Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
AKUNTANSI PENDAPATAN
2.1

PENGERTIAN AKUNTANSI PENDAPATAN

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart


Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: Arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
menurut Accounting Principle Board dikutip oleh Theodorus
Tuanakotta (1984:153) dalam buku Teori Akuntansi pengertian pendapatan
adalah Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai
akibat penjualan barang dan jasa.
Secara Umum Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai
hasil operasi perusahaan secara bruto, pendapatan diperoleh karena adanya
penyerahan/penjualan barang/jasa atau aktiva lainnya dalam satu periode.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart
Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: Arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Dan dalam Bank, Pengakuan pendapatan bank pada dasarnya
adalah secara accrual basis kecuali untuk aktiva produktif yang digolongkan
sebagai non-performing loans diakui secara cash basis. Pengakuan
pendapatan secara accrual mengakibatkan pertambahan pendapatan bank
pada saat jatuh waktu bunga. Sedangkan pengakuan pendapatan secara cash
basis menyebabkan bertambahnya rekening administratif tunggakan bunga
pada saat jatuh waktu pembayaran bunga dan pendapatan akan bertambah
pada saat uang benar-benar telah diterimaoteh bank dan nasabah nonperforming tersebut
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti
pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan
pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank balk yang merupakan
kegiatan utama ataupun bukan.

2.2

PENGAKUAN PENDAPATAN

PSAK No. 31 mengatur mengenai pengakuan pendapatan bank.


Dasar yang digunakan dalam pengakuan pendapatan bank merupakan hal
yang fundamental dalam hubungannya dengan pengukuran tingkat
rentabilitas (atau keuntungan) suatu bank.
Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya
adalah berbunga dan menanamkannya dalam aktiva produktif. Seperti pada
industri lainnya, selalu terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara
perolehan pendapatan dan terjadinya beban atas penggunaan sumber daya
untuk menghasilKan pendapatan tersebut. Oleh karena itu, pengkaitan
(matching) antara pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan,
sehingga dalam pengakuan pendapatan perlu diperhatikan sifat dari
keunikkan usaha bank tersebut.
Pendapatan
bunga
diakui
secara
akrual (accrual
basis),
kecuali pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing. Pendapatan
dari aktiva yang non-performing hanya boleh diakui apabila pendapatan
tersebut benar-benar telah diterima (Cash basis).

2.3

JENIS-JENIS PENDAPATAN BANK


Pendapatan bank dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu:

2.3.1 Pendapatan Operasional

Pendapatan Bunga Debitur.


Pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing,tidak
diakui sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut
dinyatakan nonperforming. Dengan demikian, bank tidak perlu melakukan
penyesuaian terhadap pendapatan bunga yang telah diakui sebelum aktiva
produktif tersebut dinyatakan non-performing. Bunga dan aktiva nonperformingyangtidak diakui sebagai pendapatan akan dicatat dalam
rekening administrative karena merupakan peristiwa kontinjensi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam hat terjadi pelunasan yang
berkaitan dengan aktiva produktif non-performing, pelunasan tunggakan
bunga tersebut
terlebih
dahulu
diperlakukan
sebagai
pelunasan
tunggakan pokoknya.

Komisi dan Provisi


Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan
diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh
bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan oleh nasabah
yang bersangkutan.
Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan
belakangan ini. Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada
para nasabah bank yang mempergunakan jasa bank. Komisi juga lazimnya
dibukukan langsung sebagai pendapatan pada saat bank menjual jasa kepada
para nasabahnya.
SKAPI mengatur mengenai pengakuan pendapatan komisi dan
provisi. Komisi dan provisi yang berkailan langsung dengan kegiatan
perkreditan diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan
dan diamorlisasikan secara sistimatis selama jangka waktu komitmen
kredit. Apabila komitmen tersebut diselesaikan sebelum jangka waktunya
maka sisa komisi dan provisi diakui sebagai pendapatan atau beban pada
saat penyelesaian komitmen tersebut.
Komisi dan provisi yang tidak berkailan langsung dengan
kegiatan perkreditan namun terkait dengan jangka waktu diperlakukan
sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi
secara sistimatis selama jangka waktunya. Pendapatan atau beban komisi
dan provisi tersebut disajikan sebagai bagian dan pendapatan dan beban
operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.
Komisi dan provisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan
dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat
terjadinya transaksi. Pendapatan atau beban komisi ini disajikan sebagai
pendapatan dan beban operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.
Sebagai contoh, Bank Omega menyetujui kredit untuk PT. CVD
sebesar Rp. 200juta selama jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan
sebesar 0.6 persen dari pagu kredit, Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini
adalah sebagai berikut :

(D) Kas
Rp. 1.200.000,(K) Provisi Kredit Diterima dimuka
Rp. 1.200.000,Transaksi ini berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan terikat
dengan jangka waktu. Oleh sebab itu perlu dialokasikan setiap bulan selama
lima tahun mendatang. Provisi kredit ini akan dialokasikan menjadi
pendapatan dan akan disajikan dalam laporan laba-rugi bulanan. Alokasi

pendapatan pada bulan pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut.


Alokasi Bulan Pertama = 1/60 * Rp. 1.200.000 = Rp. 20.000 Ayal jurnal
yang dibual adalah sebagai berikut :
(D) Provisi Kredit Diterima Dimuka
(K) Pendapatan Provisi

Rp. 20.000,Rp. 20.000,-

Contoh lain, bila Bank Omega membebankan komisi kepada nasabah giro
alas jasa ATM yang dipergunakannya sebesar Rp. 20.000. Transaksi ini
tidak terikat dengan jangka waktu. Oleh Bank Omega akan dibukukan
kedalam pendapatan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
(D) Giro
Rp. 20.000,(K) Pendapatan Komisi
Rp. 20.000,-

Jenis pendapatan komisi yang dapatdiciptakan dalam bank banyak sekali,


yang lazimnya berasal dari jasa yang ditawarkan.

Pendapatan Atas Transaksi Valuta Asing.


Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya
berasal dari selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukkan kedalam pos
pendapatan dalam laporan laba-rugi. Laba atau rugi yang timbul dari
valuta asing harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan
labarugi periode berjalan.
Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban
dalam valuta asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar
adanya
kerugian
akibat
selisih
kurs.
Upaya
ini
dikenal
dengan hedging dalam hutang ataupun piutang. Didalam melakukan hedging
ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing secara
bodangka, atau dikenal dengan forward.
Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat
sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate),sedangkan hutang
atau piutang Rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu
kurs pertukaran mata uang asing di hari kemudian yang ditentukan
berdasarkan perjanjian.
Akibat dari penggunaan kurs yang berbeda antara kurs spot danforward, maka akan timbul laba atau rugi kurs. Selisih kurs ini
merupakan diskonto
atau
premi.
yang
harus diamorlisasi secara

proporsional sesuai dengan jangka waktu transaksi valuta berjangkalaba


atau rugi kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan kurs tunai tanggal
neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta berjangka harus
diakui pada penodeyang bersangkutan. Dengan demikian akan teqadi dua
macam laba atau rugi akibat transaksi berjangka dalam valuta asing ini,
yaitu diskonto dan pengakuan laba-rugi karena perbedaan kurs neraca dan
transaksi berjangka tersebut.
Untuk transaksi berjangka valuta asing dalam rangka trading,
selisih antara kurs yang diperjanjikan (contracted forward rate)dengan kurs
tunai pada tanggal jatuh waktu (spot rate) diakui sebagai laba atau rugi
transaksi valuta asing pada akhlr masa kontrak.
Dalam neraca, hutang atau piutang dan diskonto atau premi
belum diamortisasi yang timbulnya dari kontrak valuta berjangka yang
berhubungan harus dijadikan sate dibagian harts atau kewajiban, tergantung
pada saldo posisi neto dari kewajiban kontrak-kontrak valuta berjangka
tersebut. Premi atau diskonto tersebut disajikan sebagai penambah atau
pengurang beban bunga.
Teknik pembukuan transaksi berjangka valuta asing dapat dipelajari
pada topik akuntansi untuk valuta asing.

Swap Suku Bunga.


Salah satu jenis hedging dan upaya unluk meraih keuntungan dalam
mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau
dikenal dengan istilah swap. Dalam kenyataannya, ada dua jenis
transaksi swap. Pertama, adalah transaksi swap suku bunga dalam rangka
pendanaan. Kedua, transaksi swap suku bunga dalam rangka trading.
Untuk transaksi swap dalam rangka pendanaan, selisih antara suku
bunga yang dipertukarkan (original interest rate)dengan suku bunga
yang diperjanjikan (contracted interest rate)disajikan sebagai penambah
atau
pengurang
beban
dana
dan
diamortisasiken secara
proporsional selama jangka waktu kontrak.
Untuk transaksi swap suku bunga dalam rangka trading, selisih
antara suku bunga yang dipertukarkan dengan suku bunga yang
diperjanjikan diakui sebagai laba atau rugi padaakhir masa kontrak. Teknik
pembukuan transaksi swap ini dapat dijumpai pada pembahasan akuntansi
dalam valuta asing.

Pendapatan Operasional Lainnya.


Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendapatan nonoperasional yaitu pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utarna bisnis

bank. Contoh dari pendapatan operasional lainnya adalah penerimaan


deviden dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi penjualan
surat berharga pasar modal, dan lainnya.
Pengakuan pendapatan dari deviden erat kaitannya dengan metode
pencatatan dari penyertaan, apakah secara cost atau equity method. Hal ini
telah dibahas pada bab penyertaan pada bagian akuntasi penanaman dana.
Berikut ini diberikan contoh pendapatan lain yang timbul dari
penjualan sural berharga. Apabila Bank Omega memiliki 100 lembar saham
PT. BBC sebesar nominal Rp. 100.000 per lembar dan telah dibeli sebesar
Rp. 9.800.000 untuk seluruh saham tersebut. Kemudian saham lersebut
dijual Rp. 98.500 per lembar secara tunai. Perhitungan keuntungan dari
penjualan saham dan ayat jumal untuk membukukan transaksi tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
Harga perolehan saham.......................... Rp. 9.800.000
Harga Jual :Rp. 98.500 * 100................ Rp. 9.850.000
Keuntungan.............................................................................. Rp. 50.000
Keuntungan sebesar Rp. 50.000 harus disajikan dalam pendapatan
operasional lainnya dalam tubuh laba-rugi bank.
(D) KAS
Rp. 9.850.000,(K) Surat Berharga
Rp. 9.800.000,(K) Keuntungan dari Penjualan SB
Rp.
50.000.Capital gain penjualan Surat berharga pasar modal harus diakui sebagai
pendapatan bank.

2.3.2 Pendapatan Non-Operasional


Yang termasuk dalam kelompok pendapatan non-operasional adalah
rupa-rupa pendapatan yang berasal dari aktivitas diluar usaha utama bank.
Contohnya adalah pendapatan dari penjualan aktiva tetap, penyewaan
fasilitas gedung yang dimiliki oleh bank, dan lainnya. Pendapatan ini harus
diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega memiliki sebuah mobil dengan
harga perolehan sebesar Rp. 35 juta dan telah disusutkan sebesar Rp. 30 juta
dijual tunai seharga Rp. 7 juta. Perhitungan keuntungan ini akan dibukukan
dengan ayat jumal sebagai berikut :

(D) KAS
Rp. 7.000.000,(D) Akm. Penyusutan Kendaraan
RP. 30.000.000,(K) Kendaraan
Rp. 35.000.000,(K) Keuntungan dari Penjualan Aktiva Tetap
Rp.
2.000.000,-

2.3.3 Pendapatan Luar Biasa


Disamping pendapatan operasional rutin dan non-operasional, bank
kadangkala dihadapkan dengan sualu keuntungan yang diterima secara tibatiba atau tidak pemah diramalkan semula. Keuntungan ini merupakan suatu
windfall profit, dan harus digolongkan sebagai keuntungan atau pendapatan
luar biasa.
Pendapatan luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari
dan ditunjukkan
secara
terpisah
dalam
perhitungan
laba-rugi
disertai pengungkapan mengenai sifat dan jumlahnya. Dengan demikian
pedu batasan atau definisi mengenai pos atau transaksi apa saja yang dapat
digolongkan yang sifatnya luar biasa.
Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi
kedua kriteria sebagai berikut :
a. Sersifat tidak normal (tidak biasa)
Kejadian
atau
transaksi
yang
bersangkutan
memilih
abnormalitas yang linggi dan tidak berhubungan dengan
perusahaan seharihari.

tingkat
aklifitas

b. Tidak Sering Terjadi.


Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak dihubungkan akan terulang
lagi di masa yang akan datang.
Jadi, yang dalam menerapkan kedua kritena tersebut, harus
dipertimbangkan faktor lingkungan dari perusahaan dan frekuensi kejadian
atau transaksi, seperti karakleristik industri dan perusahaan yang
bersangkutan, faktor geografis perusahaan, dan faktor lainnya seperti politis
dan lain sebagainya. Pengakuan pendapatan yang sifatnya luar biasa ini
akan mengacu kepada Prinsip Akuntansi Indonesia.

Kejadian yang selalu menjadi pertimbangan bank adalah perubahan


kurs valuta asing terhadap mata uang Rupiah. Kenaikan atau penurunan
selisih kurs valuta asing tidak dapat dijadikan sebagai keuntungan atau
kerugian luar biasa bagi bank di Indonesia karena faham yang diterapkan
dalam kurs valuta asing adalah ngambang terkendali (floating rate). Akan
telapi, apabila terjadi selisih kurs yang naik secara tiba-tiba, atau naik
dengan jumlah yang cukup besar seperti adanya devaluasi Rupiah terhadap
valuta asing, maka kejadian ini dapat digolongkan kedalam pos luar
biasa (extraordinary item).Keuntungan yang timbul dari kenaikan
selisih kurs akibat dari devaluasi merupakan keuntungan atau pendapatan
yang timbul dari transaksi yang luar biasa.

2.3.4

Koreksi Masa Lalu

Tidak semua pos dalam laba-rugi periode lalu harus dikoreksi. Pospos yang harus dilaporkan sebagai koreksi masa lalu dan tidak
diperhitungkan sebagai unsur laba periode berjalan adalah koreksi terhadap
kesalahan. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan dalam laporan
keuangan periode yang lalu yang berasal dari kesalahan perhilungan atau
kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi yang tidak tepat atau tidak
dapat diterima, kelalaian mencatat suatu transaksi atau kojadian yang telah
terjadi, dan kesalahan yang bersifat matematis. Koreksi masa lalu yang
dilakukan harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode dimana
koreksi tersebut dilakukan.

2.3.5 Pengaruh Kumulatif Perubahan Prinsip Akuntansi


Adakalanya terjadi perubahan penerapan prinsip akuntansi dalam
suatu periode tertentu karena alasan manajemen. Perubahan penerapan
prinsip akuntansi ini dapat saja berpengaruh pada pendapatan bank sehingga
harus dikoreksi dan diungkapkan dalam laporan keuangan. PAI mengatur
mengenai pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi sebagai berikut.
Pengaruh kumulatif akibat perubahan dari suatu prinsip akuntansi
yang lazim ke prinsip lainnya yang juga sesuai dengan PAI harus
dilaporkan dalam perhitungan laba-rugi periode terjadinya perubahan, dan
disajikan d antara pos luar biasa dan laba bersih.
Jumlah pengaruh kumulatif dari perubahan ke prinsip akiintansi
yang baru merupakan selisih antara jumlah laba yang ditahan pada awal
periode perubahan dengan jumlah laba yang ditahan yang seharusnya
dilaporkan bila prinsip akuntansi yang baru tersebut telah diterapkan secara
retroaktif untuk seluruh periode yang dipengaruhi.

2.4 Pengukuran Pendapatan


Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah
pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan
pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat
volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara
kas.
Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar
dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang
diterima atau yang dapat diterima.
Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan
sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang
mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk
dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut
dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa
yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang
ditransfer.

