Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR PERPAJAKAN

(Dasar-dasar Perpajakan)
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah “Perpajakan”

MAKALAH

NISSA APRILIANTI
2010402068
Ekonomi Syariah 6D

MAHASISWA JURUSAN EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas segala
rahmat, petunjuk, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas “Perpajakan”. Makalah ini dapat digunakan sebagai
wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar dan sebagai
referensi tambahan dalam belajar materi “Pengantar Perpajakan (dasar-dasar
perpajakan).
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Yoga Travillo,S.E,M.ak selaku
dosen pengampu mata kuliah “Perpajakan” dan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah dari awal hingga selesai.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
dan kami juga mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan
pertimbangan perbaikan makalah.

Sungai Penuh, 16 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pajak
2.2 Fungsi Pajak
2.3 Hukum Pajak
2.4 Cara Pemungutan pajak dan Sistem Pemungutan Pajak
2.5 Pengelompokkan Pajak
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum, hampir semua orang
mengetahui tentang pajak. Jika pajak itu wajib, jangan heran jika kata “pajak”
menimbulkan gambaran yang menakutkan di benak masyarakat. Dikatakan bahwa
mereka yang terdaftar sebagai wajib pajak tetap berada dalam bayang-bayang
tanggungan, karena penghasilan yang diterima harus dibagi untuk membayar
pajak, apalagi jika manfaatnya tidak segera dirasakan. Pajak saat ini menjadi
bagian penting dari APBN 2017 sebesar 77,6% atau 1 98,9 triliun. Hal ini
menunjukkan bahwa penerimaan pajak berperan penting dalam pembangunan
ekonomi melalui pengelolaan belanja yang produktif dan berkualitas, seperti
pembangunan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pajak ?
2. Apa itu fungsi pajak bagi negara ?
3. Apa yang dimaksud dengan hukum pajak ?
4. Bagaimana tata cara pemungutan pajak dan sistem pemungutan pajak ?
5. Bagaimana bentuk pengelompokan pajak ?
6. Apa itu Teori Penunjang Pemungutan Pajak ?
7. Apa itu tarif pajak ?
8. Apa saja syarat Pemungutan Pajak ?
9. Apa yang menyebabkan Timbul dan Hapusnya Hutang Pajak ?
10. Apa saja yang menyebabkan Hambatan Dari Pemungutan Pajak ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pajak
2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi pajak bagi negara
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum pajak
4. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pemungutan pajak dan sistem
pemungutan pajak
5. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pengelompokan pajak
6. Untuk mengetahui apa itu teori penunjang pemungutan pajak
7. Untuk mengetahui apa itu tarif pajak
8. Untuk mengetahui apa saja syarat pemungutan pajak
9. Untuk mengetahui Apa yang menyebabkan Timbul dan Hapusnya Hutang
Pajak
10. Untuk mengetahui Apa saja yang menyebabkan Hambatan Dari
Pemungutan Pajak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak


Banyak para ahli pajak memberikan definisi pajak yang berbeda-beda,
meskipun begitu definisi-definisi tersebut memiliki arti dan tujuan yang sama.
Pengertian pajak menurut para ahli :
1. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(yang sifatnya dapat dipaksakan) serta tidak mendapat jasa timbal balik
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
2. Menurut Dr. Soeparman Soehmahami Jaya
Pajak adalah pembayaran wajib dalam bentuk uang atau barang yang
dikumpulkan oleh otoritas publik menurut peraturan hukum untuk
menutupi biaya produksi barang dan jasa kolektif untuk kesejahteraan
umum.
3. Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007
Pajak adalah pembayaran kepada negara yang bersifat mengikat secara
hukum terhadap orang pribadi atau badan yang tidak mendapat imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara guna mencapai
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan yaitu pajak merupakan
pembayaran kepada pemerintah berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
tanpa penanggulangan segera dan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan
kesejahteraan rakyat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada empat ciri
yang berkaitan dengan pengertian pajak :
1. Pajak adalah pembayaran masyarakat kepada negara.
2. Pemungutan pajak bersifat wajib
3. Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan undang-undang dan peraturan
pelaksanaannya.
4. Pengeluaran umum negara dibiayai oleh pajak.

