Abstract: The research studied to determine the effect of The Inflation, and Interest Rate to Indonesia’s
Economic Growth In Indonesia’s The Period 2005 – 2015. The data that used in this research is secondary
data namely The Inflation, and Interest Rate which devired from the website of bank Indonesia and Badan
Pusat Statistik (BPS). The method used is multiple linear regression. The regression of research results show
that simultaneoust the inflation and Interest Rate does significant effect to Indonesia’s economic growth in
the year 2005 – 2015.
telah diketahui, pengeluaran pemerintah umum karena barang dan jasa yang ada
melalui Anggaran Pendapatan dan dipasaran mempunyai jumlah dan jenis
Belanja Negara (APBN) tercermin dalam yang sangat beragam sehingga sebagian
realisasi anggaran belanja rutin dan besar dari harga – harga barang tersebut
realisasi anggaran belanja pembangunan, selalu meningkat dan mengakibatkan
sedangkan jumlah seluruh penerimaan terjadinya inflasi. Adapun yang dimaksud
meliputi penerimaan dalam negeri yang laju inflasi adalah kenaikkan atau
disebut penerimaan pembangunan. penurunan inflasi dari periode ke periode
Ditinjau dari tujuannya, pengeluaran rutin atau dari tahun ke tahun.
merupakan pengeluaran operasional dan Jenis Inflasi menurut sebabnya
mutlak harus dilakukan serta konsumtif, yaitu : 1. Demand-pull inflation; Inflasi
tetapi tidak semua anggaran belanja rutin ini bermula dari adanya kenaikan
dapat dikategorikan sebagai pengeluaran permintaan total (agregate demand)
konsumsi (current expendicture) sedangkan produksi telah berada pada
misalnya seperti belanja pembelian keadaan kesempatan kerja penuh atau
inventaris kantor, belanja pemeliharaan hampir mendekati kesempatan kerja
gedung kantor dan lain-lain. penuh. Dalam keadaan hampir
Pengeluaran pemerintah secara kesempatan kerja penuh, kenaikan
garis besar terdiri dari pengeluaran rutin permintaan total disamping kenaikan
dan pengeluaran pembangunan. harga juga menaikkan hasil produksi
Pengeluaran konsumsi pemerintah (output). 2.Cost-push inflation; Berbeda
meliputi pengeluaran rutin dan dengan demand-pull inflation, cost-push
pengeluaran pembangunan. Di negara- inflation biasanya ditandai dengan
negara berkembang pengeluaran terbesar kenaikan harga serta turunnya produksi.
dialokasikan untuk pembangunan Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi.
infrastuktur yang merupakan barang Keadaan ini timbul biasanya dimulai
publik murni yang tidak dapat dihasilkan dengan adanya penurunan dalam
oleh pihak swasta seperti energi, penawaran total (aggregate supply)
pertahanan. Juga untuk membiayai sebagai akibat kenaikan biaya produksi.
kegiatan sosial seperti pendidikan, Dari definisi ini ada tiga komponen
kesehatan, dan lain-lain. Pembiayaannya yang menggambarkan bahwa telah terjadi
dilaksanakan dengan prinsip kemampuan inflasi yaitu : 1. Kenaikan Harga; Maksud
membayar. Hal ini juga berkaitan dengan dari kenaikan harga adalah harga suatu
meningkatnya defisit fiskal dinegara barang saat ini lebih mahal dari harga
berkembang karena keterbatasan sebelumnya. 2. Bersifat Umum;
kemampuan negara dalam meningkatkan Dikatakan bersifat umum karena
penerimaannya untuk membiayai kenaikan harga suatu barang tertentu
pengeluaran pemerintah yang semakin diikuti oleh kenaikan harga-harga
tinggi. lainnya. 3. Berlangsung Secara Terus
Menerus; Naiknya harga suatu barang
LANDASAN TEORI tiak bisa dikatakan inflasi jika harga
barang tersebut hanya terjadi sesaat.
Inflasi Penghitungan inflasi dilakukan dalam
Inflasi adalah proses kenaikan rentang waktu minimal bulanan. Jika
harga-harga barang secara terus-menerus terjadi dalam waktu satu bulan akan
atau suatu keadaan perkonomian yang terlihat apakah kenaikan harga bersifat
menunjukan adanya kecendrungan umum dan terus-menerus.
kenaikan tingkat harga secara umum Ini tidak berarti bahwa harga-harga
(price level). Dikatakan tingkat harga berbagai macam barang itu naik dengan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Siwi Nur Indriyani
persentase yang sama, mungkin dapat merugikan dan mematikan. Pada kondisi
terjadi kenaikan tersebut tidaklah perekonomian ini susah dikendalikan
bersamaan. Yang penting terdapat walaupun telah dilakukan tindakan
kenaikan harga umum barang secara moneter dan tindakan fiskal.
terus-menerus selama suatu periode Efek yang ditimbulkan dari inflasi
tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya yaitu : 1. Efek terhadap pendapatan
sekali saja (meskipun dengan persentase (Equity Effects); Efek terhadap
yang cukup besar) bukanlah merupakan pendapatan sifatnya tidak merata, ada
inflasi. yang dirugikan tetapi ada pula yang
Sedangkan inflasi murni adalah diuntungkan dari inflasi. Seseorang yang
inflasi yang terjadi sebelum ada campur memperoleh pendapatan tetap akan
tangan dari pemerintah, baik berupa dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya
kebijakan fiskal maupun kebijakan seorang yang memperoleh pendapatan
moneter. Pada inflasi ini harga-harga tetap Rp.500.000,- per tahun sedang laju
masih dapat dikendalikan dan belum inflasi sebesar 10% akan menderita
mengakibatkan krisis dibidang ekonomi. kerugian penurunan pendapatan riil
Ada beberapa cara yang sebesar aju inflasi tersebut yakni
dikemukakan untuk menggolongkan Rp.50.000,-. 2. Efek terhadap efisiensi
jenis-jenis inflasi. Menurut Sukirno (Efisiensi Effects); Inflasi dapat pula
(2005) ada berbagai jenis inflasi yaitu: a. mengubah pola alokasi faktor-faktor
Inflasi merayap (inflasi yang terjadi produksi. Perubahan ini dapat terjadi
sekitar 2-3 persen per tahun). b. Inflasi melalui kenaikan permintaan akan
sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 berbagai macam barang yang kemudian
persen per tahun). c. Hiperinflasi (inflasi dapat mendorong terjadinya perubahan
yang tingkatnya sangat tinggi yang dalam produksi beberapa barang tertentu
menyebabkan tingkat harga menjadi dua sehingga mengakibatkan alokasi faktor
kali lipat atau lebih dalam waktu satu produksi menjadi tidak efisien.3. Efek
tahun). terhadap Output (Output Effects); Dalam
Ada tiga kategori dalam inflasi dari menganalisa kedua efek diatas (Equity
tingkat keparahannya yaitu : 1. Inflasi dan Efficiency Effects) digunakan suatu
sedang (Moderate Inflation); Inflasi anggapan bahwa output tetap. Hal ini
sedang adalah inflasi yang ditandai dilakukan supaya dapat diketahui efek
dengan harga yang meningkat secara inflasi terhadap distribusi pendapatan dan
perlahan atau lambat dan tidak terlalu efisiensi dari jumlah output tertentu
menimbulkan ketidak sempurnaan pasar tersebut.
pada pendapatan dan harga relatif. Inflasi Menurut Sukirno (2000) dalam
ini dapat menurunkan kesejahteraan suatu negara, inflasi sangat
masyarakat yang mempunyai penghasilan mempengaruhi stabilitas perekonomian
yang tetap. 2. Inflasi ganas (Galloping negara tersebut karena : a. Tingkat inflasi
Inflation); Inflasi ganas adalah inflasi yang tinggi mempengaruhi tingkat
yang dapat menimbulkan gangguan yang produksi dalam negeri, melemahkan
parah. Pada kondisi ini orang cenderung produksi barang ekspor. Tingkat inflasi
menyimpan barang. Ini menyebabkan yang tinggi menurunkan produksi karena
seseorang tidak mau untuk menabung harga menjadi tinggi dan permintaan
karena bunga bank lebih rendah dari laju akan barang menurun sehingga produksi
tingkat inflasi. 3. Hyperinflasi, Yaitu menurun. b. Inflasi menyebabkan
tingkat inflasi yang sangat parah, bisa terjadinya kenaikan harga barang dan
mencapai ratusan, ribuan per tahun, ini kenaikan harga upah buruh, maka
merupakan jenis yang berbahaya, kalkulasi harga pokok meninggikan harga
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Siwi Nur Indriyani
jual produk lokal. Di lain pihak turunnya Indonesia (SBI) atau BI-rate adalah suku
daya beli masyarakat terutama bunga instrumen sinyaling Bank
berpenghasilan tetap akan mengakibatkan Indonesia (BI) merupakan suku bunga
tidak semua bahan habis terjual. Inflasi kebijakan moneter (policy rate).
menyebabkan naiknya harga jual Kenaikan atau penurunan tingkat suku
produksi barang ekspor dan berpengaruh bunga Bank Indonesia (BI-rate) akan
terhadap neraca pembayaran. mempengaruhi tingkat suku bunga antar
Pada prinsipnya tidak semua inflasi bank dan tingkat suku bunga deposito
berdampak negatif pada perekonomian. yang berakibat pada perubahan suku
Terutama jika terjadi inflasi ringan yaitu bunga kredit. Dengan demikian BI-rate
inflasi di bawah sepuluh persen. Inflasi tersebut memberi sinyal bahwa
ringan justru dapat mendorong terjadinya pemerintah mengharapkan pihak
pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena perbankan dapat menggerakkan sektor riil
inflasi mampu memberi semangat kepada untuk dapat mendorong laju pertumbuhan
pengusaha, untuk lebih meningkatkan ekonomi Indonesia. Kenaikan BI-rate
produksinya. Pengusaha semangat akan mendorong kenaikan suku bunga
memperluas produksinya karena dengan dana antar bank dan suku bunga deposito
kenaikkan harga yang terjadi para yang mengakibatkan kenaikan suku
pengusaha mendapat lebih banyak bunga kredit. Sementara jika BI-rate
keuntungan. Selain itu, peningkatan diturunkan dikhawatirkan akan memicu
produksi memberikan dampak positif lain pelarian dana jangka pendek yang akan
yaitu tersedianya lapangan kerja baru. menganggu stabilitas nilai tukar rupiah
Inflasi akan berdampak negatif jika dan pertumbuhan ekonomi. Adapun
nilainya melebihi sepuluh persen. fungsi suku bunga menurut Sunariyah
(2004) adalah : 1. Sebagai daya tarik bagi
Suku Bunga para penabung yang mempunyai dana
Pengertian suku bunga menurut lebih untuk diinvestasikan. 2. Suku bunga
Sunariyah (2004) adalah harga dari dapat digunakan sebagai alat moneter
pinjaman. Bunga merupakan suatu dalam rangka mengendalikan penawaran
ukuran harga sumber daya yang dan permintaan uang yang beredar dalam
digunakan oleh debitur yang harus suatu perekonomian. Misalnya,
dibayarkan kepada kreditur. Suku bunga pemerintah mendukung pertumbuhan
merupakan salah satu variabel dalam ekonomi suatu sektor industry tertentu
perekonomian yang senantiasa diamati apabila perusahaan-perusahaan dari
secara cermat karena dampaknya yang industry tersebut akan meminjam dana
luas. Ia mempengaruhi secara lansung maka pemerintah memberikan tingkat
kehidupan masyarakat keseharian dan bunga yang lebih rendah dibandingkan
mempunyai dampak penting terhadap sektor lain. 3. Pemerintah dapat
kesehatan perekonomian. Biasanya suku memanfaatkan suku bunga untuk
bunga diekspresikan sebagai persentase mengontrol jumlah uang beredar. Ini
pertahun yang dibebankan atas uang yang berarti, pemerintah dapat mengatur
dipinjam. Tingkat bunga pada hakikatnya sirkulasi uang dalam suatu
adalah harga. Seperti halnya harga, suku perekonomian.
bunga menjadi titik pusat dari pasar Faktor-faktor utama yang
dalam hal ini pasar uang dan pasar modal. mempengaruhi besar-kecilnya penetapan
Sebagaimana harga, suku bunga dapat suku bunga adalah sebagai berikut : 1.
dipandang sebagai sebuah mekanisme Kebutuhan dana; Apabila bank
untuk mengalokasikan sumberdaya dan kekurangan dana sementara permohonan
perekonomian. Tingkat suku bunga Bank peminjam meningkat maka yang
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Siwi Nur Indriyani
dilakukan oleh bank agar dana tersebut kemungkinan resiko kredit macet dimasa
cepat terpenuhi dengan meningkatkan mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 3.
suku bunga simpanan. Peningkatan bunga Produk yang kompetitif; Maksudnya
simpanan secara otomatis akan pula adalah produk yang dibiayai tersebut laku
meningkatkan bunga pinjaman. Namun dipasaran. Untuk produk yang kompetitif,
apabila dana yang ada disimpanan bunga kredit yang diberikan relatif
banyak sementara permohonan simpanan rendah jika dibandingkan dengan produk
sedikit maka simpanan akan turun. 2. yang kurang kompetitif. 4. Hubungan
Persaingan; Dalam memperebutkan dana baik; Biasanya bank menggolongkan
simpanan maka disamping faktor promosi nasabahnya antara nasabah utama
yang paling utama pihak perbankan harus (primer) dan nasabah basa (sekunder).
memperhatikan pesaing. Dalam arti jika Penggolongan ini didasarkan kepada
bunga simpanan rata-rata 16% maka jika keaktifan serta loyalitas nasabah yang
hendak membutuhkan dana cepat bersangkutan terhaap bank. Nasabah
sebaiknya bunga simpanan kita naikan utama biasanya mempunyai hubungan
diatas bunga pesaing misalnya 16%. yang baik dengan pihak bank sehingga
Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman dalam penentuan suku bunganya pun
kita harus berada dibawah pesaing. 3. berbeda dengan nasabah biasa. 5.
Kebijakan pemerintah; Dalam arti untuk Jaminan pihak ketiga; Dalam hal ini
bunga simpanan maupun bunga pinjaman pihak yang memberikan jaminan kepada
kita tidak boleh melebihi bunga yang penerima kredit. Biasanya jika pihak
sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. yang memberikan jaminan bonafid baik
Target laba yang diinginkan; Sesuai dari segi kemampuan membayar, nama
dengan target laba yang dinginkan jika baik maupun oyalitasnya terhdap bank
laba yang diinginkan besar maka bunga maka bunga yang dibebankan berbeda.
pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5. Demikian pula sebaliknya jika penjamin
Jangka waktu; Semakin panjang jangka pihak ketiga kurang bonafid atau tidak
waktu pinjaman akan semakin tinggi dapat dipercaya maka mungkin tidak
bunganya, hal ini disebabkan besarnya dapat digunakan sebagai jaminan pihak
kemungkinan resiko dimasa mendatang. ketiga oleh pihak perbankan.
Demikian pula sebaliknya jika Menaikkan suku bunga adalah alat
pinjaman berjangka pendek maka bunga utama bank sentral untuk memerangi
relatif lebih rendah. 1. Kualitas jaminan; inflasi. Dengan membuat biaya pinjaman
Semakin likuid jaminan yang diberikan semakin mahal maka jumlah uang yang
semakin rendah bunga kredit yang beredar di masyarakat akan berkurang
dibebankan dan sebaliknya. Sebagai dan aktivitas perekonomian akan
contoh jaminan setifikat tanah. Alasan menurun. Kejadian sebaliknya akan
utama perbedaan ini adalah dalam hal terjadi. Turunnya suku bunga akan
pencairan jaminan apabila kredit yang menyebabkan biaya pinjaman menjadi
diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang semakin murah. Para investor akan
likuid seperti sertifikat deposito atau cenderung terdorong untuk melakukan
rekening giro yang dibekukan akan lebih ekspani bisnis atau investasi baru dan
mudah untuk dicairkan jika dibandingkan para konsumen akan menaikkan
dengan jaminan tanah. 2. Reputasi pengeluarannya. Dengan demikian output
perusahaan; Bonafiditas suatu perusahaan perekonomian akan meningkat dan lebih
yang akan memperoleh kredit sangat banyak tenaga kerja yang dibutuhkan.
menentukan tingkat suku bunga yang Selain itu investasi ke pasar saham juga
akan dibebankan nantinya karena akan naik.
biasanya perusahaan yang bonafid
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Siwi Nur Indriyani
hanya mencapai sepertiga bagian PDB merupakan nilai dari total output
penduduk dunia. yang dihasilkan oleh suatu negara. PDB
Menurut teori pertumbuhan Indonesia terus meningkat sementara
ekonomi neo-klasik, dengan pertumbuhannya mengalami fluktuasi
mengasumsikan luas lahan tetap maka dengan laju pertumbuhan.
yang mempengaruhi pertumbuhan adalah Laju pertumbuhan ekonomi
peningkatan pada penawaran tenaga Indonesia berfluktuasi dari tahun ke
kerja, peningkatan pada capital stock dan tahun walaupun secara umum dapat kita
peningkatan pada produktivitas. tarik kesimpulan bahwa pertumbuhannya
Meningkatnya penawaran tenaga cenderung membaik terutama setelah
kerja akan menyebabkan bertambahnya pemerintah memberlakukan kebijakan-
output . Real output meningkat bila kebijakan ekonomi sehingga tercipta
semakin banyak orang yang ikut serta suasana perekonomian yang kondusif.
dalam proses produksi suatu negara. Pada saat krisis ekonomi melanda Asia
Peningkatan modal dapat dibagi menjadi Indonesia tidak terkecuali terkena
dua, yaitu : peningkatan pada modal fisik dampaknya bahkan mungkin yang terprah
dan modal tenaga kerja. Modal fisik tetapi saat ini perekonomian Indonesia
meningkatkan output dikarenakan hal sudah mulai bangkit lagi.
tersebut merangsang produktivitas tenaga Dalam neraca anggaran pendapatan
kerja dan secara langsung menyediakan dan belanja negara, Pengeluaran
pelayanan yang berharga. Peningkatan pemerrintah Indonesia secara garisbesar
pada produktivitas akan terjadi ketika dikelompokan atas pengeluran rutin dan
investasi pada peralatan seperti komputer pengeluaran pembangunan. Klasifikasi
dan mesin yang dapat mengurangi jam ini mirip seperti klasifikasi pengeluaran
kerja tenaga kerja. ke dalam pos-pos pengeluaran kapital.
Modal tenaga kerja meningkatkan Pengeluaran rutin pada dasarnya
pertumbuhan ekonomi karena tenaga berunsurkan pos-pos pengeluaran untuk
kerja yang mempunyai skill lebih membiayai pelaksanaan roda pemerintah
produktif dibandingkan dengan mereka sehari-hari, meliputi belanja pegawai,
yang tidak investasi pada modal tenaga belanja barang, berbagai macam subsidi
kerja dapat dilakukan melalui pendidikan (subsidi daerah dan subsidi harga
atau pelatihan. Peningkatan produktivitas barang), angsuran dan bunga utang
menjelaskan peningkatan pada output pemerintah, serta sejumlah pengeluaran
yang tidak dapat dijelaskan oleh lain. Sedangkan pengeluaran
pertambahan input. Yang terpenting dari pembangunan maksudnya pengeluaran
produktivitas adalah dengan adanya yang bersifat menambah modal
kemajuan teknologi, yang masyarakat dalam bentuk prasarana fisik,
mempengaruhinya dengan 2 cara. dibedakan atas pengeluaran
Pertama adalah kemajuan pada pembangunan yang dibiayai dengan dana
pengetahuan yang disebut inventions dan rupiah dan bantuan proyek.
kedua adalah penggunaan dari Pertumbuhan ekonomi umumnya
pengetahuan itu sendiri yang digunakan untuk menyatakan
menyebabkan produksiyang lebih efisien perkembangan ekonomi, kesejahteraan
yang disebut inovasi (Burda dan ekonomi, kemajuan ekonomi dan
Wyplosz, 2001). perubahan fundamental ekonomi jangka
Dalam perkembangan penjang suatu negara. Pertumbuhan
perekonomian suatu negara dapat ekonomi dapat didefinisikan sebagai
ditunjukkan oleh pertumbuhan Produk pertambahan nasional agregatif atau
Domestik Bruto (PDB) Negara tersebut. pertambahan output dalam periode
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Siwi Nur Indriyani
kausal karena meneliti hubungan antar Sumber : Data primer yang diolah
varibel terhadap variabel lainnya.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Siwi Nur Indriyani
memliki hubungan yang lemah. 3). Inflasi http // bog.ub.c.id, di akses tanggal
dan Suku Bunga berpengaruh secara 19 Desember 2013
simultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hill, Hal. 2002, Ekonomi Indonesia, Edisi
Indonesia 2005-2015. 4). Secara partial Kedua, Terjemahan Tri Wibowo
Inflasi dan Suku Bunga berpengaruh Budi Santoso dan Hadi Susilo,
signifikan terhadap Pertumbuhan Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Ekonomi Indonesia Periode 2005-2015. Judisseno, rimsky K. 2002, Sistem
Moneter dan Perbankan di
Saran Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian dan Utama, Jakarta.
memberikan saran-saran sebagai berikut: Kasmir, 2005, Bank dan Lembaga
1). Pemerintah harus mampu menjaga Keuangan Lainnya; edisi keenam,
kestabilan harga barang dan jasa, serta PT. Raja Grafindo
kondisi keamanan dalam negeri yang Mangkoesubroto, Guritno dan Algifari,
stabil dan kondusif sehingga tingkat 1998, Teori Ekonomi Makro,
inflasi dapat dikendalikan dengan baik. Yogyakarta : STIE YKPN.
2). Peran pemerintah agar laju inflasi Mankiw, N. Gregory N., 2003, Teori
mencapai tingkat yang paling rendah Makro Ekonomi Terjemahan,
dengan melakukan operasi pasar, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
menjaga kecukupan pasokan dan Utama.
ketersediaan barang, mengamankan stok Mankiw N. Gregory, Dkk, Pengantar
didaerah, menjaga kelancaran distribusi Ekonomi Makro, Edisi Asia,
barang dan mengembangkan sistem Penerbit Salemba Empat, Jakarta,
logistik nasional. 3). Sebaiknya kebijakan 2013.
Bank Indonesia sebagai induknya bank di Mc.Eachern, William A., 2000, Ekonomi
Indonesia yang mengatur kebijakan Makro Pendekatan Kontemporer,
tentang suku bunga haruslah sesuai Penerbit Salemba Empat
dengan prosedur dan situasinya. Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter,
Yogyakarta : BPFE.
DAFTAR PUSTAKA Reksoprayitno, Soediyono, 2000,
Ekonomi Makro (Pengantar
Badan Pusat Statistik, Indikator ekonomi, Analisis Pendapatan Nasional),
berbagai edisi. Edisi Kelima, Cetakan Kedua,
Badan Pusat Statistik, Statistik dalam 50 Yogyakarta : Liberty.
tahun Indonesia Merdeka. Rahardja, Prathama dan Manurung,
Badan Pusat Statistik, Statistik Mandala. 2004. Pengantar Ilmu
Indonesia,berbagai edisi Ekonomi–Mikroekonomi dan
Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Makroekonomi. Fakultas Ekonomi
Keuangan Indonesia, berbagai edisi Universitas Indonesia, Jakarta.
Dornbusch, R. Dan fisher, S., 2004, Sukirno, Sadono, 2003, Pengantar Teori
Macroeconomic, Edisi Keempat, Makro Ekonomi, Jakarta : PT. Raja
Alih bahasa, Mulyadi, JA, Jakarta : Grafindo Persada
Penerbit Erlangga. Sukirno, Sadono, 2004, Ekonomi
Dita, R.K., 2011, Analisis Pengaruh Pembangunan, LPFE UI dan Bina
Investasi, Inflasi dan Suku Bunga Grafika, Jakarta.
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Waluyo, Dwi Eko, 2003, Teori Ekonomi
Makro, Malang : Penerbit UMM.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Siwi Nur Indriyani