10

BAB II
BIAYA BANK
3.1

PENGERTIAN BIAYA BANK

Secara Umum Beban atau biaya adalah pengorbanan yang terjadi


dalam rangka memperoleh pendapatan.
Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan.
Maksud dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak
langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu
periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat
ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.
Dalam Bank Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan
dibebankan kedalam perhitungan laba-rugi pada saatjatuh waktu tanpa
tedebih dahulu menunggu pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus
dialokasikan kedalam rekening biaya secara proporsional.
Biaya yang terdapat dalam laporan laba-rugi bank terdiri dari biaya
operasianal seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya
non-operasional. Biaya-biaya ini merupakan beban periode berjalan.

3.2

PENGAKUAN BIAYA

Biaya diakui secara accrual basis, artinya selalu diakui dan


dibebankan ke dalamperhitungan laba rugi saat jatuh waktu tanpa terlebih
dahulu menunggu pembayaran.Pembayaran biaya dimuka harus
dialokasikan ke dalam rekening biaya secara proporsional.

11

3.3

JENIS-JENIS BIAYA BANK


3.3.1 Biaya Operasional

BIAYA BUNGA.
Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank
keseluruhan adalah biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana
yang dimiliki oleh bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada
penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan. Biaya bunga ini telah
dibahas pada waktu mengupas akuntansi penanaman dana. Biaya bunga
pada dasarnya diakui secara accrual basis, kecualipendapatan bunga dalam
aktiva produktif non-performing.

BIAYA VALUTA ASING.


Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih
kurs yang merugi. Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dalam
transaksi spot, tonvard, maupun swap akan dibebankan kedalam laporan
laba-rugi.

BIAYA OVERHEAD.
Dalam operasi bank sehari-harinya dipedukan biaya untuk mengolah
transaksi. Biaya atau beban ini berhubungan tangsung dengan periode
terjadinya, oleh sebab itu harus dicatat dan diakui-sebagai beban periode
berjalan. Biaya yang dikeluarkan oleh bank ini tidak memiliki manfaat
untuk masa-masa mendatang.

Biaya overhead yang ada di bank mempunyai beberapa ciri sebagai berikut.
tidak dapat diidentifikasiakn secara langsung dengan jasa dihasilkan,
karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
2. Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada biaya over head untuk beberapa periode.
3. Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk
masa yang akan datang.
1.

Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam
laporan laba rugi bank. Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya
yang berkaitan dengan pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya
penyusutan dari aktiva tetap, biaya operasional kantor yang bukan biaya

12

pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain yang dikeluarkan atau
berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.
Biaya Pegawai.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega cabang Jakarta membayar gaji
pegawai sebesar Rp. 200 juta untuk periode bulan Desember 19XX, dan
membayar tunjangan kesehatan Rp. 50juta secara tunai. oleh Bank Omega
akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.

(D) Gaji Pegawai


(D) Tunjangan Kesehatan
(K) Kas

Rp. 200.000.000,RP. 50.000.000,Rp. 250.000.000,-

Biaya Kegiatan Kantor.


Contoh lain adalah biaya yang berkenaan dengan kegiatan kantor.
Apabila Bank Omega Cabang Jakarta mengeluarkan biaya pengurusan
tamu sebesar Rp. 20 juta selama bulan Desember 19XX, biaya listrik dan
air sebesar Rp. 45 juta, biaya riset untuk kegiatan marketing periode
berjalan Rp. 43 juta, biaya alai tulis kantor Rp. 23 juta. Semua dibayarkan
secara tunai.

(D) Biaya Entertaiment


(D) Biaya Listrik dan Air
(D) Biaya Riset
(D) Biaya Alat Tulis Kantor
(K) Kas

Rp. 20.000.000,RP. 45.000.000,Rp. 43.000.000,RP. 23.000.000,Rp. 131.000.000,-

Khusus untuk biaya riset dapat ditangguhkan dan dialokasikan secara


berkala apabila manfaatnya dirasakan lebih dan satu tahun.
Biaya Penyusutan.
Penyusutan merupakan alokasi biaya yang dibebankan kedalam laporan
laba-rugi menurut kriteria atau berdasarkan waktu dengan beberapa pilihan
atau metode penyusutan sebagai bedkut.
a. Metode garis lurus, dimana besarnya penyusutan dilakukan
dengan jumlah
yang
sama
setiap
periode.
b. Metode pembebanan yang menurun, yang terdiri dari :

13

Metode Sum-of-the-year digits method, dimana besamya penyusutan akan


menurun setiap periodenya dibanding dengan periode sebelumnya.
Metode Declining balance method, dimana besarnya penyusutan akan
semakin kecil setiap periodenya dan tarip yang dipergunakan adalah dua
kali tarip semula.
Untuk aktiva tetap tak berwujud umumnya diamortisasikan berdasarkan
metode garis lurus dan penyusutannya langsung mengkredit rekening aktiva
yang bersangkutan.

3.3.2 Biaya Non-Operasional


Selain biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
utama bank, juga ada biaya-biaya yang terjadi atau dikeluarkan tidak
berkaitan dengan kegiatan utama bank. Kerugian dari penjualan aktiva
tetap merupakan salah sate contoh dari biaya non-operasional.
Sebagai contoh apabila Bank Omega cabang Jakarta menjual inventaris
kantor secara lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan
harga Rp. 400.000 secara tunai dimana harga perolehannya sebesar Rp3.000.000 dan telah habis disusutkan. Ayat jumal untuk mencatat transaksi
ini adalah sebagai berikut :

(D) Kas
Rp.
400.000,(D) Akumulasi Penyusutan Inventaris Kantor
RP.

3.000.000,-

(K) Inventaris Kantor


Rp. 3.000.000,(K) Keuntungan dari Penjualan Aktiva Tetap
Rp. 400.000

3.3.3 Pos/Biaya Luar Biasa


Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan sebagai pos luar biasa
harus dipisahkan dan hasil usaha sehari-hari dan ditunjukan secara terpisah
dalam perhitungan laba-trugi disertai pengungkapan atas sifat dan
jumlahnya. Seperti halnya pendapatan luar biasa, biaya luar biasa
kejadianya tidak normal atau tidak berhubungan dengan kegiatan
perusahaan, sehari-hari serta tidak sering terjadi atau tidak terulang lagi
dimasa yang akan datang.
Peristiwa seperti gempa bumi dan apabila merugikan bank
dapat digolongkan sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila di
satu negara, seperti Jepang misalnya, peristiwa ini sangat sering terjadi.
Dengan demikian kerugian akibat peristiwa ini tidak bisa digolongkan
sebagai peristiwa luar biasa.

14

3.3.4 Koreksi Masa Lalu


Koreksi masa lalu yang berkaitan dengan unsur laba-rugi dapat
dilakukan apabila telah terjadi kesalahan dalam penghitungan atau
kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang tidak tepat waklu atau tidak
dapat diterima, kelalaian mencatat suatu transaksi atau kejadian yang telah
terjadi, dan kesalahan matematis. Koreksi yang dilakukan terhadap labarugi periode lalu harus tetap dlungkapkan.

3.3.5 Pajak Penghasilan (PPh)


Pos biaya paling akhir dalam tubuh laporan laba-rugi adalah
pajak penghasilan. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba
menurut akuntansi
atau
laba
kena
pajak (taxable
income)untuk
diperhitungkan dengan tarip pajak penghasilan.
Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih
perhilungan tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba kena
pajak),
yang
disebabkan
perbedaan
waktu (timing
difference) pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan akuntansi dengan
tujuan pajak, ditampung dalam pos 'Pajak Penghasilan' yang ditangguhkan
dan dialokasikan pada beban pajak penghasilan tahun-lahun mendatang.

15

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi
perusahaan secara bruto, pendapatan diperoleh karena adanya
penyerahan/penjualan barang/jasa atau aktiva lainnya dalam satu periode
SedangkanBiaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan.
Maksud dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak
langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu
periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat
ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai