Anda di halaman 1dari 29

AKUNTANSI PENDAPATAN

Secara umum, dasar pengaturan untuk pendapatan operasional


mengacu pada dasar pengaturan untuk pendapatan menurut
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), yaitu:

”Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi apabila kenaikan


manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan
peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan
penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan
aktiva atau penurunan kewajiban.”
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti
pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi,
dan pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank, baik yang
merupakan kegiatan utama ataupun bukan.
Pendapatan Bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari
kredit dan aktiva produktif lain yang nonperforming. Pendapatan
bunga dari kredit dan aktiva produktif lain yang nonperforming
diakui pada saat pendapatan tersebut diterima (PSAK 31 paragraf
20)
Pada saat kredit dan aktiva produktif lain diklasifikasikan sebagai
nonperforming, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih harus
dibatalkan (modifikasi PSAK 31 paragraf 22)
Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan
dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok
kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui
sebagai pendapatan bunga (PSAK 31 paragraf 25)

Penerimaan dari kredit nonperforming diakui melunasi bunga


terlebih dahulu. Akan tetapi, untuk kredit nonperforming
yang digolongkan diragukan dan macet, penerimaan ini
dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok kredit
karena kemungkinan ketertagihannya sangat tipis (PSAK 31
paragraf 26).
Keuntungan yang timbul dari hal-hal sebagai berikut dapat
dilaporkan secara neto:

1. perubahan nilai tercatat efek (mark to market)

2. penjualan efek

3. penjualan penyertaan/investasi; dan

4. transaksi dalam mata uang asing.


Akuntansi Pendapatan Bank

Pengakuan pendapatan bank pada dasarnya adalah secara accrual


basis, kecuali untuk aktiva produktif yang digolongkan non-
performing loans diakui secara cash basis.
Pengakuan pendapatan secara accrual mengakibatkan pertambahan
pendapatan bank pada saat jatuh waktu bunga.
Sedangkan pengakuan pendapatan secara cash basis menyebabkan
bertambahnya rekening administratif tunggakan bunga pada saat
jatuh waktu pembayaran bunga, dan pendapatan akan bertambah
pada saat uang benar-benar telah diterima oleh bank dari nasabah
non performing.
Aset produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam
rupiah maupun mata uang asing dalam bentuk kredit,
efek (surat berharga), efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali (reverse repo), tagihan derivatif, tagihan
akseptasi, penempatan dana pada bank lain, penyertaan,
dan lain-lain.

Aset produktif nonperforming adalah aset produktif yang


kualitasnya tergolong kurang lancar, diragukan, atau
macet menurut kriteria Bank Indonesia.
Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing, tidak


diakui sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva
tersebut dinyatakan non-performing.

Dengan demikian, bank tidak perlu melakukan penyesuaian


terhadap pendapatan bunga yang telah diakui sebelum aktiva
produktif tersebut dinyatakan non-performing.

Bunga dari aktiva non-performing yang tidak diakui sebagai


pendapatan akan dicatat dalam rekening administratif, karena
merupakan peristiwa kontinjensi.
Pada saat aktiva produktif digolongkan sebagai nonperforming:
 bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan;
dan
 pembatalan dilakukan dengan membuat jurnal balik (reversing
entries) sebesar bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih,
dan pembatalan tersebut akan mengurangi pendapatan bunga
yang telah diakui
Penghapusbukuan aktiva produktif yang tergolong nonperforming
(macet) hanya dapat dilakukan jika bank mempunyai penyisihan
yang cukup (telah membentuk penyisihan kerugian secara
penuh (100%) atas aktiva produktif yang digolongkan macet
tersebut).
Contoh

Apabila pendapatan bunga debitur performing selama bulan Juli


dihitung sebesar Rp 100 juta, sedangkan debitur non-performing
sebesar Rp 23 juta. Maka dijurnal:

Accrual Basis
Debit Pendapatan debitur yg msh harus diterima Rp 100.000.000,00
Kredit Pendapatan bunga debitur Rp 100.000.000,00

Saat menerima hasil bunga akan dijurnal


Debit Kas Rp 100.000.000,00
Kredit Pendapatan debitur yg msh harus diterima Rp 100.000.000,00
Cash Basis
Debit RAR – Tagihan Kontinjensi-PBDP Rp 23.000.000,00
Kredit RAR – Kontra Tagihan Kontinjensi-PBDP Rp 23.000.000,00

Saat menerima hasil bunga akan dijurnal


Debit Kas Rp 23.000.000,00
Kredit Pendapatan debitur yg msh harus diterima Rp 23.000.000,00
Komisi dan Provisi

Komisi adalah imbalan atau jasa perantara yang diterima atas suatu
transaksi atau aktivitas yang mendasar.
Atau komisi adalah beban yang diperhitungkan kepada para nasabah
bank yang mempergunakan jasa bank
Provisi adalah imbalan yang diterima sehubungan dengan fasilitas
yang diberikan
Provisi biasanya dikenakan atas transaksi yang mempunyai jangka
waktu tertentu, antara lain penerimaan atau pembayaran provisi
untuk penyediaan plafond kredit, provisi bank garansi, iuran
tahunan kartu kredit, dan biaya komitmen (commitment fee).
Provisi dari kegiatan yang berkaitan dengan perkreditan dan
terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai
pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi
secara sistematis selama jangka waktu komitmen kredit.

Provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan


perkreditan namun terkait dengan jangka waktu diperlakukan
sebagai pendapatan yang ditangguhkan dan diamortisasi
secara sistematis selama jangka waktu transaksi yang
bersangkutan.
Contoh

Maret 2006 Seorang nasabah memperoleh persetujuan kredit sebesar


Rp 1 M. Provisi kredit sebesar 0,5% dari pokok kredit dan materai
sebesar Rp 100.000,-, biaya percetakan/administrasi sebesar Rp
25.000,- yang kesemuanya dibayar oleh calon Nasabah debitur tadi
dengan menerbitkan cek giro bank yang bersangkutan.

Debit Giro nasabah Rp 5.125.000,00


Kredit Pendapatan provisi kredit Rp 5.000.000,00
Kredit Bea materai 100.000,00
Kredit Bahan cetak/administrasi 25.000,00
Bank Omega membebankan kepada nasabah giro atas jasa ATM yang
dipergunakannya sebesar Rp 20.000,00.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Omega adalah:

Debit Giro nasabah Rp 20.000,00


Kredit Pendapatan komisi ATM Rp 20.000,00
Penyajian dan Pengungkapan
Transaksi Valuta Asing

Penyajian
1. Keuntungan transaksi mata uang asing disajikan pada laporan laba rugi tahun
berjalan dalam pos keuntungan transaksi mata uang asing.
2. Keuntungan karena selisih kurs disajikan tersendiri dalam laporan laba rugi
tahun berjalan.
3. Keuntungan yang timbul dari suatu transaksi dalam mata uang asing dan
keuntungan karena selisih kurs dapat dilaporkan secara neto.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
1. Jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto untuk periode
tersebut.
2. Selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu
unsur yang terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir
periode.
3. Pengungkapan mengenai resiko yang berkaitan dengan mata uang asing.
Pendapatan Operasional Lainnya

Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan yang


sangat banyak jenisnya, tetapi tidak cukup material untuk
disajikan dalam pos tersendiri.
Contoh pendapatan operasional lainnya adalah penerimaan
dividen dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba
rugi penjualan surat berharga pasar modal, dan sebagainya.
Pengakuan pendapatan dari dividen erat kaitannya dengan
metode pencatatan dari penyertaan, apakah secara cost atau
equity method.
CONTOH

Bank Omega memiliki 100 lembar saham PT. BBC sebesar


nominal Rp 100.000,00 per lembar dan telah dibeli sebesar
Rp 9.800.000,00 untuk seluruh saham tersebut.
Kemudian saham tersebut dijual Rp 98.500,00 per lembar secara
tunai.
Harga perolehan saham Rp 9.800.000,00
Harga Jual: 98.500 * 100 9.850.000,00
Keuntungan Rp
50.000,00
Keuntungan sebesar Rp 50.000,00 harus disajikan dalam pendapatan
operasional lainnya.

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Debit Kas Rp 9.850.000,00


Kredit Keuntungan penjualan surat berharga Rp 50.000,00
Kredit Surat berharga 9.800.000,00
Pendapatan Non Operasional

Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang timbul


bukan dari kegiatan utama bisnis suatu bank.
Yang termasuk pendapatan non operasional adalah rupa-rupa
pendapatan yang berasal dari aktivitas di luar usaha utama
bank
Contoh pendapatan non operasional adalah pendapatan dari
penjualan aktiva tetap, penyewaan fasilitas gedung yang
dimiliki oleh bank, dan sebagainya.
CONTOH

Bank Omega memiliki sebuah mobil dengan harga perolehan Rp


150.000.000,00 dan telah disusutkan sebesar Rp 125.000.000,00, dijual
tunai Rp 35.000.000,00.
Ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Debit Kas Rp 35.000.000,00


Debit Akumulasi penyusutan kendaraan 125.000.000,00
Kredit Kendaraan Rp 150.000.000,00
Kredit Keuntungan penjualan aktiva tetap 10.000.000,00
Pendapatan Luar Biasa

Selain pendapatan operasional dan non operasional, kadang kala bank menerima
keuntungan yang secara tidak terduga.
Keuntungan ini merupakan suatu windfall profit, dan harus digolongkan sebagai
keuntungan atau pendapatan luar biasa.
Pendapatan luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha harian, dan ditunjukkan
secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi disertai pengungkapan mengenai
sifat dan jumlahnya.
Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi:
1. Bersifat tidak normal (tidak biasa)
transaksi yang bersangkutan memilih tingkat abnormalitas yang tinggi dan
tidak berhubungan dengan aktivitas perusahaan harian.
2. Tidak sering terjadi
transaksi yang bersangkutan tidak dihubungkan akan terulang di masa yang
akan datang
Koreksi Masa Lalu

Pos-pos yang harus dilaporkan sebagai koreksi masa lalu dan tidak
diperhitungkan sebagai unsur laba periode berjalan adalah
koreksi terhadap kesalahan.
Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan dalam laporan keuangan
periode yang lalu yang berasal dari
a. kesalahan perhitungan atau kesalahan dalam penerapan prinsip
akuntansi yang tidak tepat atau tidak dapat diterima
b. kelalaian mencatat suatu transaksi atau kejadian yang telah
terjadi
c. kesalahan yang bersifat matematis.
Pengaruh Kumulatif Perubahan
Prinsip Akuntansi

Pengaruh kumulatif akibat perubahan dari suatu prinsip akuntansi


yang lazim ke prinsip lainnya yang juga sesuai dengan PAPI
harus dilaporkan dalam penghitungan laba-rugi periode
terjadinya perubahan, dan disajikan di antara pos luar biasa
dan laba bersih.
Jumlah pengaruh kumulatif dari perubahan ke prinsip akuntansi
yang baru merupakan selisih antara jumlah LYD pada awal
periode perubahan dengan jumlah LYD seharusnya
dilaporkan, bila prinsip akuntansi yang baru tersebut telah
diterapkan secara retroaktif untuk seluruh periode yang
dipengaruhi.
LATIHAN

Soal 1:
1 April 2006 Bank Anugerah membuka Bilyet Giro Bank Indonesia untuk
menempatkan dananya pada bank lain sebesar Rp 10.000.000,- dalam
bentuk Deposito Berjangka dengan jangka waktu 6 bulan, bunga 14% per
tahun
Soal 2:
3 April 2006 Bank Anugerah mengirimkan uang secara fisik kepada cabang
Purwokerto sebesar Rp 20.000.000,- dengan menarik bilyet giro Bank
Indonesia
Soal 3:
5 April 2006 Nasabah debitur bank Anugerah menarik cek sebesar Rp
100.000.000,- untuk dipindahbukukan ke cabang Yogyakarta. Ongkos
kawat sebesar Rp 15.000,- dan materai sebesar Rp 6.000,- dibayar tunai
oleh orang tersebut.
Soal 4:
11 April 2006 Bank Anugerah mengantisipasi pendapatan dari
penempatannya pada lembaga keuangan berupa deposito berjangka
sebesar 1% dari nominal Rp 1 M dan call money sebesar 0,6% dari
pokok Rp 500.000.000,- Semua antisipasi pendapatan ini
didasarkan secara accrual basis dan dimasukkan ke dalam rekening
Bank di Bank Purba.
Soal 5:
14 April 2006 Bank Anugerah menerima deviden sebesar Rp
50.000,- per lembar dari investasi jangka panjangnya pada PT
Cahaya sebanyak 20 lembar saham. Penerimaan deviden tersebut
secara tunai yang langsung dibukukan sebagai keuntungan rekening
giro Bank Anugerah di Bank Amarta.
Soal 6:
17 April 2006 Seorang nasabah giro yang memiliki nominal deposito
berjangka sebesar Rp 100.000.000,- yang berjangka waktu 12 bulan
dengan tingkat bunga 16% setahun, datang untuk mencairkan depositonya
setelah memperoleh bunga selama 3 bulan. Suku bunga yang baru
diperhitungkan sebesar 14,5% setahun. Pembayaran dilakukan untuk
keuntungan rekening giro nasabah tersebut.
Soal 7:
19 April 2006 Pagi hari diserahkan sebanyak 100 lembar rekening tagihan
listrik PLN yang seluruhnya bernilai Rp 25.000.000,-Pada sore harinya
dihitung sisa rekening yang belum dilunasi oleh pelanggan sebesar Rp
20.000.000,-
Soal 8:
25 April 2006 Bank menerima bantuan likuiditas dari Bank Indonesia untuk
kredit investasi sebesar Rp 900.000.000,- dengan jangka waktu pelunasan
1 tahun dan tingkat bunga 9% setahun.
Jawaban Latihan 1
D: Bank-Bank Lain.......Rp100.000.000,00
K: BI–Giro.........................................Rp100.000.000,00

Jawaban Latihan 2
D: RAK–Cabang Purwokerto................Rp20.000.000,00
K: BI–Giro..................................................................Rp20.000.000,00

Jawaban Latihan 3
D: Rekening Nasabah–Debitur.............Rp100.000.000,00
D: Kas...............................................Rp 21.000,00
K: RAK–Cab.Yogyakarta.................................................Rp100.000.000,00
K: Ongkos kawat...........................................................Rp 15.000,00
K: Bahan dan cetakan....................................................Rp 6.000,00
Jawaban Latihan 4
D: Bank-bank Lain-Giro....................Rp13.000.000,00
K: Pendapatan Bunga-Deposito Berjangka...................Rp10.000.000,00
K: Pendapatan Bunga-Call Money................................Rp 3.000.000,00
Jawaban Latihan 5
D: Bank–bank Lain – Giro.................Rp1.000.000,00
K: Pendapatan deviden............................................Rp1.000.000,00
Jawaban Latihan 6
D: Rekening Nasabah–Deposito Berjangka.........Rp100.000.000,00
K: Pendapatan Penalty..........................................................Rp 375.000,00
K: Rek. Nasabah – Giro..........................................................Rp99.625.000,00

Pendapatan penalty untuk pencairan deposito berjangka yang belum jatuh


tempo. Perhitungan:
Besarnya penalty= bunga yg telah dibayar – bunga yg seharusnya dibayarkan
= (3/12x16% x 100.000.000) – (3/12 x 14,5% x 100.000.000)
= 4.000.000 - 3.625.000
= 375.000
Jawaban Latihan 7
D: Rek. Adm. Rupiah–Warkat Payment Point………Rp25.000.000,00
K: Rek. Adm. Rupiah–Warkat Payment
yg diserahkan………………………………………………………………Rp25.000.000,00
D: Rek. Adm. Rupiah–Warkat Payment Point
yg diserahkan……………………………………………..Rp 5.000.000,00
K: Rek.Adm.Rupiah-Warkat Payment Point………………………….Rp 5.000.000,00
D: Kas…………………………………………………..Rp5.000.000,00
K: Rek.Nasabah–Giro Persh.Payment Point………………………Rp5.000.000,00

Jawaban Latihan 8
D: BI – Giro……………………………………..Rp900.000.000,00
K: BI – Bantuan Likuiditas…………………………………………….Rp900.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai