TAHUN 2019
DISUSUN OLEH :
Alfina Yuli T B11.2023.08562
Theresia Chrisma R B11.2023.08566
A Syifa Laksmi P.N B11.2023.08576
Mata Kuliah :
Pengantar Ekonomi Makro
Dosen Pengampu :
Rudi Kurniawan, SE, ME
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini tepat waktu.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Pengantar Ekonomi
Makro . Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca.
Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat dilihat tujuannya yaitu:
1. Mengetahui pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai kurs di Indonesia pada tahun 2019
2. Mengetahui pengaruh inflasi dan nilai kurs pertumbuhan ekonomi.
BAB 2
PEMBAHASAN
5. Konsumsi:
Konsumsi masyarakat Indonesia meningkat sebesar 5,01% pada tahun 2019 dan
mencapai Rp10.123,9 triliun. Peningkatan konsumsi menunjukkan daya beli
masyarakat yang tinggi, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan permintaan untuk barang dan jasa. Kontribusi konsumsi yang positif
juga dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bisnis dan industri,
mendorong lebih banyak produksi dan investasi, dan menjamin pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun dari tahun sebelumnya, hal itu
masih menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar. Faktor-faktor positif yang dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat termasuk inflasi yang
rendah, pertumbuhan PDB, investasi yang meningkat, ekspor yang meningkat, dan
konsumsi yang tinggi. Perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan dan optimisme
untuk masa depan meskipun dihadapkan dengan tantangan global.
2.2 Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam
jangka waktu tertentu. Peningkatan harga satu atau dua barang saja tidak dapat dianggap
sebagai inflasi kecuali jika kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan harga
barang lain. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Perhitungan inflasi dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dengan melakukan survei untuk mengumpulkan
data harga dari berbagai barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi
masyarakat. Data ini kemudian digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan
membandingkan harga-harga saat ini dengan harga-harga periode sebelumnya.
3.1 Kesimpulan
Indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 mencerminkan
kesehatan dan dinamika perekonomian negara. Meskipun terjadi penurunan
pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya, faktor-faktor positif seperti inflasi
yang rendah, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang positif, investasi
yang meningkat, ekspor yang kuat, dan konsumsi yang tinggi, memberikan dasar
optimisme untuk masa depan. Pemerintah dan Bank Indonesia berhasil menjaga
inflasi tetap terkendali, nilai tukar rupiah stabil, dan aliran modal asing
mendukung stabilitas ekonomi. Pada akhirnya, perekonomian Indonesia
menunjukkan ketahanan dan kinerja yang baik di tengah dinamika global.