Anda di halaman 1dari 4

TEORI INFLASI

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah


"Ekonomi Moneter"

TUGAS INDIVIDU

Dibuat Oleh :
Septi Husnah Fadlillah
2010402102
Ekonomi Syari'ah (6D)

Dosen Pengampu :
Yogi Ahmad Yani, MM

MAHASISWA JURUSAN EKONOMI SYARI'AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AJARAN 2022/2023
PEMBAHASAN :
 Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses naiknya harga secara umum dan terus-
menerus (continue) dalam jangka waktu yang lama. Dari pengertian tersebut
dapat diartikan kalau Inflasi adalah sebuah proses dan bukanlah tinggi-
rendahnya harga. Maksudnya tingkat harga yang tinggi itu belum tentu
Inflasi. Inflasi dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu Inflasi ringan,
sedang, berat dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga
berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%-30%
setahun; berat antara 30%-100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak
terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
 Teori Inflasi
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang terjadinya Inflasi, yaitu :
1. Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti hal-hal yang berperan dalam proses inflasi,
yaitu jumlah uang yang beredar dan anggapan masyarakat mengenai
kenaikan harga-harga. Inti dari teori kuantitas adalah sebagai berikut :
Inflasi hanya bisa terjadi apabila ada penambahan volume uang yang
beredar. Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar, gagal panen
misalnya hanya akan menaikan harga-harga untuk sementara waktu
saja. Penambahan jumlah uang ibarat” bahan bakar” bagi api inflasi.
2. Teori Keynes
Menurut John Maynard Keynes, Inflasi terjadi karena suatu
masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya
sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap
barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang
yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary
gap atau celah inflasi.
3. Teori Struktural
Teori ini didasarkan pada hasil dari studi yang dilakukan
terhadap negara berkembang. Hasilnya menunjukkan bahwa inflasi
bukan semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga
merupakan fenomena struktural atau cost push inflation. Hal ini
disebabkan karena struktur ekonomi negara-negara berkembang yang
pada umumnya masih bercorak agraris.
 Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh 3 hal, yaitu tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar), desakan (tekanan) produksi dan/atau
distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk
kurangnya distribusi), dan yang terakhir naiknya harga-harga barang yang
diimpor.
1. Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi tarikan permintaan terjadi akibat adanya permintaan total
yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas
di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
1
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadapfaktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor
produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
2. Inflasi Desakan Biaya
Inflasi desakan biaya terjadi akibat adanya kelangkaan produksi
dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal
dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai ke-
ekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru.
3. Inflasi Diimpor
Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami
kenaikan harga mempunyai peranan penting dalam kegiatan
pengeluaran perusahaan-perusahaan. Contohnya yaitu, efek kenaikan
minyak dalam tahun 1970an kepada perekonomian negara-negara
barat dan pengimpor minyak lain.
 Dampak Terjadinya Inflasi
Inflasi dengan demikian dapat memberikan dampak yang buruk bagi
kegiatan ekonomi. Selain itu, inflasi juga memberikan dampak kepada
kemakmuran individu dan masyarakat.
1. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan
perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan
kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal
biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi.
Antara lain yaitu membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan
bangunan oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan
investasi yang bersifat seperti ini, maka investasi produktif akan
berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya
lebih banyak pengangguran akan tercipta.
2. Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat
Di samping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi
negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek berikut kepada
individu dan masyarakat :
a. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang
berpendapatan tetap.
b. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang.
c. Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukkan bahwa
penerima pendapatan tetap akan menjadi kemerosotan dalam
nilai riil kekayaannya.

2
Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan
diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap
dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.
 Cara Mengatasi Inflasi
Mewujudkan inflasi nol persen atau “zero inflation” secara terus
menerus dalam perekonomian yang berkembang adalah sukar dicapai. Oleh
sebab itu dalam jangka panjang yang perlu diusahakan adalah menjaga agar
tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat rendah. Usaha untuk
mencapai tujuan ini merupakan salah satu tugas utama dari bank sentral.
Langkah-langkah pemerintah yang dapat digolongkan sebagai kebijakan
“diskresioner” barulah dilaksanakan apabila inflasi yang berlaku adalah
lebih serius dari inflasi merayap. Pemerintah dapat menggunakan 2 cara
untuk mengatasi inflasi, yaitu :
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal yang akan dilaksanakan adalah dalam bentuk
mengurangi pengeluaran pemerintah. Langkah ini menimbulkan efek
cepat dalam mengurangi pengeluaran dalam perekonomian.
2. Kebijakan Moneter
Apabila menjalankan kebijakan ini maka yang akan dilakukan
pemerintah adalah menurunkan penawaran uang. Perubahan ini akan
menaikkan suku bunga.
Jadi, Kedua kebijakan pemerintah tersebut harus dijalankan secara
bersama dan langkahlangkah yang dijalankan haruslah saling memperkuat.
Keduanya dijalankan oleh pihak yang berbeda. Kebijakan fiskal
dilaksanakan oleh Kementrian Keuangan dan kebijakan moneter dijalankan
oleh Bank Sentral.
https://www.academia.edu/12318359/isi_makalah_Teori_Inflasi_semester1
KESIMPULAN
Inflasi adalah peningkatan umum dan berkelanjutan dalam harga barang dan
jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian. Penyebabnya dapat bervariasi, dan
inflasi dapat memiliki dampak ekonomi yang kompleks. Inflasi diukur
menggunakan indeks harga konsumen (CPI), dan kebijakan moneter dan fiskal
dapat digunakan untuk menganalisis dampak inflasi pada suatu perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai