Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI PERBANKAN KONVENSIONAL & SYARIAH

MAKALAH
AKUNTANSI SUMBER DANA DAN PENANAMAN DANA BANK

DISUSUN OLEH:
Bella Safitri Renjani / Man / 17113220213933
Najat / Man / 17113220213930
Noor Isna Azizah / Ak / 17113220213707
Sinta Devit Puspitasari / Ak / 17113220214009
Siti Noor Halimah / Ak / 17113220214016

DOSEN PENGAJAR :
MARIA ANASTASIA, S.E., M.M.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PANCASETIA BANJARMASIN


KAMPUS BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya serta dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, 16 September 2019

Penyusun

ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
BAB I.................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

BAB II................................................................................................................................... 5
PMBAHASAN .................................................................................................................. 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

II. RUMUSAN MASALAH

III. MAKSUD DAN TUJUAN

4
BAB II
PMBAHASAN

Akuntansi
Akuntansi merupakan terjemahan dari kata accounting, yang bila kita terjemahkan dalam
bahasa Indonesia berarti menghitung. Akuntansi dalam dunia usaha bisa dikatakan sebagai
bahasa bisnis karena hampir seluruh kegiatan bisnis didunia baik perorangan ataupun
perusahaaan besar menggunakan akuntansi untuk menghitung serta untuk mengambil
keputusan yang berhubungan dengan bisnis yang dijalankan.

AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

Penanaman dana bank meliputi penanaman dana dalam alat likuid atau kas, penanaman
dana pada lembaga keuangan, penanaman dana dalam bentuk perkreditan dan penanaman dana
dalam akativa tetap.
Tujuan dan penanaman dana adalah untuk memperoleh (menciptakan) pendapatan bank
melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan.
Jenis penanaman dana antara lain: remise atau pengiriman uang antar cabang dalam
bentuk suatu bank, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka , call
money, deposito deposits on call, surat berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.

A. AKUNTANSI SUMBER DANA ( UNIT TABUNGAN )


Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan
oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki oleh bank-bank
dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas) beberapa tahun
yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual oleh bank-bank memiliki suku bunga
yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan dari adanya persaingan ketat dalam
mengumpulkan dana masyarakat.
Tabungan merupakan hutang bank kepada masyarakat, dalam hal ini pemilik
tabungan dan dikelompokkan kedalam hutang jangka pendek dalam neraca. Tidak adanya
batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu
menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam hutang jangka pendek.

5
Setiap bank memiliki jenis tabungan yang berbeda-beda. Perhitungan suku bunga,
pemberian hadiah, tata cara penyetoran dan penarikannya juga berbeda bagi setiap bank.
Produk tabungan ini dapat dijadikan alat promosi bagi yang menawarkannya. Promosi
dapat disalurkan dalam bentuk suku bunga, hadiah yang menarik, kemudahan fasilitas dan
lain sebagainya
Akuntansi Untuk Tabungan Transaksi tabungan meliputi :
1. Pembukaan dan Penyetoran
Pembukaan rekening tabungan lazimnya jauh lebih sederhana dari proses
pembukaan rekening giro. Nasabah hanya diminta untuk mengisi formulir pembukaan
tabungan yang memuat data pribadi calon nasabah, kemudian nasabah diberikan
sebuah passbook, untuk mencatat segala transaksi yang menyangkut rekeningnya.
Lazimnya penyetoran pertama dilakukan cabang dimana si nasabah membuka rekening.
Sebagai contoh :
Pada tanggal 04 Agustus 1992, Tn. E hendak membuka tabungan di Bank
Omega – Jakarta. Setoran pertamanya sebesar Rp. 1.500.000;- tunai. Bunga ditetapkan
secara floating yang mana disesuaikan pada suku bunga yang berlaku dan dihitung atas
dasar lamanya tabungan mengendap. Pada waktu penyetoran pertama suku bunga
sebesar 20 % setahun. Atas dasar suku bunga ini akan diperhitungkan bunga tabungan
untuk Tn. E, hingga suku bunga Bank Omega berubah. Pada saat penyetoran tersebut,
oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagi berikut :

D : Kas ……………………………………………………... Rp. 1.500.000


K : tabungan – Rekening Tn. E …………………………… Rp. 1.500.000

Apabila pada tanggal 20 Agustus 1992, Tn. E kembali menyetor dengan


menyerahkan selembar cek Rp. 4.600.000 dari Tn. F, nasabah Bank Omega – Jakarta,
untuk keuntungan rekening tabungannya. Pada hari yang sama ia juga mendapat
transfer masuk dari seorang rekannya di Surabaya melalui bank Omega – Surabaya
sebesar Rp. 7.230.000;- untuk keuntungan rekening tabungannya. Oleh Bank Omega –
Jakarta akan dicatat sebagai berikut :
D : Giro – Rekening Tn. F……………………………… Rp. 4.600.000
D : RAK Cabang Surabaya……………………………… Rp. 7.230.000
K : Tabungan – Rekening Tn. E………………………… Rp. 11.830.000

