Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEMATIKA LAPORAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


SYARIAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah akuntansi keuangan

Disusun oleh:
Indah puspita sari
Tika permanita
Nurlia subadra
Marselya andini
Dela puspita sari

Dosen pengampu:
Endah sri wahyuni, M.AK

MAHASISWA JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah, Tuhan Semesta


Alam, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga makalah
akuntansi syariah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Tak lupa
Shalawat serta salam kami curahkan dan limpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua ke jalan kebenaran.
Begitu banyak penulis yang telah membahas akuntansi syariah dalam
berbagai buku dan karya ilmiah, baik yang diterbitkan maupun yang masih
berbentuk draft-draft dalam artikel-artikel ilmiah. sehingga berguna bagi
kehidupan diri pribadi dan masyarakat. Sebagaimana sabda Rasulullah yang
artinya “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”
Akhir kata semoga buku pengantar akuntansi syariah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian. Segala bentuk kebenaran dalam buku
ini, semuanya berasala dari Allah SWT, dan segala kekurangan serta kesalahan
yang ada di dalam buku semata-mata adalah tanggung jawab penulis sendiri..

Sungai Penuh 30 Maaret 2022

pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku daan
memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek
terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi
yang akurat sehubungan data ekonomi.Kemudian untuk Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK)merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur
akuntansi yang berisiperaturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan
penyajian laporankeuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada
kondisiyang sedang berlangsung dan telah disepakati (konvensi) serta telah
disahkan oleh lembaga atau institut resmi.Sebagai suatu pedoman, Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan suatu kemutlakan bagi
setiap perusahasan dalam membuat laporan keuangan. Namun paling tidak dapat
memastikan bahwa penempatan unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus
ditempatkan padaposisi yang tepat agar semua data ekonomi dapat tersaji dengan
baik, sehingga dapat memudahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
menginterpretasikan dan megevaluasi suatu laporan keuangan guna
mengambil keputusan ekonomi yang baik bagi tiap-tiap pihak.
Melihat adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terjadi karena
perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh
negara di dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah, namun menuntut
adanya transparansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang
berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan
transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai
sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan
kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan
standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan
pada masa sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
1. Jenis SAK yang dijalankan di Indonesia
2.. Standar pelaporan keuangan berbasis syariah

C. Tujuan Pembahasan
1. Guna mengetahui jenis SAK yang dialankan di Indonesia
2.Guna mengetahui standar pelaporan keuangan berbasis syariah
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Jenis SAK yang di jalankan di Indonesia
Berikut jenis SAK yang dijalankan di Indonesia :

1. PSAK- IFRS
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International
Financial Report Standard (PSAK-IFRS) sama dengan SAK yang
diteteapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 2012.
SAK digunakan untuk badan yang memiliki akuntabilitas public
seperti, perusahaan publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun
perusahaan dana pension.SAK bertujuan untuk memberikan informasi yang
relevan bagipengguna laporan keuangan. Contoh PSAK-IFRS di wajibkan
untuk perusahaan Go public ( perusahaan yang menjual sahamnya
di pasar modal).

2. SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi
Publik (SAK-ETAP) digunakan untuk entitas yang akuntabilitas
publiknya tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal.
SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis
dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua
asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset
dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu
mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK
lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan
pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.
3. PSAK Syariah
`PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi
syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah.
Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan dengan model
PSAK umum namun psak ini berbasis syariah dengan acuan fatwa
MUI. Standar ini terdiri atas, kerangka konseptual, penyajian
laporan keuangan syariah, akuntansi murabahah, musyarakah,
mudharabah, salam, istishna.

4. SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan
sebagai PP (Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas
pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). SAP
diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP).
SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat
maupun daerah untuk menyusun laporan keuangan dalam
pemerintahan.

B. Standar Pelaporan Keuangan Syariah


Berikut standar pelaporan keuangan syariah :
.1. PSAK 101 - Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK No. 101 ini berfungsi untuk mengatur penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statements) untuk entitas syariah yang
selanjutnya disebut “laporan keuangan”. Pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur
dalam Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
2. PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
Murabahah merupakan akad penyediaan barang berdasarkan
prinsip jual beli, dimana bank membelikan kebutuhan barang
nasabah (investasi/modal kerja) dan bank menjual kembali kepada
nasabah ditambah dengan keuntungan yang disepakati , dengan
prinsip persaudaraan (ukhuwah.
Rukun Murabahah :
1. Subjek (penjual dan pembeli),
2. Objek, dan
3. Akad (shighat).
Syarat Murabahah :
1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang diterapkan,
3. Kontrak harus bebas dari riba,
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian, dan
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya bila pembelian dlakukan secara hutang.

3. PSAK 103 - Akuntansi Salam


Salam adalah akad pembelian suatu hasil produksi (komoditi)
untuk pengiriman yang ditangguhkan dengan pembayaran segera
sesuai dengan persyaratan tertentu atau penjualan suatu komoditi
untuk pengiriman yang ditangguhkan dengan pembayaran
segera/di muka.
Rukun Salam :
1. Subjek : muslam (pembeli) dan muslam ilaih (penjual)
2. Akad (shighat)
3. Ma'qud alaih meliputi dua hal yaitu modal/harga dan muslam
fiih (barang yang dipesan)
Syarat Salam :
1. Modal/harga : harus jelas dan terukur, berapa harga barangnya,
berapa uang mukanya dan berapa lama, sampai pembayaran
terakhirnya.
2. Muslam fiih (barang yang dipesan) : harus jelas jenis, ciri-
cirinya, kualitas dan kuantitasnya
.
.4. PSAK 104 – Akuntansi Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria tertentu yang disepakati
antara pemesan dan penjual. Terdapat istilah istishna paralel, yaitu
akad yang memerlukan pihak lain sebagai pembeli untuk
mememenuhi kewajibannya si pemesan kepada pembeli.
Rukun Istishna‟ :
1. Subjek : shaani‟ (produsen atau penjual) dan mustashni‟
(konsumen atau pembeli)
2. Ma‟qud „alaih (barang yang dipesan)
3. Akad (shighat)
Syarat Istishna‟ :
1. Jenis barang yang dibuat, macam, kadar, dan sifatnya jelas,
2. Barang berlaku muamalat di antara manusia, dan
3. Tidak ada ketentuan mengenai tempo penyerahan barang yang
dipesan.

5. PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah


Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama pemilik dana menyediakan seluruh dana
sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai
kespakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh
pemilik dana apabila kesalahan terjadi murni karena regulasi usaha.
Tetapi jika kesalahan/kerugian disebabkan karena kelalain
mudharib maka kerugian ditanggung oleh mudharib. Prinsip dalam
mudharabah adalauh persaudaraan.
Rukun Mudharabah :
1. Subjek : pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib)
2. Objek
3. Akad (shighat)
Syarat Mudharabah :
1. Modal ditangan pengusaha berstatus amanah, seperti wakil
dalam jual beli,
2. Pengusaha berhak atas keuntungan sesuai kesepakatan,
3. Komponen biaya disepakati sejak awal akad, dan
4. Pemilik modal (shahibul maal) berhak atas keuntungan dan
menanggung resiko.
.6. PSAK 106 - Akuntansi Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan
porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau asset non-
kas yang diperkenankan oleh syariah.
Rukun Musyarakah :
1. Subjek („aqidani)
2. Objek (ma‟qud alaihi)
3. Akad (shighat)
4. Nisbah bagi hasil
Syarat Musyarakah :
1. Diperbolehkan untuk menerima atau mengirimkan wakil untuk
bertindak hukum terhadap objek perserikataan sesuai dengan
izin pihak lainnya,
2. Presentase pembagian keuntungan jelas, dan
3. Keuntungan untuk masing-masing pihak ditentukan sesuai
kesepakatan.
7. PSAK 107 - Akuntansi Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang tersebut.
Rukun Ijarah :
1. Subjek : mu‟jir (pemberi sewa) dan musta‟jir (penyewa)
2. Objek
3. Akad (shighat)
Syarat Ijarah :
1. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan penyewaan,
2. Barang yang disewakan tidak termasuk kategori haram, dan
3. Harga sewa harus terukur.
8. PSAK 108 – Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
Asuransi Syariah menurut Dewan Syariah Nasional - Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) adalah usaha saling melindungi dan
tolong-menolong di antara sejumlah orang, melalui investasi dalam
bentuk aset dan / atau Tabarru‟ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang
sesuai dengan syariah. Prinsipnya adalah persaudaraan (ukhuwah).
Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling
mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong
(ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan
beraliansi (tahaluf) dan prinsip tersebut diaplikasikan pada asuransi
syaria
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sendiri merupakan suatu buku
petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan,
pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Seiring
berjalannya ekonomi negara, butuh pula yang namanya Standar Akuntansi
Keuangan Syariah untuk menghadapi beberapa masalah yang ada, SAK
syariah ini dibentuk oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAK) yang
berada di bawah naungan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). DSAK dibentuk
di Jakarta pada kongres ke-8 IAI pada tahun 1998. Dasar pembuatan SAK
Syariah ini bersumber pada Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 282-283.
Di Indonesia terdapat 4 pilar SAK yang berlaku, diantaranya, PSAK-
IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial
Report Standard), SAK-ETAP , PSAK Syariah dan yang terakhir SAP.
Terdepat beberapa standar akuntansi syariah (PSAK 101-108), yaitu
penyajian laporan keuangan syariah, akuntansi murabahah, akuntansi salam,
akuntansi mudharabah, akuntansi istisna‟, akuntansi musyarakah, akuntansi
ijarah, dan akuntansi transaksi syariah.

B. SARAN

C. Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan


makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
D. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan
kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
E. Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

1. Informasi Pajak, “Perkembangan Standar Akuntansi”,


http://www.informasipajak.com/2016/10/perkembangan-standar-akuntansi-
syariah.html (diakses Oktober 2016).
2. Kikilmu, “Sejarah terbentuknya Standar Akuntansi”,
http://kikilmu.blogspot.com/2017/11/sejarah-terbentuknya-standar-
akuntansi.html (diakses November 2011).
3. Erlina, elin, “Standar Akuntansi keuangan SAK Syariah”;
http://selinrasi.blogspot.com/2015/03/standar-akuntansi-keuangan-sak-
syariah.html (diakses 19 Maret 2015)
4. Karina, Helen, “Standar Akuntansi Keuangan yang Berlaku di Indonesia”,
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-4-standar-akuntansi-keuangan-yang-
berlaku-di-indonesia/ (diakses April 2017).

Anda mungkin juga menyukai