Anda di halaman 1dari 6

F.

KEBIJAKAN PEMERINTAH
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang
ada. Sedangkan langkah penting yang harus dilakukan adalah mengembangkan kegiatan
ekonomi yang baru yang dapat mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat
tradisional kepada kegiatan ekonomi yang modern. Mengembangkan infrastruktur,
modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan some gebied infrasturuktur yang modern
pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan infrastruktur yang berkembang, seperti jalan,
jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan air,
listrik dan jaringan telepon. Meningkatkan tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat
yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangkan, pembangunan
memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang dilakukan. Kekurangan
investasi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat pembangunan
ekonomiOleh sebab itu syarat penting yang perlu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan tabungan masyarakat. Meningkatkan taraf
pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu maupun dari segi secara keseluruhan,
pendidikan merupakan satu investasi yang sangat berguna dalam pembangunan ekonomi.
Individu yang memperoleh pendidikan tinggi cenderung akan memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi, jadi semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang
diperoleh.
Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan pemerintah yang
konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan. Untuk mengatasinya pada tahap mula dari pembangunan ekonomi
perencanaan pembanguna perlu dilakukan. Melalui perencanaan pembangunan dapat pula
ditentukan sejauh mana investasi swasta dan pemerintah perku dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan pertumbuhan yang telah ditentukan.

G. Inflasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) inflasi merupakan kemerosotan nilai
uang (kertas) karena banyak dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan
naiknya harga barang-barang . Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga secara terus
menerus yang terdapat dalam suatu perekonomianMenurut Boediono (1990), inflasi diartikan
sebagai kecenderungan dari harga-harga secara umum terus menerus naik (bertambah).
Berikut komponen didalam memahami suatu inflasi yaitu; tingginya jumlah uang yang
beredar di suatu negara, jumlah barang terbatas, atau kenaikan harga yang terus menerus.
Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum disebabkan oleh tidak
sinkronnya antara program sistem pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga,
pencetakan uang dan lain sebagainya) dengan pendapatan yang dimiliki oleh mesyarakat.
Sebenarnya inflasi bukan masalah yang terlalu berarti apabila keadaan tersebut diiringi oleh
tersedianya komoditi yang diperlukan secara cukup dan ditimpali dengan naiknya tingkat
pendapatan yang lebih besar dari % tingkat inflasi tersebut (daya beli masyarakat lebih besar
dari tingkat inflasi). Akan tetapi manakala biaya produksi untuk menghasilkan komoditi
semakin tinggi yang menyebabkan harga jualnya juga menjadi relatif tinggi sementara disisi
lain tingkat pendapatan masyarakat relatif tetap maka barulah inflasi ini menjadi sesuatu yang
membahayakan apalagi bila berlangsung dalam waktu yang relatif lama dengan porsi
berbanding terbalik antara tingkat inflasi terhadap tingkat pendapatan (daya beli)

Ciri-ciri terjadinya inflasi pada suatu negara sebagai berikut:


