Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN PERPAJAKAN

“OVERVIEW KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN”

Dosen Pengampu :
Alfita Rakhmayani, S.E., M.Ak.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anis Sandika 40011420650206
Agatha Allyssa Claris Avertiane 40011420650219
Narendra Kusuma Dewa 40011420650225
Norberta Rima Dhani Aisyah N 40011420650226

KELAS E

SEMESTER 6

SEKOLAH VOKASI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, kasih, dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada dosen mata kuliah Manajemen
Perpajakan dan kepada pihak yang terkait dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna, oleh karena itu jika terdapat kesalahan yang ada dalam
penyusunan makalah ini, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang diberikan agar
dapat menyempurnakan makalah ini kedepannya. Semoga isi dari makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca nya.

Semarang, 18 Februari 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………. 2

DAFTAR ISI ……………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………. 4

1. Latar Belakang ……………………………………. 4


2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian ……………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………. 6

1. Pengertian dan Fungsi Pajak ……………………………………. 6


2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ……………………………………. 8
3. Pembayaran Pajak dan Pelaporan Pajak ……………………………………. 9
4. Sanksi Perpajakan ……………………………………. 11
5. Surat Pemberitahuan ……………………………………. 11

BAB III PENUTUP ……………………………………. 13

1. Kesimpulan ……………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………. 14


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak didefinisikan sebagai kontribusi
yang diwajibakan negara terhadap orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa yang
sesuai dengan Undang-Undang di mana pajak akan digunakan untuk keperluan negara untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Seperti yang kita ketahui bahwa pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan bernegara, khususnya dalam pembangunan ekonomi. Fungsi pajak sangat
berperan bagi pembangunan negara dan masyarakat. Pajak digunakan untuk membiayai
berbagai macam pengeluaran publik. Pajak dibayarkan oleh rakyat kepada Negara
berdasarkan undang-undang yang berlaku. Fungsi pajak begitu penting sehingga setiap orang
harus memenuhi kewajiban pajaknya. Tanpa fungsi pajak sebagian besar kegiatan negara
akan sulit berjalan. Namun, masih banyak orang yang belum mengerti apa saja fungsi pajak.
Ini membuat orang banyak menghindari kewajiban pajaknya.

Pengetahuan masyarakat yang masih rendah akan fungsi pajak itu sendiri membuat
terkendalanya penarikan pajak karena banyak dari masyarakat yang masih enggan untuk
membayarkan kewajiban pajaknya. Oleh karena itu, penting sekali bagi Pemerintah untuk
tidak hanya sekedar memberikan penyuluhan tetapi memberikan sosialisasi terhadap sistem
perpajakan yang memadai dan mudah dipahami oleh masyarakat terutama para wajib itu
sendiri.

Melalui pengetahuan umum mengenai Ketentuan Umum Perpajakan (KUP),


setidaknya masyarakat bisa mengetahui secara garis besar apa itu pajak, fungsi dari pajak itu
sendiri, tata cara membayar pajak, mendaftarkan NPWP, dan banyak pengetahuan umum
lainnya yang terkait dengan Ketentuan Umum Perpajakan. Oleh karena itu, dalam makalah
ini kami akan menjelaskan mengenai ringkasan atau overview Ketentuan Umum Perpajakan
(KUP).

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pajak secara umum dan apa fungsi dari pajak itu sendiri?
2. Apa yang dimaksud dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)?

3. Bagaimana cara membayar dan melaporkan pajak?

4. Bagaimana sanksi perpajakan?

5. Apa yang dimaksud dengan surat pemberitahuan?

3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengatahui definisi pajak dan apa saja fungsi dari pajak.

2. Untuk mengetahui tentang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3. Untuk mengetahui tentang bagaimana cara membayar dan melaporkan pajak.

4. Untuk mengetahui tentang sanksi perpajakan.

5. Untuk mengetahui mengenai surat pemberitahuan.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Fungsi Pajak

Dasar hukum pajak di Indonesia yaitu tertuang dalam Undang - Undang Dasar 1945
Pasal 23A yang berbunyi “ Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang - undang “. Dari isi pasal tersebut jelas jika pasal 23A
merupakan sumber hukum utama dari peraturan - pertauran yang menetapkan sistem dan tata
cara seluruh perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta, aturan


pelaksanaannya. Dalam pajak tidak ada timbal balik secara langsung bagi yang
membayarnya. Dalam penerapannya pajak bersifat dapat dipaksakan. Pajak dipungut oleh
Negara baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Pajak diperuntukkan bagi
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Pajak memiliki dua fungsi, di antara nya yaitu fungsi penerimaan (budgetair) yang
merupakan sumber dana diperuntukkan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah baik
pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan dan fungsi mengatur (reguleren) yang
merupakan alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan di bidang ekonomi dan sosial.

Dalam Buku “Wealth Of Nations” Adam Smith mengemukakan empat asas dalam
pemungutan pajak :
1. Asas Equality (Keseimbangan atau Keadilan berdasarkan kemampuan)
2. Asas Certainty (Kepastian Hukum)
3. Asas Convinience of Payment (Tepat Waktu)
4. Asas Efficiency (Efisien dan Ekonomis)

Terdapat tiga jenis pajak, antara lain :


1. Menurut Sifatnya
a. Pajak Langsung
Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi
harus menjadi beban langsung WP yang bersangkutan.
b. Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain.

2. Menurut Objeknya
a. Pajak Subjektif
Pihak yang berdasarkan pada subyeknya kemudian dicari syarat obyektifnya.
b. Pajak Objektif
Pajak yang berdasarkan pada obyeknya tanpa memperhatikan siapa atau
bagaimana keadaan subyeknya.

3. Menurut Siapa Pemungutnya


a. Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat untuk membiayai pengeluaran
pemerintah pusat atau membiayai rumah tangga negara.
b. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga daerah.

Dalam pemungutan nya, pajak mengenal tiga sistem, antara lain :


1. Official Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang membebankan wewenang untuk menentukan
besarnya pajak terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.

Ciri - ciri perpajakan official assessment system, yaitu :


a. Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas pajak
b. Wajib Pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka
c. Pajak terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang dan
menerbitkan surat ketetapan pajak
d. Pemerintah memiliki hak penuh dalam menentukan besarnya pajak yang
wajib dibayarkan

2. Withholding System
Besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan juga
aparat pajak/fiskus. Jenis pajak yang menggunakan withholding system di Indonesia
adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.

3. Self Assessment System


Sisten pemungutan pajak yang membebankan penentuan besaran pajak yang perlu
dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan.

Ciri - ciri perpajakan self assessment system, yaitu :


a. Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri
b. Wajib Pajak Berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai
dari menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak
c. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali jika wajib
pajak telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak yang
seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada WP
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

Fungsi dari NPWP, antara lain :

1. Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan


2. Dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan
3. Dipergunakan untuk semua hal yang berhubungan dengan dokumen perpajakan
4. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi tertentu yang mewajibkan untuk
mencantumkan NPWP dalam setiap dokumen yang diwajibkannya.

Kewajiban mendaftarkan diri :

1. WP Badan, Wajib mendaftarkan diri pada KPP/KP4 dimana badan tersebut


berkedudukan wajib.
2. WP Perseorangan / Orang Pribadi, Wajib mendaftarkan diri pada KPP/KP4 dimana
orang tersebut bertempat tinggal.
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT), Wajib mendaftarkan diri pada KPP badan dan orang
asing.
4. Cabang atau Perwakilan dari Orang Pribadi/Badan, Wajib mendaftarkan diri pada
KPP/KP4 dimana orang/badan tersebut melakukan kegiatan.
5. Pengusaha Kena Pajak (PKP), Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang dan jasa.

Tata Cara Pendaftaran NPWP :

1. WP akan mendaftarkan diri wajib mengisi Formulir Pendaftaran Wajib Pajak


2. Pengisian dan Penandatanganan formulir dapat dilakukan oleh WP sendiri atau orang
lain yang diberikan kuasa khusus
3. Penyampaian formulir pendaftaran WP yang telah diisi dan ditandatangani tersebut
dapat dilakukan oleh WP sendiri atau orang lain yang diberi kuasa penuh

Jangka waktu pendaftaran NPWP dan pelaporan pengukuhan KPP :


1. WP Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan WP badan
wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama satu bulan setelah
saat usaha mulai dijalankan.
2. WP Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha / pekerjaan bebas apabila dalam
suatu bulan / masa pajak memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi
PTKP setahun wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat pada
akhir bulan berikutnya.
3. WP Orang Pribadi yang penghasilannya di bawah PTKP setahun dapat mengajukan
permohonan untuk memperoleh NPWP.
4. WP Orang Pribadi yang melakukan usaha / pekerjaan bebas dan WP Badan wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP seblum melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak bagi memenuhi ketentuan sebagai PKP.
5. WP sebagai pengusaha kecil yang :
a. Memilih sebagai PKP wajib mengajukan pernyataan tertulis untuk
dikukuhkan sebagai PKP.
b. Sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai
peredaran brutonya telah melampaui batasan yang ditentukan bagi Pengusaha
Kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP paling
lambat akhir masa pajak berikutnya.

3. Pembayaran Pajak dan Pelaporan Pajak

Batas waktu pembayaran/penyetoran dan pelaporan

No Jenis Pajak Batas Bayar Batas Pelaporan

1. PPh 21 Tanggal 10 masa pajak Tanggal 20 masa pajak


berikutnya berakhir

2. PPh Pasal 22 impor, Pemungutannya sehari Disetor dan dilaporkan


PPN dan PPnBM impor setelah pemungutan hari paling lambat 7 hari
setelah batas penyetoran

Harus dilunasi sendiri oleh WP bersamaan saat


pembayaran bea masuk dan apabila ditunda atau
dibebaskan, harus dilunasi pada saat penyelesaian
dokumen impor

3. PPh Pasal 22 Disetor pada hari yang Dilaporkan paling lambat


Bendaharawan sama dengan pembayaran 14 hari ssetelah masa pajak
atas penyerahan barang. berakhir

4. PPh Pasal 22 atas Dilunasi oleh WP yang Dilaporkan oleh pihak yang
penyerahan hasil membeli sebelum menyerahkan barang paling
produksi oleh penebusan Delivery lambat 20 hari setelah masa
Pertamina, Penyerahan Order pajak berakhir.
migas oleh badan aha
lain, Penyerahan gula
pasir oleh Bulog

5. PPh Pasal 22 yang Tanggal 10 masa pajak 20 hari setelah masa pajak
dipungut oleh Badan berikutnya berakhir
Tertentu

6. PPh Pasal 23/26 Tanggal 10 masa pajak 20 hari setelah masa pajak
berikutnya berakhir

7. PPh Pasal 25 Tanggal 15 masa pajak 20 hari setelah masa pajak


berikutnya berakhir

8. PPh Pasal 29/SPT Sebelum SPT Tahunan Akhir bulan ketiga setelah
Tahunan PPh OP disampaikan tahun pajak berakhir

9. PPh Pasal 29/SPT Sebelum SPT Tahunan Akhir bulan keempat


Tahunan PPh dan disampaikan setelah tahun pajak berakhir
Badan

10. PPN dan PPnBM yang Paling lama akhir bulan Paling lama akhir bulan
terutang dalam satu berikutnya setelah berikutnya setelah
Masa Pajak berakhirnya masa pajak berakhirnya masa pajak
dan sebelum SPT
disampaikan

11. PPN dan PPnBM Tanggal 7 Masa Pajak 14 hari setelah masa pajak
Bendaharawan Berikutnya berakhir

12. PPN dan PPnBM yang Tanggal 15 masa pajak 20 hari setelah masa pajak
dipungut oleh berikutnya berakhir.
pemungut PPN

Tempat Pembayaran Pajak

1. Kantor Pos dan Giro


2. Bank-bank yang ditunjuk oleh Direktorat Jendrak Anggaran (Bank Persepsi)
3. Untuk Fiskal luar negeri, diloket-loket pembayaran yang telah disediakan di
pelabuhan keberangkatan
4. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)
4. Sanksi Perpajakan

Merupakan jaminan bahwa keputusan peraturan perundang-undangan perpajakan


akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Dalam undang-undang perpajakan dikenal 2 macam sanksi.
Sanksi adninistrasi yang merupakan pembayaran kerugian kepada negara. Sanksi pidana
merupakan siksaan atau penderitaan, suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan
fiskus agar norma perpajakan dipatuhi.

Sanksi Perpajakan:

1. Sanksi administrasi berupa bunga


2. Sanksi administrasi berupa kenaikan
3. Sanksi administrasi berupa denda
4. Sanksi pidana.

5. Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan pajak dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek
pajak dan atau kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SPT terdiri dari SPT Masa dan SPT tahunan.

Fungsi SPT yaitu;

1. Bagi WP PPh, untuk mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang


terutang
2. Bagi, PKP sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah PPN dan PPnBm yang sebenarnya terutang
3. Bagi pemotong/pemungut pajak sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.

Tempat pengambilan SPT

1. Kantor Pelayanan Pajak


2. Kantor Penyuluhan Pajak
3. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
4. Kantor Wilayah DJP
5. Kantor Pusat DJP
6. Melalui homepage DJP : http;/www.pajak.go.id

Penyampaian dan Pelaporan SPT:


1) SPT dapat disampaikan secara langsung atau melalui Pos secara tercatat ke KPP atau
Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Perpajakan setempat, atau melalui jasa ekspedisi
atau jasa kurir yang ditunjuk oleh DJP
2) Tanda bukti dan tanggal pengiriman surat untuk penyampaian SPT dianggap sebagai
tanda bukti dan tanggal penerimaan sepanjang SPT tersebut telah lengkap
3) Untuk WP Badan, SPT harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi
4) Apabila SPT yang mengisi dan menandatangani orang lain bukan WP, harus
melampirkan surat kuasa khusus
5) SPT harus dilengkapi dengan lampirang yang telah ditentukan termasuk neraca dan
perhitungan ruggi laba
6) Penyampaian SPT dapat juga dilakukan dengan media elektronik atau SPT dalam
bentuk Digital.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pemungutan nya, pajak mengenal tiga sistem, antara lain : Official Assessment
System Sistem pemungutan pajak yang membebankan wewenang untuk menentukan
besarnya pajak terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.Fungsi dari NPWP, antara
lain : Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan Dipergunakan untuk menjaga ketertiban
dalam pembayaran pajak dan pengawasan Dipergunakan untuk semua hal yang berhubungan
dengan dokumen perpajakan Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi tertentu yang
mewajibkan untuk mencantumkan NPWP dalam setiap dokumen yang diwajibkannya. Tata
Cara Pendaftaran NPWP : WP akan mendaftarkan diri wajib mengisi Formulir Pendaftaran
Wajib Pajak Pengisian dan Penandatanganan formulir dapat dilakukan oleh WP sendiri atau
orang lain yang diberikan kuasa khusus Penyampaian formulir pendaftaran WP yang telah
diisi dan ditandatangani tersebut dapat dilakukan oleh WP sendiri atau orang lain yang diberi
kuasa penuh Jangka waktu pendaftaran NPWP dan pelaporan pengukuhan KPP : WP Orang
Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan WP badan wajib mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP paling lama satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pajakku.com/read/5da03b54b01c4b456747b729/Pentingnya-Pembayaran-Pajak-untuk-
Negara

https://bakeuda.agamkab.go.id/Home/view/22#:~:text=Pajak%20digunakan%20untuk
%20membiayai%20berbagai,kegiatan%20negara%20akan%20sulit%20berjalan.

https://media.neliti.com/media/publications/61638-ID-pengaruh-kesadaran-membayar-pajak-
penget.pdf

Anda mungkin juga menyukai