6
2. Penyetoran antar Cabang
Seorang nasabah dapat saja melakukan penyetoran untuk keuntungan
rekeningnya di cabang lain. Dalam transaksi seperti ini, akan tercipta adanya hubungan
antar cabang antara cabang penerima setoran dan cabang penerbit rekening tabungan.
Untuk transaksi antar cabang ini, issue yang timbul adalah masalah keamanan
transaksi yang erat kaitannya dengan sistem proses pembukuan atau akuntansi pada
bank yang bersangkutan. Bagi bank yang pengoperasiannya dilakukan dengan media
komputer dan dapat berhubungan langsung antara cabang on-line processing), issue
keamanan transaksi tidak begitu besar dibanding dengan bank yang pengoperasiannya
secara masih manual atau belum beroperasi secara on-line.
Bank memproses transaksi secara on-line dengan cabang-cabang lainnya, akan
tercipta hubungan antara kantor yang diproses dengan sebuah komputer pusat (host
komputer). Hubungan ini nantinya akan terlihat dalam neraca harian setiap cabang.
Pemberian kode transaksi seperti ini akan dilakukan dengan komputer dan
penomorannya harus unik.
Bank memproses transaksi secara off-line dengan cabang-cabang lainnya, perlu
menciptakan sistem pengkodean transaksi. Karena transaksi penyetoran antar cabang
tidak dapat langsung mengkredit rekening nasabah tabungan di cabang penerbit, bank
harus menciptakan sistem internal control yang unik dan efektif.
Lazimnya, internal control tersebut dengan cara langsung mencetak transaksi
penyetoran dengan penomoran kode khusus pada passbook nasabah. Atas dasar kode
transaksi ini akan diuji kebenarannya oleh cabang lain dimana si nasabah hendak
melakukan transaksi lainnya, khususnya penarikan. Dengan demikian, apabila ada
transaksi penyetoran dan penarikan antar cabang yang dilakukan dengan hari yang sama,
maka alat kontrol yang dijadikan dasar pengesahan adalah pencatatan data transaksi
dalam passbook. Proses transaksi hubungan antar cabang secara on-line dapat
dilukiskan sebagai berikut :
Pemprosesan secara On-line & Off-line
D : RekeningAntar Kantor -

Cabang Surabaya…………………………………. Rp. 1.000.000

K : Tabungan – Rekening Tn. E…………………………….Rp. 1.000.000

7
3. Penarikan
Penarikan tabungan pun dapat dilakukan pada dan bukan pada cabang penerbit.
Bila dilakukan pada cabang penerbit, bank langsung akan mendebet rekening nasabah
yang bersangkutan beserta dengan passbooknya.
Bila penarikan tabungan dilakukan pada cabang bukan penerbit, pengkodean
transaksi yang unik diperlukan. Bila pemrosesan transaksi antar cabang dilakukan
secara on-line, rekening nasabah yang bersangkutan dapat langsung didebet melalui
media komputer yang beroperasi secara on-line. Pada bank yang pemrosesannya
dilakukan secara off-line, akan memerlukan pengamanan transaksi yang efektif.
Lazimnya dilakukan dengan penomoran transaksi yang unik. Cabang pembayar akan
segera mengirimkan nota pembukuan kepada cabang penerbit tabungan dimana
dipelihara rekening nasabah yang bersangkutan.
Sebagai contoh :
Pada tanggal 28 Agustus 19xx, Tn. E menarik rekening tabungan di Bank Omega
cabang Bandung sebesar Rp. 1.500.000;- tunai, oleh cabang Bandung akan dibukukan
sebagai berikut
Cabang penerbit, yaitu cabang Jakarta, akan mengkredit cabang Bandung dan
mendebet rekening
D : RekeningAntar Kantor – Jakarta ……………………… Rp. 1.500.000

K : Kas……………………….……………………………….. Rp. 1.500.000

D : Tabungan Rekening Tn. E ……………….…………… Rp. 1.500.000

K : RekeningAntar Kantor – Bandung ………………….. Rp. 1.500.000

Tn. E, sebagai berikut :

Hubungan antar cabang Bandung dan cabang Jakarta bersifat reciprocal, yaitu
kedua cabang akan tercipta hubungan hutang dan piutang dalam jumlah yang sama.
Dengan demikian, rekening antar kantor ini dikenal dengan nama reciprocal account.

4. Perhitungan Bunga
Dasar perhitungan suku bunga dapat dihitung baik secara floating maupun
dari saldo tetap dan dilakukan setiap akhir bulan. Perhitungan dengan saldo tetap
biasanya diambil saldo rata-rata minimum dalam sebulan. Cara ini dapat merugikan
atau menguntungkan nasabah maupun bank. Bila saldo nasabah cenderung meningkat

8
selama sebulan, perhitungan bunga dengan saldo rata-rata dapat merugikan nasabah dan
menguntungkan pihak bank. Sebaliknya, apabila saldo tabungan nasabah cenderung
turun selama sebulan, perhitungan bunga dengan saldo rata-rata dapat menguntungkan
nasabah dan merugikan bank. Hal ini bergantung dari perubahan saldo.
Cara lain dalam perhitungan bunga secara floating dilakukan atas dasar lamanya
dana mengendap dalam bank. Lamanya saldo mengendap akan diperhitungkan dengan
suku bunga yang berubah-ubah selama satu periode tertentu, lazimnya satu bulan.
Dalam perhitungan ini, bank harus menghitung dengan cermat besarnya beban tugas
atas dasar lamanya hari dan besarnya saldo mengendap. Karena perhitungan yang
cukup rumit, lazimnya dipergunakan komputer.
1 Agustus 19xx ………………………………20% pertahun
10 Agustus 19xx ………………………………21,25% pertahun
15 Agustus 19xx ………………………………19,75% pertahun
20 Agustus 19xx ………………………………20,5% pertahun
25 Agustus 19xx ……………
…………………20% pertahun
Sebagai contoh, bila perhitungan bunga untuk Tn. E dilakukan atas dasar floating,
maka besarnya bunga tabungan yang harus diberikan kepada Tn. E dapat dihitung
dengan memperhatikan perubahan – perubahan suku bunga yang terjadi selama bulan
Agustus. Apabila bunga selama bulan Agustus berubah-ubah seperti diuraikan sebagai
berikut.

Dengan memperhatikan rata-rata banyaknya hari dan besarnya saldo yang


mengendap dalam rekening tabungan Tn. E pada Bank Omega selama Bulan Agustus
19xx, akan diperhitungkan besarnya bunga dari hari ke hari atas dasar suku bunga yang
berlaku selama bulan Agustus 19xx.
Bunga bulan Agustus ini akan dibebankan menjadi beban atau biaya selama bulan
Agustus dan harus diantisipasikan pada akhir bulan Agustus, dengan cara mengkredit
rekening nasabah yang bersangkutan. Proses ini dikenal dengan antisipasi biaya bunga.
Dengan menerapkan metode perhitungan bunga secara floating ini, besarnya
bunga yang dibayarkan oleh Bank Omega akan mendekati atau sama dengan yang
sebenarnya dan tidak bias, seperti bila dipakai saldo rata-rata terendah dalam satu bulan.
Sebagai contoh, mutasi rekening Tn. E selama bulan Agustus 19xx dapat
dijabarkan sebagai berikut :

9
Nomor Rekening : 023180238
Nama Penabung : E
Periode : Agustus 19xx
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit Saldo
4 Setor Tunai 21 1.500.000 1.500.000
20 Setor Warkat 16 11.830.000 13.330.000
24 Setor SBY 13 1.000.000 14.330.000
28 Tarik BGD 02 12.380.000
31 Bunga 09 1.500.000 97.331 12.927.331

Besarnya bunga yang diberikan kepada Tn. E sebesar Rp. 97.331 tersebut
dihitung dengan menghitung lamanya hari dan besarnya saldo yang mengendap dan
dihitung dengan suku bunga yang berlaku selama bulan Agustus 19xx.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
6/360 * 20% * RPH. 1.500.000 = Rp. 4.999,99
5/360 * 21,25% * RPH. 1.500.000 = Rp. 4.427,08
5/360 * 19,75% * RPH. 1.500.000 = Rp. 4.114,58
4/360 * 20,50% * RPH. 13.330.000 = Rp. 30.362,77
1/360 * 20,5% * RPH. 14.330.000 = Rp. 8.160,13
3/360 * 20% * RPH. 14.330.000 = Rp. 23.883,33
3/360 * 20% * RPH. 12.830.000 = Rp. 21.383,33
Besarnya bunga yang dibayar = Rp. 97.331,21
Dibulatkan menjadi = RPH. 97.331,00
Ayat jurnal untuk membukukan beban bunga ini adalah sebagai berikut :
D : BiayaBunga – Tabungan ……………….…………Rp. 97.331
K : Tabungan – Rekening Tn. E ………………...…….Rp. 97.331

Dengan demikian, tabungan Tn. E, akan bertambah secara otomatis pada akhir
bulan Agustus 19xx sejumlah beban bunga.Perhitungan ini dilakukan dengan
sendirinya oleh komputer sewaktu memproses harian dan proses akhir bulan.

10
5. Penutupan Rekening
Penutupan rekening seorang nasabah tabungan harus dilakukan pada cabang
penerbitnya, karena seluruh proses penutupan harus diketahui dan disetujui oleh bank
penerbit tabungan yang bersangkutan.
Sebagai contoh :
D : Tabungan Rekening Tn. E
……………….……………….. Rp. 12.927.331
K : Kas
…………………………………………… …………… Rp. 12.927.331
Apabila kemudian pada tanggal 01 September 19xx, Tn. E datang untuk menutup
rekening tabungannya, maka Bank Omega – Jakarta akan membukukan sebagai berikut :
Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas, saldo rekening tabungan Tn. E, tidak
akan tampak lagi dalam perincian rekening tabungn di neraca.

B. PENANAMAN DANA BANK ( UNIT KREDIT )

Penanaman dana bank merupakan suatu cara bagi bank untuk memperoleh
pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan. Oleh karena itu,
jelas bahwa tujuan dari bank untuk melakukan penanaman dana ialah untuk memperoleh
pendapatan sekaligus sebagai sumber dari kegiatan dalam usahanya. Penanaman dana
bank meliputi penanaman dana dalam alat yang likuid yaitu kas. Besarnya penanaman
dana harus benar – benar diperhitungkan oleh setiap bank agar pendapatan yang dihasilkan
dapat digunakan untuk membayar biaya- biaya termasuk biaya operasional.

Aktiva produktif yang sangat dihandalkan oleh Bank yang menghasilkan pendapatan
besar ialah debitur/kredit. Akuntansi dalam system kredit ini harus dilakukan dengan
sangat cermat agar dapat memberikan informasi yang tepat bagi manajemen.

1. Dalam system penanaman dana bank dalam bentuk kredit, Jenis kredit yang diberikan
oleh bank yaitu:
a. Kredit Investasi. Kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada debitur
untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka modernisasi, perluasan atau
pendirian proyek baru.

11
b. Kredit modal kerja. Fasilitas kredit jangka pendek yang diberikan dalam mata
uang rupiah maupun valuta asing untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang
habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal 1 tahun.
c. Kredit Profesi. Kredit yang dialokasikan kepada kelompok professional, seperti
dokter, pengacara, guru dan akuntan untuk menunjang profesi usahanya.
2. Jangka Waktu
Jangka waktu kredit yang diberikan oleh Bank yaitu:
a. Kredit Jangka pendek
b. Kredit Jangka Panjang
3. Prosedur Kredit
Prosedur dan persyaratan kredit Bank kepada debitur yaitu:
a. Pinjaman individu
1) Fotokopi identitas diri
2) Fotokopi akta nikah (jika sudah menikah ) serta fotokopi KK
3) Fotokopi tabungan dibank antara 6 hingga 3 bulan terakhir.
b. Pinjaman Badan Usaha
1) Fotokopi identitas pemilik perusahaan
2) Fotokopi SIUP ( surat ijin usaha perdagangan)
3) NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak )
4) Fotokopi TDP ( Tanda daftar perusahaan)
5) Akta pendirian
6) Fotokopi Agunan (SHM, BPKP,dll)
7) Fotokopi IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan)
8) Data Laporan Keuangan

Prosedur bank dalam pemberian kredit kepada debitur:

1) Terima surat permohonan


2) Cek list kelengkapan dokumen
3) Wawancara
4) Melakukan analisis ekonomi , pengumpulan dan pengecekan data
5) Membuat memorandum analisis
6) Melakukan penilaian jaminan

12
7) Jika pejabat bank telah memutuskan untuk menerima, maka bank akan membuat
surat pemberitahuan dan didalamnya memuat syarat yang harus dipenuhi oleh
calon debitur.
4. Prosedur Akuntansi Kredit
Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:
a. Persetujuan dan pemberian pagu kredit

Pencatatan akuntansi:

D: kredit yang diberikan

K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui

Contoh kasus : Bank Mandiri-Surabaya telah menyetujui pemberian kredit


investasi kepada PT. Anggun jaya sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana
expansi usaha dengan suku bunga sebesar Rp 1.500.000, biaya materai dan
lainnya Rp 50.000, biaya notariat pada notary Sujaka sebesar Rp 5.000.000
dibebankan dan dibayar lansung oleh calon nasabah pada bank Mandiri-
Surabaya. Oleh Bank Mandiri komitmen ini dicatat:

D: Kredit yang diberikan Rp 250.000.000

K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui Rp 250.000.000

Sedangkan untuk perhitungan provisi kredit dicatat:

D: Giro – debitur

K: Pendapatan provisi kredit

Jadi,

D: Giro-Rekening PT Anggun Jaya Rp 6.550.000

K: Pendapatan Provisi Kredit Rp 1.500.000

K: Persediaan Formulir Berharga Rp 50.000

K: Giro – Rekening Tn Sujaka Rp 5.000.000

b. Penarikan cek oleh nasabah/debitur

Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif :

13
D: Debitur

K: BI – Giro

Contoh kasus: PT Anggun Jaya menarik selembar cek debitur yang telah
disetujui sebesar Rp 35.000.000 kepada PT SJJ, kemudian cek disetorkan ke
Bank Mandiri – Surabaya . Oleh Bank Mandiri- Surabaya dibukukan:

D: Debitur-Rekening PT Anggun Jaya Rp 35.000.000

K: Bank Indonesia-Giro Rp 35.000.000

c. Pembebanan bunga pada debitur


Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit Kesimpulan
Resume Etika Akuntan .

Contoh Kasus: Sampai akhir bulan PT Anggun jaya tidak melakukan mutasi
lagi. Maka pencatan bunganya sbb (bunga 28%/tahun) dengan saldo Rp
35.000.000 :

Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:

1) Accrual basis (saat jatuh tempo)

D: Debitur tunggakan bunga

K: Pendapatan bunga debitur

Sesuai dengan contoh kasus diatas, maka:

D: Debitur Tunggakan Bunga- Rekening PT Anggun Rp 816.667

K: Pendapatan Bunga Debitur Rp 816.667

2) Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan


( kredit bermasalah) :

D: Rek.Administratif-tunggakan bunga debitur

K: Pendapatan bunga debitur

Sesuai dengan contoh kasus diatas, maka:

D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur Rp 816.667

14
K: Pendapatan bunga debitur Rp 816.667

d. Pelunasan bunga
1) Accrual basis

D: BI – Giro

K: tunggakan bunga

2) Cash basis

D: BI – Giro

K: Pendapatan bunga-debitur

3) Rekening administratif dicatat:

D: BI - Giro

K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga

4) Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:

D: Kas

K: Debitur- rek.debitur

e. Wanprestasi Nasabah Debitur

Bila terjadi wanprestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus


dipisah kan dari debitur yang masih aktif, yaitu :

D: Debitur tunggakan pokok

K: Debitur – Rek. debitur

Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan


kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :

1) Lancar. Bila nasabah yang bersangkutan tidak pernah melakukan


penunggakan (bayar tepat waktu).
2) kurang lacar. nasabah telah menunda pelunasan bunga atau pokok pinjaman
(< dari 6 bulan)
3) Diragukan. nasabah telah menunda pelunasan bunga atau pokok pinjaman (>
dari 6 bulan)

15
4) Macet:Diragukan. nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya
baik bunga ataupun pokok.

Tujuannya yaitu memberikan informasi kepada Management dalam


mengambil keputusan

f. Penilaian debitur pada neraca


1) Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang
outstanding
2) Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan
debitur diragukan

Kasus Saldo debitur Bank Mandiri – Surabaya sebesar Rp 20.000.000.000


terdiri dari :

Kolektibilitas I Rp 18.000.000.000

Kolektibilitas II Rp 2.000.000.000

Penyisihan debitur ragu-ragu :

Kolektibilitas I = 1% (Rp 18.000.000.000*50%) = Rp 90.000.000

Kolektibilitas II = 5% (Rp 2.000.000.000*50%) = Rp 50.000.000

Besarnya penyisihan debitur:

D: Biaya Debitur ragu Rp 140.000.000

K: Penyisihan Debitur diragukan Rp 140.000.000

Dengan demikian rekening debitur disajikan dineraca :

Debitur (pokok) Rp 20.000.000.000

Penyisihan Debitur Ragu Rp 140.000.000

Bersih Rp 19.860.000.000

C. AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK ( UNIT KARTU KREDIT )

Kartu kredit (credit card) yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
transaksi jual-beli barang dan jasa, kemudian pelunasan atas penggunaannya dapat
dilakukan sekaligus atau secara angsuran sejumlah minimum tertentu.

16
Kartu kredit merupakan alat pembayaran yang memiliki prinsip “buy now pay later”,
dimana pada saat transaksi kewajiban pemegang kartu ditalangi terlebih dahulu oleh
penerbit kartu kredit. Pemegang kartu dapat melunasi pembayaran berdasarkan waktu
yang disepakati antara pemegang kartu dan penerbit.

Kartu kredit memiliki pagu (batas tertinggi (kredit) yang dapat dipinjamkan oleh
bank kepada nasabah) tertentu yang didasarkan pada pertimbangan tertentu oleh bank.
Pemegang kartu kredit (card holder) akan diberikan kredit limit, sehingga penggunaan
kartu kredit tidak boleh melebihi limit yang telah ditetapkan oleh bank penerbit.

Kartu kredit diterbitkan kebanyakan kepada individu-individu selain kepada


perusahaan tertentu yang diwakili oleh beberapa karyawannya.

Pelunasan hutang oleh pemegang kartu kredit dapat dilakukan secara berkala. Saldo
kartu kredit yang masih outstanding atau belum dilunasi akan dikenakan bunga. Dalam hal
nasabah kartu kredit tidak mampu membayar, penerbit kartu kredit berhak untuk menarik
kembali kartu tersebut bila keadaan memaksa. Manfaat dari penerbit kartu kredit adalah
dari segi penciptaan keuntungan juga unsur promosi dari bank yang menerbitkanya,
sehingga dapat diharapkan pangsa pasar.

Mekanisme transaksi kartu kredit yaitu

Keterangan :

1. Perjanjian antara bank penerbit dengan pihak merchant (pedagang) mengenai penggunaan
kartu kredit yang diterbitkan oleh bank yang bersangkutan.

17
2. Kartu kredit disetujui dan card holder setuju dengan segala ketentuan kartu kredit yang
berlaku di bank yang bersangkutan. Card holder diberikan kartu kredit.

3. Card holder melakukan transaksi dengan merchant, misalnya membeli barang, membeli
jasa hotel, dan sebagainya. Card holder membayar kepada merchant atas pembelian
barang dan jasa dengan menunjukan kartu kredit dan menandatangani slip atau langsung
di layar.

4. Merchant menyerahkan barang atau memberikan jasa kepada card holder.

5. Merchant melakukan tagihan kepada bank.

6. Bank mengirimkan slip tagihan yang dibuat bank untuk card holder.

7. Card holder melakukan pembayaran, dapat menggunakan fasilitas ATM atau pendebetan
giro, tabungan secara langsung atau secara tunai.

8. Diskon diberikan kepada merchant.

a. Akuntansi Untuk Kartu Kredit

Mekanisme pengoprasian kartu kredit memiliki aspek control yang ketat, yang
lajimnya dilakukan validator. Melalui validator ini, penerima pembayaran kartu kredit
dapat melakukan konfirmasi kepada pusat pengolahan data untuk mendapatkan
otoritasi pembayaran. Otoritasi ini sangat diperlukan untuk menjamin credit card yang
bersangkutan karena ia akan berfungsi sebagai pengecekan keabasahan nomor kartu
dan saldo. Penggunaan kartu kredit akan berstatus decline (ditolak) apabila pagu
kredit sudah habis atau penggunaan kartu melebihi pagu kredit yang diberikan.

Akuntansi kartu kredit dibedakan untuk persetujuan pemberian kredit penarikan,


pelunasan, dan pembayaran kepada beneficiary (penerima). Pemberian kredit untuk
setiap nasabah kartu kredit bersifat bersyarat (contingent), untuk penerbit kartu kredit
diadministrasikan dalam rekening administratif yang berguna untuk tujuan kontrol
terhadap penggunaan pagu kredit yang diadministrasikan dengan komputer. Rekening
administratif harus disesuaikan bila ada penggunaan dan penyetoran kartu kredit.

Masing-masing pemegang kartu kredit memiliki satu rekening khusus yang


diadministrasikan berdasarkan nomor kartu kredit. Nomor ini akan dijadikan dasar

18
untuk tujuan evaluasi kredit, seperti lontrol terhadap pagu dan saldo outstanding yang
dilakukan dengan mekanisme komputer.

b. Penerbitan Credit Card


Contoh : apabila bank Omega – cabang Jakarta telah mengotorisasi untuk
menerbitkan credit card atas nama Tn. Santoso di pagu kredit Rp 5.000.000. suku
bunga diasumsikan 22% setahun. Pada saat penerbitan credit card akan dibukukan :
K: Rekening Administratif- Credit card yang diterbitkan Rp 5.000.000

c. Pembebanan Annual Fee


Pada saat pembebanan annual fee sebesar Rp 100.000 atas beban rekening Tn.
Santoso oleh bank Omega dibukukan :
D: Debitur credit card-Tuan Santoso Rp 100.000
K: Pendapatan Annual Fee Credit Card Rp 100.000

Pembebanan biaya annual fee ini akan mengurangi pagu kredit yang diberikan
dan akan mengakibatkan tagihan Bank Omega kepada nasabah yang bersangkutan
D: Rekening Administratif Rupiah – Credit Card yang diterbitkan Rp 100.000

d. Penggunaan Credit Card


Apabila Tn. Santoso mempergunaan credit card yang dimilikinya untuk
membeli barang ditoko SJR Rp 240.000 dan kemudian Toko SJR menyetor slip
pembelian dengan bukti lainnya dengan dipotong komisi Rp 5.000
D: Rekening Administratif Rupiah – Credit Card yang diberikan Rp 240.000
D: Debitur Credit Card – Tn. Santosa Rp 240.000
K: Giro – Rekening Toko SJR Rp 235.000
K: Pendapatan Komisi credit card Rp 5.000

e. Pembayaran Tagihan Credit Card


Apabila sebulan kemudian Tn. Santoso hendak melunasi hutangnya sebesar Rp
340.000 ditambah dengan bunga terhutang secara tunai, maka Bank Omega-jakarta
akan membukukan:
Pokok debitur = Rp 340.000
Bunga: 30/360*22%*Rp 340.000 = Rp 6.233

19
Jumlah Debitur = Rp 356.233
D: Kas Rp 346.000
K: Debitur Credit card Rp 340.000
K: Pendapatan bunga credit card Rp 5.000

D. PENANAMAN DANA BANK ( PENYERTAAN )

Salah satu kegiatan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu bank adalah
menanamnya dalam bentuk penyertaan pada perusahaan lain, khususnya pada lembaga
keuangan. Bentuk pernyertaan ini adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham
peruasahaan lain untuk tujuan inventasi jangka panjang, baik dalam rangka pendirian, ikut
serta dalam lembaga keuangan lain, penyelamatan kredit atau lainya.oleh dilakukan
kecuali pada lembaga keuangan dan penyertaan yang berasal dari penyelamatan kredit.

Penanaman dalam saham ini akan dicatat oleh bank menurut harga beli ditambah
dengan sejumlah biaya-biaya yang terjadi dalam transaksi pembelian tersebut. Seluruh
warga yang telah dibayarkan oleh suatu bank dalam rangka memiliki saham suatu
perusahaan lajimnya disebut dengan harga perolehan.

Penyertaan penanaman dalam bentuk penyertaan ini dilakukan dengan dengan dua
cara : 1. Eqity method, dan 2. Cost method. Kedua pencatatan ini akan berbeda satu sama
lain. Pemilihan cara pencatatan ini akan dipengaruhi oleh besarnya investasi atau
penyertaan yang dilakukan.

1. Perbedaan Equity method dan Cost method


a. Equity method

Apabila suatu perusahaan mempunyai investasi dalam saham dengan hak


suara pada perusahaan lain dalam jumlah yang memungkinkan perusahaan
pemodal menguasai atau mempengaruhi perusahaan lain disebut, maka equity
method akan lebih mencerminkan hubungan ekonomis antara kedua perusahaan
tersebut dibandingkan dengan cost method.

Dengan equity method, investasi dicatat sebesar harga perolehanya untuk


kemudian disebut atau dikredit dengan bagian laba atau rugi perusahaan anak
secara proposional. Deviden yang diterima dicatat mengurangi perkiraan

20
investasi yang bersangkutan. Deviden dalam bentuk saham yang diterima tidak
mempengaruhi nilai penyertaan yang bersangkutan.

Penyertaan bank pada lembaga keuangan ini dengan pangsa lebih dari 20%
serta penyertaan yang berasal dari pengalihan kredit dicatat dengan equity method.

b. Cost method

Dengan cost method, investasi dicatat sebesar harga perolehan sedangkan


deviden yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan lain-lain perkiraan investasi
jangka panjang akan dikredit dalam hal terdapat penerimaan deviden yang
merupakan pembagian keuntungan yang berasal dari laba yang ditahan dri
periode sebelum penyertaan tersebut dilakukan atau jika perusahaan anak
menderita kerugian yang sangat material yang menyebabkan penurunan aktivitas
dan rentabilitas investee.

Dalam hal deviden yang diterima dalam bentuk saham (deviden saham
tidak boleh dicatat sebagai penambahan harga perolehan penyertaan dan tidak
diakui sebagai pendapatan. Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan
pangsa saham sampai dengan 20% akan dicatat dengan cost method.

2. Penyertaan Dalam Saham


a. Contoh Cost Method
apabila bank omega membeli 1000 lembar saham PT ABC @ Rp 15.000
yang dibayarkan dengan cek giro Bank Lain, dan penyertaan tersebut
mencerminkan penyertaan Bank Omega dengan pangsa 16%. Biaya-biaya untuk
pembelian saham tersebut dikeluarkan sebesar Rp 200.000 yang dibayar tunai.
Transaksi ini akan dicatat dengan menerapkan cost method sbb:
D: Penyertaan – PT. ABC Rp 15.200.000
K: Bank-Bank Lain Giro Rp 15.000.000
K: Kas Rp 200.000
Dengan demikian ,harga perolehan perlembar saham menjadi Rp 15.200
(dari Rp 15.200.000 : 1.000) Apabila kemungkinan PT ABC membagi dividen
secara tunai sebesar Rp 1.500 untuk setiap lembar saham , maka oleh Bank
Omega akan dicatat sbb :
Besarnya penerimaan dividen = 1.000 * Rp 1.500 = Rp 1.500.000
D: Kas Rp. 1.500.000

21
K: Pendapatan lainnya Rp 1.500.000

Bila tahun depan PT. ABC membagi saham dividen (stock dividend)
sebanyak satu lembar untuk setiap lima lembar saham yang dimiliki, maka Bank
Omega akan menerima saham dividen sebesar 200 lembar ( dari 1000 : 5).
Penerimaan saham deviden ini tidak akan menambah harga perolehan penyertaan
dan tidak diakui sebagai pendapatan. Dengan demikian, banyak saham yang
dimiliki atas penyertaan Bank Omega pada Bank ABC sebanyak 1.200 lembar.
Karena harga perolehan tidak bertambah, maka nilai penyertaan perlembar saham
pada Bank ABC akan menjadi Rp 12. 667 ( dari 15.200 : 1.200) bukan lagi Rp
15.200 per lembar harga perolehan semula. Jadi saham dividen tidak akan
menambah harga perolehan saham melainkan akan menurunkan harga perlembar
saham.
b. Contoh Equity Method
Apabila Bank Omega membeli saham PT Bank XYZ sebanyak 2.000
lembar yang mencerminkan pangsa sebesar 35% yang dibayar sebesar @ Rp
18.000 tunai ditambah dengan biaya perantara Rp 350.000. Transaksi ini akan
dicatat dengan jurnal sbb:
D: Penyertaan – Bank XYZ Rp 36.350.000

K: Kas Rp 36.350.000

Apabila dikemudian pada akhir tahun PT Bank XYZ mengumumkan laba


sebesar Rp 210.000.000,- maka oleh Bank Omega akan dicatat sbb:
Bagian laba = 35% * Rp 210.000.000 = Rp 73.500.000
D: Penyertaan – Bank XYZ Rp 73.500.000
K: Pendapatan lainnya Rp 73.500.000
Apabila sebulan kemudian Bank XYZ membagi dividen tunai sebesar Rp
3.000 untuk setiap lembar saham, maka oleh Bank Omega akan dicatat sbb:
D: Kas Rp 12.000.000
K: Penyertaan – Bank XYZ Rp 12.000.000

22
Apabila tahun depan Bank XYZ membagi saham dividen , maka tidak akan
dicatat sebagai pengurang nilai penyertaan tetapi akan memperkecil nilai
penyertaan persaham seperti cost method.
Apabila pada tahun selanjutnya Bank XYZ menderita kerugian sebesar Rp
120.000.000, maka oleh Bank Omega akan dcatat sbb:
D: Beban kerugian lainnya Rp 42.000.000
K: Penyertaan – PT Bank XYZ Rp 42.000.000

Dengan demikian, menurut equity methid rekening penyertaan akan


mengalami perubahan setiap kali anak perusahaan mendapatkan keuntungan atau
menderita kerugian. Harga perolehan dari penyertaan sudah tidak menyajikan
jumlah yang sebenarnya.

E. PENANAMAN DANA BANK (EKSPOR-IMPOR)


Kegiatan ekspor-impor adalah kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa dari
satu negara ke negara yang lain, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dan atau
jasa dari daerah Indonesia ke daerah negara lain.

Bank merupakan institusi keuangan yang paling penting dalam perdagangan


internasional. Perdagangan Internasional terjadi karena adanya suatu kebutuhan oleh suatu
bangsa akan suatu barang dan atau jasa yang di produksi dari bangsa lain. Transaksi
Internasional dapat terjadi apabila terdapat hubungan koresponden antara bank di dalam
negeri dengan bank di luar negri dan adanya rekening pada bank di luar negri. Perdagangan
internasional memiliki karakter khusus yang lebih rumit jika dibandingkan dengan
perdagangan di dalam negeri karena menyangkut Negara, jarak, bahasa, mata uang dan
ketentuan yang berbeda antar Negara.

Bank Ekspor Impor Indonesia (disingkat Bank Exim) adalah


sebuah bank pemerintah yang pernah ada di Indonesia. Spesialisasinya adalah dalam
bidang pembiayaan perdagangan. Bank ini dimerger dengan tiga bank lainnya (Bank Bumi
Daya, Bank Dagang Negara, dan Bank Pembangunan Indonesia) pada
Juli 1999 menjadi Bank Mandiri.

Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.
Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1824[1] dan

23
mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia
menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada
tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara
Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua
unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang
akhirnya menjadi Bank Exim, bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan
impor.

Bank Ekspor Impor Indonesia telah lama dikenal nasabah dan masyarakat umum
dengan nama BankExim. Sehubungan dengan hal tersebut dan memperhatikan
perkembangan Bank Ekspor Impor Indonesia, serta untuk kepentingan publikasi dalam
menciptakan citra korporasi pada masyarakat, maka sejak awal tahun 1990, manajemen
secara resmi telah menggunakan nama BankExim sebagai akronim.

Pada awalnya aktivitas BankExim adalah pembiayaan produksi dan pemasaran


komoditas ekspor. Tetapi setelah dua dekade BankExim berkembang dan memperluas
aktivitasnya meliputi perbankan ritel, pinjaman usaha (corporate lending), investasi, dan
kegiatan perbankan internasional (international operations). BankExim menyediakan
produk-produk jasa dibidang keuangan yang mencakup skala bisnis kecil, sedang dan
besar dalam berbagai macam sektor di bidang ekonomi, khususnya yang mendukung
kegiatan ekspor.[9]

Belakangan, bersama Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, dan Bank
Pembangunan Indonesia, bank ini digabung menjadi Bank Mandiri pada 2 Oktober 1998.[2]

1. Bank Dagang Negara adalah sebuah bank pemerintah yang pernah ada
di Indonesia dan merupakan salah satu bank tertua di Indonesia. Bank ini
dimerger dengan tiga bank lainnya pada Juli 1999 untuk membentuk Bank Mandiri.
Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto
Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada
tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun
1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara,
sebuah bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan. Menara
milik Bank Dagang Negara sekarang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri

24
2. Bank Bumi Daya adalah sebuah bank pemerintah yang pernah ada di Indonesia. Bank
ini bergabung dengan tiga bank lainnya pada Juli 1999 untuk membentuk Bank
Mandiri.
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi
Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya
adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak
untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara
digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank
Negara Indonesia Unit IV. Tiga tahun kemudian, Unit IV tersebut dipecah menjadi
bank independen bernama Bank Bumi Daya.
3. Bank Pembangunan Indonesia (disingkat Bapindo) adalah sebuah bank pemerintah
yang pernah ada di Indonesia. Bank ini dimerger dengan tiga bank lainnya pada
Juli 1999 untuk membentuk Bank Mandiri.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri
Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank
Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu,
khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank
milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo.
Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional
melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor
manufaktur, transportasi dan pariwisata.[1]

Pada tahun 1966, Bapindo berperan sebagai Bank Umum sektor Negara yang
menerima simpanan giro dan deposito serta memberikan kredit jangka pendek,
khususnya untuk sektor negara. Proyek-proyek yang diurus Bapindo diantaranya
pemintalan benang di Cilacap, pabrik gelas dan botol di Surabaya, pabrik kertas di
Blabag (Jawa Tengah), dan pembangunan Hotel Indonesia (HI) di Jakarta.[2] Bank
Bapindo juga terkenal akibat kredit macet Eddy Tansil yang diperkirakan merugikan
negara hingga 1,3 triliun rupiah

Perdagangan Internasional terjadi karena adanya suatu kebutuhan oleh suatu bangsa
akan suatu barang dan atau jasa yang di produksi dari bangsa lain. Tukar-menukar barang
ini menjadi lebih mudah karena adanya transportasi dan komunikasi yang semakin baik
untuk mendapatkan manfaat dari adanya transaksi Internasional.

25
Dari segi perbankan, transaksi Internasional dapat terjadi apabila terdapat hubungan
koresponden antara bank di dalam negeri dengan bank di luar negri dan adanya rekening
pada bank di luar negri. Bila bank dalam negri mempunyai rekening di luar negri, maka
rekening tersebut disebut Rekening Nostro. Dan apabila bank luar negri mempunyai
rekening di dalam negri, maka rekening tersebut disebut Rekening Vostro. Biasanya bank
dalam negri akan membuka rekening Nostro pada suatu negara yang nilai mata uangnya
kuat dan mata uang tersebut termasuk mata uang yang diperjual belikan di dalam negri.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya resiko foreign exchange. dan bank luar
negri akan membuka rekening vostro dalam nilai rupiah. Peranan bank dalam perdagangan
Internasional adalah:

1) sebagai penjamin pembayaran (bank akan menjamin kepada eksportir untuk


melakukan pembayaran apabila eksportir dapat melengkapi dokumen sesuai dengan
persyaratan L/C)
2) penghubung antara eksportir dan importir (bank akan menjembatani kepentingan
eksportir dan importir, sebab syarat2 yang tercantum dalam L/C adalah pencerminan
dari sales kontrak antara penjual dan pembeli.
3) sumber informasi bagi importir dan eksportir (bagi improtir dan eksportir dapat
mencari informasi tentang ekspor impor pada bank yang ada di negaranya).
4) sebagai financier (sebagai pihak yang akan membiayai perdagangan antara importir
dan eksportir).

Kesepakatan antara eksportir dan importir, dituangkan dalam Sales Kontrak. Sales
kontrak ini terdiri dari:
1) Terms of Goods (jenis barang, tipe barang, spesifikasi barang, keaslian barang, asal
barang, jumlah dan kualitas barang, dan harga barang)
2) Terms of Delivery (port of loading dan port destination, partial shipment
diperbolehkan atau tidak, transhipment diperbolehkan atau tidak)
3) Terms of Payment (advance payment, open account, collection, consignment, barter,
red clause, sight L/C, dan usance L/C)
4) Terms of Document (dokumen finansial=> draft, wessel dan dokumen
komersial=>invoice, transport dokumen, certificate of insurance, certificate of
origin,packing list, weight list )

26
Credit line merupakan batas maksimum nilai transaksi yang diberikan oleh suatu
bank terhadap bank korespondennya, dengan pertimbangan:
1) kinerja bank koresponden tersebut
2) rangking dan rating bank koresponden tersebut secara internasional
3) country risk dari bank koresponden tersebut
4) volume dan prospek bisnis yang dilakukan dengan bank koresponden tersebut
berdasar azas resiprositas.
5) credit line yang ditetapkan terhadap bank koresponden terbagi atas:
a) commercial line,
b) money market line
c) foreign exchange line

27

Anda mungkin juga menyukai