1. Pada umumnya harga-harga dalam keadaan naik secara terus- menerus
2. Banyaknya uang yang beredar melebihi kebutuhan
3. Pergerakan barang relatif sedikit
4. nilai uang (daya beli uang) menurun
Pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan
ekonomi makro pemerintahan dan bank sentral disetiap negara. Karena inflasi dianggap
sebagai bencana bagi perekenomian khususnya pada masyarakat yang memiliki pendapata
rendah, kegiatan pinjam meminjam (pemberi pinjaman beruntung, peminjam merugi),
spekulasi dan persaingan dalam perdagangan internasional. Negara berkembang yang
mengalami defisit nerca perdagangan dan menganut APBN defisit, biasanya melakukan
penambahan dengan mencetak uang untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Apabila
penctakan uang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan nasional (GNP)Kenaikan harga
atau inlfasipun tidak akan terjadi secara langsung dirasakan pada tahun pencetakan tahun
tersebut, tetapi akan terasa setelah beberapa tahun (di Indonesia dampak inflasi dirasakan
setelah 2 - 3 tahun) dari tahun saat terjadi penambahan uang dengan pencetakan uang baru
fenomena ini sesuai dengan teori kuantitas Irving FisherJadi dapat dikatakan bahwa teori
kuantitas uang ini merupakan fondasi dari teori-teori ekonomi saat ini.
Fenomena inflasi di Indonesia menurut pandangan koynes adalah inflasi yang terjadi
akibat kenaikan gaji pegawai negeriJika Pemerintah Indonesia mengumumkan gaji pegawai
negeri, maka pemerintah menambah pengeluaran rutinnya. Kenaikan gaji tersebut biasanya
akan diikuti kenaikan harga-harga bahan pokok seperti beras dan minyak gorengKenaikan
harga barang-barang lain menyebabkan pengusaha swasta menaikan investasi karena ada
keuntungan akibat harga tersebut. Kenaikan harga bahan pokok yang diikuti kenaikan harga
barang-barang lainnya menyebabkan tuntutan karyawan dan buruh untuk menaikan upahnya
menyesuaikan kenaikan harga bahan pokok dan barang-barang lainnyaPada realitanya,
tuntutan karyawan dan buruh seperti ini jarang sekali dapat dipenuhi karena posisi tawaran
yang rendah.
Inflasipun sebenarnya bersifat relatif, karena ukuran berat atau ringannya bergantung
pada kekuatan masyarakat dan negara yang mengalami inflasiPengaruh positif inflasi terjadi
apabila inflasi masih dibawah persentasi tingkat bunga kredit yang berlaku bagi negara
majuhal demikian akan mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan, karena pengusaha
dinegara maju dapat memanfaatkan kenaikan harga untuk berinvestasimemproduksi, serta
menjual barang dan jasa.
Sedangkan tingkat inflasi di Indonesia selama 10 tahun terakhir rata-rata 7,98%. Salah
satu cara mengatasinya yaitu dengan kebijakan moneter oleh pemerintah yang dalam hal ini
menjadi tugas Bank Indonesia (BI)Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut inflasi kecuali jika kenaikan itu meluas dan mengakibatkan kenaikan harga pada
barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi
Ragam inflasi dikategorikan menjadi:
1. inflasi ringan terjadi ketika kenaikan harga berada di bawah angka 10% pertahun
2. Inflasi sedang antara 10%-30% pertahun
3. Inflasi berat antara 30%-100% pertahun
4. Hiperinflasi (inflasi yang tidak terkendali), terjadi ketika kenaikan harga berada di atas
100% pertahun
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK)Yakni indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu. Perubahan
IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan
(deflasi) dari barang dan jasaPenentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas
dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan BPSKemudian BPS akan memonitor
perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di 82 kota seluruh
Indonesia, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang atau jasa di setiap
kota. Inflasi yang diukur IHK dikelompokkan ke 7 kelompok pengeluaran, yakni:
1. Kelompok bahan makanan
2. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
3. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
4. Kelompok sandang
5. Kelompok kesehatan
6. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga
7. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan
Biasanya inflasi di Indonesia akan tinggi menjelang Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, atau
terganggunya produksi akibat cuaca, dan momen lainnya. Kalau tidak ada upaya dari
pemerintah, inflasi tersebut akan cenderung bergerak tak terkendali.
Kenaikan harga barang terus menerus atau inflasi terjadi bukan tanpa sebab. Secara
umum, ada beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain:
1. Meningkatnya jumlah permintaan atau demand pada suatu jenis barang tertentu. Saat
permintaan naik, namun stok atau suplai terbatas, pasti akan terjadi lonjakan harga.
2. Biaya produksi sebuah barang atau jasa mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan
karena terjadi peningkatan harga bahan baku maupun upah pekerja. Dari situlah, produsen
akan mengambil tindakan mengerek harga jual barang atau jasa.
3. Saat jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi. Ketika jumlah uang yang
ada di masyarakat meningkat hingga dua kali lipat, harga barang pun akan mengalami
peningkatan yang setaraHal ini disebabkan karena kenaikan daya beli masyarakat, tetapi stok
barang tetap statis.
Dampak dari inflasi itu meliputi; memperburuk tingkat pendapatan dan banyaknya
pengangguran. Sedangkan akibat buruk dari Inflasi itu sendiri; Menurunnya tingkat
kemakmuran masyarakat (terutama bagi yang berpenghasilan tetap). Inflasi bisa berlaku lebih
cepat dibandingkan kenaikan upah/gaji. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang
terganggu cenderung mengurangi tingkat Investasi, mengurangi ekspor dan menaikkan
impor, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Perdagangan internasional merupakan kegiatan perdagangan yang melewati batas-batas
wilayah suatu negara. Kegiatan ini dapat berupa ekspor dan impor barang untuk bahan baku,
barang setengah jadi, atau produk-produk akhir yang dibutuhkan konsumen. Terutama yang
tidak dimiliki atau tidak diproduksi di dalam negeri. Bisnis internasional ini juga dapat
berupa perdagangan jasa, seperti perbankan, konsultan, hotel, asuransi, travel, atau
transportasi. Jika di dalam negeri terjadi kenaikan harga, artinya harga produk dalam negeri
menjadi lebih mahal. sebaliknya, jika produk dalam negeri lebih mahal dibandingkan dengan
produkproduk luar negeri, maka akan menyebabkan produk domestik menjadi lebih sulit
bersaing dengan produk impor.

TEORI SIKLUS BISNIS


A. Pendahuluan
Ilmu ekonomi makro membahas baik tren jangka panjang maupun fluktuasi jangka
pendek yang merupakan bagian dari siklus bisnis. Dan kebanyakan variabel ekonomi makro
mengalami gelombang naik dan turun sepanjang waktu, dan perekonomian secara
keseluruhan mengalami periode kemakmuran dan periode resesi. Salah satu ukuran ekonomi
adalah jumlah barang dan jasa yang diproduksi selama setahun atau Gross Domestic Product
(GDP)Saat kita membahas tentang tingkat pertumbuhan rata-rata maka sesungguhnya
perekonomian tidak konstan beberapa tahun, tapi mengalami pertumbuhan yang bisa di
bawah target ataupun di atas target yang telah ditentukanSehingga kita perlu membedakan
antara tren kinerja ekonomi jangka panjang atau sekuler dan variasi jangka pendek atau
siklikal
Gambar 9.1 menunjukkan bahwa perekonomian dalam siklus bisnis ini berkembang luas atau
mengalami ekspansi saat bergerak melalui titik A ke titik B atau dari dasar ke puncak. Ketika
perekonomian bergerak dari puncak turun dasar, atau dari titik B ke lembah perekonomian
mengalami resesi
Di puncak siklus bisnis baru lebih tinggi dari puncak siklus sebelumnya. Periode di mana
perekonomian bergerak dari lembah ke puncak disebut ekspansi atau ledakan (bom). Selama
ekspansi output dan peluang kerja bertumbuh atau meningkatSedangkan perekonomian yang
bergerak dari puncak ke lembah disebut kontraksiresesi atau penurunan yang menyebabkan
output dan peluang kerja menurun.
Gambar 9.1 menunjukkan siklus bisnis yang simetris yang berarti ekspansi dan resesi
besarnya sama, sedangkan secara kenyataan tidak ada siklus bisnis yang simetris. Selain
gelombang yang naik dan turun dalam perekonomian ada juga kecenderungan untuk tidak
tertentu (berpindah-pindah).
Berdasarkan gambar 9.1 posisi perekonomian pada titik A resesi yang berjalan cukup lama
disebut depresi yang ditandai oleh pengangguran tenaga kerja dan permintaan konsumen
rendah jika dihubungkan dengan kapasitas perekonomian untuk menghasilkan barang-barang
dan jasa-jasa untuk konsumsiKeuntungan para pelaku bisnis menjadi rendah bahkan banyak
kasus keuntungan tersebut menjadi negatif atau rugiPerusahaan-perusahaan tidak mau
menanggung resiko dari investasi yang baruPerbankan dan lembaga keuangan lainnya
mengalami kelebihan uang kasMereka tidak mau menanggung resiko berupa kredit macet
dari pinjaman dana yang disalurkan.
Ekspansion atau ekspansi suatu keadaan dimana penyehatan perekonomian telah
terjadi dari kondisi sebelumnya yaitu resesi atau bahkan depresiTahap ini ditandai dengan
meningkatnya kesempatan kerja, meningkatnya pendapatan, dan pengeluaran konsumsi
masyarakat. Sektor perusahaan mengalami kenaikan produksi barang dan jasa, kenaikan
penjualan, dan laba perusahaanIklim investasi berubah dari pesimisme menjadi optimis.
Karena permintaan konsumen mengalami kenaikan produksi barang dan jasa juga mengalami
kenaikanSehingga terjadi kenaikan kapasitas produksi dan pengurangan pengangguran tenaga
kerja
Bagian puncak dari siklus bisnis menunjukkan tingkat pemanfaatan kapasitas
perekonomian yang tinggi baik untuk faktor produksi tenaga kerja maupun bahan mentah
untuk kegiatan produksi barang- barangPada titik ini terjadi beberapa persoalan antara lain:
kenaikan output perekonomian akan terjadi dengan peningkatan investasiKenaikan investasi
ini akan menimbulkan kenaikan harga dari faktor- faktor produksi. Selanjutnya kenaikan
harga faktor produksi menjadi penyebab kenaikan harga-harga umumPada titik ini kenaikan
output perekonomian diikuti oleh kenaikan tingkat inflasi. Kondisi perekonomian tidak
pernah stabilKemakmuran yang terjadi sekarang bias saja diikuti oleh suatu kepanikan
ataupun kehancuran di masa berikutnya
Secara perlahan-lahan perekonomian kembali ke titik paling bawahdan proses
pemulihan pun dimulai. Proses pemulihan itu bias cepat namun bias juga lambatKondisi ini
bias juga tidak pernah sembuh benar, atau bias juga sembuh dan menjadi begitu amat kuat
sehingga menimbulkan terjadinya boom yang baruKemakmuran bias juga berarti permintaan
yang terus-menerus meningkat dalam jangka waktu yang panjang, banyak kesempatan kerja,
peningkatan standar hidupAtau bias juga ditandai oleh harga-harga dan spekulasi yang
membumbung tinggi dengan cepat karena inflasiyang kemudian diikuti kemerosotan yang
lainnya

Perekonomian mengalami gelombang naik turun yang relatif teratur dan terjadi secara
berulang dengan rentang waktu yang bervariasiGerakan ini disebut siklus ekonomi (business
cycle).
Siklus bisnis (business cycle) merupakan gelombang turun naiknya kegiatan
perekonomian suatu negaraGelombang kegiatan ekonomi tersebut dapat dilihat dari
perkembangan jumlah produk nasionalperkembangan harga, serta perkembangan kesempatan
kerjaSiklus ekonomi yang disebut sebagai kunjungtur mempunyai gelombang naik turun dan
terjadinya berulang-ulang. Berdasarkan lamanya siklus berlangsung ada siklus yang
berjangka waktu pendek (bulanan atau tahunan), jangka panjang (belasan tahun)dan jangka
waktu sangat panjang (puluhan tahun).

Anda mungkin juga menyukai