2.2 Fungsi Pajak Bagi Negara


Dapat dikatakan bahwa pajak memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan negara, terutama jika menyangkut sumber pembiayaan
pembangunan. Fungsi pajak bagi negara yaitu :
1. Fungsi Anggaran
Pemenuhan tugas-tugas rutin negara tentu memerlukan biaya. Pajak
merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara yang digunakan
untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Pemerintah menggunakan
pendapatan pajak untuk pembiayaan rutin seperti baiaya pegawai, fasilitas
umum, infrastruktur pembangunan, biaya pemeliharan, dam lain
sebagainya.
2. Fungsi Mengatur
Peraturan perpajakan untuk mengatur kebijakan ekonomi guna mencapai
tujuan yang diinginkan pemerintah. Misalnya, untuk melindungi produksi
dalam negeri, pemerintah mengenakan pajak impor yang tinggi terhadap
produk yang diimpor dari luar negeri.
3. Fungsi Stabilitas
Pajak juga digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan terkait
stabilitas harga. Adanya penerimaan pajak, yang digunakan pemerintah
untuk mengatur peredaran uang masyarakat sehingga inflasi terkendali.
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pembangunan dibiayai dari pajak yang telah dipungut dari masyarakat.
Pembangunan yang berkelanjutan diharapkan dapat membuka lapngan
kerja yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarkat.

2.3 Hukum Pajak


Hukum pajak adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemerintah selaku pemungut pajak pemerintah selaku pemungut pajak (pemabyar
pajak) dengan rakyatnya, hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik yang
mengatur hubungan hukum antar negara dan orang atau badan pajak (hukum),
yang juga termasuk bagian konstitusional dan pidana. Cakupan hukum pajak
meliputi : subjek pajak dan wajib pajak, objek pajak, kewajiban pajak terhadap
pemerintah, timbul dan hapusnya utang pajak, cara penagihan pajak.

2.4 Tata Cara Pemungutan Pajak dan Sistem Pemungutan Pajak


Tata cara pemungutan pajak merupakan cara yang ditempuh oleh fiskus
(pemerintah) dalam memungut pajak sehingga pajak dapat terpungut sebaiknya-
sebaiknya untuk memenuhi kas negara dengan memperhatikan efesiensi,
efektisitas, kesederhanaan, kedilan dan kepastian hukum bagi wajib pajak. Dilihat
dari stelselnya ada tiga stelsel pemungutan pajak, yaitu :
1. Stelsel nyata (real stelsel)
Pajak ditentukan berdasarkan keadaan sebenarnya dari objek, sehingga
dimungkinkan untuk memungut pajak setelah mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
2. Stelsel anggapan (fictive stelsel)
Pemungutan pajak didasarkan atas penghasilan yang diterima wajib pajak
pada awal tahun.
3. Stelsel campuran
Pajak campuran Stelsel ditentukan pada awal tahun, asalkan dapat dicicil
selama tahun pajak, dan pada akhir tahun dihitung kembali sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Sedangkan untuk sistemnya menggunakan :
1. Official assesment system
adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
administrator atau otoritas pajak untuk menentukan jumlah pajak yang
terutang.
2. Self assesment system
Ini adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan hak kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajaknya.

3. With holding system


Ini adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan hak kepada pihak
ketiga untuk memotong atau memungut apa yang wajib pajak berutang.

2.5 Pengelompokan Pajak


Pajak dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
1. Pajak menurut golongan :
a. Pajak langsung, pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dan
yang tidak dapat dipungut atau dialihkan kepada orang lain Contoh
pajak langsung adalah pajak penghasilan, pajak kendaraan bermotor,
pajak bumi dan bangunan
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang dapat dipungut atau diteruskan
kepada orang lain. Contoh pajak tidak langsung adalah pajak
pertambahan nilai (PPN), bea masuk, bahan bakar, dan pajak rokok.
2. Pembagian berdasarkan lembaga pemungutannya :
a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dikenakan oleh pemerintah untuk
membiayai rumah tangga negara. Contoh pajak pusat yaitu untuk
digunakan membiayai belanja dan pembangunan negara.
b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah
untuk digunakan membiayai rumah tangga daerah. Contoh pajak
daerah yaitu digunakan untuk pembangunan daerah.
3. Pembagian menurut sifatnya :
a. Pajak subyektif, yaitu dasar pajak, kemudian mencari syarat objektif
dalam arti memperhatikan keadaan wajib pajak.
b. pajak objektif, yaitu pajak berdasarkan tujuannya, tanpa memandang
status atau keadaan wajib pajak.

2.6 Teori Penunjang Pemungutan Pajak


Ada beberapa teori yang menjelaskan atau membenarkan pemberian hak
memungut pajak kepada negara. Teori-teori tersebut terdiri dari:

1. Teori Asuransi
Negara melindungi jiwa, harta benda dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena
itu, masyarakat harus membayar pajak yang sebanding dengan premi
asuransi untuk mendapatkan jaminan tersebut.
2. Teori kepentingan
Pembagian beban pajak kepada negara didasarkan pada kepentingan
masing-masing orang (misalnya pertahanan).
3. Teori daya dukung
Beban pajak setiap orang harus sama, yaitu. pajak harus dibayar menurut
beban masing-masing orang.

2.7 Tarif Pajak


Tarif pajak merupakan suatu pedoman dasar penghitungan besarnya utang
pajak, yaitu :
1. Tarif tetap
Tarif dalam bentuk jumlah tertentu bersifat tetap dan tidak dipengaruhi
oleh besar kecilnya dasar pengenaan pajak.
2. Tarif sebanding
Tarif dengan sebuah persentase tunggal yang dikenakan terhadap beberapa
pun besarnya dasar perhitungan pajak.
3. Tarif mengikat (progresif)
Tarif dengan persentase yang lebih tinggi sesuai dengan kenaikan basis
pajak.
4. Tarif menurun (degresif)
Tarif yang dasar pengenaannya semakin menurun sejalan dengan
meningkatnya dasar perhitungan pajak.

2.8 Syarat Pemungutan Pajak


Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau pertentangan,
maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)


Sesuai dengan tujuan hukum, yaitu mencapai keadilan dalam undang-
undang maupun pelaksanaan pemungutan pajak harus adil. Perundang-
undangan yang adil, termasuk perpajakan secara umum dan merata serta
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Di sisi lain, penerapan yang
adil yaitu memberikan hak wajib pajak untuk mengajukan keberatan,
keterlambatan pembayaran dan banding ke pengadilan pajak.
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara
maupun warganya.
3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pungutan tidak boleh mengganggu kelancaran produksi dan perdagangan,
sehingga tidak menyebabkan penurunan perekonomian nasional.
4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansial)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan harus lebih rendah dari hasil
pemungutannya.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana memudahkan dan mendorong warga
untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Contohnya seperti : Tarif PPN
yang berbeda disederhanakan menjadi satu tarif, yaitu: 10%.

2.9 Timbul dan Hapusnya Utang pajak


Timbulnya utang pajak, yaitu :
1. Ajaran Formil
Utang pajak timbul karena surat keterangan pajak diterbitkan oleh
otoritas pajak. Ajaran ini ditentukan oleh sistem klasifikasi formal.
2. Ajaran Materiil
Utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang. Seseorang
dibebani oleh situasi dan tindakan. Ajaram ini ditetapkan pada self
assessment system.
Penghapusan utang pajak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Daluwarsa
4. Pembebasan dan penghapusan

2.10 Hambatan Pemungutan Pajak


Hambatan pemungutan pajak dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak yang disebabkan oleh :
perkembangan intelektual dan moral masyarakat dan sistem perpajakan
yang (mungkin) sulit dipahami oleh masyarakat.
2. Perlawanan Aktif
Segala usaha dan kegiatan wajib pajak untuk menghindari pajak.
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan yaitu pajak merupakan
pembayaran kepada pemerintah berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku
tanpa penanggulangan segera dan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan
kesejahteraan rakyat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada empat ciri
yang berkaitan dengan pengertian pajak :
1. Pajak adalah pembayaran masyarakat kepada negara.
2. Pemungutan pajak bersifat wajib
3. Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan undang-undang dan peraturan
pelaksanaannya.
4. Pengeluaran umum negara dibiayai oleh pajak.
Dapat dikatakan bahwa pajak memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan negara, terutama jika menyangkut sumber pembiayaan
pembangunan.

3.2 Saran
Pemakalah memahami bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan artikel ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk membuat tugas selanjutnya menjadi
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Sidharta, Iwan.2017. Pengantar Perpajakan, Cetakan-1. Yogyakarta : Diandra


Kreatif.
Ratnawati Juli dan Retno Indah Hernawati. 2015. Dasar-Dasar Perpajakan,
cetakan-1. Yogyakarta : Deepublish.
Afrianti, Rizka Indri dkk. 2022. Perpajakan. Bandung : CV Media Sains
Diindonesia.
Tanjung, Mirna. 2003. Perpajakan. Universitas Negeri Padang.
Suastika, I Nengah. 2021. Tata Cara Pemungutan Pajak dalam Prespektif hukum
Pajak. Universitas Pendidikan Ganesha.
Mardiasmo,2018. Perpajakan Edisi Terbaru 2018. Yogyakarta : CV Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai