangan teknologi dalam menentukan pertumbuhan
ekonomi. Untuk menerangkan teori pertumbuhan Neo-Klasik. uraian dalarn bagian ini akan dibedakan kepada empat
tingkat analisis, yaitu:
1. Menunjukkan pandangan teori pertumbuhan Neo-Klasik dengan terlebih dahulu memisalkan tidak terdapat
perkembangan teknologi, yaitu tingkat teknologi dianggap konstan.
2. Menunjukkan tabungan, investasi dan konsumsi pada setiap tingkat pertumbuhan ekonomi.
3. Melihat efek depresiasi dan pertambahan penduduk ke atas pertumbuhan ekonomi.
4. Menunjukkan bagaimana perkembangan teknologi akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Rangkuman Buku 6 a. Pembangunan Ekonomi Pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (Siagian, 1994). Sedangkan menurut Ginanjar Kartasasmita (1994), pembangunan diartikan sebagai
“suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”. Paradigma
tradisional memandang pembangunan ekonomi sebagai peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara
secara terus menerus. Pada lingkup daerah, pembangunan ekonomi difokuskan pada peningkatan -Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) suatu provinsi, kabupaten, atau kota (Kuncoro, 2010). Seiring perkembangannya, muncul
definisi pembangunan ekonomi yang menekankan pada peningkatan pendapatan per kapita. ini menekankan pada
kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk di negara
tersebut. Paradigma modern mulai mengedepankan dethronement of GNP (penurunan tahta pertumbuhan ekonomi),
distribusi pendapatan yang semakin timpang, pengentasan kemiskinan, dan penurunan tingkat pengangguran.
Pandangan tersebut telah membawa perubahan dalam paradigma pembangunan bahwa pembangunan harus
dipandang sebagai suatu proses yang multidimensional (Kuncoro, ¬2010).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa pembangunan ekonomi memiliki empat sifat penting. Keempat
sifat tersebut adalah:
1. Suatu Proses
Artinya pembanguan ekonomi itu berlangsung secara terus menerus, bukan merupakan sesuatu yang bersifat
insidental. Dalam analisis ekonomi pembangunan, antara satu faktor dengan faktor yang lain saling berkaitan,
berhubungan dan saling memengaruhi pembangunan ekonomi. Dengan demikian, deretan peristiwa yang timbul
akan mewujudkan peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari suatu tahap
pembangunan ke tahap berikutnya.
2. Usaha untuk Meningkatkan Pendapatan Perkapita
Pembangunan ekonomi merupakan upaya menaikkan pendapatan perkapita. Kenaikkan pendapatan per kapita
merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Biasanya laju
pembangunan ekonomi suatu negara, ditunjukkan dengan tingkat pertambahan pendapatan nasional baik dalam
bentuk Gross National Product (GNP) atau Gross Domestic Product (GDP). Gross National Product (GNP) adalah
pendapatan yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara, baik yang tinggal di negaranya dan juga warga negara
yang sedang berada di luar negeri, misalnya untuk bekerja atau belajar. Gross Domestic Product (GDP) adalah
pendapatan suatu negara yang dihasilkan oleh masyarakat yang berada di wilayah suatu negara, baik warga negara
asli ataupun warga negara asing. Terdapat beberapa kelemahan dari cara di atas, karena hanya menunjukkan
indikator pembangunan ekonomi dalam arti materiil. Sesuai dengan definisi, dikatakan terjadi pembangunan
ekonomi jika terdapat kenaikan pendapatan juga dibarengi adanya berbagai perubahan baik dalam kelembagaan,
pola pikir maupun teknologi. Misalnya pada tahun X pendapatan nasional dihitung, terjadi pertambahan
pendapatan nasional, namun di sisi lain juga terjadi pertumbuhan penduduk. Jika tingkat pertambahan pendapatan
nasional (GDP/GNP) sama dengan atau lebih rendah dari tingkat pertambahan penduduk, maka pendapatan per
kapita akan tetap sama atau bahkan menurun. Hal ini berarti bahwa pertambahan GNP/GDP tidak memperbaiki
tingkat kesejahteraan ekononomi masyarakat.
3. Kenaikan Pendapatan per Kapita Berlangsung dalam Jangka Panjang Jangka panjang dalam hal ini bukan berarti
pendapatan per kapita harus mengalami kenaikan secara terus menerus setiap tahun, tetapi pada suatu waktu
tertentu dapat turun sebab masalah yang bersifat sementara, misalnya pada saat terjadi pergolakan politik,
kemunduran sektor ekspor yang menyebabkan kondisi ekonomi turun. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah
bahwa pendapatan per kapita secara rata-rata meningkat dalam jangka panjang.
4. Kenaikan Pendapatan per Kapita Bersama dengan Terjadinya Perubahan Teknologi dan atau Kelembagaan.
Pembangunan ekonomi terjadi ketika terdapat peningkatan pendapatan per kapita yang dibarengi dengan
terjadinya modernisasi. Artinya, dikatakan terjadi pembangunan ekonomi jika terjadi peningkatan pendapatan
nasional yang dibarengi dengan perubahan teknologi, perubahan kelembagaan, perubahan sistem politik maupun
perubahan pola pikir masyarakat. Menurut Rostow, pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan antara lain:
a. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, maupun sosial yang pada mulanya mengarah ke dalam suatu
daerah menjadi berorientasi ke luar.
b. Perubahan dalam kegiatan penanaman modal masyarakat, dari melakukan penanaman modal yang tidak
produktif misalnya penanaman modal berupa emas, tanah maupun rumah menjadi digunakan untuk
wiraswasta.
c. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari menginginkan banyak
anak menjadi membatasi jumlah keluarga.
d. Perubahan cara masyarakat dalam menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat, dari semula
ditentukan oleh kedudukan keluarga atau suku bangsa menjadi ditentukan oleh kesanggupan melaksanakan
pekerjaan.
e. Perubahan dalam pandangan masyarakat yang mulanya berkeyakinan bahwa kehidupan manusia ditentukan
oleh keadaan alam sekitarnya, dan selanjutnya berpandangan bahwa manusia harus memanipulasi alam
sekitarnya untuk menciptakan kemajuan.
b. Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Istilah pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi sering
digunakan secara bergantian dan dianggap sama. Misalnya ada suatu pernyataan yang mengatakan bahwa laju
pembangunan ekonomi Indonesia kurang lebih sebesar 7% per tahun. Padahal pernyataan yang dimaksud adalah
pertumbuhan ekonomi. Secara konsep, istilah pembangunan ekonomi/perkembangan ekonomi (economic
development) berbeda dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Dalam uraian mengenai konsep
pembangunan ekonomi telah diuraikan terjadinya perkembangan tentang arti pembangunan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi sebagai kenaikan dalam pendapatan nasional, tanpa memandang apakah kenaikkan itu lebih besar atau lebih
kecil dari tingkat pertambahan penduduk atau apakah terjadi perubahan dalam struktur ekonomi atau tidak.
Sedangkan pembangunan ekonomi diartikan sebagai perkembangan pendapatan per kapita dalam suatu masyarakat
bersamaan dengan perombakan dan modernisasi dalam struktur ekonomi dari tradisional ke modern. Suatu negara
dapat dikatakan ada pertumbuhan ekonomi apabila terdapat lebih banyak output, dan dikatakan terjadi
pembangunan/perkembangan ekonomi apabila tidak hanya terdapat lebih banyak output, tetapi juga terjadi
perubahanperubahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik (terjadi modernisasi) dalam menghasilkan output
yang lebih banyak tersebut. Disamping itu, dikatakan terjadi pembangunan ekonomi apabila pertambahan pendapatan
nasional pada suatu tahun tertentu melebihi dari tingkat pertambahan penduduk. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan, bahwa pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan
ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah: a. Akumulasi
kapital b. Pertumbuhan penduduk c. Kemajuan teknologi.
c. Teori Pertumbuhan Menurut Aliran Klasik Termasuk ke dalam aliran klasik adalah ahli-ahli ekonomi yang
mengemukakan analisisnya sebelum tahun 1870. Ahli-ahli yang termasuk dalam golongan kaum/aliran Klasik adalah
Adam Smith, David Ricardi, Thomas Robert Malthus dan John Sturt Mill.
1. Adam Smith (1723-1790) Adam Smith merupakan ahli ekonomi yang pertama, yang mengemukakan teori tentang
pertumbuhan ekonomi. Dalam mengemukakan teorinya tentang proses pertumbuhan ekonomi, pada tahun 1776
ditulis dalam bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of nations”. Menurut
Adam Smith, inti dari proses pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi dua aspek, yaitu:
a. Pertumbuhan Output Total Menurut Adam Smith, pertumbuhan output total dipengaruhi oleh tiga unsur
pokok, yaitu sumber daya alam (atau faktor produksi tanah) yang tersedia, jumlah penduduk, dan stok barang
modal yang ada. Menurut Adam Smith, sumber daya alam merupakan faktor yang paling pokok dari kegiatan
produksi suatu masyarakat. Banyaknya sumber daya alam yang tersedia merupakan merupakan faktor
dominan terciptanya pertumbuhan ekonomi suatu perekonomian. Apabila sumber daya alam ini belum
digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stock barang modal yang ada memegang peranan dalam
pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan output tersebut akan berhenti, jika semua sumber daya alam
tersebut telah digunakan secara penuh.
b. Pertumbuhan Penduduk Menurut Adam Smith perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan
ekonomi. Pertambahan penduduk akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan mempertinggi tingkat
spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Sebagai akibat dari spesialisasi maka kegiatan ekonomi akan
bertambah. Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi
dari tingkat upah subsisten. Tingkat upah subsisten adalah tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Jika
tingkat upah di atas tingkat subsisten, maka orang-orang akan nikah pada usia muda, tingkat kematian
menurun dan jumlah kelahiran meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat
upah subsisten, maka jumlah penduduk akan menurun.
2. David Ricardo (1772-1823) Sebelum Anda mempelajari tentang aspek-aspek pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi dari Ricardo, terlebih dahulu Anda pelajari ciri-ciri perekonomian menurut Ricardo. Ciri-ciri perekonomian
menurut David Ricardo adalah:
a. Jumlah tanah terbatas.
b. Tenaga kerja (penduduk) meningkat atau menurun tergantung pada apakah tingkat upah di atas atau di bawah
upah minimal.
c. Akumulasi modal terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada di atas tingkat
keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan investasi.
d. Kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu.
e. ektor pertanian dominan.
Menurut Ricardo, pola proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut: pada permulaan proses
pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relatif cukup banyak, akibatnya para
pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi. Oleh karana pembentukan modal tergantung pada keuntungan,
maka laba yang tinggi akan menciptakan tingkat pembentukan modal yang tinggi pula. akibatnya akan terjadi
kenaikan produksi dan pertambahan permintaan tenaga kerja. Karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan
bertambah maka upah akan naik, dan kenaikan upah ini akan mendorong pada pertambahan penduduk. Oleh
karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan mutunya akan semakin rendah. Sebagai
akibatnya hasil tambahan yang diciptakan oleh seseorang pekerja akan semakin kecil, apabila lebih banyak pekerja
yang digunakan. Dengan demikian, terjadinya pertambahan penduduk yang terus menerus, sewa tanah makin
lama akan merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh pendapatan nasional dan akan mengurangi tingkat
keuntungan yang diperoleh pengusaha. Dengan demikian, dorongan untuk mengadakan pembentukan modal
menurun dan selanjutnya akan menurunkan permintaan atas tenaga kerja. Hal ini menyebabkan tingkat upah
turun, dan pada akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal sekali. Pada tingkat ini, perekonomian akan
mencapai stationary state.
3. Thomas Robert Malthus Menurut Malthus, kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus dibarengi dengan
kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain merupakan unsur yang perlu untuk adanya
tambahan permintaan. Namun apabila kenaikan jumlah penduduk tidak dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor
perkembangan yang lain, sudah tentu tidak akan menaikkan permintaan dan pendapatan. Dengan demikian,
tumbuhnya jumlah penduduk saja justru akan menurunkan tingkat upah dan memperendah biaya produksi.
Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan kapitalis dan mendorong mereka untuk
terus berproduksi. Tetapi keadaan ini hanya sementara sifatnya, sebab permintaan efektif (effective demand) akan
semakin berkurang dikarenakan pendapatan buruh sendiri berkurang. Menurut Malthus, terjadinya perkembangan
ekonomi diperlukan kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus. Menurut Malthus, kapital dapat
diperoleh karena penghasilan yang diterima oleh seseorang tidak semuannya dibelanjakan tetapi sebagian akan
ditabung untuk pembentukan kapital.
4. John Stuart Mill John Stuart Mill adalah ahli ekonomi keempat dari kaum klasik yang menyumbangkan gagasannya
terhadap proses pembangunan ekonomi. Pendapat Mill tentang proses pembangunan ekonomi tidak jauh berbeda
dengan ahli ekonomi sebelumnya. Mill sependapat dengan Adam Smith yang menyatakan bahwa spesialisasi
dalam pekerjaan akan meningkatkan keahlian para pekerja, memperbaiki organisasi produk dan mendorong
dilakukannya inovasi sehingga akan mempertinggi produktivitas. Tingginya produktivitas akan meningkatkan
pendapatan dan memperlancar pembangunan ekonomi. Mill juga mengatakan bahwa luasnya spesialisasi dibatasi
oleh luasnya pasar. Pendapat Milll juga sama dengan pendapat David Ricardo, berlakunya pertambahnya
penduduk secara terus menerus,sedangkan luas tanah terbatas menyebabkan berlakunya hukum hasil lebih yang
semakin berkurang. Selanjutnya Mill berpendapat bahwa apabila jumlah penduduk terus bertambah,
pembangunan ekonomi akan mengalami kemunduran dan pada akhirnya akan mencapai stationary state.
Sumbangan Mill terhadap proses pembangunan ekonomi yang belum dikemukakan oleh ahli sebelumnya adalah
bahwa adanya faktor non ekonomi yang turut memengaruhi proses pembangunan ekonomi. Faktor-faktor tersebut
antara lain adalah kepercayaan masyarakat, kebiasaan berpikir, adat-istiadat dan corak institusi dalam masyarakat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori pembangunan ekonomi menurut kaum Klasik dalam garis
besarnya adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan ekonomi dalam suatu masyarakat tergantung kepada empat faktor, yaitu jumlah penduduk,
jumlah stock alat-alat modal, luas tanah dan tingkat teknologi yang dicapai.
b. Pendapatan nasional suatu masyarakat terdiri atas tiga jenis, yaitu upah, keuntungan, dan sewa tanah.
c. Kenaikan tingkat upah akan menyebabkan pertambahan jumlah penduduk.
d. Keuntungan merupakan faktor penentu besarnya pembentukan modal.
e. Apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan perekonomian akan
mencapai tingkat stationary state.
f. Hukum hasil lebih yang makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi, sehingga mengakibatkan
tanpa adanya kemajuan teknologi, pertambahan penduduk akan menurunkan tingkat upah, menurunkan
tingkat keuntungan akan tetapi akan menaikkan tingkat sewa tanah.
g. Adanya faktor non ekonomi yang turut memengaruhi proses pembangunan ekonomi. Faktor-faktor tersebut
antara lain adalah kepercayaan masyarakat, kebiasaan berpikir, adat-istiadat dan corak institusi dalam
masyarakat.
D. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Aliran Neo-Klasik Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik berkembang setelah
tahun 1870.
Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi
Klasik. Ahli-ahli ekonomi yang termasuk sebagai kaum Neo-Klasik antara lain adalah Alfred Marshall, Leon Walras, Knut
Wicksel, Robert Solow dan Trevor Swan. Menurut aliran ini, pertumbuhan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
a. Pertumbuhan ekonomi tergantung pada penyediaan faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, kemajuan teknologi
dan akumulasi kapital), dimana akumulasi kapital merupakan faktor terpenting.
b. Tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan. Pada suatu tingkat tertentu,
tingkat bunga juga menentukan tingginya tingkat investasi. Pada tingkat bunga rendah maka investasi akan tinggi
dan sebaliknya pada tingkat bunga tinggi maka investasi akan rendah.
c. Akumulasi kapital merupakan faktor penting untuk terjadinya perkembangan ekonomi.
E. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Schumpeter Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya
yang berbahasa Jerman pada tahun 1911. Kemudian pada tahun 1934 diterbitkan dalam bahasa Inggris denga judul
“The Theory of Economic Development”. Pada tahun 1939, Schumpeter menggambarkan teorinya tentang proses
pembangunan dan faktor utama yang memengaruhinya dalam bukunya yang berjudul Business Cycle. Menurut
Schumpeter, perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun gradual, melainkan
merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (discontinues), Perubahan yang spontan dan terputus-putus
dalam saluran pandangan dan gangguan-gangguan dalam keseimbangan itu nampak dalam permintaan konsumen
akan barang-barang akhir. Selanjutnya menurut Schumpeter, perkembangan-perkembangan selanjutnya itu tidak
bersifat gradual, tetapi mengandung ketidaktentuan dan resiko yang besar, sehingga tidak dapat diperhitungkan
terlebih dahulu dan ini menyebabkan timbulnya keragu-raguan dalam mengembangkan usaha lebih lanjut. Menurut
Schumpeter, faktor terpenting untuk perkembangan ekonomi adalah wiraswasta (entrepreneur). Karena mereka
adalah orang-orang yang mengambil inisiatif untuk berkembangnya produksi nasional. Schumpeter berkeyakinan
bahwa sistem kapitalis merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat.
Namun demikian, Schumpeter berpendapat bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalisme akan mengalami
kemandegan (stagnasi). Schumpeter pesimis terhadap perkembangan ekonomi. Seperti telah diuraikan di atas, bahwa
dalam jangka panjang sistem kapitalis akan runtuh (mengalami kemandegan), karena adanya transportasi gradual di
dalam sistem tersebut menuju ke arah sistem yang lebih bersifat sosialis.
F. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Aliran Post-Keynesian Ahli-ahli Post-Keynesian adalah mereka yang mencoba
mengembangkan teori pertumbuhan Keynes. Ahli-ahli tersebut adalah Evsey Domar dan R.F. Harrod. Domar
mengemukakan teorinya tersebut untuk pertama kalinya pada tahun 1947 dalam “American Economic Review”,
sedangkan Harrod telah mengemukakan teorinya dalam “Economic Journal” pada tahun 1939. Pada hakikatnya teori
tersebut dikembangkan oleh dua ahli ekonomi secara sendirisendiri, namun karena inti dari teri tersebut adalah sama,
maka sekarang dikenal sebagai teori Harrod-Domar.
1. KERANGKA PENULISAN
Judul karya ilmiah :
Pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pada kabupaten-kota di Provinsi
Jawa Timur tahun 2020-2024.

1. Pendahuluan:
- Latar Belakang
- Identifikasi Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Kerangka Pemikiran

2. Tinjauan Pustaka:
- Teori Pertumbuhan Ekonomi
- Literatur mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Dana Alokasi Umum (DAU)
- Belanja Modal
- Hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan Pertumbuhan Ekonomi

3. Metodologi Penelitian:
- Pendekatan Penelitian (misalnya, kuantitatif)
- Populasi dan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data (misalnya, regresi linier)

4. Hasil Penelitian:
- Analisis Deskriptif dari Variabel Penelitian
- Hasil Analisis Regresi
- Uji Signifikansi

5. Pembahasan:
- Interpretasi Hasil
- Implikasi Temuan
- Kesimpulan

6. Daftar Pustaka:
- Referensi yang digunakan dalam penelitian

Anda mungkin juga menyukai